contoh interpretasi 16pf

3
CONTOH INTERPRETASI 16PF MOTIVATIONAL DISTORTION Bedasarkan hasil tes, dapat diketahui bahwa testee memperoleh skor Motivational Distortion (MD) sebesar 10. Hal tersebut menunjukkan bahwa testee tidak mengerjakan semua soal tes sesuai dengan kondisi testee yang sebenarnya. Contoh Interpretasi Dari Second Order (Kalo bisa diinterpretasi) Dari hasil tes juga dapat diketahui bahwa testee memiliki orientasi sosial yang (kalo rumus masuk smua= tergolong; kalo rumus sesuai tapi ga smua mendukung= cenderung) ke arah introversi/ ekstraversi. Hal ini terlihat dari segi kehangatan yang diperoleh testee yang menunjukkan bahwa testee merupakan seorang yang berhati-hati, tidak ramah, pendiam, dan suka menyendiri (A=1). (Lalu kaitkan dengan Latar Belakang). Selain itu, dari segi keberanian menunjukkan bahwa testee memiliki sifat yang pemalu dan takut-takut (H=3). (Lalu kaitkan dengan Latar Belakang). Begitu juga jika dilihat dari segi kemandirian yang menunjukkan bahwa testee merupakan seorang yang memiliki banyak akal dan mampu mengambil keputusan sendiri (Q2=9). (Lalu kaitkan dengan Latar Belakang). Namun, satu faktor pembentuk lainnya yaitu faktor spontanitas yang dimiliki testee tidak dapat ditentukan, apakah mengarah ke orientasi sosial ekstraversi atau introversi (F=6). kasusnya ada yang rata-rata, ga perlu kaitkan LB

Upload: gabriella-elisabeth-edawani-fernandez

Post on 15-Jan-2016

686 views

Category:

Documents


74 download

TRANSCRIPT

Page 1: CONTOH INTERPRETASI 16PF

CONTOH INTERPRETASI 16PF

MOTIVATIONAL DISTORTION

Bedasarkan hasil tes, dapat diketahui bahwa testee memperoleh skor Motivational Distortion

(MD) sebesar 10. Hal tersebut menunjukkan bahwa testee tidak mengerjakan semua soal tes

sesuai dengan kondisi testee yang sebenarnya.

Contoh Interpretasi Dari Second Order (Kalo bisa diinterpretasi)

Dari hasil tes juga dapat diketahui bahwa testee memiliki orientasi sosial yang (kalo

rumus masuk smua= tergolong; kalo rumus sesuai tapi ga smua mendukung=

cenderung) ke arah introversi/ ekstraversi. Hal ini terlihat dari segi kehangatan yang

diperoleh testee yang menunjukkan bahwa testee merupakan seorang yang berhati-hati, tidak

ramah, pendiam, dan suka menyendiri (A=1). (Lalu kaitkan dengan Latar Belakang).

Selain itu, dari segi keberanian menunjukkan bahwa testee memiliki sifat yang pemalu dan

takut-takut (H=3). (Lalu kaitkan dengan Latar Belakang). Begitu juga jika dilihat dari segi

kemandirian yang menunjukkan bahwa testee merupakan seorang yang memiliki banyak

akal dan mampu mengambil keputusan sendiri (Q2=9). (Lalu kaitkan dengan Latar

Belakang). Namun, satu faktor pembentuk lainnya yaitu faktor spontanitas yang dimiliki

testee tidak dapat ditentukan, apakah mengarah ke orientasi sosial ekstraversi atau introversi

(F=6). kasusnya ada yang rata-rata, ga perlu kaitkan LB

Hal lain yang dapat disimpulkan adalah testee memiliki kehendak hati yang

cenderung kuat. Hal ini terlihat dari segi kehangatan yang diperoleh testee menunjukkan

bahwa testee memiliki sikap gigih, tidak ramah, pendiam, suka menyendiri, dan kritis (A=1).

(Kaitin LB). Selain itu, dari segi kepekaan juga terlihat bahwa testee memiliki sifat keras

hati dan percaya diri (I=1). (Kaitin LB). Akan tetapi, jika dilihat dari segi imajinasi

menunjukkan bahwa testee cenderung memiliki sifat pelupa (M=7). (Kaitin LB). ini

kasusnya 2 rumus sesuai, satu tidak sesuai

Page 2: CONTOH INTERPRETASI 16PF

Contoh Interpretasi Dari Second Order (Kalo ga bisa diinterpretasi)

Hasil tes menunjukkan bahwa kehendak hati yang dimiliki oleh testee tidak dapat

ditentukan apakah mengarah ke kehendak hati yang kuat atau lembut. Hal ini

dikarenakan dari segi kehangatan yang dimiliki testee menunjukkan bahwa dalam mencapai

sesuatu, testee mampu bersikap gigih dan berhati-hati. Testee juga memiliki sifat suka

menyendiri dan pendiam (A=3). (kaitkan dengan LB). Sedangkan dua faktor pembentuk

lainnya, yaitu faktor kepekaan dan imajinasi yang dimiliki oleh testee tidak dapat

ditentukan, apakah mengarah ke kehendak hati yang kuat atau lembut (I=6, M=6) sehingga

semakin menguatkan bahwa kehendak hati yang dimiliki oleh testee tidak dapat ditentukan.

Berdasarkan hasil tes 16 PF tidak dapat disimpulkan apakah testee mampu

mengendalikan perilakunya atau tidak. Hal ini dapat terjadi karena terdapat dua faktor

yang memiliki nilai ekstrim, namun tidak saling mendukung. Sedangkan faktor lainnya

berada pada kategori rata-rata. Dari segi perfeksionisme, menunjukkan bahwa testee

memiliki sifat yang lalai, sembrono, lemah, membolehkan, serta memiliki kelemahan dalam

integrasi (Q3=2). (Kaitkan dengan LB). Namun jika dilihat dari segi privasi, menunjukkan

bahwa testee merupakan individu yang memiliki kesadaran sosial (N=9). (Kaitkan dengan

LB). Sedangkan faktor orientasi terhadap aturan yang dimiliki testee tidak dapat

ditentukan apakah mengarah ke kemampuan pengendalian perilakunya atau tidak (G=5)

sehingga semakin menunjukkan bahwa pengendalian perilaku testee tidak dapat ditentukan.