content paper1

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembicaraan tentang rokok dinegara kita seringkali cukup ramai karena orang melihatnnya dari berbagai segi. Sebenarnya, dari banyak segi, kebiasaan merokok jelas merugikan. Dari kacamata kesehatan tidak kurang dari 70.000 artikel ilmiah yang menyebutkkan bahwa merokok membahayakan kesehatan, baik untuk perokok aktif maupun perokok pasif. Dari kacamata ekonomi juga ternyata kerugian akibat rokok lebih banyak dari manfaat yang didapat dari cukai dll. Dari sudut tenaga kerja juga muncul data bahwa kelompok pekerja rokok ternyata dibayar dengan upah yang minimal pula. Dewasa ini di seluruh dunia diperkirakan terdapat 1,26 milyar perokok, lebih dari 200 juta diantaranya adalah perempuan. Data WHO menyebutkan dinegara berkembang jumlah perokoknya 800 juta orang, hamper tiga kali lipat Negara maju. Setiap harinya sekitar 80-100 ribu remaja didunia yang menjadi pecandu dan ketagihan rokok. Bila pola ini terus menetap maka sekitar 250 juta anak-anak yang hidup sekarang ini akan meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan kebiasaan merokok. Dewasa ini 80 % perokok tinggal di Negara-negara berkembang. Ada lebih dari 6 triliun rokok yang dikonsumsi di dunia. Indonesia menduduki peringkat ke 5 dalam konsumsi rokok dunia, serta peringkat ke 7 dalam penghasil tembakau. Asap rokok mengandung sekitar 4.000 bahan kimia seperti nikotin, CO, NO, HCN, NH4, acrolein, 1

Upload: apisardi24

Post on 05-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

zfdsgsdg

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembicaraan tentang rokok dinegara kita seringkali cukup ramai karena orang melihatnnya dari berbagai segi. Sebenarnya, dari banyak segi, kebiasaan merokok jelas merugikan. Dari kacamata kesehatan tidak kurang dari 70.000 artikel ilmiah yang menyebutkkan bahwa merokok membahayakan kesehatan, baik untuk perokok aktif maupun perokok pasif. Dari kacamata ekonomi juga ternyata kerugian akibat rokok lebih banyak dari manfaat yang didapat dari cukai dll. Dari sudut tenaga kerja juga muncul data bahwa kelompok pekerja rokok ternyata dibayar dengan upah yang minimal pula.

Dewasa ini di seluruh dunia diperkirakan terdapat 1,26 milyar perokok, lebih dari 200 juta diantaranya adalah perempuan. Data WHO menyebutkan dinegara berkembang jumlah perokoknya 800 juta orang, hamper tiga kali lipat Negara maju. Setiap harinya sekitar 80-100 ribu remaja didunia yang menjadi pecandu dan ketagihan rokok. Bila pola ini terus menetap maka sekitar 250 juta anak-anak yang hidup sekarang ini akan meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan kebiasaan merokok. Dewasa ini 80 % perokok tinggal di Negara-negara berkembang. Ada lebih dari 6 triliun rokok yang dikonsumsi di dunia. Indonesia menduduki peringkat ke 5 dalam konsumsi rokok dunia, serta peringkat ke 7 dalam penghasil tembakau.

Asap rokok mengandung sekitar 4.000 bahan kimia seperti nikotin, CO, NO, HCN, NH4, acrolein, acetilen, benzaldehyde, urethane, benzene, methanol, coumarin, etilkatehol-4, ortokresol, perilen, dan lain-lain. Selain komponen gas ada komponen padat atau partikel yang terdiri dari nikotin dan tar. Tar mengandung bahan karsinogen sedagkan nikotin merupakan bahan adiktif yang menimbulkan ketergantungan atau kecanduan. Kebiasaan merokok itu telah terbukti berhubungan dengan sedikitnya 25 jenis penyakit pada berbagai organ tubuh, antara lain kanker saluran pernafasan hingga paru, kandung kemih, bronchitis kronik, dan penyakit jantung. Selain itu, kebiasaan merokok juga berhubungan dengan ganngguan pembuluh darah di otak ( yang dikenal sebagai stroke ), gangguan katarak dimata, penyakit saluran cerna, membuat kulit cepat keriput dan bahkan sampai impotensi.

Sebenarnya sekitar 70-80 % perokok ingin berhenti merokok tetapi hanya kurang separuh dari mereka yang akhirnya benar-benar dapat berhenti merokok total sebelum usia 60 tahun. Malahan ada data yang menyebutkan bahwa walaupun sampai 40 % perokok secara serius mencoba berhenti merokok, tetapi ternyata hanya 3 % yang benar-benar berhenti dalam 6 bulan mendatang. Petugas kesehatan mempunyai peran penting dalam membantu mereka yang ingin berhenti merokok. Data menunjukkan bahwa hanya sekitar 15 % perokok dalam setahun yang pernah ditawari bantuan berhenti merokok oleh dokternya, dan hanya 3 % yang diminta untuk melakukan tindak lanjut dari upaya berhenti merokoknya.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Rokok Rokok adalah silinder dari kertas yang berukuran panjang 70-120mm dengan diameter sekitar 10mm yang berisi tembakau yang telah diracik dan dibakar pada salah satu hujungnya dan dibiarkan membara agar aspanya dapat dihirup lewat mulut pada hujung lainnya.

2.2 Jenis Rokok

Berdasarkan bahan baku :

1. Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

2. Rokok Kretek: bahan baku atau isinya berupa tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

3. Rokok Klembak: bahan baku atau isinya berupa tembakau, cengkeh dan kemenyan yang diberi efek rasa dan aroma tertentu.

Berdasarkan penggunaan filter :

1. Rokok Filter (RF): pada bahagian pangkalnya ada gabus2. Rokok Non-filter (RNF): pada bahagian pangkalnya tidak terdapat gabus

2.3 Kandungan Rokok

Pada saat rokok di hisap kompesisi rokok yang di pecah menjadi kompenen lainnya, misalnya kompenen yang cepat menguap akan menjadi asap bersama sama dengan kompenen lainnya terkondensasi. dengan demekian kompenen asap rook yang di hisap oleh perokok terdiri dari bagian gas (85%) dan bagian partikel (15%).

Rokok mengandung kurang lebih 4000 jenis bahan kimia, dengan 40 jenis diantaranya bersifat kasinogenik(dapat menyebabkan kanker) dan setidakanya 200 diantaranyaberbahay bagi kesehatan. racun utama pada rokok adalah tar, nikotin dan karbon monoksida (CO). selain itu dalam sebatang rokok juga mengandung bahan bahan kimia lain yang tak kalah beracunnya (David E, 2003). zat zat beracun yang terdapat dalam rokok antara lain sebagai berikut:

1. NikotinKompenen ini paling banyak dijumpai pada rokok. Nikotin yang terkandung di dalam asap rokok anatar 0.5-3 mg, dan semuanya di serap, sehingga di dalam cairan darah atau plasma 40-50 ng/ml. Nikotin merupakan alkaloid yang bersifat stimulan dan pada dosis tinggi bersifat racun. Zat ini hanya ada dalam tembakau, sangat aktif dan mempengaruhi otak atau susunan saraf. Nikotin juga memiliki karakteristik efek adiktif dan psiko aktif, dalam jangka panjang, dapat menekan kemampuan otak untuk mengalami kenikmatan sehingga perokok akan selalu membutuhkan kadar nikotin semakin tinggi untuk mencapai tingkat kepuasan dan ketagihannya. Nikotin dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, dan menyempitkan pembuluh perifer.2. Karbon Monoksida (CO)

CO adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau dan dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. ia bersifat toksik yang bertentangan dengan oksigen dalam transpor maupun penggunaanya. Gas CO yang dihasilkan sebatang rokok dapat mencapai 3-6%, sedangkan CO yang dihisap oleh perokok paling rendah sejumlah 400ppm (parts per million) sudah dapat meningkatkan kadar karboksi hemoglobin dalam darah sejumlah 2-16%.3. TAR

TAR merupakan bagian partikel rokok sesudah nikotin dan uap air diasingkan. tar adalah senyawa polinuklin hidrocarbon aromatika yang bersifat karsinogenik. Dengan adanya kandungan yang beracun ini, sebagian dapat merusak sel paru karena dapat lengket dan menempel pada jalan nafas dan paru sehingga terjadinya kanker. Pada saat dihisap tar masuk kedalam rongga mulut sebagai uap padat asap rokok yang mana setelah dingin akan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran pernafasan, dan paru-paru. pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg, perbatang rokok sementara kadar dalam rokok berkisar 24-45 mg. Walaupun rokok diberi filter, efek karsino genik tetap bisa masuk ketika pada saat merokok hirupannya dalam-dalam, menghisap berkali-kali, dan jumlah rokok yang diginakan bertambah banyak.4. Timah Hitam (Pb)

Timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. sebungkus rokok (20 batang) yang habis dihisap dalam 1 hari akan menghasilkan 10 ug, sementara batas bahaya timah hitam yang masuk kedalam tubuh adalah 20 ug/hari.

5. Amoniak

Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hydrogen. Zat ini baunya sangat tajam dan merangsang. begitu kerasnya racun yang ada pada amoniak sehingga jika masuk sedikitpun kedalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.

6. Hydrogen Sianida (HCN)Hydrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan paling ringan, mudah terbakar, dan sangat efisien untuk menghalangi pernafasan, dan merusak saluran nafas. Sianida adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja sianida dimasukkan kedalam tubuh dapat mengakibatkan kematian.

7. Nitrous Oxide

Nitrous oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan, dan menyebabkan rasa sakit. 8. Fenol

Fenol adalah campuran dari Kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organi seperti: kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan membahayakan karena fenol terikat ke protein dan menghalangi aktifitas enzyme.

9. Hidrogen Sulfida

Hidrogen sulfida adlah sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzyme (zat besi yang berisi pikmen).2.4 Kategori Perokok

1. Perokok PasifPerokok pasif adalah asap rokok yang dihirup oleh seseorang yang tidak merokok (passive smoker). Asap rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Asap rokok lebih berbahaya terhadap perokok pasif dari pada perokok aktif. Asap rokok yang dihembuskan oleh perokok aktif, dan terhirup oleh perokok pasif, 5x lebih banyak mengandung karbon monoksida, 4x lebih banyak mengandung tar dan nikotin.2. Perokok AktifMenurut Bustan (1997) perokok aktif adalah asap rokok yang berasal dari hisapan perokok atau asap utama pada rokok yang dihisap. dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perokok aktif adalah orang yang merokok dan langsung menghisap rokok serta bisa mengakibatkan, bahaya bagi kesehatan diri sendiri maupun lingkungan sekitar.

2.5 Jumlah Rokok Yang DihisapMenurut Bustan (1997) jumlah rokok yang dihisap dalam satuan batang, bungkus, pak per hari. Jenis rokok dapat dibagi atas 3 kelompok, yaitu:1. Perokok Ringan: disebut perokok ringan apabila merokok kurang dari 10 batang per hari.

2. Perokok Sedang: disebut perokok sedang jika menghisap 10-20 batang per hari.

3. Perokok Berat: disebut perokok berat jika menghisap lebih dari 20 batang.2.6 Lama Menghisap Rokok

Menurut Bustan (1997) merokok dimulai sejak umur kurang dari 10 tahun atau lebih dari 10 tahun. Semakin awal seseorang merokok makin sulit untuk berhenti merokok. Rokok juga punya dose response effect, artinya semakin muda akan semakin besar pengaruhnya. Apabila prilaku merokok dimulai sejak usia remaja, merokok dapat berhubungan dengan tingkat arterosclerosis. Resiko kematian bertambah dengan banyaknya merokok dan umur awal merokok yang lebih dini. Merokok sebatang setiap hari akan meningkatkan tekanan sistolik 10-25 mmHg dan menambah detak jantung 5-20 kali per menit. Dampak rokok akan terasa setelah 10-20 tahun pasca digunakan.2.7 Masalah Kesehatan Paru Akibat Merokok

Menurut WHO, 6 dari 8 penyebab kematian berhubungan dengan masalah rokok. Empat dari enam penyebab kematian tersebut berhubungan dengan masalah paru yaitu PPOK, kanker paru, tuberculosis, dan infeksi saluran pernapasan.

1. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

Penyakit paru obstruktif kronik adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara disaluran nafas yang tidak sepenuhnya reversible. Hambatan aliran udara bersifat progresif dan berhubungan dengan proses peradangan pada paru terhadap partikel atau gas yang beracun atau berbahaya.

Asap rokok mengaktifasi makrofag pada saluran nafas sehingga melepas faktor kemotaksis yaitu IL-8, LTB 4, dan kemokin MCP-1 untuk menarik sel neutrophil dan monosit. Sel-sel ini kemudian melepas enzim protease seperti neutrofil elastase, proteinase C, cathepsins dan matrix metalloproteinase yang memecah jaringan nitrat pada parenkim paru sehingga menyebabkan emfisema dan stimulasi hipersekresi mucus yang menyebabkan PPOK.

Dewasa ini hampir 80 juta orang menderita PPOK. Setengah dari penderitanya akan meninggal dalam waktu 10 tahun kedepan. Menurut laporan WHO, PPOK menempati urutan ketiga penyebab kematian, dan hampir setengahnya di akibatkan oleh rokok. PPOK diperkirakan akan menjadi sebab kematian nomor 3 didunia pada tahun 2020.

Di Amerika Serikat, jumlah total kematian perempuan karna PPOK saat ini melebihi laki-laki. Kenaikan ini mungkin mencerminkan peningkatan prevalen merokok. Penyakit paru obstruktif merupakan penyebab kematian akibat rokok ketiga setelah kanker paru dan penyakit jantung coroner, namun menempati urutan pertama dalam pertumbuhan penyebab kematian dari tahun 1965, tahun 1999. Angka kumulatif kasus PPOK dan bronchitis ditemukan paling tinggi pada kelompok perokok diandingkan dengan mantan perokok.

2. Kanker Paru

87 % kasus kanker paru berhubungan dengan merokok. Resiko kanker paru sangat berhubungan dengan usia mulai merokok, lamanya merokok, jumlah rokok, jenis kelamin, jenis rokok dan dalamnya hisapan. Perokok mempunyai resiko yang sama pada semua tipe kanker paru, baik itu karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel kecil, karsinoma sel besar ataupun adenokarsinoma.

Prevalens kanker paru pada laki-laki lebih besar dari pada perempuan. Laki-laki perokok mempunyai resiko 23 kali lebih besar menderita kanker paru dibandingkan laki-laki bukan perokok sementara perempuan perokok mempunyai resiko 13 kali lebih besar bila dibandingkan dengan seseorang perempuan yang tidak merokok. Perempuan perokok dan bukan perokok lebih rentan dan lebih cepat menderita kanker paru dibandingkan laki-laki, hal ini diduga karena pengaruh hormone estrogen. 90 % penyebab kematian pada laki-laki perokok dan 80 % pada perempuan perokok adalah kanker paru. Data SMF Paru RSUP Persahabatan Jakarta menunjukkan bahwa 43,4 % perempuan dan 83,6 % laki-laki pasien kanker paru adalah perokok. Angka ini tidak mengejutkan karena sesuai dengan laporan dari banyak Negara.

Senyawa polisiklik hidrokarbon aromatic dalam tar memberikan kontribusi paling besar terhadap agen penyebab kanker. Efek karsinogen terbesar adalah pada jaringan yang langsung terkena asap rokok seperti saluran pernapasan. Oleh sebab itu, merokok berhubungan langsung dengan kanker paru. Merokok dengan kadar tar rendah tidak mengurangi resiko kanker paru.

Penelitian di RS Persahabatan memperlihatkan peningkatan resiko kanker paru pada perokok yang mengkonsumsi rokok kretek sebesar 3,6 kali lebih besar. Resiko ini meningkat menjadi 8,3 kali lebih besar bila terdapat penambahan konsumsi rokok sebanyak 10 batang perhari.3. Tuberculosis Paru (TB Paru)

Perokok memiliki resiko dua kali lebih tinggi terinfeksi tuberculosis paru (TB Paru). Merokok dapat meningkatkan resiko infeksi mycobacterium tuberculosis, progresifitas penyakit dan kematian pada penderita TB paru. Prevalens infeksi TB Paru perokok atau mantan perokok lebih besar dari pada yang bukan perokok. Data WHO tahun 2008 menyatakan resiko TB Paru lebih sering berhubungan dengan lamanya merokok dari pada jumlah rokok yang dihisap per hari dan 61 % kematian akibat TB paru berhubungan dengan rokok. Penelitian BOON tahun 2005 menunjukkan bahwa rsiko untuk terinfeksi mycobacterium tuberculosis tidak tergantung dengan jumlah rokok. Pada perokok lebih sering terjadi kavitas derajat penyakit lebih berat dibandingkan dengan bukan perokok serta mempengaruhi progresifitas lesi TB paru.

Secara biologis hubungan merokok dengan peningkatan reesiko TB paru adalah mealui penurunan respon kekebalan tubuh, gangguan mekanisme fungsi silia, cacat pada respon imun makrofag sehingga meningkatkan kerentanan terhadap TB paru serta dapat menurunkan aktivitas lisosim A. Lisosim A adalah salah satu enzim hidrolitik dari kompartemen lisosomal sel fagoosit yang disekresi ke area ekstraseluler dan telah terbukti mempunyai sifat bakteriasidal dengan mekanisme hiidrolisis bagian polisakarida dari dinding sel bakteri mycobacterium tuberculosis.

4. Asma

Merokok berhubungan dengan kejadian asma pada anak dan dewasa. Menurut Sand Strom dan Lundback tahun 2004 resiko terjadinya asma pada perokok 1,33 kali lebih besar disbanding buka perokok. Hasil penelitian mendukung hipotesis bahwa merokok dapat menimbulkan asma pada orang dewasa.

Asap rokok yang terdeposisi akan meningkatkan respon atau jumlah IGE melalui efek produksi IL4 oleh limfosit CD4 kadar IG E dalam serum darah perokok teramati lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang yang tidak merokok dan kecenderungan untuk berkurangnya kadar serum IG E seiring dengan usia tidak teramati pada seseorang yang memiliki kebiasaan merokok.

Hasil penelitian jaakola tahun 2004 membuktikaan kebiasaan mmerokok pada ibu hamil meningkatkan kecenderungan anak menderita asma pada 7 tahun pertama. Anak dari seorang perokok akan secara signifikan terjadi asma dibandingkan dengan seseorang yang tidak merokok.

5. Infeksi Saluran Pernafasan

Perokok mempunyai resiko lebih sering terkena infeksi saluran pernapasan akut seperti bronchitis akut, pneumonia dibandingkan dengan bukan perokok. Kemungkinan berhubungan dengan penurunan imunitas disaluran nafas seperti terganggunya system mukosiliar sehingga meningkatkan akumulasi bakteri atau virus. Menghisap satu batang rokok dapat membuat silia paralis, lebih lanjut menyebabkan kehilangan silia, hyperplasia kelenjar mucous dan peningkatan sel-sel goblet. Kehilangan rambut-rambut silia pada epitel saluran pernapasan akan berakibat pada penurunan mucocilliary clearance sehingga eliminasi microorganism pada saluran nafas menjadi terhambat. Pada perokok, penempelan microorganism akan lebih mudah dibandingkan dengan bukan perokok. Pajanan asap rokok juga mengganggu respons system imun pengenalan T-helper (Th-1).6. Penyakit Paru Akibat Kerja

Kebiasaan merokok pada pekerja meningkatkan resiko penyakit paru akibat kerja (PPAK). Studi patologis asbestosis menunjukkan merokok meningkatkan retensi serat asbes di paru sehingga berpengaruh meningkatkan resiko kanker paru. Ditemukan pengurangan fungsi faal paru pada perokok petambang batu bara yang menderita pneumoconiosis. Resiko kanker paru meningkat pada perokok yang terpajan produk diesel dan radon yang bersifat carcinogen ditempat kerjanya.2.8 (http://dokumen.tips/documents/pengaruh-negatif-rokok-bagi-kesehatan-di-kalangan-remaja.html)(BERHENTI MEROKOK - PEDOMAN PENATALAKSANAAN UNTUK DOKTER DI INDONESIA, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2011, Jakarta)

(TUBERKULOSIS, ROKOK DAN PEREMPUAN, Tjandra Yoga Aditama, 2011, Balai Penerbit FK UI)BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian yang telah penulis sampaikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa merokok merupakan kegiatan bodoh yang dilakukan manusia hanya untuk mengorbankan uang, kesehatan, kehidupan social, persepsi positif dan sebagainya. Banyak penyakit yang muncul akbiat dari rokok dan kebiasaan merokok. Tidak ada obat yang bisa menyembuhkan sebagian dari penyakit ini, tetapi obat yang ada hanya untuk meringankan gejalanya saja. Oleh karena itu, terdapat upaya untuk penanggulangan bahaya rokok ini antara lain dengan upaya penerangan dan penyuluhan khususnya bagi generasi muda, upaya prevensi dan motivasi untuk menghentikan kebiasaan merokok, dan mengunyah permen bagi perokok yang susah menghentikan kebiasaan merokoknya.

10