contoh mind mappingterapi musik kel 2 jepara

4
MIND MAPPING JURNAL KEPERAWATAN Disampaikan dalam telaah jurnal di ruang ICU RSUD R.A Kartini Jepara, 11 Mei 2013 PEMANFAATAN TERAPI MUSIK UNTUK MENINGKATKAN STATUS KESADARAN PASIEN TRAUMA KEPALA BERAT Asrin, Mardiyono, Saryono. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume Latar Belakang Trauma kepala merupakan penyebab kelainan neurologis tersering di dunia. Pasien dengan trauma kepala mempunyai risiko untuk terjadinya kerusakan otak dan kematian. Risiko kematian kemungkinan meningkat karena pasien jatuh kedalam koma yang lama. Thaut (1999) menyatakan bahwa faktor utama yang dapat mempengaruhi peluang seseorang untuk sembuh adalah berhubungan dengan lamanya waktu koma. Semakin lama seseorang jatuh dalam kondisi koma semakin sering munculnya keparahan penyakit dan kerusakan otak.T erapi musik sebagai terapi alternatif telah dikembangkan pada berbagai bagian di rumah sakit untuk mengatasi berbagai jenis penyakit, khususnya dalam rehabilitasi neurologis. Musik juga merupakan kekuatan yang luar biasa dalam memberikan efek emosional dan mampumenjangkau jauh kedalam dan menyentuh inti setiap pribadi (Mucci & Mucci, 2002). Lebih jauh musik dapat menyentuh tingkat kesadaran fisik, psikologi, spiritual, dan sosial. Di Indonesia, terapi musik belum dikenal dengan baik akan tetapi Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan penggunaan terapi music untuk meningkatkan.Tingkat kesadaran pasien cedera otak traumatik yang parah Topik : Jurnal ini membahas tentang efektifitas pemanfaatan terapi musik terhadap kesembuhan pada pasien dengan trauma kepala berat. Sumber : Jurnal Keperawatan Soedirman (The

Upload: princess-rain

Post on 10-Nov-2015

9 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

analisis jurnal

TRANSCRIPT

MIND MAPPING JURNAL KEPERAWATANDisampaikan dalam telaah jurnal di ruang ICU RSUD R.A Kartini Jepara, 11 Mei 2013

PEMANFAATAN TERAPI MUSIK UNTUK MENINGKATKAN STATUS KESADARAN PASIEN

TRAUMA KEPALA BERAT

Asrin, Mardiyono, Saryono. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.2 Juli 2007

Topik :

Jurnal ini membahas tentang efektifitas pemanfaatan terapi musik terhadap kesembuhan pada pasien dengan trauma kepala berat.

Sumber :

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.2 Juli 2007

Latar Belakang

Trauma kepala merupakan penyebab kelainan neurologis tersering di dunia. Pasien dengan trauma kepala mempunyai risiko untuk terjadinya kerusakan otak dan kematian. Risiko kematian kemungkinan meningkat karena pasien jatuh kedalam koma yang lama. Thaut (1999) menyatakan bahwa faktor utama yang dapat mempengaruhi peluang seseorang untuk sembuh adalah berhubungan dengan lamanya waktu koma. Semakin lama seseorang jatuh dalam kondisi koma semakin sering munculnya keparahan penyakit dan kerusakan otak.T erapi musik sebagai terapi alternatif telah dikembangkan pada berbagai bagian di rumah sakit untuk mengatasi berbagai jenis penyakit, khususnya dalam rehabilitasi neurologis. Musik juga merupakan kekuatan yang luar biasa dalam memberikan efek emosional dan mampumenjangkau jauh kedalam dan menyentuh inti setiap pribadi (Mucci & Mucci, 2002). Lebih jauh musik dapat menyentuh tingkat kesadaran fisik, psikologi, spiritual, dan sosial. Di Indonesia, terapi musik belum dikenal dengan baik akan tetapi pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang Kesehatan Nasional yang didalamnya telah mencantumkan dukungan terhadap perkembangan terhadap segala jenis terapi alternatif seperti terapi herbal, terapi pijit, terapi meditasi, dan juga terapi musik. Dalam hal ini, perawat dan dokter sebagai bagian dari tim kesehatan diharapkan bisa mengambil bagian nyata dalam pengembangan terapi musik dilapangan untuk membantu memecahkan permasalahan pasien, khususnya dalam kegiatan rehabilitasi pasien dengan trauma kepala. Keuntungan lainnya dalam penerapan terapi musik di Indonesia yang sedang mengalami situasi krisis moneter adalah menggunakan biaya yang tidak mahal dan terjangkau oleh rumah sakit dan pasien.

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan penggunaan terapi music untuk meningkatkan.Tingkat kesadaran pasien cedera otak traumatik yang parah dan untuk mengetahui fisiologi dan respon psikososial pasien selama terapi.

Hasil

Analisa data dengan menggunakan SAS version 9.1, level p < 0,005 dengan metode one sample t test dengan CI = 95 %.Data perkembangan skor GCS pasien dianalisa dan respon- respon fisik dan psikososial yang muncul pada kedua kelompok diolah secara deskriptif.

Sample total 20 partisipan (10 perlakuan dan 10 kontrol)

Umur rata-rata 72 tahun dan 1/3 nya adalah laki-laki

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t hitung dengan CI = 95% untuk kelompok perlakuan (yang diberi terapi musik) sebesar 11,781. Ini menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel = 2,262.Analisa ketidaknyamanan dan kecemasan : tidak ada perbedaan skor yang berarti antara pre dan post pemberian music saat alih baring.

T araf siqnifikansi untuk kelompok perlakuan sebesar 0,000 (p 0,005).

Terapi music berpengaruh siqnifikan untuk meningkatkan status kesadaran pasien trauma kepala berat.

Metode

Menggunakan metode penelitian eksprimen semu dengan desainnya adalah non randomized pretest- posttest control group design, purposive sampling.

Populasi semua pasien trauma kepala berat yang dirawat di ICU, Sample: 10 bed ICU + 10 bed R. cempaka.

Dilakukan oleh perawat Suara musik diperdengarkan melalui headphone sebanyak 3 kali (session) sehari (pagi, siang, dan sore). Musik diputar dan didengarkan pasien selama 20 - 30 menit untuk setiap session.

Ada 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan (pemutaran musik) dan kelompok kontrol (menggunakan earphone tapi tanpa pemutaran musik)

Mengkaji ketidaknyamanan dengan skala NRS (Numeric Rating Scale) dan mengukur kecemasan dengan skala FAS (Face Anxiety Scale)

Data perkembangan skor GCS pasien dianalisa dengan one sample t test dengan CI = 95 %, respon fisik dan psikososial yang muncul pada kedua kelompok diolah secara deskriptif.

Memudahkan perawat dalam mengumpulkan secara acak (blinded) untuk mengurangi bias

Kriteria Pasien

Kriteria inklusi :

pasien berumur diatas 12 tahun.

Tidak mengalami perdarahan intracranial.

Tidak dilakukan pembedahan (kraniotomi), dan standar pengobatan yang diberikan setara.

Pasien dengan trauma kepala berat di ruang ICU

Pasien yang tinggal di ICU lebih dari 8 jam

Kriteria Eklusi :

Pasien yang akan dilakukan pembedahan

Pasien < 12 tahun

Pasien yang tidak suka musik

Pasien yang tuli

Pasien yang kesulitan menggunakan earphone

Keterbatasan Penelitian

Kriteria responden yang tidak setipe penyakitnya (mengurangi kesempatan dalam menemukan efek.

Sample yang terlalu sedikit ( sangat kurang terlihat efeknya.

Ada responden yang tidak bisa mengikuti metode terapi.

Metode sulit untuk dianalisa.

Diskusi

Terapi musik berpengaruh siqnifikan untuk meningkatkan status kesadaran pasien trauma kepala berat.

Respon-respon fisik dan psikososial pendengaran merupakan suatu hal yang menguntungkan untuk mendorong penyembuhan koma pada pasien cidera kepala dan meningkatkan derajat kesadaran pasien.

Efek relaksasi dari music yang lembut kemungkinan berpengaruh positif pada otak karena retikular activating system (RAS) berfungsi mengendalikan kesiagaan atau kondisi kesadaran dan siklus bangun-tidur.

Untuk pasien dengan trauma kepala yang tidak sadar, yang berfungsi hanyalah RAS dan hipotalamus.

Sesi terapi dilakukan terdapat respon berupa keluarnya air mata, gerakan jari tangan dan kaki, gerakan pada daerah sekitar rahang serta usaha untuk membuka dan menggerakkan kelopak mata.

Banyak problem dalam perekrutan partisipan penelitian.

Kesimpulan

Musik terapi bermanfaat dalam meningkatkan status kesadaran pasien trauma kepala berat. Musik terapi juga dapat memberikan rangsangan yang positif pada respon-respon fisik dan psikososial. terapi musik bisa membatu pasien mencapai kesadarannya, komunikasi, beberapa kemampuan fisik, dan memberikan pengalaman yang menyenangkan. Oleh karena itu berdasarkan kesimpulan ini peneliti menyarankan agar terapi music mulai di budayakan dalam aplikasinya di rumah-rumah sakit di Indonesia karena sangat bermanfaat untuk mempercepat proses penyembuhan pasien serta tidak membutuhkan biaya yang besar dan yang paling utama terapi music tidak mempunyai efek samping negatif apapun bagi pasien.

REKOMENDASI : mengembangkan penelitian untuk memahami manfaat spesifik dan klinis dari mendengarkan music saat prosedur alih baring pada pasien ICU dengan memperhitungkan pemanfaatan terapi musik untuk meningkatkan status kesadaran pasien trauma kepala berat.

Aplikasi hasil penelitian jurnal keperawatan

Sebagai intervensi terapi musik memiliki kesempatan positif bagi rehabilitasi berat traumatis pasien cedera otak. Namun, banyak penelitian menyebutkan bahwa penggunaan musik dalam kesehatan bidang masih ragu hasil.

Namun, penggunaan terapi music bisa diterapkan di ruang ICU RS Kartini Jepara sebagai salah satu intervensi keperawatan untuk meningkatkan tingkat kesadaran karena tidak memiliki efek samping yang membahayakan pasien.