daftar isi lembar pernyataan abstraksi daftar isi bab...

93
DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN................................................................................ i ABSTRAKSI…………………………………………………………………... ii KATA PENGANTAR........................................................................................ iii DAFTAR ISI…………………………………………………………………… vi BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………... 1 A. Latar Belakang Masalah…………………………………………. 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………………. 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………………... 5 D. Metodologi Penelitian……………………………………………. 5 E. Tinjauan Pustaka…………………………………………………. 8 F. Sistematika Penulisan……………………………………………. 9 BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………….. 10 A. Penerapan………………………………………………………… 10 B. Metode Bimbingan…………………………………….................. 10 1. Pengertian Metode…………………………………………… 10 2. Pengertian Bimbingan……………………………………….. 12 3. Tujuan dan Fungsi Bimbingan………………………………..14 4. Bentuk-bentuk Bimbingan…………………………………… 16 C. Pemahaman Tentang Menghafal Al-Qur’an……………………... 17 vi

Upload: others

Post on 18-Jan-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN................................................................................ i

ABSTRAKSI…………………………………………………………………... ii

KATA PENGANTAR........................................................................................ iii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………… vi

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………... 1

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………………. 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………………... 5

D. Metodologi Penelitian……………………………………………. 5

E. Tinjauan Pustaka…………………………………………………. 8

F. Sistematika Penulisan……………………………………………. 9

BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………….. 10

A. Penerapan………………………………………………………… 10

B. Metode Bimbingan…………………………………….................. 10

1. Pengertian Metode…………………………………………… 10

2. Pengertian Bimbingan……………………………………….. 12

3. Tujuan dan Fungsi Bimbingan………………………………..14

4. Bentuk-bentuk Bimbingan…………………………………… 16

C. Pemahaman Tentang Menghafal Al-Qur’an……………………... 17

vi

Page 2: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

2

BAB III GAMBARAN UMUM PANTI SOSIAL ASUHAN RABBANI… 28

A. Sejarah Berdirinya………………………………………………. 28

B. Visi dan Misi…………………………………………………….. 29

C. Program Kegiatan dan Tujuannya………………………………. 30

D. Struktur Organisasi………………………………………………. 35

E. Gambaran Umum Subyek………………………………………... 37

BAB IV PENERAPAN METODE BIMBINGAN DALAM MENINGKAT-

KAN KEMAMPUAN MENGHAFAL AL-QUR’AN BAGI ANAK-

ANAK USIA 8-15 TAHUN................................................................. 38

A. Identifikasi Subyek……………………………………………….. 38

B. Penerapan Metode Bimbingan Dalam Meningkatkan Kemampuan

Menghafal Al-Qur’an Bagi Anak-anak Usia 8-15 Tahun………... 48

C. Analisis Penerapan Metode Bimbingan Dalam Meningkatkan

Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Bagi Anak-anak Usia 8-15

Tahun……………………………………………………………... 57

BAB V PENUTUP…………………………………………………………… 60

A. Kesimpulan……………………………………………………….. 60

B. Saran……………………………………………………………… 61

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 62

LAMPIRAN

vii

Page 3: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

3

ABSTRAKSI Ruslan Habibi Judul Skripsi: Penerapan Metode Bimbingan Dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Bagi Anak-anak Usia 8-15 Tahun Di Panti Sosial Asuhan Rabbani Parung Bogor.

Menghafal merupakan suatu kegiatan yang mengikut sertakan aktivitas ingatan di dalamnya. Menurut pakar Psikologi Anak, ingatan anak pada usia 8-15 tahun ini mencapai intensitas paling besar dan paling kuat. Daya menghafal dan daya memorisasi (sama dengan sengaja memasukkan dan melekatkan pengetahuan dalam ingatan) adalah paling kuat, dan anak mampu memuat jumlah materi ingatan paling banyak. Walaupun anak-anak belum dapat memahami al-Qur’an seutuhnya, namun banyak manfaat yang diperoleh dengan menghafal al-Qur’an sedari kecil. Yusuf Qardhawi menyatakan, “kami telah menghafal al-Qur’an dan menyimpannya dalam hati semenjak kanak-kanak itu, kemudian Allah SWT memberikan manfaat kepada kami saat dewasa.

Sedangkan fenomena yang ada di masyarakat saat ini bahwa sudah banyak berdiri sekolah-sekolah Islam, lembaga atau instansi-instansi lainnya, yang mana menerapkan metode bimbingan dalam meningkatkan kemampuan menghafal al-Qur’an, dan ini juga merupakan salah satu bagian dari kurikulum sekolah, lembaga dan instansi. Salah satu tujuan agar anak-anak lebih giat membaca al-Qur’an, selain itu juga bertujuan untuk menambah wawasan atau khazanah kepustakaan, khususnya spesifikasi ke-al-Qur’an-an. Lebih dari itu, tentunya akan memberikan inspirasi dan alternatif kepada para peminat menghafal al-Qur’an untuk mencari cara terbaik yang akan dilaksanakannya dalam proses menghafal al-Qur’an. Maka atas dasar itulah, penulis tertarik untuk membahas persoalan ini secara mendalam, dalam bentuk skripsi yang berjudul: Penerapan metode bimbingan dalam meningkatkan kemampuan menghafal al-Qur’an bagi anak-anak usia 8-15 tahun di Panti Sosial Asuhan Rabbani Parung Bogor.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan metode bimbingan dalam meningkatkan kemampuan menghafal al-Qur’an bagi anak-anak usia 8-15 tahun. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Kemudian untuk memperoleh dan mengumpulkan data, penulis menggunakan instrument penelitian observasi, wawancara dan kepustakaan. Selanjutnya, yang menjadi subyek penelitian ini adalah 1 orang pimpinan, 1 orang pembimbing dan 5 orang anak panti.

Dari hasil penelitian tersebut, dalam meningkatkan kemampuan menghafal al-Qur’an bagi anak-anak usia 8-15 tahun, panti sosial asuhan rabbani menerapkan dua metode bimbingan, yaitu metode bimbingan kelompok dan individual dengan melalui kegiatan kelompok seperti training dakwah, tahfidz dan takrir al-Qur’an, dan belajar kelompok.

ii

Page 4: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

4

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul Penerapan Metode Bimbingan Dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Bagi Anak-anak Usia 8-15 Tahun Di Panti Sosial Asuhan Rabbani Parung Bogor telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 27 Agustus 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos. I) pada program studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

Jakarta, 27 Agustus 2008

Sidang Munaqasyah

Ketua Sekretaris

Dr. Murodi, MA. Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M. Ag. NIP : 150254102 NIP : 150299324

Anggota

Penguji I Penguji II

Drs. M. Lutfi, MA. Dra. Nasichah, MA. NIP : 150268782 NIP : 150276298

Pembimbing

Dra. Hj. Elidar Husein, MA. NIP : 150102402

Page 5: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an merupakan firman Allah SWT yang berupa wahyu disampaikan

oleh Jibril kepada Nabi Muhammad Saw. Di dalamnya terkandung ajaran pokok

yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan. Fungsinya

bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka ke jalan yang benar demi

memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Jadi, al-Qur’an merupakan pedoman

yang tepat bagi umat manusia dalam manjalani kehidupan di dunia yang fana ini

agar mereka tidak salah kaprah, dan mengakibatkan kefatalan, baik terhadap diri

maupun keluarga dan masyarakat.

Al-Qur’an adalah jamuan Tuhan, demikian bunyi sebuah hadits. “Rugilah

orang yang tidak menghadiri jamuan-Nya, dan lebih rugi lagi yang hadir tetapi

tidak menyantapnya”.1

Kitab suci al-Qur’an memiliki keistimewaan yang dapat dibedakan dengan

kitab-kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT sebelumnya. Al-Qur’an yang

secara harfiah berarti “bacaan sempurna” merupakan suatu nama pilihan Allah

SWT yang sungguh tepat, karena tiada suatu bacaan pun sejak manusia mengenal

tulis baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi Al-Qur’an Al-Karim,

bacaan sempurna lagi mulia itu.2

1 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung : Mizan, 1997), Cet. Ke-17, h.

5. 2 Ibid., Wawasan Al-Qur’an, (Bandung : Mizan, 1998), Cet. Ke-8, h. 3.

1

Page 6: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

6

Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam, memuat begitu banyak segi

kehidupan. Begitu banyak hal yang tercakup dalam ayat-ayatnya, baik yang

tersirat maupun yang tersurat, dari pra hidup kemanusiaan sampai menerobos ke

berbagai bidang ilmu pengetahuan. Berbagai macam ilmu pengetahuan disinyalir

banyak terkandung dalam al-Qur’an; psikologi, sosiologi, seksologi, antropologi,

biologi, sejarah, botani, humaniora dan astronomi, adalah sebagian kecil ilmu

yang disinggung dalam al-Qur’an. Bahkan dalam “Al-Qur’an Sumber Ilmu

Pengetahuan” Fazlur Rahman merincinya sampai 27 bidang ilmu.

Sedangkan Quraish Shihab dalam bukunya Wawasan Al-Qur’an

memaparkan salah satu tujuan al-Qur’an diturunkan yaitu untuk memaparkan

peranan ilmu dan teknologi, guna menciptakan satu peradaban yang sejalan

dengan jati diri manusia, dengan pemaduan dan paduan Nur Ilahi.3

Al-Qur’an merupakan dasar ideal dari pendidikan Islam, isinya sangat luas

dan dalam, yang semuanya itu mengarah pada peningkatan kehidupan manusia ke

tingkat yang lebih baik dan sempurna. Dengan kata lain semua ajaran Islam yang

terkandung dalam al-Qur’an pada akhirnya mengarahkan supaya mendekatkan

diri kepada Allah SWT, dengan cara berbagai aktifitas yang berguna bagi

kehidupan umat manusia pada umumnya.

menghafal merupakan suatu kegiatan yang mengikut sertakan aktivitas

ingatan di dalamnya. Menurut pakar Psikologi Anak, ingatan anak pada usia 8-15

tahun ini mencapai intensitas paling besar dan paling kuat. Daya menghafal dan

daya memorisasi (sama dengan sengaja memasukkan dan melekatkan

3 Ibid., h. 13.

Page 7: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

7

pengetahuan dalam ingatan) adalah paling kuat. Dan anak mampu memuat jumlah

materi ingatan paling banyak.4

Walaupun anak-anak belum dapat memahami al-Qur’an seutuhnya, namun

banyak manfaat yang diperoleh dengan menghafal al-Qur’an sedari kecil. Yusuf

Qardhawi menyatakan, “kami telah menghafal al-Qur’an dan menyimpannya

dalam hati semenjak kanak-kanak itu, kemudian Allah SWT memberikan manfaat

kepada kami saat dewasa”.5

Sedangkan fenomena yang ada di masyarakat saat ini bahwa sudah banyak

berdiri sekolah-sekolah Islam, lembaga atau instansi-instansi lainnya, yang mana

menerapkan metode bimbingan dalam meningkatkan kemampuan menghafal al-

Qur’an, dan ini juga merupakan salah satu bagian dari kurikulum sekolah,

lembaga dan instansi. Salah satu tujuan agar anak-anak lebih giat membaca al-

Qur’an, selain itu juga bertujuan untuk menambah wawasan atau khazanah

kepustakaan, khususnya spesifikasi ke-al-Qur’an-an. Lebih dari itu, tentunya akan

memberikan inspirasi dan alternatif kepada para peminat penghafal al-Qur’an

untuk mencari cara terbaik yang akan dilaksanakannya dalam proses menghafal

al-Qur’an.

Maka atas dasar itulah, penulis tertarik untuk membahas persoalan ini

secara mendalam, dalam bentuk skripsi yang berjudul: “Penerapan Metode

Bimbingan Dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Bagi Anak-

4 Kartini Kartono, Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan), (Bandung : CV. Mandar

Maju, 1990), Cet. Ke-4, h. 138. 5 Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur’an, (Jakarta : Gema Insani Press, 2001),

Cet. Ke-3, h. 189.

Page 8: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

8

anak Usia 8-15 Tahun Di Panti Sosial Asuhan Rabbani Parung Bogor. Dengan

alasan sebagai berikut:

1. Usia 8-15 tahun adalah usia yang sangat produktif untuk menghafal al-Qur’an.

2. Menghafal al-Qur’an, bagi anak sangat menunjang mereka untuk berinteraksi

dengan al-Qur’an sejak dini dan setiap hari.

3. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan menghafal al-Qur’an sejak dini.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan pembahasan dalam skiripsi ini, maka penulis

perlu memberikan batasan-batasan yang ditentukan sebelumnya. Untuk

itu, penulis hanya akan membatasi pada penerapan metode bimbingan

dalam meningkatkan kemampuan menghafal al-Qur’an bagi anak-anak

usia 8-15 tahun di Panti Sosial Asuhan Rabbani Parung Bogor.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis dapat

merumuskan masalah yang akan menjadi acuan dalam penelitian ini yaitu:

Bagaimana penerapan metode bimbingan di Panti Sosial Asuhan Rabbani

Parung Bogor dalam meningkatkan kemampuan menghafal al-Qur’an

bagi anak-anak usia 8-15 tahun?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Page 9: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

9

Tujuan dari penelitian ini yaitu penulis ingin mengetahui

bagaimana penerapan metode bimbingan di Panti Sosial Asuhan Rabbani

dalam meningkatkan kemampuan menghafal al-Qur’an bagi anak-anak

usia 8-15 tahun.

2. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka manfaat dari

penelitian ini adalah:

a. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan informasi atau masukan

bagi penulis khususnya, dan instansi terkait atau masyarakat yang

berkepentingan dalam meningkatkan kemampuan menghafal al-

Qur’an.

b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi

pihak Panti Sosial Asuhan Rabbani yang bersangkutan dalam

aktivitasnya untuk lebih memberdayakan dan meningkatkan

kemampuan menghafal al-Qur’an.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan bagian yang sangat penting dan

sangat menentukan sukses tidaknya suatu penelitian. Karena metode

penelitian adalah cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data

di dalam penelitiannya. Di lihat dari segi permasalahannya yaitu untuk

mengetahui penerapan metode bimbingan dalam meningkatkan

Page 10: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

10

kemampuan menghafal al-Qur’an bagi anak-anak usia 8-15 tahun, maka

penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif yang menghasilkan data

deskriptif. Menurut Taylor, seperti yang dikutip Lexy. J. Moleong

menyebutkan, penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati.6

Adapun yang dimaksud dengan deskriptif adalah data yang

dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka.7

2. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah mereka yang

bertugas dalam pembinaan agama, yang terdiri dari 1 orang pimpinan, 1

orang pembina, dan 5 orang anak panti, karena dengan pertimbangan

peneliti mereka adalah orang yang dianggap paling tahu tentang apa yang

peneliti harapkan, sehingga akan memudahkan peneliti untuk menjelajahi

obyek atau situasi sosial yang diteliti.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Asuhan Rabbani Jl. Raya

Parung Gn. Sindur No. 27 Tulang Kuning Waru Parung Bogor 16330 Jawa

Barat. Adapun waktu penelitian, dilaksanakan mulai dari tanggal 03 April-

30 Juni 2008.

6 Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-1, h. 10.

7 Ibid., h. 11.

Page 11: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

11

4. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data yaitu data

primer dan data skunder. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung

dari informan berupa catatan tertulis dari hasil wawancara. Sedangkan data

skunder yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang

didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain.

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh dan mengumpulkan data, maka penulis

menggunakan instrumen penelitian sebagai berikut:

a. Observasi, yaitu peneliti mengamati langsung terhadap objek

penelitian, yaitu Panti Sosial Asuhan Rabbani kemudian mencatat

kejadian sebagaimana yang terjadi sebenarnya.

b. Wawancara, yaitu peneliti mengumpulkan data dengan pengajuan

pertanyaan secara lisan kepada pimpinan, pembina, dan anak-anak

yang berada di Panti Sosial Asuhan Rabbani.

c. Kepustakaan, yaitu peneliti mengumpulkan bahan-bahan yang

bersumber dari buku atau sumber lainnya yang berhubungan dengan

skripsi ini.

6. Teknik Pencatatan Data

Teknik pencatatan data menggunakan catatan lapangan, yang berisi

peristiwa-peristiwa selama observasi berlangsung dengan menggunakan

bahasa objektif. Alat Bantu yang digunakan dalam pencatatan data berupa

Page 12: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

12

alat tulis, seperti buku memo dan pulpen, tape recorder, beserta kaset dan

baterai, dan peneliti juga menggunakan camera digital.

7. Teknik Analisa Data

Yang dimaksud dengan teknik analisa data yaitu proses

penyederhanaan data ke dalam bentuk lebih mudah dibaca dan

diinterpretasikan.8 Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisa non

statistik, yaitu mengambil keputusan atau kesimpulan-kesimpulan yang

benar melalui proses pengumpulan, penyusunan, penyajian, dan

penganalisaan data hasil penelitian yang berwujud kata-kata.

8. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan yang digunakan berpedoman pada buku

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi), yang

disusun oleh TIM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA,

diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development And Assu

rance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2007, Cetakan ke-2.

E. Tinjauan Pustaka

Mengenai metode bimbingan dalam menghafal al-Qur’an, penulis

mengacu pada buku karangan Drs. W. Ahsin Al-Hafidz yang berjudul

“Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an” dan Kartini Kartono dengan judul

“Psikologi Anak (Perkembangan Anak), dan buku yang berjudul Pedoman

Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama karangan M. Arifin.

8 Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metodologi Penelitian Survey, (Jakarta : Lp3ES,

1995), h. 263.

Page 13: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

13

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan, maka penulis membagi pembahasan

skripsi ini menjadi lima bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN berisi tentang latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan

sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI meliputi tentang penerapan, pengertian

metode bimbingan, dan pemahaman tentang menghafal Al-

Qur’an.

BAB III : GAMBARAN UMUM PANTI SOSIAL ASUHAN

RABBANI meliputi sejarah berdirinya, visi dan misi, program

kegiatan dan tujuannya, tentang struktur organisasi dan gambaran

umum subyek.

BAB IV : PENERAPAN METODE BIMBINGAN DALAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL AL-

QUR’AN BAGI ANAK-ANAK USIA 8-15 TAHUN terdiri

dari Identifikasi subyek, penerapan metode bimbingan dalam

meningkatkan kemampuan menghafal al-Qur’an bagi anak-anak

usia 8-15 tahun, dan analisis penerapan metode bimbingan dalam

meningkatkan kemampuan menghafal al-Qur’an bagi anak-anak

usia 8-15 tahun.

BAB V : PENUTUP terdiri dari kesimpulan dan saran.

Page 14: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penerapan

Penerapan adalah kemampuan menggunakan atau menafsirkan suatu

bahan yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru atau situasi yang konkrit seperti

menerapkan suatu dalil, metode, konsep, prinsip atau teori.9

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, penerapan adalah proses, cara,

perbuatan untuk menerapkan suatu hal.10 Sumber lain menyebutkan bahwa

penerapan adalah menggunakan ilmu yang kita miliki untuk mengatasi suatu

masalah yang timbul. Artinya, memanfaatkan ilmu yang telah diperoleh untuk

membuat suatu solusi pada sebuah masalah.11

B. Metode Bimbingan

1. Metode

Berbicara mengenai metode, menurut bahasa Yunani diambil dari kata

methodos yang mengandung arti cara atau jalan.12 Sedangkan metode dalam

bahasa Arab kata metode disebut thariqat dan manhaj.13 Sumber lain

menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Jerman methodica, artinya ajaran

9 Muhammad Ali, “Penerapan Metode Unres Tricted dalam Tata Boga”, artikel diakses

pada 17 September 2008 http://digilib.upi.edu/pasca/submittid/etd-0524107-102147/unrestricted/BAB_I.pdf.

10 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-3, h. 491.

11 Socrates, Menepis Impian, (Yogyakarta : Media Abadi, 1994), Jilid 2, hal. 89. 12 Koencaraningrat, Ed., Metodologi Penelitian Ilmiah, (Jakarta : Gramedia, 1997), h. 16. 13 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1986), Cet.

Ke-9, h. 649.

Page 15: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

15

tentang metode. Metode berarti cara yang telah diatur dan melalui proses

pemikiran untuk mencapai suatu maksud.14

Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode diartikan

sebagai cara teratur untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai

dengan yang dikehendaki, atau dapat juga diartikan sebagai cara kerja yang

bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan

yang dikehendaki.15

Selanjutnya, menurut M. Arifin metode secara harfiah adalah jalan yang

harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Namun pengertian hakiki dari metode

adalah segala sasaran yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.16

Menurut Arif Burhan, metode adalah menunjukkan pada proses, prinsip

serta prosedur yang kita gunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawaban

atas masalah tersebut.17

Melalui beberapa pengertian di atas, dapat dipahami bahwa metode adalah

suatu cara yang dilakukan dalam melaksanakan proses pembinaan agar tujuan

yang dicapai dapat terlaksana dengan baik.

14 M. Munir., Metode Dakwah, (Jakarta : Kencana, 2006), Cet. Ke-2, h. 6. 15 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-3,

h. 415. 16 M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta : PT.

Golden Terayon Press, 1998), Cet. Ke-6, h. 43. 17 Arif Burhan, Pengantar Metode Kualitatif, (Surabaya : Usaha Nasional, 1992), h. 17.

Page 16: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

16

2. Pengertian Bimbingan

Bimbingan merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia.

Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya sering

menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti

Berdasarkan kenyataan bahwa manusia itu tidak sama satu dengan yang

lainnya, baik dalam sifat-sifatnya maupun dalam kemampuannya, maka diantara

manusia ada yang sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan orang lain, tetapi

tidak sedikit manusia yang tidak sanggup mengatasi persoalannya jika tidak

dibantu oleh orang lain. Oleh karena itu, bimbingan sangat diperlukan.

Contohnya, dalam hal menghafal al-Qur’an. Orang yang belum mampu menghafal

al-Qur’an, maka perlu adanya bimbingan agar orang tersebut dapat menghafal al-

Qur’an dengan baik, yang mana menghafal al-Qur’an itu amat diperlukan oleh

setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan agar dapat melaksanakan shalat

dengan baik.

Secara etimologi kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata

“Guidance” berasal dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti

“menunjukkan, membimbing, menuntun ataupun membantu”.18

Guidance dikaitkan dengan asal kata guide, yang diartikan sebagai

“menunjukkan jalan (showing the way); memimpin (leading); menuntun

(conducting); memberikan petunjuk (giving instruction); mengatur (regulating);

mengarahkan (governing); memberikan nasehat (giving advice)”.

18 Hallen A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Ciputat Press, 2002), Cet. Ke-1, h. 3.

Page 17: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

17

Kalau istilah bimbingan dalam bahasa Indonesia diberi arti yang selaras

dengan arti-arti yang disebutkan di atas, akan muncul dua pengertian yang agak

mendasar, yaitu:

a. Memberikan informasi, yaitu menyajikan pengetahuan yang dapat

digunakan untuk mengambil suatu keputusan, atau memberitahukan

sesuatu sambil memberikan nasehat.

b. Mengarahkan, menuntun ke suatu jalan. Tujuan itu mungkin hanya

diketahui oleh pihak yang mengarahkan; mungkin perlu diketahui oleh

kedua belah pihak.19

Untuk memperoleh pengertian yang lebih jelas, berikut ini dikutip

beberapa definisi. Menurut Arthur J. Jhones yang dikutip Dewa Ketut Sukardi

menyebutkan: “ bimbingan ialah bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada

orang lainnya dalam menetapkan pilihan dan penyesuaian diri, serta di dalam

memecahkan masalah-masalah. Bimbingan bertujuan membantu penerimaan

secara bebas dan mampu bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri”.20

Sedangkan Djumhur dan Moh. Surya memberikan pengertian tentang

bimbingan sebagai proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman

dan pengarahan dari pembimbing untuk melakukan penyesuaian diri secara

maksimal kepada sekolah, keluarga serta masyarakat. Dan dalam “year book of

education” Djumhur dan Moh. Surya juga mengemukakan bahwa bimbingan

adalah: “suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk

19 Winkel dan Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Yogyakarta

: Media Abadi, 2004), Cet. Ke-3, h. 27. 20 Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : PT. Bina Aksara, 1988), h.

8.

Page 18: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

18

menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan

pribadi dan kemanfaatan sosial”.21

Adapun menurut Crow & crow (1960), seperti yang dikutip Prayitno dan

Erman Amti, bimbingan adalah “bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki

atau perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan

baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan

hidupnya sendiri dan menanggung bebannya sendiri”.22

Dengan demikian, dari beberapa pengertian di atas maka dapat dipahami

bahwa bimbingan ialah bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain

dalam usaha untuk mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya dan

menjadi lebih mampu untuk menghadapi masalah yang akan dihadapi kelak,

sehingga tercapainya kesejahteraan atau kebahagiaan dalam hidupnya.

3. Tujuan dan Fungsi Bimbingan

a. Tujuan Bimbingan

Setelah mengetahui pengertian bimbingan yang ditinjau secara umum,

bahwa sangatlah tepat bila bimbingan diselenggarakan di lembaga pendidikan,

baik formal maupun non formal. Mengingat masalah itu meliputi pada diri

setiap orang, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Manusia di manapun

dia berada akan selalu menghadapi masalah oleh karena itu manusia

memerlukan bantuan untuk mengatasi masalahnya. Dengan selalu berdoa,

berusaha dan juga selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT, akan timbul

21 Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan Penyuluhan di Sekolah “Cevidance and

Conseling” (Bandung : CV. Ilmu, 1985), h. 26. 22 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Rineka

Cipta, 2004), Cet. Ke-2, h. 94.

Page 19: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

19

keyakinan bahwa pertolongan-Nya akan senantiasa siap untuk dianugrahkan

kepada siapa saja yang dekat dengan-Nya. Orang-orang tersebut akan

menghadapi masalah dengan tenang dan pikiran yang jernih.

Adapun tujuan bimbingan menurut Aunur Rahim Faqih adalah sebagai

berikut:

1. Membantu individu agar tidak menghadapi masalah, maksudnya

pembimbing berusaha membantu mencegah jangan sampai

individu menghadapi atau menemui masalah. Dengan kata lain

membantu individu mencegah timbulnya masalah bagi dirinya.

2. Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya.

3. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan

kondisi yang baik atau yang telah baik tetap menjadi baik, sehingga

tidak menjadi masalah bagi dirinya dan orang lain.23

b. Fungsi Bimbingan

Bimbingan berfungsi mengarahkan individu agar terhindar dari

masalah dan berusaha mengembalikan kondisinya menjadi lebih baik.

Bila dilihat dari tujuannya maka fungsi bimbingan menurut Aunur

Rahim Faqih adalah sebagai berikut:

1) Fungsi Preventif, yakni membantu individu menjaga atau

mencegah timbulnya masalah bagi dirinya.

2) Fungsi Kuratif, yakni membantu individu memecahkan masalah

yang sedang dihadapi atau dialaminya.

3) Fungsi Preservatif, yakni membantu individu menjaga agar situasi

yang semula tak baik (mengandung masalah) menjadi baik dan

kebaikan itu bertahan lama (in state of good).

23 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta : UII Press,

2001), h. 36.

Page 20: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

20

4) Fungsi Pengembangan, yakni membantu individu memelihara dan

mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik. Sehinga tidak

memungkinkannya menjadi sebab munculnya masalah baginya.24

4. Bentuk-bentuk Bimbingan

a. Bimbingan Kelompok (group guidance)

Bimbingan kelompok adalah cara pengungkapan jiwa/batin serta

pembinaannya melalui kegiatan kelompok seperti ceramah, diskusi, seminar,

simposium, atau dinamika kelompok (group dinamics), dan sebagainya.25

Bimbingan kelompok ini dipergunakan untuk membantu anak atau

sekelompok anak dalam memecahkan masalah-masalahnya dengan melalui

kegiatan kelompok. Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk membantu

seorang individu yang menghadapi masalah dengan menempatkannya dalam

suatu kehidupan kelompok.26

b. Penyuluhan Individual (individual counseling)

Dalam bimbingan ini dilakukan dengan hubungan yang bersifat face to

face relationship (hubungan empat mata) yang dilaksanakan dengan

wawancara antara pembimbing dengan anak asuh. Masalah yang dipecahkan

melalui teknik/bimbingan counseling ini ialah masalah-masalah yang sifatnya

pribadi. Pada umumnya ada tiga teknik khusus dalam counseling yaitu:

24 Ibid., h. 37. 25 H. M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta : PT.

Golden Terayon, 1982), Cet. Ke-1, h. 45. 26 Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV.

Ilmu, 1985), h. 32.

Page 21: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

21

1) Directive Counseling, yaitu teknik counseling di mana yang paling

berperan ialah counselor, counselor berusaha menyerahkan counselee

sesuai dengan masalahnya.

2) Non Directive Counseling, teknik ini kebalikan dari teknik di atas, yaitu

semuanya berpusat pada counselee. Counselor hanya menampug

pembicaraan, yang berperan adalah counselee.

3) Elective Counseling, yaitu campuran dari kedua teknik di atas.27

C. Pemahaman Tentang Menghafal Al-Qur’an

Artinya: “Dan sesungguhnya telah kami mudahkan al-Qur’an untuk

pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran”?(Q.S. Al-Qamar: 17).

Berangkat dari ayat di atas, bahwa al-Qur’an memang merupakan kitab

yang mudah untuk dipelajari, difahami, dan dihafalkan. Oleh karenanya tidak

heran jika banyak umat muslim yang hafal al-Qur’an seluruhnya maupun

separuhnya atau hanya beberapa surat. Namun demikian, hal tersebut menjadi

bukti bahwa al-Qur’an memang mudah dipelajari dan dihafalkan.

Nabi Muhammad Saw adalah seorang Nabi yang ummi, yakni tidak

pandai membaca dan tidak pandai menulis. Hal ini secara jelas dinyatakan

dalam firman-Nya:

27 M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta : PT.

Golden Terayon Press, 1982), Cet. Ke-1, h. 49.

Page 22: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

22

☺ ☺

Artinya: “Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (al-Qur’an) sesuatu

Kitab pun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu)”. (Q.S. Al-Ankabuut : 48).

Karena kondisinya yang demikian (tak pandai membaca dan menulis),

maka tak ada jalan lain beliau Saw. selain menerima wahyu secara hafalan.

Setelah suatu ayat diturunkan, atau suatu surah beliau terima, maka segeralah

beliau menghafalnya dan segera pula beliau mengajarkannya kepada para

sahabatnya, sehingga benar-benar menguasainya, serta menyuruhnya agar

mereka menghafalnya.28 Selain itu beliau juga memerintahkan para sahabat

untuk menulis ayat tersebut agar mudah dihafal dan diingat. “…Tiap-tiap

diturunkan ayat-ayat itu, Nabi Saw menyuruh menghafalnya, dan

menuliskannya di batu, kulit binatang, pelepah tamar (kurma), dan apa saja

yang bisa disusun dalam suatu surat.”29

Banyak hadits Rasulullah Saw yang mendorong untuk menghafal al-

Qur’an atau membacanya di luar kepala, sehingga hati seorang individu

muslim tidak kosong dari sesuatu bagian Kitab Allah SWT. Seperti dalam

hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas secara marfu’,

إن الذى ليس فى جوفه شىء من القرآن آالبيت الخرب

28 Ahsin W. Al-Hafidz, Bimbingan Prakits Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta : Bumi Aksara,

1994), Cet. Ke-1, h. 5-6. 29 Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya ke dalam Bahasa Indonesia, (Jeddah : tt), h.

19.

Page 23: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

23

Artinya: “Orang yang tidak mempunyai hafalan al-Qur’an sedikit pun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh.” 30

Juga telah diketahui bersama, bahwa bacaan al-Qur’an di dalam

melaksanakan shalat merupakan keharusan, sehingga para sahabat yang telah

mendengarkannya berusaha menghafalnya, dan kemudian dibaca ketika

melaksanakan shalat.

Kalau dimasa lampau penghafalan al-Qur’an merupakan dasar bagi

pendidikan muslim, maka dewasa ini tampak adanya perubahan titik berat

dalam pendidikan Islam. Namun demikian, tampak bahwa penghafalan al-

Qur’an masih tetap diperlukan bagi seluruh umat muslim, dikarenakan oleh

alasan seperti berikut31:

1. Bahwa menghafal al-Qur’an merupakan sunnah Rasul, dan hal ini

dilaksanakan oleh para sahabat, tabi’in, dan orang-orang sahih terdahulu.

2. Kemampuan membaca al-Qur’an dalam bentuk hafalan amat diperlukan

agar dapat melaksanakan shalat dengan baik.

3. Hafalan al-Qur’an tetap merupakan “modal dasar” bagi pelaksanaan

dakwah yang baik.

4. Penghafalan akan mengarah pada pemahaman dan keimanan yang lebih

dalam terhadap kandungan pesan al-Qur’an.

5. Penghafalan dan pengulangan al-Qur’an akan membawa ke arah untuk lebih

mengingat dan sadar akan (kehadiran) Allah SWT dan firman-Nya.

30 Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dari Ibnu Abbas (2914), ia mengatakan bahwa hadits

ini hasan shahih. 31 Ahmad Von Denffer, Ilmu Al-Qur’an Pengenalan Dasar, (Jakarta : Penerbit Rajawali

Press, 1988), Cet. Ke-1, h. 204.

Page 24: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

24

Menghafal al-Qur’an merupakan suatu perbuatan yang sangat terpuji

dan mulia. Banyak hadits-hadits Rasulullah Saw yang mengungkapkan

keagungan orang yang belajar membaca, atau menghafal al-Qur’an.

Rasulullah Saw bersabda:

هللا عز وجل ): صن(قال رسول اهللا : قال.) ع.ر(عن انس اناهل القران : قيل من هم يارسول اهللا ؟ قال: اهلين من الناس قال

)رواه احمد وابن ماجه والدرمى والنساء(هم اهل اهللا وخا صته Artinya: “Dari Anas r.a. ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah Saw.

bersabda: Sesungguhnya Allah itu mempunyai keluarga yang terdiri dari para manusia. Kata Anas selanjutnya: Lalu Rasulullah Saw. ditanya: Siapakah mereka itu wahai Rasulullah? Jawab beliau: Yaitu Ahlul Qur’an. Mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang istimewa baginya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, An-Nasa’I, Ad-Darami).

Adapun problema yang dihadapi oleh orang yang sedang dalam proses

menghafal al-Qur’an memang banyak dan bermacam-macam. Mulai dari

pengembangan minat, penciptaan lingkungan, pembagian waktu sampai

kepada metode menghafal al-Qur’an itu sendiri. Pada garis besarnya

problematika yang dihadapi oleh para penghafal itu dapat dirangkum seperti:

1. Menghafal itu susah.

2. Ayat-ayat yang sudah dihafal lupa lagi.

3. Banyaknya ayat-ayat yang serupa.

4. Gangguan-gangguan kejiwaan.

5. Gangguan-gangguan lingkungan.

6. Banyaknya kesibukan, dan lain-lain.32

32 Ahsin W. Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta : Bumi Aksara,

1994), Cet. Ke-1, h. 39.

Page 25: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

25

Maka untuk memecahkan sejumlah problematika tersebut, perlu

adanya beberapa pendekatan yang diharapkan akan memberikan masukan

sebagai terapi terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh para penghafal

Al-Qur’an pada umumnya, yaitu pendekatan operasional, seperti minat

(desire), menelaah (expectation), dan perhatian (interest) kemudian

pendekatan intuitif (penjernihan batin), seperti qiyamul-lail (shalat malam),

puasa, dan memperbanyak zikir dan doa.33

Sebelum seseorang memasuki periode menghafal al-Qur’an, ada

beberapa hal yang harus terpenuhi di dalam menghafal al-Qur’an, seperti:

mampu mengosongkan benaknya dari pikiran-pikiran dan teori-teori, atau

permasalahan-permasalahan yang sekiranya akan mengganggu, niat yang

ikhlas, memiliki keteguhan dan kesabaran, Istiqamah (konsisten), menjauhkan

diri dari maksiat dan sifat-sifat tercela, izin dari orangtua, wali atau suami, dan

mampu membaca dengan baik.

Orang yang menghafal al-Qur’an menunjukkan betapa besar dan tinggi

kedudukannya di sisi Allah SWT, maka karena itu para penghafal pun dituntut

untuk bersikap konsekuen terhadap kedudukan dan predikatnya yang tinggi

itu. Diantara etikanya sebagai penyandang hafidz al-Qur’an antara lain ialah:

1. Harus bertingkah laku terpuji dan mulia, yakni berakhlak al-Qur’an.

2. Melepaskan jiwanya dari segala yang merendahkan dirinya terhadap orang-

orang ahli keduniaan.

3. Khusyu’, sakinah dan waqar (tenang).

33 Ibid., h. 41-47.

Page 26: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

26

4. Memperbanyak shalat malam.

5. Dan memperbanyak membaca al-Qur’an pada malam hari, sebagaimana

banyak yang dilakukan oleh para sahabat Rasulullah Saw.

Menghafal al-Qur’an hukumnya adalah fardhu kifayah. Ini berarti

bahwa orang yang mengahafal al-Qur’an tidak boleh kurang dari jumlah

mutawatir34 sehingga tidak akan ada kemungkinan terjadinya pemalsuan dan

pengubahan terhadap ayat-ayat suci al-Qur’an.35

.األمةتغليم القران فرض آف ية وآذا الك حف ظه وجب على Artinya: “Belajar al-Qur’an hukumnya fardhu kifayah begitu pula

memeliharanya wajib bagi setiap umat”.

Dari teks di atas jelas bahwa hukum menghafal al-Qur’an adalah

fardhu kifayah atau kewajiban bersama atau kewajiban kolektif umat Islam.

Sebab jika tidak ada yang hafal al-Qur’an, dikhawatirkan akan terjadi

perubahan terhadap teks-teks al-Qur’an. Oleh karena itu harus selalu ada

kelompok penghafal al-Qur’an dalam bilangan yang sudah dianggap

mutawatir, satu jumlah yang bisa yakin 100% kebenaran al-Qur’an.36

Pemahaman fardhu kifayah dalam menghafal al-Qur’an juga harus

dipahami secara proporsional. Fardhu kifayah yang dimaksud adalah ukuran

34 Mutawatir yaitu suatu bacaan al-Qur’an (qiraat) yang disampaikan oleh sejumlah

perawi yang cukup banyak sehingga tidak memungkinkan mereka berdusta dalam setiap angkatan serta sanadnya bersambung sampai kepada Rasulullah Saw. Para ulama al-Qur’an dan ulama hukum Islam lainnya telah sepakat bahwa bacaan al-Qur’an yang sah adalah bacaan yang diriwayatkan secara mutawatir.

35 Ahsin W. Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, h. 24. 36 Abi Abdullah Muhammad bin Ahmad Qurthubi, Attidzkar fi Afdalil Adzkar Al-

Qur’anul Karim.

Page 27: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

27

yang dianggap mencukupi, sehingga sangat perlu digali potensi menghafal al-

Qur’an ini melalui lembaga-lembaga pendidikan dan pengajaran al-Qur’an.37

Untuk mencari alternatif terbaik dalam menghafal al-Qur’an, ada

beberapa metode yang mungkin bisa dikembangkan dan dapat memberikan

bantuan kepada para penghafal untuk mengurangi kepayahan dalam

menghafal al-Qur’an yang menurut Drs. Ahsin W. Al-Hafidz yaitu38:

1. Metode (Thariqah) Wahdah

Yang dimaksud dengan metode ini, adalah menghafal satu persatu

terhadap ayat-ayat yang hendak dihafalnya, setiap ayat bisa dibaca sebanyak

sepuluh kali, atau dua puluh kali, atau lebih sehingga proses ini mampu

membentuk pola dalam bayangannya dan membentuk gerak refleks pada

lisannya. Untuk menghafal cara seperti ini, maka langkah selanjutnya ialah

membaca dan mengulang-ngulang tiap lembar sehingga semakin banyak

diulang maka kualitas hafalan akan semakin representative.

2. Metode (Thariqah) Kitabah

Kitabah artinya menulis. Pada metode ini penghafal terlebih dahulu

menulis ayat-ayat yang akan dihafalnya pada secarik kertas, kemudian ayat-

ayat tersebut dibacanya sehingga lancar dan benar bacaannya, lalu

dihafalkannya. Menghafalnya bisa dengan metode wahdah, atau dengan

berkali-kali menuliskannya sehingga penghafal dapat sambil memperhatikan

dan sambil menghafalkannya dalam hati. Metode ini cukup praktis dan baik,

karena di samping membaca dengan lisan, aspek visual menulis juga akan

37 A. Muhaimin Zen., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta : PT. Al-Husna Zikra, 1996), Cet. Ke-1, h. 37.

38 Ahsin W. Al-Hafidz., h. 63-66.

Page 28: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

28

sangat membantu dalam mempercepat terbentuknya pola hafalan dalam

bayangannya.

3. Metode (Thariqah) Sima’i

Sima’i artinya mendengar. Yang dimaksud dengan metode ini adalah

mendengarkan sesuatu bacaan untuk dihafalkannya. Metode ini akan sangat

efektif bagi penghafal yang mempunyai daya ingat ekstra, terutama bagi

penghafal tunanetra, atau anak-anak yang masih dibawah umur yang belum

mengenal tulis baca al-Qur’an. Pada metode ini dapat dilakukan dengan dua

alternative yaitu mendengar dari yang membimbingnya, terutama bagi

penghafal tunanetra atau anak-anak, dan yang kedua merekam terlebih dahulu

ayat-ayat yang akan dihafalkannya ke dalam pita kaset sesuai dengan

kebutuhan dan kemampuannya.

4. Metode (Thariqah) Jama’

Yang dimaksud dengan metode ini, ialah cara menghafal yang

dilakukan secara kolektif, yakni ayat-ayat yang dihafal dibaca secara kolektif,

atau bersama-sama, dipimpin oleh seorang pembina. Pertama, pembina

membacakan satu ayat atau beberapa ayat dan santri menirukan secara

bersama-sama. Kemudian Pembina membimbingnya dengan mengulang

kembali ayat-ayat tersebut dan santri mengikutinya sampai bacaannya baik

dan benar, selanjutnya santri mengikuti bacaan Pembina dengan sedikit demi

sedikit mencoba melepaskan mushaf (tanpa melihat mushaf) dan demikian

seterusnya sehingga ayat-ayat yang sedang dihafalnya itu benar-benar

sepenuhnya masuk dalam bayangannya.

Page 29: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

29

Pada prinsipnya semua metode di atas baik sekali untuk dijadikan

pedoman menghafal al-Qur’an, baik salah satu diantaranya, atau dipakai

semua sebagai alternatif atau selingan dari mengerjakan suatu pekerjaan yang

berkesan monoton, sehingga dengan demikian akan menghilangkan kejenuhan

dalam proses menghafal al-Qur’an.

Untuk membantu mempermudah membentuk kesan dalam ingatan

terhadap ayat-ayat yang dihafal, maka diperlukan strategi menghafal yang

baik. Yaitu dengan strategi pengulangan ganda, tidak beralih pada ayat

berikutnya sebelum ayat yang sedang dihafal benar-benar hafal, menghafal

urutan-urutan ayat yang dihafalnya dalam satu kesatuan jumlah setelah benar-

benar hafal ayat-ayatnya, menggunakan satu jenis mushaf, memahami

(pengertian) ayat-ayat yang dihafalnya, memperhatikan ayat-ayat yang serupa,

dan disetorkan pada seorang pembimbing.39

Sedangkan menurut Ahmad Von Denffer ada beberapa strategi dalam

menghafal al-Qur’an yaitu: jadikanlah kegiatan menghafal al-Qur’an sebagai

bagian kegiatan sehari-hari. Lakukan sedikit demi sedikit, walau sebentar,

tetapi teratur, kemudian baca dan hafalkan ayat-ayat tersebut dengan keras

beberapa kali, dan ulang kembali hafalan yang tadi dalam pelbagai

kesempatan seperti dalam shalat, dan lain-lainnya.40 Sumber lain menyebutkan

diantara hal-hal yang dapat membantu menghafal secara khusus yaitu: selalu

melakukan tasmi’ (memperdengarkan bacaan kepada diri sendiri atau orang

lain) terhadap ayat atau surat yang sudah dihafal dan antusias untuk membaca

39 Ibid., h. 67. 40 Ahmad Von Denffer, Ilmu Al-Qur’an Pengenalan Dasar, (Jakarta : Rajawali Press,

1988), Cet. Ke-1, h. 204-205.

Page 30: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

30

beberapa kali sehingga dapat mengucapkannya secara benar terdahulu

sebelum menghafal.41

Di dalam menghafal al-Qur’an, banyak sekali faedah yang muncul dari

kesibukan menghafal al-Qur’an. Faedah-faedah terpenting dari menghafal itu

adalah42 :

1. Kebahagiaan atau kemenangan di dunia dan akhirat, jika disertai dengan

amal saleh dan menghafalnya.

2. Tajam ingatannya dan cemerlang pemikirannya. Karena itu para penghafal

al-Qur’an lebih cepat mengerti, teliti, dan lebih apik karena banyak latihan

untuk mencocokkan ayat serta membandingkannya ke porosnya.

3. Bahtera ilmu, dan ini sangat terperhatikan dalam hafalan. Di samping itu,

menghafal bisa mendorong seseorang untuk berprestasi lebih tinggi dari

pada teman-teman mereka yang tidak hafal dalam banyak segi, sekali pun

umur, kecerdasan, dan millive mereka berdekatan.

4. Memiliki identitas yang baik dan berprilaku jujur. Seorang yang hafal al-

Qur’an sudah selayaknya bahkan menjadi suatu kewajiban untuk

berprilaku jujur dan berjiwa Qur’ani. Identitas demikian akan selalu

terpelihara karena jiwanya selalu mendapat peringatan dan teguran dari

ayat-ayat al-Qur’an yang selalu dibacanya.

5. Fasih dalam berbicara, ucapannya benar dan dapat mengeluarkan fonetik

Arab dari landasannya secara tabi’i (alami).

41 Haya Ar-Rasyid, Kiat Mengatasi Kendala Membaca dan Menghafal Al-Qur’an,

(Jakarta : Pustaka Al-Sofwa, 2004), Cet. Ke-1, h. 83-84. 42 Abdurrab Nawabuddin, Teknik Menghafal Al-Qur’an Kaifa Tahfadzul Qur’an,

(Bandung : PT. Sinar Baru Al-Gensindo, 1991), Cet, Ke-1, h. 21.

Page 31: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

31

6. Memiliki doa yang mustajab, orang yang hafal al-Qur’an yang selalu

konsekuen dengan predikatnya sebagai Hamalatul Qur’an, yakni orang

yang hafal al-Qur’an, memahami dan mengamalkan isi kandungannya

merupakan orang yang dikasihi Allah SWT. 43

43 Ahsin W. Al-Hafidz, h. 40.

Page 32: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

32

BAB III

GAMBARAN UMUM PANTI SOSIAL ASUHAN RABBANI

A. Sejarah Berdirinya

Latar belakang didirikannya Panti Sosial Asuhan Rabbani diawali dari

cita-cita seorang duta besar Indonesia untuk Arab Saudi yaitu Bapak Djanamar

Adjam. Beliau ingin sekali mengasuh dan menyantuni anak-anak yatim piatu,

fakir miskin/kurang mampu, dan anak-anak terlantar. Tetapi sebelum keinginan

tersebut terlaksana beliau meninggal dunia. Kemudian cita-cita mulia tersebut

dilanjutkan atau diwujudkan oleh istrinya tercinta yaitu Ibu Hj. Syilvinia

Djanamar Adjam.

Sehingga pada tanggal 13 oktober 1993 didirikanlah sebuah tempat yang

diberi nama “Panti Sosial Asuhan Rabbani” di atas tanah 2 hektar yang terletak di

jalan raya Parung Gunung Sindur 27 Tulang Kuning Parung Bogor. Tetapi kini

istrinya pun telah meninggal dunia dan urusan panti pun diserahkan kepada

keluarga dari istri Bapak Djanamar Adjam karena beliau tidak mempunyai anak.

Dan sebagai kepala panti keluarga tersebut mengangkat Bapak Solhanuddin S. Ag

yang juga sebagai orangtua asuh di panti tersebut sebagai kepala dan dai panti

ini.44

Dalam panti tersebut anak-anak fakir miskin, yatim piatu, tidak hanya

disantuni, seperti: pangan, papan, sandang saja namun mereka juga mendapatkan

44 Solhannuddin, Pimpinan Panti Sosial Asuhan Rabbani Parung Bogor, Wawancara

Pribadi, Bogor, 30 Juni 2008.

28

Page 33: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

33

pendidikan; baik pendidikan formal maupun pendidikan informal (belajar di

sekolah dan di asrama). Dalam materi pendidikan selain pelajaran-pelajaran

agama, mereka lebih menekankan pada materi pendidikan menghafal Al-Qur’an

(Tahfidzul Qur’an).

Pada awalnya santri-santri tersebut kebanyakan berasal dari Kepulauan

Mentawai yang terletak di Propinsi Sumatra Barat. Anak-anak tersebut

sebelumnya ditampung terlebih dahulu di Yayasan Pembinaan Pendidikan

Mentawai (YPPM) Padang. Yayasan ini merupakan suatu wadah untuk

menampung dan membina masyarakat Mentawai terutama dalam bidang

pendidikan. Karena keterbatasan tempat dan tenga pendidik, YPPM mempunyai

program, yaitu menyalurkan anak-anak asuh mereka ke panti-panti atau

pesantren-pesantren yang ada di pulau Jawa, diantaranya adalah Panti Sosial

Asuhan Rabbani tersebut.45

Setelah beberapa tahun selanjutnya, santri Panti Sosial Asuhan Rabbani

tidak hanya berasal dari Kepulauan Mentawai dan Riau saja, namun ada juga yang

berasal dari Lampung, Banten, Jakarta, Indramayu, Garut, Depok, Cianjur, dan

Jawa timur.

B. Visi dan Misi

Adapun visi dan misi didirikannya panti social asuhan rabbani adalah:

1. Ingin berbuat baik kepada orang lain dengan cara meningkatkan derajat

anak yatim, fakir miskin/kurang mampu, terlantar, dan anak-anak usia

45 Ibid., Wawancara Pribadi, Bogor, 03 April 2008.

Page 34: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

34

belajar pada umumnya. Hal ini sesuai dengan usaha pemerintah dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

2. Mengembangkan dua potensi, yaitu: pendidikan umum dan pendidikan

agama yang diharapkan mempunyai nilai tambah (plus) dan mampu

menjadi ulama yang tidak saja luas ilmu pengetahuan agamanya namun

mampu memenuhi tuntutan zamannya untuk ikut berperan aktif dalam

menghadapi masalah-masalah kemasyarakatan.46

Visi misi di atas merupakan wujud nyata dari UUD 45 yang tercantum

dalam bab XIII pasal 31 yang berbunyi; tiap-tiap warga Negara berhak

mendapatkan pengajaran, dan juga termaktub dalam pasal 34 yang berbunyi; fakir

miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara.47

C. Program Kegiatan dan Tujuannya

1. Sasaran Penyantunan

Anak-anak yatim piatu terlantar dan anak mualaf suku terasing yang

manjadi sasaran program adalah anak-anak yang berasal dari keluarga

yang kondisi ekonominya lemah (miskin atau terlantar).

2. Sistem Penyantunan

Program penyantunan anak yatim piatu terlantar dan anak mualaf suku

terasing yang dilaksanakan melalui dua system pelayanan yaitu:

46 Ibid., Wawancara Pribadi, Bogor, 30 Juni 2008. 47 Undang-Undang Dasar 1945 BAB XIII Pasal 31 & 34.

Page 35: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

35

a. Sistem Pelayanan Panti. Anak-anak yatim yang disantuni ditempatkan

dalam suatu tempat tinggal / asrama dengan melalui pengawasan dan

bimbingan langsung dari para pengasuh (orang tua asuh)

b. Sistem Pelayanan Non Panti. Anak-anak yatim yang disantuni yang

tetap berada dalam asuhan dan bimbingan keluarganya masing-masing

tetapi mereka mendapat bantuan setiap bulan untuk keperluan

pendidikan (sekolah) dan kebutuhan pokok lainnya.

3. Bentuk Penyantunan

Bentuk-bentuk penyantunan yang diberikan kepada anak-anak yatim

mencakup:

a. Kebutuhan pakaian

b. Kebutuhan makanan

c. Tempat tinggal (bagi anak yatim ditempatkan dalam panti)

d. Kesehatan

e. Pendidikan / sekolah

f. Ketrampilan

g. Bimbingan agama Islam melalui panti

h. Bimbingan pengetahuan umum melalui privat

4. Jangka Waktu Penyantunan

Pemberian penyantunan kepada anak yatim piatu terlantar dan anak mualaf

suku terasing tersebut, dibatasi dalam waktu tertentu yang disesuaikan

dengan kebutuhan.

Page 36: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

36

5. Sumber Biaya / Dana

Bentuk biaya / dana:

a. Wakaf

b. Hibah

c. Shodaqoh

d. Zakat

e. Bentuk-bentuk bantuan lainnya tidak mengikat.

6. Penyandang Dana / Donatur

a. Donatur Tetap: yaitu para penyandang dana yang memberikan bantuan

secara berkesinambungan dengan jumlah bantuan yang tetap dan

waktu yang teratur (tiap minggu atau tiap bulan)

b. Donatur Tidak Tetap: yaitu para penyandang dana yang memberikan

bantuan secara insidential dengan jumlah bantuan dan waktu tidak

ditentukan.

7. Sarana dan Prasarana

Untuk melaksanakan program penyantunan dan pendidikan melalui panti

secara berkesinambungan telah mempunyai dan akan membangun:

a. Gedung / ruang dan penampung anak 600 m² / kantor

b. Ruang dapur / makan tersendiri

c. Taman / rekreasi

Areal seluas 6000 m² beralokasi di Jl. Raya Parung Gunung Sindur

Tulang Kuning Waru Parung – Bogor.

Untuk mencapai tujuan dari pada Panti maka disusun program kerja yang

sifatnya jangka pendek, menengah dan jangka panjang antara lain:

Page 37: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

37

1. Jangka Pendek

a. Mensosialisasi program-program panti pada masyarakat, instansi

dinas yang terkait pemerintah mampu swasta.

b. Identifikasi masalah klien.

c. Menyelenggarakan program pendidikan 12 tahun melalui system

orang tua asuh yang dikelola oleh panti asuhan dan non panti.

d. Memberikan bantuan / santunan bagi Lansi.

e. Menyelenggarakan pemberantasan buta huruf Al-Qur’an untuk

orang dewasa, remaja, anak-anak (TPA / TKA), Majlis Ta’lim,

yang berkesinambungan.

2. Jangka Menengah

a. Mengadakan kerja sama dengan dinas instansi yang terkait dan

swasta untuk mengembangkan ketrampilan klien / binaan di bidang

sector pertanian / peternakan dan jasa untuk menunjang program

binaan sosial.

b. Meningkatkan usaha klien / binaan di bidang menabung khusus

anak-anak yang ada di Panti Asuhan.

c. Mengadakan kerja sama dengan lembaga pendidikan pemerintah /

swasta, penyelenggaran pendidikan bagi anak asuh.

d. Mengadakan penyuluhan bagi Lansi manakala menghayati sisa

umur penuh dengan kedamaian.

e. Menyiapkan draf pengembangan pendidikan yang bersifat

swakelola / mandiri.

Page 38: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

38

3. Jangka Panjang

a. Mengoptimalkan program pembinaan Panti Asuhan.

b. Mengupayakan program dakwah melalui Ta’lim.

c. Mengembangkan pembinaan panti / Diniah Tsanawaiyah dan

Aliyah.

d. Mendirikan kelompok usaha bersama di sektor pertanian,

peternakan dan perdagangan.

e. Mendirikan kepustakaan di Panti Asuhan.

f. Mendirikan pos kesehatan untuk Panti Asuhan maupun

kepentingan masyarakat.

Sehubungan dengan adanya permasalahan-permasalahan yang berkaitan

dengan anak-anak yatim piatu terlantar dan anak mualaf suku terasing, maka

program penyantunan anak-anak yatim yang melembaga dan berkesinambungan

sangat dengan tujuan sebagai berikut:

1. Memberikan pelayanan/penyantunan kepada anak-anak yatim secara

sistematis dan berkesinambungan melalui pelayanan panti dan non panti,

sehingga dapat menjamin kelangsungan hidupnya serta terpenuhi kebutuhan

pokoknya secara layak.

2. Memberikan penyantunan kepada anak-anak yatim sesuai dengan perintah

Allah SWT dan Rasulullah Saw serta ketentuan Undang-Undang Dasar 1945.

3. Memobilisasi dan memanfaatkan sumber-sumber yang ada di dalam

masyarakat baik yang berupa sumber-sumber material maupun sumber-

Page 39: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

39

sumber non material sehingga mendukung terlaksananya program

penyantunan anak yatim secara optimal.

D. Struktur Organisasi

Organisasi keberadaannya sangat diperlukan dalam suatu kelompok

manusia yang hidup bersama dalam rangka mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Apalagi dalam suatu lembaga pendidikan baik formal maupun

informal sebagai wadah dari usaha kerja sama sekelompok manusia dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan.

Menurut Ngalim Purwanto organisasi adalah aktivitas-aktivitas menyusun

dan membentuk hubungan-hubungan sehingga terwujud kesatuan usaha dalam

mencapai maksud-maksud dan tujuan-tujuan pendidikan.48

Sedangkan Burhanuddin mendefinisikan organisasi adalah suatu system

yang mempunyai struktur dan perencanaan yang dilakukan dengan penuh

kesadaran, di dalamnya orang-orang bekerja dan berhubungan satu sama lain

dengan satu cara yang terkoordinasi dengan baik dan kooperatif guna mencapai

tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.49

Dari definisi di atas menurut hemat penulis bahwa organisasi adalah

kumpulan dari beberapa orang yang bekerja sama untuk mewujudkan visi dan

misi yang telah ditetapkan.

48 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pembinaan, (Bandung : PT. Remaja

Rosda Karya, 1992), Cet. Ke-5. 49 Burhanuddin, Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Aparat Pendidikan, (Surabaya : IKIP

Malang, 1989), Cet. Ke-2, h. 22.

Page 40: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

40

Jadi organisasi Panti Sosial Asuhan Rabbani adalah suatu wadah yang

menjadi usaha kerja sama dari satuan kelompok manusia yang terdiri dari Ketua

Umum, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan sekbid-sekbid lainnya.50

Adapun struktur organisasi Panti Sosial Asuhan Rabbani Parung Bogor

adalah sebagai berikut:

a. Pendiri : 1. Ny. Hj. Syilvinia Djanamar Adjam

2. H. John Niskar Idris

3. Ny. Hj. Ilfa Idriwati

b. Penasehat : 1. Ir. Asmoro Prayitno

2. H. Yusuf Murad

3. H. Agus Sutomo

c. Ketua : Solhanuddin, S. Ag.

d. Wk. Ketua : Dewi Rahmawati, S. Pdi

e. Sekretaris : Lukman Hakim

f. Bendahara : Ny. Hj. Edit Iskandar

g. Pengasuh : 1. Solhannuddin, S. Ag

2. Jefriadi

3. Syahruddin

4. Ahmad Fathullah

5. Lukman Hakim

6. Budi Kurniawan

50 Solhannuddin, Pimpinan Panti Sosial Asuhan Rabbani Parung Bogor, Wawancara

Pribadi, Bogor, 03 April 2008.

Page 41: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

41

E. Gambaran Umum Subyek

Berdasarkan kode etik penelitian dan untuk menjaga kerahasiaan subyek,

maka di dalam skripsi ini penulis tidak menggunakan nama asli dari masing-

masing subyek yang diteliti, melainkan penulis hanya menggunakan inisial.

Identitas Subyek Penelitian

No Inisial Usia Jenis Kelamin

Pendidikan

Tempat Tinggal

Lama Menjadi

Anak Panti

Hafalan Al-

Qur’an

1 R 20 thn Laki-laki MA Asrama 3 tahun 3 juz

2 K 15 thn Laki-laki SMK Asrama 4 tahun 3 juz

3 I 17 thn Laki-laki MA Asrama 2 tahun 1 juz

4 A 15 thn Laki-laki MTs Asrama 2 tahun 2 juz

5 N 17 thn Laki-laki MA Asrama 2 tahun 2 juz

Sumber: Arsip Panti Sosial Asuhan Rabbani Parung Bogor.

Page 42: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

42

BAB IV

PENERAPAN METODE BIMBINGAN DALAM MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MENGHAFAL AL-QUR’AN BAGI ANAK-ANAK

USIA 8-15 TAHUN

A. Identifikasi Subyek

1. Solhannuddin (Pimpinan Panti Sosial Asuhan Rabbani)

Solhannuddin adalah lulusan dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta Jurusan Perbandingan Mazhab Hukum (PMH) Fakultas

Syariah dan Hukum. Sebelumnya dia mengenyam pendidikan Sekolah Dasar

Negeri I (SDN I) Pekon Susuk Kelumbayan Lampung, MTs Islamiyah

Kelumbayan Lampung dan MA Al-Khairiyah Tegal Buntu Ciwandan Cilegon

Banten.

Selama menjadi mahasiswa dan sampai sekarang, dia aktif di berbagai

kegiatan seperti: dia pernah menjadi pengurus Lembaga Dakwah Kampus (LDK)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pengurus Himpunan Qari Mahasiswa (HIQMA)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan dari tahun 1998 menjadi pimpinan Panti

Sosial Asuhan Rabbani.

Solhannuddin adalah pimpinan Panti Sosial Asuhan Rabbani, yang

bergabung pada tahun 1997 bersama temannya. Karena dia ingin mengabdikan

diri untuk mengamalkan ilmu yang ada sambil belajar di bangku kuliah, serta

ingin menyelamatkan generasi penerus bangsa yang berada di Panti Sosial Asuhan

38

Page 43: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

43

Rabbani. Sampai sekarang, Solhannuddin terus melakukan kegiatan sosial

terutama untuk mereka yang benar-benar membutuhkan.. Banyak program

pendidikan yang ditingkatkan, namun dalam materi pendidikan selain pelajaran-

pelajaran agama, mereka lebih menekankan pada materi pendidikan menghafal

Al-Qur’an (Tahfidzul Qur’an).51

2. Jefriadi (Pembimbing Agama Panti Sosial Asuhan Rabbani)

Jefriadi adalah seorang pembimbing Agama di Panti Sosial Asuhan

Rabbani. Sewaktu kecil dia sekolah di SDN 017 Tanjung Rambutan, Kampar

Riau. Setelah lulus dia meneruskan ke MTs Tarbiyah Islamiah, Batu Belah,

Kampar Riau, kemudian dia melanjutkan ke Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK)

Pondok Pesantren Islamic Center, Al-Hidayah Kampar Riau, lalu meneruskan S-1

di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Dakwah dan

Komunikasi Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam.

Pada saat kuliah dia aktif diberbagai kegiatan dan organisasi diantaranya

adalah dibidang dakwah pada Lembaga Dakwah Kampus (LDK), bidang kesenian

Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.52

Jefriadi adalah salah satu pembimbing Agama sekaligus pengasuh di Panti

Sosial Asuhan Rabbani. Karena dia ingin sekali membantu dan mengangkat

derajat anak-anak yatim piatu, fakir miskin dan anak-anak terlantar di mata

masyarakat. Sampai sekarang dia masih terus aktif melakukakan tugasnya

51 Solhannuddin, Pimpinan Panti Sosial Asuhan Rabbani Parung Bogor, Wawancara

Pribadi, Bogor, 03 April 2008. 52 Jefriadi, Pengasuh Panti Sosial Asuhan Rabbani Parung Bogor, Wawancara Pribadi,

Bogor, 28 Mei 2008.

Page 44: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

44

membantu anak-anak panti terutama dalam hal pendidikan. Serta dapat

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari Pondok Pesantren.

3. Perjalanan Hidup R (Anak Panti)

R adalah anak kedua dari enam bersaudara. Ayah R adalah seorang petani

sedangkan Ibu R adalah seorang ibu rumah tangga. R mempunyai satu orang

kakak dan empat adik yang sampai saat ini masih sekolah. Keluarga R adalah

termasuk keluarga yang mampu dibandingkan dengan keluarga yang lain, yang

berada di daerah rumahnya. Namun sayang, ketika kelas 3 Mts tepatnya R sudah

menginjak masa pubertas, dalam kesehariannya R salah dalam bergaul. Sampai-

sampai R melakukan perbuatan yang telah dilarang oleh norma-norma agama dan

hukum. Perbuatan itu pun telah diketahui oleh kedua orang tuanya, yang akhirnya

R dimasukkan oleh orang tuanya ke Pondok Pesantren Al-Hidayah Pandegelang.

Di Pondok Pesantren tersebut ternyata sama sekali tidak mempengaruhi

akhlaq atau sikap R. R pun tetap saja tidak berubah dan tetap masih melakukan

perbuatan yang keji. Di Pondok Pesantren tersebut R hanya sampai tujuh bulan

dan kemudian dipindahkan ke Pondok Pesantren Al-Hidayah Cibeber Banten. Di

Pondok Pesantren itu R pun masih tetap belum berubah, masih melakukan hal

yang serupa, singkatnya di Pondok Pesantren itu R hanya sampai empat bulan.

Melihat perlakuan R, orangtua R sangat terpukul, sedih dan sakit hati atas

perlakuan R. Sampai-sampai orang tua R sudah tidak sanggup dan tidak mau lagi

mengurusi R. Tak lama kemudian Ibu R bertemu dengan orang tua dari temannya

R, yaitu H. Dari situlah orang tua R berkeluh kesah menceritakan isi hati dan

tentang anaknya. Mendengar keluhan dari orang tua R, orang tua H pun

Page 45: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

45

mengusulkan agar R dimasukan ke Panti atau Pesantren Rabbani yang tepatnya

berada di daerah Parung Bogor.

Dengan alasan di Panti tersebut dipimpin oleh salah seorang dari

tetangganya yang tidak jauh dari rumah R. Mendengar info tersebut, Ibu R

mengiyakan usulan itu kemudian membicarakan kepada ayah R. Ayah R pun

setuju kemudian kedua orang tua R segera memberitahukan kepada R bahwa nanti

akan di masukkan ke Panti atau Pesantren Rabbani di daerah Parung Bogor. R pun

menurutinya, akan tetapi ketika di sana nanti keinginan R hanya ingin mondok

saja, belum mau disekolahkan.entah apa alasannya?.

Orang tuanya pun menuruti permintaan R, karena yang penting bagi

mereka adalah R harus berubah dahulu untuk menjadi orang yang baik. Setelah

itu, untuk memasukkan R ke Panti, Ibu R mengirim surat kepada pimpinan Panti

tersebut untuk meminta izin agar R bisa diterima di Panti Rabbani. Setelah

mengetahui dari kepribadian R, pimpinan Panti sempat menolak karena melihat R

yang usianya sudah tidak pantas lagi untuk tinggal di Panti dan khawatir

kehadirannya R di Panti bisa mempengaruhi anak-anak yang lain. Akan tetapi Ibu

R pun masih terus berusaha mempertahankan niatnya dan berkata kepada

pimpinan Panti, “tolong Pak anak saya bisa diterima di sini, mungkin untuk

permulaan hanya beberapa bulan saja dulu anak saya tinggal di sini dan anak saya

keinginannya pun hanya ingin mondok saja, belum mau disekolahkan”.53

Melihat usaha Ibu R yang keras, akhirnya pimpinan Panti bisa menerima R

untuk tinggal di Panti Rabbani dengan syarat, R harus mentaati segala peraturan-

53 Wawancara Pribadi dengan R, Anak Panti Sosial Asuhan Rabbani, Bogor, 28 Mei

2008.

Page 46: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

46

peraturan yang ada di Panti dan apabila R melanggar atau melakukan sesuatu

yang tidak semestinya, maka saya akan mengembalikan R kepada Ibu. Ungkap

pimpinan Panti kepada Ibu R dan R. Dan untuk kepentingan R dan Panti tersebut,

pimpinan Panti meminta kepada Ibu R untuk menginfaqkan sebagian hartanya

dengan tiap bulan 200.000,00 dan Ibu R pun langsung menyetujuinya.

Beberapa hari berjalan R merasa banyak perubahan pada dirinya. R yang

tadinya sangat nakal dan brutal, kini R sangat sopan pada setiap orang dan lebih

taat beribadah dengan mengerjakan shalat lima waktu, puasa senin kamis dan

selalu menuruti atau mendengarkan tausyiah-tausyiah dan bimbingan yang

diberikan oleh pimpinan atau pembina Panti. Lebih-lebih kini R telah menghafal

Al-Qur’an 3 Juz dan dapat membacakan Al-Qur’an dengan lagu atau suara yang

indah.

Dan R yang pada mulanya tinggal di Panti hanya ingin mondok saja,

akhirnya R mempunyai keinginan untuk melanjutkan sekolahnya. Karena R

merasa masih banyak kekurangan pada dirinya, terutama dalam ilmu pengetahuan.

Akhirnya R pun bisa merasakan kembali masa sekolahnya dan sampai kini R

sudah tingakat Aliyah kelas 3.

Dari situlah R bisa merasakan atau mendapatkan bimbingan-bimbingan

yang diberikan oleh para pembina Panti Sosial Asuhan Rabbani dan dari beberapa

bimbingan yang diberikan, R lebih menyukai bimbingan secara kelompok atau

ceramah.

4. Perjalanan Hidup K (Anak Panti)

Page 47: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

47

K adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Bapak K adalah seorang pekerja

suruhan, yang biasa dikerjakan adalah sebagai petani dan nelayan. Dengan kata

lain pekerjaan Bapak K adalah tidak tetap, bisa dibilang sebagai petani atau

nelayan, dan itu pun kalau ada orang lain yang menyuruh untuk

memperkerjakannya. Sedangkan Ibu K adalah seorang ibu rumah tangga, K

mempunyai satu kakak dan satu adik yang saat ini masih balita.

Keluarga K adalah termasuk keluarga yang tidak mampu, dengan

penghasilan yang tidak tetap, namun sebagai kepala keluarga Bapak K tetap

berusaha untuk menghidupkan keluarganya, berbagai cara pun dilakukannya,

dengan mencari pekerjaan lain bila pekerjaan sebelumnya telah usai. Begitu juga

dengan Ibu K yang selalu menginginkan anaknya bahagia dan memiliki masa

depan yang cerah, samapi-sampai Ibu K bernadzar atau menginginkan sekali agar

K masuk ke Pesantren. Waktu itu K belum tau apa alasan Ibunya, yang K tau

Ibunya ingin sekali K masuk Pesantren.54

Tepat setelah K lulus SD, akhirnya keinginan Ibunya terkabuli agar K bisa

masuk Pesantren. Ibu K dan K langsung didatangi oleh pimpinan Panti untuk

menawari K tinggal di Pantinya yaitu Panti Sosial Asuhan Rabbani Parung Bogor,

yang kebetulan antara keluarga pimpinan Panti dengan keluarga K sama-sama

tinggal di satu daerah.

Tanpa berpikir panjang Ibu K langsung mengiyakan tawaran pimpinan

Panti tersebut. Dan tepatnya tahun 2004 K tinggal di Panti, dan mulai menjalani

kehidupannya yang baru. Walaupun jauh dari keluarga, K merasa senang tinggal

54 Wawancara Pribadi dengan K, Anak Panti Sosial Asuhan Rabbani, Bogor, 11 Juni

2008.

Page 48: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

48

di Panti tersebut karena semua kebutuhannya dapat terpenuhi dan yang lebih

penting lagi K dapat meneruskan kembali sekolahnya ke tingkat Mts dan SMK

yang sekarang ini sedang duduk di kelas 1.

Semua kegiatan-kegiatan atau aturan yang berada di Panti telah dikuti dan

dilaksanakan dengan baik. Kini K menjadi lebih baik tinggal di Panti, K lebih taat

pada agama dan bisa merasakan dekat kepada Allah SWT, tau mana yang baik

dan yang buruk, dan kini K pun sudah dapat menghafal Al-Qur’an 3 Juz.

Di Panti itulah K dapat memperoleh ilmu agama dan bimbingan-

bimbingan yang diberikan oleh para pembina Panti Sosial Asuhan Rabbani.

5. Perjalanan Hidup I (Anak Panti)

I adalah anak keempat dari enam bersaudara. Kakak I ada yang masih

sekolah dan ada juga yang sudah kerja. Kedua orang tua I sampai saat ini masih

ada, dan mereka sekarang tinggal di Lampung. Ayah I adalah seorang petani,

sedangkan Ibu I adalah seorang ibu rumah tangga. I mempunyai satu orang kakak

yaitu P yang sampai saat ini juga menjadi anak asuh di Panti Sosial Asuhan

Rabbani, namun kini P menjadi anak asuh non Panti karena P sekolahnya di

daerah Cilegon Banten dan di sana P tinggal bersama teman-temannya yang juga

menjadi anak asuh non Panti, sedangkan I saat ini masih tinggal di asrama Panti.

Sebab pada saat I lulus SMP, Ayah I perlahan-lahan usaha yang selama ini

dirintis mengalami kemunduran. Dan Ayah I pun bingung untuk membiayai I

meneruskan sekolahnya, dan merasa sudah tidak sanggup lagi. Dan pada akhirnya

Page 49: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

49

I diajak atau ditawari untuk tinggal di Panti oleh seorang Ibu atau tetangganya

yang kebetulan anaknya menjadi pimpinan di Panti tersebut.55

Tanpa berpikir panjang, awalnya I mau dan menurutinya karena Ayah I

pun sangat setuju agar I tinggal di Panti saja biar sama-sama dengan kakaknya.

Kata Ayahnya. Tahun 2006 I masuk Panti dan mulai menyesuaikan diri, lama-

kelamaan I pun menjadi suka dan betah tinggal di Panti, karena banyak teman-

teman yang baik dengannya, begitu juga dengan pimpinan dan para pembinanya

yang penuh perhatian dalam mendidik atau membimbingnya.

Di Panti I banyak memperoleh bimbingan Islam, kini I bisa melaksanakan

shalat beserta doanya dengan baik dan benar, I yang tadinya hanya bisa membaca

Al-Qur’an saja, kini I tahu hukum-hukum bacaan Al-Qur’an atau tajwid. Selain

itu I juga mempunyai hafalan Al-Qur’an yang saat ini masih 1 Juz.

Dari Panti itulah I banyak memperoleh bimbingan, I merasakan banyak

perubahan atau perkembangan pada dirinya. Dan kini I tahu bagaimana sikap atau

akhlaq seorang Muslim yang baik.

6. Perjalanan Hidup N (Anak Panti)

N adalah anak tunggal. Ibu N sudah meninggal ketika N masih kecil, dan

setelah itu N hanya hidup berdua dengan Ayahnya. N sudah kehilangan sosok

seorang Ibu yang telah memberikannya kasih sayang dan perhatian yang penuh.

Saat itu N bersama Ayahnya hidup dengan serba kekukarangan, Ayah N hanya

seorang pekerja suruhan yang penghasilannya tidak tetap dan minim sekali. Akan

tetapi Ayah N masih merasa sanggup untuk mengurusi N dan membiayai

55 Wawancara Pribadi dengan I, Anak Panti Sosial Asuhan Rabbani, Bogor, 11 Juni 2008.

Page 50: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

50

sekolahnya, sampai-sampai Ayah N rela membanting tulang tiap harinya bekerja

mencari uang untuk kehidupannya dan sekolahnya N.

Tepat N lulus SMP, Ayah N mulai sakit-sakitan yang cukup lama. N pun

panik dan tidak bisa berbuat apa-apa, akhirnya N meminta tolong kepada

kakeknya. Setelah itu N berpikir bahwa sekolahnya hanya berakhir sampai SMP

saja dan N sempat berniat untuk menggantikan posisi Ayahnya bekerja mencari

uang. Tetapi semua itu tidak diperizinkan oleh kakeknya dan justru kakeknya

mengusulkan N untuk masuk Panti saja, yang nantinya kehidupan N akan terurus

dan dapat meneruskan kembali sekolahnya.

N akhirnya menuruti usulan kakeknya dan masuk ke Panti yang berada di

daerah Parung Bogor yaitu Panti Sosial Asuhan Rabbani, yang kebetulan

pimpinan pada Panti tersebut adalah murid kakek waktu di Pengajiannya.56 N

mulai menyesuaikan diri dengan teman-temannya dan lingkungan Panti. Lama

kelamaan N betah dan senang hidup di Panti, N sangat penurut dengan pembina

Panti, semua kegiatan dan bimbingan yang diberikan oleh pembina selalu

diikutinya. Kini N rajin beribadah, kadang dalam shalat berjamaah N menjadi

imam shalat menggantikan posisi pembinanya yang sedang tidak ada di tempat,

selain itu N juga pandai membaca Al-Qur’an dengan tajwid yang benar dan

sampai saat ini sudah menghafal Al-Qur’an 2 juz. Dan N pun sudah meneruskan

kembali sekolahnya yang saat ini duduk di kelas 2 Aliyah. Selain materi

pendidikan yang didapat dari sekolah, di Panti N juga banyak mendapatkan materi

bimbingan seperti Tahfidzul Qur’an, Fiqh, Hadits, B. Arab, Nahwu Shorof, Ilmu

56 Wawancara Pribadi dengan N, Anak Panti Sosial Asuhan Rabbani, Bogor, 17 Juni

2008.

Page 51: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

51

Tajwid, Akhlaq, Sirah Nabawi, Aqidah, Seni Baca Al-Qur’an, Training Dakwah

dll.

Dari situlah N banyak memperoleh bimbingan-bimbingan agama dan

dapat merasakan dirinya lebih baik dari sebelumnya.

7. Perjalanan Hidup A (Anak Panti)

A adalah anak keempat dari lima bersaudara. Bapak A meninggal saat A

usia 5 tahun, Ibu A masih ada, yang saat ini sebagai ibu rumah tangga dan

sekaligus sebagai petani yang menggantikan posisi Bapak A. Kakak A ada yang

masih sekolah dan ada juga yang sudah kerja di luar daerah (merantau) yang

keberadaannya kini tidak diketahui oleh keluarga, karena kakak A selalu

berpindah-pindah kerjanya dan hanya pulang sehari ke rumah. A juga mempunyai

adik yang saat ini masih balita. Dua tahun setelah Bapak A meninggal, Ibu A

menikah lagi dengan seseorang yang satu daerah dengannya dan juga sebagai

petani, karena Ibu A merasa sudah tidak sanggup lagi untuk memenuhi kebutuhan

keluarganya dan juga terlalu berat beban yang pikulnya.57

Setelah A lulus SD, A diajak oleh pimpinan Panti Sosial Asuhan Rabbani

untuk tinggal di asramanya, kemudian orang tua A pun mendukung karena bagi

mereka itu kesempatan emas, anaknya A diasuh, dibimbing dengan ajaran Islam

dan juga akan disekolahkan. Dan A pun merasa sangat senang sekali, karena

dibandingkan dengan kakak-kakaknya, A yang sangat beruntung. Karena dua

orang kakak A pendidikannya hanya lulus SD saja, sedangkan yang satu lagi

hanya lulus samapi SMP kemudian cuma masuk pesantren dan tidak sekolah,

57 Wawancara Pribadi dengan A, Anak Panti Sosial Asuhan Rabbani, Bogor, 17 Juni

2008.

Page 52: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

52

karena itu adalah kemauan kakaknya sendiri dengan alasan otak atau pikirannya

tidak bisa menangkap pelajaran-pelajaran yang diberikan oleh gurunya.

Kini A sudah sekolah dan sedang duduk di kelas 3 Mts. Di Panti, A juga

banyak diajarkan atau diberikan bimbingan-bimbingan oleh para pembina Panti,

kini A lebih tahu lagi tentang tata cara shalat dan bacaannya, membaca Al-Qur’an

dengan tajwid yang benar, dan sampai saat ini A mempunyai hafalan Al-Qur’an 2

juz, karena A juga memiliki daya serap yang kuat atau cepat untuk menangkap

hafalan-hafalan.

Dari situlah A banyak memperoleh bimbingan-bimbingan agama yang

diberikan oleh para Pembina. Dan dari beberapa bimbingan tersebut, A lebih

menyukai materi bimbingan Hadits dan Training Dakwah.

B. Penerapan Metode Bimbingan Dalam Meningkatkan Kemampuan

Menghafal Al-Qur’an Bagi Anak-anak Usia 8- 15 Tahun.

Penerapan metode bimbingan dalam meningkatkan kemampuan

menghafal al-Qur’an bagi anak-anak usia 8-15 tahun di panti sosial asuhan

rabbani, dalam penerapannya menggunakan dua bentuk metode bimbingan,

yaitu metode bimbingan kelompok dan individual. Bimbingan kelompok

dipergunakan untuk membantu anak atau sekelompok anak dalam

memecahkan masalah-masalahnya dengan melalui kegiatan kelompok.58

Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk membantu seorang individu yang

menghadapi masalah dengan menempatkannya dalam suatu kehidupan

58 H. M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta : PT.

Golden Terayon, 1982), Cet. Ke-1, h. 45.

Page 53: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

53

kelompok.59 Yang dilakukan dengan hubungan bersifat face to face

relationship (hubungan empat mata), yang dilaksanakan dengan wawancara

antara pembimbing dengan anak asuh. Adapun kegiatan kelompok yang

berada di panti sosial asuhan rabbani di antaranya yaitu:

1. Training Dakwah/Muhadharah

Dalam bimbingan ini, setiap anak dikelompokkan menjadi lima orang

dalam setiap kelompoknya, dan setiap anak satu persatu untuk berlatih

ceramah dalam setiap latihan. Training dakwah ini dilaksanakan pada hari

sabtu malam setelah sholat isya berjama’ah, dan training dakwah ini diikuti

oleh anak panti sosial asuhan rabbani.

Sebelum anak-anak mulai berlatih, pengurus panti terlebih dahulu

memberikan arahan-arahan kepada anak-anak tentang bagaimana cara

berbicara yang baik serta dalam berpenampilan (Rethorika). Dalam training

dakwah ini diawasi oleh pengurus panti sosial asuhan rabbani, dan anak asuh

diharapkan bisa menghayati ajaran-ajaran agama dan bisa mensyiarkannya

dengan baik. Dengan diadakannya training dakwah ini untuk melatih mental

agar anak asuh mampu berbicara di depan teman-temannya dan lebih-lebih di

tengah-tengah masyarakat.60

2. Tahfidz dan Takrir Al-Qur’an

59 Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV.

Ilmu, 1985), h. 32. 60 Solhannuddin, Pengurus Panti Sosial Asuhan Rabbani Parung Bogor, Wawancara

Pribadi, Bogor, 30 Juni 2008.

Page 54: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

54

Sebelum memperdengarkan materi baru kepada pembimbing, terlebih

dahulu anak asuh menghafalkan sendiri materi-materi yang akan

diperdengarkan, seperti:

1) Terlebih dahulu anak asuh membaca dengan melihat mushaf, materi-

materi yang akan diperdengarkan kehadapan pembimbing minimal dibaca

tiga kali.

2) Setelah dibaca dengan cara melihat mushaf dan terasa ada bayangan lalu

dibaca dengan hafalan (tanpa melihat mushaf) minimal tiga kali dalam

satu kalimat dan maksimalnya tidak terbatas.

3) Setelah satu kalimat ada dampaknya dan menjadi hafal dengan lancar,

kemudian ditambah dengan merangkaikan kalimat berikutnya sehingga

sempurna menjadi satu ayat.61

4) Setelah materi satu ayat ini dikuasai dengan hafalan yang betul-betul

lancar, maka diteruskan dengan menambah materi baru dengan membaca

binnadzar (melihat mushaf) terlebih dahulu dan mengulang-ulang seperti

pada materi pertama.

5) Setelah mendapat hafalan dua ayat dengan baik dan lancar, maka hafalan

tersebut diulang-ulang mulai dari materi ayat pertama dirangkaikan

dengan materi ayat kedua minimal tiga kali.

6) Setelah materi yang ditentukan menjadi hafal dengan baik dan lancar,

kemudian hafalan ini diperdengarkan kehadapan pembimbing untuk

61 Shalah Al-Khalidi, Membedah Al-Qur’an trj. Muhil DA (Surabaya: Pustaka Progressif,

1997), Cet. Ke-1, h. 103.

Page 55: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

55

ditashhih hafalannya serta mandapat petunjuk-petunjuk dan bimbingan

seperlunya.

7) Waktu menghadap ke pembimbing pada hari kedua, penghafal

memperdengarkan materi baru yang sudah ditentukan dan mengulang

materi hari pertama, hari kedua dan hari ketiga harus selalu

diperdengarkan untuk lebih memantapkan hafalannya. 62

3. Belajar Kelompok

Belajar merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan, begitu

pula anak-anak panti mereka diharuskan belajar bersama, belajar bersama

dilakukan setelah makan malam, karena dengan belajar bersama mereka bisa

saling membantu antar sesama dan mereka bisa mempersiapkan pelajaran

untuk bersekolah.63

Panti Sosial Asuhan Rabbani merupakan salah satu panti Tahfidzul

Qur’an, meskipun belum termasuk panti spesialis Tahfidzul Qur’an. Dikatakan

demikian karena panti ini tidak hanya memberikan materi tahfidz kepada anak-

anak asuh, namun juga memberikan materi-materi bimbingan agama sebagaimana

panti atau pondok pesantren lainnya, seperti: materi Nahwu, Shorof, Aqidah,

Akhlaq, Fiqh, Bahasa Arab, Hadits, Kaligrafi, Qira’atul Qur’an, Ilmu Tajwid,

Training Dakwah dan lain-lain.

62 Solhannuddin, Pengurus Panti Sosial Asuhan Rabbani Parung Bogor, Wawancara

Pribadi, Bogor, 30 Juni 2008. 63 Ibid., Wawancara Pribadi, Bogor, 30 Juni 2008.

Page 56: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

56

Dalam perkembangannya, penerapan bimbingan Tahfidzul Qur’an di Panti

Sosial Asuhan Rabbani dibagi menjadi 2 periode:64

1. Periode Pertama (+ 1993-1995)

Pada awal berdirinya sampai dengan dua tahun berkembang Panti Sosial

Asuhan Rabbani ini mewajibkan kepada anak-anak asuh untuk menghafal al-

Qur’an 30 juz selama pendidikan 6 (enam) tahun dengan tingkatan materi sebagi

berikut:

a. Tahun pertama, masa pendidikan selama satu tahun dengan diakhiri ujian

tahfidzul Qur’an 5 (lima) juz 1-5.

b. Tahun kedua, masa pendidikan satu tahun dengan diakhiri ujian tahfidzul

Qur’an 5 (lima) juz, yang dimulai dari juz 6-10.

c. Tahun ketiga, masa pendidikan selama satu tahun dengan diakhiri ujian

tahfidzul Qur’an 5 (lima) juz, mulai dari juz 11-15.

d. Tahun keempat, masa pendidikan selama satu tahun dengan diakhiri ujian

tahfidzul Qur’an 5 (lima) juz, mulai dari juz 16-20.

e. Tahun kelima, masa pendidikan selama satu tahun dengan diakhiri ujian

tahfidzul Qur’an 5 (lima) juz, mulai dari juz 21-25.

f. Tahun keenam, masa pendidikan selama satu tahun dengan diakhiri ujian

tahfidzul Qur’an 5 (lima) juz, mulai dari juz 26-30.

Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

Materi tahfidzul Qur’an terdiri dari 30 juz dibagi menjadi 72 bulan dengan

ketentuan penghafal menyetorkan hafalannya setiap hari kecuali hari libur; enam

hari dibagi menjadi 4 hari untuk tahfidz dan 2 hari digunakan untuk takrir.

Perinciannya adalah sebagai berikut:

64 Solhannuddin, Pimpinan Panti Sosial Asuhan Rabbani Parung Bogor, Wawancara

Pribadi, Bogor 30 Juni 2008.

Page 57: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

57

1. Materi Tahfidz; diterapkan empat kali dalam seminggu, setiap kali masuk anak

asuh memperdengarkan atau menyetorkan hafalannya kehadapan pembimbing

minimal ½ halaman; kemudian pembimbing membacakan materi baru atau

penghafal membaca sendiri binnadzar (melihat bacaan/buku) dengan

pengarahan-pengarahan atau petunjuk-petunjuk seperlunya dari pembimbing.

Perincian waktu dan materi tahfidz adalah sebagai beikut:

a. Dalam seminggu ½ halaman x 4 hari = 2 halaman

b. Dalam sebulan ½ halaman x 16 hari = 8 halaman

c. Dalam setahun ½ halaman x 192 hari = 92 halaman

d. Dalam enam tahun ½ halaman x 1162 hari = 581 halaman

Dengan demikian dalam 6 tahun waktu yang dipergunakan adalah 1.162

hari dengan menghasilkan materi hafalan 581 halaman sama dengan 30 juz kurang

9 halaman. Untuk menyelesaikan materi 30 juz ini memerlukan tambahan waktu

18 hari. Jadi, 1.162 hari menurut hitungan perincian teori ditambah 18 hari berarti

waktu yang dipergunakan untuk menghafal materi 30 juz adalah 1.180 hari.

2. Materi Takrir; diterapkan dua hari dalam seminggu, setiap kali bimbingan,

penghafal harus menyetor/memperdengarkan hafalan ulang minimal 1

halaman. Adapun perinciannya sebagai berikut:

a. Dalam seminggu : 1 halaman x 2 hari = 2 halaman

b. Dalam sebulan : 1 halaman x 8 hari = 8 halaman

c. Dalam setahun : 1 halaman x 96 hari = 96 halaman

d. Dalam enam tahun : 1 halaman x 576 hari = 576 halaman

Dengan demikian dalam masa 6 tahun waktu yang dipergunakan 576

halaman sama dengan 30 juz kurang 24 halaman. Jadi, untuk menyelesaikan

materi takrir 30 juz diperlukan tambahan 24 hari.

Page 58: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

58

Setelah Panti tersebut menerapkan materi 30 juz kepada anak-anak asuh,

ternyata tidak mendapatkan hasil yang memuaskan atau kurang efektif, banyak

anak-anak asuh yang tidak sanggup untuk mengikuti materi hafalan tersebut. Dari

jumlah keseluruhan anak asuh sebanyak 25 orang, hanya 2 orang yang sanggup

untuk mengikuti hafalan tersebut. Apabila diprosentasekan, berarti hanya 8% anak

asuh yang sanggup mengikuti materi hafalan 30 juz. Walaupun di sisi lain pihak

panti sudah mengusahakan guru-guru tahfidz untuk membimbing mereka, selain

itu karena mereka juga dibebani dengan mata pelajaran yang terlalu banyak,

seperti pelajaran agama yang jumlahnya tidak sedikit, ditambah lagi dengan

materi-materi pelajaran yang dibebankan di sekolah kepada anak-anak asuh.

Karena tidak efektif, maka pihak pengurus/pembina panti tidak memaksakan

kepada anak-anak asuh untuk menghafal materi 30 juz, namun sesuai dengan

kemampuannya masing-masing.

2. Periode kedua (+ 1996-Sekarang)

Setelah memperhatikan perkembangan anak asuh pada periode pertama

yang kurang memuaskan disebabkan materi pelajaran terlalu banyak, maka pihak

panti ini mengatur strategi baru dalam mencari materi apa yang lebih efektif bila

diterapkan kepada anak-anak asuhnya tanpa harus menghilangkan ciri khas panti

tersebut, yaitu materi tahfidzul Qur’an. Dalam periode ini pihak panti hanya

mewajibkan hafalan kepada anak-anak asuh minimal 3 juz yang dimulai dari juz

30, 29, dan juz 28. Kalau diperhatikan memang tampak jauh perbedaan antara

periode pertama dengan periode kedua ini, namun menurut pengasuh/pembina

Page 59: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

59

panti, inilah yang paling relevan/sesuai dengan kemampuan anak-anak asuh

mereka yang mempunyai latar belakang kurang menguntungkan tersebut.

Pola dasar hafalan 3 juz yang diterapkan menjadi dasar utama bagi anak-

anak asuh untuk mengembangkan atau menambah hafalannya di panti atau

pesantren lain. Oleh karenanya pihak pengasuh panti menganjurkan kepada anak-

anak asuhnya setelah tamat dari panti ini bisa melanjutkan ke panti atau pesantren

yang mempunyai ciri khas menghafal al-Qur’an.

Hal ini juga langsung diterapkan oleh pihak panti dengan cara mengutus

anak-anak asuh (yang masih diasuh) untuk melanjutkan pendidikan di panti atau

pesantren yang mempunyai program menghafal al-Qur’an, di antaranya Pondok

Pesantren Al-Urwatul Wutsqa Indramayu dan Pondok Pesantren Al-Istiqamah di

Sukabumi.65

Pada periode ini pelaksanaan materi tahfidzul Qur’an dibagi menjadi 3

kelompok:

1. Kelompok Pertama

Kelompok pertama merupakan kelompok anak asuh baru yang hanya

diwajibkan menghafal al-Qur’an minimal 1 juz yaitu juz 30 dimulai dari

surat An-Nas. Karena masih banyak anak asuh yang belum lancar bahkan

banyak yang belum mengenal al-Qur’an, maka metode yang dipakai

adalah dengan cara langsung mengahafal dari pembimbing. Materi yang

diberikan minimal satu sampai dua baris dalam sekali pertemuan. Mereka

dibimbing 2 kali dalam satu minggu. Tentang pembagian waktu untuk

65 Solhannuddin, Pimpinan Panti Sosial Asuhan Rabbani Parung Bogor, Wawancara

Pribadi, Bogor, 30 Juni 2008.

Page 60: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

60

kelompok ini tidak ditentukan secara rinci, namun diharapkan santri harus

sudah hafal dalam masa pendidikan 3 tahun.

2. Kelompok Kedua

Kelompok kedua diwajibkan menghafal al-Qur’an sebanyak 2 juz yang

dimulai dari juz 30-29 dengan masa waktu pendidikan 3 tahun. Dalam

kelompok kedua ini materi 2 juz dibagi menjadi 36 bulan dengan

ketentuan penghafal menyetorkan hafalannya kepada pembimbing dua kali

dalam seminggu 3 baris dalam sekali pertemuan. Materi 2 juz sama

dengan 40 halaman, dalam 40 halaman terdapat 20 baris atau sama dengan

800 halaman. Adapun perinciannya sebagai berikut:

a. Dalam seminggu : 3 baris x 2 hari = 6 baris

b. Dalam sebulan : 3 baris x 8 hari = 24 baris

c. Dalam setahun : 3 baris x 96 hari = 288 baris

d. Dalam tiga tahun : 3 baris x 288 hari = 864 baris

3. Kelompok Ketiga

Kelompok ketiga diwajibkan menghafal al-Qur’an sebanyak 3 juz dimulai

dari juz 30-28 dengan masa waktu pendidikan 3 tahun. Dalam kelompok

ketiga ini materi 3 juz dibagi 36 bulan atau sama dengan 3 tahun dengan

ketentuan penghafal menyetorkan hafalannya kepada pembimbing 2 hari

dalam seminggu sebanyak 4 baris dalam setiap pertemuan. Materi 3 juz

sama dengan 60 halaman, dalam tiap 60 halaman terdapat 20 baris atau

sama dengan 1200 halaman. Adapun perinciannya sebagai berikut:

a. Dalam seminggu : 4 baris x 2 hari = 8 baris

b. Dalam sebulan : 4 baris x 8 hari = 32 baris

c. Dalam setahun : 4 baris x 96 hari = 384 baris

Page 61: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

61

d. Dalam tiga tahun : 4 baris x 288 hari = 1.152 baris

Dengan demikian dalam 3 tahun waktu yang dipergunakan adalah 288 hari

dengan menghasilkan materi hafalan 1.152 baris sama dengan 3 juz kurang

48 baris. Untuk menyelesaikan materi 3 juz ini memerlukan tambahan

waktu 12 hari.

C. Analisa Penerapan Metode Bimbingan Dalam Meningkatkan

Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Bagi Anak-anak Usia 8-15 Tahun.

Panti sosial asuhan Rabbani merupakan panti yang mengasuh, membina,

dan mendidik anak-anak kurang mampu, yatim piatu, dengan tujuan mereka

mempunyai pendidikan yang sama dengan anak-anak yang lain (anak yang

mampu). Berbagai upaya dan usaha yang dilakukan oleh pengurus panti untuk

mengangkat derajat mereka di mata masyarakat, diantaranya; selain diasuh atau

disantuni mereka juga dibekali berbagai disiplin ilmu, baik pengetahuan agama

maupun pengetahuan umum, namun dalam materi pendidikan selain pelajaran-

pelajaran agama, mereka lebih menekankan pada materi menghafal al-Qur’an

(Tahfidzul Qur’an) yang diharapkan mereka bisa menjadi generasi Qur’ani, yaitu

generasi yang berpedoman dengan al-Qur’an.

Dalam penerapannya untuk meningkatkan kemampuam menghafal al-

Qur’an, panti sosial asuhan rabbani menggunakan dua bentuk metode bimbingan,

yaitu metode bimbingan kelompok dan individual dengan melalui kegiatan

kelompok seperti, training dakwah, tahfidz dan takrir al-Qur’an, dan belajar

kelompok. Dalam perkembangannya, penerapan bimbingan tahfidzul Qur’an di

panti sosial asuhan rabbani dibagi menjadi dua periode, yaitu periode pertama

Page 62: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

62

pada awal berdirinya sampai dengan dua tahun berkembang panti sosial asuhan

rabbani ini mewajibkan kepada anak-anak asuh untuk menghafal al-Qur’an 30 juz

selama pendidikan enam tahun.

Materi tahfidzul Qur’an terdiri dari 30 juz dibagi menjadi 72 bulan dengan

ketentuan anak-anak asuh menyetorkan hafalannya setiap hari kecuali hari libur.

Untuk materi tahfidz diterapkan empat kali dalam seminggu, sedangkan untuk

materi takrir diterapkan dua hari dalam seminggu.

Setelah panti tersebut menerapkan materi 30 juz kepada anak-anak asuh,

ternyata tidak mendapatkan hasil yang memuaskan atau kurang efektif, banyak

anak-anak asuh yang tidak sanggup untuk mengikuti materi hafalan tersebut.

Walaupun di sisi lain pihak panti sudah mengusahakan guru-guru tahfidz untuk

membimbing mereka, selain itu karena mereka juga dibebani dengan mata

pelajaran yang terlalu banyak, seperti pelajaran agama yang jumlahnya tidak

sedikit, ditambah lagi dengan materi-materi pelajaran yang dibebankan di sekolah

kepada anak-anak asuh. Karena tidak efektif, maka pihak panti tidak memaksakan

anak-anak asuh untuk menghafal materi 30 juz.

Setelah memperhatikan perkembangan anak-anak asuh pada periode

pertama, yang ternyata tidak mendapatkan hasil yang memuaskan atau kurang

efektif, maka pihak panti mengatur strategi baru dalam mencari materi apa yang

lebih efektif bila diterapkan kepada anak-anak asuhnya tanpa menghilangkan ciri

khas panti tersebut, yaitu materi tahfidzul Qur’an. Dalam periode ini pihak panti

hanya mewajibkan hafalan kepada anak-anak asuh minimal 3 juz yang dimulai

dari juz 30, 29, dan juz 28. Kalau diperhatikan memang tampak jauh perbedaan

Page 63: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

63

antara periode pertama dengan periode kedua ini, namun menurut pembina panti,

inilah yang paling relavan/sesuai dengan kemampuan anak-anak asuh mereka

yang mempunyai latar belakang kurang menguntungkan tersebut.

Dengan pola dasar hafalan 3 juz yang diterapkan, menjadi dasar utama

bagi anak-anak asuh untuk mengembangkan atau menambah hafalannya di panti

atau pesantren lain. Oleh karenanya pihak panti menganjurkan kepada anak-anak

asuhnya setelah tamat dari panti ini bisa melanjutkan ke panti atau pesantren yang

mempunyai ciri khas menghafal al-Qur’an. Hal ini juga langsung diterapkan oleh

pihak panti dengan cara mengutus anak-anak asuh (yang masih diasuh) untuk

melanjutkan pendidikan di panti atau pesantren yang mempunyai program

menghafal al-Qur’an, seperti Pondok Pesantren Al-Urwatul Wutsqa Indramayu

dan Pondok Pesantren Al-Istiqamah di Sukabumi.66

Pada periode ini pelaksanaan materi tahfidzul Qur’an dibagi menjadi 3

kelompok:

1. Kelompok Pertama

Kelompok pertama merupakan kelompok anak asuh baru yang hanya

diwajibkan menghafal al-Qur’an minimal 1 juz yaitu juz 30 dimulai dari

surat An-Nas. Karena masih banyak anak asuh yang belum lancar bahkan

banyak yang belum mengenal al-Qur’an, maka metode yang dipakai

adalah dengan cara langsung mengahafal dari pembimbing. Materi yang

diberikan minimal satu sampai dua baris dalam sekali pertemuan. Mereka

66 Solhannuddin, Pimpinan Panti Sosial Asuhan Rabbani Parung Bogor, Wawancara

Pribadi, Bogor, 30 Juni 2008.

Page 64: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

64

dibimbing 2 kali dalam seminggu dan diharapkan santri harus sudah hafal

dalam masa pendidikan 3 tahun.

2. Kelompok Kedua

Kelompok kedua diwajibkan menghafal al-Qur’an sebanyak 2 juz yang

dimulai dari juz 30-29 dengan masa waktu pendidikan 3 tahun. Dalam

kelompok kedua ini materi 2 juz dibagi menjadi 36 bulan dengan

ketentuan penghafal menyetorkan hafalannya kepada pembimbing dua kali

dalam seminggu 3 baris dalam sekali pertemuan.

3. Kelompok Ketiga

Kelompok ketiga diwajibkan menghafal al-Qur’an sebanyak 3 juz dimulai

dari juz 30-28 dengan masa waktu pendidikan 3 tahun. Dalam kelompok

ketiga ini materi 3 juz dibagi 36 bulan atau sama dengan 3 tahun dengan

ketentuan penghafal menyetorkan hafalannya kepada pembimbing 2 hari

dalam seminggu sebanyak 4 baris dalam setiap pertemuan.

Page 65: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

65

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah meneliti, menelaah dan mengkaji berbagai data dari bab-bab

terdahulu, maka untuk mengakhiri pembahasan skripsi ini penulis dapat

menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan metode bimbingan dalam meningkatkan kemampuan

menghafal al-Qur’an bagi anak-anak usia 8-15 tahun di Panti Sosial

Asuhan Rabbani, dalam penerapannya menggunakan dua bentuk metode

bimbingan, yaitu metode bimbingan kelompok dan individual dengan

melalui kegiatan kelompok seperti training dakwah, tahfidz dan takrir al-

Qur’an, dan belajar kelompok. Dalam perkembangannya pada periode

awal, bisa dikatakan kurang efektif dengan materi 30 juz, dikarenakan

materi-materi bimbingan atau pelajaran yang terlalu banyak, seperti

pelajaran agama yang jumlahnya tidak sedikit, ditambah lagi dengan

materi-materi pelajaran yang dibebankan di sekolah kepada anak-anak

asuh. Setelah memperhatikan perkembangan anak-anak asuh pada periode

awal, maka pihak panti mengatur strategi baru untuk menerapkan metode

bimbingan dalam meningkatkan kemampuan menghafal al-Qur’an tanpa

harus menghilangkan ciri khas panti (Tahfidzul Qur’an), yaitu dengan

mewajibkan hafalan kepada anak-anak asuh minimal 3 juz, yang menurut

60

Page 66: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

66

pembina panti, seperti itulah yang paling relevan/sesuai dengan

kemampuan anak-anak asuh yang mempunyai latar belakang kurang

menguntungkan tersebut.

2. Dengan pola dasar hafalan 3 juz yang diterapkan, anak-anak asuh dengan

rata-rata dapat menghafal al-Qur’an dalam tingkatan 1-3 juz, yang

menjadi dasar utama bagi anak-anak asuh untuk mengembangkan atau

menambah hafalannya di pesantren lain. Oleh karenanya pihak panti

menganjurkan kepada anak-anak asuhnya setelah tamat dari panti, bisa

melanjutkan ke pesantren yang mempunyai ciri khas menghafal al-Qur’an.

B. Saran

Dari hasil studi dan menelaah observasi yang tertuang dalam skripsi ini,

kiranya tidaklah berlebihan jika penulis mengajukan saran-saran sebagai

berikut:

1. Untuk menerapkan metode bimbingan dalam menghafal al-Qur’an, maka

perlu dipersiapkan pembimbing-pembimbing yang profesional guna

mencetak calon-calon tahfidz yang bermutu.

2. Panti Sosial Asuhan Rabbani harus terus berupaya meningkatkan kualitas

metode bimbingan dalam menghafal al-Qur’an sebagai ciri khas dan nilai

jual panti, dan hendaknya tetap istiqamah dalam menerapkannya.

3. Untuk mendapatkan hafalan yang baik, para penghafal harus

memperhatikan hal-hal seperti; Niat yang ikhlas dari calon penghafal,

harus ada seorang pembimbing, harus menggunakan satu mushaf saja,

Page 67: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

67

harus ada kontinuitas dari calon penghafal dan mengulang-ulang ayat-ayat

yang sudah dihafal sehingga tidak lupa.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim Mahmud, Ali, Akhlaq Mulia, Jakarta : Gema Insani, 2004. Abdur Rauf, Abdul Aziz, Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Da’iyah, Bandung :

Syaamil Cipta Media, 2004, Cet. Ke-4. A. Hallen, Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Ciputat Press, 2002, Cet. Ke-1. Ali, Muhammad, Penerapan Metode Unres Tricted dalam Tata Boga, artikel

diaksespada 17 September 2008 http://digilib.upi.edu/pasca/submittid/etd-0524107-102147/unrestricted/BAB_I.pdf.

Al-Khalidi, Shalah, Membedah Al-Qur’an trj. Muhil DA, Surabaya : Pustaka

Progressif, 1997, Cet. Ke-1. Arifin, H. M, Pokok-pokok Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta :

Bulan Bintang, 1976. ---------------, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta :

PT. Golden Trayon Press, 1998, Cet. Ke-6. Ar-Rasyid, Haya, Kiat Mengatasi Kendala Membaca dan Menghafal Al-Qur’an,

Jakarta : Pustaka Al-Sofwa, 2004, Cet. Ke-1. Burhan, Arif, Pengantar Metode Kualitatif, Surabaya : Usaha Nasional, 1992. Burhanuddin, Organisasi, Tugas, dan Fungsi Aparat Pendidikan, Surabaya : IKIP

Malang, 1989, Cet. Ke-2. Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya ke Dalam Bahasa Indonesia,

Jeddah, tt. Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2002, Cet.

Ke-3. Djumhur, I., dan Surya, Moh., Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah “Cevidance

And Counseling”, Bandung : CV. Ilmu, 1985. Faqih, Aunur Rahim, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta : UII

Press, 2001.

Page 68: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

68

J. Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosda

karya, 2004, Cet. Ke-1. Kartono, Kartini, Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan), Bandung : CV.

Mandar maju, 1990, Cet. Ke-4. Koencaraningrat, Metodologi Penelitian Ilmiah, Jakarta : Gramedia, 1997. M. Amirin, Tatang, Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta : Rajawali Press, 1990,

Cet. Ke-2. Margono, S, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : PT. Rieneka Cipta,

1997. Muhammad, Abi Abdullah bin Qurthubi, Ahmad, Attidzkar fii Afdalil Adzkar Al-

Qur’an Al-Karim. Mujib, Abdul, Nuansa-nuansa Psikologi Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo

Rosada, 2002, Cet. Ke-2. Munir, M, Metode Dakwah, Jakarta : Kencana, 2006, Cet. Ke-2. Nawabuddin, Abdurrab, Metode Praktis Hafal Al-Qur’an, Jakarta : CV. Firdaus,

1993, Cet. Ke-3. ----------------------------, Tehnik Menghafal Al-Qur’an, Bandung : Sinar Baru Al-

Gensindo, 1996, Cet. Ke-4. Purwanto, Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pembinaan, Bandung : PT. Remaja

Rosda Karya, 1992, Cet. Ke-5. Prayitno, dan Amti, Erman, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta :

Rieneka Cipta, 2004, Cet. Ke-2. Qardhawi, Yusuf, DR, Berinteraksi dengan Al-Qur’an, Jakarta : PT. Gema Insani

Press, 2001, Cet. Ke-3. Ridwan Alawie, A. Belajar Cepat Murratal 120 Menit, BAB I Tahsin, Tartil dan

Tahfidz, Bandung : tt. Rifa’i, Moh, Aqidah Akhlaq, Semarang : CV. Wicaksana, 1994, Cet. Ke-2. Singarimbun, Masri dan Efendi, Sofyan, Metodologi Penelitian Survey, Jakarta :

LP3ES, 1995.

Page 69: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

69

Socrates, Menepis Impian, Yogyakarta : Media Abadi, 1994, Jilid 2. Solhannuddin, S. Ag, Pengasuh Panti Sosial Asuhan Rabbani Parung Bogor,

Jawa Barat, 2008. Sukardi, Dewa Ketut, Bimbingan dan Konseling, Jakarta : PT. Bina Aksara, 1988. Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Qur’an, Bandung : Mizan, 1997, Cet. Ke-

17. ------------------------, Wawasan Al-Qur’an, Bandung : Mizan, 1998, Cet. Ke-8.

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1986, Cet. Ke-9.

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus

Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1999, Cet. Ke-10. Undang-Undang Dasar 1945 BAB XIII Pasal 31 dan 34. Von Denffer, Ahmad, Ilmu Al- Qur’an Pengenalan Dasar, Jakarta : PT. Rajawali

Press, 1988, Cet. Ke-1. W. Ahsin, Al-Hafidz, Drs, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, Jakarta :

Bumi Aksara, 1994, Cet. Ke-1. Warsono Munawwir, Ahmad, Al-Munawwir : Kamus Arab Indonesia Terlengkap,

Surabaya : Pustaka Progresif, 1997, Cet. Ke-14. Winkel, dan Hastuti, Sri, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan,

Yogyakarta : Media Abadi, 2004, Cet. Ke-3. Zen, Muhaimin, H, A, Drs. Bunga Rampai Mutiara Al-Qur’an Pembinaan Qari

Qari’ah dan Hafidz Hafidzoh, 2006. ---------------------------------, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, Jakarta :

PT. Al-Husna Zikra, 1996, Cet. Ke-1.

Page 70: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

70

HASIL WAWANCARA

Hari/Tanggal Wawancara : Kamis, 03 April 2008

Waktu : Pukul 16.00-17.30

Tempat Wawancara : Ruang Tamu Panti

Interviewee : Ustadz. Solhannuddin, S. Ag.

Jabatan : Pimpinan Panti Sosial Asuhan Rabbani

Interviewer : Ruslan Habibi

1. Sejak kapan panti sosial asuhan Rabbani didirikan ?

Jawab : Panti sosial asuhan Rabbani didirikan pada tanggal 13 Oktober 1993

bertepatan dengan berdirinya Yayasan.

2. Siapa pendirinya ?

Jawab : Pendiri panti sosail asuhan Rabbani adalah Ibu Hj. Syilvinia

Djanamar Adjam.

3. Apa yang melatarbelakangi berdirinya panti sosial asuhan Rabbani ?

Jawab : Latar belakang berdirinya panti sosial asuhan Rabbani tidak terlepas

dari latar belakang berdirinya yayasan, yaitu ingin berbuat baik kepada

orang lain terutama anak-anak kurang mampu, yatim piatu, terlantar

dan sebagainya. Dengan cara menyantuni mereka baik pangan,

sandang, papan maupun pendidikan mereka. Ini merupakan sebuah

Page 71: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

71

cita-cita dari suami pendiri pada masa hidupnya, namun Allah

berkehendak lain. Beliau meninggal dunia, kemudian diwujudkan oleh

isteri tercintanya.

4. Apa tujuan didirikannya panti sosial asuhan Rabbani ?

Jawab : Untuk meningkatkan derajat anak yatim, kurang mampu, dan

terlantar, dengan melalui pendidikan dan mengembangkan dua

potensi yaitu pendidikan umum dan pendidikan agama, yang

diharapkan mempunyai nilai plus dan mampu menjadi ulama yang

tidak saja luas ilmu pengetahuannya (dibidang agama) namun

mampu memenuhi tuntutan zamannya untuk ikut berperan aktif

dalam menghadapi masalah-masalah kemasyarakatan.

5. Berapa jumlah santri yang dibina saat ini ?

Jawab : Santri panti sosial asuhan Rabbani pada saat ini berjumlah 25 orang

6. Berasal dari mana saja santri-santri tersebut ?

Jawab : Pada awalnya santri hanya berasal dari Kepulauan Mentawai dan

Kepulauan Riau, namun setelah berkembang beberapa tahun sampai

pada saat ini santri juga ada yang berasal dari Lampung, Banten,

Jakarta, Indramayu, Depok, Cianjur, dan Jawa Timur.

7. Bagaimana menanamkan kepercayaan terhadap santri-santri setelah masuk ke

panti ?

Jawab : 1). Dengan memberikan motivasi/semangat kepada santri-santri

bahwa semua santri mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapatkan

pendidikan/ilmu pengetahuan, baik yang mempunyai orang tua maupun yng

Page 72: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

72

tidak (yatim-piatu), 2). Menanamkan sifat percaya diri bahwa siapa pun yang

bersungguh-sungguh pasti akan berhasil dalam meraih cita-cita, 3) Dan yang

tidak kalah penting adalah menanamkan sifat rasa kasih sayang antara

pengasuh dan anak asuh (santri) bagaikan orang tua dengan anak-anaknya.

8. Siapa sajakah yang menjadi mitra kerja sama dalam program peningkatan

santri-santri panti sosial asuhan Rabbani ?

Jawab : Yang menjadi mitra kerja sama dalam peningkatan santri yaitu dengan

lembaga pendidikan pemerintah/swasta, penyelenggara pendidikan

bagi anak asuh dan para donatur-donatur lainnya yang turut

mendukung atas penyelenggaraan pendidikan bagi anak-anak asuh.

9. Jenis bantuan seperti apakah yang diberikan dari pihak donatur ?

Jawab : Penyandang dana atau donatur di sini ada dua macam, yaitu ada

donatur tetap, artinya para penyandang dana yang memberikan

bantuan secara berkesinambungan dengan jumlah bantuan yang

tetap dan waktu yang teratur (tiap minggu atau tiap bulan), yang

biasanya bisa berupa sejumlah uang dan kebutuhan-kebutuhan

pokok santri atau sembako. Dan kedua donatur tidak tetap, yaitu

para penyandang dana yang memberikan bantuan secara insidential

dengan jumlah bantuan dan waktu tidak ditentukan, dan jenis

bantuannya sama dengan donatur tetap.

10. Faktor pendukung dan penghambat apa saja yang ditemui oleh panti ?

Jawab : Yang menjadi faktor pendukung adalah dibutuhkannya para

pengasuh/pembimbing yang berjiwa besar, sabar dan penuh pengertian kepada

Page 73: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

73

Allah SWT. Kemudian fasilitas yang meliputi perumahan (asrama), pakaian

dan biaya sehari-hari serta biaya pendidikan yang mencukupi. Adapun yang

menjadi faktor penghambat, santri yang diasuh di panti mempunyai 2 latar

belakang, yaitu anak yatim piatu dan anak tidak mampu (fakir). Hal itu sangat

mempengaruhi kepribadian anak-anak asuh diantaranya, mereka hidup dalam

situasi kurangnya kasih sayang, dan kurangnya kebutuhan, hal ini tentu

berpengaruh pada beberapa faktor penghambat dalam mengurus panti

diantranya: kurang disiplin, emosi yang labil, semangat belajar menurun, dan

merasa minder/ekstrofet kepada anak-anak yang masih ada orang tuanya.

11. Apa harapan Bapak dengan dibinanya mereka di panti ?

Jawab : Dengan melalui materi bimbingan Tahfidzul Qur’an yang menjadi ciri

khas panti ini, diharapkan mereka bisa menjadi generasi Qur’ani, yaitu

generasi yang berpedoman dengan Al-Qur’an.

Bogor, 03 April 2008

Pimpinan Panti Sosial Asuhan Rabbani

Ruslan Habibi Ustadz. Solhannuddin, S. Ag Interviewer Interviewee

Page 74: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

74

HASIL WAWANCARA

Hari/Tanggal Wawancara : Rabu, 28 Mei 2008

Waktu : Pukul 13.00-15.15

Tempat Wawancara : Ruang Tamu Panti

Interviewee : Ustadz. Jefriadi

Jabatan : Pembimbing/Pengasuh Panti Asuhan Rabbani

Interviewer : Ruslan Habibi

1. Apa saja materi bimbingan yang diberikan pada santri-santri di sini ?

Jawab : Materi bimbingan yang diberikan di sini sama halnya dengan pondok

pesantren lainnya, seperti: Materi Tahfidzul Qur’an, Aqidah, Akhlaq,

Training Dakwah, Fiqh, Bahasa Arab, Nahwu, Shorof, Hadits, Ilmu

Tajwid, Qira’atul Qur’an, Kaligrafi dan lain-lain. Namun dalam

materi-materi bimbingan tersebut, yang lebih ditekankan adalah materi

bimbingan menghafal al-Qur’an (Tahfidzul Qur’an).

2. Bagaimanakah penerapan metode bimbingan dalam meningkatkan

kemampuan menghafal al-Qur’an di panti ini?

Jawab : Penerapan metode bimbingan dalam menghafal al-Qur’an dibagi

menjadi 2 periode: Periode pertama menerapkan sistem/metode 30

juz dalam masa pendidikan 6 tahun dan periode kedua santri hanya

diwajibkan hafalan 3 juz selama pendidikan di panti.

Page 75: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

75

3. Bagaimanakah pengaturan alokasi waktu yang dijadwalkan ?

Jawab : Pengaturan waktu yang digunakan pada periode pertama adalah:

materi tahfidz diterapkan 4 kali dalam seminggu minimal setor

hafalan ½ halaman x 4 hari = 2 halaman, dalam sebulan ½ halaman

x 16 hari = 8 halaman, setahun ½ halaman x 192 hari = 92 halaman

dan dalam 6 tahun ½ halaman x 1162 hari = 581 halaman. Ini sama

dengan 30 juz kurang 9 halaman, maka dibutuhkan waktu tambahan

18 hari. Sedangkan materi takrir diterapkan 2 kali dalam seminggu

minimal setiap pertemuan 1 halaman. Pengaturannya: 1 halaman x 2

hari = 2 halaman (dalam seminggu), dalam sebulan 1 halaman x 8

hari = 8 halaman, dalam setahun 1 halaman x 96 hari = 96 halaman,

dan dalam 6 tahun x 576 hari = 576 halaman. Hal ini sama dengan

30 juz kurang 24 halaman. Untuk menyelesaikannya memerlukan

tambahan waktu 24 hari. Sedangkan pada periode kedua para santri

dibagi menjadi 3 kelompok; kelompok pertama yaitu kelompok

santri baru yang hanya diwajibkan hafalan 1 juz yaitu juz 30,

kelompok kedua diwajibkan hafalan 2 juz yaitu juz 30 dan 29,

sedangkan kelompok ketiga diwajibkan hafalan 3 juz yaitu juz 30,

29 dan 28.

4. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan dalam meningkatkan kemampuan

menghafal al-Qur’an ?

Page 76: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

76

Jawab : Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menghafal

al-Qur’an yaitu dengan menerapkan metode bimbingan dalam

menghafal al-Qur’an. Selain itu santri juga harus sering

mendengarkan kaset murratal.

5. Bagaimanakah strategi bimbingan dalam menghafal al-Qur’an yang

diterapkan di panti ?

Jawab : Iya..untuk membantu mempermudah membentuk kesan dalam ingatan

terhadap ayat-ayat yang dihafal, maka diperlukan strategi menghafal

yang baik. Yaitu dengan strategi pengulangan ganda, tidak beralih

pada ayat berikutnya sebelum ayat yang sedang dihafal benar-benar

hafal, menghafal urutan-urutan ayat yang dihafalnya dalam satu

kesatuan jumlah setelah benar-benar hafal ayat-ayatnya, menggunakan

satu jenis mushaf, memahami (pengertian) ayat-ayat yang dihafalnya,

memperhatikan ayat-ayat yang serupa, dan disetorkan pada seorang

pembimbing.

6. Sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan dalam proses bimbingan

menghafal al-Qur’an ?

Jawab : Sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses bimbingan

menghafal al-Qur’an, seperti tape, kaset murratal, kemudian selalu

membacanya dalam shalat, musabaqah hifdzul Qur’an dan bergaul

dengan orang yang sedang/sudah hafal al-Qur’an.

7. Kendala-kendala apa saja yang ditemui dalam proses bimbingan menghafal al-

Qur’an ?

Page 77: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

77

Jawab : Ada beberapa kendala yang dialami, seperti banyak ayat-ayat yang

sudah dihafal lupa lagi, malas untuk mengulang-ulang hafalan, tidak

adanya pembimbing yang secara rutin membimbing anak-anak asuh

dan lain sebagainya.

8. Dan bagaimana upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala-

kendala tersebut ?

Jawab : Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, pembimbing selalu

memberikan motivasi, arahan dan meyakini benar-benar tujuan dan

fadhilah menghafal. Agar hatinya tetap bersih dan suci (saliim),

sangat perlu bagianak asuh untuk memperbanyak amal-amal shalih

dan istighfar serta banyak-banyak berdoa kepada Allah SWT. Hal

ini sangatlah diperlukan bagi anak asuh atau penghafal al-Qur’an

lainnya, karena ini untuk membekali diri anak asuh agar mampu

bersabar, bersemangat, dan tidak kenal putus asa dalam menghadapi

problematika menghafal al-Qur’an.

9. Bagaimanakah tanggapan anak asuh terhadap penerapan metode bimbingan

dalam menghafal al-Qur’an ?

Jawab : Pada awalnya mayoritas anak-anak asuh mengeluh dengan materi

bimbingan menghafal al-Qur’an (Tahfidzul Qur’an) dikarenakan

mereka dibebani mata pelajaran yang terlalu banyak, seperti

pelajaran agama yang jumlahnya tidak sedikit, ditambah lagi dengan

materi-materi palajaran yang dibebankan di sekolah kepada anak-

anak asuh. Karena tidak efektif, maka pihak pengurus/pembimbing

Page 78: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

78

tidak memaksakan anak-anak asuh untuk menghafal materi 30 juz,

namun hanya mewajibkan hafalan kepada anak-anak asuh minimal 3

juz yang dimulai dari juz 30, 29 dan 28. Dengan begitu anak-anak

asuh sangat berantusias untuk menghafal al-Qur’an, yang juga

diterapkan dengan metode bimbingan dalam menghafal serta

pengaturan alokasi waktu yang dijadwalkan.

10. Bagaimana pendapat pembimbing tentang penerapan metode bimbingan

dalam menghafal al-Qur’an bagi anak-anak asuh sejak dini ?

Jawab : Penerapan metode bimbingan dalam menghafal al-Qur’an bagi anak-

anak asuh sejak dini sangat bagus, di samping cepat menghafal, cepat

mengingat dan tidak mudah hilang. Karena ingatan anak-anak asuh

sejak dini mencapai intensitas paling besar dan paling kuat serta

mampu memuat jumlah materi ingatan paling banyak.

Bogor, 28 Mei 2008

Pembimbing Agama

Ruslan Habibi Ustadz. Jefriadi Interviewer Interviewee

Page 79: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

79

HASIL WAWANCARA

Hari/Tanggal Wawancara : Rabu, 28 Mei 2008

Waktu : Pukul 16.00-17.15

Tempat Wawancara : Ruang Tamu Panti

Interviewee/Inisial : R

Usia : 20 tahun

Pendidikan : Kelas 3 MA Sawangan Depok

Interviewer : Ruslan Habibi

1. Apakah kamu masih mempunyai orang tua/keluarga, dan coba ceritakan

tentang keluargamu ?

Jawab : Orang tua saya masih lengkap, saya anak kedua dari enam bersaudara,

sekarang keluarga saya berada di Lampung. Bapak saya pekerjaannya

sebagai petani sedangkan Ibu saya sebagai ibu rumah tangga.

Kehidupan keluarga saya di sana Alhamdulillah baik-baik saja dan

termasuk keluarga yang dibilang mampu di sekitar rumah saya.

2. Sudah berapa lama kamu tinggal di panti dan dari mana kamu mengetahui

panti ini ?

Jawab : Kurang lebih tiga tahun, dan saya tahu panti di sini dari orang tuanya

teman saya. Yang kebetulan waktu itu Ibu saya bertemu dengan orang

Page 80: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

80

tua teman saya. Karena saya nakal dan susah diatur akhirnya saya

dikirim ke panti ini.

3. Apa yang kamu sukai dan tidak sukai dari panti ini, baik dari teman-teman,

pembimbing maupun lingkungan panti ?

Jawab : Saya berada di sini sudah bersyukur dan senang banget. Jadi saya

menyukai semua dari panti ini, teman-teman, pembimbing maupun

suasana panti di sini.

4. Kegiatan apa saja yang diberikan oleh pembimbing di panti ini ?

Jawab : Di sini ada materi bimbingan yang banyak sekali diberikan oleh

pembimbing, salah satunya menghafal Al-Qur’an, kemudian ada

juga training dakwah. Bahkan sampai ada kegiatan pertanian dan

pertenakan.

5. Materi bimbingan apa saja yang kamu sukai yang diberikan oleh pembimbing

Jawab : Materi bimbingan yang paling saya sukai seni baca Al-Qur’an dan

training dakwah.

6. Sudah berapa juz kamu menghafal Al-Qur’an ?

Jawab : Sampai saat ini kurang lebih baru 3 juz.

7. Apakah kamu merasakan manfaat dari menghafal Al-Qur’an ?

Jawab : Iya, manfaatnya banyak dan itu untuk pegangan saya di akhirat nanti.

Kalau sekarang-sekarang ini bisa digunakan dalam shalat lima waktu.

8. Metode apa yang kamu gunakan dalam menghafal Al-Qur’an ?

Page 81: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

81

Jawab : Metode yang digunakan adalah sesuai dengan yang diterapkan di

panti ini dalam menghafal Al-Qur’an yaitu metode bimbingan

tahfidz dan takrir.

9. Menurut kamu, apakah metode bimbingan tahfidz dan takrir dapat

meningkatkan kemampuan dalam menghafal Al-Qur’an ?

Jawab : Iya, di panti ini dengan menerapkan metode bimbingan tahfidz dan

takrir, itu dapat meningkatkan kualitas/kemampuan menghafal santri-

santri sini.

10. Apa tanggapan kamu tentang bimbingan tahfidz dan takrir ?

Jawab : Enak, bagus..karena penerapannya bagus seperti pengaturan

waktunya. Selain itu juga dibimbingnya enak oleh para

pembimbing.

Bogor, 28 Mei 2008

Interviewer Interviewee

Ruslan Habibi

Page 82: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

82

HASIL WAWANCARA

Hari/Tanggal Wawancara : Rabu, 11 Juni 2008

Waktu : Pukul 13.00-14.05

Tempat Wawancara : Mushola/Aula

Interviewee/Inisial : I

Usia : 17 tahun

Pendidikan : Kelas 2 MA Sawangan Depok

Interviewer : Ruslan Habibi

1. Apakah kamu masih mempunyai orang tua/keluarga, dan coba ceritakan

tentang keluargamu ?

Jawab : Ibu Bapak saya masih ada, saya mempunyai enam bersaudara dan

saya anak keempat. Abang saya ada yang merantau untuk kerja dan

ada juga yang masih sekolah. Ibu saya seorang ibu rumah tangga

dan Bapak seorang petani. Keluarga saya sekarang tinggal di

Lampung yang hidupnya pas-pasan.

2. Sudah berapa lama kamu tinggal di panti dan dari mana kamu mengetahui

panti ini ?

Page 83: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

83

Jawab : Kurang lebih dua tahun. Tau panti ini waktu itu setelah lulus SMP

diajak oleh orang tua pimpinan panti sini, karena orang tua saya sudah

ngga mampu lagi.

3. Apa yang kamu sukai dan tidak sukai dari panti ini, baik dari teman-teman,

pembimbing maupun lingkungan panti ?

Jawab : Di sini saya suka semuanya. Ngga ada yang ga suka.

4. Kegiatan apa saja yang diberikan oleh pembimbing di panti ini ?

Jawab : Di sini ada bimbingan kelompok/ceramah (tausyiah) yang

dilaksanakan setelah shalat dan isinya tentang bimbingan-

bimbingan agama, ada materi bimbingannya juga, training

dakwah, pertanian dan lain-lain.

5. Materi bimbingan apa saja yang kamu sukai yang diberikan oleh pembimbing

Jawab : Training Dakwah, Sirah Nabawi dan Tahfidzul Qur’an.

6. Sudah berapa juz kamu menghafal Al-Qur’an ?

Jawab : Saya baru menghafal satu juz.

7. Apakah kamu merasakan manfaat dari menghafal Al-Qur’an ?

Jawab : Iya, saya bisa merasakan manfaatnya seperti dalam shalat lima waktu.

Di situ saya bisa shalat dengan hafalan-hafalan Al-Qur’an, yang saya

sudah hafal. Yang tadinya saya kalau shalat selalu baca surat An-Nas

sampai Al-Lahab, kini bisa membaca dengan surat-surat yang lain

dalam shalat.

8. Metode apa yang kamu gunakan dalam menghafal Al-Qur’an ?

Page 84: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

84

Jawab : Yang saya gunakan di sini sama dengan santri-santri yang lain yaitu

metode bimbingan tahfidz dan takrir.

9. Menurut kamu, apakah metode bimbingan tahfidz dan takrir dapat

meningkatkan kemampuan dalam menghafal Al-Qur’an ?

Jawab : Iya, dapat..karena dengan metode bimbingan tersebut sudah

membuahkan hasil yang cukup baik.

10. Apa tanggapan kamu tentang bimbingan tahfidz dan takrir ?

Jawab : Metode bimbingan tahfidz dan takrir sangat baik sekali untuk

dijadikan pedoman menghafal Al-Qur’an. Dan lebih-lebih harus

diberdayakan di mana saja.

Bogor, 28 Mei 2008

Interviewer Interviewee

Ruslan Habibi

Page 85: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

85

HASIL WAWANCARA

Hari/Tanggal Wawancara : Rabu, 11 Juni 2008

Waktu : Pukul 16.00-17.14

Tempat Wawancara : Mushola/Aula

Interviewee/Inisial : K

Usia : 15 tahun

Pendidikan : Kelas 1 SMK

Interviewer : Ruslan Habibi

1. Apakah kamu masih mempunyai orang tua/keluarga, dan coba ceritakan

tentang keluargamu ?

Jawab : Iya saya masih mempunyai kedua orang tua, satu orang kakak dan

satu orang adik yang masih kecil. Saya adalah anak kedua dari tiga

bersaudara. Bapak saya adalah seorang pekerja suruhan, yang biasa

disuruh oleh orang untuk mengerjakan ladang orang tersebut, dan

kadang dia sebagai petani, kadang sebagai nelayan. Jadi pekerjaan

Bapak saya tidak tetap sedangkan Ibu saya seorang ibu rumah tangga.

2. Sudah berapa lama kamu tinggal di panti dan dari mana kamu mengetahui

panti ini ?

Page 86: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

86

Jawab : Saya di sini sudah empat tahun. Awalnya Ibu saya bernadzar ingin

sekali memasukkan saya ke pesantren, namun dikarenakan tidak ada

biaya akhirnya saya di masukkan ke panti ini yang kebetulan orang tua

saya kenal dekat dengan orang tua dari pimpinan panti sini.

3. Apa yang kamu sukai dan tidak sukai dari panti ini, baik dari teman-teman,

pembimbing maupun lingkungan panti ?

Jawab : Di sini enak-enak aja, karena kehidupannya teratur mulai dari bangun

tidur sampai mau tidur lagi. Jadi, ngga ada yang ga enak.

4. Kegiatan apa saja yang diberikan oleh pembimbing di panti ini ?

Jawab : Kegiatan di sini bermacam-macam, mulai dari menghafal Al-Qur’an

kemudian juga diberikan materi-materi bimbingan, ada kerja bakti

yang setiap hari minggu, ada training dakwah, tausyiah dan lain-

lainnya.

5. Materi bimbingan apa saja yang kamu sukai yang diberikan oleh pembimbing

Jawab : Aqidah Akhlaq dan Sirah Nabawi.

6. Sudah berapa juz kamu menghafal Al-Qur’an ?

Jawab : Kurang lebih 3 juz.

7. Apakah kamu merasakan manfaat dari menghafal Al-Qur’an ?

Jawab : Iya, kalau kita menyadarinya pasti kita dapat merasakan manfaat dari

menghafal Al-Qur’an. Dan Alhamdulillah yang saya rasakan, sampai

saat ini saya diberikan kemudahan oleh Allah dalam belajar, diberikan

ketenangan hati. Selain itu dapat juga dirasakan dalam shalat lima

waktu.

Page 87: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

87

8. Metode apa yang kamu gunakan dalam menghafal Al-Qur’an ?

Jawab : Selama ini yang saya gunakan adalah metode bimbingan tahfidz dan

takrir, karena yang diterapkan di panti ini dalam menghafal Al-

Qur’an adalah metode bimbingan tahfidz dan takrir.

9. Menurut kamu, apakah metode bimbingan tahfidz dan takrir dapat

meningkatkan kemampuan dalam menghafal Al-Qur’an ?

Jawab : Menurut saya dapat. Dengan metode bimbingan tahfidz dan takrir

seperti yang diterapkan di sini ternyata santri-santri dapat menghafal

Al-Qur’an dengan baik.

10. Apa tanggapan kamu tentang bimbingan tahfidz dan takrir ?

Jawab : Bagi saya adalah dengan metode bimbingan tahfidz dan takrir dapat

menjadikan orang-orang untuk sukses bagi yang benar-benar niat

dalam menghafal Al-Qur’an.

Bogor, 11 Juni 2008

Interviewer Interviewee

Ruslan Habibi

Page 88: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

88

HASIL WAWANCARA

Hari/Tanggal Wawancara : Selasa, 17 Juni 2008

Waktu : Pukul 13.00-14.10

Tempat Wawancara : Mushola/Aula

Interviewee/Inisial : N

Usia : 17 tahun

Pendidikan : Kelas 2 MA Sawangan Depok

Interviewer : Ruslan Habibi

1. Apakah kamu masih mempunyai orang tua/keluarga, dan coba ceritakan

tentang keluargamu ?

Jawab : Bapak saya masih ada, sedangkan Ibu saya sudah meninggal. Dan

saya adalah anak tunggal. Pekerjaan Bapak saya tidak tetap. Bapak

saya adalah seorang pekerja suruhan, kadang bekerja membersihkan

ladang atau perkebunan, dan kadang tukang memanjat pohon durian

(kalau musim durian) karena Bapak saya pintar dan cepat kalau

memanjat pohon.

2. Sudah berapa lama kamu tinggal di panti dan dari mana kamu mengetahui

panti ini ?

Jawab : Saya di sini kurang lebih sudah dua tahun, dan tau keberadaan panti di

sini dari Kakek, karena Kakek yang mengusulkan agar saya tinggal di

Page 89: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

89

panti ini karena melihat orang tua saya sudah tidak sanggup lagi untuk

membiayai sekolah dan kebutuhan saya sehari-hari. Dan kebetulan

Kakek saya bekas gurunya pimpinan panti di sini.

3. Apa yang kamu sukai dan tidak sukai dari panti ini, baik dari teman-teman,

pembimbing maupun lingkungan panti ?

Jawab : Suka semua..di sini enak banyak teman.

4. Kegiatan apa saja yang diberikan oleh pembimbing di panti ini ?

Jawab : Kegiatan di sini bermacam-macam, mulai dari menghafal Al-Qur’an

kemudian juga diberikan materi-materi bimbingan, puasa senin kamis,

ada kerja bakti yang setiap hari minggu, ada training dakwah,

tausyiah, diajarin cara berkebun/bertani dan lain-lainnya.

5. Materi bimbingan apa saja yang kamu sukai yang diberikan oleh pembimbing

Jawab : Seni baca Al-Qur’an, Training Dakwah dan menghafal Al-Qur’an.

6. Sudah berapa juz kamu menghafal Al-Qur’an ?

Jawab : Sampai saat ini baru dua juz.

7. Apakah kamu merasakan manfaat dari menghafal Al-Qur’an ?

Jawab : Iya, terasa banget ketika saya sedang melaksanakan shalat, saya bisa

membacakan hafalan Al-Qur’an yang sudah saya hafalkan. Itulah

manfaatnya yang begitu berarti bagi saya, karena kalau saya tidak

menghafalkan Al-Qur’an, saya ga tau harus membaca apa dalam

melaksanakan shalat.

8. Metode apa yang kamu gunakan dalam menghafal Al-Qur’an ?

Page 90: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

90

Jawab : Metode bimbingan tahfidz dan takrir, sebagaimana yang diterapkan di

panti sini.

9. Menurut kamu, apakah metode bimbingan tahfidz dan takrir dapat

meningkatkan kemampuan dalam menghafal Al-Qur’an ?

Jawab : Iya dapat, kalau kita benar-benar menekuninya, dan metode

bimbingan tersebut adalah sangat mudah untuk dipelajari.

10. Apa tanggapan kamu tentang bimbingan tahfidz dan takrir ?

Jawab : Menurut saya seharusnya metode bimbingan tahfidz dan takrir harus

lebih dikembangkan atau disebar luaskan lagi, karena baik sekali

untuk para calon penghafal Al-Qur’an lainnya. Dan bisa juga sebagai

metode alternatif sehingga akan menghilangkan kejenuhan dalam

proses menghafal Al-Qur’an.

Bogor, 17 Juni 2008

Interviewer Interviewee

Ruslan Habibi

Page 91: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

91

HASIL WAWANCARA

Hari/Tanggal Wawancara : Selasa, 17 Juni 2008

Waktu : Pukul 16.00-17.20

Tempat Wawancara : Mushola/Aula

Interviewee/Inisial : A

Usia : 15 tahun

Pendidikan : Kelas 3 MTs Bojong

Interviewer : Ruslan Habibi

1. Apakah kamu masih mempunyai orang tua/keluarga, dan coba ceritakan

tentang keluargamu ?

Jawab : Ibu saya masih ada, sedangkan Bapak saya sudah meninggal saat saya

usia 5 tahun. Saya adalah anak keempat dari lima bersudara, Kakak-

kakak saya ada yang masih sekolah dan ada juga yang sudah kerja,

yang sampai sekarang merantau ke daerah-daerah dan mereka pulang

ke rumah hanya satu hari, setelah itu pergi lagi. Selama ditinggal

Bapak, Ibu saya seorang petani yang menggantikan posisi Bapak

saya. Setelah dua tahun ditinggal Bapak, Ibu saya menikah lagi.

2. Sudah berapa lama kamu tinggal di panti dan dari mana kamu mengetahui

panti ini ?

Page 92: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

92

Jawab : Kurang lebih dua tahun. Saya tau panti di sini karena diajak oleh

pimpinan panti dan Ibu saya pun mengizinkannya.

3. Apa yang kamu sukai dan tidak sukai dari panti ini, baik dari teman-teman,

pembimbing maupun lingkungan panti ?

Jawab : Sampai saat ini di sini enak-enak aja dan dinikmati aja.

4. Kegiatan apa saja yang diberikan oleh pembimbing di panti ini ?

Jawab : Yang diberikan di sini banyak ada materi-materi bimbingan agama,

menghafal Al-Qur’an, Training Dakwah, bimbingan kelompok

(tausyiah-tausyiah), gotong royong yang rutin setiap hari minggu

atau bertani.

5. Materi bimbingan apa saja yang kamu sukai yang diberikan oleh pembimbing

Jawab : Hadits, Training Dakwah dan Ilmu Tajwid.

6. Sudah berapa juz kamu menghafal Al-Qur’an ?

Jawab : Kurang lebih dua juz.

7. Apakah kamu merasakan manfaat dari menghafal Al-Qur’an ?

Jawab : Iya, manfaatnya yang dapat dirasakan, saya bisa shalat dengan baik

dan tau hukum-hukum bacaan Al-Qur’an (Tajwid), serta dengan

menghafal Al-Qur’an hati saya bisa tenang dan Insya Allah diberikan

kemudahan oleh Allah SWT.

8. Metode apa yang kamu gunakan dalam menghafal Al-Qur’an ?

Jawab : Metode bimbingan tahfidz dan takrir, sama dengan santri-santri yang

lain.

Page 93: DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI DAFTAR ISI BAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Teknik

93

9. Menurut kamu, apakah metode bimbingan tahfidz dan takrir dapat

meningkatkan kemampuan dalam menghafal Al-Qur’an ?

Jawab : Iya dapat, karena dengan metode bimbingan tahfidz dan takrir, santri-

santri di sini banyak yang sudah hafal Al-Qur’an beberapa juz.

10. Apa tanggapan kamu tentang bimbingan tahfidz dan takrir ?

Jawab : Menurut saya metode bimbingan tahfidz dan takrir baik sekali untuk

dipakai dalam menghafal Al-Qur’an dan patut untuk lebih

dikembangkan.

Bogor, 17 Juni 2008

Interviewer Interviewee

Ruslan Habibi