content

15

Click here to load reader

Upload: niarnida

Post on 14-Nov-2015

222 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

gerontik

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangUsia lanjut yang sehat paripurna meliputi sehat jiwa dan raga adalah hak semua orang. Hak ini juga mencakup kebebasan untuk menikmati kehidupan sosial yang aktif dan memuaskan, dapat berpartisipasi dan memiliki akses yang setara terhadap sistem sosial dan pelayanan kesehatan berkualitas.Memahami perkembangan usia lanjut (lansia) adalah bentuk pembelajaran sekaligus pengorbanan pada orangtua karena usia lanjut bagi sebagian orang adalah salah satu hal yang tidak diinginkan. Ada perasaan takut, takut merepotkan anak, tak bisa mengurus diri sendiri, jadi pemicu masalah dan banyak hal lainnya.Meningkatnya jumlah lanjut usia akan menimbulkan berbagai permasalahan yang kompleks bagi lanjut usia itu sendiri maupun bagi keluarga dan masyarakat. Secara alami proses menjadi tua mengakibatkan para lanjut usia mengalami perubahan fisik dan mental, yang mempengaruhi kondisi ekonomi dan sosialnya

Bagi setiap orang yang sedang mengalami proses perkembagan menuju usia lanjut perlu memahami segala perubahan. Perubahan yang barangkali tidak dipahami dan tidak disadari. Lansia akan membuat seseorang mengalami penurunan semua fungsi indera, lansia juga akan menurunkan kemampuan motorik. Bagi orang-orang disekitarnya, yang memiliki orangtua atau kakek dan nenek yang menapaki lansia juga perlu memahami perkembangan mereka. Pemahaman tersebut akan sangat membantu mengurusi dan memberi perhatian lebih pada anggota keluarga yang memasuki usia lanjut.

Besarnya penduduk lansia tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan terutama kesehatan, karena dengan semakin bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik karena faktor alamiah maupun karena penyakit. Meningkatnya populasi penduduk Lansia menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi mereka yang memiliki masalah secara sosial dan ekonomi. Besarnya populasi dan masalah kesehatan Lansia belum diikuti dengan ketersediaan fasilitas pelayanan (care services) yang memadai, baik dalam jumlah maupun dalam mutunya.BAB II

PEMBAHASAN

A. Faktor-faktor kesehatan mental usia lanjutMasa lansia bukan hanya dihadapkan pada permasalahankesehatan jasmaniah saja, tapi juga permasalahan gangguan mental dalam menghadapi usia senjaKesehatan mental secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi juga oleh factor biologis yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental diantaranya otak, system endokrin, genetik, sensorik. Kesehatan mental merupakan suatu komponen mayor dari keberhasilan proses menua bersama dengan kesehatan fisik pendapatan yang adekuat dan support system yang adekuat (keluarga, teman, kegiatan agama dan tetangga).

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :

1. Pertama-tama perubahan fisik khususnya organ perasa.

2. Kesehatan umum

3. Tingkat pendidikan

4. Hereditas

5. LingkunganB. Perubahan Aspek PsikososialSetelah seseorang memasuki masa lansia, umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi patologis (tidak sehat) berganda, misalnya: tenaga berkurang, energi menurun, kulit keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh, dsb. Secara umum kondisi fisik yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda. Hal ini menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologis, maupun sosial, sehingga dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain. Dalam hal ini, agar dapat tetap menjaga kondisi fisik yang sehat, maka perlu menyelaraskan kebutuhan fisik dengan kondisi psikologis maupun sosial, sehingga mau tidak mau, perlu untuk mengurangi kegiatan yang bersifat mem-forsir fisiknya. Seorang lansia perlu mengatur cara hidupnya dengan baik, misalnya makan, tidur, istirahat, dan olah raga yang seimbang.Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara fungsi psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan. Dengan adanya penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan kepribadian lansia. Beberapa perubahan tersebut dapat dibedakan berdasarkan 5 tipe kepribadian lansia sebagai berikut:1. Tipe Kepribadian Konstruktif (Construction personalitiy), biasanya tipe ini tidak banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua.2. Tipe Kepribadian Mandiri (Independent personality), pada tipe ini ada kecenderungan mengalami post power sindrome, apalagi jika pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya.3. Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent personalitiy), pada tipe ini biasanya sangat dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan hidup meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana, apalagi jika tidak segera bangkit dari kedukaannya.4. Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility personality), pada tipe ini setelah memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, banyak keinginan yang kadang-kadang tidak diperhitungkan secara seksama sehingga menyebabkan kondisi ekonominya menjadi morat-marit.5. Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self Hate personalitiy), pada lansia tipe ini umumnya terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau cenderung membuat susah dirinya.C. Masalah-masalah kesehatan mental pada usia lanjut1. Menurut wahyudi nugroho, dalam keperawatan gerontology, gangguan mental pada lansia sebagai berikut :a) Agresi

b) Kemarahan

c) Kecemasan

d) Kekacauan mental

e) Penolakan

f) Ketergantungan

g) Depresi

h) Manipulasi

i) Mengalami rasa sakit

j) Kehilangan rasa sedih dan kecewa.2. Menurut Anetta G.L. dalam gerontology nursing :a) Depresi

Depresi adalah suatu perasaan sedih dan pesimis yang berhubungan dengan suatu penderitaan. Dapat berupa serangan yang ditujukan pada diri sendiri atau perasaan marah yang dalam.Pengkajian pada pasien depresi akan diperoleh data sebagai berikut :1) Pandangan kosong

2) Kurang/hilangnya perhatian diri, orang lain/lingkungannya.

3) Inisiatif menurun

4) Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi

5) Aktifitas menurun

6) Kurang minat nafsu makan

7) Mengeluh tidak enak badan dan kehilangan semangat, sedih atau cepat capek disepanjang waktu, mungkin susah tidaur disiang hari.b) Bunuh diriFaktor resiko terjadinya bunuh diri pada usia lanjut :1) Umur/usia yang terlalu tua (75 85 tahun)2) Social ekonomi yang rendah3) Hidup sendiri4) Sakit fisik5) Nyeri kronis6) Kematian pasangan7) Kehilangan yang lain8) Penyalahgunaan zat9) Riwayat keluarga dengan bunuh diri10) Ketakutan11) Isolasi social12) Gangguan tidur kronis13) Depresic) Schizophreniad) Paranoid

Sering terjadi pada perempuan yang tidak diketahui sebabnya. Terjadi gangguan keseimbangan penglihatan dan pendengaran isolasi, tidak percaya, merasa tidak berdaya ketergantungan perawatan diri.e) KecemasanAdalah perasaan yang tidak menyenangkan atau ketakutan yang tidak jelas dan hebat. Ini terjadi reaksi terhadap suatu yang dialami oleh seseorang. Kemungkinan data yang diperoleh pada pengkajian :1) Bicara cepat

2) Meremas-remas tangannya3) Berulang-ulang bertanya4) Tidak mampu berkonsentrasi atau tidak mengerti penjelasan-penjelasan5) Tidak mampu menyimpan informasi-informasi yang diberikan6) Gelisah7) Keluhan-keluhan badan

8) Kedinginan dan telapak tangan lembabf) Retardasi mentalg) Alzeimer

D. Depresi Pada Lansia

Kecenderungan mengalami depresi meningkat sejalan bertambahnya usia. Kaum lansia merupakan salah satu kelompok orang yang rentan mengalami depresi sepanjang hidupnya. Sekitar 1-5% populasi lansia mengalami gangguan depresi. Angka ini bertambah besar sampai 13.5% pada lansia yang mengalami gangguan medis dan harus mendapatkan perawatan di rawat inap. Kondisi depresi pada pasien lansia banyak dihubungkan dengan kebugaran fisiknya.

Orang lansia yang mengalami kondisi medis umum terkait dengan penyakit degeneratif (hipertensi,kencing manis,rematik) lebih rentan mengalami depresi dibandingkan yang tidak. Selain itu sindrom sarang burung kosong atau Empty Nest Syndrome (seringkali ditulis dengan pendekatan bahasa dan bunyi kata menjadi Emptiness Syndrome atau sindrom kesepian) akibat kehilangan anak atau keluarga yang biasanya mendampingi. Ini biasanya terjadi pada lansia yang ditinggalkan anaknya menikah atau pisah dari rumahnya selama ini. Gangguan depresi pada lansia bisa terjadi dengan berbagai gejala, paling banyak dilaporkan adalah adanya gejala-gejala fisik. Insomnia atau sulit tidur, nyeri otot dan sendi, gangguan cemas dan kurang nafsu makan adalah gejala-gejala depresi yang sering timbul pada lansia. Gejala-gejala fisik ini akan menjadi sulit dibedakan dengan gejala fisik pada kondisi medis umum karena sering kali mirip dan merupakan bagian yang saling mempengaruhi. Untuk itulah, dokter yang merawat pasien lansia harus memahami betul konsep biopsikososial dan psikosomatik medis ketika menangani pasien lansia karena gejala-gejala gangguan kejiwaan tersering pada lansia seperti depresi bisa bermanifestasi dalam bentuk keluhan fisik.E. Upaya Tenaga Kesehatan Untuk Kesehatan Jiwa Lansia

Diharapkan agar petugas kesehatan dalam melaksanakan kegiatan pelayanannya pada usia lanjut tidak hanya memperhatikan keluhan-keluhan yang dikemukakan oleh meraka tapi juga mempertimbangkan adanya faktor-faktor- lain yang mendasari keluhan tersebut seperti masalah psikologis, sosial, budaya atau kemungkinan adanya masalah mental emosional. Tersedianya loket khusus dan sarana lainnya di fasilitas pelayanan kesehatan bagi usia lanjut merupakan hal yang perlu diperhatikan terutama bagi usia lanjut dengan alat bantu seperti kursi roda. Penanganan secara holisitik dengan sikap yang ramah, sopan dan hormat merupakan pelayanan yang diidamkan oleh usia lanjut.Untuk membantu mengatasi, mengurangi perasaan yang negative, maka petugas kesehatan sebaiknya berperilaku sebagai berikut :1) Bersikap ramah, lembut dan sabar mengahadapi usia lanjut.2) Mau mendenganr keluhan.3) Mau membantu dan melayani keperluannya.4) Mau meberikan informasi yang membuatnya merasa tenang.5) Mau memberikan dorongan, bujukan, petunjuk dan saran yang membesarkan hatinya.6) Mau memahami dan dapat menghayati perasaannya serta bersikap menerima apa adanyaBAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesehatan mental merupakan suatu komponen mayor dari keberhasilan proses menua bersama dengan kesehatan fisik pendapatan yang adekuat dan support system yang adekuat (keluarga, teman, kegiatan agama dan tetangga).B. Saran

Manusia yang telah memasuki usia lanjut membutuhkan bantuan dari berbagai pihak tertutama pihak keluarga tapi tidak menutup kemungkinan membutuhkan bantuan dari pemerintah terutama dalam pelayanan kesehatan. Bagi keluarga lebih memperhatikan kesehatan orang tua yang telah memasuki usia lanjut karena semakin berkurangnya umur mereka semakin banyak membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang terdekat. Bagi pemerintah lebih memperhatikan masyarakat yang telah memasuki usia lanjut dengan memberikan jaminan kesehatan bagi Lansia terutama bagi veteran-veteran perang yang tidak diperhatikanDAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Edisi: 2. Jakarta: EGC.

Parsudi, Imam A. (1999). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: FKUI

5 | Keperawatan Gerontik