ct scan

Upload: chandra-permana

Post on 09-Mar-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kijik

TRANSCRIPT

CT Scan - merupakan pemeriksaan radiologis utama dalam diagnosis tumor orbita. CT scan dapat memperlihatkan potongan aksial dan koronal dari jaringan lunak dan struktur-struktur tulang. Penggunaan kontras dapat memperlihatkan adanya proses-proses inflamasi, tumor vascular dan edema pembuluh darah. Gambar orbital dapat diperoleh pada potongan aksial, yaitu sejajar dengan saraf optik. Pada potongan koronal, akan menunjukkan mata, saraf optik, dan otot luar mata, sedangkan pada potongan sagital, sejajar dengan nasal septum.MRI - dapat memperlihatkan gambaran 3 dimensi dari massa orbita dan jaringan-jaringan lunak. MRI dapat memperlihatkan resolusi jaringan lunak yang baik. MRI merupakan suatu alat pemeriksaan yang bersifat non invasif, karena tidak menggunakan radiasi ionisasi, sehingga tidak menimbulkan efek biologik. Pada dasarnya, MRI merupakan interaksi dari 3 komponen, yaitu atomic nuclei possessing, gelombang radiofrekuensi dan bidang magnetik. Setiap jaringan orbita memiliki parameter resonansi magnet yang berbeda-beda, yang kemudian ditangkap menjadi data, lalu diubah menjadi gambar oleh komputer. Kelebihan MRI adalah tidak menggunakan sinar X, gambar yang terjadi lebih rinci, dan dapat menghitung biokimia jaringan, dan relatif jarang menimbulkan kerusakan jaringan.

USG - Ukuran, bentuk dan posisi dari jaringan normal dan abnormal dapat diketahui dengan teknik ultrasound. Gambaran 2 dimensi jaringan dapat dilihat dengan B scan Ultrasonography. Pada A scan, gambarannya hanya satu dimensi dari jaringan lunak orbita, ditandai dengan spike yang bervariasi dari panjang dan tingginya tergantung dari karakteristik tiap jaringan. Untuk Doppler ultrasonography, dapat memberikan informasi khusus mengenai aliran darah (misalnya, kecepatan dan arah aliran darah pada pasien dengan penyakit vaskular oklusi pembuluh darah atau kelainan lain yang terkait dengan peningkatan aliran darah). Tetapi kekurangan dari ultrasonography adalah keterbatasan dalam menilai lesi di posterior orbita (karena redaman suara) atau sinus atau ruang intrakranial (karena suara tidak dapat melewati udara atau tulang). 1,4

FNAB - Biopsi FNA dapat membedakan lesi benigna dan maligna dengan akurasi sebesar 95%. Biopsy FNA beserta dengan penemuan klinis dan radiologis dapat mendiagnosis 80% kasus dengan tepat.Venography - digunakan untuk menilai kelainan varises dan sinus kavernosus dengan menyuntikkan kontras di vena frontal atau vena angularis. Karena aliran darah akan menghasilkan sinyal kosong pada MRI, abnormalitas vena yang lebih besar dan strukturnya dapat divisualisasikan dengan baik pada MR venography. Pada beberapa malformasi pembuluh darah orbitocranial atau fistula, paling baik diakses melalui vena oftalmika superior. 1,4Arteriography, adalah gold standard untuk mendiagnosa kelainan arteri seperti aneurisma dan malformasi arteri-vena. Kateter retrograde pada pembuluh darah cerebral dilakukan lewat arteri femoralis. Namun, dapat terjadi komplikasi neurologis dan pembuluh darah karena teknik pemasangan kateter dan suntikan pewarna radiopak ke dalam sistem arteri, tes ini digunakan untuk pasien dengan probabilitas tinggi dengan lesi. Pemeriksaan ini dianjurkan bila terdapat kesulitan membedakan massa dengan kelainan vaskular. Indikasi arteriografi harus benar-nbenar terseleksi pada penderita terutama pada penderita dngan lesi intrakranial atau lesi arterial seperti aneurisma. 1,4CT dan MR Angiography, pemeriksaan ini memungkinkan untuk pemeriksa dalam mendapatkan gambaran tentang arteri-vena malformasi, aneurysma, dan arteriovenous fistula, tetapi disertai resiko dan ketidaknyamanan pasien dengan pemasangan kateter intravaskular dan penyuntikan material kontras. MR angiography kurang sensitif dibanding dengan direct angiography untuk mengidentifikasi carotid atau dural cavernous sinus fistula. Terapi supresi tiroksin (untuk diagnostik) Salah satu cara untuk meminimalisasi hasil negatif palsu pada FNAB dengan terapi supresi TSH dengan tiroksin. Terapi supresi TSH dengan L-tiroksin ialah menekan sekresi TSH dari hipofisis sampai kadar TSH dibawah batas nilai terendah dari angka normal.

DIAGNOSIS BANDING1. PSEUDOTUMOR (GRANULOMA ORBITAL)Nyeri orbital tiba-tiba dengan pembengkakan kelopak, proptosis dan khemosis akibat infiltrasi limfosit dan sel plasma pada berbagai struktur didalam orbit. Keadaan ini biasanya terjadi pada usia menengah dan jarang terjadi bilateral. CT scan memperlihatkan lesi orbital difus, walau mungkin lebih dominan pada satu struktur, misalnya saraf optik, otot ekstra-okuler atau kelenjar lakrimal.Bila diagnostik tetap meragukan, diperlukan biopsi. Kebanyakan pasien memperlihatkan respons yang dramatis terhadap steroid. Bila gejala menetap, lesinya akan berreaksi baik terhadap radioterapi.

2. EKSOFTALMOS ENDOKRINPasien tirotoksik dengan eksoftalmos bilateral tidak sulit untuk didiagnosis, namun eksoftalmos endokrin, dengan edema kelopak yang jelas, retraksi kelopak, dan oftalmoplegia mungkin terjadi unilateral dan dengan tiroksin dan triiodotironin serum normal. Bila curiga, tes stimulasi TRH mungkin membantu menegakkan diagnosis. Pada beberapa pasien penyakitnya berlangsung terus dan menyebabkan ulserasi korneal, edema papil dan bahkan kebutaan. Pada keadaan ini dekompresi orbital sangat bermanfaat