plr jepara

Upload: tetoarifianto

Post on 14-Oct-2015

85 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PLR Jepara

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 PLR Jepara

    1/28

    MAKALAH PENGELOLAAN LIMBAH

    RANCANG BANGUN KAWASAN INDUSTRI DI DAERAH

    JEPARA

    DISUSUN OLEH KELOMPOK III :

    DIAN NOORFIKA ARIANI 011000266

    DIMAS PUGUH WINARSETO 011000267

    JANUR ISNAIDA NAGARI 011000273

    MIA LESTARI AYUNINGTYAS 011000275

    PROGRAM STUDI TEKNOKIMIA NUKLIR 2010

    SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR

    BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    YOGYAKARTA

  • 5/24/2018 PLR Jepara

    2/28

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, karena berkat anugrahnyapembuatan makalah ini dapat diselesaikan sesuai yang diharapkan.

    Makalah ini kami beri judul RANCANG BANGUN INDUSTRI DI KAWASAN

    JEPARA, kami mengambil judul makalah ini dengan didasari dari pengetahuan danbeberapa literature yang ada tentang sumber daya alam, industri yang ada dan kondisi saat inidan merangkumnya menjadi suatu rancangan kawasan industri yang bermanfaat bagi manusiakhususnya pengolahan limbah industrinya.

    Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan sangatjauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami mengharapkan para pembaca dapat memberikankritik dan saran untuk kami demi kesempurnaan ini.

    Kami ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada para pembaca. Kami berharapsemoga makalah ini dapat diterima dan dimanfaatkan bagi pembaca.

    Yogyakarta, 21 Maret 2013

    Kelompok III

  • 5/24/2018 PLR Jepara

    3/28

    BAB I PENDAHULUAN

    Jawa adalah sebuah pulau di Indonesia dengan penduduk 136 juta, pulau ini

    merupakan pulau berpenduduk terpadat di dunia dan merupakan salah satu wilayah

    berpenduduk terpadat di dunia. Pulau ini dihuni oleh 60% penduduk Indonesia. Ibu kota

    Indonesia, Jakarta, terletak di Jawa bagian barat. Banyak sejarah Indonesia berlangsung di

    pulau ini. Jawa dahulu merupakan pusat dari beberapa kerajaan Hindu-Buddha,kesultanan

    Islam, pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, serta pusat pergerakan kemerdekaan

    Indonesia.Pulau ini berdampak sangat besar terhadap kehidupan sosial, politik, dan ekonomi

    Indonesia.

    Jawa adalah pulau yang sebagian besar terbentuk dari aktivitas vulkanik, merupakan

    pulau ketiga belas terbesar di dunia, dan terbesar kelima di Indonesia. Deretan gunung-

    gunung berapi membentuk jajaran yang terbentang dari timur hingga barat pulau ini.

    Terdapat tiga bahasa utama di pulau ini, namun mayoritas penduduk menggunakanbahasa

    Jawa. Bahasa Jawa merupakan bahasa ibu dari 60 juta penduduk Indonesia, dan sebagian

    besar penuturnya berdiam di pulau Jawa. Sebagian besar penduduk adalah bilingual, yang

    berbahasa Indonesiabaik sebagai bahasa pertama maupun kedua. Sebagian besar penduduk

    Jawa adalah Muslim, namun terdapat beragam aliran kepercayaan, agama, kelompok etnis,

    serta budaya di pulau ini.

    Pulau ini secara administratif terbagi menjadi empat provinsi, yaituJawa Barat,Jawa

    Tengah, Jawa Timur, dan Banten; serta dua wilayah khusus, yaitu DKI Jakarta dan DI

    Yogyakarta.

    Awalnya, perekonomian Jawa sangat tergantung pada persawahan. Kerajaan-kerajaan

    kuno di Jawa, sepertiTarumanagara,Mataram,danMajapahit,sangat bergantung pada panen

    padi dan pajaknya. Jawa terkenal sebagai pengekspor beras sejak zaman dahulu, yang

    berkontribusi terhadap pertumbuhan penduduk pulau ini. Perdagangan dengan negara Asia

    lainnya seperti India dan Cina sudah terjadi pada awal abad ke-4, terbukti dengan

    ditemukannya keramik Cina dari periode tersebut. Jawa juga terlibat dalam perdagangan

    rempah-rempah Maluku semenjak era Majapahit hingga era Perusahaan Hindia Timur

    Belanda (VOC). Perusahaan dagang tersebut mendirikan pusat administrasinya di Batavia

    pada abad ke-17, yang kemudian terus dikembangkan oleh pemerintah Hindia-Belanda sejak

    abad ke-18. Selama masa penjajahan, Belanda memperkenalkan budidaya berbagai tanaman

    http://id.wikipedia.org/wiki/Pulauhttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ibu_kotahttp://id.wikipedia.org/wiki/Jakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hinduhttp://id.wikipedia.org/wiki/Buddhahttp://id.wikipedia.org/wiki/Islamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hindia-Belandahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia_(1945-1949)http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia_(1945-1949)http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_pulau_menurut_luas_wilayahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bilingualhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Muslimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Barathttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bantenhttp://id.wikipedia.org/wiki/DKI_Jakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/DI_Yogyakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/DI_Yogyakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tarumanagarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Medanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Majapahithttp://id.wikipedia.org/wiki/Rempah-rempahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Malukuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_Hindia_Timur_Belandahttp://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_Hindia_Timur_Belandahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bataviahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bataviahttp://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_Hindia_Timur_Belandahttp://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_Hindia_Timur_Belandahttp://id.wikipedia.org/wiki/Malukuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Rempah-rempahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Majapahithttp://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Medanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Tarumanagarahttp://id.wikipedia.org/wiki/DI_Yogyakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/DI_Yogyakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/DKI_Jakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bantenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Barathttp://id.wikipedia.org/wiki/Muslimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bilingualhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_pulau_menurut_luas_wilayahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia_(1945-1949)http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia_(1945-1949)http://id.wikipedia.org/wiki/Hindia-Belandahttp://id.wikipedia.org/wiki/Islamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Buddhahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hinduhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ibu_kotahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pulau
  • 5/24/2018 PLR Jepara

    4/28

    komersial, sepertitebu,kopi,karet,teh,kina,dan lain-lain. Kopi Jawa bahkan mendapatkan

    popularitas global di awal ke-19 dan abad ke-20, sehingga namaJavatelah menjadi sinonim

    untuk kopi.

    Jawa telah menjadi pulau paling berkembang di Indonesia sejak era Hindia-Belanda

    hingga saat ini. Jaringan transportasi jalan yang telah ada sejak zaman kuno dipertautkan dan

    disempurnakan dengan dibangunnyaJalan Raya Pos Jawa olehDaendels di awal abad ke-19.

    Kebutuhan transportasi produk-produk komersial dari perkebunan di pedalaman menuju

    pelabuhan di pantai, telah memacu pembangunan jaringan kereta api di Jawa. Saat ini,

    industri, bisnis dan perdagangan, juga jasa berkembang di kota-kota besar di Jawa, seperti

    Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Bandung, sedangkan kota-kota kesultanan tradisional

    seperti Yogyakarta, Surakarta, dan Cirebon menjaga warisan budaya keraton dan menjadi

    pusat seni, budaya dan pariwisata. Kawasan industri juga berkembang di kota-kota sepanjang

    pantai utara Jawa, terutama di sekitar Cilegon, Tangerang, Bekasi, Karawang, Gresik, dan

    Sidoarjo.

    Jaringan jalan tol dibangun dan diperluas sejak masa pemerintahan Soeharto hingga

    sekarang, yang menghubungkan pusat-pusat kota dengan daerah sekitarnya, di berbagai kota-

    kota besar seperti Jakarta, Bandung, Cirebon, Semarang, dan Surabaya. Selain jalan tol

    tersebut, di pulau ini juga terdapat 16 jalan raya nasional.

    Dunia industri di Indonesia telah tumbuh sejak sebelum Belanda menguasai

    kepulauan Nusantara, namun masih terbatas pada kerajinan tangan. Sepanjang abad

    pertengahan, usaha kerajinan berkembang bargandengan dengan upacara-upacara adat dan

    sangat dipengaruhi oleh agama/kepercayaan yang dianut masyarakat setempat. Pemintalan

    dan pertenunan berkembang lebih awal daripada kerajinan lainnya, karena kebutuhan

    sandang memang paling vital di samping kebutuhan pangan. Sebelum kapas diperkenalkan,

    penduduk telah menggunakan berbagai jenis bahan baku sandang, antara lain serat tanaman,

    kulit kayu, kulit binatang, dan lain-lain.

    Industri modern, atau industri Barat, baru mulai tumbuh di pertengahan abad ke-18,

    menyusul terjadinya perang antara Kerajaan Belanda dengan Inggris yang mengakibatkan

    industri tekstil di Belanda mengalami kesulitan, produksinya menurun. Karena kebutuhan

    pakaian tentara tidak dapat lagi dipasok oleh Belanda sendiri, maka lantas didatangkan dari

    Hindia Belanda.

    Dalam waktu singkat puluhan pabrik gula dibangun, terutama di Jawa Tengah dan

    Jawa Timur. Tumbuh pula perusahaan dagang yang mewakili perusahaan induknya di Eropa

    untuk menjual mesin-mesin peralatan pabrik, bahkan sekaligus membangun pabrik yang

    http://id.wikipedia.org/wiki/Tebuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kopihttp://id.wikipedia.org/wiki/Karethttp://id.wikipedia.org/wiki/Tehhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kinahttp://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_Raya_Poshttp://id.wikipedia.org/wiki/Daendelshttp://id.wikipedia.org/wiki/Jakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Surabayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Semaranghttp://id.wikipedia.org/wiki/Bandunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Yogyakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Surakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Cirebonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Cilegonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tangeranghttp://id.wikipedia.org/wiki/Bekasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Karawanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Gresikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sidoarjohttp://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_tolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Soehartohttp://id.wikipedia.org/wiki/Jakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bandunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Cirebonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Semaranghttp://id.wikipedia.org/wiki/Surabayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Surabayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Semaranghttp://id.wikipedia.org/wiki/Cirebonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bandunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Jakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Soehartohttp://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_tolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sidoarjohttp://id.wikipedia.org/wiki/Gresikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karawanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Bekasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Tangeranghttp://id.wikipedia.org/wiki/Cilegonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Cirebonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Surakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Yogyakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bandunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Semaranghttp://id.wikipedia.org/wiki/Surabayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Jakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Daendelshttp://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_Raya_Poshttp://id.wikipedia.org/wiki/Kinahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tehhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karethttp://id.wikipedia.org/wiki/Kopihttp://id.wikipedia.org/wiki/Tebu
  • 5/24/2018 PLR Jepara

    5/28

    bergerak dalam bidang permesinan. Usaha perbengkelan berkembang, terutama untuk

    melayani kebutuhan pabrik gula atau pengangkutan tebu dari perkebunan ke pabrik. Bengkel-

    bengkel inilah yang menjadi cikal-bakal pabrik mesin dan perbengkelan di pulau Jawa.

    Kurun waktu 1900-1914 merupakan periode yang sangat penting karena pada masa

    ini mulai dibuka perkebunan-perkebunan besar di pulau Jawa dan Sumatra. Bersamaan

    dengan itu, dibangun pabrik pengolahan hasil perkebunan seperti pabrik karet, kelapa sawit,

    atau hasil tanaman lainnya.

    Terkait dengan pelaksanaan undang-undang keselamatan kerja, sejak 1881 secara

    teratur diadakan pendaftaran pabrik yang menggunakan mesin uap untuk mengetahui

    perkembangan industri di Hindia Belanda. Namun jumlah yang tercatat sebenarnya belum

    menunjukkan jumlah sebenarnya karena masih banyak perusahaan yang masih memakai

    kincir air.

    Adapun kegiatan industri dibagi atas 9 kelompok, yaitu industri makanan dan

    minuman (kopra, minyak kelapa, minyak kacang, tapioka, sagu, penyosohan beras, kopi, teh,

    dll.), industri gula; barang logam, mesin dan peralatan (perbengkelan, reparasi mesin,

    perakitan mesin, konstruksi bangunan, pengerjaan logam alat pertanian); industri kimia dan

    bahan dari minyak bumi (sabun, gambir, minyak astiri, barang dari karet, cat, korek api, lilin,

    dll.); kayu dan barang dari kayu (penggergajian, kayu balok, papan, anyaman rotan, tikar,

    perabot rumah); tekstil dan kulit (pertenunan, batik, pemintalan, tali, sabut kelapa, kain layar,

    penyamakan, pengeringan kulit, barang dari kulit, sepatu, sandal); barang dari bahan galian

    bukan logam (kapur, batubata, genteng, marmer, barang dari tanah liat, teraso, dll.); kertas

    dan percetakan (kertas merang, karton, percetakan, penjilidan); dan industri lain-lain.

    Pulau Jawa dan Bali memiliki pendapatan perkapita tertinggi dibandingkan Pulau-

    pulau lainnya. Hal ini dikarenakan, seperti kita ketahui Jakarta adalah pusat kota dan

    merupakan ibukota negara. Selain itu juga dikarenakan luas daerah Jawa Barat paling luas

    dibandingkan pulau jawa lainnya.

    Tingkat pendapatan masyarakat Indonesia pada tahun 2009, menurut Badan Pusat

    Statistik (BPS) sudah semakin baik dibanding tahun-tahun sebelumnya. Itu menandakan

    secara rata-rata masyarakat Indonesia semakin makmur dibandingkan tahun-tahun

    sebelumnya.

    Definisi Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau

    barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan

    keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri.

    Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.

  • 5/24/2018 PLR Jepara

    6/28

    Sektor Industri tersebut meliputi :

    Industri makanan dan minuman, industri tekstil dan produk tekstil, industri barang kayu,

    rotan, dan bambu adalah sektor-sektor yang mendominasi hampir di setiap provinsi di Pulau

    Jawa-Bali.

    Sektor-sektor utama yang cukup kuat dan potensial sebagai penggerak sistem

    perekonomian di masing-masing provinsi di Pulau Jawa-Bali, antara lain :

    (1)Provinsi DKI Jakartasektor utama meliputi industri pengolahan (industri barang dari logam, industri alat angkutan

    dan perbaikannya, dan industri lainnya), sektor bangunan, dan sektor angkutan darat.

    (2)Provinsi Jawa Baratsektor utama meliputi Industri tekstil dan produk tekstil, Industri Petrokimia, Industri mesin

    listrik dan peralatan listrik, Industri makanan minuman, Industri barang dari logam, Industri

    alat angkutan dan perbaikannya, Bangunan, Angkutan darat

    (3)Provinsi Jawa Tengahsektor utama meliputi sektor industri pengolahan, sektor bangunan dan sektor angkutan

    (angkutan darat)

    (4)Provinsi DI Yogyakartasektor utama meliputi sektor pertanian (peternakan dan hasil-hasilnya), sektor perdagangan,

    hotel dan restoran, sektor jasa-jasa, dan Industri pengolahan

    (5)Provinsi Jawa Timursektor utama meliputi sektor listrik, gas dan air bersih, Indutri pengolahan (industri pulp dan

    kertas, industri makanan minuman, industri dasar besi, baja dan logam dasar bukan besi,

    industri barang kayu, rotan dan bambu), sektor hotel dan restoran, dan sektor bangunan

    (6)Provinsi Bantensektor utama meliputi sektor industri pengolahan (industri tekstil dan produk tekstil, industri

    pulp dan kertas, industri mesin listrik dan peralatan listrik, industri makanan minuman) dan

    sektor angkutan (angkutan udara dan angkutan darat)

    (7)Provinsi Balisektor Pertanian (peternakan), Perdagangan, Industri tekstil dan produk tekstil, Industri

    makanan minuman, Industri barang kayu, rotan dan bambu, Hotel dan Restoran, Angkutan

    Udara.

    Jika dilihat secara agregat (Wilayah Jawa Bali), sektor utama sebagai penggerak

    perekonomian Wilayah Jawa-Bali adalah sektor industri mesin listrik dan peralatan

    listrik, industri alat angkutan dan perbaikannya dan industri tekstil dan produk tekstil.

  • 5/24/2018 PLR Jepara

    7/28

    Prioritas pengembangan sektor untuk setiap provinsi adalah sebagai berikut:

    (a) industri makanan dan minuman di hampir setiap provinsi, kecuali DKI;

    (b) industri tekstil dan produk tekstil, kecuali DKI dan Jatim;

    (c) industri barang kayu, rotan dan bambu, kecuali DKI dan Jabar;

    (d) industri mesin listrik dan peralatan listrik di Jabar dan Banten; dan

    (e) industri alat angkutan dan perbaikannya di DKI dan Jabar.

    Dalam makalah ini, pengembangan eco-industry di Pulau Jawa akan dipersempit untuk

    daerah Jepara secara khususnya.

  • 5/24/2018 PLR Jepara

    8/28

    BAB II PEMBAHASAN

    A. JEPARAKabupaten Jepara, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah.

    Ibukotanya adalahJepara.Kabupaten ini berbatasan denganLaut Jawa di barat dan utara,

    Kabupaten Pati dan Kabupaten Kudus di timur, serta Kabupaten Demak di selatan.

    Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputiKepulauan Karimunjawa,yang berada di Laut

    Jawa.

    Jepara dikenal sebagai kota ukir, karena terdapat sentra kerajinan ukiran kayu

    ketenarannya hingga ke luar negeri. Kerajinan mebel dan ukir ini tersebar merata hampir

    di seluruh kecamatan dengan keahlian masing-masing. Namun sentra perdagangannya

    terlekat di wilayah Ngabul, Senenan, Tahunan, Pekeng, Kalongan dan Pemuda.

    Dikaitkan dengan bentuk pulau Jawa, posisi itu sebenarnya kurang menguntungkan.

    Berada di ujung utara Pulau Jawa menjadikan Jepara tak terlewati jalur utama pantura.

    Namun posisi geografis ini justru menjadikan masyarakat Jepara kreatif mencari

    keunggulan kompetitif atas hasil karya mereka dalam mengembangkan perekonomian.

    B. SDAJepara yang memiliki garis pantai sepanjang 72 km, memiliki potensi dalam bidang

    perikanan sangat besar. Keberhasilannya nampak pada semakin meningkatnya peran

    serta para pelaku pembangunan sektor perikanan yaitu pembudidaya tambak, nelayan,

    KUD, swasta dan semakin efektifnya pelaksanaan dan fungsi pemerintah

    Dengan garis pantai sepanjang 72 km termasuk keberadaan Karimunjawa, maka luas

    wilayah penangkapan laut, baik jalur I, II dan III mencapai 1.500 km2. Sedangkan

    budidaya laut dapat dilakukan di atas areal seluas 10.000 Ha dan luas areal budi daya laut

    dan penangkapan diperairan umum mencapai 1.472 Ha lebih. Sementara itu Sumber

    Daya Manusia yang dimiliki berjumlah 17.202 orang yang terdiri dari nelayan laut 9.948

    orang, nelayan perairan umum 3.831 orang, petani tambak dan kolam 2.275, pengolah

    394 orang dan yang terlibat dalam bidang pemasaran 703 orang.

    Potensi Unggulan Perikanan

    1. Tambak udang dan ikan air tawar

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupatenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Provinsihttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jepara,_Jeparahttp://id.wikipedia.org/wiki/Laut_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Patihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kudushttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Demakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Karimunjawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Karimunjawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Demakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kudushttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Patihttp://id.wikipedia.org/wiki/Laut_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Jepara,_Jeparahttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Provinsihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten
  • 5/24/2018 PLR Jepara

    9/28

    Untuk sarana tempat pembenihan (hatchery) udang Windu skala besar maupun

    kecil, terdapat 400 unit pembenihan berskala rumah tangga dengan produksi benur

    siap tebar 622,4 juta serta 12 unit sora dengan produksi benur siap tebar 456 juta.

    2. Kegiatan penangkapan ikan lautPelabuhan Jepara merupakan pelabuhan persinggahan dan pendaratan ikan hasil

    tangkapan, yang mempunyai sarana apung ( Kapal motor, Perahu ), alat tangkap, dan

    sarana pendaratan dengan kapasitas rata-rata 1.500 unit perahu penangkap ikan

    perhari.

    3. Budidaya Rumput lautKabupaten Jepara juga menyimpan potensi besar di sektor perikanan terutama

    sumberdaya rumput laut baik di Karimunjawa maupun Pesisir Jepara daratan. Rumput

    laut merupakan salah satu komoditas perikanan budidaya yang mempunyai nilai

    ekonomis penting dengan peluang pasar yang luas baik lokal maupun orientasi

    eksport. Ketersedian teknologi yang sederhana, serta cash flow yang terhitung cepat

    dengan margin keuntungan yang besar dan tingkat penyerapan tenaga kerja yang

    besar,menjadikan kegiatan usaha rumput laut sebagai kegiatan usaha perikanan yang

    mampu menyentuh aspek pemberdayaan masyarakat pesisir Jepara. Sebagai gambaran

    bahwa produksi rumput laut Jepara pada saat puncak musim tanam dapat mencapai

    600 ton/bulan atau sekitar 7.200 ton per-tahun dengan jumlah pelaku budidaya

    mencapai sekitar 1.200 orang. Dalam 8 bulan terakhir (sampai dengan Agustus 2009)

    perputaran dana hasil produksi rumput laut dalam bentuk raw-material di

    Karimunjawa mencapai 2,5 milyar, angka yang cukup tinggi dan memberikan

    peluang investasi yang besar.

    Pertanian

    Kabupaten Jepara juga menghasilkan beras dan kecamatan penyumbang terbesar

    adalah Kecamatan Welahan. Selain itu, terdapat beberapa komoditas palawija seperti

    jagung, ketela rambat, ketela pohon, kacang hijau, kacang kedelai dan lain lain.

    Tanaman buahanbuahan dengan produksi terbesar adalah pohon mangga.

  • 5/24/2018 PLR Jepara

    10/28

    Perkebunan

    Adapun produksi utama tanaman perkebunan di Kabupaten Jepara dapat dilihat

    dalam Tabel berikut ini :

    Tabel 1 Produksi Tanaman Perkebunan Utama di Kabupaten Jepara

    Jenis Tanaman Produksi Satuan

    1. Cengkih

    2. Kopi

    3. Kelapa

    4. Kapok

    5. Kapas

    6. Tebu

    7. Jambu Mete

    8. Lada

    9. Coklat

    10. Karet

    65.980

    201.000

    43.470.692

    3.926.706

    94.548

    148.574.776

    762.900

    7.800

    9.790

    1.935.030

    kg

    kg

    butir

    takar

    kg

    kg

    kg

    kg

    kg

    kg

    sumber :http://www.jeparakab.go.id

    Kehutanan

    Terdapat dua komoditas kehutanan di kabupaten jepara yaitu budidaya lebah

    madu dan ulat sutera. Selain itu, Jepara terkenal dengan ukirannya maka dari itu, jeparamemiliki produksi bahan baku kayu untuk pembuatan mebel sangat banyak. Tetapi hal

    ini tidak diringi dengan jumlah hutan yang baik karena masih terdapat beberapa lahan

    kritis di sekitar kawasan hutan yang akan mengakibatkan menurunnya kesuburan tanah,

    tanah longsor dan banjir. Disamping itu perilaku masyarakat juga mendorong

    peningkatan lahan kritis.

    C. INDUSTRISektor yang paling banyak digeluti adalah industri pengolahan. Ketekunan

    masyarakat dalam mengembangkan produk akhir di sektor ini, menjadikan produk

    mereka memiliki keunggulan kualitas dibanding daerah lain. Indikasinya adalah tingkat

    penerimaan pasar internasional terhadap produk industri pengolahan dari Jepara.

    Dimotori industri furniture (mebel dan ukir), berbagai produk industri Jepara saat ini

    tercatat telah menembus pasar ekspor di seratus lebih negara di dunia. Di luar industri

    kayu, Kabupaten Jepara setidaknya memiliki 10 jenis industri lain yang menjadikan

    http://www.jeparakab.go.id/http://www.jeparakab.go.id/
  • 5/24/2018 PLR Jepara

    11/28

    industri pengolahan mampu menjadi penopang ekonomi masyarakat. Hampir seluruh

    industri ini berskala Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

    Tingginya kontribusi sektor pengolahan terhadap pengembangan perekonomian

    daerah dapat dilihat dari besarnya kontribusi sektor ini terhadap Produk Domestik

    Regional Bruto (PDRB). Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, pada akhir tahun 2008

    kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB tetap yang terbesar, yakni 27

    persen (atas dasar harga berlaku). Berikutnya baru sektor pertanian (21,87 persen), sektor

    perdagangan, hotel, dan restoran (20,94 persen), sektor jasa-jasa (10 persen), dan sektor-

    sektor lain.

    Indikasi lainnya adalah jumlah unit usaha yang sedemikian besar, serta ketersediaan

    lapangan kerja yang terlihat dari besarnya serapan tenaga kerja ke sektor tersebut. Tak

    dapat dimungkiri, sektor industri pengolahan telah menjadi sandaran utama bagi hajat

    hidup warga Jepara yang saat ini berjumlah 1.090.000 jiwa.

    Berikut beberapa jenis industri yang berkembang di Jepara, sampai dengan akhir

    tahun 2008. Data yang disajikan merupakan angka yang dicatat di akhir tahun tersebut.

    1. Furniture dan Ukir KayuIndustri ini merupakan ikon kota Jepara, yang kemudian menghadirkan jatidiri

    Jepara Kota Ukir. Salah satu tonggak pencapaian pasar internasional dalam industri

    ini adalah ketika RA. Kartini mengenalkan produk perajin binaannya kepada kawan-

    kawannya di berbagai kota di Indonesia, termasuk di Belanda.

    Puncak kejayaan industri ini justru terjadi di seputar tahun 1999 saat Indonesia

    diguncang oleh krisis menoter. Industri yang tersebar di hampir semua kecamatan di

    Jepara, sampai dengan tahun 2008 tercatat telah dipasarkan di 110 negara tujuan

    ekspor dengan jumlah eksporter yang mencapai 248 perusahaan. Mereka tak hanya

    terdiri dari pengusaha dalam klasifikasi PMDN, namuan juga PMA. Sedangkan

    jumlah unit usaha yang eksis berjumlah 3.821 unit. Tak heran jika serapan tenaga

    kerja ke industri ini sangat besar, yakni 50.668 orang. Di tahun 2008 volume produksi

    yang dihasilkan mencapai 2,667 juta buah/set dengan nilai produksi sebesar Rp. 1,2

    triliun,-. Sedangkan nilai investasi tertanam sebesar Rp. 164 miliar.

  • 5/24/2018 PLR Jepara

    12/28

    2. Kerajinan KayuDi luar furniture, industri pengolahan kayu di Jepara juga dikembangkan dalam

    produk kerajinan, termasuk souvenir dan patung. Terdapat 157 unit usaha yang

    menggeluti jenis industri ini.

    Selain di Desa Mulyoharjo, Kecamatan Jepara yang juga merupakan sentra patung

    kayu, jenis industri ini dikembangkan perajin di Desa Kawak dan Lebak (Pakis Aji),

    Bendengan (Jepara), dan Karimunjawa. Sebanyak 1.095 pekerja yang menggeluti

    industri ini sepanjang tahun 2008 tercatat menghasilkan 418.737 set / buah produk.

    Dari produk itu nilai produksi yang dihasilkan adalah sebesar Rp. 3.349.900.000,-.

    Konsumen di luar negeri memberikan kepercayaan pada perajin di Jepara karena

    mereka memiliki keunggulan kompetitif yang jauh lebih baik dibanding produsen di

    tempat lain. Kehalusan finishing dan detail produk yang jauh lebih baik, telah

    memberikan daya tarik yang luar biasa bagi peminat produk di berbagai belahan

    dunia.

    3. Kerajinan RotanDi Jepara, pengembangan kerajinan rotan tak hanya tersedia dalam produk akhir

    yang pure berbahan baku jenis ini. Pada berbagai produk seperti furniture, hiasan

    interior, perkakas, dan souvenir, rotan banyak dipadukan dengan beberapa bahan baku

    lain. Konsentrasi industri ini berada di Kecamatan Welahan, tepatnya di Desa

    Sidigede dan Telukwetan.

    Produk akhir yang berkualitas tinggi membuat industri ini juga diterima di pasar

    internasional, khususnya Korea Selatan dan Cina. Selain desain produk kreasi perajin,

    pembeli juga bisa memesan barang dengan desain yang dibawa sendiri. Perajin sudah

    terbiasa dengan pesanan dari buyers yang langsung ke lokasi sentra.

    Tak heran jika investasi yang tertanam di industri ini terus meningkat hingga

    mencapai Rp. 107,7 juta pada akhir 2008. Sebanyak 352 unit usaha yang ada mampu

    menyerap tenaga kerja sebanyak 2.468 orang. Mereka menghasilkan 2 juta buah / set

    produk dengan nilai Rp.3,2 miliar.

    4. Tenun TrosoSesuai dengan namanya, kerajinan Tenun Ikat Troso digeluti oleh warga Desa

    Troso, Kecamatan Pecangaan. Dari kota Jepara, desa industri ini berjarak sekitar 15

    km. arah tenggara. Keterampilan membuat tenun ikat sudah dimiliki oleh warga Desa

  • 5/24/2018 PLR Jepara

    13/28

    Troso sejak tahun 1935 yang bermula dari Tenun Gendong warisan turun-

    temurun.Tahun 1943 mulai berkembang Tenun Pancal dan kemudian pada tahun 1946

    beralih menjadi Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), hingga sekarang. Keterampilan

    ini terus berkembang. Varian produk-produk baru berhasil dimunculkan para perajin

    seiring perkembangan jaman. Setelah serangkaian pameran disertai upaya

    peningkatan kualitas sesuai dengan permintaan pasar, industri kerajinan ini semakin

    dikenal, bukan saja di dalam negeri tetapi juga pasar internasional. Pengusaha

    mengandalkan pintu pasar di Bali, Jogjakarta, dan Jakarta.

    Perkembangan tenun ikat Troso ini dapat dilihat dari jumlah unit usahanya yang

    mencapai 250 buah yang mampu menyerap lebih dari 2.500 tenaga kerja. Nilai

    produk yang dihasilkan sepanjang tahun 2008 mencapai lebih dari Rp. 221 miliar. Di

    Jepara, tenun Troso merupakan seragam resmi PNS dan karyawan BUMD setiap hari

    Kamis Sabtu. Setelah diberlakukan lima hari kerja, tenun Troso dipakai sebagai

    seragam pada hari Kamis dan Jumat.

    5. Kerajinan MonelSebagai pemudah identifikasi di tanah suci, jamaah haji asal Indonesia pernah

    diwajibkan mengenakan gelang monel dari Jepara. Ini dapat dipahami sebagai bentuk

    pengakuan atas kualitas produk tersebut.

    Desa Kriyan, Kecamatan Kalinyamatan merupakan sentra industri ini. Meski

    demikian, kerajinan monel juga ditekuni warga desa-desa sekitar, seperti Robayan,

    Margoyoso, Krasak, dan Gemulung. Setidaknya terdapat 184 unit usaha kerajinan

    monel yang ditekuni oleh 711 pekerja dengan nilai produksi mencapai Rp. 389 juta.

    6. Kerajinan GerabahKerajinan gerabah keramik berkembang di Desa Mayong Lor Kecamatan

    Mayong. Berbagai produk dengan kualitas yang baik dihasilkan oleh masyarakat

    setempat untuk memenuhi permintaan pasar. Jika pada tahun 2005 jumlah unit usaha

    di industri ini tercatat 43 unit, maka sampai akhir tahun 2008 terdapat tambahan lima

    unit usaha baru menjadi 48. Indsutri ini juga menjadi sandaran hidup bagi 200 tenaga

    kerja yang terserap. Intensitas produksi yang cukup tinggi menjadikan nilai produksi

    industri ini sanggup menembus angka Rp. 389 miliar sepanjang tahun 2008.

  • 5/24/2018 PLR Jepara

    14/28

    7. Kerajinan GentengPerkembangan lebih besar pada pengolahan industri berbahan dasar tanah terjadi

    untuk jenis produk genteng. Produk ini menjadi lapangan kerja bagi 4.100 orang di

    Desa Mayong Lor, Mayong Kidul, dan Jatisari, kecamatan Welahan.

    Banyaknya tenaga kerja terserap karena jumlah unit usaha industri ini juga besar,

    yakni 685 unit yang mampu menghasilkan lebih dari 1,1 juta buah produk senilai Rp.

    389 miliar sepanjang tahun 2008.

    8. Rokok KretekDi awal perkembangannya, home industri rokok kretek sempat menyerap puluhan

    ribu tenaga kerja. Namun seiring ketatnya regulasi cukai, saat ini tinggal 794 tenaga

    kerja yang berhasil diserap olah 100 unit usaha yang berada di Desa Robayan,

    Kecamatan Kalinyamatan dan sekitarnya. Keunggulan produk ini adalah pada tingkat

    harga yang relatif murah sehingga memiliki segmen pasar yang berbeda dengan

    bidikan pabrik sekala besar.

    9. Industri LainDi luar industri olahan tersebut di atas, Jepara juga memiliki sentra konveksi di

    Desa Sendang. Industri ini mampu menyerap 3.491 tenaga kerja karena telah

    berkembang di desa-desa lain.

    Industri ini berkembang di 506 unit usaha. Industri makanan juga menjadi salah

    satu lapangan kerja di Jepara. Industri ini bahkan menyerap 6.440 tenaga kerja yang

    bekerja di 1.280 unit usaha. Sentra utama industri ini sejatinya berada di Desa Bugo

    Kecamatan Welahan, namun di desa-desa lain di Jepara juga tumbuh dengan baik.

    Delama skala yang bervariasi, industri kerajinan lain juga banyak dijumpai di Jepara.

    Keragaman produk industri yang ada di Jepara menjadikan sektor industri

    pengolahan mampu menopang ekonomi masyarakat. Indikasi ini tak hanya terekam

    dari sumbangan sektor industri pengolahan pada PDRB Jepara. Dinas Industri dan

    Perdagangan Kabupaten Jepara pada akhir tahun 2008 mencatat data ekspor yang

    cukup tinggi, dari keseluruhan produk tersebut.

    Dari daerah di ujung utara pulau Jawa, tercatat 259 perusahaan yang memiliki

    pasar di luar negeri. Dari jumlah tersebut, mayoritas eksporter adalah perusahaan

    furniture yang memang telah lama menjadi motor. Mereka mampu menjamah pasar di

    111 negara di berbagai belahan dunia. Dengan volume yang mencapai 42.286.091,96

  • 5/24/2018 PLR Jepara

    15/28

    kg, nilai ekspor yang dihasilkan dari keseluruhan produk industri pengolahan Jepara

    pada tahun 2008 mencapai US $ 109,886 juta, atau mengalami kenaikan dari tahun

    sebelumnya yang hanya US $ 104 juta.

    Kenaikan ini mengindikasikan kebangkitan kembali industri pengolahan Jepara

    yang sempat terhimpit persaingan global karena lemahnya daya saing dengan harga

    produk sejenis dari negara-negara lain.

    Dari sisi pertumbuhan ekonomi, sektor ini tentu saja sangat berpengaruh dalam

    memastikan ekonomi terus tumbuh dan berkembang. Dalam lima tahun terakhir,

    pertumbuhan ekonomi di Jepara stabil di atas kisaran empat persen. Pertumbuhan

    tersebut adalah 4 % pada tahun 2004, lalu 4,23 % (2005), dan 4,19 % pada tahun

    2006.

    Sedangkan pada tahun 2007 dan 2008 pertumbuhan tersebut mencapai 4,74 persen

    dan 4,49 persen. Angka ini diperolah dari catatan BPS yang dipublikasikan secara

    resmi pada bulan Agustus 2009.

    Tabel 2 Banyaknya Unit Usaha (unit) dan Tenaga Kerja (orang) Dirinci Menurut Jenis Industri Kecil dan Menengah

  • 5/24/2018 PLR Jepara

    16/28

    Tabel 3 Sentra - sentra Industri UKM di Jepara

    Kecamatan Sentra UKM

    Nalumsari Gula merah, gula pasir, penggilingan tebu, tahu, rokok, bordir,

    konfeksi

    Batealit Penggergajian kayu, rotan, mebel,

    Bangsri Krupuk, penggergajian kayu, kerai, penggilingan batu, finishing

    mebel, mebel,

    Keling Krupuk, kapuk, gipsum, gamping, mebel,

    Tahunan Penggergajian kayu, rotan, mebel, pigura, relief, mebel, karton,

    marmer, mebel, finishing mebel,

    Kembang Kapuk, mebel,

    Jepara Kecap, getuk lindri, penggergajian kayu, bubut mebel, mebel,

    patung, souvenir, ukir patung, ukiran, finishing mebel,

    Kalinyamatan Krupuk, makroni, rokok, kapuk, kerudung, konveksi,

    penggergajian kayu, paving, penggilingan batu, mebel, monel,

    Mlonggo Krupuk, kapuk , penggergajian kayu, penggergajian kayu,

    ukiran, finishing mebel, mebel,

    Manyong Tahu, krupuk, rokok, celana, genteng, mebel,

    Pecangaan Tahu, kacang, rokok, kain jok, tenun ikat, penggergajian kayu,

    ukiran, finishing mebel, mebel, monel, kerajinan emas

    Welahan Tahu, keripik balado, rokok, celana, kapuk, konfeksi, rotan,

    Kedung Penggergajian kayu, mebel, ukiran,

    D. Kondisi Saat IniKabupaten Jepara terletak 76 km dari ibukota Provinsi Jawa Tengah, dengan luas

    wilayah 100.413,189 Ha. Daerah pantai memanjang dari sebelah barat utara sepanjang

    82,73 km Daerah dataran rendah terutama di bagian barat dan selatan merupakan bagian

    terbesar. Dataran tinggi berada di utara dan timur Kabupaten Jepara (sekitar gunung

    Muria). Dengan kondisi geografis yang bervariasi ini Kabupaten Jepara mempunyai

    sumber alam yang cukup melimpah, yang secara ekonomis merupakan aset Pemerintah

    Kabupaten Jepara yang berpotensi. Penggunaan lahan di Kabupaten Jepara : tanah sawah

    26.408.009 ha dan tanah kering 74.005.185 ha.

    Tabel 4. Penggunaan tanah di jepara menurut data statistik

    NoPenggunaan Tanah Luas (Ha)

    Presentase

    (%)

    1 Tanah Sawah 26,282.06 26.17

  • 5/24/2018 PLR Jepara

    17/28

    2 Tanah untuk bagunan

    dan halaman

    sekitarnya

    28,326.31 28.21

    3 Tegal 18,436.23 18.36

    4 Padang Rumput 8 0.01

    5 Rawa yang tidak

    ditanami21 0.02

    6 Tambak 1,171.39 1.17

    7 Kolam 10 0.01

    8 Tanah yang sementara

    tidak diusahakan331 0.33

    9 Tanah untuk tanaman

    kayukayuan1,535.46 1.53

    10 Hutan Negara 17,562.27 17.49

    11 Perkebunannegara/swasta

    3,954.29 3.94

    12 Tanah lainnya 2,775.94 2.76

    Jumlah 100,413.19 100

    KONDISI IKLIM

    Kabupaten Jepara beriklim tropis. Suhu rata-rata antara 21,55 - 32,71 Celcius. Adapun

    komoditas ekspor yang memberikan kontribusi yang cukup besar bagi Kabupaten Jepara

    adalah : mebel/ furniture, barang dari plastik dan produk anyaman.

    Tabel 5. Hasil komoditas Jepara

    No Jenis KomoditiJumlah

    Eksportir

    Jumlah

    Negara

    Tujuan

    Volume

    Nilai

    (USD) (Rp.000,-)

    1. Furniture 268 101 34.000.761,46 111.653.351,51 980.234.395,22

    2. Kapok 7 11 333.082,07 244.756,46 2.148.781,46

    3.

    Barang Dari

    Plastik 1 12 2.067.574,00 4.439.870,90 38.978.804,56

    4.

    Kerajinan Batu,

    Semen,Marmer,

    dll

    3 3 59.573,00 52.061,00 457.057,33

    5.Keramik /

    Terakota5 6 216.640,00 238.726,15 2.095.840,21

    6.Barang Dari

    Logam1 1 3.543,00 3.803,84 33.394,92

    7.Kerajinan Kayu

    & Handycraft20 19 1.019.143,62 1.618.779,31 14.211.693,03

    8. Kayu Olahan 17 23 3.349.966,10 1.692.528,82 14.859.159,55

  • 5/24/2018 PLR Jepara

    18/28

    9.

    Kerajinan Dari

    Karet. Sandal &

    Alas kaki

    1 1 77.932,20 41.577,94 365.023,77

    10.Kaca & Produk

    dari Kaca6 6 15.923,30 39.095,71 343.231,61

    11. ProdukAnyaman

    5 5 727.910,20 2.394.635,10 21.023.136,85

    12. Karet 2 9 3.053.837,00 14.230.094,53 124.929.775,18

    13.Perlengkapan

    Furniture22 13 302.930,15 1.294.639,54 11.365.984,00

    14.Jenis Komoditas

    lainnya4 4 1.633.787,50 98.117,02 861.395,35

    276 105 48.862.603,60 138.042.037,78 1.211.907.673,04

    Desa Banyuputih merupakan satu dari dua belas desa di Kecamatan Kalinyamatan

    Kabupaten Jepara, dengan luas wilayah 2.54 Km dan terbagi menjadi 20 RT dan 5 RW

    dan meliputi 2 dukuh. Pola penggunaan lahan Desa Banyuputih didominasi oleh lahan

    persawahan dan tegalan/kebun. Berdasarkan Data Administrasi Pemerintahan Desa,

    jumlah penduduk yang tercatat secara administrasi, berjumlah 4.903 jiwa tahun 2006

    .meningkat menjadi 4.975 jiwa di tahun 2007 dan 5.050 jiwa pada tahun 2008. Desa ini

    di penuhi ladang tebu, maka mayoritas warga desa banyuputih bermata pencaharian

    sebagai petani tebu.

    Secara umum komoditas domba dan kambing terdistribusi di berbagai pulau atau

    provinsi di seluruh wilayah Indonesia atau minimum menyebar di 11 provinsi di seluruh

    Indonesia. Luasnya penyebaran populasi komoditas domba dan kambing tersebut

    membuktikan bahwa berbagai wilayah di tanah air memiliki tingkat kecocokan yang baik

    untuk pengembangan, baik kecocokan dari segi vegetasi, topografi, klimat, atau bahkan

    dari sisi sosial-budaya daerah setempat.

    Lokasi penyebaran kambing sangat cocok bila dikembangkan di Provinsi Jawa Tengah,

    pada provinsi tersebut populasi kambingnya adalah yang paling tinggi dibandingkan

    provinsi-provinsi lain di Indonesia (3.033.952 ekor), dan domba sangat cocok bila

    dikembangkan di Provinsi Jawa Barat, karena populasi domba di Provinsi Jawa Barat

    adalah yang paling tinggi di Indonesia yaitu sebanyak 4.221.806 ekor atau mencapai 55,9

    % populasi domba nasional (Statistik Peternakan, 2006).

  • 5/24/2018 PLR Jepara

    19/28

    Berikut merupakan hasil, lokasi dan pemasaran kambing di Jepara:

    Jumlah Tahun 2009 : 70.010 ekor

    Tahun 2010 : 69.749 ekor

    Tahun 2011 : 64.311 ekor

    Lokasi : Kecamatan Donorojo, Keling, Mlonggo, & Bangsri

    Pemasaran : Lokal & Ekspor

    Sub sektor peternakan terbagi menjadi ternak besar, kecil dan ternak unggas. Ternak

    besar terdiri sapi perah/potong, kerbau dan kuda. Ternak kecil terdiri dari ayam, itik dan

    burung puyuh.

    Jumlah : 50.848 ekor ( Th. 2011 )

    Lokasi Kecamatan Donorojo, Keling, Bangsri, &Kembang

    Pemasaran : Lokal & Ekspor

    Desa Banyuputih merupakan satu dari dua belas desa di Kecamatan Kalinyamatan

    Kabupaten Jepara, dengan luas wilayah 2.54 Km dan terbagi menjadi 20 RT dan 5 RW

    dan meliputi 2 dukuh. Pola penggunaan lahan Desa Banyuputih didominasi oleh lahan

    persawahan dan tegalan/kebun. Berdasarkan Data Administrasi Pemerintahan Desa,

    jumlah penduduk yang tercatat secara administrasi, berjumlah 4.903 jiwa tahun 2006

    .meningkat menjadi 4.975 jiwa di tahun 2007 dan 5.050 jiwa pada tahun 2008. Desa ini

    di penuhi ladang tebu, maka mayoritas warga desa banyuputih bermata pencaharian

    sebagai petani tebu.

    PLTU di Jepara

    Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mengukir sejarah baru dalam dunia perlistrikan,

    yakni saat ini sebagai penghasil listrik terbesar di Jawa Tengah dan nomor tiga terbesar

    di Indonesia setelah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, dan Kota Cilegon, Banten. Di

    kota kelahiran Raden Ajeng Kartini ini terdapat empat unit Pembangkit Listrik Tenaga

    Uap (PLTU), yakni PLTU Tanjung Jati B Unit 1, PLTU Tanjung Jati B Unit 2, PLTU

    Tanjung Jati B Unit 3, dan PLTU Tanjung Jati B Unit 4 yang total berkapasitas 2.643,8

    MW. Sementara itu di Probolinggo terdapat 9 unit PLTU Paiton yang total berkapasitas

    4.725 MW dan di Cilegon terdapat 8 unit PLTU Suralaya yang total berkapasitas 4.020

    MW. Dengan kapasitas 2.643,8 MW maka PLTU Tanjung Jati B menyumbang 9% dari

    total pasokan listrik di sistem Jawa-Bali sebesar 29.231 MW.

  • 5/24/2018 PLR Jepara

    20/28

    Gambar 1. PLTU Tanjung Jati B

    Nilai total investasi keempat unit PLTU Tanjung Jati B yang berlokasi di Desa

    Tubanan, Kecamatan Kembang, itu sebesar Rp 38,3 triliun dengan rincian PLTU

    Tanjung Jati B Unit 1 Rp 7,9 triliun, PLTU Tanjung Jati B Unit 2 Rp 7,9 triliun,

    PLTU Tanjung Jati B Unit 3 Rp 11,2 triliun, dan PLTU Tanjung Jati B Unit 4 Rp 11,2

    triliun. PLTU Tanjung Jati B Unit 1 beroperasi 1 Oktober 2006, PLTU Tanjung Jati B

    Unit 2 beroperasi 1 November 2006, PLTU Tanjung Jati B Unit 3 beroperasi 13

    Oktober 2011, dan PLTU Tanjung Jati B Unit 4 beroperasi 1 Januari 2012.

    Dari kapasitas 2.643,8 MW yang dihasilkan oleh keempat unit PLTU Tanjung

    Jati B tersebut daya yangdididistribusikan ke Jepara sebanyak 153 MW, dengan beban

    puncak 69 MW sehingga surplus 84 MW. Pasokan daya dari PLTU Tanjung Jati B

    berdampak positif pada meningkatnya jumlah pelanggan PLN. Jumlah total pelanggan

    PLN di Jepara adalah 210.928 pelanggan. Khusus pelanggan baru tahun 2010 adalah

    7.407 pelanggan, jumlah pelanggan baru di tahun 2011 adalah 11.248 pelanggan, dan

    jumlah pelanggan baru periode JanuariMei 2012 adalah 4.984 pelanggan.

    E. Usulan PemanfaatanSeperti yang diketahui, letak geografis Jepara terkesan terisolir karena terpotong

    oleh jalur Pantura. Oleh karena itu pemberdayaan potensi daerah untuk kemandirian

    masyarakat sangat diperlukan. Misalnya dengan menciptakan suatu kawasan industri

    yang sehat dan mandiri yang memaksimalkan potensi daerah dan sumber daya

    manusianya.

  • 5/24/2018 PLR Jepara

    21/28

    Pada kesempatan kali ini, kami akan menyampaikan sebuah rancang bangun untuk

    kawasan industri kawasan dekat pantai atau yang memiliki potensi air laut. Untuk lebih

    jelasnya, bisa dilihat pada diagram 1.

    Diagram 1. Rancang Bangun Kawasan Industri

    Rancang bangun ini terdiri dari beberapa industri, yaitu :

    1. Pengolahan air lautMasalah lama di daerah pinggir pantai adalah masalah kebutuhan air tawar untuk

    keperluan konsumsi dan sanisitas. Sumber air yang secara kuantitas tidak terbatas

    adalah air laut, walaupun kualitasnya sangat buruk karena air laut mengandung kadar

    garam atau TDS (Total Dissolved Solid) yang sangat tinggi. Untuk itu, air laut perlu

    diolah terlebih dahulu. Pemanfaatan teknologi pengolahan air asin harus disesuaikan

    dengan kondisi air baku, biaya yang tersedia, kapasitas dan kualitas yang diinginkan

    oleh pemakai air. Di antara berbagai macam teknologi tersebut yang banyak dipakai

    adalah teknologi destilasi. Teknologi destilasi umumnya banyak dipakai ditempat

    yang mempunyai energi terbuang (pada kasus ini dipakai steam dan listrik dari PLTU

    dan PLTS), sehingga dapat menghemat biaya operasi dan skala produksinya besar.

    Genset

    Biogas danPengolahan air

    laut / RO

    H2O

    air

    Pembuatan

    NaOH

    BrinePabrik Gula

    Cl2 /

    pemutih

    Tebu

    Air laut

    Ternak

    kambing/

    Tetes

    tebu

    Biogas

    PupukHutan

    mebel

    Limbah

    kayu

    Listrik

    Untuk

    Masyarakat

    Masyarakat

    Biogas

    Untuk

    Masyarakat

    Steam &

    listrik

  • 5/24/2018 PLR Jepara

    22/28

    Destilasi merupakan metode perubahan fase, yaitu air laut yang dipanaskan untuk

    menghasilkan uap air. Kemudian dikondensasi untuk menghasilkan air tawar. Limbah

    dari proses ini adalahBrineatau air garam dengan konsentrasi pekat.

    2. Industri Pembuatan NaOH dengan elektrolisa garamDengan metode ini larutan NaCl atau Brine yang merupakan limbah dari industri

    sebelumnya dijadikan bahan baku untuk pembuatan NaOH. Brine yang telah

    dimurnikan dari pengotor seperti ion ion Mg2+, Ca2+, Fe3+, danSO42- denganmenambahkan reagen, dimasukkan ke dalam reaktor sel elektrolisa. Dalam sel

    elektrolisa, brine dialiri arus listrik searah DC, sehingga akan terjadi peristiwa

    penguraian NaCl menjadi Na+dan Cl-. Dengan penambahan air akan terbentuk NaOH

    disertai dengan gas H2. Hasil samping lainnya adalah klorin (Cl2).

    3. Industri Gula PasirKualitas gula pasir tebu hasil olahan masyarakat dapat ditingkatkan dengan penambahan

    klorin sebagai pemutih.

    4. PeternakanTetes tebu hasil samping pengolahan tebu menjadi gula pasir dapat dimanfaatkan sebagai

    bahan pakan ternak. Kotoran hewan ternak selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai

    pupuk kandang bagi tanaman tebu atau hutan-hutan kayu di Jepara.

    5. BiogasBiogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari

    bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah

    domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang

    biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana

    dan karbon dioksida.

    Tabel 6. Komposisi biogas

    Komponen %

    Metana (CH4) 55-75

    Karbon dioksida (CO2) 25-45

  • 5/24/2018 PLR Jepara

    23/28

    Nitrogen (N2) 0-0.3

    Hidrogen (H2) 1-5

    Hidrogen sulfida (H2S) 0-3

    Oksigen (O2) 0.1-0.5

    Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan

    listrik.Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan

    setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok digunakan sebagai

    bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG, butana,

    batu bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil.

    Limbah biogas, yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry) merupakan pupuk

    organik yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan,

    unsur-unsur tertentu seperti protein, selulose, lignin, dan lain-lain tidak bisa digantikan

    oleh pupuk kimia. Pupuk organik dari biogas telah dicobakan pada tanaman jagung,

    bawang merah dan padi.

    6. Briket BiomassaSelain penghasil gas, bio, kotoran ternak juga dapat menghasilkan briket kotoran ternak.

    Penggunaan kotoran ternak sebagai bahan pembuatan briket tidak saja sebagai

    merupakan cara pemanfaatan energi yang lebih baik tetapi juga dapat mengurangi

    pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh kotoran ternak.

    Gambar 2. Briket

    (Sumber :http://hannayuri.wordpress.com/2011/11/01/briket/)

  • 5/24/2018 PLR Jepara

    24/28

    Briket sendiri adalah sumber energi alternatif pengganti Minyak Tanah dan Elpiji dari

    bahan-bahan bekas, sampah maupun limbah-limbah pertanian yang tidak terpakai dan

    diolah. Pembuatan briket berbeda dengan pembuatan biogas. Dimana pembuatan briket

    dilakukan dengan mengubah kotoran ternak dalam bentuk briket dengan menggunakan

    alat cetak. Briket yang sudah terbentuk dikeringkan dengan sinar matahari. Setelah

    kering, briket tersebut dimasukkan ke dalam alat pemanas. Alat pemanas diletakkan

    diatas kompor atau tungku. Setelah briket berubah jadi arang yang ditandai dengan

    habisnya asap yang keluar pada tempat pemanas. Lalu alat pemanas di buka dan briket

    yang masih membara disemprot dengan air. Briket yang sudah jadi arang ini dapat

    dipakai sebagai bahan bakar untuk memasak atau kebutuhan rumah tangga.

    7. MebelSeperti yang telah telah dipaparkan mebel kayu merupakan komoditi utama dalam

    perekonomian masyarakat Jepara. Kayu dari kekayaan alam Jepara diproses lebih lanjut

    untuk dijadikan produk furniture yang siap bersaing di pasar dunia. Kepercayaan yang

    besar terhadap produk Jepara ini tentu sangat membanggakan dan menguntungkan bagi

    pendapatan daerah sendiri. Permasalahannya adalah limbah yang dihasilkan yaitu berupa

    serbuk gergaji dan limbah kayu yang lain. Dari banyaknya produsen mebel di Jepara

    tentu saja limbah yang dihasilkan juga sangat melimpah.

    Limbah kayu ini dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kerajinan lain (seni), media tanam

    untuk tanaman tertentu seperti jamur misalnya, dan atau bahan bakar alternatif.

    8. Genset BiogasGenset biogas 800Watt pada sistem bahan bakarnya.Sehingga dibutuhkan Genset khusus

    untuk menghasilkan energi listrik dengan menggunakan bahan bakar biogas. Di desa

    Nongko jajar menggunakan genset berkapasitas 1200VA, dengan daya yang dihasilkan

    800Watt. Sehingga dengan menggunakan 10 sapi dapat menghasilkan daya 800Watt

    secara kontinyu.

    Tabel 7. Kesetaraan energi biogas untuk volume 1m3

    1 m3Biogas

    4700-6000 Kkal

    0,8 liter bensin

    0,48 kg gas LPG

    0,52 liter solar

  • 5/24/2018 PLR Jepara

    25/28

    4,7 kWh listrik

    Tabel 8. Sumber penghasil kotoran

    JenisBanyak Tinja

    (Kg/hari)

    Kandungan BK

    (%)

    Biogas

    (m3/kg.BK)

    Sapi 25 20 0,023 -0,040

    Kambing/ Domba 1,13 26 0,040 -0,059

    Ayam 0,18 28 0,065 -0,116

    Itik 0,34 38 0,065 -0,116

    Manusia 0,25-0,4 23 0,020 -0,028

    Dimana BK adalah bahan kering

    9. PLTSPembangkit listrik tenaga surya (PLTS) merupakan suatu teknologi yang memanfaatkan

    energi matahari untuk menghasilkan energi listrik. sistem PLTS terdiri dari energi

    matahari, modul surya, baterai charge regulator, baterai, inevrter dan beban. Modul surya

    terbuat dari bahan semikonduktor tipe n dan p, energi matahari yang jatuh di permukaan

    modul akan menggerakkan elektron-hole sehingga terjadi arus konstan DC. Dari modul

    surya arus listrik DC dialirkan melalui batteru charge regulator (BCR) yang berfungsi

    mengontrol pengisian baterai. arus listrik DC dari BCR dialirkan ke baterai untuk

    disimpan. Kemudian dari baterai arus listrik DC dialirkan ke Inverter untuk menjadi

    tegangan AC guna memenuhi beban AC atau langsung disuplai ke beban DC. Gambar 3

    memperlihatkan blok diagram umum dari sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

    Gambar 3 Blok diagram sistem PLTS

  • 5/24/2018 PLR Jepara

    26/28

    (Sumber:http://devinuryadi.blogspot.com/2012/01/pembangkit-listrik-tenaga-

    surya-plts.html)

    a. Energi matahariEnergi matahari merupakan energi utama untuk mendukung sistem PLTS agar bisa

    menghasilkan energi listrik

    b. Modul suryaSell surya berfungsi sebagi piranti semi konduktor yang merubah secara langsung

    energi matahari menjadi energi listrik searah (Direct Current, DC).

    c. Battery Charge RegulatorBCR berfungsi sebagai pengontrol pengisian/charge baterai atau bisa dikatakan

    sebagai sistem proteksi bagi baterai yang bertujuan untuk menghindari baterai dari

    kerusakan. Prinsip kerja dari BCR adalah apabila baterai telah terisi penuh oleh

    muatan listrik, maka BCR akan memutuskan hubungan antara panel surya dengan

    baterai sehingga pengisian baterai berhenti. Sebaliknya, apabila muatan listrik yang

    ada pada baterai dibawah kondisi yang ditentukan, maka BCR akan menghubungkan

    solar panel dengan baterai dan mengisi baterai dengan muatan listrik.

    d. BateraiBaterai berfungsi sebagai penyimpan muatan listrik yang berasal dari modul surya

    yang nantinya digunakan untuk mensuplai peralatan listrik sesuai dengan kebutuhan,

    atau diubah menjadi listrik AC oleh inverter.

    e. InverterInverter berfungsi sebagai pengubah tegangan DC (direct current) ke AC

    (Aalternative current). Dalam banyak aplikasi, inverter juga memperbesar tegangan

    input.

    f. BebanBeban merupakan implementasi dari sistem PLTS dan jenis beban disesuaikan

    dengan kebutuhan.

    http://devinuryadi.blogspot.com/2012/01/pembangkit-listrik-tenaga-surya-plts.htmlhttp://devinuryadi.blogspot.com/2012/01/pembangkit-listrik-tenaga-surya-plts.htmlhttp://devinuryadi.blogspot.com/2012/01/pembangkit-listrik-tenaga-surya-plts.htmlhttp://devinuryadi.blogspot.com/2012/01/pembangkit-listrik-tenaga-surya-plts.htmlhttp://devinuryadi.blogspot.com/2012/01/pembangkit-listrik-tenaga-surya-plts.htmlhttp://devinuryadi.blogspot.com/2012/01/pembangkit-listrik-tenaga-surya-plts.html
  • 5/24/2018 PLR Jepara

    27/28

    BAB III

    PENUTUP

    A. KesimpulanJawa adalah sebuah pulau di Indonesia dengan penduduk 136 juta, pulau ini

    merupakan pulau berpenduduk terpadat di dunia dan merupakan salah satu wilayah

    berpenduduk terpadat di dunia. Salah satu kota di Jawa adalah Jepara. Jepara dikenal

    sebagai kota ukir, karena terdapat sentra kerajinan ukiran kayu ketenarannya hingga ke

    luar negeri.

    Untuk memberdayakan SDA untuk kemandirian suatu daerah dapat dirancang suatu

    kawasan industri yang bersifat tertutup atau meminimalisir limbah yang dihasilkan

    dengan cara mengolah limbah yang dihasilkan dalam suatu proses menjadi bahan baku

    atau bahan penunjang proses lainnya.

    Telah disampaikan rancang bangun kawasan industri untuk daerah Jepara dengan

    menimbang SDA dan kondisi daerah Jepara. Diperlukan partisipasi dari segala pihak

    untuk menerapkan rancang bangun tersebut. Penulis menyarankan untuk dilakukan

    penelitian lebih lanjut untuk rancang bangun ini.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Pulauhttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pulau
  • 5/24/2018 PLR Jepara

    28/28

    DAFTAR PUSTAKA

    Nuryadi, Devi.2012.http://devinuryadi.blogspot.com/2012/01/pembangkit-listrik-tenaga-

    surya-plts.html.diunduh pada tanggal 14 Maret 2013 pukul 09.58 WIB

    Anonimus. 2013.http://id.wikipedia.org/wiki/Biogas.Diunduh pada tanggal 15 Maret 2013

    pukul 15.38 WIB

    Nurmanjaya, Ahid.dkk.2012.Makalah Proses Kimia :Proses Desalinasi dengan Metode

    MSF. Yogyakarta : STTN-BATAN

    Anonimus.2012.http://bpmpptjepara.files.wordpress.com/2012/11/profil-investasi-2012.pdf.

    Diunduh pada tanggal 9 Maret 2013 pukul 19.45 WIB

    Fitradiansyah, Dhika. .http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-13491-

    Presentation.pdf.diunduh pada tanggal 9 Maret 2012 pukul 20.03 WIB

    Anonimus.2012.http://hannayuri.wordpress.com/2011/11/01/briket/ .diunduh pada tanggal

    14 Maret 2013 pukul 17.00 WIB

    http://devinuryadi.blogspot.com/2012/01/pembangkit-listrik-tenaga-surya-plts.htmlhttp://devinuryadi.blogspot.com/2012/01/pembangkit-listrik-tenaga-surya-plts.htmlhttp://devinuryadi.blogspot.com/2012/01/pembangkit-listrik-tenaga-surya-plts.htmlhttp://devinuryadi.blogspot.com/2012/01/pembangkit-listrik-tenaga-surya-plts.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Biogashttp://id.wikipedia.org/wiki/Biogashttp://id.wikipedia.org/wiki/Biogashttp://bpmpptjepara.files.wordpress.com/2012/11/profil-investasi-2012.pdfhttp://bpmpptjepara.files.wordpress.com/2012/11/profil-investasi-2012.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-13491-Presentation.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-13491-Presentation.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-13491-Presentation.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-13491-Presentation.pdfhttp://hannayuri.wordpress.com/2011/11/01/briket/http://hannayuri.wordpress.com/2011/11/01/briket/http://hannayuri.wordpress.com/2011/11/01/briket/http://hannayuri.wordpress.com/2011/11/01/briket/http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-13491-Presentation.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-13491-Presentation.pdfhttp://bpmpptjepara.files.wordpress.com/2012/11/profil-investasi-2012.pdfhttp://id.wikipedia.org/wiki/Biogashttp://devinuryadi.blogspot.com/2012/01/pembangkit-listrik-tenaga-surya-plts.htmlhttp://devinuryadi.blogspot.com/2012/01/pembangkit-listrik-tenaga-surya-plts.html