convergence (issn: 2528-648x) vol. 1 no.2, juli...
TRANSCRIPT
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No.2, Juli 2017
45
PENGARUH KOMUNIKASI DAN PELATIHAN DALAM
ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN
Studi Kasus Pada PT. Culletprima Setia Tangerang
Sugandha
Program Studi Manajemen, Universitas Buddhi Dharma
ABSTRAK
Tujuan perusahaan menghadapi perdagangan bebas di masa
depan dan persaingan menjadi semakin ketat antar perusahaan,
perusahaan harus meluruskan pengelolaannya, strategi dan sumber
dayanya yang mencakup sumber daya manusianya. Dengan
menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien, tidak
memberikan hasil pendidikan yang lebih baik. Karyawan sebagai
bagian dari sumber daya harus melakukan pekerjaan mereka sebaik
mungkin seperti organisasi yang diharapkan. Salah satu tugas
pemimpin adalah dengan mentransformasikan dengan baik komunikasi
bawahannya agar bisa melakukan pekerjaan mereka dengan baik seperti
yang diharapkan pada tujuan. Penelitian yang dilakukan di PT.
Culletprima Setia memiliki beberapa tujuan. Tujuan pertama untuk
menguji pengaruh karakteristik individu terhadap kinerja karyawan.
Kedua, bertujuan untuk menguji pengaruh profesi terhadap kinerja
karyawan. Ketiga, jika memiliki tujuan untuk meneliti pengaruh situasi
kerja terhadap kinerja pegawai. Akhirnya penelitian ini ingin meneliti
sejauh mana situasi individu, profesi, dan pekerjaan secara keseluruhan
dapat mempengaruhi kinerja karyawan.
Penelitian ini menggunakan metode skala random sampling yang
digunakan untuk mengevaluasi skor. Pengumpulan data diperoleh
dengan menggunakan studi pustaka berupa studi lapangan (wawancara,
observasi dan kuesioner). Data dianalisis dengan beberapa pengujian,
seperti uji validitas dan reliabilitas dengan teknik Crobach, uji asumsi
regresi dengan multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi,
normalitas dan uji statistik yang menggunakan product moment dan uji
regresi linier yang terdiri dari uji-T dengan membandingkan t dan t
hitung dan t tabel, f-test dengan membandingkan tabel F dan F tabel,
koefisien determinasi (R2) dan koefisien determinasi parsial (r2).
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No.2, Juli 2017
46
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Komunikasi memiliki
dampak langsung yang signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini
ditunjukkan pada nilai t hitung lebih besar dari t tabel sebesar 12.565>
1,656 dan tingkat signifikansi t 0.000> 0,05 lebih kecil. Pelatihan
memiliki dampak langsung secara signifikan terhadap kinerja
karyawan, hal ini ditunjukkan pada nilai t hitung lebih besar dari t tabel
sebesar 24.153> 1.656 dan tingkat signifikansi t 0.000> 0,05 lebih kecil.
Komunikasi dan pelatihan memiliki pengaruh langsung yang signifikan
terhadap kinerja karyawan yang ditunjukkan pada F-hitung lebih besar
dari F-tabel pada 630.862> 2,67 F dengan signifikansi 0,000 <0,05.
Kata Kunci: Komunikasi, Pelatihan, dan Kinerja Pegawai
Abstract
The goal a company is facing free commerce in the future and
competition becomes stricter between company, the company should
straighten up its management, its strategy and its resource incliding its
human resource. By using the resource effectively and efficiently, it nay
give the education a better result. Employee as part of the resource
should do their job as good as possible as expected organization. One
of the leader’s tasks is to traning with good communication his
subordinates in order to do their job well as expected to goal.The
research which takes place in PT. Culletprima Setia has some aims. The
first aim to examine the influence of individual characteristic toward
employee’s performance. Secondly it is aimed to examine the influence
of profession toward employee’s performance. Thirdly, if has the aim
to examine the influence of job situation toward employee performance.
Finally the research would like to examine how far the individual,
profession, and job situation on the whole can influence the employee’s
performance.
The research employs the random sampling method likert scale
is being amployed to evaluate the score. Data collecting is obtained by
using library study an field study (interview, observation and
questionaire). The data is analyzed with some tests, such as
validity and reliability test with Crobach’s technique, regession
assumption test with multicolinearity, heteroskedastisitas,
autocorrelation, normality and statistic test that employ product
moment and linear regression test which consist of T-test by comparing
the t and taccount and ttable, f-test by comparing Faccount and Ftable,
determination coefficient (R2) and partial determination coefficient (r2).
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No.2, Juli 2017
47
The result of the research shows that : Communication have a
direct impact significantly on employee performance, it is shown on the
t-count value is greater than t-table amounted to 12,565> 1.656 and the
significance level smaller t 0.000> 0.05. Training have a direct impact
significantly on employee performance, it is shown on the t-count value
is greater than t-table amounted to 24,153> 1.656 and the significance
level smaller t 0.000> 0.05.Communication and training has a
significant direct effect on employee performance it is shown on the F-
count is greater than F-table at 630,862> 2,67 F with a significance of
0.000 <0.05.
Keyword : Communication, Training, and Employee Performance
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi mengharuskan perusahan untuk
melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisein. Untuk Pembinaan
dan pengembangan dibutuhkan komunikasi yang tepat agar
penyampaian informasi berupa pesan, ide, gagasan dari satu pihak
kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi keduanya.
Berdasarkan hasil dari kegiatan wawancara dengan para narasumber,
hasil yang diperoleh adalah PT. Culletprima Setia Hambatan yang
terdapat di dalam proses upward communication terletak pada
kurangnya ketersediaan waktu atasan untuk bawahan, para atasan
terkadang tidak tertarik dengan masalah yang diterima oleh bawahan.
Hambatan yang terdapat dalam downward communication terletak
pada daya tanggap para bawahan yang kurang baik, hambatan dari
faktor personal yang berhubungan dengan tingkat persepsi individu
ketika menerima suatu pesan dan faktor sistem organisasi yang
berhubungan dengan individu-individu berada pada tingkat otoritas
tertinggi terkadang memiliki pemikiran dan pandangan berbeda dengan
para bawahan. Selain itu komunikasi horisontal yang terbentuk sudah
cukup berjalan efektif di PT. Culletprima Setia, menurut narasumber
komunikasi antara rekan sekerja dalam satu divisi cukup efektif.
Komunikasi
Menurut Stephen P. Robbins (2007:311) “Komunikasi adalah
penyampaian dan pemahaman suatu maksud”.
Menurut Richard L. Daft (2006:415) “Komunikasi adalah proses
dimana informasi ditukar dan dipahami oleh dua orang atau lebih,
biasanya dengan maksud untuk memotivasi atau mempengaruhi
perilaku”.
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No.2, Juli 2017
48
Sedangkan menurut Sutrisno (2010: 49), “Suatu proses dua arah
yang menghasilkan transmisi informasi dan pengertian antar individu
(baik secara verbal maupun tidak verbal).
Menurut Henry (2013 : 201), menyatakan “Komunikasi adalah
suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu
pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantar
keduanya”.
Menurut Agus M. Hardjana (2007:11), bahwa komunikasi adalah
“Proses penyampaian makna dalam bentuk gagasan atau informasi
dari seseorang kepada orang lain melalui media tertentu.”
Sedangkan menurut Djoko Purwanto (2006:3), Komunikasi dapat
didefinisikan sebagai berikut: “Suatu proses pertukaran informasi
antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim) baik dengan
simbol-simbol, sinyal-sinyal maupun perilaku atau tindakan.”
Menurut Koontz yang dialih bahasakan oleh Marwansyah dan
Mukaram (2004:201) komunikasi adalah:
“Penyampaian atau pengiriman informasi dari seseorang kepada
orang lain, sehingga informasi dapat dipahami oleh penerima.”
Dari definisi di atas, memberikan pemahaman bahwa yang
dimaksud dengan komunikasi adalah Proses penyampaian informasi
dari seseorang (sender) kepada orang lain (receiver)
melalui sistem media tertentu yang biasa dilakukan (yang lazimnya
dilakukan), bisa menggunakan simbol-simbol, sinyal-sinyal tertentu
maupun perilaku atau tindakan sehingga informasi dapat dipahami oleh
penerima pesan (receiver) dan adanya feedback penerima pesan
(receiver) kepada pengirim pesan(sender).
Pelatihan
Peranan pelatihan saat ini makin menonjol setelah ada
kecenderungan perusahaan yang menerima karyawan belum
berpengalaman. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa cara ini lebih
baik atau pertimbangan bahwa usaha mendapatkan karyawan
berpengalaman sangat sulit dan pada umunya mereka sudah bekerja di
perusahaan lain yang memberikan kesejahteraan yang cukup. Untuk
lebih jelas penulis mengemukakan beberapa pendapat ahli.
Menurut Pasal 1 ayat (9) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
tentang ketenagakerjaan menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan
kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas,
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No.2, Juli 2017
49
disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian
tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan.
Menurut Henry (2011:203) menyatkan bahwa, “ Pelatihan adalah
suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk
mencapai tujuan organisasi”.
Menurut Sofo (2012:37) menyatakan, “Pelatihan sebagai adopsi peran
seseorang membantu orang lain, kelompok dan organisasi untuk belajar
dan hidup, peningkatan fungsi manusia dan organisasi yang
berkelanjutan tentang orang, belajar dan bagaimana belajar”.
Menurut Robinson (2010:37) menyatakan, “ Pelatihan adalah
proses kegiatan pembelajaran antara pengalaman untuk
mengembangkan pola perilaku seseorang dalam bidang pengetahuan,
keterampilan atau sikap untuk mencapai standar yang diharapkan”.
Menurut Marbun (2010:206) menyatakan bahwa, “ Pelatihan adalah
suatu proses memperdalam keterampilan dan pengetahuan para pekerja
melaui bimbingan yang diberikan instruktur melalui penyelesaian tugas
dan latihan”
Sedangkan menurut Sikula dalam suwitno (2010:45) menyatakan, “
Pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang
mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir,
dimana pegawai non managerial mempelajari pengetahuan dan
keterampilan teknis dalam tujuan terbatas”.
Menurut Hamalik (2011:10) menyatakan, “ pelatihan adalah
suatu proses yang melatih serangkaian tindakan (upaya) yang
dilaksanakan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada kerja
yang dilakukan oleh tenaga kerja profesional kepelatihan dalam satuan
waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bekerja para
peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektifitas
dan produktivitas dalam suatu organisasi”
Menurut Bernandian dan Russell (dalam Gomes, 2002: 27), “
pendidikan dan pelatihan adalah sebagai usaha untuk memperbaiki
performance pekerja/karyawan pada suatu pekerjaan tertentu yang
sedang menjadi tanggung jawabnya atau suatu pekerjaan yang ada
kaitannya dengan pekerjaannya itu.”
Menurut Nitisemito (2007: 86) memberikan pengertian
tentang, “ Training atau pendidikan dan pelatihan adalah suatu kegiatan
dari perusahaan atau instansi yang bermaksud untuk dapat memperbaiki
dan memperkembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan dan
pegetahuan dari karyawan.”
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No.2, Juli 2017
50
Flippo (Hasibuan, 2003:70), “ Training atau pendidikan dan
pelatihan merupakan suatu tindakan untuk meningkatkan pengetahuan
dan kecakapan seorang karyawan untuk dapat melaksanakan suatu
pekerjaan tertentu.”
Kemudian pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja
dapat dilihat dari pendapat Sudarmanto (2009: 10) menyatakan bahwa
dalam melakukan pengukuran kinerja ada 3 (tiga) pendekatan yaitu:
1. Pendekatan personality trait, yaitu dengan mengukur
kepemimpinan, inisatif dan sikap.
2. Pendekatan perilaku, yaitu dengan pengukuran; pendidikan dan
pelatihan, umpan balik, kemampuan presentasi, respons terhadap
komplain pelanggan.
3. Pendekatan hasil, yaitu dengan mengukur kemampuan produksi,
kemampuan menyelesaikan produk sesuai jadwal, peningkatan
produksi atau penjualan.
Dengan memperhatikan pendapat ahli di atas dapat Maka
disimpulkan bahwa pelatihan adalah suatu proses pembinaaan
pengembangan kemampuan dasar yang sudah ada dengan metode
belajar mengajar yang dilandasi pada teori-teori pada setiap individu
dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis yang
ditujukan kepada pegawai pelaksana.
Menurut Mangkunegara (2009:89) menyatakan orientasi yang
diadakan perusahaan oleh penyelia harus memenuhi kebutuhan-
kebutuhan para tenaga kerja, yaitu :
a. Program orientasi harus mampu membantu para pekerja untuk
memahami standar kerja dan harapan organisasi.
b. Program orientasi harus mampu membantu para pekerja baru
memahami perilaku sosial organisasi atau perusahaan.
c. Program oreintasi harus mampu membantu para pekerja baru untuk
mengetahui berbagai aspek teknis pekerjaan atau jabatan.
Dari Pengertian Pelatihan di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa pelatihan adalah kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam
memperbaiki perilaku, sikap, keterampilan danpengetahuan karyawan
menuju kepada terlaksananya tugas dan tanggung jawab dalam
meningkatkan kinerja perusahaan.
Kinerja
Menurut Hemy Simamora (2004:338) sebagai berikut:
“Kinerja adalah penilaian motivasi karyawan untuk bekerja,
mengembangkan kemampuan pribadi dan meningkatkan
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No.2, Juli 2017
51
kemampuan dimasa depan oleh umpan batik tentangkinerja
masa lain dan pengembangan”.
Menurut Anwar Prabu Mangku Negara (2010:67) dalam
mengemukakan sebagai berikut:
“Kinerja adalah hasil kerja yang secara kuantitas dan kualitas
yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya yang
diberikan kepadanya”.
Sehingga dapat disimpulkan Kinerja adalah suatu prestasi yang
berasal dari kombinasi antara usaha individu atau karyawan dengan
tingkat kemampuan, keahlian dan pengalaman individu.
Pengaruh Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan
Dalam memimpin seorang pemimpin harus memiliki personal skill
communication yang baik karena penyampaian ide, gagasan, pesan-
pesan, informasi yang disampaikan secara langsung atau tidak langsung
akan mudah dimengerti dan dilaksanakan oleh para karyawannya.
Komunikasi yang baik dan efektif dapat memudahkan dalam segala
tindakan yang dilakukan oleh pimpinan.
Saluran komunikasi yang dibangun dengan baik akan dapat
meningkatkan kemampuan karyawan dalam memahami setiap jenis
pekerjaannya. Sebagimana menurut Heny (2013:83), “ Saluran
komunikasi yang dibangun dengan baik dapat meningkatkan
kemampuan, kinerja dari karyawan”.
Jadi komunikasi adalah sarana jembatan untuk mencapai suatu
hasil sehingga komunikasi memiliki peran yang penting untuk melihat,
mendengar dan menilai kecakapan kerja karyawan.
Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan
Pelatihan yang diselenggarakan perusahaan dalam menerima
karyawan yang sudah berpengalaman atau yang belum berpengalaman,
agar menguasai pekerjaan yang diberikan kepadanya dibutuhkan
komunikasi yang baik. Pelatihan merupakan faktor penting agar
karyawan yang diterima dalam bekerja, dapat mengerti tentang
prosedur tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Dengan adanya pelatihan kerja yang baik dan perusahaan
memberikan kesempatan bagi karyawan yang telah menguasai
pekerjaan dan telah cukup berpengalaman dibidangnnya . sehingga
dapat dilakukan penilaian standar kerja yang sesuai dengan rencana
perusahaan, dan bagi karyawan yang telah melakukan pelatihan akan
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No.2, Juli 2017
52
memiliki pengalaman dan keahlian baru sehingga ada hasil yang sesuai
standar penilaian kinerja.
Standar dari penilaian kinerja perusahaan yang telah diterapkan
dapat memberikan hasil yang sesuai dengan kemampuan karyawan
setelah diberikan pelatihan oleh pemimpin melalaui berbagai cara dan
program yang terencana. Setelah melakukan standar penilaian kinerja
seorang pemimpin dapat melihat sejauh mana kompentensi keahlian
kerja yang dimiliki setiap karyawan, sehingga dapat diajukan untuk
menduduki jabatan baru atau dipromosikan.
Manfaat dari pelatihan karywan akan mempersempit
kesenjangan dari kesesuaian antara kemampuan karyawan dengan
tuntutan persyaratan pekerjaan.
Model Penelitian dan Hipotesis
Selama kurun waktu 1 April 2016 hingga 22 April 2016,
Komunikasi yang dilakukan secara informal keatas, kebawahan,
horizontal secara formal atau informal juga dapat mempunyai pengaruh
terhadap kinerja karena komunikasi adalah kunci jembatan seorang
pemimpin untuk melihat, mendengar dan menilai kinerja karyawannya.
Di samping kedua hal tersebut di atas, pelatihan juga dapat mempunyai
hubungan terhadap kinerja karena pelatihan membuat karyawan
berpengalaman dan memiliki kemampuan sehingga kinerjanya menjadi
meningkat.
Rx1y
Rx2y
Komunikasi
(X1)
Kinerja Karyawan
(Y)
Pelatihan
(X2)
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No.2, Juli 2017
53
Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah :
H1 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara
komunikasi terhadap kinerja karyawan PT. Culletprima Setia.
H2 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara
pelatihan terhadap kinerja karyawan PT. Culletprima Setia.
H3 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan dan simultan
antara komunikasi dan Pelatihan Terhadap kinerja karyawan PT.
Culletprima Setia.
Defenisi Operasional Variabel & Instrumen Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
Komunikasi
(X1)
Komunikasi
adalah suatu
proses
penyampaian
informasi
(pesan,ide,gaga
san) dari satu
pihak kepada
pihak lain agar
terjadi saling
mempengaruhi
di antar
keduanya
(Sedarmayanti
2010)
Jenis
Komunikasi
1. Melakukan komunikasi lisan yang
mudah dipahami
2. Melakukan komunikasi tulisan
3. Melakukan komunikasi isyarat
tubuh (nonverbal) yang
mendukung
(Sedarmayanti, 2010: 26)
Likert
Tempat
komunikasi
1. Melakukan komunikasi sesuai
etika dan tata krama dalam forum
resmi (Formal)
2. Melakukan komunikasi sesuai
dengan bahasa yang mudah
dipahami dan tidak resmi
(Informal)
(Sedarmayanti, 2010: 28)
Alat ukur 1. Kejelasan bahasa atau informasi
2. Ketepatan bahasa dan informasi
3. Kesesuaian keadaan atau kondisi
bahasa dan informasi
4. Keruntunan alur bahasa atau
informasi
5. Tata krama dan etika berbahasa
dan informasi
(Sedarmayanti, 2010: 30)
Pelatihan
(X2)
Pelatihan,
Produktivitas
1. Memiliki Keinginan mengikuti
pelatihan
2. kemampuan kerja yang memenuhi
Likert
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No.2, Juli 2017
54
Pelatihan
adalah suatu
proses dimana
orang-orang
mencapai
kemampuan
tertentu untuk
mencapai
tujuan
organisasi
(Sedarmayanti
,2010)
3. kriteria pelatihan
4. produktivitas karyawan yang
meningkat
(Sedarmayanti, 2010: 50)
Alat Ukur 1. Program Pendidikan pelatihan
karyawan yang terencana
2. Pelatihansesuai Tuntutan kerja dan
tugas
(Sedarmayanti, 2010: 54)
Kinerja
Karyawan
(Y)
Kinerja adalah
penilaian
motivasi
karyawan
untuk bekerja,
mengembangk
an kemampuan
pribadi dan
meningkatkan
kemampuan
dimasa depan
oleh umpan
balik tentang
kinerja masa
lain dan
pengembangan
.
(Henry, 2013)
Prestasi
Kerja
1. Pencapaian Target Kerja yang
sesuai rencana
2. Kreativitas Karyawan dalam
bekerja
3. Tanggung jawab
(Henry; 2013:45 )
Likert
Faktor yang
mempengaru
hi kinerja
1. Kehadiran yang terpenuhi
2. Kedisplinan yang sesuai aturan
(Henry; 2013:48 )
Alat ukur 1. Kualitas kerja yang
meningkat(Quality)
2. Penyelesain tepat waktu sesuai
agenda kegiatan(Timelines)
3. Memaksimalkan sumber daya
organisasi (Cost efectiveness)
4. Hubungan antara rekan kerja
(Interpersonal impact)
(Henry; 2013:48 )
Teknik Analisis Data
Teknik Analisis Data digunakan untuk melihat apakah data layak untuk
diuji dalam penelitian.
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No.2, Juli 2017
55
Uji Kualitas Data
Uji Validitas, Sugiyono (2008:137) mengemukakan “validitas
adalah tingkat keandalan dan keaslian alat ukur yang digunakan”.
Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang
dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas berguna
untuk mengetahui apakah ada pernyataan-pernyataan pada kuesioner
yang harus dibuang atau diganti karena dianggap tidak relevan. Teknik
untuk mengukur validitas kuesioner adalah dengan menghitung
korelasi antar data pada masing-masing pernyataan dengan skor total,
dengan memakai rumus korelasi product moment. Menurut Ghozali
(2005:45) suatu item Instrumen dianggap valid jika memenuhi kriteria
sebagai berikut:
1) Jika nilai Pearson Correlation > 0,3dinyatakan valid.
2) Jika nilai Pearson Correlation < 0,3dinyatakan tidak valid.
Uji Reliabilitas, Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh
mana alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Bila suatu
alat ukur dipakai beberapa kali untuk mengukur gejala yang
sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat
pengukur tersebut relialibel. dengan kata lain, reliabilitas menunjukan
konsistensi alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.
Menurut Ghozali (2005:46) suatu variabel penelitian dikatakan reliabel
apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Jika Cronbach Alpha > 0,6 dinyatakan reliabel.
2) Jika Cronbach Alpha < 0,6 dinyatakan tidak reliabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Uji Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
mampu mengukur apa yang ingin diukur. Validitas diukur dengan
cara menghitung korelasi antara skor masing-masing item dengan
skor total menggunakan teknik korelasi product moment. Solimun
(2010:24), jika koefisien korelasi positif dan > 0,165 maka
indikator bersangkutan dianggap valid. Perhitungan koefisien
korelasi dilakukan dengan software SPSS 21. Kuesioner dibagi
dalam empat faktor utama, yaitu Komunikasi (X1) dengan 10 butir
pernyataan, Pelatihan (X2) dengan 10 butir pernyataan dan Kinerja
(Y) dengan 10 butir pernyataan, jumlah pernyataan dalam
kuesioner sebanyak 30 butir pernyataan dengan jumlah responden
sebanyak 140 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No.2, Juli 2017
56
dari pengujian validitas seluruh butir pernyataan yang mempunyai
nilai r hitung lebih besar dari 0,165. Sehingga butir-butir
pertanyaan dalam kuesioner tersebut dapat dikatakan valid dan
dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.
Uji Validitas Komunikasi
Variabel Indikator
corrected
item-total
correlation
Batas
Kritis
(R-Tabel)
Keputusan
Komunikasi
(X1)
X1.1 0,656 0,165 Valid
X1.2 0,399 0,165 Valid
X1.3 0,310 0,165 Valid
X1.4 0,293 0,165 Valid
X1.5 0,237 0,165 Valid
X1.6 0,341 0,165 Valid
X1.7 0,656 0,165 Valid
X1.8 0,650 0,165 Valid
X1.9 0,413 0,165 Valid
X1.10 0,407 0,165 Valid
Berdasarkan keterangan tabel di atas, menunjukkan
butir pernyataan variabel Komunikasi (X1) dalam penelitian ini
mempunyai nilai corrected item-total correlation lebih besar
dari 0,165.
Uji Validitas Pelatihan
Variabel Indikator
corrected
item-total
correlation
Batas
Kritis
(R-
Tabel)
Keputusan
Pelatihan
(X2)
X2.1 0,697 0,165 Valid
X2.2 0,672 0,165 Valid
X2.3 0,837 0,165 Valid
X2.4 0,804 0,165 Valid
X2.5 0,840 0,165 Valid
X2.6 0,852 0,165 Valid
X2.7 0,815 0,165 Valid
X2.8 0,689 0,165 Valid
X2.9 0,697 0,165 Valid
X2.10 0,672 0,165 Valid
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No.2, Juli 2017
57
Berdasarkan keterangan tabel di atas, menunjukkan butir
pernyataan variabel Pelatihan (X2) dalam penelitian ini mempunyai
nilai corrected item-total correlation lebih besar dari 0,165. Dapat
diambil kesimpulan bahwa butir-butir pertanyaan yang digunakan
untuk mengukur variabel Pelatihan tersebut dapat dilanjutkan dalam
pengujian selanjutnya.
Uji Validitas Kinerja
Variabel Indikator
corrected
item-total
correlation
Batas
Kritis
(R-
Tabel)
Keputusan
Kinerja
(Y)
Y.1 0,527 0,165 Valid
Y.2 0,642 0,165 Valid
Y.3 0,518 0,165 Valid
Y.4 0,564 0,165 Valid
Y.5 0,787 0,165 Valid
Y.6 0,787 0,165 Valid
Y.7 0,690 0,165 Valid
Y.8 0,558 0,165 Valid
Y.9 0,660 0,165 Valid
Y.10 0,492 0,165 Valid
Berdasarkan keterangan tabel di atas, menunjukkan butir
pernyataan variabel kinerja (Y) dalam penelitian ini mempunyai nilai
corrected item-total correlation lebih besar dari 0,165. Dapat diambil
kesimpulan bahwa butir-butir pertanyaan yang digunakan untuk
mengukur variabel tersebut dapat dilanjutkan dalam pengujian
selanjutnya.
Sebagai mana penjelasan menurut teori bab tiga, bahwa data
yang baik adalah data yang memiliki nilai indikator valid atau sah.
Dengan kata lain, indikator yang valid atau sah menjadi salah satu
ukuran atas kemampuan penjelasan terhadap variabel yang sedang
diteliti sesuai dengan teori dan empiris yang terjadi dilapangan,
sehingga data menjadi valid.
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No.2, Juli 2017
58
b. Uji Reliabilitas, reliabilitas adalah suatu pengukuran yang
menunjukkan stabilitas dan konsistensi dari suatu variabel yang
mengukur suatu konsep untuk mengakses dari suatu pengukuran
(Sugiyono, 2004:460). Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji
apakah jawaban dari responden konsisten atau stabil, Suatu
variabel penelitian dikatakan reliabel apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut :
1) Jika Cronbach Alpha> 0,6 dikatakan reliabel
2) Jika Cronbach Alpha< 0,6 dikatakan tidak reliabel
Kriteria reliabilitas sebagai berikut :
Kriteria Penilaian Tingkat Reliabilitas
Interval Tingkat Reliabilitas
0,00 – 0,20
> 0,20 – 0,40
> 0,40 – 0,60
> 0,60 – 0,80
> 0,80 – 1,00
Kurang Reliabel
Agak Reliabel
Cukup Reliabel
Reliabel
Sangat Reliabel
Uji Reliabilitas Data
Variabel Cronbach’s
Alpha
N of
Items
Kategori Interval
Reliabilitas
Komunikasi
(X1) 0,769 10 Reliabel
Pelatihan
(X2) 0,940 10 Sangat Reliabel
Kinerja
(Y) 0,888 10 Sangat Reliabel
Berdasarkan tabel di atas, variabel komunikasi dengan nilai
0,769 adalah reliabel, variabel Pelatihan dengan nilai 0,940 adalah
sangat reliabel, kinerja dengan nilai 0,888 adalah sangat reliabel, dapat
disimpulkan bahwa seluruh pernyataan adalah sangat stabil dan
konsisten, Hal ini dapat dilihat dari nilai Cronbach's Alpha yang jauh
lebih besar dari tingkat Reliabel> 0,60 (batas standar). Dengan kata lain
bahwa seluruh pernyataan pada penelitian ini memiliki tingkat
kehandalan yang baik dan dapat digunakan dalam analisis
Pada penelitian ini.Konsistensi yang dimaksud adalah dimana
responden menjawab keseluruhan pernyataan dengan baik tanpa
kecacatan jawaban dengan melalui pernyataan yang terdapat dalam
kuisioner dari setiap butir indikator pernyataannya.
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No.2, Juli 2017
59
KESIMPULAN
Penelitian dilakukan pada karyawan PT. Culletprima Setia, untuk
mengetahui pengaruh variabel komunkasi dan pelatihan terhadap
kinerja. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Komunikasi Terhadap Kinerja
Nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel sebesar 12,565 > 1,656
dan taraf signifikansi t lebih kecil sebesar 0.000 < 0.05.
Dari hasil uji parsial X1-Y di atas maka terjawab H0 ditolak dan
H1 diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dan
positif terhadap komunikasi dan Kinerja.
Nilai Koefisien Determinasi Adjusted R Square sebesar 0,530.
Data tersebut mengindikasikan bahwa Komunikasi terhadap
Kinerja memberikan kontribusi sebesar 53,%, (100% - 53% =
47%) sisanya sebesar 47% dijelaskan oleh vaiabel lain diluar
penelitian ini.
2. Pelatihan Terhadap Kinerja
Nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel sebesar 24,153 > 1,656
dan taraf signifikansi t lebih kecil sebesar 0.000 < 0.05.
Dari hasil uji parsial X2-Y di atas maka terjawab H0 ditolak dan
H2 diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dan
positif terhadap variabel pelatihan terhadap Kinerja.
Nilai Koefisien Determinasi Adjusted R Squaresebesar 0,807.
Data tersebut mengindikasikan bahwa pelatihan terhadap
Kinerja memberikan kontribusi sebesar 80,7%, (100% - 80,7%
= 19,3%) sisanya sebesar 19,3% dijelaskan oleh vaiabel lain
diluar penelitian.
3. Komunikasi dan Pelatihan Terhadap Kinerja
Nilai F hitung lebihbesardari F-tabel sebesar 630,862 >
2,67dengan signifikansi F sebesar 0,000 < 0,05.
Dari hasil uji Simultan (F) diatas maka terjawab H0 ditolak dan
H3 diterima.
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No.2, Juli 2017
60
Hal ini menunjukkan bahwa variabel Komunikasi dan pelatihan
secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja.
Nilai Koefisien Determinasi Adjusted R Square sebesar 0,901.
Data tersebut mengindikasikan bahwa komunikasi dan
pelatihan terhadap Kinerja memberikan kontribusi sebesar
90,1%, (100% - 90,1% = 19,3%) sisanya sebesar 9,9%
dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anton Athoillah, 2010, Dasar-dasar Manajemen, Cetakan ke satu, CV
Pustaka Setia,
Asri Laksmi Riani, 2013, Manajemen Sumber Daya Masa Kini,
Cetakan Pertama, Penerbit
Badrudin, 2013, Dasar-Dasar Manajemen, Cetakan ke satu, Penerbit
Alfabeta, Bandung.Bandung CAPS.
Danang Sunyoto, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan
Pertama, PenerbitDarsono P dan Tjatjuk Siswandoko,2011,
Sumber Daya Manusia Abad 21, Penerbit
Edy Sutrisno, 2012, Manajemen Sumebr Daya Manusia, Cetakan ke
empat, PenerbitElvinaro Ardianto , (2011). Metodologi
Penelitian untuk Public Relation. Cetakan kedua. Bandung :
Remaja Rosdakarya.Graha Ilmu.
Gunawan, I. (2013). Metode Penenlitian Kualitatif : Teori & Praktik.
Jakarta: Bumi Aksara.
Ismail Solihin, 2010, Pengantar Manajemen, Penerbit
Erlangga.JakartaKencana, Jakarta.
Mangkunegara, 2010, Perencanaan dan Pengembangan Manajemen
Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung
Masmuh, Abdullah. (2010). Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif
Teori dan Praktek. Cetakan Kedua. Malang: UPT Penerbit
Universitas Muhammadiyah.
Mulyana, Deddy. (2010). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar.
Bandung: Rosdakarya.