convergence (issn: 2528-648x) vol. 1 no. 2, januari...

23
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017 41 PENTINGYA KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI Fx. Pudjo Wibowo Program Studi Manajemen, Universitas Buddhi Dharma [email protected] ABSTRAK Didalam organisasi dibutuhkan komunikasi untuk menyampaikan informasi secara lisan maupun tulisan antara satu orang dengan orang yang lainnya termasuk antara manajer dengan karyawan. Dengan komunikasi, diharapkan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan dapat terselesaikan dengan baik, Dengan komunikasi yang efektif antara manajer dan karyawan akan memberikan dampak positif yang menguntungkan perusahaan. keberhasilan perusahaan menjadi tanggung jawab bersama antara manajer dan karyawan, sehingga efektivitas dalam berkomunikasi antara keduanya dapat dilakukan untuk melaksanakan tugas secara maksimal. Komunikasi efektif merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam kinerja karyawan. Dari komunikasi yang efektif itu tercipta hubungan yang baik antara manajer dengan karyawan dan didalam komunikasi tersebut terdapat motivasi, sehingga kinerja karyawan dapat meningkat dan pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik. Manajer dapat menjadi komunikator yang baik, ketegangan yang dirasakan oleh karyawan terhadap atasan dapat berkurang, karyawan pun akan lebih nyaman dan tidak tertekan dalam mengerjakan pekerjaannya. Manajemen dalam memperbaiki kinerja karyawan tidak boleh langsung menetapkan bagaimana caranya, namun harus didiagnosis terlebih dahulu penyebab jeleknya kinerja tersebut. Kata Kunci: Komunikasi, Penampilan

Upload: truongnhi

Post on 20-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017misterhusni.com/wp-content/uploads/2017/10/No.-41-63-artikel-1... · memperbaiki kinerja karyawan tidak boleh langsung menetapkan

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017

41

PENTINGYA KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM

MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI

Fx. Pudjo Wibowo

Program Studi Manajemen, Universitas Buddhi Dharma

[email protected]

ABSTRAK

Didalam organisasi dibutuhkan komunikasi untuk

menyampaikan informasi secara lisan maupun tulisan antara satu orang

dengan orang yang lainnya termasuk antara manajer dengan karyawan.

Dengan komunikasi, diharapkan pekerjaan dapat berjalan dengan

lancar dan dapat terselesaikan dengan baik, Dengan komunikasi yang

efektif antara manajer dan karyawan akan memberikan dampak positif

yang menguntungkan perusahaan. keberhasilan perusahaan menjadi

tanggung jawab bersama antara manajer dan karyawan, sehingga

efektivitas dalam berkomunikasi antara keduanya dapat dilakukan

untuk melaksanakan tugas secara maksimal. Komunikasi

efektif merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam kinerja

karyawan. Dari komunikasi yang efektif itu tercipta hubungan yang

baik antara manajer dengan karyawan dan didalam komunikasi tersebut

terdapat motivasi, sehingga kinerja karyawan dapat meningkat dan

pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik. Manajer dapat menjadi

komunikator yang baik, ketegangan yang dirasakan oleh karyawan

terhadap atasan dapat berkurang, karyawan pun akan lebih nyaman dan

tidak tertekan dalam mengerjakan pekerjaannya. Manajemen dalam

memperbaiki kinerja karyawan tidak boleh langsung menetapkan

bagaimana caranya, namun harus didiagnosis terlebih dahulu penyebab

jeleknya kinerja tersebut.

Kata Kunci: Komunikasi, Penampilan

Page 2: Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017misterhusni.com/wp-content/uploads/2017/10/No.-41-63-artikel-1... · memperbaiki kinerja karyawan tidak boleh langsung menetapkan

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017

42

ABSTRACT

In the organization required communication to convey

information orally and written between one person with another person

including between manager and employee. Trough communication, the

work is expected to run smoothly and can be resolved properly, With

effective communication between managers and employees will have a

positive impact that benefits the company. the success of the company

becomes a shared responsibility between managers and employees, so

that the effectiveness in communicating between the two can be done to

carry out the task maximally. Effective communication is the most

influential factor in employee performance. From effective

communication it creates a good relationship between managers with

employees and within the communication there is motivation, so that

employee performance can increase and work can be resolved

properly. Managers can be good communicators, the tension felt by

employees to the boss can be reduced, employees will be more

comfortable and not depressed in doing their work. Management in

improving employee performance should not directly determine how,

but must be diagnosed in advance the cause of poor performance.

Key Words: Communication, Performance

PENDAHULUAN

Keberhasilan dan kelanjutan hidup suatu organisasi bukan

hanya ditentukan oleh keberhasilan dalam mengelola produk dan

keuangan saja, tetapi juga ditentukan dari keberhasilan dalam

mengelola sumber daya manusianya. Pengelolaan sumber daya yang

dimaksud adalah menyatukan pola piker atau cara pandang para

karyawan, pimpinan, organisasi untuk mencapai tujuan dari organisasi

dengan mengelola komunikasi untuk meningkat kepuasan kerja dalam

organisasi tersebut. Dengan begitu karyawan akan lebih besemangat

dalam bekerja dan meningkatkan kinerjanya, dengan begitu tujuan

organisasi akan tercapai.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia berkomunikasi dengan

orang lain sebagai sarana berinteraksi antara sesame, karena manusia

merupakan makhluk social yang artinya manusia tidak akan dapat hidup

sendiri tanpa bantuan ataupunpun berkomunikasi dengan orang lain.

Tanpa adanya komunikasi, maka hubungan timbal balik dengan orang

Page 3: Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017misterhusni.com/wp-content/uploads/2017/10/No.-41-63-artikel-1... · memperbaiki kinerja karyawan tidak boleh langsung menetapkan

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017

43

lain tidak akan pernah berjalan dengan baik. Beberapa orang mungkin

dapat berkomunikasi dengan orang lain secara baik, namun beberapa

orang belum tentu dapat berkomunikasi dengan baik. Hal ini akan

menjadi kendala dalam penyampaian informasi dalam berkomunikasi,

baik bagi pemberi informasi maupun penerima informasi.

Selain itu, komunikasi juga diperlukan di lingkungan

organisasi, setiap individu memerlukan interaksi dengan rekan kerja

dan atasan. Komunikasi sangat diperlukan untuk saling bertukar

informasi, bertukar pikiran, saling member gagasan atau ide, seluruh

anggota organisasi mulai dari jajaran manajemen, pimpinan, maupun

sampai karyawantingkat terendah semua saling berinteraksi melalui

komunikasi.

Perkembangan teknologi mengharuskan organisasi untuk

melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisein. Untuk Pembinaan

dan pengembangan dibutuhkan komunikasi yang tepat agar

penyampaian informasi berupa pesan, ide, gagasan dari satu pihak

kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi keduanya.

Hambatan – hambatan muncul dari organisasi terdapat di dalam

proses upward communication terletak pada kurangnya ketersediaan

waktu atasan untuk para bawahan, para atasan yang terkadang tidak

tertarik dengan masalah yang diterima oleh para bawahan. Hambatan

yang terdapat dalam downward communication terletak pada daya

tanggap para bawahan yang kurang baik, hambatan dari faktor personal

yang berhubungan dengan tingkat persepsi individu ketika menerima

suatu pesan dan faktor sistem organisasi yang berhubungan dengan

individu-individu yang berada pada tingkat otoritas tertinggi terkadang

memiliki pemikiran dan pandangan yang berbeda dengan para bawahan

komunikasi adalah faktor terpenting dalam membina hubungan

antara atasan dengan karyawan, media komunikasi yang baik dapat

meningkatkan hubungan kerjasama, sehingga karyawan menjadi

nyaman dalam bekerja. Komunikasi merupakan faktor penting dari

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, serta dalam

mengkomunikasikan profile organisasi.

Efektivitas komunikasi perlu ditingkatkan demi tercapainya

komunikasi yang baik antar jabatan dalam suatu organisasi. Tugas

manajer dalam memimpin perusahaan dapat berjalan dengan maksimal

jika menggunakan komunikasi yang jelas, baik dan efektif dalam

berhubungn dengan karyawan. Komunikasi yang jelas dan efektif akan

meningkatkan kinerja karyawan sehingga dapat menguntungkan

perusahaan

Page 4: Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017misterhusni.com/wp-content/uploads/2017/10/No.-41-63-artikel-1... · memperbaiki kinerja karyawan tidak boleh langsung menetapkan

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017

44

Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan

dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat

pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban

suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan

negatif dari suatu kebijakan operasional. Lingkungan kerja yang

menyenangkan mungkin menjadi kunci pendorong bagi karyawan

untuk menghasilkan kinerja puncak, bila karyawan gagal nerperan

dengan wajar, seorang manajer harus menilai dan menganalisis

keadaan-keadaan yang terlibat dalam kinerja yang tidak memuaskan,

seorang manajer dapat menggunakan langkah-langkah strategi-strategi

yang tepat untuk meningkatkan hasil kerja para karyawannya agar dapat

memenuhi standar. Prestasi karyawan di bawah standar mungkin

disebabkan sejumlah factor, misalnya ketrampilan kerja yang buruk,

motivasi yang rendah, atau bias lingkungan kerja yang buruk.

Individu Dan Perilaku Organisasi

Terdapat empat ciri utama dari individu yang mempengaruhi

efektivitas organisasi. Ciri yang dimaksud adalah persepsi dan sikap,

kepribadian, dan pembelajaran. Setiap faktor tersebut mempengaruhi

pola perilaku manajer dan bawahan dalam organisasi. Manajer maupun

bawahan melihat dan memahami individu dan objek, membentuk sikap

terhadap individu lain atau organisasi, memiliki struktur kepribadian,

dan belajar sambil bekerja. Oleh karena itu, manajemen yang efektif

meliputi pemahaman terhadap empat ciri utama individu dan

pengetahuan tentang hubungannya. Berikut deskripsi dari empat ciri

utama individu di atas:

1. Persepsi

Adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh

individu. Karena setiap individu memberi arti kepada stimulus

maka individu yang berbeda akan melihat barang yang sama dengan

cara yang berbeda. Para anggota organisasi melihat situasi

seringkali memiliki arti yang lebih penting untuk memahami

perilaku daripada situasi itu sendiri. Persepsi mencakup penerimaan

masukan (stimulus), pengorganisasian stimulus, dan penerjemahan

atau penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang

dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap.

2. Sikap

Adalah kesiapsiagaan mental yang diorganisasikan melaui

pengalaman yang memiliki pengaruh tertentu kepada tanggapan

Page 5: Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017misterhusni.com/wp-content/uploads/2017/10/No.-41-63-artikel-1... · memperbaiki kinerja karyawan tidak boleh langsung menetapkan

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017

45

seseorang terhadap orang, objek, dan situasi yang berhubungan

dengannya.

Sikap individu dapat dibentuk melalui berbagai sumber, seperti

dari keluarga, teman sekerja dalam sekelompok, masyarakat, dan

pengalaman pekerjaan sebelumnya. Pengalaman keluarga sewaktu

kanak-kanak membantu menciptakan sikap individu. Kelompok

teman sepermainan mampu mempengaruhi sikap karena individu

ingin diterima oleh individu lain. Kebudayaan (adapt istiadat) dan

bahasa dari masyarakat dapat mempengaruhi sikap. Individu belajar

dan mengetahui sikap melalui pengalaman kerja. Mereka

mengembangkan sikap terhadap faktor-faktor seperti persamaan

upah, penimbangan prestasi, kemampuan manajemen, pendekatan

kerja, dan keanggotaan serikat kerja.

Salah satu cara mengorganisasikan sejumlah sikap adalah nilai.

Nilai memiliki hubungan yang amat erat dengan sikap. Nilai adalah

kumpulan dari perasaan senang dan tidak senang, pandangan,

keharusan, kecenderungan dalam diri individu, pendapat yang

rasional dan tidak rasional, prasangka, dan pola asosiasi yang

menentukan pandangan seseorang tentang dunia.

Nilai amat penting untuk memahami perilaku manajemen yang

efektif. Akan tetapi, nilai tidak hanya mempengaruhi persepsi dari

efektivitas tujuan tetapi juga mempengaruhi persepsi dari alat yang

tepat untuk mencapai tujuan. Apabila manajer mengevaluasi

prestasi bawahan maka pengaruh dari nilai mereka akan tampak

dengan jelas. Bawahan yang memiliki nilai yang sama dengan

manajer akan mendapat penilaian yang lebih baik daripada bawahan

yang berbeda nilainya, demikian sebaliknya.

3. Kepribadian

Salah satu masalah paling rumit yang harus dipahami oleh para

manajer suatu organisasi adalah hubungan antara perilaku

(behavior) dan kepribadian (personality). Faktor-faktor hasil cipta

karya manusia dan sosial dapat mempengaruhi kepribadian

individu. Secara singkat kepribadian seseorang adalah

kecenderungan perangai yang sebagian besar dibentuk oleh faktor

keturunan dan oleh faktor-faktor sosial, kebudayaan, dan

lingkungan. Serangkaian variable ini menentukan persamaan dan

perbedaaan dalam perilaku individu.

4. Belajar

Belajar adalah proses terjadinya perubahan yang relatif tetap

dalam perilaku sebagai akibat dari praktik. Relatif menunjukkan

Page 6: Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017misterhusni.com/wp-content/uploads/2017/10/No.-41-63-artikel-1... · memperbaiki kinerja karyawan tidak boleh langsung menetapkan

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017

46

bahwa perubahan dalam perilaku harus banyak bersifat permanent.

Praktik dimaksudkan untuk mencakup formal dan juga pengalaman

yang tidak terkendalikan. Perubahan yang menjadi cirri belajar

mungkin adaptif dan memajukan efektivitas tetapi mungkin juga

tidak adaptif dan tidak efektif.

Ciri utama individu dan pengaruhnya terhadap efektivitas

organisasi disajikan pada tabel berikut:

Ciri Utama Deskripsi Faktor-faktor

Yang Mempengaruhi

1. Persepsi Proses pemberian arti

terhadap lingkungannya

a. Organisasi perspektual

b. Stereotip

c. Persepsi selektif

d. Karakteristik manajer

e. Faktor situasional

f. Kebutuhan

g. Emosi

2. Sikap Kesiapsiagaan mental

yang diorganisasikan

lewat pengalaman

a. Keluarga

b. Teman sekerja dalam

kelompok

c. Masyarakat

d. Lingkungan

e. Pengalaman kerja

sebelumnya

3.

Kepribadian

Ciri yang relatif mantap,

Kecenderungan, dan

Perangai yang dimiliki

oleh individu

a. Faktor keturunan

b. Faktor Sosial

c. Kebudayaan

d. Pendidikan

e. Lingkungan

4. Belajar Proses pematangan diri

melalui perilaku dan

praktik

a. Motivasi

b. Kecerdasan

c. Tuntutan pekerjaan

d. Lingkungan

Page 7: Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017misterhusni.com/wp-content/uploads/2017/10/No.-41-63-artikel-1... · memperbaiki kinerja karyawan tidak boleh langsung menetapkan

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017

47

Kelompok dan Perilaku Peorganisasian

J.W. McDavid dan M. Harari (1986:237) mendefinisikan

kelompok sebagai suatu sistem yang terorganisasi yang terdiri atas dua

orang atau lebih yang saling berhubungan sedemikian sehingga sistem

tersebut melakukan fungsi tertentu, memiliki serangkaian peran

hubungan antar anggotanya, dan memiliki serangkaian norma yang

mengatur fungsi kelompok dan tiap-tiap anggotanya.

Definisi diatas menekankan beberapa cirri dari kelompok,

seperti peran dan norma. Peran yang ada dalam kelompok terdiri atas :

1. Peran yang dirasakan adalah serangkaian perilaku yang dianggap

harus dilakukan oleh orang yang menduduki posisi yang

bersangkutan.

2. Peran yang dimainkan adalah perilaku yang benar-benar dilakukan

oleh seseorang.

3. Norma adalah standar yang diterima oleh para anggota kelompok.

Norma memiliki karakteristik tertentu yang penting bagi para

anggota kelompok, yaitu :

4. Norma hanya dibentuk sehubungan dengan hal-hal yang penting

bagi kelompok

5. Norma diterima dalam berbagai macam hierarki oleh para anggota

kelompok

6. Norma mungkin berlaku bagi setiap anggota atau mungkin hanya

berlakubagi beberapa anggota kelompok saja

Kelompok menurut Gibson adalah dua orang bawahan atau

lebih yang saling mempengaruhi dengan cara sedemikian rupa sehingga

perilaku dan/atau hasil karya seorang anggota dipengaruhi oleh perilaku

dan/atau hasil karya para anggota lainnya.

Dua tipe kelompok, yaitu kelompok formal dan kelompok

informal dibentuk karena beberapa alasan :

1. Pemuasan kepuasan

Untuk memperoleh kepuasan (satisfaction) atas terpenuhinya

kebutuhan dapat merupakan daya stimulus yang kuat untuk

pembentukan kelompok. Khususnya kebutuhan keamanan sosial,

penghargaan, dan aktualitas diri dari beberapa bawahan dapat

dipuaskan dengan cara bergabung dalam kelompok.

2. Kedekatan dan daya tarik

Kedekatan (proximity) adalah jarak fisik antara bawahan yang

melaksanakan pekerjaan. Sedangkan daya tarik (attraction)

menunjukkan daya tarik individu yang satu dengan yang lainnya

Page 8: Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017misterhusni.com/wp-content/uploads/2017/10/No.-41-63-artikel-1... · memperbaiki kinerja karyawan tidak boleh langsung menetapkan

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017

48

karena mereka memiliki kesamaan persepsi, sikap, hasil karya, atau

motivasi.

3. Tujuan kelompok

Apabila dipahami secara seksama tujuan kelompok (group goal)

dapat merupakan alasan mengapa individu tertarik kepada

kelompok.

4. Alasan ekonomi

Seringkali individu membentuk kelompok karena berpendapat

bahwa mereka dapat memperoleh keuntungan ekonomis yang lebih

besar daripada pekerjaan mereka. Seperti halnya individu, dalam

pengembangannya kelompok perlu belajar. Kegiatan belajar yang

dilakukan, baik berupa kegiatan belajar individual maupun belajar

bekerja sama dengan tiap-tiap anggota lainnya. Suatu proses

perkembangan yang berurutan menunjukkan bahwa pada dasarnya

perkembangan dimulai dari saling mempercayai di antara para

anggota sampai kepada saling berkomunikasi dan akhirnya

memelihara pengendalian.

Brenard Bass (1965:197-198) mengemukakan suatu model dari

perkembangan kelompok dengan suatu asumsi bahwa kelompok

menempuh tahap perkembangan sebagai berikut :

a. Saling menerima

Pada tahap permulaan dari pembentukan kelompok, pada umumnya

para anggota segan untuk saling berkomunikasi. Para anggota

secara spesifik tidak bersedia menyatakan pendapatnya, sikap, dan

kepercayaannya.

b. Komunikasi dan pengambilan keputusan

Tahap kedua setelah kelompok saling menerima, para anggotanya

mulai mengadakan komunikasi secara terbuka di antara yang satu

dengan yang lainnya. Komunikasi tersebut menghasilkan

kepercayaan yang meningkat dan bahkan menimbulkan interaksi

yang lebih banyak di antara para anggota kelompok.

c. Motivasi dan produktivitas

Pada tahap ini para anggota kelompok berusaha mencapai tujuaj

kelompok. Kelompok bekerja sebagai unit yang bekerja sama dan

tidak sebagai unit yang saling berkompetisi.

d. Pengendalian dan organisasi

Pada tahap ini merupakan tingkat dimana afiliasi kelompok dinilai

dan para anggotanya dikelola oleh norma kelompok. Tujuan

kelompok lebih penting daripada tujuan individu. Norma kelompok

dipegang teguh. Oleh karena itu, setiap pelanggaran diberi sanksi.

Page 9: Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017misterhusni.com/wp-content/uploads/2017/10/No.-41-63-artikel-1... · memperbaiki kinerja karyawan tidak boleh langsung menetapkan

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017

49

Apabila kelompok telah berkembang dengan melewati berbagai

tahap perkembangan maka kelompok tersebut mulai menampakkan

karakteristik tertentu. Untuk memahami perilaku kelompok perlu

diketahui karakteristik umum sebagai berikut :

1. Struktur

Pada tiap kelompok berkembang beberapa tipe struktur setelah

melewati jangka waktu tertentu. Para anggota kelompok dibedakan

atas dasar faktor-faktor seperti keahlian, kekuasaan, status, dan

sebagainya. Tiap-tiap anggota menduduki posisi tertentu dalam

kelompok. Hubungan antara posisi merupakan struktur kelompok.

Struktur kelompok ini menunjukkan adanya hierarki.

2. Hierarki status

Status yang diberikan kepada posisi tertentu merupakan

konsekuensi dari karakteristik tertentu, yang membedakan antara

posisi yang satu dengan posisi yang lainnya. Perbedaan status

memiliki pengaruh yang amat besar atas pola dan isi komunikasi

dalam kelompok.

3. Peran

Setiap posisi dalam struktur kelompok memiliki peran yang saling

berhubungan, yang terdiri atas perilaku yang diharapkan dari

mereka yang menduduki posisi tersebut.

4. Norma

Adalah standar yang diterima oleh para anggota kelompok.

5. Kepemimpinan

Peran kepemimpinan dalam kelompok merupakan suatu

karakteristik penting dalam kelompok. Pemimpin kelompok

memiliki pengaruh tertentu para anggota kelompok.

6. Kesatupaduan

Baik kelompok formal maupun informal tampaknya memiliki

hubungan yang amat erat kesamaan sikap, perilaku, dan perbuatan.

Kedekatan ini biasanya disebut kesatupaduan.

D. Cartrivright dan A. Zander (1986), Robbin (1994)

mengemukakan bahwa suatu kelompok dapat memiliki daya tarik

disebabkan oleh hal-hal berikut :

1. Tujuan kelompok dan tujuan para anggota dapat sinkron dan

ditentukan secara jelas.

2. Kelompok memiliki seorang pemimpin yang berkarisma.

3. Reputasi atau nama baik kelompok menunjukkan bahwa

kelompok berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Page 10: Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017misterhusni.com/wp-content/uploads/2017/10/No.-41-63-artikel-1... · memperbaiki kinerja karyawan tidak boleh langsung menetapkan

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017

50

4. Kelompok tersebut cukup kecil dan memungkinkan para

anggotanya dapat saling mendengar pendapat dan saling

mengevaluasi.

5. Para anggotanya dapat mengatasi hambatan dan rintangan

dan mereka saling mendukung serta tidak membatasi

perkembangan dan kemajuan pribadi.

Kelima faktor diatas memiliki hubungan yang amat erat dengan

pemuasan kebutuhan. Seperti telah dibahas sebelumnya bahwa salah

satu alasan dari pembentukan kelompok adalah memenuhi atau

memuaskan kebutuhan. Apabila seseorang dapat menggabungkan diri

dalam kelompok maka pemuasan kebutuhan akan meningkat.

Prinsip-Prinsip Organisasi

Dalam rangka mencapai tujuan yang ditentukan agar organisasi

dapat berjalan sesuai dengan rencana yang digariskan maka seharusnya

berpedoman pada prinsip-prinsip organisasi sebagai berikut.

1. Perumusan tujuan organisasi

Dengan adanya perumusan tujuan organisasi, hal itu memudahkan

setiap orang bekerja sama mencapai hasil-hasil akhir. Tujuan itu

yang menjadi sasaran dari setiap kegiatan organisasi.

2. Pembagian pekerjaan

Struktur organisasi harus disusun sesuai dengan kebutuhan dan

tujuan yang ditetapkan. Pembagian pekerjaan juga dapat

meningkatkan produktivitas karena pembagian pekerjaan

menciptakan tugas yang lebih sederhana yang dapat dipelajari dan

diselesaikan dengan relatif cepat. Jadi hal ini memperkuat akan

spesialisasi pekerjaan.

3. Kontinuitas dan fleksibilitas

Kelangsungan dan kesinambungan sikap organisasi harus benar-

benar terjamin, baik dalam perencanaan sasaran, program maupun

kegiatan pelaksanaan (operasional). Hal ini dimaksudkan agar

mudah untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dan

perkembangan masyarakat tanpa mengurangi tujuan yang

ditetapkan atau direncanakan.

4. Delegasi wewenang dan tanggung jawab

Harus jelas dan seimbang, tidak terlalu ketat, namun, harus juga

memperhatikan adanya batas wewenang, yang dimaksud dengan

wewenang atau otoritas, yaitu hak untuk memerintah atau

bertindak. Sedangkan tanggung jawab, yaitu kewajiban untuk

melaksanakan tugas.

Page 11: Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017misterhusni.com/wp-content/uploads/2017/10/No.-41-63-artikel-1... · memperbaiki kinerja karyawan tidak boleh langsung menetapkan

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017

51

5. Kesatuan arah (Unity of Direction)

Semua kegiatan, pemikiran, keahlian, waktu dan kemampuan harus

ditujukan pada satu arah, yaitu pencapaian tujuan dengan cara

efisien dan efektif.

6. Kesatuan komando (Unity of Command)

Dengan adanya kesatuan komando maka kerja sama menjadi lebih

terjamin dengan baik, pemusatan usaha dan pengendalian komando

lebih terpusat. Setiapbawahan hanya mempunyai seorang atasan

langsung kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa

dia menerima perintah untuk dilaksanakan.

7. Rentang kekuasaan

Maksudnya, berapa jumlah orang yang setepat-tepatnya harus

berada di bawah kekuasaan seorang pejabat atasan. Asas ini

merupakan prinsip organisasi yang harus diperhatikan untuk

menjaga efektivitas dan kesinambungan komunikasi.

8. Tingkat pekerjaan

Adalah suatu jaringan peranan yang dituntut orang dalam

melaksanakan pekerjaan untuk tugas yang harus dicapai. Pekerjaan

itu didelegasikan dari atas ke bawah oleh pimpinan melalui tangga

jabatan.

9. Prinsip koordinasi

Semua kegiatan organisasi harus dikoordinasikan. Hal ini penting

untuk mencegah kesimpangsiuran tugas dan tanggung jawab. Kerja

sama merupakan asas koordinasi. Artinya, mereka harus bertindak

bersama-sama agar terdapat satu kesatuan dalam tindakan. Jadi,

koordinasi sebagai pengaturan yang tertib dari suatu kumpulan atau

gabungan usaha untuk menciptakan kesatuan dalam mencapai

tujuan bersama.

Komunikasi

Komunikasi dibutuhkan untuk bertukar informasi, memberikan

perintah, dan bercerita. Sebagai makhluk sosial, setiap orang saling

bertukar informasi untuk kebutuhan mereka maupun bercerita

mengenai kehidupan mereka. Saat bertugas, manajer membutuhkan

komunikasi untuk memberikan perintah kepada bawahan. Oleh karena

itu, komunikasi berperan penting dalam kehidupan manusia di dalam

kerja maupun tidak.

Dalam dunia kerja, antara manajer dan karyawan dihubungkan

dengan komunikasi untuk melaksanakan tugas masing-masing agar

dapat terselesaikan dengan baik. Komunikasi yang baik akan

Page 12: Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017misterhusni.com/wp-content/uploads/2017/10/No.-41-63-artikel-1... · memperbaiki kinerja karyawan tidak boleh langsung menetapkan

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017

52

memberikan dampak positif bagi manajer maupun karyawan. Dalam

pelaksanaan tugas, mereka cenderung berkomunikasi secara lisan

dibandingkan dengan komunikasi secara tertulis, karena dengan

komunikasi secara lisan akan mempermudah terjadinya umpan balik,

sehingga ketidakjelasan informasi dapat langsung teratasi dengan

menanyakan secara langsung.

Komunikasi merupakan proses pemindahan informasi atau

gagasan dari seseorang ke orang lain, dapat berlangsung secara lisan

maupun tulisan, dan dapat dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dalam

berkomunikasi, perlu adanya pengirim pesan, pesan yang disampaikan,

dan penerima pesan.

Setiap orang yang berkomunikasi dengan orang lain akan

melalui proses komunikasi yang diawali dari pengirim pesan yang

menyampaikan pesan ke penerima pesan, lalu penerima pesan akan

memberikan umpan balik ke pengirim pesan. Umpan balik

menunjukkan proses komunikasi yang dilakukan dua orang tersebut

berhasil karena penerima pesan memahami maksud dari pengirim

pesan. Umpan balik juga dapat berarti bahwa penerima pesan meminta

kejelasan informasi dari pengirim pesan. Hal yang penting dari

komunikasi adalah kedua pihak yaitu pengirim pesan dan penerima

pesan dapat memehami isi pesan maupun informasi yang dibicarakan

sehingga tidak terjadi miss communication antara dua pihak tersebut.

Komunikasi berperan aktif dalam seluruh aspek kehidupan.

Dengan komunikasi yang jelas, pekerjaan dapat dilakukan dengan

maksimal. Dalam sebuah perusahaan, peran komunikasi (Mitzberg,

1975: 49-61 dalam Stoner, 1982: 145-146) terbagi menjadi 3 jenis.

a. Peran antar pribadi (Interpersonal role)

Manajer sebagai pemimpin organisasi yang berinteraksi dengan

bawahan, pelanggan, dan rekan kerja. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa manajer menggunakan sekitar 45% dari

waktu kontak untuk bawahan, sekitar 45% dengan orang di luar

organisasi, dan hanya sekitar 10% dengan atasan.

b. Peran informasi (Informational role)

Manajer mencari informasi dari rekan, bawahan, dan kontak-

kontak pribadi lain tentang segala hal yang mungkin

mempengaruhi pekerjaan dan tanggung jawab mereka.

c. Peran keputusan

Keputusan yang diambil manajer dibuat secara pribadi, tetapi

akan didasarkan pada informasi yang telah dikomunikasikan

Page 13: Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017misterhusni.com/wp-content/uploads/2017/10/No.-41-63-artikel-1... · memperbaiki kinerja karyawan tidak boleh langsung menetapkan

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017

53

kepada manajer. Manajer harus mengkomunikasikan

keputusan-keputusan tersebut kepada orang lain.

Komunikasi Efektif

Bagi seorang manajer, komunikasi yang efektif merupakan

kebutuhan penting. Dengan komunikasi yang efektif, manajer dapat

menjalankan fungsi-fungsi manajemen yaitu merencanakan,

mengorganisasikan, dan memimpin serta mengendalikan organisasi.

Manajer mencurahkan sebagian besar dari waktunya untuk

berkomunikasi.

Dengan komunikasi yang efektif akan meminimalisir terjadinya

miss communication antara pihak yang berkomunikasi. Informasi yang

jelas dapat membantu karyawan maupun manajer dalam melaksanakan

tugas masing-masing secara maksimal. Apabila tugas dapat dijalankan

dengan baik secara maksimal, hal ini berdampak positif karena

menguntungkan perusahaan.

Menurut Sutrisna Dewi (2005:15), faktor-faktor yang

mempengaruhi komunikasi yang efektif adalah :

1. Kreadibilitas dan daya tarik komunikator.

Kreadibilitas komunikator menunjukan bahwa pesan yang

disampaikannya dianggap benar dan dapat dipercaya, Kepercayaan

yang tinggi terhadap komunikator akan menyebabkan kesediaan

komunikan untuk menerima pesan dan mengubah sikap sesuai dengan

keinginan komunikator, selain muncul melalui kepercayaan,

kredibilitas juga bisa muncul melalui keahlian, dan status sosial.

2. Kemampuan pesan untuk membangkitkan tanggapan.

Suatu pesan akan menimbulkan reaksi dan umpan balik, apabila

memenuhi kondisi seperti menggunakan lambang atau bahasa yang di

pahami oleh komunikan, menarik perhatian, dan mampu memahami

kebutuhan kepribadian komunikan.

3. Kemampuan komunikan untuk menerima dan memahami pesan

Komunikasi berlangsung efektif dan efisien apabila komunikan

memiliki kemampuan untuk memahami pesan, sadar akan kebutuhan

dan kepentingannya, mampu mengambil keputusan secara fisik dan

mental mampu menerima pesan.

Komunikasi yang efektif berperan penting dalam organisasi,

Baik manajer pada tingkat bawah, manajer tingkat menengah, manajer

tingkat atas, maupun staf seluruh perusahaan, dalam menjalankan tugas

dan fungsinya tidak akan menghindarkan diri dari aktivitas

berkomunikasi secara efektif. Komunikasi yang efektif dengan

Page 14: Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017misterhusni.com/wp-content/uploads/2017/10/No.-41-63-artikel-1... · memperbaiki kinerja karyawan tidak boleh langsung menetapkan

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017

54

dukungan saluran yang jelas dan lancar, akan dapat mendukung

tercapainya efisiensi aktivitas fisik, efektifitas waktu dan kecepatan

arus informasi dalam suatu perusahaan. Pada akhirnya, suatu

perusahaan yang mempunyai suatu sistem informasi yang mendukung

kelancaran arus komunikasi yang ada akan mampu membedakan

kualitas perusahaan tersebut dengan perusahaan yang lain.

Untuk mendapatkan komunikasi yang efektif, ada baiknya

untuk memahami terlebih dahulu proses komunikasi. Adapun proses

komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy (2004:11) terbagi dua,

yakni secara primer dan sekunder.

1. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian

pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan lambang (symbol) sebagai media.

2. Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian

pesan oleh seorang kepada orang lain dengan menggunakan alat

atau sarana sebagai media kedua memakai lambang sebagai

media pertama.

Gambar 2.1 Proses Komunikasi

Sumber Onong Uchjana Effendy (2004):

a. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan atau materi

Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk

disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami

oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang

dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan

disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan

dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila

diorganisir secara baik dan jelas, materi pesan dapat berupa:

informasi, ajakan, rencana kerja, pertanyaan dan sebagainya.

Komunikator Komunikan Pesan Media

Gangguan

Umpan balik Tanggapan

Page 15: Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017misterhusni.com/wp-content/uploads/2017/10/No.-41-63-artikel-1... · memperbaiki kinerja karyawan tidak boleh langsung menetapkan

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017

55

b. Simbol atau isyarat

Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol

sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya

seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata,

gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka

lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak,

membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah

tertentu

c. Media atau penghubung

Alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio, surat kabar,

papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini

dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah

penerima pesan, situasi dan lain sebagainya.

d. Mengartikan kode atau isyarat

Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan

seterusnya) maka si penerima pesan harus dapat mengartikan

simbol atau kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti

atau dipahami maksud dari yang diterima oleh panca indera.

e. Penerima pesan

Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari

sipengirim meskipun dalam bentuk kode atau isyarat tanpa

mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim.

f. Balikan (feedback)

Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari

penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa

balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak

pesannya terhadap sipenerima pesan. Hal ini penting bagi

manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan

sudah diterima. Dengan pemahaman yang benar dan tepat.

Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain

yang bukan penerima pesan.

Komunikasi yang efektif perlu diterapkan dalam sebuah

perusahaan. Dengan adanya komunikasi yang efektif tersebut, akan

berdampak positif terhadap pekerja maupun perusahaan.

Terdapat empat faktor yang mempengaruhi efektivitas dalam

berkomunikasi:

a. Jalur komunikasi formal

Dengan menggunakan bahasa formal akan memberikan dampak

positif berupa kejelasan dari informasi yang telah disampaikan.

Page 16: Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017misterhusni.com/wp-content/uploads/2017/10/No.-41-63-artikel-1... · memperbaiki kinerja karyawan tidak boleh langsung menetapkan

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017

56

b. Wewenang Jabatan

Orang yang lebih tinggi jabatannya cenderung lebih mudah

berkomunikasi dengan bawahannya. Dalam hal ini manajer

memiliki kewenangan untuk berkomunikasi dengan bawahan

begitu pula sebaliknya. Namun, antara manajer dan bawahan

memiliki porsi yang berbeda dalam hal perintah dan

kewenangan lainnya.

c. Spesialisasi jabatan

Dalam ruang lingkup jabatan yang sama akan memudahkan untu

melaukan komunikasi secara efektif. Karena masing-masing

individu paham akan posisi masing-masing.

d. Ketrampilan berkomunikasi

Seseorang yang terampil dalam hal berbicara, menulis dan

membaca tentu akan lebih efektif dalam berkomunikasi dengan

orang lain dibandingkan orang yang tidak memiliki ketrampilan

tersebut.

Dengan komunikasi yang efektif antara manajer dan karyawan

akan memberikan dampak positif yang menguntungkan perusahaan.

Efektivitas dalam berkomunikasi perlu diterapkan dan ditingkatkan

agar kinerja antar karyawan dapat lebih baik dari sebelumnya. Manajer

yang bertanggung jawab atas kinerja karyawan. Namun, keberhasilan

perusahaan menjadi tanggung jawab bersama antara manajer dan

karyawan, sehingga efektivitas dalam berkomunikasi antara keduanya

dapat dilakukan untuk melaksanakan tugas secara maksimal.

Kinerja Karyawan

Suatu perusahaan yang baik adalah perusahaan yang mampu

mengetahui apa yang dibutuhkan karyawan dalam rangka peningkatan

kinerja karyawannya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kinerja

diartikan sebagai sesuatu yang ingin dicapai, prestasi yang

diperlihatkan, dan kemampuan seseorang. Banyak batasan yang

diberikan para ahli mengenai istilah kinerja, walaupun berbeda dalam

tekanan rumusannya, namun secara prinsip kinerja adalah mengenai

proses pencapaian hasil.

Dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan adalah suatu aksi

atau tindakan dan tingkat kemampuan karyawan dalam mengerjakan

tugas-tugasnya, sedangkan kinerja yang baik adalah kinerja yang

mengikuti tata cara, prosedur, dan peraturan yang ada di perusahaan.

Page 17: Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017misterhusni.com/wp-content/uploads/2017/10/No.-41-63-artikel-1... · memperbaiki kinerja karyawan tidak boleh langsung menetapkan

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017

57

Sebuah perusahaan harus mampu mengukur setiap kinerja

karyawannya, karena hal ini merupakan salah satu faktor yang

menentukan apakah sebuah target yang diberikan perusahaan dapat

dicapai atau tidak. Kinerja kerja seorang karyawan tidak selalu berada

dalam kondisi yang baik karena hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa

hal, oleh karena itu ada baiknya jika seorang manajer perusahaan

mengetahui apa saja faktor yang dapat mempengaruhi kinerja kerja

karyawan.

Beberapa fakor berikut dapat mempengaruhi kinerja karyawan

dalam bekerja.

1. Fasilitas Kantor

Fasilitas kantor merupakan sarana yang menunjang seorang

karyawan untuk melakukan aktifitas kerjanya dengan baik.

Apabila suatu perusahaan tidak dapat memberikan fasilitas yang

memadai, tentu saja hal ini akan menurunkan kinerja kerja

karyawan.

2. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja merupakan faktor yang sangat penting untuk

manajer perusahaan perhatikan, karena hampir 80% karyawan

resign jika lingkungan kerja mereka tidak baik. Lingkungan

kerja yang baik memiliki ruang kerja bersih dan nyaman,

penerangan yang sempurna, dan temperatur udara yang sesuai.

3. Prioritas Kerja

Karyawan akan merasa kebingungan jika diberikan banyak

tugas kepada mereka tetapi tidak memberikan skala prioritas

yang jelas. Akan lebih efektif pekerjaan dikerjakan sesuai

dengan timeline yang sudah ditentukan.

4. Supportive Boss

Seorang manajer semestinya berkenanmendengarkan pendapat

dan pemikiran karyawan. Manajer dapat memberikan dukungan

kepada mereka untuk mengemukakan pendapat dan ide – ide

baru pada saat meeting.

5. Komunikasi yang Efektif

Dalam suatu perusahaan, makna komunikasi berperan sangat

penting. Komunikasi dibutuhkan oleh setiap lini dalam

perusahaan, seperti komunikasi antara manajer dengan

karyawan, komunikasi antara karyawan dengan karyawan,

ataupun komunnikasi antara manajer dengan direktur.

Page 18: Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017misterhusni.com/wp-content/uploads/2017/10/No.-41-63-artikel-1... · memperbaiki kinerja karyawan tidak boleh langsung menetapkan

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017

58

Berikut ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kinerja karyawan:

1. Dukungan Manajemen.

Manajemen puncak harus berperan lebih aktif dan mendukung

dalam membentuk fungsi pengawasan

2. Mengelola Lingkungan Kerja

Diasumsi pertama diatas, disebutkan bahwa lingkungan kerja

mempunyai peran diatas 80% untuk memperbaiki kinerja

daripada individu itu sendiri. Lingkungan ini adalah sifat

pekerjaan itu sendiri, sumber daya, individu, umpan balik yang

diterima dan akibat-akibat dari pelaksanaan pekerjaan tersebut.

3. Menetapkan Standar Kinerja

Standar kinerja dapat dibuat dari uraian jabatan untuk

mengaitkan definisi jabatan statis ke kinerja kerja dinamis.

Dalam membuat standar, pengawas juga harus memasukkan

pengamatan pribadi serta catatan kinerja masa lalu. Misalnya

laporan produksi, insiden dan pengukuran kerja.

4. Evaluasi Yang Tetap

Evaluasi kinerja bisa dilakukan secara formal dan informal pada

waktu-waktu tertentu, menangani evaluasi kinerja dengan cara

professional dan obyektif akan menguntungkan setiap

orang/karyawan.

5. Karyawan Dibebaskan Untuk Membuat Peraturan Sendiri

Membiarkan karyawan membuat sendiri criteria penilaian

mereka adalah sebuah cara yang efektif untuk menghilangkan

beberapa hal yang tidak jelas pekerjaan. Cara ini lebih tepat

diterapkan untuk karyawan humas, karena disini banyak sekali

pekerjaan yang tergantung pada keputusan sehari-hari yang

diambil oleh setiap anggota staff tentang naskah, kontrak media,

ketepatan waktu informasi, sikap-sikap dan persepsi yang ada,

serta pertimbangan-pertimbangan lain.

6. Perlu Umpan Balik Aktif

Umpan balik aktif disini mempunyai beberapa sifat antara lain

(1) khusus, yaitu aspek-aspek spesifik dari kinerja kerja.

Informasi ini akan membantu karyawan untuk

mempertahankan tingkat kinerja yang dihendaki serta

memperbaiki kekuarangan-kekuarangan

(2) konsisten, misalnya karyawan tidak boleh dipuji karena

kinerja baik pada penilaian-penilaian berkala dan

kemudian diberi penilaian kinerja tahunan buruk

Page 19: Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017misterhusni.com/wp-content/uploads/2017/10/No.-41-63-artikel-1... · memperbaiki kinerja karyawan tidak boleh langsung menetapkan

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017

59

(3) pemilihan waktu, umpan balik harus diberikan segera

setelah peristiwa tertentu selesai dilaksanakan, hal ini perlu

supaya karyawan masih ingat terhadap peristiwa yang baru

saja terjadi.

7. Perlunya Keterbukaan Antara Atasan dan Bawahan

Keterbukaan ini memungkinkan manajemen dan karyawan

memahami semua factor yang terlibat dalam setiap situasi dan

untuk meneliti semua alternative dengan jujur.

8. Motivasi

Pemberi motivasi ini supaya karyawan daapt bekerja dengan

lebih baik dan bersemangat. Motivasi ini bisa berbentuk:

peningkatan kesejahteraan, training, pujian, promosi, dan lain-

lain. Namun disini perlu diingat, bahwa motivasi ini jangan

berlebihan yang pada akhirnya akan merugikan organisasi,

misalnya untuk penambahan gaji, ini perlu dianggarkan supaya

tidak memberatkan organisasi.

9. Tanamkan Sikap Proaktif

Sikap proaktif disini, bukan hanya untuk karyawan namun juga

untuk pihak manajemen. Di sini karyawan ditkankan untuk

bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, dan bukannya

menyalahkan dirinya sendiri atau lingkungannya bila kinerjanya

turunm namun dia punya inisiatif untuk selalu mencari jalan

pemecahannya sehingga karyawan mempunyai inisiatif dan

tanggung jawab untuk membuat segala sesuatunnya terjadi.

10. Melakukan Manajemen Konflik

Konflik tidak dapat dihindari dalam organisasi dan ini dapat

menimbulkan dampak positif dan negative atas prestasi

organisasi. Pihak manajemen diharapkan bisa mengatasi konflik

ini supaya tidak menganngu kinerja organisasi namun bisa

untuk meningkatkannya.

Pengaruh Komukasi Yang Efektif Terhadap Kinerja Karyawan

Manusia merupakan unsur terpenting dalam suatu organisasi,

maka pemeliharaan hubungan yang terus-menerus dan serasi antara

manajer dengan karyawan dalam setiap organisasi menjadi sangat

penting. Pemeliharaan hubungan tersebut adalah menyangkut

komunikasi yang efektif dalam organisasi agar dapat tercapai kepuasan

kerja karyawan.

Page 20: Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017misterhusni.com/wp-content/uploads/2017/10/No.-41-63-artikel-1... · memperbaiki kinerja karyawan tidak boleh langsung menetapkan

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017

60

Komunikasi yang terbuka dan efektif dapat dianggap sebagai

aset perusahaan yang jujur, langsung dari manajemen, dan bekerja

dengan manajemen dalam tim yang organisasi. Kepuasan kerja

karyawan adalah faktor utama dari struktur komunikasi yang menonjol

dari sebuah organisasi.

Terciptanya komunikasi yang efektif di antara manajer dan

karyawan banyak dipakai sebagai alasan oleh karyawan untuk

menyukai pekerjaannya. Dalam hal ini, adanya kesediaan pihak

manajer untuk mau mendengar, memahami, dan mengakui pendapat

ataupun prestasi karyawannya sangat berperan dalam menimbulkan

kepuasan dalam bekerja.

Penting bagi manajer untuk mengusahakan terciptanya

komunikasi yang efektif dalam organisasi, sebab dengan efektifnya

komunikasi dalam organisasi tersebut, maka akan memicu peningkatan

kepuasan kerja karyawan, sehingga dapat meningkatkan produktivitas

yang artinya bagi organisasi terjadi peningkatan produksi dan

pengurangan biaya melalui perbaikan sikap dan tingkah laku

karyawannya. Selanjutnya, masyarakat tentu akan menikmati hasil

kapasitas maksimum dari organisasi, serta naiknya nilai manusia di

dalam konteks pekerjaan. Manusia merupakan unsur yang terpenting

dalam suatu organisasi, maka pemeliharaan hubungan yang terus-

menerus dan serasi antara manajer dengan karyawan dalam setiap

organisasi menjadi sangat penting. Pemeliharaan hubungan tersebut

adalah menyangkut komunikasi yang efektif dalam organisasi agar

dapat tercapai kepuasan kerja karyawan.

Efektivitas komunikasi perlu ditingkatkan demi tercapainya

komunikasi yang baik antar jabatan dalam organisasi. Komunikasi yang

jelas dan efektif akan meningkatkan kinerja karyawan sehingga dapat

menguntungkan perusahaan. Peningkatan efektivitas komunikasi dapat

dilakukakan dengan:

a. kesadaran akan kebutuhan komunikasi efektif,

b. penggunaan umpan balik,

c. menjadi komunikator yang lebih efektif, dan

d. pedoman komunikasi yang baik.

Dalam mewujudkan komunikasi efektif dalam organisasi, perlu

adanya kerjasama antar anggota organisasi tersebut. Hubungan antara

atasan dan bawahan juga dapat mempengaruhi komunikasi yang

efektif. Manajer berperan penting dalam menjalin komunikasi kepada

karyawan, agar terciptanya suasana yang kondusif.

Page 21: Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017misterhusni.com/wp-content/uploads/2017/10/No.-41-63-artikel-1... · memperbaiki kinerja karyawan tidak boleh langsung menetapkan

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017

61

Dalam berkomunikasi kebanyakan orang lebih memilih untuk

menulis daripada berbicara. Namun, tidak ada yang lebih buruk daripad

acara untuk menjawab surat-surat itu. Sangat memprihatinkan dilihat

dari sedikitnya kepedulian seseorangdalam membalas surat-surat itu

tepat pada waktunya. Pemimpin-pemimpin dan perusahaan terbaik

mempunyai falsafah sederhana The Sun Down Rule (Aturan Matahari

Terbenam) Jawablah semua surat dalam 24 jam dan semua pesan

telepon sebelum matahari terbenam. Maka dari itu sebuah komunikasi

yang baik dalam sebuah kelompok kerja atau tim yaitu memilik

ifalsafah dan kebijakan untuk berkomunikasi tertulis yang efektif dans

egera.

Komunikasi akan menjadi efektif ketika terjadi umpan balik

antar 2 arah atau lebih. Akan tetapi pada kenyataanya saat ini banyak

orang mengesampingkan umpanbalik dalam komunikasi. Pan America

World Airways dalam beritanya gulung tikar pada tanggal 4 Desember

1991. Perusahaan penerbangan terbesar yang pernah ada ini sebenarnya

memiliki beberapa tenaga kerja terbaik di industrinya, beberapa

diantaranya bukan main tingkat dedikasinya serta komitmennya, namun

keruntuhan perusahaan tersebut sesungguhnya disebabkan oleh

ketidakmampuan dalam berkomunikasi. Banyak kasus yang terjadi

dalam perusahaan tersebut yang tidak kunjung selesai dikarenakan

tidak memperoleh jawaban dari kantor pusat Pan Am di New York.

Inilah merupakan salah satu bukti pentingnya umpan balik dalam

berkomunikasi, selain untuk memberikan informasi dengan adanya

renspon umpan balik ini, akan memberikan kepercayaan terhadap

sesame kelompok kerja baik dalam lingkup organisasi besar atau kecil,

dan sekaligus dapat mengevaluasi berjalannya suatu rencana yang telah

disusun apakah sesuai dengan tujuan atau tidak.

Komunikasi merupakan hal yang paling penting dan harus

terjadi antara atasan dan bawahan maupun sesama karyawan didalam

perusahaan. Komunikasi yang baik dan efektif dapat membuat kinerja

karyawannya menjadi lebih baik, karena pada dasarnya sebagai sumber

daya manusia, membutuhkan sesuatu agar dapat memacu keinginan

mereka untuk dapat bekerja dengan lebih giat sehingga mereka mampu

meningkatkan kreativitas dan semangat kerja sesuai dengan batas

kemampuan masing – masing.

Page 22: Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017misterhusni.com/wp-content/uploads/2017/10/No.-41-63-artikel-1... · memperbaiki kinerja karyawan tidak boleh langsung menetapkan

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017

62

PENUTUP

Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi baik

secara lisan maupun tulisan. Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi

menjadi hal yang penting termasuk dalam organisasi. Didalam

organisasi dibutuhkan yang namanya komunikasi antara satu orang

dengan orang yang lainnya termasuk antara manajer dengan karyawan.

Dengan komunikasi, diharapkan pekerjaan dapat berjalan dengan lacar

dan dapat terselesaikan dengan baik. Dengan komunikasi yang efektif

antara manajer dan karyawan akan memberikan dampak positif yang

menguntungkan perusahaan. Efektivitas dalam berkomunikasi perlu

diterapkan dan ditingkatkan agar kinerja antar karyawan dapat lebih

baik dari sebelumnya. Manajer yang bertanggung jawab atas kinerja

karyawan. Namun, keberhasilan perusahaan menjadi tanggung jawab

bersama antara manajer dan karyawan, sehingga efektivitas dalam

berkomunikasi antara keduanya dapat dilakukan untuk melaksanakan

tugas secara maksimal.

Didalam suatu perusahaan komunikasi yang efektif sangat

dibutuhkan oleh manajer dan karyawan agar tujuan perusahaan dapat

tercapai. Komunikasi efektif merupakan faktor yang paling

berpengaruh dalam kinerja karyawan. Dari komunikasi yang efektif itu

tercipta hubungan yang baik antara manajer dengan karyawan dan

didalam komunikasi tersebut terdapat motivasi, sehingga kinerja

karyawan dapat meningkat dan pekerjaan dapat terselesaikan dengan

baik. Bahkan jika manajer dapat menjadi komunikator yang baik,

ketegangan yang dirasakan oleh karyawan terhadap atasan dapat

berkurang, karyawan pun akan lebih nyaman dan tidak tertekan dalam

mengerjakan pekerjaannya. Di samping itu pihak manajemen dalam

memperbaiki kinerja karyawan tidak boleh langsung menetapkan

bagaimana caranya, namun harus didiagnosis terlebih dahulu penyebab

jeleknya kinerja tersebut. Disini pihak manajemen sebelum menetapkan

cara perbaikan kinerja harus mempertimbangkan untung ruginya yang

bakal muncul sehingga kalau muncul masalah bisa ditekan seminimal

mugkin dan tidak mempengaruhi kinerja perusahaan secara

keseluruhan.

Page 23: Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017misterhusni.com/wp-content/uploads/2017/10/No.-41-63-artikel-1... · memperbaiki kinerja karyawan tidak boleh langsung menetapkan

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017

63

DAFTAR PUSTAKA

Agung Winugroho, Komunikasi Efektif M Guna Meningkatkan Kinerja

Organisasi, Akademi Sekretari dan Manajemen Ariyanti

Diah Suprihatin Fenny Nur Handayani, Mira Rosita,Viatika,, 2014,

Pengaruh Komunikasi Yang Efektif Terhadap Kinerja

Karyawan, Program Studi Komputerisasi AkuntansiJurusan

Akuntansi, Politeknik Negeri Semarang, 2014

Handoko, T. Hani. 2011. Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Ismail Solihin, 2010, Pengantar Manajemen, Penerbit

Erlangga.JakartaKencana, Jakarta.

Masmuh, Abdullah. (2010). Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif

Teori dan Praktek. Cetakan Kedua. Malang: UPT Penerbit

Universitas Muhammadiyah.

Mulyana, Deddy. (2010). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung:

Rosdakarya.

Nugroho, Rakhmat. 2006. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Kinerja Karyawan

.http://eprint.undip.ac.id/18819/1/RAKHMAT_NUGROHO.pdf,(3 April

2014)

Nurjaman, K & Khaerul, U. (2012). Komunikasi dan Public Relations.

Cetakan pertama. Bandung: CV Pustaka Setia.Nusantara

Consulting.

Pace, R.Wayne & Don F. Faules. (2010). Komunikasi organisasi Strategi

Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Editor: Deddy Mulyana.

Cetakan Ketujuh. Bandung Rosdakarya.Pertama, Bandung,

Penerbit Alfabeta.

Siti Al Fajar dan Tri Heru, 2010, Manajemen Sumber Daya Manusia

sebagai dasar meraih keunggulan bersaing, Cetakan Pertama,

Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen

Suwatno dan Donni Juni Priansa, 2011, Manajemen Sumber Daya

Manusia, Cetakan

Simamora, Henry. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: Liberty.

Stoner, James A. F. 1982. Management. Jakarta: Erlangga.

Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori dan Manajemen

Komunikasi. Yogyakarta: Media Pressindo.

Wibowo, 2012, Manajemen Kinerja, Edisi Ketiga, PT. Raja Grapindo

Persada, Jakarta

Wijayanti, Choirunnisa. 2013. Komunikasi dalam Manajemen.