critc report - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/baseline_rajaampat_2001.pdf · sebanyak 14...

143
1 NATIONAL CRITC C C R R I I T T C C R R E E P P O O R R T T BASE LINE STUDY KEPULAUAN RAJAAMPAT, PAPUA DESEMBER 2001 COREMAP CORAL REEF REHABILITATION AND MANAGEMENT PROGRAM Jl.Raden Saleh No. 43 Jakarta 10330 Telp. (021) 3143080 Fax. (021) 3143082 Email : [email protected] - WebSite : http://www.coremap.or.id

Upload: dinhthuan

Post on 05-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

1

NATIONAL CRITC

CCRRIITTCC RREEPPOORRTT

BASE LINE STUDY KEPULAUAN RAJAAMPAT, PAPUA

DESEMBER 2001

COREMAP CORAL REEF REHABILITATION AND MANAGEMENT PROGRAM

Jl.Raden Saleh No. 43 Jakarta 10330 Telp. (021) 3143080 Fax. (021) 3143082

Email : [email protected] - WebSite : http://www.coremap.or.id

Page 2: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

2

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kepulauan Rajaampat merupakan salah satu gugusan pulau di bagian barat laut kepala burung

propinsi Irian Jaya. Kepulauan ini terdiri dari 4 pulau besar, yaitu Pulau Salawati, Pulau Waigeo, Pulau

Batanta dan Pulau Misool. Secara geografis kepulauan Rajaampat terletak pada 00o30’33’’ Lintang

Utara - 01o00’00’’ Lintang Selatan dan 124o30’00’’ – 131o30’00’’ Bujur Timur.

Terumbu karang di kepulauan Rajaampat sangat kaya akan jenis-jenis hewan atau tumbuhan.

Kepulauan ini merupakan salah satu daerah yang berada pada jantung jaringan koral (coral triangle),

yaitu daerah yang memiliki keragaman terumbu karang tinggi, selain Australia, Papua New Guinea dan

Filipina. Kepulauan Rajaampat telah dicadangkan oleh pemerintah sebagai kawasan konservasi, baik

untuk konservasi darat maupun kawasan konservasi laut. Kawasan konservasi di Rajaampat terdiri dari

cagar alam Pulau Misool Selatan, cagar alam Pulau Batanta Barat, cagar alam Pulau Waigeo Barat dan

cagar alam Pulau Salawati Utara. Kawasan konservasi Waigeo Barat telah diusulkan sebagai cagar

alam berdasarkan SK Menteri Kehutanan No.395/Kpts/Um/1981 dengan luas 153.000 hektar.

Selanjutnya, berdasarkan SK Menteri Kehutanan No 81/Kpts-II/93 kawasan perairan Kepulauan

Rajaampat, meliputi antara lain pulau Mutus, p. Golf, p.Biansyi dan sekitarnya ditetapkan sebagai Suaka

Margasatwa Laut.

Dalam rangka mempersiapkan desain COREMAP tahap kedua Kepulauan Rajaampat telah dipilih

oleh pemerintah daerah Propinsi Irian Jaya sebagai lokasi COREMAP fase II. Oleh karena itu telah

dilakukan baseline studi ekologi di kawasan Rajaampat. Tujuan baseline studi ini adalah

mengumpulkan data-data dasar mengenai kondisi karang, ikan, lamun, mangrove serta kondisi

lingkungan perairan setempat. Data yang diperoleh akan digunakan untuk penyusunan desain fase II

COREMAP-LIPI.

Pemetaan

Kawasan terumbu di Pulau Boni dan sekitarnya memanjang sepanjang kira-kira 53,27 km. Reef flat

tersebar setempat-setempat di sepanjang garis pantai menempel ke Pulau Waigeo, Boni dan

Bombedari. Reef flat yang terlebar terdapat di Pulau Boni dengan lebar sekitar 1,35 km. Reef dalam

yang terbesar memiliki sumbu panjang sekitar 6,75 km, dan sumbu pendek 3,75 km. Mangrove terdapat

di sepanjang pantai dengan pola keberadaan yang tidak menerus, terutama di muara-muara sungai dan

di teluk-teluk yang ada di sepanjang pantai Waigeo Timur Laut itu

Terumbu Pulau-pulau Ayu terdiri dari dua buah reef platform yang berkedudukan dengan orientasi

yang saling tegak lurus. Platform Ayu Besar berorientasi relatif utara – selatan, sedang Ayu Kecil

berorientasi timur – barat. Keduanya sama-sama memiliki lagoon yang besar dengan bentuk yang

sesuai dengan bentuk masing-masing platform. Terumbu Ayu Besar memiliki sumbu panjang 33,30 km,

Page 3: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

3

sumbu pendek 18,35 km; memiliki lagoon dengan sumbu panjang 29,28 km dan sumbu pendek 13,99

km; dengan reef flat terlebar 3,91 km dan tersempit 1,08 km. Di atasnya terdapat 4 buah pulau utama

dan banyak pulau-pulau kecil. Terumbu Ayu Kecil memiliki sumbu panjang 19,15 km, sumbu pendek

7,55 km, memiliki lagoon dengan sumbu panjang 13,09 km dan sumbu pendek 3,68 km; dengan reef flat

terlebar 3,91 km dan tersempit 0,83 km. Di atasnya terdapat sebuah pulau yang besar dan tiga pulau-

pulau kecil. Mangrove terdapat di beberapa pulau, tetapi luasan arealnya terlalu sempit untuk dapat

terlihat pada citra satelit.

Gugusan Pulau-pulau Batangpele terdiri dari pulau-pulau terumbu, yaitu pulau Miosmengkara,

Miosarar Besar, Miosarar Kecil, Loyetmo, Yetsiep, Yefkabu, Mutus dan pulau-pulau non-terumbu, yaitu

pulau Gof Besar, Gof Kecil, Biansyi Besar. Terumbu yang ada di gugusan pulau tersebut dapat

dibedakan menjadi terumbu yang menempel ke pulau (islanded reef), terumbu dangkal yang soliter

(shallow water reef), dan terumbu dalam yang soliter (deep water reef). Di beberapa pulau terdapat

lagoon yang dalam. Rataan terumbu terlebar terdapat di Pulau Yetsiep, yaitu sekitar 0,72 km.

Karang

Dari hasil RRA terlihat bahwa persentase tutupan karang hidup di Boni (reef top 6.14 + 5.92%; reef

edge 15.39 + 11.56%) relatif lebih jelek dibandingkan dengan di P.P. Ayu (reef top 6.28 + 8.46%; reef

edge 24.67 + 11.13%) dan P.P. Batang Pele(reef top 25.36 + 18.42%; reef edge 23.81 + 17.43%). Hasil

LIT menunjukkan bahwa persentase tutupan karang hidup di Pulau Boni adalah sebesar 35,02%, di

Pulau Ayu 51,07% dan di Pulau-pulau Batang Pele 40,86%. Nilai Indeks merataan yang dihitung dari

jenis-jenis karang batu yang dijumpai saat LIT menunjukkan bahwa di P.P. Batang Pele memiliki nilai

indeks kemerataan yang relatif lebih tinggi (0.872 – 0.934) dibandingkan dengan di lokasi lainnya

(Pulau-pulau Ayu 0.758 – 0.861; Pulau Boni 0.05). Artinya, jenis karang batu di lokasi ini jauh lebih

merata dan tak ada satu jenis karang batu pun yang lebih dominan dibanding jenis karang batu lainnya.

Selama pengamatan, berhasil dijumpai 293 spesies karang batu, 153 jenis dijumpai di Boni, 277 jenis di

P.P. Ayu dan 205 jenis di P.P. Batang Pele.

Ikan Karang

Sensus ikan karang yang dilakukan diidentifikasi sebanyak 395 jenis ikan yang mewakili 115 marga dari

42 suku. Jumlah total kelimpahan individu dari ikan yang ditemukan adalah sebanyak 81.142 ekor. Ikan

indikator yang dijumpai sebanyak 34 jenis ikan kepe-kepe yang mewakili 5 marga dari suku Chaetodontidae

dengan jumlah individu sebanyak 2.370 ekor. Hasil analis kelimpahan menunjukkan bahwa jenis-jenis yang

menonjol adalah : Chaetodon vagabundus, Chaetodon baronessa, Chaetodon kleinii dan Chaetodon

ephipium. Di daerah Reef Top umumnya didominasi oleh jenis ikan Chaetodon vagabundus, C, trifasciatus

dan C. citrinelus sedangkan pada daerah Reef Edge didominasi oleh jenis Chaetodon trifasciatus,

Chaetodon kleinii, Heniochus varius dan Chaetodon baronessa.

Page 4: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

4

Ikan target dijumpai sebanyak 159 jenis, terdiri dari 43 marga dari 17 suku dengan jumlah individu

sebesar 19.773 ekor. Sebagian besar ikan-ikan tersebut dijumpai dalam ukuran dewasa. Jenis ikan

kerapu (Cephalopholis spp dan Epinephelus spp) ditemukan sebanyak 354 ekor. Ikan –ikan tersebut

umumnya ditemukan di daerah Pulau-Pulau Batang Pele dan Pulau-Pulau Ayu di daerah Reef Edge .

Secara spesifik juga ditemukan jenis kerapu bebek (Cromileptis altivelis), ikan Maming /Napoleon

wrases (Cheilinus undulatus), ikan Bumphead parrotfish (Bolbometopon muricatum),ikan Kakatua/

Parrotfish (Scarus spp), ikan Bibir Tebal /Sweetlips (Plectorhynchus spp) dan ikan Kakap/Snaper

(Lutjanus spp).

Kelompok ikan “major grup “ diperkirakan ditemukan lebih dari 202 jenis yang mewakili 72 marga

dari 24 suku dengan jumlah individu 58.999 ekor. Beberapa jenis yang mempunyai nilai tinggi sebagai

ikan hias antara lain jenis-jenis seperti : Balistoides conspiculum (Triger kembang), Pomacanthus

imperator (Betmen), Pigoplites diacanthus, Pomacanthus xanthomethopon, Centropyge bicolor,

Paracanthurus hepatus (Letter enam). Dari hasil pengamatan terlihat beberapa jenis ikan yang

umumnya ditemukan hampir pada semua lokasi penelitian serta senantiasa hadir dalam jumlah yang

banyak adalah seperti : Chromis ternatensis, Chromis viridis,Chromis margaritifer Amblyglyphidodon

curacao dan Pomacentrus molucensis.

Lamun

Hasil penelitian telah teridentifikasi 7 jenis lamun yaitu : Thallasia hemprichii,, Cymodocea

serrulata, C. rotundata, Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Halodule uninervis dan Syringodium

isoetifolium. Di Pulau Boni padang lamun di dominasi oleh T. hemprichii dengan tutupan 65%,

kerapatan 265 + 200,47 tegakan/m2 dan total biomassa 15.010,4 + 81,35 gram berat basah/m2. Di

Pulau-pulau Ayu T. hemprichii juga mendominasi lokasi penelitian dengan tutupan 32%, kerapatan 86 +

25,80 tegakan/m2 dan total biomassa 7.637 + 396,94 gram berat basah/m2. Di Pulau-pulau Batang

Pele, lamun didominasi oleh S. isoetifolium dengan tutupan 35%, kerapatan 518 + 210,91 dan total

biomassa 30.106 + 73,84 berat basah/m2.

Mangrove

Hasil pencuplikan data baik dari transek maupun koleksi bebas di Kepulauan Raja Ampat didapatkan

sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3 jenis

mangrove merupakan jenis yang ditemukan pada semua tempat, yaitu Rhizophora apiculata, Rhizophora

mucronata dan Bruguiera gymnorrhiza.

Pada masing-masing pulau mempunyai jenis dominan dan coodominan yang bervariasi. Di P. Waigeo, P.

Dorekar dan P. Yefnawan untuk pohon didominasi oleh Bruguiera gymnorrhiza, di P. Boni Besar dan Pulau

Biansyi Kecil didominasi Rhizophora apiculata sedangkan di Pulau Manyaifun didominasi Rhizophora

Page 5: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

5

mucronata. Untuk kategori belta di Pulau Waigeo, Pulau Dorekar, dan Pulau Biansyi Kecil diduduki jenis

Rhizophora apiculata dan di Pulau Boni Besar, Pulau Manyaifun didominasi Bruguiera gymnorrhiza.

Diameter pohon rata-rata terbesar terdapat di Pulau Dorekar, sedang untuk belta di Pulau Boni Besar.

Rata-rata pohon tertinggi di Pulau Waigeo, sedang untuk belta di Pulau Dorekar. Secara keseluruhan

kepadatan pohon mangrove di Raja Ampat ini mencapai 464 batang/hektar. Kepadatan pohon terbanyak

didapatkan di Pulau Biansyi Kecil (550 batang/hektar), sedang untuk belta di Pulau Waigeo (1840

batang/hektar). Dari pencuplikan enam transek tersebut diketahui bahwa ketebalan maksimal mangrove

sekitar 100 m dan yang paling tebal adalah di P. Boni Besar (110 m).

Kriteria pohon didominansi oleh Bruguiera gymnorrhiza dengan nilai penting 112,63 % , untuk codominan

didominasi oleh Rhizophora apiculata dengan nilai penting 84,76 %. Kriteria belta (anak pohon) hutan

mangrove di daerah Rajaampat ini didominasi oleh Rhizophora apiculata dengan nilai penting 110,69 %,

codominan diduduki jenis Bruguiera gymnorrhiza dengan nilai penting 92,50 %.

Kepadatan semai untuk keseluruhan mencapai 3214 semai/hektar. Kondisi mangrove di P.P. Raja Ampat

ini tipis akan tetapi dapat dikatakan hutan tua, hal ini dapat dilihat dari rata-rata pohon yang mempunyai

diameter besar terutama pohon yang berdiameter lebih dari 20 cm jumlahnya sekitar 283 batang/hektar.

Sedang tipisnya mangrove di pulau-pulau tersebut disebabkan kondisi habitat dan lingkungan yang tidak

menunjang perkembangan mangrove.

Kualitas Perairan

Kualitas air di perairan Rajaampat tergolong bersih dan belum terlihat adanya pengaruh kegiatan

manusia (limbah rumah tangga). Kadar oksigen terlarut di seluruh lokasi yang diteliti berkisar antara

5,81 - 7,76 ppm (6,45+0,48 ppm). Kadar nitrat berkisar antara < 1,00 – 22,41 ppb (2,13+4,07 ppm)

Kadar nitrit berkisar antara < 1,00 – 15,14 ppb. Kadar fosfat berkisar antara 1,23 – 48,85 ppb

(5,18±7,10 ppb). Kadar TSS berkisar antara 1,16 – 6,08 ppm (3,85±0,81 ppm). Salinitas dan pH air

permukaan di perairan Pulau-pulau Rajaampat adalah tinggi dan homogen (S = 35 %o; pH =

8,25+0,07).

Oseanografi

Nilai parameter oseanografi di perairan Rajaampat di lapisan permukaan (2-10 m) adalah sebagai berikut

: suhu berkisar antara 29,653 – 30,877 oC; salinitas antara 33,940 – 34,232 psu; kecerahan antara 72 – 85 %.

Nilai kekeruhan (turbiditas) sangat rendah, nilainya < 1 NTU dan kadang-kadang hampir 0 (nol). Intensitas

matahari mampu menembus sampai kedalaman 60 hingga 135 meter. Kecepatan arus pada kedalaman 13

meter berkisar antara 9 - 98 cm/detik.

Page 6: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

6

PENGANTAR

Dalam rangka mempersiapkan COREMAP fase II, maka Pemerintah Daerah Propinsi Papua memilih

Kepulauan Rajaampat sebagai lokasi COREMAP fase II. Sebagai tindak lanjutnya, maka CRITC-Nasional

melakukan baseline studi ekologi di daerah tersebut. Pada baseline studi ini data-data yang dikumpulkan

adalah data karang, ikan karang, lamun, mangrove, kualitas air serta beberapa parameter oseanografi. Metode

pengumpulan data telah disepakati bersama dalam pertemuan yang diadakan pada bulan Agustus 2001. Salah

satunya adalah menggunakan Rapid Reef Resources Assessment dan Line Intercept Transect untuk melihat

kondisi karang, ikan karang serta lamun. Data yang terkumpul diharapkan dapat digunakan untuk

mempersiapkan desain COREMAP fase II.

Baseline studi ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan serta kerjasama dari berbagai pihak. Ucapan

terima kasih kami sampaikan kepada, Tim peneliti, Kapten serta ABK Kapal Riset Baruna Jaya VIII, Pemerintah

Daerah Propinsi Papua, Pemda Kabupaten Sorong, Conservation International Indonesia, serta berbagai pihak

yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu.

Tanpa bermaksud mengecilkan arti usaha dari para peneliti, kami percaya bahwa masih banyak

kekurangan dari laporan ini. Oleh sebab itu segala kritik dan saran sangat dibutuhkan.

Mengetahui Asisten Direktur Bidang Informasi dan Penelitian Koordinator, Dr. Suharsono Dra. Nurul Dhewani, Msi.

Page 7: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

7

DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF 2 PENGANTAR 6 DAFTAR ISI 7 DAFTAR TABEL 9 DAFTAR GAMBAR 11 DAFTAR LAMPIRAN 13 1. PENDAHULUAN 14

1.1. Latar Belakang 14 1.2. Tujuan dan Sasaran 16 1.3. Hasil yang Diharapkan 16

2. METODOLOGI 17 2.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 17 2.2. Pemetaan 23 2.3. Karang 23 2.4. Ikan Karang 24 2.5. Lamun 25 2.6 Mangrove 35 2.6. Kualitas Perairan 37 2.7. Oseanografi 41 3. HASIL DAN BAHASAN 45 3.1. Kondisi Umum Kawasan RajaAmpat 45

3.1.1. Pemetaan 45 3.1.2. Karang 48 3.1.3. Ikan Karang 49 3.1.4. Lamun 53 3.1.5. Mangrove 55 3.1.6. Kualitas Perairan 59

3.1.5.1. Oksigen 59 3.1.5.2. Nitrit dan Nitrat 59 3.1.5.3. Fosfat 59 3.1.5.4. TSS 60 3.1.5.5. Salinitas dan pH 60

3.1.6. Oseanografi 61 3.1.6.1. Suhu 61 3.1.6.2. Salinitas 61 3.1.6.3. Kecerahan 62 3.1.6.4. Kekeruhan (turbiditas) 63 3.1.6.5. Intensitas Matahari 64

3.2. Kondisi Masing-masing Lokasi Penelitian 65

3.2.1. Pulau Boni dan sekitarnya, Waigeo Utara 65 3.2.1.1. Karang 65 3.2.1.2. Ikan Karang 66 3.2.1.3. Lamun 72 3.2.1.4. Kualitas Perairan 73 3.2.1.5. Arus 78

Page 8: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

8

3.2.2. Pulau-Pulau Ayu 81

3.2.2.1. Karang 81 3.2.2.2. Ikan Karang 82 3.2.2.3. Lamun 89 3.2.2.4. Kualitas Perairan 89 3.2.2.5. Arus 94

3.2.3. Pulau-Pulau Batang Pele 97

3.2.3.1. Karang 97 3.2.3.2. Ikan Karang 98 3.2.3.3. Lamun 103 3.2.3.4. Kualitas Perairan 104 3.2.3.5. Arus 108

4. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 109 4.1. Kesimpulan 109 4.2. Rekomendasi 109 DAFTAR PUSTAKA 110

Page 9: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

9

DAFTAR TABEL

Tabel Hal1. Kawasan Konservasi di Kepulauan Rajaampat, Kabupaten Sorong. 152 Jumlah Stasiun Pengamatan untuk Setiap Lokasi dan Bidang Kajian 173 Konsentrasi Terumbu Karang di Pulau-pulau Batang Pele 204 Persentase Tutupan Bentic Lifeform Hasil LIT di Kepulauan Rajaampat 485 Jumlah Spesies, Jumlah Individu, Nilai H’ dan J’ hasil LIT di Kepulauan Rajaampat 496 Jumlah Jenis, Jumlah Suku dan Jumlah Individu Ikan Berdasarkan Kategori Karang

Hasil RRA di Perairan Rajaampat. 49

7 Kekayaan ikan “Indikator Species “ (Famili Chaetodontidae) pada Beberapa Lokasi Pengamatan

50

8 Jumlah Individu, Jenis dan Famili Ikan Target , Indikator dan Major di Pulau Boni dan Sekitarnya, Pulau–pulau Ayu, dan Pulau-pulau Batang Pele

52

9 Kelimpahan Serta Sebaran Individu , Famili dan Jenis Kelompok Ikan Target, Indikator dan Major di Pulau Ayu, Boni dan Pulau Batang Pele

53

10 Distibusi Lamun di Kawasan Kepulauan Rajaampat, Sorong, Irian Jaya 5411 Jenis-jenis Mangrove yang Didapat di Kepulauan Rajaampat. 5612 Jenis Mangrove yang Didapatkan pada Setiap Lokasi Baik di dalam maupun di luar

transek 57

13 Ciri-ciri Khas Struktur Hutan Mangrove di Kepulauan Rajaampat 5714 Kerapatan Nisbi (KN), Frekuensi Nisbi (FN), Dominasi Nisbi (DN) dan Nilai Penting

(NP) Pohon Mangrove di Kepulauan Rajaampat. 58

15 Kerapatan Nisbi (KN), Frekuensi Nisbi (FN), Dominasi Nisbi (DN) dan Nilai Penting (NP) Anak Pohon Mangrove di Kepulauan Rajaampat.

58

16 Kelas Diameter dan Tinggi Pohon per Hektar Mangrove di Kepulauan Rajaampat. 5817 Kelas Diameter dan Tinggi Belta per Hektar Mangrove di Kepulauan Rajaampat 5818 Kualitas Air di Perairan Rajaampat, Sorong, Papua 6019 Hasil RRA di Tubir (reef edge) dan Rataan Terumbu (reef top)di Pulau Boni dan

Sekitarnya (Waigeo Timur Laur) 65

20 Komposisi 10 Jenis Ikan Dengan Kelimpahan dan Proporsi Persentase Kumulatif, di Perairan Pulau Boni dan sekitarnya.

67

21 Komposisi 10 jenis ikan Major dengan Kelimpahan dan Proporsi Persentase Kumulatif yang Berada di Perairan Pulau Boni dan sekitarnya.

68

22 Komposisi 10 Jenis Ikan Indikator dengan Kelimpahan dan Proporsi Persentase Kumulatif yang Berada di Perairan Pulau Boni dan Sekitarnya.

69

23 Komposisi 10 Jenis Ikan Target dengan Kelimpahan dan Proporsi Persentase Kumulatif di Perairan Pulau Boni dan Sekitarnya

70

24 Komposisi 10 Jenis Ikan yang Dominan di Daerah Reef Edge Pulau Boni 7125 Komposisi 10 Jenis Ikan Karang yang Dominan pada Daerah Reef Top di Pulau Boni 7226 Rata-rata Kerapatan (Tegakan / m2), Total Biomasa (gram berat basah/m2), Rata-rata

Tutupan dan Dominansi Jenis di Pulau Boni dan sekitarnya 73

27 Kecepatan dan Arah Arus Dominan di Pulau Boni dan Sekitarnya, Kepulauan Rajaampat, Oktober 2001

78

28 Hasil RRA di Tubir (reef edge) dan Rataan Terumbu (reef top)di Pulau-pulau Ayu 8129 Komposisi 10 Jenis Ikan dengan Kelimpahan dan Proporsi Persentase Kumulatif di

Perairan Pulau Pulau Ayu . 83

30 Komposisi 10 Jenis Ikan Major dengan Kelimpahan dan Proporsi Persentase Kumulatif di Perairan Pulau pulau Ayu

84

31 Komposisi 10 Jenis Ikan Indikator dengan Kelimpahan dan Proporsi Persentase Kumulatif di Perairan Pulau pulau Ayu

86

32 Komposisi 10 Jenis Ikan Target dengan Kelimpahan dan Proporsi Persentase 87

Page 10: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

10

Kumulatif di Perairan Pulau Ayu 33 Komposisi 10 Jenis Ikan di Daerah Reef Top di Pulau Ayu. 8834 Komposisi Ikan di Daerah Reef Edge di P. Ayu. 8935 Rata-rata Kerapatan (tegakan / m2), Total Biomasa (gram berat basah/m2), Rata-rata

Tutupan dan Dominansi Jenis di Pulau- pulau Ayu 89

36 Kecepatan dan Arah Arus Dominan di Pulau Pulau Ayu, Kepulauan Rajaampat, Oktober 2001

94

37 Hasil RRA di Tubir (reef edge) dan Rataan Terumbu (reef top)di Pulau-pulau Batang Pele.

97

38 Komposisi 10 Jenis Ikan dengan Kelimpahan dan Proporsi Persentase Kumulatif yang berada di Perairan Pulau Pulau Batang Pele .

99

39 Komposisi 10 Jenis Ikan Major dengan Kelimpahan dan Proporsi Persentase Kumulatif yang berada di Perairan Pulau Pulau batang Pele

99

40 Komposisi 10 Jenis Ikan Indikator dengan Kelimpahan dan Proporsi Persentase Kumulatif yang Berada di Perairan Pulau Pulau batang Pele

100

41 Komposisi 10Jenis Ikan Target dengan Kelimpahan dan Proporsi Persentase Kumulatif yang Berada di Perairan Pulau Pulau Batang Pele

101

42 Komposisi 10 Jenis Ikan yang Dominan di Daerah Reef Edge Pulau Batang Pele 10243 Komposisi 10 Jenis Ikan yang Dominan di Daerah Reef Top Pulau Batang Pele 10344 Rata-rata Kerapatan (tegakan / m2), Total Biomasa (gram berat basah/m2), Rata-rata

Tutupan dan Dominansi Jenis di Pulau- pulau Batang Pele 104

45 Kecepatan dan Arah Arus Dominan di Pulau Pulau Batang Pele, Kepulauan Rajaampat, Oktober 2001

108

Page 11: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

11

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal 1a. Peta Kawasan Waigeo Timur Laut 18 1b. Peta Kawasan Pulau-Pulau Ayu 21 1c. Peta Kawasan Pulau-pulau BatangPele 22 2a. Peta Lokasi Penelitian RRA ReefTop Waigeo Timur Laut 26 2b. Peta Lokasi Penelitian RRA ReefTop Pulau-Pulau Ayu 27 2c. Peta Lokasi Penelitian RRA ReefTop Pulau-Pulau BatangPele 28 3a. Peta Lokasi Penelitian RRA ReefEdge Waigeo Timur Laut 29 3b. Peta Lokasi Penelitian RRA ReefEdge Pulau-Pulau Ayu 30 3c. Peta Lokasi Penelitian RRA ReefEdge Pulau-Pulau BatangPele 31 4a. Peta Lokasi Penelitian LIT Waigeo Timur Laut 32 4b. Peta Lokasi Penelitian LIT Pulau-Pulau Ayu 33 4c. Peta Lokasi Penelitian LIT Pulau-Pulau Batang Pele 34 5 Stasiun Penelitian Mangrove 36

6a. Peta Lokasi Penelitian Kualitas Air Laut Waigeo Timur Laut 38 6b. Peta Lokasi Penelitian Kualitas Air Laut Pulau-Pulau Ayu 39 6c. Peta Lokasi Penelitian Kualitas Air Laut BatangPele 40 7a. Peta Lokasi Penelitian Oseanografi Waigeo Timur Laut 42 7b. Peta Lokasi Penelitian Oseanografi Pulau-Pulau Ayu 43 7c. Peta Lokasi Penelitian Oseanografi Pulau-Pulau BatangPele 44 8 Persentase live coral cover di Kepulauan Rajaampat 48 9 Profil Tegak Suhu di Perairan Kepulauan Rajaampat, Sorong 61 10 Profil Tegak Salinitas di Perairan Kepulauan Rajaampat, Sorong 62 11 Profil Tegak Kecerahan Air di Perairan Kepulauan Rajaampat, Sorong 63 12 Profil Tegak Intensitas Matahari di Perairan Kepulauan Rajaampat, Sorong 64 13 Komposisi Kelimpahan Ikan Karang di P.Boni 66 14 Komposisi 10 jenis Ikan Major di P. Boni 68 15 Komposisi 10 jenis Ikan Indicator di P. Boni 69 16 Komposisi 10 jenis Ikan Target di P. Boni 70

17a Distribusi oksigen terlaru, nitrat, nitrit, fosfat, salinitas dan suhu di Perairan Pulau Waigeo Utara Bagian Barat

76

17b Distribusi oksigen terlaru, nitrat, nitrit, fosfat, salinitas dan suhu di Perairan Pulau Waigeo Utara Bagian Barat

77

18a Kecepatan dan arah arus pada kedalaman 13 meter Di sekitar P. Waigeo Timur, Sorong 79 18b Kecepatan dan arah arus pada kedalaman 20 meter Di sekitar P. Waigeo Timur, Sorong 79 18c Kecepatan dan arah arus pada kedalaman 50 meter Di sekitar P. Waigeo Timur, Sorong 80 18d Kecepatan dan arah arus pada kedalaman 100 meter Di sekitar P. Waigeo Timur, Sorong 80 19 Komposisi 10 jenis ikan 83 20 Komposisi 10 jenis ikan Major 84 21 Komposisi 10 jenis ikan indikator 85 22 Komposisi 10 jenis ikan Target 86

23a Distribusi oksigen terlaru, nitrat, nitrit, fosfat, salinitas dan suhu di Perairan Pulau-pulau Ayu 92 23b Distribusi oksigen terlaru, nitrat, nitrit, fosfat, salinitas dan suhu di Perairan Pulau-pulau Ayu 93 24a Kecepatan dan Arah Arus pada kedalaman 13 meter Di Pulau-pulau Ayu, Sorong 95 24b Kecepatan dan Arah Arus pada kedalaman 20 meter Di Pulau-pulau Ayu, Sorong 95 24c Kecepatan dan Arah Arus pada kedalaman 50 meter Di Pulau-pulau Ayu, Sorong 96 24d Kecepatan dan Arah Arus pada kedalaman 100 meter Di Pulau-pulau Ayu, Sorong 96 25a Distribusi oksigen terlaru, nitrat, nitrit, fosfat, salinitas dan suhu di Perairan Pulau-pulau

Batang Pele 107

25b Distribusi oksigen terlaru, nitrat, nitrit, fosfat, salinitas dan suhu di Perairan Pulau-pulau Batang Pele

108

Page 12: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

12

DAFTAR LAMPIRAN

Lamp. Hal1 Tabel Jumlah dan Sebaran Jenis Karang Batu Hidup di Kepulauan Rajaampat,

Sorong 120

2 Gambar Persentase Tutupan Karang Hidup Hasil RRA Reef Edge dan Reef Top di Seluruh Lokasi Penelitian

Persentase Tutupan Karang Hidup Hasil RRA Reef Edge P. Boni dan sekitarnya 124 Persentase Tutupan Karang Hidup Hasil RRA Reef Edge Pulau-pulau Ayu 125 Persentase Tutupan Karang Hidup Hasil RRA Reef Edge Pulau-pulau Batang Pele 126 Persentase Tutupan LifeForm Hasil RRA Reef Edge P. Boni dan sekitarnya 127 Persentase Tutupan LifeForm Hasil RRA Reef Edge Pulau-pulau Ayu 128 Persentase Tutupan LifeForm Hasil RRA Reef Edge pulau-pulau Batang Pele 129 Persentase Tutupan Karang Hidup Hasil RRA Reef Top P. Boni dan sekitarnya 130 Persentase Tutupan Karang Hidup Hasil RRA Reef Top Pulau-Ayu 131 Persentase Tutupan Karang Hidup Hasil RRA Reef Top Pulau-pulau Batang Pele 132 Persentase Tutupan LifeForm Hasil RRA Reef Top P. Boni dan sekitarnya 133 Persentase Tutupan LifeForm Hasil RRA Reef Top Pulau-pulau Ayu 134 Persentase Tutupan LifeForm Hasil RRA Reef Top Pulau-pulau Batang Pele 1354 Gambar Karang Karang dari jenis Acropora sp. (tengah) diantara Porites sp 136 Beberapa jenis karang yang dijumpai di lokasi penelitian (Porites sp., Pocillopora

sp., Echinopora sp.) 136

Karang dari jenis Acropora sp. (tengah) diantara Porites sp 136 Kima (Tridacna sp.) 137 Karang Acropora sp., diantara dominasi karang Porites sp. 137 Karang Seriatopora hystrix 137 Lobophyllia sp. 138 Kalamunat (Sea anemone) 138 Beberapa koloni Acropora sp. 1385 Gambar Kegiatan Penelitian Tim kualitas air 139 Analisa data yang dilakukan di KR. Baruna Jaya VIII 139 Tim Terumbu Karang dan Ikan Karang 139 Pertemuan harian yang dilakukan di KR.Baruna Jaya VIII 140 Analisa kualitas air 140 Tim Peneliti Baseline Studi Rajaampat 1416 Tabel Posisi Geografi Stasiun Penelitian di Kepulauan Raja Ampat 142

Page 13: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

13

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Terumbu karang Indonesia dan sumber daya yang berada di dalamnya telah dimanfaatkan oleh

masyarakat melalui berbagai macam cara. Dalam sepuluh tahun terakhir ini kondisi terumbu karang

Indonesia mengalami penurunan sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan karena adanya berbagai

tekanan. Menurut hasil penelitian Puslitbang Oseanologi tahun 1998 kondisi terumbu karang yang ada di

Indonesia 6,20 % dalam kondisi sangat baik, sedangkan 70 % dalam keadaan sedang atau sangat buruk.

Beberapa penyebab utama rusaknya terumbu karang oleh kegiatan manusia, antara lain adalah : 1)

penangkapan ikan dan biota terumbu karang lainnya secara terus menerus; 2) penggunaan racun dan bahan

peledak; 3) pencemaran dan pelumpuran yang disebabkan pembangunan di pesisir yang tidak terkendali; 4)

pengambilan dan penambangan karang untuk bahan dasar kapur dan bahan bangunan. Demikian pula

penangkapan biota dengan cara merusak kelestarian sumber daya seperti penggunaan bahan peledak atau

zat kimia telah merebak hampir di seluruh perairan Indonesia.

Dalam upaya memperlambat kerusakan dan menghindari semakin parahnya kondisi terumbu karang

maka Pemerintah Indonesia telah mencanangkan Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu karang

(COREMAP). Tujuan utama program ini adalah untuk pengelolaan pemanfaatan sumber daya terumbu

karang yang berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program COREMAP akan

berlangsung selama 15 tahun dan di bagi menjadi 3 tahapan. Tahap pertama (inisiasi) selama 3 tahun, tahap

kedua (akselerasi) selama 6 tahun dan tahap ketiga (institusionalisasi) selama 6 tahun.

Tahap pertama program COREMAP telah dilaksanakan di 4 propinsi, yaitu Riau, Sulawesi Selatan, Irian

Jaya dan Kupang dan akan berakhir pada bulan Oktober 2002. Untuk mempersiapkan tahap kedua maka

akan dilakukan perluasan daerah di propinsi Irian Jaya Oleh karena itu pihak pemerintah daerah setempat

diminta agar mengusulkan calon lokasi COREMAP tahap kedua berdasarkan 14 kriteria yang telah

ditentukan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kawasan Rajaampat dipilih dan diusulkan oleh

pemerintah daerah propinsi Irian Jaya sebagai calon lokasi COREMAP tahap kedua.

Dalam rangka mempersiapkan desain COREMAP tahap kedua di lokasi yang telah ditentukan maka

diperlukan informasi dasar tentang keadaan lokasi tersebut. Oleh karena itu telah dilakukan baseline

studi ekologi di kawasan Rajaampat.

Kepulauan Rajaampat merupakan salah satu gugusan pulau di bagian barat laut kepala burung

propinsi Irian Jaya. Kepulauan ini terdiri dari 4 pulau besar, yaitu Pulau Salawati, Pulau Waigeo, Pulau

Batanta dan Pulau Misool. Secara geografis kepulauan Rajaampat terletak pada 00o30’33’’ Lintang

Utara - 01o00’00’’ Lintang Selatan dan 124o30’00’’ – 131o30’00’’ Bujur Timur.

Page 14: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

14

Kepulauan Rajaampat telah dicadangkan oleh pemerintah sebagai kawasan konservasi, baik untuk

konservasi darat maupun kawasan konservasi laut. Kawasan konservasi di Kepulauan Rajaampat

disarikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Kawasan Konservasi di Kepulauan Rajaampat, Kabupaten Sorong.

LOKASI STATUS YANG DIUTAMAKAN LUAS (Ha) ACUAN

Kepulauan Ayu p. SM Atol, karang, kepulauan berpasir, sarang penyu

1

p. Cagar Alam Waigeo Barat

SK Mentan 395/Kpts/Um/5/81 Pantai berbatu dikelilingi karang 153.000 ha 2

Kepulauan Raja Ampat

SK Menhut 81/Kpts-II/93

Kepulauan karang, karang, sarang penyu hijau & hawkssbill, Nautilus perongga (Nautilus

pompilus), Triton terompet (Chelonia tritonis) keong kepala kambing (Cassis cormuta)

60.000 ha 3

Cagar Alam Batanta Barat

SK Mentan 912/Kpts/Um/10/81 Pantai 10.000 ha 1,2

p. Cagar Alam Salawati Utara

SK Mentan/ Kpts/Um/1/81 Pantai 57.000 ha 1,2

p. Cagar Alam P. Misool

SK Mentan 716/Kpts/Um/10/82 Pantai 84.000 ha 1,2

Keterangan :

p = diusulkan

1. Bakosurtanal, 1998; 2. Conservation International Indonesia, 2001; 3. SK Menhut 81/Kpts-II/93

Pulau Waigeo, Pulau Salawati, Pulau Batanta dan Pulau Misool merupakan pulau non vulkanik

yang berbukit-bukit dan sebagian besar masih ditutupi oleh hutan hujan tropis yang cukup lebat.

Sedangkan pulau-pulau kecil yang tersebar diantara keempat pulau tersebut ada yang berupa pulau

karang dan pulau non vulkanik. Pulau-pulau kecil tersebut umumnya ditumbuhi oleh pohon kelapa dan

semak belukar.

Terumbu karang di kepulauan Rajaampat sangat kaya akan jenis-jenis hewan atau tumbuhan.

Kepulauan ini merupakan salah satu daerah yang berada pada jantung jaringan koral (coral triangle),

yaitu daerah yang memiliki keragaman terumbu karang tinggi, selain Australia, Papua New Guinea dan

Filipina. Hasil kerjasama antara Conservation International Indonesia, Universitas Cendrawasih dan

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (2001) menyimpulkan bahwa kondisi laut di daerah ini tergolong

sangat baik. Para peneliti telah berhasil mengidentifikasikan 450 jenis terumbu karang, 950 jenis ikan

karang dan 600 jenis moluska di sekitar pulau Batantan, pulau Waigeo dan pulau Gam. Dari hasil

Page 15: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

15

identifikasi tersebut diduga ditemukan 7 spesies baru karang, 3 jenis ikan baru yaitu : satu jenis ikan

gobi (Eviota), 2 jenis ikan kardinal (Apogon), dan satu jenis hiu (Hemiscyllium).

Dari segi ekonomi Kepulauan Rajaampat sangat penting karena daerah ini memberikan kontribusi

yang cukup tinggi kepada PAD Kabupaten Sorong. Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai

nelayan dengan mengumpulkan hasil laut seperti ikan, lola bia, teripang dan sirip ikan hiu.

Penangkapan ikan Napoleon (Cheilinus undulatus) dan kerapu/goropa menjadi target utama karena

mudah dikumpulkan dan harganya cukup tinggi. Namun sayangnya penggunaan bius banyak

digunakan untuk menangkap ikan-ikan tersebut. Factsheet dari Conservation Internasional Indonesia

menyatakan bahwa sianida masih digunakan untuk menangkap ikan napoleon dan kerapu/goropa di 7

desa. Di samping penggunaan racun/bius ancaman penggunaan bahan peledak (bom) sangat

dikhawatirkan. Hasil penelitian Conservation International Indonesia (2001) menunjukkan bahwa dari 23

desa yang diteliti, 12 desa membenarkan adanya penggunaan bom oleh orang yang tak dikenal, 9 desa

menggunakan potassium sianida untuk menangkap ikan dan 7 desa menggunakan baik potassium

sianida maupun bom untuk menangkap ikan.

Tujuan Dan Sasaran

Tujuan baseline studi ini adalah mengumpulkan data-data dasar mengenai kondisi karang, ikan,

lamun, mangrove serta kondisi lingkungan perairan setempat. Data yang diperoleh akan digunakan

untuk penyusunan desain fase II COREMAP-LIPI.

Hasil Yang Diharapkan

Dari hasil studi ini diharapkan akan dapat dibuat Laporan yang berisi informasi tentang kawasan

Rajaampat dan sekitarnya serta peta tematik sumberdaya perairan tersebut.

METODOLOGI

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian baseline studi di Kepulauan Rajaampat dilakukan dari tanggal Oktober sampai

November 2001. Lokasi penelitian dibagi menjadi 3 daerah (Gambar 1), yaitu:

1. Sisi timur dan utara pulau Waigeo (dari Tanjung Pamali sampai pulau Boni)

2. Pulau-pulau Ayu (terdiri dari 1 reef besar dan 1 reef kecil)

3. Pulau-pulau Batang Pele (terdiri dari 14 pulau)

Page 16: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

16

Ketiga lokasi penelitian tersebut di atas dipilih berdasarkan konsentrasi sebaran terumbu karang di

kawasan Rajaampat yang dilihat dari hasil citra dan peta laut. Pengamatan yang dilakukan meliputi

bidang kajian Oseanografi, GIS, Terumbu karang, Ikan, Mangrove, Lamun dan Kualitas air. Posisi dan

jumlah stasiun pengamatan berbeda untuk masing-masing kajian. Jumlah stasiun pengamatan untuk

masing-masing kajian disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Stasiun Pengamatan untuk Setiap Lokasi dan Bidang Kajian

Jumlah stasiun Bidang kajian P. Boni dsk Pulau-pulau Ayu Pulau-pulau Batang Pele Oseanografi 5 7 6 GIS : - titik ikat (GCP) - titik interpretasi

2 54

2

100

3 13

Kualitas air 15 21 25 Koral (reef edge) 19 41 80 Ikan karang (reef egde) 19 41 80 Karang (reef top) 14 36 36 Ikan karang (reef top) 14 36 36 Mangrove 2 1 3 Lamun 14 36 5 Line Intercept Transect 1 5 3

Kondisi dari ketiga lokasi penelitian yang dipilih diuraikan sebagai berikut :

Pulau Boni dan sekitarnya Lokasi penelitian ini terletak di Pulau Waigeo Bagian Timur Laut (gambar 1a). Pengamatan dilakukan

mulai dari Tanjung Pamali (sebelah timur P. Waigeo) dan berakhir di P. Boni (sebelah timur laut P. Waogeo).

Untuk memudahkan pengelompokan lokasi penelitian maka daerah ini disebut sebagai Pulau Boni dan

sekitarnya. Rataan terumbu karang dari Tanjung Pamali sampai dengan Pulau Boni relatif sempit. Bagian

terumbu yang agak lebar terdapat hanya di sekeliling Pulau Boni. Umumnya sepanjang pantai curam terdiri

dari batu cadas.

Page 17: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

17

Gambar 1a. Peta Kawasan Waigeo Timur Laut

Page 18: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

18

Pulau-pulau Ayu Pulau-pulau Ayu terletak di Lautan Pasifik, berada lebih kurang 106 mil laut ke arah utara dari kota Sorong

atau sekitar 25 mil laut dari Kabare (Waigeo Utara). Di sebelah utara dibatasi oleh Samudra Pasifik dan

Kepulauan Asia, di sebelah selatan oleh Samudra Pasifik dan Pulau Waigeo, di sebelah barat dan timur

dibatasi oleh Samudra Pasifik. Kepulauan ini diusulkan sebagai Suaka Margasatwa.

Pulau-pulau Ayu berada di atas 2 hamparan terumbu karang, satu hamparan terumbu yang sangat luas

dan satu hamparan lainnya lebih kecil (gambar 1b). Di atas hamparan terumbu karang yang luas memanjang

dari utara ke selatan, didalamnya terdapat 11 pulau yaitu : P. Kuan, P. Ros, P. Abdon, P. Reni, P. Kanober,

P. Kofot, P. Apop, P. Mandung P. Awarisi dan P. Padanganreer. Hamparan terumbu karang yang lebih

sempit memanjang dari barat ke timur, didalamnya terdapat 3 buah pulau, yaitu : P. Ayu, P. Oerbabo besar

dan P. Oerbabo kecil. Secara keseluruhan luas daratan lebih kurang 781 ha, sedangkan luas hamparan

terumbu karang adalah 60.000 ha (DIRJEN PHPA, 1989).

Secara administrative Pulau-pulau Ayu berada dalam wilayah desa Dorekar dan desa Rutum, Kecamatan

Waigeo Utara Kabupaten Sorong.

Topografi Pulau-pulau Ayu bervariasi antara melingkar dengan konfigurasi tepian daratan rata dan

melingkar memanjang dengan konfigurasi tepian daratan berbentuk tanjung. Konfigurasi perairan melandai

kearah laut dan sampai pada jarak 300 – 400 meter melembah membentuk slope-slope yang curam.

Kedalaman air bervariasi dengan bagian yang terdalam sampai 1698 meter terdapat di sebelah utara pulau

Oerbabo atau sebelah barat P. Abdon.

Pulau-pulau Batang Pele Pulau-pulau Batang Pele merupakan gugusan pulau-pulau kecil yang terletak di sebelah barat bagian

utara kota Sorong atau di sebalah barat Pulau Waigeo (gambar 1c). Di sebelah utara dan timur dibatasi oleh

pulau Waigeo, di sebelah selatan oleh selat Dampi dan sebelah barat oleh P. Gag. Gugusan pulau-pulau di

kawasan tersebut terdiri dari 14 pulau, yaitu : P. Fwojo, P. Miosarar besar, P. Miosarar kecil, P.

Miosmengkara, P. Yefnabi besar, Yefnabi kecil, P. Mutus, P. Yefmo, P. Yettsiep, P. Yefkabu, P. Biantsyi

besar, P. Biantsyi kecil, P. Gof besar, P. Gof kecil, P. Yefnawan. Luas bentangan daratan lebih kurang 8460

ha (DIRJEN PHPA, 1989). Menurut SK Menteri Kehutanan No. 81/Kpts-II/93 yang dikeluarkan tanggal 16

Februari 1993 pulau-pulau Batang Pele tersebut termasuk ke dalam Suaka Margasatwa Laut Kepulauan Raja

Ampat.

Topografi pulau-pulau Batang Pele bervariasi antara bentuk melingkar memanjang dengan tepian daratan

membentuk tanjung atau melekuk kedalam ke arah daratan membentuk teluk. Dasar perairan memiliki

konfigurasi menonjol ke permukaan air, mendatar dan melandai di bagian tepi karang membentuk slope-slope

yang curam. Kedalaman perairan bervariasi dan pada bagian tepi pulau yang berkarang kedalaman perairan

anatara 3-12 meter. Pada bagian luar hamparan karang kedalaman perairan antara 16-117 meter. Sebaran

terumbu karang di 14 pulau disajikan dalam Tabel 3.

Page 19: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

19

Tabel 3. Konsentrasi Terumbu Karang di Pulau-pulau Batang Pele

Nama Pulau Letak Terumbu Karang

Fwojo Barat

Miosmengkara Barat daya

Miosarar Besar Sekeliling pulau

Miosarar Kecil Barat dan selatan

Yetmo Barat dan barat daya lebih tebal daripada timur laut

Yetsiep Selatan dan tengggara

Yefkabu Sekeliling pulau

Yefnabi Kecil Barat lebih tebal dari keliling pulau

Mutus Sekeliling pulau

Gof Besar Selatan

Gof Kecil Utara lebih tebal daripada barat, timur dan selatan

Biantsyi Besar Utara lebih tebal daripada selatan

Biantsyi Kecil Barat

Yefnawan Timur dan barat

Page 20: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

20

Gambar 1b. Peta Kawasan Pulau-Pulau Ayu

Page 21: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

21

Gambar 1c. Peta Kawasan Pulau-pulau BatangPele

Page 22: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

22

Pemetaan

Citra satelit adalah data dasar yang dipergunakan untuk pembuatan peta dasar. Citra satelit yang

dipergunakan adalah citra digital Landsat 7 Enhanced Thematic Mapper Plus (atau Landsat ETM+) pada

kanal sinar tampak dan kanal infra merah dekat (band 1, 2, 3, 4 dan 5). Saluran ETM+ 7 tidak dipergunakan

dalam studi ini karena studinya lebih mengarah ke perairan. Infra-merah dekat ETM+ 4 dan 5 tetap dipakai

karena band 4 berguna untuk perairan dangkal, dan band 5 untuk pengenalan mangrove.

Citra yang dipergunakan citra dengan cakupan penuh (full scene) yang mencakup kawasan seluas

185 x 185 km per segi. Ukuran piksel 30 x 30 meter per segi. Untuk kawasan Waigeo bagian barat

dipergunakan citra dari perekaman tanggal 26 September 1999 (Path/Row: 108/60), sedang Waigeo

bagian timur perekaman tanggal 5 September 2000 (Path/Row: 107/60).

Pengolahan citra dilakukan dengan mempergunakan software Image Analysis pada Extension

ArcView versi 3.1. Prosedur pengolahan citra yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Citra dibebaskan atau dikurangi dari pengaruh noise yang ada. Koreksi untuk mengurangi noise ini

dilakukan dengan teknik smoothing menggunakan filter low-pass.

2) Koreksi geometri. Koreksi ini dilakukan untuk menempatkan citra pada proyeksi geografik, agar

sesuai dengan tuntutan software yang menggunakan sistem decimal degree. Titik GCP yang

dipergunakan adalah yang terbaca dari citra itu sendiri.

3) Pembuatan citra false color composite. Citra ini dibuat untuk keperluan interpretasi citra secara

visual maupun klasifikasi otomatis. Dalam studi ini, untuk keperluan delineasi batas unit-unit

interpretasi dipergunakan band 5,3,1 untuk saluran warna merah, hijau dan biru.

4) Delineasi batas unit-unit interpretasi dilakukan dengan cara mendigitasi pada layar komputer. Untuk

memperoleh hasil digitasi yang baik, digitasi dilakukan pada skala tampilan citra yang lebih besar

dari pada yang dikehendaki untuk ditampilkan. Batas-batas yang didelineasi adalah batas unit-unit

morfologi utama perairan dangkal seperti tepi terumbu, tepi lagoon dan tepi kawasan mangrove.

Survei lapangan untuk pengumpulan data dan verifikasi dilakukan pada bukan Oktober 2001.

Penentuan posisi titik-titik pengamatan di lapangan dilakukan dengan GPS merek Garmin tipe 12CX

dengan ketelitian posisi absolut 15 meter. Untuk keperluan kerja di lapangan dipergunakan juga Peta

Rupa bumi dari Bakosurtanal dan Peta Laut dari Dinas Hidro Oseanografi TNI-Al untuk keperluan

orientasi nama-nama tempat dan pulau-pulau.

Karang

Pengamatan terumbu karang, dilakukan baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.

Pengamatan secara kualitatif dilakukan secara visual, sedangkan pengamatan secara kuantitatif

dilakukan dengan menggunakan metode RRA (Rapid Reef Resources Assessment) dan LIT (Line

Intercept Transect). Untuk metode RRA, beberapa titik pengamatan pada daerah Reef Top (rataan

Page 23: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

23

terumbu) dan Reef Edge (lereng terumbu) di pilih pada setiap lokasi yang akan diteliti. Titik pengamatan

reef top dan reef edge di setiap lokasi digambarkan dalam Gambar 2a, 2b, 2c dan Gambar 3a, 3b, 3c.

Dengan snorkeling, pengamat berenang selama sekitar 5 menit pada titik pengamatan tersebut dan

memperkirakan persentase tutupan substrat maupun biota yang dijumpainya. Setiap posisi titik

pengamatan tersebut dicatat dengan menggunakan GPS. Jumlah titik stasiun yang diamati dengan

metode RRA adalah 226 titik stasiun.

Untuk metode LIT, dipilih 1 titik stasiun di Pulau Boni dan sekitarnya (Gambar 4a), 5 titik stasiun di

Pulau Ayu (Gambar 4b) dan 3 titik stasiun di Pulau Batang Pele (Gambar 4c). Penentuan titik LIT

berdasarkan pada hasil pengamatan di hari sebelumnya. Titik-titik tersebut diharapkan dapat mewakili

kondisi terumbu karang yang ada. Panjang garis transek adalah 50 m yang diletakkan sejajar garis

pantai pada kedalaman antara 5 m. Untuk tiap-tiap lokasi yang dipilih, dilakukan 2 kali ulangan transek.

Semua yang ada dibawah garis transek (biotik amaupun abiotik) dicatat dengan ketelitian mendekati

centimeter. Dari jenis dan banyaknya kehadiran karang batu yang dijumpai saat LIT, dihitung indeks

keanekaragaman Shannon (Shannon diversity index=H’) (Shannon, 1948; Zar,1996) dan indeks

kemerataan (evenness index=J’) (Pielou, 1966; Zar 1996). Untuk melengkapi data kekayaan jenis

karang, dilakukan juga koleksi bebas di sekitar lokasi transek.

Ikan Karang

Sensus ikan karang dilakukan bersama-sama dengan pengamatan karang. Metode sensus visual

untuk mendapatkan data kelimpahan ikan karang yang digunakan adalah :

1. Metode Rapid Reef Resources Assesment (RRA)

2. Metode Line Intercep Transek (LIT)

Peralatan yang digunakan dalam melakukan sensus visual adalah masker, fin dan papan pencatat.

Pencatat berenang (fin swimming) sepanjang 10 m dengan lebar pengamatan 5 m kiri dan kanan

selama 5 menit. Luas daerah pengamatan setiap stasiun diperkirakan 100 m 2 (10 m x 2 x 5 m) .

Pencatatan ikan dilakukan pada daerah reef top (rataan terumbu) dan daerah reef edge (lereng

terumbu) . Jumlah seluruh stasiun RRA adalah 226 stasiun.

Metode Line Intercep Transek (LIT) dikembangkan oleh Asean Australia Project (Dartnall & Jones,

1986). Peralatan yang digunakan dalam melakukan transek dan sensus visual adalah peralatan selam

(scuba diving), papan pencatat dan meteran bawah air (50 m) . Garis transek ditarik sejajar garis pantai

sepanjang 50 m. Pengamatan ikan karang dilakukan mengikuti garis transek yang telah dibuat dengan

lebar pengamatan sejauh 2,5 m dari sisi kiri dan kanan garis transek. Diperkirakan luas bidang

pengamatan ikan yang disensus adalah 250 m 2. Sensus ikan dilakukan pada kedalaman 5 m, dan

dilakukan 3 kali ulangan, sehingga total luas daerah yang disensus pada masing-masing stasiun

penelitian adalah 750 m 2 .

Page 24: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

24

Identifikasi jenis ikan dibantu melalui buku panduan ikan karang yang kedap air karangan Kuiter

(1992) dan Leiske & Myers (1995). Ikan yang disensus kemudian diklasifikasikan atas tiga kelompok

besar yaitu :

Ikan target : Jenis-jenis ikan dalam kelompok ini adalah ikan konsumsi atau pangan yang memiliki nilai ekonomis

dan hidup berasosiasi dengan perairan karang. Ikan ini dapat dibedakan menurut kelompoknya yaitu

ikan-ikan yang bersifat menyendiri (soliter) atau dalam kelompok kecil dan ikan yang bersifat

bergerombol (schooling) . Untuk ikan yang bersifat soliter atau dalam kelompok kecil pencatatan

dilakukan individu per individu (actual coun) sedang untuk jenis ikan yang bergerombol (schooling)

dengan kelimpahan yang tinggi pencatatan dilakukan dengan penaksiran (abundance kategory).

Ikan Indikator : Ikan yang tergolong dalam kelompok ini adalah ikan yang hidupnya berasosiasi sangat erat dengan

terumbu karang , seperti ikan kepe-kepe (butterfly fishes) dari suku Chaetodontidae. Ikan ini dapat

dihitung dengan mudah di dalam air karena sifat hidupnya yang menyendiri, berpasangan atau

membentuk kelompok kecil dan jarang sekali hidup dalam kelompok besar.

Ikan Major : Jenis – jenis ikan dari kelompok ini meliputi semua ikan yang tidak termasuk di kedua kelompok

diatas yang umumnya belum diketahui peranan utamanya, selain dalam rantai makanan di alam. Pada

umumnya jenis ikan pada kelompok ini adalah ikan-ikan berukuran kecil dan dimanfaatkan sebagai

ikan hias. Pencatatan terhadap kelompok ikan ini lebih banyak dilakukan secara taksiran (semi

kuantitatif), karena pada umumnyanya bersifat membentuk gerombolan (schooling).

Lamun

Metode RRA (Rapid Reef Resource Assessment ) digunakan untuk membantu mempetakan distribusi

lamun dengan waktu pengamatan yang relatif singkat yaitu 5 menit per stasiun pengamatan. Metode transek

garis yang telah dimodifikasi dari Dartnall dan Jones (1986) dan English et al 1994 digunakan untuk

pengambilan contoh lamun. Pengamatan dengan metode RRA di Pulau Boni dan sekitarnya dilakukan pada

14 stasiun, di Pulau-pulau Ayu 36 stasiun, sedangkan di Pulau Batang Pele 5 stasiun.

Untuk pengamatan kelimpahan, komposisi jenis dan biomasa lamun dilakukan pengambilan contoh

secara acak sebanyak tiga kali dengan bingkai 25 cm x 25 cm yaitu pada bagian pinggir, tengah dan dekat

tubir. Lamun diambil diidentifikasi dan diestimasi persen tutupan pada setiap lokasi transek. Contoh-contoh

lamun tersebut diberi tanda (label) dan dibawa ke laboraturium untuk dibersihkan, dicuci dengan air asin dan

diidentifikasi. Kemudian setiap contoh lamun dipisahkan menurut jenisnya dan dihitung jumlah tegakannya

serta ditimbang dengan berat basah. Setiap titik/stasiun pengambilan contoh dicatat posisinya dengan GPS.

Page 25: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

25

Gambar 2a. Peta Lokasi Penelitian RRA ReefTop Waigeo Timur Laut

Page 26: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

26

Gambar 2b. Peta Lokasi Penelitian RRA ReefTop Pulau-Pulau Ayu

Page 27: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

27

Gambar 2c. Peta Lokasi Penelitian RRA ReefTop Pulau-Pulau BatangPele

Page 28: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

28

Gambar 3a. Peta Lokasi Penelitian RRA ReefEdge Waigeo Timur Laut

Page 29: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

29

Gambar 3b. Peta Lokasi Penelitian RRA ReefEdge Pulau-Pulau Ayu

Page 30: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

30

Gambar 3c. Peta Lokasi Penelitian RRA ReefEdge Pulau-Pulau BatangPele

Page 31: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

31

Gambar 4a. Peta Lokasi Penelitian LIT Waigeo Timur Laut

Page 32: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

32

Gambar 4b. Peta Lokasi Penelitian LIT Pulau-Pulau Ayu

Page 33: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

33

Gambar 4c. Peta Lokasi Penelitian LIT Pulau-Pulau Batang Pele

Page 34: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

34

Mangrove

Untuk mengetahui struktur dan komposisi mangrove di kawasan Pulau-pulau Rajaampat dilakukan

pencuplikan data dengan menggunakan transek. Transek dilakukan dengan cara membuat garis tegak lurus

pantai kearah darat dengan membuat petak-petak (Cox, 1969). Sebelum melakukan pencuplikan data

dilakukan pengamatan lapangan yang meliputi seluruh kawasan hutan yang bertujuan untuk melihat secara

umum keadaan fisiognomi dan komposisi tegakan hutan serta keadaan pasang surutnya.

Data vegetasi dari setiap transek dicuplik dengan menggunakan metode kuadrat (Qosting 1956) yang

ukurannya sebagai berikut :

- 10 x 10 meter untuk pohon (diameter batang > 10 cm),

- 5 x 5 meter untuk anak pohon (diameter 2 - < 10 cm)

- 1 x 1 meter untuk semai (diameter 2 cm dan kurang dari 1,5 meter).

Pada setiap petak tersebut semua tegakan diidentifikasi jenisnya, diukur diameternya dan tingginya serta

dihitung jumlah individu masing-masing jenis. Data yang diperoleh dianalisa dengan cara Cox (1967).

Page 35: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

35

Gambar 5. Stasiun Penelitian Mangrove

Page 36: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

36

Lingkungan Perairan

Penelitian kualitas air dilakukan bersamaan dengan penelitian terumbu karang (Gambar 6a, 6b, 6c).

Parameter kualitas air yang diteliti adalah oksigen terlarut (DO), nutrien (nitrat, nitrit, fosfat), salinitas, pH

dan zat padat tersuspensi (TSS).

Contoh air permukaan (± 1 meter) diambil dengan Van Dorn. Kadar oksigen terlarut ditentukan dengan

modifikasi Winkler (Carritt et al. 1966). Contoh air yang diambil segera disaring dengan kertas saring

sellulosa ester 0,45 um, dimasukkan ke dalam botoll polietilen, kemudian disimpan (tidak lebih dari 28 hari)

dalam freezer (- 4oC). Kadar nitrit ditentukan dengan metode spektrofotometrik berdasarkan pembentukan

senyawa diazonium (Strickland et al. 1968). Kadar nitrat ditentukan dengan metode spektrofotometrik setelah

direduksi terlebih dahulu menjadi nitrit (Grasshoff 1976). Kadar fosfat ditentukan dengan metode

spektrofotometrik didasarkan pada pembentukan senyawa komplek fosfomolibdat (Koreleff 1976). Kadar zat

padat tersuspensi ditentukan dengan metode gravimetric (APHA-AWWA-WPCF 1980). Nilai salinitas diukur

langsung dengan menggunakan Refraktometer. Demikian pula untuk nilai pH juga diukur langsung dengan

menggunakan pH meter.

Page 37: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

37

Gambar 6a. Peta Lokasi Penelitian Kualitas Air Laut Waigeo Timur Laut

Page 38: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

38

Gambar 6b. Peta Lokasi Penelitian Kualitas Air Laut Pulau-Pulau Ayu

Page 39: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

39

Gambar 6c. Peta Lokasi Penelitian Kualitas Air Laut BatangPele

Page 40: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

40

Oseanografi

Pengamatan parameter oseanografi dilakukan di 18 stasiun (Gambar 7a, 7b, 7c ).

Suhu, salinitas, kecerahan, kekeruhan dan intensitas matahari. Pengukuran suhu, salinitas, kecerahan, turbiditas dan intensitas matahari terhadap kedalaman dilakukan

dengan menggunakan CTD Model SBE 911 Plus. Sistem CTD tersebut diturunkan dari kapal Baruna Jaya

VIII ke dalam air secara perlahan selama lebih kurang 10 menit. Data parameter direkam dalam monitor

untuk dianalisa lebih lanjut. Pada survey kali ini CTD diturunkan hingga kedalaman maksimum 300 meter.

Analisa data menggunakan paket program SEASAVE (Sea-Bird Electronics, Inc., 1998). Program ini

dapat memberikan gambaran data suhu, salinitas, kecerahan, turbisitas dan yang lainnya dengan interval

kedalaman 1 m dari permukaan hingga 300 m (dapat dilihat pada hasil print stasiun CTD ). Nilai suhu

dinyatakan dalam satuan derajat Celcius, salinitas dalam psu, kecerahan dalam persen (%), turbididas dalam

NTU sedangkan intensitas matahari dalam meter.

Pengukuran Arus Laut

Pengukuran kecepatan arus di perairan Rajaampat dilakukan dengan menggunakan ADCP (Acoustic

Doppler Current Profiler) frekuensi 75 kHz. Lokasi pengukuran arus dilakukan di Pulau Boni dan sekitarnya,

Pulau-pulau Ayu dan Pulau-pulau Batang Pele. dengan cara membuat trek (lintasan) mengelilingi pulau pada

kedalaman laut antara 30 hingga 300 m. Kuat arus diukur dengan ketebalan lapisan 5 m dan jumlah lapisan

20. Lama perekaman data setiap trek di setiap lokasi berkisar antara 5 hingga 7 jam tergantung panjang

lintasan (trek ADCP). Kedalaman pengukuran untuk menggambarkan stik arus kecepatan dan arah dipilih

pada kedalaman 13, 20, 50 dan 100 m. Dimulai dari kedalaman 13 meter karena kedalaman ini merupakan

kedalaman minimum yang dapat dideteksi oleh ADCP.

Page 41: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

41

Gambar 7a. Peta Lokasi Penelitian Oseanografi Waigeo Timur Laut

Page 42: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

42

Gambar 7b. Peta Lokasi Penelitian Oseanografi Pulau-Pulau Ayu

Page 43: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

43

Gambar 7c. Peta Lokasi Penelitian Oseanografi Pulau-Pulau BatangPele

Page 44: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

44

III. HASIL DAN BAHASAN

Kondisi Umum Kawasan Rajaampat

Pemetaan

Peta akhir hasil analisis didiskripsi dan dibahas berdasarkan data hasil pengamatan lapangan.

Selain itu dibahas pula geometri citra dan keterbatasan yang ada dalam pemrosesan hingga tersusun

peta akhir.

Geometri Citra

Data mentah (raw data) citra sudah dalam kondisi terkoreksi geometri, karena produk data Landsat

7 ETM+ yang dipasarkan merupakan data level 1G. Pada level ini data sudah terkoreksi geometri

dengan datum WGS’84 menggunakan sistem koordinat Universal Tranverse Mercator (UTM).

Berdasarkan keterangan yang tertera dalam dokumen produk data Landsat 7, data yang direkam satelit

setelah tanggal 28 April 2000 mempunyai tingkat kesalahan posisi kurang dari 50 meter. Ketelitian ini

dapat dinaikkan lagi dengan aplikasi koreksi geometri menggunakan Ground Control Point (GCP) lokal

sampai mencapai kesalahan kurang dari 15 meter.

Dalam studi ini, koreksi geometri dengan menggunakan GCP lokal tidak dapat dilaksanakan, karena

tidak memadainya jumlah GCP yang dapat dikumpulkan untuk dijadikan GCP lokal. Selanjutnya, agar

dapat dilakukan pengeplotan dengan sistem koordinat decimal degree, dilakukan koreksi geometri

dengan mengunakan titik-titik GCP yang dibaca dari citra itu sendiri. Hasilnya adalah bahwa semua titik-

titik ground check di lapangan yang tersebar di tepi terumbu, termasuk titik-titik yang akan dijadikan

GCP lokal, ternyata semuanya dapat diplotkan dengan baik pada peta dasar dan citra satelit tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesalahan posisi citra hasil koreksi diri sendiri itu kurang dari 1 piksel

citra (kurang dari 30 meter). Oleh karena itu, pada studi ini, koreksi geometri dengan GCP lokal tidak

dilakukan lagi. Kondisi ini berlaku baik untuk citra Waigeo Timur yang direkam setelah tanggal 28 April

2000, maupun Waigeo Barat yang direkam sebelum tanggal tersebut.

Gambaran Umum Daerah Studi

Daerah studi terpisah dalam tiga kawasan terumbu yang berbeda, yaitu kawasan terumbu Waigeo

Timur Laut yang membentang di sepanjang pantai timur laut Pulau Waigeo mulai dari Tanjung Monfafa

sampai Tanjung Wariai; kawasan terumbu Pulau-pulau Ayu di lepas pantai utara Pulau Waigeo; dan

kawasan terumbu Pulau-pulau Batangpele yang tersebar di lepas pantai tenggara Pulau Waigeo.

Page 45: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

45

Terumbu Karang Pulau Boni dan sekitarnya. Kawasan terumbu ini memanjang sepanjang kira-kira 53,27 km. Reef flat tersebar setempat-

setempat di sepanjang garis pantai menempel ke Pulau Waigeo, Boni dan Bombedari. Reef flat yang

terlebar terdapat di Pulau Boni dengan lebar sekitar 1,35 km.

Selain reef dangkal (shallow water reef), di dalam komplek ini juga terdapat reef dalam (deep water

reef) yang berada di kedalaman sampai sekitar 37 meter. Reef dalam tersebut, ada yang terpisah dari

reef dangkal, tetapi ada pula yang merupakan kelanjutan dari reef dangkal yang menempel ke Pulau

Waigeo. Reef dalam yang terbesar memiliki sumbu panjang sekitar 6,75 km, dan sumbu pendek 3,75

km.

Mangrove terdapat di sepanjang pantai dengan pola keberadaan yang tidak menerus, terutama di

muara-muara sungai dan di teluk-teluk yang ada di sepanjang pantai Waigeo Timur Laut itu. Areal

mangrove yang cukup luas, sehingga dapat dikenali dengan jelas pada citra satelit, terdapat di teluk dan

pantai di kawasan Pulau Boni dan Bombedari.

Terumbu Karang Pulau-pulau Ayu Terumbu Pulau-pulau Ayu terdiri dari dua buah reef platform yang berkedudukan dengan orientasi

yang saling tegak lurus. Platform Ayu Besar berorientasi relatif utara – selatan, sedang Ayu Kecil

berorientasi timur – barat. Keduanya sama-sama memiliki lagoon yang besar dengan bentuk yang

sesuai dengan bentuk masing-masing platform,

Terumbu Ayu Besar memiliki sumbu panjang 33,30 km, sumbu pendek 18,35 km; memiliki lagoon

dengan sumbu panjang 29,28 km dan sumbu pendek 13,99 km; dengan reef flat terlebar 3,91 km dan

tersempit 1,08 km. Di atasnya terdapat 4 buah pulau utama dan banyak pulau-pulau kecil.

Terumbu Ayu Kecil memiliki sumbu panjang 19,15 km, sumbu pendek 7,55 km, memiliki lagoon

dengan sumbu panjang 13,09 km dan sumbu pendek 3,68 km; dengan reef flat terlebar 3,91 km dan

tersempit 0,83 km. Di atasnya terdapat sebuah pulau yang besar dan tiga pulau-pulau kecil.

Mangrove terdapat di beberapa pulau, tetapi luasan arealnya terlalu sempit untuk dapat terlihat

pada citra satelit.

Terumbu Pulau-pulau Batangpele. Sebutan “Pulau-pulau Batangpele”, untuk menyebutkan sekelompok pulau-pulau yang terletak di

lepas pantai sebelah tenggara Pulau Waigeo, diberikan karena melihat kenyataan bahwa belum ada

satu nama yang spesifik untuk menyebut gugusan pulau tersebut, baik pada Peta Hidrografi dari Dinas

Hidro-oseanografi TNI-AL maupun pada Peta Lingkungan Laut Nasional tahun 1993 dari Bakosurtanal.

Namun menurut SK Menhut No. 81/KPTS-II/93 ‘Pulau-pulau Batang Pele” termasuk dalam kawasan

Suaka Margasatwa Laut Kepulauan Raja Ampat. Untuk membedakan Kepulauan Rajaampat yang ada

dalam Peta dan SML Kepulauan Raja Ampat, maka nama lokasi penelitian ini diambil dari nama pulau

yang terbesar yang ada di dalam gugusan pulau-pulau tersebut.

Page 46: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

46

Gugusan Pulau-pulau Batangpele terdiri dari pulau-pulau terumbu, yaitu pulau yang terbentuk

karena pertumbuhan karang. dan pulau-pulau non-terumbu, yaitu yang pembentukannya tidak berkaitan

dengan pertumbuhan karang. Dari citra satelit, terumbu yang ada di gugusan pulau tersebut dapat

dibedakan menjadi : 1) terumbu yang menempel ke pulau (islanded reef), 2) terumbu dangkal yang

soliter (shallow water reef), dan 3) terumbu dalam yang soliter (deep water reef). Di beberapa pulau

terdapat lagoon yang dalam. Rataan terumbu terlebar terdapat di Pulau Yetsiep, dengan lebar sekitar

0,72 km. Rataan terumbu yang luas terdapat di sekitar pulau-pulau Miosmengkara, Miosarar Besar,

Miosarar Kecil, Loyetmo, Yetsiep, Yefkabu, dan Mutus. Semua pulau-pulau tersebut adalah pulau-pulau

terumbu. Pulau-pulau non-terumbu dengan rataan terumbu yang cukup luas adalah Pulau Gof Besar,

Gof Kecil, dan Biansyi Besar.

Klasifikasi

Liputan citra satelit ketiga kawasan terumbu yang teliti cukup baik dan relatif bersih dari tutupan

awan ( 5 %). Klasifikasi citra dilakukan pada citra false color composite dengan band 5,3,1, yang

merupakan kombinasi yang terbaik untuk dapat melakukan interpretasi visual citra daerah studi.

Dengan kombinasi band tersebut, pada citra dapat dikenali hal-hal berikut:

1) Pulau dapat dikenali dengan mudah dari warna umumnya yang merah.

2) Areal mangrove, bila cukup luas, dapat dikenali dengan mudah dari warnanya yang merah

gelap.

3) Tubuh-tubuh reef atau terumbu dapat dibedakan menjadi reef dangkal dengan warna biru

muda, dan reef dalam dengan warna biru tua.

4) Pada skala yang lebih detil, daerah rataan terumbu dapat dibedakan menjadi: daerah tutupan

koral, daerah seagrass, dan daerah bertutupan pasir.

Dalam penelitian ini, berdasarkan pada hasil pengamatan lapangan, daerah rataan terumbu dapat

dibedakan menjadi:

1) Daerah tutupan koral, dengan kenampakan tutupan koral dominan sampai 100%.

2) Daerah tutupan seagrass, meliputi daerah bertutupan seagrass sangat jarang samai 100%. Di

dalam daerah ini kadang-kadang dijumpai koloni-koloni koral dan kantong-kantong daerah

bertutupan pasir.

3) Daerah tutupan pasir, meliputi daerah bertutupan pasir 100 % sampai bertutupan pasir dengan

kantong-kantong tutupan seagrass dan koloni-koloni koral.

Page 47: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

47

Karang

Secara keseluruhan, dari RRA diketahui bahwa persentase tutupan karang hidup di daerah Reef

Edge relatif masih lebih baik bila dibandingkan dengan di daerah Reef Top, kecuali di daerah Pulau-

pulau Batang Pele (Gambar dibawah ini). Selain faktor-faktor alami, aktivitas manusia yang banyak

dilakukan di daerah Reef Top mungkin juga berperan dalam hal ini. Berdasarkan pengamatan

dilapangan, terutama di P.P. Batang Pele, terlihat banyaknya pecahan-pecahan karang yang hancur

tak beraturan yang diduga akibat bahan peledak, dan ini juga dikuatkan oleh informasi dari penduduk

disekitar lokasi ini yang menceritakan bahwa mereka sering melihat nelayan-nelayan dari luar kawasan

ini yang menggunakan bahan peledak untuk menangkap ikan.

6.14

15.89

6.28

24.6725.3623.81

0

5

10

15

20

25

30

Reef Top Reef edge

% li

ve c

oral

P. Boni

P. Ayu

P. Batang Pele

Gambar 8. Persentase live coral cover di Kepulauan Rajaampat

Dari hasil RRA pula menunjukkan bahwa persentase tutupan karang hidup di Boni relatif lebih jelek

dibandingkan dengan di P.P. Ayu dan P.P. Batang Pele. Hal ini didukung pula dengan hasil LIT yang

dilakukan di 8 titik pengamatan (1 titik pengamatan di Boni, 4 titik pengamatan di P.P. Ayu dan 3 titik

pengamatan di P.P. Batang Pele) dimana persentase tutupan karang hidup di Boni relatif lebih rendah

dibanding di lokasi lainnya (lihat Tabel 4).

Tabel 4 Persentase Tutupan Bentic Lifeform Hasil LIT di Kepulauan Rajaampat

Bentic Life Form A B C D E F G H

Hard Coral 35.02 57.59 31.65 48.91 66.13 37.43 39.38 45.76

Hard Coral (Acropora) 11.33 12.04 3.45 11.02 19.03 4.37 24.74 24.26

Hard Corals (Non-Acropora) 23.69 45.55 28.20 37.89 47.10 33.06 14.64 21.5

Dead Scleractinia 0.90 10.19 18.73 4.17 2.70 2.86 17.84 9.18

Algae 54.25 8.97 40.84 33.58 15.58 28.18 9.62 1.85

Other Faauna 1.31 15.39 8.78 4.69 15.59 19.19 12.19 8.19

Abiotic 8.52 7.86 0.00 8.65 0.00 12.35 20.97 35.02 Keterangan : A. P. Boni bagian Utara E. St.4 PP Ayu (reef I) bagian Utara B. St. 1 PP Ayu (reef I) bagian Selatan F. P. Yefnawan bagian Barat C. St. 2 PP Ayu (reef II) bagian Selatan G. P. Mutus bagian Barat D. St. 3 PP Ayu (reef I) bagian Timur H. P. Miosarar bagian Barat

Page 48: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

48

Nilai Indeks kemerataan yang dihitung dari jenis-jenis karang batu yang dijumpai saat LIT

menunjukkan bahwa di P.P. Batang Pele memiliki nilai indeks kemerataan yang relatif lebih tinggi

dibandingkan dengan di lokasi lainnya (Tabel 5). Ini berarti bahwa setiap jenis karang batu di lokasi ini

jauh lebih merata. Tak ada satu jenis karang batu yang lebih dominan dibanding jenis karang batu

lainnya.

Selama pengamatan, berhasil dijumpai 294 spesies karang batu, dimana 153 jenis dijumpai di Boni,

277 jenis di P.P. Ayu dan 205 jenis di P.P. Batang Pele.

Tabel 5. Jumlah Spesies, Jumlah Individu, Nilai H’ dan J’ hasil LIT di Kepulauan Rajaampat

A B C D E F G H

Jumlah Individu 123 185 179 268 290 153 65 108

Jumlah Spesies 32 53 41 74 45 75 34 40

H’ 1.212 1.492 1.308 1.609 1.253 1.751 1.415 1.396

J’ 0.805 0.865 0.811 0.861 20.758 0.934 0.924 0.872Keterangan : A. P. Boni bagian Utara E. St.4 PP Ayu (reef I) bagian Utara B. St. 1 PP Ayu (reef I) bagian Selatan F. P. Yefnawan bagian Barat C. St. 2 PP Ayu (reef II) bagian Selatan G. P. Mutus bagian Barat D. St. 3 PP Ayu (reef I) bagian Timur H. P. Miosarar bagian Barat

Ikan Karang

Sensus ikan karang dilakukan di tiga perairan di Pulau Pulau Radja Ampat yaitu : Pertama, di

perairan antara Tg. Pamali sampai daerah Boni ( 19 St RRA Reef Edge, 14 St RRA Reef Top dan 1 St

LIT). Kedua, di perairan Pulau Pulau Ayu (42 St RRA Reef Edge, 36 St RRA Reef Top dan 4 St LIT) ;

dan ketiga di perairan Pulau-Pulau Batang Pele ( 80 St RRA Reef Edge, 36 St RRA Reef Top dan 3 St

LIT).

Dari ketiga perairan tersebut berhasil diidentifikasi sebanyak 395 jenis ikan perairan karang yang mewakili

115 marga dari 42 suku (Lampiran 1 - 7). Jumlah total kelimpahan individu dari ikan yang ditemukan adalah

sebanyak 81.142 ekor (Tabel 6) .

Tabel 6. Jumlah Jenis, Jumlah Suku dan Jumlah Individu Ikan Berdasarkan Kategori Karang Hasil RRA di Perairan Rajaampat.

Kategori Jumlah Jenis Jumlah Marga Jumlah Suku Jumlah Individu

Major 202 72 24 58.999

Target 159 43 17 19.773

Indikator 34 5 1 2.370

TOTAL 395 115 42 81.142

Page 49: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

49

Ikan “Indicator Species” Sebanyak 34 jenis ikan kepe-kepe yang mewakili 5 marga dari suku Chaetodontidae telah dijumpai

selama penelitian dengan jumlah individu sebanyak 2.370 ekor. Hasil yang diperoleh dalam penelitian

ini tidak terlalu berbeda jauh dengan yang diperoleh Aleen (2000) dalam penelitian pada 45 lokasi

penyelaman LIT di daerah Kepuluan Radja Ampat yang memperoleh 39 jenis ikan indikator. Lokasi

penelitian di Radja Ampat ini dapat dikatakan cukup tinggi dalam hal keanekaragaman jenis ikan

indikator bila dibandingkan dengan beberapa lokasi lainnya yang ada di Indonesia seperti terlihat pada

Tabel 7dibawah ini.

Tabel 7. Kekayaan ikan “Indikator Species “ (Famili Chaetodontidae) pada Beberapa Lokasi Pengamatan

Lokasi Pengamatan Jumlah genus

Jumlah jenis Pustaka

Pulau Lizard Terumbu Polinesia Laut Flores Selat Sunda Kepulauan Padaido, Biak Teluk Ambon Kepulauan Derawan, Kaltim Pulau-Pulau Radja Ampat Pulau Ayu,Batang Pele & Boni

3 3 3 3 4 4 6 7 5

20 15 23 29 29 27 34 38 34

Anderson et al, 1981 Bell et al, 1985 Adrim dan Hutomo, 1989 Hutomo et al, 1991 Hukom, et al, 2001 Bawole, 1998 Hukom, 2001 Allen, 2001 Studi ini

Hasil analis kelimpahan menunjukkan bahwa jenis-jenis yang menonjol adalah : Chaetodon

vagabundus, Chaetodon baronessa, Chaetodon kleinii dan Chaetodon ephipium. Keempat jenis ikan

tersebut umumnya ditemukan hampir disetiap lokasi penelitian serta dalam jumlah yang relatif besar

dibandingkan dengan jenis lainnya.

Untuk pengamatan yang dilakukan di daerah Reef Top umumnya didominasi oleh jenis ikan Chaetodon

vagabundus, C, trifasciatus dan C. citrinelus sedangkan pada daerah Reef Edge didominasi oleh jenis

Chaetodon trifasciatus, Chaetodon kleinii, Heniochus varius dan Chaetodon baronessa.

Ikan “Target Species” Ikan target yang berhasil diidentifikasi sebanyak 159 jenis ikan yang terdiri dari 43 marga dari 17

suku dengan jumlah individu sebesar 19.773 ekor. Sebagian besar ikan-ikan tersebut dijumpai dalam

ukuran dewasa. Kelompok ikan target yang menonjol adalah : Caesio cunning, Caesi lunnaris dan

Pterocaesio tile dari suku Caesionidae , Lutjanus fulvus, Lutjanus gibbus, Lutjanus fuviflamma, Lutjanus

bigutatus, Lutjanus decusssatus dari suku Lutjanidaee diikuti oleh Parupeneus multifasciatus dan

Parupeneus bifasciatus dari suku Mullidae kemudian Siganus vulpinus dan Siganus pueleus dari suku

Siganidae.

Selain itu pula perlu dikemukakan beberapa jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan

senantiasa menjadi target penangkapan oleh para nelayan. Jenis ikan kerapu (Cephalopholis spp dan

Page 50: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

50

Epinephelus spp) ditemukan sebanyak 354 ekor yang tergolong dalam 16 jenis. Ikan –ikan tersebut

umumnya ditemukan di daerah Pulau-Pulau Batang Pele dan Pulau-Pulau Ayu di daerah Reef Edge .

Secara spesifik juga ditemukan jenis kerapu bebek (Cromileptis altivelis) hanya di daerah Boni

sebanyak 2 ekor yang berukuran sekitar 80 cm . Ikan tersebut ditemukan di daerah luar transek (Line

Intercep Transek/ LIT) pada kedalaman 20 m. Ikan Maming /Napoleon wrases (Cheilinus undulatus)

ditemukan sebanyak 3 ekor pada lokasi P. Ayu . Ditemukannya ikan Kerapu bebek hanya di daerah

Boni dan Ikan Maming di daerah Pulau Ayu menunjukkan bahwa di daerah Radja Ampat kedua jenis

ikan tersebut cukup mengalami tekanan penangkapan yang cukup tinggi. Hal ini ditunjukkan pula

dengan terdapatnya beberapa keramba pengumpul ikan tersebut pada beberapa lokasi di daerah

tersebut. Demikian pula dengan jenis ikan bumphead parrotfish (Bolbometopon muricatum) yang

hanya ditemukan sebanyak 23 ekor pada lokasi Batang Pele dan Pulau Boni. Sedangkan ketiga jenis

ikan lainnya seperti ikan kakatua/ Parrotfish (Scarus spp) ikan bibir Tebal /Sweetlips (Plectorhynchus

spp) dan ikan kakap/Snaper (Lutjanus spp) ditemukan masih ditemukan cukup banyak di hampir semua

lokasi penelitian. Ikan kakatua ditemukan sebanyak 2559 ekor yang tergolong dalam 21 jenis

sedangkan ikan bibir tebal ditemukan sebanyak 999 ekor yang termasuk dalam 7 jenis serta ikan kakap

ditemukan sebanyak 4464 ekor yang tergolong dalam 15 jenis. Kelimpahan dan Jumlah jenis dari ikan-

ikan Target yang bernilai ekonomis tinggi tersebut dapat dilihat pada Lampiran .. .

Ikan Lainnya (Major Group) Diperkirakan lebih dari 202 jenis ikan kelompok “major grup “ yang mewakili 72 marga dari 24 suku

dengan jumlah individu 58.999 ekor ditemukan dalam penelitian ini. Ikan-ikan tersebut umumnya terdiri

dari ikan-ikan yang tubuhnya berukuran kecil dan di alam berperan dalam rantai makanan. Sebagian

besar anggota kelompok ini memiliki warna tubuh yang indah dan menarik, sehingga banyak dipasarkan

sebagai komoditi ikan hias . Beberapa jenis yang mempunyai nilai tinggi sebagai ikan hias antara lain

jenis-jenis seperti : Balistoides conspiculum (Triger kembang), Pomacanthus imperator (Betmen),

Pigoplites diacanthus , Pomacanthus xanthomethopon, Centropyge bicolor, Paracanthurus hepatus

(Letter enam).

Dari hasil pengaamatan terlihat beberapa jenis ikan yang umumnya ditemukan hampir pada

semua lokasi penelitian serta senantiasa hadir dalam jumlah yang banyak adalah seperti : Chromis

ternatensis, Chromis viridis,Chromis margaritifer Amblyglyphidodon curacao dan Pomacentrus

molucensis.

Sebaran Ikan Karang Pada ketiga Perairan Ikan karang yang tersebar di ketiga lokasi penelitian Rajaampat memperlihatkan bahwa Pulau-

Pulau Batang Pele memiliki tingkat keanekaragaman jenis tertinggi (322 jenis) kemudian diikuti oleh

Pulau-Pulau Ayu ( 294 jenis) dan kemudian lokasi Boni dan sekitarnya (201 jenis) (Tabel 8)

Page 51: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

51

Tabel 8. Jumlah Individu, Jenis dan Famili Ikan Target , Indikator dan Major di Pulau Boni dan Sekitarnya, Pulau–pulau Ayu, dan Pulau-pulau Batang Pele

Kelompok Ikan

Pulau-Pulau Ayu Pulau Boni dan sekitarnya

Pulau-Pulau Batang Pele

Individu Jenis Famili Individu Jenis Famili Individu Jenis Famili Ikan Target 8423

119 16 2485

87 12 8867

135 16

Ikan Indikator

1350

29 1 208

21 1 812

30 1

Ikan Major 22271

146 20 5818

93 12 29908

157 19

Total 32044 294 37 9511 201 26 39587 322 36

Jumlah total jenis ikan karang yang lebih banyak di daerah Batang Pele dibanding lokasi lainnya

diduga disebabkan karena dua hal yaitu :

Pertama jumlah stasiun pengamatan di daerah Batang Pele lebih banyak dibanding dengan dua

perairan lainnya, sehingga jumlah jenis ikan karang akan bertambah bila jumlah stasiun pengamatan

bertambah. Kedua , pada daerah Batang Pele jumlah pulau-pulau kecil yang menjadi daerah

pengamatan lebih banyak.

Kedua faktor penyebab tersebut diatas dapat dibenarkan bila dibandingkan dengan apa yang

diperoleh Consevasion International di daerah Radja Ampat. Jumlah jenis ikan karang yang diperoleh

sebanyak 950 jenis, diperoleh dari penyelaman pada 45 gugusan pulau-pulau kecil, dengan

pengamatan menggunakan sensus bebas pada kedalaman 3 – 45 meter.

Daerah perairan Radja Ampat dapat dikatakan sebagai daerah yang mempunyai tingkat

keanekaragaman jenis ikan karang yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan beberapa daerah yang

ada di Indonesia.

Beberapa jenis ikan dapat menjadi penciri dari masing-masing Pulau. Jenis ikan Hemitaurichthys

polilepis sebagai ikan penciri dari Pulau Ayu sebagai daerah yang memiliki kecerahan air yang tinggi.

Ikan Chaetodon oktofasciatus sebagai penciri ikan dari daerah Pulau Batang Pele sebelah selatan yang

tingkat kecerahan airnya rendah. Jenis Chromis lineata sebagai penciri ikan daerah transek Boni yang

memiliki kondisi karang cukup baik.

Dari sebaran ikan pada daerah Reef Edge dan Reef Top terlihat bahwa jumlah jenis ikan di daerah

Reef Edge lebih tinggi dibanding dengan daerah Reef Top. Pada daerah Reef Edge ditemukan 222

jenis sedangkan pada daerah Reef Top sebanyak 134 jenis. Pada Tabel 9 disajikan kelimpahan dan

sebaran ikan target , indikator dan major di ketiga perairan (Ayu, Boni dan Batang Pele).

Page 52: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

52

Tabel 9. Kelimpahan Serta Sebaran Individu , Famili dan Jenis Kelompok Ikan Target, Indikator dan Major di Pulau Ayu, Boni dan Pulau Batang Pele

I n d I v I d u Reef Top Reef Edge L I T

Kategori ikan

lokasi Min Max Min Max Mn Mx Target Lokasi

762 boni

1059 Ayu

417 boni

6249 pele

1343 boni

3915 ayu

Indikator Lokasi

75 pele

173 ayu

55 boni

597 pele

75 boni

703 ayu

Major Lokasi

1070 boni

3086 pele

699 boni

20134 pele

4049 boni

15.690 ayu

F a m i l i Reef Top Reef Edge L I T

Kategori ikan

lokasi Mn Mx Mn Mx Mn Mx Target Lokasi

9 pele

10 ayu - boni

12 boni

16 ayu

11 boni

14 ayu

Indikator Lokasi

1 1 1 1 1 1

Major Lokasi

6 boni

10 ayu

7 boni

12 ayu

13 boni

16 ayu

J e n i s Reef Top Reef Edge L I T

Kategori Ikan

lokasi Mn Mx Mn Mx Mn Mx Target Lokasi

29 boni

47 pele

52 boni

93 pele

57 boni

105 ayu

Indikator Lokasi

9 pele

14 ayu

15 boni

32 ayu

15 pele

29 ayu

Major Lokasi

51 boni - ayu

73 pele

52 boni

97 ayu

61 boni

121 ayu

Lamun

Hasil yang diperoleh selama penelitian dari lima (5) lokasi pengamatan tertera pada Tabel 8. Terdapat 7

jenis lamun yang teridentifikasi pada lokasi penelitian yaitu : Thallasia hemprichii,, Cymodocea serrulata, C.

rotundata, Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Halodule uninervis dan Syringodium isoetifolium. Dari Tabel 10

sebut dapat dilihat pula variasi distribusi lamun pada masing-masing pulau.

Page 53: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

53

Tabel 10. Distibusi Lamun di Kawasan Kepulauan Rajaampat, Sorong, Irian Jaya.

Lokasi Jenis P. Boni dsk P. Ayu P. Batang Pele

POTAMOGETONACEAE Halophila ovalis + - + Cymodocea rotundata + - + C. serrulata + + + Syringodium iosetifolium + + + HYDROCHARITACEAE Enhalus acroides + + + Halodule uninervis + - + Thallassia hemprichii + + + TOTAL 7 4 7

Tipe padang lamun Berdasarkan hasil penelitian yang rinci dari tiga (3) lokasi pengamatan, maka padang lamun umumnya

homogen yang dapat digolongkan pada tipe dengan menggunakan ciri umum lokasi, tutupan dan tipe

substrat yaitu : Padang lamun yang berasosiasi dengan terumbu karang. Tipe ini umumnya dapat ditemukan

di lokasi-lokasi di daerah pasang-surut dan rataan terumbu karang yang dangkal.

Vegetasi dari padang lamun pada lokasi-lokasi yang diteliti pada umumnya adalah tipe campuran dengan

kombinasi dari beberapa jenis lamun yang tumbuh di daerah pasang surut mulai dari pinggir pantai sampai ke

tubir. Secara umum kombinasinya adalah Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii dan Halophyla ovalis serta

Cymodocea rotundata dan Syringodium isoetifolium. Hal ini hampir sama dengan padang lamun di perairan

Indonesia umumnya untuk tipe campuran yaitu : E. acoroides dan T. hemprichii (Heijs & Brouns 1986; Azkab

1991).

Kerapatan merupakan elemen dari struktur komunitas yang dapat digunakan untuk mengestimasi

produksi (Jacobs 1984). Kerapatan pada setiap jenis lamun mempunyai variasi, secara kuantitatif terdapat

perbedaan pada setiap lokasi penelitian dengan jenis yang sama, khususnya untuk jenis Halophila ovalis.

Begitu pula dengan hasil tutupan, yang terbesar ditemukan di Pulau Waigeo, sedangkan yang terkecil di

Pulau-Pulau Ayoe.

Pada rataan terumbu Pulau-pulau Rajaampat khususnya di reef edge tidak ditemukan lamun. kecuali di P.

Miosarar ditemukan Enhalus acoroides dengan persentase penutupan rata-rata 2 %. Kecenderungan

ketidakhadiran lamun di lokasi ini dibuktikan dari hasil pengamatan terhadap 61 stasiun di reef edge dengan

kedalaman 4-7 meter tidak dijumpai lamun. Substrat dasar pada kedalaman tersebut umumnya didominasi

oleh terumbu karang. Namun indikasi keberadaannya tetap ada, dengan ditemukannya serasah dari

beberapa jenis lamun. Serasah tersebut diduga berasal dari lamun yang tumbuh di sekitar lokasi yang

berdekatan dengan daratan pada kedalaman di bawah 4 meter.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada ketiga lokasi pengamatan, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa lamun umumnya ditemukan hampir di seluruh stasiun pengamatan di reef top pada

Page 54: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

54

kedalaman 1-3 meter. Kepadatannya relatif lebih tinggi di Pulau Waigeo khususnya di sekitar Pulau Boni

dengan tutupan rata-rata 65 %. Hal ini memberikan indikasi bahwa keberadaan lamun di perairan ini cukup

besar, terutama bila dikaitkan dengan biota yang berasosiasi dengan padang lamun, potensi sumberdaya

lamun cukup tinggi, khususnya dari segi perikanan dan sumbangan nutrisinya pada ekosistem terumbu

karang disekitarnya.

Suatu fenomena menarik dijumpai di lokasi pengamatan yang terletak di Pulau-pulau Batang Pele.

Walaupun areal rataan terumbunya relatif sempit, namun dengan kehadiran mangrove serta struktur pantai

yang membentuk lekukan-lekukan tertentu menciptakan suatu areal yang tenang dan terlindung dari arus dan

gempuran ombak. Keadaan demikian merupakan areal yang ideal dan memberikan kondisi yang optimum

bagi tumbuh dan berkembangnya lamun di daerah tersebut. Tujuh jenis lamun yang ditemukan pada daerah

ini umumnya tumbuh secara bersamaan dengan kerapatan serta biomassa yang relatif tinggi.

Mangrove

Dari hasil pencuplikan data baik transek (6 transek) maupun koleksi bebas di Kepulauan Rajaampat

didapatkan sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku (Tabel 11). Dan 14 jenis

tersebut, 3 jenis mangrove merupakan jenis yang ditemukan pada semua transek/tempat pencuplikan data.

Jenis tersebut adalah Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata dan Bruguiera gymnorrhiza. Selain itu

juga dapat diketahui banyaknya jenis pada masing-masing pulau (Tabel 12).

Pada Tabel 13 terlihat bahwa pada masing-masing pulau mempunyai jenis dominan dan coodominan

yang bervariasi. Pada transek di P. Waigeo (I), P. Dorekar (II) dan P. Yefnawan(V) untuk pohon didominasi

oleh Bruguiera gymnorrhiza, transek P. Boni Besar (III) dan Pulau Biansyi Kecil (VI) didominasi Rhizophora

apiculata dan transek Pulau Manyaifun (IV) didominasi Rhizophora mucronata. Sedang untuk belta transek

Pulau Waigeo (I), Pulau Dorekar (II), dan Pulau Biansyi Kecil (VI) diduduki jenis Rhizophora apiculata dan

untuk transek Pulau Boni Besar (III), Pulau Manyaifun (IV) didominasi Bruguiera gymnorrhiza.

Diameter pohon rata-rata terbesar terdapat pada transek Pulau Dorekar, sedang untuk belta pada transek

Pulau Boni Besar. Rata-rata pohon tertinggi pada transek Pulau Waigeo, sedang untuk belta pada transek

Pulau Dorekar. Kepadatan pohon terbanyak didapatkan pada transek Pulau Biansyi Kecil (550 batang/hektar),

sedang untuk belta pada transek Pulau Waigeo (1840 batang/hektar). Dari pencuplikan enam transek tersebut

diketahui bahwa ketebalan maksimal mangrove sekitar 100 m dan yang paling tebal adalah di P. Boni

Besae(110 m).

Secara keseluruhan kepadatan pohon mangrove di Rajaampat ini mencapai 464 batang/hektar (Tabel

16). Kepadatan pohon di daerah ini lebih besar bila dibandingkan dengan kepadatan mangrove di daerah

Bintuni (448 batang/hektar) dan Muara Digul (420 batang/hektar). Demikian juga untuk belta (Tabel 17), di

daerah ini lebih banyak bila dibandingkan dengan Bintuni (626 batang/hektar) dan untuk Digul (1344

batang/hektar). Akan tetapi jumlah jenis mangrovenya lebih sedikit bila dibandingkan dengan daerah Bintuni

(19 jenis) dan di Muara Digul (36 jenis).

Page 55: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

55

Analisa dari transek menunjukkan bahwa untuk kriteria pohon (Tabel 14) Bruguiera gymnorrhiza

merupakan jenis yang dominan dengan nilai penting 112,63 % , untuk codominan didominasi oleh

Rhizophora apiculata dengan nilai penting 84,76 %. Apabila dibandingkan dengan hutan mangrove di Bintuni,

maka di daerah ini jenis pohon yang dominan adalah Rhizophora apiculata untuk codominan adalah

Sonneratia alba. Sedang untuk daerah di muara Digul jenis dominan adalah Avicennia alba untuk codominan

adalah Xylocarpus moluccensis.

Untuk kriteria belta (anak pohon) (Tabel 15) hutan mangrove di daerah Rajaampat ini didominasi oleh

Rhizophora apiculata dengan nilai penting 110,69 %, codominan diduduki jenis Bruguiera gymnorrhiza

dengan nilai penting 92,50 %. Di daerah Bintuni dominasi belta diduduki oleh Rhizophora apiculata,

codominan adalah Ceriops tagal. Sedang di muara Digul untuk belta dominasinya adalah Bruguiera

cylindrica, codominan adalah Xylocarpus moluccensis.

Dari pencuplikan data semai diketahui bahwa kepadatan semai untuk keseluruhan mencapai 3214

semai/hektar. Berdasarkan data-data tersebut di atas dapat diketahui bahwa kondisi mangrove di P.P.

Rajaampat ini tipis akan tetapi dapat dikatakan hutan tua. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata pohon yang

mempunyai diameter besar terutama pohon yang berdiameter lebih dari 20 cm jumlahnya sekitar 283

batang/hektar. Sedang tipisnya mangrove di pulau-pulau tersebut disebabkan kondisi habitat dan lingkungan

yang tidak menunjang perkembangan mangrove. Oleh karena itu hutan mangrove yang tipis dan relatif masih

baik ini perlu dipertahankan demi kelestarian lingkungan di sekitarnya.

Tabel 11. Jenis-jenis Mangrove yang Didapat di Kepulauan Rajaampat.

Marga J e n i s

1 Acanthaceae 1 Acanthus illicifolius L.

2 Cobretaceae 2 Lumnitzera littorea (JACK) VOIGTH

3 Lythraceae 3 Pemphis acidula J.R.G. FORT

4 Malvaceae 4 Thespesia populnea (L.) SOL.EX

5 Palmae 5 Oncosperma filamentosa L.

6 Pteridaceae 6 Acrostichum aureum L.

7 Rhizophoraceae 7 Bruguiera gymnorrhiza (L) LAMK.

8 B. parviflora (ROXB) W. BA. EX GRIFF

9 Ceriops tagal (Perr.) C.B. ROB.

10 Rhizophora apiculata BC.

11 R. mucronata LMK.

12 R. stylosa GRIFF

8 Sonneratiaceae 13 Sonneratia alba J. SMITH

14 Sonneratia ovata BACK

Page 56: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

56

Tabel 12. Jenis mangrove yang didapatkan pada setiap lokasi baik di dalam maupun di luar transek

Lokasi J e n i s 1 2 3 4 5 6

Rhizophora apiculata + + + + + + R. mucronata + + + + + + R. stylosa - - + - - + Bruguiera gymnorrhiza + + + + + + B. parviflora - + - - + - Sonneratia alba - + + - - - Sonneratia ovata - + - + - - Ceriops tagal - + + - - + Lumnitzera littorea + - + + + + Pemphis acidula - + - - + + Thespesia populnea + - + - + - Acrostichum aureum + + - + - + Acanthus illiccifolius + + + - + + Oncosperma filamentosa + - + + - - TOTAL 8 10 10 7 7 7

Keterangan :

1. Waigeo 2o16’564’’ LU dan 118o 36’274’’ BT 4. Manyaifun 0o 20’ 788’’ LU dan 130o 13’ 701 BT

2. Dorekar (P.Ayu) 0o 21’980’’ LU dan 131o 02’840’ BT 5. Yefnawan 0o 18’045’’ LU dan130o 20’ 787’’ BT

3. Boni Besar 0o 21’984’’ LU dan131o 02’841 BT 6. Biansyi Kecil 0o 17’ 808’’ LU dan 130o 22’ 530’’ BT

Tabel 13. Ciri-ciri khas struktur hutan mangrove di Kepulauan Rajaampat

Lokasi Atribut vegetasi

I II III IV V VI Pohon Bg (160,61 %) Bg (90,86 %) Ra (93,02 %) Rm (118,85 %) Bg (123,41 %) Ra (147,34 %)

Ra (117,44 %) Sa (72,34 %) Sa (70,88 %) Bg (113,39 %) Rm (97,68 %) Bg (59,96 %)

Belta Ra (200,89 %) Ra (104,25 %) Bg (113,69 %) Bg (138,80 %) Ra (139,82 %) Ra (121,94 %)

1. Tipe Komunitas (dominan, coodominan sp)

Bg (68,25 %) Sa ( 75,58 %) Ra (87,47 %) Rm (78,87 %) Bg (86,78 %) Rm (77,94 %)

Pohon 23,63 30,93 24,43 28,50 25,94 24,36 2. Diameter rata-rata (cm) Belta 4,26 5,82 6,13 5,26 4,18 5,69

Pohon 24,26 15,87 14,80 20,84 16,21 15,95 3. Tinggi rata-rata ( m ) Belta 3,78 4,91 4,57 3,70 2,63 3,94

Pohon 540 533 428 433 475 550 4. Kepadatan (batang/Ha)

Belta 1840 1466 1533 1800 1600 1600

5. Ketebalan mangrove (m) 100 50 110 100 80 75

Keterangan :

Bg = Bruguiera gymnorrhiza I = P. Waigeo

Ra = Rhizophora apiculata II = P. Dorekar (P. Ayu)

Sa = Sonneratia alba III = P. Boni Besar

Ra = Rhizophora mucronata IV = P. Manyaifun

V = P. Yefnawan

VI = P. Biansy Kecil

Page 57: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

57

Tabel 14. Kerapatan Nisbi (KN), Frekuensi Nisbi (FN), Dominasi Nisbi (DN) dan Nilai Penting (NP) Pohon

Mangrove di Kepulauan Rajaampat.

J e n i s KN (%) FN (%) DN (%) NP (%) Bruguiera gymnorrhiza 40,77 32,72 39,14 112,63 Rhizophora apiculata 26,94 32,72 25,10 84,76 Rhizophora mucronata 16,15 18,18 8,40 52,73 Rhizophora stylosa 6,92 5,45 2,66 5,03 Sonneratia alba 5,38 7,29 11,56 24 ,23 Sonneratia ovata 3,07 1,82 2,85 7,74 Ceriops tagal 0,77 1,82 0,29 2,88

Tabel 15. Kerapatan Nisbi (KN), Frekuensi Nisbi (FN), Dominasi Nisbi (DN) dan

Nilai Penting (NP) Anak Pohon Mangrove di Kepulauan Rajaampat.

J e n i s KN (%) FN (%) DN (%) NP (%) Bruguiera parviflora 1,85 1,79 2,10 5,74 Bruguiera gymnorrhiza 30,55 26,78 35,17 92,50 Rhizophora mucronata 13,89 16,07 13,38 43,34 Rhizophora stylosa 8,33 7,14 9,64 25,11 Rhizophora apiculata 38,90 37,51 34,28 110,69 Sonneratia alba 2,78 3,57 2,12 8,47 Ceriops tagal 3,70 7,14 3,31 14,15

Tabel 16. Kelas Diameter dan Tinggi Pohon per Hektar Mangrove di Kepulauan Rajaampat.

T i n g g i ( m ) Diameter (cm) 5 - <10 10 - < 15 15 - < 20 20 - < 25 25 - <30 > 30 Jumlah 10-< 15 7 21 11 21 11 14 85 15 - < 20 7 26 39 18 14 18 122 20 - < 25 7 8 32 11 21 18 97 25 < 30 - 4 11 14 21 25 75 > 30 - - 8 21 28 28 85 Jumlah 21 59 101 85 95 103 465

Tabel 17. Kelas Diameter dan Tinggi Belta per Hektar Mangrove di Kepulauan Rajaampat

T i n g g i ( m ) Diameter (cm) 2 - < 4 4 - < 6 6 - < 8 > 8 Jumlah

2 - < 4 244 14 - - 258 4 - < 6 215 200 100 - 515 6 - < 8 100 357 71 14 542 8 - <10 14 42 157 14 227 Jumlah 573 613 328 28 1542

Page 58: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

58

Kualitas Perairan

Kualitas perairan Rajaampat tergolong masih bersih, jernih dan belum terlihat adanya pengaruh

kegiatan manusia. Hal ini ditandai oleh tingginya dan homogennya kadar oksigen terlarut (5,81 - 7,76

ppm; 6,45+0,48 ppm), rendahnya kadar TSS (1,16 – 6,08 ppm; 3,85+0,81 ppm) serta kadar nitrit

(<1,00 – 15,14 ppm; 0,84+0,71 ppm) yang lebih rendah dari kadar nitrat (< 1,00 – 22,4 ppm; 2,13+4,07

ppm). Dari ketiga perairan yang diteliti (perairan pantai Waigeo Utara, perairan Pulau-pulau Ayu,

perairan Pulau-pulau Batang Pele) terlihat bahwa perairan Pulau-pulau Batang Pele lebih baik

dibandingkan kedua perairan lainnya. Hal ini ditunjukkan oleh kadar oksigen terlarut yang lebih tinggi

serta kadar nitrit yang lebih rendah di perairan Pulau-pulau Batang Pele.

Oksigen terlarut Kadar oksigen terlarut di seluruh lokasi yang diteliti berkisar antara 5,81 - 7,76 ppm (6,45+0,48

ppm)(Tabel 18). Data ini menunjukkan bahwa kisaran kadar oksigen di perairan Pulau-pulau Batang

Pele tergolong tinggi dan homogen. Baku Mutu Air Laut untuk kehidupan biota adalah lebih besar dari 4

ppm (Men.Neg. KLH 1988). Seluruh perairan Pulau-pulau Rajaampat masih sesuai dengan Baku Mutu

Air Laut tersebut karena tidak ditemukan adanya lokasi yang kadar oksigen terlarutnya < 4 ppm.

Tingginya dan homogennya kadar oksigen terlarut ini menunjukkan bahwa perairan Pulau-pulau

Rajaampat masih bersih dan belum terlihat adanya kegiatan yang akan menurunkan kadar oksigen

tersebut .

Nitrat dan Nitrit Kadar nitrat berkisar antara < 1,00 – 22,41 ppb (2,13+4,07 ppm). Kisaran kadar ini lebih tinggi

dibandingkan dengan perairan terumbu karang di TN Wakatobi, Sulawesi Tenggara (< 1,00 - 9,69 ppb).

Kadar nitrat di perairan Pulau-pulau Rajaampat sangat bervariasi (2,13+4,07 ppm). Bervariasinya kadar

nitrat ini bukan disebabkan adanya limbah yang masuk, tetapi di beberapa lokasi terdapat hutan

mangrove dan padang lamun.

Kadar nitrit berkisar antara < 1,00 – 15,14 ppb (Tabel 18). Seperti nitrat, kadar nitrit juga sangat

bervariasi (0,84+2,71 ppm). Kadar nitrit yang sangat bervariasi seperti ini juga ditemukan di perairan

terumbu karang TN Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Jadi bervariasinya kadar nitrit ini bukan disebabkan

masuknya limbah, tetapi keadaan alamnya yang seperti itu.

Fosfat Kadar fosfat berkisar antara 1,23 – 48,85 ppb (5,18±7,10 ppb). Kisaran kadar fosfat ini lebih tinggi

dibandingkan dengan yang di TN Wakatobi Sulawesi Tenggara (4,82+2,42 ppb); perairan Takalar,

Sulawesi Selatan (5,34+1,88 ppb) dan Pantai Carita, Banten (7,70±4,05 ppb). Hal ini menunjukkan

Page 59: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

59

bahwa perairan Pulau-pulau Rajaampat termasuk perairan yang cukup subur. Seperti nitrat dan nitrit

yang kadarnya sangat bervariasi, kadar fosfat di perairan ini juga sangat bervariasi (8,99±12,84

ppb)(Tabel 16). Bervariasinya kadar fosfat ini bukan disebabkan adanya limbah yang masuk ke perairan

tersebut, tetapi kondisi alamnya yang seperti itu.

Zat padat tersuspensi (TSS) Kadar TSS berkisar antara 1,16 – 6,08 ppm (3,85±0,81 ppm)(Tabel 18). Data ini menunjukkan

bahwa perairan Pulau-pulau Rajaampat tergolong jernih. Kisaran kadar ini hampir sama dengan yang di

perairan Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara (2,76 – 5,02 ppm; 3,81+0,49 ppm). Kadar

maksimum TSS untuk kehidupan biota adalah 80 ppm. Berdasarkan ini kualitas perairan Pulau-pulau

Rajaampat masih sesuai dengan Baku Mutu Air (Men. KLH 1988).

Salinitas dan pH Salinitas dan pH air di perairan Pulau-pulau Rajaampat adalah tinggi dan homogen (S = 35 %o;

pH = 8,25+0,07). Tingginya salinitas dan pH ini adalah normal karena berhubungan langsung dengan

Samudra Pasifik. Salinitas dan pH seperti ini adalah normal di perairan bebas. Kisaran kedua

parameter tersebut masih sesuai dengan Baku Mutu Air Laut untuk kehidupan biota yaitu pH = 6,5-8,5

dan perubahan salinitas hanya boleh + 10 % (Men. KHL 1988).

Tabel 18. Kualitas Air di Perairan Rajaampat, Sorong, Papua

Parameter P. Boni dsk. Pulau-pulau Ayu Pulau-pulau Batang Pele

DO (ppm) 5,87 – 7,22 ( 6,22 + 0,349)

5,81 – 7,18 ( 6,36 + 0,38 )

6,00 – 7,76 ( 6,62 + 0,568 )

Nitrat (ppb) <1,00 – 22,411 ( 4,133 + 6,438 )

<1,00 – 6,839 ( 1,075 + 1,974 )

<1,00 – 10,759 ( 1,822 + 3,224 )

Nitrit (ppb) <1,00 – 15,142 ( 2,847 + 4,978 )

<1,00 – 1,604 ( 0,137 + 0,435 )

<1,00 – 2,619 ( 0,233 + 0,666 )

Fosfat (ppb) 1,230 – 48,846 ( 8,989 + 12,842 )

1,230 – 9,166 ( 3,183 + 2,633 )

1,230 – 13,134 ( 4,563 + 3,331 )

TSS (ppm) 2,89 – 5,56 ( 3,95 + 0,65 )

1,16 – 5,53 ( 3,99 + 0,86 )

2,09 – 6,08 ( 3,68 + 0,85 )

Salinitas (permil) 35 35 35

pH 8,15 – 8,27 ( 8,21 + 0,047 )

8,18 – 8,30 ( 8,24 + 0,037 )

8,14 – 8,63 ( 8,28 + 0,083 )

Page 60: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

60

Oseanografi

Suhu Dari hasil pengamatan suhu yang dilakukan pada 18 stasiun CTD di tiga lokasi penelitian sekitar

perairan Kepulauan Rajaampat (Waigeo bagian timur, Kep. Ayu dan Pulau-pulau Batang Pele )

menunjukkan bahwa suhu permukaan laut (2 m) berkisar antara 29,653 – 30,877 oC, suhu minimum

terdapat di st 13 (29,653 oC ) sedangkan maksimum di st 9 (30,877 oC). Dari hasil pengamatan selama

penelitian tersebut terlihat adanya percampuran (mixing layer) dari kedalaman sekitar permukaan

hingga 75 meter. Ini ditunjukkan dengan fluktuasi suhu pada kedalaman permukaan hingga sekitar 70

meter hanya sekitar 1 oC ( Gambar 9 ). Sedangkan dari kedalaman dibawah 100 meter hingga 300

meter nampak sekali gradien suhu yang lebih besar dan merupakan lapisan termoklin. Berbeda dengan

hasil penelitian yang dilakukan pada Ekspedisi Pulau Rinca 1994 dimana dijumpai fluktuasi nilai suhu

permukaan berkisar 4 oC (23.9 oC – 27.5 oC ).

Gambar 9. Profil Tegak Suhu di Perairan Kepulauan Rajaampat, Sorong

Salinitas Nilai salinitas (kadar garam) dinyatakan dalam satuan psu (practical salinity unit). Dari hasil

pengukuran salinitas air laut pada 23 stasiun CTD diperoleh bahwa nilai salinitas pada permukaan (2 m)

berkisar antara 33,940 – 34,232 psu. Dari profil tegak salinitas menunjukkan bahwa fluktuasi salinitas

yang lebih tinggi terdapat pada kedalaman 100 m hingga 225 meter yang nilainya berkisar 34.7 hingga

35.4 psu, dari sini terlihat adanya nilai salinitas yang cenderung lebih besar bila dibandingkan dengan

keadaan nilai salinitas di perairan Indonesia pada umumnya yang nilainya kurang dari 34 psu. Berbeda

dengan hasil pengamatan salinitas di Kep. Wakatobi yang nilai salinitasnya berkisar 34.5 psu pada

kedalaman yang sama. Nilai salinitas tertinggi di jumpai pada stasiun CTD no 7 ( Ayau 7) yaitu sebesar

Page 61: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

61

35.4 pada kedalaman 132 m hingga kedalaman 230 meter nilainya masih berkisar 35.4 psu (Gambar

10). Dari karakter ini menunjukkan bahwa nilai salinitas yang cenderung tinggi, terutama pada kolom air

pada kedalaman antara 100 hingga 225 meter tersebut adalah diduga sangat dipengaruhi oleh adanya

massa air yang berasal dari Lautan Pasifik Utara yang mempunyai salinitas lebih besar dari 35 psu.

Massa air ini sering di jumpai di sebelah utara Pulau Irian hingga perairan Mamberamo bagian luar

pada penelitian Indotropic I bulan Mei 1999 (Hadikusumah dan L.F. Wenno 1999), mendapatkan nilai

salinitas 35.5 psu pada kedalaman 160 – 200 meter dan pada kedalaman 200 – 300 m menurun sekitar

35 psu. Dan sebagai pembanding selanjutnya data dari hasil penelitian Indotropic II juga di muara

sungai Mamberamo pada bulan Agustus 2000 (Hadikusumah,Nurhayati dan L.F. Wenno 2000) dengan

nilai salinitas >35.5 psu pada kedalaman 120 – 220 meter.

Dari hasil ketiga penelitian yang dilakukan di perairan sebelah utara Pulau Irian Jaya, semua

menunjukkan pola sebaran vertical salinitas yang sama, maka dugaan salinitas diatas 35 psu tersebut

berasal dari Samudera Pasifik tidaklah berlebihan.

Gambar 10. Profil Tegak Salinitas di Perairan Kepulauan Rajaampat

Kecerahan Nilai kecerahan pada sekitar lapisan permukaan (2 – 10 m) di perairan Waigeo berkisar antara 72 –

85 %. Kecerahan minimum sebesar 72,21 % terdapat pada stasiun 19 yang berlokasi dekat dengan

daratan Waigeo bagian barat, sehingga tampak jelas pengaruh daratan terhadap kecerahan dan

maksimum 85,38 % pada st.8. Kecerahan pada lapisan permukaan umumnya lebih besar dari 80 %

kecuali pada st 19 (70,8 %). Hal ini menunjukkan bahwa perairan di lokasi penelitian sangat jernih

dimana pengaruh daratan relatif kecil. Apabila kecerahan air dinyatakan 85 % pada alat

transmissometer maka cahaya yang tembus sebanyak 85 % sedangkan yang diserap oleh partikel lain

15 %. Nilai kecerahan 85 % menunjukkan bahwa air tersebut sangat jernih, sedangkan nilai kecerahan

Page 62: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

62

dibawah 60 % adalah relatif kurang jernih yang dijumpai di lokasi/perairan estuarin. Fluktuasi kecerahan

terlihat dari permukaan (2 m) hingga kedalaman sekitar 100 m, sedangkan dari kedalaman 100 m

hingga dekat dasar laut dapat dikatakan mempunyai nilai yang konstan. Profil tegak kecerahan

menunjukkan bahwa pada permukaan sedikit lebih rendah, dan makin dalam kecerahan meningkat

walaupun peningkatannya relatif kecil (Gambar 11).

Gambar 11. Profil Tegak Kecerahan Air di Perairan Kepulauan Rajaampat, Sorong

Kekeruhan /turbiditas Kekeruhan merupakan kebalikan daripada kecerahan. Kekeruhan akan mempengaruhi daya

tembus sinar matahari dalam kolom air. Bila kecerahan tinggi, maka nilai kekeruhan akan semakin kecil.

Kecerahan air di perairan Waigeo dan sekitarnya cukup tinggi dengan nilai >84 %, maka nilai kekeruhan

(turbiditas) sangat rendah dan nilainya < 1 NTU dan kadang-kadang hampir 0 (nol). Berbeda dengan

nilai turbiditas di perairan estuarin yang nilainya sangat tinggi, sebagai contoh penelitian Indo Tropic

1999 yang penelitiannya di Muara Sungai Mamberamo Irian Jaya (Nurhayati & Suyarso (1999). Pada

lokasi di muara sungai, terjadinya lapisan turbiditas maksimum diduga berasal dari melayangnya

kembali materi sedimen (resuspension). Melayangnya materi sedimen ini sendiri dapat disebabkan oleh

berbagai proses interaksi seperti arus pasut, gelombang internal maupun permukaan serta aktivitas

biologi. Oleh karena itu, pada lokasi penelitian yang dilakukan di sekitar perairan Waigeo adalah

merupakan perairan yang jernih seperti umumnya perairan laut dalam di Indonesia, karena lokasinya

jauh dari muara sungai besar.

Page 63: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

63

Irradian (Intensitas Cahaya Matahari). Pengukuran daya tembus cahaya matahari di perairan Waigeo dilakukan pada waktu pagi hingga

sore hari sekitar 20 stasiun dari 23 stasiun yang tergabung dalam pengukuran CTD. Dari hasil

pengukuran tersebut hampir semua stasiun pengukuran CTD menunjukkan bahwa intensitas matahari

mampu menembus pada kedalaman antara 60 hingga 135 meter kedalam laut. Kecuali pada stasiun

CTD no 21 yang hanya mampu menembus kedalam laut hanya 40 meter, ini disebabkan pada

pengukuran kecerahan di stasiun no 21 selain waktu pengukurannya sore hari, lokasi pengukurannya

sangat dekat dengan pulau Miomengkara Nilai daya tembus terdalam terlihat pada stasiun CTD no

yaitu sampai pada kedalaman 135 m pada pukul 11:10 LT dan terendah pada stasiun CTD no 21 pada

pukul 15:45 LT. (Gambar 12). Hal ini menunjukkan bahwa perairan tersebut sangat jernih bila

dibandingkan dengan perairan Indonesia pada laut dangkal pada umumnya.

Gambar 12. Profil Tegak Intensitas Matahari di Perairan Rajaampat, Sorong

Page 64: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

64

Kondisi Masing-masing Lokasi Penelitian

Pulau Boni dan sekitarnya, Waigeo Utara

Karang

Rataan terumbu umumnya agak landai (100 – 300 ) sampai kedalaman sekitar 5 m, kemudian

semakin kedalam sudut kemiringannya semakin bertambah. Pada lokasi ini, dipilih 33 titik

pengamatan untuk RRA yang terdiri dari 14 titik pengamatan di reef top dan 19 titik pengamatan di

reef slope. Hasil RRA menunjukkan bahwa persentase tutupan karang hidup di daerah Reef Top

umumnya rendah, antara 0 % - 21 %, dengan persentase tutupan tertingginya dijumpai pada titik

pengamatan 13. Sedangkan di daerah reef edge, persentase tutupan karang hidup berkisar antara

0%-40%, dimana persentase tutupan karang yang >25% hanya dijumpai pada titik pengamatan 5,

15, 16 dan 19. (lihat table 19). Baik di Reef Top maupun di Reef Edge, substrat umumnya berupa

pasir ataupun karang mati yang telah ditumbuhi algae.

Tabel 19. Hasil RRA di tubir (reef edge) dan rataan terumbu (reef top)di Pulau Boni dan sekitarnya (Waigeo Timur Laur)

Reef Top Reef Edge Benthic

Jumlah 14 stasiun Jumlah 19 stasiun % Pasir 15.00 ± 11.81 12.58 ± 22.27 % Rubble 8.29 ± 8.42 6.72 ± 6.91 % Live Coral 6.14 ± 5.92 15.89 ± 11.56 % Dead Coral 0.00 2.78 ± 11.79 % Dead Coral Algae 43.64 ± 29.14 31.50 ± 18.68 % Soft Coral 1.71 ± 2.16 9.33 ± 8.55 % Sponges 1.86 ± 4.74 6.94 ± 5.94 % Algae 15.57 ± 18.96 17.67 ± 11.36 % Seagrass 6.57 ± 20.65 0.0000 % Others 1.31 ± 1.49 1.44 ± 1.82

Hasil LIT yang dilakukan di lokasi ini, persentase rata-rata tutupan karang hidup 35,02 %

dimana hampir sepertiganya didominasi oleh Acropora. Karang batu yang memiliki bentuk

pertumbuhan bercabang seperti Porites cylindrica juga banyak dijumpai di lokasi ini. Indeks

keanekaragaman jenis 1.492 dan indeks kemerataan 0.865

Dari hasil pengamatan bebas, dilokasi ini dijumpai 153 jenis karang batu yang termasuk dalam

60 marga (Lihat lampiran 1).

Page 65: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

65

Ikan Karang

Sebaran Ikan Karang Pengamatan ikan di Pulau Waigeo Timur Laut dilakukan mulai dari Tanjung Pamali sampai

Pulau Boni. Jumlah seluruh jenis ikan karang yang berhasil disensus dengan metode RRA dan LIT

adalah sebanyak 201 jenis terdiri dari 75 marga dan 27 suku dengan jumlah individunya 9511 ekor.

Dari daerah transek tersebut terlihat bahwa jenis ikan Chromis lineata, Chromis ternatensis

dan Lutjanus gibbus merupakan jenis ikan yang sangat dominan. Menurut Leiske dan Myers (

1994) Chromis lineata umumnya hadir pada daerah yang tutupan karang hidupnya cukup tinggi .

Dari pengamatan pada tiga pulau (Ayu, Boni dan Batang Pele) ternyata jenis ikan C. lineata,

kelimpahan individu ikan ini (85%) terdapat di daerah Pulau Boni dan menempati urutan pertama

dari 10 jenis ikan dominan di daerah tersebut.

Komposisi kelimpahan di P. Boni

5810

1510

1095

440

370

345300

274

248

230

210

189

3701

Ikan lainnya Chromis lineata Chromis ternatensisChromis margaritifer Lutjanus gibbus Neopomacentrus azysronCirrhilabrus cyanopleura Ctenochaetus strigosus Crysiptera cyaneaCaesio lunaris Caesio cunning Acanthurus lineatus

Gambar 13. Komposisi Kelimpahan Ikan Karang di P.Boni

Sepuluh jenis ikan yang dominan di daerah Boni menempati 54 % dari seluruh jenis ikan karang yang

terdapat di daerah Boni. Komposisi 11 jenis ikan karang yang dominan tersebut terdiri dari 6 jenis ikan

kategori Major dan 5 jenis kategori ikan target. serta termasuk dalam lima famili yaitu Pomacentridae ,

Lutjanidae, Caesionidae, Labridae, dan Acanthuridae.

Pada daerah ini terlihat bahwa jenis ikan Acanthurus lineatus walaupun memiliiki jumlah individu

yang tidak terlalu tinggi namun ditemukan hampir pada seluruh stasiun di daerah Boni.

Kehadirannya mencapai 67 % atau hadir di 23 stasiun dari 36 stasiun yang disensus. Komposisi

jenis 10 ikan karang yang dominan dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

Page 66: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

66

Tabel 20. Komposisi 10 jenis ikan dengan kelimpahan dan proporsi persentase kumulatif, di perairan Pulau Boni dan sekitarnya.

Famili Jenis Kategori ikan

Kelimpahan Individu (ekor)

(9511 ekor)

Presentase Jumlah

Individu ( % )

Presentase kumulatif

( % ) Presentase

Kehadiran (36 St )

Pomacentridae Pomacentridae Pomacentridae Lutjanidae Pomacentridae Labridae Acanthuridae Pomacentridae Caesionidae Caesionidae Acanthuridae

Chromis lineata Chromis ternatensis Chromis margaritifer Lutjanus gibbus Neopomacentrus azysron Cirrhilabrus cyanopleura Ctenochaetus strigosus Crysiptera cyanea Caesio lunaris Caesio cunning Acanthurus lineatus

Major Major Major Target Major Major Target Major Target Target Target

1510 1095 440 370 345 300 274 248 230 210 189

15,87 11,51 4,62 3,89 3,62 3.15 2,88 2,60 2,41 2,20 1,98

15,87 27,38 32 35,89 39,51 42,66 45,54 48,14 50,55 52,75 54,74

14 (5) 22 (8) 38 (14) 8 (3) 19 (7) 6 (2) 50 (18) 33 (12) 19 (7) 3 (1) 64 (23)

Ikan Major Jumlah jenis ikan karang yang berhasil diidentifikasi di Pulau Boni adalah 93 jenis yang

termasuk dalam 46 marga dan 14 suku dengan jumlah individunya 5818 ekor. Pulau Boni

menempati urutan ketiga setelah Pulau Batang Pele dari sisi keanekaragaman jenis ikan Major.

10 jenis ikan major yang dominan di daerah Pulau Boni menempati 76 % dari seluruh jenis ikan

major yang terdapat di daerah Pulau Boni ini. Dari 10 jenis ikan tersebut 9 jenis termasuk dalam

famili Pomacentridae dan satu jenis adalah famili Labridae. 9 jenis dari famili Pomacentridae

tersebut terdiri dari enam marga yaitu Chromis , Neopomacentrus, Crysiptera, Plectroglyphidodon ,

Dascylus dan Pomacentrus.

Jenis ikan Chromis lineata menempati urutan pertama dari 10 jenis ikan tersebut, dengan

jumlah persentase sebanyak 30 %., namun ikan ini hanya hadir 14 % atau hanya hadir di lima

stasiun. Jenis ikan Chromis margaritifer yang menempati urutan ketiga dari 10 jenis ikan yang

dominan ternyata memiliki sebaran yang cukup luas pada daerah pulau Boni . Ikan ini hadir hampir

pada setiap stasiun di daerah ini. Komposis 10 jenis ikan yang dominan di daerah Pulau Boni dapat

dilihat pada Tabel 21 dibawah ini.

Page 67: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

67

Komposisi 10 jenis ikan major di P. Boni

1424

1510

1095

440

345

300248

124

115

115

102

4394

Ikan lainnya Chromis lineataChromis ternatensis Chromis margaritiferNeopomacentrus azysron Cirrhilabrus cyanopleuraCrysiptera cyanea Chromis xanthuraPlectroglyphidodon lacrymatus Chromis atripesDascylus trimaculatus

Gambar 14. Komposisi 10 jenis ikan Major di P. Boni

Tabel 21. Komposisi 10 jenis ikan Major dengan kelimpahan dan proporsi persentase kumulatif yang berada di perairan Pulau Boni dan sekitarnya.

Famili Jenis Kelimpahan

Individu (ekor)

Presentase Jumlah

Individu ( % )

Presentase kumulatif

( % ) Presentase Kehadiran

Pomacentridae Pomacentridae Pomacentridae Pomacentridae Labridae Pomacentridae Pomacentridae Pomacentridae Pomacentridae Pomacentridae

Chromis lineata Chromis ternatensis Chromis margaritifer Neopomacentrus azysron Cirrhilabrus cyanopleura Crysiptera cyanea Chromis xanthura Plectroglyphidodon lacrymatus Chromis atripes Dascylus trimaculatus

1510 1095 440 345 300 248 124 115 115 102

25,95 18,82 7,56 5,92 5,15 4,26 2,13 1,97 1,97 1,75

25,95 44,77 52,33 59,25 64,40 68,66 70,79 72,76 74,73 76,48

14 (5) 22 (8) 38 (14) 19 (7) 6 (2)

33 (12) 22 (8) 28 (10) 8 (3) 8 (3)

Ikan Indicator Jumlah jenis ikan indicator yang berhasil diidentifikasi di Pulau Boni dan sekitarnya adalah

sebanyak 21 jenis yang termasuk dalam 2 marga dengan jumlah individu ikan sebesar 208 Ekor.

10 jenis ikan indikator yang dominan di daerah Pulau Boni menempati 91 % dari seluruh jenis

ikan indikator yang terdapat di daerah Pulau Boni ini. 10 jenis ikan indikator tersebut terdiri dari dua

marga yaitu Chaetodon dan Heniochus.

Jenis ikan Chaetodon vagabundus menempati urutan pertama dari 10 jenis ikan tersebut,

dengan jumlah persentase individu sebanyak 24 % serta persentase kehadirannya (persentage of

Page 68: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

68

occurence) cukup tinggi yakni 39 %. Komposisi 10 jenis ikan indikator yang dominan di daerah

Pulau Boni dapat dilihat pada Tabel 22. dibawah ini.

Komposisi 10 jenis ikan indikator di P. Boni

1726

7

11 18 1513

15

24

51

11

191

Ikan lainnya Chaetodon baronessa Chaetodon benneti

Chaetodon citrinelus Chaetodon ephipium Chaetodon ornatissimus

Chaetodon rafflesi Chaetodon semeion Chaetodon trifasciatus

Chaetodon vagabundus Heniochus varius

Gambar 15. Komposisi 10 jenis ikan indikator

Tabel 22. Komposisi 10 jenis ikan indikator dengan kelimpahan dan proporsi persentase kumulatif yang berada di perairan Pulau Boni dan sekitarnya.

Marga Jenis Kelimpahan

Individu (ekor)

Presentase Jumlah

Individu ( % )

Presentase kumulatif

( % ) Presentase Kehadiran

Chaetodon Chaetodon Chaetodon Chaetodon Chaetodon Chaetodon Chaetodon Chaetodon Heniochus Chaetodon

Chaetodon vagabundus Chaetodon baronessa Chaetodon trifasciatus Chaetodon ephipium Chaetodon semeion

Chaetodon ornatissimus Chaetodon rafflesi

Chaetodon citrinelus Heniochus varius

Chaetodon benneti

51 26 24 18 15 15 13 11 11 7

24,51 12,50 11,53 8,65 7,21 7,21 6,25 5,28 5,28 3,36

24,51 37,01 48,54 57,19 64,40 71,61 77,86 83,14 88,42 91,78

39 (14) 25 (9) 22 (8) 17 (6) 22 (8) 19 (7) 14 (5) 14 (5) 11 (4) 8 (3)

Ikan Target Jumlah jenis ikan target yang berhasil diidentifikasi di daerah Pulau Boni dan sekitarnya adalah 87

jenis yang termasuk dalam 27 marga serta 12 suku dengan jumlah indiividu sebesar 2485 ekor. 10 jenis

ikan target yang dominan di daerah Boni menempati 64 % dari seluruh jenis ikan target yang terdapat

di daerah Boni . 10 jenis ikan Target tersebut terdiri dari empat famili yaitu Lutjanidae, Acanthuridae,

Caesionidae, dan Scariidae Jenis ikan Lutjanus gibbus menempati urutan pertama dari 10 jenis ikan

tersebut, dengan jumlah persentase individu sebanyak 14 % serta persentase kehadirannya

Page 69: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

69

(persentage of occurence) yakni hanya 8 %. Ikan ini hadir hanya pada tiga stasiun. Jenis ikan

Ctenochaetus strigosus yang menempati urutan kedua dari 10 jenis ikan yang dominan ternyata memiliki

sebaran yang cukup luas pada daerah Boni. Persentase kehadiran ikan ini yakni 50 %, lebih tinggi bila

dibanding dengan jenis Lutjanus gibbus yang menempati urutan pertama. Ctenochaetus strigosus

merupakan ikan target yang umumnya ditemukan di daerah Terumbu Karang. Ikan ini sangat berkait erat

dengan presentase tutupan Algae. Menurut Russ (1995) Ctenochaetus strigosus dan Cteniochaetus

binnotatus umumnya menempati daerah reef slope, reef crest dan daerah back reef , selanjutnya

dikatakan pula bahwa sifat hidup ikan ini sebagai pemakan tumbuhan (herbivora) maka

kertergantungannya terhadap algae dan seagrass sangat besar. Komposisi jenis 10 ikan target yang

dominan dapat dilihat pada Tabel 23 dibawah ini.

Komposisi 10 jenis ikan target di P. Boni

883

370

274230

210

189

91

75

60

52

51

1602

Ikan lainnya Lutjanus gibbus Ctenocahetus strigosus

Caesio lunaris Caesio cunning Acanthurus lineatus

Scarus dimidiatus Caesio pissang Pterocaesio tile

Caesio teres Scarus bleekerii

Gambar 16. Komposisi 10 jenis ikan Target

Tabel 23. Komposisi 10 jenis ikan Target dengan kelimpahan dan proporsi persentase kumulatif di perairan Pulau Boni dan sekitarnya.

Famili Jenis Kelimpahan

Individu (ekor)

Presentase Jumlah

Individu ( % )

Presentase kumulatif

( % )

Presentase Kehadiran

(36 St)

Lutjanidae Acanthuridae Caesionidae Caesionidae Acanthuridae

Scaridae Caesionidae Caesionidae Caesionidae

Scariidae

Lutjanus gibbus Ctenocahetus strigosus

Caesio lunaris Caesio cunning

Acanthurus lineatus Scarus dimidiatus Caesio pissang Pterocaesio tile Caesio teres

Scarus bleekerii

370 274 230 210 189 91 75 60 52 51

14,88 11,02 9,25 8,45 7,60 3,66 3,02 2,41 2,09 2,05

14,88 25,90 35,15 43,60 51,20 54,86 57,88 60,29 62,38 64,43

8 (3) 50 (18) 19 (7) 1 (2)

64 (23) 25 (9) 1 (2) 8 (3) 1 (2) 19 (7)

Page 70: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

70

Sebaran Ikan di Daerah Reef Edge Pulau Boni Pengamatan ikan karang pada daerah Reef edge dilakasanakan pada 19 stasiun dan

menemukan 118 jenis termasuk 18 famili dengan jumlah individu 1171 ekor, pada daerah ini

ditemukan 52 jenis ikan major, 14 jenis ikan indikator dan 52 jenis ikan target.

10 jenis ikan yang dominan di daerah reef Edge menempati 54 % dari seluruh jenis ikan

karang yang terdapat di Boni. 10 jenis ikan karang yang dominan tersebut terdiri dari 4 jenis ikan

kategori target dan 6 jenis ikan kategori major grup, serta termasuk dalam empat famili yaitu

Pomacentridae, Lutjanidae, Caesionidae dan Acanthuridae.

Jenis ikan Chromis margaritifer menempati urutan pertama dari 10 jenis ikan tersebut, dengan

jumlah persentase individu sebanyak 10 % serta persentase kehadirannya (persentage of

occurence) yang cukup tinggi yakni 49 %. Ikan ini hadir hampir pada setiap stasiun menunjukkan

bahwa daerah reef edge di Pulau Boni.

Komposisi jenis 10 ikan karang yang dominan dapat dilihat pada Tabel 24 dibawah ini.

Tabel 24. Komposisi 10 jenis ikan yang dominan di daerah Reef Edge Pulau Boni

Famili Jenis Kategori ikan Kelimpahan

Individu 1171 (ekor)

Proporsi Kehadiran

( % )

Presentase kumulatif

(%)

Presentase Kehadiran

(19 St)

Pomacentridae Lutjanidae Pomacentridae Pomacentridae Caesionidae Pomacentridae Acanthuridae Caesionidae Pomacentridae Pomacentridae

Chromis margaritifer Lutjanus fulvus Chromis ternatensis Neopomacentrus azysron Caesio lunaris Chromis lineata Ctenocahetus strigosus Pterocaesio trilineata Pomacentrus lepidogenys Chromis xanthura

Major grup Target

Major grup Major grup

Target Major grup

Target Target

Major grup Major grup

128 92 85 85 70 50 31 30 29 29

10,93 7,85 7,26 7,26 5,98 4,27 2,64 2,56 2,47 2,47

10,93 18,78 26,04 33,3 39,28 43,55 46,19 48,75 51,22 53,69

47 (9) 31 (6) 26 (5) 21 (4) 26 (5) 10 (2) 31 (6) 5 (1) 31 (6) 26 (5)

Sebaran Ikan Karang Di Daerah Reef Top Boni Pengamatan ikan karang pada daerah Reef Top di daerah Boni dilakukan pada 14

stasiun. Keanekaragaman jenis ikan karang pada daerah Reef Top di daerah Pulau Boni ditemukan

sebanyak 93 jjenis yang termasuk dalam 16 famili, terdiri dari 47 jenis ikan major, 36 jenis ikan

target dan 10 jenis ikan indikator. Jenis ikan Neopomacentrus azysron merupakan jenis ikan yang

memiliki kelimpahan tertinggi dan ditemukan hanya 21 % (hanya 3 stasiun) . Walaupun hanya hadir

pada tiga stasiun namun karena senantiasa hadir dalam jumlah yang cukup besar sehingga total

nilai kelimpahan individunya menjadi tinggi.

Hukom (2001) dalam penelitiannya di Teluk Ambon menyatakan bahwa ikan jenis

Neopomacentrus azysron ini sangat berasosiasi dengan penutupan dan jumlah jenis karang yang

rendah serta turbititas yang tinggi (kecerahannya rendah). Dari 10 jenis ikan yang dominan ternyata

Page 71: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

71

yang memiliki sebaran yang cukup luas adalah jenis ikan Thalasomma hardwickey. Ikan ini dapat

dikatakan sebagai ikan yang umumnya ditemukan di daerah Reef Top karena hadir hampir di

setiap stasiun di daerah Reef Top. Presentase kehadiran ikan ini mencapai 78 %. Komposisi jenis

dari 10 jenis ikan yang dominan di daerah Reef Top di daerah Boni dapat dilihat pada Tabel 25

dibawah ini.

Tabel 25. Komposisi 10 jenis ikan karang yang dominan pada daerah Reef Top di daerah Boni

Famili Jenis Kategori ikan Kelimpahan

Individu 1873 (ekor)

Presentase Jumlah

Individu (%)

Presentase kumulatif

(%)

presentase Kehadiran

(14 St)

Pomacentridae Acanthuridae Pomacentridae Acanthuridae Pomacentridae Pomacentridae Labridae Acanthuridae Chaetodontidae Pomacentridae

Neopomacentrus azysron Ctenochaetus strigosus Chrysiptera cyanea Acanthurus lineatus Pomacentrus molucensis Dascylus melanurus Thalasomma hardwickey Acanthurus triostegus Chaetodon vagabundus Chromis viridis

Major grup Major grup Major grup

Target Target

Major grup Target Target

Major grup Major grup

260 198 178 139 74 60 53 50 44 40

13,88 10,57 9,50 7,42 3,95 3,20 2,83 2,66 2,35 2,14

13,88 24,45 33,95 41,37 45,33 48,53 51,36 54,02 56,38 58,52

21 (3) 64 (9) 57 (8) 78 (11) 21 (3) 14 (2) 78 (11) 50 (7) 71 (10) 7 (1)

Lamun

Rataan terumbu Pulau Waigeo sebelah utara yang berhadapan langsung dengan laut lepas (terbuka)

umumnya didominasi oleh substrat pecahan karang mati dengan sedikit pasir. Dari lokasi tersebut

berhasil dilakukan pengamatan pada 14 stasiun dan dijumpai tiga jenis lamun yaitu : Enhalus acoroides,

Halodule uninervis dan Thalassia hemprichii. Ketiga jenis lamun tersebut tumbuh pada substrat dasar

pasir yang berada di antara pecahan karang dengan tutupan rata-rata 30 %, didominasi oleh Thallasia

hemprichii.

Pada areal yang tenang terlindung dari hempasan ombak dan bersubstrat pasir dijumpai 6 jenis

lamun yaitu : Cymodecea rotundata, C. serrulata, Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Thalassia

hemprichii dan Syringodium isoetifolium dengan luas tutupan 65 %. Thalassia hemprichii merupakan

jenis yang dominan dengan kerapatan 265 tegakan/m2. Total biomassa lamun pada areal ini adalah

66.692,08 gram, dengan rata-rata biomassa lamun adalah 9.527.44 gram berat basah/ m2.

Sebaran lamun di Pulau Waigeo terkonsentrasi pada areal-areal yang tenang dan terlindung dari

hempasan ombak. Pada areal tersebut substrat lebih didominasi oleh pasir dengan sedikit lumpur. Pada

areal ini 6 jenis lamun tersebut dijumpai secara bersamaan pada suatu lokasi.

Lain halnya pada areal yang terbuka dan selalu mendapat gempuran ombak, lamun hanya dijumpai

pada lokasi-lokasi tertentu seperti di antara batu-batu karang yang masih terdapat substrat pasirnya

Page 72: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

72

dengan kerapatan yang relatif rendah. Kehadiran ketiga jenis lamun tersebut sering dijumpai secara tidak

bersamaan. Kondisi perairan yang selalu bergolak tersebut serta substrat yang lebih didominasi batu dan

pecahan karang mati menyebabkan hanya lamun memiliki sistem perakaran yang kuat yang bisa tumbuh

dengan baik.

Tabel 26. Rata-rata kerapatan (tegakan / m2), total biomasa (gram berat basah/m2), rata-rata tutupan dan dominansi jenis dipulau Boni dan sekitarnya

Jenis Kerapatan (N=18)

Total biomassa (N=18)

Tutupan % (N=18) dominansi

Halodule uninervis 114 ± 14,43 773,30 ± 9,12 Cymodocea rotundata 195 ± 76,91 4.543,6 ± 134,45 C. serrulata 132 ± 57,35 3.770,9 ± 175,26 Syringodium isoetifolium 85 ± 39,32 8.107,2 ± 316,81 Enhalus acoroides 51 ± 15,14 33.887,6±569,09 Thalassia hemprichii 265 ± 200,47 15.010,4 ±81,35 Halophila ovalis 77 ± 27,70 599,08 ± 15,77

65 Thalassia hemprichii

Kualitas Perairan

Oksigen terlarut Kadar oksigen terlarut dalam perairan rataan terumbu karang pantai utara Waigeo berkisar

antara 5,87 - 7,22 ppm (6,22+0,35 ppm). Kadar tertinggi (7,22 ppm) ditemukan di Stasiun.7. Dari

stasiun 7 kadar oksigen cenderung menurun sedikit menuju utara dan selatan (Gambar 17a dan

17b). Baku Mutu Air Laut untuk kehidupan biota adalah lebih besar dari 4 ppm (Men.Neg. KLH

1988). Perairan pantai utara Waigeo masih sesuai dengan Baku Mutu Air Laut tersebut karena di

sepanjang pantai utara Waigeo tidak ditemukan adanya lokasi yang kadar oksigen terlarutnya < 4

ppm. Kadar oksigen terlarut di sepanjang pantai utara Waigeo ini adalah sama dengan yang di

perairan TN Wakatobi, Sulawesi Tenggara (5,28 – 7,59 ppm). Dibandingkan dengan di perairan

pantai lainnya di Indonesia, kisaran kadar oksigen terlarut di perairan ini tergolong tinggi. Dari

variansi kadarnya (variansi = 5,5 %) terlihat bahwa kadar oksigen terlarut di sepanjang pantai utara

Waigeo adalah homogen. Tingginya dan homogennya kadar oksigen terlarut ini menunjukkan

bahwa perairan pantai utara Waigeo masih bersih dan belum terlihat adanya kegiatan yang akan

menurunkan kadar oksigen tersebut .

Nitrat dan Nitrit Kadar nitrat di perairan rataan terumbu karang pantai Waigeo Utara berkisar antara < 1,00 –

22,41 ppb. Kadar tertinggi ditemukan di pantai Tg. Sarenbon (St. 3)(Gambar 17a dan 17b).

Tingginya kadar nitrat di stasiun 3 ini karena di pantai Tg. Sarenbon terdapat hutan mangrove.

Dibandingkan dengan perairan terumbu karang di TN Wakatobi, Sulawesi Tenggara, kisaran kadar

Page 73: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

73

nitrat di perairan pantai utara Waigeo ini lebih tinggi dari yang di perairan Pulau Kaledupa (< 1,00 -

9,69 ppb); P. Wangi-wangi (< 1,00 – 6,23 ppb) dan Karang Kaledupa (< 1,00 – 6,79 ppb), namun

hampir sama dengan yang di perairan P. Tomia (< 1,00 – 22,46 ppb). Berbeda dengan kadar

oksigen terlarut yang homogen, kadar nitrat di sepanjang pantai Waigeo Utara ini sangat bervariasi

(4,13±6,44 ppb). Kadar nitrat yang sangat bervariasi seperti ini biasanya ditemukan di perairan

pantai yang banyak menerima limbah pemukiman atau industri. Namun bervariasinya kadar nitrat di

perairan terumbu karang Waigeo Utara ini bukan disebabkan adanya limbah yang masuk, karena di

sekitar lokasi penelitian hanya ada 2 desa kecil dan tidak ada industri. tetapi kondisi alamnya yang

memang seperti itu. Pendapat ini didukung oleh kenyataan bahwa di perairan terumbu karang TN

Wakatobi, Sulawesi Tenggara, juga ditemukan hal yang sama yaitu kadar nitratnya sangat

bervariasi (P. Tomia = 2,85+5,84 ppb; P. Kaledupa = 1,74+2,86 ppb; P. Wangi-wangi = 1,77+2,42

ppb; Karang Kaledupa = 1,72+2,31 ppb).

Kadar nitrit berkisar antara < 1,00 – 15,14 ppb. Kadar tertinggi (15,14 ppb) ditemukan di stasiun

3 (Gambar 17a dan 17b). Kisaran kadar ini biasa ditemukan di perairan pantai Indonesia, namun

lebih tinggi dibandingkan dengan yang di perairan terumbu karang TN Wakatobi, Sulawesi

Tenggara (< 1,00 - 4,20 ppb; 0,66 ±1,28 ppb). Seperti nitrat, kadar nitrit di perairan ini juga sangat

bervariasi (2,85+4,98 ppb). Kadar nitrit yang sangat bervariasi seperti ini juga ditemukan di perairan

terumbu karang TN Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Pulau Tomia = 0,73+1,32 ppb; P. Kaledupa =

0,07+0,28 ppb; P. Wang-wangi = 0,90+1,34 ppb; Karang Kaledupa = 0,96+1,59 ppb). Di perairan

yang masih bersih atau perairan yang kadar oksigen terlarutnya tergolong tinggi (> 5 ppm), kadar

nitrit umumnya tidak terdeteksi ( < 1 ppb) dan lebih rendah dari kadar nitrat. Di perairan terumbu

karang Waigeo Utara ini dari 15 lokasi pengamatan terdapat 8 lokasi yang kadarnya > 1ppb yaitu St.

2 (1,94 ppb); St. 3 (15,14 ppb), St. 4 (3,63 ppb); St. 5 (14,13 ppb); St. 6 (2,62 ppb); St. 7 (3,63 ppb

dan di St. 9 (1,60 ppb). Namun hanya 1 stasiun yang kadar nitrit-nya lebih tinggi dari kadar nitrat

yaitu di St. 2 (nitrit = 1,94 ppb; nitrit = < 1 ppb). Kondisi ini bukan disebabkan oleh dampak kegiatan

manusia, tetapi keadaan alamnya yang seperti itu. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan kadar nitrit

di lokasi dekat pemukiman serta lokasi yang jauh dari pemukiman. Di lokasi dekat pemukiman (St.

14), kadar nitritnya rendah (< 1 ppb), sedangkan di lokasi yang jauh dari pemukiman kadar nitritnya

tinggi yaitu 3,63 ppb di St. 4 dan 2,62 ppb di St. 6.

Fosfat Kadar fosfat berkisar antara 1,23 – 48,85 ppb (8,99±12,84 ppb). Kadar tertinggi (48,85 ppb)

ditemukan di St. 5, sedangkan kadar terendah (1,23 ppb) ditemukan di St. 1. Kisaran kadar fosfat ini

lebih tinggi dibandingkan dengan yang di TN Wakatobi Sulawesi Tenggara (4,82+2,42 ppb);

perairan Takalar, Sulawesi Selatan (5,34+1,88 ppb) dan Pantai Carita, Banten (7,70±4,05 ppb). Hal

ini menunjukkan bahwa perairan pantai Waigeo Utara termasuk perairan yang subur. Seperti nitrat

dan nitrit yang kadarnya sangat bervariasi, kadar fosfat di perairan ini juga sangat bervariasi

Page 74: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

74

(8,99±12,84 ppb). Bervariasinya kadar fosfat ini bukan disebabkan adanya limbah yang masuk ke

perairan tersebut, tetapi kondisi alamnya yang seperti itu. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan

kadar fosfat di lokasi yang dekat dan yang jauh dari pemukiman. Kadar fosfat di lokasi yang dekat

dengan pemukiman (St. 14)(3,88 ppb) lebih rendah dibandingkan di lokasi yang jauh dari

pemukiman (St. 7) yaitu 9,17 ppb.

Zat padat tersuspensi (TSS) Kadar TSS berkisar antara 2,89 – 5,56 ppm (3,95±0,65 ppm). Data ini menunjukkan bahwa

perairan pantai utara Waigeo tergolong jernih. Kisaran kadar ini hampir sama dengan yang di

perairan Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara (2,76 – 5,02 ppm; 3,81+0,49 ppm). Seperti

di perairan TN Wakatobi, zat padat tersuspensi di perairan ini juga berasal dari detritus. Kadar

maksimum TSS untuk kehidupan biota adalah 80 ppm. Berdasarkan ini kualitas perairan pantai

utara Pulau Waigeo masih sesuai dengan Baku Mutu Air (Men. KLH 1988).

Salinitas dan pH Salinitas dan pH air di perairan pantai Waigeo Utara adalah tinggi dan homogen (S = 35 %o).

Tingginya salinitas ini adalah normal karena berhubungan langsung dengan Samudra Pasifik.

Seperti salinitas, pH air juga homogen (8,15 – 8,27; 8,21+0,05). Salinitas dan pH seperti ini adalah

normal di perairan bebas. Kisaran kedua parameter tersebut masih sesuai dengan Baku Mutu Air

Laut untuk kehidupan biota yaitu pH = 6,5-8,5 dan perubahan salinitas hanya boleh + 10 % (Men.

KHL 1988)

.

Page 75: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

75

N

1 0 1 Kilometers

PulauFringing reefMangrove

#Y Stasiun

KONDISI KUALITAS AIRPULAU WAIGEO UTARA

BAGIAN BARAT

Copyright :Proyek COREMAP

ADB Loan INO-1613-2001-

Sumber data :Survey Lapangan Okt. 2001Basemap dibuat berdasarkanCitra Satelit Landsat 7 ETMtanggal 5 Sep. 2000 (Path/Row: 107/60)

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y#Y

#Y

#Y#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

1

2

3

4

5

67

8

910

1112

1314

15

0°15' 0°15'

0°10' 0°10'

0°5' 0°5'

0°00' 0°00'

131°5'

131°5'

131°10'

131°10'

131°15'

131°15'

131°20'

131°20'

131°25'

131°25'

0 0

Parameter Nilai Satuan

DO 6.14 ppm

pH 8.16 -

TSS 2.89 mg/L

Salinitas 35 o/oo

Nitrat <1.000 ppb

Nitrit <1.000 ppb

Fosfat 2.553 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 6.710 ppm

pH 8.260 -

TSS 3.560 mg/L

Salinitas 35.00 o/oo

Nitrat 7.833 ppb

Nitrit 1.604 ppb

Fosfat 3.875 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 5.87 ppm

pH 8.26 -

TSS 4.13 mg/L

Salinitas 35 o/oo

Nitrat 2.136 ppb

Nitrit <1.000 ppb

Fosfat 3.875 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 6.01 ppm

pH 8.25 -

TSS 3.29 mg/L

Salinitas 35 o/oo

Nitrat <1.000 ppb

Nitrit <1.000 ppb

Fosfat 3.875 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 5.94 ppm

pH 8.24 -

TSS 3.6 mg/L

Salinitas 35 o/oo

Nitrat <1.000 ppb

Nitrit <1.000 ppb

Fosfat 1.23 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 6.28 ppm

pH 8.25 -

TSS 3.96 mg/L

Salinitas 35 o/oo

Nitrat <1.000 ppb

Nitrit <1.000 ppb

Fosfat 11.811 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 6.13 ppm

pH 8.27 -

TSS 3.82 mg/L

Salinitas 35 o/oo

Nitrat <1.000 ppb

Nitrit <1.000 ppb

Fosfat 2.553 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 6.04 ppm

pH 8.24 -

TSS 3.38 mg/L

Salinitas 35 o/oo

Nitrat <1.000 ppb

Nitrit <1.000 ppb

Fosfat 3.875 ppb

LEGENDA :

Gambar 17a. Distribusi oksigen terlarut, nitrat, nitrit , fosfat, TSS, salinitas dan pH di perairan Pulau Waigeo Utara Bagian Timur

Page 76: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

76

PulauFringing reefMangrove

#Y Stasiun

4 0 4 Kilometers

N

KONDISI KUALITAS AIRPULAU-PULAU WAIGEO UTARA

BAGIAN TIMUR

Sumber data :Survey Lapangan Okt. 2001Basemap dibuat berdasarkanCitra Satelit Landsat 7 ETM +tanggal 5 Sep. 2000 (Path/Row: 107/60)

Copyright :Proyek COREMAP

ADB Loan INO-1613-2001-

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y#Y

#Y

#Y#Y

#Y

#Y

#Y

#Y#Y

1

2

3

4

567

8

910

111213

1415

0°20' 0°20'

0°15' 0°15'

0°10' 0°10'

0°5' 0°5'

0°00' 0°00'

131°5'

131°5'

131°10'

131°10'

131°15'

131°15'

131°20'

131°20'

131°25'

131°25'

0 0

Parameter Nilai Satuan

DO 6.1 ppm

pH 8.16 -

TSS 5.56 mg/L

Salinitas 35 o/oo

Nitrat <1.000 ppb

Nitrit 1.942 ppb

Fosfat 5.198 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 6 ppm

pH 8.15 -

TSS 4.04 mg/L

Salinitas 35 o/oo

Nitrat <1.000 ppb

Nitrit <1.000 ppb

Fosfat 1.23 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 6.140 ppm

pH 8.150 -

TSS 4.440 mg/L

Salinitas 35.000 o/oo

Nitrat 22.411 ppb

Nitrit 15.142 ppb

Fosfat 27.683 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 6.240 ppm

pH 8.170 -

TSS 3.910 mg/L

Salinitas 35.00 o/oo

Nitrat 7.188 ppb

Nitrit 3.634 ppb

Fosfat 5.198 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 6.450 ppm

pH 8.180 -

TSS 4.000 mg/L

Salinitas 35.000 o/oo

Nitrat 13.184 ppb

Nitrit 14.126 ppb

Fosfat 48.846 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 6.070 ppm

pH 8.170 -

TSS 3.820 mg/L

Salinitas 35.00 o/oo

Nitrat 4.909 ppb

Nitrit 2.619 ppb

Fosfat 3.875 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 7.220 ppm

pH 8.230 -

TSS 4.890 mg/L

Salinitas 35.00 o/oo

Nitrat 4.337 ppb

Nitrit 3.634 ppb

Fosfat 9.166 ppb

LEGENDA :

Gambar 17b. Distribusi oksigen terlarut, nitrat, nitrit , fosfat, TSS, salinitas dan pH di perairan Pulau Waigeo Utara Bagian Timur

Page 77: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

77

Arus

Pengamatan arus di Pulau Boni dan sekitarnya (Waigeo Timur Laut) diukur pada 4 lapisan

kedalaman, yaitu 13 m, 20 m, 50 m dan 100 meter (Gambar 17, 18, 19, 20). Kecepatan dan arah

arus pada waktu pasang dan waktu surut di setiap kedalaman disajikan pada Tabel dibawah ini :

Tabel 27. Kecepatan dan arah arus dominan di Pulau Boni dan sekitarnya, Kepulauan Rajaampat, Oktober 2001

Kedalaman Kecepatan Rata-rata (cm/detik)

Kecepatan tertinggi

(cm/detik) Arah dominan

WAKTU PASANG

13 m 20 75 tenggarra 20 m 17 66 Barat 50 m 12 60 Barat laut 100 m 9 25

WAKTU SURUT 13 m 18 75 Barat daya 20 m 18 66 Barat daya 50 m 18 60 Barat daya/utara 100 m 16 17 Timur laut

Kecepatan arus di P. Waigeo bagian timur dengan lokasi pengamatannya mulai dari tanjung

Momfafa atau tanjung Pemali bergerak ke utara menyusuri pantai hingga di sekitar pulau Boni,

menunjukkan bahwa pada lapisan kedalaman 13 meter terlihat arus lebih kuat bila dibandingkan

dengan kedalaman yang lainnya. Kecepatan terkuat pada waktu air menuju pasang terdapat

dilokasi Tanjung Pamali dengan kekuatan arus sekitar 75 cm/detik menuju kearah tenggara

yaitu arus yang menyusur sejajar pantai. Kecepatan arus berangsur menurun seiring

menurunnya kedalaman hingga 100 meter, sedangkan arah arus sampai kedalaman 100

meter hampir sama namun pada kedalaman 100 meter dilokasi sekitar tanjung Saobas terjadi

perbedaan arah arus, yaitu kearah timur menuju ke laut lepas sedangkan pada kedalaman 13,

20, dan 50 meter arah arus relatif sama yaitu mengarah ke barat bahkan mendekati ke utara

bila pada waktu air menuju surut (gambar: 4a dan 4b). Kecepatan rata-rata selama pengukuran

pada kedalaman 13 m sekitar 20 cm/det, kedalaman 20 m sebesar 17 cm/det, kedalaman 50

m sebesar 12 cm/det dan pada kedalaman 100 m sekitar 9 cm/det. Kecepatan arus minimum

adalah 1 cm/det sedangkan arus paling kuat sekitar 75 cm/det.

Page 78: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

78

Gambar 18a. Kecepatan dan arah arus pada kedalaman 13 meter Di sekitar P. Waigeo Timur, Sorong

Gambar 18b. Kecepatan dan arah arus pada kedalaman 20 meter Di sekitar P. Waigeo Timur, Sorong

Page 79: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

79

Gambar 18c. Kecepatan dan arah arus pada kedalaman 50 meter Di sekitar P. Waigeo Timur, Sorong

Gambar 18d. Kecepatan dan arah arus pada kedalaman 100 meter Di sekitar P. Waigeo Timur, Sorong

Page 80: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

80

Pulau-pulau Ayu

Karang

Pulau-pulau Ayu terdiri atas beberapa pulau karang, dimana pulau-pulau tersebut mempunyai 2

buah reef, satu yang berukuran agak besar (terdiri dari Pulau Kuan, P. Ros, P. Abdon, P. Reni, P.

Kanober, P. Kofot, P. Apop, P. Mandung, P. Awarisi dan P. Padanganreer) dan satunya lagi

berukuran lebih kecil (P. Ayu, P. Oerbabo Besar dan P. Oerbabo Kecil). Seperti halnya di Boni,

rataan terumbu umumnya landai sampai kedalaman 3-5 m, kemudian semakin kedalam, sudut

kemiringanan semakin curam, bisa mencapai 800 .

RRA dilakukan di 36 titik pengamatan di Reef Top, dan 42 titik pengamatan di di Reef Edge.

Walaupun persentase tutupan karang hidup di lokasi ini rendah, tetapi agak lebih baik bila

dibandingkan dengan di lokasi Boni dan sekitarnya. Persentase tutupan karang hidup di Reef Top

berkisar antara 0 % - 38 %, dimana persentase tutupan karang hidup yang >25% hanya dijumpai

pada titik pengamatan 9 dan 26. Sedangkan di Reef Edge, persentase tutupan karang hidupnya

antara 4 % - 56 %, dimana persentase tutupan karang hidup yang >50% hanya dijumpai pada titik

pengamatan 55.

Tabel 28. Hasil RRA di tubir (reef edge) dan rataan terumbu (reef top)di Pulau-pulau Ayu

Reef Top Reef Edge) Benthic

Jumlah 36 stasiun Jumlah 42 stasiun % Pasir 46.00 ± 25.04 7.52 ± 5.11 % Rubble 6.50 ± 7.98 9.98 ± 7.14 % Live Coral 6.28 ± 8.46 24.67 ± 11.13 % Dead Coral 0.39 ± 2.02 0.81 ± 3.16 % Dead Coral Algae 18.36 ± 21.30 25.71 ± 17.68 % Soft Coral 2.86 ± 7.45 15.31 ± 12.66 % Sponges 1.83 ± 2.06 4.71 ± 2.50 % Algae 10.31 ± 13.89 7.52 ± 6.96 % Seagrass 4.86 ± 10.81 0.2 + 0.15 % Others 2.61 ± 2.85 3.74 ± 3.05

Untuk LIT, dilakukan di 4 site, yaitu di St.1, St.2, St.3 dan St.4. Diantara site pengamatan

tersebut, persentase tutupan karang hidup yang terendah di jumpai pada St.2 dgn persentase

tutupan rata-rata 31.65 %, sedangkan persentase tutupan karang hidup yang tertinggi dijumpai

pada St.4 dengan persentase tutupan rata-rata 66.13 %. Walaupun pada saat dilakukan LIT,

persentase tutupan karang hidup pada St.2 memiliki nilai yang terendah dibanding tiga stasiun

Page 81: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

81

lainnya, tetapi pada stasiun 2 ini memiliki nilai indeks keanekaragaman dan indeks kemerataan

yang tertinggi (lihat Tabel 4 Kondisi Umum). Ini menunjukkan bahwa jenis karang di St.2 yang

ditemukan pada saat LIT lebih beragam dan kehadiran dari masing-masing jenisnya lebih merata

walaupun ukuran koloninya relatif tidak begitu besar.

Dari hasil pengamatan bebas yang dilakukan di Pulau-pulau Ayu baik di Reef Besarnya maupun

di Reef Kecilnya, berhasil dijumpai 277 jenis karang batu, dimana 238 jenis yang termasuk dalam

69 marga dijumpai di Reef Besar PP. Ayu, dan 225 jenis yang termasuk dalam 69 marga di Reef

Kecil PP.Ayu.

Ikan Karang

Sebaran Ikan Karang

Di Kepulauan Ayu pengamatan dilakukan pada dua gugusan pulau yaitu pulau Ayu besar dan P.

Ayu kecil. Jumlah jenis ikan karang yang berhasil disensus pada daerah ini sebanyak 294 jenis

terdiri dari 100 marga dan 37 suku dengan jumlah individu sebanyak 33.635 ekor.

Di perairan Pulau Ayu dilakukan pengamatan dengan metode line transek padadi empat stasiun

yaitu di daerah Reef Ayu Besar sebelah Barat, sebelah Utara dan sebelah Timur serta di Reef Ayu

Kecil sebelah Selatan. Dari keempat lokasi pengamatan transek tersebut keanekaragaman jenis

ikan pada panjang transek 50 m (luasan 250 m2) adalah berkisar antara 135 – 200 jenis . Dari

keempat lokasi transek tersebut terlihat daerah reef Ayu besar sebelah Barat memiliki jumlah jenis

yang cukup tinggi yaitu sekitar 180 – 200 jenis sedangkan yang relatif rendah adalah pada lokasi

Ayu sebelah Utara yang berkisar antara 135 – 157 jenis.

Lokasi Ayu Besar sebelah Barat tersebut merupakan daerah yang cukup potensil sebagai salah

satu lokasi bagi tujuan kegiatan wisata selam (scuba diving), karena memiliki jumlah jenis ikan yang

cukup tinggi serta pemadangan bawah air yang indah. Pada daerah tersebut pada kedlaman 40 m

ditemukan jenis-jenis ikan Pseudochromis spp (nona manis ) dalam jumlah besar (500 – 800 ekor)

yang bergerombol di sekitar Gorgonian (Sea fan).

Hasil pengamatan pada 8 stasiun transek di daerah Radja Ampat ternyata lokasi P. Ayu Besar

sebelah Barat yang memiliki jumlah jenis ikan tertinggi dibanding dengan lokasi lainnya baik di

Pulau Batang Pele maupun di Daerah Boni.

Untuk pengamatan yang dilakukan dengan metode RRA baik pada daerah Reef Edge maupun

daerah Reef Top berhasil dicapai 42 stasiun pada daerah Reef Edge dan 36 stasiun pada daerah

Reef Top. Untuk daerah Reef Top di Pulau Ayu keanekaragaman jenis ikan adalah sebesar 103

jenis sedangkan pada daerah Reef Edge sebesar 197 jenis. Tingginya jumlah jenis pada daerah

Reef Edge dibandingkan dengan daerah Reef Top disebabkan karena pada daerah Reef Edge tutu

pan karangnya lebih tinggi dari pada daerah Reef Top. Pada daerah Reef Top di daerah Pulau Ayu ,

sebagian besar substratnya terdiri dari pasir.

Page 82: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

82

Pada pulau-pulau Ayu tersebut 10 jenis ikan yang menempati urutan teratas ikan dominan

dapat dilihat pada Tabel 29. dibawah ini. Jumlah total kelimpahan dari 10 jenis yang dominan

tersebut menempati 51, 12 %.

Kelimpahan ikan di Pulau Ayu

16350

6297

4193

1626

875

802

770

740

734

717

531

17285

Ikan lainnya Chromis ternatensisChromis margaritifer Lutjanus fulvusCaesio lunaris Chromis viridisChromis lineata Pterocaesio trilineataChromis xanthura Lutjanus gibbusDascylus reticulatus

Gambar 19. Komposisi 10 Jenis Ikan di Pulau-pulau Ayu

Tabel 29. Komposisi 10 jenis ikan dengan kelimpahan dan proporsi persentase kumulatif di perairan Pulau Pulau Ayu .

Famili Jenis Kategori ikan Kelimpahan

Individu (ekor)

Presentase jumlah individu

( % )

Presentase kumulatif

( % )

presentase Kehadiran

(90 St) Pomacentridae Pomacentridae Lutjanidae Caesionidae Pomacentridae Pomacentridae Caesionidae Pomacentridae Lutjanidae Pomacentridae

Chromis ternatensis Chromis margaritifer Lutjanus fulvus Caesio lunaris Chromis viridis Chromis lineata Pterocaesio trilineata Chromis xanthura Lutjanus gibbus Dascylus reticulatus

Major grup Major grup

Target Target

Major grup Major grup

Target Major grup

Target Major grup

6297 4193 1626 875 802 770 740 734 717 531

18,72. 12,47 4,83 2,60 2,38 2,28 2,20 2,18 2,13 1,57

18,72 31,19 36,02 38,62

41 43,28 45,48 47,66 49,79 51,36

36 (32) 48 (43) 40 (36) 21 (19) 7 (6)

13 (12) 9 (8)

43 (39) 13 (12) 16 (15)

Ikan Major Jumlah jenis ikan karang kategori Major yang tercatat di Pulau Ayu adalah 146 jenis yang

termasuk dalam 57 marga dan 20 suku dengan jumlah individu sebanyak 22.271 ekor. Pulau

Ayu menempati urutan kedua setelah Pulau Batang Pele dari sisi keanekaragam jenis ikan

Major.

10 jenis ikan major yang dominan di daerah Pulau Ayu menempati 51 % dari seluruh jenis

ikan major yang terdapat di daerah Pulau Ayu ini. Dari 10 jenis ikan tersebut 9 jenis termasuk

Page 83: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

83

dalam famili Pomacentridae dan satu jenis adalah famili Labridae. 9 jenis dari famili

Pomacentridae tersebut terdiri dari tiga marga yaitu Chromis , Dascylus dan Pomacentrus.

Jenis ikan Chromis ternatensis menempati urutan pertama dari 10 jenis ikan tersebut,

dengan jumlah persentase sebanyak 18 %. Jenis ikan ini pula merupakan jenis ikan yang

menempati urutan pertama dari 10 jenis ikan yang ada di daerah Radja Ampat. Kelimpahan

individu ikan ini sebanyak 63 % berasal dari Pulau Ayu.

Jenis ikan Chromis margaritifer yang menempati urutan kedua dari 10 jenis ikan yang dominan

ternyata memiliki sebaran yang cukup luas pada daerah pulau Ayu ini. Ikan ini hadir hampir pada

setiap stasiun di daerah ini. Komposis 10 jenis ikan yang dominan di daerah Pulau Ayu dapat dilihat

pada Tabel 30 dibawah ini.

Komposisi 10 jenis ikan major di Pulau Ayu

72866297

4193

802

770

734

531

480

471

380

327

14985

Ikan lainnya Chromis ternatensisChromis margaritifer Chromis viridisChromis lineata Chromis xanthuraDascylus reticulatus Chromis atripesChromis weberi Pomacentrus philipinusPseudochromis squamipinis

Gambar 20. Komposisi 10 jenis ikan Major di Pulau-pulau Ayu

Tabel 30. Komposisi 10 jenis ikan Major dengan kelimpahan dan proporsi persentase kumulatif di perairan Pulau pulau Ayu

Famili Jenis Kelimpahan

Individu (ekor)

Presentase jumlah individu

( % )

Presentase kumulatif

( % ) presentase Kehadiran

Pomacentridae Pomacentridae Pomacentridae Pomacentridae Pomacentridae Pomacentridae Pomacentridae Pomacentridae Pomacentridae Labridae

Chromis ternatensis Chromis margaritifer Chromis viridis Chromis lineata Chromis xanthura Dascylus reticulatus Chromis atripes Chromis weberi Pomacentrus philipinus Pseudochromis squamipinis

6297 4193 802 770 734 531 480 471 380 327

18,72. 12,47 4,83 2,60 2,38 2,28 2,20 2,18 2,13 1,57

18,72 31,19 36,02 38,62

41 43,28 45,48 47,66 49,79 51,36

36 (32) 48 (43) 7 (6)

13 (12) 43 ( 39) 16 (15) 8 (7)

20 (18) 24 (22) 8 (7)

Page 84: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

84

Ikan Indicator Jumlah jenis ikan indicator yang ada di Pulau Ayu adalah sebanyak 29 jenis yang termasuk

dalam 4 marga dengan jumlah individu ikan sebesar 1350 Ekor. 10 jenis ikan indikator yang

dominan di daerah Pulau Ayu menempati 70 % dari seluruh jenis ikan indikator yang terdapat

di daerah Pulau Ayu ini. 10 jenis ikan indikator tersebut terdiri dari tiga marga yaitu Chaetodon,

Hemitauricthys dan Heniochus

Jenis ikan Hemitauricthys polilepis menempati urutan pertama dari 10 jenis ikan tersebut,

dengan jumlah persentase individu sebanyak 21 % serta persentase kehadirannya

(persentage of occurence) yakni hanya 18 %. Jenis ikan ini biasanya terdapat di daerah tubir

serta membentuk gerombolan ikan (schooling fish). Leiske dan Myers (1994) menyatakan

bahwa ikan ini umumnya ditemukan di daerah lereng terumbu, daerah tubir serta memiliki

tingkat kecerahan air yang tinggi dan bersifat sebagai pemakan zooplankton. Jenis ikan ini

hanya ditemukan di daerah Pulau Ayu sedangkan pada kedua pula lainnya (Boni dan Batang

Pele) tidak ditemukan, hal ini menunjukkan bahwa pada daerah Pulau Ayu mempunyai tingkat

kecerahan air yang tinggi sehingga cocok bagi kehadiran ikan ini. Hukom (2000) melaporkan

bahwa Ikan ini umumnya ditemukan di daerah yang tingkat kecerahan airnya sangat tinggi

seperti di daerah Taman Laut Bunaken (SULUT), Pulau Pulau Supriori- Biak (PAPUA), Taman

Laut Hoga –Wakatobi (SULTENG) dan Taman Laut Maumere (NTT).

Jenis ikan Chaetodon trifasciatus yang menempati urutan kedua dari 10 jenis ikan yang

dominan ternyata memiliki sebaran yang cukup luas pada daerah pulau Ayu ini. Persentase

kehadiran ikan ini yakni 40 %, lebih tinggi bila dibanding dengan jenis Hemitauricthys polilepis.

Komposisi 10 jenis ikan indikator di P. Ayu

396 284

136 118

110

63

63

5748

41

34

954

Ikan lainnya Hemitauricthys polilepis Chaetodon trifasciatus

Chaetodon kleini Chaetodon vagabundus Chaetodon ephipiumChaetodon trifascialis Chaetodon ornatissimus Chaetodon melanotus

Chaetodon baronessa Heniochus crysostomus

Gambar 21. Komposisi 10 jenis ikan Indicator di Pulau-pulau Ayu

Page 85: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

85

Tabel 31. Komposisi 10 jenis ikan indikator dengan kelimpahan dan proporsi persentase kumulatif di perairan Pulau pulau Ayu

Marga Jenis Kelimpahan

Individu (ekor)

Presentase jumlah

individu ( % )

Presentase kumulatif

( % ) presentase Kehadiran

Hemitauricthys Chaetodon Chaetodon Chaetodon Chaetodon Chaetodon Chaetodon Chaetodon Chaetodon Heniochus

Hemitauricthys polilepis Chaetodon trifasciatus Chaetodon kleini Chaetodon vagabundus Chaetodon ephipium Chaetodon trifascialis Chaetodon ornatissimus Chaetodon melanotus Chaetodon baronessa Heniochus crysostomus

284 136 118 110 63 63 57 48 41 34

21,03 10,07 8,74 8,15 4,67 4,67 4,22 3,56 3,03 2,52

21,03 31,10 39,84 48,58 53,25 57,92 62,14 65,07 68,10 70,62

18 (16) 40 (36) 28 (25 32 (29) 27 (24) 17 (15) 18 (16) 17 (15) 12 (11) 18 (16)

Ikan Target Jumlah jenis ikan target yang ada di Pulau Ayu adalah 119 jenis termasuk dalam 39 serta

16 suku yang seluruhnya berjumlah 8423 ekor.

10 jenis ikan target yang dominan di daerah Pulau Ayu menempati 73 % dari seluruh jenis

ikan target yang terdapat di daerah Pulau Ayu ini. 10 jenis ikan target tersebut terdiri dari empat

famili yaitu Lutjanidae, Acanthuridae, Caesionidae dan Scolopsis

Jenis ikan Lutjanus fulvus menempati urutan pertama dari 10 jenis ikan tersebut, dengan

jumlah persentase individu sebanyak 19 % serta persentase kehadirannya (persentage of

occurence) yang cukup tinggi yakni 40 %. Ikan ini hadir hampir pada setiap stasiun. Komposisi

jenis 10 ikan target yang dominan dapat dilihat pada Tabel 32 dibawah ini.

Komposisi 10 jenis ikan target di P. Ayu

2248

285

875

364

497346

1626

717

317

408740

6175

Ikan lainnya Caesio cunning Caesio lunaris

Caesio teres Ctenochaetus strigosus Gnatodentex aurolineatus

Lutjanus fulvus Lutjanus gibbus Lutjanus kasmira

Monotaxis granducolis Pterocaesio trilineata

Gambar 21. Komposisi 10 jenis ikan Target

Page 86: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

86

Tabel 32. Komposisi 10 jenis ikan Target dengan kelimpahan dan proporsi persentase kumulatif di perairan Pulau Ayu

Sebaran Ikan Karang di Daerah Reef Top Pulau Ayu

Pengamatan ikan karang pada daerah Reef Top dilakukan pada 36 stasiun

Keanekaragaman jenis ikan karang pada daerah Reef Top di daerah Pulau Ayu ditemukan

sebanyak 103 jjenis yang termasuk dalam 21 famili, terdiri dari 51 jenis ikan major ,38 jenis ikan

target dan 14 jenis ikan indikator .

Jenis ikan Chromis viridis (betok hijau) merupakan jenis ikan yang memiliki kelimpahan

tertinggi dan ditemukan hanya 11 % (hanya 4 stasiun) . Walaupun hanya hadir pada empat

stasiun namun karena senantiasa hadir dalam jumlah yang cukup besar sehingga total nilai

kelimpahan individunya menjadi tinggi. Kehadiran jenis ikan Chromis viridis sangat terkait erat

dengan tipe terumbu karang coral branching . Leiske dan Myers (1994) menyatakan bahwa

sifat hidup ikan ini umumnya ditemukan di daerah reef flat dan daerah pasang surut serta

umumnya berasosiasi dengan tipe karang Coral branching. Dari 10 jenis ikan yang dominan

ternyata yang memiliki sebaran yang cukup luas adalah jenis ikan crysiptera cyanea . ikan ini

dapat dikatakan sebagai ikan yang umumnya ditemukan di daerah Reef Top karena hadir

hampir di setiap stasiun di daerah Reef Top

Komposisi jenis dari 10 jenis ikan yang dominan di daerah Reef Top dapat dilihat pada

Tabel 33. dibawah ini.

Famili Jenis Kelimpahan

Individu (ekor)

Presentase jumlah individu

( % )

Presentase kumulatif

( % ) presentase Kehadiran

Lutjanidae Caesionidae Caesionidae Lutjanidae Acanthuridae Lutjanidae Caesionidae Scolopsidae Lutjanidae Caesionidae

Lutjanus fulvus Caesio lunaris Pterocaesio trilineata Lutjanus gibbus Ctenochaetus strigosus Monotaxis granducolis Caesio teres Gnatodentex aurolineatus Lutjanus kasmira Caesio cunning

1626 875 740 717 497 408 364 346 317 285

19,30 10,38 8,78 8,51 5,89 4,84 4,32 4,10 3,76 3,38

19,30 29,68 38,46 46,97 52,86 57,70 62,02 66,12 69,88 73,26

40 (36) 21 (19) 9 (8)

13 (12) 41 (37) 41 (37) 12 (11) 10 (9) 3 (3)

11 (10)

Page 87: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

87

Tabel 33. Komposisi 10 jenis ikan di daerah Reef Top di Pulau Ayu.

Famili Jenis Kategori ikan

Kelimpahan Individu

3617 (ekor)

Presentase Jumlah

Individu (% )

Prosentase kumulatif

( % ) prosentase Kehadiran

Pomacentridae Pomacentridae Pomacentridae Engraulidae Acanthuridae Labridae Acanthuridae Scolopsidae Pomacentridae Pomacentridae

Chromis viridis Chrysiptera cyanea Dascylus melanurus Stolephorus sp Ctenochaetus strigosus Halichoeres sp Acanthurus triostegus Scolopsis lineatus Dishistoides fasciatus Dascylus trimaculatus

Major grup Major grup Major grup Target Target Major grup Target Target Major grup Major grup

752 370 280 180 162 121 103 91 72 68

20,79 10,22 7,74 4,97 4,47 3,34 2,84 2,52 1,99 1,88

20,79 31,01 38,75 43,72 48,19 51,53 54,37 56,89 58,88 60,76

11 (4) 47 (17) 17 (6) 8 (3) 33 (12) 39 (14) 36 (13) 19 (7) 22 (8) 17 (6)

Sebaran Ikan di Daerah Reef Edge Pulau-pulau Ayu Pengamatan pada daerah reef edge di Pulau Ayu dilakukan sebanyak 42 stasiun. Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa pada daerah ini ditemukan sebanyak 197 jenis yang termasuk

dalam 25 famili. Pada daerah ini ditemukan 67 jenis ikan major, 32 jenis ikan indikator dan 98

jenis ikan target.

10 jenis ikan yang dominan di daerah reef Edge menempati 51 % dari seluruh jenis ikan

karang yang terdapat di daerah Reef Edge di Pulau Ayu ini. 10 jenis ikan karang yang dominan

tersebut terdiri dari 7 jenis ikan kategori target, 2 jenis ikan kategori major grup dan 1 jenis ikan

kategori indikator. Serta termasuk dalam empat famili yaitu Lutjanidae, Caesionidae,

Pomacentridae, dan Chaetodontidae.

Jenis ikan Lutjanus fulvus menempati urutan pertama dari 10 jenis ikan tersebut, dengan

jumlah persentase individu sebanyak 18 % serta persentase kehadirannya (persentage of

occurence) yang cukup tinggi yakni 67 %. Ikan ini hadir hampir pada setiap stasiun

menunjukkan bahwa daerah reef edge di Pulau Ayu sangat potensil dengan ikan-ikan targetnya.

Komposisi jenis 10 ikan target yang dominan dapat dilihat pada Tabel 34. dibawah ini.

Page 88: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

88

Tabel 34. Komposisi ikan di daerah Reef Edge di P. Ayu.

Famili Jenis Kategori ikan Kelimpahan

Individu 9221 (ekor)

Presentase Jumlah

Individu ( % )

Prosentase kumulatif

( % )

prosentase Kehadiran

(42 St)

Lutjanidae Caesionidae Pomacentridae Pomacentridae Caesionidae Lutjanidae Caesionidae Lutjanidae Caesionidae Chaetodontidae

Lutjanus fulvus Pterocaesio trilineata Chromis margaritifer Chromis xanthura Caesio lunaris Lutjanus kasmira Caesio teres Gnadotendex aurolineatus Caesio cunning Hemitauricthys polylepis

Target Target

Major grup Major grup

Target Target Target Target Target

Indikator

1562 740 723 476 355 317 275 236 215 199

18,72 12,47 4,83 2,6 2,38 2,28 2,2 2,18 2,13 1,57

18,72 31,19 36,02 38,62

41 43,28 45,48 47,66 49,79 51,36

67 (28) 14 (6) 71 (30) 69 (29) 24 (10) 7 (3) 14 (6) 14 (6) 14 (6) 26 (11)

Lamun

Di rataan terumbu Pulau Ayoe yang didominasi substrat pasir dan pecahan karang dilakukan

pengamatan pada 37 stasiun. Pada areal ini ditemukan empat (4) jenis lamun yaitu: Cymodocea

serrualata, Enhalus acoroides, Syringodium isoetifolium dan Thallasia hemprichii, dengan tutupan rata-

rata 35%. Jenis yang dominan pada areal ini adalah Thallassia hemprichii dengan kerapatan 91

tegakan/m2. Total biomasa dari ke empat (4) jenis lamun pada areal ini adalah 1.804,8 gram berat

basah/m2

Tabel 35. Rata-rata kerapatan (tegakan / m2), total biomasa (gram berat basah/m2), rata-rata tutupan dan dominansi jenis di Pulau- pulau Ayu

Jenis Kerapatan (N=18)

Total biomassa (N=18)

Tutupan % (N=18) dominansi

Cymodocea serrulata 4 ± 2,12 85 ± 3,78 Syringodium isoetifolium 38 ± 7,78 125 ± 3,42 Enhalus acoroides 29 ± 21,33 22.410 ± 245,07 Thalassia hemprichii 86 ± 25,80 7.637 ± 396,94

32 Thalassia hemprichii

Kualitas Perairan

Oksigen terlarut Kadar oksigen terlarut dalam perairan rataan terumbu karang Pulau-pulau Ayu berkisar antara

5,81 - 7,18 ppm (6,36+0,38 ppm). Kadar tertinggi 7,18 ppm ditemukan di St. 9. Dari stasiun 9,

kadar oksigen terlarut menurun sedikit menuju utara (St.10 = 6,64 ppm dan St. 15 = 6,93 ppm) dan

menuju selatan (St. 8 = 6,81 ppm)(Gambar 22a dan 22b). Walaupun terjadi penurunan kadar,

Page 89: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

89

namun tidak ditemukan adanya lokasi yang kadar oksigen terlarutnya lebih rendah dari 4 ppm yang

merupakan batas Baku Mutu Air Laut untuk kehidupan biota (Men.Neg. KLH 1988). Kisaran kadar

oksigen terlarut di perairan Pulau-pulau Ayu ini adalah sama dengan yang di perairan terumbu

karang TN Wakatobi, Sulawesi Tenggara (5,81 - 7,22 ppm; 6,30+0,37 ppm). Namun tergolong

tinggi dibandingkan dengan di perairan pantai lainnya di Indonesia. Dari variansi kadarnya

(6,36+0,38 ppm) terlihat bahwa kadar oksigen terlarut di perairan Pulau-pulau Ayu tergolong

homogen. Tingginya dan homogennya kadar oksigen terlarut ini menunjukkan bahwa seluruh

perairan Pulau-pulau Ayu masih bersih dan belum terlihat adanya kegiatan yang akan menurunkan

kadar oksigen tersebut.

Nitrat dan Nitrit Kadar nitrat di perairan rataan terumbu karang Pulau-pulau Ayu berkisar antara < 1,00 – 6,84

ppb (1,08+1,97 ppb). Seperti oksigen terlarut, kadar tertinggi (6,84 ppb) dtemukan di St. 9. Dari St.

9 (6,84 ppb), kadar nitrat menurun tajam ke arah utara yaitu menjadi tidak terdeteksi ( < 1ppb) di St.

10 dan St. 15 (Gambar 22a dan 22b). Kisaran kadar nitrat ini lebih rendah dibandingkan dengan

yang di perairan terumbu karang TN Wakatobi, Sulawesi Tenggara (2,00+3,55 ppb). Berbeda

dengan kadar oksigen terlarut yang homogen, kadar nitrat di perairan Pulau-pulau Ayu ini sangat

bervariasi (1,08±1,97 ppb). Kadar nitrat yang sangat bervariasi seperti ini biasanya ditemukan di

perairan pantai yang banyak menerima limbah pemukiman atau industri. Namun bervariasinya

kadar nitrat di perairan terumbu karang ini bukan disebabkan adanya limbah yang masuk, tetapi

kondisi alamnya yang memang seperti itu. Pendapat ini didukung oleh kenyataan bahwa di

perairan terumbu karang TN Wakatobi, Sulawesi Tenggara, juga ditemukan hal yang sama yaitu

kadar nitratnya sangat bervariasi (P. Tomia = 2,85+5,84 ppb; P. Kaledupa = 1,74+2,86 ppb; P.

Wangi-wangi = 1,77+2,42 ppb; Karang Kaledupa = 1,72+2,31 ppb).

Kadar nitrit berkisar antara < 1,00 – 1,60 ppb. Kadar tertinggi (1,6 ppb) ditemukan di stasiun 7.

Seperti nitrat, kisaran kadar ini juga lebih rendah dibandingkan dengan yang di perairan terumbu

karang TN Wakatobi, Sulawesi Tenggara (< 1,00 - 4,20 ppb; 0,66 ±1,28 ppb). Di perairan yang

masih bersih atau perairan yang kadar oksigen terlarutnya tergolong tinggi (> 5 ppm), kadar nitrit

umumnya tidak terdeteksi ( < 1 ppb) dan lebih rendah dari kadar nitrat. Kondisi ini juga ditemukan

di perairan Pulau-pulau Ayu. Dari 21 lokasi pengamatan, hanya 2 lokasi yang kadar nitritnya

terdeteksi (St. 2= 1,27 ppb; St. 7 = 1,60 ppb); dan tidak ditemukan adanya lokasi yang kadar

nitritnya lebih tinggi dari kadar nitratnya. Hal ini menunjukkan bahwa perairan terumbu karang

Pulau-pulau Ayu benar-benar masih bersifat alami.

Fosfat Kadar fosfat berkisar antara 1,23 – 9,17 ppb (3,18±2,63 ppb). Kadar tertinggi (9,17 ppb)

ditemukan di St. 17. Dari stasiun 17 (9,17 ppb) kadar menurun menuju arah selatan. Kisaran kadar

Page 90: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

90

fosfat ini lebih rendah dibandingkan dengan di perairan terumbu karang Waigeo Utara (1,23 –

48,85 ppb; 8,99±12,84 ppb), namun sama dengan yang di perairan Pulau Kaledupa, TN Wakatobi

(1,57 – 7,59 ppb; 3,98+1,95 ppb). Hal ini disebabkan di perairan terumbu karang Pulau-pulau Ayu

tidak terdapat hutan mangrove.

Zat padat tersuspensi (TSS) Di perairan Pulau-pulau Ayu, kadar TSS berkisar antara 1,16 – 5,53 ppm (3,99±0,86 ppm).

Kadar ini hampir sama dengan yang di perairan pantai Waigeo Utara (2,89 – 5,56 ppm; 3,95±0,65

ppm) dan sedikit lebih tinggi dari yang di perairan TN Wakatobi, Sulawesi Tenggara ((2,76 – 5,02

ppm; 3,81+0,49 ppm).

Data ini menunjukkan bahwa perairan Pulau-pulau Ayu tergolong jernih. Seperti di perairan TN

Wakatobi dan di perairan pantai Waigeo Utara, zat padat tersuspensi di perairan ini juga berasal

dari detritus. Kadar maksimum TSS untuk kehidupan biota adalah 80 ppm. Berdasarkan ini kualitas

perairan Pulau-pulau Ayu masih sesuai dengan Baku Mutu Air (Men. KLH 1988).

Salinitas dan pH Salinitas air di perairan pulau-pulau Ayu adalah tinggi dan homogen (35 %o). Tingginya salinitas

ini adalah normal karena berhubungan langsung dengan Samudra Pasifik. Seperti salinitas, pH air

juga homogen (8,18 – 8,30; 8,24+0,04). Salinitas dan pH seperti ini adalah normal di perairan

bebas. Kisaran kedua parameter tersebut masih sesuai dengan Baku Mutu Air Laut untuk

kehidupan biota yaitu pH = 6,5-9 dan perubahan salinitas hanya boleh + 10 % (Men. KHL 1988).

Page 91: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

91

Fringing reefPulauLagoon

#Y Stasiun

2 0 2 Kilometers

N

KONDISI KUALITAS AIRPULAU-PULAU AYU

BAGIAN UTARA

Sumber data :Survey Lapangan Okt. 2001Basemap dibuat berdasarkanCitra Satelit Landsat 7 ETM +tanggal 5 Sep. 2000 (Path/Row: 107/60)

Copyright :Proyek COREMAP

ADB Loan INO-1613-2001-

#Y

#Y

#Y

#Y#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

9

10

11

1213

15

1617

18

19

Parameter Nilai Satuan

DO 5.94 ppm

pH 8.23 -

TSS 3.69 mg/L

Salinitas 35 o/oo

Nitrat <1.000 ppb

Nitrit <1.000 ppb

Fosfat 6.251 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 7.18 ppm

pH 8.3 -

TSS 4.04 mg/L

Salinitas 35 o/oo

Nitrat 6.839 ppb

Nitrit <1.000 ppb

Fosfat 2.553 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 6.64 ppm

pH 8.26 -

TSS 4.63 mg/L

Salinitas 35 o/oo

Nitrat <1.000 ppb

Nitrit <1.000 ppb

Fosfat 2.553 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 6.93 ppm

pH 8.28 -

TSS 1.16 mg/L

Salinitas 35 o/oo

Nitrat <1.000 ppb

Nitrit <1.000 ppb

Fosfat 2.553 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 6.13 ppm

pH 8.21 -

TSS 3.73 mg/L

Salinitas 35 o/oo

Nitrat <1.000 ppb

Nitrit <1.000 ppb

Fosfat 1.23 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 6.41 ppm

pH 8.21 -

TSS 5.53 mg/L

Salinitas 35 o/oo

Nitrat <1.000 ppb

Nitrit <1.000 ppb

Fosfat 9.166 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 6.89 ppm

pH 8.24 -

TSS 3.96 mg/L

Salinitas 35 o/oo

Nitrat <1.000 ppb

Nitrit <1.000 ppb

Fosfat 3.875 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 6.11 ppm

pH 8.21 -

TSS 3.87 mg/L

Salinitas 35 o/oo

Nitrat <1.000 ppb

Nitrit <1.000 ppb

Fosfat 1.23 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 7.18 ppm

pH 8.3 -

TSS 4.04 mg/L

Salinitas 35 o/oo

Nitrat 6.839 ppb

Nitrit <1.000 ppb

Fosfat 2.553 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 6.34 ppm

pH 8.22 -

TSS 3.69 mg/L

Salinitas 35 o/oo

Nitrat <1.000 ppb

Nitrit <1.000 ppb

Fosfat 1.23 ppb

LEGENDA :

0°30' 0°30'

0°33' 0°33'

0°36' 0°36'

0°39' 0°39'

131°6'

131°6'

131°9'

131°9'

131°12'

131°12'

Gambar 22a. Distribusi oksigen terlarut, nitrat, nitrit , fosfat, TSS, salinitas dan pH di perairan Pulau-pulau Ayu

Page 92: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

92

N

1 0 1 Kilometers

Fringing reefPulauLagoon

#Y Stasiun

KONDISI KUALITAS AIRPULAU-PULAU AYUBAGIAN SELATAN

Copyright :Proyek COREMAP

ADB Loan INO-1613-2001-

Sumber data :Survey Lapangan Okt. 2001Basemap dibuat berdasarkanCitra Satelit Landsat 7 ETM tanggal 5 Sep. 2000 (Path/Row: 107/60)

#Y#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y #Y

#Y

#Y

12

3

4

5

6

7

8 1420

21

0°15' 0°15'

0°18' 0°18'

0°21' 0°21'

0°24' 0°24'

0°27' 0°27'

0°30' 0°30'

130°57'

130°57'

131°00'

131°00'

131°3'

131°3'

131°6'

131°6'

131°9'

131°9'

131°12'

131°12'131

131

Parameter Nilai Satuan

DO 6.03 ppm

pH 8.27 -

TSS 4.18 mg/L

Salinitas 35 o/oo

Nitrat <1.000 ppb

Nitrit <1.000 ppb

Fosfat 1.23 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 6.340 ppm

pH 8.290 -

TSS 3.640 mg/L

Salinitas 35.00 o/oo

Nitrat 3.060 ppb

Nitrit 1.265 ppb

Fosfat 9.166 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 6.34 ppm

pH 8.28 -

TSS 5.42 mg/L

Salinitas 35 o/oo

Nitrat <1.000 ppb

Nitrit <1.000 ppb

Fosfat 2.553 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 6.81 ppm

pH 8.24 -

TSS 4.27 mg/L

Salinitas 35 o/oo

Nitrat <1.000 ppb

Nitrit <1.000 ppb

Fosfat 2.553 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 6.13 ppm

pH 8.24 -

TSS 4.09 mg/L

Salinitas 35 o/oo

Nitrat 4.879 ppb

Nitrit <1.000 ppb

Fosfat 1.23 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 6.21 ppm

pH 8.29 -

TSS 4.13 mg/L

Salinitas 35 o/oo

Nitrat <1.000 ppb

Nitrit <1.000 ppb

Fosfat 1.23 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 6.320 ppm

pH 8.270 -

TSS 3.910 mg/L

Salinitas 35.00 o/oo

Nitrat 2.346 ppb

Nitrit 1.604 ppb

Fosfat 7.843 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 6.13 ppm

pH 8.2 -

TSS 3.56 mg/L

Salinitas 35 o/oo

Nitrat <1.000 ppb

Nitrit <1.000 ppb

Fosfat 1.23 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 6.05 ppm

pH 8.2 -

TSS 4.97 mg/L

Salinitas 35 o/oo

Nitrat <1.000 ppb

Nitrit <1.000 ppb

Fosfat 1.23 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 6 ppm

pH 8.2 -

TSS 3.38 mg/L

Salinitas 35 o/oo

Nitrat <1.000 ppb

Nitrit <1.000 ppb

Fosfat 2.553 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 6.81 ppm

pH 8.29 -

TSS 4 mg/L

Salinitas 35 o/oo

Nitrat 3.704 ppb

Nitrit <1.000 ppb

Fosfat 2.553 ppb

LEGENDA :

Gambar 22b. Distribusi oksigen terlarut, nitrat, nitrit , fosfat, TSS, salinitas dan pH di perairan Pulau-pulau Ayu

Page 93: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

93

Arus

Pengamatan arus di Pulau Pulau Ayu diukur pada 4 lapisan kedalaman, yaitu 13 m, 20 m, 50 m

dan 100 meter. Kecepatan dan arah arus pada waktu pasang dan waktu surut di setiap kedalaman

disajikan pada Tabel dibawah ini :

Tabel 36. Kecepatan dan arah arus dominan di Pulau Pulau Ayu, Kepulauan Rajaampat, Oktober 2001

Kedalaman Kecepatan Rata-rata (cm/detik)

Kecepatan tertinggi

(cm/detik) Arah dominan

WAKTU PASANG

13 m 37 98 Tenggara 20 m 37 94 Tenggara 50 m 27 84 Tenggara 100 m 17 50 Tenggara

WAKTU SURUT 13 m 34 84 Barat laut 20 m 33 83 Barat laut 50 m 31 79 Barat laut 100 m 20 49 Barat laut

Pola arus sepanjang trek yang melingkar di perairan Kepulauan Ayu baik Atol Ayu besar

dan Atol Ayu kecil menunjukkan pola yang hampir sama di semua baik pada kedalaman 13, 20,

50 dan 100 m. Kuat arus pada kedalaman 13 meter sekitar 98 cm/detik ke arah tenggara pada

waktu air menuju pasang. Pada waktu air menuju surut arah arus bergerak ke barat laut hingga

utara dengan kecepatan kurang dari 84 cm/detik. Pada kedalaman 20 meter kuat arus rata-rata

adalah 37 cm/detik dengan kecepatan maksimum 94 cm/detik. Dari hasil pengamatan arus di

lokasi Kepulauan Ayu menunjukkan bahwa pola arahnya hampir sama baik pada kedalaman

13, 20, 50 dan 100 m, sedangkan kecepatannya makin kebawah (100 meter) semakin menurun.

Page 94: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

94

Gambar 23a. Kecepatan dan Arah Arus pada kedalaman 13 meter Di Pulau-pulau Ayu, Sorong

Gambar 23b. Kecepatan dan Arah Arus pada kedalaman 20 meter Di Pulau-pulau Ayu, Sorong

Page 95: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

95

Gambar 23c. Kecepatan dan Arah Arus pada kedalaman 50 meter Di Pulau-pulau Ayu, Sorong

Gambar 23d. Kecepatan dan Arah Arus pada kedalaman 100 meter Di Pulau-pulau Ayu, Sorong

Page 96: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

96

Pulau-pulau Batang Pele

Karang

Pulau-pulau Batang Pele merupakan gugusan pulau-pulau kecil yang terdiri dari 15 pulau, yaitu : P.

Fwojo, P. Miosarar besar, P. Miosarar kecil, P. Miosmengkara, P. Yefnabi besar, Yefnabi kecil, P. Mutus,

P. Yefmo, P. Yettsiep, P. Yefkabu, P. Biantsyi besar, P. Biansyi kecil, P. Gof besar, P. Gof kecil dan P.

Yefnawan. Pantai umumnya memiliki hamparan pasir putih, dan pada beberapa lokasi pantainya dipenuhi

oleh hutan mangrove. Rataan terumbu umumnya landai sampai kedalaman 3-5 m, kemudian semakin

kedalam, sudut kemiringannya bertambah, walaupun tidak terlalu curam.

Pada lokasi ini terdapat 116 titik pengamatan untuk RRA yang terdiri dari 36 titik pengamatan di

Reef Top dan 80 titik pengamatan di Reef Slope.. Pada Reef Top, persentase tutupan karang

hidupnya berkisar antara 0%-68%, dimana persentase tutupan karang hidup yang >50% dijumpai

pada titik pengamatan 11, 18 dan 19. Pada titik pengamtan 33 dan 35 tidak dijumpai karang hidup

sama sekali. Pada Reef Edge, persentase tutupan karang hidup berkisar antara 0-71 %, dimana

persentase tutupan karang hidup yang >50% dijumpai pada titik pengamatan 5, 29, 30, 31, 35,36,49

dan 55. Karang hidup tidak dijumpai pada titik pengamatan 4 dan 69.

Tabel 37.Hasil RRA di tubir (reef edge) dan rataan terumbu (reef top)di Pulau-pulau Batang Pele.

Reef Top Reef Edge

Benthic Jumlah 36 stasiun Jumlah 80 stasiun

% Pasir 17.33 ± 19.70 17.20 ± 13.56 % Rubble 7.42 ± 4.38 12.68 ± 6.82 % Live Coral 25.36 ± 18.42 23.81 ± 17.43 % Dead Coral 0.39 ± 1.23 0.25 ± 0.93 % Dead Coral Algae 27.94 ± 16.47 23.18 ± 18.92 % Soft Coral 1.92 ± 2.96 7.65 ± 5.74 % Sponges 0.81 ± 1.33 4.26 ± 2.64 % Algae 13.31 ± 15.97 5.06 ± 4.24 % Seagrass 3.17 ± 4.36 0.08 + 0.57 % Others 2.36 ± 2.00 5.84 ± 5.35

Hasil LIT yang dilakukan di 3 pulau di Batang Pele yaitu P. Yefnawan, P. Mutus dan P. Miosarar

memperlihatkan bahwa persentase tutupan karangnya sangat rendah. Persentase tutupan karang

hidup di P. Yefnawan, P. Mutus dan P. Miosarar adalah berturut-turut 37.43 %, 39.38 % dan 43.21

%.

Page 97: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

97

Dari hasil pengamatan bebas yang dilakukan di Batang Pele, berhasil dijumpai 205 jenis karang

batu dimana 135 jenis (55 marga) dijumpai di P. Yefnawan, 125 jenis (54 marga) di P. Mutus dan

119 jenis (48 marga) di P. Miosarar (Lihat Lampiran 1).

Ikan Karang

Sebaran Ikan Karang Di Kepulauan Batang Pele pengamatan dilakukan pada 10 gugusan pulau-pulau kecil yaitu

pulau Miosmangara, P. Miossarar, P. Yetsif, P. Yefkabu, P. Mutus, P. Yefnawan, P. Biansi Besar, P.

Biansi Kecil, P. Gof Besar, P. Gof kecil. Jumlah jenis ikan karang yang berhasil disensus pada

daerah ini sebanyak 322 jenis terdiri dari 108 marga dan 36 suku dengan jumlah individu sebanyak

39587 ekor.

Di perairan Pulau Batang Pele dilakukan pengamatan dengan metode line transek pada tiga

stasiun yaitu di daerah Pulau Yehnawan, Pulau Mutus dan Pulau Miosarar. Dari ke tiga lokasi

pengamatan transek tersebut keanekaragaman jenis ikan pada panjang transek 50 m (luasan 250

m2) adalah berkisar antara 129 – 179 jenis . Dari ketiga lokasi transek tersebut terlihat daerah

Pulau Miosarar memiliki jumlah jenis yang cukup tinggi yaitu sekitar 151 – 179 jenis sedangkan yang

relatif rendah adalah pada lokasi Pulau Mutus yang berkisar antara 129 – 146 jenis.

Pengamatan yang dilakukan dengan metode RRA pada daerah Reef Edge berhasil dicapai 80

stasiun sedangkan pada Reef Top berhasil dicapai 42 stasiun . Untuk daerah Reef Top di Pulau Batang

Pele keanekaragaman jenis ikan adalah sebesar 129 jenis sedangkan pada daerah Reef Edge sebesar

205 jenis. Tingginya jumlah jenis pada daerah Reef Edge dibandingkan dengan daerah Rreef Top diduga

disebabkan karena berbedanya jumlah stasiun pengamatan yang cukup besar (1 : 2) serta disebabkan

karena pada daerah Reef Edge tutu pan karangnya lebih tinggi dari pada daerah Reef Top. Jumlah total

kelimpahan dari 10 jenis yang dominan tersebut menempati 54 %. Chromis viridis merupakan jenis ikan

yang menduduki peringkat pertama dalam hal jumlah total individu terbanyak di Pulau Batang Pele. Ikan

ini menempati 12 % dari seluruh total ikan yang ada di Batang Pele serta kehadirannya sebesar 41 %

sedangkan ikan yang kehadirannya terdapat hampir di setiap stasiun adalah jenis Pomacentrus

molucensis dengan persentase kehadiran sebesar 70 % atau hadir pada 88 stasiun dari 125 stasiun

pengamatan. Hal yang menarik yang dapat dilaporkan pula bahwa pada Pulau Batang Pele ini hadir jenis

ikan Chaetodon oktofasciatus . Ikan ini dikenal sebagai ikan penciri air yang keruh. Pada daerah Ayu dan

Boni ikan ini tidak terlihat namun pada daerah Batang Pele cukup banyak ditemukan. Ikan ini biasanya

terdapat di perairan berturbiditi tinggi seperti di Pulau Seribu. 10 jenis ikan yang menempati urutan teratas

dapat dilihat pada Tabel 38. dibawah ini.

Page 98: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

98

Tabel 38. Komposisi 10 jenis ikan dengan kelimpahan dan proporsi persentase kumulatif yang berada di perairan Pulau Pulau Batang Pele .

Famili Jenis Kategori ikan

Kelimpahan Individu (ekor)

Presentase Jumlah

Individu ( % )

Presentase kumulatif

( % )

presentase Kehadiran ( 125 St)

Pomacentridae Pomacentridae Pomacentridae Pomacentridae Caesionidae Pomacentridae Labridae Pomacentridae Pomacentridae Pomacentridae

Chromis viridis Amblyglyphidodon curacao Chromis ternatensis Pomacentrus molucensis Caesio cunning Chrysiptera cyanea Cirrhilabrys cyanopleura Neopomacentrus azysron Abudefduf sexfasciatus Pomacentrus nigromanus

Major grup Major grup

Target Target

Major grup Major grup

Target Major grup

Target Major grup

4895 2818 2588 2474 1808 1787 1696 1453 935 930

12,36 7,11 6,53 6,24 4,56 4,51 4,28 3,67 2,36 2,34

12,36 19,47

26 32,24 36,80 41,31 45,59 49,26 51,62 53,96

41 (52) 64 (80) 32 (40) 70 (88) 24 (30) 57 (59) 15 (19) 17 (22) 35 (44) 36 (46)

Ikan Major Jumlah jenis ikan karang yang yang berada di Pulau Pulau batang Pele adalah 157 jenis yang

termasuk dalam 61 marga dan 19 suku dengan jumlah individu 29908 ekor. Jumlah total 10 jenis

ikan major dominan di daerah Pulau Pulau batang Pele menempati 67 % dari seluruh jenis ikan

major yang terdapat di daerah Pulau Batang Pele. Jenis Chromis viridis merupakan jenis ikan yang

menempati urutan pertama dari 10 jenis ikan yang ada di daerah Batang Pele dan menempati 16 %

dari jumlah individu sedangkan kehadirannya mencapai 41 % . Komposisi jenis 10 ikan karang yang

menempati urutan tertinggi dalam hal jumlah individu dapat di lihat pada Tabel 39 dibawah ini.

Tabel 39. Komposisi 10 jenis ikan major dengan kelimpahan dan proporsi persentase kumulatif yang berada di perairan Pulau Pulau batang Pele

Famili Jenis Kelimpahan

Individu (ekor)

Presentase Jumlah

Individu ( % )

Presentase kumulatif

( % )

presentase Kehadiran (125 St)

Pomacentridae Pomacentridae Pomacentridae Pomacentridae Pomacentridae

Labridae Pomacentridae Pomacentridae Pomacentridae Pomacentridae

Chromis viridis Amblyglyphidodon curacao

Chromis ternatensis Pomacentrus molucensis

Chrysiptera cyanea Cirrhilabrys cyanopleura

Neopomacentrus azysron Abudefduf sexfasciatus

Pomacentrus nigromanus Pomacentrus amboinensis

4895 2818 2588 2474 1787 1696 1453 935 930 725

16,36 8,75 8,65 8,27 5,97 5,67 4,85 3,12 3,10 2,42

16,36 25,11 33,76 42,03

48 53,67 58,52 61,64 64,74 67,16

41 (52) 64 (80) 32 (40) 70 (88) 57 (59) 15 (19) 17 (22) 35 (44) 36 (46) 10 (13)

Page 99: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

99

Ikan Indicator Jumlah jenis ikan indicator yang ada di Pulau Pulau Batang Pele adalah sebanyak 30 jenis yang

termasuk dalam2 marga dengan jumlah individu ikan sebesar 812 Ekor . 10 jenis ikan indikator

yang dominan di daerah Pulau Boni menempati 85 % dari seluruh jenis ikan indikator yang

terdapat di daerah Pulau Batang Pele . 10 jenis ikan indikator tersebut terdiri dari dua marga yaitu

Chaetodon dan Heniochus.

Jenis ikan Chaetodon baronessa menempati urutan pertama dari 10 jenis ikan tersebut, dengan

jumlah persentase individu sebanyak 14 % serta persentase kehadirannya (persentage of

occurence) cukup tinggi yakni 31 %. Komposisi 10 jenis ikan indikator yang dominan di daerah

Pulau Batang Pele dapat dilihat pada Tabel 40. dibawah ini.

Tabel 40. Komposisi 10 jenis ikan indikator dengan kelimpahan dan proporsi persentase kumulatif yang berada di perairan Pulau Pulau batang Pele

Marga Jenis Kelimpahan

Individu (ekor)

Proporsi Kehadiran

( % )

Presentase kumulatif

( % )

presentase Kehadiran (125 St)

Chaetodon Chaetodon Chaetodon Chaetodon Chaetodon Chaetodon Chaetodon Chaetodon Heniochus Chaetodon

Chaetodon baronessa Chaetodon kleini Chaetodon trifasciatus Heniochus varius Chaetodon vagabundus Chaetodon punctatofasciatus Chaetodon oktofasciatus Chaetodon rafflesi Chaetodon trifascialis Chaetodon melanotus

114 111 103 96 73 64 55 37 21 13

14,03 13,66 12,68 11,82 8,99 7,88 6,77 4,55 2,58 1,60

14,03 27,69 40,37 52,19 61,18 69,06 75,83 80,38 82,96 84,56

31 (39) 26 (32) 40 (49) 21 (26) 22 (28) 11 (14) 8 (10) 17 (22) 10 (12) 4 (5)

Ikan Target Jumlah jenis ikan Target yang terdapat di daerah Batang Pele adalah sebanyak 135 jenis yang

termasuk dalam 42 marga serta 16 suku dengan jumkah individu sebesar 8867 ekor. 10 jenis ikan

target yang dominan di daerah Pulau Batang Pele menempati 54 % dari seluruh jenis ikan

indikator yang terdapat di daerah Pulau Batang pele ini. 10 jenis ikan target tersebut terdiri dari

lima famili yaitu Caesionidae, Lutjanidae, Acanthuridae, Scaridae dan Siganidae

Jenis ikan Caesio cunning menempati urutan pertama dari 10 jenis ikan tersebut, dengan jumlah

persentase individu sebanyak 20 % serta persentase kehadirannya (persentage of occurence)

yakni sebesar 24 % . Komposisi 10 jenis ikan target yang dominan dapat dilihat pada Tabel

dibawah ini.

Page 100: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

100

Tabel 41. Komposisi 10 jenis ikan Target dengan kelimpahan dan proporsi persentase kumulatif yang berada di perairan Pulau Pulau Batang Pele

Famili Jenis Kelimpahan

Individu (ekor)

Presentase Jumlah Individu (

% )

Presentase kumulatif

( % )

presentase Kehadiran (125 St)

Lutjanidae Acanthuridae Caesionidae Caesionidae Caesionidae Scaridae Lutjanidae Scaridae Acanthuridae Siganidae

Caesio cunning Ctenocahetus striatus Caesio caerulea Caesio lunaris Pterocaesio tile Scarus dimidiatus Lutjanus biggutatus Scarus sordidus Zebrasomma scopas Siganus virgatus

1808 547 465 410 300 262 259 244 239 223

20,39 6,16 5,24 4,62 3,38 2,95 2,92 2,75 2,69 2,51

20,39 26,55 31,79 36,41 39,79 42,74 45,66 48,41 51,10 53,61

24 (30) 41 (51) 2 (2) 6 (7) 4 (5)

52 (65) 14 (18) 38 (48) 40 (50) 7 (9 )

Sebaran Ikan di Daerah Reef Edge Pulau Pulau Batang Pele

Pengamatan ikan karang pada daerah Reef edge dilaksanakan pada 80 stasiun dan

menemukan 205 jenis termasuk 24 famili dengan jumlah individu 26.980 ekor, pada daerah ini

ditemukan 91 jenis ikan major, 21 jenis ikan indikator dan 93 jenis ikan target.

10 jenis ikan yang dominan di daerah reef Edge menempati 63 % dari seluruh jenis ikan karang

yang terdapat di daerah Batang Pele . 10 jenis ikan karang yang dominan tersebut terdiri dari 9

jenis ikan kategori major grup dan 1 jenis ikan kategori target , serta termasuk dalam tiga famili

yaitu Pomacentridae, Labridae dan Caesionidae.

Jenis ikan Chromis viridis menempati urutan pertama dari 10 jenis ikan tersebut, dengan jumlah

persentase individu sebanyak 16 % serta persentase kehadirannya (persentage of occurence)

yang cukup tinggi yakni 50 %. Ikan ini hadir hampir pada setiap stasiun menunjukkan bahwa

daerah reef edge di Pulau Batang Pele.

Komposisi jenis 10 ikan karang yang dominan di daerah Reef Edge dapat dilihat pada Tabel 42.

dibawah ini.

Page 101: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

101

Tabel 42. Komposisi 10 jenis ikan yang dominan di daerah Reef Edge Pulau Batang Pele

Famili Jenis Kategori ikan

Kelimpahan Individu

26980 (ekor)

Presentase Jumlah

Individu (% )

Presentase kumulatif

( % )

presentase Kehadiran

(80)

Pomacentridae Pomacentridae Pomacentridae Caesionidae Pomacentridae Pomacentridae Labridae Pomacentridae Pomacentridae Pomacentridae

Chromis viridis Abudefduf curacao Chromis ternatensis Caesio cunning Neopomacentrus azysron Crysisptera cyanea Cirrhilabrus cyanopleura Pomacentrus molucensis Abudefduf sexfasciatus Pomacentrus nigromanus

Major grup Major grup Major grup

Target Major grup Major grup Major grup Major grup Major grup Major grup

4580 2503 2168 1418 1392 1269 1230 1189 759 713

16,97 9,27 8,03 5,25 5,16 4,70 4,55 4,40 2,81 2,65

16,97 26,24 34,27 39,52 44,68 49,38 53,93 58,33 61,14 63,79

50 (40) 76 (61) 36 (29) 33 (26) 24 (19) 38 (30) 14 (11) 65 (52) 36 (29) 45 (36)

Sebaran Ikan Karang di Daerah Reef Top Pulau Pulau Batang Pele Pengamatan yang dilakukan dengan metode RRA pada daerah Reef Edge berhasil dicapai 80

stasiun sedangkan pada Reef Top berhasil dicapai 42 stasiun . Untuk daerah Reef Top di Pulau

Batang Pele keanekaragaman jenis ikan adalah sebesar 129 jenis sedangkan pada daerah Reef

Edge sebesar 205 jenis. Tingginya jumlah jenis pada daerah Reef Edge dibandingkan dengan

daerah Rreef Top diduga disebabkan karena berbedanya jumlah stasiun pengamatan yang cukup

besar (1 : 2) serta disebabkan karena pada daerah Reef Edge tutu pan karangnya lebih tinggi dari

pada daerah Reef Top.

Pengamatan ikan karang pada daerah Reef Top di daerah Batang Pele dilakukan pada 42

stasiun . Keanekaragaman jenis ikan karang pada daerah Reef Top di Batang Pele ditemukan

sebanyak 129 jenis yang termasuk dalam 18 famili, terdiri dari 75 jenis ikan major ,45 jenis ikan

target dan 9 jenis ikan indikator .

Jenis ikan Pomacentrus molucensis merupakan jenis ikan yang memiliki kelimpahan tertinggi

dan kelimpahannya sebesar 25 % dari seluruh ikan yang ditemukan pada daerah Reef Top.

Kehadiran ikan ini cukup tinggi pada daerah Reef Top yaitu sebesar 75 % atau ditemukan di 27

stasiun dari 36 stasiun pengamatan. Komposisi jenis dari 10 jenis ikan yang dominan di daerah Reef

Top dapat dilihat pada Tabel 43. dibawah ini.

Page 102: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

102

Tabel 43. Komposisi 10 jenis ikan yang dominan di daerah Reef Top Pulau Batang Pele

Famili Jenis Kategori ikan

Kelimpahan Individu

3086 (ekor)

Presentase Jumlah

Individu (%)

Presentase kumulatif

( %)

presentase Kehadiran

(36 St)

Pomacentridae Pomacentridae Pomacentridae Pomacentridae Labridae Pomacentridae Acanthuridae Pomacentridae Pomacentridae Acanthuridae

Pomacentrus molucensis Chrysiptera cyanea Chromis viridis Abudefduf sexfasciatus Halichoeres chloropterus Amblyglyphidodon curacao Ctenochaetus striatus Pomacentrus chrysurus Pomacentrus simsiang Acanthurus blochii

Major grup Major grup Major grup Major grup Major grup Major grup

Target Major grup Major grup

Target

770 405 150 113 111 110 98 88 83 76

24,95 13,12 4,86 3,66 3,59 3,56 3,17 2,85 2,68 2,46

24,95 38,07 42,93 46,59 50,18 53,74 56,91 59,76 62,44 64,9

75 (27) 72 (26) 11 (4) 27 (10) 55 (20) 27 (10) 38 (14) 41 (15) 22 (8) 5 (2)

Lamun

Cakupan areal Pulau-pulau Batang Pele meliputi 11 pulau-pulau kecil. Pengamatan dilakukan pada

41 stasiun. Dari hasil pengamatan ditemukan tujuh jenis lamun yang tumbuh mulai dari subtrat pasir

hingga pasir dengan pecahan karang. Jenis-jenis lamun tersebut yaitu : Cymodocea rotundata, C.

serullata, Enhalus acoroides, Halodule uninervis, Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium dan Thalassia

hemprichii. Total biomassa lamun pada areal ini adalah 60.373,20 gram, dengan rata-rata biomassa

adalah 264,11 gram berat basah/m2, yang didominasi jenis Syringodium isoetifolium (kerapatan 518

tegakan/m2).

Bentangan reef flat di Pulau-pulau Batang Pele relatif sempit bila dibandingkan dengan lokasi-lokasi

lainnya. Namun demikian hampir setiap pulau dijumpai tumbuhan mangrove dan lekukan-lekukan garis

pantainya membentuk areal-areal yang tenang dan terlindung dari hempasan ombak serta memiliki

substrat berupa pasir dengan sedikit lumpur. Kondisi demikian merupakan areal yang ideal bagi lamun

untuk tumbuh dengan baik. Sehingga sering dijumpai kehadiran beberapa jenis lamun secara bersamaan

dengan kerapatan dan biomassa yang relatif tinggi.

Karena areal reef flatnya yang relatif sempit dan tetap tergenang walaupun air surut, sehingga

lamun dapat tumbuh dengan baik dan dapat memanfaatkan nutrient secara maksimal. Sistem

perakaran mangrove dapat berfungsi sebagai nutrient trap, dan sering pula lamun dijumpai tumbuh

sampai mencapai areal mangrove. Ke tujuh jenis lamun yang tercatat di Pulau-pulau Batang Pele

sering dijumpai secara bersamaan pada satu lokasi. Suatu fenomena yang ideal bagi pertumbuhan

lamun di perairan Pulau-Pulau Rajaampat, Sorong – Irian jaya.

Page 103: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

103

Tabel 44. Rata-rata kerapatan (tegakan / m2), total biomasa (gram berat basah m2), rata-rata tutupan dan dominansi jenis di Pulau-pulau Batang Pele.

Jenis Kerapatan (N=18)

Total biomassa (N=18)

Tutupan % (N=18) dominansi

Halodule uninervis 107 ± 16,88 738,6 ± 8,52 Cymodocea rotundata 51 ± 36,67 2.053,4 ± 45,10 C. serrulata 19 ± 6,97 776 ± 12,24 Syringodium isoetifolium 518 ± 210,91 30.106 ± 73,84 Enhalus acoroides 42±17,64 23.603,8±922,94 Thalassia hemprichii 32 ± 25,16 2.699,6 ± 114,84 Halophila ovalis 53 ± 33,31 395,8 ± 11,53

35 Syringodium isoetifolium

Kualitas Perairan

Oksigen terlarut

Kadar oksigen terlarut dalam perairan rataan terumbu karang Pulau-pulau Batang Pele berkisar

antara 6,00 - 7,76 ppm. Baku Mutu Air Laut untuk kehidupan biota yang ditetapkan adalah lebih

besar dari 4 ppm (Men.Neg. KLH 1988). Ini berarti seluruh perairan Pulau-pulau Batang Pele

memenuhi Baku Mutu tersebut. Kadar oksigen terlarut di perairan terumbu karang Pulau-pulau

Batang Pele ini lebih tinggi dibandingkan dengan di perairan pantai Waigeo Utara (5,87 – 7,22 ppm);

perairan Pulau-Pulau Ayu (5,81 - 7,18 ppm) maupun perairan terumbu karang TN Wakatobi (5,28 –

7,59 ppb). Selain kadarnya tinggi, distribusinya juga homogen (6,62+0,57 ppm). Tingginya dan

homogennya kadar oksigen terlarut ini menunjukkan bahwa seluruh perairan Pulau-pulau Batang

Pele sangat bersih dan masih benar-benar bersifat alami.

Nitrat dan Nitrit Kadar nitrat di perairan rataan terumbu karang berkisar antara < 1,00 – 10,76 ppb. Kadar

tertinggi (10,76 ppb) ditemukan di pantai Pulau Miosangar Kecil (Gambar 24a dan 24b). Kadar nitrat

di perairan Pulau-pulau Batang Pele ini lebih rendah dibandingkan dengan yang di perairan terumbu

karang Waigeo Utara (< 1,00 – 22,41 ppb; 4,13+6,44 ppb); hampir sama dengan yang di TN

Wakatobi, Sulawesi Tenggara (< 1,00 – 22,46 ppb; 2,00+3,55 ppb), namun lebih tinggi dibandingkan

dengan di perairan pulau-pulau Ayu (< 1,00 – 6,84 ppb; 1,08+1,97 ppb). Seperti di perairan terumbu

karang lainnya, kadar nitrat di perairan terumbu karang Pulau-pulau Batang Pele juga sangat

bervariasi ((1,82+3,22 ppb). Kadar nitrat yang sangat bervariasi seperti ini biasanya ditemukan di

perairan pantai yang banyak menerima limbah pemukiman atau industri. Namun bervariasinya kadar

nitrat di perairan terumbu karang Pulau-pulau Batang Pele bukan disebabkan adanya limbah yang

masuk, tetapi karena kondisi alamnya yang memang seperti itu. Pendapat ini didukung oleh

Page 104: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

104

kenyataan bahwa kadar nitrat di perairan yang dekat pemukiman (St. 14 = 1,35 ppb dan St. 15 = <

1,00 ppb) lebih rendah dibandingkan dengan yang jauh dari pemukiman (St. 9 = 9,19 ppb dan St. 17

= 6,48 ppb).

Kadar nitrit berkisar antara < 1,00 – 2,62 ppb (0,23+0,67 ppb). Seperti nitrat, kisaran kadar ini

juga lebih rendah dibandingkan dengan yang di perairan terumbu karang Waigeo Utara (< 1,00 –

15,14 ppb; 2,85+4,98 ppb)), TN Wakatobi, Sulawesi Tenggara (< 1,00 - 4,20 ppb; 0,66 ±1,28 ppb),

namun lebih tinggi dari yang di Pulau-pulau Ayu, Waigeo Utara (< 1,00 – 1,60 ppb; 0,14+0,44 ppb).

Seperti di perairan terumbu karang lainnya (TN Wakatobi, Waigeo Utara, Pulau-pulau Ayu) kadar

nitrit di perairan terumbu karang Pulau-pulau Batang Pele inipun sangat bervariasi ((0,23+0,67 ppb).

Di perairan yang masih bersih atau perairan yang kadar oksigen terlarutnya tinggi (> 5 ppm), kadar

nitrit umumnya tidak terdeteksi ( < 1 ppb) dan lebih rendah dari kadar nitrat. Kondisi ini juga

ditemukan di perairan Pulau-pulau Batang Pele. Dari 25 lokasi pengamatan, hanya 3 lokasi yang

kadar nitritnya terdeteksi (St. 7 = 1,60 ppb; St. 17 = 2,62 ppb; St. 22 = 1,60 ppb); dan tidak ditemukan

adanya lokasi yang kadar nitritnya lebih tinggi dari kadar nitratnya. Hal ini menunjukkan bahwa

perairan terumbu karang Pulau-pulau Batang Pele benar-benar masih bersifat alami.

Fosfat Kadar fosfat berkisar antara 1,23 – 13,13 ppb (4,56±3,33 ppb). Kisaran kadar fosfat ini lebih

rendah dibandingkan dengan di perairan Waigeo Utara (1,23 – 48,85 ppb; 8,99+12,84 ppb), namun

lebih tinggi dibandingkan dengan di perairan Pulau-Pulau Ayu (1,23 – 9,17 ppb; 3,18+2,63 ppb).

Kadar fosfat di perairan Pulau-pulau Batang Pele bagian timur lebih tinggi dari yang di sebelah barat.

Hal ini disebabkan di perairan Pulau-pulau Batang Pele sebelah timur banyak ditemui hutan

mangrove. Seperti nitrat dan nitrit yang kadarnya sangat bervariasi, kadar fosfat di perairan ini juga

bervariasi (4,56±3,33 ppb). Bervariasinya kadar fosfat ini bukan disebabkan adanya limbah yang

masuk ke perairan tersebut, tetapi kondisi alamnya yang seperti itu. Hal ini dapat dilihat dari

perbandingan kadar fosfat di lokasi yang dekat dan yang jauh dari pemukiman. Kadar fosfat di

lokasi yang dekat dengan pemukiman (St. 14 = 2,55 ppb) lebih rendah dibandingkan di lokasi yang

jauh dari pemukiman (St. 7) yaitu 13,13 ppb).

Zat padat terlarut (TSS) Di perairan Pulau-pulau Batang Pele, Waigeo Selatan, kadar TSS berkisar antara 2,09 – 6,08

ppm (3,68±0,85 ppm). Kadar tertinggi (6,08 ppm) ditemukan di stasiun 16 (Gambar 24a dan 24b).

Tingginya kadar TSS di stasiun 16 ini disebabkan di sekitarnya terdapat hutan Mangrove. Kisaran

kadar ini lebih tinggi dibandingkan dengan yang di perairan Pulau-pulau Ayu (1,16 – 5,53 ppm),

perairan pantai Waigeo Utara (2,89 – 5,56 ppm) dan yang di perairan TN Wakatobi, Sulawesi

Tenggara (2,76 – 5,02 ppm). Data ini menunjukkan bahwa perairan Pulau-pulau Batang Pele lebih

subur dibandingkan dengan ketiga perairan tersebut. Seperti di perairan pantai Waigeo Utara dan

Page 105: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

105

perairan Pulau-pulau Ayu, zat padat tersuspensi di perairan ini juga berasal dari detritus. Kadar

maksimum TSS untuk kehidupan biota adalah 80 ppm. Berdasarkan ini kualitas perairan pantai utara

Pulau Waigeo masih sesuai dengan Baku Mutu Air (Men. KLH 1988).

Salinitas dan pH Salinitas air di perairan terumbu karang Pulau-pulau Batang Pele adalah tinggi dan homogen (35

%o). Tingginya salinitas ini adalah normal karena berhubungan langsung dengan Samudra Pasifik.

Seperti salinitas, pH air juga homogen (8,14 – 8,63; 8,28+0,08). Salinitas dan pH seperti ini adalah

normal di perairan bebas. Kisaran kedua parameter tersebut masih sesuai dengan Baku Mutu Air

Laut untuk kehidupan biota yaitu pH = 6,5-9 dan perubahan salinitas hanya boleh + 10 % (Men. KHL

1988).

Page 106: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

106

MangroveFringing ReefPulauLagoon

#Y Stasiun

1 0 1 Kilometers

N

Parameter Nilai SatuanDO 6.00 ppmpH 8.18 -TSS 5.02 mg/LSalinitas 35 o/ooNitrat <1.000 ppbNitrit <1.000 ppbFosfat 3.875 ppb

#Y#Y

#Y

#Y

#Y#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

1112

13

14

1516

17

18

19

20

21

22

23

24

25

0°22' 0°22'

0°21' 0°21'

0°20' 0°20'

0°19' 0°19'

0°18' 0°18'

130°19'

130°19'

130°20'

130°20'

130°21'

130°21'

130°22'

130°22'

130°23'

130°23'

130°24'

130°24'

Parameter Nilai SatuanDO 6.18 ppmpH 8.14 -TSS 3.69 mg/LSalinitas 35 o/ooNitrat <1.000 ppbNitrit <1.000 ppbFosfat 1.230 ppb

Parameter Nilai SatuanDO 7.600 ppmpH 8.290 -TSS 2.130 mg/LSalinitas 35.00 o/ooNitrat 5.089 ppbNitrit 1.604 ppbFosfat 9.166 ppb

KONDISI KUALITAS AIRPULAU-PULAU BATANGPELE

BAGIAN UTARA

Sumber data :Survey Lapangan Okt. 2001Basemap dibuat berdasarkanCitra Satelit Landsat 7 ETM +tanggal 5 Sep. 2000 (Path/Row: 107/60)

Copyright :Proyek COREMAP

ADB Loan INO-1613-2001-

LEGENDA :Parameter Nilai SatuanDO 6.27 ppmpH 8.26 -TSS 3.47 mg/LSalinitas 35 o/ooNitrat <1.000 ppbNitrit <1.000 ppbFosfat 3.875 ppb

Parameter Nilai SatuanDO 6.38 ppmpH 8.26 -TSS 4.13 mg/LSalinitas 35 o/ooNitrat <1.000 ppbNitrit <1.000 ppbFosfat 13.134 ppb

Parameter Nilai SatuanDO 6.44 ppmpH 8.28 -TSS 3.64 mg/LSalinitas 35 o/ooNitrat <1.000 ppbNitrit <1.000 ppbFosfat 2.553 ppb

Parameter Nilai SatuanDO 6.53 ppmpH 8.29 -TSS 6.08 mg/LSalinitas 35 o/ooNitrat <1.000 ppbNitrit <1.000 ppbFosfat 1.230 ppb

Parameter Nilai Satuan

DO 7.450 ppmpH 8.280 -TSS 3.600 mg/LSalinitas 35.00 o/ooNitrat 6.477 ppbNitrit 2.619 ppbFosfat 9.166 ppb

Parameter Nilai SatuanDO 6.16 ppmpH 8.22 -TSS 2.58 mg/LSalinitas 35 o/ooNitrat <1.000 ppbNitrit <1.000 ppbFosfat 3.875 ppb

Parameter Nilai SatuanDO 6.01 ppmpH 8.27 -TSS 3.60 mg/LSalinitas 35 o/ooNitrat <1.000 ppbNitrit <1.000 ppbFosfat 3.875 ppb

Parameter Nilai SatuanDO 7.34 ppmpH 8.31 -TSS 3.20 mg/LSalinitas 35 o/ooNitrat 7.231 ppbNitrit <1.000 ppbFosfat 2.553 ppb

Parameter Nilai SatuanDO 6.40 ppmpH 8.28 -TSS 2.09 mg/LSalinitas 35 o/ooNitrat 1.352 ppbNitrit <1.000 ppbFosfat 2.553 ppb

Parameter Nilai SatuanDO 6.38 ppmpH 8.26 -TSS 3.38 mg/LSalinitas 35 o/ooNitrat 1.352 ppbNitrit <1.000 ppbFosfat 2.553 ppb

Parameter Nilai SatuanDO 6.98 ppmpH 8.28 -TSS 3.69 mg/LSalinitas 35 o/ooNitrat <1.000 ppbNitrit <1.000 ppbFosfat 5.198 ppb

Parameter Nilai SatuanDO 7.35 ppmpH 8.30 -TSS 3.47 mg/LSalinitas 35 o/ooNitrat <1.000 ppbNitrit <1.000 ppbFosfat 2.553 ppb

Gambar 24a. Distribusi oksigen terlarut, nitrat, nitrit , fosfat, TSS, salinitas dan pH di perairan Pulau-pulau Batang Pele Bagian Utara

Page 107: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

107

N

P. W ai geo

P. B atangpe le

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

0°25' 0°25'

0°24' 0°24'

0°23' 0°23'

0°22' 0°22'

0°21' 0°21'

130°14'

130°14'

130°15'

130°15'

130°16'

130°16'

130°17'

130°17'

130°18'

130°18'

130°19'

130°19'

1 0 1 Kilometers

MangroveFringing ReefPulauLagoon

#Y Stasiun

Parameter Nilai SatuanDO 6.01 ppmpH 8.24 -TSS 4.97 mg/LSalinitas 35 o/ooNitrat <1.000 ppbNitrit <1.000 ppbFosfat 1.230 ppb

Parameter Nilai SatuanDO 6.28 ppmpH 8.26 -TSS 3.47 mg/LSalinitas 35 o/ooNitrat <1.000 ppbNitrit <1.000 ppbFosfat 6.521 ppb

Parameter Nilai SatuanDO 6.40 ppmpH 8.27 -TSS 3.64 mg/LSalinitas 35 o/ooNitrat <1.000 ppbNitrit <1.000 ppbFosfat 2.553 ppb

Parameter Nilai SatuanDO 6.15 ppmpH 8.26 -TSS 3.38 mg/LSalinitas 35 o/ooNitrat 10.759 ppbNitrit <1.000 ppbFosfat 6.251 ppb

Parameter Nilai SatuanDO 6.40 ppmpH 8.26 -TSS 3.11 mg/LSalinitas 35 o/ooNitrat <1.000 ppbNitrit <1.000 ppbFosfat 3.875 ppb

Parameter Nilai SatuanDO 6.27 ppmpH 8.26 -TSS 3.60 mg/LSalinitas 35 o/ooNitrat <1.000 ppbNitrit <1.000 ppbFosfat 2.553 ppb

Parameter Nilai SatuanDO 6.850 ppmpH 8.270 -TSS 4.580 mg/LSalinitas 35.000 o/ooNitrat 1.954 ppbNitrit 1.604 ppbFosfat 13.134 ppb

Parameter Nilai SatuanDO 7.63 ppmpH 8.32 -TSS 3.78 mg/LSalinitas 35 o/ooNitrat 2.136 ppbNitrit <1.000 ppbFosfat 3.875 ppb

Parameter Nilai SatuanDO 7.79 ppmpH 8.63 -TSS 3.82 mg/LSalinitas 35 o/ooNitrat 9.191 ppbNitrit <1.000 ppbFosfat 2.553 ppb

Parameter Nilai SatuanDO 6.27 ppmpH 8.23 -TSS 3.96 mg/LSalinitas 35 o/ooNitrat <1.000 ppbNitrit <1.000 ppbFosfat 3.875 ppb

KONDISI KUALITAS AIRPULAU-PULAU BATANGPELE

BAGIAN SELATAN

Copyright :Proyek COREMAP

ADB Loan INO-1613-2001-

Sumber data :Survey Lapangan Okt. 2001Basemap dibuat berdasarkanCitra Satelit Landsat 7 ETMtanggal 5 Sep. 2000 (Path/Row: 107/60)

LEGENDA :

Gambar 24b. Distribusi oksigen terlarut, nitrat, nitrit , fosfat, TSS, salinitas dan pH di perairan Pulau-pulau Batang Pele Bagian Selatan

Page 108: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

108

Arus

Pengamatan arus di Pulau Pulau Batang Pele diukur pada 3 lapisan kedalaman, yaitu 13 m, 20

m dan 50 m (Gambar 31 dan 32). Kecepatan dan arah arus pada waktu pasang dan waktu surut di

setiap kedalaman disajikan pada Tabel dibawah ini :

Tabel 45. Kecepatan dan arah arus dominan di Pulau Pulau Batang Pele, Kepulauan Rajaampat, Oktober 2001

Kedalaman Kecepatan Rata-rata (cm/detik)

Kecepatan tertinggi

(cm/detik) Arah dominan

WAKTU PASANG 13 42 60 Utara – timur laut 20 39 53 Utara – timur laut 50 37 53 Utara – timur laut

WAKTU SURUT 13 9 22 Selatan – barat daya 20 11 32 Selatan – barat daya 50 11 40 Selatan – barat daya

Dari hasil pengamatan diperoleh suatu gambaran kecepatan arus yang berbeda dengan kecepatan

arus di Pulau Boni dan Pulau Ayu. Di Pulau-pulau Batang Pele kecepatan arus pada saat surut lebih

kuat dibandingkan dengan saat pasang. Hal ini merupakan kebalikan dari keadaan arus di Pulau Boni

dan Pulau Ayu.

Page 109: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

109

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan

− Jumlah jenis karang di Kepulauan Rajaampat adalah 293 jenis dan terbanyak dijumpai di Pulau-pulau

Ayu. Hasil LIT dan RRA memperlihatkan bahwa kondisi terumbu karang di Pulau-pulau Ayu dikategorikan

baik, sedangkan di Pulau-pulau Batang Pele dan Pulau Boni dikatagorikan sedang.

− Perairan Rajaampat memiliki keanekaragaman jenis ikan yang relatif tinggi bila dibandingkan dengan

beberapa perairan di Indonesia. Pada umumnya daerah reef edge memiliki jenis ikan yang lebih

tinggi dibandingkan dengan daerah reef top. Hemitaurichthys polilepis merupakan ikan penciri di

Pulau-pulau Ayu; Chaetodon oktofasciatus ikan penciri Pulau-pulau Batang Pele dan Cromis lineata

merupakan ikan penciri Pulau Boni dan sekitarnya.

− Kepadatan lamun di Pulau Boni lebih baik daripada di Pulau-pulau Ayu dan pulau-pulau Batang Pele.

− Kondisi hutan mangrove di Kepulauan Rajaampat tergolong tipis dan dapat dikatakan sebagai hutan

tua.

− Kualitas perairan Rajaampat tergolong bersih, jernih dan belum terlihat adanya pengaruh kegiatan

manusia.

− Kondisi suhu, salinitas, kecerahan, kekeruhan dan intensitas matahari di perairan Kepulauan

Rajaampat tergolong baik, sedangkan kecepatan arus tergolong cukup kuat.

Rekomendasi

- Keberadaan terumbu karang di Kepulauan Rajaampat perlu dijaga dari kerusakan lebih lanjut. Hal

ini sangat berkaitan dengan kebedaraan biota-biota lainnya seperti ikan karang, moluska atau

hewan-hewan lain yang hidupnya berasosiasi dengan terumbu karang.

- Keberadaan hutan mangrove dan lamun perlu dilestarikan, karena secara tidak langsung kedua

ekosistem ini memberikan sumbangan nutrisi bagi kelangsungan hewan-hewan yang hidup

berasosiasi dengan terumbu karang.

Page 110: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

110

DAFTAR PUSTAKA

Adrim , M dan M. Hutomo, 1989. Species composition , distribution and abundance of Chaetodontidae

along reef transect in. Flores Sea. Netherlands Journall of Sea Rersearch, 23 : 85 – 93.

----------------, 2001. Ekos struktur dan Distribusi Spasial Temporal Ikan Karang (Family Pomacentridae) Di

Perairan Teluk Ambon. Pesisir dan Pantai Indonesia VI. P3 O LIPI, 2001.

American Publich Health Association; American water works Assocition dan Water Pollution Control

Federation 1980. Standard methods for the examination of water and wastewater. APHA,AWWA,WPCF.

15th eds.

Anderson, G.R.V., A.H. Her;ich, P.R. Ehrlich, J.D. Roughgarden, B.C Russel and F.H. Talbot. 1981 The

Community structure of coral reef fishes. Amerrican Naturalist, 117 : 476 - 495.

Anonim, 1994. Laporan Ekspedisi Pulau Rinca. Jakarta, 3 September – 7 Oktober 1994: 38 – 42.

BAKOSURTANAL, 1988. Atlas Sumber Daya Kelautan. PT. Bhinneka Surya Pratama, Jakarta.

Banjarnahor, J. 1999. Water current of the Mamberamo adjacent waters. In: Proceeding of the Indo – Tropics

Workshop, Jakarta, 6 – 7 December : 17 – 22.

Bawole, R. 1998. Distribusi spasial ikan Chaetodontidae dan peranannya sebagai indikator kondisi terumbu

karang di perairan Teluk Ambon. Thesis S2 Program Pasca sarajan IPB.

Bell, J. D. Hamerlien-Vivien and R. Galzin , 1985. Large scale spatial variation in abundance of butterflyfish

(Chaetodontidae) on Polinesia Reefs . Procedings of the 5 th International coral Reef Congres , Tahiti

pp. 421 – 426.

Carritt D.E. dan J.H. Carpenter, 1966. Comparison and evaluation of currently modifications of Winkler

method for determining dissolved oxygen in seawater. A NASCO Report. J. Mar. Res. (24)3 : 286 – 318.

Conservation International Indonesia, 2001. Laporan umum hasil penelitian Marine RAP di Kepulauan

Radja Ampat, Sorong Irian Jaya. Seri Penelitian No. 05.

Conservation International Indonesia. Kepulauan Raja Ampat, Sorong. Factsheet.

Cox., G.W. 1967. Laboratory manual of general ecology. M.W.C. Brown Company, Minneapolis, Minnesota 165

pp.

Dartnall, A. J and M. Jones, 1986. A Manual of survey methods for living resources incoastal area. Asean

Australia Cooperative Program in Marine Science . Australia Institute of Marine Science . 168 p.

Direktorat Bina Program Kehutanan 1981. Tegakan Hutan Indonesia. Direktorat Jenderal Kehutanan.

Direktorat Bina Program Kehutanan 1980. Risalah Hutan Indonesia. Direktorat Jenderal Kehutanan.

Dirjen PHPA, 1990. Laporan Survai Penilaian Potensi Sumber Daya Alam Laut Dalam Rangka Penetapan

Kawasan Konservasi Laut DI Kepulauan Ayu, Irian Jaya. Proyek Pengembangan Kawasan Pelestarian Laut.

Bogor. 34 hal.

English, S. : C. Wilkinson and V.baker, 1997. Survey Manual for Tropical Resources. 2nd edition. Australian

Institute of Marine Science. Townsville; 390p

Page 111: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

111

Grasshoff, K. 1976. Determination of nitrate. Dalam : Methods of seawater analysis. (Grasshoff eds.).

Verlag Chemie-Weinheim- New york : 137 – 145.

Hadikusumah And L.F.Weno 1999. The distributions of temperature and salinity in the Mamberamo Waters, Irian

Jaya. In : Proceeding of the Indo – Tropics Workshop, Jakarta, 6 – 7 December : 24 – 39.

Hadikusumah, Nurhayati dan L.F.Wenno 2000. Variasi suhu dan salinitas di Perairan Mamberamo Irian Jaya,

Agustus 2000. Dalam: Perairan Indonesia , Jakarta, Mei 2001: 21 – 32.

Hukom, F. D. 2001. Asosiasi antara komunitas ikan karang (Famili Chaetodontidae) dengan bentuk

pertumbuhan karang di perairan Kepulauan Derawan , Kalimantan Timur. Pesisir dan Pantai Indonesia

VI. P3 O LIPI, 2001.

Hukom, F.D , La Tanda, Y. Laurens dan S. Wouthuyzen. 2001. Sensus ikan karang di Pulau Pulau

Padaido. Laporan Akhir, Pengkajian Metodologi Pendugaan Stock Ikan Karang di Pulau Biak dan Pulau

Pulau Padido.

Hutomo , M , S.R. Suharti and I.H.. Harahap, 1991. Spatial variability in the Chaetodontidae fish community

structure of Sunda Straits Reefs. Procedings of the regional Symposium on Living Resources in

Coastal Areas, Philipine .pp : 151 – 161.

Koreleff, F. 1976. Determination of phosphorus. Dalam : Methods of seawater analysis. (Grasshoff eds.).

Verlag Chemie-Weinheim- New york : 117 – 126.

Kuiter , R.H. 1992 . Tropical reef fishes of the western pacific, Indonesia and adjascent waters. Penerbit

Gramedia Pustaka Utama Jakarta. 314 halaman.

Leiske , E and R. Myers, 1995. Coral reef fishes of Indo Pacific and Caribean. Harper collin Publish. 400 pp.

Men KLH, 1988. Pedoman penentuan Baku Mutu Lingkungan. Baku Mutu Air Laut untuk kehidupan biota.

Sekretariat Men. Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup.

Nurhayati And Suyarso 1999. Horizontal distribution of water turbidity in the Mamberamo waters, Irian Jaya. In :

Proceeding of the Indo – Tropics Workshop, Jakarta, 6 – 7 Desember : 41 – 47.

Odum., W.E. and E.J. Heald 1972. Tropic analysis of an estuarine mangrove community. Bull of Marine

Science 22 : 671 – 738.

Pieloum E.C., 1996. The measurement of diversity in different types of biological collection. J. Theoret. Biol

13: 131-144

Qosting., H.J. 1956. The study of plant communities : An introduction to plant ecology, 2 nd ed W.H.

Freeman and co. San Francisco and London 440 p.

Russ, G. 1995. Distribution and Abundance of Herbivorous grazing fishes in yhe central Great Barrier Reef.

Patterns of zonation of mid-shelf and outershelf reefs. Marine Ecology. Vol. 20 : 35 – 44.

Sea-Bird Electronics, Inc., 1998. CTD Data Acquisition Software Sea Soft. Bellevue, Washington 98005 USA.

Shannon, C.E., 1948. A mathematical theory of communication. Bell System Tech. J.27. 379-423, 623-656

SK Menteri Kehutanan No. 81/Kpts-II/93.

Page 112: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

112

Strickland J.D.H. dan T.R. Parsons, 1968. Determination of reactive nitrite. Dalam : A practical handbook of

seawater analysis (Stevenson J.C ; L.W. Billingsley and R.H. Wigmore eds). Fis. Res. Board. Can.

Canada : 77 – 78.

Zar, J.H., 1996 Biostatical Analysis. Second edition. Prentice-Hall Int. Inc. New jersey; 663p

Page 113: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

113

LAMPIRAN

Page 114: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

114

Lampiran 1. Jumlah dan Sebaran Sebaran jenis karang batu hidup di Rajaampat dan sekitarnya

No. Suku L O K A S I Jenis A B C D E F I ASTROCOENIIDAE

1 Stylocoeiniella armata 1 1 1 0 0 0 2 S. guentheri 1 0 0 0 0 0 3

II POCILLOPORIDAE 4 Pocillopora damicornis 1 2 1 1 1 1 5 P. eydouxi 1 1 0 0 0 0 6 P. meandrina 1 1 0 0 0 0 7 P. verrucosa 1 2 1 2 1 1 8 P. woodjonesi 1 1 0 0 0 0 9 Seriatopora caliendrum 1 1 1 0 1 0

10 S. hystrix 2 2 1 1 1 1 11 Stylophora pistillata 2 2 2 2 2 1 12 Palauastrea ramosa 1 1 0 0 0 0 13 Madracis kirby 1 1 0 0 0 0

III ACROPORIDAE

14 Montipora monasteriata 1 1 1 1 0 0 15 M. tuberculosa 1 0 0 0 1 0 16 M. hoffmeisteri 1 1 0 0 0 0 17 M. millepora 1 0 1 1 0 1 18 M. spongodes 0 1 0 1 0 0 19 M. spumosa 1 1 1 0 1 0 20 M. undata 1 1 1 0 1 1 21 M. danae 0 1 0 0 0 1 22 M. verrucosa 1 0 0 1 1 0 23 M. incrassata 0 1 1 0 0 1 24 M. foveolata 0 1 0 0 0 0 25 M. venosa 2 2 1 1 1 1 26 M. digitata 1 1 0 1 0 1 27 M. hispida 1 2 0 0 1 0 28 M. efforescens 1 1 0 0 0 0 29 M. grisea 1 1 0 1 0 1 30 M. stellata 1 1 0 1 0 0 31 M. informis 1 2 1 1 1 1 32 M. foliosa 1 1 0 0 0 0 33 M. aequituberculata 1 1 0 0 0 1 34 M. turgescens 1 1 0 0 0 0 35 M. crassituberculata 1 0 0 0 1 0

Page 115: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

115

36 Anacropora forbesi 1 1 0 1 0 0 37 A. puertogelerae 1 0 0 0 0 0 38 A. reticulata 0 1 1 0 1 0 39 A. matthai 1 0 0 0 0 0 40 Acropora abrolhosensis 1 1 0 0 0 1 41 A. aculeus 0 1 0 0 1 0 42 A. acuminata 1 2 0 0 0 1 43 A. anthocercis 0 0 1 1 0 0 44 A. aspera 1 1 1 0 1 1 45 A. austera 1 0 0 0 0 0 46 A. brueggemanni 1 1 1 0 0 2 47 A. carduus 1 1 1 0 0 2 48 A. caroliniana 1 1 0 0 1 0 49 A. cerealis 1 1 1 0 0 0 50 A. clathrata 1 1 1 1 0 1 51 A. cuneata 1 2 0 1 1 0 52 A. cytherea 1 1 0 1 0 0 53 A. danai 1 0 1 0 1 0 54 A. dendrum 1 1 1 0 1 1 55 A. digitifera 1 2 1 1 0 0 56 A. divaricata 1 1 1 1 1 1 57 A. donei 0 0 0 0 0 1 58 A. echinata 1 2 0 1 1 0 59 A. elseyi 0 1 1 0 0 0 60 A. florida 0 1 0 1 1 1 61 A. formosa 1 1 1 0 1 0 62 A. gemmifera 2 0 1 1 0 1 63 A. glauca 1 0 1 0 0 0 64 A. grandis 0 1 0 0 1 1 65 A. granulosa 1 1 0 0 0 0 66 A. horrida 1 1 0 1 0 1 67 A. humilis 1 1 1 1 1 1 68 A. hyacinthus 1 2 1 2 1 1 69 A. jaquelineae 0 1 1 0 0 1 70 A. kirstyae 1 0 0 1 0 0 71 A. latistella 1 1 0 1 0 0 72 A. longicyathus 1 1 1 0 0 0 73 A. lovelli 1 1 0 0 0 0 74 A. microclados 0 1 0 0 0 1 75 A. microphthalma 1 2 1 1 1 0 76 A. millepora 1 0 0 0 0 0 77 A. nana 1 1 0 1 0 0 78 A. nasuta 2 1 1 1 1 1 79 A. nobilis 1 2 1 1

Page 116: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

116

80 A. palifera 1 2 2 1 1 1 81 A. palmerae 1 1 0 0 0 0 82 A. paniculata 1 0 0 0 0 0 83 A. pulchra 1 1 0 1 1 0 84 A. robusta 1 1 0 0 0 1 85 A. samoensis 1 0 0 0 0 86 A. sarmentosa 1 1 1 0 87 A. secale 1 1 1 0 88 A. selago 1 89 A. solitaryensis 1 1 1 90 A. spicifera 1 91 A. stoddarti 1 1 1 92 A. subglabra 1 1 1 1 1 1 93 A. subulata 1 94 A. tenuis 1 1 1 1 1 1 95 A. turtuosa 1 1 96 A. valenciennesi 1 1 1 1 1 97 A. valida 1 98 A. vaughani 1 1 99 A. loripes 1 1 1

100 A. speciosa 1 1 101 A. verweyi 1 1 102 A. yongei 1 1 1 103 Astreopora explanata 1 1 1 1 104 A. gracilis 1 1 105 A. listeri 1 106 A. myriophthalma 1 1

IV PORITIDAE 107 Porites annae 1 1 1 1 1 1 108 P. cylindrica 1 2 1 1 2 109 P. lichen 1 1 110 P. lobata 1 1 1 1 1 1 111 P. lutea 1 1 1 1 1 1 112 P. nigrescens 1 1 1 2 1 1 113 P. rus 1 2 1 1 1 1 114 P. solida 1 1 115 P. vaughani 1 1 116 Goniopora columna 1 1 1 117 G. djiboutiensis 2 1 1 1 1 118 G. lobata 1 1 119 G. minor 1 120 G. palmensis 1 1 1 1 121 G. pandoraensis 1 1 1

Page 117: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

117

122 G. pendulus 1 1 123 G. stokesi 1 1 1 1 124 G. stutchburyi 1 125 G. tenuidens 1 1 1 1 126 Alveopora catalai 1 1 1 127 A. gigas 128 A. spongiosa 1 1 1 129 A. tizardi 1

V SIDERASTREIDAE 130 Pseudosiderastrea tayami 1 1 1 1 1 1 131 Psammocora contigua 1 1 132 P. digitata 133 P. explanulata 1 1 1 134 P. profundacella 1 1 1 135 P. superficialis 1 1 136 Coscinaraea columna 1 1 1 137 C. exesa 1 1 1 1 138 C. marshae 1 1 139 C. wellsi 1 1 1

VI AGARICIIDAE 140 Pavona cactus 1 1 1 141 P. clavus 1 1 142 P. decussata 2 1 143 P. explanulata 1 1 1 1 1 1 144 P. minuta 1 145 P. varians 1 1 2 1 1 146 P. venosa 1 1 1 1 147 Leptoseris explanata 1 1 148 L. foliosa 1 1 1 149 L. mycetoseroides 1 1 1 150 L. papyracea 1 1 1 151 L. scabra 1 152 L. yabei 1 1 153 Gardineroseris planulata 1 1 1 154 Coeloseris mayeri 2 1 2 1 1 1 155 Pachyseris rugosa 1 1 1 1 1 1 156 P. speciosa 1 2 1 1 1 1

VII FUNGIIDAE 157 Cycloseris patelliformis 1 1 158 C. vaughani 1 1 1 159 Diaseris distorta 1 1

Page 118: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

118

160 D. fragilis 1 1 161 Heliofungia actiniformis 1 1 1 1 1 1 162 Fungia concinna 1 1 1 163 F. danai 1 1 164 F. echinata 1 1 165 F. fungites 1 1 166 F. molluccensis 1 1 1 167 F. paumotensis 1 168 F. repanda 1 1 1 1 169 F. scruposa 1 1 170 F. scutaria 1 1 1 1 171 F. simplex 1 1 1 1 1 172 F. valida 1 1 173 Herpolitha limax 1 1 1 1 1 1 174 Polyphyllia talpina 1 1 1 1 175 Halomitra pileus 1 1 176 Sandalolitha robusta 1 1 1 1 1 1 177 Lithophyllon edwardsi 1 1 178 L. elegans 1 1 179 Podabacia crustacea 1 1 1 1 1 1 180 Zooplius echinata 1 181

VIII OCULINIDAE 182 Galaxea astreata 1 1 1 1 1 1 183 G. fascicularis 1 1 1 1 1 184 Acrhelia horrescens 1 1 1

IX PECTINIIDAE 185 Echinophyllia aspera 1 186 E. echinata 1 187 Oxypora glabra 1 1 1 1 1 1 188 O. lacera 1 1 1 1 1 1 189 Mycedium elephantotus 1 2 1 1 190 Pectinia alcicornis 1 1 1 1 191 P. lactuca 1 1 1 1 192 P. paeonia 1 1 1 1

X MUSSIDAE 193 Blastomussa merleti 1 194 B. wellsi 1 195 Cynarina lacrymalis 1 1 1 1 1 1 196 Scolymia australis 1 1 1 1 1 1 197 S. vitiensis 1 1 198 Acanthastrea bowerbanki 1 1

Page 119: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

119

199 A. echinata 1 1 1 200 A. hillae 1 1 1 201 Lobophyllia corymbosa 1 1 1 1 1 1 202 L. diminuta 1 1 1 203 L. hataii 1 1 204 L. hemprichii 1 1 1 1 1 1 205 L. pachysepta 1 1 206 Symphyllia radians 1 1 1 1 1 1 207 S. recta 1 1 208 S. valenciennesii 1 1 1 209 S. agaricia 1 1 1

XI MERULINIDAE 210 Hydnophora exesa 1 1 1 1 211 H. microconos 1 1 1 212 H. pilosa 1 1 213 H. rigida 1 214 Merulina ampliata 1 1 1 2 1 2 215 M. scabricula 1 1 1 1 1 1 216 Scapophyllia cylindrica 1 1

XII FAVIIDAE 217 Caulastrea curvata 1 1 1 218 C. furcata 1 1 219 C. tumida 1 1 1 220 Favia favus 1 1 221 F. laxa 2 2 1 1 1 1 222 F. lizardensis 1 223 F. maritima 1 1 1 224 F. matthaii 1 1 1 1 225 F. maxima 1 1 1 1 226 F. pallida 1 1 227 F. rotumana 1 1 1 1 228 F. rotundata 1 1 1 1 1 229 F. speciosa 1 1 1 230 F. stelligera 1 1 1 231 F. veroni 1 1 1 1 232 Barabattoia amicorum 1 233 Favites abdita 1 1 1 1 1 1 234 F. chinensis 1 1 1 1 235 F. complanata 1 1 1 236 F. flexuosa 1 1 1 237 F. halicora 1 1 1 238 F. pentagona 1 1 1

Page 120: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

120

239 F. russelli 1 1 1 240 Goniastrea aspera 1 1 241 G. australensis 1 1 242 G. favulus 1 1 1 243 G. palauensis 1 1 1 1 244 G. pectinata 1 1 245 G. retiformis 1 1 1 1 246 Platygyra daedalea 1 1 1 1 247 P. lamellina 1 1 1 1 248 P. pini 1 1 1 1 1 1 249 P. sinensis 1 1 1 250 Leptoria phrygia 1 1 1 1 1 1 251 Oulophyllia bennettae 1 252 O. crispa 1 1 253 Montastrea annuligera 1 1 254 M. curta 1 1 1 1 255 M. magnistellata 1 1 1 1 1 1 256 M. valenciennesi 1 1 1 257 Plesiastrea versipora 1 1 258 Diploastrea heliopora 1 1 1 1 259 Leptastrea inaequalis 1 1 260 L. pruinosa 1 1 1 1 261 L. purpurea 1 1 1 262 L. transversa 1 1 1 263 Cyphastrea chalcidicum 1 1 1 1 1 1 264 C. japonica 1 1 265 C. microphthalma 1 1 1 1 1 1 266 C. serailia 1 1 1 1 1 1 267 Echinopora gemmacea 1 1 268 E. horrida 1 1 1 1 269 E. lamellosa 1 1 1 1 1 1 270 E. mammiformis 1 1 1 1 1 1

XIII TRACHYPHYLLIIDAE 271 Trachyphyllia geoffroyi 1 1 1 1 1 1

XIV CARYOPHYLLIIDAE 272 Euphyllia ancora 1 1 1 1 1 1 273 E. cristata 1 1 1 1 1 274 E. divisa 1 1 1 275 E. glabrescens 1 1 1 1 1 1 276 Catalaphyllia jardinei 1 1 277 Plerogyra sinuosa 1 1 1 1 1 1 278 Physogyra lichtensteini 1 1 2 1 1 1

Page 121: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

121

XV DENDROPHYLLIIDAE 279 Turbinaria peltata 1 1 1 1 280 T. frondens 1 2 1 1 281 T. mesenterina 1 1 1 282 T. reniformis 1 1 1 1 283 T. stellulata 1 1 1 284 T. conspicua 1 1 1 285 Heteropsammia cochlea 1 1 1 286 Tubastrea faulkneri 1 1 1 1 287 T. micrantha 1 1 1 1

XVI TUBIPORIDAE 288 Tubipora musica 1 1 1 1 1 1

XVII HELIOPORIDAE 289 Heliopora coerulea 1 1 1 1 1 1

XVIII MILLEPORIDAE 290 Millepora platyphylla 1 1 1 1 291 M. tenella 1 1 1 292 M. exaesa 1 1 1 1

XIX STYLASTERIDAE 293 Distichopora sp. 1 1 1 1 294 Stylaster sp. 1 1 1 1

Jumlah species 236 225 142 135 125 119 Keterangan : A. Reef I, PP. Ayu 0 = Tidak dijumpai B. Reef II, P. Ayu 1 = dijumpai C . Pulau Boni 2 = dominan D. Pulau Yefnawan E. Pulau Mutus F. Pulau Miosarar

Page 122: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

122

Page 123: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

123

Page 124: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

124

Page 125: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

125

Page 126: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

126

Page 127: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

127

Page 128: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

128

Page 129: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

129

Page 130: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

130

Page 131: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

131

Page 132: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

132

Page 133: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

133

Page 134: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

134

Karang dari jenis Acropora sp. (tengah) diantara Porites sp.

Beberapa jenis karang yang dijumpai di lokasi penelitian

(Porites sp., Pocillopora sp., Echinopora sp.)

Karang dari jenis Acropora sp. (tengah) diantara Porites sp

Page 135: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

135

Kima (Tridacna sp.)

Karang Acropora sp., diantara dominasi karang Porites sp.

Karang Seriatopora hystrix

Page 136: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

136

Lobophyllia sp.

Kalamunat (Sea anemone)

Beberapa koloni Acropora sp.

Page 137: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

137

Tim kualitas air

Analisa data yang dilakukan di KR. Baruna Jaya VIII

Tim Terumbu Karang dan Ikan Karang

Page 138: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

138

Pertemuan harian yang dilakukan di KR.Baruna Jaya VIII

Analisa kualitas air

Page 139: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

139

TIM PENELITI BASELINE STUDI RAJAAMPAT

1. Koordinator : 1. Dra. Nurul Dhewani M.S., Msi 2. Koral : 2. Giyanto, Ssi, MSc. 3. Agus Budiyanto 4. Ricoh Siringo-ringo 5. Rio Harianto 3. Ikan Karang : 6. Ir. Frensly D. Hukom, Msi. 7. Ir. La Tanda 8. Yahmantoro 4. Lamun : 9. Ir. Safar Doddy, Msi. 10. S. Purwanto

5. GIS : 11. Drs. Wahyu Budisetiyawan, MT 12. Achmad Effendi 6. Mangrove : 13. Subagya Wijaya 7. Kualitas Air : 14. Drs. Horas P. Hutagalung 15. Abdul Rozak 8. Oseanografi : 16. Sudarto 9. Data Analis : 17. Dewirina Z, Amd 18. Widodo 10 Administrator : 19. Mayudi

Page 140: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

140

Tabel 6. Tabel Posisi Geografi Stasiun Penelitian di Kepulauan Raja Ampat

I. REEF TOP Waigeo Timur

No. St. Longitude Latitude No. St. Longitude Latitude 1 00o 12’43.1” S 131o 18’29.2” E 8 00o 04’29.5” S 131o 09’41.1” E 2 00o 11’46.5” S 131o 18’43.1” E 9 00o 04’24.5” S 131o 08’24.7” E 3 00o 09’25.3” S 131o 17’07.5” E 10 00o 03’48.9” S 131o 06’19.8” E 4 00o 08’32.3” S 131o 15’54.7” E 11 00o 03’00.7” S 131o 04’58.4” E 5 00o 08’20.3” S 131o 13’56.0” E 12 00o 02’43.5” S 131o 04’07.5” E 6 00o 07’38.7” S 131o 11’53.7” E 13 00o 02’08.1” S 131o 03’48.4” E 7 00o 05’58.0” S 131o 11’01.7” E 14 00o 01’33.9” S 131o 04’01.9” E

Reef Besar Ayu Reef Kecil Ayu

No. St. Longitude Latitude No. St. Longitude Latitude 15 00o 21’52.9” S 131o 06’52.7” E 45 00o 22’34.1” S 130o 57’03.7” E 16 00o 22’32.4” S 131o 08’14.4” E 46 00o 21’35.1” S 130o 58’18.8” E 17 00o 24’28.5” S 131o 09’06.5” E 47 00o 21’37.9” S 130o 58’51.8” E 18 00o 25’40.0” S 131o 09’48.7” E 48 00o 21’09.2” S 131o 00’00.0” E 19 00o 26’38.7” S 131o 10’56.4” E 49 00o 20’56.6” S 131o 02’14.3” E 20 00o 27’38.1” S 131o 12’30.8” E 50 00o 21’27.4” S 131o 03’38.6” E 21 00o 29’26.9” S 131o 13’17.7” E 22 00o 31’41.4” S 131o 13’20.1” E 23 00o 33’30.7” S 131o 12’23.2” E 24 00o 36’37.5” S 131o 12’08.7” E 25 00o 28’35.6” S 131o 10’44.2” E 26 00o 38’18.0” S 131o 08’34.5” E 27 00o 37’16.1” S 131o 07’03.7” E 28 00o 35’01.9” S 131o 06’58.5” E 29 00o 34’07.7” S 131o 07’04.7” E 30 00o 32’38.8” S 131o 06’48.4” E 31 00o 31’27.2” S 131o 06’47.8” E 32 00o 29’45.2” S 131o 06’53.3” E 33 00o 29’05.3” S 131o 06’21.6” E 34 00o 28’17.0” S 131o 05’04.9” E 35 00o 27’32.4” S 131o 03’39.1” E 36 00o 25’41.5” S 131o 04’11.5” E 37 00o 22’35.4” S 131o 04’06.8” E 38 00o 22’51.9” S 131o 03’19.2” E 39 00o 23’18.6” S 131o 02’51.1” E 40 00o 23’59.4” S 131o 01’03.4” E 41 00o 24’41.3” S 131o 59’18.0” E 42 00o 25’45.2” S 131o 57’04.3” E 43 00o 23’23.3” S 131o 55’00.3” E 44 00o 22’29.8” S 131o 55’49.3” E

Pulau-pulau Batang Pele

No. St. Longitude Latitude No. St. Longitude Latitude 1 00o 23’44.9” S 130o 15’02.8” E 19 00o 21’13.0” S 130o 20’36.1” E 2 00o 23’45.2” S 130o 15’34.6” E 20 00o 20’44.6” S 130o 20’24.9” E 3 00o 23’30.1” S 130o 15’10.2” E 21 00o 18’04.6” S 130o 20’35.9” E 4 00o 23’10.6” S 130o 15’26.0” E 22 00o 17’51.4” S 130o 20’11.4” E 5 00o 23’22.0” S 130o 16’24.9” E 23 00o 17’44.3” S 130o 20’44.2” E 6 00o 23’00.2” S 130o 16’11.9” E 24 00o 18’38.2” S 130o 21’26.7” E 7 00o 23’32.8” S 130o 16’33.4” E 25 00o 18’54.5” S 130o 21’03.6” E 8 00o 24’00.0” S 130o 16’51.3” E 26 00o 19’04.7” S 130o 21’38.1” E 9 00o 22’34.3” S 130o 16’24.7” E 27 00o 19’09.7” S 130o 22’46.0” E

10 00o 22’19.4” S 130o 16’01.8” E 28 00o 19’42.1” S 130o 22’52.1” E 11 00o 21’57.4” S 130o 16’44.4” E 29 00o 19’15.5” S 130o 23’23.9” E 12 00o 22’30.0” S 130o 17’11.0” E 30 00o 19’07.7” S 130o 23’38.0” E 13 00o 22’53.4” S 130o 17’25.4” E 31 00o 18’22.9” S 130o 22’50.7” E 14 00o 22’41.2” S 130o 18’02.0” E 32 00o 17’36.9” S 130o 22’31.8” E 15 00o 21’55.4” S 130o 18’16.2” E 33 00o 18’08.6” S 130o 22’12.0” E

Page 141: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

141

16 00o 22’05.5” S 130o 19’08.9” E 34 00o 20’23.3” S 130o 23’11.1” E 17 00o 21’37.9” S 130o 19’10.0” E 35 00o 20’15.6” S 130o 23’38.9” E 18 00o 21’03.3” S 130o 19’57.9” E 36 00o 21’09.8” S 130o 23’21.5” E

II. REEF EDGE

Waigeo Timur No. St. Longitude Latitude No. St. Longitude Latitude

1 00o 17’35.0” S 131o 20’21.6” E 11 00o 06’13.6” S 131o 11’15.3” E 2 00o 16’12.9” S 131o 19’22.2” E 12 00o 05’11.6” S 131o 10’06.5” E 3 00o 14’12.0” S 131o 17’45.1” E 13 00o 04’06.8” S 131o 08’53.1” E 4 00o 12’43.9” S 131o 18’50.3” E 14 00o 03’41.7” S 131o 06’51.9” E 5 00o 11’34.1” S 131o 18’43.9” E 15 00o 02’41.0” S 131o 06’02.2” E 6 00o 09’56.4” S 131o 18’08.3” E 16 00o 01’10.4” S 131o 04’54.4” E 7 00o 09’23.2” S 131o 17’68.0” E 17 00o 00’37.9” S 131o 03’46.5” E 8 00o 08’24.5” S 131o 15’59.5” E 18 00o 01’14.6” S 131o 03’07.0” E 9 00o 08’13.0” S 131o 14’04.0” E 19 00o 01’36.3” S 131o 02’18.5” E

10 00o 07’35.0” S 131o 11’57.5” E

Reef Besar Ayu Reef Kecil Ayu No. St. Longitude Latitude No. St. Longitude Latitude

20 00o 21’46.1” S 131o 06’24.1” E 47 00o 22’08.7” S 130o 54’50.3” E 21 00o 22’09.2” S 131o 08’00.2” E 48 00o 22’50.3” S 130o 56’46.6” E 22 00o 23’10.9” S 131o 09’00.6” E 49 00o 24’26.1” S 130o 54’37.9” E 23 00o 24’53.1” S 131o 09’37.4” E 50 00o 26’02.9” S 130o 55’27.3” E 24 00o 25’50.7” S 131o 10’13.7” E 51 00o 26’01.2” S 130o 57’12.8” E 25 00o 26’46.3” S 131o 11’46.8” E 52 00o 25’30.7” S 130o 59’04.1” E 26 00o 27’54.6” S 131o 13’16.1” E 53 00o 24’29.1” S 130o 00’37.1” E 27 00o 29’52.6” S 131o 13’39.8” E 54 00o 23’49.4” S 131o 02’28.1” E 28 00o 31’46.2” S 131o 13’34.4” E 55 00o 21’57.5” S 130o 56’59.0” E 29 00o 33’08.4” S 131o 12’39.1” E 56 00o 21’26.8” S 130o 58’16.2” E 30 00o 34’50.7” S 131o 12’32.0” E 57 00o 20’56.7” S 131o 00’00.0” E 31 00o 36’26.0” S 131o 12’50.9” E 58 00o 20’45.1” S 131o 02’07.3” E 32 00o 37’53.2” S 131o 12’01.8” E 59 00o 21’22.6” S 131o 04’13.2” E 33 00o 39’02.5” S 131o 11’02.5” E 60 00o 21’48.7” S 131o 04’34.6” E 34 00o 39’05.7” S 131o 09’17.2” E 61 00o 22’52.7” S 131o 03’55.3” E 35 00o 39’43.2” S 131o 07’25.1” E 36 00o 38’23.7” S 131o 06’57.2” E 37 00o 36’31.3” S 131o 06’24.6” E 38 00o 35’23.2” S 131o 06’36.7” E 39 00o 34’03.6” S 131o 06’43.3” E 40 00o 32’58.7” S 131o 05’31.4” E 41 00o 31’40.5” S 131o 04’45.3” E 42 00o 30’07.0” S 131o 04’14.7” E 43 00o 28’28.5” S 131o 03’50.4” E 44 00o 26’52.6” S 131o 03’37.4” E 45 00o 24’48.2” S 131o 04’14.7” E 46 00o 23’34.1” S 131o 04’45.5” E

Pulau-pulau Batang Pele (Waigeo Selatan) Pulau-pulau Batang Pele (Waigeo Selatan)

No. St. Longitude Latitude No. St. Longitude Latitude 1 00o 24’02.0” S 130o 13’23.2” E 1 00o 20’35.8” S 130o 23’11.2” E 2 00o 24’13.1” S 130o 13’24.3” E 2 00o 21’16.7” S 130o 23’17.1” E 3 00o 24’19.4” S 130o 13’42.0” E 3 00o 20’44.6” S 130o 23’37.2” E 4 00o 24’00.9” S 130o 13’48.1” E 4 00o 20’36.0” S 130o 24’00.0” E 5 00o 22’31.7” S 130o 16’10.7” E 5 00o 19’57.2” S 130o 23’59.5” E 6 00o 22’31.7” S 130o 16’14.9” E 6 00o 20’00.5” S 130o 23’37.0” E 7 00o 22’42.4” S 130o 16’41.4” E 7 00o 19’53.4” S 130o 19’29.2” E 8 00o 22’22.8” S 130o 16’57.7” E 8 00o 19’46.0” S 130o 23’48.5” E 9 00o 21’55.5” S 130o 16’50.3” E 9 00o 19’19.3” S 130o 24’03.5” E

10 00o 22’02.3” S 130o 17’07.4” E 10 00o 18’58.7” S 130o 24’11.5” E 11 00o 21’51.5” S 130o 17’23.7” E 11 00o 18’49.1” S 130o 23’02.7” E 12 00o 21’52.8” S 130o 17’59.3” E 12 00o 18’41.5” S 130o 23’42.4” E 13 00o 22’12.5” S 130o 18’27.1” E 13 00o 18’35.3” S 130o 23’35.4” E

Page 142: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

142

14 00o 22’31.5” S 130o 19’18.9” E 14 00o 19’04.8” S 130o 23’34.7” E 15 00o 22’43.7” S 130o 18’00.9” E 15 00o 18’57.0” S 130o 23’23.4” E 16 00o 22’53.9” S 130o 17’31.6” E 16 00o 18’47.7” S 130o 22’53.3” E 17 00o 22’54.2” S 130o 17’14.9” E 17 00o 18’26.9” S 130o 22’48.4” E 18 00o 23’16.8” S 130o 16’30.1” E 18 00o 18’16.1” S 130o 23’01.4” E 19 00o 23’00.4” S 130o 16’16.8” E 19 00o 17’55.3” S 130o 22’48.8” E 20 00o 22’55.5” S 130o 15’58.1” E 20 00o 17’35.4” S 130o 22’31.3” E 21 00o 22’56.8” S 130o 15’35.6” E 21 00o 18’00.1” S 130o 22’08.7” E 22 00o 23’11.4” S 130o 15’24.6” E 22 00o 18’45.9” S 130o 18’45.9” E 23 00o 23’26.4” S 130o 15’45.1” E 23 00o 19’09.7” S 130o 21’27.8” E 24 00o 23’35.3” S 130o 16’03.6” E 24 00o 18’56.9” S 130o 21’02.9” E 25 00o 23’48.3” S 130o 15’37.3” E 25 00o 18’40.2” S 130o 21’04.8” E 26 00o 23’34.6” S 130o 15’24.7” E 27 00o 23’27.3” S 130o 15’03.6” E 28 00o 23’40.9” S 130o 14’57.9” E 29 00o 23’57.0” S 130o 15’15.4” E 30 00o 24’01.9” S 130o 15’32.8” E 31 00o 23’44.0” S 130o 16’20.1” E 32 00o 23’29.8” S 130o 16’35.5” E 33 00o 23’34.8” S 130o 16’52.7” E 34 00o 23’50.3” S 130o 17’03.3” E 35 00o 24’40.0” S 130o 17’17.0” E 36 00o 24’35.8” S 130o 17’10.7” E 37 00o 24’43.3” S 130o 17’00.0” E 38 00o 24’57.4” S 130o 18’34.7” E 39 00o 25’17.5” S 130o 18’25.4” E 40 00o 21’46.4” S 130o 19’29.5” E 41 00o 21’37.3” S 130o 19’14.9” E 42 00o 21’40.6” S 130o 18’50.2” E 43 00o 21’59.3” S 130o 19’03.9” E 44 00o 22’10.2” S 130o 19’22.2” E 45 00o 21’10.9” S 130o 20’02.9” E 46 00o 21’16.4” S 130o 20’21.2” E 47 00o 21’02.3” S 130o 20’45.5” E 48 00o 20’38.5” S 130o 20’46.6” E 49 00o 20’45.0” S 130o 20’18.7” E 50 00o 17’59.1” S 130o 20’18.7” E 51 00o 17’50.7” S 130o 20’56.0” E 52 00o 17’49.9” S 130o 20’19.2” E 53 00o 17’42.8” S 130o 20’02.4” E 54 00o 17’57.4” S 130o 20’15.0” E 55 00o 18’04.7” S 130o 20’32.9” E

III. KUALITAS AIR

Waigeo Timur Pulau Boni No. St. Longitude Latitude No. St. Longitude Latitude

1 00o 17.677‘ S 131o 20.533‘ E 10 00o 04.095‘ S 131o 07.354‘ E 2 00o 14.562‘ S 131o 17.930‘ E 11 00o 02.643‘ S 131o 05.983‘ E 3 00o 12.081‘ S 131o 19.344‘ E 12 00o 01.460‘ S 131o 05.259‘ E 4 00o 10.464‘ S 131o 18.522‘ E 13 00o 00.683‘ S 131o 03.707‘ E 5 00o 08.988‘ S 131o 17.129‘ E 14 00o 02.412‘ S 131o 03.769‘ E 6 00o 07.977‘ S 131o 14.797‘ E 15 00o 00.683‘ S 131o 04.734‘ E 7 00o 07.787‘ S 131o 12.504‘ E 16 00o 03.787‘ S 131o 05.777‘ E 8 00o 06.053‘ S 131o 11.132‘ E 9 00o 04.219‘ S 131o 09.010‘ E

Reef Ayu

No. St. Longitude Latitude No. St. Longitude Latitude 1 00o 22.118’ S 131o 06.226’ E 12 00o 30.568’ S 131o 08.037’ E 2 00o 22.046’ S 131o 04.519’ E 13 00o 30.327’ S 131o 09.891’ E 3 00o 21.371’ S 130o 59.932’ E 14 00o 28.189’ S 131o 10.118’ E 4 00o 22.021’ S 130o 58.109’ E 15 00o 35.327’ S 131o 06.928’ E

Page 143: CRITC REPORT - coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/BaseLine_RajaAmpat_2001.pdf · sebanyak 14 jenis mangrove yang termasuk dalam 10 marga dan 8 suku Dari ke 14 jenis tersebut, 3

143

5 00o 23.111’ S 130o 55.477’ E 16 00o 39.103’ S 131o 07.218’ E 6 00o 24.666’ S 130o 59.851’ E 17 00o 38.457’ S 131o 10.941’ E 7 00o 25.772’ S 131o 04.387’ E 18 00o 34.575’ S 131o 12.074’ E 8 00o 28.029’ S 131o 03.861’ E 19 00o 30.407’ S 131o 12.313’ E 9 00o 32.891’ S 131o 05.798’ E 20 00o 28.821’ S 131o 12.987’ E

10 00o 34.505’ S 131o 07.630’ E 21 00o 25.507’ S 131o 09.555’ E 11 00o 32.536’ S 131o 10.084’ E

Batang Pele

No. St. Longitude Latitude No. St. Longitude Latitude 1 00o 23.627’ S 130o 14.933‘ E 14 00o 20.961’ S 130o 19.886‘ E 2 00o 22.984’ S 130o 16.178‘ E 15 00o 21.184’ S 130o 20.109‘ E 3 00o 23.560’ S 130o 16.199‘ E 16 00o 21.290’ S 130o 20.478‘ E 4 00o 23.936’ S 130o 17.018‘ E 17 00o 20.043’ S 130o 22.991‘ E 5 00o 23.092’ S 130o 16.859‘ E 18 00o 20.333’ S 130o 23.468‘ E 6 00o 22.733’ S 130o 16.722‘ E 19 00o 19.948’ S 130o 23.771‘ E 7 00o 21.972’ S 130o 16.654‘ E 20 00o 19.592’ S 130o 23.400‘ E 8 00o 22.912’ S 130o 17.329‘ E 21 00o 19.057’ S 130o 23.184‘ E 9 00o 22.269’ S 130o 18.317‘ E 22 00o 18.333’ S 130o 23.734‘ E

10 00o 21.881’ S 130o 18.148‘ E 23 00o 18.635’ S 130o 21.762‘ E 11 00o 22.291’ S 130o 19.000‘ E 24 00o 18.030’ S 130o 21.078‘ E 12 00o 22.194’ S 130o 19.290‘ E 25 00o 18.828’ S 130o 21.072‘ E 13 00o 21.620’ S 130o 20.049‘ E

IV. MANGROVE

No. St. Longitude Latitude 1 02o16.564' 131o36.274' P. Waigeo 2 02o21.980' 131o02.840' P.Ayu 3 0o21.984' 131o02.841' P.Boni Besar 4 0o20.788' 130o13.701' P.Miosasar 5 0o18.045' 130o20.287' P.Yefnawan 6 0o17.808' 130o22.530' P.Biansi Kecil

V. OSEANOGRAFI

Waigeo Timur Laut Reef Ayu No. St. Longitude Latitude No. St. Longitude Latitude

1 131o 21’27.4’’ E 00o 17’05.4’’ S 6 131o 06’07.9’’ E 00o 20’30.0’’ N 2 131o 19’59.8’’ E 00o 12’05.1’’ S 7 131o 14’35.3’’ E 00o 30’02.2’’ N 3 131o 15’00.7’’ E 00o 06’48.6’’ S 8 131o 09’55.7’’ E 00o 40’51.1’’ N 4 131o 08’53.9’’ E 00o 30’42.0’’ S 9 131o 06’00.7’’ E 00o 34’36.0’’ N 5 131o 02’58.1’’ E 00o 02’04.6’’ S 10 131o 02’07.7’’ E 00o 30’00.9’’ N 11 130o 52’33.1’’ E 00o 25’01.0’’ N 12 131o 04’17.6’’ E 00o 12’55.9’’ N

Batang Pele

No. St. Longitude Latitude No. St. Longitude Latitude 13 130o 14’16.8’’ E 00o 23’46.0’’ S 16 130o 14’59.0’’ E 00o 21’20.6’’ S 14 130o 14’59.5’’ E 00o 26’57.8’’ S 17 130o 18’13.4’’ E 00o 19’19.5’’ S 15 130o 11’43.5’’ E 00o 23’24.4’’ S 18 130o 21’41.4’’ E 00o 17’02.6’’ S