cth penerapan landasan filosofi di skolah

Upload: amrina-rizta

Post on 06-Apr-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 cth penerapan landasan filosofi di skolah

    1/6

    Filosofi Dasar dalam Pengembangan Kurikulum Sekolah

    April 29, 2009 oleh gunawan

    Tersimpan pada Pendidikan

    Tinggalkan Komentar

    Pengembangan kurikulum perlu menentukan filosofi tertentu untuk menyelaras

    berbagai kepentingan sesuai harapan masyarakat. Masyarakat sekarang menuntut

    standard kualitas yang tinggi dalam pendidikan. Standar ini mencakupi kompetensi

    yang seimbang dalam kecerdasan atau logika, moral dan akhlak mulia atau etika, seni

    dan keindahan estetika, serta kekuatan dan kesehatan jasmani atau kinestetika.

    Brameld dalam Longstreet dan Shane ( 1993 ), mengelompokan keempat paham,

    yaitu perennialism, essentiallism, progressivism dan reconstructivism. Perennialism

    lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan daripada

    warisan budaya serta dampaksosial tertentu. Pengetahuan yanh lebih eksternal serta

    ideal lebih dipentingkan untuk dipelajari, sementara kegiatan sehari hari kurang

    ditekankan.

    Pendidikan yang menganut paham ini menekankan pada kebenaran absolut,

    kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Pemikiran Plato dan

    karya Shakespeare merupakan contoh dari kebenaran absolut dan keindahan yang

    sempurna dalam kehidupan manusia.

    Manusia berbagi alam secara bersama sama, maka seyogianya setiap orang akan

    memperoleh keuntungan tentang kebenaran absolut dankeindahan yang ideal.

    Implikasi dari penerapan perennialismdalam pengembangan kurikulum adalah

    penyajian yang sama untuk semua orang. Setiap orang memperoleh pengetahuan yang

    sama penting bagi siapa saja, dimana saja. Perbedaan individual atau diversifikasi

    kurikulum kurang diakomodasikan dalam perennialism ini.

    Essentiallism menentukan pentingnya pewarisan budaya pemberian pengetahuan serta

    keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang

    berguna. Matematika, sanis danmata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar

    subtansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat.

    Essentiallism menekankan pada individu sebagai sumber pegetahuan tentang hidup

    dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri.

    bagaimana saya hidup di dunia?

    Apakah pengalaman itu ?

    Progressivism menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat

    http://bloggersumut.net/author/gunawanhttp://bloggersumut.net/category/pendidikanhttp://bloggersumut.net/pendidikan/filosofi-dasar-dalam-pengembangan-kurikulum-sekolah#respondhttp://bloggersumut.net/author/gunawanhttp://bloggersumut.net/category/pendidikanhttp://bloggersumut.net/pendidikan/filosofi-dasar-dalam-pengembangan-kurikulum-sekolah#respond
  • 8/3/2019 cth penerapan landasan filosofi di skolah

    2/6

    pada siswa, variasi pengalaman belajar, dan proses. Progressivism merupakan

    landasan filosofis bagi pengembanganbelajar aktif.

    Recontructivism merupakan elaborasi lanjut dari paham progreeivism. Pada

    recontructivism peradaban manusia masa depan sangat ditekan. Recontructivism

    berorientasi masa depan sedangkan perennialism dan essentialism berorientasi masa

    lalu. Recontructivismberanjak lebih jauh dari progressivism yang menekan pada

    perbedaan individual, pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya.

    Penganut paham ini akan memepertanyakan Untuk apa berfikir kritis memecahkan

    masalah dan melakukan sesuatu ? Penganut paham ini menekankan pada hasil belajar

    ( learning out comes ) dari pada proses. Sekolah adalah suatu tempat untuk mencapai

    seperangkat hasil belajar yang mewujudkan kehidupan dan peradaban yang lebih

    baik. Perangkat ini telah ditentukan dan direncanakan sebelumnya.

    Penggunaan filosofi di atas tidak terjadi dalam keadaan vakum. Untuk pertumbuhan

    ekonomi akan terjadi reaksi untuk lebih back to basic atau essentialism. Untuk krisis

    kebudayaan orang lebih suka memilih reconstructivism yang berorientasi ke masa

    depan. Untuk metode dapat dipilih progresif dan rekontruktif.

    Pengembagan kurikulum biasanya tidak menganut filosofi tunggal. Pengembangan

    Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) misalnya tidak menganut filosofi tunggal.

    KBK tetap berpegang pada tut wuri handayani, ingmadya mangun karsa, ing ngarsa

    sung tulada. Standar kompetensi dapat menjadi acuan untuk guru agar dibelakang

    dapat memberi dorongan dan bimbingan, di tengah bermitra agar peserta didik

    berkarya, serta di depan memberi tauladan dengan menunjukan akuntabilitas yang

    lebih jelas melalui indikator yang harus dicapai kompetensi.

    Pengembangan kurikulum berorientasi masyarakat biasanya lebih status quo karena

    memfokuskan pada ; siapa danmasyarakat mana? Hal ini dapat menjebak

    pengembangan pada pilihan termudah, yaitu masyarakat terbanyak yang dikatakan

    sebagai kurang dapat mengikuti ; atau terlalu berpihak golongan yang cendrung

    sangat mampu sehingga terkesan eksklusif. Pengembangan elektif lebih mampu

    mengkompromikan dan mengakomodasikan berbagai kebutuhan masyarakat yang

    beragam dengan menerapkan filosofi pendidikan secara elektif pula.

    Berbagai pertanyaan berikut tidak dapat menjawab dengan memilih salah satu

    filosofi, semua keputusan bergantung kepada potensi, kebutuhan dan keadaan

    masyarakat itu sendiri. Pertanyaan tersebut yaitu :

    1. Bagaimana mencapai kreativitas ?

  • 8/3/2019 cth penerapan landasan filosofi di skolah

    3/6

    2. Bagaimana membudayakanmasyarakat ?

    3. Bagaimana dengan tuntutan duni kerja dan industri ?

    4. Bagaimana dengan tuntutan abaf informasi ?

    5. Bagaimana dengan demokrasi ?

    6. bagaimana mengembangkan moralitas akademik dan sikap ilmiah ?

    Diperlukan cara yang cukup cerdik untuk merajut filosofi mana yang akan dipilih,

    terutama dalam keadaaebudayaan, ban Indonesia yang sangat heterigen secara

    geografis, sosial ekonomi, khasa dan infrastruktur.

    LANDASAN PENDIDIKAN

    1. Landasan Filososfis

    a. Pengertian Landasan Filosofis

    Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandanagan dalam filsafat pendidikan,

    meyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai,

    hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran

    filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme,Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme dan Ekstensialisme

    1. Esensialisme

    Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoretik

    (liberal arts) atau bahan ajar esensial.

    2. Perenialisme

  • 8/3/2019 cth penerapan landasan filosofi di skolah

    4/6

    Perensialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan

    ajaran konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada

    kebaikan universal.

    3. Pragmatisme dan Progresifme

    Prakmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu

    dari nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini

    melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional.

    4. Rekonstruksionisme

    Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang

    menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor

    perubahan masyarakat.

    b. Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem

    Pendidkan Nasional

    Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan

    nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945. sedangkan Ketetapan

    MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa

    Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa

    Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara

    Indonesia.

    2. Landasan Sosiolagis

    a. Pengertian Landasan Sosiologis

    Dasar sosiolagis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan

    karakteristik masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi

    ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam

    sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiolagi

    pendidikan meliputi empat bidang:

    1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek

    masyarakat lain.

    2. hubunan kemanusiaan.3. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.

    4. Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola

    interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain

    di dalam komunitasnya.

    b. Masyarakat indonesia sebagai Landasan

    Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional

    Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah

    mempengaruhi sistem pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah

    wajar, mengingat kebutuhan akan pendidikan semakin meningkat dan

    komplek.

  • 8/3/2019 cth penerapan landasan filosofi di skolah

    5/6

    Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk menyesuaikan

    pendidikan dengan perkembangan masyarakat terutama dalam hal

    menumbuhkembangkan KeBhineka tunggal Ika-an, baik melalui

    kegiatan jalur sekolah (umpamanya dengan pelajaran PPKn, Sejarah

    Perjuangan Bangsa, dan muatan lokal), maupun jalur pendidikan luarsekolah (penataran P4, pemasyarakatan P4 nonpenataran)

    3. Landasan Kultural

    a. Pengertian Landasan Kultural

    Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab

    kebudayaan dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur

    mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan

    jalan pendidikan, baiksecara formal maupun informal.

    Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang

    sesuai denga perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah

    laku, nlai-nilai, dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan

    masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut transformasi

    kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat

    transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan,

    utamanya sekolah dan keluarga.

    b. Kebudayaan sebagai Landasan Sistem Pendidkan

    NasionalPelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu

    melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan

    masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini harsulah dilaksanakan dalam

    kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara

    indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.

    4. Landasan Psikologis

    a. Pengertian Landasan Filosofis

    Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan

    perkembangan anak. Pemahaman etrhadap peserta didik, utamanya

    yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci

    keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan

    psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.

    Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin

    memperlakukan sama kepada setiap peserta didik,

    sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunan

    kurikulum perlu berhati-hati dalam menentukan jenjang

    pengalaman belajar yang akan dijadikan garis-garis

  • 8/3/2019 cth penerapan landasan filosofi di skolah

    6/6

    besar pengajaran serta tingkat kerincian bahan belajar

    yang digariskan.

    b. Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan

    Psikologis

    Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai bekal

    dasar untuk memahami peserta didik dan menemukan keputusan dan

    atau tindakan yang tepat dalam membantu proses tumbuh kembang itu

    secara efektif dan efisien.