copy of limbah padat pt.bridgestone

6
JUDUL PEMANFAATAN LIMBAH PADAT PT.BRIDGESTONE KALIMANTAN PLANTATION SEBAGAI PUPUK KOMPOS TANAMAN LATAR BELAKANG MASALAH Karet alam merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting baik untuk lingkup internasional dan teristimewa bagi Indonesia. Di Indonesia karet merupakan salah satu hasil pertanian terkemuka karena banyak menunjuang perekonomian negara. Hasil devisa yang diperoleh dari karet cukup besar. Bahkan, Indonesia pernah mengusai produksi karet dunia dengan melibas negara-negara lain dan negara asal tanaman karet sendiri di daratan Amerika Selatan. Hasil utama dari pohon karet yang berupa getah (latex), pada umumnya banyak digunakan oleh perusahaan- perusahaan besar seperti PT.Bridgestone Kalimantan Plantation sebagai bahan baku pembuatan karet setengah jadi yang nantinya akan dijual kembali ke perusahaan besar baik di dalam maupun luar negri, khususnya pada industri kendaraan bermotor. Pengolahan karet yang melalui beberapa tahapan, tentunya akan menimbulkan hasil samping berupa limbah padat. Limbah padat ini tentunya jika tidak diolah dengan baik, maka akan berdampak pada lingkungan sekitar PT.Bridgestone Kalimantan Plantation. Dimana tidak hanya akan merugikan bagi penduduk sekitar namun juga PT.Bridgestone Kalimantan Plantation. Mengatasi hal tersebut, kami dan PT.Bridgestone Kalimantan Plantation kemudian berinisiatif untuk mengolah hasil samping berupa limbah padat tersebut. Berdasarkan penelitian para ahli, pada dasarnya limbah padat tersebut mengandung unsur N, P, K, dan Mg. Unsur tersebut sangat bermanfaat bagi tanaman untuk proses pertumbuhannya. Oleh sebab itulah, timbul sebuah ide untuk memanfaatkan limbah padat tersebut sebagai pupuk kompos. PERUMUSAN MASALAH

Upload: muhammad-zein

Post on 19-Jan-2016

59 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

bridgestone

TRANSCRIPT

Page 1: Copy of Limbah Padat Pt.bridgestone

JUDUL

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT PT.BRIDGESTONE KALIMANTAN PLANTATION SEBAGAI PUPUK KOMPOS TANAMAN

LATAR BELAKANG MASALAH

Karet alam merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting baik untuk lingkup internasional dan teristimewa bagi Indonesia. Di Indonesia karet merupakan salah satu hasil pertanian terkemuka karena banyak menunjuang perekonomian negara. Hasil devisa yang diperoleh dari karet cukup besar. Bahkan, Indonesia pernah mengusai produksi karet dunia dengan melibas negara-negara lain dan negara asal tanaman karet sendiri di daratan Amerika Selatan.

Hasil utama dari pohon karet yang berupa getah (latex), pada umumnya banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar seperti PT.Bridgestone Kalimantan Plantation sebagai bahan baku pembuatan karet setengah jadi yang nantinya akan dijual kembali ke perusahaan besar baik di dalam maupun luar negri, khususnya pada industri kendaraan bermotor. Pengolahan karet yang melalui beberapa tahapan, tentunya akan menimbulkan hasil samping berupa limbah padat. Limbah padat ini tentunya jika tidak diolah dengan baik, maka akan berdampak pada lingkungan sekitar PT.Bridgestone Kalimantan Plantation. Dimana tidak hanya akan merugikan bagi penduduk sekitar namun juga PT.Bridgestone Kalimantan Plantation.

Mengatasi hal tersebut, kami dan PT.Bridgestone Kalimantan Plantation kemudian berinisiatif untuk mengolah hasil samping berupa limbah padat tersebut. Berdasarkan penelitian para ahli, pada dasarnya limbah padat tersebut mengandung unsur N, P, K, dan Mg. Unsur tersebut sangat bermanfaat bagi tanaman untuk proses pertumbuhannya. Oleh sebab itulah, timbul sebuah ide untuk memanfaatkan limbah padat tersebut sebagai pupuk kompos.

PERUMUSAN MASALAH

TUJUAN

LUARAN YANG DIHARAPKAN

KEGUNAAN

TINJAUAN PUSTAKA

Karet dalam ilmu botani dikenal dengan nama Hevea brasiliensis yang termasuk suku jarak-jarakan. Berbentuk pohon yang dapat mencapai tinggi 25 m. Bunganya ada 2 macam, yakni bunga jantan dan bunga betina. Bunga betina lebih besar sedikit daripada bunga jantan dan berambut. Daunnya berbentuk lonjong, buahnya beruang 3, berbiji besar dan beracun (Sastrapradja et al, 1980).

Hasil utama dari pohon ini yaitu getah (latex) dari kulit batang. Getah tersebut dapat dimanfaatkan untuk bermacam-macam keperluan misalnya untuk ban mobil, bola dan sebagainya (Sastrapradja et al, 1980). Sebenarnya banyak

Page 2: Copy of Limbah Padat Pt.bridgestone

sekali barang atau peralatan yang dapat dibuat dengan bahan baku karet alam, misalnya ban mobil, peralatan kendaraan, pembungkus kawat listrik dan telepon, sepatu, alat kedokteran, beberapa peralatan rumah tangga dan kantor, alat-alat olahraga, ebonite dan aspal. Dengan demikian berarti karet memiliki pengaruh besar terhadap bidang transportasi, komunikasi, industri, pendidikan, kesehatan, hiburan, dan banyak bidang lain yang vital bagi kehidupan manusia (Tim Penulis PS, 2004).

Proses ProduksiBahan baku

Dalam melakukan aktivitas proses produksi pasti memerlukan bahan-bahan untuk dapat menghasilkan jenis produk yang diinginkan. Demikian pula dengan PT. BSKP juga memerlukan bahan baku penolong untuk dapat menghasilkan karet ½ jadi dalam bentuk RSS (Rubber Smoke Sheet).Bahan Baku UtamaBahan baku utama adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, ikut dalam proses produksi dan memiliki persentasi tersebar dibandingkan bahan-bahan lainnya dan terkandung dalam produk akhir. Adapun bahan baku utama yang digunakan PT. Bridgestone Kalimantan Plantation dalam pembuatan RSS adalah:LatekLatek merupakan komponen terbesar dalam pengolahan RSS. Oleh karena itu, latek yang digunakan harus memiliki kualitas dan sesuai dengan standar yang telah di tentukan oleh PT Bridgestone seperti harus keadaan segar, tidak ada kotoran baik itu ranting, daun, tidak terjadi koagulasi sebelum dilakukan proses tidak memiliki kandungan air yang banyak dan syarat-syarat yang lainnya.Latek diperoleh dari kebun PT. BSKP yang terletak di Desa Imban Kecamatan Bati-bati kabupaten Tanah Laut Pelaihari.Adapun luar area perkebunan sebesar 5985 ha dengan kawasan yang ditanami latek 5229 ha.Perkebunan yang dimiliki PT. BSKP terbagi atas berbagai SUB/bagian yaitu SUB divisi A, SUB divisi B, SUB divisi C, SUB divisi D, SUB divisi E dan SUB divisi F.Bahan Baku TambahanBahan baku tambahan adalah bahan yang terpisah dari produk, tetapi bahan terbentuk mempertinggi tampilan atau berfungsi sebagai pengaman dariproduk tersebut atau yang biasa dikenal dengan pengemasan (packing). Bahan tambahan pada proses pembuatan RSS ini pada umumnya dibutuhkan atau digunakan pada proses pengemasan yaitu:SolarSolar di pasok oleh divisi factory yang langsung membeli solar eceran di jalan yang packing dengan derejen dengan penggunakan salar 24 liter setiap harinya. Jumlah solar yang harus ada di divisi factory(pabrik) adalah dilebihkan 25% dari jumlah pemakaian yaitu sebagai stok untuk cadangan apabila diperlukan.TepungSolar di pasok oleh divisi factory yang langsung membeli tepung (talk) di mini market yang di packing dengan kemasan plastik dengan penggunakan talk 8 kg setiap harinya. Talk yang harus ada di divisi factory (pabrik) adalah dilebihkan 25% dari jumlah pemakaian yaitu sebagi stok untuk cadangan apabila diperlukan.

Page 3: Copy of Limbah Padat Pt.bridgestone

CatCat berfungsi sebagai bahan baku dalam pelabelan kwalitas, kode produksi, dank ode order. Produk RSS yang diberi label berupa pada rss1, RSS 4, local dan blok cutting. Pemakaian cat biasanya menggunakan 5 kaleng dalam seminggunya dengan menggunakan warna merah.Bahan baku penolongBahan baku penolong adalah bahan baku yang digunakan dalam proses produksi yang fungsinya adalah untuk memperbaiki kualitas produk. Dalam produksi bahan baku penolong ini adalah untuk membantu proses produksi agar produk dapat dihasilkan seperti sifat produk yang diinginkan. Bahan baku penolong dalam proses pembuatan latek ringan adalah sebagai berikut:Asam semut/formid acidDalam pengolahan RSS di PT. BSKP penggunaan asam semut digunakan pada saat penggumpulan latek pada bak penggumpalan. Asam semut yang digunakan sesuai dengan batasan yang telah ditentukan oleh PT. Bridgestone yang termuat dalam SOP (Standar Operasional Prosedur) yaitu dengan dilakukan pengenceran terlebih dahulu dari pembelian dari perusahaan dengan kadar 96% menjadi 5% - 7%. Semakin kecil presentase pengenceran yang digunakan maka akan semakin banyak menggunakan asam semut dan sehubungan dengan hal itu akan membuat semakin membengkaknya biaya produksi pada saat proses penggumpalan pada bak penggumpalan. Fungsi dari penambahan asam semut adalah untuk mengontrol pH latek yang bernilai lebih dari 9 pada bak pengenceran akan menjadi 4,6 sampai 4,8 pada bak penggumpalan.Kadar pH latek 4,6 maka latek tersebut akan siap untuk digiling setelah 4 jam sedangkan pada saat kadar latek 4,8 akan digiling keesokan harinya pada jam 7 pagi, biasanya penggunaan kadar pH 4,8 saat produksi terakhir bahan baku asam semut di PT. BSKP dipasok dari PT. Abadi Sentosa. Untuk menjaga agar asam semut tetap bagus kualitasnya di PT. BSKP dalam proses penyimpanan atau penggudangan menggunakan metode FIFO (first in first out) yaitu bahan baku yang dimasukkan terlebih dahulu akan didahulukan keluar / digunakan untuk produk.Asam semut yang harus ada dalam gudang dua kali lipat dari jumlah permintaan / pemakaian dan akan dilakukan pemesanan / pembelian asam semut bila sudah setengah dari pemakaian dari pemasukan gudang. Penggunaan asam semut yang dikirim ke PT. BSKP setiap bulannya dalam produksi RSS sebanyak 3.000 kg/bulannya.AirAir adalah bahan yang ditambahkan dalam proses pengenceran latek pada bak penampung latek dengan kadar 15% sesuai dengan SOP yang telah ditentukan oleh pihak PT. BSKP. Pengenceran ini bertujuan untuk meningkatkan grade RSS karena pengenceran menggunakan air sebesar 15% mampu mengurangi bubel (gelembung) dan menyebabkan cepatnya pertumbuhan jamur pada RSS pada bak pengumpulan saat latek akan diolah menjadi RSS yang menurunkan grade dari RSS #1 menjadi RSS #4 dan local bahkan sampai reject pada saat dilakukan pengiriman RSS.Bendungan air yang dimiliki PT. BSKP digunakan untuk proses produksi, baik itu sebagai salah satu campuran bahan baku dan digunakan untuk pencucian bak pengenceran, tangki pengangkut latek, bak koagulasi, plat pemotong latek, dan

Page 4: Copy of Limbah Padat Pt.bridgestone

alat-alat lainnya yang digunakan pada saat produksi serta digunakan untuk membersihkan lingkungan sekitar pabrik.AmoniakPenggunaan amoniak sangat membantu pekerja kebum karet untuk lolos pada penyeleksian penerimaan bahan baku. Amoniak akan digunakan bila keadaan latek pada saat tiba di pabrik keadaan pH dibawah 9 maka akan ditambahkan amoniak yang bertujuan untuk meningkatkan pH latek sehingga latek yang tiba memenuhi syarat untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut. Amoniak difungsikan untuk mencegah terjadinya penggumpalan sejak dini pada latek yang menyebabkan latek tidak bisa lagi untuk diolah menjadi RSS.Bahan baku amoniak di PT. BSKP dipasok dari PT. Abadi Sentosa. Untuk menjaga latek tetap mencair sehingga tidak terjadi penurunan kualitas. PT. BSKP dalam proses penyimpanan atau penggudangan menggunakan metode FIFO (first in first out). Amoniak yang ada dalam gudang dua kali lipat dari jumlah permintaan/ pemakaian.

METODE PENELITIAN

JADWAL KEGIATAN PROGRAM

RANCANGAN BIAYA

DAFTAR PUSTAKA

Sastrapradja, S., Danimihardja, S., Soejono, R., Soetjipto, N.W. & Prana, M.S. 1980. Tanaman Industri, Lembaga Biologi Nasional-LIPI. PN. Balai Pustaka, Jakarta.

Tim Penulis PS. 2004. Karet, Strategi Pemasaran dan Budidaya & Pengolahan. Penebar Swadaya, Jakarta.