cover - depkes.go.id lkj es 2 2016/7 l… · manusia kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan...
TRANSCRIPT
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tahun 2016 merupakan tahun kedua pelaksanaan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019. Kementerian Kesehatan
melaksanakan enam sasaran pokok RPJMN Tahun 2015-2019 dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat, yaitu (1) meningkatkan
status kesehatan dan status gizi ibu dan anak, (2) meningkatnya pengendalian
penyakit, (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan. (4) meningkatnya cakupan
pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas
pengelolaan SJSN Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan
vaksin, serta (6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.
Sebagai acuan untuk mengarahkan pembangunan kesehatan di lingkup
Badan PPSDM Kesehatan telah ditetapkan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian
Kesehatan Tahun 2015-2019 melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun
2015-2019. Dalam dokumen perencanaan strategis tersebut telah memuat indikator
kinerja dan target yang diurai per tahun serta rencana indikasi pendanaannya.
Selanjutnya tugas dan fungsi dari Badan PPSDM Kesehatan Kementerian
Kesehatan tertuang dalam Rencana Aksi Program Badan PPSDM Kesehatan Tahun
2015-2019. Dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan mutu sumber daya
manusia kesehatan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan, Pusat Peningkatan
Mutu SDM Kesehatan sebagai satuan kerja Badan PPSDM Kesehatan memiliki
peranan penting dalam menyelenggarakan fasilitasi standardisasi dan profesi tenaga
kesehatan dan peningkatan mutu SDM Kesehatan melalui pendidikan berkelanjutan
dan pengembangan jabatan fungsional.
Dalam melaksanakan kegiatan peningkatan dan penjaminan mutu SDM
Kesehatan, Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan semakin dituntut untuk
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 2
menyesuaikan dengan perubahan sistem manajemen pemerintahan yang menuntut
azas akuntabilitas, di mana setiap penyelenggaraan negara harus dapat
mempertangungjawabkan kinerja atau hasil-hasil dari seluruh program dan
kegiatannya kepada masyarakat atas penggunaan dana dan kewenangan yang
diberikan.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud penyusunan Laporan Kinerja Pusat Peningkatan Mutu SDM
Kesehatan Tahun 2016 adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban Kepala Pusat
Peningkatan Mutu SDM Kesehatan kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan atas
pelaksanaan program/kegiatan dan pengelolaan anggaran dalam rangka mencapai
sasaran/target yang telah ditetapkan.
Adapun tujuan penyusunan Laporan Kinerja Pusat Peningkatan Mutu SDM
Kesehatan Tahun 2016 adalah untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja
dan sasaran Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan selama tahun 2016.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan kemudian dirumuskan suatu simpulan
yang dapat menjadi salah satu bahan masukan dan referensi dalam menetapkan
kebijakan dan strategi tahun berikutnya.
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 64 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Pusat Peningkatan Mutu SDM
Kesehatan mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:
Tugas: melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan, dan
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang peningkatan mutu sumber daya
manusia kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam
melaksanakan tugas Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyusunan kebijakan teknis di bidang fasilitasi standardisasi dan profesi tenaga
kesehatan, pendidikan berkelanjutan, dan pengembangan jabatan fungsional.
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 3
b. Pelaksanaan di bidang fasilitasi standardisasi dan profesi tenaga kesehatan,
pendidikan berkelanjutan, dan pengembangan jabatan fungsional.
c. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang fasilitasi standardisasi dan profesi
tenaga kesehatan, pendidikan berkelanjutan, dan pengembangan jabatan
fungsional.
d. Pelaksanaan administrasi pusat.
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Pusat Peningkatan Mutu
SDM Kesehatan terdiri atas; Bidang Fasilitasi Standardisasi dan Profesi Tenaga
Kesehatan yang terdiri dari 2 Sub Bidang yaitu Sub Bidang Sub Bidang Fasilitasi
Standardisasi dan Sertifikasi Tenaga Kesehatan, dan Subbidang Fasilitasi Profesi
Tenaga Kesehatan
1. Bidang Fasilitasi Standardisasi dan Profesi Tenaga Kesehatan
Tugas: Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan teknis, penyusunan program standardisasi, sertifikasi dan
pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan.
Fungsinya:
a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis di bidang fasilitasi
standardisasi dan sertifikasi tenaga kesehatan dan fasilitasi profesi
tenaga kesehatan.
b. Penyiapan pelaksanaan di bidang fasilitasi standardisasi dan sertifikasi
tenaga kesehatan dan fasilitasi profesi tenaga kesehatan.
2. Bidang Pendidikan Berkelanjutan yang terdiri dari 2 Sub Bidang yaitu Sub
Bidang Pendidikan Berkelanjutan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan
Pendidikan Berkelanjutan Profesi Kesehatan
Tugas: melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di
bidang pendidikan berkelanjutan
Fungsinya:
a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis di bidang pendidikan
berkelanjutan sumber daya manusia kesehatan dan profesi kesehatan
b. Penyiapan pelaksanaan di bidang pendidikan berkelanjutan sumber
daya manusia kesehatan dan profesi kesehatan
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 4
3. Bidang Pengembangan Jabatan Fungsional yang terdiri dari 2 Sub Bidang
yaitu Sub Bidang Analisis dan Pemetaan Jabatan Fungsional dan Sub
Bidang Pemantauan dan Evaluasi Jabatan Fungsional.
Bidang mempunyai tugas melaksanakan
Tugas: melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di
bidang pengembangan jabatan fungsional.
Fungsinya:
a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis di bidang analisis dan
pemetaan dan pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional.
b. Penyiapan pelaksanaan di bidang analisis dan pemetaan dan
pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional.
4. Sub Bagian Tata Usaha, mempunyai tugas tugas melakukan koordinasi
penyusunan rencana, program, dan anggaran, pengelolaan keuangan dan
barang milik negara, evaluasi dan pelaporan, urusan kepegawaian, tata
laksana, kearsipan, dan tata persuratan, serta kerumahtanggaan pusat
Struktur organisasi Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan seperti pada
gambar berikut:
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 5
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 6
D. PERMASALAHAN UTAMA
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan dengan prioritas di daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan (DTPK)
serta peningkatan mutu tenaga kesehatan melalui peningkatan kompetensi,
sertifikasi tenaga kesehatan dan pengembangan jabatan fungsional, menjadi
tantangan yang harus diselesaikan oleh Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan.
Disamping itu, terdapat permasalahan yang dihadapi yang menjadi strategyc issue
untuk dilakukan upaya tindak lanjut, antara lain:
1. Belum optimalnya pengelolaan Surat Tanda Register (STR) terkait dengan
seringnya keterlambatan penerbitan STR
2. Belum optimalnya pemenuhan kebutuhan spesialistik di daerah
3. Pengadaan Dokter Layanan Primer (DLP) masih terkendala regulasi
4. Belum optimalnya pengelolaan jabatan fungsional meliputi aspek
perencanaan, pengangkatkan dan pengembangan jabatan fungsional
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 7
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A. PERENCANAAN KINERJA
Rencana Kinerja Tahunan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan RI
maupun Rencana Aksi Program Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM
Kesehatan Tahun 2015 - 2019.
Perencanaan kinerja ini memuat seluruh target kinerja yang ingin dicapai
dalam satu tahun. Target kinerja ini mempresentasikan nilai kuantitatif setiap
indikator kinerja baik pada tingkat sasaran strategik maupun sasaran kegiatan yang
mendukung indikator kinerja. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) berfungsi sebagai
tolok ukur yang digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan untuk periode
satu tahun.
Sesuai dengan rencana strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-
2019, sasaran Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan adalah terselenggaranya
peningkatan mutu SDM Kesehatan mengacu pada Indikator Kinerja Kegiatan (IKK),
yang ditetapkan secara berjenjang, sebagai ukuran keberhasilan organisasi dalam
mencapai sasaran strategis yang ingin dicapai. IKK Pusat Peningkatan Mutu SDM
Kesehatan dengan target capaian indikator pada tahun 2016 sebagai berikut:
1) Jumlah tenaga kesehatan yang teregistrasi sebanyak 115.000 orang.
2) Jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan sebanyak 3.000 orang.
Disamping IKK juga ada Indikator Kinerja Pendukung yang merupakan
dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis dan kegiatan lainya sesuai
dengan Rencana Aksi Program Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia Kesehatan (RAP Badan PPSDM Kesehatan) Tahun 2015-2019,
Indikator kinerja kegiatan pendukung tersebut yaitu:
1) Kegiatan prioritas nasional Kantor Staf Presiden (KSP) melalui peningkatan
dan penjaminan mutu kesehatan dengan target capaian akhir tahun 2016
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 8
(B12), yakni terbentuknya Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan
(LSP Nakes) yang akan didayagunakan ke luar negeri.
2) Penyelenggaraan penganugerahan tenaga kesehatan teladan tahun 2016
sebanyak 306 orang
3) Jumlah rancangan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)
sebanyak 13 dokumen
4) Tersusunnya dokumen ketatausahaan Pusat Peningkatan Mutu SDM
Kesehatan:
(a) Kebijakan perencanaan, program dan laporan evaluasi sebanyak 3
dokumen
(b) Pengelolaan keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) sebanyak 2
dokumen
(c) Kepegawaian dan ketatausahaan sebanyak 2 dokumen
Pada tahun 2016 melalui perjanjianan kinerja telah ditetapkan target capaian
kinerja sebagai berikut:
a. Jumlah tenaga kesehatan yang teregistrasi sebanyak 115.000 orang.
Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan regulasi yang terkait dengan
kualitas tenaga kesehatan melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor:
46 Tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan. Majelis Tenaga
Kesehatan Indonesia (MTKI) mempunyai tugas dalam penyelenggaraan
sertifikasi dan registrasi tenaga kesehatan yang menjalankan praktik dan
atau pekerjaan keprofesiannya yang salah satu fungsinya adalah
melakukan penerbitan Surat Tanda Registrasi (STR). Tenaga kesehatan
yang telah lulus dalam proses tersebut akan diberikan sertifikat
kompetensi sebagai bukti pengakuan terhadap kompetensi yang dimiliki,
dan menjadi landasan registrasi dan lisensi/perizinan untuk melakukan
pekerjaan profesi.
MTKI adalah lembaga yang berfungsi untuk menjamin mutu tenaga
kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan.
Upaya peningkatan mutu tenaga kesehatan dilakukan melalui uji
kompetensi yang diselenggarakan oleh institusi pendidikan bekerjasama
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 9
dengan MTKI dan LPUK (Lembaga Pengembangan Uji Kompetensi).
MTKI merupakan suatu lembaga yang melakukan kebijakan-kebijakan
terkait dengan sertifikasi (melalui uji kompetensi sesuai dengan standar
profesi) dan registrasi (melalui pemberian surat tanda registrasi),
sedangkan Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi (MTKP) selaku pelaksanaan
kebijakan di Provinsi.
Definisi operasional dari indikator ini adalah jumlah STR yang diberikan
kepada tenaga kesehatan selain dokter, dokter gigi dan tenaga kefarmasian
oleh MTKI.
Indikator ini dihitung jumlah STR yang diterbitkan/diberikan kepada
tenaga kesehatan selain dokter, dokter gigi dan tenaga kefarmasian oleh
MTKI selama tahun 2016.
b. Jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan sebanyak 3.000
orang.
Pendidikan berkelanjutan tenaga kesehatan merupakan salah satu upaya
dalam meningkatkan mutu tenaga kesehatan. Tujuan dari pendidikan
berkelanjutan tenaga kesehatan adalah meningkatnya mutu dan
profesionalisme tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan
dan pelayanan kesehatan program tugas belajar Kementerian Kesehatan
diselenggarakan dalam rangka menyediakan tenaga kesehatan yang
mempunyai kompetensi yang dibutuhkan oleh pembangunan dan
pelayanan kesehatan.
Definisi operasional dari indikator ini adalah:
Jumlah SDM kesehatan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan dan
instansi kesehatan yang diberikan beasiswa untuk pendidikan
berkelanjutan (Diploma III, S1, S2, S3, Profesi dan PPDS/PDGS) pada
tahun 2016.
Indikator ini dihitung jumlah peserta tugas belajar baru (Diploma/ Strata/
Profesi dan PPDS/PDGS) yang diberikan beasiswa selama tahun 2016
berdasarkan Surat Keputusan Penetapan dari Menteri Kesehatan RI.
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 10
c. Jumlah rancangan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)
sebanyak 13 dokumen.
Rancangan NSPK yang disusun terkait dengan pelaksanaan kegiatan
fasilitasi standarisasi dan profesi tenaga kesehatan, pendidikan
berkelanjutan SDM Kesehatan dan pengembangan jabatan fungsional.
Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan menyusun NSPK terkait fasilitasi
standardisasi, sertifikasi dan profesi tenaga kesehatan, pengembangan
jabatan fungsional, buku petunjuk teknis/pedoman, Surat Keputusan
Bersama (SKB), Buku Panduan, Surat Keputusan yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan dan Surat Edaran yang ditetapkan oleh Kepala Badan
PPSDM Kesehatan.
d. Tersusunnya dokumen ketatausahaan Pusat Peningkatan Mutu SDM
Kesehatan meliputi; kebijakan perencanaan, program dan laporan evaluasi
sebanyak 3 dokumen, pengelolaan keuangan dan BMN sebanyak 2
dokumen dan pengelolaan kepegawaian dan ketatausahaan sebanyak 2
dokumen.
Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan menyusun perencanaan
program, laporan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan
program. Seperti diketahui bahwa perencanaan program merupakan
turunan atau rincian dari Renstra Kementerian Kesehatan dan Rencana
Aksi Program Badan PPSDM Kesehatan yang dirinci dalam bentuk
program tahunan. Program tahunan diantaranya memuat perencanaan
program, laporan kinerja serta monitoring dan evaluasi.
Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai acuan dalam menyusun kegiatan
dan anggaran begitu juga untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan program dan sebagai bahan masukan penyempurnaan
pelaksanaan program yang sedang berlangsung dan kegiatan program
tahun selanjutnya.
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 11
Selanjutnya pengelolaan keuangan dan BMN perlu dibuat laporannya
berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai dan telah
menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara
layak sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.
Untuk pengelolaan kepegawaian dan ketatausahaan diselenggarakan
terutama dalam rangka koordinasi dan rekonsiliasi administrasi dan
kepegawaian di lingkungan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan.
Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada
program Peningkatan Mutu SDM Kesehatan dilakukan dengan
meningkatkan kepemimpinan, koordinasi dan kerjasama dalam
pelaksanaan tugas, meningkatkan dukungan sumber daya (SDM, dana
dan sarana prasarana yang memadai), pengelolaan, pembinaan dan
pengawasan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan serta tugas teknis
dan kegiatan lainnya.
B. PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen pimpinan
yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan
terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan
sumber daya yang dikelolanya. Tujuan khusus perjanjian kinerja antara lain untuk
meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata
komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah. Perjanjian kinerja
digunakan sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi, menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja
aparatur, dan sebagai dasar pemberian penghargaan (reward) dan sanksi
(punishment).
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 12
Target capaian IKK Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun 2016
ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja. Dokumen perjanjian kinerja (PK)
tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1
Perjanjian Kinerja Tahun 2016
SASARAN
INDIKATOR
TARGET (Orang)
(1) (2) (3)
1
Terselenggaranya Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan teregistrasi
115.000
Jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan
3.000
Perjanjian Kinerja Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan tahun 2016
secara rinci dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini:
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 13
Tabel 2.2 Rincian Penetapan Kinerja Tahun 2016
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN
1 2 3 4 5
1
Terselenggaranya fasilitasi standardisasi, sertifikasi dan profesi tenaga kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan teregistrasi
115.000
Orang
1) Fasilitasi Standardisasi dan sertifikasi Tenaga Kesehatan
Jumlah dokumen fasilitasi standardisasi dan sertifikasi tenaga kesehatan
1 Dokumen
2) Fasilitasi Profesi Tenaga Kesehatan
Jumlah dokumen fasalitasi preofesi tenaga kesehatan
2
Dokumen
2 Meningkatnya mutu SDM Kesehatan
Jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan
3.000
Orang
1) Pendidikan berkelanjutan profesi Kesehatan
a) Jumlah dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan profesi kesehatan
1 Dokumen
b) Jumlah peserta PPDS/PPDGS 800 Orang
2) Pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan
a) Jumlah dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan
3 Dokumen
b) Jumlah penerima bantuan pendidikan diploma, strata dan profesi
2.200 Orang
Disamping IKK Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan yang telah
ditetapkan diatas, sesuai dengan RAP BPPSDM Kesehatan tahun 2015-2019,
didukung oleh indikator kinerja pendukung yang merupakan dukungan manajemen
dan pelaksanaan tugas teknis dan kegiatan lainya.
Indikator kinerja pendukung tersebut dapat dilihat dalam tabel 2.3
berikut ini:
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 14
Tabel 2.3 Indikator Pendukung Tahun 2016
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA
PENDUKUNG TARGET SATUAN
1 2 3 4 5
1
Kegiatan prioritas nasional Kantor Staf Presiden (KSP) melalui peningkatan dan penjaminan mutu kesehatan
Terbentuknya Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan (LSP Nakes) yang akan didayagunakan ke luar negeri pada bulan 12 (B12)
Diperoleh Lisensi dari BNSP
Dokumen
2 Rancangan Norma, Standar, Prosedur dan kriteria (NSPK)
Jumlah rancangan Norma, Standar, Prosedur dan kriteria (NSPK) 1) Fasilitasi Standardisasi, Sertifikasi
dan Profesi Tenaga Kesehatan
13
Dokumen
a) Jumlah dokumen fasilitasi standardisasi dan sertifikasi tenaga kesehatan
1 Dokumen
b) Jumlah dokumen fasilitasi profesi tenaga kesehatan
2 Dokumen
2) Pendidikan Berkelanjutan
a) Jumlah dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan
3 Dokumen
b) Jumlah dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan profesi Kesehatan
1 Dokumen
3) Pengembangan Jabatan Fungsional
a) Jumlah dokumen analisis dan pemetaan jabatan fungsional
4 Dokumen
b) Jumlah dokumen pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional
2 Dokumen
c) Penganugerahan tenaga kesehatan teladan
306 Orang
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 15
3
Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
Tersusunnya: (1) Kebijakan Perencanaan, Program dan laporan evaluasi (2) Pengelolaan Keuangan dan BMN (3) Pengelolaan kepegawaian dan Ketatausahaan
7
Dokumen/
Laporan
a) Jumlah dokumen perencanaan dan pelaksanaan kegiatan program
1 Dokumen
b) Jumlah dokumen rencana dan anggaran program jangka pendek dan panjang
1 Dokumen
c) Jumlah dokumen pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan program
1 Dokumen
d) Jumlah dokumen pengelolaan keuangan dan BMN
2 Dokumen
e) Jumlah dokumen pengelolaan kepegawaian dan ketatausahaan
2 Dokumen
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 16
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. PENGUATAN IMPELEMENTASI LAPORAN KINERJA PUSAT PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN
Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) merupakan
penerapan manajemen kinerja pada sektor publik yang sejalan dan konsisten dengan
penerapan reformasi birokrasi yang berorientasi pada pencapaian outcomes dan
upaya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Pusat Peningkatan Mutu SDM
Kesehatan berkomitmen untuk mewujudkan akuntabilitas kinerja di lingkungannya
melalui upaya penguatan terhadap implementasi SAKIP Pusat Peningkatan Mutu
SDM Kesehatan. Upaya yang dilakukan dalam rangka penguatan implementasi
Laporan Kinerja di tahun 2016 sebagai berikut:
1) Menyusun Perjanjian Kinerja Peningkatan Mutu SDM Kesehatan yang
diarahkan pada hasil yang ingin dicapai. Perjanjian kinerja disusun melalui
proses pembahasan dengan Bidang-Bidang/Sub Bagian di lingkungan Pusat
Peningkatan Mutu SDM Kesehatan dengan menekankan pada upaya
peningkatan kinerja dan pencapaian terhadap target kinerja yang telah
ditetapkan. Perhatian serius Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan terhadap
kualitas penyusunan perjanjian kinerja ditunjukkan dengan dilakukannya
penandatanganan perjanjian kinerja tahun 2016 pada bulan Januari 2016.
2) Mendorong Bidang-Bidang/Sub Bagian untuk memanfaatkan Laporan Kinerja
sebagai bahan evaluasi dan perbaikan perencanaan ke depannya, sehingga dapat
terwujud kinerja yang optimal di lingkungan Pusat Peningkatan Mutu SDM
Kesehatan.
3) Melakukan evaluasi terhadap indikator kinerja agar lebih relevan,
menggambarkan hasil, dan dapat diukur secara obyektif yang lebih
menggambarkan hasil dan terukur.
4) Meningkatkan kapasitas SDM dalam bidang akuntabilitas dan manajemen kinerja
melalui kegiatan kursus dan pelatihan manajemen strategis untuk meningkatkan
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 17
kualitas perencanaan kinerja di lingkungan Pusat Peningkatan Mutu SDM
Kesehatan.
B. CAPAIAN KINERJA JUMLAH TENAGA KESEHATAN TEREGISTRASI
Capaian kinerja merupakan penilaian pencapaian tujuan atau sasaran kinerja
yang telah ditetapkan. Capaian kinerja diukur dengan membandingkan antara
target dan realisasi kinerja. Target indikator kinerja jumlah tenaga kesehatan
teregistrasi selama periode Renstra 2015-2019 dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah
ini.
Tabel 3.1 Target Indikator Kinerja Jumlah Tenaga Kesehatan Teregistrasi
Tahun 2015-2019
Indikator Kinerja
Target (Orang) 2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah Tenaga Kesehatan Teregistrasi
100.000
115.000
175.000
150.000
150.000
Target indikator kinerja jumlah tenaga kesehatan teregistrasi selama periode
Renstra 2015-2019 pada tabel 3.1 diatas, terlihat bahwa target terendah pada tahun
2015 dan target tertinggi pada tahun 2017. Capaian kinerja jumlah tenaga kesehatan
teregistrasi selain dokter dan dokter gigi pada tahun 2016 termasuk kategori
berhasil, bahkan realisasinya jauh melampaui target (191,00%), sebagaimana dapat
dilihat pada tabel 3.2 berikut ini:
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 18
Tabel 3.2 Capaian Kinerja Jumlah Tenaga Kesehatan Teregistrasi Tahun 2016
Indikator
Target
(Orang)
Realisasi (Orang)
Capaian Kinerja (%) 2016 2015 2010-2014
(rata-rata)
Jumlah Tenaga Kesehatan Teregistrasi
115.000
219,564
191,00
246.89
210,19
Tabel 3.2 diatas menunjukkan bahwa capaian kinerja indikator jumlah tenaga
kesehatan teregistrasi, baik capaian kinerja tahun 2016 maupun capaian kinerja tahun
2015 dan capaian kinerja rata-rata selama periode Renstra 2010-2014 sudah
melampaui dari target yang ditetapkan (capaian kinerja diatas 100%).
Dari target sebanyak 115.000 tenaga kesehatan teregistrasi sampai dengan
berakhirnya tahun anggaran 2016 telah terealisasi sebanyak 219.564 orang atau
capaian kinerja sebesar 191,00%. Capaian kinerja indikator ini lebih rendah, bila
dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2015 dengan realisasi sebanyak
246.895 orang (capaian kinerja sebesar 246,89%). Demikian pula jika dibandingkan
dengan capaian kinerja rata-rata periode Renstra tahun 2010-2014 sebesar 210,19%.
Namun demikian capaian kinerja jumlah tenaga kesehatan teregistrasi pada tahun
2016 ini sudah melebihi dari target yang telah ditetapkan. Capaian kinerja indikator
jumlah tenaga kesehatan teregistrasi tahun 2015 dan tahun 2016 sebagaimana
dijelaskan pada grafik 3.1 dibawah ini:
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 19
Grafik 3.1 Capaian Kinerja Indikator Jumlah Tenaga Kesehatan Teregistrasi
Tahun 2015 dan Tahun 2016
Indikator kinerja jumlah tenaga kesehatan teregistrasi dihitung berdasarkan
jumlah STR yang diterbitkan/dikirim ke Provinsi. Penerbitan STR per Provinsi
tahun 2016 sebagaimana dijelaskan pada grafik 3.2 berikut ini:
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 20
Grafik 3.2 Penerbitan STR per Provinsi Tahun 2016
Pada grafik 3.2 diatas, diketahui bahwa penerbitan/pengiriman STR selama
tahun 2016 yang paling banyak adalah Provinsi Jawa Barat sebanyak 22.819 STR,
diikuti Provinsi Jawa Tengah sebanyak 21.577 STR dan Provinsi Sumatera Utara
sebanyak 18.228 STR. Sedangkan Provinsi yang paling sedikit menerbitkan STR
adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan 770 STR.
Pengajuan usul penerbitan STR oleh tenaga kesehatan dilakukan secara
kolektif dan/atau individual kepada MTKI melalui MTKP Provinsi domisili, praktek
atau pekerjaannya. Mulai tahun 2016 ini MTKI telah menyelenggarakan registrasi
tenaga kesehatan melalui STR secara Online bagi usulan baru. Pada awal tahun 2017
direncanakan pengurusan re-registrasi dapat diselenggarakan secara online dan
diharapkan dapat mengurangi kendala yang ada pada penerbitan STR secara manual
serta dapat mempersingkat waktu penerbitan STR. Saat ini tenaga kesehatan yang
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 21
sudah teregisterasi meliputi 22 jenis profesi yaitu: Perawat, Bidan, Fisioterapi,
Perawat Gigi, Refraksionis Optisien, Terapis Wicara, Radiografer, Okupasi Terapis,
Ahli Gizi, Perekam Medis dan Informasi Kesehatan, Teknisi Gigi, Sanitarian,
Elektromedis, Analis Kesehatan, Perawat Anestesi, Akupuntur Terapis, Fisikawan
Medis, Ortotis Prostetis, Teknisi Transfusi Darah, Kesehatan Masyarakat, Teknik
Kardiovaskuler dan Psikologi Klinis. Sedangkan profesi tenaga kesehatan lainnya
ditentukan lebih lanjut dengan keputusan Ketua MTKI.
Gambar 3.1. Kepala Badan PPSDM Kesehatan (drg. Usman Sumantri, M.Kes) ketika memberikan sambutan dan membuka secara resmi “Seminar Registrasi Tenaga Kesehatan Indonesia Secara Online” tanggal 1 Desember 2016, di Aula Gedung dr. Suwardjono Surjaningrat, Sp.OG, DR (HC).
STR profesi tenaga kesehatan yang sudah diterbitkan oleh MTKI dari tahun
2012 sampai dengan tahun 2016 secara kumulatif berjumlah 1.132.618 STR, dengan
penerbitan STR terbanyak profesi perawat sebanyak 476.768 STR (42,09%), diikuti
profesi Bidan sebanyak 448.783 STR (39,62%) dan profesi Analis Kesehatan sebanyak
41.508 STR (3,67%). Sedangkan yang paling sedikit penerbitan STRnya adalah
profesi Teknik Kardiovaskuler dengan 62 STR. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada grafik 3.3 berikut ini:
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 22
Grafik 3.3 Penerbitan STR Kumulatif Per Jenis Tenaga Kesehatan
Tahun 2012-2016
Gambar 3.2. Surat Tanda Register (STR) Profesi Radiografer dan Profesi Fisioterapi
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 23
Walaupun capaian kinerja indikator jumlah tenaga kesehatan teregistrasi
sudah sangat baik, tetapi dalam proses pencapaian kinerja indikator ini terdapat
permasalahan-permasalahan, yaitu:
1. Adanya ketidaksesuaian antara penerimaan dana PNBP (Penerimaan
Negara Bukan Pajak) untuk STR dengan jumlah STR yang diterbitkan.
2. Sistem registrasi tenaga kesehatan secara online masih mengalami kendala
disebabkan Hosting server di Kementerian Kesehatan tidak stabil sehingga
upload kelengkapan dokumen yang diinput/enty sering gagal yang
mengakibatkan tidak lengkapnya berkas calon peserta dalam sistem
informasi STR online.
Dari permasalahan-permasalahan diatas, upaya-upaya yang sedang dan akan
dilakukan adalah:
1. Berupaya lebih optimal dalam melakukan pengendalian dan pengawasan
atas penerimaan PNBP dan pelaksanaan penerbitan STR
2. Berkoordinasi dengan Ketua Divisi Registrasi MTKI agar melakukan
koordinasi dengan MTKP dan Bendahara Penerimaan Pusat Peningkatan
Mutu SDM Kesehatan
3. Meningkatkan mutu penyelenggaraan STR online dengan berkoordinasi
dengan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan untuk
mengupayakan server tetap stabil terutama saat registrasi online.
C. CAPAIAN KINERJA JUMLAH PESERTA BARU PENERIMA BANTUAN PENDIDIKAN
Jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan berasal dari kontribusi
peserta baru tugas belajar SDM Kesehatan dan peserta baru program pendidikan
dokter spesialis/pendidikan dokter gigi spesialis (PPDS/PDGS). Target indikator
kinerja jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan selama periode Renstra
2015-2019 dapat dilihat pada tabel 3.3 dibawah ini.
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 24
Tabel 3.3 Target Indikator Jumlah Peserta Baru Penerima Bantuan Pendidikan
Tahun 2015-2019
Indikator
Target (Orang)
2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah Peserta Baru Penerima Bantuan Pendidikan
Renstra
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
Perjanjian Kinerja
1.000
3.000
8.295
7.689
7.750
Target indikator jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan selama
periode Renstra 2015-2019 setiap tahunnya sebesar 1.000 orang. Melalui Perjanjian
Kinerja antara Kepala Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan dengan Kepala Badan
PPSDM Kesehatan target indikator jumlah peserta baru penerima bantuan
pendidikan pada tahun 2016, telah ditetapkan menjadi 3.000 orang. Penambahan
target dalam Perjanjian Kinerja ini didasarkan dengan penambahan anggaran Pusat
Peningkatan Mutu yang cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dan
mulai tahun 2017-2019, indikator ini diusulkan revisi menjadi dua indikator, yaitu;
(1) Jumlah SDM Kesehatan Penerima Bantuan Pendidikan Berkelanjutan (peserta
lama dan baru), dan (2) Jumlah Peserta Penerima Bantuan Pendidikan Profesi
Kesehatan (peserta lama dan baru).
Peserta baru penerima bantuan pendidikan berasal dari peserta baru tugas
belajar SDM Kesehatan tahun 2016 dan peserta baru program pendidikan dokter
spesialis/pendidikan dokter gigi spesialis (PPDS/PDGS) Angkatan XVI dan
Angkatan XVII. Capaian kinerja peserta baru penerima bantuan pendidikan
Berdasarkan SK Penetapan Peserta oleh Menteri Kesehatan sebanyak 1.499 orang
(kontribusi dari peserta tugas belajar SDM Kesehatan atau peserta tugas belajar
reguler tahun 2016 sebanyak 1.103 orang, peserta PPDS/PDGS Angkatan XVI
sebanyak 150 orang dan peserta PPDS/PDGS Angkatan XVII sebanyak 246 orang).
Bila dibandingkan dengan target Renstra 2015-2019, capaian kinerja peserta baru
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 25
penerima bantuan pendidikan sudah melampaui dari target yang telah ditetapkan,
yakni capaian kinerja melebihi 1.000 orang atau 149,90%.
Namun bila dibandingkan dengan target Perjanjian Kinerja sebanyak 3.000
orang peserta baru penerima bantuan pendidikan berkelanjutan, maka capaian
indikator kinerja ini sebesar 49,97% atau tidak mencapai target. Capaian kinerja
jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan tahun 2016 seperti dijelaskan pada
grafik 3.4 dibawah ini:
Grafik 3.4 Capaian Kinerja Jumlah Peserta Baru Penerima Bantuan Pendidikan
Tahun 2016
Capaian kinerja indikator ini berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan pada
tahun 2016, tahun 2015 dan selama periode Renstra periode 2010-2014 dapat dilihat
pada tabel 3.4 berikut:
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 26
Tabel 3.4 Capaian Kinerja Jumlah Peserta Baru Penerima Bantuan Pendidikan
Tahun 2016, 2015 dan selama Periode Renstra (2010-2014)
Indikator
Target
(Orang)
Realisasi (Orang)
Capaian (%)
2016 2015 2010-2014 (rata-rata)
Jumlah Peserta Baru Penerima Bantuan pendidikan
3.000
1.499
49,97%
120,80%
102,54%
Pada tabel 3.4 diatas terlihat bahwa capaian kinerja indikator pada tahun
2016 ini tidak mencapai target yang telah ditetapkan, dan lebih rendah bila
dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2015 sebesar 120,80% dan capaian
kinerja rata-rata pada periode Renstra 2010-2014, yakni sebesar 102,54%. Hal ini
disebabkan karena tingkat kelulusan calon peserta tubel sangat rendah (baik tubel
SDM Kesehatan atau tubel reguler maupun tubel PPDS/PDGS). Jumlah calon peserta
tubel reguler yang melamar tahun 2016 berdasarkan aplikasi Tubel Online tercatat
sebanyak 1.924 lulus administrasi pusat dengan jumlah kelulusan akademik
sebanyak 1.103 peserta atau 57,33%. Sedangkan jumlah calon peserta PPDS/PDGS
Angkatan XVI yang lulus administrasi pusat berdasarkan aplikasi PPDS Online
tercatat sebanyak 258 orang dan yang lulus akademik sebanyak 150 orang atau
58,14%. Demikian pula dengan PPDS/PDGS Angkatan XVII tercatat sebanyak 503
calon peserta yang lulus administrasi pusat dan yang lulus akademik sebanyak 246
peserta atau 48,91%. Selain itu program dokter layanan primer (DLP) yang
diharapkan akan terekrut sebanyak 300 orang untuk memenuhi kebutuhan dokter di
pelayanan primer atau Puskesmas tidak terealisasir sesuai target karena belum
siapnya regulasi terkait dengan DLP.
Jumlah peserta tugas belajar SDM Kesehatan (pendidikan diploma dan
strata) dan peserta PPDS/PDGS dari tahun 2011-2016 sebagaimana terlihat pada
grafik 3.5 dan 3.6 di bawah ini:
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 27
Grafik 3.5 Grafik 3.6 Peserta Tugas Belajar SDM Kesehatan Jumlah Peserta PPDS/PDGS Tahun 2011-2016 Tahun 2011-2016
Sampai dengan tahun 2016 capaian kinerja jumlah peserta baru penerima
bantuan pendidikan telah terealisasi sebanyak 1.499 orang atau 49.97%, yaitu dari
peserta penerima bantuan PPDS/PDGS angkatan XVI sebanyak 150 orang
berdasarkan penetapan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor:
HK.02.02/MENKES/456/2016 tanggal 3 September 2016, tentang Penerima Bantuan
Program Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis Angkatan Ke Enam
Belas Tahun 2016 dan dari peserta penerima bantuan PPDS/PDGS angkatan XVII
sebanyak 259 orang berdasarkan penetapan Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor: HK.02.02/MENKES/584/2016 tanggal 11 November 2016, tentang
Penerima Bantuan Program Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis
Angkatan Ke Tujuh Belas Tahun 2016.
Untuk peserta baru tugas belajar SDM Kesehatan sebanyak 1.103 orang
telah ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor:
HK.02.02/H.V/SK/169/2016 tanggal 21 Oktober 2016 tentang Peserta Tugas Belajar
Sumber Daya Manusia Kesehatan di Lingkungan Kementerian Kesehatan Dan
Penerima Bantuan Tugas Belajar Sumber Daya Manusia Kesehatan Yang Berasal Dari
Pemerintah Daerah Angkatan Tahun 2016.
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 28
Secara rinci capaian kinerja jumlah peserta baru penerima bantuan
pendidikan berkelanjutan tahun 2016, yang berasal dari peserta baru tugas belajar
SDM Kesehatan dapat dilihat pada grafik 3.7 berikut ini:
Grafik 3.7 Peserta Baru Penerima Bantuan Pendidikan Yang Berasal
Dari Tugas Belajar SDM Kesehatan Tahun 2016
Dari grafik 3.7 diatas terlihat bahwa peserta baru penerima bantuan
pendidikan yang berasal dari tugas belajar SDM Kesehatan tahun 2016, yang
terbanyak adalah program pendidikan strata dua (S-2) dengan 735 peserta diikuti
program strata satu (S-1) dengan 148 peserta dan paling sedikit program diploma III.
Sedangkan untuk program strata satu (S-1) profesi sebanyak 97 peserta dan program
strata tiga (S-3) sebanyak 57 peserta. Program Diploma IV yang paling banyak
diminati yaitu; Spesialis Dental Asisten, Kebidanan dan Gizi. Untuk program strata
satu (S-1) profesi yang banyak diminati seperti; Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners,
Apoteker, Kebidanan dan Ilmu Gizi. Sedangkan untuk program strata dua (S-2)
profesi yang paling banyak diminati yaitu; Keperawatan Medikal Bedah,
Keperawatan Anak, dan Keperawatan Komunitas.
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 29
Gambar 3.3. Sosialisasi Aturan Kebijakan Kementerian Kesehatan Dengan Peserta PPDS/PDGS Di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Permasalahan yang ada dari upaya untuk pencapaian kinerja jumlah
peserta baru penerima bantuan pendidikan adalah:
1. Tugas Belajar SDM Kesehatan Pendidikan Diploma dan Strata.
Masalah tugas belajar SDM Kesehatan pendidikan diploma dan strata
adalah:
a. Perencanaan penempatan paska tubel oleh Pemerintah Daerah (Dinas
Kesehatan dan Badan Kepegawaian Daerah) belum optimal.
b. Penetapan biaya pendidikan di institusi pendidikan khususnya yang
memiliki status Badan Hukum Perguruan Tinggi Negeri (BHPTN)
berubah setiap tahun akademik mengakibatkan perencanaan anggaran
kurang adekuat.
c. Penetapan grading biaya pendidikan untuk peserta tugas belajar SDM
Kesehatan oleh Perguruan Tinggi menggunakan grade tertinggi.
2. Bantuan Program Pendidikan Dokter Spesialis/Pendidikan Dokter Gigi
Spesialis (PPDS/PDGS).
Masih rendahnya jumlah peserta bantuan PPDS/PDGS yang berasal dari
daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan (DTPK), disebabkan oleh:
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 30
a. Rendahnya tingkat kelulusan seleksi akademik dari calon peserta
PPDS/PDGS.
b. Kurangnya dukungan Pemerintah Daerah dalam penyiapan sarana
prasarana di rumah sakit untuk penempatan kembali dokter spesialis
dan tidak adanya formasi serta insentif bagi lulusan PPDS/PDGS non
PNS.
c. Rendahnya kepatuhan dokter spesialis/dokter gigi spesialis untuk
ditempatkan di Daerah Terpencil Perbatasan Kepulauan (DTPK) atau
daerah yang kurang diminati.
Dari permasalahan atau hambatan diatas, upaya yang telah dan akan
dilakukan adalah:
1. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penempatan paska tugas
belajar di unit kerjanya.
2. Melakukan negosiasi dengan institusi pendidikan agar dapat
menurunkan grade biaya pendidikan bagi peserta tubel SDM Kesehatan.
3. Peningkatan kemampuan calon peserta PPDS/PDGS melalui e-learning
tenaga kesehatan melalui program PPDS/PDGS dengan alamat web:
http://edutenagakesehatan.tk/
4. Berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri dalam hal regulasi
penyiapan sarana dan prasarana di rumah sakit, khususnya ruma sakit
tipe C untuk penempatan lulusan PPDS/PDGS.
5. Berkoordinasi dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi dalam rangka meningkatkan jenjang karir bagi
lulusan PPDS/PDGS non PNS dan mempercepat proses status
kepegawaian menjadi PNS.
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 31
1. Program Prioritas Nasional Kantor Staf Presiden (KSP)
D. INDIKATOR PENDUKUNG
Dalam rangka penyiapan tenaga perawat dan tenaga kesehatan lainnya ke
luar negeri dalam konteks Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan perdagangan
bebas serta penyamaan pengakuan/perhargaan (recognition) dengan negara lain
melalui pemberian sertifikasi kompetensi kerja. Untuk mencapai rekognisi sertifikasi
tenaga kesehatan yang terstandar di tingkat internasional dengan tenaga perawat
sebagai pilot project, juga sebagai salah satu amanah dari Wakil Presiden untuk
memfasilitasi penyelenggaraan uji kompetensi internasional bagi tenaga kesehatan
di Indonesia, maka Kementerian Kesehatan menginisiasi pembentukan Lembaga
Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan (LSP Nakes) yang akan didayagunakan ke luar
negeri. Pembentukan LSP Nakes ini memiliki persyaratan yang harus dipenuhi
sesuai dengan peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) nomor:
2/BNSP/III/2014 tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi.
Pembentukan LSP Nakes yang akan didayagunakan ke luar negeri tersebut,
merupakan program Peningkatan dan Penjaminan Mutu SDM Kesehatan yang
masuk dalam program prioritas Kantor Staf Presiden (KSP). Pembentukan LSP
Nakes ini dipantau secara berkala setiap triwulan sekali (capaian B04, B06, B09 dan
B12) melalui Biro Perencanaan dan Anggaran Kementerian Kesehatan untuk
selanjutnya dilaporkan ke KSP. Ukuran keberhasilan pembentukan LSP Nakes secara
bertahap adalah;
(1) Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Lembaga Sertifikasi Profesi
Tenaga Kesehatan
(2) Tersedianya standar kompetensi kerja
(3) Tersedianya skema sertifikasi
(4) Tersedianya asesor kompetensi
(5) Tersedianya materi uji kompetensi kerja
(6) Tersedianya dokumen pengendalian mutu
(7) Diperolehnya lisensi LSP Nakes dari BNSP
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 32
Tabel 3.5 berikut ini menjelaskan capaian keberhasilan Pembentukan LSP
Nakes, mulai dari Surat Keputusan Menteri Kesehatan sampai diperolehnya lisensi
LSP Nakes dari BNSP.
Tabel 3.5 Capaian Program Prioritas Nasional KSP Dalam Peningkatan dan
Penjaminan Mutu Kesehatan Tahun 2016
NO KEGIATAN PRIORITASPENANGGUNG
JAWAB
INSTANSI
TERKAIT
KRITERIA
KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
B04, B06, B09, B12% CAPAIAN KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1
Pembentukan Lembaga
Sertifikasi Profesi (LSP) Tenaga
Kesehatan yang akan
didayagunakan ke LN
- Kepala Pusat
Peningkatan Mutu SDM
Kes
BNSP, BNP2TKI,
Kemenlu,
Lembaga Diklat
terkait,
penyelenggara
uji kompetensi
organisasi
profesi
Terbentuknya Lembaga
Sertifikasi Profesi
Tenaga Kesehatan yang
terlisensi oleh BNSP
1. Surat Keputusan Menkes tentang
LSP Nakes;
2. Tersedianya standar kompetensi
3. Tersedianya skema Sertifikasi;
4. Tersedianya asesor kompetensi;
5. Tersusunnya materi uji kompetensi
kerja;
6. Tesedianya dokumen pengendalian
mutu LSP.
7.Diperolehnya lisensi dari BNSP.
TARGET B04:
Dokumen Surat Keputusan
Menteri Kesehatan tentang
Lembaga Sertifikasi Profesi
Tenaga Kesehatan
B04: 80% Proses penandatanganan Dokumen
Surat Keputusan Menteri Kesehatan
tentang Lembaga Sertifikasi Profesi
Tenaga Kesehatan oleh Menteri
Kesehatan
TARGET B06:
Tersedianya standar
kompetensi kerja, skema
sertifikasi, dokumen
pengendalian mutu.
B06: 70% Dokumen skema sertifikasi dan
dokumen Pengendalian Mutu
(Panduan Mutu) dalam proses
pengesahan Ketua LSP Nakes
TARGET B09:
Tersedianya Asesor kompetensi
dan tersusunnya materi uji
kompetensi kerja
B09: 100% - Terselenggaranya proses assesment
terhadap calon asesor kompetensi
dengan hasil rekomendasi
diterbitkannya sertifikat Asesor
Kompetensi sebanyak 41 orang dari
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
(BNSP)
- Materi uji kompetensi (MUK) kerja
terdiri dari; (1) MUK Jenis Bukti Check
List Observasi, (2) MUK Jenis Bukti
Tambahan dan (3) MUK Jenis Bukti
Tidak Langsung
TARGET B12:
Diperolehnya lisensi LSP dari
BNSP
B12: 100% - Sebagai syarat final untuk
memperoleh Lisensi dari BNSP: (1)
Adanya hasil verifikasi LSP Nakes, (2)
Full Asessment untuk memdapatkan
Perawat yang tersertifikasi, dan (3)
Lisensi LSP Nakes
Pelaksanaan Janji Presiden/Wakil Presiden di Tahun Anggaran 2016
Kementerian Kesehatan
PENINGKATAN DAN PENJAMINAN MUTU KESEHATAN
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 33
2. Pengelolaan Jabatan Fungsional Bidang Kesehatan
Sesuai dengan target capaian yang telah ditetapkan, Pembentukan
LSP Nakes telah berjalan dengan baik dengan capaian rata-rata 87,50%
atau kategori tercapai denga penilaian hijau.
Gambar 3.4. Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan (LSP Nakes), Suhartati, S.KP, M.Kes (keempat dari kanan depan) bersama para Asesor Kompetensi dalam “Kaji Ulang Manajemen LSP Nakes” tanggal 22 Desember 2016 Di Hotel Grand Dhika, Jakarta
Dalam rangka pengembangan profesionalisme dan pembinaan karier
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menduduki jabatan fungsional, diperlukan
kesesuaian antara kompetensi dan kualifikasi jabatan. Kesesuaian tersebut
harus dimulai sejak proses perencanaan, pengangkatan, dan
pengembangan. Untuk mewujudkan hal tersebut pengelolaan jabatan
fungsional bidang kesehatan sangat diperlukan. Namun kondisi saat ini
regulasi atau kebijakan pengelolaan jabatan fungsional masih berdiri
sendiri-sendiri, belum terstruktur dan belum berjalan dengan optimal.
Berdasarkan hasil pemetaan jabatan fungsional bidang kesehatan
menunjukkan bahwa jumlah pemangku jabatan fungsional kesehatan di
lingkungan Kementerian Kesehatan sebanyak 21.604 orang dan jumlah
pemangku jabatan fungsional non kesehatan di lingkungan Kementerian
Kesehatan sebanyak 4.809 orang. Sedangkan berdasarkan hasil pemetaan
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 34
nasional yaitu bersumber dari Direktorat Pengolahan Data dan Sistem
Informasi Badan Kepegawaian Negara (BKN) menunjukkan rekapitulasi data
Pegawai Negeri Sipil (PNS) berdasarkan jabatan fungsional kesehatan yang
terdiri dari 28 jenis sebanyak 340.467 orang. Jumlah tersebut selain ada di
lingkungan Kementerian Kesehatan juga tersebar di Kementerian/Lembaga
dan Pemerintah Daerah sebagaimana dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut
ini:
Tabel 3.6
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 35
Jumlah PNS berdasarkan jabatan fungsional kesehatan tersebut
tidaklah sedikit, untuk itu perlu didukung oleh regulasi dan kebijakan yang
komprehensif agar pengelolaan dan penyelenggaraan pengembangan jabatan
fungsional dapat berjalan dengan baik dan maksimal. Kondisi yang ada saat
ini beberapa regulasi dan kebijakan yang telah ditetapkan melalui Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(Permenpan-RB) belum sepenuhnya mengakomodir penyelenggaraan dan
pengelolaan jabatan fungsional bidang kesehatan.
Hasil identifikasi awal yang telah dilakukan oleh Pusat Peningkatan
Mutu SDM Kesehatan ditemukan beberapa permasalahan terkait jabatan
fungsional, antara lain:
(1) Regulasi/Kebijakan yang mengatur tentang Jabatan Fungsional.
Belum semua jabatan fungsional bidang kesehatan memiliki
petunjuk teknis (juknis) yang mengatur tentang penilaian angka
kredit. Sementara beberapa jabatan fungsional bidang kesehatan
yang sudah memiliki juknis, perlu ditinjau ulang mengingat
tahun penerbitan peraturan tersebut sudah lama sehingga
mungkin tidak relevan lagi dengan perkembangan situasi dan
kondisi saat ini. Untuk itu perlu dilakukan penyesuaian dengan
kebijakan dan regulasi yang berlaku, salah satunya adalah
Undang Undang ASN Nomor 5 Tahun 2014.
(2) Standar Kompetensi.
Standar kompetensi jabatan fungsional terdiri dari 3 yaitu;
standar kompetensi manajerial, standar kompetensi teknis, dan
standar kompetensi sosio-kultural. Dari 28 jabatan fungsional
kesehatan, hanya 10 jabatan fungsional yang telah memiliki
standar kompetensi manajerial. Sedangkan untuk standar
kompetensi teknis sedang dalam proses penyusunan untuk 6
jabatan fungsional. Sementara untuk standar kompetensi sosio-
kultural belum ada pedomannya untuk semua jabatan fungsional
kesehatan. Selain itu pedoman yang mengatur penyelenggaraan
uji kompetensi jabatan fungsional kesehatan juga belum tersedia.
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 36
(3) Pedoman Formasi.
Saat ini belum semua jabatan fungsional kesehatan memiliki
pedoman formasi, hanya jabatan fungsional Pembimbing
Kesehatan Kerja yang telah memiliki pedoman formasi. Pedoman
tersebut untuk mendapatkan jumlah dan susunan jabatan
fungsional sesuai dengan beban kerja yang dapat dilaksanakan
dalam jangka waktu tertentu secara professional, serta
memungkinkan pencapaian jumlah angka kredit yang ditentukan
untuk kenaikan pangkat dan atau jabatan.
(4) Sosialisasi tentang kebijakan jabatan fungsional.
Sosialisasi kebijakan/regulasi tentang jabatan fungsional kepada
pemangku jabatan fungsional belum optimal, sehingga informasi
terkait pengumpulan angka kredit, pedoman penilaian,
pembinaan karir, dan lainnya kurang dipahami oleh para
pemangku jabatan fungsional sehingga keberlangsungan jabatan
fungsionalnya terhambat atau bahkan terhenti.
(5) Pelatihan.
Kurikulum pendidikan dan pelatihan untuk jabatan fungsional
belum memenuhi standar kompetensi, khususnya standar
kompetensi teknis. Perencanaan dan pelaksanaan pelatihan
jabatan fungsional belum sesuai kebutuhan. Hal tersebut
disebabkan antara lain karena keterbatasan anggaran dalam
rangka meningkatkan kemampuan kompetensi teknis untuk
pemangku jabatan fungsional.
(6) Sistem Informasi.
Sistem Informasi yang mendukung pemetaan dan pendataan
jabatan fungsional masih sangat terbatas, belum terintegrasi,
dan belum update secara berkesinambungan.
(7) Tim Penilai.
Belum ada pedoman yang mengatur tentang standardisasi tim
penilai terutama terkait latar belakang pendidikan yang berbeda
dengan jabatan fungsional yang dinilainya. Selain itu sosialisasi
dan pembekalan untuk tim penilai masih terbatas.
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 37
(8) Pembinaan dan Pengawasan.
Pedoman monitoring dan evaluasi jabatan fungsional belum ada.
Evaluasi terhadap pelaksanaan pengelolaan jabatan fungsional
masih terbatas dan tidak berkesinambungan.
Terkait dengan hal tersebut diatas, Pusat Peningkatan Mutu SDM
Kesehatan pada tahun 2016 ini telah melaksanakan pemetaan dengan
melibatkan pengelola jabatan fungsional, tim penilai, pejabat fungsional di
unit-unit Program Kementerian Kesehatan, melakukan harmonisasi dengan
Kementerian dan Lembaga lainnya, konsultasi dengan KemenPAN-RB dan
Badan Kepegawaian Negara serta studi literatur maka diketahui kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman dalam pengelolaan jabatan fungsional,
seperti tampak dalam tabel 3.7 berikut. Hasil analisis ini selanjutnya
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan roadmap
pengelolaan jabatan fungsional.
Tabel 3.7 Analisis SWOT Pengelolaan Jabatan Fungsional
Kriteria
Strength
Weakness
Opportunities
Threat
SDM (Pengelola dan Pembina)
Kementerian Kesehatan telah Memiliki PMK Nomor 72 Tahun 2014 tentang Unit Pembina Jabatan Fungsional
Di dalam regulasi belum ada penunjuk- kan penang-gung jawab yang definitif untuk pengelolaan jabatan fungsional
Adanya UU ASN Nomor 5 Tahun 2014 yang men- jelaskan bahwa ASN akan men-
duduki jabatan yaitu jabatan administrasi, jabatan fungsional
dan jabatan pimpinan tinggi
- Restrukturisasi organisasi
- Dinamisasi peraturan
- Mutasi pengelola jabatan fungsional
SDM (Pejabat Fungsional)
- Jenis dan jumlah pejabat fungsional yang sudah teridentifikasi
- Adanya UU ASN Nomor 5 Tahun 2014 yang menjelas kan bahwa ASN akan menduduki jabatan yaitu;
- Belum adanya peta dan formasi jabatan
- Banyaknya tugas tambahan diluar tugas pokok sebagai pejabat fungsional
- Adanya kejelasan terhadap jenjang karier
- Adanya regulasi yang mengatur tentang pem- berhentian sementara pejabat fungsional yang tidak dapat mengumpulkan angka kredit selama 5 tahun
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 38
jabatan administrasi, jabfung dan jabatan pimpinan tinggi
Anggaran - Terbitnya PMK Nomor 64 ttg SOTK (adanya bidang pengembangan jabatan fungsional)
- Tidak adanya dukungan regulasi terkait anggaran jabatan fungsional
- Pengelolaan pembinaan jabfung bukan menjadi tusi utama pembina dan pengguna
- Terbatasnya anggaran khusus di unit pembina terkait jabfung
- Adanya UU ASN Nomor 5 Tahun 2014 yang menjelas-kan bahwa Aparatur Sipil Negara akan menduduki jabatan yaitu jabatan administrasi, jabatan fungsional dan jabatan pimpinan tinggi
- Tersedianya anggaran pengelolaan administratif kepegawaian
- Pengelolaan jabatan fungsional belum menjadi program prioritas
Metode - Adanya regulasi pengelolaan jabfung
- Regulasi sudah tidak update
- Tidak sesuai dengan perkembangan IPTEK
- Tersedianya blue print sistem infor- masi Jabfung
- Adanya bidang pengembangan jabatan fungsional
- Kecepatan perkembangan IPTEK kesehatan tidak diikuti dengan regulasi yang tersedia
Material - Adanya regulasi tentang pengelolaan jabfung
- Peta pejabat fungsional kesehatan di Indonesia
- Aplikasi e-PAK Jabfung
- Pengelolaan data jabfung belum ber- basis komputerisasi
- Aplikasi yang ada masih sebatas penilaian angka kredit
- Aplikasi e-PAK mempercepat proses penetapan angka kredit
- Aplikasi e-PAK jabfung merupakan sub sistem dari sistem informasi Jabfung
- kebijakan sistem informasi pada setiap instansi berbeda-beda
- Kualitas kemampuan pejabat fungsional memanfaatkan sistem informasi berbeda-beda
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 39
3. Penganugerahan tenaga kesehatan teladan
Penganugerahan atau pemberian penghargaan tenaga kesehatan teladan Di
Puskesmas Tingkat Nasional tahun 2016 ini diselenggarakan bertepatan dengan
perayaan ulang tahun Kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Kegiatan ini
bertujuan sebagai pengakuan atas keteladanan tenaga kesehatan dalam
pembangunan kesehatan di Puskesmas yang dilaksanakan secara obyektif dan
transparan. Selain itu kegiatan penganugerahan ini memiliki tujuan khusus, yaitu:
(a) Terpilihnya tenaga kesehatan teladan di Puskesmas tingkat Provinsi yang
memenuhi persyaratan administrasi dan bobot penilaian.
(b) Meningkatnya mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan strata pertama
melalui Puskesmas.
(c) Meningkatnya profesionalisme tenaga kesehatan di dalam memberikan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya.
(d) Meningkatnya minat tenaga kesehatan untuk bekerja di Puskesmas.
(e) Tumbuhnya kompetisi yang sehat di antara tenaga kesehatan dalam upaya
meningkatkan pelayanan kesehatan strata pertama di Puskesmas.
Jenis tenaga kesehatan yang mendapatkan penghargaan sebagai tenaga
kesehatan teladan di Puskesmas meliputi 9 jenis tenaga kesehatan, yaitu; dokter,
dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan
lingkungan, ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi, tenaga kefarmasian.
Penetapan 9 jenis tenaga kesehatan teladan berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat yang juga
dituangkan di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pemberian Penghargaan Bagi Tenaga Kesehatan Teladan
di Pusat Kesehatan Masyarakat.
Kegiatan penganugerahan tenaga kesehatan teladan di Puskesmas tingkat
nasional ini telah diselenggarakan selama delapan hari dari tanggal 14 – 21 Agustus
2016 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. Pertemuan dihadiri oleh 9 jenis tenaga
kesehatan teladan yang berasal dari 34 Provinsi sebanyak 216 orang atau 70,59% dari
target yang ditetapkan sebanyak 306 orang. Hal ini disebabkan jenis tenaga
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 40
kesehatan yang mengikuti penganugerahan tenaga kesehatan teladan pada tahun
2016 ini lebih banyak dibandingkan pada tahun 2015 yang hanya 4 jenis tenaga
kesehatan (dokter/dokter gigi, perawat/bidan, nutrisionis/gizi dan tenaga kesehatan
masyarakat). Dengan adanya perubahan jumlah jenis tenaga kesehatan teladan ini
berdampak kepada alokasi anggaran yang telah disediakan oleh Dinas Kesehatan
Provinsi dan Kabupaten/Kota masing-masing daerah. Sehubungan dengan
perubahan jumlah jenis tenaga kesehatan tersebut, pada tahun 2016 ini tidak seluruh
Provinsi dapat mengirimkan 9 jenis tenaga kesehatan teladan karena keterbatasan
anggaran di masing-masing Provinsi, keterbatasan sumber daya (manusia dan
perangkat) proses seleksi di tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi, waktu dan proses
yang cukup panjang dalam melakukan revisi anggaran.
Gambar 3.5. Para Peserta Penganugerahan Tenaga Kesehatan Teladan terpilih, ketika berphoto bersama dengan Presiden Joko Widodo setelah mengikuti “Upacara Penaikan Bendera 17 Agustus 2016 di Istana Merdeka Jakarta
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 41
4. Jumlah Rancangan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)
Dari target 13 dokumen rancangan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria
(NSPK) sampai dengan akhir anggaran tahun 2016 telah terealisasi sebanyak 18
dokumen NSPK atau capaian sebesar 138,46%, yaitu:
1. Panduan Mutu Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan (LSP Nakes)
2. Skema Sertifikasi Kompetensi Pelaksana Keperawatan rawat Inap Di Rumah
Sakit
3. Materi Uji Kompetensi (MUK) Jenis Bukti Checklist Observasi
4. Materi Uji Kompetensi (MUK) Jenis Bukti Tidak Langsung
5. Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Kemampuan Tenaga Kesehatan
6. Buku Saku Surat Tanda Registrasi Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2016
7. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: HK.02.02/MENKES/456/2016
tanggal 3 September 2016, tentang Penerima Bantuan Program Pendidikan
Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis Angkatan Ke Enam Belas Tahun 2016
8. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: HK.02.02/H.V/SK/169/2016
tanggal 21 Oktober 2016 tentang Peserta Tugas Belajar Sumber Daya
Manusia Kesehatan di Lingkungan Kementerian Kesehatan Dan Penerima
Bantuan Tugas Belajar Sumber Daya Manusia Kesehatan Yang Berasal Dari
Pemerintah Daerah Angkatan Tahun 2016
9. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: HK.02.02/MENKES/584/2016
tanggal 11 November 2016, tentang Penerima Bantuan Program Pendidikan
Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis Angkatan Ke Tujuh Belas Tahun 2016.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 60 Tahun 2016 tentang Pembinaan
Jabatan Fungsional
11. Grand Design Pengelolaan Jabatan Fungsional
12. Petunjuk Teknis Rancangan Permenkes tentang Penyelenggaraan Uji
Kompetensi Jabatan Fungsional
13. Petunjuk Teknis Rancangan Permenkes tentang Jabatan Fungsional Dokter
14. Petunjuk Teknis Rancangan Permenkes tentang Jabatan Fungsional Dokter
Gigi
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 42
5. Dokumen Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
15. Petunjuk Teknis Rancangan Permenkes tentang Jabatan Fungsional Perawat
16. Petunjuk Teknis Rancangan Permenkes tentang Jabatan Fungsional Perawat
Gigi
17. Rancangan Permenkes tentang Standar Kompetensi Teknis 28 Jabatan
Fungsional
18. Rancangan Permenkes tentang Standar Kompetensi Manajerial 18 Jabatan
Fungsional
Dari target 7 dokumen ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan telah
terealisasi sebanyak 11 dokumen atau 157,15%, yaitu telah tersusun:
1) Penyusunan POA Puskat Mutu SDM Kesehatan Tahun 2016
2) Penyusunan RKP dan Renja K/L Puskat Mutu SDM Kesehatan
3) Penyusunan RKA-KL dan DIPA 2017
4) Reviu Rencana Aksi Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2015-2019
5) Laporan Triwulanan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun 2016
6) Laporan Tahunan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2016
7) Laporan Kinerja Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun 2016
8) Laporan Barang Milik Negara Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
Tahun Anggaran 2016
9) Laporan Persediaan Periode Tahun Anggaran 2016
10) Penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) Pusat Peningkatan Mutu SDM
Kesehatan Tahun 2016
11) Reviu SOP Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun 2016
Secara rinci capaian kinerja Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
tahun 2016 dapat dilihat dalam tabel 3.8 Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) sebagai
berikut:
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 43
Tabel 3.8 Realisasi Pelaksanaan Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan
Tahun 2016
No SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN REALI SASI
%
1 2 3 4 5 6 7 1
Kegiatan prioritas nasional KSP melalui peningkat-an dan penjaminan mutu kesehatan
Terbentuknya Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan (LSP Nakes) yang akan didayagunakan ke luar negeri
Lisensi dari BNSP
Dokumen Terbitnya Lisensi dari BNSP
100
2 Rancangan Norma, Standar Prosedur dan kriteria (NSPK)
Jumlah rancangan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) 13 NSPK
18
138,46
1) Fasilitasi Standardisasi dan Sertifikasi Tenaga Kesehatan
Jumlah pedoman fasilitasi standardisasi dan sertifikasi tenaga kesehatan
1 Dokumen/ Pedoman
2 200
) 2) Fasilitasi Profesi Tenaga Kesehatan
Jumlah pedoman fasilitasi profesi tenaga kesehatan
2 Dokumen/ Pedoman
4 200
3) Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan
Jumlah dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan
3 Dokumen/ Pedoman
3 100
4) Pendidikan Berkelanjutan Profesi Kesehatan
Jumlah dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan profesi Kesehatan
1 Dokumen/ Pedoman
2 200
5) Analisis dan Pemetaan Jabatan Fungsional
Jumlah dokumen Analisis dan Pemetaan Jabatan Fungsional
4 Dokumen/ Pedoman
5 125
6) Pemantauan dan Evaluasi Jabatan Fungsional
Jumlah dokumen Pemantauan dan Evaluasi Jabatan Fungsional
2 Dokumen/ Pedoman
2 100
3 Pengembangan
Jabatan Fungsional
Penganugerahan tenaga kesehatan teladan
306 Orang 216 70,59
4 Terselenggaranya peningkatan mutu SDM Kesehatan
1) Jumlah tenaga kesehatan Teregistrasi
115.000 Orang 219.654 191,00
2) Jumlah peserta baru penerima Pendidikan berkelanjutan
3.000 Orang 1.499 49,97
(a) Jumlah peserta baru penerima penerima bantuan pendidikan Diploma & Strata
2.200 Orang 1.103 51,36
(b) Jumlah peserta baru PPDS/ PDGS
800 Orang 396 49,50
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 44
E. SUMBER DAYA
5 Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
Tersusunnya: (1) Kebijakan perencanaan, program dan laporan evaluasi (2) Pengelolaan keuangan dan BMN (3) Pengelolaan kepegawaian dan ketatausahaan 7 Dokumen
11 100,00
a) Jumlah dokumen perencanaan dan pelaksanaan program
1 Pedoman 3 100
b) Jumlah dokumen rencana dan anggaran program jangka pendek & panjang
1 Dokumen 1 100
c) Jumlah dokumen pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan program
1 Dokumen 3 100
d) Jumlah dokumen pengelolaan keuangan dan BMN
2 Dokumen 2 100
f) Jumlah dokumen pengelolaan kepegawaian dan ketatausahaan
2 Dokumen 2 100
Untuk mencapai target kinerjanya, Puskat Mutu SDM Kesehatan didukung
oleh beberapa sumber daya antara lain sumber daya manusia dan sumber daya
anggaran.
1. Sumberdaya Manusia.
Kekuatan personil sumber daya manusia yang dimiliki oleh Puskat Mutu
SDM Kesehatan saat ini berjumlah 86 orang yang terdiri dari jenis kelamin
pria berjumlah 31 orang dan wanita berjumlah 55 orang, meliputi; pejabat
struktural sebanyak 10 orang, staf pegawai negeri sipil (PNS) sebanyak 63
orang dan tenaga honorer untuk membantu operasional kegiatan sehari-
hari berjumlah 13 orang.
Untuk mencapai target indikator jumlah tenaga kesehatan teregistrasi
sebanyak 115.000 orang, SDM yang berkontribusi dan memegang peranan
penting dalam memenuhi target tersebut sebanyak 28 orang yang
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 45
tergabung dalam Bidang Fasilitasi Standardisasi dan Profesi Tenaga
Kesehatan, dengan supporting Sub Bagian Tata Usaha.
Demikian pula dalam mencapai target indikator jumlah peserta baru
penerima bantuan pendidikan sebanyak 3.000 orang, SDM yang memegang
peranan penting dan berkontribusi untuk memenuhi target tersebut
sebanyak 19 orang yang tergabung dalam Bidang Pendidikan
Berkelanjutan.
Sumberdaya manusia yang berstatus PNS dirinci menurut golongan
kepangkatan yaitu pegawai golongan IV berjumlah 10 orang, pegawai
golongan III berjumlah 59 orang, pegawai golongan II berjumlah 3 orang,
dan 1 orang pegawai golongan I.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai proporsi personil
sumber daya manusia berdasarkan jenis kelamin dan golongan
kepangkatannya, digambarkan pada grafik 3.6 dan 3.7 berikut ini:
Grafik 3.6
Proporsi SDM Berdasarkan Jenis Kelamin
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 46
Grafik 3.7 Proporsi SDM Berdasarkan Golongan Kepangkatan
Sedangkan berdasarkan latar belakang tingkat pendidikannya yang terbanyak
adalah PNS dengan pendidikan setingkat sarjana (S1) sebanyak 34 orang,
diikuti pasca sarjana (S2) sebanyak 25 orang, SMA sebanyak 7 orang,
Diploma III sebanyak 6 orang, dan pendidikan SD 1 orang. Gambaran lebih
jelas mengenai proporsi SDM berdasarkan berdasarkan latar belakang tingkat
pendidikan, dapat dilihat pada grafik 3.8 berikut ini.
Grafik 3.8 Proporsi SDM Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 47
2. Sumberdaya Keuangan.
a. Anggaran Puskat Mutu SDM Kesehatan
Anggaran Puskat Mutu SDM Kesehatan tahun 2016 mengalami
penyesuaian atau efisiensi anggaran sebanyak dua kali. Pagu awal tersedia
sebesar Rp. 608.083.094.000,-, dan sesuai hasil reviu RKA-K/L dan refocusing
anggaran oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan pada tanggal 15 Juli
2016, jumlah anggaran mengalami revisi menjadi sebesar Rp. 506.883.094.000,-
(jumlah dana efisiensi hasil reviu sebesar Rp. 101.200.000.000,-). Selanjutnya
berdasarkan Instruksi Presiden Nomor: 8 Tahun 2016 terkait langkah-langkah
penghematan DIPA Kementerian Kesehatan Tahun 2016, Puskat Mutu SDM
Kesehatan melakukan blokir mandiri (self blocking), sehingga pagu terakhir menjadi
sebesar Rp. 397.187.649.000,- (efisiensi dana sebesar Rp. 109.695.445.000,-).
Capaian kinerja anggaran Puskat Mutu SDM Kesehatan Tahun 2016
sebesar Rp. 306.153.112.456,- atau sebesar 60,40% berdasarkan pagu efisiensi awal
dan sebesar 77,08% berdasarkan pagu self blocking. Realisasi belanja modal setelah
self blocking sebesar 96,86% dan realisasi belanja barang setelah self blocking
sebesar 77,01%. Untuk lebih jelasnya realisasi capaian kinerja anggaran Puskat Mutu
SDM Kesehatan dapat dilihat pada tabel 3.9 dibawah ini:
Tabel 3.9 Realisasi Capaian Kinerja Anggaran Puskat Mutu SDM Kesehatan
Tahun 2016
No
Jenis Belanja
Pagu Efisiensi Awal
(Rp)
Pagu Self Blocking
(Rp)
Realisasi (Rp)
% Thd Pagu Efis. Awal
% Thd Pagu Self
Blocking
1 2 3 4 5 6 7
1 Belanja Modal 1.545.980.000 1.305.980.000 1.264.922.944 81,82 96,86
2 Belanja Barang 505.337.114.000 395.881.669.000 304.888.189.512 60,33 77,01
3 Belanja Pegawai - - - - -
4 Belanja Bansos - - - - -
T O T A L 506.883.094.000 397.187.649.000 306.153.112.456 60,40 77,08
Sumber: emonev DJA, 2016
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 48
b. Anggaran Dekonsentrasi
Puskat Mutu SDM Kesehatan pada tahun 2016 mengalokasikan anggaran
dekonsentrasi ke 34 Dinas Kesehatan Provinsi sebesar Rp. 37.848.085.000,- dengan
target output kegiatan “Tenaga Kesehatan Selain Dokter dan Dokter Gigi yang
memiliki Surat Tanda Register (STR)” sebanyak 112.672 orang. Dan berdasarkan
Instruksi Presiden Nomor: 8 Tahun 2016 terkait langkah-langkah penghematan
DIPA Kementerian Kesehatan Tahun 2016, anggaran dekonsentrasi mengalami
efisiensi (self blocking) menjadi sebesar Rp. 19.200.607.000,- (efisiensi dana sebesar
Rp. 19.647.478.000,-).
Capaian realisasi anggaran dekonsentrasi tahun 2016 terserap sebesar
Rp. 17.136.391.169,- atau sebesar 45,28% terhadap pagu awal dan sebesar 89,25%
setelah mengalami efisiensi anggaran (self blocking) dengan capaian out sebanyak
97.207 orang (Tenaga Kesehatan Selain Dokter dan Dokter Gigi yang memiliki STR)
atau sebesar 86,27%. Capaian realisasi dan capaian output dari masing-masing
satuan kerja Dinas Kesehatan Provinsi dapat dilihat pada tabel 3.10 berikut ini:
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 49
Tabel 3.10 Capaian Realisasi Anggaran Dekonsentrasi dan Capaian Output
Berdasarkan Satuan Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Tahun 2016
1 DKI Jakarta 979.380.000 169.350.000 162.570.000 16,60 96,00 7.834 7.831 99,96
2 Banten 835.690.000 340.319.000 304.644.000 36,45 89,52 2.721 2.811 103,31
3 Jawa Barat 1.492.670.000 369.395.000 315.785.000 21,16 85,49 8.778 3.175 36,17
4 Jawa Tengah 1.525.890.000 565.278.000 541.950.075 35,52 95,87 16.460 200 1,22
5 D I Yogyakarta 795.910.000 187.184.000 178.600.170 22,44 95,41 2.516 5.447 216,49
6 Jawa Timur 1.693.380.000 1.139.717.000 959.427.400 56,66 84,18 6.762 6.762 100,00
7 Aceh 1.369.400.000 1.369.400.000 1.104.870.400 80,68 80,68 6.856 2.662 38,83
8 Sumatera Utara 1.516.470.000 639.476.000 638.976.934 42,14 99,92 9.354 8.734 93,37
9 Sumatera Barat 1.090.810.000 293.150.000 263.960.000 24,20 90,04 4.188 7.339 175,24
10 Riau 944.280.000 345.296.000 235.198.800 24,91 68,12 5.278 1.584 30,01
11 Kepulauan Riau 784.580.000 345.851.000 306.524.200 39,07 88,63 874 1.202 137,53
12 Jambi 944.000.000 318.160.000 304.478.000 32,25 95,70 1.724 2.104 122,04
13 Sumatera Selatan 1.045.420.000 974.620.000 912.300.000 87,27 93,61 4.590 19.013 414,23
14 Bangka Belitung 888.730.000 203.934.000 183.855.000 20,69 90,15 700 571 81,57
15 Bengkulu 963.150.000 471.684.000 363.942.900 37,79 77,16 1.473 1.137 77,19
16 Lampung 1.024.650.000 451.903.000 370.862.200 36,19 82,07 3.580 950 26,54
17 Kalimantan Barat 1.048.490.000 112.677.000 112.421.000 10,72 99,77 1.895 1.073 38,28
18 Kalimantan Tengah 1.069.550.000 892.104.000 809.773.550 75,71 90,77 1.425 2.104 147,65
19 Kalimantan Selatan 1.007.690.000 468.631.000 443.762.850 44,04 94,69 1.550 1.293 83,42
20 Kalimantan Timur 945.460.000 143.569.000 93.237.750 9,86 64,94 1.550 253 16,32
21 Sulawesi Utara 1.137.630.000 856.899.000 846.111.000 74,37 98,74 1.086 591 54,42
22 Sulawesi Tengah 986.150.000 757.091.000 700.896.200 71,07 92,58 634 635 100,16
23 Sulawesi Selatan 1.471.550.000 1.471.550.000 1.182.891.850 80,38 80,38 10.058 8.120 80,73
24 Sulawesi Tenggara 1.018.370.000 729.046.000 703.401.000 69,07 96,48 1.086 674 62,06
25 Sulawesi Barat 791.020.000 237.960.000 220.058.100 27,82 92,48 899 843 93,77
26 Gorontalo 882.750.000 640.050.000 608.845.750 68,97 95,12 512 512 100,00
27 Bali 1.106.200.000 487.930.000 477.653.400 43,18 97,89 1.601 1.601 100,00
28 Nusa Tenggara Barat 1.063.320.000 558.813.000 470.763.000 44,27 84,24 1.778 3.504 197,08
29 Nusa Tenggara Timur 1.381.030.000 1.198.209.000 1.151.321.000 83,37 96,09 2.214 1.989 89,84
30 Maluku 1.062.410.000 337.529.000 289.714.000 27,27 85,83 1.024 1.082 105,66
31 Maluku Utara 1.037.500.000 536.854.000 404.097.000 38,95 75,27 267 267 100,00
32 Papua 2.001.375.000 272.985.000 220.098.500 11,00 80,63 1.145 1.000 87,34
33 Papua Barat 1.118.310.000 856.837.000 856.775.000 76,61 99,99 1 1 100,00
34 Kalimantan Utara 824.870.000 457.156.000 396.625.140 48,08 86,76 259 143 55,21
37.848.085.000 19.200.607.000 17.136.391.169 45,28 89,25 112.672,00 97.207,00 86,27
Realisasi
(Volume)
T O T A L
Anggaran Output
Total
Progres (%)
KeteranganNo Provinsi Pagu Awal
(Rp)
Pagu Setelah
Self Blocking
(Rp)
Realisasi
(Rp)
% Thd Pagu
Awal
% Thd Pagu
Self Blocking
Target
(Volume)
Sumber: emonev DJA, 2016
F. REALISASI ANGGARAN
Realisasi anggaran yang digunakan untuk pencapaian kinerja jumlah tenaga
kesehatan teregistrasi sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja/Perjanjian Kinerja
pada tahun 2016 sebagaimana diperlihatkan pada tabel 3.11 dibawah ini:
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 50
Tabel 3.11 Realisasi Anggaran
Indikator Kinerja Jumlah Tenaga Kesehatan Teregistrasi Tahun 2016
Sasaran Program
Indikator Kinerja
Target
(Orang)
Realisasi
(Orang)
Pagu Awal
(Rp)
Pagu Setelah Self Blockng
(Rp
Realisasi
(Rp)
% Thdp Pagu Awal
% Thd Pagu Self
Block Ing
Terselenggaranya Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan
teregistrasi
115.000 Orang
219.654 Orang
12.330.036.000
9.853.091.000
8.825.875.641
71,58
89,57
Tabel 3.11 diatas menunjukkan bahwa untuk mencapai target kinerja
jumlah tenaga kesehatan teregistrasi, Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan pada
tahun 2016 mengalokasikan anggaran (pagu awal) sebesar Rp. 12.330.036.000,- dan
mengalami blokir mandiri (self blocking) menjadi Rp. 9.853.091.000,- (efisiensi sebesar
Rp. 2.476.945.000,-). Walaupun anggaran untuk target indikator kinerja ini belum
terserap maksimal (71,58% terhadap pagu awal dan 89,57% terhadap pagu self
blocking) atau anggaran terserap sebesar Rp. 8.825.875.641,-, tetapi capaian
kinerja indikator ini sampai dengan akhir tahun anggaran 2016 sudah melebihi
100% (capaian kinerja sebesar 191,00%). Hal ini disebabkan antara lain karena
beberapa kegiatan yang mendukung pelaksanaan kegiatan MTKI seperti; operasional
MTKI, pengelolaan STR, dukungan pengembangan profesi kesehatan berkelanjutan
dan pertemuan koordinasi dan evaluasi MTKI dengan MTKP dan Organisasi Profesi
tidak optimal dilaksanakan. Selain itu kegiatan monitoring dan evaluasi
pemanfaatan dana dekonsentrasi juga tidak terserap maksimal.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2013 tentang Jenis
dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada
Kementerian Kesehatan, penerbitan STR dikenakan biaya Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP) sebesar Rp. 100.000 per STR melalui Satuan Kerja Pusat Peningkatan
Mutu SDM Kesehatan. Selama tahun 2016, penerimaan PNBP melalui penerbitan
STR tersebut sudah mencapai Rp. 24.774.800.000,- yang disetor ke kas negara.
Namun dikarenakan belum mendapatkan izin penggunaan atas PNBP tersebut
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 51
oleh Kementerian Keuangan, sehingga penerimaan PNBP STR tidak dapat digunakan
untuk operasional dan kegiatan MTKI.
Selanjutnya untuk realisasi anggaran yang digunakan untuk pencapaian
kinerja jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan sesuai dengan dokumen
Perjanjian Kinerja pada tahun 2016, sebagaimana diperlihatkan pada tabel 3.12
dibawah ini:
Tabel 3.12 Realisasi Anggaran
Indikator Kinerja Jumlah Peserta Baru Penerima Bantuan Pendidikan Tahun 2016
Sasaran Program
Indikator Kinerja
Target
(Orang)
Realisasi
(Orang)
Pagu Awal
(Rp)
Pagu Setelah Self Blockng
(Rp
Realisasi
(Rp)
% Thdp Pagu Awal
% Thd Pagu Self
Block ing
Meningkatnya pelaksanaan pendidikan tinggi dan peningkatan mutu SDM Kesehatan
Jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan
3.000
Orang
1.499
Orang
454.996.455.00
0
362.062.840.00
0
279.342.672.30
7
61,39
77,15
Pada tabel 3.12 diatas terlihat bahwa untuk mencapai target kinerja
jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan, Pusat Peningkatan Mutu
SDM Kesehatan pada tahun 2016 mengalokasikan anggaran (pagu awal) sebesar
Rp. 454.996.455.000.- dan mengalami self blocking menjadi Rp. 362.062.840.000,
(efisiensi sebesar Rp. 92.933.615.000,-). Walaupun anggaran untuk target indikator
kinerja ini tidak terserap optimal (61,39% terhadap pagu awal dan 77,15% terhadap
pagu self blocking) atau anggaran terserap sebesar Rp. 279.342.672.307.-, dan capaian
kinerja indikator ini sampai dengan akhir tahun anggaran 2016 tidak mencapai
target (capaian kinerja sebesar 49,97%). Hal ini disebabkan calon peserta tubel SDM
Kesehatan hasil rekrutmen tubel Online, yang lulus administrasi pusat tercatat
sebanyak 1.924 orang. Dengan perkiraan lulus seleksi akademik sebanyak 75%
(1.443 orang), tetapi calon peserta tubel SDM Kesehatan yang lulus akademik
sebanyak 1.103 orang atau sebesar 57,33%.
Demikian pula dengan tingkat kelulusan calon peserta PPDS/PDGS hasil
rekrutmen secara online yang lulus seleksi administrasi pusat sebanyak 761 orang.
Dengan perkiraan lulus seleksi akademik sebanyak 75% (570 orang), namun
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 52
kenyataannya calon peserta PPDS/PDGS yang lulus akademik hanya 396 orang
atau hanya sebesar 52,00%. Dan kekurangan peserta PPDS/PDGS seyogyanya dapat
dipenuhi dari program dokter layanan primer (DLP, tetapi dikarenakan belum
siapnya regulasi yang mendukung DLP ini, pengadaan DLP tidak dapat terealisasi.
Selanjutnya tidak optimalnya serapan anggaran indikator jumlah peserta
baru penerima bantuan pendidikan disebabkan hal-hal sebagai berikut:
a. Jumlah kelulusan akademik peserta tubel baru (tubel reguler dan tubel
PPDS/PDGS) tidak memenuhi target yang telah ditetapkan, sehingga
serapan tidak optimal karena pembayaran peserta tubel hanya sekitar
50% dari peserta tubel yang harus dibayarkan.
b. Biaya penunjang pendidikan bagi peserta PPDS/PDGS sebesar
Rp. 12.400.000,- per semester dan biaya rumah sakit pendidikan sebesar
Rp 3.100.000,- per semester tidak dapat dibayarkan (peserta PPDS/PDGS
aktif sebanyak 3.898 orang). Hal ini mengingat adanya saran dari BPKP,
yaitu:
(1) Beberapa rumah sakit belum memiliki pola tarif atau belum
memungut/menerapkan pola tarif.
(2) Besaran biaya penunjang pendidikan tidak dimasukkan dalam pola
tarif Badan Layanan Umum (BLU) di Institusi Pendidikan.
c. Dengan diberlakukannya uang kuliah tunggal (UKT) penyebabkan biaya
pedidikan tubel SDM Kesehatan lebih rendah dari SPP dan dana
pengembangan tahun-tahun sebelumnya, sehingga dana yang telah
dianggarkan tidak terserap optimal.
d. Biaya penelitian peserta tubel SDM Kesehatan sebagian besar tidak
terserap karena sebagian peserta melebihi masa pendidikan yang telah
ditetapkan, sehingga biaya penelitian peserta tidak dapat dibayarkan.
Terkait dengan tidak optimalnya penyerapan anggaran untuk pencapaian
target indikator kinerja kegiatan, maka untuk tahun anggaran berikutnya masing-
masing penanggung jawab Bidang/Sub Bagian di lingkungan Pusat Peningkatan
Mutu SDM Kesehatan perlu melakukan hal-hal sebagai berikut:
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 53
(1) Menyusun perencanaan tubel SDM Kesehatan dan tubel PPDS/PDGS
secermat mungkin, dengan mempertimbangkan hal-hal yang menjadi
kendala tidak terserapnya secara optimal pembayaran peserta tubel
reguler dan tubel PPDS/PDGS.
(2) Menyusun kegiatan sesuai skala prioritas pelaksanaan kegiatan.
(3) Jika diperlukan segera usulkan revisi DIPA/POK dalam rangka
percepatan penyerapan anggaran.
(4) Mempercepat pertanggungjawaban realisasi kegiatan-kegiatan yang
telah dilaksanakan serta percepatan pencapaian target kinerja yang telah
ditetapkan.
(5) Sebagai mekanisme reward dan punishment, perlu dipertimbangkan
penyediaan anggaran di tahun berikutnya, agar disesuaikan dengan
realisasi kegiatan pada tahun ini.
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 54
BAB IV
PENUTUP
Capaian kinerja Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan tahun 2016 secara
umum cukup baik, dilihat dari besarnya capaian indikator kinerja kegiatan yang
telah dilaksanakan. Walaupun capaian indikator kinerja tahun 2016 lebih rendah
dibandingkan dengan capaian tahun lalu tetapi masih terbilang wajar, mengingat
semua satuan kerja-satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan juga
mengalami kondisi yang sama. Dari analisis capaian kinerja yang telah dilakukan,
beberapa kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut:
1. Jumlah tenaga kesehatan teregistrasi.
Target indikator jumlah tenaga kesehatan teregistrasi sebanyak 115.000
orang, telah terealisasi sebanyak 219.654 orang atau progres capaian
sebesar 191,00%.
2. Jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan.
Target indikator jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan
sebanyak 3.000 orang, telah terealisasi sebanyak 1.499 orang atau progres
capaian sebesar 49,97%. Target indikator ini tidak tercapai dikarenakan
tingkat kelulusan akademik calon peserta tubel (tubel PPDS/PDGS dan
tubel reguler) sangat rendah sekitar 54,79%. Disamping itu program
dokter layanan primer (DLP) yang diharapkan dapat berkontribusi
sebanyak 300 orang guna memenuhi kebutuhan dokter di pelayanan
primer tidak terealisasi sesuai dengan target yang ditetapkan, karena
belum siapnya regulasi terkait dengan DLP.
3. Capaian bulan ke-12 (B12) untuk kegiatan prioritas nasional Kantor Staf
Presiden (KSP), program peningkatan dan penjaminan mutu kesehatan
melalui pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan (LSP
Nakes) yang akan didayagunakan ke luar negeri tercapai 100%, yakni
dengan terbitnya Lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan 2016 55
4. Jumlah rancangan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) dari
target 13 dokumen telah terealisasi sebanyak 18 dokumen atau capaian
sebesar 138,46%.
5. Jumlah peserta penganugerahan tenaga kesehatan teladan dari target 306
orang telah terealisasi sebanyak 216 orang atau capaian sebesar 70,59%.
6. Jumlah dokumen ketatausahaan (kebijakan perencanaan, program,
laporan evaluasi, pengelolaan keuangan dan BMN dan pengelolaan
kepegawaian dan ketatausahaan) dari target 7 dokumen telah terealisasi
sebanyak 11 dokumen atau capaian 157,14%.
Capaian Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Pusat Peningkatan Mutu SDM
Kesehatan mengarah dan sejalan dengan sasaran bahkan sampai dengan akhir
anggaran tahun 2016 capaian rata-rata sudah diatas 100% atau sebesar 117,86%,
namum demikian capaian kinerja tersebut tidak diikuti dengan realisasi penyerapan
anggaran yang ideal. Serapan anggaran Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
belum optimal, yakni sebesar 60,40% atau Rp. 306.153.112.456,- dari pagu efisiensi
awal sebesar Rp. 506.883.094.000,- dan sebesar 77,08% dari pagu self blocking sebesar
Rp. 397.187.649.000,-. Hal ini perlu mendapat perhatian dari masing-masing pejabat
Bidang/Sub Bagian/MTKI untuk melakukan evaluasi tidak optimalnya penyerapan
anggaran dan melakukan perbaikan untuk perencanaan kegiatan yang lebih cermat
dan konsisten pada tahun mendatang.
LAMPIRAN
RENCANA AKSI KEGIATAN
PUSAT PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN
TAHUN 2015-2019
1
2015 2016 2017 2018 2019
1 1 Jumlah tenaga kesehatan teregistrasi 100.000 115.000 175.000 150.000 150.000
2 Jumlah SDM Kesehatan penerima
bantuan pendidikan berkelanjutan
2.167 4.288 3.635 4.000 4.030
a Peserta Lama 1.467 2.088 2.535 2.500 2.930
b Peserta Baru 700 2.200 1.100 1.500 1.100
3 Jumlah peserta penerima bantuan
pendidikan profesi kesehatan
4.387 4.446 4.660 3.689 3.720
a Peserta Lama 4.087 3.646 4.435 3.339 3.320
b Peserta Baru 300 800 225 350 400
���������������
��������� ����������������������������
��������� �������������������������� ������������������������ �������������������������
�������������� �������������������������
��������� ��������������������������
�������������������������� ������������������������
��������� ������������������������
����� ������������������� ���
������������������ � �� ��������������������������
�������������������������� ��������������������!��
������������ ������������������������
���������
PUSAT PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN TAHUN 2015-2019
NO SASARAN
Terselenggaranya Peningkatan Mutu
Mutu SDM Kesehatan
INDIKATOR
MATRIKS INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)
TARGET (Orang)
Semula Menjadi Semula Menjadi
Jumlah tenaga
kesehatan
teregistrasi
Jumlah tenaga
kesehatan
teregistrasi
Jumlah tenaga kesehatan perawat,
bidan, gizi, sanitarian, fisioterapis,
terapis wicara, okupasi terapis, ortotik
prostetik, radiografer, teknisi
elektromedis, perawat gigi, teknisi gigi,
perawat anestesi, akupuntur terapis,
fisikawan medis, analis kesehatan,
refraksionis optisien, teknisi transfusi
darah, teknisi kardiovaskuler dan
tenaga kesehatan lainnya selain
dokter, dokter gigi dan tenaga farmasi
yang memiliki Surat Tanda Registrasi
(STR)
Tenaga Kesehatan selain Dokter,
Dokter Gigi dan Tenaga Farmasi
yang Memiliki STR
100.000 115.000 175.000 150.000 150.000
Jumlah peserta baru
penerima bantuan
pendidikan
Jumlah SDM kesehatan yang bekerja
di fasilitas kesehatan yang ditingkatkan
kemampuan melalui tugas belajar
Diploma/ Strata dan PDS/PDGS
(peserta baru)
1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
1 Jumlah SDM
Kesehatan
penerima bantuan
pendidikan
berkelanjutan
(orang)
1 Jumlah SDM kesehatan yang
bekerja di bidang kesehatan yang
ditingkatkan kemampuannya
melalui tugas belajar Diploma,
Strata dan Profesi (peserta lama
dan baru)
2.167 4.288 3.635 4.000 4.030
a. Peserta Lama 1.467 2.088 2.535 2.500 2.930
b. Peserta Baru 700 2.200 1.100 1.500 1.100
2 Jumlah peserta
penerima bantuan
pendidikan profesi
kesehatan (orang)
2 Jumlah peserta penerima bantuan
pendidikan profesi kesehatan serta
yang disetarakan (peserta lama
dan baru)
4.387 4.446 4.660 3.689 3.720
a. Peserta Lama 4.087 3.646 4.435 3.339 3.320
b. Peserta Baru 300 800 225 350 400
����������������� �
������������� �������������������������������������������������� �����������������
����� �������������������������������������������������� ���������� ����������������������������
�������������� ��� ���������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������� ���������� ������������������������� ������������������������ �����������������������
����������������� ��������������������������������������������������� �������������� �� �������������������������
RENSTRA
2015 2016 2017 2018 2019
REVISI RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN TAHUN 2015-2019
INDIKATOR
DEFINISI OPERASIONAL
TARGET
RPJMN
2015 2016 2017 2018 2019
PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN
Alokasi Pendanaan 469.028.750.000 506.883.094.000 459.803.028.000 482.793.178.000 506.932.835.500 2.425.440.885.500
FASILITASI STANDARISASI DAN PROFESI TENAGA KESEHATAN
Alokasi Pendanaan 15.137.040.000 12.111.756.000 13.944.014.000 14.641.214.000 15.373.274.000 71.207.298.000
Jumlah Tenaga Kesehatan TeregistrasiTarget Kinerja 100.000 115.000 175.000 150.000 150.000
Fasilitasi Standardisasi dan Sertifikasi Tenaga Kesehatan
Alokasi Pendanaan 13.074.510.000 8.690.751.000 6.864.144.000 7.138.700.000 7.495.645.000
Fasilitasi Profesi Tenaga Kesehatan
Alokasi Pendanaan 2.062.530.000 3.421.005.000 7.079.870.000 7.502.514.000 7.877.629.000
FASILITASI STANDARISASI DAN PROFESI TENAGA KESEHATAN
Jumlah dikumen Fasilitasi Standardisasi dan Sertifikasi Tenaga
Kesehatan
Target Kinerja 1 2 3 3 3
Jumlah Dokumen Fasilitasi Penyusunan Standar Profesi Tenaga
KesehatanTarget Kinerja 1 2 3 3 3
PENDIDIKAN BERKELANJUTAN
Alokasi Pendanaan 441.909.990.000 464.281.935.000 416.789.212.000 437.628.672.000 459.510.105.000 2.220.119.914.000
Bantuan Pendidikan (Tubel untuk Diploma, Strata dan Profesi)
Alokasi Pendanaan 89.638.500.000 124.353.980.000 121.780.588.000 125.002.441.000 136.507.587.000
Bantuan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS)/
Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PDGS)
Alokasi Pendanaan 352.271.490.000 339.927.955.000 295.008.624.000 312.626.231.000 323.002.518.000
PENDIDIKAN BERKELANJUTAN
Jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan
berkelanjutan
Target Kinerja 700 2.200 3.635 4.000 4.030
Jumlah dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan SDM
Kesehatan
Target Kinerja 3 3 3 3 3
USULAN ALOKASI PENDANAAN PUSAT PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATANTAHUN 2015-2019
TOTALSASARANSTATUS
AWAL
TAHUN ANGGARAN
2015 2016 2017 2018 2019
Pendidikan Berkelanjutan Profesi Kesehatan
Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan
Target Kinerja 300 800 4.660 3.689 3.720
Jumlah Dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan profesi
kesehatan
Target Kinerja 3 1 3 3 3
PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL
Alokasi Pendanaan 0 21.559.955.000 19.500.802.000 20.475.842.000 21.499.634.000 83.036.233.000
Analisis dan pemetaan jabatan fungsional
Alokasi Pendanaan 9.870.425.000 8.883.380.000 9.238.700.000 9.700.635.000
Pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional
Alokasi Pendanaan 11.689.530.000 10.617.422.000 11.237.142.000 11.798.999.000
Analisis dan pemetaan jabatan fungsional
Jumlah dokumen analisis dan pemetaan jabatan fungsional
Target Kinerja 4 4 7 7
Pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional
Jumlah dokumen pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional
Target Kinerja 2 2 3 3
Penganugerahan Tenaga Kesehatan Teladan
Target Kinerja 136 306 306 306 306
KETATAUSAHAAN PENINGKATAN MUTUSDM KESEHATAN
Alokasi Pendanaan 11.981.720.000 8.929.448.000 9.569.000.000 10.047.450.000 10.549.822.500 51.077.440.500
Jumlah Dokumen Perencanaan, Program Anggaran dan Evaluasi
Pelaporan
Target Kinerja 3 3 3 3
Jumlah Dokumen Pengelolaan Keuangan dan BMN
Target Kinerja 2 2 2 2
Jumlah Dokumen Kepegawaian dan Ketatausahaan
Target Kinerja 2 2 2 2
ALOKASI PENDANAAN PUSAT PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN
TAHUN 2015-2019
SASARANSTATUS
AWAL
TAHUN ANGGARAN
TOTAL
Instansi/Unit Organisasi : Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
Tahun : 2016
1 2 4 5
1 Terselenggaranya Fasilitasi Standardisasi dan Profesi
Tenaga Kesehatan Kesehatan
115,000 Orang
1) Fasilitasi Standardisasi dan sertifikasi Tenaga Kesehatan
Jumlah dokumen fasilitasi standardisasi dan sertifikasi tenaga kesehatan 1 Dokumen
2) Fasilitasi Profesi Tenaga Kesehatan
Jumlah dokumen fasalitasi profesi tenaga kesehatan 2 Dokumen
3) Terbentuknya Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan (LSP
Nakes) yang akan didayagunakan ke luar negeri
Diperolehnya
Lisensi dari BNSP
Dokumen
2 Meningkatnya mutu SDM Kesehatan 3.000 Orang
1 Pendidikan berkelanjutan profesi kesehatan
a) Jumlah Dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan profesi kesehatan 1 Dokumen
b) Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan 800 Orang
a) Jumlah dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan 3 Dokumen
b) Jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan 2.200 Orang
Jumlah tenaga kesehatan teregistrasi
Form RKT
RENCANA KINERJA TAHUNAN
Jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan
2 Pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan
NO SASARAN Indikator Kinerja TARGET SATUAN
3
1 2 4 5
a) Jumlah dokumen analisis dan pemetaan jabatan fungsional 4 Dokumen
b) Jumlah dokumen pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional 2 Dokumen
c) Penganugerahan tenaga kesehatan teladan 306 Orang
3 Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan7 Dokumen
13
Dokumen
22
Dokumen
32
Dokumen
. .
Kepala,
Drg. Oscar Primadi, MPH
NIP : 196110201988031013
3 Pengembangan Jabatan Fungsional
Jumlah dokumen kebijakan perencanaan, program dan laporan evaluasi
Jumlah dokumen pengelolaan keuangan dan BMN
Jumlah dokumen pengelolaan kepegawaian dan ketatausahaan
Terlaksananya Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
Jakarta, 19 September 2011
Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan
NO SASARAN Indikator Kinerja TARGET
3
Satuan
Instansi/Unit Organisasi : Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
Tahun : 2016
1 2 4 5
1 Terselenggaranya Fasilitasi Standardisasi dan Profesi
Tenaga Kesehatan Kesehatan
115,000 Orang
1) Fasilitasi Standardisasi dan sertifikasi Tenaga Kesehatan
Jumlah dokumen fasilitasi standardisasi dan sertifikasi tenaga kesehatan 1 Dokumen
2) Fasilitasi Profesi Tenaga Kesehatan
Jumlah dokumen fasalitasi profesi tenaga kesehatan 2 Dokumen
3) Terbentuknya Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan (LSP
Nakes) yang akan didayagunakan ke luar negeri
Diperolehnya
Lisensi dari BNSP
Dokumen
2 Meningkatnya mutu SDM Kesehatan 3.000 Orang
1 Pendidikan berkelanjutan profesi kesehatan
a) Jumlah Dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan profesi kesehatan 1 Dokumen
b) Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan 800 Orang
a) Jumlah dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan 3 Dokumen
b) Jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan 2.200 Orang
Jumlah tenaga kesehatan teregistrasi
Form RKT
RENCANA KINERJA TAHUNAN
Jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan
2 Pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan
NO SASARAN Indikator Kinerja TARGET SATUAN
3
1 2 4 5
a) Jumlah dokumen analisis dan pemetaan jabatan fungsional 4 Dokumen
b) Jumlah dokumen pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional 2 Dokumen
c) Penganugerahan tenaga kesehatan teladan 306 Orang
3 Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan7 Dokumen
13
Dokumen
22
Dokumen
32
Dokumen
. .
Kepala,
Drg. Oscar Primadi, MPH
NIP : 196110201988031013
3 Pengembangan Jabatan Fungsional
Jumlah dokumen kebijakan perencanaan, program dan laporan evaluasi
Jumlah dokumen pengelolaan keuangan dan BMN
Jumlah dokumen pengelolaan kepegawaian dan ketatausahaan
Terlaksananya Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
Jakarta, 19 September 2011
Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan
NO SASARAN Indikator Kinerja TARGET
3
Satuan
Instansi/Unit Organisasi : Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
Tahun : 2016
1 2 4 5
1 Terselenggaranya Fasilitasi Standardisasi dan Profesi
Tenaga Kesehatan Kesehatan
115,000 Orang
Diperolehnya
Lisensi dari BNSP
Dokumen
2 Meningkatnya mutu SDM Kesehatan 3.000 Orang
800 Orang
2.200 Orang
3 Rancangan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)
1Dokumen
2Dokumen
Diperolehnya
Lisensi dari BNSP
Dokumen
1Dokumen
3Dokumen
4Dokumen
2Dokumen
1) Jumlah dokumen fasilitasi standardisasi dan sertifikasi tenaga kesehatan
2) Jumlah dokumen fasalitasi profesi tenaga kesehatan
5) Jumlah dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan
4) Jumlah Dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan profesi kesehatan
6) Jumlah dokumen analisis dan pemetaan jabatan fungsional
7) Jumlah dokumen pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional
Jumlah tenaga kesehatan teregistrasi
Jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan
PENETAPAN KINERJA Form PK
3) Terbentuknya Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan (LSP Nakes)
yang akan didayagunakan ke luar negeri
Terbentuknya Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan (LSP Nakes) yang
akan didayagunakan ke luar negeri
1) Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan
Jumlah rancangan norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK)
2) Jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan
NO SASARAN Indikator Kinerja TARGET SATUAN
3
3 Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan7 Dokumen
13 Dokumen
22 Dokumen
32 Dokumen
SATUAN
Pagu Anggaran Pusat peningkatan Mutu SDM Kesehatan Rp. 506.883.904.000 ,-
NO SASARAN Indikator Kinerja TARGET
Jumlah dokumen pengelolaan keuangan dan BMN
Jumlah dokumen pengelolaan kepegawaian dan ketatausahaan
Terlaksananya Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
Jumlah dokumen kebijakan perencanaan, program dan laporan evaluasi
Instansi/Unit Organisasi : Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
Tahun : 2016
1 2 4 5
1 Terselenggaranya Fasilitasi Standardisasi dan
Profesi Tenaga Kesehatan Kesehatan
115,000 219.654
(191,00%)
Orang
1) Fasilitasi Standardisasi dan sertifikasi Tenaga Kesehatan
Jumlah dokumen fasilitasi standardisasi dan sertifikasi tenaga
kesehatan
1 2 Dokumen
2) Fasilitasi Profesi Tenaga Kesehatan
Jumlah dokumen fasalitasi profesi tenaga kesehatan 2 4 Dokumen
3) Terbentuknya Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan (LSP
Nakes) yang akan didayagunakan ke luar negeri
Diperolehnya
Lisensi dari BNSP
Terbitnya Lisensi
dari BNSP
Dokumen
2 Meningkatnya mutu SDM Kesehatan 3.000 1.499
(49,97%)
Orang
1 Pendidikan berkelanjutan profesi kesehatan
a) Jumlah Dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan profesi
kesehatan
1 2 Dokumen
b) Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan 800 396 Orang
a) Jumlah dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan SDM
Kesehatan
3 3 Dokumen
b) Jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan
berkelanjutan
2.200 1.103 Orang
Realisasi
3
Jumlah tenaga kesehatan teregistrasi
Jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan
2 Pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan
Form PKK-Renstra
PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN (PKK)
NO SASARAN Indikator Kinerja TARGET Satuan
1 2 4 5
a) ����������������� � ���������������������������� ��� 4 5 Dokumen
b) ����������������������������������� �������������� ��� 2 2 Dokumen
c) ���������������������������������������� 306 216
(70,59%)
Orang
3 Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan7 11 Dokumen
13 7
Dokumen
22 2
Dokumen
32 2
Dokumen
. .
Capaian Serapan Anggaran berdsarkan pagu self blocking sebesar 77,08% dari pagu sebesar Rp. 397.187.649.000,-
REALISASI
Pagu Anggaran Pusat peningkatan Mutu SDM Kesehatan Rp. 506.883.904.000 ,-
Capaian Serapan Anggaran Pusat peningkatan Mutu SDM Kesehatan sesuai pagu efisiensi awal sebesar Rp. 306.153.112.456 ,- atau 60,40% dan
Jumlah dokumen pengelolaan keuangan dan BMN
Jumlah dokumen pengelolaan kepegawaian dan ketatausahaan
Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan
TARGET SATUAN
3
3 Pengembangan Jabatan Fungsional
Terlaksananya Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
Jumlah dokumen kebijakan perencanaan, program dan laporan
evaluasi
NO SASARAN Indikator Kinerja
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 2
KEKUATAN PERSONIL DAN DAFTAR URUT
KEPANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
PUSAT PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN
TAHUN 2016
3
KEKUATAN PERSONIL
PUSAT PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN
KEADAAN DESEMBER 2016
Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV Eselon V
1 Bidang Fasilitasi Standardisasi dan Profesi Tenaga
Kesehatan 0 0 1 2 0 22 3 28
2 Bidang Pendidikan Berkelanjutan
0 0 0 2 0 12 5 19
3 Bidang Pengembangan Jabatan Fungsional
0 0 1 2 0 12 2 17
4 Sub Bagian Tata Usaha
0 1 0 1 0 17 3 22
0 1 2 7 0 63 13 86
JumlahStruktural
Staf
TOTAL
No Nama Satuan Organisasi
Jabatan
Honor
KEKUATAN PERSONIL BERDASARKAN GOLONGAN
PUSAT PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN
KEADAAN DESEMBER 2016
A B C D Jml A B C D Jml A B C D Jml A B C D E Jml
1 Bidang Fasilitasi Standardisasi dan Profesi Tenaga
Kesehatan0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 8 10 1 21 2 1 0 0 0 3 0 24
2Bidang Pendidikan Berkelanjutan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 4 5 12 2 0 0 0 0 2 0 14
3Bidang Pengembangan Jabatan Fungsional 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 4 5 13 1 1 0 0 0 2 0 16
4Sub Bagian Tata Usaha 1 0 0 0 1 0 0 1 1 2 5 3 2 3 13 2 0 0 0 0 2 0 18
5Satuan Organisasi Kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1
1 0 0 0 0 0 0 1 2 3 8 17 20 14 59 7 2 0 1 0 10 0 73TOTAL
No Nama Satuan Organisasi
Golongan Dokumen
Tidak
Lengkap
JumlahI II III IV
KEKUATAN PERSONIL BERDASARKAN JENIS KELAMIN
PUSAT PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN
KEADAAN DESEMBER 2016
Pria Wanita
1 Bidang Fasilitasi Standardisasi dan Profesi Tenaga Kesehatan7 17 0 24
2 Bidang Pendidikan Berkelanjutan 3 11 0 14
3 Bidang Pengembangan Jabatan Fungsional4 12 0 16
4 Subbagian Tata Usaha10 9 0 19
5 Tenaga Non PNS7 6 0 13
31 55 0 86
Jumlah
TOTAL
No Nama Satuan OrganisasiJenis Kelamin Dokumen
Tidak
Lengkap
KEKUATAN PERSONIL BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN
PUSAT PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN
KEADAAN DESEMBER 2016
S3 S2Spesialis
1/2/A VA IV S1 D IV D III
Akade
miSM D II D I SMA SMP SD
1Bidang Fasilitasi Standardisasi dan Profesi Tenaga
Kesehatan0 8 0 0 10 0 2 0 0 0 0 4 0 0 0 24
2 Bidang Pendidikan Berkelanjutan 0 5 0 0 9 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 15
3 Bidang Pengembangan Jabatan Fungsional 0 7 0 0 4 0 3 0 0 0 0 1 0 0 0 15
4 Sub Bagian Tata Usaha 0 4 0 0 11 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 18
5 Satuan Organisasi Kosong 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 25 0 0 34 0 6 0 0 0 0 7 0 1 0 73
Jumlah
TOTAL
No Nama Satuan Organisasi
Pendidikan Dokumen
Tidak
Lengkap
Nama
NIP
Tempat/Tgl Lahir Gol. TMT Nama Kls TMT Thn Bln Thn Bln Thn Bln Nama Thn Nama LulusTingkat
Ijazah
SUHARTATI, S.Kp, M.Kes Magister Ilmu Kesehatan
Cepu/27 Juli 1960 (Universitas Indonesia Jakarta)
Dra. TRINI NURWATI, M.Kes S.2 Kesehatan Masyarakat
Palembang/10 November 1961 (Universitas Indonesia)
drg. ANGGER RINA WIDOWATI, MKM S.2 Kesehatan Masyarakat
Nganjuk/3 Januari 1967 (Universitas Indonesia)
Ir. PURWADI ARDINOTO, M.Kes. Magister Administrasi dan Kebijakan
KesehatanBOGOR/8 September 1960 (FKM UI)
Dra. FARIDA ULI SIAHAAN, Apt S.1 Farmasi Perapotikan
Bandung/8 November 1959 (F.MIPA - USU)
SITI HAYATI, SKM, M.Kes S.2 Kesehatan Masyarakat
Kuningan/14 Juli 1962 (Universitas Indonesia)
A. SYARONI, S.Sos, M.Pd S.2 Pendidikan
TANGERANG/13 April 1966 (UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA)
DEWI NURAINI, ST, MKM S.2 Kesehatan Masyarakat
Indramayu/17 Januari 1970 (UNIVERSITAS INDONESIA)
drg. BUSHRAH TAHIRAH S.1 Kedokteran Gigi
Jakarta/21 Januari 1969 (FKG Moestopo Beragama)
Drs. ZAINUDIN, M.Kes Magister Kesehatan Lingkungan
Jakarta/7 April 1965 (FKM-Univ. Indonesia, Jakarta)
DRA. YUSMALINAR S.1 Pendidikan
JAKARTA PUSAT/22 Desember 1963 (IKIP Jakarta)
Drs. I DEWA GEDE ASTIKA S.1 Administrasi
Gianyar/16 Januari 1967 (STIA Yappan)
RAUDAH, SKM S.1 Kesehatan Masyarakat
BANJARMASIN/15 Januari 1968 (Universitas Indonesia)
SUHARNI SIMBOLON, SKM , MKes Megister Kesehatan
MEDAN/27 Agustus 1973 (Universitas Indonesia)
drg. NYIAYU H.A.SONIA, M.Kes Megister Kesehatan
Palembang/4 Maret 1973 (UNIVERSITAS SRIWIJAYA)
dr. JEFRI THOMAS ALPHA EDISON, MKM Magister Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan
Pematang Siantar/25 November 1976 (Universitas Indonesia)
RINI SUBEKTI, SE S.1 Ekonomi Manajemen
Jakarta/16 Februari 1966 (STIE Gotong Royong Jakarta Selatan)
DONNA FREDISKA PANDIANGAN, SKM,
M.KM
Magister Ilmu Kesehatan
Pandumaan/16 Februari 1975 (Universitas Indonesia)
SOBRI, SE S.1 Ekonomi Manajemen
Lahat/20 Juli 1963 (Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Budi Bakti)
dr. FITRIA, MKM S.2 Kesehatan Masyarakat
Rantau Panjang/30 Januari 1972 (Universitas Indonesia)
drg. NI KETUT WIDYANINGSIH, MKM S.2 Kesehatan Masyarakat
Jakarta/28 Februari 1980 (Universitas Indonesia)
ENDANG PRIHAYUNI, S.Sos S.1 Administrasi
JAKARTA/20 November 1969 (Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi)
drg. ALIA NUTRIA S.1 Kedokteran Gigi
Bandung/12 Januari 1980 (FKG. Universitas Padjadjaran Bandung)
YOPI ANANDA, S.Kom, MKM S.2 Kesehatan Masyarakat
Jakarta/8 Mei 1978 (Universitas Indonesia)
DERI PINESTI, SKM S.2 Kesehatan Masyarakat
Tegal/24 Maret 1974 (Universitas Indonesia)
DESY APRIANA, SKM, MKM S.2 Kesehatan Masyarakat
Batusangkar/16 April 1979 ()
DAFTAR URUT KEPANGKATAN
DI LINGKUNGAN PUSAT PENINGKATAN MUTU SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KEADAAN DESEMBER 2016
15 05/01/2016 0 Thn 10 Bln II.a 01/01/1985
TMT CPNS
Masa Kerja Usia Latihan Jabatan Struktural Pendidikan
1 196007271985012001' IV/d 01/04/2015 Kepala Pusat Peningkatan Mutu Sumber Daya
Manusia Kesehatan
No NIP Baru
Pangkat JabatanMasa Kerja
JabatanEselon
TANGGAL CETAK : 29 Desember 2016, 11:06:11
0 Bln DIKLAT PIM-III 2007 2000 S2
3 196701031993012001' IV/b 01/04/2013 Kepala Bidang Pengembangan Jabatan
Fungsional
10 Bln III.a 01/03/1986 30 Thn 8 Bln 55 Thn
2002 S2
2 196111101986032022' IV/b 01/10/2012 Kepala Bidang Fasilitasi Standardisasi dan
Profesi Tenaga Kesehatan
12 01/01/2016 0 Thn
31 Thn 10 Bln 56 Thn 4 Bln DIKLAT PIM-III 2006
4 196009081984021003' IV/a 01/04/2005 Kepala Subbidang Pemantauan & Evaluasi
Jabatan Fungsional
9 13/01/2016 0 Thn
23 Thn 10 Bln 49 Thn 10 Bln DIKLAT PIM-III 201112 01/01/2016 0 Thn 10 Bln III.a 01/01/1993
2 Bln DIKLAT PIM-IV 2010 2004 S2
195911081988032001' IV/a 01/04/2007 Kepala Sub Bidang Pendidikan Berkelanjutan
SDM Kesehatan
9
10 Bln IV.a 01/02/1984 32 Thn 9 Bln 56 Thn
2005 S2
S1
196207141982032002' IV/a 01/10/2013 Kepala Sub Bidang Fasilitasi Profesi Tenaga
Kesehatan
9 13/01/2016 0 Thn 10 Bln IV.a
8 Bln 57 Thn 0 Bln - - 198713/01/2016 0 Thn 10 Bln IV.a 01/03/1988 28 Thn
7 Bln Diklat PIM IV 2012 2009 S2
197001171994032002' IV/a 01/04/2016 Kepala Subag. Tata Usaha 9
10 Bln IV.a 28/07/1994 22 Thn 4 Bln 50 Thn
2010 2003 S2
196604131994031003' IV/a 01/10/2015 Kepala Subbidang Fasilitasi Standardisasi &
Sertifikasi Tenaga Kesehatan
9 13/01/2016 0 Thn
01/03/1982 34 Thn 8 Bln 54 Thn 4 Bln DIKLAT PIM-III
S2
196901212002122004' IV/a 01/04/2016 Administrator Kesehatan (JFU) 7 01/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU
8 Bln 46 Thn 10 Bln DIKLAT PIM-IV 2011 200813/01/2016 0 Thn 10 Bln IV.a 01/03/1994 22 Thn
7 Bln - - 2003 S2
196312221989032003' III/d 01/10/2001 Pengadministrasi Keuangan (JFU) 6
10 Bln JFU 01/03/1989 27 Thn 8 Bln 51 Thn
- 1996 S1
196504071989031004' IV/a 01/04/2016 Perencana (Analis Program dan Anggaran)
(JFU)
7 25/01/2016 0 Thn
01/12/2002 13 Thn 11 Bln 47 Thn 10 Bln -
S1
196701161988031002' III/d 01/10/2010 Pengevaluasi (Penata Bahan Evaluasi dan
Monitoring Kegiatan) (JFU)
7 01/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU
8 Bln 52 Thn 11 Bln - - 198701/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU 01/03/1989 27 Thn
10 Bln - - 1996 S1
197308271997032001' III/d 01/10/2012 Administrator Kesehatan (JFU) 7
10 Bln JFU 01/03/1991 25 Thn 8 Bln 48 Thn
- 1993 S1
196801151991032001' III/d 01/04/2011 Administrator Kesehatan (JFU) 7 01/01/2016 0 Thn
01/03/1988 28 Thn 8 Bln 49 Thn 10 Bln -
S2
197303042001122002' III/d 01/04/2013 Administrator Kesehatan (JFU) 01/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU
8 Bln 43 Thn 3 Bln - 2013 200301/06/2016 0 Thn 5 Bln JFU 01/03/1997 19 Thn
0 Bln Diklat PIM IV 2014 2012 S2
196602161986032001' III/d 01/04/2013 Bendahara (JFU) 7
10 Bln IV.a 01/01/2005 11 Thn 10 Bln 40 Thn
- 2011 S2
197611252005011004' III/d 01/04/2013 Kepala Subidang Analisis dan Pemetaan
Jabatan Fungsional
9 13/01/2016 0 Thn
01/12/2001 14 Thn 11 Bln 43 Thn 8 Bln -
S1
197502162000122001' III/d 01/04/2013 Administrator Kesehatan (JFU) 7 01/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU
8 Bln 50 Thn 9 Bln - - 200425/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU 01/03/1986 30 Thn
4 Bln - - 2008 S1
197201302006042001' III/d 01/04/2014 Kepala Sub Bidang Pendidikan Berkelanjutan
Profesi Kesehatan
9
10 Bln JFU 01/02/1986 30 Thn 9 Bln 53 Thn
- 2011 S2
196307201986021001' III/d 01/04/2014 Penata Laporan Keuangan (JFU) 7 01/01/2016 0 Thn
01/12/2000 15 Thn 11 Bln 41 Thn 9 Bln -
S2
198002282007012007' III/d 01/04/2015 Perencana (Analis Program dan Anggaran)
(JFU)
7 01/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU
7 Bln 44 Thn 10 Bln Diklat PIM IV 2013 201113/01/2016 0 Thn 10 Bln IV.a 01/04/2006 10 Thn
0 Bln - - 2001 S1
198001122008012024' III/d 01/04/2016 Administrator Kesehatan (JFU) 7
10 Bln JFU 01/03/1993 23 Thn 8 Bln 47 Thn
- 2013 S2
196911201993032001' III/d 01/04/2016 Pengevaluasi (Penata Bahan Evaluasi dan
Monitoring Kegiatan) (JFU)
7 01/01/2016 0 Thn
01/01/2007 9 Thn 10 Bln 36 Thn 9 Bln -
S1
197805082003121002' III/d 01/04/2016 Pranata Komputer (Analis Sistem Informasi
dan Jaringan) (JFU)
7 01/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU
10 Bln 36 Thn 10 Bln - - 200601/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU 01/01/2008 8 Thn
8 Bln - - 2013 S2
197904162005012002' III/c 01/04/2013 Administrator Kesehatan (JFU) 7
10 Bln JFU 01/01/2005 11 Thn 10 Bln 42 Thn
- 2015 S2
197403242005012007' III/c 01/04/2013 Administrator Kesehatan (JFU) 7 01/01/2016 0 Thn
01/12/2003 12 Thn 11 Bln 38 Thn 6 Bln -
S210 Bln 37 Thn 7 Bln - - 201101/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU 01/01/2005 11 Thn
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
22
23
24
25
26
16
17
18
19
20
21
Nama
TMT CPNS
Masa Kerja Usia Latihan Jabatan Struktural Pendidikan
No NIP Baru
Pangkat JabatanMasa Kerja
JabatanEselon
TANGGAL CETAK : 29 Desember 2016, 11:06:11
MAYA RATNASARI, S.Kep, M.KEP Magister Keperawatan
Jakarta/27 Maret 1978 (Universitas Indonesia)
RAME MANURITA VERYSANTI SIAHAAN, SKM S.1 Kesehatan Masyarakat
Panei Tongah/16 Mei 1978 (FKM USU)
KRISNA KRISTAWATI D.III Kesehatan Masyarakat
WONOGIRI/9 Desember 1970 (DIII Analis Kesehatan)
dr. LILIEK SULISTYOWARDANI S.1 Kedokteran Umum
Jambi/22 Juni 1977 (Universitas Trisakti)
SOHADI, S.Kom S.1 Teknik Informatika
Jakarta/10 Agustus 1968 (Universitas Respati Indonesia)
ERWAN SUTIADI, SE S.1 Ekonomi
Jakarta/14 Desember 1965 (-)
drg. NELLA SAVIRA LIANI S.1 Kedokteran Gigi
Pekanbaru/10 Februari 1981 (Universitas Trisakti)
DIAN KURNIAWATI, SKM S.1 Kesehatan Masyarakat
Jakarta/29 Januari 1977 (Univ. Indonesia)
ANI FADMAWATY, S.Kep, Ners, MKM S.2 Kesehatan Masyarakat
Tangerang/9 Januari 1981 (Universitas Indonesia)
drg. LINDA SUSANTI S.1 Kedokteran Gigi
Bandung/28 April 1980 (FKG. Universitas Padjadjaran Bandung)
SUGIARTO, SKM, MKM S.2 Kesehatan Masyarakat
Brebes/22 Juli 1976 (-)
LENNY AGUSTARIA BANJARNAHOR, SST,
M.Fis
S2 Fisiologi Olah Raga Konsentrasi Fisioterapi
Sei Rampai/22 Agustus 1979 (-)
FRANSISCA HARIANJA, SKM,MKM S.2 Kesehatan Masyarakat
Pangkalan Brandan/6 Desember 1980 (Universitas Indonesia)
Ns. MUFLIHATI, S.Kep S.1 Keperawatan
Jakarta/9 Maret 1981 (UI)
YENNY SULISTYOWATI, SP, MKM S.2 Kesehatan Masyarakat
Klaten/13 Januari 1982 (Universitas Indonesia)
dr. R.RATNA WULANDARI S.1 Kedokteran Umum
Bitung/15 Desember 1980 (UPN Veteran Jakarta)
dr. HENNY ERLINA ARITONANG S.1 Kedokteran Umum
Jakarta/9 Desember 1979 (Universitas Trisakti)
dr. DHANY KURNIAWAN S.1 Kedokteran Umum
Jakarta/29 Maret 1981 (Universitas Sebelas Maret)
M RAMLI ISMAIL Sekolah Menengah Atas
UJUNG PANDANG/14 Mei 1959 (STM Negeri I)
YULIATI Sekolah Menengah Atas
JAKARTA TIMUR/7 Juli 1961 (.Jakarta)
YULIA FATAHILAH Sekolah Menengah Atas
CIAMIS/24 Desember 1960 (SMEA N Ciamis)
SITI NURMI Sekolah Menengah Atas
Jakarta/15 Juli 1962 (.)
BAMBANG SUNART0 STM Mesin Motor
Jakarta/30 Agustus 1960 (STM IV DKI Jakarta)
EPON SUWARNI KPAA/KKPA
Jakarta/17 Desember 1959 (-)
ERNI SAPTIANI, SST Diploma IV Kebidanan
Telukbetung/7 Januari 1978 ()
LESTARI, ARO, SKM, MSi S.2 Ilmu Administrasi
Sui Duri/23 Maret 1977 (-)
MUHAMMAD TEGUH PRIBADI, S.Sos S.1 Komunikasi Hubungan Internasional
Jakarta/1 Januari 1985 (Universitas Prof Dr. Moestopo Beragama)
LENTIK WIENDA KARTIKA, SKM S.1 Kesmas Gizi
Bandar Lampung/27 Juli 1984 (Universitas Negeri Semarang)
RAHAYU ASTUTI, SKM S.1 Kesehatan Masyarakat
Jakarta/21 Oktober 1984 (Universitas Muhammadiyah)
197803272005012003' III/c 01/04/2013 Administrator Kesehatan (JFU) 7 01/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU
6 Bln - - 2003 S1
197012091994032001' III/c 01/04/2013 Pengolah Data (JFU) 6
10 Bln JFU 01/02/2005 11 Thn 9 Bln 38 Thn
- 2012 S2
197805162005022003' III/c 01/04/2013 Administrator Kesehatan (JFU) 7 01/01/2016 0 Thn
01/01/2005 11 Thn 10 Bln 38 Thn 8 Bln -
DIII
197706222009032002' III/c 01/04/2013 Pengevaluasi (Penata Bahan Evaluasi dan
Monitoring Kegiatan) (JFU)
7 01/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU
8 Bln 45 Thn 11 Bln - - 199201/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU 01/03/1994 22 Thn
3 Bln - - 2008 S1
196512141988031002' III/c 01/10/2013 Pengadministrasi Umum (JFU) 5
10 Bln JFT 01/03/2000 16 Thn 8 Bln 48 Thn
- 2003 S1
196808102000031002' III/c 01/10/2013 Pranata Komputer Muda (JFT) 9 01/01/2016 0 Thn
01/03/2009 7 Thn 8 Bln 39 Thn 5 Bln -
S1
198102102010012011' III/c 01/04/2014 01/06/2016 0 Thn 5 Bln JFU
8 Bln 50 Thn 11 Bln - - 200901/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU 01/03/1988 28 Thn
10 Bln - - 2000 S1
198101092006042002' III/c 01/04/2014 Analis Kepegawaian (Analis Manajemen
Kepegawaian) (JFU)
7
10 Bln JFU 01/04/2006 10 Thn 7 Bln 39 Thn
- 2006 S1
197701292006042002' III/c 01/04/2014 Administrator Kesehatan (JFU) 7 01/01/2016 0 Thn
01/01/2010 6 Thn 10 Bln 35 Thn 9 Bln -
S2
198004282010032001' III/c 01/04/2014 Administrator Kesehatan (JFU) 7 25/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU
7 Bln 35 Thn 10 Bln - - 201201/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU 01/04/2006 10 Thn
4 Bln - - 2013 S2
197908222006042002' III/c 01/04/2014 Administrator Kesehatan (JFU) 7
10 Bln JFU 01/04/2006 10 Thn 7 Bln 40 Thn
- 2005 S1
197607222006041011' III/c 01/04/2014 Administrator Kesehatan (JFU) 7 01/01/2016 0 Thn
01/03/2010 6 Thn 8 Bln 36 Thn 7 Bln -
S2
198012062006042002' III/c 01/04/2014 Administrator Kesehatan (JFU) 7 01/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU
7 Bln 37 Thn 3 Bln - - 201201/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU 01/04/2006 10 Thn
8 Bln - - 2003 S1
198201132006042003' III/c 01/04/2014 Pranata Komputer (Analis Sistem Informasi
dan Jaringan) (JFU)
7
10 Bln JFU 01/04/2006 10 Thn 7 Bln 35 Thn
- 2014 S2
198103092006042003' III/c 01/04/2014 Administrator Kesehatan (JFU) 7 01/01/2016 0 Thn
01/04/2006 10 Thn 7 Bln 35 Thn 11 Bln -
S2
198012152009122002' III/c 01/04/2014 Administrator Kesehatan (JFU) 7 01/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU
7 Bln 34 Thn 10 Bln - - 201301/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU 01/04/2006 10 Thn
11 Bln - - 2005 S1
198103292010121002' III/c 01/04/2015 Administrator Kesehatan (JFU) 7
10 Bln JFU 01/12/2010 5 Thn 11 Bln 36 Thn
- 2006 S1
197912092010122002' III/c 01/04/2015 Administrator Kesehatan (JFU) 7 01/01/2016 0 Thn
01/12/2009 6 Thn 11 Bln 35 Thn 11 Bln -
S1
195905141982011001' III/b 01/10/2001 Pengadministrasi Umum (JFU) 5 01/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU
11 Bln 35 Thn 8 Bln - - 200701/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU 01/12/2010 5 Thn
4 Bln - - 1981 SLTA
196012241982032005' III/b 01/10/2002 Pengadministrasi Umum (JFU) 5
10 Bln JFU 01/03/1982 34 Thn 8 Bln 55 Thn
- 1980 SLTA
196107071982032001' III/b 01/10/2001 Pengadministrasi Umum (JFU) 5 01/01/2016 0 Thn
01/01/1982 34 Thn 10 Bln 57 Thn 6 Bln -
SLTA
196207151986032001' III/b 01/04/2005 Arsiparis Pemula (Pengadministrasi
Kearsipan) (JFU)
5 01/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU
8 Bln 55 Thn 11 Bln - - 197901/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU 01/03/1982 34 Thn
3 Bln - - 1981 SLTA
195912171982122003' III/b 01/10/2012 Pengadministrasi Umum (JFU) 5
10 Bln JFU 01/03/1987 29 Thn 8 Bln 56 Thn
- 1983 SLTA
196008301987031001' III/b 01/04/2006 Pengadministrasi Keuangan (JFU) 6 01/01/2016 0 Thn
01/03/1986 30 Thn 8 Bln 54 Thn 4 Bln -
SLTA
197801072008122001' III/b 01/04/2013 Administrator Kesehatan (JFU) 7 01/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU
11 Bln 56 Thn 11 Bln - - 199101/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU 01/12/1982 33 Thn
8 Bln - - 2012 S2
198501012009121002' III/b 01/04/2014 Penata Laporan Keuangan (JFU) 7
10 Bln JFU 01/12/2003 12 Thn 11 Bln 39 Thn
- 2006 DIV
197703232003122004' III/b 01/04/2013 Administrator Kesehatan (JFU) 7 01/01/2016 0 Thn
01/12/2008 7 Thn 11 Bln 38 Thn 10 Bln -
S1
198407272010122002' III/b 01/04/2015 Perencana (Analis Program dan Anggaran)
(JFU)
7 01/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU
11 Bln 31 Thn 10 Bln - - 200701/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU 01/12/2009 6 Thn
1 Bln - - 2009 S110 Bln JFU 01/12/2010 5 Thn 11 Bln 32 Thn
- 2006 S1
198410212010122003' III/b 01/04/2015 Administrator Kesehatan (JFU) 7 01/01/2016 0 Thn
01/12/2010 5 Thn 11 Bln 32 Thn 4 Bln -
28
29
30
31
32
33
27
46
47
48
49
50
51
40
41
42
43
44
45
34
35
36
37
38
39
52
53
54
55
Nama
TMT CPNS
Masa Kerja Usia Latihan Jabatan Struktural Pendidikan
No NIP Baru
Pangkat JabatanMasa Kerja
JabatanEselon
TANGGAL CETAK : 29 Desember 2016, 11:06:11
YUDI MULYANA, S.Kep, Ners Ners
Sumedang/13 Januari 1983 (Universitas Padjadjaran)
SIGIT DWI SAPUTRO, S.Kom S.1 Teknik Komputer
Jakarta/25 Oktober 1979 (Universitas Budi Luhur Jakarta)
HAMDA RAHIMA, S.Kep, Ners Ners
Jakarta/7 Februari 1984 (Universitas Padjadjaran)
ABDUL AZIZ HAKIM, SH S.1 Hukum
Pemalang/8 April 1987 (Universitas Islam Indonesia)
RIZZA NORTA VILLENY ROSITA DEWI, SST Diploma IV Kebidanan
Klaten/7 April 1988 (Universitas Sebelas Maret Surakarta)
PRILUSIANTI, AMK D.III Perawat Umum
PADANG/21 April 1975 (AKPER Depkes Padang)
DANIEL FERNANDO S, S.Des S.1 Design Grafis
Balikpapan/16 Agustus 1982 (Universitas Esa Unggul)
SUGENG RIYADI, S.Kom S.1 Ilmu Komputer
Musi Banyuasin/28 November 1972 (STMIK Nusa Mandiri)
FARAH AMALIA PUTRI, AMK D.III Perawat Umum
Jakarta/7 Desember 1984 (Poltekkes Jakarta III)
MADE SUDIARTATI D.III Ekonomi Keuangan Dan Perbankan
Sudaji/16 April 1982 (Unipersitas Pembangunan Nasional -Veteran
Jakarta)KUNCORO YUDHIANTO, S.Kom S.1 Ilmu Komputer
Jakarta/22 Mei 1981 ()
LISTYA NURINA PUTRI, SKM S.1 Kesehatan Masyarakat
Semarang/19 Juni 1987 ()
RARAS PURNA ENRILLADELA, SKM S.1 Kesehatan Masyarakat
Surabaya/6 April 1988 (Universitas Airlangga)
MOHAMMAD YANI, ST S.1 Teknik Informatika
Brebes/8 November 1985 ()
BUDI SABARUDIN D.III Teknik Komputer Informatika
JAKARTA/11 Juni 1981 (Bina Sarana Informatika)
FAIJAH, Amd D.III Akuntansi
Jakarta/8 April 1975 (Akademi Akuntansi Jayabaya)
ANDRIYATNO SMEA
SLEMAN/10 Februari 1972 (-)
IWAN HERAWAN Sekolah Dasar Umum
Sukabumi/2 Mei 1977 (SDN Babakan Bandung Sukabumi)
198301132010011011' III/b 01/04/2015 Administrator Kesehatan (JFU) 7 S1
197910252010121004' III/b 01/04/2015 Pranata Komputer (Analis Sistem Informasi
dan Jaringan) (JFU)
7 01/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU
10 Bln 33 Thn 10 Bln - - 200801/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU 01/01/2010 6 Thn
9 Bln - - 2010 S1
198704082010121003' III/b 01/04/2015 Administrator Kesehatan (JFU) 7
10 Bln JFU 01/12/2010 5 Thn 11 Bln 32 Thn
- 2005 S1
198402072010122001' III/b 01/04/2015 Administrator Kesehatan (JFU) 7 01/01/2016 0 Thn
01/12/2010 5 Thn 11 Bln 37 Thn 1 Bln -
S1
198804072010122001' III/b 01/04/2015 Pengevaluasi (Penata Bahan Evaluasi dan
Monitoring Kegiatan) (JFU)
7 25/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU
11 Bln 29 Thn 7 Bln - - 200901/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU 01/12/2010 5 Thn
7 Bln - - 1996 DIII
198208162014021001' III/a 01/02/2014 Pengevaluasi (Penata Bahan Evaluasi dan
Monitoring Kegiatan) (JFU)
7
10 Bln JFU 01/12/2002 13 Thn 11 Bln 41 Thn
- 2010 DIV
197504212002122001' III/b 01/10/2015 Pengolah Data (JFU) 6 01/01/2016 0 Thn
01/12/2010 5 Thn 11 Bln 28 Thn 7 Bln -
S1
197211282007011020' III/a 01/04/2014 Pengolah Data (JFU) 6 01/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU
9 Bln 34 Thn 3 Bln - - 201125/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU 01/02/2014 2 Thn
11 Bln - - 2004 DIII
198204162006042031' III/a 01/10/2014 Pengadministrasi Keuangan (JFU) 6
10 Bln JFU 01/04/2006 10 Thn 7 Bln 31 Thn
- 2012 S1
198412072006042001' III/a 01/04/2014 Pengolah Data (JFU) 6 01/01/2016 0 Thn
01/01/2007 9 Thn 10 Bln 44 Thn 0 Bln -
DIII
198105222014021001' III/a 01/04/2015 Analis Data (Analis Data dan Informasi) (JFU) 7 25/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU
7 Bln 34 Thn 7 Bln - - 200201/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU 01/04/2006 10 Thn
5 Bln - - S1
198804062014022001' III/a 01/04/2015 Administrator Kesehatan (JFU) 7
10 Bln JFU 01/02/2014 2 Thn 9 Bln 29 Thn
- S1
198706192014022002' III/a 01/04/2015 Pengevaluasi (Penata Bahan Evaluasi dan
Monitoring Kegiatan) (JFU)
7 01/01/2016 0 Thn
01/02/2014 2 Thn 9 Bln 35 Thn 6 Bln -
S1
198511082014021001' III/a 01/04/2015 Pranata Komputer (Analis Sistem Informasi
dan Jaringan) (JFU)
7 01/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU
9 Bln 28 Thn 7 Bln Prajabatan Tingkat
III Khusus
2014 201101/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU 01/02/2014 2 Thn
DIII
197504082009122003' II/d 01/04/2014 Bendahara (JFU) 7
10 Bln JFU 01/01/2006 10 Thn 10 Bln 35 Thn
- S1
198106112006041016' II/d 01/04/2012 Pranata Komputer Pemula (Pengelola
Teknologi Informasi) (JFU)
5 01/01/2016 0 Thn
01/02/2014 2 Thn 9 Bln 31 Thn 0 Bln -
10 Bln JFU 01/12/2014 1 Thn 11 Bln 39 Thn
- 1992 SLTA
197705022014121004' I/a 01/12/2014 Caraka (Pengadministrasi Persuratan) (JFU) 3 01/01/2016 0 Thn
01/01/2007 9 Thn 10 Bln 44 Thn 9 Bln -
DIII
197202102007011002' II/c 01/04/2015 Arsiparis Pemula (Pengadministrasi
Kearsipan) (JFU)
6 Bln - - 1990 SD
5 01/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU
11 Bln 41 Thn 7 Bln - - 199821/01/2016 0 Thn 10 Bln JFU 01/12/2009 6 Thn
5 Bln - - 200570
71
72
73
64
65
66
67
68
69
58
59
60
61
62
63
56
57