convergence (issn: 2528-648x) vol. 1 no. 2, januari...
TRANSCRIPT
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017
41
PENTINGYA KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM
MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI
Fx. Pudjo Wibowo
Program Studi Manajemen, Universitas Buddhi Dharma
ABSTRAK
Didalam organisasi dibutuhkan komunikasi untuk
menyampaikan informasi secara lisan maupun tulisan antara satu orang
dengan orang yang lainnya termasuk antara manajer dengan karyawan.
Dengan komunikasi, diharapkan pekerjaan dapat berjalan dengan
lancar dan dapat terselesaikan dengan baik, Dengan komunikasi yang
efektif antara manajer dan karyawan akan memberikan dampak positif
yang menguntungkan perusahaan. keberhasilan perusahaan menjadi
tanggung jawab bersama antara manajer dan karyawan, sehingga
efektivitas dalam berkomunikasi antara keduanya dapat dilakukan
untuk melaksanakan tugas secara maksimal. Komunikasi
efektif merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam kinerja
karyawan. Dari komunikasi yang efektif itu tercipta hubungan yang
baik antara manajer dengan karyawan dan didalam komunikasi tersebut
terdapat motivasi, sehingga kinerja karyawan dapat meningkat dan
pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik. Manajer dapat menjadi
komunikator yang baik, ketegangan yang dirasakan oleh karyawan
terhadap atasan dapat berkurang, karyawan pun akan lebih nyaman dan
tidak tertekan dalam mengerjakan pekerjaannya. Manajemen dalam
memperbaiki kinerja karyawan tidak boleh langsung menetapkan
bagaimana caranya, namun harus didiagnosis terlebih dahulu penyebab
jeleknya kinerja tersebut.
Kata Kunci: Komunikasi, Penampilan
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017
42
ABSTRACT
In the organization required communication to convey
information orally and written between one person with another person
including between manager and employee. Trough communication, the
work is expected to run smoothly and can be resolved properly, With
effective communication between managers and employees will have a
positive impact that benefits the company. the success of the company
becomes a shared responsibility between managers and employees, so
that the effectiveness in communicating between the two can be done to
carry out the task maximally. Effective communication is the most
influential factor in employee performance. From effective
communication it creates a good relationship between managers with
employees and within the communication there is motivation, so that
employee performance can increase and work can be resolved
properly. Managers can be good communicators, the tension felt by
employees to the boss can be reduced, employees will be more
comfortable and not depressed in doing their work. Management in
improving employee performance should not directly determine how,
but must be diagnosed in advance the cause of poor performance.
Key Words: Communication, Performance
PENDAHULUAN
Keberhasilan dan kelanjutan hidup suatu organisasi bukan
hanya ditentukan oleh keberhasilan dalam mengelola produk dan
keuangan saja, tetapi juga ditentukan dari keberhasilan dalam
mengelola sumber daya manusianya. Pengelolaan sumber daya yang
dimaksud adalah menyatukan pola piker atau cara pandang para
karyawan, pimpinan, organisasi untuk mencapai tujuan dari organisasi
dengan mengelola komunikasi untuk meningkat kepuasan kerja dalam
organisasi tersebut. Dengan begitu karyawan akan lebih besemangat
dalam bekerja dan meningkatkan kinerjanya, dengan begitu tujuan
organisasi akan tercapai.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia berkomunikasi dengan
orang lain sebagai sarana berinteraksi antara sesame, karena manusia
merupakan makhluk social yang artinya manusia tidak akan dapat hidup
sendiri tanpa bantuan ataupunpun berkomunikasi dengan orang lain.
Tanpa adanya komunikasi, maka hubungan timbal balik dengan orang
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017
43
lain tidak akan pernah berjalan dengan baik. Beberapa orang mungkin
dapat berkomunikasi dengan orang lain secara baik, namun beberapa
orang belum tentu dapat berkomunikasi dengan baik. Hal ini akan
menjadi kendala dalam penyampaian informasi dalam berkomunikasi,
baik bagi pemberi informasi maupun penerima informasi.
Selain itu, komunikasi juga diperlukan di lingkungan
organisasi, setiap individu memerlukan interaksi dengan rekan kerja
dan atasan. Komunikasi sangat diperlukan untuk saling bertukar
informasi, bertukar pikiran, saling member gagasan atau ide, seluruh
anggota organisasi mulai dari jajaran manajemen, pimpinan, maupun
sampai karyawantingkat terendah semua saling berinteraksi melalui
komunikasi.
Perkembangan teknologi mengharuskan organisasi untuk
melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisein. Untuk Pembinaan
dan pengembangan dibutuhkan komunikasi yang tepat agar
penyampaian informasi berupa pesan, ide, gagasan dari satu pihak
kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi keduanya.
Hambatan – hambatan muncul dari organisasi terdapat di dalam
proses upward communication terletak pada kurangnya ketersediaan
waktu atasan untuk para bawahan, para atasan yang terkadang tidak
tertarik dengan masalah yang diterima oleh para bawahan. Hambatan
yang terdapat dalam downward communication terletak pada daya
tanggap para bawahan yang kurang baik, hambatan dari faktor personal
yang berhubungan dengan tingkat persepsi individu ketika menerima
suatu pesan dan faktor sistem organisasi yang berhubungan dengan
individu-individu yang berada pada tingkat otoritas tertinggi terkadang
memiliki pemikiran dan pandangan yang berbeda dengan para bawahan
komunikasi adalah faktor terpenting dalam membina hubungan
antara atasan dengan karyawan, media komunikasi yang baik dapat
meningkatkan hubungan kerjasama, sehingga karyawan menjadi
nyaman dalam bekerja. Komunikasi merupakan faktor penting dari
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, serta dalam
mengkomunikasikan profile organisasi.
Efektivitas komunikasi perlu ditingkatkan demi tercapainya
komunikasi yang baik antar jabatan dalam suatu organisasi. Tugas
manajer dalam memimpin perusahaan dapat berjalan dengan maksimal
jika menggunakan komunikasi yang jelas, baik dan efektif dalam
berhubungn dengan karyawan. Komunikasi yang jelas dan efektif akan
meningkatkan kinerja karyawan sehingga dapat menguntungkan
perusahaan
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017
44
Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan
dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat
pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban
suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan
negatif dari suatu kebijakan operasional. Lingkungan kerja yang
menyenangkan mungkin menjadi kunci pendorong bagi karyawan
untuk menghasilkan kinerja puncak, bila karyawan gagal nerperan
dengan wajar, seorang manajer harus menilai dan menganalisis
keadaan-keadaan yang terlibat dalam kinerja yang tidak memuaskan,
seorang manajer dapat menggunakan langkah-langkah strategi-strategi
yang tepat untuk meningkatkan hasil kerja para karyawannya agar dapat
memenuhi standar. Prestasi karyawan di bawah standar mungkin
disebabkan sejumlah factor, misalnya ketrampilan kerja yang buruk,
motivasi yang rendah, atau bias lingkungan kerja yang buruk.
Individu Dan Perilaku Organisasi
Terdapat empat ciri utama dari individu yang mempengaruhi
efektivitas organisasi. Ciri yang dimaksud adalah persepsi dan sikap,
kepribadian, dan pembelajaran. Setiap faktor tersebut mempengaruhi
pola perilaku manajer dan bawahan dalam organisasi. Manajer maupun
bawahan melihat dan memahami individu dan objek, membentuk sikap
terhadap individu lain atau organisasi, memiliki struktur kepribadian,
dan belajar sambil bekerja. Oleh karena itu, manajemen yang efektif
meliputi pemahaman terhadap empat ciri utama individu dan
pengetahuan tentang hubungannya. Berikut deskripsi dari empat ciri
utama individu di atas:
1. Persepsi
Adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh
individu. Karena setiap individu memberi arti kepada stimulus
maka individu yang berbeda akan melihat barang yang sama dengan
cara yang berbeda. Para anggota organisasi melihat situasi
seringkali memiliki arti yang lebih penting untuk memahami
perilaku daripada situasi itu sendiri. Persepsi mencakup penerimaan
masukan (stimulus), pengorganisasian stimulus, dan penerjemahan
atau penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang
dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap.
2. Sikap
Adalah kesiapsiagaan mental yang diorganisasikan melaui
pengalaman yang memiliki pengaruh tertentu kepada tanggapan
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017
45
seseorang terhadap orang, objek, dan situasi yang berhubungan
dengannya.
Sikap individu dapat dibentuk melalui berbagai sumber, seperti
dari keluarga, teman sekerja dalam sekelompok, masyarakat, dan
pengalaman pekerjaan sebelumnya. Pengalaman keluarga sewaktu
kanak-kanak membantu menciptakan sikap individu. Kelompok
teman sepermainan mampu mempengaruhi sikap karena individu
ingin diterima oleh individu lain. Kebudayaan (adapt istiadat) dan
bahasa dari masyarakat dapat mempengaruhi sikap. Individu belajar
dan mengetahui sikap melalui pengalaman kerja. Mereka
mengembangkan sikap terhadap faktor-faktor seperti persamaan
upah, penimbangan prestasi, kemampuan manajemen, pendekatan
kerja, dan keanggotaan serikat kerja.
Salah satu cara mengorganisasikan sejumlah sikap adalah nilai.
Nilai memiliki hubungan yang amat erat dengan sikap. Nilai adalah
kumpulan dari perasaan senang dan tidak senang, pandangan,
keharusan, kecenderungan dalam diri individu, pendapat yang
rasional dan tidak rasional, prasangka, dan pola asosiasi yang
menentukan pandangan seseorang tentang dunia.
Nilai amat penting untuk memahami perilaku manajemen yang
efektif. Akan tetapi, nilai tidak hanya mempengaruhi persepsi dari
efektivitas tujuan tetapi juga mempengaruhi persepsi dari alat yang
tepat untuk mencapai tujuan. Apabila manajer mengevaluasi
prestasi bawahan maka pengaruh dari nilai mereka akan tampak
dengan jelas. Bawahan yang memiliki nilai yang sama dengan
manajer akan mendapat penilaian yang lebih baik daripada bawahan
yang berbeda nilainya, demikian sebaliknya.
3. Kepribadian
Salah satu masalah paling rumit yang harus dipahami oleh para
manajer suatu organisasi adalah hubungan antara perilaku
(behavior) dan kepribadian (personality). Faktor-faktor hasil cipta
karya manusia dan sosial dapat mempengaruhi kepribadian
individu. Secara singkat kepribadian seseorang adalah
kecenderungan perangai yang sebagian besar dibentuk oleh faktor
keturunan dan oleh faktor-faktor sosial, kebudayaan, dan
lingkungan. Serangkaian variable ini menentukan persamaan dan
perbedaaan dalam perilaku individu.
4. Belajar
Belajar adalah proses terjadinya perubahan yang relatif tetap
dalam perilaku sebagai akibat dari praktik. Relatif menunjukkan
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017
46
bahwa perubahan dalam perilaku harus banyak bersifat permanent.
Praktik dimaksudkan untuk mencakup formal dan juga pengalaman
yang tidak terkendalikan. Perubahan yang menjadi cirri belajar
mungkin adaptif dan memajukan efektivitas tetapi mungkin juga
tidak adaptif dan tidak efektif.
Ciri utama individu dan pengaruhnya terhadap efektivitas
organisasi disajikan pada tabel berikut:
Ciri Utama Deskripsi Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi
1. Persepsi Proses pemberian arti
terhadap lingkungannya
a. Organisasi perspektual
b. Stereotip
c. Persepsi selektif
d. Karakteristik manajer
e. Faktor situasional
f. Kebutuhan
g. Emosi
2. Sikap Kesiapsiagaan mental
yang diorganisasikan
lewat pengalaman
a. Keluarga
b. Teman sekerja dalam
kelompok
c. Masyarakat
d. Lingkungan
e. Pengalaman kerja
sebelumnya
3.
Kepribadian
Ciri yang relatif mantap,
Kecenderungan, dan
Perangai yang dimiliki
oleh individu
a. Faktor keturunan
b. Faktor Sosial
c. Kebudayaan
d. Pendidikan
e. Lingkungan
4. Belajar Proses pematangan diri
melalui perilaku dan
praktik
a. Motivasi
b. Kecerdasan
c. Tuntutan pekerjaan
d. Lingkungan
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017
47
Kelompok dan Perilaku Peorganisasian
J.W. McDavid dan M. Harari (1986:237) mendefinisikan
kelompok sebagai suatu sistem yang terorganisasi yang terdiri atas dua
orang atau lebih yang saling berhubungan sedemikian sehingga sistem
tersebut melakukan fungsi tertentu, memiliki serangkaian peran
hubungan antar anggotanya, dan memiliki serangkaian norma yang
mengatur fungsi kelompok dan tiap-tiap anggotanya.
Definisi diatas menekankan beberapa cirri dari kelompok,
seperti peran dan norma. Peran yang ada dalam kelompok terdiri atas :
1. Peran yang dirasakan adalah serangkaian perilaku yang dianggap
harus dilakukan oleh orang yang menduduki posisi yang
bersangkutan.
2. Peran yang dimainkan adalah perilaku yang benar-benar dilakukan
oleh seseorang.
3. Norma adalah standar yang diterima oleh para anggota kelompok.
Norma memiliki karakteristik tertentu yang penting bagi para
anggota kelompok, yaitu :
4. Norma hanya dibentuk sehubungan dengan hal-hal yang penting
bagi kelompok
5. Norma diterima dalam berbagai macam hierarki oleh para anggota
kelompok
6. Norma mungkin berlaku bagi setiap anggota atau mungkin hanya
berlakubagi beberapa anggota kelompok saja
Kelompok menurut Gibson adalah dua orang bawahan atau
lebih yang saling mempengaruhi dengan cara sedemikian rupa sehingga
perilaku dan/atau hasil karya seorang anggota dipengaruhi oleh perilaku
dan/atau hasil karya para anggota lainnya.
Dua tipe kelompok, yaitu kelompok formal dan kelompok
informal dibentuk karena beberapa alasan :
1. Pemuasan kepuasan
Untuk memperoleh kepuasan (satisfaction) atas terpenuhinya
kebutuhan dapat merupakan daya stimulus yang kuat untuk
pembentukan kelompok. Khususnya kebutuhan keamanan sosial,
penghargaan, dan aktualitas diri dari beberapa bawahan dapat
dipuaskan dengan cara bergabung dalam kelompok.
2. Kedekatan dan daya tarik
Kedekatan (proximity) adalah jarak fisik antara bawahan yang
melaksanakan pekerjaan. Sedangkan daya tarik (attraction)
menunjukkan daya tarik individu yang satu dengan yang lainnya
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017
48
karena mereka memiliki kesamaan persepsi, sikap, hasil karya, atau
motivasi.
3. Tujuan kelompok
Apabila dipahami secara seksama tujuan kelompok (group goal)
dapat merupakan alasan mengapa individu tertarik kepada
kelompok.
4. Alasan ekonomi
Seringkali individu membentuk kelompok karena berpendapat
bahwa mereka dapat memperoleh keuntungan ekonomis yang lebih
besar daripada pekerjaan mereka. Seperti halnya individu, dalam
pengembangannya kelompok perlu belajar. Kegiatan belajar yang
dilakukan, baik berupa kegiatan belajar individual maupun belajar
bekerja sama dengan tiap-tiap anggota lainnya. Suatu proses
perkembangan yang berurutan menunjukkan bahwa pada dasarnya
perkembangan dimulai dari saling mempercayai di antara para
anggota sampai kepada saling berkomunikasi dan akhirnya
memelihara pengendalian.
Brenard Bass (1965:197-198) mengemukakan suatu model dari
perkembangan kelompok dengan suatu asumsi bahwa kelompok
menempuh tahap perkembangan sebagai berikut :
a. Saling menerima
Pada tahap permulaan dari pembentukan kelompok, pada umumnya
para anggota segan untuk saling berkomunikasi. Para anggota
secara spesifik tidak bersedia menyatakan pendapatnya, sikap, dan
kepercayaannya.
b. Komunikasi dan pengambilan keputusan
Tahap kedua setelah kelompok saling menerima, para anggotanya
mulai mengadakan komunikasi secara terbuka di antara yang satu
dengan yang lainnya. Komunikasi tersebut menghasilkan
kepercayaan yang meningkat dan bahkan menimbulkan interaksi
yang lebih banyak di antara para anggota kelompok.
c. Motivasi dan produktivitas
Pada tahap ini para anggota kelompok berusaha mencapai tujuaj
kelompok. Kelompok bekerja sebagai unit yang bekerja sama dan
tidak sebagai unit yang saling berkompetisi.
d. Pengendalian dan organisasi
Pada tahap ini merupakan tingkat dimana afiliasi kelompok dinilai
dan para anggotanya dikelola oleh norma kelompok. Tujuan
kelompok lebih penting daripada tujuan individu. Norma kelompok
dipegang teguh. Oleh karena itu, setiap pelanggaran diberi sanksi.
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017
49
Apabila kelompok telah berkembang dengan melewati berbagai
tahap perkembangan maka kelompok tersebut mulai menampakkan
karakteristik tertentu. Untuk memahami perilaku kelompok perlu
diketahui karakteristik umum sebagai berikut :
1. Struktur
Pada tiap kelompok berkembang beberapa tipe struktur setelah
melewati jangka waktu tertentu. Para anggota kelompok dibedakan
atas dasar faktor-faktor seperti keahlian, kekuasaan, status, dan
sebagainya. Tiap-tiap anggota menduduki posisi tertentu dalam
kelompok. Hubungan antara posisi merupakan struktur kelompok.
Struktur kelompok ini menunjukkan adanya hierarki.
2. Hierarki status
Status yang diberikan kepada posisi tertentu merupakan
konsekuensi dari karakteristik tertentu, yang membedakan antara
posisi yang satu dengan posisi yang lainnya. Perbedaan status
memiliki pengaruh yang amat besar atas pola dan isi komunikasi
dalam kelompok.
3. Peran
Setiap posisi dalam struktur kelompok memiliki peran yang saling
berhubungan, yang terdiri atas perilaku yang diharapkan dari
mereka yang menduduki posisi tersebut.
4. Norma
Adalah standar yang diterima oleh para anggota kelompok.
5. Kepemimpinan
Peran kepemimpinan dalam kelompok merupakan suatu
karakteristik penting dalam kelompok. Pemimpin kelompok
memiliki pengaruh tertentu para anggota kelompok.
6. Kesatupaduan
Baik kelompok formal maupun informal tampaknya memiliki
hubungan yang amat erat kesamaan sikap, perilaku, dan perbuatan.
Kedekatan ini biasanya disebut kesatupaduan.
D. Cartrivright dan A. Zander (1986), Robbin (1994)
mengemukakan bahwa suatu kelompok dapat memiliki daya tarik
disebabkan oleh hal-hal berikut :
1. Tujuan kelompok dan tujuan para anggota dapat sinkron dan
ditentukan secara jelas.
2. Kelompok memiliki seorang pemimpin yang berkarisma.
3. Reputasi atau nama baik kelompok menunjukkan bahwa
kelompok berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017
50
4. Kelompok tersebut cukup kecil dan memungkinkan para
anggotanya dapat saling mendengar pendapat dan saling
mengevaluasi.
5. Para anggotanya dapat mengatasi hambatan dan rintangan
dan mereka saling mendukung serta tidak membatasi
perkembangan dan kemajuan pribadi.
Kelima faktor diatas memiliki hubungan yang amat erat dengan
pemuasan kebutuhan. Seperti telah dibahas sebelumnya bahwa salah
satu alasan dari pembentukan kelompok adalah memenuhi atau
memuaskan kebutuhan. Apabila seseorang dapat menggabungkan diri
dalam kelompok maka pemuasan kebutuhan akan meningkat.
Prinsip-Prinsip Organisasi
Dalam rangka mencapai tujuan yang ditentukan agar organisasi
dapat berjalan sesuai dengan rencana yang digariskan maka seharusnya
berpedoman pada prinsip-prinsip organisasi sebagai berikut.
1. Perumusan tujuan organisasi
Dengan adanya perumusan tujuan organisasi, hal itu memudahkan
setiap orang bekerja sama mencapai hasil-hasil akhir. Tujuan itu
yang menjadi sasaran dari setiap kegiatan organisasi.
2. Pembagian pekerjaan
Struktur organisasi harus disusun sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan yang ditetapkan. Pembagian pekerjaan juga dapat
meningkatkan produktivitas karena pembagian pekerjaan
menciptakan tugas yang lebih sederhana yang dapat dipelajari dan
diselesaikan dengan relatif cepat. Jadi hal ini memperkuat akan
spesialisasi pekerjaan.
3. Kontinuitas dan fleksibilitas
Kelangsungan dan kesinambungan sikap organisasi harus benar-
benar terjamin, baik dalam perencanaan sasaran, program maupun
kegiatan pelaksanaan (operasional). Hal ini dimaksudkan agar
mudah untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dan
perkembangan masyarakat tanpa mengurangi tujuan yang
ditetapkan atau direncanakan.
4. Delegasi wewenang dan tanggung jawab
Harus jelas dan seimbang, tidak terlalu ketat, namun, harus juga
memperhatikan adanya batas wewenang, yang dimaksud dengan
wewenang atau otoritas, yaitu hak untuk memerintah atau
bertindak. Sedangkan tanggung jawab, yaitu kewajiban untuk
melaksanakan tugas.
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017
51
5. Kesatuan arah (Unity of Direction)
Semua kegiatan, pemikiran, keahlian, waktu dan kemampuan harus
ditujukan pada satu arah, yaitu pencapaian tujuan dengan cara
efisien dan efektif.
6. Kesatuan komando (Unity of Command)
Dengan adanya kesatuan komando maka kerja sama menjadi lebih
terjamin dengan baik, pemusatan usaha dan pengendalian komando
lebih terpusat. Setiapbawahan hanya mempunyai seorang atasan
langsung kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa
dia menerima perintah untuk dilaksanakan.
7. Rentang kekuasaan
Maksudnya, berapa jumlah orang yang setepat-tepatnya harus
berada di bawah kekuasaan seorang pejabat atasan. Asas ini
merupakan prinsip organisasi yang harus diperhatikan untuk
menjaga efektivitas dan kesinambungan komunikasi.
8. Tingkat pekerjaan
Adalah suatu jaringan peranan yang dituntut orang dalam
melaksanakan pekerjaan untuk tugas yang harus dicapai. Pekerjaan
itu didelegasikan dari atas ke bawah oleh pimpinan melalui tangga
jabatan.
9. Prinsip koordinasi
Semua kegiatan organisasi harus dikoordinasikan. Hal ini penting
untuk mencegah kesimpangsiuran tugas dan tanggung jawab. Kerja
sama merupakan asas koordinasi. Artinya, mereka harus bertindak
bersama-sama agar terdapat satu kesatuan dalam tindakan. Jadi,
koordinasi sebagai pengaturan yang tertib dari suatu kumpulan atau
gabungan usaha untuk menciptakan kesatuan dalam mencapai
tujuan bersama.
Komunikasi
Komunikasi dibutuhkan untuk bertukar informasi, memberikan
perintah, dan bercerita. Sebagai makhluk sosial, setiap orang saling
bertukar informasi untuk kebutuhan mereka maupun bercerita
mengenai kehidupan mereka. Saat bertugas, manajer membutuhkan
komunikasi untuk memberikan perintah kepada bawahan. Oleh karena
itu, komunikasi berperan penting dalam kehidupan manusia di dalam
kerja maupun tidak.
Dalam dunia kerja, antara manajer dan karyawan dihubungkan
dengan komunikasi untuk melaksanakan tugas masing-masing agar
dapat terselesaikan dengan baik. Komunikasi yang baik akan
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017
52
memberikan dampak positif bagi manajer maupun karyawan. Dalam
pelaksanaan tugas, mereka cenderung berkomunikasi secara lisan
dibandingkan dengan komunikasi secara tertulis, karena dengan
komunikasi secara lisan akan mempermudah terjadinya umpan balik,
sehingga ketidakjelasan informasi dapat langsung teratasi dengan
menanyakan secara langsung.
Komunikasi merupakan proses pemindahan informasi atau
gagasan dari seseorang ke orang lain, dapat berlangsung secara lisan
maupun tulisan, dan dapat dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dalam
berkomunikasi, perlu adanya pengirim pesan, pesan yang disampaikan,
dan penerima pesan.
Setiap orang yang berkomunikasi dengan orang lain akan
melalui proses komunikasi yang diawali dari pengirim pesan yang
menyampaikan pesan ke penerima pesan, lalu penerima pesan akan
memberikan umpan balik ke pengirim pesan. Umpan balik
menunjukkan proses komunikasi yang dilakukan dua orang tersebut
berhasil karena penerima pesan memahami maksud dari pengirim
pesan. Umpan balik juga dapat berarti bahwa penerima pesan meminta
kejelasan informasi dari pengirim pesan. Hal yang penting dari
komunikasi adalah kedua pihak yaitu pengirim pesan dan penerima
pesan dapat memehami isi pesan maupun informasi yang dibicarakan
sehingga tidak terjadi miss communication antara dua pihak tersebut.
Komunikasi berperan aktif dalam seluruh aspek kehidupan.
Dengan komunikasi yang jelas, pekerjaan dapat dilakukan dengan
maksimal. Dalam sebuah perusahaan, peran komunikasi (Mitzberg,
1975: 49-61 dalam Stoner, 1982: 145-146) terbagi menjadi 3 jenis.
a. Peran antar pribadi (Interpersonal role)
Manajer sebagai pemimpin organisasi yang berinteraksi dengan
bawahan, pelanggan, dan rekan kerja. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa manajer menggunakan sekitar 45% dari
waktu kontak untuk bawahan, sekitar 45% dengan orang di luar
organisasi, dan hanya sekitar 10% dengan atasan.
b. Peran informasi (Informational role)
Manajer mencari informasi dari rekan, bawahan, dan kontak-
kontak pribadi lain tentang segala hal yang mungkin
mempengaruhi pekerjaan dan tanggung jawab mereka.
c. Peran keputusan
Keputusan yang diambil manajer dibuat secara pribadi, tetapi
akan didasarkan pada informasi yang telah dikomunikasikan
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017
53
kepada manajer. Manajer harus mengkomunikasikan
keputusan-keputusan tersebut kepada orang lain.
Komunikasi Efektif
Bagi seorang manajer, komunikasi yang efektif merupakan
kebutuhan penting. Dengan komunikasi yang efektif, manajer dapat
menjalankan fungsi-fungsi manajemen yaitu merencanakan,
mengorganisasikan, dan memimpin serta mengendalikan organisasi.
Manajer mencurahkan sebagian besar dari waktunya untuk
berkomunikasi.
Dengan komunikasi yang efektif akan meminimalisir terjadinya
miss communication antara pihak yang berkomunikasi. Informasi yang
jelas dapat membantu karyawan maupun manajer dalam melaksanakan
tugas masing-masing secara maksimal. Apabila tugas dapat dijalankan
dengan baik secara maksimal, hal ini berdampak positif karena
menguntungkan perusahaan.
Menurut Sutrisna Dewi (2005:15), faktor-faktor yang
mempengaruhi komunikasi yang efektif adalah :
1. Kreadibilitas dan daya tarik komunikator.
Kreadibilitas komunikator menunjukan bahwa pesan yang
disampaikannya dianggap benar dan dapat dipercaya, Kepercayaan
yang tinggi terhadap komunikator akan menyebabkan kesediaan
komunikan untuk menerima pesan dan mengubah sikap sesuai dengan
keinginan komunikator, selain muncul melalui kepercayaan,
kredibilitas juga bisa muncul melalui keahlian, dan status sosial.
2. Kemampuan pesan untuk membangkitkan tanggapan.
Suatu pesan akan menimbulkan reaksi dan umpan balik, apabila
memenuhi kondisi seperti menggunakan lambang atau bahasa yang di
pahami oleh komunikan, menarik perhatian, dan mampu memahami
kebutuhan kepribadian komunikan.
3. Kemampuan komunikan untuk menerima dan memahami pesan
Komunikasi berlangsung efektif dan efisien apabila komunikan
memiliki kemampuan untuk memahami pesan, sadar akan kebutuhan
dan kepentingannya, mampu mengambil keputusan secara fisik dan
mental mampu menerima pesan.
Komunikasi yang efektif berperan penting dalam organisasi,
Baik manajer pada tingkat bawah, manajer tingkat menengah, manajer
tingkat atas, maupun staf seluruh perusahaan, dalam menjalankan tugas
dan fungsinya tidak akan menghindarkan diri dari aktivitas
berkomunikasi secara efektif. Komunikasi yang efektif dengan
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017
54
dukungan saluran yang jelas dan lancar, akan dapat mendukung
tercapainya efisiensi aktivitas fisik, efektifitas waktu dan kecepatan
arus informasi dalam suatu perusahaan. Pada akhirnya, suatu
perusahaan yang mempunyai suatu sistem informasi yang mendukung
kelancaran arus komunikasi yang ada akan mampu membedakan
kualitas perusahaan tersebut dengan perusahaan yang lain.
Untuk mendapatkan komunikasi yang efektif, ada baiknya
untuk memahami terlebih dahulu proses komunikasi. Adapun proses
komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy (2004:11) terbagi dua,
yakni secara primer dan sekunder.
1. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian
pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang (symbol) sebagai media.
2. Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian
pesan oleh seorang kepada orang lain dengan menggunakan alat
atau sarana sebagai media kedua memakai lambang sebagai
media pertama.
Gambar 2.1 Proses Komunikasi
Sumber Onong Uchjana Effendy (2004):
a. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan atau materi
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk
disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami
oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang
dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan
disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan
dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila
diorganisir secara baik dan jelas, materi pesan dapat berupa:
informasi, ajakan, rencana kerja, pertanyaan dan sebagainya.
Komunikator Komunikan Pesan Media
Gangguan
Umpan balik Tanggapan
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017
55
b. Simbol atau isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol
sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya
seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata,
gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka
lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak,
membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah
tertentu
c. Media atau penghubung
Alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio, surat kabar,
papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini
dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah
penerima pesan, situasi dan lain sebagainya.
d. Mengartikan kode atau isyarat
Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan
seterusnya) maka si penerima pesan harus dapat mengartikan
simbol atau kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti
atau dipahami maksud dari yang diterima oleh panca indera.
e. Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari
sipengirim meskipun dalam bentuk kode atau isyarat tanpa
mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim.
f. Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari
penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa
balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak
pesannya terhadap sipenerima pesan. Hal ini penting bagi
manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan
sudah diterima. Dengan pemahaman yang benar dan tepat.
Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain
yang bukan penerima pesan.
Komunikasi yang efektif perlu diterapkan dalam sebuah
perusahaan. Dengan adanya komunikasi yang efektif tersebut, akan
berdampak positif terhadap pekerja maupun perusahaan.
Terdapat empat faktor yang mempengaruhi efektivitas dalam
berkomunikasi:
a. Jalur komunikasi formal
Dengan menggunakan bahasa formal akan memberikan dampak
positif berupa kejelasan dari informasi yang telah disampaikan.
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017
56
b. Wewenang Jabatan
Orang yang lebih tinggi jabatannya cenderung lebih mudah
berkomunikasi dengan bawahannya. Dalam hal ini manajer
memiliki kewenangan untuk berkomunikasi dengan bawahan
begitu pula sebaliknya. Namun, antara manajer dan bawahan
memiliki porsi yang berbeda dalam hal perintah dan
kewenangan lainnya.
c. Spesialisasi jabatan
Dalam ruang lingkup jabatan yang sama akan memudahkan untu
melaukan komunikasi secara efektif. Karena masing-masing
individu paham akan posisi masing-masing.
d. Ketrampilan berkomunikasi
Seseorang yang terampil dalam hal berbicara, menulis dan
membaca tentu akan lebih efektif dalam berkomunikasi dengan
orang lain dibandingkan orang yang tidak memiliki ketrampilan
tersebut.
Dengan komunikasi yang efektif antara manajer dan karyawan
akan memberikan dampak positif yang menguntungkan perusahaan.
Efektivitas dalam berkomunikasi perlu diterapkan dan ditingkatkan
agar kinerja antar karyawan dapat lebih baik dari sebelumnya. Manajer
yang bertanggung jawab atas kinerja karyawan. Namun, keberhasilan
perusahaan menjadi tanggung jawab bersama antara manajer dan
karyawan, sehingga efektivitas dalam berkomunikasi antara keduanya
dapat dilakukan untuk melaksanakan tugas secara maksimal.
Kinerja Karyawan
Suatu perusahaan yang baik adalah perusahaan yang mampu
mengetahui apa yang dibutuhkan karyawan dalam rangka peningkatan
kinerja karyawannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kinerja
diartikan sebagai sesuatu yang ingin dicapai, prestasi yang
diperlihatkan, dan kemampuan seseorang. Banyak batasan yang
diberikan para ahli mengenai istilah kinerja, walaupun berbeda dalam
tekanan rumusannya, namun secara prinsip kinerja adalah mengenai
proses pencapaian hasil.
Dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan adalah suatu aksi
atau tindakan dan tingkat kemampuan karyawan dalam mengerjakan
tugas-tugasnya, sedangkan kinerja yang baik adalah kinerja yang
mengikuti tata cara, prosedur, dan peraturan yang ada di perusahaan.
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017
57
Sebuah perusahaan harus mampu mengukur setiap kinerja
karyawannya, karena hal ini merupakan salah satu faktor yang
menentukan apakah sebuah target yang diberikan perusahaan dapat
dicapai atau tidak. Kinerja kerja seorang karyawan tidak selalu berada
dalam kondisi yang baik karena hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa
hal, oleh karena itu ada baiknya jika seorang manajer perusahaan
mengetahui apa saja faktor yang dapat mempengaruhi kinerja kerja
karyawan.
Beberapa fakor berikut dapat mempengaruhi kinerja karyawan
dalam bekerja.
1. Fasilitas Kantor
Fasilitas kantor merupakan sarana yang menunjang seorang
karyawan untuk melakukan aktifitas kerjanya dengan baik.
Apabila suatu perusahaan tidak dapat memberikan fasilitas yang
memadai, tentu saja hal ini akan menurunkan kinerja kerja
karyawan.
2. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja merupakan faktor yang sangat penting untuk
manajer perusahaan perhatikan, karena hampir 80% karyawan
resign jika lingkungan kerja mereka tidak baik. Lingkungan
kerja yang baik memiliki ruang kerja bersih dan nyaman,
penerangan yang sempurna, dan temperatur udara yang sesuai.
3. Prioritas Kerja
Karyawan akan merasa kebingungan jika diberikan banyak
tugas kepada mereka tetapi tidak memberikan skala prioritas
yang jelas. Akan lebih efektif pekerjaan dikerjakan sesuai
dengan timeline yang sudah ditentukan.
4. Supportive Boss
Seorang manajer semestinya berkenanmendengarkan pendapat
dan pemikiran karyawan. Manajer dapat memberikan dukungan
kepada mereka untuk mengemukakan pendapat dan ide – ide
baru pada saat meeting.
5. Komunikasi yang Efektif
Dalam suatu perusahaan, makna komunikasi berperan sangat
penting. Komunikasi dibutuhkan oleh setiap lini dalam
perusahaan, seperti komunikasi antara manajer dengan
karyawan, komunikasi antara karyawan dengan karyawan,
ataupun komunnikasi antara manajer dengan direktur.
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017
58
Berikut ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kinerja karyawan:
1. Dukungan Manajemen.
Manajemen puncak harus berperan lebih aktif dan mendukung
dalam membentuk fungsi pengawasan
2. Mengelola Lingkungan Kerja
Diasumsi pertama diatas, disebutkan bahwa lingkungan kerja
mempunyai peran diatas 80% untuk memperbaiki kinerja
daripada individu itu sendiri. Lingkungan ini adalah sifat
pekerjaan itu sendiri, sumber daya, individu, umpan balik yang
diterima dan akibat-akibat dari pelaksanaan pekerjaan tersebut.
3. Menetapkan Standar Kinerja
Standar kinerja dapat dibuat dari uraian jabatan untuk
mengaitkan definisi jabatan statis ke kinerja kerja dinamis.
Dalam membuat standar, pengawas juga harus memasukkan
pengamatan pribadi serta catatan kinerja masa lalu. Misalnya
laporan produksi, insiden dan pengukuran kerja.
4. Evaluasi Yang Tetap
Evaluasi kinerja bisa dilakukan secara formal dan informal pada
waktu-waktu tertentu, menangani evaluasi kinerja dengan cara
professional dan obyektif akan menguntungkan setiap
orang/karyawan.
5. Karyawan Dibebaskan Untuk Membuat Peraturan Sendiri
Membiarkan karyawan membuat sendiri criteria penilaian
mereka adalah sebuah cara yang efektif untuk menghilangkan
beberapa hal yang tidak jelas pekerjaan. Cara ini lebih tepat
diterapkan untuk karyawan humas, karena disini banyak sekali
pekerjaan yang tergantung pada keputusan sehari-hari yang
diambil oleh setiap anggota staff tentang naskah, kontrak media,
ketepatan waktu informasi, sikap-sikap dan persepsi yang ada,
serta pertimbangan-pertimbangan lain.
6. Perlu Umpan Balik Aktif
Umpan balik aktif disini mempunyai beberapa sifat antara lain
(1) khusus, yaitu aspek-aspek spesifik dari kinerja kerja.
Informasi ini akan membantu karyawan untuk
mempertahankan tingkat kinerja yang dihendaki serta
memperbaiki kekuarangan-kekuarangan
(2) konsisten, misalnya karyawan tidak boleh dipuji karena
kinerja baik pada penilaian-penilaian berkala dan
kemudian diberi penilaian kinerja tahunan buruk
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017
59
(3) pemilihan waktu, umpan balik harus diberikan segera
setelah peristiwa tertentu selesai dilaksanakan, hal ini perlu
supaya karyawan masih ingat terhadap peristiwa yang baru
saja terjadi.
7. Perlunya Keterbukaan Antara Atasan dan Bawahan
Keterbukaan ini memungkinkan manajemen dan karyawan
memahami semua factor yang terlibat dalam setiap situasi dan
untuk meneliti semua alternative dengan jujur.
8. Motivasi
Pemberi motivasi ini supaya karyawan daapt bekerja dengan
lebih baik dan bersemangat. Motivasi ini bisa berbentuk:
peningkatan kesejahteraan, training, pujian, promosi, dan lain-
lain. Namun disini perlu diingat, bahwa motivasi ini jangan
berlebihan yang pada akhirnya akan merugikan organisasi,
misalnya untuk penambahan gaji, ini perlu dianggarkan supaya
tidak memberatkan organisasi.
9. Tanamkan Sikap Proaktif
Sikap proaktif disini, bukan hanya untuk karyawan namun juga
untuk pihak manajemen. Di sini karyawan ditkankan untuk
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, dan bukannya
menyalahkan dirinya sendiri atau lingkungannya bila kinerjanya
turunm namun dia punya inisiatif untuk selalu mencari jalan
pemecahannya sehingga karyawan mempunyai inisiatif dan
tanggung jawab untuk membuat segala sesuatunnya terjadi.
10. Melakukan Manajemen Konflik
Konflik tidak dapat dihindari dalam organisasi dan ini dapat
menimbulkan dampak positif dan negative atas prestasi
organisasi. Pihak manajemen diharapkan bisa mengatasi konflik
ini supaya tidak menganngu kinerja organisasi namun bisa
untuk meningkatkannya.
Pengaruh Komukasi Yang Efektif Terhadap Kinerja Karyawan
Manusia merupakan unsur terpenting dalam suatu organisasi,
maka pemeliharaan hubungan yang terus-menerus dan serasi antara
manajer dengan karyawan dalam setiap organisasi menjadi sangat
penting. Pemeliharaan hubungan tersebut adalah menyangkut
komunikasi yang efektif dalam organisasi agar dapat tercapai kepuasan
kerja karyawan.
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017
60
Komunikasi yang terbuka dan efektif dapat dianggap sebagai
aset perusahaan yang jujur, langsung dari manajemen, dan bekerja
dengan manajemen dalam tim yang organisasi. Kepuasan kerja
karyawan adalah faktor utama dari struktur komunikasi yang menonjol
dari sebuah organisasi.
Terciptanya komunikasi yang efektif di antara manajer dan
karyawan banyak dipakai sebagai alasan oleh karyawan untuk
menyukai pekerjaannya. Dalam hal ini, adanya kesediaan pihak
manajer untuk mau mendengar, memahami, dan mengakui pendapat
ataupun prestasi karyawannya sangat berperan dalam menimbulkan
kepuasan dalam bekerja.
Penting bagi manajer untuk mengusahakan terciptanya
komunikasi yang efektif dalam organisasi, sebab dengan efektifnya
komunikasi dalam organisasi tersebut, maka akan memicu peningkatan
kepuasan kerja karyawan, sehingga dapat meningkatkan produktivitas
yang artinya bagi organisasi terjadi peningkatan produksi dan
pengurangan biaya melalui perbaikan sikap dan tingkah laku
karyawannya. Selanjutnya, masyarakat tentu akan menikmati hasil
kapasitas maksimum dari organisasi, serta naiknya nilai manusia di
dalam konteks pekerjaan. Manusia merupakan unsur yang terpenting
dalam suatu organisasi, maka pemeliharaan hubungan yang terus-
menerus dan serasi antara manajer dengan karyawan dalam setiap
organisasi menjadi sangat penting. Pemeliharaan hubungan tersebut
adalah menyangkut komunikasi yang efektif dalam organisasi agar
dapat tercapai kepuasan kerja karyawan.
Efektivitas komunikasi perlu ditingkatkan demi tercapainya
komunikasi yang baik antar jabatan dalam organisasi. Komunikasi yang
jelas dan efektif akan meningkatkan kinerja karyawan sehingga dapat
menguntungkan perusahaan. Peningkatan efektivitas komunikasi dapat
dilakukakan dengan:
a. kesadaran akan kebutuhan komunikasi efektif,
b. penggunaan umpan balik,
c. menjadi komunikator yang lebih efektif, dan
d. pedoman komunikasi yang baik.
Dalam mewujudkan komunikasi efektif dalam organisasi, perlu
adanya kerjasama antar anggota organisasi tersebut. Hubungan antara
atasan dan bawahan juga dapat mempengaruhi komunikasi yang
efektif. Manajer berperan penting dalam menjalin komunikasi kepada
karyawan, agar terciptanya suasana yang kondusif.
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017
61
Dalam berkomunikasi kebanyakan orang lebih memilih untuk
menulis daripada berbicara. Namun, tidak ada yang lebih buruk daripad
acara untuk menjawab surat-surat itu. Sangat memprihatinkan dilihat
dari sedikitnya kepedulian seseorangdalam membalas surat-surat itu
tepat pada waktunya. Pemimpin-pemimpin dan perusahaan terbaik
mempunyai falsafah sederhana The Sun Down Rule (Aturan Matahari
Terbenam) Jawablah semua surat dalam 24 jam dan semua pesan
telepon sebelum matahari terbenam. Maka dari itu sebuah komunikasi
yang baik dalam sebuah kelompok kerja atau tim yaitu memilik
ifalsafah dan kebijakan untuk berkomunikasi tertulis yang efektif dans
egera.
Komunikasi akan menjadi efektif ketika terjadi umpan balik
antar 2 arah atau lebih. Akan tetapi pada kenyataanya saat ini banyak
orang mengesampingkan umpanbalik dalam komunikasi. Pan America
World Airways dalam beritanya gulung tikar pada tanggal 4 Desember
1991. Perusahaan penerbangan terbesar yang pernah ada ini sebenarnya
memiliki beberapa tenaga kerja terbaik di industrinya, beberapa
diantaranya bukan main tingkat dedikasinya serta komitmennya, namun
keruntuhan perusahaan tersebut sesungguhnya disebabkan oleh
ketidakmampuan dalam berkomunikasi. Banyak kasus yang terjadi
dalam perusahaan tersebut yang tidak kunjung selesai dikarenakan
tidak memperoleh jawaban dari kantor pusat Pan Am di New York.
Inilah merupakan salah satu bukti pentingnya umpan balik dalam
berkomunikasi, selain untuk memberikan informasi dengan adanya
renspon umpan balik ini, akan memberikan kepercayaan terhadap
sesame kelompok kerja baik dalam lingkup organisasi besar atau kecil,
dan sekaligus dapat mengevaluasi berjalannya suatu rencana yang telah
disusun apakah sesuai dengan tujuan atau tidak.
Komunikasi merupakan hal yang paling penting dan harus
terjadi antara atasan dan bawahan maupun sesama karyawan didalam
perusahaan. Komunikasi yang baik dan efektif dapat membuat kinerja
karyawannya menjadi lebih baik, karena pada dasarnya sebagai sumber
daya manusia, membutuhkan sesuatu agar dapat memacu keinginan
mereka untuk dapat bekerja dengan lebih giat sehingga mereka mampu
meningkatkan kreativitas dan semangat kerja sesuai dengan batas
kemampuan masing – masing.
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017
62
PENUTUP
Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi baik
secara lisan maupun tulisan. Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi
menjadi hal yang penting termasuk dalam organisasi. Didalam
organisasi dibutuhkan yang namanya komunikasi antara satu orang
dengan orang yang lainnya termasuk antara manajer dengan karyawan.
Dengan komunikasi, diharapkan pekerjaan dapat berjalan dengan lacar
dan dapat terselesaikan dengan baik. Dengan komunikasi yang efektif
antara manajer dan karyawan akan memberikan dampak positif yang
menguntungkan perusahaan. Efektivitas dalam berkomunikasi perlu
diterapkan dan ditingkatkan agar kinerja antar karyawan dapat lebih
baik dari sebelumnya. Manajer yang bertanggung jawab atas kinerja
karyawan. Namun, keberhasilan perusahaan menjadi tanggung jawab
bersama antara manajer dan karyawan, sehingga efektivitas dalam
berkomunikasi antara keduanya dapat dilakukan untuk melaksanakan
tugas secara maksimal.
Didalam suatu perusahaan komunikasi yang efektif sangat
dibutuhkan oleh manajer dan karyawan agar tujuan perusahaan dapat
tercapai. Komunikasi efektif merupakan faktor yang paling
berpengaruh dalam kinerja karyawan. Dari komunikasi yang efektif itu
tercipta hubungan yang baik antara manajer dengan karyawan dan
didalam komunikasi tersebut terdapat motivasi, sehingga kinerja
karyawan dapat meningkat dan pekerjaan dapat terselesaikan dengan
baik. Bahkan jika manajer dapat menjadi komunikator yang baik,
ketegangan yang dirasakan oleh karyawan terhadap atasan dapat
berkurang, karyawan pun akan lebih nyaman dan tidak tertekan dalam
mengerjakan pekerjaannya. Di samping itu pihak manajemen dalam
memperbaiki kinerja karyawan tidak boleh langsung menetapkan
bagaimana caranya, namun harus didiagnosis terlebih dahulu penyebab
jeleknya kinerja tersebut. Disini pihak manajemen sebelum menetapkan
cara perbaikan kinerja harus mempertimbangkan untung ruginya yang
bakal muncul sehingga kalau muncul masalah bisa ditekan seminimal
mugkin dan tidak mempengaruhi kinerja perusahaan secara
keseluruhan.
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2017
63
DAFTAR PUSTAKA
Agung Winugroho, Komunikasi Efektif M Guna Meningkatkan Kinerja
Organisasi, Akademi Sekretari dan Manajemen Ariyanti
Diah Suprihatin Fenny Nur Handayani, Mira Rosita,Viatika,, 2014,
Pengaruh Komunikasi Yang Efektif Terhadap Kinerja
Karyawan, Program Studi Komputerisasi AkuntansiJurusan
Akuntansi, Politeknik Negeri Semarang, 2014
Handoko, T. Hani. 2011. Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Ismail Solihin, 2010, Pengantar Manajemen, Penerbit
Erlangga.JakartaKencana, Jakarta.
Masmuh, Abdullah. (2010). Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif
Teori dan Praktek. Cetakan Kedua. Malang: UPT Penerbit
Universitas Muhammadiyah.
Mulyana, Deddy. (2010). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung:
Rosdakarya.
Nugroho, Rakhmat. 2006. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kinerja Karyawan
.http://eprint.undip.ac.id/18819/1/RAKHMAT_NUGROHO.pdf,(3 April
2014)
Nurjaman, K & Khaerul, U. (2012). Komunikasi dan Public Relations.
Cetakan pertama. Bandung: CV Pustaka Setia.Nusantara
Consulting.
Pace, R.Wayne & Don F. Faules. (2010). Komunikasi organisasi Strategi
Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Editor: Deddy Mulyana.
Cetakan Ketujuh. Bandung Rosdakarya.Pertama, Bandung,
Penerbit Alfabeta.
Siti Al Fajar dan Tri Heru, 2010, Manajemen Sumber Daya Manusia
sebagai dasar meraih keunggulan bersaing, Cetakan Pertama,
Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
Suwatno dan Donni Juni Priansa, 2011, Manajemen Sumber Daya
Manusia, Cetakan
Simamora, Henry. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Liberty.
Stoner, James A. F. 1982. Management. Jakarta: Erlangga.
Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori dan Manajemen
Komunikasi. Yogyakarta: Media Pressindo.
Wibowo, 2012, Manajemen Kinerja, Edisi Ketiga, PT. Raja Grapindo
Persada, Jakarta
Wijayanti, Choirunnisa. 2013. Komunikasi dalam Manajemen.