(cucumis melo l) varietas mai 119. di oisca (organization .../usaha...perpustakaan.uns.ac.id...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
USAHA BUDIDAYA TANAMAN BUAH MELON
(Cucumis melo L) VARIETAS MAI 119.
DI OISCA (Organization for Industrial Spritual and Cultural Advancement)
KARANGANYAR
TUGAS AKHIR
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya Pertanian
Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Jurusan / Program Studi Agribisnis Hortikultura Dan
Arsitektur Pertamanan
Disusun Oleh :
SRI RUSTANTI
H 3309018
PROGRAM DIPLOMA III
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca Laporan Tugas Akhir dengan
Judul :
USAHA BUDIDAYA TANAMAN BUAH MELON
(Cucumis melo L) VARIETAS MAI 119.
DI OISCA (Organization for Industrial Spritual and Cultural Advancement)
KARANGANYAR
Yang dipersiapkan dan disusun oleh :
Sri Rustanti
H 3309018
Telah dipertahankan di depan dosen penguji pada tanggal : ...............................
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.
Menyetujui,
Pembimbing/Penguji I Pembimbing/Penguji II
Ir. Heru Irianto, MM Ir. Panut Sahari, MP
NIP.196305141992021001 NIP.194905211980031001
Surakarta, 2012 Universitas Sebelas Maret Surakarta
Fakultas Pertanian Dekan,
Prof. Dr. Ir. Bambang Pudjiasmanto, MS NIP. 195602251986011001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
taufik dan hidayatnya penulis mampu menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.
Dalam menyelesaikan penulisan laporan Tugas Akhir ini tentunya tidaklah
lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pudjiasmanto, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ir. Wartoyo, S.P. MS. selaku Koordinator Program D III Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ir. Heru Irianto, MM selaku Dosen Pembimbing Magang dan Penguji I
4. Ir. Panut Sahari, MP. Selaku Dosen Penguji II
5. AG. Mulyono Herlambang selaku Direktur OISCA TC Karanganyar yang
telah memberikan ijin untuk magang di OISCA.
6. Seluruh dewan guru, Staf-staf , karyawan, siswa reguler angkatan XXVII
dan pihak–pihak di OISCA TC Karanganyar yang telah banyak
membantu dan memberikan dukungan selama kegiatan magang.
Terimakasih telah menerima kami sebagai bagian dari keluarga kecil di
OISCA TC Karanganyar.
7. Mak Itum, ibu ku tersayang yang senatiasa menjadi inspirasi ku untuk
selalu bersabar dan berusaha pada setiap keadaan. Bapak Slamet, ayah ku
yang selalu memotivasi ku untuk segera menyelesaikan kuliah. Terimaksih
atas kasih sayang yang telah diberikan,terimaksh atas doa dan restunya.
8. Keluarga ku yang selalu memberikan dukungan untuk perjalanan panjang
ini.
9. Sahabat seperjuangan ku, terimaksih atas semangat kalian yang senantiasa
membersamai langkah ku.
10. Rekan – rekan dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang menuju sempurnanya laporan ini senantiasa kami
harapkan. Akhir kata, penulis mohon maaf bila dalam laporan ini terdapat kata-
kata yang kurang berkenan. Harapan penulis, semoga laporan ini dapat bemanfaat
bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca semua pada umumnya.
Surakarta, Mei 2012
Penyusun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................. 3
1. Tujuan Umum ............................................................................... 3
2. Tujuan Khusus .............................................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4
III. TATALAKSANA PELAKSANAAN ...................................................... 22
A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan ........................................................ 22
1. Tempat Pelaksanaan Magang ........................................................ 22
2. Waktu Pelaksanaan Magang ......................................................... 22
B. Metode Pelaksanaan ....................................................................... 22
1. Metode Dasar ................................................................................ 22
2. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 22
3. Metode Analisis Data .................................................................... 22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 24
A. Kondisi Umum Lokasi ....................................................................... 24
1. Profil OISCA Training Centre sebagai Institusi Mitra ................ 24
2. Sejarah OISCA Training Centre Karanganya ............................... 24
3. Visi dan Misi OISCA Training Centre Karanganyar ................... 26
4. Kondisi lapang OISCA Training Centre Karanganyar ................. 26
5. Kegiatan di OISCA Training Centre Karanganyar ....................... 27
6. Struktur Organisasi OISCA Training Centre Karanganyar .......... 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
B. Pembahasan ......................................................................................... 31
1. Kondisi Lahan Pertanaman Melon di OISCA TC Karanganyar .. 31
2. Teknik Budidaya Melon di OISCA TC Karanganyar .................... 31
3. Analisa usaha tani ......................................................................... 41
V. PENUTUP ................................................................................................. 48
A. Kesimpulan ......................................................................................... 48
B. Saran.................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Biaya produksi Budidaya Tanaman Buah Melon ( 450 m2) ................... 42
Tabel 2. Hasil Produksi tanaman Buah Melon (450m2)... ............................... 44
Tabel 3.Pendapatan Penjualan Budidaya Tanaman Buah Melon( 450m2)......... 44
Tabel 4. Laba Bersih Usaha Budidaya Tanaman Buah Melon ( 450 m2).......... 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi OISCA Training Centre Karanganyar......28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
LAMPIRAN
1. Lampiran 1................... ............................................................................
Surat Keterangan diterima magang di OISCA TC Karanganyar .............
2. Lampiran 2........................................ .......................................................
Sertifikat magang di OISCA TC Karanganyar .........................................
3. Lampiran 3....................................................... ........................................
Data sekunder ( Data Cuaca ) ....................................................................
4. Lampiran 4........................ .......................................................................
Jurnal kegiatan Magang di OISCA TC Karanganyar ..............................
5. Lampiran 5......................................... ......................................................
Foto kegiatan magang di OISCA TC Karanganyar ..................................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan penduduk terhadap produk pertanian semakin meningkat
seiring dengan kepadatan penduduk yang semakin tinggi, sehingga
peningkatan hasil produksi pertanian sangat diperlukan. Komoditas
hortikultura sudah dipandang sebagai salah satu sumber pertumbuhan baru
dalam sektor pertanian, karena memiliki potensial pasar yang tinggi. Seiring
dengan pertambahan jumlah penduduk, maka permintaan masyarakat
terhadap produk hortikultura di dalam negeri diperkirakan akan meningkat.
Berdasarkan Departemen Pertanian (2007), produksi buah melon terus
mengalami peningkatan pada tahun 2001 - 2003 (secara berurutan) yaitu
37.141 ton, 59.106 ton, 70.560 ton, dan pernah mencapai 478.654 ton pada
tahun 1996.
Melon (Cucumis melo L ) termasuk salah alternatif bahan konsumsi
buah-buahan yang digemari masyarakat luas. Cita rasa buah melon yang
manis dan khas serta beraroma harum. Buah melon umumnya dikonsumsi
sebagai buah segar atau buah meja (dessert fruit ) untuk pencuci mulut atau
pelepas dahaga. Selain itu buah melon juga dijadikan sebagai campuran
minuman bahkan ada juga yang dijadikan bahan baku untuk industri
minuman.
Melon merupakan buah-buahan semusim yang kini berkembang
sebagai komoditas agribisnis. Melon memiliki nilai ekonomi dan prospek
yang cukup besar dalam pemasarannya namun memerlukan penanganan
intensif dalam budidayanya. Komoditas ini diminati oleh masyarakat banyak
dan mempunyai harga yang relatif tinggi baik untuk pasar domestik maupun
ekspor.
Pengembangan budidaya melon dapat diarahkan pada upaya
menunjang peningkatan pendapatan petani, perbaikan gizi masyarakat,
pengurangan impor dan peningkatan ekspor, perluasan kerja dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
wirausahatani, pengembangan agribisnis dan agroindustri, pelestarian dan
peningkatan kualitas lingkungan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hasil produksi dalam
budidaya tanaman adalah bahan tanaman yang digunakan. Penggunaan benih
hibrida F-1 merupakan salah satu upaya untuk peningkatan hasil produksi
buah melon. Varietas unggul dihasilkan melalui suatu program pemuliaan
tanaman. Perakitan varietas hibrida merupakan alternatif yang menjanjikan
dalam upaya menghasilkan benih melon yang unggul. Melon hibrida
memiliki keunggulan dalam hal keseragaman buah yang tinggi baik dalam
bentuk maupun mutunya, dan daya tumbuh yang cepat serta memungkinkan
diperoleh kombinasi karakter yang diinginkan pada satu tanaman.
Mahasiswa sebagai orang terpelajar diharap mampu memiliki
pemikiran-pemikiran baru untuk mengatasi masalah-masalah yang sudah ada
serta dapat mengantisipasi permasalahan baru yang akan muncul di kemudian
hari di bidang pertanian khususnya sektor tanaman hortikultura, seperti
permasalah fluktuasi harga produk hortikultura khususnya buah Melon.
Mahasiswa diharapkan memiliki pemikiran baru supaya bisnis budidaya
buah Melon dapat terus berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk
menambah pengetahuan dan pengalaman serta menyelaraskan antara teori
yang telah didapat di bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan,
Mahasiswa Program Diploma III sebagai calon Ahli Madya Pertanian perlu
melaksanakan Magang ke suatu perusahaan yang bergerak dibidang yang
sesuai dengan jurusannya. Diharapkan setelah melaksanakan magang tersebut,
mahasiswa yang bersangkutan memperoleh pengetahuan baru sehingga dapat
mengatasi permasalahan tentang produk hortikultura yang ada dipasar saat ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara
teori dengan penerapannya di dunia kerja (lapangan) serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya sehingga dapat merupakan bekal bagi
mahasiswa setelah terjun di masyarakat.
b. Meningkatkan ketrampilan dan pengalaman kerja di bidang agribisnis.
c. Meningkatkan wawasan mahasiswa tentang berbagai kegiatan
agribisnis.
d. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi dengan Instansi
pemerintah, perusahaan swasta dan masyarakat, dalam rangka
meningkatkan kualitas Tri Darma Perguruan Tinggi.
2. Tujuan Khusus
a. Melihat dan memahami secara langsung upaya dan pengembangan
agribisnis, khususnya agribisnis tanaman buah Melon
(Cucumis melo L.).
b. Memperoleh ketrampilan dan pengalaman kerja dalam bidang
pertanian khususnya pada Budidaya tanaman Hortikultura yang
dilakukan di OISCA Training Centre, Karangpandan, Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Melon secara umum
Tanaman melon (Cucumis melo L) merupakan tanaman semusim yang
banyak dibudidayakan di Indonesia. Buah melon banyak digemari oleh
masyarakat karena buahnya yang berasa manis dan mengandung banyak air
sehingga menyegarkan apabila dimakan. Tanaman melon ini juga memiliki
arti penting bagi perkembangan sosial ekonomi masyarakat khususnya dalam
meningkatkan pendapatan petani, karena dirasa buah melon memiliki nilai
ekonomis yang lebih tinggi, adapun arti penting yang lain adalah sebagai
perbaikan gizi masyarakat dan perluasan kesempatan kerja.
Klasifikasi tanaman melon adalah sebagai berkut :
Divisio : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis melo L
(Rukmana,1994).
Tanaman Melon akan tumbuh dengan baik didataran menengah yang
suhunya agak dingin, yakni pada ketinggian tempat antara 300-1000 m dpl.
Di dataran rendah yang elevasinya kurang dari 300 m dpl, buah melon
berukuran lebih kecil dan dagingnya agak kering (kurang berair). Jenis tanah
andosol atau tanah liat berpasir, baik untuk pengembangan melon, pH-nya
berkisar 6-7 (Sunarjono, 2009).
Tanaman Melon sangat memerlukan sinar matahari. Apabila tanaman
Melon kurang mendapatkan sinar matahari pada awal pertumbuhannya, bisa
mengalami etiolasi. sedangkan bagi tanaman Melon yang telah berbuah,
kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan buah melon rasanya kurang
manis (Tjahjadi, 1990).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Buah yang telah tua dan masak, jika dipukul-pukul perlahan akan
menimbulkan bunyi yang nyaring, karena daging buahnya sudah banyak
mengandung gula, serta rongga didalam buah sudah cukup besar. Biji yang
terdapat didalam berjumlah rata-rata 200-600 biji per buah, tergantung dari
besar kecilnya ukuran buah (Tjahjadi, 1990).
Tanaman Melon mempunyai banyak cabang yang tumbuh pada ketiak
daun. Dalam istilah biologi cabang ini disebut tunas lateral (tunas air).
Karena banyaknya cabang itu perlu dilakukan pemangkasan. Sebenarnya
pada ketiak daun yang pertama, buah sudah dapat muncul. Tetapi, kualitas
buah pada ketiak daun pertama sampai delapan, kurang baik ukuran buahnya
kurang optimum. Kemungkinan, hal ini terjadi karena tanaman belum
berdaun cukup untuk menghasilkan buah (Tjahjadi, 1990).
Buah melon harus dipanen setelah tua benar karena buah tidak akan
matang bila diperam. Tanda-tanda buah telah tua yaitu kulit tampak licin,
mengkilap, dan suaranya menggema bila diketuk dengan tangan
(Sunarjono, 2009).
Buah melon yang dipanen dengan cara dipetik pada pagi hari atau sore
hari, akan lebih baik daripada buah yang dipetik pada siang hari. Sebab pada
siang hari terjadi proses fotosintesis, sehingga zat gula yang ada pada buah
tidak maksimal. Pemanenan dilakukan dengan menggunting tangkai buah.
Pemetikan tanpa gunting/alat dapat menyebabkan kerusakan pada buah dan
tanaman (Tjahjadi,1990).
B. Jenis kandungan dan Jumlah Zat Gizi tiap 100 gram bahan
- Air : 92,1 %
- Protein : 0,50%
- Lemak : 0,3%
- Karbohidrat : 6,2%
- Serat : 0,5%
- Abu : 0,4%
- Vitamin A : 350 IU
(Ashari, 1995).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
C. Jenis-Jenis Melon
Pada garis besarnya, melon dibagi menjadi 2 jenis yaitu : net melon
( netted melon) dan noNet melon ( winter melon ). Net melon misalnya : Sky
Rocket, Action, Glamour, Monami, MAI 119, MAI 116, SUMO 28,
LADIKA, dll. Sedangkan jenis noNet melon misalnya : Honey Dew, Mutiara,
Golden langkawi, Eagle dll (Anonim, 2011).
· Tipe netted-melon
Ciri-ciri tipe netted-melon
- Kulit buah keras, kasar, berurat, dan bergambar seperti jala (net)
- Aroma relatif lebih harum dibanding winter-melon
- Lebih cepat masak
- Awet, dan tahan disimpan lama
· Tipe winter- melon
Ciri-ciri tipe winter-melon
- Kulit buah halus,mulus, mengkilat, dan aroma buah tidak harum
- Pemasakan buah lambat
- Mudah rusak dan tidak tahan disimpan lama
(Tjahjadi, 1990).
D. Syarat tumbuh
d.1. Iklim
1) Sinar matahari
Tanaman melon sangat memerlukan sinar matahari. Apabila tanaman
melon kurang mendapatkan sinar matahari pada awal
pertumbuhannya, maka akan mengalami etiolasi (jangkung, lemah,
mudah rebah). Sedangkan bagi tanaman melon yang sedang berbuah,
kekurangan sinar matahari dapat mengakibatkan buah melon menjadi
kurang manis.
2) Curah hujan
Dalam hal penanaman melon, curah hujan dapat mempengaruhi
bahkan dapat menjadi faktor penentu keberhasilan atau kegagalan
usaha tani melon. Curah hujan yang terus menerus pada saat tanaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
melon menjelang panen, akan mengurangi kadar gula dalam buah.
Bahkan buah melon yang seharusnya manis rasanya dapat berubah
menjadi seperti ketimun atau labu air, kehilangan rasa manisnya.
3) Kelembaban udara
Kelembaban udara erat kaitannya dengan curah hujan dan cuaca
mendung/berawan. Kelembaban udara secara tidak langsung
mempengaruhi pertumbuhan tanaman melon. Dalam kelembaban
yang tinggi tanaman melon mudah terserang penyakit. Untuk
mencegah perkembangan penyakit itu harus dilakukan penyemprotan
pestisida secara lebih intensif.
4) Ketinggian Tempat
Tanaman melon dapat tumbuh dengan cukup baik pada ketinggian
300–900 m dpl. Apabila ketinggian lebih dari 900 meter dpl tanaman
tidak berproduksi dengan optimal, dan apabila kurang dari 300 mdpl
maka tanaman tidak dapat berbuah secara maksimal/besar.
5) Suhu udara
Tentang suhu udara, sesuai dengan daerah asalnya. Tanaman melon
membutuhkan suhu udara yang cukup panas. Suhu yang dibutuhkan
untuk perkecambahan benih melon antara 25-35 derajat C. Sedangkan
dalam masa pertumbuhan selanjutnya , tanaman melon membutuhkan
suhu udara antara 20 – 30 derajat C.
6) Angin yang bertiup cukup keras dapat merusak pertanaman melon,
tiupan yang keras dapat mematahkan tangkai daun, tangkai buah dan
batang tanaman. Dalam hal penyerbukan, melon dibantu oleh lebah.
Apabila tiupan angin cukup kencang, lebah jarang yang datang,
akibatnya produksi melon rendah.
(Tjahjadi, 2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
d.2.Tanah/Media Tanam
Jenis tanah yang paling ideal untuk tanam melon adalah tanah
geluh berpasir yang lapisan olahnya dalam,tidak mudah becek
(menggenang), subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, dan
pH-nya antara 6,0-6,8 meskipun masih toleran pada pH 5,8–7,2
(Rukmana,1994).
Terhadap tanah yang ber- pH masam sebaiknya dilakukan
pengapuran terlebih dahulu , misalnya dengan Calcit, Dolomit, ataupun
Zeolit. Penanaman melon sebaiknya tidak terus menerus pada lahan yang
sama. Perlu dilakukan pola pergiliran (rotasi) dengan jenis tidak sefamili
Cucurbitaceae. Tanah bekas tanaman padi paling baik untuk tanaman
melon. Dapat pula dipilih bekas tanaman tebu atau jagung. Diutamakan
tanah-tanah yang bebas nematoda (Rukmana,1994).
Tanaman melon pada dasarnya membutuhkan air yang cukup
banyak. Tetapi, sebaiknya air itu berasal dari irigasi, bukan dari air hujan.
E. Teknik Budidaya
e.1. Penyemaian Benih
Tanaman melon yang sehat dan berproduksi optimal berasal dari
bibit tanaman yang sehat, kuat dan terawat baik. Pembibitan merupakan
kunci keberhasilan suatu agribisnis melon. Untuk menanam melon kita
harus mengetahui sumber benihnya terlebih dahulu. Sebaiknya selalu
menggunakan benih asli (F1 hibrid). Yaitu hasil persilangan pertama dari
benih yang disilangkan. Sehingga dapat menghasilkan produksi buah
yang maksimal dan berkualitas baik.
e.1.1. Cara dan Waktu Penyemaian
Benih melon yang akan disemaikan, direndam terlebih
dahulu di dalam air selama 2–4 jam. Kemudian benih disemaikan
pada kantong plastik, yang telah diisi tanah dan pupuk kandang
yang dicampur dengan perbandingan 5:1. Benih disemaikan dalam
posisi tegak dan ujung calon akarnya menghadap ke bawah. Benih
ditutup dengan campuran abu sekam dan tanah dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
perbandingan 2:1 yang telah disiapkan, agar tanaman dapat tumbuh
dengan baik, tidak mudah rebah. Untuk merangsang
perkecambahan benih dengan menciptakan suasana hangat maka
tutuplah permukaan persemaian dengan karung goni basah.
Apabila kecambah telah muncul kepermukaan media semai (pada
hari ke-3 atau ke-4) maka karung goni dapat dibuka.
e.1.2. Pembuatan Media Semai
Melon termasuk tanaman yang tidak terlalu menuntut media
semai yang khusus untuk pembibitannya. Medianya dapat dibuat
dengan berbagai variasi, contohnya dengan mencampurkan tanah,
pasir dan pupuk kandang atau kompos, asal perbandingannya sesuai
misalnya 1:1:1. Untuk mendapatkanhasil bibit melon yang kekar dan
sehat maka komposisi media semai yang tepat terdiri dari campuran
tanah, pupuk kandang, pupuk SP-36 atau NPK .
e.1.3. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Setelah benih disemai di polybag akan tumbuh menjadi calon
bibit, dan harus mendapatkan pemeliharaan yang baik agar menjadi
bibit melon yang sehat dan kekar. Penyiraman dan penjarangan
dilakukan untuk menjaga kondisi bibit.
e.1.4. Pemindahan Bibit
Bibit melon dipindahkan ke lapangan apabila sudah berdaun
4–5 helai atau tanaman melon telah berusia 10–14 hari. Cara
pemindahan tidak berbeda dengan cara pemindahan tanaman
lainnya, yaitu kantong plastik polibag dibuang secara hati-hati lalu
bibit berikut tanahnya ditanam pada bedengan yang sudah dilubangi
sebelumnya.
e.2. Persiapan Lahan
Lahan yang dibajak harus digenangi air lebih dahulu selama
semalam, kemudian keesokan harinya dilakukan pembajakan ini cukup
untuk membalik tanah sehingga cukup dilakukan sekali dengan
kedalaman balikan sekitar 30 cm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
1) Penggarukan dan Pencangkulan Lahan Serta Waktu Lahan Siap
Tanam
Untuk pencangkulan dan penggarukan, keadaan tanahnya
harus cukup kering. Karena kita bisa mudah membentuk tanah yang
semula berbongkah-bongkah dan cukup liat, tanah yang beremah-
remah dan cukup sarang (mudah diserap air). Dengan tanah tersebut
akan menguntungkan tanaman. Selain perakarannya mudah
menembus tanah, juga akan mudah bernapas.
2) Pembentukan Bedengan
a) Cara Pembuatan
Selama 5–7 hari lahan dibiarkan kering setelah dibajak
(atau dibalik). Proses ini akan membuat tanah menjadi lengket dan
berbongkah sehabis dibajak menjadi agak hancur karena
mengalami proses pengeringan matahari dan penganginan. Selama
proses tersebut beberapa senyawa kimia yang beracun dan
merugikan tanaman dan akan hilang perlahan-lahan. Setelah
kering, bongkahan tanah dibuat petakan dengan tali rafia untuk
membentuk bedengan dengan ukuran panjang bedengan maksimum
12–15 m; tinggi bedengan 30–50 cm; lebar bedengan 100–110 cm;
dan lebar parit 55–65 cm.
b) Bentuk Bedengan
Bedengan dibentuk dengan cara mencangkuli bongkahan
tanah menjandi struktur tanah yang remah/gembur. Bila telah
bentuk bedengan terlihat, baik bedengan kasar/setengah jadi
bedengan tersebut dikeringanginkan lagi selama seminggu agar
terjadi proses oksidasi/penguapan dari unsur-unsur beracun.
c) Ukuran dan Jarak Bedengan
Tinggi bedengan dibuat sesuai dengan musim dan kondisi
tanah. Pada musim hujan tinggi bedengan 50 cm agar perakaran
tanaman tidak terendam air jika hujan deras. Pada musim kemarau
tinggi bedengan cukup 30 cm, karena untuk memudahkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
perawatan pada saat bedengan digenangi. Parit dibuat dengan lebar
55–65 cm adalah untuk memudahkan perawatan pada saat
penyemprotan, pemasangan ajir, maupun penalian.
3) Pengapuran
Pengapuran akan menambah unsur hara kalsium yang
diperlukan untuk dinding sel tanaman. Pengapuran dapat
menggunakan dolomit/calmag (CaCO3MgCO3) kalsit/kaptan
(CaCO3). Setelah diperoleh pH rata-rata, penentuan kebutuhan dapat
dilakukan dengan menggunakan data berikut ini :
a) < 4,0 (paling asam): jumlah kapur >10,24 ton/ha
b) 4,2 (sangat asam): jumlah kapur 9,28 ton/ha
c) 4,6 (asam): jumlah kapur 7,39 ton/ha
d) 5,4 (asam): jumlah kapur 3,60 ton/ha
e) 5,6 (agak asam): jumlah kapur 2,65 ton/ha
f) 6,1 – 6,4 (agak asam): jumlah kapur <0,75 ton/ha
4) Pemasangan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP)
MPHP yang terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan berwarna
perak di bagian atas dan warna hitam dibagian bawah dengan berbagai
keuntungan. Warna perak pada mulsa akan memantulkan cahaya
matahari sehingga proses fotosintesis menjadi lebih optimal, kondisi
pertanaman tidak terlalu lembab, mengurangi serangan penyakit, dan
mengusir serangga-serangga penggangu tanaman seperti Thrips dan
Aphids. Sedangkan warna hitam pada mulsa akan menyerap panas
sehingga suhu di perakaran tanaman menhadi hangat. Akibatnya,
perkembangan akar akan optimal. Selain itu warna hitam juga
mencegah sinar matahari menembus ke dalam tanah sehingga benih-
benih gulma tidak akan tumbuh (kecuali teki dan anak pisang).
Pemasangan mulsa PHP sebaiknya dilakukan pada saat panas
matahari terik agar mulsa dapat memuai sehingga menutup bedengan
dengan tepat. Teknis pemasangannya cukup oleh 2 orang untuk satu
bedengan. Caranya tariklah kedua ujung mulsa pada bedengan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
kaitkan salah satu ujungnya pada bedengan menggunakan pasak
penjepit mulsa kemudian ujung yang satunya. Setelah kedua ujung
mulsa PHP terkait erat pada bedengan, dengan cara bersamaan
tariklah mulsa pada kedua sisi bedengan setiap meternya secara
bersamaan. Kaitkan kedua sisi mulsa dan bedengan dengan pasak
penjepit tadi sehingga seluruh sisi mulsa terkait rapat pada bedengan.
Setelah selesai pemasangan, bedengan- bedengan dibiarkan tertutup
mulsa PHP selama 3–5 hari sebelum dibuat lubang tanam. Tujuan
agar pupuk kimia yang diberikan dapat berubah menjadi bentuk
tersedia sehingga dapat diserap tanaman.
5) Pemasangan Ajir
Ajir atau tongkat dari kayu atau bilahan bambu, untuk
rambatan dapat di pasang setelah selesai pemasangan mulsa dan
selesai mensterilkan kebun. Ajir juga dapat dipasang sesudah bibit
ditanam, dan bibit sudah mengeluarkan sulur-sulurnya kira-kira
tingginya adalah 50 cm. Ajir harus terbuat dari bahan yang kuat
sehingga mampu menahan beban buah dengan bobot kira-kira 2–3 kg.
Tempat ditancapkannya ajir dengan jarak kira-kira 25 cm dari pinggir
guludan baik kanan maupun kiri. Supaya ajir lebih kokoh lagi, kita
bisa menambahkan bambu panjang yang diletakkan di bagian pucuk
segitiga antara bambu atau kayu yang menyilang, mengikuti barisan
ajir-ajir dibelakangnya.
e.3. Penanaman
e.3.1. Pembuatan lubang tanam
Untuk membuat lubang tanam dengan menggunakan pelat
pemanas atau memanfaatkan bekas kaleng susu kental. Plat
pemanas yang berupa potongan besi dengan diameter 10 cm,
dibuat sedemikian rupa hingga panas yang ditimbulkan dari arang
yang dibakar mampu melubangi mulsa PHP dengan cepat. Model
penanaman dapat berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk
segi empat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
e.3.2. Cara penanaman
Bibit yang telah di semai 10-12 hari dipindahkan kedalam
lubang tanam beserta medianya. Akar tanaman diusahakan tidak
sampai rusak saat menyobek polibag kecil. Cetakan tanah yang
telah berisi bibit melon, diletakkan pada lubang yang telah ditugal
dan diusahakan agar tidak pecah/hancur karena bisa
mengakibatkan kerusakan akar dan tanaman akan layu jika hari
panas.
e.4. Pemeliharaan
e.4.1. Penyulaman
Penyulaman dilakukan bila dalam waktu 2 (dua) minggu
setelah tanam bibit tidak menunjukkan pertumbuhan normal.
Tanaman dicabut beserta akarnya kemudian diganti dengan
bibit/tanaman baru. Hal ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar
tanaman muda ini dapat lebih beradaptasi dengan lingkungan
barunya. Penyulaman biasanya dilakukan selama 3 – 5 hari,
karena kemungkinan dalam seminggu pertama masih ada tanaman
lainnya yang perlu disulam. Setelah selesai penyulaman tanaman
baru harus disiram air.
e.4.2. Penyiangan
Pada budidaya melon sistem mulsa PHP penyiangannya
dilakukan pada lubang tanam dan parit di antara dua bedengan.
Gulma yang tidak dibersihkan menyebabkan lingkungan
pertanaman lembab sehingga merangsang penyakit. Gulma juga
dapat sebagai inang hama dan nematoda yang merugikan.
e.4.3. Pemangkasan/perompesan,pengikatan
Perompesan merupakan kegiatan memangkas ataupun
membuang cabang–cabang yang tidak produktif. Tujuan dari
perompesan itu sendiri adalah agar proses produksi berlangsung
maksimal, mengurangi kelembapan dalam tajuk tanaman sehingga
akan mengurangi resiko terserangnya hama penyakit dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
perompesan ini juga digunakan sebagai perangsang pertumbuhan
tunas–tunas produktif. Sebelum dilakukan perompesan, tanaman
melon sebelumnya diikatkan pada lanjaran yaitu pada saat tanaman
melon berumur 12 HST atau setelah tanaman memiliki 5 daun.
Pengikatan Tanaman melon dilakukan dengan cara
mengikatkan batang tanaman melon pada ajir dengan
menggunakan tali rafia. Pengikatan tanaman ini dilakukan setiap 4
hari sekali sampai ikatan mencapai ujung lanjaran. Sedangkan
untuk perompesan, dilakukan sampai pada ruas ke 8 dan diatas
ruas 11, perompesan ini dilakukan dengan cara memotong cabang
yang tumbuh pada ruas–ruas tersebut dengan menyisakan 1 helai
daun. Sedangkan cabang pada ruas ke 9–11 dibiarkan tumbuh
sebagai tempat calon buah yang akan dibesarkan. Selanjutnya
setelah buah dari cabang ke 9–11 tumbuh sebesar bola pimpong
maka dipilih satu buah yang paling baik (tidak cacat, bentuknya
bagus) untuk kemudian dipelihara sampai besar, untuk buah yang
lain dipotong. Setelah dipilih satu buah melon untuk dipelihara
maka selanjutnya dilakukan pengikatan buah untuk menghindari
patahnya tangkai buah serta menghindari kontak dengan tanah.
Bekas daun ataupun buah hasil perompesan itu tidak dibuang
sembarangan. Hasil dari rompesan tersebut dikumpulkan pada satu
tempat untuk kemudian ditimbun pada satu tempat yang telah
disediakan.
e.4.4. Pemupukan
Pemupukan diberikan sebanyak 3 kali, yaitu 20 hari setelah
ditanam, tanaman berusia 40 hari (ketika akan melakukan
penjarangan buah) dan pada saat tanaman berusia 60 hari (saat
menginjak proses pematangan). Caranya sebarkan secara merata di
atas tanah bedengan pada pinggiran kiri dan kanannya (10–15 cm).
Kemudian tanah dibalik dengan hati-hati supaya tidak merusak
perakaran tanaman, dan agar pupuk tersebut bisa aman terpendam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
dalam tanah. Untuk memudahkan dalam pemupukan, dibuat data
mengenai rangkaian pemupukan sejak awal.
a) Pupuk kandang/kompos: pupuk dasar=10–20 ton/ha.
b) Urea: pupuk dasar=440 kg/ha; pupuk susulan I=330 kg/ha;
pupuk susulan II=220 kg/ha; pupuk susulan III=440 kg/ha.
c) TSP: pupuk dasar=1.200 kg/ha; pupuk susulan I=220 kg/ha;
pupuk susulan II=550 kg/ha.
d) KCl: pupuk dasar=330-440 kg/ha; pupuk susulan II=160 kg/ha.
Keterangan pupuk dasar: pemupukan pada pengolahan tanah
(sebelum tanam); pupuk susulan I : umur ± 20 hari; pupuk susulan
II: umur ± 40 hari; pupuk susulan III: umur ± 60 hari.
e.4.5. Pengairan dan Penyiraman
Tanaman melon menghendaki udara yang kering untuk
pertumbuhannya, tetapi tanah harus lembab. Pengairan harus
dilakukan jika hari tidak hujan. Pengairan dilakukan pada sore.
Tanaman di siram sejak masa pertumbuhan tanaman, sampai
tanaman akan dipetik buahnya. Saat menyiram jangan sampai air
siraman membasahi daun dan air dari tanah jangan terkena daun
dan buahnya. Tujuannya adalah supaya tanaman tidak dijangkiti
penyakit yang berasal dari percikan tersebut, kalau daun basah
kuyup akan mengundang jamur sangat besar
e.4.6. Pengendalian hama dan penyakit
1) Hama
a) Kutu aphids (Aphis gossypii G.)
Ciri: Hama ini mempunyai getah cairan yang mengandung
madu dan di lihat dari kejauhan mengkilap. Hama ini
menyerang tanaman melon yang ada di lahan penanaman.
Aphids muda yang menyerang melon berwarna kuning,
sedangkan yang dewasa mempunyai sayap dan berwarna
agak kehitaman. Gejala: daun tanaman menggulung dan
pucuk tanaman menjadi kering akibat cairan daun yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
dihisap hama. Pengendalian: (1) gulma harus selalu
dibersihkan agar tidak menjadi inang hama; (2) tanaman yang
terserang parah harus disemprot secara serempak dengan
insektisida (3) tanaman yang telah terjangkit virus harus
dicabut dan dibakar (dimusnahkan).
b) Thrips (Thrips parvispinus K.)
Ciri: Hama ini menyerang saat fase pembibitan sampai
tanaman dewasa. Nimfa thrips berwarna kekuning-kuningan
dan thirps dewasa berwarna coklat kehitaman. Thrips
berkembang biak sangat cepat secara partenogenesis (mampu
melahirkan keturunan meskipun tidak kawin). Serangan
dilakukan di musim kemarau. Gejala: daun-daun muda atau
tunas-tunas baru menjadi keriting, dan bercaknya
kekuningan; tanaman keriting dan kerdil serta tidak dapat
membentuk buah secara normal. Kalau gejala ini timbul
harus diwaspadai karena telah tertular virus yang dibawa
hama thirps. Pengendalian: menyemprot dengan racun
kontak, 3–4 hari sekali
c) Lalat buah (Dacus cucurbitae Coquillet)
Ciri-ciri lalat buah dewasa mempunyai ukuran panjang 7-9
mm, berwarna kuning muda atau merah coklat, mempunyai 2
pasang sayap, dan dapat berbiak 4-9 generasi pertahun.
Cara menyerangnya : mula-mula betina akan menusuk buah
melon muda untuk bertelur, kemudian telurnya setelah 1-4
hari menetas menjadi larva. Larva ini akan memangsa daging
buah, sehingga menimbulkan gejala abnormal sampai busuk
total.
Pengendalian : memasang perangkap lalat buah dari metil
eugenol yang dimasukkan kedalam botol aqua, membungkus
buah dengan kertas biasa, nilon, atau plastik hitam, mengubur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
buah yang terserang atau disemprot dengan insektisida
Malathion WP.
d) Oteng-oteng (Aulocophora similis Oliver)
Ciri-ciri : berupa kumbang daun yang sayapnya berwarna
kuning polos mengkilap, aktif dimalam hari, dan termasuk
serangga pemaka segala jenis tanaman (polifag).
Cara menyerang : dengan memakan daging daun, sehingga
daun rusak dan menimbulkan bolong-bolong bekas gigitan
dari kumbang tersebut.
Pengendalian : dengan pola pergiliran tanaman dan disemprot
dengan insektisida seperti Lannate L atau Sevin 85 S pada
konsentrasi 0,2 %.
2) Penyakit
a) Layu bakteri
Penyebab: bakteri Erwina tracheiphila E.F.Sm. Penyakit ini
dapat disebarkan dengan perantara kumbang daun oteng-
oteng (Aulacophora femoralis M). Gejala: daun dan cabang
layu dan terjadi pengkerutan pada daun, warna daun
menguning, mengering dan akhirnya mati; daun tanaman
layu satu per satu, meskipun warnanya tetap hijau, kemudian
tanaman layu secara keseluruhan. Apabila batang tanaman
yang dipotong melintang akan mengeluarkan lendir putih
kental dan lengket bahkan dapat ditarik seperti benang.
Pengendalian: (1) sebelum ditanami, lahan disterilisasi
dengan Basamid G dengan dosis 40 g/m2 ; (2) benih di
rendam dalam bakterisida Agrimyciin (oxytetracycline dan
streptomycin sulfate) atau Agrept (streptomycin sulfate)
dengan konsentrasi 1,2 gram/liter ; (3) penyemprotan
bakterisida ini pada umur 20 HST.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
b) Penyakit busuk pangkal batang (gummy stem bligt)
Penyebab: Cendawan Mycophaerekka melonis (Passerini)
Chiu et Walker. Gejala: pangkal batang yang terserang mula-
mula seperti tercelup minyak kemudian keluar lendir
berwarna merah coklat dan kemudian tanaman layu dan mati;
daun tanaman yang terserang akan mengering apabila
diremas seperti kerupuk dan berbunyi kresek-kresek apabila
diterpa angin. Pengendalian: (1) penggunaan mulsa PHP
untuk mencegah kelembaban di sekitar pangkal batang dan
mencegah luka di perakaran maupun pangkal batang karena
penyiangan; (2) daun-daun tanaman yang terserang
dibersihkan lalu disemprot dengan fungisida Derasol 500
SC (carbendazim) dengan konsentrasi 1–2 ml/liter; (3)
pangkal batang yang terserang dioles dengan larutan
fungisida Calixin 750 EC (tridemorph) dengan konsentrasi 5
m/liter.
c) Penyakit layu Cendawan (Fusarium oxysporum Schlecht)
Ciri-ciri Penyakit layu fusarium merupakan penyakit yang
disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum (Schlecth).
Jamur ini membentuk miselium bersekat dan dapat tumbuh
dengan baik pada bermacam-macam medium agar yang
mengandung ekstrak sayuran. F. oxysporum f,sp lycopersici
dapat bertahan lama dalam tanah. Tanah yang sudah
terinfeksi sukar di bebaskan kembali dari jamur ini. Jamur
dapat memakai bermacam-macam luka untuk jalan
infeksinya, misalnya luka yang terjadi karena pemindahan
bibit, karena pembunuhan atau luka karena serangga dan
nematode.
Gejala serangan yang pertama kali terlihat adalah ujung sulur
menguning dan layu. Beberapa hari kemudian daun-daun
bagian bawah menguning, layu dan mengering. Gejala
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
tersebut kemudian meluas pada daun-daun di bagian atas dan
akhirnya seluruh daun layu dan akhirnya tanaman mati.
Melon yang terkena penyakit layu fusarium terlihat layu pada
siang hari, sedangkan pada pagi dan sore hari terlihat segar.
Pengendalian : pergiliran tanaman dengan jenis yang bukan
dari famili cucurbitaceae,mencabut tanaman yang sakit,
menyiram tanaman dengan benomyl ataupun disemprot
dengan fungisida seperti Dithane M-25, Derosal 60 WP
0,2%.
e.5. Panen
Ciri dan Umur Panen
1) Ukuran buah sesuai dengan ukuran normal
2) Serat jala/net pada kulit buah sangat nyata/kasar
3) Warna kulit hijau kekuningan.
4) Umur Panen ± 3 bulan setelah tanam.
5) Waktu Pemanenan yang baik adalah pada pagi hari.
Cara Panen:
a) Potong tangkai buah melon dengan pisau, sisakan minimal 2,0 cm
untuk memperpanjang masa simpan buah.
b) Tangkai dipotong berbentuk huruf “T”, maksudnya agar tangkai buah
utuh dan kedua sisi atasnya merupakan tangkai daun yang telah
dipotong daunnya.
c) Pemanenan dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah
yang benar- benar telah siap dipanen.
d) Pemanenan dilakukan pada pagi atau sore hari, tujuannya ketika pagi
atau sore hari tanaman tidak melakukan fotosintesis, sehingga
kemanisan buah tetap terjaga.
e) Buah yang telah dipanen dikumpulkan disuatu tempat untuk disortir.
Kerusakan buah akibat terbentur/cacat fisik lainnya, sebaiknya
dihindari karena akan mengurangi harga jual terutama di swalayan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
e.6. Pasca Panen
a) Pengumpulan
Buah-buah melon yang telah dipanen dikumpulkan pada suatu tempat
untuk segera disortir. Saat panen kerusakan buah sebaiknya dihindari
akibat terbentur atau cacar fisik lainnya, karena akan mengurangi
harga jual terutama untuk konsumsi pasar swalayan.
b) Penyortiran dan Penggolongan
Melon yang telah dipanen, diangkut dan dikumpulkan di suatu tempat
kemudian di sortasi. Buah yang sehat dan utuh dipisahkan dari buah
yang cacat fisik maupun cacat karena serangan hama dan penyakit.
Buah melon yang berkualitas bagus kemudian di lakukan
penggolongan melon berdasarkan bobot buah dan net (jarring).
c) Penyimpanan
Buah melon yang sudah dipetik, tidak boleh ditumpuk satu sama lain,
dan buah yang belum terangkut dapat disimpan dalam gudang
penyimpanan. Buah ditata secara rapi dengan dilapisi jerami kering.
Tempat penyimpanan buah harus bersih, kering dan bebas dari hama
seperti kecoa atau tikus. Melon yang sudah terlalu masak jangan
disatukan dengan buah yang setengah masak (mengkal). Bila ada buah
yang mulai busuk harus di jauhkan dari tempat penyimpanan.
d) Pengemasan dan Pengangkutan
Kemasan untuk melon dapat dibuat dari kayu biasa dan banyak
memiliki lubang angin. Cara menyusunnya, bagian dasar kotak diberi
jerami kering yang cukup tebal, kemudian melon diberikan jerami
juga dibagian atas buahnya. Sebelum kotak ditutup, buah melon diberi
lapisan jerami lagi. Selain dari kotak, pengemasan bisa juga
menggunakan rajutan benang yang mirip jala, kemudian dimasukkan
dalam kemasan karton. Dalam karton masih dilapisi dengan jerami
kering atau kertas hancuran. Dengan kemasan seperti ini akan lebih
terjamin dibanding dengan menggunakan kotak dari kayu
(cara tradisional).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Kendaraan yang digunakan untuk mengangkut buah melon
yang akan dibawa ke pasar tergantung jarak yang ditempuh. Buah
yang akan di ekspor biasanya dipak secara khusus dengan peti kemas
yang terbuat dari kayu, karton atau kotak plastik. Di kargo pesawat,
peti kemas melon dimasukkan ke dalam kontainer pendingin agar
buah tetap segar jika sampai ke tempat tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
III. TATALAKSANA PELAKSANAAN
A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan
1. Tempat Pelaksanaan Magang
Pelaksanaan magang dilaksanakan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pembangunan Masyarakat Desa OISCA (Organization for Industrial
Spritual and Cultural Advancement) Karanganyar. Beralamat di Jl. Joko
Songo Km 1.2, Doplang, Karangpandan, Karanganyar, 577191, Surakarta,
Jawa Tengah.
2. Waktu Pelaksanaan Magang
Magang ini dilaksanakan pada Tanggal 25 Januari 2012– 25 Februari
2012.
B. Metode Pelaksanaan
Adapun Metode yang digunakan dalam pelaksanaan magang ini yaitu :
1. Metode Dasar
Metode dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan adalah
metode Deskriptif Analitik, yaitu metode penerapan permasalahan
sehingga memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada pada masa
sekarang dan bertitik tolak dari data yang dikumpulkan, dianalisis dan
disimpulkan dalam konteks teori–teori yang ada dan dari penelitian
terdahulu.
2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan dan dengan
pencatatan yaitu mencatat data–data yang diperlukan dari sumber yang
dapat dipercaya.
3. Metode Analisis Data
Data yang tekumpul dianalisis dengan menggunakan tabulasi
representatif yaitu dengan menganalisa data yang telah terkumpul dengan
analisis kualitatif. Pada kasus–kasus tertentu mahasiswa dapat pula
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
menjelaskan secara lebih mendalam berdasarkan teori-teori atau
keterangan yang relevan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum Lokasi
1. Profil OISCA Training Centre sebagai Institusi Mitra
OISCA (Organisation for Industrial, Spiritual and Cultural
Advancement) yaitu suatu organisasi swasta nirlaba yang bekerja untuk
meningkatkan atau membangun semangat dan kesadaran serta budaya
yang lingkup kerjasamanya bertaraf internasional. OISCA merupakan
organisasi non politik, non relegius dan non profit yang bergerak dalam
bidang agribisnis. Kata Industrial pada singkatan OISCA bermakna kerja
keras dalam membangun bidang pertanian, perikanan, kehutanan, maupun
melestarikan lingkungan hidup manusia dan terutama membangun Sumber
Daya Manusia (SDM) pelaksananya. Jadi, yang dimaksud bukan industri
pabrik dalam arti pengertian umum. Sedangkan makna spiritual dalam hal
ini bukan berarti agama secara umum, melainkan tentang semangat dan
kesadaran untuk berbuat, mengembangkan dan memelihara materi dunia,
demi kepentingan umat manusia, baik masa kini maupun masa yang akan
datang.
2. Sejarah OISCA Training Centre Karanganyar
OISCA didirikan pada tanggal 6 Oktober 1961. Dr. Yonosuke
Nakano terpilih untuk memimpin OISCA sebagai presiden pertama,
setelah sebelumnyaa beliau memprakarsai sejumlah konferensi bertaraf
Internasional. Tujuan dari gerakan tersebut adalah ingin membentuk
kehidupan dunia yang serasi dan masa depan kehidupan yang damai. dari
konferensi-konferensi tersebut kemudian di tindak lanjuti dengan ajakan-
ajakan dan gerakan-gerakan yang mendapat sambutan dari pimpinan-
pimpinan gerakan sosial, keagamaan, kalangan pengusaha, politikus, dan
lain-lain, dari seluruh dunia; terutama negara-negara kawasan Asia.
Perwakilan dari berbagai negara dan kalangan tersebut kemudian bersama-
sama mendiskusikan bermacam-macam persoalan yang ada di dunia dan
mencapai mufakat, bahwa perlu kiranya untuk mendirikan suatu badan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
organisasi yang berorientasi obyektif, baik ditinjau dari segi semangat,
maupun materinya. disepakati bahwa ke butuhan akan pembangunan
kesadaran dan semangat manusia merupakan landasan yang kokoh bagi
tujuan kerjasama antar bangsa dan manusia sedunia demi tarcapainya
perdamaian dan kehidupan yang harmonis di kemudian hari. Dari
konferensi-koferensi di atas, akhirnya menuntun terbentuknya OISCA
secara resmi dan aksinya bertaraf Internasional yang berkantor pusat di
Jepang. setelah OISCA Internasional terbentuk, kemudian di susunlah
aksi-aksi untuk mendorong tercapainya cita-cita pendiriannya semula.
Pada pertengahan tahun 1960, negara-negara asia selatan dan
tenggara mengalami krisis penyediaan pangan karena musim kemarau
yang panjang. OISCA yang pada saat itu belum terbentuk secara resmi,
tapi karena keberadaannya sudah di kenal lewat aktifitasnya diminta untuk
membantu mengembangkan sektor pertanian di negara-negara yang
mengalami krisis pangan tersebut. Kemudian di kirim misi peneliti yang
diikiti oleh pengiriman misi pengembangan kerja yang terdiri dari para
petani teladan dan sukarelawan lain yang semuanya dari jepang.
Mengiringi program tersebut, beberapa teknisi muda bidang pertanian dari
berbagai negara Asia tadi diterima untuk mengikuti program pelatihan
OISCA di Jepang. Selama masa pelatihan tersebut diajarkan teknik-teknik
yang lebih maju melalui praktek pelatihan yang di selenggarakan atas
kerjasama dengan para anggota OISCA.
OISCA Internasional mulai mengadakan kerja sama dengan
pemerintah Republik Indonesia dengan ditandatanganinya suatu perjanjian
pada tanggal 5 Januari 1979. Kesepakatan kerja sama ini beberapa kali
mengalami perubahan dan terakhir kali berbentuk Memorandum of
Understanding dengan Departemen Luar Negeri Republik Indonesia yang
ditandatangani pada tanggal 19 Juni 1989. Program kegiatan OISCA di
Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1976 sampai dengan sekarang.
Dimana tahun 1992 berdirilah OISCA Training Centre Karanganyar yang
juga termasuk dalam salah satu program negara tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Bapak A.G. Mulyono Herlambang sebagai Direktur OISCA Training
Centre Karanganyar dan CV. MGA, yang mengusahakan produksi benih
F1 dan pemasarannya baik di dalam maupun ke luar negeri.
3. Visi dan Misi OISCA Training Centre Karanganyar
Visi
- Membentuk insan–insan mandiri, dengan usaha sendiri dapat
memperbaiki nasibnya masing-masing.
- Membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
lingkungannya.
Misi
Misi OISCA adalah menciptakan masa depan masyarakat dunia yang
damai tanpa ada peperangan, dengan lingkungan yang baik dan dapat
diwariskan kepada generasi yang akan datang.
4. Kondisi Lapang OISCA Training Centre Karanganyar
OISCA Training Centre Karanganyar berada di Jl. T.P Joko Songo
km 1,2 Desa Doplang, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten
Karanganyar. Terletak ± 30 km sebelah timur kota Surakarta. Batas lokasi
sebelah Utara : Desa Doplang, sebelah Timur : Desa Ngemplak, sebelah
Selatan : Kecamatan Matesih, dan batas sebelah Barat : Desa Gerdu.
Lahan keseluruhan yang ada di OISCA Training Centre
Karanganyar seluas ± 6,5 Ha. Dari luas lahan tersebut dibagi menjadi luas
lahan pada lingkup Training Centre sebesar 0,5 Ha dan sisanya adalah
lahan yang digunakan untuk praktek yaitu seluas ± 6 Ha. Lahan seluas 0,5
Ha tersebut terdapat beberapa bangunan yang digunakan sebagai sarana
pendukung dalam berusaha. Bangunan tersebut antara lain digunakan
sebagai kantor, ruang kelas untuk teori, asrama bagi siswa pelatihan,
gudang untuk tempat peralatan, dan tempat persemaian untuk bibit yang
akan ditanam di lapang. Lahan praktek pertanian untuk budidaya beberapa
macam komoditas baik itu sayur ataupun buah seluas 6 Ha ini seluruhnya
merupakan lahan sewa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Kondisi lingkungan tempat OISCA Training Centre Karanganyar
adalah sebagai berikut :
Tinggi tempat :450 - 490 m dpl berhawa sejuk
Kemiringan bangunan :300 - 400
Suhu :240 - 310 C
Curah hujan rata-rata :3.150 mm/th
Jenis tanah :Latosol
Kelembaban relative :61% - 91%
(Farhani, 2010)
5. Kegiatan di OISCA Training Centre Karanganyar
Wilayah OISCA tersebar di seluruh Indonesia dengan berbagai
macam kegiatan yang telah dilakukan meliputi :
a) Pendidikan: seperti training centre dalam bidang pertanian,
pemberdayaan wanita OISCA (PWO), permeubelan dan lain-lain.
b) Bidang lingkungan hidup: antara lain Childrens Forest Program (CFP)
yaitu pendidikan lingkungan hidup bagi anak-anak, People Forest
Program (PFP) yaitu penghijauan bersama masyarakat, Tokio Marine
Mangrove Project (TMMP) yaitu penghijauan/rehabilitasi pantai dan
lain-lain. Selain itu terdapat juga proyek/bantuan berupa proyek
percontohan bunga krisan, ulat sutera, Committee Environmental and
Educational Project in Indoneia (CEEPI), pengentasan kemiskinan,
bantuan gedung dan prasarana sekolah dan lain-lain.
c) Kegiatan pelatihan meliputi :
1. Pelatihan reguler rutin tiap tahun (± 9-12 bulan), peserta pelatihan
ini adalah pemuda yang berminat di bidang pertanian, melalui
sistem tes seleksi.
2. Kegiatan harian dimulai sejak pukul 05.00-21.00 WIB.
3. Magang / PKL.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
6. Struktur Organisasi OISCA Training Centre Karanganyar tahun
2011/2012.
Dalam menjalankan usahanya yaitu budidaya pertanian dan
pemasarannya baik itu sayur, buah, ataupun tanaman hias, Bapak Mulyono
dibantu oleh beberapa staf dan semua siswa pelatihan OISCA. Adapun
struktur organisasi di OISCA Training Centre Karanganyar adalah sebagai
berikut :
Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi OISCA
Training Centre Karanganyar.
OISCA merupakan organisassi yang dikelola secara sukarela oleh
para anggotanya. Struktur organisasi yang dimiliki masih sangat sederhana
yang terdiri atas direktur, wakil direktur, bagian administrasi,
sekertaris,kepala bagian lingkungan hidup, kepala bagian pelatihan,
kepala bagian lapang, penghijauan, dan kepala bagian kesiswaan.
Berdasarkan pembagian bentuk organisasi di OISCA termasuk dalam
struktur organisasi lini (Lini organization atau organisasi garis).
Masing-masing jabatan memiliki wewenang yang telah disepakati.
Wewenang masing-masing jabatan sebagai berikut :
1. Direktur utama bertanggung jawab atas semua kebijakan yang akan
diambil oleh organisasi, mengatasi seluruh aktivitas kegiatan
Wakil Direktur
Darmanto
Direktur
AG. Mulyono Herlambang
Sekertaris Patoni
Kabag Kesiswaan
Setyo Budi U
Kabag Pelatihan I.B. Mei .S
Kabag Lapang
Heri widyanto
Kabag lingkungan hidup Rifaan
Administrasi Tri Dwidarningsih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
perusahaan, baik dalam hal administrasi, kegiatan budidaya,
penghijauan, dan pelatihan. Selain itu juga harus mampu menjalin
kemitraan dengan lembaga lain.
2. Wakil direktur berwenang sebagai pelaksana harian wewenang
direktur utama dan menjalin kerjasama dengan lembaga lain di
wilayah lokal (kabupaten).
3. Ketua bidang administrasi sebagai pengelola semua catatan masuk dan
keluar sebagai laporan yang akan dikirim ke OISCA internasional.
Selain itu juga berperan dalam pencatatan keuangan secara teratur
sehingga posisi keuangan organisasi dapat diketahui setiap saat.
4. Ketua bidang lapang bertanggung jawab dalam pengadaan kebutuhan
kegiatan budidaya tanaman, mulai dari kegiatan produksi tanaman
seperti persiapan atau penyewaan lahan, penyediaan sarana dan
prasarana, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), dan
pemeliharaan tanaman sampai panen. Selanjutnya, tugasnya
disesuaikan dengan kurikulum yang dibuat oleh bidang kesiswaan dan
ditentukan jadwal kegiatan harian yang disampaikan saat apel kerja.
5. Kepala bidang kesiswaan bertanggung jawab dalam pembuatan
kurikulum dan pelaksanaan kegiatan pertanian yang diadakan oleh
OISCA setiap tahunnya selama 10 bulan (November-Agustus),
kemudian membuat laporan realisasi kegiatan budidaya yang telah
dilaksanakan.
6. Kepala bidang lingkungan hidup (penghijauan) bertanggung jawab
dalam pengelolaan kegiatan penghijauan dan lingkungan hidup,
seperti Children Forest Program dan People Forest Program).
7. Staff kantor berwenang sebagai pelaksana bagian tata usaha dan
pengaturan masalah administrasi.
8. Staff atau instruktur lapangan berperan sebagai pemberi instruksi dan
pelatihan harian siswa.
Pengelolaan organisasi yang ada di OISCA TC Karanganyar
dilakukan secara terarah sesuai dengan bidang yang telah ada. Dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
menjalankan kegiatan tersebut, OISCA TC Karanganyar memiliki
sumberdaya yanng dapat diandalkan. Sumber daya organisasi yaitu semua
kekayaan yang dimiliki organisasi dan dapat dipergunakan dalam kegiatan
operasional organisasi. Sumber daya organisasi meliputi :
a. Sumber Daya Manusia
OISCA TC Karanganyar memiliki anggota yang membaktikan
dirinya dan melaksanakan tugasnya secara sukarela. Metode kerja yang
diterapkan adalah kegiatan pembangunan masyarakat pedesaan dan
menekankan pada pemberdayaan industri dasar dan pertanian serta
sektor pendukung lain, sehingga pembangunan tersebut dapat dilakukan
secara berkelanjutan. Prinsip kerja yang diterapkan bukanlah
menggunakan teknologi tinggi, namun dengan menerapkan teknologi
yang sesuai dengan kondisi lingkungan masyarakat yang mengikuti
kegiatan pelatihan.
Pengelola OISCA TC Karanganyar berjumlah 10 orang, yang
merupakan staff kantor dan instruktur lapangan. Seluruh staff OISCA
merupakan alumni OISCA Internasional Jepang yang mengabdikan
dirinya secara sukarela. Kegiatan pelatihan ditambah tenaga pengajar
yang merupakan dewan guru dari Dinas Pertanian Karanganyar.
b. Sumber Daya Modal
Sumber daya modal merupakan sumber daya yang digunakan
oleh organisasi untuk menjalankan dan memperlancar kegiatan yang
dilakukan OISCA TC Karanganyar. Sumber daya modal dibagi menjadi
2 yaitu sumber daya fisik dan sumber daya modal kerja. Sumber daya
fisik merupakan sumber daya pengelola organisasi yang handal dan
terampil di bidangnya, sedangkan sumber daya modal kerja diperoleh
sepenuhnya dari OISCA Internasional yang berpusat di Jepang. Oleh
karena itu, seluruh keadaan keuangan baik yang masuk maupun keluar
dari kas OISCA harus dicatat secara rinci sebagai bentuk
pertangggungjawaban berkala kepada OISCA Internasional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
B. Pembahasan
1) Kondisi Lahan Pertanaman Melon di OISCA TC Karanganyar
Lahan yang digunakan untuk budidaya melon terletak di Desa
Tiloso, Kec. Karangpandan, Kab. Karanganyar dengan luas lahan 450 m2.
Letaknya mudah dijangkau karena terletak ditepi jalan raya. Sejarah lahan
sebelum ditanami melon adalah bekas sawah tanaman padi. Jenis tanahnya
adalah Latosol. Ketersediaan air berasal dari irigasi sawah. Disekitar
pertanaman melon terdapat tanaman lain yaitu padi, , ketela pohon, tomat,
cabai, dan labu.
2) Teknik Budidaya Melon di OISCA TC Karanganyar
Melon yang ditanam di OISCA TC Karanganyar adalah melon
varietas MAI 119 yang merupakan melon berdaging Jingga/orange.
a. Persiapan Lahan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam mengolah tanah antara
lain; handtractor, traktor rotary, cangkul, garpu, bajak atau garu. Tahap-
tahap pengolahannya sebagai berikut:
a. Pengolahan Lahan
1. Pembersihan sisa tanaman sebelumnya.
Pembersihan tanaman lama dilakukan dengan mencabut
seluruh bagian tanaman beserta akar-akarnya.
2. Pembajakan atau pencangkulan pertama.
Hal ini dilakukan dengan membuka tanah total dengan bajak
atau cangkul kira-kira sedalam 25 cm. Pembajakan atau
pencangkulan pertama ini bertujuan untuk membalik tanah,
mendapatkan bongkahan tanah, mematikan gulma,
mendapatkan sinar matahari, dan menghilangkan zat-zat yang
merugikan.
3. Pembajakan atau penggaruan ke dua dan penggaruan.
Pembajakan kedua ini dilakukan sebelum pembuatan bedengan
kasar agar tanah mudah dibentuk menjadi bedengan-bedengan
kasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
4. Pembuatan got dan takaran bedeng.
Pada tanah yang becek got dibuat sebelum pembajakan
pertama dan ke dua.
5. Penaburan pupuk.
Pupuk dan bahan yang digunakan antara lain:
a. Pupuk kandang (20 – 30 ton/ha),
b. Pupuk kimia:
SP 36 (400 – 500 kg/ha)
ZA (600 kg/ha)
Phonska (300 – 400 kg/ha)
c. Kapur pertanian/dolomit (1 ton kapur tiap penaikan 1 pH
tanah)
6. Pengecrohan.
Bedengan dikecroh (diaduk) sehingga pupuk, kapur, dan
tercampur dan masuk dalam tanah. Kemudian tanah
dihaluskan.
7. Menutup calon bedengan tersebut dari parit bedengan,
sehingga bedengan dapat curam (tingginya 30 – 40 cm)dan
parit pun dalam.
8. Penutupan bedengan ini membuat bahan-bahan yang
ditambahkan tadi tercampur rata dengan tanah, sehingga tanah
dalam bedengan tidak perlu mengandung (ditambah) pupuk
lagi karena penyebaran akar adalah 5 cm di bawah permukaan
sampai kedalaman 50 cm.
9. Lapisan luar bedengan sampai penutup diusahakan sehalus
mungkin karena akan menjadi tempat (permukaan) melekatnya
mulsa (MPHP).
b. Pemasangan dan Pelubangan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP).
Cara pemasangan mulsa sebaiknya saat matahari terik agar
mulsa dapat memuai sehingga menutup bedengan dengan tepat.
MPHP dipasang saat ada terik matahari agar bisa kuat dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
kencang. Kemudian bagian tepi dan tiap sudut diklip dengan
bilahan bambu dengan ukuran kira-kira 20 cm x 1 cm. bedengan
dibiarkan selama 2 – 3 hari agar kondisinya menjadi baik dan
pupuk terurai. Plastik mulsa dilubangi dengan alat pelubang khusus
atau dari kaleng susu yang telah dipanasi. Jarak antar lubang 60 x
70 cm Kemudian tanah di bawahnya dilubangi juga atau langsung
dibuat tugal.
c. Pemasangan Ajir
Ajir yang digunakan terbuat dari bambu dengan panjang 2
meter. Ajir bambu tersebut ditancapkan ke tanah sedalam 20- 25
cm supaya kokoh. Pemasangan ajir dibuat dengan bentuk “H”
karena ajir tersebut selain sebagai lanjaran juga untuk mengikat
buah melon yang sudah besar.
b. Penyemaian Benih
Benih melon dibeli dari Toko Saprodi daerah Karang Pandan.
Benih yang digunakan merupakan benih bersertifikat. Cara semai yang
digunakan di OISCA ada 3 yaitu :
1) Sistem kecambah: benih dikecambahkan terlebih dahulu. Sistem ini
digunakan untuk benih berukuran besar seperti melon, semangka,
timun, dan oyong.
2) Sistem box : benih langsung disebar dalam box semai. Sistem ini
digunakan untuk benih berukuran kecil seperti tomat,cabai, dan
terong.
3) Sistem langsung : benih langsung ditanam dilahan.
Benih melon disemai menggunakan sistem kecambah. Benih
melon direndam dalam air. Benih yang baik berada di dasar air, dan
benih yang kurang baik akan mengapung di atas permukaan air. Setelah
direndam selama 1-2 jam dengan suhu ± 300C kemudian benih diperam
diatas kain atau handuk. Prediksi waktu berkecambah adalah ± 24- 48
jam. Adapun langkah yang dilakukan pada tahap persemaian antara
lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
1) Pembuatan Media Semai
Media semai yang baik menggunakan tanah yang berasal
dari gunung, dibawah rerumpunan bambu atau tanah sub soil
karena tanah tersebut diperkirakan belum terkontaminasi hama
penyakit maupun residu pestisida dan pupuk kimia. Media semai
dibuat dari campuran tanah, pupuk kandang, dan arang sekam
dengan perbandingan 1:1:1. Percampuran ketiga bahan tersebut
kemudian difermentasi menggunakan EMB (efektif
mikroorganisme bambu) sebagai starter mikroorganisme yang
bermanfaat.
Cara membuat EMB :
Bahan : nasi putih, seresah bambu, tetes tebu
Alat : kardus, toples
Cara membuat :
a) Seresah bambu secukupnya dimasukkan dalam kardus.
b) Nasi putih dikepal menggunakan tangan sebanyak 5 kepal,
kemudian dimasukkan dalam kardus berisi seresah bambu.
c) Biarkan selama 3 hari hingga ditumbuhi jamur miselium putih.
d) Ambil gumpalan jamur, masukkan dalam toples dan
tambahkan tetes tebu sebagai pakan.
e) Larutkan jamur tersebut kedalam air. Siap untuk digunakan.
2) Pengisian polybag
Polybag yang digunakan untuk semai adalah polybag
plastik kecil. Polybag diisi media semai sampai 2/3 bagian polybag.
Setelah diisi kemudian disiram sampai basah.
3) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Setelah benih disemai di polybag akan tumbuh menjadi
calon bibit, dan harus mendapatkan pemeliharaan yang baik agar
menjadi bibit melon yang sehat dan kuat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
a) Cara dan Waktu Penyiraman
Bibit dipersemaian di siram setiap pagi hari. Mulai dari
kecambah belum muncul sampai bibit muncul kepermukaan
tanah. Untuk penyiraman digunakan gembor. Saat menyemprot
untuk penyiraman jangan terlalu kuat karena akan mengikis
tanah media dan melemparkan benih atau kecambah keluar dari
polibag. Saat cuaca panas, tanah pada polybag kering dan
penyiraman perlu diulangi pada sore hari, jangan menyiram bibit
tanaman pada siang hari karena akan menyebabkan air dan zat-
zat makanan tidak dapat terserap akibatnya bibit menjadi kurus,
kering dan layu.
b) Penjarangan
Penjarangan dilakukan dengan tujuan untuk menyiapkan
bibit-bibit yang sehat dan kuat untuk ditanam, selain itu supaya
daun tidak saling berhimpitan. Penjarangan ini mulai dilakukan
3 hari sebelum penanaman bibit ke lapangan. Bibit yang
mempunyai pertumbuhan seragam dikumpulkan menjadi satu.
Bibit-bibit yang pertumbuhannya merana disingkirkan dan tidak
ditanam.
4) Pemindahan bibit/transplanting
Bibit yang telah di semai 10-12 hari atau telah memiliki
daun berjumlah 2-3 helai, dipindahkan kedalam lubang tanam
beserta medianya. Akar tanaman diusahakan tidak sampai rusak
saat menyobek polibag kecil. Cetakan tanah yang telah berisi bibit
melon, diletakkan pada lubang yang telah ditugal dan diusahakan
agar tidak pecah/hancur karena bisa mengakibatkan kerusakan akar
dan tanaman akan layu jika hari panas.
Ketika pindah tanam jangan menekan batangnya karena
masih lunak sehingga bisa menyebabkan memar yang berakibat
gagal tumbuh. Polybag ditarik pelan-pelan usahakan tidak sobek
karena masih bisa digunakan lagi untuk persemaian selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
c. Penanaman
Bibit hasil dari persemaian tersebut diharapkan telah siap tanam
saat pengolahan tanah selesai. Oleh karena itu harus diperhitungkan
luas lahannya, jumlah bibit yang tersedia, dan umur bibit agar ketepatan
tanam dapat tercapai.
Bibit yang terlambat ditanam akan mengurangi masa juvenile
(masa pertumbuhan vegetatif). Sebaliknya, jika bibit sudah siap tanam
tetapi pengolahan tanah belum selesai maka akan mengakibatkan
pengerjaannya tergesa-gesa, sehingga hasilnya kurang optimal.
Hal-hal yang dilakukan dalam penanaman antara lain:
1. Menata bibit dalam kotak kemudian dibawa dari tempat persemaian
ke lahan yang telah siap tanam.
2. Bibit dalam kotak tersebut direndam sebentar agar tanah dan
plastik polybag tidak lengket, sehingga bibit beserta tanahnya
mudah dikeluarkan.
3. Memisahkan polybag dan bibit beserta tanahnya (diusahakan tanah
tersebut tidak pecah) kemudian memasukkannya pada lubang
tanam. Tiap lubang berisi satu bibit. Saat memasukkan bibit,
diusahakan leher akar berada tepat di permukaan tanah (permukaan
tanah pada polybag sejajar dengan permukaan tanah). Selain itu
diupayakan daun tidak terlalu dekat atau rebah ke mulsa karena
panas matahari yang dipantulkan mulsa warna perak dapat
membakar daun yang masih muda tersebut.
4. Menutup lubang dengan tanah yang gembur agar akar mudah
tumbuh.
5. Menyiram bibit yang baru ditanam dengan air. Tanaman yang
masih muda perlu dilakukan penyiraman pada lubang tanamnya
karena akar belum mampu menjangkau air yang ada di parit
bedengan.
6. Melakukan pengecekan dengan rutin pada tanaman baru setelah
disiram karena posisi tanaman dapat berubah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
d. Pemeliharaan
1) Pengairan
Pengairan harus dilakukan jika hari tidak hujan. Pengairan
dilakukan pada sore hari. Tanaman di siram sejak masa pertumbuhan
tanaman, sampai tanaman akan dipetik buahnya. Pengairan berasal
dari air irigasi semi teknis setempat.
2) Penyulaman
Penyulaman dilakukan bila dalam waktu 1 (satu) minggu
setelah tanam bibit tidak menunjukkan pertumbuhan normal.
Tanaman dicabut beserta akarnya kemudian diganti dengan
bibit/tanaman baru. Hal ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar
tanaman muda ini dapat lebih beradaptasi dengan lingkungan
barunya. Penyulaman menggunakan bibit sisa dari persemaian. Hal
yang penting untuk diperhatikan yaitu penyulaman sebaiknya
dilakukan sebelum hari kelima penanaman, karena bibit yang
disulam setelah hari kelima, maka pertumbuhannya akan terganggu.
3) Penyiangan
Penyianagn dilakukan pada lubang tanam dan parit di antara
dua bedengan. Gulma yang tidak dibersihkan menyebabkan
lingkungan pertanaman lembab sehingga merangsang penyakit.
Gulma juga dapat sebagai inang hama dan menyebabkan defisiensi
unsur hara karena kompetisi.
4) Pemangkasan/perompesan, gantung buah dan pengikatan.
Pemangkasan dilakukan untuk memaksimalkan produksi buah.
Tanaman melon dipangkas pada tunas air ke 1 – 8, disisakan tunas
air ke 9-11 sebagai calon buah. Tunas air ke 12 – 27 dibuang,
disisakan tunas air ke 28-30, kemudian di toping supaya tidak terus
menjalar. Tunas 9,10,11 tersebut dipelihara sebagai calon buah.
Calon buah setelah berukuran sebesar bola pingpong kemudian
diseleksi menjadi hanya 1 calon buah. Kriteria calon buah yang baik
yaitu bentuk oval sebesar bola pingpong, dan tidak cacat. Buah yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
terpilih kemudian digantung. Pengikatan/gantung buah bertujuan
untuk menghindari patahnya tangkai buah serta menghindari kontak
dengan tanah.
Pengikatan Tanaman melon dilakukan dengan cara
mengikatkan batang tanaman melon pada ajir dengan menggunakan
tali rafia.
5) Pemupukan
Pemupukan pada tanaman melon (pupuk susulan) ini diberikan
setiap minggu yaitu pada 7 HST pemupukan berupa pupuk NPK
dengan konsentrasi 20 gr/lt sebanyak 200 ml larutan pupuk/tanaman,
pada 14 HST berupa pupuk NPK konsentrasi 40 gr/lt sebanyak 200
ml larutan pupuk/tanaman, pada 21 HST yaitu pada saat menjelang
pembungaan yaitu diberikan pupuk susulan NPK dengan konsentrasi
20 gr/lt sebanyak 200 ml larutan pupuk/tanaman selanjutnya untuk
28 HST setelah pembungaan maka konsentrasi pupuk NPK yang
diberikan adalah 20 gr/lt sebanyak 200 ml larutan pupuk/tanaman.
Sedangkan untuk pupuk KNO3 diberikan pada saat tanaman berumur
45 HST dengan konsentrasi 1 gr/lt air sebanyak 200 ml
larutan/tanaman. Pemberian pupuk susulan pada tanaman melon ini
diberikan dengan cara dilarutkan dalam air dan disiramkan disekitar
tanaman.
6) Pengendalian hama dan penyakit
Hama dan penyakit yang ditemukan di lahan melon OISCA
yaitu :
a) Oteng-oteng (Aulocophora similis Oliver)
· Ciri-ciri : berupa kumbang daun yang sayapnya berwarna
kuning polos mengkilap, aktif dimalam hari, dan termasuk
serangga pemakan segala jenis tanaman (polifag).
· Cara menyerang : dengan memakan daging daun, sehingga
daun rusak dan menimbulkan bolong-bolong bekas gigitan dari
kumbang tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
· Pengendalian : dengan pola pergiliran tanaman dan disemprot
dengan insektisida seperti Spontan atau Rizotin pada
konsentrasi 0,2 %.
b) Lalat buah (Dacus cucurbitae Coquillet)
· Ciri-ciri lalat buah dewasa mempunyai ukuran panjang 7-9
mm, berwarna kuning muda atau merah coklat, mempunyai 2
pasang sayap, dan dapat berbiak 4-9 generasi pertahun.
· Cara menyerangnya : mula-mula betina akan menusuk buah
melon muda untuk bertelur, kemudian telurnya setelah 1-4 hari
menetas menjadi larva. Larva ini akan memangsa daging buah,
sehingga menimbulkan gejala abnormal sampai busuk total.
· Pengendalian : memasang perangkap lalat buah dari metil
eugenol yang dimasukkan kedalam botol aqua, membungkus
buah dengan kertas biasa, nilon, atau plastik hitam, mengubur
buah yang terserang atau disemprot dengan insektisida.
c) Penyakit layu Cendawan (Fusarium oxysporum Schlecht)
· Ciri-ciri Penyakit layu fusarium merupakan penyakit yang
disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum (Schlecth). Jamur
ini membentuk miselium bersekat dan dapat tumbuh dengan
baik pada bermacam-macam medium agar yang mengandung
ekstrak sayuran. F. oxysporum f,sp lycopersici dapat bertahan
lama dalam tanah. Tanah yang sudah terinfeksi sukar di
bebaskan kembali dari jamur ini. Jamur dapat memakai
bermacam-macam luka untuk jalan infeksinya, misalnya luka
yang terjadi karena pemindahan bibit, karena pembunuhan atau
luka karena serangga dan nematode.
· Gejala serangan yang pertama kali terlihat adalah ujung sulur
menguning dan layu. Beberapa hari kemudian daun-daun
bagian bawah menguning, layu dan mengering. Gejala tersebut
kemudian meluas pada daun-daun di bagian atas dan akhirnya
seluruh daun layu dan akhirnya tanaman mati. Melon yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
terkena penyakit layu fusarium terlihat layu pada siang hari,
sedangkan pada pagi dan sore hari terlihat segar.
· Pengendalian : pergiliran tanaman dengan jenis yang bukan
dari famili cucurbitaceae,mencabut tanaman yang sakit,
menyiram tanaman dengan benomyl ataupun disemprot dengan
fungisida seperti Daconil dan Antracol 0,2%.
d) Penyakit busuk pangkal batang (gummy stem bligt)
· Penyebab: Cendawan Mycophaerekka melonis (Passerini)
Chiu et Walker.
· Gejala: pangkal batang yang terserang mula-mula seperti
tercelup minyak kemudian keluar lendir berwarna merah
coklat dan kemudian tanaman layu dan mati; daun tanaman
yang terserang akan mengering apabila diremas seperti
kerupuk dan berbunyi kresek-kresek apabila diterpa angin.
· Pengendalian: (1) penggunaan mulsa PHP untuk mencegah
kelembaban di sekitar pangkal batang dan mencegah luka di
perakaran maupun pangkal batang karena penyiangan; (2)
daun-daun tanaman yang terserang dibersihkan lalu disemprot
dengan fungisida (3) pangkal batang yang terserang dioles
dengan larutan fungisida.
e) Penyakit Virus Mozaik
· Penyebabnya adalah Watermelon Mozaik Virus (WMV) dan
Cucumber Mozaik Virus (CMV).
· Gejala serangan ini adalah menyebabka klorosis. Belang-
belang ,lepuh, perubahan bentuk daun(abnormal), dan
terhambatnya pertumbuhan.
· Pengendalian : dengan dimusnahkan/dicabut, karena jika
dibiarkan hidup akan menular pada tanaman yang lain, dan
pertumbuhannya pun tidak normal dan tidak menghasilkan
buah yang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
e. Panen
Kriteria panen melon yaitu buah berukuran normal, jaring/ net
sudah penuh, daun sudah mulai mengering, umur panen ± 65 hari
setelah tanam, beraroma harum. Panen dilakukan pada sore hari karena
untuk mempertahankan kadar air agar tetap tinggi, sehingga berat buah
dapat maksimal saat ditimbang.
Cara Panen:
a) Potong tangkai buah melon dengan pisau, sisakan minimal 2,0 cm
untuk memperpanjang masa simpan buah.
b) Melon berdaging putih diptong biasa, sedangkan melon berdaging
orange tangkai dipotong berbentuk huruf “T”, maksudnya agar
tangkai buah utuh dan sebagai pembeda.
c) Buah yang telah dipanen dikumpulkan di Asrama OISCA untuk
disortir. Kerusakan buah akibat terbentur/cacat fisik lainnya,
sebaiknya dihindari karena akan mengurangi harga jual.
f. Pasca Panen
a) Pengumpulan
Buah-buah melon yang telah dipanen dikumpulkan untuk segera
disortir. Saat panen kerusakan buah sebaiknya dihindari akibat
terbentur atau cacat fisik lainnya, karena akan mengurangi harga jual
terutama untuk konsumsi pasar swalayan.
b) Penyortiran dan Pengkelasan
Melon yang telah dipanen, diangkut dan dikumpulkan kemudian di
sortasi. Buah yang sehat dan utuh dipisahkan dari buah yang cacat
fisik maupun cacat karena serangan hama dan penyakit. Buah melon
yang berkualitas bagus kemudian di lakukan penggolongan melon
berdasarkan bobot buah dan net (jarring). Hasil panen melon di
OISCA terbagi menjadi dua kelas yaitu grade A dengan kriteria
berat mencapai 1,5 kg/lebih dan kelas rendah/grade C atau plonco
dengan jaring sedikit atau tidak berjaring sama sekali /tidak
terbentuk net, serta memiliki berat bervariasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
c) Penyimpanan
Buah yang sudah dilakukan penggolongan dipisah-pisahkan supaya
memudahkan penanganan berikutnya. Jika ditemukan buah yang
busuk segera mungkin dijauhkan dari tempat penyimpanan. Tempat
penyimpanan harus memiliki sirkulasi udara yang bagus, bersih
terhindar dari hama perusak hasil panen. Saat penyimpanan buah
tidak langsung ditaruh dilantai, tetapi perlu diberi alas jerami untuk
menghindari cacat fisik, serta mengurangi kelembaban dari lantai,
sehingga buah tidak cepat rusak.
d) Pengemasan dan Pengangkutan
Melon yang sudah disortasi dan dikelaskan kemudian dikemas
menggunakan karung. Kendaraan yang digunakan untuk
mengangkut buah melon yang akan dibawa oleh tengkulak ke
pasaran dengan menggunakan mobil bak terbuka.
g. Pemasaran
Melon hasil produksi OISCA TC ini langsung dipasarkan
kepada tengkulak yang datang, selain itu juga dijual langsung kepada
konsumen yang datang ke OISCA TC dengan harga Rp. 4.500,00/ Kg
untuk grade A, dan Rp. 3.000,00/Kg untuk grade C.
3) Analisa Usaha Tani
Analisis usaha tani melon merupakan salah satu analisis dalam
melakukan penanaman secara intensif. Perkiraan analisis usaha tani seluas
450 m2 selama selama satu musim (3 bulan) dengan sekali panen,
informasi terkait usaha budidaya melon MAI 119 adalah sebagai berikut.
· Lahan yang diperlukan seluas 450 m2
· Jarak tanam 60 cm x 70 cm.
· Populasi tanaman 1026
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Rumus menghitung populasi tanam:
Populasi tanam = 䴐 b魄䴐b噸bdb7bϜ迫bdb6 - koreksi lahan
= 㿨Ėi60淖i铺呢i品6 - 10 %
= 㿨Ėiiiii品60㿨0ii品60 – 45
= 1071- 45
= 1026 batang
· Biaya tenaga kerja pria (TKP) Rp 3.750,00/jam
· Biaya tenaga kerja wanita (TKW) Rp 3000,00/jam
· Pemanenan dilakukan setelah berumur 65 hari.
· Dari 1026 Populasi yang ditanam, terdapat mortalitas sebanyak 21
tanaman. Sehingga tanaman yang produktif berjumlah 1005
tanaman.
· Buah melon yang dipanen dikelompokkan dalam 2 kelas, yaitu
grade A dan grade C.
· Harga jual buah melon Rp 4.500,00 per kg (gradeA) dan
Rp. 3.000,00 per Kg ( grade C).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Perhitungan Biaya Produksi
Tabel 1. Biaya produksi Budidaya Tanaman Buah Melon
( 450 m2).
No Uraian Kebutuhan Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
1 Biaya Tetap Sewa Lahan selama 3 bulan 450 m2 - .540.000 Jumlah biaya tetap 540.000
2 Biaya Variabel 1 Benih MAI 119 3 Pack 105.000 315.000 2 Macam-macam pupuk a. Pupuk kandang 50 karung 2.000 100.000
b. Pupuk kimia · ZA · SP 36 · Phonska · NPK Mutiara · Dolomit
50 Kg 20 Kg 50 Kg 25 Kg 50 Kg
1.500 2.100 2.400 4.500
240
75.000 42.000
120.000 112.500 12.000
3 Pestisida d. Marshal e. Rizotin f. Ziflo g. Antracol h. Apsa
1 botol 1 botol 1 botol 1 kemasan 1 botol
13.500 35.000 15.000 27.000 16.500
13.500 35.000 15.000 27.000 16.500
4 Lain-lain Polybag semai 3 pack 7.500 22.500
MPHP 3 kali pakai
18 Kg 23.000 1/3 x(18 x Rp.23.000)
138.000
Lanjaran /Ajir 1500 batang 150 225.000 Rafia 2 ball 7.500 15.000
5 Biaya Tenaga Kerja Pengolahan Lahan
Selama 3 x 8 jam 3 TKP
30.000
270.000
Persemaian Pengisian polybag semai selama 2 jam
2 TKW
3.000
12.000
Penanaman - Pembentukan
bedengan jadi, pemberian pupuk,pemasangan MPHP selama 2 jam
- Pindah tanam selama
4 TKP 5 TKW
3.750
3.000
30.000
30.000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
2 jam 2 TKP 3.750 15.000
Pemeliharaan tanaman - Pemupukan susulan ,
dilaksanakan sebanyak 3 kali
- Penyemprotan dilaksanakan sebanyak 3 kali (masing-masing 1 jam)
- Penyiangan dilaksanakan sebanyak 3 kali (masing-masing 1 jam)
- Perompesan tunas air dilaksanakan sebanyak 4 kali (masing-masing 1 jam)
- Seleksi buah dan gantung buah selama 2 jam
2 TKW 2 TKP 2 TKW 2 TKW 2 TKW
3.000
3.750
3.000
3.000
3.000
24.000
22.500
24.000
30.000
12.000
Keamanan Selama 3 bulan
2 TKP
90.000
Panen Selama 2 jam
3 TKP
3.750
22.500
Jumlah biaya Variabel 1.854.000 TOTAL 2.394.000
Analisis perhitungan:
Input : Biaya Tetap = Rp 540.000,00
Biaya variabel = Rp. 1.854.000,00
Total Biaya Produksi = Rp. 2.394.000,00
Output :
Hasil Produksi
Tabel 2. Hasil Produksi tanaman Buah Melon (450m2)
Grade Jumlah Hasil (Buah)
Rata-Rata Berat (Kg)
Volume Hasil (Kg)
Harga Satuan (Rp)
Prosentase Hasil (%)
A 885 2 1770 4.500,00 90,77 C 120 1,5 180 3.000.00 9,23 Total 1005 - 1950 - 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Pendapatan Penjualan
Tabel 3.Pendapatan Penjualan Budidaya Tanaman Buah Melon
( 450m2).
Produk (Grade) Harga Jual per buah (Rp)
Volume hasil (kg) Pendapatan penjualan (Rp)
A 4.500,00 1770 7.965.000,00 C 3.000,00 180 540.000,00 Total pendapatan (Rp) 8.505.000,00
Untuk menghitung nilai BEP, maka nilai produksi hasil grade C harus
dikonversikan ke A, sehingga C=C’
Volume Hasil Grade C’ = 噸b7b b䴐7bel披噸b7b b䴐7bel霹 x volume hasil grade C
= 片䬈.脑.iii,ii片䬈.㿨.Ėii,ii x 180 kg
= 0脑 果18e诡龟
= 120 Kg
Setelah dikonversikan, jumlah produksi grade C menjadi 120 Kg.
Maka ,jumlah total produksi menjadi bernilai A + C’ atau bisa
disebut A +, sehingga nilai harga jual grade C pun mengikuti harga
jual grade A yaitu Rp. 4.500,00/ kg
Setelah mengalami konversi, dapat dihitung pendapatannya sebagai
berikut:
Pendapatan Penjualan = (A + C’) x Rp. 4.500,00
= (1770 + 120) x Rp. 4.500,00
= 1890 x Rp. 4.500,00
= Rp. 8.505.000,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Perhitungan Laba
Tabel 4. Laba Bersih Usaha Budidaya Tanaman Buah Melon ( 450 m2).
Grade A Grade C Total Jumlah produksi 1770 kg 120kg 1890 kg
Pendapatan penjualan Rp. 7.965.000,00 Rp.540.000,00 Rp. 8.505.000,00
Biaya Variabel Rp. 1.854.000,00 -
Laba kontribusi Rp. 6.651.000,00
Biaya Tetap Rp. 540.000,00 -
Laba Bersih Rp.6.111.000,00
Analisis Kelayakan Usaha
· Break Even Point (BEP) / Biaya Impas
1. BEP Nilai
Impas (Nilai)= 贫平b仆b迫l迫b䬈䕸能贫平b仆b⥈b7平b贫l䴐⥈p䴐 6l䬈ld b䴐bd世
=片䬈.Ė㿨i.iii,ii䕸能片䬈.䕸.馁Ė㿨iii,ii 䕸馁内i铺片䬈.㿨.Ėii,ii世
= 片䬈.Ė㿨i.iii,ii䕸能片䬈.䕸.馁Ė㿨.iii,ii 片䬈.馁.ĖiĖ.iii,ii世
= 片䬈.Ė㿨i.iii,ii片䬈.馁.ĖiĖ.iii,ii 片䬈.馁.ĖiĖ.iii,ii世 能片䬈.䕸.馁Ė㿨.iii,ii 片䬈.馁.ĖiĖ.iii,ii世
= 片䬈.Ė㿨i.iii,ii片䬈.淖.淖Ė䕸.iii,ii 片䬈.馁.ĖiĖ.iii,ii世
= Rp. 690.527,74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
2. BEP volume / Kuantitas (Q)
Impas(kuantitas)= 贫平b仆b迫l迫b䬈拈狞暖扭狞脓挪狞农虐狞R挪狞奴–你纽狞哦狞镊狞暖纽狞凝泞农聂狞R挪狞奴
= Rp. 540.000,00 : (Rp.4.500,00-(Rp.1.854.000:1890)
= Rp. 540.000,00 : (Rp.4.500,00-Rp.980,95)
= Rp. 540.000,00 : Rp.3.519,05
= 153,45 Kg
Nilai BEP kuantitas (Q) untuk masing-masing grade :
BEP Q grade A = 153,45 x 90,77 %
= 139,28 Kg
Jadi, nilai BEP kuantitas untuk grade A adalah 139,28 kg.
BEP Q grade C = 153,45 x 9,23 %
= 14,16 Kg
Jadi, nilai BEP kuantitas untuk grade C adalah 14,16 kg.
· Benefit Cost Ratio ( B/C )
B/C = Laba / biaya produksi
= Rp 6.111.000,00/ Rp 2.394.000,00
=2,55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil magang yang telah dilakukan, penulis dapat menyimpulkan
bahwa :
1. OISCA merupakan organisasi non politik, non relegius dan non profit
yang bergerak dalam bidang agribisnis yang beralamatkan di Jl. Joko
Songo Km 1.2, Doplang, Karangpandan, Karanganyar, 577191, Surakarta,
Jawa Tengah.
2. Lahan keseluruhan yang ada di OISCA Training Centre Karanganyar
seluas ± 6,5 Ha. Dari luas lahan tersebut dibagi menjadi luas lahan pada
lingkup Training Centre sebesar 0,5 Ha dan sisanya adalah lahan yang
digunakan untuk praktek yaitu seluas ± 6 Ha.
3. Lahan yang digunakan untuk budidaya tanaman Melon yaitu 450 m2 .
4. Varietas melon yang ditanam di OISCA yaitu MAI 119.
5. Populasi tanaman buah melon yang ditanam sejumlah 1026 tanaman.
6. Proses budidaya tanaman melon meliputi persiapan lahan, pesemaian,
penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen.
7. Pada budidaya tanaman buah melon di OISCA ini hama dan penyakit
yang menyerang yaitu Oteng-oteng (Aulocophora similis Oliver), Lalat
buah (Dacus cucurbitae Coquille, Penyakit layu Cendawan (Fusarium
oxysporum Schlecht), Penyakit busuk pangkal batang (gummy stem bligt) ,
Penyakit Virus Mozaik.
8. Panen pada melon dilakukan setelah buah berumur 65 HST. Dan kriteria
buah siap panen yaitu buah berukuran normal, jaring/ net sudah penuh,
daun sudah mulai mengering, beraroma harum. Dalam pemetikan buah
yang akan dipanen sebaiknya dilakukan pada saat sore hari.
9. Dari populasi yang ditanam, menghasilkan melon grade A dan melon
grade C. Melon grade A memiliki harga jual Rp. 4.500,00/ Kg sedangkan
melon grade C memiliki harga jual Rp. 3.000,00/Kg.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
10. Berdasarkan data analisis usaha tani, biaya produksi yang dikeluarkan
dalam budidaya melon ini yaitu Rp. 2.394.000,00.
11. Pendapatan penjualan yang didapat dari usaha budidaya tanaman melon
ini yaitu sebesar Rp. 8.505.000,00
12. Laba bersih yang diperoleh dari usaha budidaya tanaman melon ini yaitu
sebesar Rp.6.111.000,00
13. BEP nilai dalam rupiah sejumlah Rp. 690.527,74.
14. Nilai BEP kuantitas sebesar 153,45 Kg.
15. Nilai B/C ratio yang diperoleh yaitu sebesar 2,55
16. Pemasaran buah melon ini langsung kepada tengkulak dan konsumen
setempat.
B. Saran
Dari kesimpulan yang telah diperoleh maka saran yang dapat
disampaikan yaitu :
1. Perlu adanya perhatian yang lebih maksimal lagi tentang pemeliharaan
termasuk pada pengendalian hama dan penyakit pada tanaman melon.
Sehingga harapannya produksi yang dihasilkan akan maksimal.
2. Perlu dilakukan pemeliharaan secara intensif, seperti pemupukan serta
penyemprotan terhadap tanaman yang terserang hama dan penyakit.
3. Sebaiknya managemen pemasaran lebih dikoordinir lagi serta
meningkatkan promosi terhadap tanaman hortikultura. Promosi dapat
dilakukan dengan memperluas jaringan mitra kerja.
4. Perlu didirikannya store/semacam toko untuk menjual hasil produksi
OISCA. Selain harganya relatif lebih rendah, juga dapat menumbuh
kembangkan minat masyarakat sekitar untuk berbudidaya tanaman
hortikultura.