cover pioneerindo ok - cfccfcindonesia.com/media/kcfinder/docs/financial_report/annual... ·...
TRANSCRIPT
1Laporan Tahunan 2014 Annual Report PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk 1
RecipeAuthentic
Untuk mempertahankan pertumbuhan bisnis, Perusahaan senantiasa menjaga dan mempertahankan kualitas setiap produknya.
To sustain business growth, Company continues to maintain and sustain the quality of each product.
2 Seizing New Opportunities for Stronger Growth
VisiVisionMenjadi restoran pilihan utamadengan pelayanan dan kualitas terbaik di Indonesia.
To be the first choice of fast food restaurant in Indonesia providingthe best quality products andexceptional service.
MisiMissionMengembangkan eksistensi usaha dengan melahirkan produkberkualitas prima.
To improve our business by providing the best quality products.
Meningkatkan nilai-nilaiPerusahaan dari segi keuangan Perusahaan dan sumber daya manusia.
To enhance Company’s values in terms of Company’s profitable growth and continuously develop our human resources.
3Laporan Tahunan 2014 Annual Report PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
Menu Baru / New Menu “Clear Soup”
4 Seizing New Opportunities for Stronger Growth
Ikhtisar Data KeuanganFinancial Highlights
Earnings per Share
Price Earning Ratio (x)
87,8
64,9
106,3
37,6
155,7
17,7
Laba per Saham
Harga Saham / Laba per Saham
POSISI SAHAM (RUPIAH PENUH) STOCK POSITION
Income for the Year to Operating
Revenue - Net
Income for the Year to Total Assets
Income for the Year to Total Equity
Total Current Assets to Total
Current Liabilities
Total Liabilities to Total Assets
Total Liabilities to Total Equity
5,7
7,3
13,3
148,9
45,2
82,4
6,5
10,1
16,2
186,1
37,7
60,5
10,1
17,6
30,1
147,4
41,7
71,6
Laba Tahun Berjalan terhadap Pendapatan
Usaha - Bersih
Laba Tahun Berjalan terhadap Total Aset
Laba Tahun Berjalan terhadap Total Ekuitas
Total Aset Lancar terhadap
Liabilitas Lancar
Total Liabilitas terhadap Total Aset
Total Liabilitas terhadap Total Ekuitas
RASIO KEUANGAN (%) fINANCIAL RATIOS (%)
2014 2013 2012(Dalam Ribuan Rupiah) (In Thousand Rupiah)
RESUltS Of OPERAtION ANd fINANcIAl
Operating Revenues - Net
Gross Profit
Income for the Year
Income for the Year
Attributable to:
Owner of the Parent
Non Controlling Interest
Total Comprehensive Income for the Year
Total Comprehensive Income
Attributable to:
Owner of the Parent
Non-Controlling Interest
Ebitda
Total Assets
Total Liabilities
Total Equity
Total Stock Issued
376.598.541
250.857.815
21.491.524
19.387.941
2.103.583
5.094.572
2.990.989
2.103.583
49.421.701
294.177.698
132.869.109
161.308.589
220.808
390.551.415
264.864.253
25.344.007
23.468.116
1.875.891
37.375.800
35.499.909
1.875.891
51.585.039
250.670.408
94.456.391
156.214.017
220.808
353.780.408
234.474.995
35.783.461
34.371.777
1.411.684
48.626.388
47.214.704
1.411.684
59.813.340
203.876.991
85.038.776
118.838.214
220.808
HASIL USAHA DAN KEUANGAN
Pendapatan Usaha - Bersih
Laba Kotor
Laba Tahun Berjalan
Laba Tahun Berjalan yang dapat
diatribusikan kepada :
- Pemilik Entitas Induk
- Kepentingan Non Pengendali
Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan
Total Laba Komprehensif yang Dapat
Diatribusikan kepada:
- Pemilik Entitas Induk
- Kepentingan Non Pengendali
Ebitda
Total Aset
Total Liabilitas
Jumlah Ekuitas
Total Saham Beredar
5Laporan Tahunan 2014 Annual Report PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
Pendapatan Usaha - BersihOperating Revenue - Net
Dalam Milyar RupiahIn Billion of Rupiah
DOWN15,0%
UP17,4%
Pendapatan Usaha - BersihOperating Revenue - Net
3,6%
UP3,3%
Laba KotorGross Profit
Laba Tahun BerjalanIncome for the Year
Total AsetTotal Assets
Total LiabilitasTotal Liabilities
Total EkuitasTotal Equity
376,6
353,8
390,6
2014
2013
2012
250,9
234,5
264,9
2014
2013
2012
294,2
203,9
250,7
2014
2013
2012
21,5
35,8
25,3
2014
2013
2012
132,9
85,0
94,5
2014
2013
2012
161,3
118,8
156,2
2014
2013
2012
Laba Tahun BerjalanIncome for the Year
Total AsetTotal Assets
Total EkuitasTotal Equity
DOWN
6 Seizing New Opportunities for Stronger Growth
Ikhtisar Data KeuanganFinancial Highlights
Pendapatan Usaha - BersihOperating Revenue - Net
4,9% | Rp. 18,4 Milyar / Billion Sapo
1,3% | Rp. 4,8 Milyar / Billion Cal Donut
93,8% | Rp. 353,4 Milyar / Billioncfc
tOtAl Rp. 376,6 Milyar / Billion
Kebijakan DividenThe Policy on Dividends
Kebijakan dividen Perusahaan adalah sebagai berikut:The Company’s policy on dividends is as follows:
Laba Bersih Net Income
s/d Rp 5 Milyar
Lebih dari Rp 5 Milyar s/d 10 Milyar
Lebih dari Rp 10 Milyar
Up to Rp 5 BillionMore than Rp 5 Billion to Rp 10 Billion
More than Rp 10 Billion
20%25%30%
Dividen Tunai Terhadap Laba BersihCash Dividends to Net Income
Pergerakan Harga SahamStock Price Movement
Catatan Harga saham Perusahaan yang diperdagangkan di lantai Bursa Efek Indonesia selama dua tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Recorded share prices the Company traded on The Indonesia Stock Exhange during the last two years were as follows:
TertinggiHighest
TertinggiHighest
TerendahLowest
TerendahLowest
2014 2013KuartalQuarter
6.000
7.200
5.850
5.850
I
II
III
IV
4.250
6.600
4.500
5.500
3.875
3.650
3.600
4.000
2.750
3.150
3.575
3.300
7Laporan Tahunan 2014 Annual Report PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
Laporan ManajemenManagement Report
Tinjauan KeuanganFinancial Overview
Kerangka kerja Perusahaan di 2015 akan tetap mengutamakan 3 target prioritas pertumbuhan gerai yaitu mengoptimalkan kualitas menu, memodernisasikan tampilan gerai dan memperluas serta memperbanyak jaringan gerai.
In 2015, Company continues to focus on our 3 growth priorities of optimizing our menu, modernizing the store design and broadening accessibility to our outlets within the framework of our plan.
Tantangan utama Perusahaan selama tahun 2014 adalah mempertahankan pertumbuhan penjualan dan margin dalam industri pasar yang sangat kompetitif. Pertumbuhan pendapatan operasional tahun 2014 tidak sesuai dengan target keuangan jangka panjang kami yang dicerminkan adanya penurunan kinerja perusahaan dibandingkan dengan 2013. Selanjutnya, program-program yang dilakukan Perusahaan untuk meningkatkan penjualan atau jumlah pelanggan belum menunjukkan hasil yang bisa dilihat secara jangka pendek atau nyata di 2014.
Kerangka kerja Perusahaan di 2015 akan tetap mengutamakan 3 target prioritas pertumbuhan Perusahaan kami yaitu mengoptimalkan kualitas menu, memodernisasikan tampilan gerai dan memperluas serta memperbanyak jaringan gerai.
Untuk mencapai target prioritas pertumbuhan tersebut, maka program-program yang akan dijalankan harus didukung dan dilaksanakan sesuai dengan 5 pilar yang ada di Industri perusahaan yaitu People, Product, Place, Price, dan Promotion yang bertujuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan serta membangun nilai ekuitas kepemegangan saham dalam jangka panjang.
PENdAPAtAN USAHATantangan kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan dan penurunan daya beli masyarakat berdampak terhadap meningkatnya persaingan yang sangat ketat dan sensitivitas terhadap harga jual, yang pada akhirnya berlanjut menekan kinerja Perusahaan di tahun 2014.
Pendapatan usaha Perusahaan turun sebesar 3,6% dari Rp 390,6 milyar di tahun 2013 menjadi Rp 376,6 milyar di tahun 2014, sedangkan perbandingan kinerja sales untuk gerai-gerai yang sudah ada satu tahun penuh (same sales store) di tahun 2014 dan 2013 menurun 1,1%, mewakili penurunan jumlah pelanggan sebanyak 9,4%.
Over the 2014 year, Company’s main challenge was preserving sales growth and margin in a very competitive marketplace. Our 2014 operating income growth and returns fell below our long-term financial targets, reflecting the impact of soft comparable sales performance. Furthermore, Company’s initiative programs to boost sales did not generate the comparable sales lift or customer visits necessary to overcome these headwinds.
In 2015, Company continues to focus on our 3 growth priorities of optimizing our menu, modernizing the store design and broadening accessibility to our outlets within the framework of our plan.
Our initiatives support these priorities, and are executed with a focus on the Plan’s five pillars – People, Products, Place, Price and Promotion – to enhance our customers’ experience and build shareholder value over the long term.
OPERATING REVENUESChallenging economic conditions heightened competitive activities and consumer price sensitivity, continued to pressure the Company’s performance in 2014.
Company’s operating revenues declined 3.6% from Rp 390.6 billion in 2013 to 376.6 billion In 2014, whereas our comparable same-sales store performance declined by 1.1% reflecting negative comparable guest counts of 9.4% and higher average check.
8 Seizing New Opportunities for Stronger Growth
Tinjauan KeuanganFinancial Overview
CFC, sebagai penyumbang utama total pendapatan Perusahaan, menyumbang 93,8% dari total pendapatan di 2014 disamping SAPO Oriental dan Cal Donut yang menyumbang 4,9% dan 1,3%.
Pembaruan gerai-gerai secara interior dan exterior terus dilakukan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Sepanjang 2014, program remodelling ini telah dilakukan di 10 gerai kami yang menimbulkan dampak kinerja positif sebesar 5,0% setelah remodelling, dibandingkan dengan bulan yang sama di 2013.
BEBAN POKOK PENJUALANPada tahun 2014, beban penjualan naik 1,2% dari 32,6% pada tahun 2013 menjadi 33,8% pada tahun 2014.Peningkatan harga bahan bakar minyak menyebabkan kenaikan harga komoditi penting lainnya seperti harga makanan, transportasi dan utilitas yang mempengaruhi margin laba kami.
Salah satu faktor lain yang menyumbang kenaikan beban pokok penjualan kami adalah peluncuran program-program paket murah dengan upaya untuk menarik pelanggan ke outlet kami.
BIAYA PENJUALANBiaya penjualan meningkat 6,9 % menjadi Rp 186,5 milyar pada tahun 2014 dari Rp 174,4 milyar pada tahun 2013.Peningkatan biaya penjualan pada tahun 2014 secara mayoritas dikontribusikan dari biaya-biaya dibawah ini:• Biaya utilitas meningkat 12,9% menjadi Rp 38,1 milyar
pada tahun 2014 dikarenakan naiknya harga utilitas yang ditarifkan oleh pemerintah dan pengelola gedung seperti gas dan listrik.
• Biaya depresiasi dan amortisasi naik 20,4% menjadi Rp 13,7 milyar pada 2014. Peningkatan ini dikarenakan meningkatnya total aset tetap kami sehubungan dengan penambahan jumlah gerai kami dan program remodelling yang dilakukan di tahun 2014.
• Biaya marketing naik 55,6% menjadi Rp. 10,9 milyar pada 2014 disebabkan karena meningkatnya program-program promosi yang kami lakukan sepanjang tahun 2014.
BIAYA UMUM & ADMINISTRASIBiaya umum dan administrasi naik 6,7 % menjadiRp 56,4 milyar pada 2014, yang sebelumnya hanya sebesarRp 52,9 milyar di tahun 2013. Kenaikan dalam biaya umum & administrasi selama tahun 2014 sebagian besar dikontribusi dari biaya-biaya di bawah ini:• Gaji dan tunjangan kesejahteraan naik 7,9 % menjadi
Rp 37 milyar pada tahun 2014 dikarenakan oleh meningkatnya upah minimum propinsi (UMP).
• Biaya ekspedisi, perjalanan dan transportasi naik 29% menjadi Rp. 9,4 milyar pada tahun 2014 dikarenakan oleh naiknya harga bahan bakar minyak (BBM), meningkatnya frekuensi kunjungan ke gerai-gerai kami
CFC, as the major contributor to Company’s total revenue, contributed 93.8% in 2014 alongside with SAPO Oriental and Cal Donut who contributed 4.9% and 1.3% respectively.
Modernizing the customer experience continued through our remodelling program (interior and exterior). During 2014, we completed 10 full restaurant remodelling, which has shown an increasing performance of 5.0% after remodelling, compared to the same months in 2013.
COST OF SALESIn 2014, cost of sales increased 1.2% from 32.6% in 2013 to 33.8% in 2014. Significant increases in gasoline prices caused certain commodity prices such as food, supply and energy costs, which adversely affect our profit margins.
Another factor that contributed an increase in our food cost margin is the launching of various marketing campaigns with discounted selling price, to attract more customers into our outlets.
SELLING EXPENSESSelling expenses increased 6.9% to Rp 186.5 billion in 2014 from Rp 174.4 billion in 2013. The increase in selling expenses for 2014 was majorly contributed from the following expenses:• Utility costs increased 12.9% to Rp 38.1 billion in 2014
due to higher utility rate charged by the government and landlords such as gas and electricity.
• Depreciation and amortization costs increased 20.4% to Rp 13.7 billion in 2014. This increase is attributable to the increase in our Total Fixed Assets amount due to our store expansion and reimaging programs.
• Marketing expenses increased 55.6% to Rp 10.9 billion in 2014 primarily due to our major marketing campaign that ran from January – December 2014.
GENERAL & ADMINISTRATIVE EXPENSESG&A Expenses increased 6.7% to Rp 56.4 billion in 2014 from Rp 52.9 billion in 2013. The increase in G&A expenses for 2014 was majorly contributed from the following expenses:
• Salaries & benefits increased 7.9% to Rp 37.0 billion in 2014 due to higher province minimum wages increased.
• Expedition, travel and transportation costs increased 29.0% to Rp 9.4 billion in 2014 due to increase in gasoline prices, store visit frequencies and business travels.
9Laporan Tahunan 2014 Annual Report PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
Tinjauan KeuanganFinancial Overview
dan perjalanan dinas.• Biaya sewa dan service charge turun 72,3% menjadi Rp.
0,7 milyar pada 2014. Turunnya biaya sewa dan service charge paling utama disebabkan oleh pindahnya kantor pusat ke gedung perkantoran milik sendiri di akhir 2013.
LABA TAHUN INILaba sebelum pajak pada tahun 2014 adalah Rp 26,7 milyar, turun dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp 34.4 milyar. Penurunan ini dikarenakan oleh biaya operasi restoran & biaya umum administrasi yang lebih tinggi serta penurunan penjualan same store sales di gerai-gerai kami. Laba tahun berjalan di tahun 2014 setelah memperhitungkan pajak penghasilan sebesar Rp 5,2 milyar tercatat sebesar Rp 21,5 milyar, sedangkan ebitda tercatat Rp 49,4 milyar.
Penghasilan per lembar saham atau earnings per share (EPS) yang dibagi dengan pemilik entitas induk pada tahun 2014 sebesar Rp 87,8 dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp 106,3.
tOtAl ASEtTotal aset di tahun 2014 naik 17,4% menjadi Rp 294,2 milyar dari Rp 250,7 milyar di tahun 2013. Kenaikan terjadi pada aset lancar berupa persediaan yang merupakan kenaikan daripada pada stok persediaan makanan dan souvenir serta biaya dibayar di muka akibat pembayaran dimuka atas penyewaan kantor operasional, gerai, dan gudang.
Pada tahun 2014, total aset tetap kami menunjukkan kenaikan 35,1% dibandingkan tahun 2013 sehubungan dengan program remodelling yang terus berjalan serta pembukaan gerai-gerai baru, termasuk gerai bergaya lifestyle pertama kami yang juga menyediakan fasilitas drive-thru di Cikokol Tangerang.
TOTAL LIABILITASPada tahun 2014, total liabilitas naik sebesar Rp 38,4 milyar atau 40,7% yaitu menjadi Rp 132,9 milyar dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp 94,5 milyar. Peningkatan dalam total liabilitas sebagian besar dikontribusi oleh pinjaman bank untuk pembiayaan ekspansi gerai baru serta program peremajaan gerai.
TOTAL EKUITASTotal ekuitas naik Rp 5,1 milyar atau 3,3% menjadi Rp 161,3
milyar dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp 156,2 milyar.
Kontribusi dari peningkatan ekuitas ini disebabkan selisih bersih penambahan laba Perusahaan pada tahun 2014 dengan penurunan pendapatan komprehensif lainnya akibat divestasi 9.500.000 saham dari investasi kami di PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (MREI).
• Rent & service charge expenses decreased 72.3% toRp 0.7 billion in 2014. The decrease in rent & service charge is mainly contributed by the head office, which now occupies the office building that was purchased in 2013
PROFIT FOR THE YEARProfit before tax in 2014 is Rp 26.7 billion, decreased compared to Rp 34.4 billion in 2013. The decrease was driven by higher restaurant operating costs, higher G&A expenses and same-store sales declines. Profit after tax in 2014 is Rp 21.5 billion after deducting Rp 5.2 billion in income tax, whereas ebitda is Rp 49.4 milyar.
Earnings per share attributable to owner of the parent entity for 2014 is Rp 87.8 compared to Rp 106.3 in 2013.
TOTAL ASSETSIn 2014, total assets increased 17.4% to Rp 294.2 billion from Rp 250.7 billion in 2013. The increase in current assets was attributable to the increase in food inventory and souvenir, as well as to the increase in cost paid in advance for operational office, outlet and warehouse leasing.
In 2014, our total fixed assets showed an increase of 35.1% compared to 2013; in conjuction with our continuous reimaging programs and our new outlet openings, including our first flagship lifestyle store which also provides drive-thru service at Cikokol Tangerang.
TOTAL LIABILITIESIn 2014, total liabilities increased Rp 38.4 billion or 40.7% to Rp 132.9 billion compared to Rp 94.5 billion in 2013. The increase in total liabilities was majorly contributed by the increase in bank loan to finance new store expansions also reimaging programs.
TOTAL EQUITYTotal equity increased Rp 5.1 billion or 3.3% to Rp 161.3 billion compared to Rp 156.2 billion in 2013.
Contribution of the increase in equity earnings was due to the increasing of Company’s profit in 2014 with reduction the other comprehensive income referred to the divested 9,500,000 shares of our investment in Maskapai Reasuransi Indonesia Ltd (MREI).
10 Seizing New Opportunities for Stronger Growth
Tinjauan OperasiOperations Overview
Strategi ekspansi dilakukan dengan cara membangun gerai yang nyaman di lokasi-lokasi strategis seperti rest area, rumah sakit, bandara , stasiun kereta api serta area lingkungan yang padat. Salah satu wujud dari komitmen ini ialah, pada tahun 2014 Perusahaan berhasil membuka gerai free standing yang luas dan nyaman di beberapa lokasi, seperti : CFC Cikokol Tangerang (Life Style), CFC Jati Asih Bekasi, CFC Bilka Ngagel Surabaya, CFC Pahlawan Sidoarjo, serta CFC Tidar Surabaya.
Beberapa gerai yang bertipe free standing, saat ini dilengkapi dengan fasilitas counter kopi yang diberi nama “California Café”. Counter ini menyediakan berbagai jenis minuman kopi dan penganan sebagai pelengkapnya. Hal ini akan memenuhi permintaan pelanggan, yang mana saat ini gerai-gerai kami juga sering dijadikan tempat pertemuan/meeting poin dan hangout sekaligus mereka dapat menikmati kopi yang kami sajikan.
Sejumlah gerai event / satelit juga dibangun tidak jauh melebihi 10 km atau waktu tempuh 15 menit dari gerai utama (mother store) sehingga mempercepat dan memudahkan pelanggan setia area sekitar dapat mencapai gerai dan menikmati produk CFC. Keberadaan gerai satelit diharapkan dapat menjangkau jumlah pelanggan yang lebih banyak dan menambah penjualan bagi mother storenya.Biaya investasi yang tidak terlampau besar tetapi tetap memberikan kenyamanan saat kita berada didalamnya.
Sedangkan untuk gerai existing ( same sales store ) yang penampilannya sudah tidak layak ditata ulang dengan melakukan perbaikan berskala kecil atau merubah total terhadap tampilan store (remodelling), selain itu untuk menyajikan produk yang berkualitas baik, Perusahaan mengganti beberapa equipment dengan kualitas yang lebih baik, sehingga dapat menghasilkan dan mempertahankan kualitas produk yang prima.
Semua karyawan senantiasa terus dilatih untuk meningkatkan dan memberikan pelayanan optimum terhadap semua pelanggan dengan cara memberikan salam senyum, menyajikan produk sesuai dengan standard food safety dan menjaga agar gerai selalu dalam suasana bersih, rapi dan nyaman untuk kepuasan para pelanggan yang setia.
Expansion strategy is realized by building comfort outlets at strategic locations such as rest areas, hospitals, airports, train stations and dense residential neighborhood. As the realization of this commitment, in 2014 the Company successfully opened spacious and comfortable free standing outlets in a number of locations, such as: CFC Cikokol Tangerang (Life Style), CFC Jati Asih Bekasi, CFC Bilka Ngagel Surabaya, CFC Pahlawan Sidoarjo, and CFC Tidar Surabaya.
Several freestanding outlets and fine dining outlets, now includes a coffee counter named “California Cafe”, serving coffee and snacks, adding pleasure for our loyal customers, the coffee connoisseur. This would meet customers’demand , which currently our stores are also often used as a meeting / meeting points and hangout, at the same time they can enjoy the coffee we serve .
A number of event / satellite outlets also built within 10 km or 15 minutes away from main outlet (mother store) so as to accelerate and facilitate loyal customers from around the area to reach outlets and enjoy CFC product. The existence of satellite outlets is expected to reach a greater number of customers and increase sales of mother store. It has a moderate investment costs yet still provide comfort for customers.
As for existing outlets (same sales store), with outdated store design, the Company will redesign by applying minor renovation or total renovation (remodeling). In addition, in order to maintain the good quality of products, the Company has put new and better equipment in place in order to produce and maintain excellent product quality.
All employees are always reminded to improve and provide optimum services to all customers with friendly smile, presenting product in comply with the standards of food safety and maintain the cleanliness, neatness and comfort of the outlets for the sake of the loyal customers. Employee from Head office also involved in maintaining the consistency of this optimum service by providing the
Tujuan operasi dipusatkan pada Operational Excellence, yang diterjemahkan sebagai peningkatan ekstra pelanggan dan ekstra penjualan. Oleh sebab itu di tahun 2014 Perusahaan melakukan berbagai proses strategi yang difokuskan untuk peningkatan kedua hal tersebut.
The objective of our operation is focused on Operational Excellence, translated into increasing customers and increasing sales. Therefore, in 2014, the Company undertook various strategies focused on increasing both matter.
11Laporan Tahunan 2014 Annual Report PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
Karyawan kantor pusat juga dilibatkan untuk menjaga konsistensi pelayanan optimum ini dengan memberikan point reward apabila karyawan gerai dapat menjalani kriteria pelayanan optimum yang telah ditetapkan.
Pelanggan dimudahkan untuk memilih produk reguler, paket promo, maupun paket fun meal dengan harga tetap terjangkau, seperti program Add On, Swap, dan Catering.
Dengan ukuran gerai yang lebih luas saat ini dan ruang untuk merayakan ulang tahun, menarik banyak minat pelanggan untuk merayakan ulang tahun bagi anak atau keluarganya di gerai CFC. Pelanggan bisa menghubungi langsung pihak gerai untuk membicarakan paket ulang tahun yang diinginkan. Suasana yang nyaman dan menyenangkan menambah keeratan dan kehangatan di antara keluarga, sanak saudara dan teman-teman.
Untuk memenuhi selera pelanggan setia akan cita rasa, selain menu baru dari California Café, Perusahaan juga mengeluarkan menu baru lain seperti : Chicken Popz dan Clear Soup.
Perusahaan tetap memilih sistem franchise untuk ekspansi jaringan bisnisnya dan secara konsisten memonitor perkembangan gerai franchise yang sudah berjalan. Untuk menambah franchise baru, Perusahaan mengikuti berbagai event pameran, kegiatan usaha franchise ataupun kunjungan langsung ke calon franchise.
Untuk menjaga kepuasan pelanggan, Perusahaan senantiasa menjaga kualitas operasional seluruh gerai yang ada dengan senantiasa menjaga standar seluruh gerai yang tercermin dalam nilai standar ROE (Restaurant Operation Evaluation). Standard ROE mencakup empat pilar penting yaitu Discipline, Quality, Service, Cleanliness. Penilaian dilakukan secara rutin setiap bulan oleh Tim QA (Quality Assurance) dengan cara sidak.
Sampai dengan akhir tahun 2014, gerai yang beroperasi ada sebanyak 273 gerai dengan perincian 247 gerai CFC, 5 gerai Sapo dan 21 gerai Cal Donut. Untuk gerai CFC masing-masing 33 gerai franchise dan 214 gerai milik sendiri.
employees with reward point if the outlets can implement optimum service criteria.
Customers may choose regular products, promo packages, and fun meal package at an affordable fixed price, such as program Add On, Swap, and Catering.
With larger outlets and in-store birthday venue, CFC has attracted more customers to hold birthday celebration for their children or family in CFC outlets. Customers may contact the outlet manager to discuss the desired birthday package. A comfort and enjoyable atmosphere will add fun to the warm and closeness of family, relatives and friends.
To satisfy the taste of loyal customers, besides new menu from California Café, the Company also introduced new menu called Chicken Popz and Clear Soup.
In addition to expand its operation by opening own stores, Company still prefer to use franchise system to expand its business network and consistently monitor the progress of franchised outlets that are already in operation. To add new franchiser, Company participated in various exhibition events or franchise exhibition events.
To maintain customers satisfaction, Company continues to maintain the operational quality of the entire existing outlets. as reflected in ROE (Restaurant Operation Evaluation) standards. The ROE Standard includes four important pillars, namely Discipline, Quality, Service, Cleanliness. Assessment conducted regularly every month by the QA team (Quality Assurance), using surprise inspection.
As of the end of 2014, the total outlets in operation was 273 outlets, comprising 247 CFC outlets, 5 Sapo outlets and 21 Cal Donat outlets. As of CFC outlet, 33 are franchisedoutlets and 214 are owned outlets.
Suasana Interior California Cafe di CFC Cikokol, TangerangCalifornia Cafe Interior at CFC Cikokol, Tangerang
12 Seizing New Opportunities for Stronger Growth
13Laporan Tahunan 2014 Annual Report PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
Aktivitas PemasaranMarketing Activities
Perusahaan terus mendorong penerapan program pemasaran baru pada tahun 2014, dengan fokus membangun kesadaran merek dan traffic dalam gerai.
Untuk kegiatan above-the-line, Perusahaan meluncurkan “Gebyar CFC” pada bulan Desember 2013, dan berlanjut sampai Juni 2014. Program ini dirancang untuk memperingati ulang tahun ke 30 Perusahaan dan sebagai cara untuk menunjukkan penghargaan kami kepada semua pelanggan setia CFC. Pelanggan mendapatkan 1 kupon undian untuk setiap pembelian Rp50.000, dan kelipatannya, dan berkesempatan untuk memenangkan salah satu hadiah, yaitu 1 Toyota Etios sebagai Grand Prize, 5 Toyota Agya, 12 Honda Scoopy, 24 LCD TV. Program ini diiklankan melalui radio nasional, koran lokal dan majalah, dan diterima dengan baik oleh pelanggan lama dan baru.
Perusahaan juga secara aktif mempromosikan merek dan program pemasaran secara below-the-line seperti brosur, tray mat, selebaran, poster, spanduk raksasa, website, dan saluran media sosial.
Menyikapi kondisi ekonomi saat ini dan daya beli daripada pelanggan, Perusahaan menjalankan program aktivitas marketing below the line dengan mengeluarkan paket harga terjangkau, program tersebut antara lain paket : add on, swap, combo, catering, karyawan, serta student. Untuk paket catering, pelanggan dengan rombongan minimal 50 orang dapat membeli produk paket dengan harga Rp. 12.727,- untuk 1 nasi, 1 ayam dan 1 air mineral. Paket ini dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah pelanggan dan bagi pelanggan juga akan merasa lebih hemat. Perusahaan juga menyadari bahwa sebagian pelanggan membawa anak-anak saat berkunjung ke gerai CFC dan mempunyai keinginan untuk bermain, maka Perusahaan meluncurkan juga paket fun meal, dimana setiap pembelian paket pelanggan akan memperoleh mainan yang menarik dan mendidik, seperti paket : the smiley watch “jam tangan lucu yang dengan ketokan akan menempel di pergelangan si pemakai”, serta Night at The Museum “ terdiri dari seri mainan yang membawa imajinasi anak-anak untuk berpetualang”
Program marketing yang telah dilakukan di tahun 2014 akan menjadi dasar dan dilanjutkan dengan program baru yang berkesinambungan dan terus menerus untuk tahun-tahun yang akan datang.
Perusahaan juga senantiasa ingin bisa mengenal lebih dekat dengan pelanggannya dengan menyiapkan media website dan jejaring sosial, untuk itu pelanggan dapat mengunjungi website di www.cfcindonesia.com dan jejaring sosial seperti facebook di www.facebook.com/cfcindonesia maupun di twitter @cfc_pioneerindo. Media ini sangat membantu menjalin komunikasi dua arah antara Perusahaan dengan pelanggan setianya.
Company continues to push for fresh marketing programs throught 2014, focusing on driving brand awareness and initiatives that helps in increasing in-store traffic.
For above-the-line activities, Company launched the “Gebyar CFC” in December of 2013, and continues until June 2014. This program commemorates Company’s 30th Anniversary and as way to show appreciation to all loyal CFC customer. Customers get 1 raffle coupon for every purchase of multiple of Rp50.000, for a chance to win one of the prizes, namely 1 Toyota Etios as the Grand Prize, 5 Toyota Agya, 12 Honda Scoopy, 24 LCD TV. This program was introduced to all via national radios, local newspapers and magazines. This program was well received by both CFC’s existing and new customers.
Company also actively promote our brands and marketing programs via below-the-line channels such as brochures, tray mats, flyers, posters, giant banners, website, and social media channels.
Addressing the current economic conditions and purchasing power of customers, Company runs below the line marketing activities the program by launching affordable priced packages, include: add on, swap, combo, catering, staff, and student. For catering package, customers with an entourage of at least 50 people can buy the product package at a price of Rp. 12,727 for 1 rice, 1 chicken and 1 mineral water. This package is intended to increase the number of customers and the customers will also find it more affrodable.
Company also recognizes that some customers take their children during visit to CFC outlets and they would like to play, therefore Company also launches fun meal package, where with every purchase customers will get an exciting educational toys, such as: the smiley watch, “ funny watches that will be attached to the wrist of the wearer by knocking it”, and “Night at the Museum” consists of a series of toys that bring children’s imagination for adventure “
Marketing programs that have been carried out in 2014 will be the basis and will be continued with new program for the years to come.
Company always want to know its customers better, by preparing media and social networking websites, to which customers can visit the website at www.cfcindonesia.com and social networks such as facebook in www.facebook.com/cfcindonesia and on twitter @cfc_pioneerindo. This media is helpful to establish two-way communication between the Company with loyal customers.
14 Seizing New Opportunities for Stronger Growth
Menu Baru / New Menu “Chicken Popz”
15Laporan Tahunan 2014 Annual Report PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
Kepuasan PelangganCustomer Satisfaction
Kualitas pelayanan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan, terlebih dalam bisnis restoran seperti yang dijalani Perusahaan. Untuk memastikan kualitas layanannya senantiasa terjaga, Perusahaan mengacu pada konsep DQSC (Discipline, Quality, Service & Cleanliness). Konsep ini dikembangkan Perusahaan sebagai budaya layanan. Setiap karyawan sejak masa Program Orientasi Karyawan Baru harus mempelajari, memahami dan menerapkannya dalam pelaksanaan tugas mereka sehari hari.
Dengan menerapkan budaya DQSC di antara seluruh karyawan, Perusahaan meyakini kualitas layanannya dapat senantiasa berada pada level tertinggi dan dengan demikian kepuasan pelanggan pun tetap terjaga. Hal ini sangat menentukan daya saing Perusahaan di tengah persaingan pasar yang sangat ketat dan Perusahaan berharap dapat meningkatkan kunjungan ulang dari para pelanggan.
Untuk mewujudkan kepuasan pelanggan, Perusahaan membentuk departemen khusus, yakni Departemen Quality Assurance (QA), yang bertugas melakukan evaluasi/audit secara rutin terhadap pelaksanaan konsep tersebut di setiap gerai. Hasil evaluasi tersebut akan dilaporkan dalam bentuk ROE (Restaurant Operation Evaluation) yang dibahas secara rutin setiap bulan dalam operasional meeting. Untuk menumbuhkan motivasi karyawan dalam menjaga kualitas layanannya, maka gerai-gerai yang berhasil mendapatkan nilai ROE tertentu akan mendapatkan insentif setiap bulan.
Service quality delivery has a significant impact on customer satisfaction, especially in the restaurant business in which Company engaged in. To ensure the quality of service is always well maintained, Company applies the concept of DQSC (Discipline, Quality, Service & Cleanliness). This concept was developed to become Company’s culture of service. Each employee, since their New Employee Orientation Program, shall learn, understand and apply it in discharging their day to day duties.
By applying the DQSC culture among all employee, Company believes that its service quality can be maintained at the highest level and hence customers satisfaction can also be maintained. This will determine the competitiveness of Company in a tight market competition and Company expects to be able to increase repeat visits from customers.
To achieve customer satisfaction, Company established a special department, namely the Department of Quality Assurance (QA) with the responsibility of evaluating/auditing the implementation of the DQSC concept in each outlet on a regular basis on. The result from these evaluations will be reported as ROE (Restaurant Operation Evaluation) to be discussed every month in operational meetings. To motivate employees to maintain their quality of services, Outlets that meet certain score of ROE are entitled to have monthly incentives.
1
2
34
dIScIPlINEmencakup disiplin terhadap penampilan kebersihan diri, waktu jam kerja/istirahat dan prosedur (SOP pembuatan produk, SOP administrasi store).
DISCIPLINEincludes disciplines on the appearance on personal hygiene, working hour/rest hour and procedures (SOP on product making, SOP on stores administrative).
QUALITYmencakup kualitas produk (bau, warna, rasa bentuk, berat & porsi), kualitas penyajian (makanan panas harus disajikan panas dan makanan dingin harus disajikan dingin).
QUALITYincludes product quality (smell, color, taste, shape, weight & servings), quality of presentation (hot food should be served hot and cold food should be served cold).
SERVIcEmencakup pelayanan harus cepat, tepat, ramah, dan antusias.
SERVICEwhich includes fast, accurate, friendly and enthusiastic services.
clEANlINESSmencakup kebersihan terhadap diri (badan dan pakaian), lingkungan kerja, equipment, dan kebersihan produk yang dijual.
CLEANLINESSincludes personal hygiene (body and clothing), work environment, equipment and hygiene on the products sold.
16 Seizing New Opportunities for Stronger Growth
17Laporan Tahunan 2014 Annual Report PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
Pengembangan Sumber Daya ManusiaHuman Resources Development
Selama tahun 2014 Learning Center (LC) terus melaksanakan program kerja yang dicanangkan sejak akhir tahun 2013 yang lalu. Program-program kerja tersebut antara lain :
In 2014, Learning Center (LC) continued to implement the work program launched by the end of 2013, which include:
Penyempurnaan kurikulum pelatihan managerKurikulum ini menekankan sistem pelatihan tidak hanya didapat dalam kelas materi tetapi juga dikerjakan on floor di gerai.Pelatihan dengan visual gambar Untuk mempermudah karyawan dalam memahami pelatihan SOP terutama SOP produk.fun Learning : Training dan KompetisiUntuk mempermudah pemahaman SOP, LC juga membuat kompetisi-kompetisi terutama untuk SOP New Product.Mystery Shopper ProgramProgram ini dimaksudkan guna melihat dan menilai performance QSC gerai dari “kacamata” pelanggan / pihak ketiga.
Berkenaan dengan program yang telah dicanangkan di atas, LC telah melakukan orientasi, training dan mensertifikasi SOP produk pada sekitar 400 orang Crew baru dan 200 orang Operation Trainee dan Supervisor baru.
1.
2.
3.
4.
Improving curriculum for manager training.This curriculum emphasizes that the trainings should not stop in class but also in stores.
Training with visual.To facilitate training of employees in understanding the SOP, especially the products SOP.Fun Learning: Training and Competition.To facilitate understanding of SOP, LC also organized a competition, especially for New Product SOP.
Mystery Shopper ProgramThis program is intended to find out and to assess the performance of QSC outlets from the customers’/third party’s point of view.
With regard to the aforementioned programs, LC has conducted orientation and training program, as well as certifying SOP product to 400 new crews and 200 Operation Trainees and new Supervisors.
1.
2.
3.
4.
Selain program-program kerja diatas, LC juga membuka kelas pelatihan dengan pembelajaran seperti : - Restaurant Management Training Class sebanyak 14 kali dengan peserta 400 orang Manager se-Indonesia dan terus berlanjut.- Basic Management Training Class sebanyak satu kali untuk level Store Manager di area Jabodetabek dan akan masih berlanjut untuk semua area di Indonesia.
Selain pelatihan di operation level store, LC juga melakukan pelatihan dan pengembangan di level Operation Manager (OM) dan Supervisor ke atas kantor pusat melalui beberapa kelas sebagai berikut :- OM Visit Checklist yang dapat membantu OM dalam menganalisa storenya ketika melakukan kunjungan agar menjadi lebih efektif.- Materi Training “Presentation Skill and SWOT Analysis” untuk level Operation Manager.- Materi Training “Sales Buildiing Basic (Dasar Peningkatan Penjualan) untuk level Operation Manager.- Materi Training “Coaching , Counselling and Mentoring” yang dilaksanakan bekerja sama dengan PDP Consulting (Bpk. Cahyana Puthut Wijanarka), yang diikuti oleh Operation Manager dan level Supervisor ke atas kantor pusat.- Materi Training “Kaizen Philosophy : Make Change” yang juga diikuti oleh level Supervisor ke atas kantor pusat.
Selain kegiatan program training dan kelas pelatihan seperti yang dijelaskan diatas, LC secara berkesinambungan melalui fasilitator yang tersebar di daerah dan di pusat juga selalu melakukan kegiatan verifikasi dan sertifikasi pelaksanaan SOP Produk di store untuk level Crew hingga level Store Manager.
In addition to the above programs, LC also opens training class for learning subjects like the following:- Restaurant Management Training Class 14 times with 400 participants Manager in Indonesia and continues.
- Basic Management Training Class one time for Store Manager level in the Greater Jakarta area and will continue for all areas in Indonesia.
In addition to providing training at store-operation level, LC also provides training and development program for Operations Manager (OM) and Supervisor levels and up, at the head office, in classes like the following:- OM Visit Checklist that can assist OM in analyzing their store during the visit, to render the visit more effective.
- Training on “Presentation Skill and SWOT Analysis” for Operation Manager level. - Training on “ Basic Sales Building (Basics for Increasing Sales) for Operation Manager level.- Training on “Coaching, Counselling and Mentoring”, carried out in collaboration with the PDP Consulting (Mr. Cahyana Puthut Wijanarka), attended by Operation Manager and Supervisor level up to headquarter.
- Training on “Kaizen Philosophy: Make Change”, attended by Supervisor level up to headquarter.
In addition to the above training program and classes, through facilitators that spread across the region and head office, LC continuously conducts verification and certification on the implementation of SOP product in store for the Crew level up to the Store Manager level.
18 Seizing New Opportunities for Stronger Growth
Prospek UsahaBusiness Prospect
Despite the best efforts put up by the Board of Directors and all employees, the unfavorable macro-economic situation in 2014 has led to a weakened performance of the Company. Such unfavorable situation has also weakened the purchasing power of people, forced them to be more selective in choosing goods and value for the money. Other new players that came into the scene has made the competition in food and beverages industry grew even tougher than before.
The Company believes that the outlook of our business is still promising in the years to come, on the ground that Indonesia’s consumer-based economy is still growing along with its huge population, large number of young population, and its increasingly modern lifestyle.
To address the prospects of our business growth, we are aware that we need to make the right strategic moves, which include accelerating the expansion and distribution of outlets, improving the quality and variance of products, quality of services, quality of human resources and to tap into the information technology to for promptness and efficiency.
Entering 2015, through strategic actions that have been implemented in late 2014 by the Board of Commissioners and Board of Directors as well as the commitment of all officials to providing the best operating results, the Company is assured that in 2015 it can realized a better and sustainable business growth.
Meskipun Dewan Direksi dan segenap karyawan telah memberikan usaha terbaik, namun hasil usaha Perusahaan mengalami penurunan akibat situasi makro ekonomi Indonesia yang kurang menguntungkan di tahun 2014. Situasi ini menyebabkan daya beli masyarakat menurun dan sangat ketat dalam hal memilih produk dan harga, ditambah lagi bertambahnya jumlah pemain baru yang bersaing dalam industri makanan dan minuman.
Perusahaan berkeyakinan bahwa prospek pertumbuhan usaha ke depan masih cukup besar untuk tahun-tahun mendatang dengan melihat perekonomian Indonesia yang berbasis konsumen, besarnya jumlah penduduk dengan komposisi penduduk muda yang tinggi serta tren gaya hidup masyarakat yang semakin modern.
Untuk menyikapi prospek pertumbuhan usaha tersebut, Perusahaan menyadari perlunya langkah strategis yang tepat, diantaranya mempercepat pertumbuhan dan sebaran gerai, meningkatkan kualitas dan varian produk, kualitas layanan, kualitas sumber daya manusia serta memanfaaatkan teknologi informasi untuk menciptakan kecepatan dan efisiensi.
Memasuki tahun 2015, melalui langkah strategis yang telah dicanangkan di akhir tahun 2014 oleh Dewan Komisaris dan Dewan Direksi serta komitmen segenap karyawan pemangku jabatan untuk memberikan hasil usaha terbaik, Perusahaan berkeyakinan di tahun 2015 akan mengalami pertumbuhan usaha yang lebih baik dan berkesinambungan.
19Laporan Tahunan 2014 Annual Report PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
Sertifikat dan PenghargaanCertifications and Awards
20 Seizing New Opportunities for Stronger Growth
Mr. Suhanda Wiraatmaja
Komisaris UtamaPresident Commissioners
Mrs. Tjhin Leeris Harni
KomisarisCommissioner
Mr. Kusuwandi Tamin Mr. Suhanda Wiraatmaja
Komisaris Utama &Komisaris Independen
President Commissioner &Independent Commissioner
KomisarisCommissioner
21Laporan Tahunan 2014 Annual Report PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
Sambutan Dewan KomisarisMessage from The Board of Commissioners
Yang Terhormat Para Pemegang Saham,
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia yang diberikan sehingga Dewan Komisaris dapat menyampaikan laporan hasil usaha tahun fiskal 2014.
TINJAUAN EKONOMISecara umum kondisi perekonomian global melambat selama tahun 2014, hal ini mulai dialami pada saat Bank Sentral Amerika Serikat mengurangi dan menghentikan program Quantitative Easing sehingga pasar keuangan global mengalami pengetatan likuiditas, peningkatan tingkat suku bunga dan perlambatan aliran dana di seluruh dunia, khususnya di negara-negara berkembang ( emerging markets )
Disisi lain sebagaimana kita ketahui, Indonesia telah menjadi negara pengimport energi yang cukup besar, ditambah dengan melemahnya harga komoditas ekspor unggulan Indonesia, dimana kedua hal ini memberikan kontribusi yg besar akan terjadinya defisit neraca perdagangan yang cukup signifikan. Tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 juga turun menjadi 5,02%. Ini semua tentunya berdampak terhadap melemahnya daya beli masyarakat.
Meskipun merupakan tahun yang penuh ketidakpastian, namun patut diingat bahwa Indonesia termasuk 5 negaraG-20 dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi selama tahun 2014. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh populasi penduduk Indonesia yang besar dan dinamis. Dari sisi politik, Indonesia menutup tahun 2014 dengan transisi pemerintahan yang berlangsung lancar dan tertata dengan baik, sebuah pencapaian yang mengesankan dalam hal demokrasi di Indonesia. Pemerintahan baru ini kita harapkan segera mengejar ketertinggalan pembangunan terutama di sektor infrastruktur dan keberpihakan pada ekonomi maritim sehingga diharapkan dapat menunjang pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi lagi ke depannya.
Dear Valued Shareholders,
First of all, we like to thank God for His grace so that we, the Board of Commissioners, can report the fiscal year 2014 operating results.
EcONOMIc REVIEWIn general, the global economy was slowed down during 2014, which began when the Central Bank of the United States reduced and terminated the Quantitative Easing program that led the global financial markets experienced a tightening of liquidity, increased interest rates and a slowdown in the flow of funds around the world, especially in the developing countries (emerging markets).
On the other hand, as we all know, Indonesia has become a net importer of energy, and coupled with the weakening of Indonesia’s main export commodity prices, it led to a significant deficit in Indonesia trade balance. Indonesia’s economic growth rate in 2014 fell to 5.02%. This all have weakened people’s purchasing power.
Although it was a year full of uncertainty, but worth noted that Indonesia was one of the top 5 of G-20 countries with the highest economic growth during 2014. This fact is supported by a large and dynamic Indonesian population. From the political side, Indonesia managed to close the year 2014 with a transition of government that went smoothly and in well order, an impressive achievement in terms of democracy in Indonesia. We expect this new administration is able to soon catch up the development, especially in the infrastructure sector and alignment on maritime economy, which we expect can support higher economic growth in the future.
Kami terus memberikan perhatian pada praktek tata kelola yang baik guna meraih peningkatan nilai dan pertumbuhan berkelanjutan.
We continue to pay more attention to the practice of good corporate governance to achieve increased value and sustainable growth.
22 Seizing New Opportunities for Stronger Growth
COMPANY PERFORMANCE IN 2014Amidst the unfavorable situation in 2014, the Company posted a revenue of Rp. 376.6 billion, down compared to last year’s Rp. 390.6 billion. This decrease was attributed to the decrease in purchasing power, that began in the fourth quarter of 2013 and continuing throughout 2014, especially in areas whose economy is sustained by the commodity sector such as in Sumatra, Kalimantan and Sulawesi, as the prices of commodity such as coal, crude palm oil and others fell significantly, and has contributed to the decline in sales of our products in those regions.
Net profit after tax stood at Rp. 21.5 billion, down Rp. 3.8 billion or 15.0% compared to 2013 amounting to Rp. 25.3 billion. Decline in net profit due to higher selling expenses and general and administrative expenses, by 6.9% and 6.7% respectively. Ebitda recorded at Rp. 49.4 billion in 2014 compared to Rp. 51.6 billion in 2013, or down by 4.3%.
BoC understands that the Board of Directors have given their best effort considering the circumstances and that the decline in our performance is due to the economic situation in 2014 and is accounted for in a transparent manner.
CORPORATE GOVERNANCEWe continue to pay more attention to the practice of good corporate governance to achieve increased value and sustainable growth. the Audit Committee actively contributes to ensure that all mechanisms of oversight and control have functioned as good as possible and we will also continue to monitor and work closely with the Board of Directors in order to strengthen our business growth by stressing that any decisions taken by the management should have a positive impact in improving operational efficiency and risk management issues in overall, as well as to quicken and to better the accuracy of service in every aspect of operations and customer service in every outlet.
As the Board of Commissioners, we have carried out our duties and responsibilities of supervision through various internal meetings with the Board of Directors, senior executives and audit teams, as well as meetings with the external auditor. Other than through formal meetings once every two week, we have also established open communication with every member of the Board of Directors and senior executives so that the we can proactively provide input to the Board of Directors, regarding challenges or problems n day-to-day operations of the Company.
Sambutan Dewan KomisarisMessage from The Board of Commissioners
KINERJA PERUSAHAAN TAHUN 2014Ditengah berbagai situasi yang kurang mendukung ditahun 2014, Perusahaan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp. 376,6 milyar turun dibandingkan tahun lalu sebesar Rp. 390,6 milyar. Penurunan ini disebabkan oleh adanya penurunan daya beli masyarakat yang mulai kelihatan pada kuartal ke 4 tahun 2013 dan berkelanjutan sepanjang tahun 2014, penurunan daya beli masyarakat terutama terjadi di wilayah-wilayah yang ekonominya ditopang oleh sektor komoditas seperti di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi dimana harga komoditas seperti batubara, CPO dan komoditas lainnya turun secara signifikan yang berdampak pada menurunnya penjualan produk kami di wilayah tersebut.
Laba bersih setelah pajak tercatat sebesar Rp. 21,5 milyar, turun sebesar Rp. 3,8 milyar atau 15,0% dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp. 25,3 milyar. Penurunan laba bersih disebabkan oleh kenaikan beban penjualan dan beban umum dan administrasi masing-masing sebesar 6,9% dan 6,7%. Ebitda perusahaan tercatat sebesar Rp. 49,4 milyar ditahun 2014 dibanding Rp. 51,6 milyar pada tahun 2013 atau turun sebesar 4,3 %.
Dewan Komisaris merasa bahwa Dewan Direksi telah memberikan usaha terbaik mereka mengingat situasi yangterjadi dan bahwa penurunan kinerja ini disebabkan oleh situasi ekonomi pada tahun 2014 dimana hal ini dapat dipertanggungjawabkan secara transparan.
TATA KELOLAKami terus memberikan perhatian pada praktek tata kelola yang baik guna meraih peningkatan nilai dan pertumbuhan berkelanjutan, Komite Audit aktif berperan untuk memastikan bahwa seluruh mekanisme pengawasan dan kontrol dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya dan kami juga akan terus memantau dan bekerja sama dengan Direksi agar memantapkan langkah-langkah pertumbuhan usaha dengan menekankan bahwa setiap keputusan manajemenyang diambil harus memiliki dampak positif dalam meningkatkan efisiensi operasional dan memperbaiki mengelola manajemen resiko secara keseluruhan serta dapat meningkatkan kecepatan dan ketepatan layanan dalam setiap aspek operasi dan layanan pelanggan di setiap gerai.
Sebagai Dewan Komisaris, kami melaksanakan tugas dan tanggung jawab pengawasan melalui berbagai pertemuan internal dengan Direksi, eksekutif senior dan tim audit maupun pertemuan dengan auditor eksternal. Selain melalui rapat-rapat formal melalui pertemuan 2 mingguan, kami juga membangun komunikasi terbuka dengan setiap anggota Direksi dan eksekutif senior sehingga Dewan Komisaris secara proaktif dapat memberikan masukan kepada Direksi dalam menangani setiap tantangan atau masalah yang timbul dalam operasional Perusahaan sehari-hari.
23Laporan Tahunan 2014 Annual Report PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
Sambutan Dewan KomisarisMessage from The Board of Commissioners
RENCANA KERJA 2015Pada akhir tahun 2014, Dewan Komisaris bersama dengan Dewan Direksi mengambil sejumlah langkah berikut untukmempertahankan pertumbuhan bisnis di tahun 2015 antara lain :1. Mempercepat dan memperbanyak pertumbuhan
gerai baru di lokasi-lokasi yang strategis yang akan memberikan kontribusi positif terhadap kinerja Perusahaan.
2. Menjaga dan mempertahankan kualitas setiap produk yang akan dijual ke pelanggan agar selalu disajikan sesuai dengan standard yang telah ditetapkan.
3. Memperbaiki sistem distribusi agar keberadaan produk dapat tiba di gerai sesuai dengan kuantitas maupun kualitas yang direncanakan.
4. Meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki Perusahaan dengan berbagai perbaikan dalam sistem pelatihan dan pengawasan.
5. Mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi dengan melakukan langkah-langkah perbaikan agar dapat terus meningkatkan kualitas, inovasi dan keamanan sistem informasi sehingga Perusahaan semakin dapat mengelola manajemen resiko, meningkatkan efisiensi usaha dan lebih tepat dalam pengambilan keputusan.
6. Mempersiapkan diri khususnya dalam kualitas produk, sebaran jaringan gerai, kualitas SDM sehingga dapat mengantisipasi dimulainya era baru dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asean ( MEA).
Atas nama Dewan Komisaris, kami ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pemegang saham, mitra usaha, karyawan serta seluruh pemangku kepentingan lainnya atas dukungan yang berkelanjutan terhadap Perusahaan. Pencapaian usaha Perusahaan ditahun 2014 tidak akan tercapai tanpa dukungan mereka. Meskipun pencapaian hasil usaha belum memenuhi harapan, dengan situasi ekonomi seperti yang dijelaskan di atas.
Dewan Komisaris menganggap bidang usaha yang dijalankan Perusahaan memiliki prospek yang baik dalam beberapa tahun kedepan seiring dengan pertumbuhan GDP negara Indonesia, sehingga Dewan Komisaris mendorong Direksi beserta jajaran karyawan Perusahaan untuk bekerja keras dan memberikan hasil usaha yang baik di tahun 2015.
Jakarta, Maret / March 2015Dewan Komisaris / Board of Commissioners
PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Kusuwandi TaminKomisaris
Commissioner
Suhanda WiraatmadjaKomisaris Utama & Komisaris Independen
President Commissioner & Independent Commissioner
Tjhin Leeris HarniKomisaris
Commissioner
WORK PLAN FOR 2015At the end of 2014, the Board of Commissioners together with the Board of Directors have undertook the following measures to maintain business growth in 2015, include:
1. Accelerate and expand the growth of new outlets in strategic locations to provide positive contribution to the performance of the Company.
2. Keep and maintain the quality of each product to be sold to customers, so that it can be presented in accordance with the standard.3. Improve the distribution system to expedite the process in order to have the product delivered with the quantity and quality as planned.4. Improve and develop the quality of human resources through various improvements in the system of training and supervision.5. Optimize the use of information technology to carry out corrective measures in order to continuously improve the quality, innovation and security of information systems so that the Company can further manage risk management, improve business efficiency and more precise in making decision.
6. To be prepared, particularly in product quality, outlets network distribution, quality of human resources, in anticipation of the beginning of the new era of Asean Economic Community (AEC).
On behalf of the Board of Commissioners, we would like to express our gratitude to all shareholders, business partners, employees and all other stakeholders for the ongoing support for the Company. Our business achievement in 2014 is made possible by their support, despite the fact that it fell short of expectations, against the backdrop of unfavourable economic situation as described above.
We consider that the line of business in which the Company engages in has a good prospect in the next few years, in line with the growth of Indonesia’s GDP. For that reason, the Board of Commissioners endorses the Board of Directors and all employees to work hard and aiming for better results in 2015.
24 Seizing New Opportunities for Stronger Growth
Mr. Suhanda Wiraatmaja
Komisaris UtamaPresident Commissioners
Mr. Edi Triyento
Direktur IndependenIndependent Director
Mr. Iskonda Japiar Budhi Mr. Teh Kian Kun
DirekturDirector
DirekturDirector
25Laporan Tahunan 2014 Annual Report PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
Laporan Dewan DireksiReport from The Board of Directors
Yang Terhormat Para Pemegang Saham,
Tahun 2014 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian dunia, dimulai dari pemberhentian Program Quantitative Easing dari Bank Sental Amerika, krisis hutang di Uni Eropa, turunnya harga komoditas dan harga minyak dunia pada level yang cukup rendah. Faktor-faktor tersebut berdampak terjadinya tight money policy dan pertumbuhan perekokomian secara global melambat.
Negara Tiongkok yang merupakan salah satu negara yang mempunyai populasi terbesar dan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia juga terkena efek krisis tersebut karena ketergantungan yang sangat tinggi terhadap ekspor. Jadi ketika permintaan barang dari Amerika Serikat dan Uni Eropa melemah, efeknya langsung memukul perkonomian Tiongkok, sekitar 70% Produk Domestik Bruto (PDB) Tiongkok ditopang oleh ekspor.
Tekanan yang dihadapi Tiongkok berdampak ke perekonomian Indonesia, dimana Tiongkok merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia. Lemahnya permintaan Tiongkok berakibat pada jatuhnya harga dan volume komoditas primer yang selama ini menjadi andalan ekspor Indonesia.
Disamping penurunan harga komoditas yang signifikan, Indonesia saat ini adalah negara net importir Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mana kebutuhan energi ini cenderung naik dan sebagian besar masih disubsidi oleh pemerintahan Indonesia kepada rakyatnya.
Faktor-faktor di atas menyebabkan terjadinya defisit neraca perdagangan Indonesia dan menurunnya pertumbuhan PDB Indonesia dari 5,7% ditahun 2013 menjadi 5,02% di tahun 2014. Uraian kami di atas berdampak pada industri yang Perusahaan jalankan yaitu penurunan daya beli masyarakat.
Dear Shareholders,
2014 was a year full of challenges for the world’s economy, began with the termination of Quantitative Easing program from Central Bank of America, EU’s debt crisis, the falling of commodity and global oil prices at fairly low level. All those factors has lead to tight money policy and slowed global economy.
China, one of the most populous countries with the highest economic growth was also hit by the crisis due to its high dependence on exports. Consequently, when the demand from the United States and the European Union dropped, it immediately hits China economy, about 70% of China Gross Domestic Product (GDP) was supported by exports.
The pressures faced by China’s economy also has an impact on the economy of Indonesia, since China is one of Indonesia’s major trading partners. The drop in China’s demand resulted in a fall in prices and volumes of primary commodities which have been the mainstay of Indonesian exports.
Besides a significant decline in commodity prices, Indonesia currently is an importer of fuel oil (BBM) which tends to rise and still largely subsidized by the Indonesian government.
The foregoing led to the deficit in Indonesia trading balance and a decline in Indonesia’s GDP growth from 5.7% in 2013 to 5.02% in 2014. What we have described above has impacted our industry, weakening the purchasing power.
Perusahaan berupaya membangun kerangka dan budaya kepatuhan yang kuat sehingga memungkinkan Perusahaan untuk menyesuaikan diri secara cepat terhadap peraturan-peraturan baru.
The company seeks to establish a strong framework and culture of compliance so as to allow the Company to adapt to new regulations.
26 Seizing New Opportunities for Stronger Growth
Indonesia successfully run the democratization process in 2014 through an election process that went safely and smoothly, so that the new government under President Jokowi can continue with the sustainable economic development that has been passed to him, with the foundation of economic conditions, social and political relatively well maintained from the previous administration.
COMPANY PERFORMANCE IN 2014Throughout 2014, the Company posted a revenue of Rp. 376.6 billion, slightly down by 3.6% when compared to 2013. The main factor behind it was the decrease in purchasing power of the households, especially those living in Sumatra, Kalimantan and Sulawesi, whose economy is largely supported by commodity sector.
Net income decreased by 15.0% to Rp21,5 billion in 2014 compared to 2013 of Rp. 25.3 billion, due to the decrease in operating revenue and increase in operating expenses by 6.8%. A significant rise in operating expenses occurred in salaries and allowances, electricity, water and gas expenses, depreciation expenses, travel and expeditions expenses, rental expenses and service charge and marketing expense. At the end of 2014, the Company recorded an Ebitda of Rp 49.4 billion, down by 4.3% from 2013 of Rp 51.6 billion.
Total assets increased to Rp. 294.2 billion in 2014, grew by 17.4% compared to last year’s of Rp. 250.7 billion and total equity grew by 3.3% from Rp. 156.2 billion in 2013 to Rp. 161.3 billion in 2014.
BUILD PROFESSIONAL, COMPETENT AND VIRTUOUS HUMAN RESOURCESThe Company views HR as its major asset and partner in developing the business, and is one of the key elements for achieving sustainable and quality business growth.
The Company has developed a performance assessment based on balanced score card and a set of key performance indicator (KPI) for individual and team as the base for performance assessment, which will be entirely supported by the integrated information technology systems to ensure that all employee can put up their best effort to support the Company’s business. In order to increase productivity of its Human Resources, the Learning Centre department consistently provides education and training to all employees. The training program implemented in 2014 are as follows:
1. Management Development Program (MDP)2. Standard Operating Procedure (SOP) for product, so
Laporan DireksiReport from The Board of Directors
Indonesia sukses menjalankan proses demokratisasi di tahun 2014 melalui proses pemilu yang aman dan lancar, sehingga pemerintahan baru dibawah Presiden Jokowi dapat melanjutkan proses pembangunan ekonomi berkelanjutan yang telah diwariskan dengan landasan kondisi ekonomi, sosial dan politik yang relatif terjaga baik dari pemerintahan sebelumnya.
KINERJA PERUSAHAAN TAHUN 2014Sepanjang tahun 2014 perusahaan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp. 376,6 milyar, turun sebesar 3,6% bila dibandingkan tahun 2013. Faktor utama penurunan disebabkan adanya penurunan daya beli masyarakat terutama di wilayah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi yang sebagian besar ekonominya ditopang oleh sektor komoditas.
Laba bersih tercatat turun sebesar 15,0% menjadiRp. 21,5 milyar di tahun 2014 bila dibandingkan 2013 sebesar Rp.25,3 milyar, penurunan ini disebabkan oleh penurunan pendapatan usaha dan kenaikan beban usaha sebesar 6,8%. Kenaikan signifikan beban usaha terjadi pada beban gaji dan tunjangan, beban air listrik dan gas, beban penyusutan, beban angkut perjalanan dan ekspedisi, beban sewa dan service charge serta beban pemasaran. Perusahaan pada akhir tahun 2014 membukukan Ebitda sebesar Rp 49,4 milyar, bila dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp 51,6 milyar atau turun sebesar 4,3%.
Total Aset menjadi Rp. 294,2 milyar di tahun 2014 atau meningkat 17,4% bila dibandingkan tahun lalu sebesarRp. 250,7 milyar dan total ekuitas mengalami pertumbuhan sebesar 3,3% dari Rp. 156,2 milyar ditahun 2013 menjadi Rp. 161,3 milyar di tahun 2014.
MEMBANGUN SDM YANG PROfESIONAL, KOMPETEN DAN BERINTEGRITASPerusahaan memandang SDM sebagai aset utama sekaligus mitra dalam mengembangkan usaha yang merupakan salah satu unsur kunci bagi tercapainya pertumbuhan bisnis yang berkualitas dan berkelanjutan.
Perusahaan mengembangkan penilaian kinerja berdasarkan balanced score card dan menetapkan key performance indicator (KPI) individual dan tim sebagai dasar penilaian kinerja, yang seluruhnya akan didukung sistem teknologi informasi terintegritas untuk memastikan seluruh SDM Perusahaan dapat bekerja dengan segenap kemampuan dalam mendukung usaha Perusahaan. Dalam rangka peningkatan produktifitas SDM Perusahaan melalui departemen Learning Centre secara konsisten telah memberi pendidikan dan pelatihan kepada seluruh karyawan. Program program pelatihan yang konsisten yang dijalankan sepanjang tahun 2014 adalah sebagai berikut:1. Management Development Program (MDP)2. Standard Operating Procedure (SOP) produk, agar
27Laporan Tahunan 2014 Annual Report PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
that the entire operational team can serve the product according to the standards that have been defined. To facilitate the understanding of SOP, the Learning Centre also organizes competition and provide certification both in theory and practice, on a regular basis, to the entire store operational team.
3. Mystery Shopper program, this program is intended to look at and assess the performance of the outlet from the point of view of customers or third parties.
The success in retaining the best employees in the long term will help increase the sustainability of the growth of the Company. This concept is a commitment of the Company in an effort to maintain and improve the quality of human resources.
CORPORATE GOVERNANCEThe Company always adhere to the principles of Good Corporate Governance, in line with its commitment to implementing the best practices of Corporate Governance.
Evaluation of the implementation of GCG is conducted on yearly basis to demonstrate that the internal control system and operational management gradually and continuously has comply the GCG standard in Indonesia The Company believes this commitment will be of great benefits, in such a way that it can increase the profitability of the business, the credibility of the Company and ultimately achieving the vision and mission.
The Company seeks to establish a strong framework and a culture of compliance that allow the Company to adjust quickly to new regulations. The ability to assess changes in regulations, formulate appropriate responses in terms of compliance and implementation of these responses are useful in quickly and accurately handling the changes in policies and procedures, in order to meet the new regulations implemented during 2014.
For the realization of Good Corporate Governance (GCG), especially to improve the effectiveness of the organization and internal control, the Company continues to develop and maintain a operating system procedure that is efficient and run consistently.
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYThe Company has a commitment towards the community of stakeholders through a series of Corporate Social Responsibility (CSR) program. The CSR program aimed at achieving sustainable development in areas that can provide long-term benefits. The Company also performs
Laporan DireksiReport from The Board of Directors
seluruh tim operasional dapat menyajikan produk sesuai dengan standard yang telah ditetapkan untuk mempermudah pemahaman SOP, Learning Centre juga membuat kompetisi kompetisi dan melakukan sertifikasi baik secara teori maupun praktek kerja di gerai secara berkala terhadap seluruh tim operasional.
3. Mystery Shopper Program, program ini dimaksudkan guna melihat dan menilai performance gerai dari kacamata pelanggan atau pihak ketiga.
Keberhasilan mempertahankan karyawan terbaik dalam jangka waktu yang lama akan meningkatkan sustainability dari pertumbuhan Perusahaan. Konsep ini merupakan komitmen Perusahaan dalam upaya memelihara dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
TATA KELOLA PERUSAHAANPerusahaan senantiasa mematuhi prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance - GCG)sejalan dengan komitmen untuk menerapkan praktik-praktik terbaik Tata Kelola Perusahaan.
Evaluasi pelaksanaan GCG setiap tahun dilakukan bertujuan untuk menunjukan bahwa sistem kontrol internal dan operasional manajemen secara bertahap dan berkesinambungan telah mengikuti standar GCG di Indonesia. Perusahaan percaya komitmen ini akan memberikan manfaat yang besar bagi Perusahaan seperti peningkatan pencapaian hasil usaha, peningkatan kredibilitas Perusahaan dan pada akhirnya pencapaian visi dan misi dapat terwujud.
Perusahaan berupaya membangun kerangka dan budaya kepatuhan yang kuat sehingga memungkinkan Perusahaan untuk menyesuaikan diri secara cepat terhadap peraturan-peraturan baru. Kemampuan dalam mengkaji perubahan peraturan, merumuskan tanggapan secara tepat dari sisi kepatuhan serta mengimplementasikan tanggapan tersebut merupakan hal yang bermanfaat dalam menghadapi perubahan kebijakan dan prosedur secara cepat dan akurat guna memenuhi peraturan-peraturan baru yang dijalankan selama tahun 2014.
Demi terwujudnya Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) terutama untuk meningkatkan efektivitas organisasi dan pengendalian internal, Perusahaan senantiasa membuat dan memelihara prosedur sistem operasional yang berdaya guna serta dijalankan secara konsisten.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANPerusahaan memiliki komitmen kepada komunitas pemangku kepentingan melalui serangkain program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR). Program CSR ini diarahkan pada pengembangan berkelanjutan di bidang-bidang yang
28 Seizing New Opportunities for Stronger Growth
various activities including; donation for victims of flood in Bangka Kemang Jakarta, share the love by celebrating Christmas together with orphans from the orphanage Taruna Cipayung Jakarta, break the fast together with the orphanage’s children around the headquarters, as well as working closely with the Indonesian Red Cross holding blood donation for the entire employee of the head office and local residents.
AWARDSOn December 10, 2014, the Company received two awards at the same time from Forbes Indonesia for successes in a row from 2012, 2013 and 2014, the awards is “Best of the Best (Top 50) Companies for 2014” and “Trifecta Awards for The Winning Three years in A Row “, the award is given based on the consistency of growth during the five years of operation, especially growth in revenue, operating income, share prices and earnings per share. Besides the above awards, in the category of Franchise, in 2014 the Company also received two awards from the Indonesian Franchise Association (AFI) is “Franchise Top of Mind” for the category of Local Fried Chicken that develops a national brand franchise and the second award is “As The Franchise & Business Opportunities Pioneer Brand “. The awards are a challenge for the Company to maintain it in the years to come.
Laporan DireksiReport from The Board of Directors
dapat memberikan manfaat jangka panjang. Perusahaan menyelenggarakan berbagai kegiatan antara lain; bantuan korban banjir di wilayah Kemang Bangka Jakarta, berbagi kasih dengan merayakan perayaan Natal bersama dengan anak-anak yatim dari Panti Asuhan Taruna Cipayung Jakarta, berbuka puasa bersama dengan anak-anak panti asuhan sekitaran kantor pusat, serta bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia mengadakan donor darah untuk seluruh karyawan kantor pusat dan warga sekitar.
PENGHARGAAN Pada tanggal 10 Desember 2014, Perusahaan mendapat sekaligus 2 perhargaan dari majalah Forbes Indonesia atas keberhasilan secara berturut turut mulai tahun 2012, 2013 dan 2014, awards yang diterima adalah “Best of The Best (Top 50) Companies for 2014” dan “Trifecta Awards for The Winning Three Years in A Row”, konsep penilaian penghargaan ini dilihat dari konsistensi pertumbuhan selama 5 tahun beroperasi terutama pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan laba usaha, pertumbuhan harga saham dan pertumbuhan laba bersih per saham.Disamping penghargaan di atas, dalam kategori Franchise, Perusahaan pada tahun 2014 juga mendapatkan 2 penghargaan dari Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) yaitu “Franchise Top of Mind” untuk kategori Fried Chicken Lokal yang mengembangkan franchise merk nasional kosep resto dan penghargaan kedua “As The Franchise & Business Opportunities Pioneer Brand “. Penghargaan yang sudah Perusahaan terima, akan menjadi tantangan bagi kami untuk dapat dipertahankan pada tahun-tahun yang akan datang.
Pelayanan “Drive Thru” di CFC Cikokol, Tangerang
“Drive Thru” service at CFC Cikokol, Tangerang
29Laporan Tahunan 2014 Annual Report PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
PROSPECTS 2015Entering 2015, we have renewed our optimism towards Indonesia’s long-term prospects, that it will be better than in previous years based on the following considerations:
1. A relatively stable political conditions, where the change in administration has been done safely and the work program during transitional period is well prepared.
2. The total population of around 250 million people, the 4th largest in the world is a huge domestic market.
3. GDP growth around 5.2% - 5.4% with a major growth sector comes from domestic consumption, both household consumption and government expenditure and also with the recovery of the fiscal capacity of the government, namely the transfer of fuel subsidy and energy.
4. Based on data from the Directorate General of Processing and Marketing of Agricultural Products that level of chicken consumption in Indonesia is the lowest in ASEAN with about 8 kg / capita / year while Malaysia, is up to 38 kg / capita / year, Singapore 28 kg / capita / year and Thailand 16 kg / capita / year.
On the basis of the foregoing, the Company remains confident that in 2015 the Company will continue to grow in line with increasing market demand and planned business strategy.
The Board of Directors would like to thank all employees of the Company for demonstrating their talent and skills we need to meet the challenges in 2014 and subsequent years. We also want to thank our customers and partners who have been with us all this time. Our thanks also goes to the Board of Commissioners and shareholders for their support and direction for us.
Laporan DireksiReport from The Board of Directors
PROSPEK 2015Memasuki tahun 2015, kami telah memperbaharui optimisme pada prospek jangka panjang Indonesia akan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:
1. Kondisi politik yang relatif stabil, dimana penggantian pemerintahan baru telah berlangsung secara aman dan transisi program kerja pemerintah telah dipersiapkan dengan baik.
2. Jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa, terbesar no 4 di dunia adalah pangsa pasar domestik yang cukup besar.
3. Pertumbuhan GDP sekitar 5,2% - 5,4% dengan sektor pertumbuhan utama berasal dari konsumsi domestik, baik konsumsi rumah tangga maupun belanja pemerintah dan juga dengan pulihnya kapasitas fiskal pemerintah yaitu adanya pengalihan anggaran subsidi bahan bakar dan energi.
4. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian bahwa tingkat konsumsi ayam di Indonesia adalah yang paling rendah di Asean yaitu sekitar 8 kg/kapita/tahun sedangkan Malaysia, mencapai 38 kg/kapita/tahun, Singapore 28 kg/kapita/tahun dan Thailand 16 kg/kapita/tahun.
Atas dasar uraian di atas, Perusahaan tetap yakin bahwa tahun 2015 Perusahaan akan terus bertumbuh seiring dengan permintaan pasar dan strategi bisnis yang direncanakan.
Dewan Direksi mengucapkan terima kasih kepada seluruh karyawan Perusahaan bahwa mereka telah menunjukkan talenta dan ketrampilan yang diperlukan untuk menjawab tantangan di tahun 2014 dan tahun-tahun selanjutnya. Kami juga ingin berterima kasih kepada pelanggan dan mitra yang telah berjalan bersama kami selama ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Dewan Komisaris dan pemegang saham atas dukungan danarahannya kepada kami.
Jakarta, Maret / March 2015Direksi / Directors
PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Iskonda Japiar BudhiDirekturDirector
Teh Kian KunDirekturDirector
Edi TriyentoDirektur IndependenIndependent Director
30 Seizing New Opportunities for Stronger Growth
Gerai Stand Alone / Stand Alone Outlet, LifestyleCFC Cikokol, Tangerang
Laporan Tahunan 2014 Annual Report PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
Profil PerusahaanCompany Profile
PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (d/h PT Putra Sejahtera Pioneerindo) didirikan pada tahun 1983. Menjadi salah satu perusahaan pertama di Indonesia yang memperkenalkan model restaurant cepat saji berbahan dasar ayam dengan nama dagang California Pioneer Chicken, terwaralaba Pioneer Take Out dari Amerika Serikat, Perusahaan tumbuh menjadi salah satu restoran cepat saji favorit masyarakat berkat kualitas produk dan layanannya.
Pada tahun 1989, setelah tujuh tahun menempa pengalaman dan teruji dalam penguasaan pasar, Perusahaan meningkatkan diri dari franchisee menjadi franchisor yang memproduksi dan memasarkan merek sendiri, yaitu California Fried Chicken (CFC). Basis usahapun diperkuat dengan membentuk franchise dan mendirikan anak perusahaan, yaitu PT Putra Asia Perdana Indah dan PT Mitra Hero Pioneerindo, guna mendukung penuh kinerja Perusahaan dengan pola kemitraan terpadu yang dijalankan sebagai sebuah kekuatan sinergi untuk memacu pertumbuhan usaha.
Selain CFC, Perusahaan melakukan ekspansi bisnis dengan menggarap peluang pasar berikutnya, melalui Cal Donut pada tahun 1993.
Kepercayaan publik adalah hal penting dan senantiasa dijaga. Itu sebabnya Perusahaan senantiasa menjaga stabilitas dan kontinuitas usaha yang berpegang teguh kepada komitmen kualitas. Perusahaan mencatatkan diri sebagai Perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) pada bulan April 1994.
Pada tahun 1996, Perusahaan sekali lagi membuat langkah penting dalam sejarah usahanya dengan membuka Sapo
PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (formerly PT Putra Sejahtera Pioneerindo) was founded in 1983. Among the first to introduce chicken-based fast-food service in Indonesia under the trademark California Pioneer Chicken, a franchisee of Pioneer Take Out from the United States of America, the Company has evolved to become one of the public’s favorite fast-food restaurants thanks to its quality product and services.
In 1989, after seven years of experience and a proven market share, the Company upgraded itself from franchisee to franchisor that produce and market its own brand California Fried Chicken (CFC). Business foundation was strengthened using franchise system and later by establishing subsidiary companies, namely PT Putra Asia Perdana Indah and PT Mitra Hero Pioneerindo, to fully support the Company’s performance with an integrated partnership framework that operated as a synergy to boost its business growth.
Besides CFC, the Company expanded its business to develop other opportunities in the market, by launching Cal Donut in 1993.
Public trust is essential for the Company’s business and therefore shall be safeguarded. The Company always maintains the stability and continuity of its business by upholding the commitment for quality. The Company went public and listed itself in the Indonesia Stock Exchange (formerly Jakarta Stock Exchange) in April 1994.
The year 1996 saw another important step in the milestone of the Company, with the launching of Sapo Oriental, a
Meningkatnya persaingan dan kesadaran masyarakat akan makanan sehat merupakan tantangan bagi Perusahaan untuk terus bertumbuh. Untuk menjawab tantangan tersebut, pada tahun 2001 Perusahaan melakukan revitalisasi yang ditandai dengan perubahan nama Perusahaan menjadi PT Pioneerindo Gourmet International Tbk.
The increasing competition coupled with the rising of public awareness on health food presented challenges for the future growth of the Company. To answer such challenges, the Company revitalized itself in 2001, and marked with the change of the Company’s name to PT Pioneerindo Gourmet International Tbk.
32 Seizing New Opportunities for Stronger Growth
Oriental, sebuah restoran keluarga yang disambut baik oleh masyrakat, membuktikan kemampuan Perusahaan dalam mengenali pasar.
Perusahaan senantiasa mengikuti perkembangan dunia usaha khususnya industri makanan cepat saji. Meningkatnya persaingan dan kesadaran masyarakat akan makanan sehat merupakan tantangan bagi Perusahaan untuk terus bertumbuh. Untuk menjawab tantangan tersebut, pada tahun 2001 Perusahaan melakukan revitalisasi yang ditandai dengan perubahan nama Perusahaan menjadi PT Pioneerindo Gourmet International Tbk.
Saat ini Perusahaan telah berkiprah selama 31 tahun, selama kurun waktu tersebut banyak manfaat yang telah disumbangkan kepada masyarakat Indonesia, diantaranya dapat menciptakan lapangan kerja, memperkaya cita rasa kuliner Indonesia, ikut aktif dalam berbagai kegiatan Corporate Social Responsibility – CSR dan lain sebagainya. Dari sisi dalam Perusahaan juga terus menyesuaikan diri dengan permintaan pelanggan seiring dengan perubahan zaman, dengan melakukan improvisasi kualitas di segala bidang, seperti : produk, tampilan outlet serta layanan. Dalam pelaksanaannya Perusahaan menyadari masih banyak kekurangan yang harus dilakukan, namun dengan ketulusan dan kerja keras segenap karyawan, Perusahaan berkenyakinan kekurangan yang ada dapat diatasi.
Untuk mewujudkan Perusahaan menjadi restoran pilihan utama dari pelanggan. Pada akhir tahun 2014, Perusahaan memiliki 273 gerai dengan 3 merek dagang dan didukung oleh 2.056 karyawan tetap.
family restaurant concept that is well accepted by the public, proving the Company’s excellent market recognition.
The Company always keeps abreast with the development of fast-food industry. The increasing competition coupled with the rising of public awareness on health food presented challenges for the future growth of the Company. To answer such challenges, the Company revitalized itself in 2001, and marked with the change of the Company’s name to PT Pioneerindo Gourmet International Tbk.
This year marked the 31 years journey of Company, and during which Company was able to contribute various benefits to Indonesian people, such as creating employment opportunities, enriching the art of Indonesian culinary, actively participating in various Corporate Social Responsibility - CSR and many more. From the internal side, Company continues evolve to meet the ver changing demands of our customers, in line with the changing times, by improving quality in all fields, such as: product, outlets display and service. Company is aware of many shortcomings in its implementation and still has many to work on, but the sincerity and hard work of all employees have placed confidence in overcoming these issues.
In order to realize our vision to become the people’s main choice, by the end of 2014, Company has 273 outlets under 3 trademarks and is supported by 2,056 permanent employees.
Profil PerusahaanCompany Profile
33Laporan Tahunan 2014 Annual Report PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
SHAREHOLDERS MEETING
BOARD OF COMMISSIONERS
AUDIT COMMITTEE
INTERNAL AUDIT
Struktur OrganisasiOrganization Structure
OPERATIONDIVISION
OPERATIONSUPPORTDIVISION
Marketing
Training
Maintenance
CORPORATESERVICEDIVISION
ProductDevelopment
Quality Insurance
Purchasing
Logistic
BUSINESSDEVELOPMENT
DIVISION
BusinessDevelopment
FranchiseDevelopment
Property
FINANCE &ACCOUNTING
DIVISION
Accounting
Finance
Tax
Internal Audit &Sisdur
IT
ADMINISTRATIONDIVISION
HumanResourches
Legal
BOARD OF DIRECTORS
CORPORATE SECRETARY
PRESIDENT COMMISSIONER & INDEPENDENT cOMMISSIONERMr. Suhanda Wiraatmadja
cOMMISSIONERTjhin Leeris Harni Kusuwandi Tamin
dIREctORIskonda Japiar BudhiTeh Kian Kun
INdEPENdENt dIREctOREdi Triyento
34 Seizing New Opportunities for Stronger Growth
Lahir di Jakarta pada tanggal 25 Maret 1954, berhasil menyelesaikan pendidikan di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia pada tahun 1982, dan saat ini beliau adalah Komisaris Utama PT Towers Watson Purbajaga dan PT Dharma Nilaitama, PT Pioneerindo Gourmet International Tbk, serta Komisaris Independen PT Bayu Buana Tbk dan PT Towers Watson Indonesia. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Komisaris Utama PT Zurich Insurance, PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk dan PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk.
Born in March 25, 1954, graduated with a degree in accountancy at the Faculty of Economics, University of Indonesia in 1982, and currently has held some positions as President Commissioner of PT Towers Watson Purbajaga, PT Dharma Nilaitama, PT Pioneerindo Gourmet International Tbk, as Independent Commissioner of PT Bayu Buana Tbk and PT Towers Watson Indonesia. And before that he was the President Commissioner of PT Zurich Insurance Indonesia, PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk and PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk.
Mr. Suhanda WiraatmajaKomisaris Utama & Komisaris IndependenPresident Commissioners & Independent Commissioners
Profil Dewan KomisarisCommissioners Profile
35Laporan Tahunan 2014 Annual Report PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
Lahir di Tanjung Pandan, usia 49 tahun. Menjabat sebagai Direktur sejak Juni 2014. Lulusan Magister Manajemen di IPMI Business School tahun 2002 di bidang manajemen International, menyelesaikan pendidikan Sarjana Akuntasi pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Administrasi Indonesia tahun 1990. Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai senior accountant di PT Tiga Ikan Engineering (1987-1988), kemudian bergabung dengan Perseroan pada tahun 1988 dan menduduki berbagai posisi mulai dari Chief Accountant, Finance Manager, Direktur Keuangan, Komisaris, Direktur Operasional, Managing Director, hingga Presiden Direktur dan kini menjabat sebagai Komisaris.
Born in Tanjung Pandan 49 years ago, he was the Commissioner of the Company since June 2014. He graduated with a Degree in Accounting from STIE Yayasan Administrasi Indonesia in 1990 and Magister Management from IPMI Business School in 2002, majoring in International Management. In 1987 served as Senior Accountant in PT Tiga Ikan Engineering and joined the Company in 1988 as Chief Accountant, then Finance Manager, Finance Director, Commissioner, Director of Operation, Managing Director, until President Director and now he served as Commissioner .
Mr. Kusuwandi TaminKomisarisCommissioners
Lahir di Jakarta, 5 Oktober 1967. Beliau diangkat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2011. Beliau menyelesaikan pendidikan Jurusan Akuntansi Yayasan Administrasi Indonesia pada tahun 1986 dan AKSEK LPK Tarakanita di tahun 1989. Sebelumnya, beliau pernah menjabat sebagai sekretaris dari Presiden Direktur di Divisi Property PSP Group (1990), legal Officer di Divisi Property PSP Group (1991-1993), Chief Legal di Divisi Property PSP Group (1993-1997) dan sebagai Corporate Secretary di PSP Group (1997 - 2000). Beliau juga menjabat sebagai Corporate Legal dan Lisence di PT Triputra sejak tahun 2001 sampai dengan sekarang.
Born in Jakarta on 5 October 1967. She was appointed as Company’s Commissioner since 2011. She completed her study at Accounting Faculty of Yayasan Administrasi Indonesia in 1986 and AKSEK LPK Tarakanita in 1989. Previously, she has held several positions, as Secretary to the President Director of PSP Group’s Property Division (1990), as Legal Officer of PSP Group’s Property Division (1991 - 1993), as Chief Legal at Property Division of PSP Group (1993 - 1997) and as Corporate Secretary of PSP Group (1997 - 2000). She is currently holding a position as Corporate Legal and License at PT Triputra since 2001.
Mrs. Tjhin Leeris HarniKomisarisCommissioners
36 Seizing New Opportunities for Stronger Growth
Profil DireksiDirectors Profile
Lahir di Bandung, 5 Januari 1958. Beliau lulusan Arsitektur di UK tahun 1982. Pada tahun 1985 - 1990 menjabat sebagai Managing Director di Putra Asia Perdana Indah. Kemudian menjabat juga sebagai Direktur Utama di Perusahaan yang sama sejak tahun 1990 - sekarang. Sejak 2006 - April 2011, beliau menjabat sebagai Komisaris di PT Pioneerindo Gourmet International Tbk dan sejak Mei 2011 - sekarang beliau menjabat sebagai Direktur Operasi PT Pioneerindo Gourmet International Tbk.
Born in Bandung on 5 January 1958. He graduated from his studies in architecture in the UK in 1982. During the period 1985 – 1990 he held position of Managing Director of PT Putra Asia Perdana Indah, and later he became President Director, also at the same Company and which position he has been holding since 1990. Since 2006 - April 2011, as Commissioner of PT Pioneerindo Gourmet International Tbk, and since
Mr. Iskonda Japiar BudhiDirekturDirector
37Laporan Tahunan 2014 Annual Report PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
Lahir di Sintang pada tanggal 19 Mei 1976, berhasil menyelesaikan pendidikan di bidang Teknik Industri, di salah satu Universitas ternama di Indonesia, Institut Teknologi 10 Nopember, Surabaya. Pada tahun 2000 - 2003 menjabat sebagai HR Operation Manager di IAO Group. Kemudian menjabat sebagai Senior Consultant di GPM pada tahun 2003 - 2006. Sejak tahun 2006 - 2011 beliau menjabat sebagai HR Director di AJBS Group. Selanjutnya pada tahun 2011 - 2012 menjabat sebagai Regional HR Manager (GoodHope Asia Ltd). Di tahun 2012 hingga tahun 2014 beliau menjabat sebagai HR Associate Director di PT Pioneerindo Gourmet International Tbk, dan sejak 2014 diangkat sebagai HR Director.
Born in Sintang on May 19, 1976, he is a graduate in the field of Industrial Engineering, from one of the well-known universities in Indonesia, the Institute of Technology 10 November, Surabaya. In 2000 – 2003, he served as HR Operations Manager at IAO Group. Later as Senior Consultant at GPM in 2003 - 2006. Since 2006 to 2011 he served as HR Director at AJBS Group. Later in 2011 - 2012 served as Regional HR Manager (GoodHope Asia Ltd.). In 2012 to 2014 he served as Associate HR Director at PT Pioneerindo Gourmet International Tbk and since 2014 he was promoted as HR Director.
Mr. Edi TriyentoDirektur IndependenIndependent Director
Lahir di Pematang Siantar pada tahun 1968, menyelesaikan pendidikan Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Administrasi Indonesia pada tahun 1993. Sejak tahun 2007 beliau bergabung dengan PT Pioneerindo Gourmet International, Tbk sebagai Direktur Keuangan. Sebelumnya, beliau pernah menjabat sebagai asisten Direktur PT. ABDA Insurance, Tbk. Direktur PT Putra Swareka Perdana, Direktur Utama PT BPR Kumara Abadi dan PT BPR Mitrakarya Aratamulia.
Born in Pematang Siantar in 1968, he graduated from the Accounting School of the Faculty of Economics of STIE YAI in 1993. Since 2007, he joined PT Pioneerindo Gourmet International Tbk as Director of Finance. Previously, he served as Assistant Director of PT ABDA Insurance Tbk, Director of PT Putra Swareka Perdana, President Director of PT BPR Kumara Abadi and PT BPR Mitrakarya Aratamulia.
Mr. Teh Kian KunDirekturDirector
38 Seizing New Opportunities for Stronger Growth
Jaringan RestoranRestaurant Outlets
247Gerai/Outlet
5Gerai/Outlet
21Gerai/Outlet
39Laporan Tahunan 2014 Annual Report PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
Total Gerai padatahun 2014 adalah273 GeraiTotal Outlets in 2014 are273 Outlets
Aktivitas Penting 2014Significant Activities in 2014
Donor Darah3 Juni 2014
CfC Center, JakartaBlood DonorsJune 3, 2014
CFC Center, Jakarta
Peduli BanjirJanuari 2014Bangka, Kemang, JakartaDonation for flood victimsJanuary 2014Bangka, Kemang, Jakarta
RUPS & Public Expose25 Juni 2014Hotel Menara Peninsula, JakartaRUPS & Public ExposeJune 25, 2014Menara Peninsula Hotel, Jakarta
40 Seizing New Opportunities for Stronger Growth
41Laporan Tahunan 2014 Annual Report PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
Buka Puasa Bersama15 Juli 2014CfC Center, JakartaBreakfastingJuly 15, 2014CFC Center, Jakarta
Trifecta Award, forbes10 Desember 2014JakartaTrifecta Award, ForbesDecember 10, 2014Jakarta
Best of the Best Awards, forbes10 Desember 2014
JakartaBest of the Best Awards, Forbes
December 10, 2014Jakarta
Perayaan Natal19 desember 2014cfc center, Jakarta
Celebrating ChristmasDecember 19, 2014CFC Center, Jakarta
42 Seizing New Opportunities for Stronger Growth
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Tata kelola perusahaan merupakan suatu proses dan struktur yang mengarahkan dan mengatur bagaimana usaha dan aktifitas perusahaan harus dilaksanakan, dengan tujuan untuk mengembangkan nilai jangka panjang dari pemegang saham melalui peningkatan kinerja perusahaan serta pertanggung-jawabannya, dan juga mempertimbangkan kepentingan pihak-pihak lainnya.
Sebagai Perusahaan publik, Perusahaan berkomitmen untuk melaksanakan hal tersebut sebaik mungkin, yang antara lain meliputi:1. Tanggung jawab menjaga stabilitas pertumbuhan usaha.2. Transparan dalam menjalankan kegiatan usaha.3. Akuntabilitas dari anggota Dewan Komisaris dan Direksi.
4. Kemandirian dalam menjaga aset Perusahaan dan nilai jangka panjang pemegang saham.
Tanggung jawab pelaksanaan dan pengawasan tata kelola perusahaan di Perusahaan ada di pundak seluruh jajaran perusahaan, mulai dari Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Komite Audit, Internal Audit, dan Karyawan.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAMDalam RUPS, para pemegang saham Perusahaan memiliki hak dan kewenangan untuk mengangkat dan menghentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, menilai kinerja Dewan Komisaris dan Direksi, memberi persetujuan atas perubahan Anggaran Dasar Perseroan, mengesahkan Annual Report dan Laporan Keuangan Auditan, memutuskan remunerasi untuk Dewan, dan memberi persetujuan atas tindakan-tindakan korporasi penting.
Perusahaan telah melaksanakan RUPST untuk tahun 2013 pada hari Rabu, 25 Juni 2014, dihadiri lebih dari 51% pemegang saham dan mencapai kuorum.
Struktur tata kelola perusahaan yang berfungsi dengan baik akan membantu Perusahaan mencapai pertumbuhan yang dapat menciptakan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan.
A well functioning governance structure helps ensuring that Company’s growth leads tocreating greater values for all stakeholders.
Corporate governance is a process and structure by which the business and affairs of the Company are directed and managed, with the objective of enhancing long-term shareholder values by improving corporate performance and accountability, whilst taking into account other stakeholders interest.
As a public company, Company is committed to realizing good corporate governance that include:
1. The responsibility of maintaining the stability of business growth.2. The Transparency in conducting business activities.3. The accountability of members of the Board of Commissioners and Directors. 4. The self-sufficiency in keeping the Company’s assets and long term shareholders’ value.
At Company, the responsibility for the implementation of GCG is on the shoulder of all elements in the Company, from the Board of Commissioners, Board of Directors, the Audit Committee, the Internal Audit, to employee.
GENERAL MEETINGS OF SHAREHOLDERSDuring the General Meeting of Shareholders, Company’s shareholders have several rights reserved to them such as appointment and dismissal of members of Boards of Commissioners and Directors, evaluation of Boards of Commissioners’ and Directors’ performance, approval for changes in the Articles of Association, approval of the Annual Report and Audited Financial Statements, determination of Board remuneration, and the approval for major corporate actions.
The Company held the AGM for 2013 on Wednesday, June 25, 2014, attended by more than 51% of shareholders and hence reached the quorum.
43Laporan Tahunan 2014 Annual Report PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
DEWAN KOMISARISDewan Komisaris adalah organ Perusahaan yang bertanggung jawab untuk memberikan saran dan petunjuk dalam pembentukan kebijakan, rencana kerja dan rencana keuangan Perusahaan, serta mengawasi secara efektif pelaksanaannya. Dewan Komisaris juga melakukan pengawasan atas tindakan hukum yang dilakukan Direksi, menerima laporan Direksi atas semua peristiwa penting yang terjadi dalam proses jalannya usaha, serta memberikan laporan atas tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS.
Saat ini, Dewan Komisaris Perusahaan terdiri dari 3 anggota, merupakan para profesional yang dipilih melalui RUPS untuk masa jabatan 5 tahun dan bertanggung jawab kepada pemegang saham. Susunan Dewan Komisaris saat ini meliputi 1 Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen dan 2 anggota Komisaris.
Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris mengadakan rapat berkala 2 mingguan dengan Direksi untuk membahas isu-isu penting yang terjadi dalam menjalankan kegiatan usaha, serta mendiskusikan langsung risalah Komite Audit apabila ada.
DIREKSISecara umum, Direksi bertugas dan bertanggung jawab untuk menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perusahaan, untuk kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan dengan itikad baik dan dengan penuh tanggung jawab serta mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, dan/atau Keputusan RUPS.
Direksi Perusahaan terdiri dari 3 anggota. Direksi bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya untuk mencapai maksud dan tujuan daripada visi dan misi.
Daftar Kehadiran Rapat Dewan KomisarisList of Attendance of the Board of Commissioners
NAMAName
Suhanda Wiraatmadja
Kusuwandi Tamin
Tjhin Leeris Harni
JUMLAH RAPAT
19
19
19
20
JUMLAH KEHADIRAN RAPAT BERKALA MINGGU KE 2 DAN 4Attendance in Regular Meeting Week 2 and 4
BOARD OF COMMISSIONERSThe Board of Commissioners is the Company’s organ in charge of overseeing and advising on policy, work plan, and financial plan of the Company, and effectively oversee its implementation. BOC also conducts supervision over legal action taken by the Directors, receive reports from the Directors on all the important events that happened in the course of the business activities, as well as providing reports on supervising duty that has been done over the recently passed year to the Annual General Shareholders Meeting.
Currently, the Board of Commissioners the Company consists of 3 members, are professionals that were chosen through the AGMS for a term of 5 years and are responsible to shareholders. The current composition of BOC consists of 1 President Commissioner and 2 Commissioners where one of them is an Independent Commissioner.
The Board of Commissioners convenes regularly once every two week with the Board of Directors to discuss the important issues that occurred during conducting business activities and to discuss directly the Audit Committee’s minutes, if any.
BOARD OF DIRECTORSIn general, the Board of Directors are tasked with and responsible to run all actions related to the management for the benefit of the Company and in accordance with the purposes and objectives of the Company within good manner and responsibility also represents the Company both inside and outside the court on all matters and events with limitations as set forth in the laws and/or resolution of the General Meeting of Shareholders.
The Company’s Board of Directors consists of 3 members, The Board of Directors is responsible in doing their duties to achieve purpose and goal of the Company’s vision and mission.
44 Seizing New Opportunities for Stronger Growth
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Daftar Kehadiran Rapat DireksiList of Attendance of the Board of Directors
Rapat Direksi diadakan secara berkala mingguan untuk mengevaluasi efektivitas pelaksanaan program kerja dan hal-hal penting lainnya dalam upaya mencapai maksud dan tujuan Perusahaan.
KOMITE AUDITKomite Audit merupakan Komite di tingkat Dewan Komisaris yang berperan membantu Dewan Komisaris melaksanakan fungsi pengawasannya, terutama pengawasan atas Laporan Keuangan yang dipublikasikan, Pekerjaan Akuntan Publik dalam mengaudit Laporan Keuangan, serta Kinerja Internal Auditor. Untuk itu, Komite Audit memiliki wewenang untuk mengakses catatan atau informasi Perusahaan dan membuat suatu risalah guna memberikan masukan kepada Dewan Komisaris.
Komite Audit merupakan pihak independen yang tugas dan fungsinya memenuhi Keputusan Direksi Bursa Efek Indonesia no. Kep-339/BEJ/01-2001 dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.5 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK no. Kep-29/PM/2004 yang diperbaharui dengan Kep-643/BL/2012.
Adapun susunan Komite Audit sudah tertera pada Laporan Keuangan Konsolidasian.
Kegiatan Komite Audit yang telah dijalankan pada tahun 2014:1. Menelaah laporan keuangan yang dikeluarkan
Perusahaan secara periodik.2. Menilai sistem akuntansi serta pengendalian internal.3. Menelaah kepatuhan Perusahaan terhadap peraturan
perundang-undangan di Pasar Modal dan peraturan lainnya berhubungan dengan kegiatan usaha.
NAMAName
Iskonda Japiar Budhi
Teh Kian Kun
Edi Triyento
JUMLAH RAPAT
43
45
45
47
JUMLAH KEHADIRAN RAPAT BERKALA SETIAP MINGGUAttendance in Regular Meeting Every Week
Board of Directors meetings are held periodically every week to evaluate the effectiveness of the implementation of the work program and other important things in order to reach the goals and purpose of Company.
AUDIT COMMITTEE The Audit Committee is a committee under the Board of Commissioners whose tasks is to help the Board of Commissioners in conducting its supervisory duties, especially over financial statements, the works of Public Accountant in auditing Financial Statements, and the performance of Internal Auditor. For this, the Audit Committee has the authority to access the records or information of the Company and make a minute in order to provide input to the Board of Commissioners.
The Audit Committee is an independent party that task and function meet the Indonesia Stock Exchange Board of Directors Decision No. Kep-339/JSE/01-2001 and Bapepam-LK Rules No. IX.I.5 annexes Decisions of Chairman of Bapepam-LK No. Kep-29/PM/2004 that renewed withKep-643/BL/2012.
As for the composition of the Audit Committee are already set forth in the consolidated financial statements.
In 2014, the Audit Committee has performed the following activities :1. Reviewing financial statements issued periodically by Company.2. Assessing the accounting systems and internal control.3. Examining the Company’s compliance to laws and regulations in the capital markets and other regulations related to business activities.
45Laporan Tahunan 2014 Annual Report PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
AUdIt INtERNAlDepartemen Internal Audit dimaksudkan untuk membantu Direksi untuk melakukan pengawasan internal untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang dan kekayaan Perusahaan serta memastikan efektivitas pengendalian internal operasional Perusahaan sudah sesuai dengan kebijakan dan sistem yang telah ditetapkan. Saat ini Kepala Unit Internal Audit adalah Bapak Simon Situmorang, SE.
Internal Audit melakukan audit atas catatan dan laporan keuangan yang dibuat dan dihasilkan kantor pusat dan cabang. Hasil daripada pemeriksaan audit, saran-saran dan rekomendasi diberikan kepada Direksi sebagai masukan untuk peningkatan efektivitas pengawasan internal.
Adapun kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang
akan dikeluarkan oleh Perusahaan.2. Melakukan penelaahan atas ketaatan Perusahaan
terhadap sistem dan prosedur yang telah ditetapkan oleh Perusahaan.
3. Melaporkan kepada Direktur Perusahaan tentang berbagai resiko yang dihadapi Perusahaan dan pelaksanaan manajemen resiko oleh Direksi.
4. Menerbitkan laporan kepada Direktur Perusahaan atas hasil penelaahan serta memberikan rekomendasi dan saran untuk perbaikan.
MANAJEMEN RISIKOAgar pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan dapat berjalan dengan baik dan mendukung tercapainya tujuan Perusahaan, manajemen Perusahaan menyadari perlu adanya pengelolaan manajemen resiko yang mengindentifikasi potensi risiko, tingkat risiko, menelaah apakah sistem pengawasan internal dapat mencukupi untuk menekan dampak risiko yang terjadi dan langkah-langkah untuk mengurangi dampak risiko tersebut.
Untuk mengimplementasikan manajemen risiko tersebut, Perusahaan berupaya menambah wawasan karyawan bagian pengawasan internal dengan mengikuti seminar yang berkaitan dengan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) dan mendukung sepenuhnya langkah-langkah pengawasan tersebut.
Di bawah departemen pengawasan internal, Perusahaan membentuk unit yang disebut “Counter Part”, dimana secara sistem ditetapkan setiap transaksi yang bernilai material harus melalui prosedur pengecekan atau verifikasi daripada unit counter part, selain itu Perusahaan juga mendorong system Whistle blower yang melibatkan seluruh karyawan untuk turut terlibat di dalam pengawasan internal dan melaporkan jika ada hal-hal yang tidak wajar dan merugikan Perusahaan. Hal ini dilakukan secara
INTERNAL AUDITThe Internal Audit Department is meant to help the Board of Directors to perform internal oversight to prevent the occurrence of irregularities and abuse of authority and Company’s wealth as well as to ensure the effectiveness of internal control of Company’s operational is in compliance with the policies and systems that have been set. The current head of the Internal Audit Unit is Mr. Simon Situmorang, SE.
The Internal Audit examines the financial statements and notes created and produced by the head office and branches. The results of the audit examination, suggestions and recommendations should be submitted to the Board of Directors as input for enhancement of the effectiveness of internal control.
As for the activities conducted as follows:1. Examination of financial information to be issued by Company. 2. Examination on the obedience of Company against system and procedures that were predetermined by the Company. 3. Report to the President Director about the various risks faced by Company and implementation of risk management by the Directors.4. Publish report to the President Director of results of the examinations and provides recommendations and suggestions for improvement.
RISK MANAGEMENTIn order to have a well implementation of corporate governance practices and support the achievement of the Company’s objectives, the Management of the Company realized the need to have risk management to identify potential risks, risk level, examine whether the internal control system is sufficient to mitigate the risks and measures to reduce impact of these risks.
In the implementation of risk management, to help broadening the perspective of employees in charge of internal control, Company sent them to attend the seminar on Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) and fully support the control measures.
Under the internal control department, Company established a unit called “Counter Part”, a system in which every material transaction is required to undergo checking procedures or verification performed by the counter part unit. In addition, Company also implements Whistleblower System, encouraging all employees to involved in the internal controls and report any irregularities and misconduct that could have an adverse effect on the Company. This was carried out openly by performing socialization to all
46 Seizing New Opportunities for Stronger Growth
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
terbuka dengan memberikan sosialisasi kepada seluruh departemen head dan diteruskan ke staff di bawahnya. Laporan ketidakwajaran yang dilengkapi bukti dapat dilakukan melalui surat via pos maupun sms ke nomor yang telah diinformasikan dan dikoordinir oleh sekretaris direksi. Indentitas daripada pelapor akan dijaga kerahasiaannya.
SEKRETARIAT PERSEROANSekretariat Perseroan bertugas membantu efektifitas pelaksanaan tugas Direksi, antara lain dengan mengelola informasi, menginterpretasikan dan menerapkan peraturan yang mengatur prosedur Perusahaan dan memelihara catatan atas tindakan Perusahaan. Untuk itu Perusahaan membentuk dan menunjuk Sekretaris Perusahaan, dimana tugas dan fungsinya mengacu pada Peraturan nomor IX.1.4 Lampiran Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) nomor Kep-63/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996, tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan dan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta nomor Kep-339/BEJ/07-2001 tanggal 20 Juli 2001 tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa.
Adapun pejabat Sekretaris Perusahaan sudah tercantum pada Laporan Keuangan Konsolidasian.
Tugas dan fungsi Sekretaris Perusahaan adalah sebagai berikut :1. Mengikuti perkembangan di Pasar Modal khususnya
untuk peraturan-peraturan yang berlaku.2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas
informasi yang dibutuhkan tentang Perusahaan. 3. Memberikan masukan kepada Perusahaan untuk
mematuhi ketentuan serta peraturan yang berlaku di Pasar Modal
4. Sebagai penghubung / contact person antara Perusahaan dengan OJK (d/h Bapepam), Bursa Efek dan masyarakat.
KARYAWANKaryawan merupakan struktur internal yang dituntut menjalankan prosedur standar pemenuhan tata kelola perusahaan yang baik meliputi :
1. ETIKA KERJAEtika Kerja merupakan sistem nilai atau norma yang digunakan seluruh karyawan dalam menjalankan tugasnya masing-masing, seperti : memelihara dengan baik semua milik Perusahaan, mengikuti petunjuk yang diberikan oleh atasan, menjaga kerahasiaan Perusahaan, menjaga kualitas layanan kepada setiap konsumen, jujur, serta disiplin.
department heads and their staff. Reports on irregularities shall includes evidence and can be submitted in writing by post or sms to the number that has been informed and coordinated by the secretary of the Board of Directors. Identity of the complainant shall be kept confidential.
CORPORATE SECRETARYThe Corporate Secretary helps enhance the effectiveness of BOD duties, among others by managing information, and interpreting and applying the rules which govern the Company procedures and preserves the record of any action. To that end Company formed and appointed a Corporate Secretary with tasks and functions refer to rule number IX.1.4 annexes Capital Markets Supervisory Agency (Bapepam) Decision number Kep-63/PM/1996 dated 17 January 1996, regarding the formation of the Corporate Secretary and the Decision of the Directors of PT Jakarta Stock Exchange number Kep-339/JSE/07-2001 dated 20 July 2001 on General Provision for Security Listing in the form of Equity in Exchanges.
As for the Corporate Secretary in charge has been shown in the consolidated financial statements.
Duties and functions of the Corporate Secretary are as follows: 1. Keep up with the developments in the stock market especially to the regulations in force. 2. Provide services to the public who require for needed information about Company. 3. Giving inputs for Company to obey the rules and regulations in the capital market.
4. As liaison / contact person between Company with OJK (formerly Bapepam), stock exchange and the public.
EMPLOYEESThe employee is the internal structure that is charged to implement the standard procedure of accomplishment of good corporate governance that include :
1. WORK ETHIQUE Work ethic is a system of values or norms used by all employees in exercising their respective duties, such as: keep well all property of Company, follow the instructions given by his or her superior, maintain the confidentiality of Company, maintain the service quality to every consumer, be honest as well as discipline.
47Laporan Tahunan 2014 Annual Report PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
Tim GM & ManajerGM & Manager Team
2. ETIKA USAHAEtika Usaha merupakan sistem nilai atau norma Perusahaan yang diwujudkan melalui seluruh karyawannya dalam menjaga hubungan dengan lingkungan usaha, seperti : menjaga hubungan yang saling menguntungkan dengan mitra usaha, mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku, serta mementingkan kejujuran dan integritas dalam usaha.
2. BUSINESS ETHIQUE Business Ethics is a system of value or norms of a company that realized through all its employees in keeping the relationship with business environment, such as : maintaining mutually beneficial relationships with business partners, comply with applicable laws and regulations, as well as upholding honesty and integrity in conducting business.
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
48 Seizing New Opportunities for Stronger Growth
49Laporan Tahunan 2014 Annual Report PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
Laporan Komite AuditAudit Committee’s Report
Komite Audit Perusahaan dibentuk berdasarkan Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.5 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep 643/BL/2012 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit yang ditetapkan pada tanggal 7 Desember 2012 untuk menggantikan Keputusan ketua Bapepam dan LK No. Kep-29/PM/2004 tanggal 24 September 2004. Adapun tugas utama Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan pengawasan atas pengelolaan Perusahaan yang dilakukan oleh Direksi dan Manajemen Perusahaan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Audit bertanggungjawab untuk memberikan pendapat secara independen dan profesional kepada Dewan Komisaris mengenai laporan keuangan, pengendalian internal dan kepatuhan Perusahaan terhadap peraturan di Pasar Modal dengan melibatkan audit internal dan eksternal.
Komite Audit telah melakukan penelaahan terhadap laporan keuangan Perusahaan, membahasnya dengan Direksi dalam rapat yang diadakan 1 kali dalam sebulan serta mengawasi program kerja yang dijalankan apakah sudah sesuai dengan hasil dan time line yang sudah dicanangkan. Setiap risalah rapat Komite Audit dilaporkan kepada Dewan Komisaris, disertakan pendapat dan usulan, jika terdapat hal-hal yang perlu mendapat perhatian Dewan Komisaris.
Komite Audit juga menelaah pelaksanaan manajemen resiko atas isue atau kejadian di tahun 2014 yang dapat berdampak langsung terhadap kinerja Perusahaan dan bagaimana manajemen mengendalikannya.
Selain itu menghadiri pertemuan akhir auditor internal maupun ekternal untuk lebih memastikan kepatuhan Perusahaan dalam menjalankan peraturan internal, menelaah efektivitas dan kelemahan dalam pengendalian internal serta ketaatan terhadap hukum dan peraturan pasar modal.
Berdasarkan hasil penelaahan sebagaimana tersebut di atas, Komite Audit tidak menemukan adanya hal-hal yang cukup material untuk dilaporkan dalam Laporan Tahunan tahun buku 2014.
The Company’s Audit Committee was founded based on Bapepam-LK Regulation No. IX.I.5 dated7 December 2012 attachment: Decision of the Chairman of Bapepam-LK No. Kep 643/BL/2012 on the Establishment and Guidance for the Implementation of the Audit Committee, replacing the Chairman of Bapepam-LK Decision No. Kep-29/PM/2004 dated 24 September 2004. The main tasks of the Audit Committee is to assist the Board of Commissioners in carrying out supervision duties over the management of the Company by the Board of Directors and Management.
In discharging its supervisory duties, the Audit Committee is responsible for providing independent and professional opinion to the Board of Commissioners regarding the financial statements, internal controls and compliance with the regulations in the capital market with the help of internal and external auditors.
The Audit Committee has conducted a thoroughly review on the financial statements of the Company, discussing it with the Board of Directors in a meeting conducted once a month, as well as overseeing whether the work program has been executed in accordance with the results and time line. The Audit Committee submits each Minutes of Meetings to the Board of Commissioners, completed with opinions and suggestion, whether there are matters that need prompt attention from the Board of Commissioners.
The Audit Committee also reviewed the implementation of risk management over the issues or events occurred in 2014 that could have a direct impact on the Company’s performance and how the management control those issues.Besides that, the Committee also attend the final meeting of the internal and external auditors, and to better ensure the compliance of the Company in carrying out internal regulations, review the effectiveness and weaknesses in internal controls and compliance with laws and regulations of the capital market.
Based on the review referred to above, the Audit Committee find nothing material to be reported in the 2014 Annual Report.
50 Seizing New Opportunities for Stronger Growth
Kusuwandi TaminKomisaris
Commissioner
Tjhin Leeris HarniKomisaris
Commissioner
Laporan Tahunan ini telah disetujui dan ditandatangani oleh Dewan Komisaris dan Direksi PT Pioneerindo Gourmet International Tbk pada bulan Maret 2015.
This Annual Report have been approved and signed by the Board of Commissioners and Directors ofPT Pioneerindo Gourmet International Tbk in March 2015.
Suhanda WiraatmadjaKomisaris Utama & Komisaris Independen
President Commissioner & Independent Commissioner
Responsibility for Annual Report 2014
TANGGUNG JAWABAtAS lAPORAN tAHUNAN 2014
DEWAN KOMISARISBoard of Commissioners
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
Teh Kian KunDirekturDirector
Iskonda Japiar BudhiDirekturDirector
Edi TriyentoDirektur IndependenIndependent Director
DEWAN DIREKTURBoard of Directors
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
51Laporan Tahunan 2014 Annual Report PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
Laporan KeuanganFinancial Report
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIdAN lAPORAN AUdItOR INdEPENdENThe Consolidated Financial Statements andIndependent Auditor’s Report
PT Pioneerindo Gourmet International Tbkdan anak perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013and subsidiaries for the years ended December 31st, 2014 and 2013
52 Seizing New Opportunities for Stronger Growth
PT PIONEERINDO GOURMET PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK AND SUBSIDIARIES
Daftar Isi Halaman/ Table of Contents Page
Surat Pernyataan Direksi Directors’ Statement Letter Laporan Auditor Independen Independent Auditor’s Report Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
Consolidated Financial Statements
For the Years Ended December 31, 2014 and 2013
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 Consolidated Statements of Financial Position Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3 Consolidated Statements of Comprehensive Income Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 4 Consolidated Statements of Changes in Equity Laporan Arus Kas Konsolidasian 5 Consolidated Statements of Cash Flows Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian 6 Notes to the Consolidated Financial Statements
Informasi Tambahan: Additional Information
Laporan Posisi Keuangan (Entitas Induk) Lampiran I/ Statements of Financial Position (Parent Company) Attachment I Laporan Laba Rugi Komprehensif (Entitas Induk) Lampiran II/ Statements of Comprehensive Income (Parent Company) Attachment II Laporan Perubahan Ekuitas (Entitas Induk) Lampiran III/ Statements of Changes in Equity (Parent Company) Attachment III Laporan Arus Kas (Entitas Induk) Lampiran IV/ Statements of Cash Flows (Parent Company) Attachment IV Pengungkapan Lainnya Lampiran V/ Other Disclosures Attachment V
Catatan terlampir merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
The accompanying notes form an intergral part of these consolidated financial statements taken as a whole
D1/March 31, 2015 1 paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION
As of December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
ASET Catatan/ 2014 2013 ASSETS
Note Rp Rp
ASET LANCAR CURRENT ASSETS
Kas dan Setara Kas 2.d, 2.e, 2.n, 3, 32, 34 11,309,437 14,211,574 Cash and Cash Equivalents
Investasi Tersedia untuk Dijual 2.o, 4, 34 17,040,009 35,149,062 Available for Sale Investments
Piutang Usaha-Pihak Ketiga 2.o, 5, 34 2,130,487 2,029,076 Trade Receivables-Third Parties
Aset Keuangan Lancar Lainnya 2.o, 6, 34 3,746,515 1,519,368 Other Current Financial Assets
Persediaan 2.j, 7 27,570,983 19,699,666 Inventories
Pajak Dibayar di Muka 2.f, 17.a 3,104,778 -- Prepaid Tax
Bagian Lancar atas Biaya Dibayar di Muka 2.l, 8 27,708,880 17,409,560 Current Portion of Prepaid Expenses
Aset Lancar Lainnya 9 9,033,215 13,423,677 Other Current Assets
Total Aset Lancar 101,644,304 103,441,983 Total Current Assets
ASET TIDAK LANCAR NON CURRENT ASSETS
Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya 10 3,364,769 3,352,781 Other Non Current Financial Assets
Aset Tetap 2.k, 2.q, 11 173,957,960 128,734,478 Property and Equipment
Aset Takberwujud 2.m, 2.q 46,319 62,107 Intangible Assets
Biaya dibayar dimuka Jangka Panjang 2.l, 8 5,673,623 8,022,232 Long Term Prepaid Expenses
Aset Pajak Tangguhan 2,f, 17.c 305,910 218,324 Deferred Tax Assets
Aset Tidak Lancar Lainnya 12 9,184,813 6,838,503 Other Non Current Assets
Total Aset Tidak Lancar 192,533,394 147,228,425 Total Non Current Assets
TOTAL ASET 294,177,698 250,670,408 TOTAL ASSETS
Catatan terlampir merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
The accompanying notes form an intergral part of these consolidated financial statements taken as a whole
D1/March 31, 2015 2 paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
(Lanjutan)
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (Continued)
As of December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
LIABILITAS DAN EKUITAS Catatan/ 2014 2013 LIABILITIES AND EQUITY
Note Rp Rp
LIABILITAS JANGKA PENDEK CURRENT LIABILITIES
Utang Usaha-Pihak Ketiga 2.n, 14, 34 21,021,686 15,582,454 Trade Payables-Third Parties
Beban Akrual 2.n, 16, 34 5,463,221 7,908,741 Accrued Expenses
Utang Pajak 2.f, 17.c 7,123,881 4,106,551 Taxes Payable
Utang Bank Jangka Pendek 2.e, 2.n, 13, 32, 34 9,640,761 9,502,918 Short Term Bank Loans
Bagian Lancar atas Utang Bank dan Current Portion of Long Term Bank Loan
Lembaga Keuangan Jangka Panjang 2.e, 2.n, 18, 32, 34 12,242,146 13,089,964 and Financial Institutions
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya 2.n, 15, 34 12,769,575 5,384,089 Other Current Financial Liabilites
Total Liabilitas Jangka Pendek 68,261,270 55,574,717 Total Current Liabilities
LIABILITAS JANGKA PANJANG NON CURRENT LIABILITIES
Utang Bank dan Lembaga Non Bank Bank Loans and Long Term
Jangka Panjang 2.e, 2.n, 18, 32, 34 49,768,887 27,220,248 Non Bank Institutions
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang 2.o, 19 3,987,081 4,698,326 Long Term Employee Benefits Liabilities
Liabilitas Pajak Tangguhan 2.f, 17.c 10,851,871 6,963,100 Deferred Tax Liabilities
Total Liabilitas Jangka Panjang 64,607,839 38,881,674 Total Non Current Liabilities
TOTAL LIABILITAS 132,869,109 94,456,391 TOTAL LIABILITIES
EKUITAS EQUITY
Ekuitas yang dapat Diatribusikan kepada Equity Attributable to
Pemilik Entitas Induk Owners of the Parent
Modal Saham - nilai nominal Rp500 (Rupiah penuh) Share Capital - Rp500 (Full amount) Par Value
per saham per share
Modal Dasar - 883.232.000 saham Authorized Capital - 883,232,000 shares
Modal ditempatkan dan disetor penuh Issued and Paid-Up Capital
220.808.000 saham 21 110,404,000 110,404,000 220,808,000 shares
Tambahan Modal Disetor 22 5,900,000 5,900,000 Additional Paid-In Capital
Saldo Laba (Defisit) Retained Earnings (Deficit)
Telah ditentukan penggunaannya 23 75,968 75,968 Appropriated
Belum ditentukan penggunaannya 18,179,843 (1,208,098) Unappropriated
Pendapatan Komprehensif Lainnya 2.n, 4, 32 16,315,723 32,712,675 Other Comprehensive Income
Ekuitas yang dapat Diatribusikan kepada Equity Attributable to
Pemilik Entitas Induk 150,875,534 147,884,545 Owners of the Parent
Kepentingan Non Pengendali 21 10,433,055 8,329,472 Non Controlling Interests
TOTAL EKUITAS 161,308,589 156,214,017 TOTAL EQUITY
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 294,177,698 250,670,408 TOTAL LIABILITIES AND EQUITYSTOCKHOLDERS' EQUITY
Catatan terlampir merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
The accompanying notes form an intergral part of these consolidated financial statements taken as a whole
D1/March 31, 2015 3 paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF
COMPREHENSIVE INCOME
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah,
Unless Otherwise Stated)
Catatan/ 2014 2013 *)
Note Rp Rp
PENDAPATAN USAHA-BERSIH 2.g, 2.h, 2.i, 24 376,598,541 390,551,415 OPERATING REVENUES-NET
BEBAN POKOK PENJUALAN 2.g, 25 (125,740,726) (125,687,162) COST OF GOODS SOLD
LABA BRUTO 250,857,815 264,864,253 GROSS PROFIT
Beban Penjualan 2.g, 26 (186,459,730) (174,426,426) Selling Expenses
Beban Umum dan Administrasi 2.g, 27 (56,427,785) (52,899,752) General and Administrative Expenses
Beban Lainnya 2.n, 28 (1,778,594) (3,213,702) Other Expenses
Pendapatan Lainnya 28 28,028,421 4,147,812 Other Income
LABA USAHA 34,220,127 38,472,185 OPERATING INCOME
Beban Keuangan (7,752,991) (4,212,997) Financial Charges
Pendapatan Keuangan 271,097 127,826 Financial Incomes
LABA SEBELUM PAJAK 26,738,233 34,387,014 INCOME BEFORE TAX
Beban Pajak Penghasilan 2.f, 17.b (5,246,709) (9,043,007) Income Tax Expenses
LABA TAHUN BERJALAN 21,491,524 25,344,007 INCOME FOR THE YEAR
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA OTHER COMPREHENSIVE INCOME
Laba yang Belum Direalisasi atas Aset Keuangan Unrealized Gain on
yang dikategorikan Sebagai Tersedia untuk Dijual Financial Asset Classified as Available For Sale
Keuntungan (Kerugian) untuk Tahun Berjalan 6,590,947 12,031,793 Gain (Loss) for the Year
Transfer ke Laba Rugi (22,987,899) -- Transfer to Profit or Loss
TOTAL LABA KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVE INCOME
TAHUN BERJALAN 5,094,572 37,375,800 FOR THE YEAR
LABA TAHUN BERJALAN YANG INCOME FOR THE YEAR
DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: ATTRIBUTABLE TO:
Pemilik Entitas Induk 19,387,941 23,468,116 Owner of the Parent
Kepentingan Non Pengendali 20 2,103,583 1,875,891 Non Controlling Interest
21,491,524 25,344,007
TOTAL LABA KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVE INCOME
YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: ATTRIBUTABLE TO:
Pemilik Entitas Induk 2,990,989 35,499,909 Owner of the Parent
Kepentingan Non Pengendali 2,103,583 1,875,891 Non Controlling Interest
5,094,572 37,375,800
LABA PER SAHAM DASAR 2.p, 30 87.80 106.28 BASIC EARNINGS PER SHARE
*) Direklasifikasi, Catatan 36 *) As Reclassified, Note 36
Catatan terlampir merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
The accompanying form an intergral part of these consolidated financial statements taken as a whole
D1/March 31, 2015 4 paraf
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY
For the Years Ended December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
Modal Tambahan Modal Pendapatan Kepentingan Total Ekuitas/
Saham/ Disetor/ Yang Telah Yang Belum Komprehensif Lainnya- Non Total
Share Capital Additional Ditentukan Ditentukan Aset Tersedia untuk Pengendali/ Equity
Paid In Penggunaannya/ Penggunaannya/ Dijual/Other Non
Capital Appropriated Unappropriated Comprehensive Income- Controlling
Asset Available for Sale Interest
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
SALDO PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 110,404,000 5,900,000 75,968 (24,676,214) 20,680,882 112,384,636 6,453,581 118,838,217 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2012`
Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan -- -- -- 23,468,116 12,031,793 35,499,909 1,875,891 37,375,800 Total Comprehensive Income for the Year
SALDO PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013 110,404,000 5,900,000 75,968 (1,208,098) 32,712,675 147,884,545 8,329,472 156,214,017 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2013`
Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan -- -- -- 19,387,941 (16,396,952) 2,990,989 2,103,583 5,094,572 Total Comprehensive Income for the Year
SALDO PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 110,404,000 5,900,000 75,968 18,179,843 16,315,723 150,875,534 10,433,055 161,308,589 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2014`
Equity Attributable to Owners of the Parent Entity
Saldo Laba/ Retained Earnings
Jumlah / Total
Catatan terlampir merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
The accompanying notes form an intergral part of these consolidated financial statements taken as a whole
D1/March 31, 2015 5 paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2014 dan 2013
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah,
Unless Otherwise Stated)
Catatan/ 2014 2013
Note Rp Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM OPERATING
OPERASI ACTIVITIES
Penerimaan Kas dari Pelanggan 374,698,998 391,771,476 Received from Customers
Pembayaran Pajak Penghasilan (4,323,810) (9,137,433) Cash Paid for Income Tax
Pembayaran kepada Karyawan (108,147,728) (105,095,147) Payments for Employess
Pembayaran kepada Pemasok dan Payment to Suppliers and
Pihak Ketiga (247,805,067) (257,606,952) Third Parties
Arus Kas Bersih Diperoleh Net Cash Flows Provided by
dari Aktivitas Operasi 14,422,393 19,931,943 Operating Activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM INVESTING
INVESTASI ACTIVITIES
Deposito Berjangka dan Investasi Jangka Pendek Time Deposit and Short-term Investments
Penempatan (2,000,000) (1,500,000) Placement
Pencairan -- 500,000 Proceeds
Penerimaan Penjualan Aset Tetap 11 1,185,711 2,764,441 Proceeds from Sale of Fixed Assets
Pembelian Aset Tetap 11 (62,150,121) (34,674,293) Purchases of Fixed Assets
Penerimaan Dividen 459,642 436,660 Dividends Received
Penerimaan dari Pelepasan Investasi 26,053,156 -- Proceeds from Divestment of Investment
Arus Kas Bersih Digunakan Net Cash Flows Used In
untuk Aktivitas Investasi (36,451,612) (32,473,192) Investing Activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM FINANCING
PENDANAAN ACTIVITIES
Penerimaan Utang Jangka Panjang Baru 18 31,493,456 13,656,415 Receipt of New Long-Term Loan
Utang Bank (Rekening Koran) Bank Loan (Overdraft Facilities)
Penerimaan 9,640,761 6,802,918 Proceeds
Pembayaran (6,802,918) (5,163,361) Payment
Fasilitas Time Loan Revolving Time Loan Revolving Facility
Penerimaan 9,500,000 10,200,000 Proceeds
Pembayaran (9,500,000) (10,000,000) Payment
Pembayaran Pinjaman Jangka Panjang (7,360,690) (3,571,429) Payments of Long-Term Loans
Pembayaran Biaya Keuangan (7,752,991) (3,302,894) Payment of Financial Costs
Arus Kas Bersih Diperoleh dari Net Cash Flows Provided by
Aktivitas Pendanaan 19,217,617 8,621,649 Financing Activities
PENURUNAN BERSIH KAS NET DECREASE IN CASH
DAN SETARA KAS (2,811,602) (3,919,600) AND CASH EQUIVALENTS
DAMPAK SELISIH KURS PADA EFFECTS OF FOREIGN EXCHANGE
KAS DAN DIFFERENCE ON CASH AND
SETARA KAS (90,534) (84,422) CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS PADA CASH AND CASH EQUIVALENTS
AWAL TAHUN 14,211,574 18,215,595 AT BEGINNING OF THE YEAR
KAS DAN SETARA KAS PADA CASH AND CASH EQUIVALENTS
AKHIR TAHUN 11,309,437 14,211,574 AT END OF THE YEAR
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN CASH AND CASH EQUIVALENTS AT THE END
TERDIRI DARI: 3 OF THE YEAR CONSIST OF:
Kas 2,792,652 4,181,419 Cash
Bank 8,016,785 10,030,155 Bank
Deposito Berjangka 500,000 -- Time Deposit
Total 11,309,437 14,211,574 Total
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 6 paraf:
1. Umum 1. General
1.a. Pendirian Perusahaan 1.a. The Company’s Establishment
PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (“Perusahaan”), semula bernama PT Putra Sejahtera Pioneerindo Tbk didirikan berdasarkan Akta Notaris Arikanti Natakusumah, S.H., No. 84 tanggal 13 Desember 1983. Akta Pendirian ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-2169-HT.01.01.TH.84 tanggal 10 April 1984 dan didaftarkan pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan nomor pendaftaran 1218/1984 tanggal 4 Mei 1984.
PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (“the Company”) formerly known as PT Putra Sejahtera Pioneerindo Tbk was established under on Notarial Deed of Arikanti Natakusumah, S.H., No.84 dated December 13, 1983. The Articles of Association was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in his Decree No.C2-2169-HT.01.01.TH.84 dated April 10, 1984 and registered at the State Court of Central Jakarta under registration No.1218/1984 dated May 4, 1984.
Anggaran dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham No. 112 tanggal 24 Juli 2014, dari notaris Paulus Widodo Sugeng Haryono, SH., Notaris di Jakarta, mengenai susunan dewan komisaris dan dewan direksi Perusahaan. Akta tersebut telah diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum (Sismin Bakum) Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-25850.40.22.2014 Tahun 2014, tanggal 22 Agustus 2014.
The Company’s Articles of Association has been amended several times, the latest was based on Notarial Deed No. 112 dated July 24, 2014 of The General Meeting of Shareholders from Paulus Widodo Sugeng Haryono, SH., a Notary in Jakarta, concerning the changes of the composition for Board of Directors and Commissioners. The deed had been received and recorded on Legal Entity Administrative System Database (Sismin Bakum) of the Directorate General of Legal Administration of Ministry of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia No. AHU-25850.40.22.2014 Year 2014, tanggal August 22, 2014.
Aktivitas utama Perusahaan saat ini adalah usaha penyediaan makanan dan minuman dengan menggunakan merek dagang “California Fried Chicken” yang disingkat CFC, Sapo Oriental dan Cal Donat. Semua merek dagang tersebut telah didaftarkan pada Departemen Kehakiman Republik Indonesia Direktorat Jenderal Hak Cipta, Paten dan Merek Dagang, masing-masing dengan nomor pendaftaran No. 362925, No. 382249, dan No. 412199 pada tanggal 26 Juni 1996, 15 Agustus 1997, dan 21 Juni 1996. Pada tahun 2009 semua merk dagang telah diperpanjang masing-masing dengan nomor pendaftaran No. IDM 000177144, No. IDM 000164976 dan No. IDM 000 164977 pada tanggal 2 Juni 2009, 16 April 2009 dan 16 April 2009. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1984.
The Company’s main activity is engaged in restaurant business using the trademark of “California Fried Chicken” abbreviated as CFC, Sapo Oriental and Cal Donat. All trademarks had been registered at the Ministry of Justice of the Republic of Indonesia, Directorate General of Copyright, Patent and Trademark with registration number No. 362925, No. 382249 and No. 412199 dated June 26, 1996, August 15, 1997, and June 21, 1996, respectively. In 2009 all trademarks was extended with registration number No. IDM 000177144, No. IDM 000164 976 and No. IDM 000164977 on June 2, 2009, April 16, 2009 and, April 16, 2009. The Company’s commercial operation started in 1984.
Kantor pusat Perusahaan terletak di Gedung CFC Center, Jl. Palmerah Utara No. 100 Jakarta Barat. Jumlah gerai yang dimiliki oleh Perusahaan dan Entitas Anak dan gerai waralaba yang tersebar di seluruh Indonesia sebanyak 273 dan 274 gerai masing-masing pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.
The Company’s head office is located at CFC Center Building, Jl. Palmerah Utara No. 100 West Jakarta. The total Company’s and subsidiaries and franchisee’s outlets throughout Indonesia totalled 273 and 274 outlets as of December 31, 2014 and 2013, respectively.
1.b. Penawaran Umum Saham Perusahaan 1.b. The Company’s Public Offerings of Shares Penawaran umum perdana efek Perusahaan terdiri dari 9.000.000 saham kepada masyarakat dan telah dinyatakan efektif sesuai dengan Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. S-520/PM/1994 tanggal 29 Maret 1994, dan selanjutnya saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 30 Mei 1994.
The Company’s initial public offering was consist of 9,000,000 shares to public and was declared effective by the Chairman of Capital Market Supervisory Agency (Bapepam) decree No. S-520/PM/1994, dated March 29, 1994, and subsequently, listed at the Jakarta and Stock Exchange on May 30, 1994.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 7 paraf:
1.c. Struktur Entitas Anak 1.c. Subsidiaries’ Structure
Perusahaan memiliki, baik langsung maupun tidak
langsung, lebih dari 50% saham entitas anak sebagai
berikut:
The Company has ownership interest of more than 50%,
directly or indirectly, in the following subsidiaries:
Domisili/ Aktivitas Persentase Tahun Operasi Komersial/ Jumlah Aset/ Total Assets Domicile Utama/ Kepemilikan/ Years of Commercial 2014 2013 Main Activities Percentage Operation of Ownership % Rp Rp
PT Putra Asia Perdana Indah Bandung Restoran Ayam Goreng/ Fried Chicken Restaurant
51 Januari 1985/ January 1985
26,567,429 23,300,985
PT Mitra Hero Pioneerindo Jakarta Restoran Ayam Goreng/ Fried Chicken Restaurant
51 April 1990/ April 1990
255,059 451,486
Dalam laporan keuangan konsolidasian ini Perusahaan dan
entitas anak secara bersama-sama disebut sebagai “Grup”.
Perusahaan tidak memiliki entitas induk pengendali karena
tidak terdapat pemegang saham yang memiliki porsi
kepemilikan efektif atau hak suara di atas 50%.
In these consolidated financial statements, the Company
and its subsidiary are collectively referred as “the Group”.
The Company does not have a controlling parent entity
since there are no stockholders that has effective
ownership or voting rights above 50%.
1.d. Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Komite Audit,
Sekretaris Perusahaan dan Karyawan 1.d. Board of Commissioners Board of Directors, Audit
Committee, Corporate Secretary and Employees
Susunan pengurus Perusahaan pada 31 Desember 2014
dan 2013 adalah sebagai berikut:
The Composition of the Company’s key management as
of December 31, 2014 and 2013 are as follow:
2014 2013
Komisaris: Commissioners:
Komisaris Utama Suhanda Wiraatmadja Suhanda Wiraatmadja President Commissioner
Komisaris Independen Suhanda Wiraatmadja Herlani Sunardi Independent Commissioner
Komisaris Tjhin Leeris Harni Tjhin Leeris Harni Commissioner
Komisaris Kusuwandi Tamin -- Commissioner
Direktur: Directors:
Direktur Utama -- Kusuwandi Tamin President Director
Direktur Roy Atmadja *) Roy Atmadja Director
Direktur Teh Kian Kun Teh Kian Kun Director
Direktur Iskonda Japiar Budhi Iskonda Japiar Budhi Director
Direktur Independen Edi Triyento -- Independent Director
Komite Audit: Audit Committee:
Ketua Suhanda Wiraatmadja Herlani Sunardi Chairman
Anggota Teddy Sujana Teddy Sujana Member
Anggota Endang Sulistyowati Endang Sulistyowati Member
Audit Internal Simon Situmorang Simon Situmorang Internal Audit
Sekretaris Perusahaan Teh Kian Kun Kusuwandi Tamin Corporate Secretary
*) Mengundurkan diri efektif tanggal 1 Oktober 2014 berdasarkan surat pengunduran diri tanggal 1 September 2014
Resign effectively on October 1, 2014 based on resignment letter dated September 1, 2014.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, jumlah karyawan tetap Grup masing-masing sebanyak 2.056 dan 2.506 orang (tidak diaudit).
As of December 31, 2014 and 2013, the Group has 2,056 and 2,506 permanent employees, respectively (unaudited).
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 8 paraf:
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Signifikan 2. Summary of Significant Accounting Policies
2.a. Kepatuhan terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Laporan keuangan konsolidasian Grup telah disusun dan
disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia yang meliputi Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi
Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan – Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-
IAI), serta Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. VIII.G.7 tentang
“Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” lampiran
Keputusan No. KEP-347/BL/2012 tentang penyajian dan
pengungkapan laporan keuangan emiten atau perusahaan
publik.
2.a. Compliance to the Financial Accounting Standards (FAS)
The Group’s consolidated financial statements has been
prepared and presented in accordance with Indonesian
Financial Accounting Standards which include the
Statements of Financial Accounting Standards (SFAS)
and Interpretation of Financial Accounting Standards
(IFAS) issued by the Financial Accounting Standards
Board - Indonesian Institute of Accountants (DSAK - IAI)
and Regulations from Capital Market and Supervisory
Board and Financial Institution (Bapepam-LK) No.
VIII.G.7 regarding the “Preparation of Financial
Statements” attachment of Decree No. KEP-347/BL/2012
regarding presentation and disclosure of financial
statements the issuer or public company.
2.b.Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan
asumsi kelangsungan usaha serta atas dasar akrual,
kecuali laporan arus kas konsolidasian yang menggunakan
dasar kas. Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan
keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya
perolehan, kecuali beberapa akun tertentu yang didasarkan
pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan
akuntansi masing-masing akun tersebut.
2.b. Basis of Measurement and Preparation of Consolidated Financial Statements
The consolidated financial statements have been
prepared based on the going concern assumption and
accrual basis, except for the consolidated statements of
cash flows which used the cash basis. The basis of
measurement in preparation of these consolidated
financial statements is the historical costs concept,
except for certain accounts which have been prepared on
the basis of other measurements as described in their
respective accounting policies.
Laporan arus kas konsolidasian disajikan dengan metode
langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus
kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
The consolidated statements of cash flows are prepared
using the direct method by classifying cash flows into
operating, investing and financing activities.
Mata uang penyajian yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan konsolidasian ini adalah Rupiah yang
merupakan mata uang fungsional Grup (Catatan 2.e).
The presentation currency used in the preparation of the
consolidated financial statements is Rupiah which is the
functional currency of the Group (Note 2.e).
Standar akuntansi keuangan baru atau interpretasi baru
yang wajib bagi Perusahaan untuk pertama kali untuk
laporan keuangan yang dimulai 1 Januari 2014 adalah
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) No. 27
“Pengalihan Aset dari Pelanggan” dan ISAK No. 28
“Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen
Ekuitas”. Manajemen Perusahaan telah mengevaluasi
dampak atas implementasi kedua ISAK tersebut, dan
berkeyakinan ISAK tersebut tidak memiliki dampak
terhadap jumlah yang dilaporkan untuk periode berjalan
atau periode sebelumnya, namun mungkin akan
berdampak pada kebijakan akuntansi Perusahaan dan
pengungkapan atas transaksi di kemudian hari.
New accounting standards or interpretation which is
mandatory to the Company for the first time for the
financial year beginning January 1, 2014 is Interpretation
of Financial Accounts Standard (IFAS) No.27 “Transfer
of Assets from Customer” and IFAS No.28 “Extingushing
Financial Liabilities with Equity Instruments”. The
management of the Company has evaluated the impact
of the implementation of these IFASs, and believes they
had no effect on the amount reported for the current or
prior financial period, but they will possibly bring impact
to the Company’s accounting policies and disclosure for
future transaction.
2.c. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasian mencakup laporan
keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan
secara langsung ataupun tidak langsung dengan
persentase kepemilikan lebih dari 50% seperti disebutkan
pada Catatan 1.c.
2.c. Principles of Consolidation
The consolidated financial statements incorporate the
financial statements of the Company and the entity in
which the Company has ability to directly or indirectly
exercise control with ownership percentage of more than
50%, as described in Note 1.c.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 9 paraf:
Pengendalian juga ada ketika entitas induk memiliki
setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika
terdapat:
a. kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai
perjanjian dengan investor lain;
b. kekuasaan yang mengatur kebijakan keuangan dan
operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau
perjanjian;
c. kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian
besar direksi atau organ pengatur setara dan
mengendalikan entitas melalui direksi atau organ
tersebut; atau
d. kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada
rapat dewan direksi atau organ pengatur setara dan
mengendalikan entitas melalui direksi atau organ
tersebut.
Control also exists when the parent entity owns half or
less of the voting power of an entity when there is:
a. power over more than half of the voting rights by
virtue of an agreement with other investors;
b. power to govern the financial and operating policies
of the entity under a statute or an agreement;
c. power to appoint or remove the majority of the
members of the board of directors or equivalent
governing body and control of the entity is by that
board or body; or
d. power to cast the majority of votes in the meetings
of the board of directors or equivalent governing
body and control of the entity is by that board or
body.
Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang
dapat dilaksanakan atau dikonversi pada tanggal periode
pelaporan harus dipertimbangkan ketika menilai apakah
suatu entitas mempunyai kekuasaan untuk mengatur
kebijakan keuangan dan operasional entitas lain.
Entitas dikonsolidasikan sejak tanggal dimana
pengendalian efektif beralih kepada Perusahaan dan tidak
lagi dikonsolidasikan sejak Perusahaan tidak mempunyai
pengendalian efektif.
Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo antara
perusahaan-perusahaan di dalam Grup yang material
telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan
konsolidasian untuk mencerminkan posisi keuangan dan
hasil usaha Grup sebagai satu kesatuan.
The existence and effect of potential voting rights that
exercisable or convertible on the date of the reporting
period should be considered when assessing whether an
entity has the power to govern financial and operating
policies of another entity.
The entities are consolidated from the date on which
effective control was transferred to the Company and are
no longer consolidated when the Company ceases to
have effective control.
The effects of all significant transactions and balances
between companies within the Group have been
eliminated in the consolidated financial statements to
reflect the financial position and results of operations of
the Group as one business entity.
Kerugian pada entitas anak yang tidak dimiliki secara
penuh diatribusikan kepada kepentingan non-pengendali
(KNP) bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai
saldo defisit.
Losses of a non-wholly owned subsidiary are attributed to
the non-controlling interest (NCI) even if such losses
result in a deficit balance for the NCI.
Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak,
maka Grup:
- menghentikan pengakuan aset (termasuk goodwill)
dan liabilitas entitas anak;
- menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;
- menghentikan pengakuan akumulasi atas selisih kurs,
yang dicatat pada ekuitas, jika ada;
- mengakui nilai wajar atas pembayaran yang diterima;
- mengakui nilai wajar atas setiap investasi yang
tersisa;
- mengakui setiap surplus atau defisit pada laporan
laba rugi; dan
In case of loss of control over a subsidiary, the Group:
- derecognizes the assets (including goodwill) and
liabilities of the subsidiary;
- derecognizes the carrying amount of any NCI;
- derecognizes the cumulative translation differences
recorded in equity, if any;
- recognizes the fair value of the consideration
received;
- recognizes the fair value of any investment retained;
- recognizes any surplus or deficit in profit or loss; and
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 10 paraf:
- mereklasifikasi bagian entitas induk atas komponen
yang sebelumnya diakui dalam pendapatan
komprehensif lainnya sebagai laba atau rugi atau laba
ditahan.
- reclassifies the parent’s share of components
previously recognized in other comprehensive
income to profit or loss or retained earnings, as
appropriate.
KNP merupakan bagian atas laba atau rugi dan aset neto
dari entitas anak yang diatribusikan kepada kepemilikan
atas ekuitas yang secara langsung atau tidak langsung
tidak dimiliki oleh Perusahaan, yang disajikan dalam
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan sebagai
ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian,
terpisah dari bagian yang diatribusikan kepada pemilik
entitas induk.
NCI represents the portion of the profit or loss and net
assets of the subsidiaries attributable to equity interests
that are not owned directly or indirectly by the Company,
which are presented in the consolidated statements of
comprehensive income and under the equity section of
the consolidated statements of financial position,
respectively, separately from the corresponding portion
attributable to the owner of the parent.
2.d. Setara Kas
Setara kas meliputi deposito yang jangka waktunya kurang
dari 3 (tiga) bulan sejak tanggal penempatan dan tidak
dijadikan jaminan.
2.d. Cash Equivalents
Cash equivalents consist of time deposits with maturity
date of not more than 3 (three) months since their
placement and not pledged as collateral.
2.e. Transaksi dan Penjabaran Laporan dalam Mata Uang Asing
2.e. Transactions and Financial Statements Translation in Foreign Currencies
Pembukuan Grup diselenggarakan dalam mata uang
Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam
mata uang selain Rupiah dicatat dengan kurs yang berlaku
pada saat terjadinya transaksi.
The book of accounts of the Group is maintained in
Rupiah. Transactions during the year involving foreign
currencies other than Rupiah are recorded at the rates of
exchange prevailing at the time the transactions are
made.
Pada tanggal laporan, aset dan liabilitas moneter dalam
mata uang selain Rupiah disesuaikan ke dalam Rupiah
dengan kurs tengah wesel ekspor Bank Indonesia untuk
mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut.
At reporting date, monetary assets and liabilities
denominated in foreign currencies other than Rupiah are
adjusted using the middle rate of export bill of Bank
Indonesia to reflect the rates of exchange prevailing at
that date.
Kurs yang digunakan pada tanggal 31 Desember 2014 dan
2013 adalah:
The rates used as of December 31, 2014 and 2013 are
as follows:
2014 Rp
2013 Rp
1 Dolar Amerika Serikat (USD) 12,440 12,189 1 United States Dollar
Keuntungan dan kerugian kurs yang timbul dari
penyelesaian transaksi dalam mata uang asing diakui
dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun
berjalan.
Foreign exchange gains and losses resulting from the
settlement of such transactions denominated in foreign
currencies are recognized in consolidated statements of
comprehensive income in current year.
2.f. Pajak Penghasilan
Seluruh perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset
dan liabilitas dengan dasar pengenaan pajaknya diakui
sebagai pajak tangguhan. Tarif pajak yang berlaku atau
yang secara substansial telah berlaku digunakan dalam
menentukan besarnya jumlah pajak penghasilan
tangguhan.
2.f. Income Tax
All temporary differences arising between carrying value
of assets and liabilities and its tax bases are recognized
as deferred tax. Currently enacted or substantially
enacted tax rates are used to determine the deferred
income tax.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 11 paraf:
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi
pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan
jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan
dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas kecuali
perbedaan yang merupakan subjek pajak final. Liabilitas
pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer
kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk
perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang
besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi
laba kena pajak pada masa datang.
Deferred tax assets and liabilities are recognized for the
future tax consequences attributable to differences
between the financial statement carrying amounts of
assets and liabilities and their respective tax bases
except these differences that are subject to final tax.
Deferred tax liabilities are recognized for all taxable
temporary differences and deferred tax assets are
recognized for deductible temporary differences to the
extent that it is probable that taxable income will be
available in future periods against which the deductible
temporary differences can be utilized.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan
menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan berlaku
dalam periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset
dipulihkan dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang
telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir
periode pelaporan.
Deferred tax assets and liabilities are measured at the
tax rates that are expected to apply in the period in which
the liability is settled or the asset realized, based on the
tax rates (and tax laws) that have been enacted, or
substantively enacted, by the end of the reporting period.
Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan
mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara
Grup mengekspektasikan, pada akhir periode pelaporan,
untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tecatat aset
dan liabilitasnya.
The measurement of deferred tax assets and liabilities
reflects the consequences that would follow from the
manner in which the Group expect, at the end of the
reporting period, to recover or settle the carrying amount
of their assets and liabilities.
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada
akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah tercatatnya
jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia
dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan
sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut.
The carrying amount of deferred tax asset is reviewed at
the end of each reporting period and reduced to the
extent that it is no longer probable that sufficient taxable
profits will be available to allow all or part of the asset to
be recovered.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika
entitas memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum
untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap
liabilitas pajak kini dan ketika aset pajak tangguhan dan
liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan
yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama serta
Perusahaan dan entitas anak yang berbeda yang
bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini
dengan dasar neto.
Deferred tax assets and liabilities are offset when there is
legally enforceable right to set off current tax assets
against current tax liabilities and when they relate to
income taxes levied by the same taxation authority and
the company and its subsidiaries intend to settle their
current tax assets and current tax liabilities on a net
basis.
Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau
penghasilan dalam laba atau rugi, kecuali sepanjang pajak
penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian yang
diakui, diluar laba atau rugi (baik dalam pendapatan
komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas),
dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar laba atau rugi.
Current and deferred tax are recognized as an expense
or income in profit or loss, except when they relate to
items that are recognized outside of profit or loss
(whether in other comprehensive income or directly in
equity), in which case the tax is also recognized outside
of profit or loss.
Grup melakukan saling hapus atas aset pajak kini dan
liabilitas pajak kini jika dan hanya jika, entitas:
a) memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum
untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang diakui;
dan
b) bermaksud untuk menyelesaikan dengan dasar neto,
atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas
secara bersamaan.
The Group shall offset current tax assets and current tax
liabilities if, and only if, the entity:
a) has a legally enforceable right to set off the
recognised amounts; and
b) intends either to settle on a net basis, or to realise the
asset and settle the liability simultaneously.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 12 paraf:
Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat surat
ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan,
pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah
ditetapkan, atau jika mengajukan banding pada saat
keputusan atas banding tersebut telah ditetapkan.
Adjustments to tax obligations are recognized when an
assessment letter is received or, when the result of an
objection or appeal is determined if an objection of appeal
is filed.
2.g. Pengakuan Pendapatan dari Penjualan dan Beban 2.g. Revenue from Sales and Expenses Recognition
Pendapatan dari penjualan diakui berdasarkan penerimaan
tunai dari cash register, sedangkan beban diakui pada saat
terjadinya (accrual basis).
Revenue from sales is recognized based on the cash
receipt from cash register, while expenses are recognized
when they are incurred (accrual basis).
2.h. Pendapatan Royalti 2.h. Royalty Revenues Pendapatan royalti merupakan hasil yang diperhitungkan sebesar persentase tertentu dari penjualan kotor entitas waralaba yang memakai merek dagang berikut logo California Fried Chicken milik Perusahaan. Pendapatan royalti dihitung dan diakui berdasarkan penjualan kotor bulanan entitas waralaba.
Royalty revenue represents income which is computed at certain percent of gross sales of franchisee using the Company’s trademark and logo of California Fried Chicken. Royalty revenue is computed and recognized based on the franchisee’s monthly gross sales.
2.i. Initial Fee 2.i. Initial Fee Initial fee merupakan pendapatan yang diterima Grup dengan entitas waralaba yang menggunakan merek dagang berikut logo California Fried Chicken milik Perusahaan. Besarnya Fee ini ditetapkan dalam perjanjian waralaba tergantung lokasi atau tempat usaha dimana Perusahaan waralaba tersebut didirikan. Pendapatan initial fee diakui pada saat penandatanganan perjanjian waralaba dan lisensi.
Initial fee represents revenue received by the Group with the franchisee of California Fried Chicken trademark and logo. The amount of the fee is defined in Franchise Agreement depends on the location or the place of franchise Company was established. The initial fee is recognized upon signing of the franchise and license agreement.
2.j. Persediaan dan Penyisihan Persediaan 2.j. Inventories and Allowance for Inventories
Persediaan dinyatakan sebesar biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan, ditentukan dengan metode masuk pertama keluar pertama (FIFO). Penyisihan atas persediaan usang atau penurunan nilai persediaan, jika ada, ditetapkan berdasarkan hasil penelahaan secara berkala terhadap kondisi fisik dan tingkat perputaran persediaan.
Inventories are stated at the lower of cost or net realizable value. Cost is determined using the first-in first-out (FIFO) method. Allowance for inventories obsolescence or decline in value of inventories, if any, is provided based on the periodic review of the physical condition and turnover of the inventories.
2.k. Aset Tetap
Aset tetap diakui sebesar biaya perolehannya termasuk
pajak yang berlaku, bea masuk, biaya pengangkutan, biaya
penanganan, biaya penyimpanan, biaya penyediaan lokasi,
biaya pemasangan, biaya upah tenaga kerja internal,
estimasi awal biaya pembongkaran, pemindahan aset tetap
dan restorasi lokasi aset tetap.
2.k. Property and Equipment
Property and equipment are stated at acquisition cost,
including applicable taxes, import duties, freight, handling
costs, storage costs, site preparation costs, installation
costs, the cost of internal labor, the initial estimate of the
costs of dismantling and removing the item and restoring
the site on assets.
Setelah pengakuan awal dihitung dengan menggunakan
model biaya dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan
dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian
penurunan nilai. Penyusutan diakui sebagai penghapusan
perolehan aset tetap dikurangi sisa umurnya dengan
menggunakan metode garis lurus (straight-line method)
berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap
sebagai berikut:
After initial recognition are accounted for by using cost
model and carried at cost less accumulated depreciation
and accumulated impairment losses. Depreciation is
recognized so as to write-off the cost of assets less
residual value using the straight-line method based on the
estimated useful lives of the assets as follows:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 13 paraf:
Tahun/Years
Bangunan 20 Building
Furniture 10 Furniture
Mesin 10 Machineriess
Perlengkapan Restoran 2 dan/and 10 Store Equipments
Kendaraan Bermotor 5 Motor Vehicles
Renovasi Bangunan Sewa
10 Renovation of Rented Building
Hak atas tanah dinyatakan pada harga perolehan dan tidak
disusutkan. Biaya legal awal untuk mendapatkan hak legal
diakui sebagai bagian biaya akuisisi tanah, biaya-biaya
tersebut tidak didepresiasikan. Biaya terkait dengan
pembaruan hak atas tanah diakui sebagai aset takberwujud
dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atas tanah.
Landright is stated at cost and is not depreciated. Initial
legal costs incurred to obtain legal rights are recognized as
part of the the acquisition cost of the land, and these cost
are not depreciated. Cost related to renewal of landrights
are recognized as intangible assets and amortized over the
period of the landrights.
Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada
Iaporan laba rugi pada saat terjadinya biaya-biaya tersebut,
sedangkan pemugaran dan penambahan dalam jumlah
besar dan sifatnya meningkatkan kondisi aset secara
signifikan dikapitalisasi.
The cost of maintenance and repairs is charged to profit or
loss as incurred, while significant renewals and additions
that significantly increase asset condition are capitalized.
Apabila suatu aset tetap tidak dipergunakan Iagi atau dijual,
nilai perolehan dan akumulasi penyusutan aset tersebut
dikeluarkan dari pencatatannya sebagai aset tetap dan
keuntungan atau kerugian yang terjadi diperhitungkan
dalam Iaporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun
berjalan.
When assets are retired or otherwise disposed of, the their
costs and the related accumulated depreciation are
removed from the accounts of any resulting gain or loss is
reflected in the current consolidated statements of
comprehensive income.
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode
penyusutan di review setiap akhir tahun dan pengaruh dari
setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektip.
The estimated usefull lives, residual values and depreciation
method are reviewed at each year end, with the effect of
any changes in estimated accounted for on a prospective
basis.
2.l. Biaya Dibayar di Muka 2.l. Prepaid Expenses
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat
dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line
method).
Prepaid expenses are amortized over their beneficial
periods using the straight-line method.
2.m. Aset Takberwujud 2.m. Intangible Asset Aset takberwujud merupakan hak paten atas merek dagang, disajikan sebesar nilai tercatat, yaitu biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi. Aset takberwujud diamortisasi berdasarkan masa manfaatnya 5 (lima) tahun.
Intangible asset represents patent of trademark which is carried at carrying amount which is acquisition cost less accumulated amortization. Intangible assets is amortized using the straight-line method based on the estimated useful life of 5 (five) years.
2.n. Instrumen Keuangan
Grup mengklasifikasikan instrumen keuangan sebagai
berikut:
Aset Keuangan
Grup mengklasifikasikan aset keuangannya dalam
kategori (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi; (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang;
(iii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo serta
(iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi
ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan
tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset
keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
2.n. Financial Instruments
The Group classifies its financial instruments as follows:
Financial Assets
The Group classifies its financial assets in the following
categories (i) financial assets at fair value through profit or
loss; (ii) loans and receivables; (iii) held-to-maturity
investments; and (iv) available-for-sale financial assets.
This classification depends on the Group’s purpose of
financial assets’ acquisition. The management recognizes
financial assets’ classification upon initial acquisition.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 14 paraf:
Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laba atau Rugi (FVTPL)
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laba atau rugi adalah aset keuangan yang ditujukan
untuk diperdagangkan. Aset keuangan
diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika
diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli
kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti
mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek
yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai aset
diperdagangkan kecuali telah ditetapkan dan efektif
sebagai instrumen lindung nilai.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi diakui pada
nilai wajarnya. Biaya transaksi sehubungan dengan
perolehannya diakui pada laporan laba rugi periode
berjalan. Selanjutnya, aset keuangan FVTPL
disajikan pada nilai wajar dengan keuntungan atau
kerugian dari perubahan nilai wajar diakui dalam
laporan laba rugi komprehensif.
Pada tanggal laporan, Grup tidak memiliki aset
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba
atau rugi.
Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset
keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap
atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di
pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman
yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya
ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur
pada biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, aset
keuangan yang dikategorikan sebagai pinjaman yang
diberikan dan piutang adalah kas dan setara kas,
piutang usaha pihak ketiga, aset keuangan lancar
lainnya dan aset keuangan tidak lancar lainnya.
Investasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (HTM)
Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah
aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran
tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah
ditetapkan, dimana manajemen mempunyai intensi
positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan
tersebut hingga jatuh tempo, selain:
a. Investasi yang pada saat pengakuan awal
ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui laba rugi;
b. Investasi yang ditetapkan dalam kelompok
tersedia untuk dijual; dan
Financial Assets At Fair Value Through Profit or Loss (FVTPL)
Financial assets which recognized at fair value
through profit or loss are financial assets for trading.
Assets are classified in this category when they are
held principally for the purpose of selling or
repurchasing in the near term and there is evidence of
a recent actual pattern of short-term profit-taking.
Derivatives are classified as trading assets, except as
designated and effective as hedging instruments.
At the time of initial recognition, financial assets at fair
value through profit or loss are recognized at fair
value. Transactions costs related the acquisition are
recognized in the current period profit or loss.
Subsequently, financial assets FVTPL are carried at
fair value with gains or losses from changes in fair
value are recognized in statements of comprehensive
income.
As of reporting date, the Group has no financial
assets at fair value through profit or loss.
Loans and Receivables
Loans and receivables are non-derivative financial
assets with fixed or determinable payments that are
not quoted in an active market. At initial recognition,
loans and receivables are recognized at fair value
plus transaction costs and subsequently measured at
amortized cost using the effective interest rate
method.
As of December 31, 2014 and 2013, The financial
assets which classified as loans and receivables are
cash and cash equivalents, trade receivables-third
parties, other current financial assets and other non
current financial.
Held-to-Maturity (HTM) Investments
HTM investments are non-derivative financial assets
with fixed or determinable payments and fixed
maturity that Management has the positive intention
and ability to hold to maturity, other than:
a. Investments that at initial recognition, were
designated as financial assets measured at
FVTPL;
b. Investments that are designated as available-for-
sale; and
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 15 paraf:
c. Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang
diberikan dan piutang.
Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga
jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah
biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya
perolehan diamortisasi dengan menggunakan
metode suku bunga efektif.
Grup mengklasifikasikan deposito yang jatuh tempo
dalam 6 (enam) bulan sebagai investasi yang dimiliki
hingga jatuh tempo.
Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual (AFS)
Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset
keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki
selama periode tertentu, dimana akan dijual dalam
rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku
bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan
sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang,
investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok
dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia
untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya
transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya
dimana laba atau rugi diakui pada pendapatan
komprehensif lainnya, kecuali untuk kerugian
penurunan nilai selisih kurs, hingga aset keuangan
dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan
tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai,
akumulasi laba rugi yang sebelumnya diakui pada
bagian ekuitas direklasifikasi ke laba rugi. Sedangkan
penghasilan bunga yang dihitung menggunakan
metode suku bunga efektif dan keuntungan atau
kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset
moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok
tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian.
Grup mengklasifikasikan investasi jangka pendek
dalam bentuk saham ke dalam kategori aset
keuangan tersedia untuk dijual.
Penurunan Nilai Aset Keuangan
Aset keuangan, selain aset keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laba atau rugi, dievaluasi terhadap
indikator penurunan nilai pada setiap tanggal pelaporan.
Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti
objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang
terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan
peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada
estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang
dapat diestimasi secara handal.
c. Investments that meet the definition of loans and
receivables.
At initial recognition, HTM investments are recognized
at fair value plus transaction costs and are
subsequently measured at amortized cost using the
effective interest rate method.
The Group classified time deposits which mature in 6
(six) months as held to maturity investments.
Available-for-Sale Financial Assets (AFS)
Available for sale financial asset are non-derivative
financial assets that held during a certain period with
intention for sale in order to fulfill liquidity needs,
changes in interest rates or foreign exchange, or
those that are not classified as loans and receivables,
investments that classified into held-to-maturity or
financial assets at fair value through profit or loss.
At initial recognition, available for sale financial assets
are recognized at fair value plus transaction costs and
subsequently measured at fair value with any gain or
loss recognized in other comprehensive income,
except for impairment loss and foreign exchange until
the financial assets derecognized. If available for sale
financial assets are impaired, the accumulated profit
or loss previously recognized in the equity is
reclassified to profit or loss. Interest income is
calculated using the effective interest rate method and
gains or losses from changes in exchange rates of
monetary assets that classified as available for sale
financial assets are recognized in the consolidated
statements of comprehensive income.
The Group classified its short term investment in form
of shares as available for sale financial assets.
Impairment of Financial Assets
Financial assets, other than those at fair value through
profit or loss, are assessed for indicators of impairment at
each reporting date. Financial assets are impaired where
there is objective evidence that, as a result of one or
more events that occurred after the initial recognition of
the financial asset, the estimated future cash flows of the
investment have been impacted.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 16 paraf:
Untuk aset keuangan lainnya, bukti obyektif penurunan
nilai termasuk sebagai berikut:
− kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit
atau pihak peminjam; atau
− pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi
atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau
− terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan
dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi
keuangan.
Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang,
penurunan nilai aset dievaluasi secara individual. Bukti
objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat
termasuk pengalaman Grup atas tertagihnya piutang di
masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan
pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga
pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional
atau lokal yang berkorelasi dengan kegagalan
pembayaran atas piutang.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan
yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai
merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan
dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang
didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif
awal dari aset keuangan.
Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan
melalui akun penyisihan penurunan nilai piutang.
Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah
dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan.
Perubahan nilai tercatat akun penyisihan penurunan nilai
piutang diakui dalam laba atau rugi.
Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya,
keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya
telah diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya
direklasifikasi ke laba atau rugi periode yang
bersangkutan.
Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada
periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan
penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah
peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut
diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui
dipulihkan melalui laba atau rugi hingga nilai tercatat
investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak
melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan
kerugian penurunan nilai dilakukan.
Dalam hal efek ekuitas tersedia untuk dijual, kerugian
penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laba atau
rugi tidak boleh dipulihkan melalui laba atau rugi. Setiap
kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara
langsung ke ekuitas.
For all other financial assets, objective evidence of
impairment could include:
− significant financial difficulty of the issuer or
counterparty; or
− a breach of contract, such as default or delinquency in
interest or principal payments; or
− it becoming probable that the borrower will enter into
bankruptcy or financial reorganization.
For certain categories of financial assets, such as
receivables, the impairment value of assets are assessed
individually. Objective evidence of impairment for a
portfolio of receivables could include the Group past
experience of collecting payments, an increase in the
number of delayed payments in the portfolio past average
credit period, as well as observable changes in national
or local economic conditions that correlate with default on
receivables.
The carrying amount of the financial asset is reduced by
the impairment loss directly for all financial assets with
the exception of receivables, which the carrying amount is
reduced through the use of an allowance for impairment
of receivables.
When a receivable is considered uncollectible, it is written
off against the allowance for impairment of receivables
account. Subsequent recoveries of amounts previously
written off are credited against the allowance account.
Changes in the carrying amount of the allowance for
impairment of receivables are recognized in profit or loss.
When an AFS financial asset is considered to be
impaired, cumulative gains or losses previously as other
comprehensive income are reclassified to profit or loss in
the period.
With the exception of AFS equity instruments, if, in a
subsequent period, the amount of the impairment loss
decreases and the decrease can be related objectively to
an event occurring after the impairment was recognized,
the previously recognized impairment loss is recovered
through profit or loss to the extent that the carrying
amount of the investment at the date the impairment is
reversed does not exceed the amortized cost before the
recognition of impairment losses.
In respect of AFS equity securities, impairment losses
previously recognized in the of profit or loss are not
reversed through profit or loss. Any increase in fair value
subsequent to an impairment loss is recognized directly in
equity.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 17 paraf:
Reklasifikasi Aset Keuangan
Reklasifikasi hanya diperkenankan dalam situasi yang
jarang terjadi dan dimana aset tidak lagi dimiliki untuk
tujuan dijual dalam jangka pendek. Dalam semua hal,
reklasifikasi aset keuangan hanya terbatas pada instrumen
utang. Reklasifikasi dicatat sebesar nilai wajar aset
keuangan pada tanggal reklasifikasi.
Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan dikelompokkan ke dalam kategori
(i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur dengan
biaya perolehan diamortisasi.
Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laba Rugi
Nilai wajar liabilitas keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi adalah liabilitas keuangan
yang ditujukan untuk diperdagangkan. Liabilitas
keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan
jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli
kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti
mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek
terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas
diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif
sebagai instrumen lindung nilai.
Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang
diukur pada FVTPL diakui pada nilai wajarnya. Biaya
transaksi sehubungan dengan penerbitannya diakui
pada laba rugi tahun berjalan.
Keuntungan atau kerugian atas liabilitas yang dimiliki
untuk diperdagangkan diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif.
Grup tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui laba rugi.
Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi
Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan
sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada FVTPL
dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, liabilitas
keuangan yang dikategorikan sebagai liabilitas
keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi adalah utang usaha, beban akrual, utang
bank dan utang lembaga non bank.
Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan
Grup menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan
hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari
aset berakhir, atau Grup mentransfer aset keuangan dan
secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat
Reclassification of Financial Assets
Reclassification is only permitted in rare circumstances
and where the asset is no longer held for the purpose of
selling in the short-term. In all cases, reclassifications of
financial assets are limited to debt instruments
Reclassifications are accounted for at the fair value of the
financial asset at the date of reclassification.
Financial Liabilities
Financial liabilities are classified into (i) financial liabilities
at fair value through profit or loss and (ii) financial liabilities
at amortized cost.
Financial Liabilities at Fair Value Through Profit or Loss
The fair value of financial liabilities measured at fair
value through profit or loss are the financial liabilities
that are designated for trade. Financial liabilities are
classified for trade if acquired primarily for the
purpose of selling or repurchasing in the near term
and there is evidence of a pattern of short-term profit
taking. Derivatives are classified as trading liabilities
except those effectively designated as hedging
instruments.
At initial recognition, financial liabilities measured at
FVTPL are measured at fair value. Transaction costs
related to the issuance are recognized in the current
period profit or loss.
Gains or losses on liabilities held for trading are
recognized in the statements of comprehensive
income.
The Group has no financial liabilities at fair value
through profit or loss.
Financial Liabilities at Amortized Cost
Financial liabilities not classified as financial liabilities
at FVTPL are categorized and measured using
amortized cost.
As of December 31, 2014 and 2013, the financial
liabilities that are classified into financial liabilities at
amortized cost are trade payables, accrued
expenses, bank loans and due to financial institution.
Derecognition of Financial Assets and Liabilities
The Group derecognizes a financial asset only when the
contractual rights to the cash flows from the asset expire,
or when it transfers the financial asset and substantially all
the risks and rewards of ownership of the asset to another
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 18 paraf:
atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Grup tidak
mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas
seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih
mengendalikan aset yang ditransfer, maka Grup mengakui
keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan
liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus
dibayar. Jika Grup memiliki secara substansial seluruh
risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang
ditransfer, Grup masih mengakui aset keuangan dan juga
mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang
diperoleh.
Grup menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika
dan hanya jika, liabilitas Grup telah dilepaskan, dibatalkan
atau kadaluarsa.
Saling Hapus antar Instrumen Keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan disajikan secara
saling hapus dan nilai bersihnya disajikan di dalam laporan
posisi keuangan konsolidasian jika terdapat hak yang
berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas
jumlah yang telah diakui tersebut dan ada niat untuk
menyelesaikan secara neto, atau merealisasikan aset dan
menyelesaikan liabilitas secara simultan.
Metode Suku Bunga Efektif
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan
untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari
instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan
pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku
bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat
mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang
(mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang
dibayarkan atau diterima yang merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan
premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur
instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan
periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat
bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.
Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk
instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan
FVTPL.
Penentuan Nilai Wajar
Nilai wajar aset dan liabillitas keuangan diestimasi untuk
keperluan pengakuan dan pengukuran atau untuk
keperluan pengungkapan.
PSAK No. 60 “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”
mensyaratkan pengungkapkan atas pengukuran nilai
wajar dengan tingkat hirarki nilai wajar sebagai berikut:
i. harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif
untuk aset atau liabilitas yang identik (Tingkat 1)
ii. input selain harga kuotasian yang termasuk dalam
Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau
entity. If the Group neither transfers nor retains
substantially all the risks and rewards of ownership and
continues to control the transferred asset, the Group
recognizes its retained interest in the asset and an
associated liability for amounts it may have to pay. If the
Group retains substantially all the risks and rewards of
ownership of a transferred financial asset, the Group
continues to recognize the financial asset and also
recognizes a collateralized borrowing for the proceeds
received.
The Group derecognizes financial liabilities when, and only
when, the Group’s obligations are discharged, cancelled or
expire.
Offsetting financial instruments
Financial assets and liabilities are offset and the net
amount presented in the consolidated statements of
financial position when there is a legally enforceable right
to set off the recognized amounts and there is an intention
to settle on a net basis, or to realize the asset and settle
the liability simultaneously.
Effective Interest Method
The effective interest method is a method of calculating the
amortized cost of a financial instrument and of
allocating interest income over the relevant period. The
effective interest rate is the rate that exactly discounts
estimated future cash receipts (including all fees paid or
received that form an integral part of the effective interest
rate, transaction costs and other premiums or discounts)
through the expected life of the financial instrument, or,
where appropriate, a shorter period to the net carrying
amount on initial recognition.
Income is recognized on an effective interest basis for
financial instruments other than those financial instruments
at FVTPL.
Fair Value Determination
The fair value of financial assets and financial liabilities
must be estimated for recognition and measurement or for
disclosure purposes.
SFAS No. 60, ”Financial Instruments: Disclosures”
requires disclosure of fair value measurements by level of
the following fair value measurement hierarchy:
i. quoted prices (unadjusted) in active markets for
identical assets or liabilities (Level 1)
ii. inputs other than quoted prices included within Level 1
that are observable for the asset orliability, either
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 19 paraf:
liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) atau
secara tidak langsung (misalnya derivasi dari harga)
(Tingkat 2), dan
iii. input untuk aset atau liabilitas yang bukan
berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi
(input yang tidak dapat diobservasi) (Tingkat 3).
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang
diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan
kuotasi nilai pasar pada tanggal pelaporan. Kuotasi nilai
pasar yang digunakan Grup untuk aset keuangan adalah
harga penawaran (bid price), sedangkan untuk liabilitas
keuangan menggunakan harga jual (ask price). Instrumen
keuangan ini termasuk dalam Tingkat 1.
Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak
diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan
menggunakan teknik penilaian tertentu. Teknik tersebut
menggunakan data pasar yang dapat diobservasi
sepanjang tersedia, dan seminimal mungkin tidak
mengacu pada estimasi. Apabila seluruh input signifikan
atas nilai wajar dapat diobservasi, instrumen keuangan ini
termasuk dalam Tingkat 2.
Jika satu atau lebih input yang signifikan tidak
berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi, maka
instrumen tersebut masuk ke dalam Tingkat 3. Ini berlaku
untuk surat-surat berharga ekuitas yang tidak
diperdagangkan di bursa.
Teknik penilaian tertentu digunakan untuk menentukan
nilai instrumen keuangan mencakup:
penggunaan harga yang diperoleh dari bursa atau
pedagang efek untuk instrumen sejenis; dan
teknik lain, seperti analisis arus kas yang didiskonto
digunakan untuk menentukan nilai instrumen
keuangan lainnya.
directly (as prices) or indirectly (derived from prices)
(Level 2), and
iii. inputs for the asset or liability that are not based on
observable market data (unobservable inputs)
(Level 3).
The fair value of financial instruments traded in active
markets is based on quoted market prices at the reporting
date. The quoted market price used for financial assets
held by the Group is the current bid price, while financial
liabilities use ask price. These instruments are included in
Level 1.
The fair value of financial instruments that are not traded
in an active market is determined using valuation
techniques. These valuation techniques maximize the use
of observable market data where it is available and rely
as minimum as possible on estimates. If all significant
inputs required to fair value an instrument are observable,
the instrument is included in Level 2.
If one or more of the significant inputs is not based on
observable market data, the instrument is included in
Level 3. This is the case for unlisted equity securities.
Specific valuation techniques used to value financial
instruments include:
the use of quoted market prices or dealer quotes for
similar instruments; and
other techniques, such as discounted cash flow analysis,
are used to determine fair value for the remaining
financial instruments. 2.o. Imbalan Kerja 2.o. Employee Benefits
Imbalan Kerja Jangka Pendek
Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terhutang
kepada karyawan berdasarkan metode akrual.
Short-Term Employee Benefits
Short term employee benefits liabilities is includes wages
and salaries paid to employees.
Imbalan kerja jangka pendek termasuk upah, gaji, bonus
dan insentif.
Short term employee benefits include wages, salaries,
bonus and incentive.
Imbalan Pasca Kerja
Imbalan pasca kerja seperti pensiun, uang pisah dan
uang penghargaan masa kerja dihitung berdasarkan
Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003
(”UU 13/2003”).
Post-employment Benefits
Post-employment benefits such as retirement, severance
and service payments are calculated based on Labour
Law No. 13/2003 (“Law 13/2003”).
Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari
penyesuaian, perubahan dalam asumsi-asumsi aktuarial
dan perubahan dalam program pensiun yang jumlahnya
melebihi jumlah yang lebih besar antara 10% dari nilai
Actuarial gains and losses arising from the adjustments,
changes in actuarial assumptions and changes in
retirement programs whose number exceeds the number
the greater of 10% of the fair value of program assets or
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 20 paraf:
wajar aset program atau 10% dari nilai kini imbalan pasti,
dibebankan atau dikreditkan ke laporan laba rugi
komprehensif selama rata-rata sisa masa kerja yang
diharapkan dari karyawan tersebut.
10% of the present value of defined benefit obligations,
are charged or credited to statement of comprehensive
income over the average expected remaining working
lives of employees.
Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba
rugi komprehensif, kecuali perubahan terhadap
program pensiun tersebut mengharuskan karyawan
tersebut tetap bekerja selama periode waktu tertentu
untuk mendapatkan hak tersebut (periode vesting).
Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasi secara garis
lurus sepanjang periode vesting.
Biaya jasa kini diakui sebagai beban periode berjalan.
Past-service costs are recognized immediately in the
statements of comprehensive income, unless the
changes to the pension plan are conditional on the
employees remaining in service for a specified period of
time (the vesting period). In this case, the past-service
costs are amortised on a straight-line basis over the
vesting period.
The current service cost is recorded as an expense in
the prevailing period.
Pesangon Pemutusan Kontrak Kerja
Grup mengakui pesangon pemutusan kontrak kerja
sebagai liabilitas dan beban jika, dan hanya jika, Grup
berkomitmen untuk: memberhentikan pekerja
berdasarkan rencana formal terperinci dan secara
realistis kecil kemungkinan untuk dibatalkan; atau
menyediakan pesangon bagi pekerja yang menerima
penawaran mengundurkan diri secara sukarela. Jika
pesangon pemutusan kontrak kerja jatuh tempo lebih
dari 12 bulan setelah periode pelaporan maka besarnya
pesangon pemutusan kontrak kerja harus
didiskontokan dengan menggunakan tingkat diskonto.
Termination Benefits
The Group shall recognize termination benefits as a
liability and an expense when, and only when, the
Group has clearly shown commitment to either:
terminate the employment based on a detailed formal
plan and without realistic possibility of withdrawal; or
provide termination benefits as a result of an offer made
in order to encourage voluntary redundancy. Where
termination benefits fall due more than 12 months after
the reporting period, they shall be discounted using the
discount rate.
2.p. Laba per Saham
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi total
laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas
induk dengan rata-rata tertimbang saham yang beredar
selama tahun yang bersangkutan.
2.p. Earnings Per Share
Basic earnings per share is computed by dividing the
total income attributable to owner of the parent entity
with weighted average number of shares outstanding
reported during the period.
Laba per saham dilusian mempertimbangkan pula efek
lain yang diterbitkan bagi semua efek berpotensi
saham biasa bersifat dilutif yang beredar sepanjang
periode pelaporan.
Diluted earnings per share accounted for other securities
potentially having dilutive effect to ordinary shares which
outstanding during the reporting period.
2.q. Transaksi dan Saldo dengan Pihak Berelasi
Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait
dengan Grup (sebagai entitas pelapor), yang meliputi:
(a) Orang atau anggota keluarga terdekat
mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika
orang tersebut:
2.q. Transactions and Balances with Related Parties
A related party is a person or an entity related to the
Group (as reporting entity) which consist of:
(a) A person or a close member of that person’s family
is related to a reporting entity if that person:
(i) memiliki pengendalian atau pengendalian
bersama atas entitas pelapor;
(ii) memiliki pengaruh signifikan atas entitas
pelapor; atau
(iii) personil manajemen kunci entitas pelapor atau
entitas induk entitas pelapor.
(i) has control or joint control over the reporting
entity;
(ii) has significant influence over the reporting
entity; or
(iii) is a member of the key management personnel
of the reporting entity or of a parent of the
reporting entity.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 21 paraf:
(b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika
memenuhi salah satu hal berikut:
(i) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari
kelompok usaha yang sama (artinya entitas
induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya
terkait dengan entitas lain);
(ii) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura
bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi
atau ventura bersama yang merupakan anggota
suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain
tersebut adalah anggotanya);
(iii) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama
dari pihak ketiga yang sama;
(iv) Satu entitas adalah ventura bersama dari
entitas ketiga dan entitas yang lain adalah
entitas asosiasi dari entitas ketiga;
(b) An entity is related to a reporting entity if any of the
following conditions applies:
(i) The entity and the reporting entity are members
of the same business group (i.e. parent entity,
subsidiary and the fellow subsidiary is related
to the others);
(ii) One entity is an associate or joint venture of
the other entity (or an associate or joint venture
of a member of a business group of which the
other entity is members);
(iii) Both entities are joint ventures of the same
third party;
(iv) One entity is a joint venture of a third entity and
the other entity is an associate of the third
entity;
(v) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan
pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu
entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan
entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah
entitas yang menyelenggarakan program
teresebut, maka entitas sponsor juga berelasi
dengan entitas pelapor;
(v) The entity is a post-employment benefit plan for
the benefit of employees of either the reporting
entity or an entity related to the reporting entity.
If the reporting entity is itself such a plan, the
sponsoring employers are also related to the
reporting entity;
(vi) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan
bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam
huruf (a); atau
(vii) Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a)(i)
memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau
personil manajemen kunci entitas (atau entitas
induk dari entitas).
(vi) The entity is controlled or jointly controlled by a
person identified in (a); or
(vii) A person identified in (a)(i) has significant
influence over the entity or is a member of the
key management personnel of the entity (or of
a parent of the entity).
2.r Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
Pada tanggal pelaporan, Grup menelaah nilai tercatat aset
non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi
bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika
terdapat indikasi tersebut, jumlah terpulihkan dari aset
diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan
nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk
mengestimasi jumlah terpulihkan atas suatu aset individu,
Grup mengestimasi jumlah terpulihkan dari unit penghasil
kas atas aset.
Perkiraan jumlah terpulihkan adalah nilai tertinggi antara
harga jual neto atau nilai pakai. Jika jumlah terpulihkan
dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari
nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas)
dikurangi menjadi sebesar jumlah terpulihkan dan rugi
penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi.
2.r. Impairment of Non-Financial Assets
At reporting date, the Group reviews the carrying amount
of non-financial assets to determine whether there is any
indication that those assets have suffered any
impairment. If any such indication exists, the recoverable
amount of the assets is estimated in order to determine
the extent of any impairment loss. Where it is not possible
to estimate the recoverable amount of an individual asset,
the Group estimates the recoverable amount of the cash-
generating unit (CGU) of the asset.
Estimated recoverable amount is the higher of net selling
price or value in use. If the recoverable amount of non-
financial assets (cash-generating unit) is lower than its
carrying amount, the carrying amount of the asset (cash-
generating unit) is reduced to its recoverable amount and
impairment loss is recognized immediately to profit or
loss.
2.s. Informasi Segmen 2.s. Segment Information
Sebuah segmen operasi adalah suatu komponen dari
entitas:
a) yang terlihat dalam aktivitas bisnis yang memperoleh
pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk
An operating segment is a component of entity which:
a) that engages in business activities which it may earn
revenues and incur expenses (including revenue and
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 22 paraf:
pendapatan dan beban yang terkait dengan
transaksi dengan komponen lain dari entitas yang
sama);
b) hasil operasinya dikaji ulang secara berkala oleh
kepala operasional untuk pembuatan keputusan
tentang sumber daya yang dialokasikan pada
segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan
c) tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
expenses relating to the transactions with other
components of the same entity);
b) whose operating results are reviewed regularly by the
chief operating decision maker to make decision
about resources to be allocated to the segments and
assess its performance; and
c) for which discrete financial information is available
Grup menyajikan segmen operasi berdasarkan
informasi keuangan yang digunakan oleh pengambil
keputusan operasional dalam mengevaluasi kinerja
segmen dan menentukan alokasi sumber daya yang
dimilikinya. Segmetasi berdasarkan aktivitas dari setiap
kegiatan operasi entitas legal didalam Grup.
The Group segments its financial reporting based on the
financial information used by the chief operating decision
maker in evaluating the performance of segments and in
the allocation of resources. The segments are based on
the activities of each of the operating legal entities within
the Group.
2.t. Sumber Estimasi Ketidakpastian dan Pertimbangan Akuntansi yang Penting 34. Critical Accounting Estimates and Judgements
2.t. Source of Estimation Uncertainty and Critical Accounting Judgements
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup
mengharuskan manajemen untuk membuat
pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi
jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset
dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas
kontinjensi, pada akhir periode pelaporan.
Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut
dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap
nilai tercatat pada aset dan liabilitas dalam periode
pelaporan berikutnya.
Estimasi dan Asumsi Akuntansi yang Penting
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi
ketidakpastian lain membutuhkan pertimbangan
manajemen pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko
signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai
tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya
diungkapkan di bawah ini. Grup mendasarkan asumsi
dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat
laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan
situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin
berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar
kendali Grup. Perubahan tersebut dicerminkan dalam
asumsi terkait pada saat terjadinya.
The preparation of the Group’s consolidated financial
statements requires management to make judgments,
estimates and assumptions that affect the reported
amounts of revenues, expenses, assets and liabilities,
and the disclosure of contingent liabilities, at the end of
the reporting period. Uncertainty about these
assumptions and estimates could result in outcomes that
require a material adjustment to the carrying amount of
the asset and liability affected in future periods.
Critical Accounting Estimates and Assumptions
The key assumptions concerning the future and other key
sources of estimation uncertainty requires consideratrion
of management at the reporting date that have a
significant risk of causing a material adjustment to the
carrying amounts of assets and liabilities within the next
financial year are disclosed below. The Group based its
assumptions and estimates on parameters available
when the consolidated financial statements were
prepared. Existing circumstances and assumptions about
future developments may change due to market changes
or circumstances arising beyond the control of the Group.
Such changes are reflected in the assumptions when they
occur.
Estimasi Umur Manfaat Aset Tetap
Grup melakukan penelahaan berkala atas masa manfaat
ekonomis aset tetap berdasarkan faktor-faktor seperti
kondisi teknis dan perkembangan teknologi di masa
depan. Hasil operasi di masa depan akan dipengaruhi
secara material atas perubahan estimasi ini yang
diakibatkan oleh perubahan faktor yang telah disebutkan
di atas (Nilai tercatat aset tetap disesuaikan dalam
Catatan 11).
Estimated Useful Lives of Fixed Asset
The Group reviews periodically the estimated useful lives
of fixed assets based on factors such as technical
specification and future technological developments.
Future results of operations could be materially affected
by changes in these estimates brought about by changes
in the factors mentioned (Carrying value of fixed asset is
presented in Note 11).
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 23 paraf:
Grup melakukan penelaahan berkala atas masa manfaat
renovasi bangunan sewa berdasarkan faktor-faktor
seperti manfaat di masa depan dan potensi keuntungan
yang diperoleh dari lokasi gerai yang disewa. Kondisi ini
dapat menyebabkan Grup melakukan penutupan gerai
apabila selama 3 tahun berturut-turut pendapatan yang
diperoleh lebih kecil dibandingkan dengan biaya
operasional gerai yang bersangkutan.
The Group reviews periodically the estimated useful lives
of renovation of rented buildings based on factors such as
future benefits and potential income that can be
generated from the rented store. This condition may
cause the Group to close the store if during 3 consecutive
year, the revenue generated is lower than the related
operational costs.
Imbalan Kerja
Nilai kini liabilitas imbalan pasca kerja tergantung pada
beberapa faktor yang ditentukan dengan dasar aktuarial
berdasarkan beberapa asumsi. Asumsi yang digunakan
untuk menentukan beban (penghasilan) neto mencakup
tingkat diskonto. Perubahan asumsi ini akan
mempengaruhi jumlah tercatat imbalan pasca kerja.
Employee Benefits
The present value of the post employee benefits
obligations depends on a number of factors that are
determined on an actuarial basis using a number of
assumptions. The assumptions used in determining the
net expenses (income) include the discount rate. Any
changes in these assumptions will impact the carrying
amount of post-employment benefits obligations.
Grup menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada
akhir periode pelaporan, yakni tingkat suku bunga yang
harus digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas
keluar masa depan estimasian yang diharapkan untuk
menyelesaikan liabilitas. Dalam menentukan tingkat suku
bunga yang sesuai, Grup mempertimbangkan tingkat
suku bunga obligasi pemerintah yang didenominasikan
dalam mata uang imbalan akan dibayar dan memiliki
jangka waktu yang serupa dengan jangka waktu liabilitas
yang terkait.
Asumsi kunci liabilitas imbalan kerja jangka panjang
sebagian ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini.
Informasi tambahan diungkapkan pada Catatan 19.
Nilai Wajar atas Instrumen Keuangan
Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan
yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia
di pasar aktif, ditentukan dengan menggunakan berbagai
teknik penilaian termasuk penggunaan model
matematika. Masukan (input) untuk model ini berasal dari
data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut
tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak
tersedia, pertimbangan Manajemen diperlukan untuk
menentukan nilai wajar. Pertimbangan tersebut
mencakup pertimbangan likuiditas tingkat diskonto,
tingkat pelunasan dipercepat, dan asumsi tingkat gagal
bayar. Nilai wajar atas instrumen keuangan disajikan
dalam Catatan 34.
The Group determines the appropriate discount rate at
the end of each reporting period. This is the interest rate
that should be used to determine the present value of
estimated future cash outflows expected to be required to
settle the obligations. In determining the appropriate
discount rate, the Group considers the interest rates of
government bonds that are denominated in the currency
in which the benefits will be paid and that have terms to
maturity approximating the terms of the related obligation.
Other key assumptions for long term employee benefit
liabilities are based in part on current market conditions.
Additional information is disclosed in Note 19.
Fair Value of Financial Instruments
Where the fair values of financial assets and financial
liabilities recorded on the financial statement position
cannot be derived from active markets, they are
determined using a variety of valuation techniques that
include the use of mathematical models. The inputs to
these models are derived from observable market data
where possible, but where observable market data are
not available, judgment is required to establish fair values.
The judgments include considerations of liquidity discount
rates, prepayment rates, and default rate assumptions.
Fair value of financial instrument presented in Note 34.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 24 paraf:
Pajak Penghasilan
Dalam situasi tertentu, Perusahaan tidak dapat
menentukan secara pasti jumlah liabilitas pajak mereka
pada saat ini atau masa depan karena proses
pemeriksaan, atau negosiasi dengan otoritas perpajakan.
Ketidakpastian timbul terkait dengan interpretasi dari
peraturan perpajakan yang kompleks serta jumlah dan
waktu dari penghasilan kena pajak di masa depan. Dalam
menentukan jumlah yang harus diakui terkait dengan
liabilitas pajak yang tidak pasti, Perusahaan menerapkan
pertimbangan yang sama yang akan mereka gunakan
dalam menentukan jumlah cadangan yang harus diakui
sesuai dengan PSAK 57, “Provisi, Liabilitas Kontinjensi,
dan Aset Kontinjensi”. Perusahaan membuat analisis
untuk semua posisi pajak terkait dengan pajak
penghasilan untuk menentukan jika liabilitas pajak untuk
manfaat pajak yang belum diakui harus diakui.
Perusahaan mereviu aset pajak tangguhan pada setiap
tanggal pelaporan dan mengurangi nilai tercatat jika tidak
ada kemungkinan bahwa laba kena pajak memadai untuk
mengkompensasi sebagian atau seluruh aset pajak
tangguhan. Perusahaan juga mereviu waktu yang
diharapkan dan tarif pajak atas pemulihan perbedaan
temporer dan menyesuaikan pengaruh atas pajak
tangguhan yang sesuai. Penjelasan lebih rinci
diungkapkan dalam Catatan 17.b.
Income Tax
In certain circumstances, the Company may not be able to
determine the exact amount of its current or future tax
liabilities due to ongoing investigations by, or negotiations
with, the taxation authority. Uncertainties exist with respect
to the interpretation of complex tax regulations and the
amount and timing of future taxable income. In
determining the amount to be recognized in respect of an
uncertain tax liability, the Company applies similar
considerations as it would use in determining the amount
of a provision to be recognized in accordance with
PSAK 57, “Provisions, Contingent Liabilities and
Contingent Assets.” The Company makes an analysis of
all tax positions related to income taxes to determine if a
tax liability for unrecognized tax benefit should be
recognized.
The Company reviews its deferred tax assets at each
reporting date and reduces the carrying amount to the
extent that it is no longer probable that sufficient taxable
profits will be available to allow all or part of the deferred
tax assets to be utilized. The Company also reviews the
expected timing and tax rates upon reversal of temporary
differences and adjusts the impact of deferred tax
accordingly. Further details are disclosed in Note 17.b.
Estimasi Pajak Tangguhan
Pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan
jumlah pajak tangguhan yang diakui sebagai laba atau
rugi serta jumlah yang dicatat sebagai aset pajak
tangguhan. Pengakuan tersebut dilakukan hanya jika
besar kemungkinan aset tersebut akan terpulihkan dalam
bentuk manfaat ekonomi yang akan diterima pada
periode mendatang, dimana perbedaan temporer dan
akumulasi rugi fiskal masih dapat digunakan. Manajemen
juga mempertimbangkan estimasi penghasilan kena
pajak di masa datang dan perencanaan stratejik
perpajakan dalam mengevaluasi aset pajak
tangguhannya agar sesuai dengan peraturan perpajakan
yang berlaku maupun perubahannya. Sebagai akibatnya,
terkait dengan sifat bawaannya, ada kemungkinan bahwa
perhitungan pajak tangguhan berhubungan dengan pola
yang kompleks dimana penilaian memerlukan
pertimbangan dan tidak diharapkan menghasilkan
perhitungan yang akurat. Penjelasan lebih rinci
diungkapkan dalam Catatan 17.c.
Estimated Deferred Tax
Management judgment is required to determine the
amount of deferred tax recognized in profit or loss and the
amount recorded as deferred tax assets. Recognition is
done only when it is probable the asset will be recovered
in the form of economic benefits that will be received in
future periods, in which temporary differences and
accumulated tax losses can still be used. Management
also considers the estimated taxable income in future
taxation and strategic planning in the evaluation of
deferred tax assets to comply with applicable tax laws and
changes. As a result, related to the nature of the load, it is
likely that the deferred tax calculation relates to complex
patterns in which assessment requires judgment and is
not expected to result in an accurate calculation. Further
details are disclosed in Note 17.c.
Pertimbangan Penting dalam Penentuan Kebijakan Akuntansi
Critical Judgments in Applying the Accounting Policies
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam
rangka penerapan kebijakan akuntansi Grup yang
memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang
diakui dalam laporan keuangan konsolidasian:
The following judgments are made by management in the
process of applying the Group’s accounting policies that
have the most significant effects on the amounts
recognized in the consolidated financial statements:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 25 paraf:
Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan
Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas
tertentu sebagai aset dan liabilitas keuangan dengan
pertimbangan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55
(Revisi 2011) terpenuhi. Dengan demikian, aset
keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan
kebijakan akuntansi Grup seperti diungkapkan pada
Catatan 2.n.
Classification of Financial Assets and Liabilities
The Group determine the classifications of certain assets
and liabilities as assets and financial liabilities by judging if
they meet the definitions set forth in SFAS No. 55
(Revised 2011). Accordingly, the financial assets and
financial liabilities are accounted for in accordance with the
Group accounting policies disclosed in Note 2.n.
3. Kas dan Setara Kas 3. Cash and Cash Equivalents
2014 2013
Rp Rp
Kas 2,792,652 4,181,419 Cash on Hand
Bank Cash in Bank
Rupiah Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero)Tbk 3,596,944 4,203,036 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Central Asia Tbk 1,589,730 1,435,181 PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Permata Tbk 1,063,623 886,127 PT Bank Permata Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 865,442 2,100,435 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 400,340 364,902 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Mega Tbk 71,575 42,274 PT Bank Mega Tbk
Deutsche Bank 19,616 12,662 Deutsche Bank
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 2,927 238,043 PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank Internasional Indonesia Tbk -- 336,071 PT Bank Internasional Indonesia Tbk
PT Bank OCBC NISP Tbk -- 2,922 PT Bank OCBC NISP Tbk
7,610,197 9,621,653
US Dolar US Dollar
PT Bank Mutiara Tbk (2014 : USD32,683.89; PT Bank Mutiara Tbk (2014 : USD32,683.89;
2013 : USD33,513.99) 406,588 408,502 2013 : USD33,513.99)
406,588 408,502
Total Bank 8,016,785 10,030,155 Total Cash in Banks
Deposito Berjangka Time Deposit
Rupiah Rupiah
PT Bank Artha Graha International Tbk 500,000 -- PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
Total Kas dan Setara Kas 11,309,437 14,211,574 Total Cash and Cash and Cash Equivalents
Deposito Berjangka Time Deposits
Tingkat Suku Bunga Kontraktual 10% -- Contractual Interest Rates
Jatuh Tempo 3 bulan/months -- Maturity Period
4. Investasi Tersedia untuk Dijual 4. Available for Sale Investments
Akun ini terdiri dari:
This account consists of:
2014 2013
Rp Rp
Tersedia untuk Dijual Available for Sale
Instrumen Ekuitas 2,436,387 2,436,387 Equity Instrument
Pelepasan Saham (1,712,101) -- Stock Divestment
Total Instrumen Ekuitas 724,286 2,436,387 Total Equity Instrument
Laba yang Belum Direalisasi atas Aset Keuangan Unrealized Gain on
yang dikategorikan Sebagai Tersedia untuk Dijual 16,315,723 32,712,675 Financial Asset Classified as Available For Sale
Total Investasi 17,040,009 35,149,062 Total Investments
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 26 paraf:
Investasi pada efek ekuitas merupakan investasi 8.447.600
lembar saham PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (MREI)
yang merupakan investasi tersedia untuk dijual dengan harga
perolehan sebesar Rp135 per saham. Pada bulan Juni 2004
Perusahaan menerima dividen saham sebesar 1.689.520 saham
dengan nilai Rp400 per saham serta saham bonus sebesar
844.760 saham. Bulan Agustus 2009 menerima 1.937.978
saham dividen dengan nilai Rp320 per saham serta saham
bonus sebesar 599.012 saham. Pada tanggal 14 November
2014, Perusahaan telah melakukan pelepasan saham sebesar
9.500.000 saham dengan nilai Rp2.750 per saham. Keuntungan
dari pelepasan saham tersebut sebesar Rp24.341.055 diakui
dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun dalam
akun “Laba Pelepasan Investasi” (Catatan 28). Pada tanggal
31 Desember 2014 dan 2013, Perusahaan mempunyai
4.018.870 dan 13.518.870 saham.
Investment in equity instrument is represented by investment in
8,447,600 shares of PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk
(MREI) which is classified as available for sale with an
acquisition price of Rp135 per share. In June 2004, the
Company received shares dividend of 1,689,520 shares, at
Rp400 per share and bonus shares of 844,760 shares. In
August 2009 recieved 1,937,978 shares dividend, at Rp320 per
shares and bonus shares of 599,012 shares. On November 14,
2014 the Company has divested 9,500,000 shares at Rp2,750
per shares. Gain on investment divestment amounting to
Rp24,341,055 was recognized in the current consolidated
statement of comprehensive income as “Gain on Divestment of
Investment” (Note 28). On December 31, 2014 and 2013, the
Company has 4,018,870 and 13,518,870 shares.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, nilai pasar MREI per
lembar masing-masing sebesar Rp4.240 dan Rp2.600 sehingga
nilai wajar pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-
masing sebesar Rp17.040.009 dan Rp35.149.062. Selisih harga
pasar dengan harga perolehan yang merupakan laba yang
belum direalisasikan masing-masing sebesar Rp16.315.723 dan
Rp32.712.675 pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
disajikan sebagai pendapatan komprehensif lainnya.
On December 31, 2014 and 2013, market price for MREI
shares is Rp4,240 and Rp2,600 respectively, which resulted in
fair value of on December 31, 2014 and 2013 amounting to
Rp17,040,009 and Rp35,149,062 respectively. The difference
between market price over its acquisition price which
represents the unrealized gain of Rp16,315,723 and
Rp32,712,675 as of December 31, 2014 and 2013,
respectively, were recorded as a other comprehensive income.
5. Piutang Usaha-Pihak Ketiga 5. Trade Receivables-Third Parties
Piutang ini merupakan tagihan atas pemakaian bahan baku
kepada franchise, pengguna merek dan logo Grup melalui
perjanjian waralaba masing-masing per 31 Desember 2014 dan
2013 sebesar Rp2.130.487 dan Rp2.029.076. Seluruh piutang ini
jatuh tempo dalam waktu satu bulan.
This account represents the receivables from usage of raw
material by franchisees, the users of trademark and logo of the
Group through franchise agreement, the balance were
Rp2,130,487 and Rp2,029,076 as of December 31, 2014 and
2013, respectively. All of these trade receivables are due within
one month.
Grup tidak membentuk cadangan kerugian penurunan nilai
piutang usaha karena tidak terdapat indikasi penurunan nilai dan
manajemen juga berkeyakinan bahwa piutang usaha seluruhnya
dapat ditagih.
The Group did not provide allowance for impairment of trade
receivables since there was no indication of impairment issue,
and the management also believes that all trade receivables
are collectible.
6. Aset Keuangan Lancar Lainnya 6. Other Current Financial Assets
Akun ini terdiri dari: This account consists of:
2014 2013
Rp Rp
Investasi Jangka Pendek 3,500,000 1,500,000 Short-Term Investment
Pihak Ketiga Third Parties
Piutang Lain-lain 246,515 19,368 Other Receivables
Total Aset Keuangan Lancar Lainnya 3,746,515 1,519,368 Total Other Current Financial Assets
Investasi jangka pendek pada 31 Desember 2014 dan 2013
merupakan deposito pada PT Bank Victoria International Tbk dan
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk sebesar Rp3.500.000
dan Rp1.500.000 dengan jangka waktu selama 6 bulan dengan
tingkat bunga tahunan sebesar 8% - 11%.
Short term investment on December 31, 2014 and 2013
represents time deposits at PT Bank Victoria International Tbk
and PT Bank Artha Graha Internasional Tbk amounted to
Rp3,500,000 and Rp1,500,000, respectively, for six months
period and bears interest rate of 8% - 11% per annum.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 27 paraf:
Piutang kepada karyawan diberikan oleh Grup tanpa bunga
dan pembayarannya dilakukan dengan memotong gaji
karyawan yang bersangkutan.
The other receivables account represents non-interest bearing
loan provided by the Group to its employees which are being
paid through salary deduction.
7. Persediaan 7. Inventories
Akun ini terdiri dari: This account consists of: 2014 2013Rp Rp
Persediaan Barang Dagangan Merchandises
Ayam Segar dan Ayam Marinasi 5,031,970 5,246,603 Fresh and Marinated Chicken
Bahan Pelengkap 4,364,055 3,739,712 Complimentary Material
Bahan Pembungkus 7,034,938 3,406,290 Packaging
Bahan Makanan 3,251,679 1,499,351 Food Material
Bahan Minuman 2,207,777 1,657,073 Beverages
21,890,419 15,549,029
Persediaan Non Barang Dagangan Non Merchandises
Suku Cadang 2,160,007 1,935,783 Spareparts
Souvenir 2,664,089 1,109,000 Souvenir
Gas dan Bahan Pembersih 546,604 838,453 Gas and Cleaner
Seragam 246,336 199,308 Uniform
Lain-lain 63,528 68,093 Others
5,680,564 4,150,637
Total 27,570,983 19,699,666 Total
Persediaan Grup dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman yang
diperoleh dari PT Bank Central Asia Tbk (Catatan 13).
Inventories of the Group are secured for loan facilities obtained
from PT Bank Central Asia Tbk (Note 13).
Persediaan barang dagangan Grup per 31 Desember 2014 dan
2013 telah diasuransikan dengan nilai pertanggungan masing-
masing sebesar Rp19.684.100 dan Rp21.742.000. Manajemen
berpendapat bahwa jumlah pertanggungan tersebut cukup untuk
menutupi kemungkinan kerugian yang timbul.
As of December 31, 2014 and 2013, the Group’s merchandise
inventories have an insurance coverage amounted to
Rp19,684,100 and Rp21,742,000, respectively. Management
believes that the coverage value is adequate to cover any
possible losses on the insured assets.
Manajemen Grup berkeyakinan bahwa tidak terjadi penurunan
terhadap nilai persediaan serta tidak terdapat persediaan yang
usang.
Management of the Group believes that there is no event or
change in circumstances that indicates material impairment on
inventories and there are no obsolete inventories.
8. Bagian Lancar atas Biaya Dibayar di Muka 8. Current Portion of Prepaid Expenses
Akun ini terdiri dari:
This account consists of:
2014 2013
Rp Rp
Sewa dan Service Charge 30,183,794 22,406,637 Rental and Service Charge
Asuransi 306,229 425,907 Insurance
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp50 Juta) 2,892,480 2,599,248 Others (each below Rp50 Millions)
33,382,503 25,431,792
Dikurangi: Bagian Jangka Panjang (5,673,623) (8,022,232) Less: Long Term Portion
Total Bagian Lancar atas Biaya Dibayar Di Muka 27,708,880 17,409,560 Total Current Portion of Prepaid Expenses
Sewa dan service charge merupakan pembayaran di muka atas
sewa ruang kantor pusat, gerai dan gudang.
Rental and service charge represent the advance payment of
rental for head office, outlets and warehouse.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 28 paraf:
9. Aset Lancar Lainnya 9. Other Current Assets
Akun ini merupakan uang muka pembukaan gerai baru, uang
muka renovasi gerai, uang muka pembelian persediaan dan
uang muka operasional lainnya, masing-masing sebesar
Rp9.033.215 dan Rp13.423.677 pada tanggal 31 Desember
2014 dan 2013.
This accounts represents advance payments for opening new
outlets, outlets renovation, purchase of inventories and other
operational advances, the balance were Rp9,033,215 and
Rp13,423,677 as of December 31, 2014 and 2013, respectively.
10. Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya 10. Other Non Current Financial Assets
Akun ini terdiri dari: This account consists of:
2014 2013
Rp Rp
Uang Jaminan Sewa Gerai 2,997,147 3,057,477 Outlets Rental Deposits
Uang Jaminan Listrik, Telepon dan Lainnya 367,622 295,304 Electricity, Telephone and Other Deposits
Total 3,364,769 3,352,781 Total
Uang jaminan sewa gerai dikenakan atas lokasi gerai yang
disyaratkan pengelola gedung dalam perjanjian. Uang jaminan ini
dapat diterima kembali bila Grup telah memenuhi segala liabilitas
yang disyaratkan pada saat kontrak sewa berakhir.
Outlets rental deposits are charged to outlet locations which is
required by the property owners as stated in the related
agreement. The deposit is refundable if the Group have
completed all terms and conditions stated in the agreement at the
end of rental period.
11. Aset Tetap 11. Property and Equipment
Saldo Awal/ Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Akhir/
Beginning Additions Deductions Ending
Balance Balance
Rp Rp Rp Rp
Harga Perolehan Acquisition Cost
Kepemilikan Langsung Direct Ownership
Hak atas Tanah 25,657,519 -- -- 25,657,519 Landright
Bangunan 10,570,979 169,500 2,082,728 8,657,751 Building
Mesin 636,317 228,486 202,539 662,264 Machineries
Kendaraan Bermotor 7,110,958 662,536 2,028,914 5,744,580 Motor Vehicles
Furniture 9,868,441 1,477,256 1,845,569 9,500,128 Furniture
Perlengkapan Restoran 87,469,816 20,691,037 28,118,968 80,041,885 Store Equipments
Subtotal 141,314,030 23,228,815 34,278,718 130,264,127 Subtotal
Renovasi Bangunan Sewa 76,815,461 38,921,306 5,944,809 109,791,958 Renovation of Rented Building
Total harga perolehan 218,129,491 62,150,121 40,223,527 240,056,085 Total cost
Akumulasi Penyusutan Accumulated Depreciation
Kepemilikan Langsung Direct Ownership
Bangunan 1,972,218 418,913 22,051 2,369,080 Building
Mesin 508,555 33,013 64,118 477,450 Machineries
Kendaraan Bermotor 4,608,146 756,496 2,173,809 3,190,833 Motor Vehicles
Furniture 4,540,384 797,737 2,218,439 3,119,682 Furniture
Perlengkapan Restoran 47,970,613 4,418,171 24,129,730 28,259,054 Store Equipments
Subtotal 59,599,916 6,424,330 28,608,147 37,416,099 Subtotal
Renovasi Bangunan Sewa 29,795,097 8,777,244 9,890,315 28,682,026 Renovation of Rented Building
Total akumulasi penyusutan 89,395,013 15,201,574 38,498,462 66,098,125 Total accumulated depreciation
Nilai buku bersih 128,734,478 173,957,960 Net book value
2014
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 29 paraf:
Saldo Awal/ Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Akhir/
Beginning Additions Deductions Ending
Balance Balance
Rp Rp Rp Rp
Harga Perolehan Acquisition Cost
Kepemilikan Langsung Direct Ownership
Hak atas Tanah 25,657,519 -- -- 25,657,519 Landright
Bangunan 8,300,692 2,270,287 -- 10,570,979 Building
Mesin 685,892 -- 49,575 636,317 Machineries
Kendaraan Bermotor 6,298,002 812,956 -- 7,110,958 Motor Vehicles
Furniture 8,100,897 2,433,799 666,255 9,868,441 Furniture
Perlengkapan Restoran 77,663,990 15,123,725 5,317,899 87,469,816 Store Equipments
Subtotal 126,706,992 20,640,767 6,033,729 141,314,030 Subtotal
Renovasi Bangunan Sewa 66,133,830 14,033,526 3,351,895 76,815,461 Renovation of Rented Building
Total harga perolehan 192,840,822 34,674,293 9,385,624 218,129,491 Total cost
Akumulasi Penyusutan Accumulated Depreciation
Kepemilikan Langsung Direct Ownership
Bangunan 1,773,736 198,482 -- 1,972,218 Building
Mesin 535,473 22,657 49,575 508,555 Machineries
Kendaraan Bermotor 3,798,837 809,309 -- 4,608,146 Motor Vehicles
Furniture 4,557,470 632,564 649,650 4,540,384 Furniture
Perlengkapan Restoran 46,466,447 5,333,397 3,829,231 47,970,613 Store Equipments
Subtotal 57,131,963 6,996,409 4,528,456 59,599,916 Subtotal
Renovasi Bangunan Sewa 25,109,344 6,116,446 1,430,693 29,795,097 Renovation of Rented Building
Total akumulasi penyusutan 82,241,307 13,112,855 5,959,149 89,395,013 Total accumulated depreciation
Nilai buku bersih 110,599,515 128,734,478 Net book value
2013
Rincian pengurangan aset tetap yang merupakan penjualan aset
adalah sebagai berikut:
Deductions in assets which represent sale of assets are as
follows:
2014 2013
Rp Rp
Nilai Buku 555,824 1,517,775 Book Value
Harga Jual 1,185,711 2,764,441 Selling Price
Keuntungan Penjualan Aset Tetap (Catatan 28) 629,888 1,246,666 Gain on Sale of Fixed Assets (Note 28)
Rugi Penghapusan Aset Tetap (Catatan 28) 1,169,241 1,427,964 Loss on Write-off of Assets (Note 28)
Total (539,353) (181,298) Total
Pembebanan penyusutan tahun 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut (Catatan 26 dan 27):
Depreciation charged for 2014 and 2013 are as follows (Notes 26 and 27):
2014 2013
Rp Rp
Biaya Penjualan 13,701,428 11,380,112 Selling Expenses
Biaya Umum dan Administrasi 1,500,146 1,732,743 General and Administrative Expenses
Total 15,201,574 13,112,855 Total
Aset tetap berupa tanah dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman
yang diperoleh dari PT Bank Central Asia Tbk (Catatan 13).
Land is pledged as collateral for loan obtained from PT Bank
Central Asia Tbk (Note 13).
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 30 paraf:
Aset tetap Grup per 31 Desember 2014 dan 2013 telah
diasuransikan masing-masing dengan nilai pertanggungan
Rp110.305.414 dan Rp97.960.954. Manajemen berpendapat
bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi
kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
The Group’s property and equipment as of December 31, 2014
and 2013 have been insured with the coverage value of
Rp110,305,414 and Rp97,960,954, respectively. The
Management believes that the coverage value is adequate to
cover possible loss over the insured assets.
Renovasi bangunan sewa per 31 Desember 2014 dan 2013, telah
diasuransikan masing-masing dengan nilai pertanggungan
sebesar Rp80.572.952 dan Rp59.734.142. Manajemen
berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk
menutupi kemungkinan kerugian yang timbul.
Renovation of rented building as of December 31, 2014 and
2013, have been insured with coverage value of
Rp80,572,952 and Rp59,734,142, respectively. The
Management believes that the coverage value is adequate to
cover any possible loss.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 manajemen
berkeyakinan bahwa tidak ada indikasi perubahan keadaan-
keadaan yang menyebabkan nilai aset mengalami penurunan
nilai.
As of December 31, 2014 and 2013 the management believes
that there are no indications of changes in condition that might
cause an impairment in value of assets.
12. Aset Tidak Lancar Lainnya 12. Other Non Current Assets
Akun ini merupakan aset yang belum digunakan seperti
peralatan kantor yang dibeli untuk digunakan untuk outlet baru
oleh Grup, masing-masing sebesar Rp9.184.813 dan
Rp6.838.503 pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.
This account represent unused assets such as store equipments
purchased by the Group to be used for the new stores, the
balance amounted to Rp9,184,813 and Rp6,838,503 as of
December 31, 2014 and 2013, respectively.
13. Utang Bank Jangka Pendek 13. Short Term Bank Loans
2014 2013
Rp Rp
PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Central Asia Tbk
Pinjaman Rekening Koran 140,761 6,802,918 Overdraft
Pinjaman Berjangka Waktu 9,500,000 2,700,000 Time Loan Revolving
Total 9,640,761 9,502,918 Total
Pada tanggal 10 Agustus 2009, Perusahaan memperoleh
fasilitas Pinjaman Rekening Koran (PRK) dengan jumlah plafon
Rp7.500.000 dari PT Bank Central Asia Tbk. Perjanjian fasilitas
ini telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir melalui
perjanjian kredit No. 76, tanggal 22 Desember 2014 yang
menambah jumlah plafon menjadi Rp13.000.000 dan
memperpanjang jatuh tempo fasilitas ini sampai dengan
10 Agustus 2015. Pinjaman ini dikenakan bunga 12% per tahun.
Saldo pinjaman rekening koran per 31 Desember 2014 dan 2013
masing-masing sebesar Rp140.761 dan Rp6.802.918.
Berdasarkan perjanjian kredit tanggal 22 Juli 2011, Perusahaan
juga memperoleh fasilitas pinjaman Time Loan Revolving dengan
jumlah plafon Rp2.500.000. Perjanjian fasilitas ini telah
mengalami perubahan, terakhir melalui perjanjian kredit
No. 76 tanggal 22 Desember 2014 yang menambah jumlah
plafon menjadi Rp9.500.000 dan memperpanjang jatuh tempo
fasilitas ini sampai dengan 10 Agustus 2015. Pinjaman ini
dikenakan tingkat bunga 11,75% per tahun. Saldo pinjaman
berjangka waktu per 31 Desember 2014 dan 2013 masing-
masing adalah Rp9.500.000 dan Rp2.700.000.
On August 10, 2009, the Company obtained Overdraft facility
with maximum limit of Rp7,500,000 from PT Bank Central Asia
Tbk. This facility agreement has been amended several times,
most recently, through loan agreement No. 76 dated
December 22, 2014 which extended maximum limit amounted
to Rp13,000,000 and the term period of facility up to August 10,
2015. This loan bears annual interest rate of 12% per annum.
The outstanding balance of loan as of December 31, 2014 and
2013 are amounted to Rp140,761 and Rp6,802,918,
respectively.
Related to the above mentioned loan agreement dated
July 22, 2011, the Company also obtained a Time Loan
Revolving facility with maximum limit of Rp2,500,000. This
facility agreement has been amended, most recently, through
loan agreement No. 76 dated December 22, 2014 which
extended maximum limit amounted to Rp9,500,000 and the
term period of facility up to August 10, 2015. This loan bears
annual interest rate of 11.75% per annum.
The outstanding balance of loan as of December 31, 2014 and
2013 are amounting to Rp9,500,000 and Rp2,700,000,
respectively.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 31 paraf:
Utang bank ini dijamin dengan aset Perusahaan sebagai berikut: a. Tanah dan bangunan seluas 1.350 meter persegi dengan
Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 481 atas nama Perusahaan, yang terletak di Jl. AH. Nasution No. 88, Kelurahan Pangkalan Masyhur, Kecamatan Medan Johor, Kotamadya Medan (Catatan 11).
b. Tanah dan bangunan (ruko) seluas 108 meter persegi dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 548 atas nama Perusahaan, yang terletak di Komplek Ruko Harapan Baru 1 Blok DA-3 No. 14, Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Bekasi Barat, Kabupaten Bekasi (Catatan 11).
This bank loans are secured by the Group’s assets as follows: a. Land and building covering 1,350 square meters under
Building Right Title No. 481 registered under the name of the Company, located at Jl. AH. Nasution No. 88, Pangkalan Masyhur sub district, Medan Johor district, Medan City (Note 11).
b. Land and building (shop) covering 108 square meters under Building Right Title No.548 registered under the name of the Company, located at Komplek Ruko Harapan Baru 1 Blok DA-3 No. 14, Kotabaru sub district, West Bekasi district, Bekasi Regency (Note 11).
c. Tanah dan bangunan (ruko) seluas 170 meter persegi dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 549 atas nama Perusahaan, yang terletak di Komplek Ruko Harapan Baru 1 Blok DA-3 No. 15, Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Bekasi Barat, Kabupaten Bekasi (Catatan 11).
d. Tanah dan bangunan seluas 270 meter persegi dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 722 atas nama Perusahaan, yang terletak di Jl. Pondok Kopi Raya Blok A6 No 14-A, Kelurahan Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur (Catatan 11).
e. Persediaan barang berupa bahan makanan dan minuman yang dimiliki oleh Perusahaan (Catatan 7).
c. Land and building (shop) covering 170 square meters under Building Right Title No.549 registered under the name of the Company, located at Komplek Ruko Harapan Baru 1 Blok DA-3 No. 15, Kotabaru sub district, West Bekasi district, Bekasi Regency (Note 11)
d. Land and building covering 270 square meters under Building Right Title No. 722 registered under the name of the Company, located at Jl. Pondok Kopi Raya Blok A6 No. 14-A, Pondok Kopi sub district, Duren Sawit district, East Jakarta (Note 11).
e. Inventories of goods in the form of food and beverages that are owned by the Company (Note 7).
14. Utang Usaha-Pihak Ketiga 14. Trade Payables-Third Parties Merupakan utang usaha Grup kepada para pemasok bahan
baku, terdiri dari:
This account represents the Group's payable to suppliers for
purchase of raw material, consist of the following:
2014 2013
Rp Rp
Pihak Ketiga Third Parties
PT Sukanda Jaya 2,077,057 1,107,601 PT Sukanda Jaya
PT Buana Distrindo 1,979,972 878,277 PT Buana Distrindo
PT Ciomas Adisatwa 1,944,370 746,808 PT Ciomas Adisatwa
PT Karawang Foods Lestari 1,541,345 472,185 PT Karawang Foods Lestari
PT Sinar Sosro 1,175,791 739,806 PT Sinar Sosro
PT Unilever Indonesia 1,099,770 1,172,495 PT Unilever Indonesia
PT Putra Mandiri 1,082,842 1,149,694 PT Putra Mandiri
PT Sumber Pangan Sejahtera 891,124 254,650 PT Sumber Pangan Sejahtera
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk 635,713 560,491 PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk
PT Lasalle Food Indonesia 612,479 173,264 PT Lasalle Food Indonesia
PT Wonokoyo Jaya Corporindo 611,837 529,234 PT Wonokoyo Jaya Corporindo
PT Belfoods Indonesia 594,405 -- PT Belfoods Indonesia
PT Gosyen Pasific Sukses Makmur 527,760 163,434 PT Gosyen Pasific Sukses Makmur
PT Jaya Gas Indonesia 504,634 577,550 PT Jaya Gas Indonesia
UD Waluyo 48,638 798,032 UD Waluyo
PT Rotaryana Jakarta -- 530,524 PT Rotaryana Jakarta-- --
Lain-lain (masing-masing di bawah Others (each below
Rp500 juta) 5,693,949 5,728,409 Rp500 million)
Total 21,021,686 15,582,454 Total
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 32 paraf:
Rincian umur utang usaha pihak ketiga dihitung sejak tanggal
faktur adalah sebagai berikut:
A detail of aging trade payables-third parties based on its
invoice date is as follows:
2014 2013
Rp Rp
Belum jatuh tempo 12,203,097 10,930,359 Not yet due
Telah Jatuh Tempo: Over Due :
1 - 30 Hari 8,213,786 4,646,650 1 - 30 days
31 - 60 Hari 604,803 5,445 31 - 60 days
Total Utang Usaha Pihak Ketiga 21,021,686 15,582,454 Total Trade Payables-Third Parties
Seluruh utang usaha Grup adalah dalam mata uang Rupiah.
All Group’s trade payables are denominated in Rupiah.
15. Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya 15. Other Current Financial Liabilities
Akun ini merupakan utang lainnya kepada pihak ketiga atas
pembelian lainnya selain bahan baku dan deposit royalti, masing-
masing sebesar Rp12.769.575 dan Rp5.384.089 pada
31 Desember 2014 dan 2013.
This account represents other payable to third parties for
purchases other than raw materials and royalty deposits,
amounting to Rp12,769,575 and Rp5,384,089 as of
December 31, 2014 and 2013, respectively.
Seluruh liabilitas jangka pendek lainnya Grup adalah dalam mata
uang Rupiah.
All Group’s other current liabilities are denominated in Rupiah.
16. Beban Akrual 16. Accrued Expenses
Akun ini terdiri dari: This account consists of:
2014 2013
Rp Rp
Sewa Gedung dan Service Charge 1,705,037 3,592,532 Building Rent and Service Charges
Listrik, Air, Telepon, dan Gas 1,882,790 2,291,789 Electricity, Water, Telephone and Gas
Pelayanan Konsumen 241,221 756,711 Customer Service
Bunga Pinjaman 581,750 608,433 Interest on Loan
Biaya Operasional Toko 217,044 181,679 Store Operational Cost
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 Juta ) 835,379 477,597 Others (each below Rp 50 million)
Total 5,463,221 7,908,741 Total
Bunga pinjaman merupakan bunga atas fasilitas pinjaman bank
diperoleh Grup (Catatan 13 dan 18).
Loan interest represents accrual of interest from bank loan
facilities obtained by the Group (Notes 13 and 18).
17. Perpajakan 17. Taxation a. Pajak Dibayar di Muka a. Prepaid Tax
Akun ini merupakan Pajak Penghasilan 28 A Tahun 2014 atas
lebih bayar pajak penghasilan badan yang diakibatkan oleh rugi
fiskal Perusahaan sebesar Rp3.104.778 dan nihil untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.
This account is an Income Tax Article 28 A Year 2014
represents overpayment of corporate income tax caused by
the Company’s fiscal loss amounted to Rp3,104,778 and nil
for the years ended December 31, 2014 and 2013.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 33 paraf:
b. Beban Pajak Penghasilan b. Income Tax Expense
2014 2013
Rp Rp
Pajak Kini: Current Tax:
Perusahaan -- (5,886,806) The Company
Entitas Anak (1,445,524) (1,335,416) Subsidiaries
Pajak Tangguhan: Deferred Tax:
Perusahaan (3,889,401) (1,793,763) The Company
Entitas Anak 88,216 (27,022) Subsidiaries
Total Beban Pajak Penghasilan Total Consolidated Income
Konsolidasian- Bersih (5,246,709) (9,043,007) Tax Expenses - Net
Pajak Kini
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan laba fiskal
untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31.Desember
2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
Current Tax
A reconciliation between income before income tax as
presented in the consolidated statements of comprehensive
income with tax income for the years ended December 31,
2014 and 2013, is as follows:
2014 2013
Rp Rp
Laba Sebelum Taksiran Pajak Income Before Income Tax
Penghasilan Sesuai dengan Laporan presented in the to Consolidated
Laba Rugi Konsolidasian Komprehensif 26,738,233 34,387,014 Statements of Comprehensive Income
Dikurangi : Less:
Laba Sebelum Pajak Entitas Anak 5,650,334 5,190,786 Income Before IncomeTax of Subsidiaries
Laba Sebelum Pajak Income Before
Penghasilan Perusahaan 21,087,899 29,196,228 Income Tax of The Company
Perbedaan Waktu: Timing Differences:
Penyusutan Aset Tetap (15,009,003) (7,003,703) Depreciation of Fixed Assets
Manfaat Imbalan Kerja (548,602) (171,350) Employee Benefits
(15,557,605) (7,175,053)
Perbedaan Permanen: Permanent Differences:
Penyusutan Penghapusan Depreciation from Fixed
Aset Tetap 1,769,429 (22,129) Assets Written-Off
Perjamuan dan Hadiah 929 4,474 Entertainment and Donation
Laba Penjualan Aset Tetap 465,005 532,535 Gain on Seliing Fixed Assets
Laba Penghapusan Aset Lain-lain (8,014) 1,060,209 Gain on Other Assets Written Off
Keuntungan Penjualan saham (24,341,055) -- Gain on stock divestment
Pendapatan Deposito Interest Income on Time Deposit
dan Jasa Giro (36,529) (49,040) and Current Accounts
(22,150,235) 1,526,049
Estimasi Laba Kena Pajak (Rugi Fiskal) Tahun Berjalan (16,619,941) 23,547,224 Estimated Taxable Income (Fiscal Loss) for the Year
Pembulatan (16,619,000) 23,547,000 Rounded - off
Estimasi Pajak Kini - Perusahaan -- 5,886,806 Estimated Current Income Tax - The Company
Estimasi Pajak Kini Entitas Anak 1,445,524 1,335,416 Estimated Current Income Tax - Subsidiaries
Beban Pajak Kini Konsolidasian 1,445,524 7,222,222 Consolidated Current Tax Expenses
Pajak Penghasilan Dibayar di Muka Prepayments of Income Tax
Perusahaan The Company
Pasal 23 (1,128,859) (922,194) Article 23
Pasal 25 (1,975,919) (4,869,714) Article 25
Estimasi Utang (Lebih Bayar) Pajak - Perusahaan (3,104,778) 94,898 Estimated Tax Payable (Overpayment) - The Company
Entitas Anak Subsidiaries
Pasal 25 (1,292,125) (1,063,856) Article 25
Estimasi Utang Pajak - Entitas Anak 153,399 271,560 Estimated Tax Payable - Subsidiaries
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 34 paraf:
2014 2013
Rp Rp Estimasi Kurang Bayar Pajak Penghasilan Badan Under Estimated Corporate Income Tax
Konsolidasian 153,399 366,458 Consolidated
Estimasi Lebih Bayar Pajak Penghasilan Badan Over Estimated Corporate Income Tax
Konsolidasian (3,104,778) -- Consolidated
Sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan Indonesia, pajak
penghasilan badan dihitung secara tahunan untuk Perusahaan
dan masing-masing entitas anak sebagai entitas hukum yang
terpisah (laporan keuangan konsolidasian tidak dapat
digunakan untuk menghitung pajak penghasilan badan).
In accordance with Indonesia Taxation Law, corporate income
tax is calculated for the Company and each of its subsidiaries
in the understanding that they are separate legal entities (the
consolidated financial statements are not permitted for
computing corporate income tax) on an annual basis.
Perhitungan Penghasilan Kena Pajak Laba Fiskal untuk tahun
yang berakhir 31 Desember 2013 tersebut di atas telah sesuai
dengan Surat Pemberitahuan Tahun (SPT) Pajak 2013 yang
dilaporkan Perusahaan kepada kantor pajak untuk tahun pajak
2013. Laba kena pajak tahun 2014 tersebut diatas akan
menjadi dasar dalam pengisian SPT Tahun 2014.
Calculation of Taxable Income Tax Income for the year ended
December 31, 2013 above are in accordance with the
Corporate Income Tax Returns (SPT) for Fiscal Year 2013
that the Company reported to the tax office for 2013 fiscal
year. Taxable income for 2014 above will be the basis in filling
SPT for Fiscal Year 2014.
Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba
komersial sebelum pajak penghasilan dengan dan tarif pajak
penghasilan yang berlaku adalah sebagai berikut:
A reconciliation between income tax expense with the result of
computation of commercial income with the prevailing tax rate
is as follows:
2014 2013
Rp Rp
Laba Sebelum Beban Pajak Penghasilan Income Before Income Tax
Menurut Laporan Laba Rugi as presented in the to Consolidated
Komprehensif Konsolidasian 26,738,233 34,387,014 Statements of Comprehensive Income
Laba Entitas Anak (5,650,334) (5,190,786) Income of Subsidiaries
Laba Komersil Perusahaan 21,087,899 29,196,228 Commercial Income - the Company
Pajak Penghasilan Dihitung dengan Income Tax Calculated using
Tarif Pajak Yang Berlaku (5,271,975) (7,299,057) Current Tax Rate
Beban yang Tidak Dapat Menjadi
Pengurang Pajak 1,373,442 (393,772) Non Deductible Expenses
Penghasilan Tidak Kena Pajak/Dikenakan Non-Taxable Income/
Pajak Final 9,132 12,260 Subject to Final Tax
Total Beban Pajak Penghasilan Perusahaan (3,889,401) (7,680,569) Total of Company Income Tax Expenses
Pajak Kini Entitas Anak (1,445,524) (1,335,416) Current Tax - Subsidiaries
Pajak Tangguhan Entitas Anak 88,216 (27,022) Deferred Tax - Subsidiaries
Total Beban Pajak Penghasilan - Total of Income Tax Expenses-
Entitas Anak (1,357,308) (1,362,438) Subsidiaries
Total Beban Pajak Penghasilan Konsolidasian (5,246,709) (9,043,007) Total Consolidated Income Tax Expenses
c. Aset (Liabilitas) Pajak Tangguhan c. Deferred Tax Assets (Liabilities)
Rincian aset dan liabilitas pajak tangguhan, seperti yang
disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal
31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
The detail of deferred asset and liabilities as presented in
consolidated statements of financial position as of
December 31, 2014 and 2013 are as follows:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 35 paraf:
31 Des 2012/ Dibebankan 31 Des 2013/ Dibebankan 31 Des 2014/
Dec, 31 2012 (Dikreditkan) Dec, 31 2013 (Dikreditkan) Dec, 31 2014
pada Laba Rugi/ pada Laba Rugi/
Charged Charged
(Credited) to (Credited) to
Profit or Loss Profit or Loss
Rp Rp Rp
Aset Pajak Tangguhan Deferred Tax Assets
Entitas Anak Subsidiaries
PT Putra Asia Perdana Indah 237,706 (19,382) 218,324 87,586 305,910 PT Putra Asia Perdana Indah
Liabilitas Pajak Tangguhan Deferred Tax Liabilities
Perusahaan The Company
Imbalan Kerja 1,143,015 (42,837) 1,100,178 (137,150) 963,028 Employee Benefits
Penyusutan Aset Tetap (6,286,789) (1,750,926) (8,037,715) (3,752,251) (11,789,966) Depreciation of Fixed Assets
(5,143,774) (1,793,763) (6,937,537) (3,889,401) (10,826,938)
Entitas Anak Subsidiaries
PT Mitra Hero Pionerindo (17,923) (7,640) (25,563) 630 (24,933) PT Mitra Hero Pionerindo
Total Liabilitas Pajak Tangguhan - Bersih (5,161,697) (1,801,403) (6,963,100) (3,888,771) (10,851,871) Deferred Tax Liabilities - Net
d. Utang Pajak d. Taxes Payable
2014 2013
Rp Rp
Perusahaan The Company
Pajak Penghasilan Income Tax
Pasal 15 -- 396 Article 15
Pasal 21 282,335 395,101 Article 21
Pasal 23 116,231 16,982 Article 23
Pasal 25 -- 160,524 Article 25
Pasal 29 -- 94,898 Article 29
Pasal 4 ayat (2) 59,643 638,155 Article 4 verse 2
Pajak Pembangunan I 5,559,429 1,454,259 Development Tax I
Pajak Pertambahan Nilai 484,051 603,330 Value Added Tax
Sub Total 6,501,689 3,363,645 Sub Total
Entitas Anak Subsidiaries
Pajak Penghasilan Income Tax
Pasal 21 7,018 16,894 Article 21
Pasal 23 88,961 71,360 Article 23
Pasal 25 111,285 96,855 Article 25
Pasal 29 153,399 271,560 Article 29
Pasal 4 ayat (2) -- 2,433 Article 4 verse 2
Pajak Pembangunan I 261,529 283,804 Development Tax I
Sub Total 622,192 742,906 Sub Total
Total Utang Pajak 7,123,881 4,106,551 Total Taxes Payable
18. Utang Bank dan Lembaga Keuangan 18. Long Term Bank Loans and Financial
Jangka Panjang Institutions
2014 2013
Rp Rp
Perusahaan The Company
Utang Bank Bank Loans
Rupiah Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk 57,129,577 32,996,812 PT Bank Central Asia Tbk
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 36 paraf:
2014 2013
Rp Rp
Lembaga Keuangan Financial Institutions
US Dolar US Dollar
Tuscan Asset Ltd (2014: USD392,400 Tuscan Asset Ltd (2014: USD392,400
2013: USD600,000) 4,881,456 7,313,400 2013: USD600,000)
Total Utang Bank dan Lembaga Keuangan Total Long Term Bank Loans and
Jangka Panjang 62,011,033 40,310,212 Financial Institutions
Dikurangi Bagian Lancar (12,242,146) (13,089,964) Less : Current Portion
Bagian Jangka Panjang 49,768,887 27,220,248 Non Current Portion
PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Central Asia Tbk
Berdasarkan akta perjanjian fasilitas kredit No. 242 tanggal
29 Juni 2012, yang diaktakan oleh Notaris Paulus Widodo
Sugeng Haryono, SH, Perusahaan memperoleh fasilitas
pinjaman Kredit Investasi dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA)
dengan jumlah plafon Rp 25.000.000. Pinjaman ini jatuh tempo
pada 28 Juni 2019 dan dikenakan tingkat bunga 11,75% per
tahun.
Pada tanggal 16 Juli 2013, berdasarkan akta perjanjian fasilitas
kredit No. 3073/PPK/BLD/2013, BCA mengajukan perubahan
terkait tertib administrasi atas pinjaman diatas dimana semua
transaksi pencairan dan pembayaran kredit tersebut akan dicatat
pada satu rekening yang sama yaitu rekening BCA No. 5500.
Perjanjian diatas telah diperbaharui dengan berdasarkan akta
perjanjian fasilitas kredit No. 76 tanggal 22 Desember 2014, yang
diaktakan oleh Notaris Paulus Widodo Sugeng Haryono, SH,
dimana Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman Kredit
Investasi dari BCA yang terdiri dari:
Based on credit facilities agreement deed No. 242 dated
June 29, 2012, by notarial deed of Paulus Widodo Sugeng
Haryono, SH, the Company obtained a Investment
Credit facility with maximum limit of Rp 25,000,000.
This loan will mature on June 28, 2019 and bears an interest
rate of 11.75% per annum.
On July 16, 2013, based on credit facilities agreement deed
No. 3073/ PPK/BLD/2013, BCA proposed changes concerning
the orderly administration of the above credit facilities
agreement which are all transaction dilution and disbursement
of its credit will be stated on the same BCA’s account No. 5500.
The above credit facilities agreement has been renewed based
on credit facilities agreement deed No. 76 dated December 22,
2014, by notarial deed of Paulus Widodo Sugeng Haryono, SH,
the Company obtained Investment Credit facility from BCA
consists of: a. Kredit Investasi-1 dengan jumlah plafon Rp25.000.000 dan
jatuh tempo pada tanggal 28 Juni 2019. Pinjaman ini digunakan untuk pembiayaan pembelian tanah di Jl. Palmerah Utara No. 100 Jakarta Barat yang akan digunakan sebagai Kantor Pusat, Processing, Operasional dan Gudang.
b. Kredit Investasi-2 dengan jumlah plafon Rp40.000.000 dengan jangka waktu kredit 5 tahun. Pinjaman ini digunakan untuk membiayai penambahan 70 gerai baru.
c. Kredit Investasi-3 dengan jumlah plafon Rp5.150.000 dengan jangka waktu kredit 5 tahun. Pinjaman ini digunakan untuk renovasi kantor dan gudang yang terletak di Jalan Palmerah.
d. Kredit Investasi-4 dengan jumlah plafon Rp17.000.000 dengan jangka waktu kredit 5 tahun. Pinjaman ini digunakan untuk pembiayaan tambahan outlet Perusahaan, termasuk interior, landscape dan peralatan outlet.
a. Credit Investment-1 with maximum limit of Rp25,000,000, and will mature on June 28, 2019. Ths facility is used to finance the purchase of land in Jl. Palmerah Utara No. 100, West Jakarta, which will be used as an Officer Center, Processing, Operations and Warehouse.
b. Credit Investment-2 with maximum limit of Rp40,000,000 with credit period of 5 years. This facility is used to financing an additional of 70 new outlets.
c. Credit Investment-3 with maximum limit of Rp5,150,000 with credit period of 5 years. This facility is used to financing office and warehouse renovation at Palmerah Street.
d. Credit Investment-4 with maximum limit of Rp17,000,000 with credit period of 5 years. This facility is used to financing the Company’s additional outlets, including interior, land scape and equipment of store.
Tingkat bunga untuk masing-masing fasilitas kredit tersebut
adalah 11,75% per tahun. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan
2013 saldo pinjaman Perusahaan atas fasilitas ini adalah
Rp57.129.577 dan Rp32.996.812.
The bears an interest rate of each credit facilities is 11.75% per
annum. As of December 31, 2014 and 2013, the Company
outstanding balances of it loans was Rp57,129,577 and
Rp32,996,812.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 37 paraf:
Utang bank untuk fasilitas kredit investasi ini dijamin dengan aset
Perusahaan sebagai berikut:
This bank loans for facility credit investment are secured by the
Company’s assets as follows: a. Tanah dan bangunan dengan Sertifikat Hak Guna
Bangunan (SHGB) No. 455 atas nama Perusahaan, yang terletak di Jl. Palmerah Utara No. 100, Kelurahan Palmerah, Kecamatan Palmerah, Kotamadya Jakarta Barat (Catatan 11).
b. Tanah dan bangunan dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 502 atas nama Perusahaan, yang terletak di Jl. Palmerah Utara No. 14 B, Kelurahan Palmerah, Kecamatan Palmerah, Kotamadya Jakarta Barat (Catatan 11).
c. Mesin dan peralatan (Catatan 11).
a. Land and building under Building Right Title No. 455 registered under the name of the Company, located at Jl. Palmerah Utara No. 100, located at Palmerah sub district, Palmerah district, West Jakarta City (Note 11).
b. Land and building under Building Right Title No.502 registered under the name of the Company, located at Jl Palmerah Utara No. 14 B, located at Palmerah sub district, Palmerah district, West Jakarta City (Note 11).
c. Machineries and equipments (Note 11).
Lembaga Non Bank Non Bank Institutions Pada tanggal 22 Pebruari 2002 dan 24 Juni 2004, Perusahaan memperoleh pinjaman jangka panjang dari Coralbells International Ltd., pihak ketiga, dengan jumlah keseluruhan sebesar USD6,000,000. Pinjaman ini digunakan untuk mendukung kegiatan operasional Perusahaan.
Berdasarkan surat tanggal 30 April 2008 dari Coralbells International Ltd. kepada Perusahaan, efektif tanggal 1 Mei 2008 seluruh saldo pinjaman jangka panjang sebesar USD2,750,000 berikut bunganya, dialihkan ke Tuscan Assets Ltd., pihak ketiga. Efektif sejak Juni 2008, pinjaman ini dikenakan bunga tetap 6% per tahun sesuai dengan adendum perjanjian pada tanggal 30 Mei 2008. Berdasarkan adendum perjanjian pada tanggal 16 Desember 2009 jatuh tempo pinjaman ini diperpanjang sampai tanggal 2 Juli 2015.
On February 22, 2002 and June 24, 2004, the Company obtained a long term loan from Coralbells International Ltd., third party, totaling USD6,000,000. This loan is used to support the Company’s operational activities.
Based on letter dated April 30, 2008 from Coralbells International Ltd. to the Company, effective on May 1, 2008, all outstanding principal long term loans amounted to USD2,750,000, included its interest were transferred to Tuscan Assets Ltd., third party. Effective since June 2008, this loan bears interest rate of 6% per annum according to the amendment of the agreement dated May 30, 2008. Based on amendment of the agreement dated December 16, 2009 which states that the term period of loan is extended up to July 2, 2015.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 saldo pinjaman Perusahaan atas lembaga non bank ini adalah Rp4.881.456 dan Rp7.313.400.
As of December 31, 2014 and 2013, the Company outstanding balances of non bank institution loans was Rp4,881,456 and Rp7,313,400.
19. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang 19. Long Term Employee Benefits Liabilities
Grup menghitung dan membukukan beban imbalan kerja
berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13 tanggal
25 Maret 2003. Jumlah tenaga kerja yang berhak atas imbalan
kerja sejumlah 2.056 dan 2.506 orang masing-masing pada
tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.
The Group calculated and recognized the liabilities on
employee benefits based on Labor Law No. 13 dated
March 25, 2003. The number of employees who are entitled to
receive the benefit totalled 2,056 and 2,506 employees as of
December 31, 2014 and 2013, respectively.
Liabilitas diestimasi atas imbalan kerja dihitung oleh Aktuaris
Independen PT Prima Bhaksana Lestari yang menerbitkan
laporan No. 125/PBL/KE/III/2-15 dan No. 148/PBL/KE/111/2014
masing-masing pada tanggal 10 Maret 2015 dan 11 Maret 2014.
Estimated liabilities on employee benefits are calculated by the
Independent Actuary of PT Prima Bhaksana Lestari which
issued their report No. 125/PBL/KE/III/2015 and No.
148/PBL/KE/111/2014 dated March 10, 2015 and March 11,
2014, respectively.
Asumsi aktuaria yang digunakan dalam menentukan beban dan
liabilitas imbalan kerja pada tanggal 31 Desember 2014 dan
2013, adalah sebagai berikut:
Actuarial assumptions used for determination of expenses and
liabilities of employee benefits as of December 31, 2014 and
2013, are as follows:
2014 2013
Usia pensiun normal 55 tahun/55 years old 55 tahun/55 years old Normal pension age Tingkat diskonto 8.56% 9.15% Discount rate
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 38 paraf:
2014 2013
Estimasi kenaikan gaji di masa datang 6.5% 6.5% Estimated future salaries increase
Tingkat pengunduran diri Umur/Age 18 - 35 = 18% per tahun/per annum
Umur/Age 18 - 35 = 18% per tahun/per annum
Resignation rate
Umur/Age 36 - 44 = 15% per tahun/per annum
Umur/Age 36 - 44 = 15% per tahun/per annum
Umur/Age 45 - 54 = 5% per tahun/per annum
Umur/Age 45 - 54 = 5% per tahun/per annum
Tabel mortalita CSO – 1980 CSO – 1980 Mortality table Metode Projected Unit Credit Projected Unit Credit Method
Mutasi liabilitas imbalan pascakerja yang diakui di laporan posisi
keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:
Movements in employee benefits liability in the consolidated
statements of financial position are as follows:
2014 2013
Rp Rp
Saldo Awal 4,698,326 5,059,920 Beginning Balance
Kewajiban Bersih - Penyesuaian (27,302) -- Liability - Adjustment
Pembayaran Manfaat Karyawan Selama Payment of Employee Benefit during the
Tahun Berjalan (3,238,840) (2,153,944) Current Year
Beban Imbalan Employees' Benefits Expenses
Kerja Tahun Berjalan 2,554,896 1,792,350 in the Current Year
Liabilitas Akhir Tahun 3,987,081 4,698,326 Liabilities at the End of Year
Rincian beban manfaat pasca kerja karyawan yang diakui di
tahun berjalan adalah sebagai berikut:
The details of employee benefits expenses for the current year
are as follows:
2014 2013
Rp Rp
Biaya Jasa Kini 1,740,132 1,037,004 Current Services Cost
Biaya Bunga 747,879 576,882 Interest Expenses
Keuntungan (Kerugian) Aktuarial yang Diakui 66,885 178,464 Realized Actuarial Gain (Loss)
Total Beban Imbalan Kerja Karyawan 2,554,896 1,792,350 Total Employee Benefits Expenses
Liabilitas imbalan pascakerja yang diakui dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:
Employee benefits liabilities recognized in the consolidated
statements of financial position are as follows:
2014 2013
Rp Rp
Nilai Kini Liabilitas Imbalan Pasti 16,920,567 11,415,599 Present Value of Defined Benefits Obligation
Kerugian Aktuarial yag belum diakui (12,933,486) (6,717,273) Unrecognized Actuarial Losses
Total 3,987,081 4,698,326 Total
Rekonsiliasi saldo awal dan akhir dari nilai kini liabilitas imbalan
pasti yang adalah sebagai berikut:
Reconciliation of beginning and ending balance of present
value of defined benefits obligation is as follows:
2014 2013
Rp Rp
Nilai Kini Liabilitas Imbalan Pasti Present Value of Defined Benefits Obligation
Awal Tahun 11,415,599 11,174,345 at Beginning of Year
Beban Jasa Kini 1,740,132 1,037,004 Current Service Cost
Beban Bunga 747,879 576,882 Interest Cost
Pembayaran Imbalan (3,238,840) (2,153,945) Expected Benefit Payment
Kewajiban Bersih - Penyesuaian (27,301) -- Liability - Adjustment
Kerugian Aktuarial yang belum diakui 6,283,097 781,313 Actuarial Gain on Obligation
Nilai Kini Liabilitas Imbalan Pasti Present Value of Defined Benefits Obligation
Akhir Tahun 16,920,567 11,415,599 at End of Year
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 39 paraf:
Rincian nilai kini liabilitas, surplus dan defisit program serta
penyesuaian pengalaman pada liabilitas program untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan empat tahun
sebelumnya adalah sebagai berikut:
Detail of present value of liabilities, surplus and deficit program
and experience adjustment on liability program for the year
ended December 31, 2014 and previous four annual periods
are as follows:
2014 2013 2012 2011 2010
Rp Rp Rp Rp Rp
Nilai Kini Liabilitas 16,920,567 11,415,599 11,174,345 8,718,257 5,661,780 Present Value of Liabilities
Defisit Program 16,920,567 11,415,599 11,174,345 8,718,257 5,661,780 Deficit Program
Penyesuaian Pengalaman Experience Adjustment
pada Liabilitas Program -- -- -- -- -- on Liability Program
20. Kepentingan Non Pengendali 20. Non Controlling Interest
Hak minoritas pada entitas merupakan hak pada PT Mitra Hero
Pioneerindo dan PT Putra Asia Perdana Indah sesuai dengan
kepemilikannya pada ekuitas dan laba rugi komprehensif pada
entitas anak.
Non Controlling Interest in subsidiary represents interest in
PT Mitra Hero Pioneerindo and PT Putra Asia Perdana Indah
according to its shares of ownership in the equity and
comprehensive income in subsidiary entity.
21. Modal Saham 21. Share Capital
Susunan pemegang saham Grup berdasarkan laporan PT EDI
Indonesia, Biro Administrasi Efek pada 31 Desember 2014 dan
2013 adalah sebagai berikut:
Composition of the Group’s stockholders based on report from
PT EDI Indonesia, Share Registrar as of December 31, 2014
and 2013 is as follows:
Jumlah Jumlah/ Persentase
Saham/ Total Kepemilikan/
Number of Percentage of
Shares Ownership
(Lembar)
Pemegang Saham /Shares Rp (%) Stockholders
Bank of Singapore Ltd. 104,997,320 52,498,660 47.55 Bank of Singapore Ltd.
Deutsche Bank AG Singapore 48,234,900 24,117,450 21.84 Deutsche Bank AG Singapore
ABN AMRO Nominees Singapore Pte.Ltd 20,697,000 10,348,500 9.37 ABN AMRO Nominees Singapore Pte.Ltd
PT Bayu Buana Tbk 19,682,000 9,841,000 8.91 PT Bayu Buana Tbk
Masyarakat/Publik (masing-masing di bawah 5%) 27,196,780 13,598,390 12.33 Public (below 5 % each)
Total 220,808,000 110,404,000 100.00 Total
2014
Jumlah Jumlah/ Persentase
Saham/ Total Kepemilikan/
Number of Percentage of
Shares Ownership
(Lembar/
Pemegang Saham Shares) Rp (%) Stockholders
BNYM SA/NV as Custodian of Bank of Singapore Ltd. 104,997,320 52,498,660 47.55 BNYM SA/NV as Custodian of Bank of Singapore Ltd.
Deutsche Bank AG Singapore 48,234,900 24,117,450 21.84 Deutsche Bank AG Singapore
ABN AMRO Nominees Singapore Pte.Ltd 20,697,000 10,348,500 9.37 ABN AMRO Nominees Singapore Pte.Ltd
PT Bayu Buana Tbk 19,682,000 9,841,000 8.91 PT Bayu Buana Tbk
Masyarakat (masing-masing di bawah 5%) 27,196,780 13,598,390 12.33 Public (each below 5 %)
Total 220,808,000 110,404,000 100.00 Total
2013
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 40 paraf:
22. Tambahan Modal Disetor 22. Additional Paid-in Capital
Akun ini merupakan selisih antara hasil penjualan saham (agio
saham) kepada masyarakat (penawaran umum perdana) dengan
nilai nominalnya yang dilakukan tahun 1994 setelah dikurangi
dengan pelunasan saham bonus yang dikeluarkan tahun 1995,
dengan rincian sebagai berikut:
This account represents the difference between the price in
which the shares were sold to the public (initial public offering)
and its par value in 1994 after deducting the bonus shares
issued in 1995, with details as follows:
Hasil Penjualan 9.000.000 lembar Saham Proceeds from sale of 9,000,000
dengan nilai @ Rp5.100 Shares @ Rp5,100
Nilai nominal 9.000.000 lembar Saham Fair Value of 9,000,000
dengan nilai @ Rp1.000 Shares @ Rp1,000
36,900,000
Dikurangi: Saham Bonus (31,000,000) Less: Distribution of Bonus Shares
Total 5,900,000 Total
Rp
45,900,000
(9,000,000)
23. Cadangan Umum 23. General Reserves
Pada tahun 1997, berdasarkan Akta Notaris Mudofir Hadi, S.H.,
No. 55 tanggal 19 Juni 1997, Grup menyisihkan sebagian dari
saldo laba sebagai dana cadangan umum sebesar Rp75.968.
In 1997, based on the Notarial Deed of Mudofir Hadi, S.H.,
No. 55 dated June 19, 1997, the Group provided general
reserves amounting to Rp75,968 from retained earnings.
24. Pendapatan Usaha - Bersih 24. Operating Revenues - Net
Akun ini merupakan pendapatan dari penjualan Grup masing-
masing pada 240 dan 234 gerai pada tahun 2014 dan 2013
dengan rincian sebagai berikut:
This account represents revenue generated by the Group from
the 240 and 234 outlets in 2014 and 2013, respectively, with
the following details:
2014 2013
Rp Rp
California Fried Chicken 349,277,109 358,496,714 California Fried Chicken
Sapo Oriental 18,389,215 22,185,127 Sapo Oriental
Cal Donat 4,828,890 4,395,747 Cal Donat
Subtotal 372,495,214 385,077,588 Subtotal
Pendapatan dari Royalti dan Franchise Fee 4,103,327 5,473,827 Revenue from Royalty and Initial Fee
Total 376,598,541 390,551,415 Total
25. Beban Pokok Penjualan 25. Cost of Goods Sold
Akun ini terdiri dari: This account consists of:
2014 2013
Rp Rp
Persediaan Awal 15,549,029 16,934,193 Beginning Balance of Inventories
Pembelian 132,082,116 124,301,998 Purchases
Barang Tersedia untuk Dijual 147,631,145 141,236,191 Goods Available for Sale
Persediaan Akhir (21,890,419) (15,549,029) Ending Balance of Inventories
Beban Pokok Penjualan 125,740,726 125,687,162 Cost of Goods Sold
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 41 paraf:
Pembelian bahan baku yang melebihi 10% dari jumlah pembelian
bersih masing-masing pada tahun 2014 dan 2013 merupakan
pembelian bahan baku kepada pihak ketiga adalah sebagai
berikut:
Purchases of raw materials which represent more than 10% of
net purchases in 2014 and 2013 represent purchases from third
parties are as follows:
2014 2013 2014 2013
Rp Rp % %
PT Putra Mandiri 11,709,698 19,720,660 8.87 15.87 PT Putra Mandiri
Total 11,709,698 19,720,660 8.87 15.87 Total
Persentase dari
Total Pembelian/
Percentage
of Total Purchases
26. Beban Penjualan 26. Selling Expenses
2014 2013
Rp Rp
Gaji dan Tunjangan 71,310,162 71,235,434 Salaries and Allowances
Sewa dan Service Charge 39,602,934 37,891,830 Rent and Service Charges
Listrik, Air, dan Telepon 38,077,328 33,727,210 Electricity, Water and Telephone
Penyusutan Aset Tetap 13,701,428 11,380,112 Depreciation of Fixed Assets
Biaya Pemasaran 10,876,194 6,987,766 Marketing Expenses
Alat-alat Kantor 4,007,799 3,376,823 Office Supplies
Perbaikan, Pemeliharaan dan Pemakaian Suku Cadang 3,546,550 4,541,219 Repaired, Maintenance and Usage of Spareparts
Biaya Angkut, Perjalanan dan Transportasi 2,180,113 2,456,206 Expedition, Travel and Transportation
Iuran dan Retribusi 1,437,056 1,479,929 Fees and Retribution
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp1 milyar) 1,720,166 1,349,897 Others (each below Rp1 billion)
Total Beban Penjualan 186,459,730 174,426,426 Total Selling Expenses
27. Beban Umum dan Administrasi 27. General and Administrative Expenses
2014 2013
Rp Rp
Gaji dan Tunjangan 36,972,608 34,254,814 Salaries and Allowances
Biaya Angkut, Perjalanan dan Transportasi 9,379,302 7,271,482 Expedition, Travel and Transportation
Listrik, Air, dan Telepon 2,678,843 2,352,179 Electricity, Water and Telephone
Iuran dan Retribusi 1,785,640 1,493,180 Fees and Retribution
Penyusutan Aset Tetap 1,500,146 1,732,743 Depreciation of Fixed Assets
Perbaikan, Pemeliharaan dan Pemakaian Suku Cadang 1,212,865 1,291,515 Repaired, Maintenance and Usage of Spareparts
Sewa dan Service Charge 651,294 2,347,691 Rent and Service Charges
Jasa Profesional dan Pelatihan 564,773 567,667 Professional Fees and Training
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp500 juta) 1,682,314 1,588,481 Others (each below Rp500 millions)
Total Beban Umum dan Administrasi 56,427,785 52,899,752 Total General and Administrative Expenses
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 42 paraf:
28. Pendapatan (Beban) Lainnya 28. Other Income (Expenses)
a. Pendapatan Lainnya a. Other Incomes
2014 2013
Rp Rp
Laba Pelepasan Investasi 24,341,055 -- Gain on Divestment of Investment
Laba Selisih Kurs - Bersih 789,654 -- Gain on Foreign Exchange - Net
Keuntungan Penjualan Aset Tetap (Catatan 11) 629,888 1,246,666 Gain on Disposal of Assets (Note 11)
Pendapatan Dividen 540,755 513,717 Dividend Income
Lain-lain 1,727,069 2,387,429 Others
Total Pendapatan Lainnya 28,028,421 4,147,812 Total Other Income
b. Beban Lainnya b. Other Expenses
2014 2013
Rp Rp
Rugi Penghapusan Aset Tetap (Catatan 11) (1,169,241) (1,427,964) Loss on Write-off of Assets (Note 11)
Rugi Selisih Kurs - Bersih -- (1,646,291) Loss on Foreign Exchange - Net
Lain-lain (609,353) (139,447) Others
Total Beban Lainnya (1,778,594) (3,213,702) Total Other Expenses
29. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi 29. Related Party Transactions
Manajemen kunci termasuk dewan direksi, dewan komisaris dan
personil manajemen kunci lainnya (Catatan 1.d).
Key management includes board of directors, board of
commisioners and other key management personnel
(Note 1.d).
Tidak ada imbalan pasca kerja untuk personil manajemen kunci.
Manfaat jangka pendek untuk personil manajemen kunci
merupakan gaji kepada Dewan Direksi dan Dewan Komisaris
pada tahun 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp6.001.816
dan Rp5.092.750.
No post employment benefit for key management personnel.
The short-term benefits for key management personnel
represents salaries paid to Board of Directors and Board of
Commisioners in 2014 and 2013 amounting to Rp6,001,816
and Rp5,092,750, respectively.
Hubungan dan sifat saldo transaksi dengan pihak-pihak berelasi
adalah sebagai berikut: The relationship and nature of transactions with related
parties are as follows:
No. Pihak Berelasi/ Related Parties
Hubungan dengan Perusahaan/ Relationship
Transaksi/ Transaction
1. Komisaris dan Direksi/
Commissioners and
Directors
Manajemen Kunci/ Key
Management
Beban Imbalan Kerja/ Employee Benefit Expense
2. PT Maskapai Reasuransi
Indonesia Tbk
Mempunyai Pemegang Saham
yang sama dengan Perusahaan/
Having the same stockholders
with the Company
Pembelian Aset Tetap/ Purchase of Fixed Assets
Seluruh transaksi dengan pihak berelasi telah diungkapkan
dalam laporan keuangan konsolidasian.
All transactions with related parties have been disclosed the
consolidated financial statements.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 43 paraf:
30. Laba per Saham 30. Earnings Per Share
2014 2013
Rp Rp
Laba yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Income Attributable to Owner of the
Entitas Induk (Rupiah Penuh) 19,387,941 23,468,116 Parent Entity (Full Amount)
Total Saham Beredar (Lembar) 220,808 220,808 Total Common Outstanding Share (shares)
Laba per Saham (Rupiah Penuh) 87.80 106.28 Earnings per Share (Full Amount)
31. Ikatan dan Perjanjian 31. Commitments and Agreements
Grup melakukan kerjasama waralaba dengan pihak ketiga untuk
menggunakan merek dagang milik Grup “California Fried
Chicken (CFC)”. Sesuai dengan perjanjian waralaba, masing-
masing pihak pengguna hak waralaba diwajibkan membayar
kepada Group berupa biaya waralaba (initial fee) sebesar
Rp125.000 dan biaya royalty sebesar 7% dari penjualan kotor.
The Group entered into franchise agreements with the third
parties to use Group trademark “California Fried Chicken
(CFC)”. According to franchise agreement, the user of franchise
brand should pay initial fee to the Group amounted to
Rp125,000 and 7% royalty from gross sales.
Jumlah gerai waralaba sampai dengan 31 Desember 2014 dan
2013 masing-masing sebanyak 33 gerai dan 40 gerai yang
tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Jangka waktu
perjanjian selama 5 (lima) tahun, perjanjian terakhir sampai
dengan tahun 2018.
The number of franchise outlets as of December 31, 2014 and
2013 totalled 33 outlets and 40 outlets, repectively that located
spreadly throughout Indonesia. The term of agreement is
5 (five) years which the latest will be ended in 2018.
32. Transaksi dan Saldo dalam 32. Balances and Transactions in
Mata Uang Asing Foreign Currencies
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Grup mempunyai
aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai
berikut:
As of December 31, 2014 and 2013, the Group’s monetary
assets and liabilities denominated in foreign currency are as
follows:
2014 2013 2014 2013
Aset / Assets
Kas dan Setara Kas / Cash and Cash Equivalents
Pihak Ketiga / Third Parties USD 32,683.89 33,513.99 406,588 408,502
406,588 408,502
Liabilitas / Liabilities
Utang Bank dan Lembaga Keuangan Jangka Panjang/
Long Term Bank Loan and Non Bank Institutions
Pihak Ketiga / Third Parties USD 392,400.00 600,000.00 4,881,456 7,313,400
4,881,456 7,313,400Total - Bersih / Total - Net (4,474,868) (6,904,898)
Mata Uang Asing / Foreign Currency Ekuivalen / Equivalent Rupiah
33. Informasi Segmen 33. Segment Information
Manajemen telah menentukan segmen operasi didasarkan pada
laporan yang ditelaah oleh Direksi, yang digunakan dalam
mengambil keputusan strategis. Direksi mempertimbangkan
operasi bisnis dari perspektif jenis bisnis dan geografis.
The management has classified segment operation based on
the report evaluated by the Director, which has been used as a
basis of strategic decision. The Director considered the
business operation from the perspective of business
classification and geographics.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 44 paraf:
Segmen operasi Grup dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) unit
bisnis stratejik yang menawarkan produk yang berbeda yaitu
ayam goreng (CFC), masakan oriental (Sapo Oriental) dan donat
(Cal Donat).
Operating segment of the Group can be classified into 3 (three)
strategic business units which provide various products consist
of fried chicken (CFC), oriental food (Sapo Oriental) and
donuts (Cal Donuts).
Jumlah yang dilaporkan kepada pengambil keputusan
operasional sehubungan dengan jumlah aset dan liabilitas diukur
dengan cara yang konsisten dengan yang dilaporkan dalam
laporan keuangan konsolidasian. Aset dan liabilitas ini
dialokasikan berdasarkan operasi segmen.
The amounts provided to the chief operating decision-maker
with respect to total assets and liabilities are measured in a
manner consistent with that of the consolidated financial
statements. These assets and liabilities are allocated based on
the operations of the segment.
Tidak ada pendapatan, aset, dan liabilitas yang tidak dapat
dialokasikan kepada operasi segmen tertentu.
There are no revenue, assets, and liabilities that cannot be
allocated to a particular operating segment.
California Fried Sapo Cal Total/ Eliminasi/ Konsolidasian/
Chicken Oriental Donat Total Elimination Consolidated
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Pendapatan Revenues
Pihak Eksternal 358,448,885 18,389,215 4,828,891 381,666,991 (5,068,450) 376,598,541 External Parties
Antar Segmen -- -- -- -- -- -- Among Segment
Jumlah Pendapatan 358,448,885 18,389,215 4,828,891 381,666,991 (5,068,450) 376,598,541 Total Revenues
Hasil Segmen 240,342,271 12,600,716 2,998,471 255,941,458 (5,083,643) 250,857,815 Segment Results
Beban Penjualan (173,806,868) (14,246,454) (3,474,857) (191,528,180) 5,068,450 (186,459,730) Selling Expenses
Beban Umum dan administrasi (55,746,773) (529,256) (151,755) (56,427,784) -- (56,427,785) General and Administrative Expenses
Beban Lainnya (1,778,594) Other Expenses
Pendapatan Lainnya 28,028,421 off and OthersOther Income
Biaya Keuangan (7,752,991) Finance Costs
Penghasilan Keuangan 271,097 Finance Income
Laba Sebelum Pajak 26,738,233 Income Before Income Tax
Beban Pajak Penghasilan (5,246,709) Income Tax
Laba Tahun Berjalan 21,491,524 Income for the Year
2014
California Fried Sapo Cal Total/ Eliminasi/ Konsolidasian/
Chicken Oriental Donat Total Elimination Consolidated
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Aset Segmen 226,350,107 6,844,605 1,192,093 234,386,805 26,372,499 260,759,304 Segment Assets
Investasi Tersedia Untuk Dijual 17,040,009 -- -- 17,040,009 (17,040,009) -- Available for Sale Investments
Aset tidak dapat Dialokasi -- -- -- -- -- 33,418,394 Unallocated Assets
Total Aset 243,390,116 6,844,605 1,192,093 251,426,814 9,332,490 294,177,698 Total Assets
Liabilitas Segmen 40,471,391 -- -- 40,471,391 -- 40,471,391 Segment Liabilities
Liabilitas tidak dapat Dialokasi -- -- -- -- -- 92,397,719 Unallocated Liabilities
Jumlah Liabilitas 40,471,391 -- -- 40,471,391 -- 132,869,109 Total Liabilities
2014
California Fried Sapo Cal Konsolidasian/
Chicken Oriental Donat Consolidated
Rp Rp Rp Rp
Arus Kas dari Aktivitas Operasi 15,021,020 (712,028) 113,400 14,422,393 Cash Flows from Operating Activities
Arus Kas dari Aktivitas Investasi (36,036,560) (348,231) (66,821) (36,451,612) Cash Flows from Investing Activities
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan 19,217,617 -- -- 19,217,617 Cash Flows from Financing Activities
2014
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 45 paraf:
California Fried Sapo Cal Total/ Eliminasi/ Konsolidasian/
Chicken Oriental Donat Total Elimination Consolidated
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Pendapatan Revenues
Pihak Eksternal 368,734,484 22,185,127 4,395,746 395,315,357 (4,763,942) 390,551,415 External Parties
Antar Segmen -- -- -- -- -- -- Among Segment
Jumlah Pendapatan 368,734,484 22,185,127 4,395,746 395,315,357 (4,763,942) 390,551,415 Total Revenues
Hasil Segmen 251,963,554 14,410,413 3,025,648 269,399,615 (4,535,362) 264,864,253 Segment Result
Beban Penjualan (159,565,867) (16,942,674) (3,103,841) (179,612,382) 5,185,956 (174,426,426) Selling Expenses
Beban Umum dan administrasi (52,162,427) (364,470) (372,855) (52,899,752) -- (52,899,752) General and Administrative Expenses
Beban Lainnya (3,213,702) Other Expenses
Pendapatan Lainnya 4,147,812 Other Income
Biaya Keuangan (4,212,997) Finance Costs
Penghasilan Keuangan 127,826 Finance Income
Laba Sebelum Pajak 34,387,014 Income Before Income Tax
Beban Pajak Penghasilan (9,043,007) Income Tax
Laba Tahun Berjalan 25,344,007 Income for the Year
2013
California Fried Sapo Cal Total/ Eliminasi/ Konsolidasian/
Chicken Oriental Donat Total Elimination Consolidated
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Aset Segmen 175,016,979 7,736,312 658,623 183,411,914 31,745,679 215,157,592 Segment Assets
Investasi Tersedia Untuk Dijual 35,149,062 -- -- 35,149,062 (35,149,062) -- Available for Sale Investments
Aset tidak dapat Dialokasi -- -- -- -- -- 35,512,816 Unallocated Assets
Total Aset 210,166,041 7,736,312 658,623 218,560,976 (3,403,383) 250,670,408 Total Assets
Liabilitas Segmen 28,661,953 -- -- 28,661,953 -- 28,661,953 Segment Liabilities
Liabilitas tidak dapat Dialokasi -- -- -- -- -- 65,794,438 Unallocated Liabilities
Jumlah Liabilitas 28,661,953 -- -- 28,661,953 -- 94,456,391 Total Liabilities
2013
California Fried Sapo Cal Konsolidasian/
Chicken Oriental Donat Consolidated
Rp Rp Rp Rp
Arus Kas dari Aktivitas Operasi 20,240,117 (300,929) (7,245) 19,931,943 Cash Flows from Operating Activities
Arus Kas dari Aktivitas Investasi (32,058,140) (348,231) (66,821) (32,473,192) Cash Flows from Investing Activities
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan 8,621,649 -- -- 8,621,649 Cash Flows from Financing Activities
2013
Grup tidak menyajikan informasi geografis dalam catatan atas
laporan keuangan, karena informasi yang relevan digunakan
untuk pengambilan keputusan manajemen didasarkan pada
informasi segmen usaha atas produk yang ditawarkan.
Seluruh kegiatan Grup dijalankan dan terpusat di Indonesia.
The Group does not disclose geographical information in the
notes to the consolidated financial statements, since relevant
information used for the management’s decision making is based
on the operating segment information for the deliverable
products.
Whole operation of the Group are solely based in Indonesia.
34. Manajemen Risiko Keuangan 34. Financial Risks Management
a. Faktor dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan
a. Factors and Policies of Financial Risk Management
Dalam menjalankan aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan, Grup menghadapi risiko keuangan yaitu, risiko
likuiditas, risiko mata uang, risiko suku bunga dan risiko
kredit. Grup mendefinisikan risiko-risiko tersebut sebagai
berikut:
In its operating, investing and financing activities, the
Group are exposed to the following financial risks:
liquidity risk, foreign currency risk, interest rate risk and
credit risk and define those risks as follows:
Risiko kredit merupakan risiko yang muncul
dikarenakan debitur tidak membayar semua atau
sebagian piutang atau tidak membayar secara tepat
waktu dan akan menyebabkan kerugian Grup.
Credit risk represents risk due to the possibility that
a customer will not repay all or a portion of a
receivable or will not repay in a timely manner and
therefore will cause a loss the Group.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 46 paraf:
Risiko likuiditas merupakan risiko atas ketidakmampuan
Grup membayar liabilitasnya pada saat jatuh tempo.
Saat ini Grup berharap dapat membayar semua
liabilitas pada saat jatuh tempo.
Liquidity risk represents risk of the Group’s inability
to repay all their liabilities at maturity date. At
present the Group does expect to pay all liabilities at
their contractual maturity.
Risiko mata uang merupakan risiko fluktuasi nilai
instrumen keuangan yang disebabkan perubahan nilai
tukar mata uang asing.
Foreign currency risk represents fluctuation of
financial instrument caused by changes of foreign
currency exchange.
Risiko suku bunga terdiri dari risiko suku bunga atas
nilai wajar, yaitu risiko fluktuasi nilai instrumen
keuangan yang disebabkan perubahan suku bunga
pasar, dan risiko suku bunga atas arus kas, yaitu risiko
arus kas di masa datang akan berfluktuasi karena
perubahan suku bunga pasar.
Interest rate risk consists of fair value interest rate
risk, which is the risk of fluctuation of financial
instrument caused by changes in in market interest
rate, and cash flow interest rate risk, which is the risk
that the future cash flow of a financial instruments
will fluctuate due to changes in market interest rate.
Dalam rangka untuk mengelola risiko tersebut secara
efektif, Direksi Grup telah menyetujui beberapa strategi
untuk pengelolaan risiko keuangan, yang sejalan dengan
tujuan Grup. Pedoman ini menetapkan tujuan dan tindakan
yang harus diambil dalam rangka mengelola risiko
keuangan yang dihadapi Grup.
In order to effectively manage those risks, the Board of
Directors of the Group has approved some strategies for
the management of financial risks, which are in line with
corporate objectives. These guidelines set up objectives
and action to be taken in order to manage the financial
risks that the Group faces.
Pedoman utama dari kebijakan ini adalah sebagai berikut:
Meminimalkan dampak dari perubahan mata uang dan
risiko pasar atas semua jenis transaksi dengan
menyediakan cadangan mata uang yang cukup;
Memaksimalkan penggunaan lindung nilai alamiah
yang menguntungkan sebanyak mungkin off-setting
alami antara pendapatan dan biaya dan hutang piutang
dalam mata uang yang sama; dan
Semua kegiatan manajemen risiko keuangan dilakukan
secara bijaksana, konsisten, dan mengikuti praktik
pasar terbaik.
The major guidelines of this policy are the following:
Minimize effect of changes in foreign exchange and
market risk for all kind of transactions by providing
adequate foreign currencies reserve;
Maximize the use of “natural hedge” favouring as
much as possible the natural off-setting of revenue
and costs and payables receivables denominated in
the same currency; and
All financial risk management activities carried out
on a prudent, consistent basis, and following the
best market practices.
(i) Risiko Kredit (i) Credit Risk
Grup mengelola risiko kredit terkait dengan simpanan
dana di bank dan penempatan deposito berjangka
dengan hanya menggunakan bank-bank yang memiliki
reputasi dan predikat yang baik untuk mengurangi
kemungkinan kerugian akibat kebangkrutan bank.
The Group manage credit risk exposed from its
deposits in banks and time deposits by using banks
with good reputation and ratings to mitigate financial
loss through potential failure of the banks.
Terkait dengan kredit yang diberikan kepada pelanggan,
Grup mengendalikan eksposur risiko kredit dengan
menetapkan kebijakan atas persetujuan atau penolakan
kontrak kredit baru. Kepatuhan atas kebijakan tersebut
dipantau oleh Direksi. Sebagai bagian dari proses dalam
persetujuan atau penolakan tersebut, reputasi dan jejak
rekam pelanggan menjadi bahan pertimbangan. Saat ini,
tidak terdapat risiko kredit yang terkonsentrasi secara
signifikan.
In respect of credit exposures given to customer, the
Group controls its exposure to credit risk by setting
its policy in approval or rejection of new credit
contract. Compliance to the policy is monitored by
the Board of Director. As part of the process in
approval or rejection, the customer reputation and
track record is taking into consideration. There are
no significant concentrations of credit risk.
Pada tanggal pelaporan, eksposur maksimum Grup
terhadap risiko kredit adalah sebesar nilai tercatat
masing-masing kategori aset keuangan yang disajikan
pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
At the reporting date, the Group’s maximum
exposure to credit risk is represented by the carrying
amount of each class of financial assets presented in
the consolidated statements of financial position.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 47 paraf:
2014 2013
Rp Rp
Kas dan Setara Kas 11,309,437 14,211,574 Cash and Cash Equivalents
Investasi Tersedia untuk Dijual 17,040,009 35,149,062 Available for Sale Investments
Piutang Usaha-Pihak Ketiga 2,130,487 2,029,076 Trade Receivables -Third Parties
Aset Keuangan Lancar Lainnya 3,746,515 1,519,368 Other Current Financial Assets
Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya 3,364,769 3,352,781 Other Non Current Financial Assets
Total 37,591,217 56,261,861 Total
Kualitas Kredit Aset Keuangan Credit Quality of Financial Assets
Grup mengelola risiko kredit yang terkait dengan
rekening bank dan piutang dengan memonitor reputasi,
peringkat kredit, dan membatasi risiko agregat dari
masing-masing pihak dalam kontrak. Untuk bank, hanya
pihak-pihak independen dengan predikat baik yang
diterima.
The Group manages credit risk exposed from its
deposits with banks and receivables by monitoring
reputation, credit ratings and limiting the agregrate
risk to any individual counterparty. For banks, only
independent parties with a good rating are accepted.
Kualitas kredit dari aset keuangan baik yang belum jatuh
tempo atau tidak mengalami penurunan nilai dapat
dinilai dengan mengacu pada peringkat kredit eksternal
(jika tersedia) atau mengacu pada informasi historis
mengenai tingkat gagal bayar debitur.
The credit quality of financial assets that are neither
past due nor impaired can be assesed by reference
to external credit ratings (if available) or to historical
information about counterparty defaults rates.
a) Kas dan Setara Kas a) Cash and Cash Equivalent
2014 2013
Rp Rp
Bank - Pihak Ketiga Cash in Banks - Third Parties
Dengan pihak yang memiliki peringkat Counterparties with external
kredit eksternal credit rating
Fitch Fitch
- AAA 8,016,785 10,030,155 - AAA
8,016,785 10,030,155
Dengan pihak yang tidak memiliki peringkat Counterparties without external
kredit eksternal -- -- credit rating
8,016,785 10,030,155
Deposito Berjangka pada Pihak Ketiga Time Deposits at Third Parties
Dengan pihak yang memiliki peringkat Counterparties with external
kredit eksternal credit rating
Fitch Fitch
- AAA 500,000 -- - AAA
500,000 --
Total 8,516,785 10,030,155 Total
b) Investasi Jangka Pendek b) Short Term Investment
2014 2013
Rp Rp
Bank - Pihak Ketiga Cash in Banks - Third Parties
Dengan pihak yang memiliki peringkat Counterparties with external
kredit eksternal credit rating
Fitch Fitch
- AAA 3,500,000 1,500,000 - AAA
Total 3,500,000 1,500,000 Total
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 48 paraf:
c) Piutang Usaha dan Aset Keuangan Lancar Lainnya
c) Trade Receivables and Other Current Financial Assets
2014 2013
Rp Rp
Dengan Pihak yang Tidak Memiliki Counterparties Without
Peringkat Kredit Eksternal External Credit Rating
Grup 1 2,377,002 2,048,444 Group 1
Grup 2 -- -- Group 2
Total 2,377,002 2,048,444 Total
Grup 1 – pelangan yang sudah ada/ pihak-pihak
berelasi (lebih dari enam bulan) tanpa adanya
kasus gagal bayar di masa terdahulu.
Grup 2 – pelanggan yang sudah ada/ pihak-pihak
berelasi (lebih dari enam bulan) dengan beberapa
kejadian gagal bayar pada masa terdahulu.
Group 1 – Existing customers/related parties
(more than six months) with no default in the
past.
Group 2 – Existing customers/related parties
(more than six months) with some defaults in the
past.
(ii) Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Grup tidak bisa
memenuhi liabilitas pada saat jatuh tempo.
Pada saat ini Grup berharap dapat membayar semua
liabilitas pada saat jatuh tempo. Grup memiliki kas dan
setara kas dan aset keuangan lainnya yang dapat
digunakan untuk memenuhi memenuhi liabilitas
keuangan jangka pendeknya.
(ii) Liquidity Risk
Liquidity risk is the risk that the Group is unable to
meet its obligations when they fall due.
At present the Group expects to pay all liabilities at
their contractual maturity. The Group has cash and
cash equivalents and other financial assets which
can be used to meet its short term financial liabilities.
Untuk memenuhi liabilitas keuangan jangka panjangnya,
Grup berharap dapat meningkatkan pendapatan
usahanya setiap tahun melalui penambahan gerai dan
peningkatan kerjasama waralaba dengan pihak ketiga
maupun pihak berelasi.
Tabel berikut menganalisis liabilitas keuangan
berdasarkan sisa umur jatuh temponya:
To fulfill their long term financial liabilities, the Group
expects to increase their annual revenues through
expansion of stores and increase the franchise
cooperation with third parties and related parties.
The following table analyses financial liabilities by
remaining contractual maturity:
Kurang dari 1 - 2 Tahun/ 2 - 5 Tahun/ Diatas 5 Tahun/ Jumlah/ Total Nilai Wajar/
Satu Tahun/Less Years Years More than 5 Years Fair Value
than One Year
Liabilitas Keuangan diukur pada Financial Liabilities at Amortized
Biaya perolehan diamortisasi: cost:
Utang Usaha-Pihak Ketiga 21,021,686 -- -- -- 21,021,686 21,021,686 Trade Payables-Third Parties
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya 12,769,575 -- -- -- 12,769,575 12,769,575 Other Current Financial Liabilites
Beban Akrual 5,463,221 -- -- -- 5,463,221 5,463,221 Accrued Expenses
Utang Bank Jangka Pendek 9,640,761 -- -- -- 9,640,761 9,640,761 Short Term Bank Loans
Utang Bank dan Lembaga Non Bank Long Term of Bank Loans and Non Bank
Jangka Panjang -- 12,242,146 -- 49,768,887 62,011,033 62,011,033 Institution
Total 48,895,243 12,242,146 -- 49,768,887 110,906,276 110,906,276 Total
2014
Kurang dari 1 - 2 Tahun/ 2 - 5 Tahun/ Diatas 5 Tahun/ Jumlah/ Total Nilai Wajar/
Satu Tahun/Less Years Years More than 5 Years Fair Value
than One Year
Liabilitas Keuangan diukur pada Financial Liabilities at Amortized
Biaya perolehan diamortisasi: cost:
Utang Usaha-Pihak Ketiga 15,582,454 -- -- -- 15,582,454 15,582,454 Trade Payables-Third Parties
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya 5,384,089 -- -- -- 5,384,089 5,384,089 Other Current Financial Liabilites
Beban Akrual 7,908,741 -- -- -- 7,908,741 7,908,741 Accrued Expenses
Utang Bank Jangka Pendek 9,502,918 -- -- -- 9,502,918 9,502,918 Short Term Bank Loans
Utang Bank dan Lembaga Non Bank Long Term of Bank Loans and Non Bank
Jangka Panjang -- 13,089,964 -- 27,220,248 40,310,212 40,310,212 Institution
Total 38,378,202 13,089,964 -- 27,220,248 78,688,414 78,688,414 Total
2013
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 49 paraf:
(iii) Risiko Mata Uang
Grup tidak signifikan terekspos risiko mata uang asing
untuk pinjaman jangka panjang dalam US. Dolar. Grup
tidak mempersiapkan kebijakan khusus untuk
meminimalkan risiko. Tidak ada aktivitas lindung nilai
mata uang pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.
(iii) Foreign Currency Risk
The Group is exposed to currency risk for payment
of long term loan in US. Dollar. The Group did not
prepare any specific policy to minimize the risk.
There is no currency hedging activities as of
December 31, 2014 and 2013.
Aset dan liabilitas keuangan dalam mata uang asing pada
31 Desember 2014 dan 2013 berdasarkan jenis mata
uang disajikan pada Catatan 32.
Financial assets and liabilities denominated in
foreign currency as of December 31, 2014 and
2013 based on foreign currency represented in
Note 32.
Tabel berikut ini menunjukkan sensitivitas kemungkinan
perubahan tingkat pertukaran mata uang asing terhadap
Rupiah, dengan asumsi variabel lain konstan, dampak
terhadap laba sebelum beban pajak penghasilan sebagai
berikut:
The following table demonstrates the sensitivity to a
reasonably changes of foreign currencies against
Rupiah, with all other variable held constant, with
the effect to the consolidated income before
corporate tax expense:
2014 2013
Rp Rp
Dampak Terhadap Laba Sebelum Pajak Penghasilan Effect on Income Before Income Tax
Perubahan tingkat pertukaran terhadap Rupiah (1%) (44,749) (69,049) Change in exchange rate against Rupiah (1%)
Perubahan tingkat pertukaran terhadap Rupiah (-1%) 44,749 69,049 Change in exchange rate against Rupiah (-1%)
(iv) Risiko Suku Bunga
Risiko tingkat bunga arus kas adalah risiko dimana arus
kas masa depan dari suatu instrumen keuangan
berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar.
Grup memiliki pinjaman jangka pendek dengan bunga
mengambang dan jangka panjang dengan bunga tetap.
Grup akan memonitor secara ketat pergerakan suku
bunga di pasar dan apabila suku bunga mengalami
kenaikan yang signifikan maka Grup akan
menegosiasikan suku bunga tersebut dengan pemberi
pinjaman.
Pada saat ini, Grup tidak mempersiapkan kebijakan atau
pengaturan tertentu untuk mengelola risiko tingkat bunga
untuk mengarungi risiko nilai wajar yang berhubungan
dengan risiko arus kas yang terkait dengan liabilitas
tingkat bunga mengambang. Tidak terdapat aktivitas
lindung nilai tingkat bunga pada tanggal 31 Desember
2014 dan 2013.
(iv) Interest Rate Risk
Cash flow interest rate risk is the risk that the future
cash flows of a financial instrument will fluctuate
because of changes in market interest rates.
The Group has short term and long term debt with
floating interest rates. The Group will strictly monitor
the market interest rate fluctuation and if the interest
rate significantly increased, the Group will
renegotiate the interest rate to the lender.
At present, the Group did not prepare certain policy
or arrangement in order to manage the interest rate
risk to mitigate the fair value risk relating to the cash
flow risk related to floating interest rate liabilities.
There is no interest rate hedging activities in place
as of December 31, 2014 and 2013.
Tabel berikut memperlihatkan rincian liabilitas keuangan
berdasarkan jenis bunga:
The following table shows the breakdown of
financial liabilities by type of interest:
Suku Bunga
Tertimbang/
Weighted Average
Effective Interest
Rate 2014 2013
(%) Rp Rp
Bunga Mengambang 10% - 11,75% 66,770,338 42,499,730 Floating Rate
Bunga Tetap 6% 4,881,456 12,697,489 Fixed Rate
Tanpa Bunga -- 39,254,482 23,491,195 Non-interest Bearing
Total 110,906,276 78,688,414 Total
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 50 paraf:
Tabel berikut ini menunjukan sensitivitas kemungkinan
perubahan tingkat bunga pinjaman. Dengan asumsi
variable lainkonstan, laba sebelum beban pajak
konsolidasian dipengaruhi oleh tingkat suku bunga
mengambang sebagai berikut:
The following table demonstrates the sensitivity to a
reasonably possible change in interest rates on that
portion of loans. With all other variables held
constant, the consolidated income before tax
expenses is affected by the impact on floating rate
loans as follows:
2014 2013
Rp Rp
Dampak Terhadap Laba Sebelum Beban Pajak : Effect on Income Before Tax Expenses:
Kenaikan dalam Satuan Poin (+100) (716,518) (498,131) Increase in Basis Point (+100)
Penurunan dalam Satuan Poin (+100) 716,518 498,131 Decrease in Basis Point (+100)
Estimasi Nilai Wajar Fair Value Estimation
Nilai wajar aset dan liabillitas keuangan diestimasi untuk
keperluan pengakuan dan pengukuran atau untuk
keperluan pengungkapan.
The fair value of financial assets and financial
liabilities must be estimated for recognition and
measurement or for disclosure purposes.
PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”
mensyaratkan pengungkapkan atas pengukuran nilai
wajar dengan tingkat hirarki nilai wajar sebagai berikut:
SFAS No. 60, ”Financial Instruments: Disclosures”
requires disclosure of fair value measurements by
level of the following fair value measurement
hierarchy:
a) harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif
untuk aset atau liabilitas yang identik (Tingkat 1);
b) input selain harga kuotasian yang termasuk dalam
tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau
liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) atau
secara tidak langsung (misalnya derivasi dari harga)
(Tingkat 2); dan
c) input untuk aset atau liabilitas yang bukan
berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi
(input yang tidak dapat di observasi) (Tingkat 3).
a) quoted prices (unadjusted) in active markets for
identical assets or liabilities (Level 1);
b) inputs other than quoted prices included within
level 1 that are observable for the asset or
liability, either directly (as prices) or indirectly
(derived from prices) (Level 2); and
c) inputs for the asset or liability that are not
based on observable market data
(unobservable inputs) (Level 3).
Tabel di bawah ini menggambarkan nilai tercatat dan nilai
wajar dari aset dan liabilitas keuangan:
The fair value of financial assets and liabilities and
their carrying amounts are as follows:
Nilai Tercatat/ Nilai Wajar/ Nilai Tercatat/ Nilai Wajar/
Carrying Value Fair Value Carrying Value Fair Value
Rp Rp Rp Rp
Aset Keuangan Financial Assets
Kas dan Setara Kas 11,309,437 11,309,437 14,211,574 14,211,574 Cash and Cash Equivalents
Investasi Tersedia untuk Dijual 17,040,009 17,040,009 35,149,062 35,149,062 Available for Sale Investments
Piutang Usaha-Pihak Ketiga 2,130,487 2,130,487 2,029,076 2,029,076 Trade Receivable-Third Parties
Aset Keuangan Lancar Lainnya 3,746,515 3,746,515 1,519,368 1,519,368 Other Current Financial Assets
Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya 3,364,769 3,364,769 3,352,781 3,352,781 Other Non Current Financial Assets
Total 37,591,217 37,591,217 56,261,861 56,261,861 Total
Liabilitas Keuangan Financial Liabilities
Utang Bank Jangka Pendek 9,640,761 9,640,761 9,502,918 9,502,918 Short Term Bank Loans
Utang Usaha-Pihak Ketiga 21,021,686 21,021,686 15,582,454 15,582,454 Trade Payables-Third Parties
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya 12,769,575 12,769,575 5,384,089 5,384,089 Other Current Financial Liabilites
Beban Akrual 5,463,221 5,463,221 7,908,741 7,908,741 Accrued Expenses
Utang Bank dan Lembaga Non Bank Long Term Bank Loans and Non Bank
Jangka Panjang 62,011,033 62,011,033 40,310,212 40,310,212 Institution
Total 110,906,276 110,906,276 78,688,414 78,688,414 Total
20132014
Manajemen berpendapat bahwa nilai buku dari aset dan
liabilitas keuangannya mendekati nilai wajar dari aset dan
liabilitas keuangan tersebut pada tanggal 31 Desember
2014 dan 2013, karena dampak pendiskontoan yang
tidak signifikan.
Management believes that the book value of
financial assets and liabilities approaching fair value
of the assets and financial liabilities as at December
31, 2014 and 2013, as the impact of discounting is
not significant.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 51 paraf:
35. Pengelolaan Permodalan 35. Capital Management
Tujuan Grup ketika mengelola modal adalah untuk
mempertahankan kelangsungan usaha Grup serta
memaksimalkan manfaat bagi pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya.
The Group’s objectives when managing capital are to
safeguard the Group’s ability to continue as a going concern
whilst seeking to maximize benefits to shareholders and
other stakeholders.
Grup secara aktif dan rutin menelaah dan mengelola struktur
permodalan untuk memastikan struktur modal dan hasil
pengembalian ke pemegang saham yang optimal, dengan
mempertimbangkan kebutuhan modal masa depan dan efisiensi
modal Grup, profitabilitas masa sekarang dan yang akan datang,
proyeksi arus kas operasi, proyeksi belanja modal dan proyeksi
peluang investasi yang strategis. Dalam rangka
mempertahankan atau menyesuaikan struktur modal, Grup dapat
menyesuaikan jumlah dividen yang dibayarkan kepada para
pemegang saham, mengeluarkan saham baru atau menjual aset
untuk mengurangi utang.
The Group actively and regularly reviews and manages its
capital structure to ensure optimal capital structure and
shareholder returns, taking into consideration the future
capital requirements and capital efficiency of the Group,
prevailing and projected profitability, projected operating
cash flows, projected capital expenditures and projected
strategic investment opportunities. In order to maintain or
adjust the capital structure, the Group may adjust the
amount of dividends paid to shareholders, issue new shares
or sell assets to reduce debt.
Grup memonitor modal berdasarkan rasio gearing konsolidasian.
Rasio gearing dihitung dengan membagi pinjaman bersih dengan
jumlah ekuitas yang disesuaikan. Pinjaman bersih dihitung
dengan mengurangkan jumlah pinjaman dengan kas dan setara
kas serta kas yang dibatasi penggunaannya.
The Group monitors capital on the basis of the Group’s
consolidated gearing ratio. The gearing ratio is calculated as
net debt divided by adjusted equity. Net debt is calculated as
total borrowings less cash and cash equivalents and
restricted funds.
Rasio gearing pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah
sebagai berikut:
The gearing ratios as of December 31, 2014 and 2013 are
as follows:
2014 2013
Rp Rp
Total Utang Bank dan Lembaga Non Bank 71,651,794 49,813,130 Total Bank Loans and Non Bank Institutions
Dikurangi: Less:
Kas dan Setara Kas 11,309,437 14,211,574 Cash and Cash Equivalents
Pinjaman - Bersih 60,342,357 35,601,556 Net - Payable
Total Ekuitas Yang Disesuaikan 150,875,534 147,884,545 Adjusted Equity
Rasio Gearing Konsolidasian 40% 24% Consolidated Gearing Ratio
36. Reklasifikasi Akun 36. Reclassification of Accounts
Beberapa akun dalam laporan keuangan tahun 2013 telah
direklasifikasikan sesuai dengan penyajian laporan keuangan
tahun 2014. Akun-akun dalam laporan keuangan untuk tahun
yang berakhir pada 31 Desember 2013 yang telah direklasifikasi
adalah sebagai berikut:
Certain accounts in the 2013 financial statements have
been reclassified in accordance with the presentation of
2014 financial statements. The accounts in the financial
statements for the year ended December 31, 2013 which
have been reclassified are as follows:
Sebelum Setelah
reklasifikasi/ reklasifikasi/
Before Reklasifikasi/ After
reclassification Reclassification reclassification
Laporan laba rugi Consolidated statement
komprehensif konsolidasian of comprehensive Income
31 Desember 2013 December 31, 2013
Beban Penjualan 198,806,998 24,380,572 174,426,426 Selling Expenses
Beban Umum dan Administrasi 28,519,180 (24,380,572) 52,899,752 General and Administrative Expenses
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 52 paraf:
37. Informasi Tambahan 37. Supplementary Information
Informasi keuangan Perusahaan (entitas induk) terlampir, yang
terdiri dari laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember
2014, serta laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan
ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut, dan suatu ikhtisar kebijakan akuntansi
signifikan dan informasi penjelasan lainnya (secara kolektif
disebut sebagai “Informasi Keuangan Entitas Induk”) yang
disajikan sebagai informasi tambahan terhadap laporan
keuangan konsolidasian, disajikan untuk tujuan analisis
tambahan dan bukan merupakan bagian dari laporan keuangan
konsolidasian yang diharuskan menurut Standar Akuntasi
Keuangan di Indonesia. Informasi Keuangan Entitas Induk
merupakan tanggung jawab manajemen serta dihasilkan dari
dan berkaitan secara langsung dengan catatan akuntansi dan
catatan lainnya yang mendasarinya yang digunakan untuk
menyusun laporan keuangan konsolidasian.
The accompanying financial information of the Company
(parent), which comprises the statements of financial position
as of December 31, 2014, and the statement of
comprehensive income, statements of changes equity, and
statements of cash flows for the year then ended, and a
summary of significant accounting policies and other
explanatory information (collectively referred to as the “Parent
Financial Information”), which is presented as a
supplementary information to the consolidated financial
statements, is presented for the purposes of additional
analysis and is not a required part of the consolidated financial
statements under Indonesian Financial Accounting Standards.
The Parent Financial Information is the responsibility of
management and was derived from and relates directly to the
underlying accounting and other records used to prepare the
consolidated financial statements.
38. Standar Akuntansi Baru yang Belum 38. New Accounting Standards not Yet
Berlaku Tahun Buku 2014 Effective for Year 2014
Pada bulan Desember 2013, DSAK-IAI telah menerbitkan
beberapa pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) baru
dan revisian yang akan berlaku efektif pada tahun buku yang
dimulai 1 Januari 2015. Penerapan dini atas PSAK tersebut
tidak diperkenankan. PSAK tersebut adalah sebagai berikut:
In December 2013, the DSAK - IAI issued a number of new
and revised statement of financial accounting standards
(SFAS) that will become effective for the annual period
beginning of January, 2015. Early adoption of these standards
is not permitted. The SFASs are:
PSAK No. 65: “Laporan Keuangan Konsolidasian”
PSAK No. 66: “Pengaturan Bersama”
PSAK No. 67: “Pengungkapan Kepentingan dalarn Entitas
Lain”
PSAK No. 68: “Pengukuran Nilai Wajar”
PSAK No. 1 (revisi 2013): “Penyajian Laporan Keuangan”
PSAK No. 4 (revisi 2013): “Laporan Keuangan Tersendiri”
PSAK No. 15 (revisi 2013): “Investasi pada Entitas
Asosiasi dan Ventura Bersama”
PSAK No. 24 (revisi 2013): “Imbalan Kerja”
SFAS No. 65: “Consolidated Financial Statements”
SFAS No. 66: “Joint Arrangements”
SFAS No. 67: “Disclosure of interests in Other Entities”
SFAS No. 68: “Fair Value Measurement”
SFAS No. 1 (revised 2013): “Presentation of Financial
Statements”
SFAS No. 4 (revised 2013): “Separate Financial
Statements”
SFAS No. 15 (revised 2013): Investment in Associates
and Joint Ventures”
SFAS No. 24 (revised 2013): “Employee Benefits”
Selain itu, pada tahun 2014 DSAK-IAI kembali telah
mengesahkan lima PSAK dan satu ISAK revisian yang juga
akan berlaku 1 Januari 2015 tanpa penerapan dini.
In addition, at the year 2014, DSAK-IAI issued five SFAS and
one IFAS revise that will become effective January 1, 2015
without the early adoption.
Standar-standar tersebut adalah sebagai berikut: The new standards are:
PSAK No. 46 (revisi 2014) “Pajak Penghasilan”
PSAK No. 48 (revisi 2014) “Penurunan Nilai Aset”
PSAK No. 50 (revisi 2014) “Instrumen Keuangan:
Penyajian”
PSAK No. 55 (revisi 2014) “Instrumen Keuangan :
Pengakuan dan Pengukuran”
PSAK No. 60 (revisi 2014) “Instrumen Keuangan :
Pengungkapan”
ISAK No. 26 “Penilaian Kembali Derivatif Melekat”
SFAS No. 46 (revised 2014) “Income Taxes”
SFAS No. 48 (revised 2014) “Impairement of Assets”
SFAS No. 50 (revised 2014) “Financial Instruments:
Presentation”
SFAS No. 55 (revised 2014) “Financial Instruments:
Recognition and Measurement”
SFAS No. 60 (revised 2014) “Financial Instruments :
Disclosure”
IFAS No. 26 “Reassessment of Embedded Derivatives”
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/April 24, 2015 53 paraf:
Hingga tanggal otorisasi laporan keuangan konsolidasian ini,
manajemen masih melakukan evaluasi atas dampak potensial
dari ISAK serta PSAK baru dan revisian tersebut.
As at the authorisation date of this consolidated of financial
statements, the Management is still evaluating the potential
impact of the new and revised IFASs and SFASs.
39. Tanggung Jawab dan Penerbitan 39. Responsibility and Authorisation of
Laporan Keuangan Konsolidasian Consolidated Financial Statements
Manajemen Grup bertanggung jawab atas penyusunan dan
penyajian laporan keuangan konsolidasian. Laporan keuangan
konsolidasian telah diotorisasi dan disetujui untuk terbit oleh
Direksi pada tanggal 26 Maret 2015.
The management of the Group is responsible for the
preparation and presentation of the consolidated financial
statements. The consolidated financial statement have been
authorized and approved for issuance by the Board of
Directors on March 26, 2015.
Menyetujui / Approved by
Iskonda Japhiar Budhi Teh Kian Kun
Direktur/President Direktur/ Director
Disetujui Oleh/Approved by
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari The accompanying notes form an integral part of these laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan consolidated financial statements
d1/March 31, 2015 1 paraf:
Lampiran I PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk (Entitas Induk) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Attachment I PT PIONEERINDO GOURMET
INTERNATIONAL Tbk (Parent Entity)
STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION As of December 31, 2014 and 2013
(Expressed in Thousands of Rupiah,Unless Otherwise Stated)
2014 2013
Rp Rp
ASET ASSETS
Kas dan Setara Kas 6,019,266 9,961,256 Cash and Cash Equivalents
Investasi Tersedia untuk Dijual 17,040,009 35,149,062 Available for Sale Investments
Piutang Usaha - Pihak Ketiga Trade Receivables
Pihak Berelasi 1,798,132 1,394,633 Related Parties
Pihak Ketiga 2,130,487 2,029,076 Third Parties
Aset Keuangan Lancar Lainnya 165,152 18,658 Other Current Financial Assets
Persediaan 25,623,285 17,712,888 Inventories
Pajak Dibayar di Muka 3,104,778 -- Prepaid Tax
Bagian Lancar atas Biaya Dibayar di Muka 25,405,326 14,670,629 Current Portion of Prepaid Expenses
Aset Lancar Lainnya 9,002,574 13,373,677 Other Current Assets
Total Aset Lancar 90,289,009 94,309,879 Total Current Assets
Aset Tidak Lancar
Investasi pada Entitas Anak 362,000 362,000 Investment in Subsidiary
Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya 3,184,185 3,137,864 Other Non Current Financial Assets
Aset Tetap 160,775,390 115,967,971 Fixed Assets
Aset Takberwujud 46,319 62,107 Intangible Assets
Biaya dibayar dimuka Jangka Panjang 5,673,623 7,996,244 Long Term Prepaid Expenses
Aset Tidak Lancar Lainnya 9,184,813 6,838,503 Other Non Current Assets
Total Aset Tidak Lancar 179,226,330 134,364,689 Total Non Current Assets
TOTAL ASET 269,515,339 228,674,568
LIABILITIES AND EQUITY
Utang Usaha - Pihak Ketiga 19,903,739 14,236,251 Trade Payables - Third Parties
Beban Akrual 4,092,644 6,210,625 Accrued Expenses
Utang Pajak 6,501,690 3,363,646 Taxes Payable
Utang Bank Jangka Pendek 9,640,761 9,502,918 Advances from Customer
Bagian Lancar atas Utang Bank Current Portion of Bank Loans
dan Lembaga Keuangan Jangka Panjang 12,242,146 13,089,964 and Long Term Financial Institutions
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya 12,677,511 5,156,191 Other Current Financial Liabilities
Total Liabilitas Jangka Pendek 65,058,491 51,559,595 Total Current Liabilities
Long Term Liabilities
Utang Bank dan Lembaga Keuangan Bank Loans and Long Term
Jangka Panjang 49,768,887 27,220,248 Financial Institutions
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang 3,482,387 4,030,989 Long Term Employee Benefits Liabilities
Liabilitas Pajak Tangguhan 11,477,830 6,937,537 Deferred Tax Liabilities
Total Liabilitas Jangka Panjang 64,729,104 38,188,774 Total Non Current Liabilities
129,787,595 89,748,369
EQUITY
Modal Saham - nilai nominal Rp 500 (rupiah penuh) per Saham
Modal Dasar - 883.232,000 saham Authorized Capital - 883,232,000 shares
Issued and Paid Up Capital -
202.808.000 saham 110,404,000 110,404,000 202,808,000 shares
Tambahan Modal Disetor - Bersih 5,900,000 5,900,000 Additional Paid In Capital - Net
Saldo Laba Retained Earnings
Telah Ditentukan Penggunaannya 75,968 75,968 Appropriated
Belum Ditentukan Penggunaannya 7,032,053 (10,166,444) Unappropriated
Pendapatan Komprehensif Lainnya 16,315,723 32,712,675 Other Comprehensive Income
Total Ekuitas 139,727,744 138,926,199 Total Equity
269,515,339 228,674,568TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
TOTAL LIABILITAS TOTAL LIABILITIES
EKUITAS
Share Capital - Rp 500 (Full Amount) Par Value per Share
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh -
Liabilitas Jangka Panjang
Aset Lancar Current Assets
Non Current Assets
TOTAL ASSETS
LIABILITAS DAN EKUITAS
Liabilitas Jangka Pendek Short Term Liabilities
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari The accompanying notes form an integral part of these laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan consolidated financial statements
d1/March 31, 2015 2 paraf:
Lampiran II PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk (Entitas Induk) LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Attachment II PT PIONEERINDO GOURMET
INTERNATIONAL Tbk (Parent Entity)
STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME For the Years Ended
December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Thousands of Rupiah,Unless Otherwise Stated)
2014 2013
Rp Rp
PENJUALAN 322,570,817 335,375,339 OPERATING REVENUES
BEBAN POKOK PENJUALAN (102,713,864) (101,427,597) COST OF GOODS SOLD
LABA BRUTO 219,856,953 233,947,742 GROSS PROFIT
Beban Penjualan (176,150,296) (175,673,851) Selling Expenses
Beban Umum dan Administrasi (40,438,077) (26,011,521) General and Administrative Expenses
Beban Lainnya (1,723,852) (3,919,793) Other Expenses
Pendapatan Lainnya 27,259,632 5,017,608 Other Income
LABA USAHA 28,804,360 33,360,185 OPERATING INCOME
Beban Keuangan (7,752,991) (4,212,997) Financial Charges
Penghasilan Keuangan 36,529 49,040 Financial Income
LABA SEBELUM PAJAK 21,087,898 29,196,228 INCOME BEFORE TAX
Beban Pajak (3,889,401) (7,680,569) Income Tax Expenses
LABA TAHUN BERJALAN 17,198,497 21,515,659 INCOME FOR THE YEAR
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA OTHER COMPREHENSIVE INCOME
Laba yang Belum Direalisasi atas Aset Keuangan Unrealized Gain on
yang dikategorikan Sebagai Tersedia untuk Dijual Financial Asset Classified as Available For Sale
Keuntungan untuk Tahun Berjalan 6,590,947 12,031,793 Gain for the Year
Transfer ke Laba Rugi (22,987,899) -- Transfer to Profit and Loss
TOTAL LABA KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVE INCOME
TAHUN BERJALAN 801,545 33,547,452 FOR THE YEAR
Cat
atan
terla
mpi
r m
erup
akan
bag
ian
yang
tida
k te
rpis
ahka
n da
ri
The
acc
ompa
nyin
g no
tes
form
an
inte
gral
par
t of t
hese
la
pora
n ke
uang
an s
ecar
a ke
selu
ruha
n fin
anci
al s
tate
men
ts
d1/M
arch
31,
201
5 3
para
f:
Lam
pir
an
III
P
T P
ION
EE
RIN
DO
GO
UR
ME
T I
NT
ER
NA
TIO
NA
L T
bk
(E
nti
tas In
du
k)
LA
PO
RA
N P
ER
UB
AH
AN
EK
UIT
AS
U
ntuk
Tah
un-t
ahun
yan
g B
erak
hir
pada
Tan
ggal
31
Des
embe
r 20
14 d
an 2
013
(D
isaj
ikan
dal
am R
ibua
n R
upia
h, K
ecua
li D
inya
taka
n La
in)
Att
ach
men
t III
PT
PIO
NE
ER
IND
O G
OU
RM
ET
IN
TE
RN
AT
ION
AL
Tb
k
(Pare
nt
En
tity
) S
TA
TE
ME
NT
S O
F C
HA
NG
ES
IN
EQ
UIT
Y
For
The
Yea
rs E
nded
D
ecem
ber
31, 2
014
and
2013
(E
xpre
ssed
in T
hous
ands
of R
upia
h,U
nles
s O
ther
wis
e S
tate
d)
Mo
dal
Sah
am/
Tam
bah
anP
end
apat
an
To
tal E
kuit
as/
Sh
are
Cap
ital
M
od
al D
iset
or/
Tel
ah D
iten
tuka
nB
elu
m D
iten
tuka
nK
om
pre
hen
sif
Lai
nn
ya-
To
tal
Ad
dit
ion
alP
eng
gu
naa
nn
ya/
Pen
gg
un
aan
nya
/A
set
Ter
sed
ia u
ntu
kE
qu
ity
Pai
d in
Cap
ital
Ap
pro
pri
ated
Un
app
rop
riat
edD
ijual
/Oth
er
Co
mp
reh
ensi
ve In
com
e-
Ass
et A
vaila
ble
fo
r S
ale
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
SA
LD
O P
AD
A T
AN
GG
AL
31
DE
SE
MB
ER
201
211
0,40
4,00
0 5,
900,
000
75,9
68
(31,
682,
103)
20,6
80,8
82
105,
378,
747
BA
LA
NC
E A
S O
F D
EC
EM
BE
R 3
1, 2
012
Tot
al L
aba
Kom
preh
ensi
f Tah
un B
erja
lan
--
--
--
21,5
15,6
59
12,0
31,7
93
33,5
47,4
52
Inco
me
for
the
Yea
r
SA
LD
O P
AD
A T
AN
GG
AL
31
DE
SE
MB
ER
201
311
0,40
4,00
0 5,
900,
000
75,9
68
(10,
166,
444)
32,7
12,6
75
138,
926,
199
BA
LA
NC
E A
S O
F D
EC
EM
BE
R 3
1, 2
013
Tot
al L
aba
Kom
preh
ensi
f Tah
un B
erja
lan
--
--
--
17,1
98,4
97
(16,
396,
952)
801,
545
Inco
me
for
the
Yea
r
SA
LD
O P
AD
A T
AN
GG
AL
31
DE
SE
MB
ER
201
411
0,40
4,00
0 5,
900,
000
75,9
68
7,03
2,05
3 16
,315
,723
13
9,72
7,74
4 B
AL
AN
CE
AS
OF
DE
CE
MB
ER
31,
201
4
Sal
do
Lab
a/R
etai
ned
Ear
nin
g
Eku
itas
yan
g D
apat
dia
trib
usi
kan
kep
ada
Pem
ilik
En
tita
s In
du
k/
Eq
uit
y A
ttri
bu
tab
le t
o O
wn
ers
of
the
Par
ent
En
tity
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari The accompanying notes form an integral part of these laporan keuangan secara keseluruhan financial statements
d1/March 31, 2015 4 paraf:
Lampiran IV PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk (Entitas Induk) LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 December 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Attachment IV PT PIONEERINDO GOURMET
INTERNATIONAL Tbk (Parent Entity)
STATEMENT OF CASH FLOWS For The Years Ended
December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Thousands of Rupiah,Unless Otherwise Stated)
2014 2013
Rp Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES
Penerimaan Kas dari Pelanggan 322,065,907 336,085,642 Collection from Customers
Pembayaran kepada Pemasok dan Pihak Ketiga (212,212,682) (218,631,325) Payment to Suppliers and Third Parties
Pembayaran kepada Karyawan (98,386,733) (95,417,605) Payment for Employees
Pembayaran Pajak Penghasilan (348,968) (7,751,257) Payment for Income Tax
Penerimaan Bunga 36,529 49,040 Interest Received
Arus Kas Bersih Diperoleh dari Net Cash Flows Provided byAktivitas Operasi 11,154,053 14,334,495 Operating Activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES
Penerimaan Penjualan Aset Tetap 1,185,711 2,764,441 Proceeds from Sale of Fixed Assets
Pembelian Aset Tetap (61,921,635) (29,975,385) Purchases of Fixed Assets
Penerimaan Dividen 459,642 436,660 Proceeds from Dividends
Penerimaan dari Pelepasan Investasi 26,053,156 -- Proceeds from Divestment of Investment
Arus Kas Bersih Digunakan untuk Net Cash Flows Used inAktivitas Investasi (34,223,126) (26,774,284) Investing Activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES
Penerimaan Utang Jangka Panjang Baru 31,493,456 13,656,415 Payment of Cash Dividend
Utang Bank (Rekening Koran) Bank Loan (Overdraft Facilities)
Penerimaan 9,640,761 6,802,918 Proceeds
Pembayaran (6,802,918) (5,163,361) Payment
Fasilitas Time Loan Revolving Time Loan Revolving FacilityPenerimaan 9,500,000 10,200,000 Proceeds
Pembayaran (9,500,000) (10,000,000) Payment
Pembayaran Pinjaman Jangka Panjang (7,360,690) (3,571,429) Payment of Long Term Loans
Pembayaran Biaya Keuangan (7,752,991) (3,302,894) Payment of Financial Costs
Arus Kas Bersih Diperoleh dari Net Cash Flows Provided byAktivitas Pendanaan 19,217,617 8,621,649 Financing Activities
PENURUNAN BERSIH NET DECREASEKAS DAN BANK (3,851,456) (3,818,140) IN CASH ON HAND AND IN BANKS
EFFECT OF FLUCTUATION IN FOREIGN
DAMPAK PERUBAHAN KURS TERHADAP EXCHANGE RATE ON CASH ON HAND
KAS DAN BANK (90,534) (84,422) AND IN BANKS
CASH ON HAND AND IN BANKS AT
KAS DAN BANK PADA AWAL TAHUN 9,961,256 13,863,818 BEGINNING OF THE YEAR
CASH ON HAND AND IN BANKS AT
KAS DAN BANK PADA AKHIR TAHUN 6,019,266 9,961,256 THE END OF YEAR
KAS DAN BANK PADA AKHIR CASH ON HAND AND IN BANKS
PERIODE TERDIRI DARI: AT THE END OF PERIODS CONSIST OF:
Kas 1,920,694 3,269,370 Cash on Hand
Bank 4,098,572 6,691,886 Cash in Banks
Total 6,019,266 9,961,256 Total
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari The accompanying notes form an integral part of these laporan keuangan secara keseluruhan financial statements
d1/March 31, 2015 5 paraf:
Lampiran V PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk (Entitas Induk) PENGUNGKAPAN LAINNYA Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 December 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Attachment V PT PIONEERINDO GOURMET
INTERNATIONAL Tbk (Parent Entity)
OTHER DISCLOSURES For The Years Ended
December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Thousands of Rupiah,Unless Otherwise Stated)
1. Laporan Keuangan Tersendiri 1. Separate Financial Statements
Laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas Entitas Induk adalah laporan keuangan tersendiri yang merupakan informasi tambahan atas laporan keuangan konsolidasian.
Statements of financial position, comprehensive income, changes in equity and cash flows of the parent is a separate financial statements which represents additional information to the consolidated financial statements.
2. Daftar Investasi pada Entitas Anak 2. Schedule of Investment in Subsidiaries
Entitas Anak/ Lokasi/ Location Persentase Kepemilikan/
Subsidiary Percentage of Ownership
PT Mitra Hero Pioneerindo Jakarta 51%
PT Putra Asia Perdana Indah Bandung 51%
3. Metode Pencatatan Investasi 3. Method of Investment Recording
Investasi pada entitas anak sebagaimana disebutkan dalam laporan keuangan entitas induk dicatat menggunakan metode biaya perolehan.
Investment in subsidiaries mentioned in the financial statements of parent entity is recorded using cost method.