corporate social responsibility...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH KUALITAS AUDIT, RISK MANAGEMENT DAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP TAX
AVOIDANCE
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012-2014)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
HARYATI INDAH
1112082000080
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437 H/2016 M
i
i
PENGARUH KUALITAS AUDIT, RISK MANAGEMENT DAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP TAX
AVOIDANCE
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012-2014)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
HARYATI INDAH
1112082000080
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437 H/2016 M
ii
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Haryati Indah
2. Tempat, Tanggal Lahir : Tegal, 11 Juli 1994
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Anak ke- dari : 2 dari 2 bersaudara
6. Alamat : Jl. Dukuh Blendong RT 06 RW 01 No. 11
Desa Lengkong, Kec. Bojong, Kab. Tegal,
Jawa Tengah
7. Telepon : 089644185205
8. Email : [email protected]
PENDIDIKAN
1. SD (2000-2006) : SD N Lengkong 02
2. SMP (2006-2009) : SMP N 01 Bojong
3. SMA (2009-2012) : SMA N 03 Slawi
4. S1 (2012-2016) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LATAR BELAKANG ORANG TUA
1. Ayah : Khaerudin
2. Ibu : Puji Astuti
3. Alamat : Jl. Dukuh Blendong RT 06 RW 01 No. 11
Lengkong, Kec. Bojong, Kab. Tegal, Jawa
Tengah
4. Telepon : 087888919425/087886941164
vii
THE INFLUENCE OF AUDIT QUALITY, RISK MANAGEMENT AND
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ON THE TAX AVOIDANCE
ABSTRACT
The objectives of this research were to examine the influence of audit
quality, risk management and corporate social responsibility on the tax
avoidance. This research using secondary data as sample of 127 manufacturing
companies listed Indonesia Stock Exchange on period 2012-2014 with purposive
sampling method. Hypothesis this research were tested by multiple regression
model.
The result of this research showed that risk management influence the tax
avoidance. In the other hand, the audit quality and corporate social responsibility
didn’t influence the tax avoidance.
Keywords: Audit quality, risk management, corporate social responsibility snd tax
avoidance.
viii
PENGARUH KUALITAS AUDIT, RISK MANAGEMENT DAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP TAX AVOIDANCE
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kualitas audit,
risk management dan corporate social responsibility terhadap tax avoidance.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan sampel 127 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014 dan
diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengujian hipotesis
penelitian ini menggunakan model regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa risk management berpengaruh
terhadap tax avoidance. Sedangkan kualitas audit dan corporate social
responsibility tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.
Kata Kunci: Kualitas audit, risk management, corporate social responsibility dan
tax avoidance.
ix
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr.Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul:
“Pengaruh Kualitas Audit, Risk Management dan Corporate Social
Responsibility terhadap Tax Avoidance” dengan lancar. Shalawat serta salam
senantiasa selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. teladan
bagi insan di muka bumi.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna mencapai
gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tua (Bapak dan Mama) yang dengan ikhlas memberikan
dukungan dengan penuh kasih sayang, selalu mencurahkan perhatian, cinta,
bimbingan, nasihat, serta dukungan moril maupun materil serta doa tiada
henti kepada penulis.
3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Reskino, SE., M.Si., Ak., CA selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah bersedia meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan pengarahan
dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
x
7. Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah banyak memberikan bantuan kepada penulis.
8. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terimakasih atas
bantuan, perhatian dan pelayanan yang diberikan kepada penulis.
9. Ayu Purwanti (kakak) yang telah memberikan doa, motivasi, inspirasi dan
bantuan yang tiada hentinya kepada penulis..
10. Sahabat tercinta di kampus dari awal semester hingga sekarang alias
Detoakbocor (Andyn, Aniah, Annisa, Arlia, Dina, Hani, Iha, Tanti dan Wiwi)
yang selalu bersama-sama berjuang dari semester awal hingga saat ini,
memberikan bantuan, doa, dukungan serta meluangkan waktu untuk penulis,
terutama Dina, Arlia, Iha, Wiwi, dan Hani yang selalu siap siaga membantu
penulis. Terima kasih dan see you on top!
11. Teman satu bimbingan alias Perempuan Tangguh (Arlia, Dina, Desi, Hani,
dan Inayah) yang berjuang bersama, membantu dan memberikan dukungan
kepada penulis.
12. Seluruh teman Akuntansi 2012 (khususnya Akuntansi C dan Kelas
Konsentrasi Audit) yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis.
13. KKN SIAP 2015 ( Adit, Agita, Ajeng, Ari, Arlia, Bimbim, Bedur, Dewi,
Firdha, Isna, Kiki, Reza, Zein) yang telah memberikan doa dan dukungan
kepada penulis.
14. Pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini yang tidak
dapatkan penulis sebutkan satu per satu.
Akhir kata, Penulis sadar bahwa skripsi ini masih perlu banyak saran dan
masukan yang membangun dari berbagai pihak. Penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pihak yang membaca.
Jakarta, September 2016
Haryati Indah
xi
DAFTAR ISI
COVER
COVER DALAM ...................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................... vi
ABSTRACT ................................................................................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ix
DAFTAR ISI .............................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 14
A. Tinjauan Literatur ....................................................................................... 14
xii
1. Grand Theory ........................................................................................ 14
a. Agency Theory .................................................................................. 14
b. Legitimacy Theory ............................................................................ 16
2. Tax Avoidance ....................................................................................... 17
3. Kualitas Audit ....................................................................................... 20
4. Risk Management .................................................................................. 22
5. Corporate Social Responsibility (CSR) ................................................ 24
a. Definisi Corporate Social Responsibility (CSR) ............................. 24
b. Corporate Social Responsibility Disclosure .................................... 29
B. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu................................................................. 31
C. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 36
D. Keterkaitan Antara Variabel dan Perumusan Hipotesis ............................. 37
1. Pengaruh antara Kualitas Audit terhadap Tax Avoidance .................... 37
2. Pengaruh antara Risk Management terhadap Tax Avoidance ............... 38
3. Pengaruh antara Corporate Social Responsibility terhadap Tax
Avoidance ............................................................................................ 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................... 42
A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 42
B. Metode Penentuan Sampel ........................................................................ 42
C. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 43
D. Metode Analisis Data ................................................................................ 44
1. Statistik Deskriptif ................................................................................ 44
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 44
a. Uji Multikolenieritas ...................................................................... 44
b. Uji Autokorelasi ............................................................................. 45
c. Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 45
d. Uji Normalitas ............................................................................... 46
3. Uji Hipotesis ......................................................................................... 47
a. Uji Koefisien Determinasi (R2) ..................................................... 48
b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) ....................................... 48
xiii
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) .................. 48
E. Operasional Variabel Penelitian ................................................................ 49
1. Variabel Dependen ............................................................................... 49
a. Tax Avoidance .............................................................................. 49
2. Variabel Independen ............................................................................. 50
a. Kualitas Audit ................................................................................ 50
b. Risk Management ........................................................................... 51
c. Corporate Social Responsibility .................................................... 51
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................................. 56
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................. 56
1. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 56
2. Deskripsi Populasi Penelitian ........................................................ 56
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian .................................................................. 57
1. Statistik Deskriptif ......................................................................... 57
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................ 58
3. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................ 65
C. Pembahasan ............................................................................................... 69
1. Pengaruh Kualitas Audit terhadap Tax Avoidance ........................ 69
2. Pengaruh Risk Management terhadap Tax Avoidance ................... 71
3. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Tax
Avoidance ...................................................................................... 72
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 75
A. Kesimpulan ................................................................................................. 75
B. Implikasi ..................................................................................................... 76
C. Keterbatasan ............................................................................................... 77
D. Saran ........................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 79
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................................... 83
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Skandal Penghindaran Pajak .................................................................... 3
Tabel 2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ............................................................ 32
Tabel 3.1 Operasional Variabel.............................................................................. 54
Tabel 4.1 Tahapan Seleksi Sampel ........................................................................ 57
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ................................................................................. 58
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas .................................................................... 59
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................... 60
Tabel 4.5 Hasil Uji Glejser .................................................................................... 62
Tabel 4.6 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov............................................................. 64
Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................................... 65
Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ................................... 66
Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individu (Uji Statistik t ) .................. 67
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 36
Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................. 61
Gambar 4.2 Hasil Uji Nomalitas Menggunakan Grafik Histrogam ........................... 63
Gambar 4.3 Hasil Uji Menggunakan P Plot ............................................................... 63
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Sampel............................................................................................................. 84
Perhitungan Variabel Independen .............................................................................. 87
Perhitungan Variabel Dependen ................................................................................ 92
Hasi Uji SPSS ............................................................................................................ 119
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas audit,
risk management dan corporate social responsibility terhadap tax
avoidance. Penelitian mengenai tax avoidance menarik untuk terus diteliti,
karena seperti yang diketahui bahwa masih banyak Wajib Pajak baik
Wajib Pajak orang pribadi maupun Wajib Pajak badan yang kerap
melakukan pelanggaran terhadap peraturan perpajakan yang berlaku guna
meminimalkan pajak yang harus dibayar. Padahal kontribusi pajak dari
Wajib Pajak digunakan sebagai sumber pembiayaan nasional dalam
rangka mensukseskan program pembangunan nasional, serta
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan
bangsa dan masyarakat pada umumnya.
Seperti yang dilansir pada website resmi Kementerian Keuangan
mengenai APBN 2016 bahwa pemerintah menargetkan tahun 2016
pendapatan negara mencapai Rp 1.822 triliun, sekitar kurang lebih 85%
atau Rp 1.546 triliun bersumber dari penerimaan pajak, dimana
penerimaan dari pajak merupakan salah satu alternatif untuk menggenjot
pendapatan negara.
Oleh karena itu, penerimaan dari sektor pajak ini harus terus
ditingkatkan secara optimal agar laju pertumbuhan negara dan pelaksanaan
pembangunan dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian sangat
2
diharapkan kepatuhan Wajib Pajak dalam menjalankan kewajiban
perpajakannya secara sukarela sesuai dengan peraturan perpajakan yang
berlaku (Dewi dan Jati, 2014).
Dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan kepentingan antara
Wajib Pajak dengan pemerintah. Wajib Pajak berusaha untuk membayar
pajak sekecil mungkin karena dengan membayar pajak berarti mengurangi
kemampuan ekonomis Wajib Pajak. Di lain pihak, pemerintah
memerlukan dana untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, yang
sebagian besar berasal dari penerimaan pajak. Perbedaan kepentingan ini
menyebabkan Wajib Pajak cenderung untuk mengurangi jumlah pajak,
baik secara legal maupun ilegal (Suandy, 2008:1).
Salah satu Wajib Pajak yang memberikan kontribusi dalam
penerimaan negara yaitu perusahaan. Dimana besarnya pajak yang
dibayarkan oleh perusahaan didasarkan pada besarnya laba yang
dihasilkan. Semakin besar laba yang dihasilkan maka semakin besar pula
jumlah pajak yang harus dibayarkan.
Dalam praktik bisnis, umumnya perusahaan mengidentikkan
pembayaran pajak sebagai beban sehingga akan berusaha untuk
meminimalkan beban tersebut guna mengoptimalkan laba. Dalam rangka
meningkatkan efisiensi dan daya saing maka manajer wajib menekan biaya
seoptimal mungkin. Demikian pula dengan kewajiban membayar pajak,
karena biaya pajak akan menurunkan laba setelah pajak (after tax profit),
3
tingkat pengembalian (rate of return), dan arus kas (cash flows) (Suandy,
2008:5).
Ada dua hal yang sering dilakukan untuk menghemat jumlah pajak
yang dilakukan perusahaan yaitu: tax avoidance (penghindaran pajak) dan
tax evasion (penggelapan pajak). Jika dipandang dari segi hukum, jelas
bahwa tax avoidance adalah sah sepanjang tidak ditemukan unsur
kejahatan pada saat pemeriksaan, tetapi untuk tax evasion jelas merupakan
pelanggaran hukum (Darussalam, 2009 dalam Hutami, 2010).
Tax avoidance adalah upaya penghindaran pajak dengan memenuhi
ketentuan perpajakan dan menggunakan strategi di bidang perpajakan
yang digunakan. Penghindaran pajak ini dilakukan karena banyak Wajib
Pajak badan maupun pribadi merasa terbebani untuk membayar pajak.
Berdasarkan hal tersebut Wajib Pajak berusaha untuk meringankan
kewajiban pembayaran pajak dengan cara meminimalkan jumlah pajak
yang harus dibayar (Dewi dan Sari, 2015). Berikut beberapa kasus
mengenai penghindaran pajak (tax avoidance) yang pernah dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan multinasional sebagai berikut:
Tabel 1.1
Skandal Penghindaran Pajak
No. Nama Perusahaan Skandal Penghindaran Pajak
1. Apple
(2010-2011)
Membukukan laba operasi bisnis di
Australia ke Irlandia. Laba sebelum
pajak sebesar 8,9 Miliar Dollar Australia
diraih dari penjualan di Australia namun
dibukukan pada Apple Sales
International yang bermarkas di Irlandia.
Bersambung pada halaman selanjutnya
4
Tabel 1.1 (Lanjutan)
No. Nama Perusahaan Skandal Penghindaran Pajak
2. Google
(2011)
Memanfaatkan strategi double irish dan
dutch sandwich membantu mengurangi rasio
pajak hingga 2,4%.
3. HSBC
(2014-2015)
HSBC membantu 106.000 klien di 203
negara untuk menghindari pajak.
a. HSBC secara rutin memperbolehkan
klien mengambil dana melalui kartu
kredit di luar negeri, biasanya dengan
mata uang asing yang jarang digunakan.
b. Secara agresif memasarkan skema agar
klien-klien kaya bisa menghindari pajak
yang berlaku di Eropa.
c. Menyembunyikan rekening “hitam” dari
otoritas pajak.
d. Membuatkan rekening bagi para pelaku
kejahatan, pengusaha korup, dan orang-
orang berisiko.
4. IKEA
(2009-2014)
Melakukan penghindaran pajak dengan nilai
lebih dari $ 1 miliyar. IKEA dituduh secara
sadar terlibat dalam pergeseran laba atau
memindahkan miliaran euro labanya dari
negara-negara dengan pajak rendah atau
bahkan tidak ada seperti Lichtenstein atau
Lexembourg.
5. Starbucks
(2008-2010)
Membuat laporan keuangan seolah-olah rugi
dengan cara:
a. Offshore licensing dimana membayar
royalty atas desain, logo, dan resep pada
perusahaan asal Belanda bernama
Starbuks Coffee EMEA BV.
b. Membeli bahan baku dari sebuah unit
Starbuks Swiss walaupun pengiriman
barang langsung dari negara produsen
dan tidak masuk ke Swiss.
c. Membayar utang bunga sangat tinggi,
dimana utang tersebut ternyata digunakan
untuk ekspansi Starbuks di negara lain.
6. Toyota
(2005-2008)
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia
menghindari pembayaran pajak senilai Rp
1,07 triliun dengan transfer pricing.
Bersambung pada halaman selanjutnya
5
Tabel 1.1 (Lanjutan)
No. Nama Perusahaan Skandal Penghindaran Pajak
tersebut menyebabkan penurunan gross
margin sebesar 6,58 persen yang seharusnya
jika digabungkan akan mendapatkan gross
margin sebesar 14,59 persen ini membuat
Dirjen Pajak mempertanyakan 8,1 persen
dari gross margin ini.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
Adanya kasus tersebut merugikan negara karena penerimaan negara
dari sektor pajak menjadi berkurang sehingga tindakan tersebut perlu
dilakukan pengawasan yang ketat agar tidak melanggar undang-undang
perpajakan, yaitu melalui mekanisme corporate governance yang
didasarkan pada teori keagenan yang diharapkan dapat melakukan
pengawasan terhadap aktivitas manajer perusahaan. Mekanisme corporate
governance tersebut yaitu kepemilikan institusional, proporsi dewan
komisaris, komite audit dan kualitas audit (Zatun dan Kiswanto, 2015).
Kualitas audit adalah segala kemungkinan yang dapat terjadi saat
auditor mengaudit laporan keuangan klien dan menemukan pelaggaran
atau kesalahan yang terjadi dan melaporkannya dalam laporan keuangan
auditan (Dewi dan Jati, 2014). Dalam hal melakukan pengauditan hal yang
terpenting dalam pelaksanaannya adalah transparansi yang merupakan
salah satu unsur dari corporate governance. Transparansi terhadap
pemegang saham dapat dicapai dengan melaporkan hal-hal terkait
perpajakan pada pasar modal dan pertemuan para pemegang saham.
Peningkatan transparansi terhadap pemegang saham dalam hal pajak
6
semakin dituntut oleh otoritas publik (Sartori, 2010 dalam Annisa dan
Kurniasih, 2012). Karena asumsi adanya implikasi dari perilaku pajak
yang agresif, perusahaan mereka mengambil posisi agresif dalam hal pajak
dan mencegah tindakan tersebut jika mereka tahu sebelumnya (Annisa dan
Kurniasih, 2012).
Laporan keuangan yang diaudit oleh auditor KAP The Big Four
menurut beberapa referensi lebih berkualitas sehingga menampilkan nilai
perusahaan yang sebenarnya, oleh karena itu diduga perusahaan yang
diaudit oleh KAP The Big Four (PriceWaterHouseCooper – PWC,
Deloitte Thouce Tohmatsu, KPMG, Ernst & Young – E&Y) memiliki
tingkat kecurangan yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan
yang diaudit KAP Non The Big Four (Annisa dan Kurniasih, 2012).
Selain kualitas audit, manajemen risiko dapat dijadikan kekuatan bagi
pelaksanaan corporate governanace apabila dilaksanakan secara efektif.
Manajemen risiko merupakan suatu strategi yang digunakan untuk
mengevaluasi dan mengelola semua risiko dalam perusahaan (Meizaroh
dan Lucyanda, 2011).
Kemampuan perusahaan dalam mengelola risiko diharapkan dapat
meminimalisasi atau bahkan mengilangkan baik risiko keuangan
akuntansi, operasional perusahaan termasuk risiko terkait perpajakan.
Richardson et al. (2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
perusahaan yang memiliki sistem manajemen risiko dan pengendalian
internal yang efektif dapat mengurangi agresivitas pajak.
7
Konsep corporate governance ini juga diharapkan dapat
memonitoring manajer perusahaan dalam pengambilan keputusan yang
berisiko pada perusahaan sehingga manajer akan lebih berhati-hati dalam
pengambilan risiko (risk averse). Semakin manajer perusahaan menjauhi
risiko (risk averse) maka efisiensi pembayaran pajaknya juga akan
menurun (Zatun dan Kiswanto, 2015).
Menurut Susiloadi (2008) terdapat dua aspek penting yang harus
diperhatikan agar tercipta kondisi sinergis antara perusahaan dan
masyarakat sehingga keberadaan perusahaan membawa perubahan ke arah
perbaikan dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Dari aspek ekonomi,
perusahaan harus berorientasi mendapatkan keuntungan dan dari aspek
sosial, perusahaan harus memberikan kontribusi secara langsung kepada
masyarakat yaitu meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan
lingkungannya. Perusahaan tidak hanya dihadapkan pada tanggung jawab
yang berpijak pada perolehan laba perusahaan semata, tetapi juga harus
memperhatikan tanggung jawab sosial dan lingkungannya. Tingkat
kesadaran perusahaan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial dan
lingkungan dalam operasinya berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya. Semakin perusahaan peduli terhadap pentingnya pengungkapkan
tanggung jawab sosial dan lingkungan, maka perusahaan tersebut semakin
sadar akan pentingnya pajak bagi masyarakat pada umumnya.
Cara perusahaan menginformasikan tanggung jawab sosial dan
lingkungan adalah melalui pengungkapan tanggung jawab sosial dan
8
lingkungan. Pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah
proses pengkomunikasian efek-efek sosial dan lingkungan atas tindakan
ekonomi perusahaan pada kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat
dan pada masyarakat secara keseluruhan (Gray et. al., 1987 dalam
Rosmasita, 2007).
Terdapat ketentuan dalam Pasal 66 ayat 2c UU No. 40 tahun 2007,
yang menyatakan bahwa semua perseroan wajib untuk melaporkan
pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan
(Jessica dan Toly, 2014). Pelaporan tersebut merupakan pencerminan dari
perlunya akuntabilitas perseroan atas pelaksanaan tanggung jawab sosial
dan lingkungan serta diartikan sebagai komitmen perseroan untuk
berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat baik
bagi perseron sendiri, komunitas setempat, masyarakat sekitar, maupun
lingkungan hidup.
Dengan menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan diharapkan
tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek, namun juga turut
memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup
masyarakat serta lingkungan sekitar dalam jangka panjang. Dengan
melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan secara konsisten
dalam jangka panjang akan menumbuhkan rasa keberterimaan masyarakat
terhadap kehadiran perusahaan (Cheng dan Christiawan, 2011).
9
Penelitian-penelitian terdahulu mengenai tax avodance telah banyak
dilakukan oleh beberapa peneliti. Namun hasil penelitian masih banyak
perbedaan. Zatun dan Kiswanto (2015) dalam penelitiannya mengenai
Pengaruh Corporate Governance, Karakteristik Perusahaan terhadap
Efisiensi Pembayaran Pajak Melalui Managerial Risk menyatakan bahwa
kualitas audit, dan managerial risk berpengaruh terhadap efisiensi
pembayaran pajak. Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Maharani dan Suardana (2014) dalam penelitiannya yang
menguji pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas dan Karakteristik
Eksekutif pada Tax Avoidance Perusahaan Manufaktur mengatakan bahwa
kualitas audit berpengaruh terhadap tax avoidance. Dewi dan Jati (2014)
dalam penelitiannya mengenai Pengaruh Karakter Ekssekutif,
Karakteristik Perusahaan, dan Dimensi Tata Kelola Perusahaan yang Baik
pada Tax Avoidance di Bursa Efek Indonesia menyatakan bahawa kualitas
audit berpengaruh pada Tax Avoidance. Namun tidak demikian yang
ditunjukan pada hasil penelitian jaya, dkk (2013), Winata (2014).
Jaya, dkk (2013) dalam penelitiannya mengenai Corporate
Governance, Konservatisme Akuntansi dan Tax Avoidance menyatakan
bahwa kualitas audit tedak berpengaruh terhadap tax avoidance. Winata
(2014) yang meneliti mengenai Pengaruh Corporate Governance
Terhadap Tax Avoidance menyatakan bahwa kualitas audit tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap tax avoidance.
10
Penelitian ini pada dasarnya merupakan pengembangan dari penelitian
Zatun dan Kiswanto (2015) mengenai Pengaruh Corporate Governance,
Karakteristik Perusahaan terhadap Efisiensi Pembayaran Pajak Melalui
Managerial Risk. Perbedaan mendasar dari penelitian sebelumnya adalah
menggunakan variabel kualitas audit, managerial risk serta menambah
satu variabel yaitu pengungkapan corporate social responsibility untuk
menguji pengaruhnya terhadap tax avoidance baik secara simultan
maupun parsial.
Penelitian terdahulu mengenai pengaruh corporate social
responsibility terhadap tax avoidance yaitu penelitian yang dilakukan oleh
Lanis dan Richardson (2015) mengenai “Is Corporate Social
Responsibility Performance Associated with Tax Avoidance”
menunjukkan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
dapat mengurangi tax avoidance. Hasil penelitian tersebut didukung oleh
Pradipta (2015) mengenai Pengaruh Corporate Social Responsibility
(CSR), Profitabilitas, Leverage, dan Komisaris Independen Terhadap
Praktik Penghindaran Pajak yang menyatakan bahwa pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan dan profitabilitas berpengaruh terhadap
praktik penghindaran pajak. Namun penelitian tersebut tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Jessica dan Toly (2014) dan Wahyudi
(2015).
Jessica dan Toly (2014) dalam penelitiannya mengenai Pengaruh
Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Agresivitas
11
Pajak menyatakan bahwa tidak adanya pengaruh signifikan antara
pengungkapan corporate social responsibility terhadap agresivitas pajak.
Wahyudi (2015) dalam penelitiannya mengenai Analisis Empiris Pengaruh
Aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Penghindaran
Pajak di Indonesia menyatakan bahwa corporate social responsibility
tidak berpengaruh terhadap praktik penghindaran pajak.
Penulis termotivasi melakukan penelitian ini karena sebagian besar
perusahaan kerap melakukan penghindaran pajak guna mengefisienkan
beban pajak, selain itu adanya ketidakkonsistensian dari hasil penelitian
sebelumnya memerlukan tambahan bukti empiris apakah kualitas audit,
risk management dan corporate social responsibility memang benar-benar
merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tax avoidance.
Alasan penulis memilih perusahaan manufaktur sebagai objek
penelitian adalah disebabkan karena perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indoesia terdiri dari berbagai sub sektor industri sehingga
hasilnya dapat dianggap mewakili semua perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada semua sektor.
Berdasarkan hal penjelasan di atas, maka penulis melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Kualitas Audit, Risk Management dan
Corporate Social Responsibility terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Periode 2012-2014)”.
12
B. Rumusan Masalah
Apakah kualitas audit, risk management dan corporate social
responsibility secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap tax
avoidance?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas analisis pengaruh kualitas audit, risk
management dan corporate social responsibility secara simultan
maupun parsial berpengaruh terhadap tax avoidance.
2. Manfaat Penelitian
a. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai
bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk
menambah ilmu pengetahuan.
b. Masyarakat, sebagai sarana informasi perpajakan serta menambah
pengetahuan akuntansi khususnya auditing dan akuntansi
keprilakuan dengan memberikan bukti empiris tentang pengaruh
kualitas audit, risk management dan corporate social responsibility
secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap tax
avoidance.
c. Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang
akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.
13
d. Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta
menambah referensi mengenai penelitian di bidang akuntansi,
terutama tentang tax avoidance sehingga diharapkan dapat
bermanfaat bagi penulis di masa yang akan datang.
e. Kontribusi praktis, sebagai salah satu pertimbangan bagi
perusahaan dalam usaha pengembangan perencanaan pajak yang
baik dan benar sesuai Undang-undang agar terhindar dari
penyimpangan hukum pajak sehingga dapat digunakan sebagai
sarana pengendalian bagi pihak manajemen dalam menentukan
jumlah pajak yang harus dibayarkan kepada negara.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Grand Theory
a. Agency Theory
Teori agensi menjelaskan bahwa organisasi merupakan jaringan
hubungan kontraktual antara manajer (agent) dengan pemegang
saham, kreditur, dan pihak lainnya (principal). Dalam teori ini, agen
diasumsikan sebagai individu yang rasional, memiliki kepentingan
pribadi dan berusaha memaksimalkan kepentingan pribadinya.
Manajer sebagai agen bertanggung jawab untuk mengoptimalkan
keuntungan para pemilik (principal), namun di sisi lain manajer juga
memiliki kepentingan memaksimalkan kesejahteraan mereka sehingga
ada kemungkinan besar agen tidak selalu bertindak demi kepentingan
pribadi (Adi dan Nur, 2013).
Keputusan manajer untuk melakukan aktivitas tax avoidance
merupakan salah satu masalah keagenan. Keputusan manajer untuk
melakukan tax avoidance mungkin dilakukan untuk kepentingan
pribadi manajer (misalnya kepentingan terhadap laba tinggi). Namun
demikian, bisa saja keputusan ini bukan merupakan keputusan yang
paling sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Manajer mungkin
saja hanya mengambil keputusan tax avoidance berdasarkan
kepentingan jangka pendek. Di sisi lain pemegang saham akan
15
memandang dari sudut pandang kepentingan jangka panjang. Dari
sinilah muncul masalah keagenan di mana kepentingan manajer
berbeda dengan kepentingan pemegang saham (Wahyudi, 2015). Hal
tersebut menimbulkan asimetris informasi antara pemegang saham
dengan manajer perusahaan.
Masalah keagenan ini perlu diselesaikan. Pearce dan Robinson
(2008) menyatakan bahwa pemilik dapat mengambil tindakan-tindakan
lain untuk meminimalkan masalah keagenan, salah satunya adalah
dengan menciptakan tim eksekutif lintas unit-unit perusahaan yang
berbeda dapat membantu memutuskan pengukuran kinerja pada
sasaran organisasi daripada sasaran pribadi. Di Indonesia, yang
termasuk tim eksekutif salah satunya adalah peran auditor eksternal
dalam memeriksa kewajaran laporan keuangan dan kinerja perusahaan.
Peran pihak eksternal, akan membatasi tindakan-tindakan yang
menyebabkan masalah keagenan.
Selain itu untuk meminimalkan masalah keagenan perusahaan
juga memerlukan adanya suatu pengendalian internal dan sistem
manajemen risiko yang efektif. Richardson et al. (2013) berpendapat
bahwa manajemen risiko dan pengendalian internal yang efektif
memungkinkan Dewan Komisaris melakukan monitoring dan
mengelola risiko yang lebih baik untuk mengurangi kemungkinan-
kemungkinan risiko dan konflik kepentingan yang terjadi di
perusahaan, termasuk risiko perpajakan yang rumit. Dengan demikian
16
perusahaan diharapkan akan lebih terhindar dari kemungkinan risiko
tindakan pajak agresif yang dapat merugikan perusahaan.
b. Legitimacy Theory
Teori legitimasi adalah salah satu teori yang banyak disebutkan
dalam bidang akuntansi sosial dan lingkungan. Lanis dan Richardson
(2015) juga menggunakan teori ini sebagai salah satu perspektif untuk
mengembangkan teori pengungkapan tanggung jawab sosial dan
lingkungan (corporate social responsibility disclosure).
Legitimacy theory menyatakan bahwa organisasi harus secara
terus-menerus mencoba untuk meyakinkan bahwa mereka melakukan
kegiatan sesuai dengan batasan dan norma-norma masyarakat
(Rustiarini, 2011). Hidayati dan Murni (2009) menyatakan bahwa
untuk bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya, perusahaan
mengupayakan sejenis legitimasi atau pengakuan baik dari investor,
kreditor, konsumen, pemerintah maupun masyarakat sekitar. Untuk
mendapatkan legitimasi dari pemerintah, perusahaan mematuhi segala
peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah dan
perusahaan melakukan aktivitas pertanggungjawaban sosial guna
memperolah legitimasi dari masyarakat. Selain itu, perusahaan juga
seharusnya tidak melakukan tindakan penghindaran pajak, karena
jelas bahwa tindakan penghindaran pajak dapat merugikan penerimaan
negara dari sektor pajak yang seharusnya dapat digunakan untuk
kepentingan masyarakat umum.
17
Richardson et al. (2012) menjelaskan lebih lanjut bahwa sesuai
dengan mekanisme pelaksanaan corporate governance harus
mendukung kepatuhan terhadap hukum pajak dan kegiatan terkait
CSR diharapkan mendasari dukungan terhadap undang-undang pajak,
sehingga perusahaan dapat berjalan dan bertahan dalam masyarakat
secara berkelanjutan.
2. Tax Avoidance (Penghindaran Pajak)
Penghindaran pajak sering dikaitkan dengan perencanaan pajak
(tax planning), di mana keduanya sama-sama menggunakan cara yang
legal untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kewajiban pajak
(www.pajak.go.id). Perencanaan pajak (tax planning) adalah usaha
yang mencakup perencanaan perpajakan yang dibayar oleh perusahaan
benar-benar efisien. Tujuan utama perencanaan pajak (tax planning)
adalah mencari berbagai celah yang dapat ditempuh dalam koridor
peraturan perpajakan (loopholes), agar perusahaan dapat membayar
pajak dalam jumlah minimal (Pohan, 2013:13).
Jika tujuan perencanaan pajak adalah merekayasa agar beban
pajak (tax burden) dapat ditekan serendah mungkin dengan
memanfaatkan peraturan yang ada tetapi berbeda dengan tujuan
pembuat Undang-undang, maka perencanaan pajak di sini sama
dengan tax avoidance karena secara hakikat ekonomis keduanya
berusaha untuk memaksimalkan penghasilan setelah pajak (after tax
return) karena pajak merupakan unsur pengurang laba yang tersedia,
18
baik untuk dibagikan kepada pemegang saham maupun untuk
diinvestasikan kembali (Suandy, 2008:6).
Tax avoidance merupakan upaya penghindaran pajak dengan
memenuhi ketentuan perpajakan dan menggunakan strategi di bidang
perpajakan yang digunakan. Penghindaran pajak ini dilakukan karena
banyak Wajib Pajak badan maupun pribadi merasa terbebani untuk
membayar pajak. Berdasarkan hal tersebut Wajib Pajak berusaha untuk
meringankan kewajiban pembayaran pajak dengan cara meminimalkan
jumlah pajak yang harus dibayar (Dewi dan Sari, 2015).
Komite urusan fiskal dari Organization for Economic
Coorporation and Development (OECD) dalam Suandy (2008:7)
menyebutkan ada tiga karakter penghindaran pajak, yaitu:
a. Adanya unsur artifisial di mana berbagai pengaturan seolah-olah
terdapat di dalamnya padahal tidak, dan ini dilakukan karena
ketiadaan faktor pajak.
b. Skema semacam ini sering memanfaatkan loopholes dari Undang-
undang atau menerapkan ketentuan-ketentuan legal untuk berbagai
tujuan, padahal bukan itu yang sebetulnya dimaksudkan oleh
pembuat Undang-undang.
c. Kerahasiaan juga sebagai bentuk dari skema ini di mana umumnya
para konsultan menunjukkan alat atau cara untuk melakukan
penghindaran pajak dengan syarat Wajib Pajak menjaga serahasia
19
mungkin (Council of Excecutive Secretaries of Tax
Organization,1991).
Tax avoidance merupakan usaha yang sama dengan cara
mengekploitasi celah-celah yang terdapat dalam undang-undang
perpajakan, karena aparat perpajakan tidak dapat melakukan tindakan
apa-apa. Pada hakekatnya, tax avoidance merupakan perbuatan yang
sifatnya mengurangi utang pajak secara ilegal dan bukan mengurangi
kesanggupan atau kewajiban pajak melunasi pajak-pajaknya (Pohan,
2015:24).
Menurut Suryana (2013) penghindaran pajak lazim dilakukan
perusahaan global dengan cabang di berbagai negara. Modusnya usang
tapi selalu berhasil yaitu:
1. Pembayaran biaya manajemen royalti atas HAKI (Hak Atas
Kekayaan Intelektual) atas logo dan merek kepada perusahaan
induk. Peningkatan royalti akan meningkatkan biaya yang pada
akhirnya mengurangi laba bersih sehingga PPh badan juga turun.
2. Pembelian bahan baku dari perusahaan satu grup. Pembelian
bahan baku dilakukan dengan harga mahal dari perusahaan satu
grup yang berdiri di negara bertarif pajak rendah.
3. Berhutang atau menjual obligasi kepada afiliasi perusahaan induk
dan membayar kembali cicilan dengan bunga sangat tinggi.
Tingkat suku bunga tinggi ini adalah dividen terselubung ke
perusahaan induk.
20
4. Menggeser biaya usaha (termasuk gaji pegawai headquarters) ke
negara bertarif pajak tinggi (cost center) seperti Inggris dan
mengalihkan profit ke negara bertarif pajak rendah (profit center)
seperti Bermuda. Dengan demikian keuntungan perusahaan
terlihat kecil dan tidak perlu membayar pajak korporasi.
5. Menarik dividen lebih besar dengan menyamarkan biaya royalti
dan jasa manajemen untuk menghindari pajak korporasi.
6. Mengecilkan omset penjualan. Perusahaan menjual rugi barang ke
cabang perusahaan di negara bertarif pajak rendah, sehingga
penjualan ekspor terlihat merugi. Kemudian dari cabang tersebut,
barang dijual dengan harga normal ke konsumen akhir.
Dari pengertian tersebut terlihat bahwa perencanaan perusahaan
dengan melakukan penghindaran pajak merupakan cara satu-satunya
cara legal yang dapat ditempuh oleh Wajib Pajak dalam rangka
mengefisiensikan pembayaran pajaknya.
3. Kualitas Audit
DeAngelo (1981) mendefinsikan kualitas audit sebagai suatu
probabilitas dimana seorang auditor dapat menemukan serta
melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi
klien serta hasil penelitiannya tersebut juga menyimpulkan bahwa
KAP yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas yang lebih
besar dibandingkan dengan KAP yang kecil.
21
Suartana (2007) menyebutkan hal-hal yang berhubungan dengan
kualitas audit adalah :
a. Lamanya auditor atau umur auditor, semakin lama maka semakin
rendah kualitas auditnya.
b. Jumlah klien, semakin banyak jumlahnya maka semakin baik
kualitas auditnya.
c. Kesehatan keuangan klien, semakin sehat keuangan klien maka ada
kecenderungan klien menekan auditor untuk mengikuti standar yan
berlaku.
d. Review oleh pihak ketiga, kualitas audit semakin tinggi apabila di-
review oleh pihak ketiga.
Kualitas audit adalah segala kemungkinan yang dapat terjadi saat
auditor mengaudit laporan keuangan klien dan menemukan
pelaggaran atau kesalahan yang terjadi dan melaporkannya dalam
laporan keuangan auditan (Dewi dan Jati, 2014). Dalam hal
melakukan pengauditan hal yang terpenting dalam pelaksanaannya
adalah transparansi yang merupakan salah satu unsur dari good
corporate governance. Transparansi terhadap pemegang saham dapat
dicapai dengan melaporkan hal-hal terkait perpajakkan pada pasar
modal dan pertemuan para pemegang saham. Peningkatan transparansi
terhadap pemegang saham dalam hal pajak semakin dituntut oleh
otoritas publik (Sartori, 2010 dalam Annisa dan Kurniasih, 2012).
Karena asumsi adanya implikasi dari perilaiu pajak yang agresif,
22
perusahan mereka mengambil posisi agresif, perusahaan mereka
megambil posisi agresif dalam hal pajak dan mencegah tindakan
tersebut jika mereka tahu sebelumnya (Annisa dan Kurniasih, 2012).
Laporan keuangan yang diaudit oleh auditor KAP The Big Four
menurut beberapa referensi lebih berkualitas sehingga menampilkan
nilai perusahaan yang sebenarnya, oleh karena itu diduga perusahaan
yang diaudit oleh KAP The Big Four (Price Water House Cooper –
PWC, Deloitte Thouce Tohmatsu, KPMG, Ernst & Young – E&Y)
memiliki tingkat kecurangan yang lebih rendah dibandingkan dengan
perusahaan yang diaudit KAP Non The Big Four (Annisa dan
Kurniasih, 2012).
4. Risk Management (Manajemen Risiko)
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur atau
metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan
ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk, penilaian risiko,
pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan
menggunakan pemberdayaan atau pengelolaan sumber daya
(Wikipedia.org). Menurut Subramaniam et al. (2009) manajemen
risiko adalah suatu proses yang kompleks meliputi identifikasi,
mengatur dan meminimalkan risiko bisnis, baik risiko finansial
maupun operasional perusahaan.
Manajemen risiko merupakan bagian integral dari praktik bisnis
yang baik. Sistem pengendalian internal telah menjadi mekanisme
23
kunci corporate governance untuk Dewan Komisaris perusahaan
dalam mengelola risiko. Kebijakan pajak perusahaan merupakan
bagian terintegrasi dari sistem manajemen risiko dan pengendalian
internal terkait (Richardson et al. 2013).
Menurut KNKG (2011), penerapan manajemen yang baik antara
lain dapat:
a. Mengurangi kejutan-kejutan yang kurang menyenangkan. Ini
dapat diperoleh karena melalui penerapan manajemen risiko yang
baik di semua hal yang berakibat pada pencapaian sasaran
perusahaan yang telah diidentifikasikan sebelumnya serta
mengambil antisipasi.
b. Meningkatkan hubungan dengan para pemangku kepentingan
menjadi semakin baik. Hal ini dapat diperoleh karena dalam
menerapkan manajemen risiko wajib untuk menemukan kembali
para pemangku kepentingan dan harapannya. Melalui komunikasi
timbal balik yang cukup giat maka dapat digalang kesamaan
persepsi dan kesamaan kepentingan bersama, dengan demikian
dapat diperoleh hubungan yang lebih baik.
c. Meningkatkan reputasi perusahaan. Komunikasi yang baik
dengan para pemangku kepentingan sehingga mereka mengetahui
bahwa perusahaan mampu untuk menangani risiko-risiko yang
dihadapi dengan baik. Akibatnya kepercayaan pelanggan,
24
pemasok, kreditor, komunitas bisnis serta masyarakat juga
meningkat.
d. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen. Semua risiko
yang dapat menghambat proses organisasi telah diidentifikasikan
dengan baik, maka cara untuk mengatasi gangguan kelancaran
proses organisasi telah diantisipasi sebelumnya. Dengan
demikian, bila gangguan tersebut memang terjadi, maka
organisasi telah siap untuk menanganinya dengan baik.
e. Terdapat pencapaian sasaran perusahaan karena terselenggaranya
manajemen yang lebih efektif dan efisien, hubungan dengan
pemangku kepentingan yang semakin membaik, kemampuan
menangani risiko perusahaan yang juga meningkat, termasuk
risiko kepatuhan dan hukum.
Berdasarkan pengertian diatas manajemen risiko merupakan
pendekatan terstruktur atau metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman meliputi identifikasi,
mengatur dan meminimalkan risiko bisnis, baik risiko finansial
maupun operasional perusahaan sehingga memungkinkan perusahaan
untuk secara lebih hati-hati (prudent) dan produktif menghindari hal-
hal yang tidak berguna karena membuang sumber daya yang tidak
perlu dan mencegah hal-hal yang merugikan.
5. Corporate Social Responsibility
a. Definisi CSR
25
Corporate Social Responsinbility (CSR) adalah suatu konsep
bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan
adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh
pemangku kepentingannya yang diantaranya adalah konsumen,
karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam
segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek
ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, CSR
berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", yakni
suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam melaksanakan
aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata
berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat
keuntungan atau dividen, tetapi juga harus menimbang dampak
sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik
untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang.
Berdasarkan pengertian tersebut, CSR dapat dikatakan sebagai
kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan
dengan cara manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan
maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku
kepentingannya (Wikipedia.org.id).
Definisi CSR yang dikemukakan oleh World Bank yang
memandang CSR dapat dijelaskan sebagai komitmen perusahaan
untuk berkontribusi terhadap bekerjanya pembangunan ekonomi
yang berkelanjutan dengan karyawan dan perwakilan mereka
26
dalam komunitas setempat dan masyarakat secara luas untuk
meningkatkan kualitas hidup, dengan cara yang baik dimana baik
untuk dunia usaha dan juga untuk pembangunan. Implementasi
CSR merupakan suatu wujud komitmen yang dibentuk oleh
perusahaan untuk memberikan kontribusi pada peningkatan
kualitas kehidupan (Susiloadi, 2008).
Penjelasan Pasal 15 huruf b Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2007 tentang Penanaman Modal (UUPM) menegaskan bahwa
tanggung jawab perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat
pada setiap perusahaan penanaman modal untuk menciptakan
hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan,
nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat. Sedangkan menurut
Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perusahaan Terbatas (UUTP) menegaskan bahwa tanggung jawab
sosial dan lingkungan perusahaan untuk berperan serta dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas
kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perusahaan
sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya
(Azheri, 2012:22).
Menurut Deegan (2002) dalam Ghozali dan Chariri (2007)
menyebutkan beberapa alasan perusahaan dengan sukarela
mengungkapkan tanggung jawab sosialnya antara lain:
27
1. Keinginan untuk mematuhi persyaratan yang ada dalam
peraturan. Hal ini sebenarnya bukan alasan utama yang
ditemukan di berbagai negara karena ternyata tidak banyak
aturan yang mengharuskan perusahaan mengungkapkan secara
lengkap informasi tentang pelaksanaan tanggung jawab sosial
dan lingkungannya.
2. Pertimbangan rasionalitas ekonomi (economic rationality).
Atas dasar alasan ini, praktik pengungkapan tanggung jawab
sosial dan lingkungan memberikan keuntungan bisnis karena
perusahaan telah melakukan “hal yang benar” dan alasan ini
dipandang sebagai motivasi yang utama.
3. Keyakinan dalam proses akuntabilitas untuk melaporkan. Hal
ini dapat diartikan bahwa manajemen berkeyakinan bahwa
orang yang mempunyai hak tidak dapat dihindari untuk
memperoleh informasi yang memuaskan, tidak peduli dengan
biaya yang diperlukan untuk menyajikan informasi tersebut.
4. Keinginan untuk mematuhi persyaratan peminjaman. Lembaga
pemberi pinjaman sebagai bagian dari kebijakan manajemen
risiko mereka, cenderung menghendaki informasi tentang
kinerja dan kebijakan sosial dan lingkungannya. Informasi ini
akan diperoleh dalam penjelasan atau disclosure dalam laporan
tahunan perusahaan.
28
5. Untuk mematuhi harapan masyarakat, pengungkapan tanggung
jawab sosial sebagai refleksi atas kepatuhan terhadap kontrak
sosial dengan masyarakat.
6. Sebagai konsekuensi dari ancaman terhadap legitimasi
perusahaan. Pengungkapan mungkin sebagai respon atas
pemberian media yang bersifat negatif, atau barangkali sebagai
akibat dari rating atau suatu peringkat yang menurun yang
diberikan oleh lembaga pemberi peringkat perusahaan.
7. Untuk me-manage kelompok stakeholder tertentu yang
memiliki kekuasaan (powerful).
8. Untuk menarik dana investasi.
9. Untuk memenuhi persyaratan industri atau code of conduct
industry tertentu.
10. Untuk memenangkan penghargaan pelaporan tertentu. Ada
berbagai penghargaan yang diberikan oleh beberapa negara
kepada perusahaan yang melaporkan kegiatannya termasuk
kegiatan yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial dan
lingkungan. Dengan memenangkan penghargaan tersebut
diharapkan perusahaan akan memperoleh image positif dan
mendapatkan reputasi baik di mata stakeholder-nya.
Berdasarkan pengertian diatas CSR merupakan komitmen
perusahaan untuk berkontribusi terhadap bekerjanya pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan dengan karyawan dan perwakilan
29
mereka dalam komunitas setempat dan masyarakat secara luas
untuk meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan, dengan cara
yang baik dimana baik untuk dunia usaha dan juga untuk
pembangunan.
b. Corporate Social Responsibility Disclosure
Pengungkapan CSR perusahaan melalui berbagai macam
media dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada para
stakeholder dan juga untuk menjaga reputasi. Sebagian perusahaan
bahkan menganggap bahwa mengomunikasikan kegiatan atau
program CSR sama pentingnya dengan kegiatan CSR itu sendiri.
Dengan mengomunikasikan CSR-nya, makin banyak masyarakat
yang mengetahui investasi sosial perusahaan sehingga tingkat
risiko perusahaan menghadapi gejolak sosial akan menurun. Jadi,
melaporkan CSR kepada khalayak akan meningkatkan nilai social
hedging perusahaan (Harmoni dan Andriyani, 2008).
Ruang lingkup tanggung jawab sosial yaitu sebagai berikut:
a) Basic responsibility yaitu tanggungjawab yang muncul karena
keberadaan perusahaan. Contohnya kewajiban membayar
pajak, menaati hukum, memenuhi standar pekerjaan dan
memuaskan pemegang saham.
b) Organizational responsibility, tanggung jawab perusahaan
untuk memenuhi kepentingan stakeholder, yaitu karyawan,
konsumen, pemegang saham dan masyarakat.
30
c) Societal responsibility, tanggung jawab yang menjelaskan
tahapan ketika interaksi antara bisnis dan masyarakat, sehingga
perusahaan dapat tumbuh dan berkembang secara
berkesinambungan. Semua hal tersebut tidak akan terlaksana
dengan baik bila perusahaan tidak menerapkan corporate
governance yang baik (GCG) (Sudana dan Arlindania, 2011).
Pada umumnya standar acuan yang digunakan dalam
penyusunan pelaporan CSR adalah konsep dari GRI (Global
Reporting Initiative), dimana berisi 3 kategori yaitu ekonomi,
lingkungan dan sosial. Kategori sosial diperluas lagi menjadi 4
sub-kategori yaitu praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan
bekerja, hak asasi manusia, masyarakat, dan tanggung jawab atas
produk (www.globalreporting.org).
Kerangka pelaporan GRI ditujukan sebagai sebuah kerangka
yang dapat diterima secara umum dalam melaporkan kinerja
ekonomi, lingkungan dan sosial dari organisasi. Kerangka ini
didesain untuk digunakan oleh berbagai organisasi yang berbeda
ukuran, sektor, dan lokasinya. Kerangka pelaporan GRI
mengandung isi bersifat umum dan sektor yang bersifat spesifik,
yang telah disetujui oleh berbagai pemangku kepentingan di
seluruh dunia dan dapat diaplikasikan secara umum dalam
melaporkan kinerja berkelanjutan dari sebuah organisasi (Sudana
dan Arlindania, 2011).
31
Menurut Sembiring (2005) pengukuran pengungkapan CSR
dilakukan dengan menggunakan metode checklist berdasarkan
tujuh kriteria yang diadopsi dari penelitian Hackson dan Milne
(1996) yang menghasilkan 90 item pengungkapan. Namun,
berdasarkan BAPEPAM No. VII G 2 tentang laporan tahunan,
maka harus dilakukan penyesuaian terhadap 90 item pengungkapan
tersebut.
Menurut Hacktson dan Milne (1996) dalam Sembiring
(2005), pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan
terdiri dari 90 item pengungkapan yang meliputi tujuh tema yaitu:
1) lingkungan, 2) energi, 3) kesehatan dan keselamatan tenaga
kerja, 4) lain-lain tentang tenaga kerja 5) produk, 6) keterlibatan
masyarakat, dan 7) Umum. Namun, 12 item pengungkapan dihapus
karena dianggap tidak sesuai untuk diterapkan dengan kondisi di
Indonesia sehingga hanya tersisa 78 item pengungkapan.
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu
mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam
tabel 2.1 sebagai berikut:
32
Tabel 2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Zatun, Uli
Tamyis dan
Kiswanto (2015)
Pengaruh Corporate
Governance,
Karakteristik Perusahaan
terhadap Efisiensi
Pembayaran Pajak
Melalui Managerial Risk
a. Faktor-faktor yang
mempengaruhi
efisiensi pajak
b. Teknik pengambilan
sampel purposive
sampling
c. Variabel independen
: kualitas audit,
ukuran perusahaan
a. Terdapat variabel
intervening : managerial
risk
b. Variabel independen
kepemilikan
institusional, komite
audit, dewan komisaris,
karakteristik perusahaan,
capital intensity
Kepemilikan institusional,
komite audit berpengaruh
negatif terhadap efisiensi
pembayaran pajak. Capital
intensity berpengaruh positif
terhadap efisiensi pembayaran
pajak. Kualitas audit,
managerial risk, dan ukuran
perusahaan berpengaruh positif
terhadap efisiensi pembayaran
pajak
2. Pradipta, Dyah
Hayu (2015)
Pengaruh Corporate
Social Responsibility
(CSR), Profitabilitas,
Leverage, dan Komisaris
Independen Terhadap
Praktik Penghindaran
Pajak
a. Variabel dependen :
tax avoidance
b. Variabel independen
: CSR
Variabel independen:
profitabilitas, leverage, dan
komisaris independen
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa CSR dan
profitabilitas berpengaruh
terhadap praktik penghindaran
pajak. Sedangkan variabel
leverage dan komisaris
independen tidak berpengaruh
terhadap praktik penghindaran
pajak.
Bersambung pada halaman selanjutnya
33
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil penelitian
Persamaan Perbedaan
3. Winata, Fenny
(2014)
Pengaruh Corporate
Governance Terhadap
Tax Avoidance Pada
Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2013
a. Variabel independen :
tax avoidance
b. Variabel independen :
kualitas audit
Variabel independen :
dewan komisaris
independen dan jumlah
komite audit
kepemilikan institusional
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa proksi
corporate governance yaitu
prosentase dewan komisaris
independen dan jumlah komite
audit berpengaruh secara
signifikan terhadap aktivitas
tax avoidance yang
diproksikan dengan book tax
gap. Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa aktivitas
tax avoidance tidak
dipengaruhi secara signifikan
oleh kepemilikan institusional,
dan kualitas audit.
4. Maharani, I
Gusti Ayu
Cahya dan
Suardana, Ketut
Ali (2014)
Pengaruh Corporate
Governance,
Profitabilitas
Dan Karakteristik
Eksekutif Pada Tax
Avoidance
Perusahaan Manufaktur
a. Menganalisis fakor-
faktor yang
mempengaruhi tax
avoidance.
b. Variabel independen :
kualitas audit
Variabel independen
proposi dewan komisaris,
komite audit, ROA, risiko
perusahaan
variabel yang berpengaruh
negatif adalah proporsi dewan
komisaris, kualitas audit,
komite audit, dan ROA,
sedangkan risiko perusahaan
berpengaruh positif terhadap
tax avoidance
Bersambung pada halaman selanjutnya
34
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil penelitian
Persamaan Perbedaan
5. Dewi, Ni
Nyoman
Kristiana dan
Jati, I Ketut
(2014)
Pengaruh Karakter
Eksekutif, Karakteristik
Perusahaan, dan Dimensi
Tata Kelola Perusahaan
yang Baik pada Tax
Avoidance di Bursa Efek
Indonesia
a. Analisis regresi
berganda
b. Perusahaan
manufaktur
c. Variabel dependen :
tax avoidance
d. Variabel independen :
kualitas audit
Variabel independen :
karakteristik eksekutif,
karakteristik perusahaan,
risiko perusahaan, dan
komite audit
Hasil penelitian menunjukkan
hanya variabel risiko
perusahaan, kualitas audit dan
komite audit yang berpengaruh
terhadap tax avoidance.
6. Annisa,
Nuralifimida
Ayu dan
Kurniasih Lulus
(2012)
Pengaruh Corporate
Governance Terhadap
Tax Avoidance
e. Variavel dependen :
tax avoidance
f. Variabel independen :
kualitas audit
Variabel independen:
kepemilikan institusional,
komposisi dewan komisaris
independen, dewan
komisaris, dan komite audit.
Tidak terdapat pengaruh
signifikan kepemilikan
institusional, kompisisi dewan
komisaris independen, dan
dewan komisaris terhadap tax
avoidance. Sedangkan adanya
pengaruh signifikan komite
audit dan kualitas audit
terhadap tax avoidance.
7. Lanis, Roman
dan
Richardhson,
Grant (2015)
Is Corporate Social
Responsibility
Performance Associated
With Tax Avoidance
a. Variabel dependen :
tax avoidance
b. Variabel independen :
CSR
Analisis menggunakan logit
regression
CSR dapat mengurangi tax
avoidance.
Bersambung pada halaman selanjutnya
35
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian
Metodelogi Penelitian Hasil penelitian
Persamaan Perbedaan
8. Grant Richards
on, Grantley
Taylor, dan
Roman Lanis
(2013)
The Impact Of Board Of
Director Oversight
Characteristics On
Corporate Tax
Aggressiveness : An
Empirical Analysis.
a. Variabel independen
:Risk Management
b. Menggunakan regresi
linier berganda
Variabel dependen:
Agresivitas pajak
Jika perusahaan telah
membentuk sistem manajemen
risiko dan kontrol internal yang
efektif, melibatkan auditor
eksternal The Big Four,
layanan auditor
eksternal melibatkan jasa non-
audit secara proporsional lebih
sedikit dari jasa audit dan
komite audit internal lebih
independen, maka kecil
kemungkinannya untuk
menjadi agresif terhadap
pajak.
36
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka penelitian dalam penelitian ini digambarkan dalam gambar 2.1
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Teori : Setiap Wajib Pajak harus
membayar pajak sesuai
ketentuan perpajakan
Praktik : Masih banyak
Wajib Pajak yang melakukan
penyimpangan pajak
GAP
Pengaruh Kualitas Audit, Risk Management dan CSR terhadap Tax
Avoidance
Basis Teori : Agency Theory, Teori Legitimasi, Tax Avoidance,
Kualitas Audit, Risk Management dan CSR
Variabel Independen Variabel Dependen
Kualitas Audit (X1)
Risk Management
(X2)
CSR (X3)
Tax Avoidance (Y)
Alat Analisis:
Statistik Deskriptif
Uji Asumsi Klasik
Uji Hipotesis
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
37
D. Keterkaitan Antara Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh antara Kualitas Audit dengan Tax Avoidance
DeAngelo (1981) mendefinsikan kualitas audit sebagai suatu
probabilitas dimana seorang auditor dapat menemukan serta
melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi
klien serta hasil penelitiannya tersebut juga menyimpulkan bahwa
KAP yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas yang lebih
besar dibandingkan dengan KAP yang kecil.
Perusahaan yang diaudit oleh KAP besar tidak melakukan
penghindaran pajak, karena auditor yang termasuk The Big Four lebih
kompeten dan profesional dibandingkan dengan auditor yang termasuk
dalam Non The Big Four, sehingga memiliki banyak pengetahuan
tentang cara mendeteksi dan memanipulasi laporan keuangan yang
mungkin dilakukan oleh perusahaan (Dewi dan Jati, 2014).
Menurut Chai dan Lui (2010) jika nominal pajak yang harus
dibayar terlalu tinggi biasanya akan memaksa perusahaan untuk
melakukan penghindaran pajak (tax avoidance), maka semakin
berkualitas audit suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut
cenderung tidak akan melakukan manipulasi laba untuk kepentingan
perpajakan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jaya, dkk (2013),
Winata (2014), dan Fadhilah (2014) yang menyatakan bahwa kualitas
audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tax avoidance.
38
Namun tidak demikian yang ditunjukan pada hasil penelitian Dewi dan
Jati (2014). Penelitian yang dilakukan Dewi dan Jati (2014) kualitas
audit berpengaruh terhadap tax avoidance. Hasil penelitian tersebut
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Zatun dan Kiswanto
(2015) serta Dewi dan Sari (2015). Menurut penelitian yang dilakukan
Zatun dan Kiswanto (2015) menyatakan bahwa kualitas audit
berpengaruh terhadap efisiensi pembayaran pajak. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Dewi dan Sari (2015) juga menunjukan bahwa
kualitas audit berpengaruh pada tax avoidance.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Jati
(2014), Zatun dan Kiswanto (2015), serta Dewi dan Sari (2015) . maka
hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
H1 : Kualitas Audit berpengaruh terhadap Tax Avoidance
2. Pengaruh antara Risk Management dengan Tax Avoidance
Sistem manajemen risiko dan pengendalian internal perusahaan
merupakan salah satu mekanisme dan alat tata kelola perusahaan
(corporate governance) yang penting. Tanggung jawab untuk
menerapkan kerangka kerja pengelolaan risiko terintegrasi yang efektif
terletak pada manajer, dan desain sistem pengendalian internal dan
kepatuhan untuk menetapkan kebijakan dan prosedur merupakan aspek
penting dari kerangka kerja tersebut. Dengan demikian, sistem
manajemen risiko dan pengendalian internal yang efektif
memungkinkan Dewan komisaris untuk memonitor dan mengelola
39
risiko dengan lebih baik. Perusahaan dengan pengawasan yang lebih
efektif dari manajemen seharusnya cenderung untuk tidak terlibat
dalam kesalahan pelaporan keuangan dan penipuan perusahaan.
Dengan demikian, perusahaan di mana Dewan Komisaris membentuk
sebuah sistem manajemen risiko dan pengendalian internal yang
efektif menjadi cenderung kurang untuk berpartisipasi dalam
agresivitas pajak (Richardson et al. 2013).
Menurut Bauer (2014) dalam penelitiannya bahwa pengendalian
internal dan manajemen risiko terkait pajak merupakan suatu faktor
penting dalam mengurangi tindakan penghindaran pajak. Richardson
et al. (2013) dalam penelitiannya juga menunjukkan bahwa sistem
manajemen risiko dan pengendalian internal dapat mengurangi tax
agressivitas. Perusahaan dengan sistem manajemen risiko yang lebih
kuat atau lebih efektif cenderung tidak akan melakukan kesalahan
dalam mengutarakan atau salah melaporkan pendapatan keuangan atau
kena pajak.
Menurut penelitian Bauer (2014) dan Richardson et al. (2013)
maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
H2 : Manajemen Risiko berpengaruh terhadap Tax Avoidance
3. Pengaruh antara CSR dengan Tax Avoidance
Kinerja perusahaan dikatakan baik apabila mampu memperoleh
laba yang tinggi pada tahun berjalan. Laba perusahaan yang tinggi
40
dapat diperoleh dengan cara meminimalkan beban-beban perusahaan.
Salah satu beban yang dimiliki oleh perusahaan adalah beban dalam
membayar pajak. Strategi dalam meminimalkan beban pajak di
kalangan perusahaan-perusahaan multinasional sering terjadi.
Tindakan tersebut pada dasarnya tidak sesuai dengan harapan
pemerintah dan masyarakat serta tindakan tersebut dapat menimbulkan
dampak negatif terhadap masyarakat karena mempengaruhi
kemampuan pemerintah dalam menyediakan barang publik (Lanis dan
Richardson, 2013).
Kewajiban dalam membayar pajak seharusnya dilaksanakan
dengan baik oleh perusahaan. Namun, banyak perusahaan justru
melanggar peraturan perundang-undangan pajak dengan mengurangi
pajak yang seharusnya dibebankan kepada perusahaan tersebut.
Perilaku ini membuat manfaat pajak tidak maksimal dalam
menyejahterakan masyarakat. Berdasarkan uraian di atas perusahaan
yang melakukan penghindaran pajak akan meminimalkan pembayaran
pajak perusahaan demi pencapaian keuntungannya. Dari segi finansial
perusahaan dapat memperoleh laba yang tinggi dengan membayar
pajak yang rendah. Namun di sisi lain, pemerintah akan mengalami
kerugian akibat dari tindakan penghindaran pajak. Sedangkan dari segi
non finansial, perusahaan yang terlibat dalam pengurangan pajak akan
mendapat citra buruk dari masyarakat dan stakeholder. Tanggapan
tersebut merupakan bentuk kegagalan perusahaan dalam memenuhi
41
harapan masyarakat karena melakukan kecurangan terhadap
pembayaran pajak (Lanis & Richardson 2015).
Hasil penelitian yang dilakukan Jessica dan Toly (2014)
menunjukan bahwa tidak adanya pengaruh signifikan antara
pengungkapan CSR terhadap agresivitas pajak. Hasil penelitian
tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Winarsih, dkk
(2014) dan Wahyudi (2015) menyatakan bahwa CSR tidak
berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak. Namun tidak
demikian hasil yang ditunjukkan pada penelitian Lanis dan Richardson
(2015).
Hasil penelitian Lanis dan Richardson (2015) menunjukkan
bahwa CSR dapat mengurangi tax avoidance. Dengan demikian,
semakin tinggi tingkat pengungkapan CSR yang dilakukan oleh
perusahaan, diharapkan perusahaan tersebut patuh terhadap peraturan
terhadap pajak. Hasil penelitian tersebut didukung oleh Pradipta
(2015) yang menyatakan bahwa CSR dan profitabilitas berpengaruh
terhadap praktik penghindaran pajak.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lanis dan
Richardson (2015) dan Pradipta (2015). maka hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:
H3 : Luas pengungkapan CSR berpengaruh terhadap Tax Avoidance
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan tipe penelitian kausalitas yang bertujuan
untuk melihat hubungan yang bersifat sebab akibat (Sugiyono, 2008).
Penelitian ini membatasi pada permasalahan mengenai pengaruh kualitas
audit, risk management dan corporate social responsibility terhadap tax
avoidance. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Jenis penelitian
ini menjelaskan fenomena dalam bentuk pengaruh kualitas audit, risk
management dan corporate social responsibility terhadap tax avoidance.
B. Metode Penentuan Sampel
Teknik pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan purposive sampling. Metode purposive sampling adalah
metode pengumpulan sampel yang berdasarkan pertimbangan subjek
peneliti, sampel dipilih berdasarkan pada kesesuaian karakteristik dan
kriteria sampel yang ditentukan agar diperoleh sampel yang representatif.
Kriteria-kriteria dalam pengambilan sampel secara purposive
sampling dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Perusahaan mempublikasikan annual report dan data laporan keuangan
yang lengkap selama tahun 2012-2014.
43
b. Perusahaan tidak mengalami kerugian selama tahun penelitian. Hal ini
karena akan menyebabkan nilai CETR menjadi negatif sehingga akan
menyulitkan penghitungan.
c. Perusahaan yang memiliki CETR antara 0-1 sehingga dapat
mempermudah dalam penghitungan.
d. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan yang berakhir tanggal
31 Desember.
e. Perusahaan yang menggunakan satuan nilai rupiah dalam laporan
keuangannya.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti
menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah sumber data penelitian
yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Data
diperoleh dengan menggunakan metode dokumentasi. Metode
dokumentasi ini dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan tahunan
(annual report) dan laporan keuangan auditan perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia peride tahun 2012 sampai dengan
2014 yang didokumentasikan dalam www.idx.co.id. Data pendukung
lainnya diperoleh dengan metode studi pustaka dari buku, jurnal-jurnal
ilmiah, tesis serta literatur yang memuat pembahasan berkaitan dengan
penelitian ini.
44
D. Metode Analisis Data
Menganalisis data dan menguji hipotesis yaitu dengan menggunakan
statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan
menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS (Statistikal Package for
Social Scienes). Tahapan pengujian dengan menggunakan uji regresi linier
berganda dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness
(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2013:19).
2. Uji Asumsi Klasik
Dalam melakukan uji asumsi klasik, maka penelitian ini
melakukan uji multikolonieritas, uji autokolerasi, uji
heteroskedastisitas, dan uji normalitas.
a. Uji Multikolonieritas
Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2013:105).
Deteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model
regresi dapat dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan
45
tolerance. Regresi bebas dari multikolonieritas jika nilai VIF < 10 dan
nilai tolerance > 0,10 (Ghozali, 2013:108).
b. Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi (Ghozali, 2013:110).
Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson. Dasar
pengambilan keputusan adalah du<d<4-du.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
homoskedastisitas (Ghozali, 2013:139).
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu
pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu maka mengindikasikan
telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas
46
serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139).
Cara lain yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau
tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji statistik,
yaitu dengan melakukan uji glejser. Uji glejser mengusulkan untuk
meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen
(Gujarati, 2003 dalam Ghozali 2013:142). Jika variabel independen
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada
indikasi terjadi heteroskedastisitas. Dengan kata lain, suatu model
regresi tidak terdapat heteroskedastisitas saat nilai signifikansinya
lebih besar dari 0.05 dengan tingkat kepercayaan 5% (Ghozali,
2013:143).
d. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model
regresi variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi
normal. Uji F dan t mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal.
Untuk mendeteksi normalitas yaitu dengan analisis grafik.
Analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik histrogram yang
membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan
melihat Normal Probability Plot ( P-P Plot ) yang membandingkan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika distribusi data residual
47
normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 201:160-161).
Selain dengan melihat grafik, dalam penelitian ini normalitas data
juga dilihat dengan menggunakan uji statistik non-parametik
Kolmogorov-Smirnov pada alpha sebesar 5%. Jika nilai signifikansi
dari pengujian Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 berarti data
terdistribusi normal.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi
linier berganda. Untuk mengetahui pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen.
Persamaan regresi berganda berganda dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Keterangan:
Y : Tax Avoidance
α : Konstanta
β : Koefisien Regresi
ADT : Kualitas Audit
RSK : Risk Management
CRS : Corporate Social Responsibility
ε : Faktor Pengganggu
Y= α+ β1ADT + β2RSK + β3CSR + ε
48
Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui:
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel independen (Ghozali, 2013:97).
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen/terikat (Ghozali, 2013:98).
c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:98).
Ada atau tidaknya pengaruh signifikan dari masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen dapat diketahui
dengan membandingkan nilai signifikannya dengan derajat
kepercayaan. Apabila tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05 maka
49
Ha diterima. Demikian pula sebaliknya jka tingkat signifikan lebih
besar dari 0,05 maka Ha ditolak. Bila Ha diterima maka H0 ditolak
berarti ada hubungan signifikan antara variabel independen
dengan variabel dependen (Ghozali, 2013:99).
E. Operasional Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing veriabel
yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu variabel dependen
dan variabel independen. Variabel dependen adalah tax avoidance,
sedangkan variabel independen terdiri dari kualitas audit, risk management
dan corporate social responsibility.
1. Variabel Dependen
a. Tax Avoidance
Tax avoidance adalah upaya penghindaran pajak dengan
memenuhi ketentuan perpajakan dan menggunakan strategi di bidang
perpajakan yang digunakan. Penghindaran pajak ini dilakukan karena
banyak Wajib Pajak badan maupun pribadi merasa terbebani untuk
membayar pajak. Berdasarkan hal tersebut Wajib Pajak berusaha
untuk meringankan kewajiban pembayaran pajak dengan cara
meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar (Dewi dan Sari,
2015).
Cash Effective Tax Rate (CETR) adalah beban pajak kini (PPh
terutang menurut ketentuan perpajakan) dibagi dengan laba sebelum
50
pajak. Semakin kecil nilai ETR menunjukkan semakin besar tingkat
penghindaran pajak atau agresifitas pajak perusahaan (Wahyudi,
2015).
Berdasarkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Dyreng, et al (2008) Cash Effective Tax Rate (CETR) digunakan
sebagai pengukuran tax avoidance. Pengukuran tax avoidance dalam
penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Dyreng,
et.al (2008) dirumuskan sebagai berikut:
CASH ETR=
2. Variabel Independen
a. Kualitas Audit
DeAngelo (1981) mendefinsikan kualitas audit sebagai suatu
probabilitas dimana seorang auditor dapat menemukan serta
melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi
klien serta hasil penelitiannya tersebut juga menyimpulkan bahwa
KAP yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas yang lebih
besar dibandingkan dengan KAP yang kecil.
Berdasarkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Zatun dan Kiswanto (2015) maka dalam penelitian ini kualitas audit
diukur menggunakan variabel dummy yaitu:
Nilai 0 : Jika laporan keuangan perusahaan diaudit oleh KAP Non The
Big Four.
51
Nilai 1 : Jika laporan keuangan perusahaan diaudit oleh KAP The Big
Four
b. Risk Management (Manajemen Risiko)
Manajemen risiko merupakan bagian integral dari praktik bisnis
yang baik. Sistem pengendalian internal telah menjadi mekanisme
kunci corporate governance untuk Dewan Komisaris perusahaan
dalam mengelola risiko (Richardson et al. 2013). Kebijakan pajak
perusahaan merupakan bagian terintegrasi dari sistem manajemen
risiko dan pengendalian internal terkait (Richardson et al. 2013).
Berdasarkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Subramaniam et al. (2009) maka dalam penelitian ini risk
management diukur menggunakan variabel dummy yaitu:
Nilai 0 : Jika perusahaan tidak memiliki dan mengungkapkan komite
manajemen risiko
Nilai 1 : Jika perusahaan memiliki dan mengungkapkan komite
manajemen risiko
c. Corporate Social Responsibility
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan melalui
berbagai macam media dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
kepada para stakeholder dan juga untuk menjaga reputasi. Sebagian
perusahaan bahkan menganggap bahwa mengomunikasikan kegiatan
atau program tanggung jawab sosial sama pentingnya dengan
kegiatan tanggung jawab sosial itu sendiri. Dengan
52
mengomunikasikan tanggung jawab sosial -nya, makin banyak
masyarakat yang mengetahui investasi sosial perusahaan sehingga
tingkat risiko perusahaan menghadapi gejolak sosial akan menurun.
Jadi, melaporkan tanggung jawab sosial kepada khalayak akan
meningkatkan nilai social hedging perusahaan (Harmoni dan
Andriyani, 2008). Beberapa peneliti Indonesia sebelumnya lebih
sering menggunakan indikator pengukuran oleh Sembiring (2005).
Menurut Hacktson dan Milne (1996) dalam Sembiring (2005),
pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan terdiri dari 90
item pengungkapa yang meliputi tujuh tema yaitu: 1) lingkungan, 2)
energi, 3) kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, 4) lain-lain tentang
tenaga kerja, 5) produk, 6) keterlibatan masyarakat, dan 7) Umum.
Namun dengan adanya peraturan Bapepam tentang laporan tahunan
dan kesesuaian item untuk diaplikasikan di Indonesia, maka
penyesuaian dimana dua belas (12) item dihapuskan karena kurang
sesuai dengan kondisi di Indonesia. Dengan dihapuskannya 12 item
tersebut maka jumlah item pengungkapan tanggung jawab sosial dan
lingkungan menjadi 78 item.
Jumlah item komponen corporate social responsibility perusahaan
didapatkan dengan memberikan nilai 1 pada perusahaan yang
mengungkapkan komponen corporate social responsibility yang telah
ditetapkan, bila tidak diberi angka 0. Jumlah item komponen
corporate social responsibility yang diungkapkan perusahaan dibagi
53
total komponen yang ditetapkan sebelumnya merupakan CSRI,
sehingga CSRI masing-masing perusahaan merupakan persentase dari
total skor item pengungkapan.
Pengukuran corporate social responsibility dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
CSRDIj =
Keterangan:
CSRDIj : Corporate Social Responsibility Disclosure
Index
Xyi : variabel dummy
ni : Total item, 78 item
54
Tabel 3.1
Operasional Variabel
No. Variabel Konsep Indikator Sumber Data Skala Rasio Alat Analisis
1. Variabel
Dependen (Y):
Tax Avoidance
(Dyreng, et al,
2008)
Usaha untuk
mengurangi atau
bahkan meniadakan
hutang pajak dengan
tidak melanggar UU
CASH ETR=
Sekunder Rasio Regresi Linier
Berganda
2. Variabel
Independen
(X1):
Kualitas Audit
(Zatun dan
Kiswanto, 2015)
KAP The Big Four 1 = Laporan keuangan diaudit
oleh KAP TheBig Four
0 = Laporan Keuangan diaudit
oleh KAP Non The Big Four
Sekunder Nominal Regresi Linier
Berganda
3. Variabel
Independen
(X2):
Risk
Management
(Subramaniam et
al. 2009)
Risk Management
Committee
1= memiliki dan
mengungkapkan komite
manajemen risiko
0= memiliki dan
mengungkapkan komite
manajemen risiko
Sekunder Nominal Regresi Linier
Berganda
Bersambung pada halaman selanjutnya
55
Tabel 3.1 (Lanjutan)
No. Variabel Konsep Indikator Sumber Data Skala Rasio Alat Analisis
4. Variabel
Independen
(X3):
Corporate
Social
Responsibility
(Sembiring,
2005)
Corporate Social
Responsibility
CSRIj =
Sekunder Rasio Regresi Linier
Berganda
56
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan publik bidang
manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
meliputi sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan
sektor barang konsumsi yang memiliki karakteristik sesuai dengan
kriteria sampel.
2. Deskripsi Populasi Penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara
purposive sampling, sedangkan populasi pada penelitian ini adalah
seluruh perusahaan publik bidang manufaktur yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia (BEI) dan memiliki data yang dipublikasikan di
website Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penelitian ini menggunakan sampel data perusahaan selama 3
periode, yaitu dari tahun 2012-2014. Penelitian secara purposive
sampling mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan representasi dari populasi yang ada serta
sesuai dengan tujuan dari penelitian. Tabel 4.1 menyajikan tahapan
seleksi sampel berdasarkan kriteria sebagai berikut:
57
Tabel 4.1
Tahapan Seleksi Sampel
No. Kriteria Sampel Jumlah
Perusahaan
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014 399
2. Perusahaan yang melakukan IPO diatas tahun
2011 (12)
3. Perusahaan yang mengalami rugi selama
periode penilitian (129)
4. Perusahaan yang memiliki CETR lebih dari 1 (57)
5. Perusahaan yang menggunakan satuan nilai
selain rupiah (45)
6. Perusahaan yang tidak melampirkan laporan
CSR selama periode penelitian (15)
7. Perusahaan yang data-datanya outlier (14)
Jumlah sampel total selama periode penelitian 127
Sumber: Data sekunder yang diolah
Setelah dilakukan seleksi berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan, maka jumlah keseluruhan perusahaan yang memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan, maka jumlah keseluruhan perusahaan
yang memenuhi kriteria dari sampel adalah sebanyak 127 perusahaan.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Statistik Deskriptif
Hasil statistik deskriptif disajikan dalam tabel 4.2 sebagai berikut:
58
Tabel 4.2
Satistik Deskriptif
Descriptive Statistiks
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TA 127 ,05 ,62 ,2815 ,10455
KA 127 ,00 1,00 ,4803 ,50159
RSK 127 ,00 1,00 ,3307 ,47233
CSR 127 ,06 ,86 ,3102 ,18759
Valid N
(listwise) 127
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa dalam
penelitian ini tax avoidance (TA) memiliki nilai minimum 0,05 dan
maksimum 0,62 dengan rata-rata dan standar deviasi masing-masing
sebesar 0,2815 dan 0,10455. Kualitas audit (KA) memiliki nilai
minimum 0 dan maksimum 1 dengan rata-rata dan standar deviasi
masing-masing sebesar 0,4803 dan 0,50159. Risk management (RSK)
memiliki nilai minimum 0 dan maksimum 1 dengan rata-rata dan
standar deviasi masing-masing sebesar 0,3307 dan 0,47233.
Corporate social responsibility (CSR) memiliki nilai minimum 0,06
dan maksimum 0,86 dengan rata-rata dan standar deviasi masing-
masing sebesar 0,3102 dan 0,18759.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolonieritas
Hasil uji multikolonieritas disajikan dalam tabel 4.3 sebagai
berikut:
59
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolonieritas
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil uji multikolonieritas pada tabel 4.3 dapat
diketahui bahwa variabel kualitas audit (KA), risk management
(RSK), dan corporate social responsibility (CSR) masing-masing
memiliki nilai Tolerance sebesar 0,861, 0,662, dan 0,593
sedangkan nilai VIF sebesar 1,162, 1,510, dan 1,686.
Hasil uji di atas menunjukkan bahwa tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 serta
tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih
dari 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model
persamaan regresi tidak terjadi multikolonieritas dan dapat
digunakan dalam penelitian ini.
b. Uji Autokorelasi
Hasil uji autokorelasi disajikan dalam tabel 4.4 sebegai
berikut:
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 KA ,861 1,162
RSK ,662 1,510
CSR ,593 1,686
a. Dependent Variable: TA
60
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 ,268a ,072 ,049 ,10195 1,954
a. Predictors: (Constant), CSR, KA, RSK
b. Dependent Variable: TA
Autokorelasi
positif
Ragu-
ragu
Tidak Ada
Autokorelasi
Ragu-ragu Autokorelasi
negatif
0 dL du 4-du 4-dL
1,760 1,693 2,307 2,240
Nilai d : 1,954
Sumber: Data sekunder yang diolah
Uji autokorelasi dengan Durbin Watson menyatakan bahwa
autokorelasi tidak terjadi jika nilai du < d < 4-du, dimana nilai d
(hitung) berada diantara nilai du dan 4-du. Berdasarkan tabel 4.4 di
atas dapat diketahui bahwa hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-
Watson adalah 1,954. Nilai tersebut berada di antara nilai du dan 4-
du dimana nilai d (hitung) lebih besar dari du (1,693) dan kurang
dari 4-du (2,307), sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak
mengandung gejala autokorelasi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas disajikan dalam gambar 4.1
sebagai berikut:
61
Sumber: Data sekunder yang diolah
Gambar 4.1
Hasil Uji Heterokedastisitas
Berdasarkan gambar 4.1 di atas, grafik scatterplot terlihat
bahwa data tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 (nol)
pada sumbu Y. hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi
layak dipakai dalam penelitian ini.
Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup
signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil
ploting. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat
menjamin keakuratan hasil (Ghozali, 2013:141). Uji statistik yang
digunakan adalah dengan uji glejser. Tabel 4.5 akan menampilkan
hasil uji glejser.
62
Tabel 4.5
Hasil Uji Glejser
B
e
r
d
a
s
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak ada
satupun variabel independen yang signifikan secara statistik
mempengaruhi variabel dependen nilai absolut (absTA) atau
variabel independen memiliki tingkat sig. lebih besar dari 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak
mengandung adanya heteroskedastisitas.
d. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas disajikan dalam gambar 4.2 dan gambar
4.3 sebagai berikut:
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant
) ,086 ,012 7,236 ,000
KA -,009 ,013 -,066 -,688 ,493
RSK -,009 ,015 -,065 -,590 ,556
CSR -,010 ,041 -,028 -,237 ,813
a. Dependent Variable: absTA
63
Sumber: Data sekunder yang diolah
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram
Gambar 4.2 memperlihatkan bahwa residual terdistribusi
secara normal dan berbentuk simetris tidak melenceng ke kanan atau
ke kiri, ini menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi
asumsi normalitas.
Sumber: Data sekunder yang diolah
Gambar 4.3
Hasil Uji Normalitas Menggunakan P Plot
64
Gambar 4.3 memperlihatkan penyebaran data yang berada di
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini
menunjukan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi
normalitas.
Selain dengan grafik, dalam penelitian ini normalitas data
juga dapat dilihat dengan menggunakan uji statistik non-parametik
Kolmogorov-Smirnov pada alpha sebesar 5%. Jika nilai signifikansi
dari pengujian Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 berarti
data normal.
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-
Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 127
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,10073171
Most Extreme Differences Absolute ,070
Positive ,070
Negative -,061
Test Statistik ,070
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Data sekunder yang diolah
65
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov
sebesar 0,20, dengan nilai signifikansi di atas 0,05 berarti bahwa
nilai residual terdistribusi secara normal.
3. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian pada penelitian ini menggunakan regresi berganda.
Regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh lebih dari satu
variabel bebas terhadap satu variabel terikat (Ghozali, 2013:7). Dalam
penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan melakukan
koefisien determinasi (R2), uji signifikansi simultan (uji statistik F) dan
uji signifikansi parameter individual (uji statistik t).
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pada penelitian ini, pengujian koefisien determinasi (R2)
dilakukan untuk mengukur variabel independen yaitu variabel
kualitas audit, risk management dan corporate social
responsibility. Adapun hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat
pada tabel 4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,268a ,072 ,049 ,10195
a. Predictors: (Constant), CSR, KA, RSK
b. Dependent Variable: TA
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari tabel 4.7 di atas diketahui bahwa nilai R Square
adalah sebesar 0,049. Hal ini berarti bahwa sebesar 4,9%
66
variabel dependen atau tax avoidance dipengaruhi oleh
variabel independen yaitu kualitas audit, risk management dan
corporate social responsibility sedangkan sisanya yaitu sebesar
95,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak
dimasukkan ke dalam penelitian ini.
b. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)
Uji signifikansi simultan (uji statistik F) dilakukan pada
tingkat signifikansi 0,05. Apabila nilai probability F lebih kecil
daripada 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, sebaliknya jika
nilai probability F lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan Ha
diterima. Berikut ini merupakan hasil uji signifikansi simultan
(uji statistik F):
Tabel 4.8
Uji Signifikansi Simultan
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression ,099 3 ,033 3,167 ,027b
Residual 1,279 123 ,010
Total 1,377 126
a. Dependent Variable: TA
b. Predictors: (Constant), CSR, KA, RSK
Berdasarkan tabel 4.8 mengenai tabel uji signifikansi
simultan (uji statistik F) atau uji ANOVA dapat diketahui
bahwa didapat nilai F hitung sebesar 3,167 dengan probabilitas
0,027. Karena probabilitas 0,027 lebih kecil dari 0,05 maka
67
model persamaan regresi ini dapat disimpulkan bahwa secara
simultan variabel independen yaitu kualitas audit, risk
managemen,dan corporate social responsibility secara
bersama-sama memepengaruhi variabel dependen yaitu tax
avoidance.
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Pengujian parsial atau uji t digunakan untuk menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara
individual dalam menerangkan variasi variabel dependen yang
diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil uji t ditunjukkan pada
tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,271 ,018 14,981 ,000
KA ,023 ,020 ,110 1,171 ,244
RSK -,067 ,024 -,301 -2,816 ,006
CSR ,070 ,063 ,126 1,118 ,266
a. Dependent Variable: TA
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa variabel kualitas
audit (KA) memiliki nilai tingkat signifikansi sebesar 0,244,
tingkat signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti
bahwa kualitas audit tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.
68
Hasil uji t untuk variabel risk management memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,006. Tingkat signifikansi tersebut lebih
kecil dari 0,05 yang berarti bahwa variabel risk management
berpengaruh secara signifikan terhadap tax avoidance.
Variabel corporate social responsibility memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,266, tingkat signifikansi tersebut lebih
besar dari 0,05 yang berarti bahwa corporate social
responsibility tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.
Berdasarkan tabel 4.7 maka model persamaan regresi
berganda yaitu sebagai berikut:
Hasil di atas dapat dijelaskan bahwa nilai konstanta
sebesar 0,271 dengan nilai positif, yang berarti bahwa variabel
tax avoidance akan bernilai 0,271 jika masing-masing variabel
kualitas audit, risk management dan corporate social
responsibility bernilai 0.
Nilai koefisien regresi variabel kualitas audit sebesar
0,023. Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap kenaikan 1%
variabel kualitas audit, dengan asumsi variabel lain tetap maka
akan meningkatkan variabel tax avoidance sebesar 2,3%.
Variabel risk management memiliki nilai koefisien regresi
sebesar -0,067 Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap
TA= 0,271+0,023KA-0,067RSK+0,070CSR+0,018
69
kenaikan 1% variabel risk management, dengan asumsi
variabel lain tetap maka akan menurunkan variabel tax
avoidance sebesar 6,7%.
Sedangkan variabel corporate social responsibility
memiliki koefisien regresi sebesar 0,070. Hal ini
menggambarkan bahwa jika setiap kenaikan 1% variabel
corporate social responsibility, dengan asumsi variabel lain
tetap maka akan meningkatkan variabel tax avoidance sebesar
7%.
C. Pembahasan
1. Pengaruh Kualitas Audit terhadap Tax Avoidance
Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.9, variabel kualitas
audit mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,244. Hal ini berarti
menolak H1 sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas audit tidak
berpengaruh terhadap tax avoidance karena tingkat signifikansi yang
dimiliki variabel kualitas audit lebih besar dari 0,05.
Berdasarkan Strandar Profesi Akuntan Publik (SPAP), bahwa audit
yang dilaksanakan auditor dapat dikatakan berkualitas jika memenuhi
ketentuan atau standar auditing. Standar auditing mencakup mutu
profesional (professional qualities) auditor independen dan
pertimbangan (judgement) yang digunakan dalam pelaksanaan audit
dan penyusunan laporan auditor.
70
Fadhilah (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four memang akan lebih
cenderung dipercayai oleh fiskus karena memiliki reputasi yang baik
serta memiliki integritas yang tinggi, namun jika perusahaan bisa
memberikan keuntungan dan kesejahteraan yang lebih baik terhadap
KAP yang mempunyai reputasi yang baik, bisa saja KAP tersebut
melakukan kecurangan untuk memaksimalkan kesejahteraan KAP,
seperti halnya kasus Enron. Hal tersebut menjelaskan bahwa tidak ada
jaminan dari hasil audit KAP The Big Four dapat meminimalkan
tindakan penghindaran pajak.
Winata (2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa tidak ada
pengaruh yang signifikan atara perusahaan yang diaudit oleh KAP The
Big Four maupun KAP non The Big Four terhadap penanggulangan
praktik tax avoidance. Hal ini dikarenakan ketika KAP mengaudit
suatu laporan keuangan berpedoman pada standar pengendalian mutu
kualitas audit yang telah ditetapkan oleh Dewan Standar Profresional
Akuntan Publik IAPI (DSPAP IAPI) dan aturan etika akuntan publik
yang ditetapkan oleh IAPI sehingga dalam pelaksanaannya sudah
didasarkan pada aturan yang ada.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Jaya, dkk (2013), Winata (2014), dan Fadhilah (2014), yang
menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara
perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four maupun KAP non
71
The Big Four dalam menanggulangi praktik tax avoidance. Namun
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zatun dan
Kiswanto (2015) dam Dewi dan Sari (2015).
2. Pengaruh Risk Management terhadap Tax Avoidance
Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.9, variabel risk
management mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,006. Hal ini
berarti menerima H2 sehingga dapat dikatakan bahwa risk management
berpengaruh terhadap tax avoidance karena tingkat signifikansi yang
dimiliki variabel risk management lebih kecil dari 0,05. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Richardson et
al. (2013) dan Bauer (2014).
Manjemen risiko salah satu bagian integral dari praktik bisnis yang
baik. Sistem pengendalian internal telah menjadi mekanisme kunci
corporate governance untuk dewan komisaris perusahaan dalam
mengelola risiko. Kebijakan pajak perusahaan merupakan bagian
terintegrasi dari sistem manajemen risko dan pengendalian internal
terkait (Richardson et al. 2013).
Perusahaan yang memiliki pengawasan internal yang lebih efektif
dari manajemen seharusnya cenderung untuk tidak terlibat dalam
kesalahan pembuatan laporan keuangan dan tindakan penyimpangan
perpajakan. Manajemen risiko salah satu cara perusahaan dalam
mengelola ketidakpastian atau ancaman serta meminimalkan risiko
bisnis baik finansial maupun operasional perusahaan sehingga
72
memungkinkan perusahaan untuk secara berhati-hati dan mencegah
dari hal-hal yang dapat merugikan.
Richardson et al. (2013) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa
sistem manajemen risiko dan pengendalian internal dapat mengurangi
tindakan tax agresivitas. Perusahaan dengan sistem manajemen risiko
yang lebih kuat cenderung tidak melakukan kesalahan dalam
melaporkan pendapatan keuangan atau kena pajak.
3. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Tax Avoidance
Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.9, variabel corporate
social responsibility mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,266. Hal
ini berarti menolak H3 sehingga dapat dikatakan bahwa corporate
social responsibility tidak berpengaruh terhadap tax avoidance karena
tingkat signifikansi yang dimiliki corporate social responsibility lebih
besar dari 0,05. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang
dilakukan oleh Jessica dan Toly (2014), Winarsih, dkk (2014) dan
Wahyudi (2015). Menurut Wahyudi (2015) praktik pengungkapan
CSR di Indonesia masih dibilang cukup rendah dan masih bersifat
sukarela.
Winarsih, dkk (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
pelaporan CSR tidak dapat menjadi ukuran terhadap kinerja CSR yang
dilakukan perusahaan karena informasi CSR yang diungkapkan dalam
laporan belum tentu sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Pengukuran CSR dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati
73
ada atau tidaknya suatu item informasi yang terdapat dalam laporan
tahunan perusahaan. Sedangkan control dari pihak yang diberi
wewenang terhadap laporan CSR juga belum tentu ada sehingga
kebenaran dari yang dilaporkan perusahaan mengenai kegiatan CSR-
nya belum dapat dipertanggungjawabkan. Maka tingkat pengungkapan
kegiatan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan perusahaan
tidak dapat dijadikan jaminan akan rendahnya tindakan pajak agresif
yang dilakukan oleh perusahaan.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Lanis dan Richardson (2015) dan Pradipta (2015) yang
menyatakan bahwa pengungkapan CSR memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap penghindaran pajak yang menunjukkan bahwa
perusahaan yang bertanggung jawab sosial kecenderungan untuk
melakukan penghindaran pajak rendah. Hal ini dikarenakan
pembayaran pajak perusahaan sebagai salah satu upaya perusahaan
untuk memberikan kontribusi bagi masyarakat yang merupakan
stakeholder perusahaan.
Perbedaan hasil penelitian dikarenakan perbedaan item
pengungkapan dimana item pengungkapan dalam penelitian Lanis dan
Richardson (2015) dan Pradipta (2015) adalah pengungkapan menurut
standar luar negeri yaitu GRI, sedangkan item pengungkapan CSR
yang sesuai dengan kondisi di Indonesia adalah menurut BAPEPAM.
74
Terlebih lagi berdasarkan kondisi di Indonesia pengungkapan CSR
yang dilakukan oleh perusahaan masih bersifat umum dan belum rinci.
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas audit, risk
management dan corporate social responsibility terhadap tax avoidance.
Sampel penelitian ini berjumlah 127 perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2012 sampai dengan 2014. Berdasarkan
data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan
terhadap rumusan masalah dengan menggunakan analisis regresi berganda,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kualitas audit tidak berpengaruh terhadap tax avoidance dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,244. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Jaya, dkk (2013), Winata (2014), dan
Fadhilah (2014), namun tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Zatun dan Kiswanto (2015) dam Dewi dan Sari (2015).
2. Risk management berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,006. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Richardson et al. (2013).
3. Corporate social responsibility tidak berpengaruh terhadap tax
avoidance dengan tingkat signifikansi sebesar 0,266. Hasil penelitian
ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Jessica dan Toly (2014),
Winarsih, dkk (2014) dan Wahyudi (2015). Namun tidak sejalan
76
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lanis dan Richardson
(2015).
Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa hanya
variabel risk management yang berpengaruh signifikan terhadap tax
avoidance, sedangkan kualitas audit dan corporate social responsibility
tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.
B. Implikasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan ilmu akuntansi khususnya membahas mengenai
perpajakan. Penelitian ini membahas mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi tax avoidance (penghindaran pajak) diantaranya yaitu
kualitas audit, risk management dan corporate social responsibility. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa risk management berpengaruh secara
signifikan terhadap tax avoidance. Sedangakan kualitas audit dan
corporate social responsibility tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.
Risk management merupakan unsur penting yang harus dimiliki oleh
perusahaan. Dimana adanya risk management tersebut dapat menilai,
mencegah, dan bahkan meminimalisasi risiko dari tindakan-tindakan yang
dapat merugikan perusahaan termasuk tindakan penghindaran pajak.
Risiko yang akan dihadapi perusahaan ketika melakukan penghindaran
pajak tentu akan dikenakan sanksi karena melanggar peraturan perpajakan
serta dapat memberikan citra buruk perusahaan di mata publik. Perusahaan
77
yang memiliki risk management yang baik dan efektif dapat mencegah dan
meminimalisasi manajemen untuk melakukan penyimpangan perpajakan.
Kualitas audit belum bisa sebagai indikator dalam penelitian ini,
karena baik KAP The Big Four maupun KAP Non The Big Four
melakukan proses audit sesuai dengan prosedur dan standar audit yang
sama sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Insitut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI). Sedangkan Corporate Social Responsibility juga
belum bisa dijadikan indikator dalam penelitian ini. Karena kondisi di
Indonesia yang masih banyak perusahaan belum secara penuh
mengungkapkan kegiatan CSR.
C. Keterbatasan
Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yang mungkin dapat
melemahkan hasil penelitian. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Terdapat beberapa metode untuk mengukur tax avoidance,
sehingga Peneliti memiliki kesulitan untuk memilih metode yang
paling tepat.
2. Peneliti memiliki keterbatasan untuk membuat model regresi yang
baik, sehingga menghasilkan adjusted R2 yang kecil.
D. Saran
Penelitian ini di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan
mengenai beberapa hal diantaranya:
78
1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel-
variabel yang berpengaruh terhadap tax avoidance, seperti
kompensasi rugi fiskal dan intellectual capital.
2. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan pengukuran selain
CETR (Cash Effective Tax Rate) dalam mengukur tax avoidance.
3. Penelitian selanjutnya disarankan memperluas sampel, tidak hanya
terbatas pada perusahaan sektor manufaktur serta menambah periode
penelitian.
79
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Anindyarta Wardhana dan Cahyonowati, Nur. 2013. “Pengaruh
Karakteristik Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungakpan Risiko”.
Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 2, No.3, Halaman 1-14
Agoes, Sukrisno dan Trisnawati, Estralita. 2003. “Akuntansi Perpajakan”. Edisi 3.
Salemba Empat.
Annisa, Nuralifmida Ayu dan Kurniasih, Lulus. 2012. “Pengaruh Corporate
Governance terhadap Tax Avoidance”. Jurnal Akuntansi dan Auditing,
Vol. 8, No.2.
Arfan, Muhammad dan Wahyuni, Desry. 2010. “Pengaruh Firm Size,
Winner/Loser Stock, dan Debt To Equity Ratio Terhadap Perataan Laba
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia)”. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, Vol.3, No. 1.
Azheri, Busyra. 2012. “Corporate Social Responsibility dari Voluntary menjadi
Mandatory”.PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Bauer, A.M., 2014. Tax Avoidance and the Implications of Weak Internal
Controls.
Lanis, R. & Richardson, G., 2015. Is Corporate Social Responsibility Performance
Associated with Tax Avoidance ? , pp.439–457.
Richardson, G., Taylor, G. & Lanis, R., 2013. J . Account . Public Policy The
impact of board of director oversight characteristics on corporate tax
aggressiveness : An empirical analysis. Journal of Accounting and Public
Policy, 32(3), pp.68–88. Available at:
http://dx.doi.org/10.1016/j.jaccpubpol.2013.02.004.
Wahyudi, D., 2015. Analisis Empiris Pengaruh Aktivitas Corporate Social
Responsibility ( CSR ) terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia. , (4),
pp.5–17.
Zatun, U.T., 2015. Accounting Analysis Journal. , 4(2), pp.1–10.
.
Budiman, Judi dan Setiyono. 2012. “Pengaruh Karakter Eksekutif terhadap
Penghindara Pajak (Tax Avoidance)”. Thesis Universitas Gajah Mada.
Chai, H dan Liu, Q. 2010. “Corporate and Corporate Tax Avoidance: Evidance
from Chinese Industrial Firms”.
80
Cheng, M, dan Christiawan, YJ. 2011. “Pengaruh Pengungkapan Corporate
Sosial Responsibility Terhadap Abhormal Return. Jurnal Akuntansi dan
Keuanga, Vol 13, No.1.
Craig Deegan, (2002) "Introduction: The Legitimising Effect Of Social And
Environmental Disclosures – a theoretical foundation", Accounting,
Auditing & Accountability Journal, Vol. 15 Iss: 3, ISSN: 0951-3574.
DeAngelo, L. E. 1981. Auditor Independence, “Low Balling,” and Disclose
Regulationn, dalam jurnal of Accounting & Economics 3 (August):
113127.
Dyreng, Scott D., Michelle Hanlon, Edward L. Maydew. 2010. “ The Effect of
Excecutive on Corporate Tax Avoidance”. The Accounting Review, Vol.
85.
Dewi, Gusti Ayu P dan Sari, Maria M.Ratna. 2010. “Pengaruh Insentif Eksekutif,
Corporate Risk dan Corporate Governance Pada Tax Avoidance”. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 13.1. ISSN : 2302-8556. 2010.
Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. “Teori Akuntansi”. Semarang:Undip.
Ghozali, Imam, 2013. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS”.
Salemba Empat, Jakarta.
Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007.
Harmoni, Ati dan Andriyani, Ade. 2008. “Pengungkapan Corprate Social
Responsibility (CSR) pada Official Website Perusahaan Studi pada PT.
Unilever Indonesia Tbk”. Proceeding, Seminar Ilmiah Nasional Komputer
dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2008). ISSN : 1411-6286.
Hidayati, Naila Nuur dan Murni, Sri. 2009. “Pengaruh Pengungkapan Corporate
Social Responsibillity terhadap Earnings Respone Coefficient pada
Perusahaan High Profile”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.11, No.1.
Ika, Aprillia. 2016. IKEA Terjerat Kasus Penghindaran Pajak.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/02/16/101041226/Komisi.Er
opa.Selidiki.Kasus.Penghindaran.Pajak.oleh.IKEA. Diakses pada tanggal 3
Juli 2016.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. “Standar Profesionnal Akuntan Publik
(SPAP)”. Jakarta: Salemba Empat.
Informasi APBN 2016. Artikel online yang diakses dari
http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/bibfinal.pdf. Diunduh pada
tanggal 10 juli 2016
81
Jessica dan Toly, Agus Arianto. 2014. “Pengaruh Pengungkapan Corporate
Social Responsibility terhadap Agresivitas Pajak”. Tax & Accounting
Review, Vol.4, No.1.
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2011. “Draft Pedoman
Penerapan Manajemen Risiko Berbasis Governance”. www.google.com.
Diakses pada tanggal 15 Apri 2016.
Lanis, Roman dan Richardson, Grant "Corporate social responsibility and tax
aggressiveness: a test of legitimacy theory", Accounting, Auditing &
Accountability Journal, Vol. 26 Iss: 1
Lanis, Roman dan Richardhson, Grant. 2015. “Is Corporate Social Responsibility
Performance Associated With Tax Avoidance?”. J Bus Ethics (2015)
127:439-457.
Maharani, I Gusti A.C. dan Ketut A.S. 2014. “Pengaruh Corporate Governance,
Profitabilitas dan Karakteristik Eksekutif pada Tax Avoidance Perusahaan
Manufaktur”. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 9.2: 525-539.
Bali: Universitas Udayana.
Mahmoed, Abdussalam Abu Tapanjeh. 2006. “Good Corporate Governance
Mechajism and Firms’ Operating and Financial Performance : Insight
From The Perspective of Jordanian Industrial Companies. J. King Saud
Univ., Vol 19 Riyah.
Meizaroh dan Lucyanda, Jurica. 2011. “Pengaruh Corporate Governance dan
Konsentrasi Kepemilikan pada Pengungkapan Enterprise Risk
Management”. Symposium Nasional Akuntansi XIV, Aceh 2011, Banda
Aceh, 21-22 Juli 2011.
Pearce II, John A dan Richard B. Robinson. “Manajemen Strategis Formulasi,
Implementasi, dan Pengendalian”, Salemba Empat, Jakarta, 2008.
Pohan, Chairil Anwar. 2015. Manajemen Perpajakan, Strategi Perencanaan Pajak
dan Bisnis, Edisi Revisi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, ISBN:
978-602-03-1101-2
Pradipta, Dyah Hayu. 2015. “Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR),
Profitabilitas, Leverage, dan Komisaris Independen Terhadap Praktik
Penghindaran Pajak”. Tesis Universitas Gadjah Mada.
Richardson, G., Taylor, G. & Lanis, R., 2013. J . Account . Public Policy The
impact of board of director oversight characteristics on corporate tax
aggressiveness : An empirical analysis. Journal of Accounting and Publ
Mic Policy.
82
Rosmasita, Hardhina. 2007. “Faktor - faktor yang mempengaruhi Pengungkapan
Sosial (Social Disclosure) dalam laporan keuangan tahunan perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Jakarta”. Universitas Islam Indonesia.
Rustiarini, Ni Wayan. 2011. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham Pada
Pengungkapan Corporate Social Responsibility”.Jurnal Ilmiah Akuntansi
dan Bisnis.
Sembiring, Eddy Rismanda. 2005. “Kinerja Keuangan, Political Visibility,
Ketergantungan pada Hutang, dan Pengungkapan Tanggung Jawab
Perusahaan”. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi
VI, Surabaya.
Siregar, Basfin. 2012. Skandal Pajak Juragan Kopi. http://www.gatra.com/fokus-
berita/22050-skandal-pajak-juragan-kopi.html. Diakses pada tanggal 3 Juli
2016
Suryana, Anandita Budi. 2013. “Penghindaran Pajak Perusahaan Global di
Dunia”. http://www.pajak.go.id/content/penghindaran-pajak-perusahaan-
global-di-dunia. Diakses pada tanggal 25 Juni 2016
Susiloadi, Priyanto. 2008. “Implementasi Corporate Social Responsibility untuk
Mendukung Pembangunan Berkelajutan”. Jurnal Spirit Publik, Vol 4,
No.2. ISSN.
Wahyudi, Dudi. 2015. Analisis Empiris Pengaruh Aktivitas Corporate Social
Responsibility ( CSR ) terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia. Jurnal
Lingkar Widyaiswara. Edisi 2 No. 4, ISSN: 2355-4118
Bauer, A.M., 2014. Tax Avoidance and the Implications of Weak Internal
Controls.
Lanis, R. & Richardson, G., 2015. Is Corporate Social Responsibility Performance
Associated with Tax Avoidance ? , pp.439–457.
Richardson, G., Taylor, G. & Lanis, R., 2013. J . Account . Public Policy The
impact of board of director oversight characteristics on corporate tax
aggressiveness : An empirical analysis. Journal of Accounting and Public
Policy, 32(3), pp.68–88. Available at:
http://dx.doi.org/10.1016/j.jaccpubpol.2013.02.004.
Wahyudi, D., 2015. Analisis Empiris Pengaruh Aktivitas Corporate Social
Responsibility ( CSR ) terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia. , (4),
pp.5–17.
Zatun, U.T., 2015. Accounting Analysis Journal. , 4(2), pp.1–10.
83
Winarsih, Rina, dkk. 2014. “Pengaruh Good Corporate Governance dan
Corporate Social Responsibility Terhadap Tindakan Pajak Agresif”.
Simposium Nasional Akuntansu 17 Mataram, Lombok.
Winata, Fenny. 2014. “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance
pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013”.
Tax & Accounting Review, Vol. 4, No.1.
Zain, Mohammad. 2005. “Manajemen Perpajakan”. Salemba Empat, Jakarta.
Zatun, Uli Tamyis dan Kiswanto. 2015. “ Pengaruh Corporate Governance,
Karakteristik Perusahaan terhadap Efisiensi Pembayaran Pajak Melalui
Managerial Risk. Accounting Analysis Journal.
https://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan, artikel online
yang diakses tanggal 4 Januari 2016
http://idx.co.id
www.pajak.go.id
84
85
86
Lampiran 1
Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan
1 ADES PT Akasa Wira International Tbk
2 AMFG PT Asahimas Flat Glass Tbk
3 APLI PT Asiaplas Industries Tbk
4 AUTO PT Astra Otoparts Tbk
5 BRNA PT Berlina Tbk
6 BTON PT Betonjaya Manunggal Tbk
7 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
8 CPIN PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk
9 DLTA PT Delta Djakarta Tbk
10 DPNS PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk
11 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk
12 EKAD PT Ekadharma International Tbk
13 ERTX PT Eratex Djaja Tbk
14 GGRM PT Gudang Garam Tbk
15 HMSP PT HM Sampoerna Tbk
16 IGAR PT Champion Pacific Indonesia Tbk
17 INAI PT Indal Alumunium Industry Tbk
18 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk
19 INTP PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk
20 JPFA PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk
21 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk
22 KBLI PT KMI Wire & Cable Tbk
23 KDSI PT Kedawung Setia Industrial Tbk
24 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk
25 KLBF PT Kalbe Farma Tbk
26 LION PT Lion Metal Works Tbk
27 LMSH PT Lionmesh Prima Tbk
28 MBTO PT Martina Berto Tbk
29 MERK PT Merck Tbk
30 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk
31 NIPS PT Nipress Tbk
Bersambung pada halaman selanjutnya
87
Lampiran 1 (Lanjutan)
No Kode Nama Perusahaan
32 PRAS PT Prima Alloy Steel Universal Tbk
33 PYFA PT Pyridam Farma Tbk
34 ROTI PT Nippon Indosari Corpindo Tbk
35 SCCO PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk
36 SKBM PT Sekar Bumi
37 SKLT PT Sekar Laut Tbk
38 SMCB PT Holcim Indonesia
39 SQBB PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk
40 SRSN PT Indo Acidotama Tbk
41 STTP PT Siantar Top Tbk
42 TCID PT Mandom Indonesia Tbk
43 TRST PT Trias Sentosa Tbk
44 TSPC PT Tempo Scan Pacific Tbk
45 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company
46 UNIT PT Nusantara Inti Corpora Tbk
47 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk
88
89
Lampiran 2
Perhitungan Variabel Independen
No Kode Pembayaran Pajak Laba Sebelum Pajak CETR
1 BRNA 1.862.631 41.270.000 0,0451
2 DPNS 5.518.809.232 87.322.830.461 0,0632
3 BRNA 1.601.135 23.270.126 0,0688
4 KICI 230.057.208 3.079.969.405 0,0747
5 ADES 4.924 59.194 0,0832
6 APLI 1.559.077.517 16.620.076.489 0,0938
7 SKBM 8.087.760.347 78.305.045.914 0,1033
8 LMSH 4.923.550.498 45.070.617.424 0,1092
9 ERTX 245.473 2.248.860 0,1092
10 ULTJ 70.916.678.805 457.970.115.184 0,1549
11 KAEF 50.181.904.235 315.611.059.635 0,1590
12 INAI 4.996.496.406 30.344.473.204 0,1647
13 AUTO 208.085 1.263.368 0,1647
14 KICI 1.781.006.558 9.947.532.870 0,1790
15 STTP 17.227.884.058 93.116.800.006 0,1850
16 SCCO 41.996.305.495 224.676.126.778 0,1869
17 ROTI 48.104.729.139 252.762.908.103 0,1903
18 LION 20.360.306.009 103.652.045.381 0,1964
19 AUTO 250.730 1.268.604 0,1976
20 LMSH 3.858.932.990 19.437.691.207 0,1985
21 BTON 6.678.058.810 33.272.073.649 0,2007
22 INTP 1.270.288 6.239.550 0,2036
23 PYFA 1.758.625.881 8.499.928.945 0,2069
24 EKAD 10.174.335.751 47.930.499.632 0,2123
25 ROTI 42.483.323.209 199.792.980.761 0,2126
26 IGAR 16.346.060.988 75.826.220.743 0,2156
27 STTP 31.267.407.734 142.799.075.520 0,2190
28 MLBI 345.562 1.576.945 0,2191
29 INTP 1.493.614 6.789.602 0,2200
30 BTON 7.235.482.940 32.390.792.706 0,2234
31 CPIN 759.000 3.376.499 0,2248
Bersambung pada halaman selanjutnya
90
Lampiran 2 (Lanjutan)
No Kode Pembayaran Pajak Laba Sebelum Pajak Tax Avoidance
32 CPIN 778.138 3.451.333 0,2255
33 UNIT 565.201.670 2.491.455.878 0,2269
34 KLBF 526.395.928.795 2.308.017.092.492 0,2281
35 GGRM 1.651.205 7.205.845 0,2291
36 AMFG 103.124 450.753 0,2288
37 UNVR 1.484.624 6.466.765 0,2296
38 KLBF 650.088.972.907 2.763.700.548.048 0,2352
39 PRAS 3.541.807.139 15.014.756.768 0,2359
40 KDSI 11.342.305.541 47.634.624.202 0,2381
41 UNVR 1.859.089 7.676.722 0,2422
42 SCCO 44.580.120.650 182.347.242.356 0,2445
43 AMFG 114.270 463.812 0,2464
44 MBTO 14.941.836.808 59.554.649.590 0,2509
45 INTP 1.654.688 6.595.154 0,2509
46 HMSP 3.652.947 14.509.710 0,2518
47 UNVR 1.806.103 7.158.808 0,2523
48 KLBF 650.904.671.554 2.572.522.717.231 0,2530
49 LION 16.086.486.389 62.857.739.316 0,2559
50 SQBB 51.098.930 199.482.401 0,2562
51 GGRM 1.522.688 5.936.204 0,2565
52 UNIT 1.125.149.026 4.368.738.552 0,2575
53 AUTO 287.357 1.108.055 0,2593
54 HMSP 3.473.951 13.383.257 0,2596
55 DLTA 74.678.912 287.505.070 0,2597
56 KBLI 44.996.941.299 172.555.280.837 0,2608
57 EKAD 13.695.585.803 51.988.302.824 0,2634
58 DPNS 6.779.385.926 25.657.760.096 0,2642
59 ROTI 55.774.109.123 210.804.904.162 0,2646
60 JPFA 363.036 1.364.891 0,2660
61 DLTA 101.008.512 379.518.812 0,2661
62 SQBB 58.786.912 220.106.578 0,2671
Bersambung pada halaman selanjutnya
91
Lampiran 2 (Lanjutan)
No Kode Pembayaran Pajak Laba Sebelum Pajak Tax Avoidance
63 NIPS 7.879.693.057 29.362.830.889 0,2684
64 KAEF 74.800.158.611 278.284.452.055 0,2688
65 KDSI 15.676.932.626 57.978.111.301 0,2704
66 AMFG 161.705 597.807 0,2705
67 TCID 54.977.475.657 203.263.152.528 0,2705
68 CEKA 23.523.643.885 86.553.141.929 0,2718
69 INDF 1.088.505 4.000.751 0,2721
70 SRSN 8.157.747 29.857.990 0,2732
71 SQBB 50.050.431 180.897.794 0,2767
72 SKLT 6.541.475.790 23.544.037.458 0,2778
73 GGRM 1.538.834 5.530.646 0,2782
74 DLTA 100.076.713 358.395.988 0,2792
75 TCID 66.871.707.437 239.428.829.612 0,2793
76 TCID 61.365.979.182 218.297.701.912 0,2811
77 DVLA 58.136.605 204.477.046 0,2843
78 KDSI 13.454.239.584 47.175.692.006 0,2852
79 MERK 57.165.500 196.772.132 0,2905
80 HMSP 4.002.835 13.718.299 0,2918
81 LION 25.008.941.751 85.027.065.076 0,2941
82 PYFA 236.367.852 791.954.730 0,2985
83 BRNA 24.286.386 80.032.092 0,3035
84 SKBM 33.848.984.710 109.761.131.331 0,3084
85 TRST 25.135.383.755 80.748.964.071 0,3113
86 MLBI 190.436 607.261 0,3136
87 MLBI 339.888 1.078.378 0,3152
88 EKAD 18.517.921.240 58.721.777.723 0,3154
89 SRSN 10.316.305 32.666.954 0,3158
90 STTP 53.340.816.264 167.765.041.979 0,3179
91 SMCB 595.674 1.872.712 0,3181
92 NIPS 14.527.833 45.584.169 0,3187
93 DPNS 5.535.631.876 17.183.018.745 0,3222
94 INAI 10.666.615.437 32.752.754.293 0,3257
95 CPIN 691.856 2.106.892 0,3284
96 DVLA 58.371.103 175.756.777 0,3321
Bersambung pada halaman selanjutnya
92
Lampiran 2 (Lanjutan)
No Kode Pembayaran Pajak Laba Sebelum Pajak Tax Avoidance
97 PRAS 5.250.325.657 15.808.090.138 0,3321
98 ULTJ 125.695.n094.342 375.356.927.774 0,3349
99 CEKA 19.720.921.926 57.072.544.226 0,3455
100 KAEF 99.023.130.401 284.125.432.299 0,3485
101 MERK 71.967.228 205.058.431 0,3510
102 NIPS 23.676.679 67.389.703 0,3513
103 SKLT 5.857.452.848 16.597.785.538 0,3529
104 ERTX 1.352.050 3.806.431 0,3552
105 INDF 2.245.880 6.309.756 0,3559
106 SCCO 52.037.363.435 145.158.812.593 0,3585
107 SKLT 4.204.389.617 11.663.883.341 0,3605
108 SMCB 483.644 1.336.548 0,3619
109 JPFA 328.117 895.947 0,3662
110 IGAR 21.663.875.375 58.881.731.387 0,3679
111 MBTO 8.513.102.515 23.006.208.262 0,3700
112 KICI 2.410.107.014 6.328.129.933 0,3809
113 INDF 2.398.644 6.229.297 0,3851
114 ULTJ 170.436.720.813 436.720.187.873 0,3903
115 TRST 28.704.607.737 72.553.777.173 0,3956
116 MERK 58.490.461 145.914.877 0,4009
117 IGAR 19.777.728.355 48.442.303.122 0,4083
118 LMSH 4.769.701.563 11.006.796.283 0,4333
119 PYFA 1.855.509.852 4.206.712.519 0,4411
120 DVLA 49.087.301 105.866.443 0,4637
121 KBLI 44.409.283.473 94.274.570.209 0,4711
122 SMCB 482.679 1.007.397 0,4791
123 CEKA 46.069.177.879 83.714.325.804 0,5503
124 TSPC 457.674.133.782 829.935.403.086 0,5515
125 TRST 38.887.839.612 63.101.740.322 0,6163
126 KBLI 64.875.172.397 105.179.474.227 0,6168
127 SKBM 10.217.624.906 16.561.534.229 0,6169
93
94
Lampiran 3
Perhitungan Variabel Dependen
No Kode KA RSK CSR
1 BRNA 0 1 0,321
2 DPNS 0 1 0,333
3 BRNA 1 1 0,321
4 KICI 0 0 0,115
5 ADES 0 1 0,256
6 APLI 1 1 0,115
7 SKBM 0 0 0,192
8 LMSH 0 0 0,218
9 ERTX 0 0 0,244
10 ULTJ 0 0 0,218
11 KAEF 0 1 0,436
12 INAI 0 0 0,077
13 AUTO 1 0 0,500
14 KICI 0 0 0,115
15 STTP 0 0 0,115
16 SCCO 0 0 0,167
17 ROTI 1 0 0,269
18 LION 0 0 0,192
19 AUTO 1 0 0,526
20 LMSH 0 0 0,218
21 BTON 0 1 0,141
22 INTP 1 1 0,859
23 PYFA 0 1 0,436
24 EKAD 0 0 0,154
25 ROTI 1 0 0,192
26 IGAR 0 0 0,359
27 STTP 0 0 0,115
28 MLBI 1 0 0,218
29 INTP 1 1 0,859
30 BTON 0 1 0,154
31 CPIN 1 0 0,141
32 CPIN 1 0 0,167
Bersambung pada halaman selanjutnya
95
Lampiran 3 (Lanjutan)
No Kode KA RSK CSR
33 UNIT 0 0 0,141
34 KLBF 1 1 0,731
35 GGRM 1 0 0,205
36 AMFG 1 1 0,590
37 UNVR 1 1 0,692
38 KLBF 1 1 0,731
39 PRAS 0 0 0,077
40 KDSI 0 0 0,167
41 UNVR 1 1 0,692
42 SCCO 0 0 0,205
43 AMFG 1 1 0,590
44 MBTO 0 0 0,372
45 INTP 1 1 0,859
46 HMSP 1 1 0,359
47 UNVR 1 1 0,692
48 KLBF 1 1 0,731
49 LION 0 0 0,192
50 SQBB 1 0 0,046
51 GGRM 1 0 0,205
52 UNIT 0 0 0,167
53 AUTO 0 0 0,526
54 HMSP 1 1 0,359
55 DLTA 1 1 0,205
56 KBLI 1 0 0,269
57 EKAD 0 0 0,154
58 DPNS 0 1 0,282
59 ROTI 1 0 0,269
60 JPFA 0 0 0,423
61 DLTA 1 1 0,205
62 SQBB 1 0 0,064
63 NIPS 0 0 0,231
64 KAEF 0 1 0,410
65 KDSI 0 0 0,167
Bersambung pada halaman selanjutnya
96
Lampiran 3 (Lanjutan)
No Kode KA RSK CSR
66 AMFG 1 1 0,590
67 TCID 1 0 0,410
68 CEKA 1 0 0,103
69 INDF 1 1 0,667
70 SRSN 0 1 0,410
71 SQBB 1 0 0,064
72 SKLT 0 0 0,179
73 GGRM 1 0 0,205
74 DLTA 1 1 0,244
75 TCID 1 0 0,423
76 TCID 1 0 0,410
77 DVLA 1 1 0,397
78 KDSI 0 0 0,167
79 MERK 1 0 0,372
80 HMSP 1 1 0,397
81 LION 0 0 0,192
82 PYFA 0 1 0,397
83 BRNA 0 1 0,321
84 SKBM 0 0 0,192
85 TRST 1 0 0,192
86 MLBI 1 0 0,205
87 MLBI 1 0 0,231
88 EKAD 0 0 0,154
89 SRSN 0 1 0,410
90 STTP 0 0 0,115
91 SMCB 1 0 0,436
92 NIPS 0 0 0,321
93 DPNS 0 1 0,346
94 INAI 0 0 0,090
95 CPIN 1 0 0,167
96 DVLA 1 1 0,397
97 PRAS 0 0 0,077
98 ULTJ 0 0 0,295
Bersambung pada halaman selanjutnya
97
Lampiran 3 (Lanjutan)
No Kode KA RSK CSR
99 CEKA 1 0 0,103
100 KAEF 0 1 0,410
101 MERK 1 0 0,423
102 NIPS 0 0 0,333
103 SKLT 0 0 0,192
104 ERTX 0 0 0,167
105 INDF 1 1 0,667
106 SCCO 0 0 0,205
107 SKLT 0 0 0,179
108 SMCB 1 0 0,462
109 JPFA 0 0 0,462
110 IGAR 0 0 0,154
111 MBTO 0 0 0,385
112 KICI 0 0 0,115
113 INDF 1 1 0,667
114 ULTJ 0 0 0,295
115 TRST 1 0 0,192
116 MERK 1 0 0,372
117 IGAR 0 0 0,346
118 LMSH 0 0 0,231
119 PYFA 0 1 0,436
120 DVLA 1 1 0,397
121 KBLI 1 0 0,333
122 SMCB 1 0 0,462
123 CEKA 1 0 0,103
124 TSPC 0 0 0,205
125 TRST 1 0 0,205
126 KBLI 1 0 0,359
127 SKBM 0 0 0,192
98
Daftar Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
(Corporate Social Responsibility)
No. Kode Indikator
I. Lingkungan
1 E1 Pengendalian polusi kegiatan operasi, pengeluaran riset dan
pengembangan untuk pengurangan polusi.
2 E2
Pernyataan yang menunjukkan bahwa operasi perusahaan tidak
mengakibatkan polusi atau memenuhi ketentuan hukum dan
peraturan polusi.
3 E3 Pernyataan yang menunjukkan bahwa polusi operasi telah/akan
dikurangi.
4 E4 Pencegahan atau perbaikan kerusakan lingkungan akibat
pengolahan sumber alam, misalnya reklamasi daratan atau reboisasi.
5 E5 Konservasi sumber alam, misalnya mendaur ulang kaca, besi,
minyak, air dan kertas.
6 E6 Penggunaan material daur ulang.
7 E7 Menerima penghargaan berkaitan dengan program lingkungan yang
dibuat perusahaan.
8 E8 Merancang fasilitas yang harmonis dengan lingkungan.
9 E9 Kontribusi dalam seni yang bertujuan untuk memperindah
lingkungan.
10 E10 Kontribusi dalam pemugaran bangunan sejarah.
11 E11 Pengolahan limbah.
12 E12 Mempelajari dampak lingkungan untuk memonitor dampak
lingkungan perusahaan.
13 E13 Perlindungan lingkungan hidup.
II. Energi
1 EN1 Menggunakan energi secara lebih efisien dalam kegiatan operasi.
2 EN2 Memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energi.
3 EN3 Mengungkapkan penghematan energi sebagai hasil produk daur
ulang.
4 EN4 Membahas upaya perusahaan dalam mengurangi konsumsi energi.
5 EN5 Pengungkapan peningkatan efisiensi energi dari produk.
6 EN6 Riset yang mengarah pada peningkatan efisiensi energi dari produk.
7 EN7 Mengungkapkan kebijakan energi perusahaan.
Bersambung pada halaman selanjutnya
99
(Lanjutan)
No. Kode Indikator
III. Kesehatan dan Keselamatan Tenaga Kerja
1 HR1 Mengurangi polusi, iritasi, atau resiko dalam lingkungan kerja.
2 HR2 Mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik atau
mental.
3 HR3 Mengungkapkan statistik kecelakaan kerja.
4 HR4 Mentaati peraturan standar kesehatan dan keselamatan kerja.
5 HR5 Menerima penghargaan berkaitan dengan keselamatan kerja.
6 HR6 Menetapkan suatu komite keselamatan kerja.
7 HR7 Melaksanakan riset untuk meningkatkan keselamatan kerja.
8 HR8 Mengungkapkan pelayanan kesehatan tenaga kerja.
IV. Lain-lain tentang Tenaga kerja
1 LA1 Perekrutan atau memanfaatkan tenaga kerja wanita/orang cacat.
2 LA2 Mengungkapkan persentase/jumlah tenaga kerja wanita/orang cacat
dalam tingkat managerial.
3 LA3 Mengungkapkan tujuan penggunaan tenaga kerja wanita/orang cacat
dalam pekerjaan.
4 LA4 Program untuk kemajuan tenaga kerja wanita/orang cacat.
5 LA5 Pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu di tempat kerja.
6 LA6 Memberi bantuan keuangan pada tenaga kerja dalam bidang
pendidikan.
7 LA7 Mendirikan suatu pusat pelatihan tenaga kerja.
8 LA8
Mengungkapkan bantuan atau bimbingan untuk tenaga kerja yang
dalam proses mengundurkan diri atau yang telah membuat
kesalahan.
9 LA9 Mengungkapkan perencanaan kepemilikan rumah karyawan.
10 LA10 Mengungkapkan fasilitas untuk aktivitas rekreasi.
11 LA11 Mengungkapkan persentase gaji untuk pensiun.
12 LA12 Mengungkapkan kebijakan penggajian dalam perusahaan.
Bersambung pada halaman selanjutnya
100
(Lanjutan)
No. Kode Indikator
13 LA13 Mengungkapkan jumlah tenaga kerja dalam perusahaan.
14 LA14 Mengungkapkan tingkatan managerial yang ada.
15 LA15 Mengungkapkan disposisi staff - dimana staff ditempatkan.
16 LA16 Mengungkapkan jumlah staff, masa kerja dan kelompok usia
mereka.
17 LA17 Mengungkapkan statistik tenaga kerja, mis. penjualan per tenaga
kerja.
18 LA18 Mengungkapkan kualifikasi tenaga kerja yang direkrut.
19 LA19 Mengungkapkan rencana kepemilikan saham oleh tenaga kerja.
20 LA20 Mengungkapkan rencana pembagian keuntungan lain.
21 LA21 Mengungkapkan informasi hubungan manajemen dengan tenaga
kerja dalam meningkatkan kepuasan dan motivasi kerja.
22 LA22 Mengungkapkan informasi stabilitas pekerjaan tenaga kerja dan
masa depan perusahaan.
23 LA23 Membuat laporan tenaga kerja yang terpisah.
24 LA24 Melaporkan hubungan perusahaan dengan serikat buruh.
25 LA25 Melaporkan gangguan dan aksi tenaga kerja.
26 LA26 Mengungkapkan informasi bagaimana aksi tenaga kerja
dinegosiasikan.
27 LA27 Peningkatan kondisi kerja secara umum.
28 LA28 Informasi re-organisasi perusahaan yang mempengaruhi tenaga
kerja.
29 LA29 Informasi dan statistik perputaran tenaga kerja.
V. Produk
1 P1 Pengungkapan informasi pengembangan produk perusahaan,
termasuk pengemasannya.
2 P2 Gambaran pengeluaran riset dan pengembangan produk.
3 P3 Pengungkapan informasi proyek riset perusahaan untuk
memperbaiki produk.
4 P4 Pengungkapan bahwa produk memenuhi standard keselamatan
5 P5 Membuat produk lebih aman untuk konsumen.
6 P6 Melaksanakan riset atas tingkat keselamatan produk perusahaan.
7 P7 Pengungkapan peningkatan kebersihan/kesehatan dalam pengolahan
dan penyiapan produk.
Bersambung pada halaman selanjutnya
101
(Lanjutan)
No. Kode Indikator
8 P8 Pengungkapan informasi atas keselamatan produk perusahaan.
9 P9 Pengungkapan informasi mutu produk yang dicerminkan dalam
penerimaan penghargaan.
10 P10 Informasi yang dapat diverifikasi bahwa mutu produk telah
meningkat
VI. Keterlibatan Masyarakat
1 SO1 Sumbangan tunai, produk, pelayanan untuk mendukung aktivitas
masyarakat, pendidikan dan seni.
2 SO2 Tenaga kerja paruh waktu (part-time employment) dari
mahasiswa/pelajar.
3 SO3 Sebagai sponsor untuk proyek kesehatan masyarakat.
4 SO4 Membantu riset medis.
5 SO5 Sebagai sponsor untuk konferensi pendidikan, seminar atau
pameran seni.
6 SO6 Membiayai program beasiswa.
7 SO7 Membuka fasilitas perusahaan untuk masyarakat.
8 SO8 Mensponsori kampanye nasional.
9 SO9 Mendukung pengembangan industri lokal.
VII. Umum
1 G1 Pengungkapan tujuan/kebijakan perusahaan secara umum berkaitan
dengan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat.
2 G2 Informasi berhubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan
selain yang disebutkan di atas.
102
Kode
CSR BRNA DPNS BRNA KICI ADES APLI SKBM LMSH ERTX ULTJ KAEF INAI AUTO KICI STTP SCCO ROTI LION AUTO LMSH BTON INTP PYFA
E1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1
E2 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1
E3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1
E4 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1
E5 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1
E6 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
E7 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
E8 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1
E9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E11 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1
E12 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1
E13 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
EN1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0
EN2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
EN3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
EN4 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0
EN5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
EN6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
EN7 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0
HR1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1
HR2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1
HR3 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
HR4 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1
HR5 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
HR6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
HR7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
HR8 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1
LA1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0
LA2 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
LA3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
LA4 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
LA5 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
LA6 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1
Bersambung pada halaman selanjutnya
103
(Lanjutan)
Kode
CSR BRNA DPNS BRNA KICI ADES APLI SKBM LMSH ERTX ULTJ KAEF INAI AUTO KICI STTP SCCO ROTI LION AUTO LMSH BTON INTP PYFA
LA7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
LA8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
LA9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA10 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0
LA11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
LA12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
LA13 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
LA14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
LA15 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0
LA16 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1
LA17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA18 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA21 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0
LA22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1
LA23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
LA24 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
LA25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 P 0 0 0 0 0 0
LA26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
LA27 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
LA28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
LA29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
P1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
P2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
P3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
P4 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
P5 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1
P6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
P7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
P8 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1
Bersambung pada halaman selanjutnya
104
(Lanjutan)
Kode
CSR BRNA DPNS BRNA KICI ADES APLI SKBM LMSH ERTX ULTJ KAEF INAI AUTO KICI STTP SCCO ROTI LION AUTO LMSH BTON INTP PYFA
P9 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0
P10 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1
SO1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
SO2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
SO3 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
SO4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
SO5 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
SO6 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0
SO7 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1
SO8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SO9 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
G1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1
G2 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1
Indeks
CSR
0,321 0,333 0,321 0,115 0,256 0,115 0,192 0,218 0,244 0,218 0,436 0,077 0,500 0,115 0,115 0,167 0,269 0,192 0,526 0,218 0,141 0,859 0,436
105
Kode
CSR EKAD ROTI IGAR STTP MLBI INTP BTON CPIN CPIN UNIT KLBF GGRM AMFG UNVR KLBF PRAS KDSI UNVR SCCO AMFG MBTO INTP HMSP
E1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0
E2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0
E3 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1
E4 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
E5 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1
E6 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0
E7 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1
E8 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1
E9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
E10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E11 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1
E12 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0
E13 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1
EN1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0
EN2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0
EN3 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0
EN4 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1
EN5 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0
EN6 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0
EN7 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0
HR1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1
HR2 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1
HR3 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
HR4 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
HR5 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1
HR6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
HR7 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0
HR8 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
LA1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0
LA2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0
LA3 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0
LA4 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0
LA5 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
LA6 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
Bersambung pada halaman selanjutnya
106
(Lanjutan)
Kode
CSR EKAD ROTI IGAR STTP MLBI INTP BTON CPIN CPIN UNIT KLBF GGRM AMFG UNVR KLBF PRAS KDSI UNVR SCCO AMFG MBTO INTP HMSP
LA7 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0
LA8 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
LA9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA10 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0
LA11 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
LA12 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
LA13 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
LA14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
LA15 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0
LA16 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0
LA17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA21 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0
LA22 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0
LA23 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0
LA24 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0
LA25 0 P 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA26 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
LA27 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0
LA28 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
LA29 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
P1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0
P2 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0
P3 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1
P4 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0
P5 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0
P6 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1
P7 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
P8 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0
P9 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0
P10 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1
Bersambung pada halaman selanjutnya
107
(Lanjutan)
Kode
CSR EKAD ROTI IGAR STTP MLBI INTP BTON CPIN CPIN UNIT KLBF GGRM AMFG UNVR KLBF PRAS KDSI UNVR SCCO AMFG MBTO INTP HMSP
SO1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
SO2 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0
SO3 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
SO4 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
SO5 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
SO6 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
SO7 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1
SO8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SO9 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1
G1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
G2 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
Indek
s CSR 0,154 0,192 0,359 0,115 0,218 0,859 0,154 0,141 0,167 0,141 0,731 0,205 0,590 0,692 0,731 0,077 0,167 0,692 0,205 0,590 0,372 0,859 0,359
108
Kode
CSR UNVR KLBF LION SQBB GGRM UNIT AUTO HMSP DLTA KBLI EKAD DPNS ROTI JPFA DLTA SQBB NIPS KAEF KDSI AMFG TCID CEKA INDF
E1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1
E2 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1
E3 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1
E4 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1
E5 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1
E6 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1
E7 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
E8 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1
E9 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E11 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1
E12 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1
E13 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1
EN1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
EN2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
EN3 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
EN4 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1
EN5 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
EN6 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1
EN7 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1
HR1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1
HR2 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1
HR3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
HR4 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
HR5 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1
HR6 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
HR7 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
HR8 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
LA1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0
LA2 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
LA3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
LA4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0
LA5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
Bersambung pada halaman selanjutnya
109
(Lanjutan)
Kode
CSR
UNVR KLBF LION SQBB GGRM UNIT AUTO HMSP DLTA KBLI EKAD DPNS ROTI JPFA DLTA SQBB NIPS KAEF KDSI AMFG TCID CEKA INDF
LA6 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1
LA7 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
LA8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA10 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
LA11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
LA13 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1
LA14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
LA15 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
LA16 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
LA17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA21 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1
LA22 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
LA23 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
LA24 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1
LA25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 P 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA26 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA27 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1
LA28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
LA29 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
P1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P2 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1
P3 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
P4 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1
P5 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1
P6 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
Bersambung pada halaman selanjutnya
110
(Lanjutan)
Kode
CSR
UNVR KLBF LION SQBB GGRM UNIT AUTO HMSP DLTA KBLI EKAD DPNS ROTI JPFA DLTA SQBB NIPS KAEF KDSI AMFG TCID CEKA INDF
P7 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1
P8 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1
P9 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1
P10 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1
SO1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1
SO2 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1
SO3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1
SO4 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SO5 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1
SO6 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1
SO7 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1
SO8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SO9 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1
G1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1
G2 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1
Indeks
CSR 0,692 0,731 0,064 0,192 0,205 0,167 0,526 0,359 0,205 0,269 0,154 0,282 0,269 0,423 0,205 0,064 0,231 0,410 0,590 0,167 0,410 0,103 0,410
111
Kode
CSR SRSN SQBB SKLT GGRM DLTA TCID TCID DVLA KDSI MERK HMSP LION PYFA BRNA SKBM TRST MLBI MLBI EKAD SRSN STTP SMCB NIPS
E1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1
E2 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1
E3 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1
E4 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0
E5 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0
E6 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0
E7 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
E8 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
E9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E11 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0
E12 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1
E13 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1
EN1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0
EN2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
EN3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
EN4 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0
EN5 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0
EN6 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0
EN7 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0
HR1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1
HR2 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1
HR3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
HR4 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1
HR5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
HR6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
HR7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
HR8 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
LA1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1
LA2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
LA3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA4 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA5 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
Bersambung pada halaman selanjutnya
112
(Lanjutan)
Kode
CSR SRSN SQBB SKLT GGRM DLTA TCID TCID DVLA KDSI MERK HMSP LION PYFA BRNA SKBM TRST MLBI MLBI EKAD SRSN STTP SMCB NIPS
LA6 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
LA7 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA10 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0
LA11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA13 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
LA14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
LA15 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
LA16 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
LA17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA21 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1
LA22 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA23 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
LA24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
LA25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA27 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
LA28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA29 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
P1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0
P2 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bersambung pada halaman selanjutnya
113
(Lanjutan)
Kode
CSR SRSN SQBB SKLT GGRM DLTA TCID TCID DVLA KDSI MERK HMSP LION PYFA BRNA SKBM TRST MLBI MLBI EKAD SRSN STTP SMCB NIPS
P4 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0
P5 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0
P6 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P7 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P8 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0
P9 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0
P10 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0
SO1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
SO2 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
SO3 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1
SO4 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SO5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
SO6 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1
SO7 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0
SO8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SO9 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
G1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1
G2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1
Indeks
CSR 0,410 0,064 0,179 0,205 0,244 0,423 0,410 0,397 0,167 0,372 0,397 0,192 0,397 0,321 0,192 0,192 0,205 0,231 0,154 0,410 0,115 0,436 0,321
114
Kode
CSR DPNS INAI CPIN DVLA PRAS ULTJ CEKA KAEF MERK NIPS SKLT ERTX INDF SCCO SKLT SMCB JPFA IGAR MBTO KICI INDF ULTJ TRST
E1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0
E2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0
E3 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0
E4 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0
E5 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0
E6 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
E7 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
E8 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0
E9 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
E10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E11 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0
E12 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0
E13 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0
EN1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
EN2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
EN3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
EN4 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0
EN5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
EN6 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
EN7 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
HR1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1
HR2 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1
HR3 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
HR4 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1
HR5 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0
HR6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
HR7 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
HR8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
LA1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
LA2 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
LA3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
Bersambung pada halaman selanjutnya
115
(Lanjutan)
Kode
CSR DPNS INAI CPIN DVLA PRAS ULTJ CEKA KAEF MERK NIPS SKLT ERTX INDF SCCO SKLT SMCB JPFA IGAR MBTO KICI INDF ULTJ TRST
LA5 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
LA6 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0
LA7 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0
LA8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA10 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0
LA11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA13 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
LA14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
LA15 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0
LA16 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0
LA17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA21 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0
LA22 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
LA23 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0
LA24 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0
LA25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA27 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0
LA28 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA29 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
P1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0
P2 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0
P3 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0
P4 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
P5 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1
P6 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
Bersambung pada halaman selanjutnya
116
(Lanjutan)
Kode
CSR DPNS INAI CPIN DVLA PRAS ULTJ CEKA KAEF MERK NIPS SKLT ERTX INDF SCCO SKLT SMCB JPFA IGAR MBTO KICI INDF ULTJ TRST
P7 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0
P8 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0
P9 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1
P10 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1
SO1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
SO2 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1
SO3 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
SO4 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SO5 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0
SO6 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0
SO7 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1
SO8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SO9 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0
G1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0
G2 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0
Indeks
CSR 0,346 0,090 0,167 0,397 0,077 0,295 0,103 0,410 0,423 0,333 0,192 0,167 0,667 0,205 0,179 0,462 0,462 0,154 0,385 0,115 0,667 0,295 0,192
117
Kode
CSR MERK IGAR LMSH PYFA DVLA KBLI SMCB CEKA TSPC TRST KBLI SKBM
E1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1
E2 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0
E3 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1
E4 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
E5 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1
E6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E7 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
E8 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0
E9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E11 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1
E12 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1
E13 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0
EN1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
EN2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
EN3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
EN4 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
EN5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
EN6 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
EN7 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
HR1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0
HR2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0
HR3 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
HR4 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0
HR5 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
HR6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
HR7 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
HR8 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
LA1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Bersambung pada halaman selanjutnya
118
(Lanjutan)
Kode
CSR MERK IGAR LMSH PYFA DVLA KBLI SMCB CEKA TSPC TRST KBLI SKBM
LA6 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0
LA7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA10 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1
LA11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA13 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
LA14 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
LA15 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1
LA16 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
LA17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA21 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1
LA22 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
LA23 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
LA24 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0
LA25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA27 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0
LA28 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
LA29 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
P1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0
P2 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
P3 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
Bersambung pada halaman selanjutnya
119
(Lanjutan)
Kode
CSR MERK IGAR LMSH PYFA DVLA KBLI SMCB CEKA TSPC TRST KBLI SKBM
P4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
P5 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0
P6 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
P7 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
P8 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0
P9 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0
P10 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1
SO1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
SO2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
SO3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
SO4 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
SO5 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
SO6 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
SO7 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0
SO8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SO9 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
G1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0
G2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0
Indeks
CSR 0,372 0,346 0,231 0,436 0,397 0,333 0,462 0,103 0,205 0,205 0,359 0,192
120
121
A. Statistik Deskriptif
Descriptive Statistiks
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TA 127 ,05 ,62 ,2815 ,10455
KA 127 ,00 1,00 ,4803 ,50159
RSK 127 ,00 1,00 ,3307 ,47233
CSR 127 ,06 ,86 ,3102 ,18759
Valid N
(listwise) 127
B. Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Hasil Uji Multikolonieritas
2. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 ,268a ,072 ,049 ,10195 1,954
a. Predictors: (Constant), CSR, KA, RSK
b. Dependent Variable: TA
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 KA ,861 1,162
RSK ,662 1,510
CSR ,593 1,686
a. Dependent Variable: TA
122
3. Hasil Uji Heterokedastisitas
Hasil Uji Glejser
4. Uji Normalitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,086 ,012 7,236 ,000
KA -,009 ,013 -,066 -,688 ,493
RSK -,009 ,015 -,065 -,590 ,556
CSR -,010 ,041 -,028 -,237 ,813
a. Dependent Variable: absTA
123
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 127
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,10073171
Most Extreme Differences Absolute ,070
Positive ,070
Negative -,061
Test Statistik ,070
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
C. Uji Hipotesis
1. Hasil Uji Koefisien Determinasi
2. Uji Signifikansi Simultan
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression ,099 3 ,033 3,167 ,027b
Residual 1,279 123 ,010
Total 1,377 126
a. Dependent Variable: TA
b. Predictors: (Constant), CSR, KA, RSK
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,268a ,072 ,049 ,10195
a. Predictors: (Constant), CSR, KA, RSK
b. Dependent Variable: TA
124
3. Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,271 ,018 14,981 ,000
KA ,023 ,020 ,110 1,171 ,244
RSK -,067 ,024 -,301 -2,816 ,006
CSR ,070 ,063 ,126 1,118 ,266
a. Dependent Variable: TA