cv. bina persada_spektek

Upload: sanata-bangun

Post on 06-Mar-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ggsd

TRANSCRIPT

  • SPEK. TEKNIK PELAKSANAAN

    PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN KUMUH

    KWS. KEC. DOLOK SANGGUL KAB. HUMBANG HASUNDUTAN (KOTA HHS)

    BAHAN BETON

    A. Lapis Pondasi Agregat 1) Sumber Bahan Bahan Lapis Pondasi Agregat harus dipilih dari sumber yang dekat sesuai dengan Bahan

    dan Penyimpanan, dari Spesifikasi. 2) Kelas Lapis Pondasi Agregat Terdapat dua kelas yang berbeda dari Lapis Pondasi Agregat yaitu Kelas A. Pada

    umumnya Lapis Pondasi Agregat Kelas A adalah mutu Lapis Pondasi Atas untuk sutu lapisan di bawah lapisan beraspal

    3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel atau

    pecahan batu atau kerikil yang keras dan awet. Bahan yang pecah bila berulang-ulang dibasahi dan dikeringkan tidak boleh digunakan. Bilamana digunakan untuk Lapis Pondasi Agregat Kelas A maka untuk agregat kasar yang berasal dari kerikil, tidak kurang dari 100 % berat agregat kasar ini harus mempunyai paling sedikit satu bidang pecah.

    4) Fraksi Agregat Halus Agregat halus yang lolos ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel pasir alami atau batu

    pecah halus dan partikel halus lainnya. 5) Sifat-sifat Bahan Yang Disyaratkan Seluruh Lapis Pondasi Agregat harus bebas dari bahan organik dan gumpalan lempung

    atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan setelah dipadatkan harus memenuhi ketentuan gradasi (menggunakan pengayakan secara basah) yang diberikan dalam Tabel 2.1.2.(1) dan memenuhi sifat-sifat yang diberikan dalam Tabel 2.1.2.(2)

    Tabel 2.1.2.(1) Gradasi Lapis Pondasi Agregat

    Ukuran ayakan Persen Berat yang Lolos

    ASTM (mm) Kelas A Kelas B

    2 50 100 1 37,5 100 88 95 1 25,0 79 - 85 70 85

    3/8 9,50 44 - 58 30 65 No.4 4,75 29 - 44 25 55 No.10 2,0 17 - 30 15 40 No.40 0,425 7 - 17 8 - 20

    No. 200 0,075 2 - 8 2 - 8

    Tabel 2.1.2.(2) Sifat-sifat Lapis Pondasi Agregat

    Sifat - sifat Kelas A Kelas B

    Abrasi dari Agregat Kasar (SNI 03-2417-1990) 0 - 40 % 0 - 40 %

    Indek Plastisitas (SNI-03-1966-1990) 0 6 0 6 Hasil kali Indek Plastisitas dng. % Lolos Ayakan No.200

    maks. 25 -

    maks. 25 -

    Batas Cair (SNI 03-1967-1990) 0 - 25 0 - 35

    Bagian Yang Lunak (SK SNI M-01-1994-03) 0 5 % 0 5 % CBR (SNI 03-1744-1989) min.90 % min.60 %

  • SPEK. TEKNIK PELAKSANAAN

    PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN KUMUH

    KWS. KEC. DOLOK SANGGUL KAB. HUMBANG HASUNDUTAN (KOTA HHS)

    B. Lapis Resap Pegikat 1) Bahan Lapis Resap Pegikat

    a) Bahan aspal untuk Lapis Resap Pengikat haruslah salah satu dari berikut ini : i) Aspal emulsi reaksi sedang (medium setting) atau reaksi lambat (slow setting) yang

    memenuhi AASHTO M140 atau Pd S-01-1995-03 (AASHTO M208). Umumnya hanya aspal emulsi yang dapat menunjukkan peresapan yang baik pada lapis pondasi tanpa pengikat yang disetujui. Aspal emulsi harus mengandung residu hasil penyulingan minyak bumi (aspal dan pelarut) tidak kurang dari 50 % dan mempunyai penetrasi aspal tidak kurang dari 80/100. Aspal emulsi untuk Lapis Resap pengikat ini tidak boleh diencerkan di lapangan.

    ii) Aspal semen Pen.80/100 atau Pen.60/70, memenuhi AASHTO M20, diencerkan

    dengan minyak tanah (kerosen). Proporsi minyak tanah yang digunakan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, setelah percobaan di atas lapis pondasi atas yang telah selesai sesuai dengan Kecuali diperintah lain oleh Direksi Pekerjaan, perbandingan pemakaian minyak tanah pada percobaan pertama harus dari 80 bagian minyak per 100 bagian aspal semen (80 pph kurang lebih ekivalen dengan viskositas aspal cair hasil kilang jenis MC-30).

    b) Bilamana lalu lintas diijinkan lewat di atas Lapis Resap Pengikat maka harus digunakan

    bahan penyerap (blotter material) dari hasil pengayakan kerikil atau batu pecah, terbebas dari butiran-butiran berminyak atau lunak, bahan kohesif atau bahan organik. Tidak kurang dari 98 persen harus lolos ayakan ASTM 3/8 (9,5 mm) dan tidak lebih dari 2 persen harus lolos ayakan ASTM No.8 (2,36 mm).

    2) Bahan Lapis Perekat

    a) Aspal emulsi jenis Rapid Setting yang memenuhi ketentuan AASHTO M140 atau Pd S-01-1995-03 (AASHTO M208). Direksi Pekerjaan dapat mengijinkan penggunaan aspal emulsi yang diencerkan dengan perbandingan 1 bagian air bersih dan 1 bagian aspal emulsi.

    b) Aspal semen Pen.60/70 atau Pen.80/100 yang memenuhi ketentuan AASHTO M20,

    diencerkan dengan 25 sampai 30 bagian minyak tanah per 100 bagian aspal.

    C. Lapisan Pengaspalan 1) Agregat

    a) Agregat penutup harus terdiri dari butiran yang bersih, keras, kerikil pecah atau batu pecah dari bahan yang awet, bebas dari kotoran, lempung, debu atau benda lainnya yang dapat menghalangi penyelimutan yang menyeluruh oleh aspal.

    b) Sumber agregat yang digunakan untuk memproduksi agregat penutup harus memenuhi

    ketentuan berikut :

    Keausan dengan Mesin Los Angeles : Maks. 30 % (SNI 03-2417-1991)

    Kelekatan Agregat Terhadap Aspal : Min. 95 % (SNI 03-2439-1991)

    c) Agregat penutup harus dijaga agar tetap dalam keadaaan kering dan bebas dari debu dan kotoran, dan harus memenuhi ketentuan berikut :

    Persentase berat kerikil pecah yang tertahan ayakan : Min. 90 % 4,75 mm yang mempunyai dua bidang pecah.

    d) Batas ukuran partikel agregat untuk BURTU dan untuk lapisan pertama ditentukan dalam ukuran agregat terkecil, menurut Tabel 4.1.2.(1) di bawah ini.

  • SPEK. TEKNIK PELAKSANAAN

    PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN KUMUH

    KWS. KEC. DOLOK SANGGUL KAB. HUMBANG HASUNDUTAN (KOTA HHS)

    Tabel 4.1.2.(1) Ketentuan Ukuran Agregat

    Ukuran nominal

    (mm)

    Ukuran terkecil ratarata (ALD)

    Persentase ukuran terkecil

    rata-rata dalam batas 2,5

    mm dari ALD

    Persentase maksimum lolos ayakan 4,75 mm

    13

    6,4 - 9,5

    65

    2

    Agregat harus berbentuk kubikal, sedemikian, bila diuji menurut Lampiran 4.2.A dari Spesifikasi ini, rasio ukuran terbesar rata-rata agregat (average greatest dimension) terhadap ukuran terkecil rata-rata (average least dimension) tidak boleh melampaui angka 2,30.

    2) Bahan Aspal a) Bahan aspal yang dipakai harus dari jenis aspal semen Pen.80/100 atau jenis

    Pen.60/70, memenuhi ketentuan AASHTO M20 - 70, diencerkan memakai minyak tanah sesuai ketentuan Tabel 6.2.2.(3), tabel ini harus dipakai untuk merancang bahan aspal.

    Tabel 4.1.2.(2) Rancangan Bahan Aspal

    Suhu Udara

    (C saat teduh)

    Perbandingan Minyak Tanah Terhadap

    Suhu Penyemprotan (C)

    Aspal Pen. 80/100

    Aspal Pen.60/70

    20,0 22,5 25,0 27,5

    11 9 7 5

    13 11 9 7

    157 162 167 172

    Catatan : i) pph = bagian minyak tanah per 100 bagian volume aspal. ii) Suhu penyemprotan yang sebenarnya harus berada dalam rentang 10 % dari nilainilai yang telah ditentukan dalam tabel di atas. iii) Bilamana temperatur udara berada pada temperatur antara dari kolom satu di atas, maka proporsi kerosen dan temperatur penyemprotan yang dipilih haruslah temperatur yang terendah di antara keduanya. Perkiraan rentang perubahan temperatur saat pengukuran dan penyemprotan harus diperkirakan sebelumnya. Bahan aspal yang dipanaskan pada temperatur penyemprotan selama lebih dari 10 jam pada suhu enyemprotan seperti ditentukan pada Tabel 4.1.2.(2) di atas atau telah dipanaskan melebihi 200 C, harus ditolak.

  • SPEK. TEKNIK PELAKSANAAN

    PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN KUMUH

    KWS. KEC. DOLOK SANGGUL KAB. HUMBANG HASUNDUTAN (KOTA HHS)

    b) Bilamana pelaksanaan pelaburan terpaksa harus dilaksanakan dalam kondisi yang kurang menguntungkan atau dalam kondisi cuaca tanggung, atau kelekatan aspal terhadap agregat (SNI 03-2439-1991) dalam kondisi tanggung Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan atau menyetujui penggunaan bahan anti pengelupasan (anti-stripping agent) untuk meningkatkan ikatan antara agregat dan aspal.

    Bahan tambah (additive) yang dipakai harus dari jenis yang telah disetujui Direksi Pekerjaan dan proporsi yang diperlukan harus dicampur dalam bahan aspal sampai merata sesuai dengan pabrik pembuatnya. Campuran ini harus disirkulasikan dalam distributor minimum selama 30 menit pada kecepatan penuh pompa untuk memperoleh campuran yang homogen.

    c) Bilamana pencampuran aspal, minyak tanah dan bahan tambah, jika disetujui,

    harus dilakukan dalam distributor aspal, campuran ini harus disirkulasikan dalam distributor minimum selama 30 menit

    BAHAN BETON Semen Portland ( PC )

    a. Semen yang dipakai adalah Semen Portland yang memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam SNI 15-2049-2004

    b. Pemakaian semen berhubungan langsung dengan tanah dan air dipakai Semen Portland Type II sedangkan yang tidak berhubungan langsung memakai Semen Portland Type I

    c. Pemakaian semen di dalam satu adukan tidak dibenarkan lebih dari satu merk.

    d. Semen yang datang dI tempat pekerjaan/lapangan harus disimpan dalam gudang yang lantainya kering dan minimum 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah sekitarnya.

    e. Penyimpanan semen sebelum digunakan harus terlindung dari pengaruh cuaca sepanjang waktu dan perletakannya harus terangkat dari lantai untuk menghin dari kelembaban

    (Semen Padang,

    Andalas, Tiga Roda,dll)

    Panglong

    sekitar lokasi pekerjaan

    (Lokal)

    Dolok Sanggul

    Agregat Halus/ Pasir ( Ps )

    Agregat halus dapat terdiri dari pasir alam, pasir giling atau campuran keduanya yang memenuhi SNI 1970-2008. Agregat halus yang dipakai harus memiliki butir-butir tajam, keras, bersih dan tidak mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat kering a. serta bahan-bahan organis.

    Ukuran dari agregat harus memenuhi ketentuan berikut :

    Sisa di atas ayakan 4 MM harus minimum 2 % berat,

    Sisa diatas ayakan 2 MM harus minimun 10 % berat

    Sisa diatas ayakan 0,25 MM harus 80 % - 90 % berat

    Panglong sekitar lokasi

    pekerjaan (Lokal)

    Dolok Sanggul

  • SPEK. TEKNIK PELAKSANAAN

    PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN KUMUH

    KWS. KEC. DOLOK SANGGUL KAB. HUMBANG HASUNDUTAN (KOTA HHS)

    Agregat kasar/ Krikil Cor

    Agregat kasar harus merupakan batu koral atau split yang keras, padat, awet, dan tidak mengandung lumpur 1% dari berat kering, tanah liat, pasir halus atau bahan organis, serta harus memenuhi ketentuan yang tercantum pada SNI 1970-2008, Butir-butirnya harus kasar, bersih dan tidak berpori dengan jumlah butir-butir pipih tidak lebih dari 20%. Agregat kasar yang dipakai harus bersih dan tidak mengandung zat-zat aktif alkali. Ukuran dari agregat kasar yang dipakai harus memenuhi ketentuan berikut :

    Sisa ayakan 31, 5 MM harus 0 % berat

    Sisa ayakan 4 MM harus 90% - 98 % berat

    Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan berurutan adalah 10%.

    Panglong sekitar lokasi

    pekerjaan (Lokal)

    Dolok Sanggul

    Air

    Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton,

    spesi/mortal dan spesi injeksi harus bebas dari lumpur,

    minyak, asam, bahan organik basah, garam dan kotoran

    lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Dalam hal ini

    sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum. Air

    tesebut harus diuji di laboratoriun pengujian yang

    ditetapkan oleh Pengawas Lapangan proyek untuk

    menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-

    ketentuan.

    Sekitar lokasi pekerjaan

    (Lokal)

    Besi Beton (Steel Reinforcement)

    Tulangan berulir mutu BJTD-40, dan tulangan polos mutu BJTP-30, seperti dinyatakan pada gambar-gambar struktur. Tulangan polos dengan diameter lebih kecil 13 mm harus baja lunak dengan tegangan leleh 3000 kg/ cm2. Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm harus baja tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh 4000 kg/ cm2 Baja tulangan sengkang/begel atau dibawah diameter 10 mm adalah baja polos BJTP-30

    Panglong sekitar lokasi

    pekerjaan (Lokal)

    Dolok Sanggul

    Kayu/ Bekisting a. Kayu yang dipakai harus dari kayu klas kuat I dan klas kuat II, mutu yang sesuai NI - 5 PPKI 1961

    b. Kayu berkualitas terbaik, lurus, tua, kering dan tidak cacat, tidak pecah-pecah, tidak terdapat kayu muda.

    c. Kayu yang dipakai harus sesuai dengan pasal III PPKI 1965 mutu A.

    d. Kadar air maksimum waktu didatangkan kelapangan untuk tebal kayu lebih 7 cm adalah 25% dan maksimum 19% untuk tebal kurang dari 7 cm.

    Panglong sekitar lokasi

    pekerjaan (Lokal)

    Dolok Sanggul

  • SPEK. TEKNIK PELAKSANAAN

    PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN KUMUH

    KWS. KEC. DOLOK SANGGUL KAB. HUMBANG HASUNDUTAN (KOTA HHS)

    Demikianlah Spesifikasi Teknis ini dibuat agar dapat menjadi pedoman dalam melaksanakan

    pekerjaan nantinya, sehingga pekerjaan dapat terlaksana sesuai dengan waktu yang telah diberikan.

    Diketahui Oleh: C V B I N A P E R S A D A

    FEBRI RINALDI Direktur

    Medan, 13 April 2015

    Dibuat Oleh: C V B I N A P E R S A D A

    RAHMAD PRIBADI LUBIS Tenaga Ahli