critical book review€¦ · kurikulum pendidikan. b. tujuan tugas ini dibuat sebagai salah satu...
TRANSCRIPT
CRITICAL BOOK REVIEW
Pengembangan Kurikulum
Dr.Fristiana Irina M.pd
Kurikulum dan Pembelajaran
Dr. Toto Ruhimat,M.Pd
By :
Monica Al Afyuri Yano / 1702050040
Fakultas Keguran Dan Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara
2018
Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan saya kesempatan waktu
dan usaha sehingga saya bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu, terimakasih saya ucapkan
kepada orang tua dan dosen pembimbing yang sejauh ini masih mensupport saya dalam
perkuliahan dan segala kerumitannya, dan tentu saja dalam menyelesaikan tugas Critical Book
Review ini dengan baik. Walaupun begitu, saya sebagai penulis sangat menyadari, akan banyak
kesalahan dalam penulisan tugas ini, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kebaikan dan kemajuan tugas tugas selanjutnya.
Medan, 6 November 2018
Writer
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR _____________________________________________
DAFTAR ISI _____________________________________________________
BAB I: PENDAHULUAN __________________________________________
a. Latar Belakang _____________________________________________
b. Tujuan ____________________________________________________
BAB III: PEMBAHASAN __________________________________________
a. Identitas Buku ______________________________________________
b. Isi Buku ___________________________________________________
1. Kelebihan ______________________________________________
2. Kekurangan ____________________________________________
BAB III: PENUTUP _______________________________________________
a. Kesimpulan _______________________________________________
b. Saran _____________________________________________________
DAFTAR PUSTAKA ______________________________________________
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki cukup banyak
penduduk, tentulah prioritas paling utama suatu bangsa adalah moral dan karakter
generasinya, maka moral dan karakter tidak akan bisa dibentuk tanpa melalui proses
pendidikan, salah satu bagian paling penting dalam pendidikan adalah kurikulum
dan metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Didalam makalah ini
akan dibahas mengenai pengengembangan kurikulum pendidikan berdasarkan dua
sumber buku yang berbeda, namun membahas persoalan yang sama, yaitu
kurikulum pendidikan.
B. Tujuan
Tugas ini dibuat sebagai salah satu tugas yang diberikan kepada mahasiswa,
namun walau begitu materi ini sangat bermanfaat untuk pendidik maupun peserta
didik untuk memahami apa tujuan dan manfaat kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Identitas Buku
BUKU I
Judul : Pengembangan Kurikulum. Teori, konsep, dan aplikasi
Penulis : Dr, Fristiana Irina,M.Pd
Penerbit : Parama Ilmu Publisher
Tahun Terbit : 2016
BUKU II
Judul : Kurikulum dan Pembelajaran
Penulis : Dr. Toto Ruhimat,M.Pd
Penerbit : Rajawali Press
Tahun Terbit : 2016
B. Isi Buku
BUKU I | Pengembangan kurikulum, teori, konsep dan aplikasi.
1. Konsep Kurikulum
a. Kedudukan kurikulum dalam pendidikan
Pendidikan berinti pada interaksi kepada peserta didik dengan upaya
membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Dalam
linkungan masyarakat pun terjadi berbagai bentuk interaksi
pendidikan, yang sangat formal dan mirip dengan bentuk –bentuk
kursus, sampai yang kurang formal seperti ceramah, serasehan, dan
pergaulan kerja. Tenaga pendidiknya juga sangat bervariasi, dari yang
memiliki latar belakang pendidikan khusus sampai yang melaksanakan
tugas sebagai pendidik karena pengalaman.
b. Konsep kurikulum
Konsep kurikulum sejalan dengan perkembangan teori dan praktik
pendidikan, bervariasi sesuai dengan alirn atau teori pendidikan
yang dianutnya.
c. Kurikulum dan teori-teori pendidikan
1. Pendidikan klasik atau classical education dapat dipandang
sebagai konsep pendidikan tertua. Para pendidik tidak perlu
bersusah-susah mencari dan menciptakan pengetahuan, konsep,
dan nilai-nilai baru, sebab semuanya telah tersedia.
2. Pendidikan pribadi atau personalize education lebih
mengutamkan peranan siswa. Konsep pendidikan ini bertolak
dari anggapan dasar bahwa, sejak dilahirkananak telah
memiliki potensi-potensi. Baik potensi untuk berfikir,
memecahkan masalah, maupun untuk belajar dan berkembang
sendiri.
3. Teknologi pendidikan, perkembangan pendidikan dipengaruhi
dan sangat diwarnai oleh perkembangan ilmu dan teknologi.
4. Pendidikan Interaksional, belajar lebih dari sekedar
mempelajari fakta-fakta. Siswa mengadakan pemahaman
eksperimental dari fakta-fakta tersebut.
2. Teori Kurikulum
Teori merupakan suatu set atau sistem pernyataan (a set of statement)
yang menjelaskan serangkai hal.
Pendidikan merupakan suatu ilmu terapan (applied science), yaitu
terapan dari ilmu atau disiplin lain terutama filsafat, psikologi,
sosiologi, dan humanitas.
3. Landasan filosofis dan psikologis pengembangan kurikulum
a. Landasan filosofis berarti “cinta akan kebijakan”. Orang belajar
berfikir agar dia mengerti menjadi orang yang mengerti dan
berbuat secara bijak. Ia harus tau atau berpengetahuan.
b. Landasan psikologis dalam proses pendidikan terjadi interaksi
antar individu manusia, yaitu antara peserta didik dengan pendidik,
juga antara peserta didik dengan orang-orang lainnya. Manusia
berbeda dengan yang lainnya, karena kondisi psikologisnya.
Psikologi perkembangan dan Psikologi belajar
4. Landasan sosial budaya perkembangan ilmu dan teknologi dalam
pengembangan kurikulum.
a. Pendidikan dan masyarakat
Tujuan umum pendidikan sering dirumuskan untuk menyiapkan
generasi muda menjadi orang dewasa anggota masyarakat yang
mandiri dan produktif. Hal ini merefleksikan adanya tuntutan
individual (pribadi) dan sosial dari orang dwasa kepada generasi
muda.
b. Perkembangan masyarakat
Salah satu ciri masyarakat adalah selalu berkembang. Dalam
kondisi masyarakat yang sedemikian, perubahan-perubahan terjadi
dengan cepat, mobilitias manusia dan barang sangat tinggi,
komunikasi cepat, lancar, dan akurat.
Yaitu menyebabkan perubahan pola pekerjaan, perubahan peranan
wanita, perubahan kehidupan keluarga.
c. Perkembangan ilmu pengetahuan
d. Perkembangan teknologi
Mencakup transformasi teknologi, perkembangan teknologi di
Indonesia, pengarh perkembangan ilmu dan teknologi.
5. Macam-macam model konsep kurikulum
a. Kurikulum subjek akademis, bersumber pada pendidikn klasik
(perenialisme dan esensialisme) yang berorientasi pada masa lalu.
b. Kurikulum humanistik, berdasarkan konsep aliran pendidikan
pribad (personalized education) yaitu John Dewey (progressive
Education) dan J.J Rousseau (romantic eduation). Aliran ini lebih
memberikan tempat utama pada siswa. Mereka bertolak dari
asumsi bahwa anak atau siswa adalah yang pertama dan utama
dalam penddikan. Ia adalah subjek yang menjadi pusat kegiatan
dalam pendidikan.
c. Kurikulum rekonstruksi sosial, bersumber pada aliran pendidikan
interaksional.para konstruksonis tidak mau menekankan kebebasan
individu. Mereka ingin meyakinkan murid-murid bagaimana
masyarakat membuat warganya seperti yang ada sekarang dan
bagaimana masyarakat memenuhi kebutuhan pribadi warganya
melalui konsensus sosial.
d. Teknologi dan kurikulum, perkembangan teknologi mempengaruhi
setiap bidang dan aspek kehidupan, termasuk bidang pendidikan.
Sejak dahulu teknologi telah diterapkan dalam pendidikan, tetapi
yang digunakan adalah teknologi sederhana seperti penggunaan
papan tulis dan kapur, pena dan tinta, sabak dan grip, dan lain-lain.
Dewasa ini sesuai dengan tahap perkembangannya yang digunakan
adalah teknologi maju, seperti audio dan video cassette, overhead
projector, film slide, dan motion film, mesin pengajaran, komputer
CD-room dan internet.
Beberapa ciri kurikulum teknologis:
1. Tujuan, diarahkan kepada penguasaan kompetensi, yang
dirumuskan dalam bentuk perilaku. Tujuan diarahkan pada
penguasaan kompetensi, yang dirumuskan dalam bentuk
perilaku. Tujuan-tujuan yang bersifat umum yaitu kompetensi
dirinci menjadi tujuan-tujuan khusus
2. Metode, merupakan kegiatan pembelajaran sering dipandang
sebagai proses mereaksi terhadap perangsang-perangsang yang
diberikan dan apabila terjadi respons yang diharapkan maka
respons tersebut diperkuat. Pada saat-saat tertentu ada tugas-
tugas yang harus dikerjakan secara kelompok. Setiap siswa
harus menguasai secara tuntas tujuan-tujuan program
pengajaran. Pelaksanaan pengajaran mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut.
- Penegasan tujuan, para siswa diberi penjelasan tentang
pentingya bahan yang harus dipelajari, sebagai tanda
menguasai bahan mereka harus menguasai secara tuntas
tujuan-tujuan dari suatu program.
- Palaksanaan pengajaran, para siswa belajar secara
individual melalui media buku-buku ataupun media
elektronik. Dalam kegiatan belajarnya mereka dapat
menguasai ketrampilan-ketrampilan dasar ataupun perilaku-
perilaku yang dinyatakan dalam tujuan program. Mereka
belajar dengan cara memberikan respons secara cepat
terhadap persoalan-persoalan yang diberikan.
- Pengetahuan tentang hasil, kemajuan siswa dapat segera
diketahui oleh siswa sendiri, sebab dalam model kurikulum
ini umpan balik selalu diberikan. Para siswa dapat segera
mengetahui apa yang telah mereka kuasai dan apa yang
harus dipelajari lebih serius.
3. Organisai bahan ajar, bahan ajar ataupun isi kurikulum banyak
diambil dari disiplin ilmu, tetapi telah diramu sedemikian rupa
sehingga mendukung penguasaan sesuatu kompetensi. Bahan
ajar atau kompetensi yang luas/besar dirinci menjadi bagian-
bagian atau subkompetensi yang lebih kecil, ayng
menggambarkan objektif. Urutan dari objektif-objektif ini pada
dasarnya menjadi inti organisasi bahan.
4. Evaluasi, kegiatan evaluasi dilakukan setiap saat, pada akhir
suatu pelajaran, suatu unit ataupun semester. Fungsi evaluasi
ini bermacam-macam, sebagai umpan balik bagi siswa dalam
penyempurnaan penguasaan suatu satuan pelajaran (evaluasi
formatif), umpan balik bagi siswa pada akhir suatu program
atau semester (evaluasi sumatif). Juga dapat menjadi umpan
balik bagi guru dan pengembangan kurikulum untuk
penyempurnaan kurikulum. Program pengajaran teknologis
sangat menekankan efesiensi dan efektivitas. Program
dikembangkan melalui beberapa kegiatan uji coba dengan
sampel-sampel dari satu populasi yang sesuai, direvisi beberapa
kali sampai standart yang diharapkan dapat dicapai. Dengan
model pengajaran ini tingkat penguasaan siswa dalam standart
konvensionaljauh lebih tinggi dibandingkan dengan model-
model lain.
e. Pengembangan kurikulum, dalam pengembangan kurikulum
teknologis berpegang pada beberapa kriteria, yaitu; 1) prosedur
pengembangan kurikulum dinilai dan disempurnakan oleh
pengembangan kurikulum lain. Hasil pengembangan terutama yang
berbentuk model adalah yang bisa diuji coba ulang, dan hendaknya
memberikan hasil yang sama. Inti dari pengembangan kurikulum
teknologis adalah penekanan pada kompetensi. Pengembangan dan
penggunaan alat dan media pengajaran bukan hanya sebagai alat
bantu tetapi bersatu dengan program pengajaran dan ditujukan pada
penguasaan kompetensi tertentu.
6. Anatomi dan desain kurikulum
Kurikulum dapat mencakup lingkup yang sangat luas, yaitu sebagai
program pengajaran. Pada suatu jenjang pendidikan, dan dapat pula
menyangkut lingkup yang sangat sempit, seperti program pengajaran
suatu mata pelajaran untuk beberapa jam pelajaran.
a. Komponen-komponen kurikulum, dapat diumpamakan
sebagai salah satu organisme manusia ataupun binatang,
yang memiliki susunan anotomi tertentu. Kurikulum harus
memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian ini eliputi
dua hal. Pertama kesesuaian antar komponen-komponen
kurikulum yaitu isi sesuai dengan tujuan, proses sesuai
dengan isi dan tujuan, demikian pula evaluasi sesuai
dengan proses, isi dan tujuan kurikulum.
1. Tujuan, tujuan kurikulum dirumukan berdasarkan
pada dua hal, pertama perkembangan tuntutan,
kebutuhan dan kondisi masyarakat. Kedua, didasari
pemikiran-pemikiran dan terarah pada pencapaian
nilai-nilai filosofis terutama falsafah negara. Dalam
kegiatan belajar mengajar dikelas, tujuan-tujuan
khusus lebih diutamakan,, karena lebih jelas dan
mudah pencapaiannya. Dalam mempersiapkan
pelajaran, guru menjabarkan tujuan mengajarnya
dalam bentuk tujuan-tujuang khusus atau
objectivies yang bersifat operasional.
Tujuan yang demikian akan menggambarkan “what
will the student be able to as a result of the teaching
that he was unable to do before” (Rowntree,
1974:5).
Tujuan-tujuan mengajar dibedakan atas beberapa
kategori, sesuai dengan perilaku yang menjadi
sasarannya. Tujuan-tujuan khusus mengajar juga
memiliki tingkat kesukaran yang berbeda.
Perumusan tujuan mengajar dalam bentuk tujuan
khusus (objective), memberikan beberapa
keuntungan:
a. Tujuan khusus memudahkan dalam
mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar
mengajar kepada siswa..
b. Tujuan khusus, membantu memudahkan
guru=guru memilih dan menyusun bahan ajar.
c. Tujuan khusus memudahkan guru menentukan
kegiatan belajar mengajar.
d. Tujuan khusus memudahkan guru mengadakan
penilaian. Dengan tujuan khusus, guru lebih mudah
menentukanbentuk tes, lebih mudah merumuskan
butir tes dan lebih mudah menentukan kriteria
pencapaiannya.
2. Bahan ajar, siswa belajar dalam bentuk interaksi
dengan lingkungannya, lingkungan orang-orang,
alat-alat dan ide-ide.
a. Sekuens bahan ajar, bahan ajar tersusun atas
topik dan subtopik tertentu. Tiap topik atau
subtopik mengandung ide-ide pokok yang relevan
dengan keperluan yang telah ditetapkan. Topik-
topik atau subtopik tersebut tersusun dalam sekuens
nbahan ajar.
-Sekuens kronologis, untuk menyusun bahan ajar
yang mengandung urutan waktu, dapat digunakan
sekuens kronologis. Peristiwa-peristiwa sejarah,
perkembangan historis suatu institusi, penemuan-
penemuan ilmiah dan sebagainya dapat disusun
berdasarkan sekuens kronologis.
- Sekuens kausal, siswa dihadapkan pada peristiwa-
peristiwa atau situasi yang menjadi sebab atau
pendahulu dari sesuat peristiwa atau situasi lain.
Dengan mempelajari sesuatu yang menjadi sebab
atati pendahulu para siswa yang menemukan
akibatnya. Menurut Rowntree (1974:75)”Sekuens
kausal cocok untuk menyususn bahan ajar dalam
bidang meteorologi dan geomorfologi”.
- Sekuel struktur, bagian-bagian bahan ajar dalam
suatu bidang studi telah mempunya struktur
tertentu. Penyusunan sekuens bahan ajar bidang
studi tersebut perlu disesuaikan dengan
strukturnya.
- Sekuens logis dan psikologis, bahan ajar juga
dapat disusun berdasarkan urutan logis. Menurut
sekuens logis bahan aar dmulai dari bagian menuju
kepada keseluruhan, dari yang sederhana kepada
yang kompleks, tetapi menurut sekuens psikologis
sebaliknya dari keseluruhan kepada bahan, dari
yang kompleks kepada yang sederhana. Enurut
sekuens logis bahan ajar disusun dari yang nyata
kepaa yang abstrak, ciri benda-benda kepada teori,
dan fungsi kepada struktur, dari masalah bagaimana
kepada masalah mengapa.
- Sekuens spiral, dikembangkan oleh Bruner
(1960). Bahan ajar dipusatkan pada topik atau
pokok bahan tertentu. Dari topik atau pokok
tersebut bahan diperluas dan diperdalam. Topik
atau pokok bahan ajar tersebut adalah suatu yang
populer dan sederhana, tetapi kemudian diperluas
dan diperdalam dengan bahan yang lebih kompleks.
- Rangkaian ke belakang, dalam sekuens ini
mengajar dimulai dengan langkah terakhir dan
mundur ke belakang. Contoh, proses pemecahan
masalah yang bersifat ilmiyah meliputi lima
langkah , yaitu: (a) pembatasan masalah (b)
penyusunan hipotesis (c) pengumpulan data (d)
pengetesan hipotesis (e) interpretasi hasil tes.
Dengan mengajarnya mulai dari langkah (e),
kemudian guru menyajikan data tentang sesuatu
masalah lain dari langkah (a) sampai (d), dan siswa
diminta untuk membuat interpretasi hasilnya (e).
Pada kesempatan lain, guru menyediakan data
tentang masalah lain dari langkah (a) sampai (c)
dan siswa diminta untuk mengadakan pengetesan
hipotesis (d) dan seterusnya.
- Sekuens berdasarkan hierarki belajar, model ini
dikembangkah oleh Gagne (1965), dengan prosedur
sebagai berikut: pembelajaran dianalisis, kemudian
dcari suatu hierarki urutan bahan ajar untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut. Hierarki tersebut
menggambarkan urutan prilaku apa yang mula-
mula harus dikuasai siswa, berturut-turut sampai
dengan perilaku terakhir. Gagne menemukan 8 tipe
belajar yang tersusun secara hierarkis mulai yang
paing sederhana: signal learning, stimulus learning,
motor chain learning, verbal association, multiple
descrimination, concept learning, prnciple learning,
dan problem solving learning.
3. Strategi mengajar, ada beberapa strategi yang dapat
digunakan dalam mengajar. Rowntree (1974: 93-
97) membagi strategi mengajar itu atas Exposition-
Discovery Learning dan Groups-Individual
Learning. Ausuble and Robinson (1969: 43-45)
membaginya atas strategi Reception Learning
discovery Learning dan Rote learning-Meaningful
Learning. Reception/Exposition Learning-
Discovery Learning.
- reception dan exposition sesungguhnya
mempunya makna yang sama, hanya berbed dalam
pelakunya.reception learing dilihat dari sisi siswa
sedangkan exposition atau reception learning
keseluruhan bahan ajar disampaikan kepada siswa
dalam bentuk akhir atau bentuk jadi, baik secara
lisan maupun tulisan. Siswa tidak dituntut untuk
mengolah atau melakukan aktivitas lain selain
menguasainya.
- Rote learning-Meaningful leraning, bahan ajar
disampaikan kepada siswa tanpa memperhatikan
arti atau makna nya bagi siswa. Siswa mengenathui
bahan ajar dengan cara menghafalnya. Dalam
meaningful learning, penyampaian bahan
menguatamakan maknanya bagi siswa.
- Group Learning-Individual Learning, pelaksanaan
discovery learning menuntt aktivitas belajar yang
bersifat individual atau dalam kelompok-kelompok
kecil.
4. Media mengajar, merupakan segala bentuk
perangsang dan alat yang disediakan guru utnuk
mendorong siswa belajar, perumusan diatas
menggambarkan media yang cukup luas, mencakup
berbagai bentuk perangsang yang sering disebut
sebagai auto visual aid, serta berbagai bentuk alat
penyaji perangsang belajar, berupa alat-alat
elektronika seperti mesin pengajaran, film, audio
cassette, video cassette, televisi, dan komputer.
Rowntree mengelompokkan media mengajar
menjadi lima macam dan disebut Modes, yatu
interaksi insani, realita, pictorial, simbol tertulis dan
rekaman suara.
Interaksi insani, merupakan komunikasi langsung
antara dua orang atau lebih. Dalam komunikasi
tersebut kehadiran sesuatu pihak secara sadar atau
tidak sadar mempengaruhi perilaku yang lainnya.
Realita, merupakan bentuk perangsang nyata seperti
orang-orang, binatang, benda-benda dan peristiwa
sebagainya yang diamati siswa. Dalam interaksi
insani siswa berkomunikasi dengan orang-orang
tersebut hanya menjadi objek pengamatan, objek
studi bagi siswa.
Pictorial, menunjukkan penyajian berbagai bentuk
variasi gambar dan diagram nyata maupun simbol,
bergerak atau tidak, dibuat diatas kertas, film, kaset,
disket, dan media lainnya.
Simbol tertulis, merupakan penyajian media
informasi yang paling umum, tetapi tetap efektif.
Ada beberapa macam bentuk media simbol tertulis
seperti buku teks, buku paket, paket program
belajar, modul, dan majalan-majalah. Penulisan
simbol-simbol tertulis biasanya dilengkapi dengan
media pictorial seperti gambar-gambar, bagan,
grafik dan sebagainya.
Rekaman suara, penggunaan rekaman suara tanpa
gambar dalam pengajaran bahasa cukup rfrktif,
rekaman suara dapat disajikan secara tersendiri atau
digabung dengan media pictorial.
5. Evaluasi pengajaran, evaluasi ditujukan
untukmenilai pencapaian tujuan-tujuan yang telah
ditentukan serta menilai proses pelaksanaan
mengajar secara keseluruhan. Tiap kegiatan akan
memberikan umpan balik, demikian juga dengan
pencapaian tujuan-tujuan belajar dan proses
pelaksanaan mengajar.
6. Penyempurnaan pengajaran, penyempurnaan juga
mungkin dilakukan secara langsung begitu
didapatkan sesuatu informasi umpan balik, atau
ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu.
7. Desain kurikulum, memiliki tiga pola yaotu (1)
subject centered design, suatu desain kurikulum
yang berpusat pada bahan ajar.(2) learner centered
design, suatu desain kurikulum yang
mengutamanakan peranan siswa.(3)problem
centered design, desain kurikulum yang berpusat
pada masalah-masalah yang dihadapi dalam
masyarakat.
7. Pengembangan kurikulum
a. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, (1)prinsip-
prinsip
umum(relevansi,fleksibilitas,kontinuitas,praktis,efektifitas.(
2)prinsip-prinsip khusus, (penyusunan tujuan, isi,
pengalaman belajar, dan penilaian.
b. Pengembang kurikulum, (1)peranan para administrator
pendidikan(2)peranan para ahli(3)peranan guru(4)peranan
orang tua murid
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan
kurikulum, (1)perguruan tinggi mempengaruhi melalui
penguasaan ilmu dan kemampuan keguruan dari guru-guru
yang dihasilkan.(2)masyarakat mempengaruhi
pengembangan kurikulum sebab sekolah bukan hanya
mempersiapkan anak untuk hidup, tapi juga untuk bekerja
dan berusaha.(3)sistem nilai, sekolah sebagai lembaga
masyarakat yang bertanggungjawab dalam pemeliharaan
dan penerusan nilai-nilai.
d. Artikulasi dan hambatan pengembangan kurikulum,
hambatan pertama terletak pada guru, hambatan lain datang
dari masyarakat, hambatan lain yang dihadapi oleh
pengemban kurikulum adalah masalah biaya.
e. Model-model pengembangan kurikulum
- The administrative model,merupakan model paling banyak
dikenal, diberi nama model administratif atau line staff
karena inisiatif dan gagasan pengembangan datang dari para
administrator pendidikan dan menggunakan prosedur
administrasi.
-The grass roots model, dalam model ini seorang guru,
sekelompok guru atau keseluruhan guru disekolah
mengadakan upaya pengembangan kurikulum. Hal ini dapat
berkenaan dengan suatu komponen kurikulum, satu atau
beberapa bidang studi ataupun keseluruhan bidang studi dan
seluruh komponen kurikulum.
- Beauchamp system,(1)menetapkan arena atau lingkup
wilayah(2)menetapkan personalia(3)organisasi dan
prosedur pengembangan kurikuum.
- The demonstration model, model ini diperkasai oleh
sekelompok guru atau sekelompok guru bekerjasama
dengan para ahli yang bermaksud mengadakan perbaikan
kurikulum. Model ini umumnya berskala kecil, hanya
mencakup suatu atau beberapa sekolah, suatu komponen
kurikulum atau mencakup keseluruhan komponen
kurikulum. Karna sifatnya ingin mengubah atau mengganti
kurikulum yang ada, pengembangan kurikulum sering
mendapat tantangan dari pihak-pihak tertentu.
- Taba’s inverted model, (1) penentuan prinsip-prinsip dan
kebijaksanaan dasar(2) merumuskan desain kurikulum yang
bersifat menyeluruh didasarkan atas komitmen-komitmen
tertentu(3) menyusun unit-unit kurikulum sejalan dengan
dasain yang menyeluruh(4) melaksanakan kurikulum
didalam kelas.
- Roger’s interpersonal relations model, (1)pemilihan target
dari sistem pendidikan(2) partisipasi guru dalam
pengalaman kelompok yang intensif(3) pengembangan
pengalaman kelompok yang intensif untuk satu kelas atau
unit pelajaran.
- The systematic action-research model, didasarkan pada
asumsi bahwa perkembangan kurikulum merupakan
perubahan sosial. Hal itu mencakup suatu proses yang
melibatkan kepribadian orang tua, siswa, guru, dan kelopok
dari sekolah dan masyarakat. Sesuai dengan asumsi tersebut
model ini menekankan pada tiga hal yaitu; hubungan insani,
sekolah dan masyarakat. Kurikilum dikembangkan dalam
konteks harapan masyarakat, para orang tua, tokoh
masyarakat, pengusaha, siswa, guru, dan lain sebagainya.
Mempunya pandangan penting terhadap pendidikan,
bagaimana anak belajar, dan bagaimana peranan kurikulum
harus memasukkan pendangan dan harapan-harapan
masyarakat, dan salah satu cara mencapai hal itu adalah
dengan prosedur action research. Langkah pertama yaitu
mengadakan ujian secara seksama tentang masalah-masalah
kurikulum, berupa mengindentifikasi faktor-faktor,
kekuatan dan kondisi yang mempengaruhi masalah tersebut.
Dari hasil kajian tersebut dapat disusun rencana yang
menyeluruh tentang cara-cara mengatasi masalah serta
tindakan pertama yang harus diambil.
- Emerging technical models, langkah pertama dari model
ini adalah menentukan spesifikasi perangkah hasil belajar
yang harus dikuasai siswa, langkah kedua adalah menyusun
instrument untuk menilai ketercapaian hasil-hasil belajar
tersebut. Langkah ketiga, mengidentifikasi tahap-tahap
ketercapaian hasil serta perkiraan biaya yang diperlukan.
Langkah keempat, membandingkan biaya dan keutungan
dari beberapa program pendidikan. The computer Bsed
Model, suatu model pegembangan kurikulum dengan
memanfaatkan komputer, pengembangannya dimulai
dengan mengidentifikasi seluruh unit-unit kurikulum, tiap
unit kurikulum telah memiliki rumusan tentang hasil-hasil
yang diharapkan. Keada para siswa dan guru-guru diminta
agar melengkapi pertanyaan-pertanyaan tentang unit-unit
kurikulum tersebut. Setelah diadakan pengolahan
disesuaikan dengann kemampuan dan hasil-hasil belajar
yang dicapai siswa disimpan dalam komputer.
BUKU II | Kurikulum dan Pembelajaran
A. BAB 1
Pengertian, Dimensi, Fungsi, dan Peranan Kurikulum
Kurikulum adalah jumlah rencana isi yang merupakan sejumlah tahapan belajar yang
sidesain untuk siswa dengan petunjuk instituisi pendidikan yang isinya berupa proses yang
statis ataupun dinamin dan kompetensi yang harus dimiliki.
Kurikulum juga merupakan seluruh pengalaman dibawah bimbingan dan arahan dari
instituisi pendidikan yang membawa kedalam kondisi belajar. Istilah kurikulum menunjuk
beberapa dimendi pengertian, dimana setiap dimensi memiliki hubungan satu dengan yang
lainnya. Kurikulum berperan dalam pencapaian tujuan pendidikan, yaitu: peran konservatif,
kreatif, kritis, dan evaluatif.
B. BAB 2
Landasan Pengembangan Kurikulum
Kurikulum baik pada tahap kurikulum sebagai ide, rencana, pengalam maupun
kurikulum sebagai hasil dalam pengembangannya harus mengacu atau menggunakan landasan
yang kuat dan kokoh, agar kurikulum tersebut dapat berfungsi serta berperan sesuai dengan
tuntutan pendidikan nasional yang telah digariskan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
4 landasan pokok, yaitu
1. Landasan filosofis, yaitu asumsi-asumsi tentang hakikat realitas,
hakikat manusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi
titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
2. Landasan psikologis, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari
psikologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
Ada dua jenis psikologi belajar yang harus menjadi acuan, yaitu
psikologi perkembangan dan psikologi belajar.
3. Landasan sosial budaya, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari
sosiologi dan antaropologi yang dijadikan titik tolak dalam
mengembangkan kurikulum
4. Landasan ilmiah dan teknologi, yaitu sumsi-asumsi yang bersumber
dari hasil-hasil riset atau peneitian dan aplikasi dari ilmu pengetahuan
yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
Pengembangan kurikulum membutuhkan sumbangan dari berbagai
kajian ilmiah dan teknologi.
C. BAB 3
Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum
Sistem kurikulum terbentuk oleh, (1) komponen tujuan, (2) isi kurikulum, (3) metode
atau strategi pencapaian tujuab, dan (4) komponen evaluasi. Sebagai suatu sistem, setiap
komponen harus saling berkaitan satu sama lain.
Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai tujuan yang sangat umum sampai
tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur, yaitu dinamakan kompetensi. Tujuan
pendidikan diklasifikasikan menjadi empat yaitu:
1. Tujuan pendidikan nasional (TPN)
2. Tujuan Institusional (TI)
3. Tujuan kuliner (TK)
4. Tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran (TP)
Domain kognitif menurut bloom terdiri dari enam tingkatan, yaitu pengetahuan
(knowledge), pemahaman (cpmprehension), penerapan (aplication), analisis, sintesis, dan
evaluatif.
D. BAB 4
Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip adalah suatu hal yang sifatnya sangat penting dan mendasar, terlahir dari dan
menjadi suatu kepercayaan. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum menunjukkan pada
pengertian tentang berbagai hal yang harus dijadikan patokan dalam menentukan berbagai hal
yang harus dijadikan patokan dalam menentukan berbagai hal yang terkait dengan
pengembangan kurikulum, terutama dalam fase perencanaan kurikulum (curriculum planning).
Ada empat prinsip pengembangan kurikulum, yaitu: data empiris (empirical data), data
eksperimen (experiment data), cerita/legenda yang hidup di masyarakat (folkore of
curricuclum), dan akal sehat (common sense).
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum bisa dibedakan dalam dua kategori, yaitu prinsio
umum dan prinsip khusus. Prinsip umum digunakan hampir dalam setiap pengembangan
kurikulum dimana pun. Prinsip khusus yaitu prinsip yang hanya berlaku di tempat tertentu dan
situasi tertentu.
E. BAB 5
Model Pengembangan dan Organisasi Kurikulum
Model pengembangan kurikulum yaitu langkah sistematis dalam proses penyusunan
kurikulum . alternatif prosedur dalam rangka mendesain, menerapkan, dan mengevaluasi suatu
kurikulum. Model pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan suatu proses sistem
perencanaan program pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan standar
keberhasilan dalam pendidikan, berdasarkan pada perkembangan teori dan praktik kurikulum.
Organisasi kurikulum merupakan pola susunan sajian isi kurikulum, yang bertujuan
untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa
dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif.
Secara umum terdapat 2 bentuk organisasi kurikulum, yaitu:
1. Kurikulum berdasarkan mata pelajaran (subject curriculum)
Mata pembelajaran yang terpisah-pisah
Mata pembelajaran terhubung
Fusi mata pelajaran
2. Kurikulum terpadu
Kurikulum inti
Social functions dan persistent situations
Experience atau activity curriculum
F. BAB 6
Evaluasi kurikulum
Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara
keseluruhan dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang dievaluasi adalah efektivitas,
relevansi, efisiensi, dan kelaikan (feasibility) program
Tujuan evaluasi kurikulum untuk keperluan: perbaikan program, pertanggungjawaban
kepada berbagai pihak, dan penentuan tindak lanjut hasil pengembangan. Model evaluasi
do]igolongkan ke dalam 5 model, yaitu:
1. Measurement, evaluasi adalam pengukuran prilaku siswa untuk
mengungkapkan perbedaan individual maupun kelompok. Hasil
evaluasi digunakan terutama untuk keperluan seleksi siswa
2. Congruence, evaluasi pada dasarnya merupakan pemeriksaan
kesesuaian atau congruence antara tujuan pendidikan dan ahsil belajar
yang dicapai
3. Illumination, evaluasi merupkan studi mengenai pelaksanaan program,
pengaruh faktor lingkungan, kebaikan-kebaikan dan kelemahan pogram
serta pengaruh program terhadap perkembangan hasil belajar.
4. Educational system evaluation, evaluasi adalah perbandingan antara
performance setiap dimensi progaram dan kriteria, yang akan berakhir
dengan suatu deskripsi dan judgement.
5. CIPP, model evaluasi dengan fokus pada contect, input, process, serta
product.
G. BAB 7
Konsep Dasar Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara komponen-komponen sistem
pembelajaran. Konsep pemahaman pembelajaran dapat dipahami dengan menganalisis
aktivitas komponen pendidik, peserta didik, bahan ajar, media, alat, prosedur, dan proses
belajar.
Konsep awal daam mehami pembelajaran ini dapat dipandang dari apa itu “belajar”.
Perubahan dan munculnya beberapa konsep dan pemahaman tentang belajar merupakan suatu
bukti bahwa pembelajaran adalah prose mencari kebenaran, menggunakan kebenaran, dan
mengembangkannya untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan hidup manusia, khususnya
yang berhubungan dengan upaya mengubah prilaku, sikap, pengetahuan, dan pemaknaan
terhadap tuags-tugas selama hidupnya
H. BAB 8
Komponen-Komponen Pembelajaran
Pembelajaran memiliki istilah sangat luas dari istilah pengajaran. Kata pembelajaran
kata pengajaran dapat dibedakan pengertiannya. Sebagai sebuah sitem, pembelajaran memiliki
sejumlahkomponen, yaitu :
Tujuan pembelajaran merupakan suatu target yang ingin dicapai, oleh
kegiatan pembelajaran.
Bahan (materi pembelajaran) pada dasarnya adalah “isi” dari kulurulum,
yakni berupa mata pembelajaran atau bidang studi dengan topik/ sub topik
dan rinciannya.
Strategi pembelajaran merupakan salah satu komponen didalan sistem
pembelajaran, jenis strategi pembelajaran yaitu : ekspositori klasikal,
heuristik, pembelajaran kelompok, dan pembelajaran individual. yang tidak
dapat dipisahkan drai komponen lain yang dipengaruhi faktor-faktor antara
lain:
1. Tujuan
2. Materi
3. Siswa
4. Fasilitas
5. Waktu
6. Guru
Media pembelajaran adalah alat dan bahan yang dapat digunakan untuk
kepentingan pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar jenis
media pembelajaran meliputi:
1. Media visual
2. Media audio
3. Media audio visual
4. Media penyaji
5. Media interaktif
Evaluasi pembelajaran bersifat komprehensif yang didalamnya meliputi
penilaian dan pengukuran. Evaluasi pada hakikatnaya merupakan suatu
proses membuat keputusan tentang nilai suatu objek (value judgement)
tidak hanya didasarkan kepada hasil pengukuran (quantiative description),
dapat pula didasarkan kepada hasil pengamatan (qualitative description)
yang pada akhirnya menghasilkan keputusan nilai tentang suatu objek yang
dinilai.
I. BAB 9
Prinsip-prinsip Pembelajaran.
1. Pembelajarannya pada dasarnya adlah interaksi antara siswa dengan
lingkungan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran, yaitu:
perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, maupun keterampilan)
2. Proses terjadinya pembelajaran secara efektif dan efisien, maka terdapat
beberapa ketentuan,, kaidah, norma atau disebut dengan prinsip
pembelajaran yang harus menjadi perhatian dan menjadi inspirasi
dalam melaksanakan proses pembelajaran.
3. Prinsip pembelajaran harus diklasifikasikan ke dalam dua bagian, yaitu:
prinsip pembelajaran umum dan prinsip pembelajaran khusu.
Prinsip pembelajaran umum ialah bahwa belajar menghasilkan
perubahan perilaku peserta didik yang relatif permanen, peserta didik
memiliki potensi, gandrung, dan kemampuan yang merupakan benih
kondrati untuk ditumbuhkembangkan. Sedangkan prinsip khusus
merupakan prinsip perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan
langsung/ berpengalaman, pergulangan, tantangan, balikan dan
penguatan, dan prindip perbedaan individual.
J. BAB 10
Pendekatan, Strategi, dan Model Pembelajaran.
Pembelajaran adalah kegiatan di mana guru melakukan peranan-peranan tertentu agar
siswa dapat belajar untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Terdapat berbagai
konsepsi tentang pembelajaran, hal ini terjaid karena adanya perbedaan pendekatan yang
digunakan orang dalam mehami makna pembelajaran, pembelajaran yang digunakan orang dla,
memahami makna pembelajaaran. Pembelajaran dapat dipahami melalui pendekatan filsafati,
pendekatan psilkologi, dan pendekatan sistem.
Strategi pembelajaran adalah pola umum rencana interkasi antara sistem dengan guru
dan sumber belajara lainnya pda suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu. Berbagai jenis strategi antara lain:
1. Rasio uru dan siswa yang terlibat pembelajran
2. Pola hubungn guru dan siswa dalam pembelajaran
3. Peranan guru dan siswa dalam pengelolahan pembelajaran
4. Peranan guru dan siswa dalam mengolah “pesan” atau materi
pembelajaran
5. Proses berpikir dalam mengolah “pesan” atau ateri pembelajaran
Kriteria pemilihan strategi dan model pembelajaran hendaknya didasarkan kepada
kesesuaiannya dngan hal sebagai berikut:
1. Tujuan pembelajaran atau tujuan yang ingin dicapai
2. Peranan guru dan siswa diharapkan dalam mencapai tujuan
pembelajaran
3. Karakteristik mata pelajaran atau bidang studi
4. Kondisi lingkungan belajar.
K. BAB 11
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran
Suatu perubahan termasuk perubahan di bidang pendidikan dapat dikatakan sebagi
bentuk inovasi apabila perubahan tersebut dilakukan dengan sengaja, untuk memperbaiki
keadaan sebelumnya agar lebih menguntungkan demi upaya untuk meningkatkan kehidupan
yang lebih baik.
Inovasi pada dasarnya merupakan pemikiran cemerlang yang bercirikan hal baru, atau
berupa praktik-praktik tertentu atau berupa produk dari suatu hasil olah-pikir dan olah-
teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimasudkan untuk
memecahkan persoalan yang tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan
persoalan yang timbul dan memperbaii suatu keadaan tertentu atau proses tertentu yang terjadi
di masyarakat.
1. Kelebihan
a. Kelebihan pada buku pertama (wajib)
- pada buku pertama kelebihannya ialah dilihat dari aspek cover dan
desain buku sangat menarik sehingga pembaca tertarik untuk
membacanya
- penjelasannya jelas dan mudah dimengerti
- selain jelas juga lengkap dapat menginformasikan cara
menggunakan microsoft word 2010 dengan baik dan benar
- memberikan contoh setelah menjelaskan materi yang dipaparkan
dibuku
b. kelebihan pada buku kedua (pembanding)
- pada buku kedua penjelasannya lebih spesifik dari buku pertama
(wajib)
- dari awal penjelasan buku ini selalu mendefinisikan materi yang
dipaparkan dibuku dengan sangat baik contohnya menjelaskan atau
mendefinisikan lebih dulu apa itu microsoft office 2010.
- Memberikan contoh setelah menjelaskan materi yang dipaparkan
dibuku
2. Kekurangan
a. Kekurangan pada buku pertama (wajib)
- Terdapat beberapa kata yang hilang atau tidak lengkap tapi masih bisa
dimengerti karna diberikannya contoh
- Terdapat beberapa huruf yang salah ketik contoh pada hal 23
b. Kekurangan pada buku kedua (pembanding)
- Terdapat salah ketik pada penulisan huruf
- Kata-kata yang digunakan sukar dimengerti
- Design yang digunakan pada cover buku krang menarik
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Antara buku pertama (wajib) dan buku kedua (pembanding) sama-sama memiliki kelebihan
maupun kekurangan. Tapi dari hasil critical book review diataa penulis dapat menyimpulkan antara buku
pertama dan kedua yang lebih baik adalah buku kedua sebab pada buku kedua dijelaskan lebih terperinci
tentang materi tersebut.
B. Saran
Tentunya dalam setiap karya tidaklah ada yang benar-benar sempurna karena setiap karya dibuat
oleh manusia yang pasti memiliki suatu kekeliruan atau suatu kesalahan walau Cuma sedikit. Tapi yang
bisa kita lakukan ialah membuat kesalahan itu menjadi benar-benar sedikit hingga mendekati tidak adanya
kesalahan. Dan kita bisa membuat karya kita itu mendekati kata sempurna.
DAFTAR PUSAKA
Irina, Fristiana.2016. Pengembangan Kurikulum. Jogyakarta: Parama Ilmu.
Dr. Toto Ruhimat, M. (2016). kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.