d1215029.docx · web viewkesehatan juga sebagai investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta...

30
JURNAL PENCARIAN INFORMASI KESEHATAN OLEH MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN (Studi Perbandingan Masyarakat Desa Bandungrejo, Kabupaten Magelang Dengan Masyarakat Kelurahan Cacaban, Kota Magelang, Provinsi Jawa Tengah) Disusun Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Disusun Oleh: LUFTHANS ARSTIPENDY D1215029 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

Upload: hatruc

Post on 11-Apr-2018

226 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: D1215029.docx · Web viewKesehatan juga sebagai investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam pelaksanaan

JURNAL

PENCARIAN INFORMASI KESEHATAN

OLEH MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN

(Studi Perbandingan Masyarakat Desa Bandungrejo, Kabupaten Magelang

Dengan Masyarakat Kelurahan Cacaban, Kota Magelang,

Provinsi Jawa Tengah)

Disusun Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh:

LUFTHANS ARSTIPENDY

D1215029

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2017

Page 2: D1215029.docx · Web viewKesehatan juga sebagai investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam pelaksanaan

PENCARIAN INFORMASI KESEHATAN

OLEH MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN

(Studi Perbandingan Masyarakat Desa Bandungrejo, Kabupaten Magelang

Dengan Masyarakat Kelurahan Cacaban, Kota Magelang,

Provinsi Jawa Tengah)

Lufthans Arstipendy

Pawito

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract

Health is a basic right of human being that has been ruled by The 1945 Constitution of The Republic of Indonesia. The need of being health is related to the need of health information. The habbit of seeking information between rural and urban society are probably different to each other.

The objective of this research was to figure out the comparison of health information seeking between rural society of Bandungrejo Village of Magelang Regency and urban society of Cacaban Village of Magelang City. Researcher used theory of information seeking that suggested by Wilson, who said that information seeking behavior is the purposive seeking for information as a consequences of a need to satisfy some goal. This was a qualitative research applying focus group discussion (FGD) as a method of data collection. The participant of FGD were active cadres of PKK in both area of research. Based on recommendation of society health center in both location, active cadres of PKK have more knowledge about health information in each area research. It is because they often have interraction concerning health and environment with society there. In Bandungrejo Village, FGD’s participant are 10 persons, and there are 13 persons for Cacaban Village.

The result of study showed that were similar and also different pattern of seeking health information between people live in Bandungrejo and Cacaban. In seeking health information, urban society in Cacaban used more various media than those in Bandungrejo. Nevertheless, there was no serious obstacle found in both societies when they were seeking health information.

Keywords: health information, information seeking behavior

2

Page 3: D1215029.docx · Web viewKesehatan juga sebagai investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam pelaksanaan

Pendahuluan

Pemenuhan hak dasar kesehatan kepada masyarakat yang diberikan oleh

pemerintah adalah upaya pembangunan kesehatan. Hal tersebut merupakan suatu

investasi dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang antara

lain diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Menurut United Nations

Development Programme (UNDP) dalam Profil Kesehatan Indonesia 2015

(Kementerian Kesehatan RI, 2016), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yaitu

ukuran capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar

kualitas hidup. IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar sebagai

ukuran kualitas hidup, yaitu: (1) umur panjang dan sehat, (2) pengetahuan dan (3)

standar hidup layak. Dari pernyataan UNDP tersebut dapat kita ketahui bahwa

kesehatan merupakan salah satu standar yang penting dalam pembangunan

kualitas sumber daya manusia. Kesehatan juga sebagai investasi untuk

mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya

penanggulangan kemiskinan. Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan

dibutuhkan perubahan cara pandang (mindset) dari paradigma sakit ke paradigma

sehat.

Pembangunan kesehatan bisa berarti dua hal atau salah satunya, yaitu

pemenuhan sarana prasarana pelayanan kesehatan dan atau pemenuhan kebutuhan

informasi kesehatan kepada masyarakat. Pemenuhan sarana prasarana pelayanan

kesehatan yang baik dan menyeluruh merupakan wujud aktifitas penanganan

penyembuhan penyakit yang diderita khalayak. Sedangkan pemenuhan kebutuhan

informasi kesehatan merupakan peran dalam tindakan pencegahan penyakit

maupun first aid serta untuk penanganan selanjutnya. Untuk itulah, informasi

kesehatan dicari oleh masyarakat sebagai wujud pemenuhan kebutuhan dasar

mereka.

Perilaku pencarian informasi menurut Wilson (2000:1) adalah sebuah

tindakan pencarian informasi yang dilakukan dengan sengaja sebagai akibat dari

adanya kebutuhan untuk memenuhi tujuan tertentu. Ia juga mengungkapkan

bahwa dalam upaya pencarian informasi tersebut, seseorang bisa saja berinteraksi

3

Page 4: D1215029.docx · Web viewKesehatan juga sebagai investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam pelaksanaan

dengan sistem informasi manual (koran atau perpustakaan) maupun sistem yang

berbasis komputer (internet).

Seseorang melakukan pencarian informasi didasari oleh adanya kebutuhan

(Maulana, 2009:232). Kebutuhan tersebut merupakan upaya untuk merubah cara

pandang, yang kemudian dapat merubah sikap dan perilaku. Dalam ‘Piramida

Maslow’ (Maulana, 2009:64), kebutuhan paling dasar manusia adalah semua hal

yang berhubungan dengan fisiologis. Fisiologis tersebut bisa berupa kesehatan

fisik maupun mental. Hal ini dipertegas oleh Azwar (dalam Maulana, 2009:64),

bahwa keadaan seseorang untuk sehat merupakan suatu kebutuhan dasar manusia.

Seseorang akan mencari tahu informasi tentang kesehatan bisa dikarenakan ia

butuh untuk menjaga diri agar tetap sehat atau karena memang ia ingin sembuh

dari suatu penyakit.

Studi yang dilakukan oleh Weaver dalam jurnalnya yang berjudul ‘Health

Information–Seeking Behaviors, Health Indicators, and Health Risks’

(2010:1520), mengatakan bahwa perilaku pencarian informasi kesehatan yang

dilakukan oleh masyarakat Washington barat, Amerika Serikat, kebanyakan motif

mereka adalah untuk mencari tahu tentang penyakit dan cara pengobatannya, serta

tentang pola hidup sehat.

Jurnal berjudul ‘Consumer Use of “Dr Google”: A Survey on Health

Information-Seeking Behaviors and Navigational Needs’ yang ditulis oleh Lee

(2015:1), memberikan paparan bahwa setengah dari populasi para pencari

informasi kesehatan berbasis website yang menderita penyakit kronis,

mendapatkan apa yang mereka butuhkan dengan melakukan pencarian informasi

kesehatan melalui internet.

Berdasarkan pengamatan awal di salah satu desa yang berada di

Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, yaitu Desa Bandungrejo, aktifitas

pencarian informasi kesehatan yang dilakukan paling umum oleh kalangan

masyarakat desa tersebut adalah dengan mendatangi pakar kesehatan yang

dianggap berkompeten seperti dokter, mantri, atau bidan desa.

4

Page 5: D1215029.docx · Web viewKesehatan juga sebagai investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam pelaksanaan

Tak jauh berbeda yang dilakukan oleh masyarakat di Kota Magelang,

tepatnya Kelurahan Cacaban, Kecamatan Magelang Tengah, perilaku pencarian

informasi yang dilakukan oleh sebagian besar warga adalah illness-information

oriented. Namun demikian, ada pula beberapa warga yang berperilaku wellness-

information oriented. Mereka yang berperilaku seperti itu telah memiliki

pemahaman dan anggapan bahwa menjaga kesehatan lebih baik daripada

mengobati.

Berdasarkan hasil pengamatan awal di kedua daerah tersebut, dapat

diketahui adanya perbedaan terkait bagaimana masyarakat desa dan kota mencari

serta memperoleh informasi yang berkenaan dengan kesehatan. Ketersediaan

informasi kesehatan seharusnya adalah milik seluruh warga masyarakat tanpa

memandang struktur dan lokasi, karena hal tersebut mengacu pada apa yang telah

diamanahkan dalam undang-undang. Oleh karena itu, penelitian ini akan fokus

pada bagaimana pola pencarian informasi kesehatan antara masyarakat desa

dengan kota, dengan studi perbandingan antara masyarakat desa di Desa

Bandungrejo dengan masyarakat kota di Kelurahan Cacaban.

Penelitian ini dalam ranah kajian ilmu komunikasi menitikberatkan pada

saluran (media), dimana pencarian informasi berkaitan erat dengan sumber

informasi (media) yang digunakan oleh seseorang dalam memenuhi kebutuhan

informasinya. Selain itu, penelitian ini juga akan menyinggung terkait komunikan

serta komunikator, dimana proses pencarian informasi berkaitan pula dengan

perilaku orang yang mencari informasi selaku komunikan, serta orang yang

melakukan proses penyebaran informasi (komunikator). Penelitian ini diharapkan

mampu pula menjadi sumber referensi dalam bidang ilmu komunikasi khususnya

dalam bidang komunikasi kesehatan dan perilaku pencarian informasi.

Rumusan Masalah

Bagaimanakah pencarian informasi terkait dengan berbagai persoalan kesehatan

yang berkembang di kalangan warga masyarakat Desa Bandungrejo dan

Kelurahan Cacaban dengan melihat pada beberapa aspek berikut: perilaku,

sumber informasi, pemanfaatan, dan hambatan?

5

Page 6: D1215029.docx · Web viewKesehatan juga sebagai investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam pelaksanaan

Telaah Pustaka

Perilaku pencarian informasi berkaitan erat dengan kebutuhan. Kebutuhan akan

informasi mendorong seseorang untuk mencari informasi. Wilson (2000:1)

mendefinisikan beberapa hal terkait perilaku pencarian informasi, yaitu:

a. Perilaku informasi (information behaviour) merupakan keseluruhan dari

perilaku manusia yang berhubungan dengan sumber dan saluran informasi,

termasuk pencarian dan penggunaan informasi baik secara aktif maupun

pasif. Termasuk pula komunikasi tatap muka, dan juga tindakan pasif seperti

menonton iklan di televisi.

b. Perilaku pencarian informasi (information seeking behaviour) adalah upaya

menemukan informasi dengan tujuan tertentu sebagai akibat dari adanya

kebutuhan untuk memenuhi tujuan tertentu. Dalam upaya tersebut, seseorang

bisa saja berinteraksi dengan sistem informasi manual seperti surat kabar atau

perpustakaan, ataupun dengan sistem berbasis komputer seperti internet.

c. Perilaku penelusuran informasi (information searching behaviour) adalah

perilaku di tingkat mikro, yang dilakukan oleh seseorang dalam berinteraksi

dengan semua jenis sistem informasi. Terdiri dari seluruh interaksi dengan

sistem, baik di tingkat interaksi komputer manusia (contohnya penggunaan

mouse dan klik pada sebuah tautan) atau di tingkat intelektual (contohnya,

keputusan memilih sebuah buku dari banyaknya buku di perpustakaan),

dimana juga melibatkan tindakan mental, seperti menilai relevansi data atau

informasi yang diterima.

d. Perilaku penggunaan informasi (information use behaviour) terdiri dari dari

keterlibatan tindakan fisik dan mental dalam menggabungkan informasi yang

ditemukannya dengan pengetahuan dasar yang telah ia miliki.

Wilson (1999:257) menjabarkan adanya lima variabel yang mempengaruhi

proses pencarian informasi seseorang. Kelima variabel tersebut dapat pula

diartikan sebagai variabel-variabel yang bisa menjadi penghambat atau tidaknya

seseorang dalam proses pencarian sebuah informasi. Wilson mengungkapkan

6

Page 7: D1215029.docx · Web viewKesehatan juga sebagai investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam pelaksanaan

bahwa kebutuhan dasar dapat didefinisikan sebagai psikologis atau kognitif atau

afektif. Variabel-variabel tersebut dijabarkan sebagai berikut:

a. Psikologis: tingkat pendidikan dan pengetahuan, pola pikir, karakteristik

emosi

b. Demografis: usia, jenis kelamin

c. Role-related (aturan yang berperan) atau hubungan komunikasi interpersonal

d. Lingkungan: waktu, kondisi geografis, kultur wilayah setempat

e. Karakteristik Sumber Informasi (Media yang Digunakan): kemudahan akses,

kredibilitas, saluran komunikasi.

Dalam model perilaku pencarian informasi yang dikemukakan oleh

Wilson (2000:53), menyebutkan bahwa terdapat beberapa perilaku seseorang

dalam melakukan pencarian informasi, yaitu:

a. Passive Attention

Perhatian pasif bisa diartikan sebagai aktifitas menyimak atau

memperhatikan sesuatu tanpa adanya gerakan aktif. Misalnya adalah

mendengarkan radio atau menonton televisi. Bisa jadi tidak ada aktifitas

pencarian informasi yang diinginkan, namun bagaimanapun juga tetap

mendapatkan informasi tertentu darinya.

b. Passive Search

Pencarian pasif mengandung arti bahwa proses pencarian atau aktifitas

perilaku lainnya ternyata menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh

seseorang. Bisa dikatakan bahwa informasi tersebut ditemukan secara tidak

sengaja karena didasari bukan melalui proses pencarian.

c. Active Search

Pencarian aktif merupakan yang paling umum dilakukan oleh kebanyakan

orang, dimana seseorang berusaha mencari tahu sebuah informasi tentang

sesuatu hal tertentu.

7

Page 8: D1215029.docx · Web viewKesehatan juga sebagai investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam pelaksanaan

d. Ongoing Search

Pencarian berlanjut disini memiliki pamahaman bahwa informasi dasar yang

telah didapatkan menjadi bahan untuk menelusuri lebih lanjut lagi apa yang

dibutuhkan.

Metode Penelitian

Penelitian kali ini termasuk dalam penelitian deskriptif, dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Obyek penelitian ini adalah warga

masyarakat Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang, dengan

warga masyarakat Kelurahan Cacaban, Kecamatan Magelang Tengah, Kota

Magelang. Informan yang akan dilibatkan dalam pengambilan data melalui

metode FGD adalah ibu-ibu kader PKK di masing-masing lokasi. Ibu-ibu PKK

dianggap memiliki informasi yang luas dan mendalam terkait persoalan kesehatan

karena sering terlibat langsung dengan masyarakat.

Jumlah peserta FGD akan menyesuaikan dengan masing-masing lokasi

penelitian. Di wilayah Kelurahan Cacaban memiliki 12 RW, sehingga peserta

FGD berjumlah 12 orang yang merupakan perwakilan dari tiap RW. Sedangkan

peserta FGD untuk wilayah Desa Bandungrejo berjumlah 9 orang.

Pertimbangannya adalah karena Desa Bandungrejo memiliki 9 dusun, sehingga 1

orang akan mewakili 1 dusun.

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan kali ini adalah dengan

menggunakan teknik focus group discussion (FGD). FGD menghendaki adanya

partisipasi dan interaksi yang dinamis diantara partisipan. Para partisipan tersebut

menggali serta membahas suatu hal yang menarik sehubungan dengan apa yang

diteliti (Sarosa, 2012:53).

Analisis Data

Perilaku Pencarian Informasi Kesehatan

Dalam proses pencarian informasi kesehatan yang dilakukan oleh

masyarakat di kedua wilayah penelitian ditemukan adanya perbedaan tergantung

dari kondisi kesehatannya saat itu.

8

Page 9: D1215029.docx · Web viewKesehatan juga sebagai investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam pelaksanaan

Tabel Pencarian Informasi Kesehatan di Desa Bandungrejo

dan Kelurahan Cacaban

No. WilayahPerilaku Pencarian Informasi Kesehatan

Kondisi Sakit Ringan

Kondisi Sakit Berat Kondisi Sehat

1. Desa Bandungrejo(Pedesaan)

- Ke puskesmas

- Ke bidan desa

- Ke puskesmas

- Ke rumah sakit

- Membaca buku- Menonton TV- Penyuluhan

2. Kelurahan Cacaban(Perkotaan)

- Ke Pos Obat Desa (POD)

- Ke dokter terdekat

- Ke puskesmas

- Mencari informasi melalui internet

- Ke puskesmas

- Ke rumah sakit

- Membaca artikel di internet

- Melalui media sosial- Melalui grup

Whatsapp- Menonton TV- Membaca koran- Penyuluhan- Mendengarkan radio

Dalam melakukan pencarian informasi, Wilson juga

mengungkapkan bahwa masyarakat bisa saja berinteraksi dengan sistem

informasi manual maupun yang berbasis komputer. Masyarakat pedesaan

di Desa Bandungrejo lebih banyak menggunakan cara tradisional atau

manual untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan kesehatan.

Begitu pula, dalam menangani keluhan penyakit tertentu warga

masyarakat banyak yang lebih memilih cara-cara tradisional. Seperti yang

disampaikan oleh Ibu Warti sebagai berikut:

“Kalau ada yang sakit pusing, ini mungkin penyakit ringan, biasanya ya pergi ke warung beli obat mixagrip, atau biasanya ke puskesmas. Tapi kalau saya pribadi ya biasanya malah pakai yang tradisional.” (Warti, FGD tanggal 15 Mei 2017).

Perilaku pencarian informasi kesehatan yang dilakukan oleh

masyarakat Desa Bandungrejo dengan cara manual tersebut pada

umumnya adalah dengan mendatangi sumber informasi yaitu seperti

9

Page 10: D1215029.docx · Web viewKesehatan juga sebagai investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam pelaksanaan

puskesmas, atau dengan mendatangi warung terdekat untuk sekedar

membeli obat tertentu ketika dalam kondisi sakit. Hal itu merupakan cara

manual dengan bertatap muka langsung kepada sumber informasi.

Cara tradisional juga dilakukan ketika dalam menangani suatu

penyakit tertentu, warga masyarakat sebagian telah menerapkan obat-obat

tradisional. Ibu Ngatfiah juga menyatakan hal yang sama dengan Ibu

Warti sebagai berikut:

“Ya untuk penyakit-penyakit ringan ya memang pakai obat tradisional gitu, kalau yang udah berat ya periksa (Ngatfiah, FGD tanggal 15 Mei 2017).

Dalam penjabaran model perilaku pencarian informasi yang

dikemukakan oleh Wilson, salah satu bentuknya adalah active search,

dimana seseorang mencari tahu sebuah informasi tentang sesuatu hal

tertentu. Hampir kabanyakan warga masyarakat Desa Bandungrejo

menerapkan active search dalam perilaku pencarian informasi mereka.

Mereka pada awalnya memang membutuhkan informasi untuk sembuh

dari suatu penyakit tertentu, sehingga mencari tahu apa obatnya dan

kepada siapa atau di mana ia harus mencari tahu informasi tersebut.

Walaupun begitu, ada pula warga Desa Bandungrejo yang

mengaku bahwa informasi kesehatan juga didapatkan melalui perilaku

passive attention, yaitu tidak adanya gerakan aktif dalam melakukan

pencarian informasi, namun informasi tersebut didapatkan. Hal ini

ditunjukkan dengan kegiatan menonton televisi. Berikut pernyataan dari

Ibu Ngatfiah:

“Kadang ya dari TV juga, ada program solusi sehat atau Dr.Oz gitu” (Ngatfiah, FGD tanggal 15 Mei 2017).

Kegiatan posyandu atau PKK yang dilakukan secara rutin di

wilayah Desa Bandungrejo merupakan salah satu tempat atau sumber

informasi kesehatan bagi warga desa. Karena di kegiatan posyandu atau

PKK tersebut terdapat tenaga kesehatan yang membersamai, yaitu bidan

10

Page 11: D1215029.docx · Web viewKesehatan juga sebagai investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam pelaksanaan

desa setempat. Berikut adalah pernyataan dari Ibu Suryati, Ibu Warti, dan

Ibu Yulianasari:

“Biasanya juga pas posyandu juga ada penyuluhan dari bu bidan” (Suryati, FGD tanggal 15 Mei 2017).

Cara-cara manual terkait praktik pencarian informasi kesehatan

yaitu dengan mendatangi sumber informasi ke tempat fasilitas kesehatan

terdekat, juga ditunjukkan oleh masyarakat perkotaan Kelurahan Cacaban.

Perilaku pencarian informasi yang umum dilakukan ini merupakan

perilaku active search. Seperti pernyataan Ibu Nur sebagai berikut:

“Dari pengalaman yang kami alami, terutama oleh warga di RW 1, ketika ada yang sakit, masyarakat datang ke POD (Pos Obat Desa), itu didapatkan dananya dari dana sehat warga. Karena itu untuk menambah ikon posyando. Untuk langkah awal kami seperti itu. Misalnya jika ada balita yang diare, maka akan meminta oralit ke POD terlebih dahulu. Bilamana datang ke POD kok belum juga sembuh, maka akan dilanjutkan ke puskesmas. Kalau ke puskesmas kok belum sembuh lagi berarti sakitnya agak berat. Maka dari puskesmas biasanya akan mengarahkan untuk tes laborat. Sebab apakah kok belum sembuh juga. Karena obat yang diberikan di POD itu berdasarkan dari resep dokter puskesmas” (Nur, FGD tanggal 6 April 2017).

Kultur masyakarat (lingkungan) merupakan salah satu variabel

yang mempengaruhi pencarian informasi kesehatan yang dikemukakan

oleh Wilson. Tindakan membawa langsung warga yang sakit ke pelayanan

fasilitas kesehatan adalah yang paling umum dilakukan karena telah

membudaya dan dirasa lebih efektif jika langsung bertatap muka dengan

ahlinya. Faktor lingkungan ini menjadi pengaruh dalam pengambilan

keputusan perilaku pencarian informasi kesehatan.

Namun demikian, terdapat pula sebagian warga yang telah

berperilaku lebih modern dengan mencoba memanfaatkan teknologi.

Wilson mengungkapkan bahwa pencarian informasi menggunakan sistem

berbasis komputer bisa saja terjadi. Pencarian informasi kesehatan melalui

internet merupakan bentuk dari pencarian informasi dengan berbasis

komputer. Perilaku tersebut dipraktekkan oleh warga Kelurahan Cacaban

yaitu Ibu Ismindari sebagai berikut:

11

Page 12: D1215029.docx · Web viewKesehatan juga sebagai investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam pelaksanaan

“Jika penyakit ringan, kalau saya pribadi, misal kok perut kembung terus,

biasanya langsung tanya mbah Google. Atau misal merasa pegal-pegal

ingin pijat refleksi dimana ya tanya mbah Google. Namun itu untuk

penyakit yang ringan saja, kalau penyakit yang agak berat biasanya

langsung ke faskes (fasilitas kesehatan)” (Ismindari, FGD tanggal 6 April

2017).

Sumber Informasi (Media) yang Digunakan

Pemanfaatan sumber infromasi manual dengan cara mendatangi

fasilitas kesehatan adalah yang paling umum digunakan oleh kebanyakan

masyarakat di kedua wilayah. Fasilitas kesehatan yang dimaksud tersebut

yaitu puskesmas, pos obat desa (POD), bidan desa, dokter, posyandu, atau

rumah sakit. Penggunaan sarana fasilitas kesehatan ini pada umumnya

dilakukan ketika dalam kondisi sakit, baik sakit ringan maupun berat,

dengan melalui tatap muka langsung pada sumber informasi itu tadi.

Seperti halnya wilayah perkotaan pada umumnya, akses internet

dan sinyal komunikasi masih sangat terjangkau di wilayah Kelurahan

Cacaban. Hal ini memberikan dampak pada mudahnya warga masyarakat

dalam mencari informasi kesehatan melalui internet maupun media sosial.

Pemanfaatan teknologi smartphone dengan menggunakan aplikasi chatting

seperti Whatsapp dalam mencari atau memperoleh informasi juga menjadi

perilaku pembeda antara warga Kelurahan Cacaban dengan warga

masyarakat di Desa Bandungrejo. Penggunaan aplikasi media sosial

berupa Facebook juga lazim dilakukan oleh masyarakat Kelurahan

Cacaban dalam rangka pencarian informasi kesehatan.

Perilaku active search dalam pencarian informasi kesehatan

dengan penggunaan sumber informasi yang bervariasi lebih dominan

dilakukan oleh warga perkotaan di Kelurahan Cacaban. Sedangkan

perilaku passive attention lebih dominan dilakukan oleh masyarakat

pedesaan di Desa Bandungrejo dengan penggunaan sarana sumber

informasi yang lebih minim.

12

Page 13: D1215029.docx · Web viewKesehatan juga sebagai investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam pelaksanaan

Pemanfaatan Informasi Kesehatan untuk Meningkatkan Perilaku Hidup

Sehat

Di Desa Bandungrejo sendiri sudah banyak yang mulai

memanfaatkan informasi kesehatan sebagai salah satu upaya dalam

meningkatkan kualitas kesehatan. Penyuluhan yang dilakukan di desa ini

setidaknya telah berhasil mengubah perilaku sebagian warga

masyarakatnya. Ibu Yulianasari dan Ibu Warti menegaskan hal tersebut

sebagai berikut:

“Biasanya kalau ada kelompok PKK atau posyandu juga ada penyuluhan dari dinas. Ya bukan seratus persen, tapi ya untuk masalah kebersihan sudah lumayan sekarang walaupun di kampung. Seperti cuci tangan sebelum makan ya sudah diterapkan. Misal habis dari ladang atau memegang hewan begitu” (Yulianasari, FGD tanggal 15 Mei 2017).“Bahkan di sekolah-sekolah juga sudah diterapkan itu. Ya jadi kan ditanamkan sejak dini toh. Mulai dari TK sudah” (Warti, FGD tanggal 15 Mei 2017).

Warga masyarakat di Kelurahan Cacaban juga telah menerapkan perilaku hidup

bersih dan sehat di lingkungannya. Informasi kesehatan yang mereka dapatkan

menjadi bagian dari tindakan antisipasi ketika ada yang sakit. Hal ini dibuktikan

dengan sudah banyak warga yang menyediakan obat-obatan ringan di rumahnya.

Ibu Nur menegaskan dengan pernyataannya berikut ini:

“Untuk obat-obatan ringan atau P3K juga sudah disediakan di rumah, misal paracetamol, tolak angin, pil ampuh, betadine, dsb. Hampir setiap keluarga di rumah sudah memiliki persediaan tersebut” (FGD tanggal 6 April 2017).

Namun demikian, masih ada pula masyarakat yang belum

mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat berkenaan dengan

kesehatan dan kebersihan lingkungan di wilayah Desa Bandungrejo.

Perilaku tersebut berkaitan dengan perilaku membuang sampah

sembarangan di sungai. Ibu Suryati mengakui dan menegaskan hal

tersebut sebagai berikut:

“Ya itu kadang plastik itu dibuang di kali saya ya pernah” (FGD tanggal 15 Mei 2017).

13

Page 14: D1215029.docx · Web viewKesehatan juga sebagai investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam pelaksanaan

Terkait kebersihan dan kesehatan lingkungan, terutama dalam hal

sampah, warga masyarakat di Kelurahan Cacaban justru telah mampu

mengelolanya dengan baik. Warga di setiap lingkup RW telah mengelola

sampah tersebut sebagai wujud tindakan preventif terhadap penyakit. Ibu

Nur yang merupakan partisipan FGD di Kelurahan Cacaban menegaskan

terkait bank sampah sebagai berikut:

“Keluarahan Cacaban sudah memiliki bank sampah di setiap lingkup RW. Bank sampah ini sangat berguna sekali. Misalnya untuk antisipasi penyakit demam berdarah. Karena kalau sampah menumpuk banyak, maka nyamuk-nyamuk aides aigepty suka disana. Bank sampah sudah ada di masing-masing RW” (Nur, FGD 6 April 2017).

Hambatan Dalam Proses Pencarian Informasi Kesehatan

Walaupun tidak terlalu signifikan, kendala yang dialami oleh

warga di masing-masing wilayah tidaklah sama. Di Desa Bandungrejo,

sempat terdapat kendala terkait transportasi dalam mendapatkan informasi

kesehatan terutama ketika sedang dalam kondisi sakit. Letak wilayah desa

ini yang jauh dari perkotaan membuat warganya kesulitan ketika ada kasus

kegawatdaruratan yang harus ditangani oleh ahlinya segera. Seperti kasus

penyakit stroke yang sudah banyak terjadi di Desa Bandungrejo. Ibu

Ngatfiah menyampaikan hal tersebut berikut ini:

“Di sini banyak yang sakit stroke” (Ngatfiah, FGD 15 Mei 2017).

Namun demikian, hambatan terkait transportasi tersebut telah dapat

diatasi semenjak adanya mobil ambulans desa. Mobil ambulans desa ini

merupakan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah desa bagi warga

Desa Bandungrejo jika ada kejadian kegawatdaruratan yang dialami oleh

warga, seperti sakit stroke itu tadi. Ibu Zumrotun menegaskan terkait

mobil ambulans desa sebagai berikut:

“Di sini kan sudah ada mobil desa. Pelayanan siaga dua puluh empat jam. Itu digunakan untuk membawa orang sakit ke rumah sakit. Untuk periksa juga boleh. Tapi untuk kebutuhan lain gak boleh misal ada mantenan atau sunatan. Ya itu kan dinamakan mobil ambulans desa” (Zumrotun, 13 Mei 2017).

14

Page 15: D1215029.docx · Web viewKesehatan juga sebagai investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam pelaksanaan

Hal yang masih menjadi kendala dalam pencarian informasi di

wilayah Desa Bandungrejo hingga saat ini adalah terkait akses penggunaan

sistem berbasis teknologi. Walaupun begitu, kendala tersebut tidak terlalu

menjadi persoalan. Warga desa telah dapat mengatasinya dengan

memanfaatkan pertemuan rutin warga yang selalu diadakan setiap

pekannya, seperti kegiatan yasinan. Ibu Suryati menyampaikannya sebagai

berikut:

“Sudah cukup jelas. Soalnya biasanya kan tiap minggu ada yasinan, tiap malam jumat itu. Kalau yang ndak punya TV atau apa gitu ya disampaikan pas yasinan itu” (Suryati, FGD 15 Mei 2017).

Dalam kegiatan yasinan, hampir setiap perwakilan warga dari tiap

rumah hadir. Kegiatan yasinan ini rutin diadakan di setiap dusun setiap

pekannya. Selain sebagai sarana untuk mempererat silaturahmi antar

warga, kegiatan tersebut juga menjdai wadah untuk saling bertukar

informasi dan sosialisasi. Sehingga, informasi-informasi penting termasuk

yang berkenaan dengan kesehatan dapat tersampaikan kepada seluruh

warga desa.

Hambatan dalam pencarian informasi kesehatan yang dialami oleh

warga di Kelurahan Cacaban berbeda dengan apa yang dialami oleh warga

masyarakat di Desa Bandungrejo. Tidak ada kendala terkait transportasi di

wilayah ini karena akses menuju ke sumber informasi kesehatan berupa

fasilitas kesehatan terdekat sangat mudah untuk dijangkau. Kendala dalam

mengakses sumber informasi berbasis teknologi pun tidak ditemukan di

wilayah ini karena memang kondisi mayoritas masyarakatnya yang sudah

berpendidikan tinggi dan berpengetahuan luas sehingga memudahkan

mereka dalam menggunakan teknologi.

Walaupun bukan kendala yang berarti, namun ada salah satu

partisipan FGD yaitu Ibu Nur, mengungkapkan bahwa terdapat kendala di

lapangan saat sedang menyebarkan informasi kesehatan kepada warga.

Berikut keterangan beliau:

15

Page 16: D1215029.docx · Web viewKesehatan juga sebagai investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam pelaksanaan

“Untuk hambatan atau suka duka ya ada. Terkadang ya kita sudah menyampaikan banyak, tetapi kadang yang menerima kurang fokus atau bagaimana, tapi ya tidak semuanya. Nah, bulan depan kan nanti ada pertemuan lagi, ya mungkin nanti bisa disampaikan lagi. Kendalanya ya mungkin karena lupa juga ya” (Nur, FGD 6 April 2017).

Kendala yang dialami warga Kelurahan Cacaban memang

bukanlah kendala atau hambatan dalam proses pencarian informasi

kesehatan, melainkan kendala dalam proses menyebarkan informasi

kesehatan

Matriks Perilaku Pencarian Informasi KesehatanDesa Bandungrejo dan Kelurahan Cacaban

PENCARIAN INFORMASI KESEHATAN

Desa Bandungrejo(Pedesaan)

Kelurahan Cacaban(Perkotaan)

Perilaku Pencarian Informasi

Active Search Mendatangi tenaga kesehatan, Membaca Buku

Mendatangi tenaga kesehatan, membaca

buku, mencari melalui internet,

Passive Attention Mengikuti penyuluhan, menonton televisi,

Mengikuti penyuluhan, menonton televisi,

membaca dari pesan chat atau media sosial, mendengarkan radio

Sumber Informasi (Media)

Manual/ Tradisional

Fasilitas kesehatan, buku, penyuluhan

Fasilitas kesehatan, buku, penyuluhan,

koran

Berbasis Teknologi Televisi Televisi, handphone, komputer/laptop, radio

16

Page 17: D1215029.docx · Web viewKesehatan juga sebagai investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam pelaksanaan

Pemanfaatan Informasi Kesehatan

Kesehatan Fisik Sudah banyak diterapkan Sudah banyak diterapkan

Kesehatan Lingkungan

Belum sepenuhnya diterapkan

Sudah banyak diterapkan

Hambatan

Psikologis Kualitas sumber daya manusia

Perbedaan persepsi (pola pikir) komunikan,

Tidak fokus, Lupa

Karakteristik Sumber Informasi

Kesulitan Menuju Sumber Informasi, kurangnya sarana akses informasi

berbasis teknologi

Kredibilitas

Lingkungan

Geografis (Keterbatasan akses teknologi dan

komunikasi serta transportasi), Waktu (dalam mendapatkan

informasi tidak bisa aktual)

-

Kesimpulan

Perilaku pencarian informasi kesehatan yang dilakukan oleh warga

masyarakat di kedua wilayah penelitian (pedesaan dan perkotaan) yaitu

berperilaku active search dan passive attention. Namun demikian, perilaku

active search lebih dominan ditemukan pada masyarakat perkotaan di

Kelurahan Cacaban. Sedangkan masyarakat pedesaan di Desa

Bandungrejo mayoritas lebih berperilaku passive attention.

Masyarakat di Desa Bandungrejo dan Kelurahan Cacaban sama-

sama memiliki perilaku pencarian informasi kesehatan yang terbagi dalam

tiga kondisi, yaitu kondisi sakit ringan, kondisi sakit berat, dan kondisi

sehat. Perilaku pencarian informasi yang dilakukan lebih beraneka ragam

ketika dalam kondisi sehat.

17

Page 18: D1215029.docx · Web viewKesehatan juga sebagai investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam pelaksanaan

Sumber informasi atau media yang digunakan dalam pencarian

informasi kesehatan lebih beragam ditemukan di wilayah perkotaan

Kelurahan Cacaban. Masyarakat perkotaan di Kelurahan Cacaban banyak

yang telah menggunakan sistem berbasis komputer dalam melakukan

pencarian informasi kesehatan. Sedangkan masyarakat pedesaan di Desa

Bandungrejo mayoritas menggunakan cara-cara manual untuk mencari

informasi kesehatan.

Masyarakat pedesaan di Desa Bandungrejo dan masyarakat

perkotaan di Kelurahan Cacaban telah sama-sama memanfaatkan

informasi kesehatan yang didapatkan untuk meningkatkan perilaku hidup

bersih dan sehat di lingkungan mereka. Ada perbedaan yang ditemukan

yaitu dalam pengelolaan sampah. Masyarakat perkotaan di Kelurahan

Cacaban telah mampu mengelola sampah di lingkungannya dengan adanya

Bank Sampah. Sedangkan masyarakat pedesaan di Desa Bandungrejo

belum memiliki Bank Sampah, bahkan masih terdapat sebagian perilaku

masyarakatnya yang membuang sampah di sungai.

Hambatan yang dialami oleh warga masyarakat di kedua lokasi

penelitian tidaklah sama. Di wilayah pedesaan di Desa Bandungrejo,

masih ditemukan hambatan berupa akses sinyal komunikasi yang belum

merata di masyarakat serta keterbatasan warga masyarakat dalam

menggunakan sistem berbasis komputer. Hal ini berpengaruh terhadap

aktualitas informasi yang didapatkan oleh warga masyarakat menjadi

terhambat. Lain halnya dengan wilayah perkotaan di Kelurahan Cacaban,

hampir tidak ada kendala berarti yang dialami oleh warga masyarakatnya

dalam rangka pencarian informasi kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Lee, Kenneth.et.al. 2015. Consumer Use of “Dr Google”: A Survey on Health Information-Seeking Behaviors and Navigational Needs. Journal of Medical Internet Research. Volume:17. Nomor:12. Halaman:288.

Maulana, Heri D.J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.Republik Indonesia. 1945. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.

18

Page 19: D1215029.docx · Web viewKesehatan juga sebagai investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam pelaksanaan

Sekretariat Jenderal, Kementerian Kesehatan RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Sarosa, Samiaji. 2012. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar. Jakarta: PT. INDEKS.Weaver, James B.et.al. 2010. Health Information–Seeking Behaviors, Health

Indicators, and Health Risks. American Journal of Public Health. Volume:100. Nomor:8. Halaman:1520.

Wilson, TD. 1999. Models in Information Behaviour Research. University of Sheffield.

Wilson, T.D. 2000. Human Information Behaviour. University of Sheffield.

19