convergence (issn: 2528-648x) vol. 1 no. 2, januari...
TRANSCRIPT
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016
1
CULTURAL EVENT IN HISTORICAL TOUR
Studi Kasus Terhadap Komunitas Jelajah Budaya di Jakarta
Galuh Kusuma Hapsari
Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Buddhi Dharma
ABSTRAK
Menciptakan sebuah acara diperlukan bagi perusahaan komersial
dan non-komersial untuk mendukung kegiatan PR sebagai upaya
membangun citra positif perusahaan terhadap stakeholder internal atau
eksternal. Salah satu fungsi PR adalah pemasaran dan penjualan melalui
acara khusus. Acara khusus ini penting sebagai sarana public relations
untuk dapat memberikan informasi langsung apa yang dilakukan
perusahaan. Komunitas Jelajah Budaya adalah sebuah komunitas yang
tergabung untuk menelusuri budaya dan warisan sejarah. Penulis
berupaya menyelidiki Kegiatan Budaya di Historical Tour (Studi Kasus
Komunitas Jelajah Budaya di Jakarta), dengan tujuan melalui kegiatan
KJB ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap Jakarta
situs sejarah dan kota tua.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian
kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Analisis data dilakukan
dengan mengkaji semua data yang tersedia dari berbagai sumber,
wawancara mendalam dan pengamatan peserta yang telah ditulis dalam
catatan lapangan, dokumen pribadi, gambar, foto, dan sebagainya.
Hasil penelitian ini menjelaskan acara budaya sejarah menggunakan
unsur-unsur pemasaran sosial, bauran komunikasi dan analisis SWOT
dilakukan oleh Komunitas Jelajah Budaya. Juga bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat melalui acara-acara kebudayaan
yang ada dicapai, bahkan sulit yang hambatan apapun seperti kurang
dari pemandu wisata.
Kata kunci: event budaya, komunikasi pemasaran sosial, wisata sejarah.
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016
2
ABSTRACT
Creating an event is needed for commercial and non-comercial
companies to support Public Relations (PR) activities to build
corporate positive image towards internal or external stakeholders.
One of PR functions are marketing and selling through special event.
Special event is important because Public Relations could giving direct
inform by media through corporate or institutions events.
Refer to Culture and Communication, both of them are connected
and could not be separated. That’s why culture decided people talking
with others, what message delivered is, and how people decoding the
message, but how we act is depends on our culture where we are
growth.
Komunitas Jelajah Budaya is a history community which
concerned about culture and historical heritages. Through this thesis,
the writer investigated Cultural Event in Historical Tour (Case Study
of Komunitas Jelajah Budaya in Jakarta), with aim through Komunitas
jelajah Budaya’s events could increase people awareness towards
Jakarta’s historical sites and old town.
This research was conducted using qualitative research with
study case approach. The data analysis was performed by reviewing all
available data from variety resources, depth interview and participant
observations that have been written in the field notes, personal
documents, pictures, photographs and so on. The results of this
research explained historical cultural event using elements of social
marketing, communication mix and SWOT analysis was done by
Komunitas Jelajah Budaya. Also the aim to increased people awareness
through cultural events is achieved, even tough there’s any obstacles
such as less of tour guides.
Keywords: cultural event, social marketing communication, historical
tour.
PENDAHULUAN
Di Indonesia, bisnis event menjadi salah satu target pengembangan
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sehingga beberapa Dinas
Budaya dan Pariwisata Daerah seperti Jawa Barat, Jawa Timur dan
Bali, perkembangan event mendapat perhatian dari dinas–dinas
tersebut untuk terus dikembangkan. Hal ini berhubungan dengan
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016
3
peningkatan pendapatan daerah karena event-event yang
diselenggarakan selain dapat meningkatkan citra Indonesia sebagai
tujuan pariwisata yang aman, kerjasama antar daerah dan negara,
memacu investasi dan membuka lapangan kerja (Noor,2009:45).
Dalam perkembangannya, bisnis event sebagai bagian dari bisnis
pariwisata telah banyak menyelenggarakan event menggunakan
fasilitas dan infrastruktur kegiatan pariwisata. Contohnya Jakarta Fair
yang diselenggarakan sejak tahun 1990, memberikan dampak pada
peningkatan tenaga kerja dan peningkatan daya jual serta menumbuhan
iklim bisnis sektor usaha kecil dan menengah (Noor, 2009:46).
Event merupakan salah satu ruang lingkup kerja Public Relations.
Public Relations dijalani dan dipadukan untuk mencapai tujuan
pemasaran dan promosi, Sehingga dari kegiatan event itu mampu
meningkatkan pengetahuan, kesadaran, upaya pemenuhan selera, dan
menarik simpati atau empati sehingga mampu menumbuhkan saling
pengertian bagi kedua belah pihak. Pada akhirnya Public Relations
mengadakan event agar dapat menciptakan citra (image) positif dari
masyarakat atau public sebagai target sasarannya (Evelina, Lidia.
Modul Event Manajemen, Universitas Mercu Buana).
Kredibilitas seorang public relations sangat diperlukan dalam
melaksanakan peranannya, khususnya dalam menyelenggarakan event
untuk tujuan promosi, publikasi, meningkatkan kesadaran dan
pemahaman, pengertian hingga membujuk dan mempengaruhi untuk
mencari dukungan tertentu dari publik sasarannya. Salah satu alat
komunikasi public relations yang sering digunakan untuk menunjang
marketing dan sasaran penjualan suatu bisnis adalah melalui Special
events atau kegiatan–kegiatan khusus (Rumanti:2002,118). Special
events sebagai media komunikasi yang dipandang cukup penting
karena melalui special event, Public Relations dapat memberikan
informasi secara langsung yang dikemas oleh media pada event-event
yang diadakan lembaga atau perusahaan.
Salah satu kategori yang dapat membangun Special event adalah
Cultural event atau acara kebudayaan, karena budaya identik dengan
upacara adat dan tradisi yang memiliki nilai sosial yang tinggi dalam
tatanan masyarakat (Noor, 2009:13). Di dalam budaya berkenaan
dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir, mempercayai dan
mengusahakan apa yang patut menurut budayanya.
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016
4
Dalam setiap kesempatan banyak para ahli budaya, pemerhati
budaya dan para praktisi budaya merasakan suatu keprihatinan yang
luar biasa akan budaya masa lalu yang telah mulai tergerus oleh budaya
luar yang bukan merupakan budaya anak negeri.
Keprihatinan tersebut terlihat dari sedikitnya generasi muda yang
masih mengenal dan mengingat akan budaya leluhur yang dianggap
tidak modern dan ketinggalan jaman.
Sebagai sebuah nilai yang dihayati, kebudayaan diwariskan secara
turun–temurun, dari satu generasi ke generasi. Proses pewarisan
kebudayaan disebut sebagai proses enkulturasi. Proses enkulturasi
berlangsung mulai dari kesatuan yang terkecil, yakni keluarga, kerabat,
masyarakat, suku bangsa, hingga kesatuan yang lebih besar lagi. Proses
enkulturasi ini berlangsung dari masa kanak-kanak hingga masa tua.
Untuk melestarikan kebudayaan dan warisan sejarah bangsa,
sebagai generasi muda ada banyak cara yang dapat dilakukan salah
satunya adalah kita dapat bergabung dengan sebuah komunitas sejarah.
Saat ini banyak sekali bermunculan berbagai macam komunitas sejarah,
museum dan budaya seperti Komunitas Historia Indonesia, Sahabat
Museum, Komunitas Onthel, Komunitas Tempo Doeloe, Komunitas
Jelajah dan sebagainya; dikarenakan adanya beberapa orang–orang
yang berangkat dari kecintaan pada topik sejarah dan budaya serta
kegemaran melakukan perjalanan.
Melalui sebuah komunitas sejarah kita akan diberikan edukasi dan
pengenalan terhadap peninggalan sejarah dan budaya melalui
dibangunnya sebuah museum, situs–situs peninggalan bersejarah agar
semua peninggalan budaya dapat terangkum dan tersimpan dengan baik
dan akan terjadi transformasi nilai dari generasi terdahulu ke generasi
sekarang.
Melalui sebuah komunitas, banyak event kebudayaan yang dapat
diselenggarakan sekaligus menjadi promosi kepariwisataan untuk
masyarakat, khususnya masyarakat di DKI Jakarta seperti night market
atau pasar malam di kawasan Monas, Thamrin, Sudirman setiap
malam minggu, Jakarta Festival Museum Day dalam rangka
memperingati Hari Museum Sedunia, Jakarta Fair, Pesta Rakyat
Jakarta dalam rangka HUT Kota Jakarta dan lain sebagainya.
Dibentuknya komunitas-komunitas sejarah bukan hanya karena orang-
orang yang mempunyai minat dan kecintaan pada topik sejarah dan
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016
5
budaya serta kegemaran melakukan perjalanan saja, namun munculnya
dikarenakan sebagai bentuk keprihatinan beberapa rekan–rekan
mahasiswa akan sejarah budaya bangsa.
Keprihatinan tersebut semakin terasa dengan memudarnya ciri-ciri
budaya positif yang menjadi karakter suku–suku bangsa Indonesia di
tengah pengaruh globalisasi dunia. Dikarenakan bentuk keprihatinan
dan kurangnya apresiasi masyarakat itulah kemudian muncul gagasan
ide dari Kartum Setiawan dan rekan-rekan dari jurusan Arkeologi dan
Sejarah Universitas Indonesia dan Universitas Negeri Jakarta, untuk
membuat suatu komunitas untuk membangun jaringan guna
memasyarakatkan learning expeditions, meningkatkan minat
masyarakat untuk berkunjung ke museum dan bangunan tua /
berwisata sejarah bernama Komunitas Jelajah Budaya (KJB).
Komunitas Jelajah Budaya adalah suatu komunitas yang peduli
pada kesenian, budaya, kota dan bangunan tua serta peninggalan sejarah
bangsa lainnya. Komunitas ini resmi dibentuk di Jakarta pada tanggal
17 Agustus 2003 dan termasuk salah satu komunitas yang terdaftar
dalam kompulan Komunitas Kota Tua Jakarta (kotatuajakarta.org)
Melalui Komunitas Jelajah Budaya, banyak diselenggarakan event-
event sejarah dan budaya yang sangat menarik untuk diikuti karena
event-event ini sarat akan edukasi dan informasi akan sejarah dan
pengetahuan bangsa, yang tidak akan kita dapatkan di bangku sekolah.
Beberapa event yang telah diselenggarakan Komunitas Jelajah Budaya
dan juga menjadi objek penelitian peneliti adalah Jelajah Pecinan
Glodok dan Museum Bank Mandiri, Jelajah Molenvliet (Kawasan
Harmoni), dan Kampung Arab Pekojan dan Masjid An–Nawier. Selain
itu ada pula event yang memang bertujuan memberikan hiburan
(pertunjukkan) yaitu jelajah Pecinan Glodok dalam rangka Hari Raya
Imlek yaitu pertunjukkan Barongsai.
Saat ini di Indonesia, Pariwisata diperlakukan sebagai suatu industri
dan diharapkan dapat berfungsi sebagai katalisator pembangunan serta
dapat menunjang pembangunan berkelanjutan karena pariwisata juga
dapat mengangkat seni budaya bangsa untuk lebih dikenal dalam
pergaulan antar bangsa – bangsa melalui kegiatan kepariwisataan,
menjadikan kesenian dan kebudayaan tradisional Indonesia sebagai
wahana pengembangan pariwisata nasional dan mempromosikannya
keluar negeri secara konsisten sehingga dapat menjadi wahana
persahabatan bangsa.
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016
6
Di dalam industri Pariwisata, Sejarah dapat dan sangat potensial
dimanfaatkan sebagai bagian pengembangan pariwisata. Objek wisata
sejarah dalam Ilmu Taksonomi adalah bagian dari atraksi wisata selain
atraksi alam, kebun binatang, kehidupan alam liar. Menjaga dan
melestarikan sejarah bagi suatu bangsa sangatlah penting. Salah satu
caranya adalah dengan mengkaitkannya dengan pariwisata. Hal ini
dapat dilakukan dengan menjadikan hal yang berkaitan dengan sejarah
sebagai objek wisata.
Membicarakan tentang sejarah, wilayah kota tua dan
museum–museum di kota Jakarta merupakan hal yang sangat menarik.
Sejarah masa lalu tak pernah bisa dilepaskan dari keberadaan sebuah
bangunan yang tidak hanya berfungsi nilai utilitasnya saja. Tapi
keberadaan bangunan sejak dulu juga dijadikan sebagai penanda kota
yang pada akhirnya menjadi icon yang tak pernah bisa dilepaskan dari
keberadaan kota tersebut.
Terkait event–event Komunitas Jelajah Budaya yang telah dipaparkan
diatas, peneliti telah meneliti 3 (tiga) event Jelajah Kota Tua yang telah
diselenggarakan , yaitu sebagai berikut :
1. Jelajah Imlek Pecinan Glodok dan Museum Bank Mandiri.
2. Jelajah Kampung Arab Pekojan dan Masjid An-Nawier
(Ngabuburit)
3. Jelajah Molenvliet (De Harmonie/ Kawasan Harmoni).
Merujuk dari latar belakang masalah diatas, maka penulis akan
memfokuskan penelitian yaitu pada Cultural Event Dalam Wisata
Sejarah Pada Komunitas Jelajah Budaya dengan menggunakan teori
social marketing communication (komunikasi pemasaran sosial), dan
communication mix melalui jejaring sosial Facebook (grup) dan juga
menganalisa kekuatan, kelemahan, kesempatan dan hambatan yang
dimiliki KJB dengan menggunakan SWOT Analysis.
Sejarah adalah pembentuk identitas bangsa. Dalam sejarah
terkandung nilai yang mendalam bagi kehidupan baik sebagai individu,
anggota masyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Oleh karena itu sejarah merupakan hal penting untuk selalu
diingat dan menjadi modal pengambilan keputusan pada masa kini dan
yang akan datang serta bermakna sebagai guru berharga yang berasal
dari pengalaman masa lalu.
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016
7
Bangsa yang baik adalah bangsa yang peduli akan sejarah bangsa itu
sendiri, ketika sejarah mengungkapkan sebuah fakta bahwa bangsa itu
pernah mengalami sebuah perubahan besar dari masa ke masa, dan juga
bangsa itu pernah merasakan betapa pahitnya kejadian kelam yang
menguras air mata maupun darah, sudah sepatutnya bangsa yang baik
ialah bangsa yang menghargai sejarah. Kurangnya apresiasi masyarakat
dalam menghargai sejarah bangsa, ketidakpedulian terhadap bangunan
tua dan bersejarah serta kota tua di Jakarta, menganggap remeh dan
sinis keberadaan museum serta kurangnya informasi mengenai sejarah
bangsa membuat masyarakat dan juga generasi muda saat ini
mengalami missed kebudayaan yaitu melupakan atau melewatkan
peninggalan kebudayaan dan sejarah bangsa sendiri.
KERANGKA PEMIKIRAN
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori social marketing
(pemasaran sosial), communication mix dan SWOT Analysis sesuai
dengan kasus yang diteliti. Peneliti tertarik dengan teori tersebut karena
menganggap bahwa langkah-langkah yang digunakan, dijelaskan
secara detail. Teori Communication mix menggunakan konsep Pubic
Relations & Publicity dan Direct Marketing, dan untuk menganalisa
internal dan eksternal Komunitas Jelajah Budaya menggunakan SWOT
Analysis yang terdiri dari Kekuatan (Strength), Kelemahan
(Weaknesses), Kesempatan (Opportunity), dan Ancaman (Threatness).
METODE
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Menurut Moleong, (2010:6)
Pendekatan kualitatif memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan
dan lainnya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata–kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Selain menggunakan
metode penelitian kualitatif, penelitian ini juga menggunakan
pendekatan studi kasus. Pendekatan studi kasus adalah menggunakan
berbagai sumber data yang dapat diteliti, menganalisis dan menjelaskan
secara komprehensif dari berbagai aspek individu, kelompok, program,
dan organisasi yang mengalami peristiwa tertentu dan sistematis
(Ruslan, 2011: 229).
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016
8
Menurut Yin dalam Kriyantono (2010:65), Studi Kasus
merupakan penelitian dimana peneliti menggali suatu fenomena
tertentu (kasus) dalam suatu waktu dan kegiatan (program, event,
proses, institusi atau kelompok sosial), serta mengumpulkan informasi
secara terinci dan mendalam dengan menggunakan berbagai prosedur
pengumpulan data selama periode tertentu. Penggunaan studi kasus
dalam penelitian ini digunakan karena peneliti melihat ada beberapa
keunikan kasus antara lain :
1. Banyak bermunculan komunitas–komunitas pecinta kota tua dan
sejarah serupa, yang menawarkan event jelajah dan plesiran ke kota
tua.
2. Dengan dibentuknya sebuah komunitas atau organisasi sejarah dan
kota tua sebagai wadah berkumpulnya pecinta sejarah dan kota tua,
antusiasme masyarakat akan informasi sejarah, cagar budaya dan
sebagainya semakin tinggi.
Penulis dalam hal ini memperoleh data berdasarkan pengamatan
langsung dan wawancara bersama narasumber yakni:
1. Ketua Komunitas Jelajah Budaya (KJB)
2. Tour Guide Komunitas Jelajah Budaya
3. Anggota Komunitas Jelajah Budaya
PEMBAHASAN
Konsep Bauran Pemasaran (Marketing Mix) 6Ps (Product, People,
Place, Price, Promotion, Positioning) yang digunakan oleh Komunitas
Jelajah Budaya yaitu berupa penjelasan bagaimana konsep tersebut
dibaurkan atau digunakan.
Dari segi Product, pemasaran sebuah produk dari KJB yang dapat
ditawarkan ke masyarakat adalah event–event yang ada di komunitas.
Event Jelajah Kota Tua merupakan produk yang bisa ditawarkan di
pasar untuk mendapatkan perhatian, event tersebut adalah Jelajah
museum, Jelajah Pecinan Glodok. Selain di dalam kota, KJB juga
mengadakan jelajah ke luar kota seperti ke Situs Trowulan, Pulau Edam
dan Onrust, jelajah Cheribon dll. Semakin banyak event Komunitas
Jelajah Budaya yang diselenggarakan, masyarakat semakin merasa
tertarik untuk ikut menjelajah.
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016
9
Dari segi People, di dalam Komunitas Jelajah Budaya adalah tour
guide yang aktif berjumlah 10 (sepuluh) orang. Selain itu anggota-
anggota komunitas jelajah budaya yang berjumlah 5000 (lima ribu)
orang,baik anggota baru atau lama, aktif dan non-aktif.
Dari segi Place, sebelumnya KJB menyelengarakan rapat dan
survey terlebih dahulu. Kemudian mengurus perizinan, dan kita
tentukan tempatnya untuk event jelajah kota tua.
Dari segi Promotion, Promosi mencakup semua kegiatan
perusahaan untuk memperkenalkan produk dan bertujan agar
konsumen tertarik untuk membelinya. Apabila perlu dilakukan dengan
cara membujuk konsumen agar segera melakukan transaksi pembelian
produk. Promosi pada event KJB dilakukan sebulan dan seminggu
sebelum acara melalui grup di Facebook: Komunitas Jelajah Budaya,
penggunaan media juga termasuk kedalam promosi Komunitas Jelajah
Budaya.
Dari segi Price, atau harga yang ditawarkan pada event–event
Jelajah Kota Tua KJB ada biaya partisipasi keikutsertaan dalam setiap
event-nya. Harga yang diberikan tergantung dari tempat/place dan event
yang diselenggarakan. Biasanya Komunitas Jelajah Budaya melakukan
survey tempat jelajahnya terlebih dahulu supaya bisa menentukan
harga, akomodasi, transportasi, snack dan makan siang dll. Biaya
partisipasi keikutsertaan untuk event jelajah dalam kota mulai dari
Rp.40,000–Rp.80,000 sedangkan biaya untuk event jelajah luar kota
sekitar
Rp 350,000– Rp 1.800.000,- (sudah termasuk akomodasi, transportasi,
makan 3x sehari, tiket masuk tempat wisata, dan tour guide).
Dari segi Positioning atau persepsi, citra Komunitas Jelajah
Budaya sebagai komunitas pecinta seni dan budaya dimasyarakat,
dibandingkan dengan komunitas kompetitor seperti Komunitas Historia
Indonesia dan Sahabat Museum, menurut Kartum, persepsi Komunitas
Jelajah Budaya tergantung dari orang luar yang menilai. Untuk
persaingan atau rival dengan komunitas lain seperti KHI atau Sahabat
Museum, Komunitas Jelajah Budaya tidak merasa ada tendensi
persaingan. Seperti Visi dan misi pendiri Komunitas Jelajah Budaya,
Kartum Setiawan, bahwa sejak awal komunitas ini dibentuk bertujuan
untuk mengedukasi masyarakat tentang sejarah.
Aktivitas Komunikasi juga digunakan untuk pengelolaan event
yaitu PR & Publicity dan Direct Marketing. Pada saat pre-event, Ketua
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016
10
Panitia KJB melakukan meeting bersama panitia lainnya untuk
menentukan tempat-tempat mana yang akan dipilih pada event. Untuk
mendukung proses publikasi dan peliputan media (media exposure) atas
rangkaian kegiatan yang dimulai dari pre-event sampai pasca-event,
Komunitas Jelajah Budaya mengundang media massa ke konferensi
pers.
Setiap event yang diselenggarakan oleh Komunitas Jelajah Budaya,
dievaluasi oleh Panitia. Evaluasi ini mengacu kepada event yang telah
diselenggarakan sebelumnya maupun perencanaan event yang akan
datang, dengan tujuan agar semua event berjalan lancar dan lebih baik
lagi. Selain Bauran Pemasaran, penelitian ini juga menggunakan
bauran komunikasi (communication mix) yang digunakan pada event
Komunitas Jelajah Budaya, diuraikan dalam tabel sebagai berikut :
Communication Mix Action Plan
Public Relations &
Publicity
Press release, Konferensi Pers,
membina hubungan baik dengan
wartawan dari media,
menginformasikan event-event
komunitas yang akan, sedang, dan
sudah berlangsung
Direct Marketing Direct mailing, facsimile, e-mail,
milis, SMS (short message service)
broadcast message melalui
blackberry messenger. Gambar 1
Tabel Implementasi Bauran Komunikasi (Communication Mix)
Komunitas Jelajah Budaya memiliki keunikan dibanding komunitas
lain yang serupa antara lain sebagai berikut :
1. Komunitas Jelajah Budaya adalah komunitas kota tua yang terdaftar
resmi pada kumpulan Komunitas Kota Tua. Data ini diperoleh dari
website Kota Tua Jakarta di www.kotatuajakarta.org .
2. Komunitas Jelajah Budaya adalah komunitas yang tidak
memberlakukan sistem membership (keanggotaan) kepada
anggotanya, maksudnya adalah anggota tidak perlu membayar
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016
11
keanggotaan bulanan atau tahunan, Tetapi cukup dengan membayar
pada saat diadakannya event.
”Kalau komunitas lain biasanya ada member fee. Tapi di
KJB gak ada. Kalaupun membayar ya waktu sebulan
sebelum acara atau bisa juga on the spot. Saya gak mau
nyusahin anggota pakai member fee. Kita juga gak ada
kaos atau dress code tertentu yang dipakai sewaktu event
kecuali ada event Glodok Pecinan, kita pakai dress code
merah. Untuk kaos, KJB sih baru mau mendesain kaos
untuk anggota, yang mau beli silahkan, yang nggak juga
gak apa-apa” (Informan Utama).
3. Dari segi guiding, tour guide di Komunitas Jelajah Budaya adalah
orang–orang yang profesional dalam memandu wisatawan
domestik maupun wisatawan asing, Hal ini dapat dibuktikan
banyakmya penghargaan yang diraih oleh tour guide KJB
diantaranya sebagai pemandu wisata terbaik pada tahun 2010 di
Museum Bahari dan Museum Sejarah Jakarta (Fatahilah). Hal ini
berdasarkan hasil wawancara penulis dengan tour guide KJB.
”tour guide KJB pernah mendapatkan juara umum dalam
rangka ulang tahun Museum bahari tahun 2010 dan
juara 2 ulang tahun Museum Sejarah Jakarta” ( Informan
kedua).
Masih menurut informan kedua, Tour guide / pemandu KJB tidak
hanya mempunyai keahlian guiding saja tetapi mereka mempunyai
keahlian lain yaitu membatik, fotografi, memainkan barongsai, dan
bermain tanjidor. Hal ini juga berdasarkan hasil wawancara
penulis dengan tour guide KJB.
”Kelebihan lain dari tour guide /pemandu KJB
adalah mempunyai ketrampilan yang mendukung
kegiatan, seperti workshop batik, barongsai, tanjidor,
dll” (Informan Kedua).
4. KJB selalu memberikan kesempatan untuk meng-explore diri
kepada anggota–anggota komunitas, baik anggota baru maupun
lama untuk belajar menjadi tour guide. Hal ini disampaikan oleh
tour guide KJB.
”Karena di KJB tidak terlalu banyak menuntut seorang
guide ini dan itu. KJB juga memberikan ruang bagi saya
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016
12
untuk lebih meng-explore diri. Kelebihan dari KJB
adalah memberikan kenyamanan bagi peserta Baik dari
segi waktu, lokasi, fasilitas dll” (Informan Ketiga).
5. Support atau dukungan dari pemerintah DKI Jakarta, Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata juga sponsorhip dari
lembaga/perusahaan/pusat kebudayaan antara lain Museum Bank
Mandiri, British Council, Erasmus Huis dan sebagainya diberikan
kepada KJB untuk penyelenggaraan event ”Jelajah Kota Tua”.
Rangkaian Acara yang diselenggarakan pada Komunitas Jelajah
Budaya yang terbagi menjadi 2 (dua) yaitu pre–event (sebelum acara)
dan pasca –event (sesudah acara). Pada Rangkaian acara ini, peneliti
tidak memaparkan implementasi saat event berlangsung, dikarenakan
event yang diselenggarakan outdoor dan berkeliling ke berbagai
tempat, sehingga agak sulit untuk mengevaluasi event yang sedang
berlangsung. Sehingga hasil implementasi saat event berlangsung di
gabungkan menjadi satu ke rangkaian acara Pasca Event.
Rangkaian event Komunitas Jelajah Budaya apabila di
implementasikan pada tabel yaitu sebagai berikut :
Rangkaian Acara
Action Plan
Pre-Event ( sebelum acara )
Rapat Kepanitiaan
Melakukan survey tempat
Materi Promosi Menginformasikan sejarah
singkat mengenai tempat yang
akan dikunjungi. Promosi
event tersebut menggunakan
grup di jejaring sosial
Facebook, e-mail, dan BB
messenger
Publikasi dan peliputan media
(media exposure)
Mengundang media massa
untuk konferensi pers,
menelepon wartawan,
mengirimkan e-mail, press
release
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016
13
Pasca-Event (sesudah event)
Evaluasi Event Kritik dan saran yang
disampaikan langsung melalui
Ketua Panitia atau tour guide
& juga kritik dan saran yang
ditulis melalui social media
(grup Facebook )
Gambar 2
Implementasi Rangkaian Event Komunitas Jelajah Budaya
Analisis SWOT (SWOT Analysis) Cultural Event Komunitas
Jelajah Budaya
Analisis SWOT (Strengthness, Weaknesses, Opportunity dan
Threatness), digunakan untuk memprediksi atau menghindarkan
terjadinya ketidakpastian (uncertainty) pada perusahaan atau
organisasi, apa yang terlihat atau terjadi di lingkungan internal atau
eksternal organisasi. Maka itu, Event–event yang dikelola oleh
Komunitas Jelajah Budaya harus didasari dengan analisa yang tepat
untuk melihat apa dan bagaimana kekuatan, kelemahan, hambatan dan
peluang yang ada pada KJB.
1. Strength/Kekuatan dari Komunitas Jelajah Budaya memiliki
lokasi yang strategis di kawasan kota tua Jakarta, yaitu di
Museum Bank Mandiri, Kota Jakarta Barat. Lokasi tersebut juga
berdekatan dengan museum-museum yang dikenal dengan
sebutan ”the big five museums” yaitu antara lain Museum
Fatahilah, Museum Wayang, Museum Seni Rupa dan Keramik,
Museum Bank Indonesia, dan Museum Bahari.
2. Weaknesses / kelemahan. Sebagai sebuah komunitas, KJB tentu
saja memiliki beberapa kelemahan-kelemahan. Kurangnya
sumber daya untuk mengelola blog dan akun twitter komunitas.
Apabila setiap event yang akan dan telah diselenggarakan selalu
di update ke dalam blog atau tweeting melalui twitter, tentu saja
akan meningkatkan minat dan ketertarikan masyarakat. Selain itu
jumlah tour guide KJB seharusnya ditambah karena terkadang
banyaknya peserta jelajah membuat peserta tidak mendapatkan
informasi yang mereka harapkan. Selain itu untuk promosi, KJB
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016
14
seharusnya membuat event-event khusus bersejarah untuk anak-
anak muda, ke sekolah atau ke kampus.
3. Opportunities / Peluang
Yang menjadi peluang untuk KJB saat ini adalah situasi politik
Indonesia yang kondusif, dimana banyak wisatawan asing
terutama wisatawan dari Belanda untuk bernostalgia dan
berwisata ke kota tua Jakarta dan museum-museum yang ada.
Selain itu banyaknya networking membuat KJB dapat
menyelenggarakan event dengan baik dan lancar.
4. Threats / Ancaman
Komunitas sejarah dan budaya yang serupa seperti Komunitas
Historia (KHI) dan Sahabat Museum (Batmus), memang dirasakan
menjadi sebuah ”ancaman”. Tetapi Kartum menegaskan bahwa
ancaman ini dijadikan sebagai persaingan yang sehat antara
komunitas dikarenakan pemilik KHI dan Batmus adalah kolega
dari Kartum. Sesuai dengan apa yang telah dipaparkan di bab
sebelumnya bahwa tujuan dari KJB adalah untuk mengedukasi dan
menginformasikan kepada masyarakat supaya paham akan sejarah
dan budaya bangsa sendiri.
Analisis SWOT apabila di implementasikan dalam tabel adalah
sebagai berikut :
Strenghtness
1)
Memiliki lokasi yang strategis di kawasan kota
tua jakarta, yaitu di Museum Bank Mandiri,
Kota Jakarta Barat. Lokasi tersebut juga
berdekatan dengan museum-museum yang
terkenal.
Setiap mengadakan event selalu on time,
kecuali apabila terjadi hujan atau banjir.
Dari segi tour guide, KJB tidak terlalu banyak
menuntut seorang guide dengan banyak
persyaratan dan peraturan.
KJB memberikan ruang / kesempatan pada
anggota-anggota baru untuk menjadi tour
guide supaya dapat meng-explore diri mereka
masing–masing .
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016
15
KJB memberikan kenyamanan bagi peserta
baik dari segi waktu, lokasi, dan fasilitas
lainnya
KJB tidak pernah menolak pembayaran
keikutsertaan peserta on the spot, walaupun
terkadang panitia agak sedikit kewalahan.
Weaknessess
1)
Kurangnya sumber daya untuk mengelola blog
dan akun twitter KJB.
Kurang diadakan event-event khusus untuk
anak muda dengan tema sejarah.
Kurangnya promosi atau kunjungan ke
sekolah-sekolah atau kampus.
Perlu penambahan SDM yaitu tour guide.
Dikarenakan banyaknya peserta jelajah kota
tua, disarankan menambah tour guide supaya
peserta lebih banyak mendapatkan informasi
yang mereka harapkan.
2)
Opportunities
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang
sejarah dan Kota Tua Jakarta.
Untuk yang tertarik/hobi pada bidang Fotografi,
gedung-gedung tua di Jakarta sangat menarik
untuk dijadikan objek fotografi.
Banyak wisatawan asing terutama wisatawan dari
Belanda untuk bernostalgia dan berwisata ke kota
tua jakarta dan museum-museum yang ada
Memperluas networking / teman-teman baru dari
semua kalangan seperti Guru, Dosen, Arkeolog
dll, sehingga KJB dapat menyelenggarakan event
dengan baik dan lancar.
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016
16
Threatness
Komunitas yang serupa,seperti KHI dan Sahabat
Museum karena mereka menyediakan
fasilitas/akomodasi dan event/tempat jelajah yang
lebih bagus.
Tidak adanya persaingan dengan komunitas
serupa seperti KHI atau Sahabat Museum karena
visi misi KJB adalah mengedukasi,
menginformasikan pengetahuan sejarah pada
masyarakat
Gambar 3
Tabel Implementasi SWOT Analysis
KESIMPULAN
Pada penelitian ini, poin penting difokuskan pada Cultural Event
Dalam Wisata Sejarah pada Komunitas Jelajah Budaya. Hal ini
dimaksudkan agar pembahasan masalah dalam penelitian ini akan
menjadi fokus dan terperinci.
Untuk pengelolaan event, KJB mengimplementasikan aktivitas
komunikasi (Communication Mix) yaitu dengan PR & Publicity dan
Direct Marketing.
Public Relations & Publicity dimaksudkan untuk mempromosikan
atau melindungi citra perusahaan atau produk, penyelenggaraanya
berupa publikasi dan peliputan media (media exposure) seperti
konferensi press, press release, dan membina hubungan baik dengan
media (media relations). Sedangkan penyelenggaraan direct
marketing berupa menginformasikan sinopsis cerita sebuah event
melalui akun jejaring sosial facebook (grup), e-mail, SMS (short
message service), broadcast message (melaui blackberry messenger).
Direct marketing adalah bagian dari program marketing
communication. direct marketing dilaksanakan sebagai cara untuk
bertemu dengan konsumen setelah muncul respons dari pasar atas
informasi produk yang telah disebarkan melalui beberapa cara, yaitu
iklan di surat kabar, televisi, majalah atau media massa lainnya.
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016
17
Rangkaian Acara yang diselenggarakan pada Komunitas Jelajah
Budaya yang terbagi menjadi 2 (dua) yaitu pre-event (sebelum acara)
dan pasca-event (sesudah acara). Rangkaian acara ini tidak
memaparkan implementasi pada saat event berlangsung, dikarenakan
event ini diselenggarakan outdoor dengan berkeliling seharian,
sehingga terlalu sulit untuk mengevaluasi event yang sedang
berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Muhamad. 2011. Pengantar Kajian Sejarah. Yogyakarta. Yrama
Widya.
Ardianto, Elvinaro & Soemirat, Soleh. 2005. Dasar-Dasar Public
Relations. Jakarta. Penerbit Rosda Karya.
Dijk, Jan Van. 2006. The Network Society. London: Sage
Publications.
Duncan, Tom. 2008. Principle of Advertising and IMC Second
edition. New York: McGraw Hill.
Effendy, Uchjana. Onong. 2005. Ilmu Komunikasi; Teori, dan Praktik.
Jakarta. Penerbit Rosda Karya.
Evelina, Lidia. 2005. Event Organizer Pameran. Jakarta. PT Indeks
Gramedia
Goldblatt, Joe. 2002. Special Event–Twenty First Century Global
Event Management. John Wiley & Sons, Inc., New York.
Herujito, Yayat. M.2001. Dasar-Dasar Manajemen.Jakarta. Penerbit
PT Grasindo.
Hamidi. 2007. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: PT
Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang.
Hariadi, Bambang, 2005. Strategi Manajemen : Strategi
Memenangkan Perang Bisnis. Malang. Bayumedia Publishing.