cover referat paru

Upload: adityailham

Post on 06-Jan-2016

233 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tatalaksana DIH pada TB-HIV

TRANSCRIPT

REFERATTATALAKSANA DIH PADA TB-HIV

Disusun oleh:

ANNE MARSHA406151012

ADITYA ILHAM PRASETYO406151011

Pembimbing:Dr. Adria Rusli, Sp.P & Dr. Titi Sundari, Sp.P

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAMRUMAH SAKIT PENYAKIT INFEKSI PROF.DR. SULIANTI SAROSO PERIODE 5 OKTOBER 2015 12 DESEMBER 2015

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARAJAKARTA 2015

KATA PENGANTARPuji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan bimbingan-Nya sehingga referat yang berjudul Tatalaksana DIH pada TB-HIV ini dapat selesai tepat pada waktunya. Referat ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Kepaniteraan Penyakit Dalam di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso serta agar dapat menambah kemampuan dan ilmu pengetahuan bagi para pembaca.Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih atas bantuan serta bimbingan dari dr. Titi Sundari,Sp. P dan dr. Adria Rusli, Sp. P selama menjalani kepaniteraan penyakit dalam periode 5 Oktober 2015 12 Desember 2015 ini.Penulis menyadari referat ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar referat ini dapat disempurnakan di masa yang akan datang. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Jakarta,2015

Penulis

BAB IPENDAHULUANTuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia. Pada tahun 1992, World Health Assosiation (WHO) telah mencanangkan TB sebagai Global Emergency. Perkiraan kasus TB secara global pada tahun 2013 adalah: 1 Insidensi kasus: 9 juta (8.8- 9.2 juta) Prevalensi kasus: 12 juta (10- 13 juta) Kasus meninggal (HIV negatif): 1,5 juta Kasus meninggal (HIV positif): 360.000.2Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara ekonomis (15-50 tahun) diperkirakan seoran pasien TB dewasa akan kehilang waktu kerjanya 3- 4 bulan, hal tersebut berakibat kehilangan pendapatan rumah tangganya sekitar 20-30 %. Selain merugikan secara ekonomis, TB memberikan dampak buruk secara sosial secara sosial baik seperti stigma sampai dikucilkan masyarakat.3Sedangkan masalah HIV/ AIDS sendiri adalah masalah besar yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. UNAIDS, badan WHO yang mengurusi masalah AIDS, memperkirakan jumlah ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) di seluruh dunia pada Desember 2004 adalah 35,9-44,3 juta orang. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari HIV/ AIDS.4HIV dan TB merupakan kombinasi penyakit mematikan.2 TB merupakan infeksi oportunistik yang paling sering dijumpai pada ODHA dibandingkan dengan penyakit oportunistik lain. Seseorang dengan kedua penyakit ini memiliki masalah yang serius dan menyebabkan kematian sehingga memrlukan penatalaksanaan yang tepat dan cepat. 5Pada akhir tahun 2013, sekitar 1,1 juta orang dari 9 juta yang terinfeksi TB di seluruh dunia terdapat koinfeksi dengan HIV. Lebih dari setengah (56%) kasus didapatkan didaerah Asia Tenggara dan wilayah Pasifik Barat. Dan daerah Afrika mengalami peningkatan tertinggi untuk kasus kematiannya. Di India dan Cina mengalami 24% dan 11% dari total kasus.1Indonesia merupakan negara dengan pasien TB terbanyak ke-5 di dunia setelah India, Cina, Afrika Selatan dan.Nigeria. Diperkirakan jumlah pasien TB di Indonesia sekitar 5,8% dari total jumlah pasien TB didunia. Diperkirakan, setiap tahun ada 429.730 kasus baru dan kematian 62.246 orang. Insidensi kasus TB BTA positif sekitar 102 per 100.000 penduduk.2Pada tahun 2009, prevalensi HIV pada kelompok TB di Indonesia sekitar 2.8% . Kekebalan ganda kuman TB terhadap obat anti TB (multidrug resistance = MDR) diantara kasus TB baru sebesar 2%, sementara MDR diantara kasus pengobatan ulang sebesar 20%.2Millenium Development Goal (MDG) 2015 mencanangkan untuk mentargetkan angka kejadian dari TB di seluruh wilayah terutama di 22 wilayah yang mengalami kasus TB terbanyak untuk diturunkan rata- ratanya sekitar 1.5% dari tahun 2000 dan 2013.1

G.TB PARUDENGAN KELAINAN HATI

-Bila ada kecurigaan penyakit hati, dianjurkan pemeriksaan faal hati sebelum pengobatan

-Pada kelainan hati, pirazinamid tidak boleh diberikan

-Paduan obat yang dianjurkan (rekomendasi WHO) ialah 2 SHRE/6 RH atau 2 SHE/10 HE

-Pada pasien hepatitis akut dan atau klinis ikterik , sebaiknya OAT ditunda sampai hepatitis akutnya mengalami penyembuhan. Pada keadaan sangat diperlukan dapat diberikan S dan E maksimal 3 bulan sampai hepatitis menyembuh dan dilanjutkan dengan 6RH

-Sebaiknya rujuk ke dokter spesialis paru

H.HEPATITIS IMBAS OBAT

-Adalah kelainan fungsi hati akibat penggunaan obat-obat hepatotoksik (drug induced hepatitis)

-Penatalaksanaan

.Bila klinis (+) (Ikterik [+], gejala mual, muntah [+])OAT Stop

.Bilagejala (+) dan SGOT, SGPT>3 kali,: OAT stop

.Bila gejal klinis (-), Laboratorium terdapat kelainan:Bilirubin > 2OAT StopSGOT, SGPT>5 kali : OAT stopSGOT, SGPT>3 kaliteruskan pengobatan, dengan pengawasan

Paduan OAT yang dianjurkan :

-Stop OAT yang bersifat hepatotoksik (RHZ)

-Setelah itu, monitor klinis dan laboratorium. Bila klinis dan laboratorium kembali normal (bilirubin, SGOT, SGPT), maka tambahkan H (INH) desensitisasi sampai dengan dosis penuh (300 mg). Selama itu perhatikan klinis dan periksa laboratorium saat INH dosis penuh , bila klinis dan laboratorium kembali normal, tambahkan rifampisin, desensitisasi sampai dengan dosis penuh (sesuai berat badan). Sehingga paduan obat menjadi RHES

-Pirazinamid tidak boleh diberikan lagi

DAFTAR PUSTAKA1. Djoerban, Z. Samsuridjal, D. HIV/ AIDS di Indonesia, dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI; 2009.2. World Health Organization. Global Tuberculosis report 2014: epidemiology, strategy, financing. WHO/HTM/TB/2014.13-14. Geneva, Switzerland: WHO; 2014.3. Kementerian Kesehatan RI. Petunjuk Teknis Tatalaksana Klinis Ko-Infeksi TB-HIV. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Pemnyakit dan Penyehatan Lingkungan; 20124. Isbaniyah, F. dkk. Tuberkulosis: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberculosis di Indonesia. Jakarta: PDPI; 2011.5. World Health Organization. TB-HIV: WHO policy on collaborative TB/HIV activities, Guidelines for national programmes and other stakeholders. Geneva, Swirtzerland: WHO, 2014