conscientiousness dengan berbagi pengetahuanrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf ·...

133
HUBUNGAN KEPRIBADIAN AGREEABLENESS DAN CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh: Ruth Benita Raras Winastu 149114111 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 18-Feb-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

HUBUNGAN KEPRIBADIAN AGREEABLENESS DAN

CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

Disusun oleh:

Ruth Benita Raras Winastu

149114111

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

iv

HALAMAN MOTTO

If you believe in

yourself enough

and know what you

want, you’re gonna

make it happen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada:

Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini

Orangtua, kakak, dan keluarga yang selalu mendukung dan memenuhi kebutuhan

saya, memberi semangat dan doa yang berarti

Saudara, sahabat, dan teman-teman yang selalu memberikan semangat dan

pengertian selama proses pengerjaan skripsi ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

vii

HUBUNGAN ANTARA DIMENSI KEPRIBADIAN AGREEABLENESS DAN

CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUAN

Studi pada Teknisi Mesin Pesawat Terbang

Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia

Ruth Benita Raras Winastu

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) hubungan kepribadian agreeableness

terhadap berbagi pengetahuan dan 2) hubungan kepribadian conscientiousness dengan

berbagi pengetahuan. Subjek penelitian diperoleh menggunakan teknik purposive sampling.

Subjek adalah 77 orang teknisi mesin pesawat terbang dari maskapai penerbangan yang

telah bekerja lebih dari satu tahun. Hipotesis penelitian ini adalah 1) Ada hubungan yang

signifikan antara kepribadian agreeableness dengan berbagi pengetahuan dan 2) Ada

hubungan yang signifikan antara kepribadian conscientiousness dengan berbagi

pengetahuan. Peneliti menggunakan skala adaptasi untuk mengambil data, yaitu skala

adaptasi berbagi pengetahuan milik Cummings (2004) dan skala Transparent Bipolar

Inventory milik Goldberg (1992). Model korelasi Pearson Product Moment digunakan

untuk menganalisis data penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis pertama

ditolak sedangkan hipotesis kedua diterima. Hubungan antara kepribadian agreeableness

dengan berbagi pengetahuan tidak signifikan(r=0,197, p=0,087, p>0,05). Akan tetapi,

terdapat hubungan yang cukup kuat signifikan antara dimensi kepribadian

conscientiousness dengan berbagi pengetahuan (r=0,308, p=0,006, p<0,05). Terdapat faktor

yang mendukung ketidaksesuaian hasil penelitian dengan hipotesis pertama. Beberapa

faktor itu diantaranya adalah demografis subjek, lingkungan yang kompetitif, dan

ketidaksesuaian alat ukur dengan konteks.

Kata kunci: berbagi pengetahuan, agreeableness, conscientiousness

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

viii

RELATIONSHIP BETWEEN AGREEABLENESS AND

CONSCIENTIOUSNESS PERSONALITY TRAITS WITH KNOWLEDGE

SHARING

Study in Aircraft Maintenance Engineer Garuda Indonesia Airline

Ruth Benita Raras Winastu

ABSTRACT

This study aims to determine: 1) relation between agreeableness of personality with

knowledge sharing and 2) relation between conscientiousness of personality with

knowledge sharing. Researcher used purposive sampling method. The subjects were 77

employees from Indonesian airline who already work more than a year. The hypothesis

were 1) there is a significant correlation between agreeableness of personality with

knowledge sharing and 2) there is a significant correlation between conscientiousness of

personality with knowledge sharing. Researcher adapted knowledge sharing scale from

Cummings (2004) and used Goldberg’s Transparent Bipolar Inventory adaptation to

collect the data. Research used Pearson Product Moment to analyse the data. Result

indicated that the first hypotese was rejected and second hypothese was approved. There

are no significant relation between agreeableness with knowledge sharing (r=0,197,

p=0,087, p>0,05). But, there is a quite strong yet significant correlation between

conscientiousness with knowledge sharing (r=0,308, p=0,006, p>0,05). There were

another factors that support the inconsistencies at the first hypotheses such as demographic

states, competitive situation, and the specific scale for specific context.

Keywords: Knowledge sharing, agreeableness, conscientiousness

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

x

KATA PENGANTAR

Suatu anugerah Tuhan yang Maha Kuasa apabila saya berada di titik ini.

Carpe diem. Mengejar hari. Penulis menghargai setiap hari yang dilibatkan untuk

menyelesaikan karya ini. Berbagai pengalaman emosional dan drama selalu ada

dalam setiap pengerjaan. Akan tetapi, kasih yang diterima penulis selama

penyelesaian karya tulis ini sungguh melimpah. Oleh karena itu, penulis sangat

menghormati dan sangat berterima kasih kepada segala pihak yang mendukung

penulis menyelesaikan karya ini, yaitu:

1. Ibu Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Dr. Titik

Kristiyani, M. Psi, Psi.

2. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum Ph.D, selaku kepala Program Studi

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

3. Ibu Maria Laksmi Anantasari, M. Si, selaku Dosen Pembimbing

Akademik. Terimakasih untuk dukungan untuk menyelesaikan studi,

4. Bapak Dr. Minta Istono, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

Terimakasih atas input yang membuat kami lebih menghargai usaha

pengerjaan skripsi kami bahkan ditengah kesibukan mengejar gelar

doktor,

5. Bapak Dosen Penguji Ujian Skripsi, Pak Minto, Pak Edi, dan Pak Edo,

6. Segenap Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma,

7. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

xi

8. Orangtua tersayang, Bapak Drs. Triatmodjo Susanto, M.A. dan Mama

Kunwinanti Prasetyandaru, sponsor utama yang menghadirkan saya ke

dunia ini, mendukung dan mengharapkan segala yang baik dalam diri

saya,

9. Kakak saya terkasih, Naomi Anjali Ardhana Reswari, sibling rivalry saya

selama seumur hidup yang sekaligus pendorong saya untuk mencapai apa

yang saya inginkan,

10. Bapak Endi Putro, om sekaligus mentor yang sangat menginspirasi dan

menolong dari pencarian judul dan pengolahannya,

11. Bapak Tumpal Situmorang dan keluarga, yang telah menjadi fasilitator

sehingga data dapat diterima dengan baik,

12. Para karyawan Garuda Indonesia, yang telah menyediakan waktu untuk

mengisi skala,

13. Immanuel Edi, yang secara langsung mendukung saya segera

menyelesaikan penulisan skripsi ini,

14. Evelyn Putri Tanujaya, Monika Wijaya, yang secara tidak langsung

mendorong saya menjadi lebih baik sejak saya mengenal mereka,

15. Teman-teman di GKI Gejayan, adik-adik remaja maupun kakak

pembimbing,

16. Teman-teman GKJ Sarimulyo, yang selalu menghibur, memberikan

energi untuk saya setiap minggu untuk segera menyelesaikan tugas akhir

ini,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

xii

17. Teman-teman kelas B yang sudah memberikan sukacita yang besar bagi

saya,

18. Teman-teman seperjuangan angkatan 2014 dengan dosen pembimbing

skripsi Pak Minto.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis

akan sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun terkait dengan

penulisan skripsi ini guna kualitas yang lebih baik.

Yogyakarta, 5 Oktober 2018

Penulis

Ruth Benita Raras Winastu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

ABSTRACT ........................................................................................................... viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ......................................................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................. x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................10

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................10

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................10

BAB II LANDASAN TEORI ..............................................................................12

A. Berbagi Pengetahuan...............................................................................12

1. Definisi Berbagi Pengetahuan .......................................................... 12

2. Dimensi Berbagi Pengetahuan .......................................................... 15

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berbagi Pengetahuan ................. 18

B. Kepribadian Agreeableness ....................................................................23

1. Definisi Kepribadian Agreeableness ................................................ 23

2. Aspek Kepribadian Agreeableness .................................................. 27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

xiv

C. Kepribadian Conscientiousness ...............................................................28

1. Definisi Kepribadian Conscientiousness ........................................... 28

2. Aspek Kepribadian Conscientiousness ............................................. 30

D. Teknisi Mesin Pesawat Terbang ..............................................................31

E. Dinamika Dimensi Kepribadian Agreeableness dan Concientiousness

dengan Berbagi Pengetahuan ..................................................................33

F. Hipotesis Penelitian ................................................................................36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................41

A. Jenis Penelitian .......................................................................................41

B. Variabel Penelitian ..................................................................................42

C. Definisi Operasional ...............................................................................42

1. Berbagi Pengetahuan ........................................................................ 42

2. Kepribadian Agreeableness ............................................................. 43

3. Kepribadian Conscientiousness ........................................................ 43

D. Subjek Penelitian ....................................................................................44

E. Metode Pengumpulan Data .....................................................................45

F. Validitas dan Reliabilitas ........................................................................50

1. Validitas ........................................................................................... 50

2. Uji Kesahihan Aitem ........................................................................ 51

3. Reliabilitas Alat Ukur....................................................................... 52

G. Metode Analisis Data ..............................................................................54

1. Analisis Deskriptif ........................................................................... 54

2. Uji Asumsi Dasar ............................................................................. 55

3. Uji Hipotesis .................................................................................... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................56

A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................58

B. Analisis Kuantitatif .................................................................................58

1. Analisis Deskriptif ........................................................................... 59

2. Uji Asumsi Dasar ............................................................................. 62

3. Uji Hipotesis: Product Moment Pearson ........................................... 63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

xv

4. Pembahasan ..................................................................................... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................70

A. Kesimpulan .............................................................................................72

B. Keterbatasan Penelitian ..........................................................................73

C. Saran.......................................................................................................74

Daftar Pustaka ........................................................................................................78

LAMPIRAN ...........................................................................................................84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Blueprint adaptasi skala berbagi pengetahuan .........................................47

Tabel 3.2. Blueprint adaptasi skala Transparent Bipolar Inventory dimensi

agreeableness .........................................................................................................48

Tabel 3.3. Blueprint adaptasi skala Transparent Bipolar Inventory dimensi

conscientiousness ....................................................................................................49

Tabel 3.4. Kriteria Koefisien Reliabilitas ................................................................52

Tabel 3.5. Reliabilitas skala ....................................................................................52

Tabel 3.6. Kriteria koefisien korelasi .......................................................................57

Tabel 4.1. Deskripsi berdasarkan jenis kelamin .......................................................60

Tabel 4.2. Deskripsi statistik data variabel ..............................................................61

Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas ...............................................................................62

Tabel 4.4. Tabel Korelasi Pearson Product Moment ...............................................64

Tabel 4.5. Tabel Koefisien Determinasi ..................................................................64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Hipotesis hubungan kepribadian agreeableness dengan knowledge

sharing ...................................................................................................................36

Gambar 2 Hipotesis hubungan kepribadian conscientiousness dengan knowledge

sharing ...................................................................................................................37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Try Out ......................................................................................83

Lampiran 2 Reliabilitas Skala Try Out ...................................................................87

Lampiran 3 Skala Penelitian ...................................................................................91

Lampiran 4 Daya Diskriminasi Aitem dan Reliabilitas ......................................... 102

Lampiran 5 Analisis Deskriptif ............................................................................ 106

Lampiran 6 Uji Normalitas................................................................................... 109

Lampiran 7 Uji Linearitas .................................................................................... 112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebuah organisasi profit harus memiliki upaya mengoptimalkan aset

yang dimilikinya menjadi sumber ekonomi yang menguntungkan. Drucker

(1994) mengemukakan bahwa investasi yang sifatnya tangible seperti materi,

sumber daya alam, dan/ tenaga kerja tidak lagi menjadi dasar dari sumber

ekonomi, melainkan knowledge (pengetahuan). Pengetahuan dimiliki oleh

semua orang. Akan tetapi, pengetahuan itu tidak berguna apabila tidak

diinternalisasikan. Nonaka dan Takeuchi (1995) mengungkapkan konsep

Knowledge Management atau pengelolaan pengetahuan bagi organisasi.

Pengelolaan pengetahuan adalah suatu aktivitas organisasional dalam

menemukan, mengabadikan, membagi (share), dan menerapkan pengetahuan

untuk meningkatkan efektivitas dan mencapai tujuan besama (Fernandez &

Sabherwal, 2010). Pengelolaan pengetahuan penting diketahui oleh organisasi

untuk mengotimalkan aset intangible organisasi, yaitu pengetahuan.

Kesuksesan pengelolaan pengetahuan tergantung pada knowledge

sharing (Wang, S & Noe, R.A., 2010). Menurut Cummings (2004),

knowledge sharing adalah kesediaan seseorang untuk menyediakan dan

menerima informasi tentang tugas, kemampuan melakukan sesuatu, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

2

memberikan timbal balik mengenai suatu hal. Knowledge sharing dalam

penelitian ini akan lebih sering disebut sebagai ‘berbagi pengetahuan’.

Tidak semua perusahaan berhasil mengimplementasikan konsep

berbagi pengetahuan. Sebuah bank dunia yang memiliki kantor di lebih dari

70 negara memutuskan untuk mengimplementasikan pembagian pengetahuan

setelah mendapatkan banyak komplain dari klien mereka yang mengeluhkan

mengenai pelayanan yang tidak terintegrasi (Chua & Lam, 2005). Bank

tersebut, dibantu dengan tim IT dari luar sebagai konsultan, membuat 3

sarana sebagai pengimplementasian pembagian pengetahuan. 3 sarana

tersebut adalah OfficeWEb, GTSnet, dan Iweb.

Dalam OfficeWeb, beberapa direktur cabang berkumpul agar

pengetahuan lokal dapat dibagikan. Dalam GTSnet, pengetahuan

didistribusikan dari sebuah database ke berbagai divisi, sedangkan Iweb

adalah pusat penyimpanan data. Dalam Iweb seorang direktur IT senior

ditugaskan untuk mengontrol konten dan performa dari jaringan tersebut.

Perusahaan telah mengeluarkan dana yang cukup besar untuk merealisasikan

rencana mereka dan juga telah merekrut ahli IT dari luar untuk membantu

penyelenggaraan.rencana tersebut. Namun dalam pelaksanaannya, OfficeWeb

tetap tidak digubris bahkan setelah disosialisasikan (Chua & Lam, 2005).

Faktor-faktor yang mempengaruhi gagalnya pengimplementasian

pembagian pengetahuan dalam kasus bank dunia ini di antaranya adalah

sulitnya perusahaan meyakinkan karyawan mengenai pentingnya program

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

3

tersebut. Seharusnya Iweb dapat menyediakan iklim berbagi pengetahuan,

akan tetapi perilaku pembagian pengetahuan belum tampak (Chua & Lam,

2005).

Di Indonesia, salah satu organisasi yang mengimplementasikan

adalah PT Telekomunikasi Indonesia, atau biasa disebut PT Telkom.

Implementasi berbagi pengetahuan dilakukan dengan membuat portal web

yang dinamai ‘kampiun’ (Putri, 2013). Kampiun menghubungkan semua

divisi menggunakan jaringan internet agar dapat saling membagikan dan

menerima pengetahuan. Penelitian Faresti (2012) menyatakan bahwa strategi

kampiun tidak efektif. Inisiatif karyawan untuk berbagi cenderung rendah,

terlihat dari kecenderungan karyawan yang membagi pengetahuan dengan

batas minimal yang diwajibkan, yaitu satu buah artikel dalam setahun. Selain

itu, sebesar 28% subjek penelitian mengaku tidak pernah terlibat membagi

pengetahuannya, terlebih dalam kampiun (Putri, 2013).

Banyak perusahaan telah menyadari pentingnya pelibatan

pengetahuan dalam organisasi yang dijalankan. Akan tetapi, upaya mereka

untuk berbagi pengetahuan di lingkungan kerja masih belum efektif

mendukung operasionalisasinya. Banyak kegagalan baik secara fundamental

maupun teknikal meskipun berbagi pengetahuan sudah diupayakan.

Dalam strategi pengelolaan pengetahuan, penting bagi organisasi

memastikan adanya interaksi pengetahuan setiap elemen pekerja. Kesuksesan

organisasi dapat dilihat dari adanya jaminan ‘pengetahuan’ yang bisa bebas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

4

tersalur antar karyawannya (Rutten, Blaas, & Martin, 2016), hal ini disebut

sebagai sistem berbagi pengetahuan.. Selain Cummings (2004), beberapa

peneliti juga telah berusaha mendefinisikan berbagi pengetahuan. Menurut

Kamaşak dan Bulutlar (2010), berbagi pengetahuan didefinisikan sebagai

proses pertukaran yang dilakukan antar individu yang berupa pengetahuan

tacit, yaitu pengetahuan yang tidak dapat didokumentasikan (seperti

keterampilan, dan lain-lain), dan eksplisit, yaitu pengetahuan yang dapat

didokumentasikan, untuk menciptakan pengetahuan baru. Selain itu, menurut

peneliti lainnya, berbagi pengetahuan adalah bentuk kesediaan seseorang

untuk mentransmisi, mengomunikasikan, berinteraksi serta mengkoordinir

pengetahuan dan pengalaman individu dalam mengembangkan perusahaan

dalam hal produktivitas, inovasi, dan lain-lain (Liao, Fei & Chen, 2007;

Wang, Wang, & Liang, 2014; Wang, Sharma, & Cao, 2016). Cummings

(2004) menyatakan bahwa semua jenis pengetahuan akan ada dalam setiap

profesi. Oleh karena itu, Cummings (2004) tidak mengklasifikasikan ‘berbagi

pengetahuan’ berdasarkan jenis pengetahuannya (tacit atau eksplisit),

melainkan membedakan dari kepada siapa pengetahuan itu diberikan

(anggota satu divisi atau dengan divisi lain).

Razak, Pangil, Zin, Yunus, dan Asnawi (2016), mengungkapkan

bahwa saat ini pengetahuan menjadi hal utama yang bernilai untuk

operasional organisasi. Dengan prinsip organisasi yang berdasar pengetahuan,

maka berbagi pengetahuan merupakan strategi yang tepat untuk

meningkatkan potensi perusahaan. Berbagi pengetahuan memiliki manfaat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

5

yang menguntungkan bagi organisasi apabila dilakukan dengan efektif

(Mueller, 2014). Wang, et al., (2016) mengungkapkan bahwa perusahaan

dapat berinovasi dengan cepat ketika pengetahuan dan pengalaman sudah

dibangun. Seseorang harus memiliki pengetahuan untuk dapat menciptakan

inovasi. Oleh karena itu, pengetahuan yang dibagikan dalam. lingkup

organisasional juga mampu menjadi stimulus untuk meningkatkan inovasi

(Kamaşak & Bulutlar, 2010). Dalam penelitian Wang, et al., (2016), berbagi

pengetahuan memiliki hubungan signifikan terhadap firm performance

dengan inovasi dan intellectual capital sebagai variabel mediator. Berbagi

pengetahuan juga terbukti mampu meningkatkan kemampuan, produktivitas,

menciptakan kesempatan kompetitif, dan meningkatkan daya belajar

organisasi (Mooradian, Renzl, & Matzler, 2006; Mueller, 2014).

Topik mengenai berbagi pengetahuan belakangan ini semakin

diminati. Sejak tahun 2009-2011 saja, sudah terdapat lebih dari 8.900 artikel

jurnal tentang berbagi pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu (Witherspoon,

Bergner, Cockrel, & Stone, 2013). Mueller (2014) dalam penelitiannya

mengenai budaya dan berbagi pengetahuan, menyebutkan beberapa

penelitian lain yang dapat menjadi upaya perusahaan menciptakan iklim

berbagi pengetahuan di lingkungannya. Penelitian tersebut meliputi hubungan

tie-strength atau kelekatan yang dilakukan oleh Hansen (1999), penelitian

tentang konfigurasi kelompok yang dilakukan oleh Ambos (2016), penelitian

tentang hubungan pemberian reward dengan berbagi pengetahuan oleh

Bartol dan Srivastava (2002), dan hubungan antara teknologi informasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

6

komunikasi dengan berbagi pengetahuan (Osman, Kamal, Ali, Noor,

WahiAnuar, & Othman, 2015; Oliván, 2017).

Menurut Cao dan Xiang (2012), berbagi pengetahuan tidak muncul

secara langsung dalam organisasi. Berbagi pengetahuan harus dilandasi

keinginan karyawan sebagai pembagi pengetahuan mengingat pengetahuan

(knowledge) merupakan milik individu (Fernandez & Sabherwal, 2014;

Memon, 2016). Karena pengetahuan merupakan milik individu, perilaku

berbagi pengetahuan tersebut lebih tepat diukur dengan disposisi personal.

Penelitian sebelumnya telah berfokus pada lingkungan dan efek manajerial

terhadap berbagi pengetahuan (Matzler, Renzl, Muller, Herting, &

Mooradian, 2008). Penelitian ini berfokus pada disposisi personal yang sering

terabaikan dalam literasi KM (Matzler, et al., 2008), yaitu dimensi

kepribadian. Memon (2016) mengemukakan kepribadian (personality traits)

sebagai disposisi motivasi seseorang dari interaksi antara dorongan biologis,

sosial, dan lingkungan fisik. Secara spesifik, penelitian ini berfokus pada

hubungan antara dimensi kepribadian agreeableness dan conscientiousness

dalam Big-Five dengan berbagi pengetahuan.

Beberapa peneliti sebelumnya telah meneliti hubungan antara

personality traits dan berbagi pengetahuan antara mahasiswa dan

supervisinya (Memon, 2016), pada para konsultan teknisi (Matzler et al.,

2008), para penulis konten internet (Jadin, Gnabs, & Batinic, 2013),

karyawan perusahaan perangkat lunak (Mooradian, Renzl, & Matzler, 2006),

pekerja di media online, dan para guru (Agyemang, Dzandu, & Boateng,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

7

2016). Pada penelitian kali ini, peneliti berusaha melihat hubungan

kepribadian agreeableness dan conscientiousness dengan berbagi

pengetahuan karyawan di bagian aircraft maintenance engineer atau teknisi

mesin pesawat terbang.

Teknisi mesin pesawat terbang merupakan orang yang bertugas

memelihara kondisi mesin pesawat terbang. Responden merupakan orang-

orang yang tidak hanya memiliki kemampuan (hardskill) tetapi juga

keterampilan untuk bisa mengomunikasikan pekerjaannya dengan baik

(Robinson, 2010). Teknisi pesawat terbang harus mampu mendefinisikan

masalah, melakukan penelitian, menganalisis kriteria, menemukan solusi, dan

mengambil keputusan (Robinson, 2010). Oleh karena itu, interaksi

pengetahuan penting agar operasionalisasi perusahaan dapat berjalan dengan

lebih efektif.

Penelitian ini menggunakan dimensi kepribadian dari Big-Five, yaitu

agreeableness dan conscientiousness. Peneliti hanya menggunakan dua dari

lima dimensi kepribadian Big-Five karena beberapa faktor. Pertama, dimensi

yang digunakan peneliti yaitu agreeableness dan conscientiousness ialah

dimensi yang paling sering dikaitkan dengan berbagi pengetahuan. Dalam

studi sebelumnya, seseorang yang agreeable merupakan altruis, simpatik, dan

sangat ingin menolong orang lain. Seseorang yang agreeable akan berusaha

untuk bekerja sama, bukan untuk bersaing (Matzler et al., 2008). Seseorang

yang conscience cenderung berkontribusi melampaui apa yang seharusnya

dilakukan. Seseorang dengan conscientiousness yang stabil cenderung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

8

memiliki usaha yang lebih untuk mendokumentasikan pekerjaannya sehingga

mudah untuk dibagikan (Matzler et al., 2008)

Kedua, hubungan kepribadian agreeableness dengan berbagi

pengetahuan menemukan inkonsistensi. Meskipun beberapa penelitian

sebelumnya menyatakan signifikansi kepribadian agreeableness sebagai

prediktor berbagi pengetahuan (Matzler et al., 2008; Mooradian et al., 2008;

Mooradian et al., 2014), penelitian yang dilakukan Lotfi, Muktar, Ologbo,

dan Chiemeke (2016) menyatakan bahwa hubungan antara agreeableness

dan berbagi pengetahuan secara statistik tidak terbukti signifikan.

Ketiga, dalam Big-Five, neuroticism dan extraversion merupakan dua

kepribadian yang paling sering dibahas dalam penelitian (Matzler et al.,

2008)..Neuroticism dan extraversion disebut juga sebagai ‘Big-Two’ (Matzler

et al., 2008) sehingga kedua dimensi ini sering diutamakan dalam penelitian

(Matzler et al., 2008). Sementara itu, Matzler et al. (2008) juga menyatakan

bahwa openness merupakan prediktor berbagi pengetahuan yang telah

terbukti kuat. Variabel neuroticm, extraversion, dan openness merupakan

dimensi Big-Five yang kuat sehingga muncul hierarki dalam asesmen NEO-

PR, NEO-FFI, dan sebagainya. Penelitian yang berfokus mengenai dimensi

agreeableness dan conscientiousness dalam lingkup organisasional masih

sedikit keberadaannya (Matzler et al., 2008), maka kedua hal ini penting

untuk diteliti kembali.

Seseorang dengan kepribadian agreeableness yang tinggi cenderung

penolong dan bijaksana (Barrick & Mount, 1991; Matzler et al., 2008). Selain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

9

itu, seseorang dengan dimensi agreeableness yang tinggi juga bersemangat

untuk menolong orang lain (Matzler et al., 2008). Penelitian sebelumnya

menyatakan bahwa seseorang dengan dimensi kepribadian agreeableness

yang stabil, secara signifikan dapat mempengaruhi berbagi pengetahuan

(Matzler et al., 2008).

Individu dengan conscientiousness yang tinggi merupakan seseorang

yang patuh, bertanggungjawab, pekerja keras, dan berfokus pada hasil

(Barrick & Mount, 1991; Matzler et al., 2008). Individu yang

bertanggungjawab berorientasi pada hasil cenderung berusaha menemukan

cara untuk menyelesaikan tugasnya (Matzler & Mueller, 2011). Menurut

Memon (2016), conscientiousness yang stabil memiliki hubungan yang

signifikan dengan berbagi pengetahuan. Penelitian Memon (2016) yang

dilakukan kepada mahasiswa doktoral dan supervisornya menunjukkan

bahwa seseorang yang memiliki conscientiousness yang tinggi memiliki

kepribadian kolaboratif dan cenderung memiliki hubungan yang baik dengan

orang lain.

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menjawab pertanyaan ‘apa

terdapat hubungan yang signifikan atara kepribadian agreeableness dan

conscientiousness dengan berbagi pengetahuan pada teknisi mesin pesawat

terbang?’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

10

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah yang akan diteliti

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi kepribadian

agreeableness dalam Big-Five dengan berbagi pengetahuan?

2. Apa terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi kepribadian

conscientiousness dalam Big-Five dengan berbagi pengetahuan?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dimensi

kepribadian agreeableness dan conscientiousness dalam Big Five dengan

berbagi pengetahuan secara parsial.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan

pengetahuan terhadap bidang keilmuan Psikologi Industri dan

Organisasi, terutama di bidang pengembangan organisasi atau

rekrutmen. Selain itu, diharapkan pula penelitian ini dapat

memberikan sumber-sumber referensi yang dapat digunakan bagi

penelitian selanjutnya yang memiliki topik serupa, yaitu mengenai

kepribadian dan berbagi pengetahuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

11

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

informasi mengenai keadaan berbagi pengetahuan pada perusahaan.

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

organisasi maupun bagi karyawan untuk menyadari dan mengevaluasi

keadaan berbagi pengetahuan saat ini agar dapat dipertahankan atau

dikembangkan. Selain itu, memberikan referensi mengenai alat ukur

kepribadian yang lebih sederhana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Berbagi Pengetahuan

1. Definisi Berbagi Pengetahuan

Setiap orang yang terlibat dalam suatu organisasi tentu memiliki

pengetahuan. Pengetahuan tidak akan memiliki manfaat apabila tidak

dibagikan agar dapat diinternalisasikan. Pengetahuan berhubungan langsung

dengan peningkatan mutu organisasi. Oleh karena itu, penting bagi

organisasi untuk dapat mengelola pengetahuan anggotanya.

Pengetahuan sesungguhnya telah lama digunakan dalam organisasi,

yaitu dengan konsep Knowledge Management (KM). KM diperkenalkan

baru pada tahun 1995 dengan model SECI (Socialization-Externalization-

Combination-Internalization) oleh Nonaka dan Takeuchi (Fernandez &

Sabherwal, 2010). KM memiliki sistem pengelolaan pengetahuan yang

diaplikasikan khusus untuk mendukung optimalisasi aset pengetahuan

organisasi. Sistem itu terdiri dari knowledge application, knowledge capture,

knowledge discovery, dan knowledge sharing (Fernandez & Sabherwal,

2010).

Berbagi pengetahuan merupakan kecenderungan seseorang bersedia

berkomunikasi dengan melakukan pertukaran pengetahuan agar dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

13

menciptakan pengetahuan yang baru (Jadin, Gnabs, & Batinic, 2013;

Kamaşak & Bulutlar, 2010). Oleh karena itu, berbagi pengetahuan

melibatkan proses pertukaran keterampilan, pengalaman, dan pemahaman

antar individu (Osman, Siti Ali, Noor, WahiAnuar & Othman, 2015;

Witherspoon et al., 2013; Matzler, Renzl, Mueller, Herting, & Mooradian,

2008). Dalam konteks personal, berbagi pengetahuan adalah sikap seseorang

yang ingin membagi pengetahuan yang sudah didapatkan atau diciptakannya

(Rutten, Blaas, & Martin, 2016). Berbagi pengetahuan juga didefinisikan

sebagai “..the provision or receipt of task information, know-how, and

feedback regarding a product or procedure” (Cummings, 2004; Memon,

2016; Mueller, 2012), yaitu kesediaan untuk menyediakan dan menerima

informasi tentang tugas, kemampuan melakukan sesuatu, dan memberikan

timbal balik mengenai sesuatu.

Dalam sejarah perkembangannya, knowledge sharing atau berbagi

pengetahuan beberapa kali disebut sebagai knowledge transfer (Saenz, 2012)

atau knowledge flows (Saenz, 2012). Zimmermann (2017) menekankan

bahwa berbagi pengetahuan merupakan proses pertukaran dua arah. Dengan

demikian, agar berbagi pengetahuan dapat terjadi, dibutuhkan setidaknya dua

pihak yang saling bertukar peran, yang pertama pihak yang bersedia untuk

membagi pengetahuannya dan pihak lain yang bersedia mengintegrasikan

pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki (Mueller, 2012).

Matzler et al. (2008) menyatakan bahwa kemampuan seseorang untuk

membagi pengetahuannya bergantung pada jenis pengetahuannya, yakni

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

14

bagaimana pengetahuan dapat diakumulasikan, disimpan, dan dibagikan antar

individu. Polanyi (dalam Rutten et al., 2016), peneliti pertama yang

menglasifikasikan pengetahuan, membagi pengetahuan menjadi pengetahuan

eksplisit dan pengetahuan tacit.Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan

yang mudah untuk dijelaskan dan dipaparkan baik secara visual maupun

verbal (Razak, Pangil, Zin, Yunus, & Asnawi, 2016; Matzler et al., 2008).

Pengetahuan eksplisit dapat ditemui dalam buku, dokumen, video, dan hal

lain yang dapat terpublikasi (Razak et al., 2016). Sebaliknya, pengetahuan

tacit adalah pengetahuan yang memerlukan interaksi tatap muka (Razak et

al., 2016). Aspek penting dari pengetahuan tacit yaitu know-how,

keterampilan dan keahlian dalam konteks tertentu (Niedergassel, 2011).

Bakker, Leenders, Gabbay, Kratzer, dan Engelen (2006),

mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang negatif signifikan antara

trust dengan dasar kognitif dengan berbagi pengetahuan. Dalam

penelitiannya, Bakker et al. (2006) hanya menggunakan pengukuran jenis

pengetahuan eksplisit. Di sisi lain, Levin dan Cross (dalam Rutten et al.,

2016) menekankan pengukuran pengetahuan tacit. Pengetahuan tacit

dianggap lebih berharga untuk dibagikan karena sifatnya yang tidak dapat

didokumentasikan. Akan tetapi, Cummings (2004) menyatakan bahwa setiap

profesi tentu melibatkan kedua jenis pengetahuan tersebut: tacit dan eksplisit.

Menurut Cummings (2004), karyawan akan cenderung membagi

pengetahuannya dengan orang di luar kelompoknya. Dengan berbagi

pengetahuan di luar kelompoknya, seseorang berekspetasi menemukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

15

pengetahuan baru yang tidak akan didapatkan di dalam kelompoknya

(Cummings, 2004). Cummings (2004) melakukan klasifikasi menjadi berbagi

pengetahuan intragrup dan berbagi pengetahuan eksternal. Masing-masing

klasifikasi mengandung gabungan pengetahuan tacit maupun eksplisit. Skala

Cummings (2004), meski tidak secara emplisit, lebih mudah diadaptasi.

Rutten et al. (2016) menyesuaikan skala Cummings (2004) yang tadinya

dirancang untuk pengembang perangkat lunak, menjadi relevan untuk

institusi finansial dengan menyesuaikan konteks dan jenis pengetahuan.

Berdasarkan definisi yang telah diungkapkan, berbagi pengetahuan

adalah suatu kecenderungan seseorang untuk melakukan pertukaran

keterampilan yang meliputi informasi, cara melakukan sesuatu, dan timbal

balik yang dalam lingkup organisasi dapat dilakukan dengan atau diluar

kelompoknya.

2. Dimensi Berbagi Pengetahuan

Cummings (2004) membagi variabel berbagi pengetahuan menjadi

berbagi pengetahuan intragrup dan. berbagi pengetahuan eksternal. Keduanya

dibedakan berdasarkan kepada siapa seorang karyawan membagi

pengetahuannya, dengan kelompoknya (berbagi pengetahuan intragrup) atau

dengan orang di luar kelompoknya (berbagi pengetahuan eksternal).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

16

a. Berbagi pengetahuan intragrup

Pengetahuan yang relevan apabila disampaikan dengan baik

memiliki potensi untuk meminimalisir biaya operasional,

mengoptimalkan proses kerja, dan mengantisipasi proses yang tidak

efektif dalam organisasi (Rutten, Blaas, & Martin, 2016). Selain hal-hal

sistematis tersebut, adanya pengetahuan yang terbagi juga dapat

mempererat hubungan antar anggota organisasi.

Proses berbagi pengetahuan memerlukan lebih dari satu orang

untuk dapat dilakukan. Pertukaran yang dilakukan dalam dalam satu

kelompok organisasi disebut berbagi pengetahuan intragrup. Berbagi

pengetahuan intragrup merupakan kecenderungan seseorang untuk

bertukar pandangan, persyaratan khusus, teknik analisis, laporan status,

dan hasil proyek dengan anggota kelompok. Cummings (2004)

menggabungkan dua jenis pengetahuan yang digolongkan oleh peneliti

sebelumnya sebagai pengetahuan tacit dan eksplisit. Pengetahuan tacit

terdapat pada aitem proses pertukaran pandangan dan teknik analisis,

sedangkan pengetahuan eksternal terdapat pada persyaratan khusus,

laporan status, dan hasil proyek dengan dengan anggota kelompok.

b. Berbagi pengetahuan eksternal

Cummings (2004) menyatakan bahwa individu memiliki

kecenderungan untuk lebih bersedia bertukar dengan orang di luar

divisinya. Hal ini didorong oleh keinginan individu untuk mendapatkan

pengetahuan yang baru. Oleh karena itu, Cummings (2004)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

17

mengklasifikasikan berbagi pengetahuan eksternal. Berbagi pengetahuan

eksternal merupakan kecenderungan seseorang untuk bertukar pandangan,

persyaratan khusus, teknik analisis, laporan status, dan hasil proyek

dengan anggota di luar kelompoknya.

Individu yang memiliki kecenderungan membagi pengetahuan

eksplisit yang tinggi tidak menentukan bahwa berbagi pengetahuan tacit

juga tinggi. Penelitian Bakker et al. (2008) mengenai hubungan trust

dengan berbagi pengetahuan menekankan berbagi pengetahuan sebagai

bentuk kerjasama untuk memecahkan masalah. Penelitian tersebut kurang

pempertimbangkan sumber pengetahuan yang bisa diperoleh dari

pelanggan maupun supplier dari luar organisasi. Padahal pengetahuan

kolektif yang demikian, memiliki peran penting untuk menentukan

efektivitas organisasi (Renzl, 2008). Dalam Cummings (2004)

representasi jenis pengetahuan tacit terdapat pada aitem proses

pertukaran pandangan dan teknik analisis, sedangkan pengetahuan

eksternal terdapat pada persyaratan khusus, laporan status, dan hasil

proyek dengan dengan kelompok lain.

Kedua dimensi tersebut, yaitu berbagi pengetahuan intragrup dan

berbagi pengetahuan eksternal, yang akan digunakan pada penelitian ini.

Kedua dimensi mengandung lima jenis aitem yang merupakan jenis

pengetahuan yang sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

18

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berbagi Pengetahuan

Penelitian terdahulu telah mengemukakan faktor-faktor yang telah

terbukti dapat mempengaruhi seseorang untuk membagi pengetahuannya.

Beberapa di antaranya adalah tie-strength atau kelekatan (Hansen, 1999),

trust atau kepercayaan (Rutten et al., 2016), jenis kelamin (Chai, Das, dan

Rao, 2011), kepribadian (Matzler et al., 2008), reward atau penghargaan

(Bartol & Srivastava, 2002), dan Hendrik (dalam Osman et al., 2012).

a. Tie-strength

Hansen (1999) dalam penelitiannya mengenai hubungan antara tie-

strength (kelekatan) dan berbagi pengetahuan, mengungkapkan bahwa

tie-strength baik rendah maupun tinggi memiliki hubungan terhadap

variabel berbagi pengetahuan. Penelitian tersebut dilakukan terhadap 41

divisi dari perusahaan elektronik di Amerika Serikat yang menangani 120

proyek tugas. Hasilnya, subunit dengan hubungan yang rendah (weak

ties) membuat pekerjaan sederhana menjadi lebih efektif. Dengan

hubungan yang rendah, karyawan menjadi berusaha menemukan

pengetahuan baru yang berguna bagi proyeknya. Akan tetapi, hubungan

yang rendah akan menjadi penghambat dalam tugas yang lebih

kompleks.

b. Trust

Para peneliti telah menghubungkan dua tipe trust (kognitif dan afektif)

dengan dua jenis pengetahuan dalam berbagi pengetahuan yaitu eksplicit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

19

dan tacit. Korelasi mengenai trust dan berbagi pengetahuan sudah

banyak diteliti (Rutten et al., 2016). Dalam penelitiannya, Rutten et al.

(2016) mengemukakan bahwa ada korelasi yang positif antara kedua tipe

trust dan kedua jenis berbagi pengetahuan. Rutten et al. (2016)

mengadaptasi skala Cummings (2004) yang terdiri dari 11 item, 5 untuk

tipe afeksi dan 6 untuk kognisi. Akan tetapi, skor tinggi pada trust afeksi

akan memberikan dampak yang lebih besar bagi berbagi pengetahuan

implisit.

c. Knowledge governance

Cao dan Xiang (2012) juga meneliti berbagi pengetahuan dalam

kaitannya dengan knowledge governance. Knowledge governance

merupakan mekanisme organisasi mengelola pengetahuan yang dimiliki.

Knowledge governance terbagi menjadi dua jenis, yaitu formal dan

informal. Formal knowledge governance meliputi struktur organisasi,

gaji, dan kepemimpinan di perusahaan sedangkan informal knowledge

governance meliputi budaya organisasi, jaringan sosial dan manajemen

organisasi (Cao & Xiang, 2012). Penelitian yang dilakukan terhadap 339

karyawan dari 39 perusahaan ini menunjukkan bahwa knowledge

governance memiliki hubungan terhadap berbagi pengetahuan.

Hubungan ini juga diperkuat dengan adanya guanxi effect sebagai

variabel mediator parsial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

20

d. Jenis Kelamin

Chai et al., (2011) dalam penelitiannya mengenai hubungan antara

gender dan berbagi pengetahuan g menyatakan bahwa kedua variabel

tersebut memiliki hubungan yang signifikan. Peneliti menggunakan

social role theory yang menjelaskan peran perbedaan gender berdasarkan

norma sosial yang sudah ada. Penelitian tersebut melibatkan peran

blogger atau penulis konten daring dan manager IT. Peneliti berhasil

menunjukkan adanya hubungan antara trust, social ties, dan

kecenderungan merespon (reciprocity) dengan perilaku berbagi

pengetahuan. Hubungan dari semua variabel tersebut menunjukkan

variasi dari gender. Penelitian (Chai et al., 2011) secara empiris

menunjukkan bahwa blogger perempuan lebih memiliki respon timbal

balik (reciprocity) yang lebih besar dibanding dengan laki-laki.

e. Kepribadian

Berbagi pengetahuan harus dilandasi karakter kepribadian karyawan

sebagai pelaku yang membagi pengetahuan itu sendiri (Matzler et al.,

2008). Pengetahuan (knowledge) merupakan milik individu (Fernandez

& Sabherwal, 2014; Memon, 2016) sehingga yang dapat mendasari

pertukaran pengetahuan ialah orang yang bersangkutan. Agreeableness

dan conscientiousness merupakan faktor yang telah terbukti memiliki

hubungan dengan berbagi pengetahuan. Semakin tinggi tingkat

agreeableness dan conscientiousness-nya, semakin tinggi pula

kecenderungan seseorang untuk membagi pengetahuannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

21

f. Penghargaan

Pemberian penghargaan juga terbukti memiliki pengaruh

terhadap berbagi pengetahuan. Bartol & Srivastava (2002) menyatakan

bahwa pemberian penghargaan merupakan investasi yang baik untuk

organisasi yang dapat memotivasi individu mencari pengetahuan tacit.

Akan tetapi, menurut Kang (2017), fungsi reward untuk meningkatkan

motivasi terdapat kelemahan. Sistem reward tidak sesuai apabila

digunakan untuk meningkatkan motivasi dan sikap proaktif seseorang

untuk membagi pengetahuannya (Gagné, dalam Kang, 2017). Hal yang

sama juga dikemukakan oleh Zhang, et al. (2009), yakni bahwa pengaruh

reward terhadap perilaku berbagi pengetahuan tidak memiliki bukti yang

kuat. Penelitian Zhang et al. (2009) menggunakan metode kualitatif

terhadap lima pekerja perusahaan software Cina. Dalam penelitian

tersebut, kualitas tacit knowledge tidak mengalami peningkatan setelah

reward diberikan (Zhang et al., 2009). Karyawan justru cenderung dapat

berlaku curang terhadap sistem untuk memperoleh reward (Garud &

Kumaraswamy, 2005; Zhang et al., 2009). Selain itu, Zhang et al. (2009)

menyatakan keberadaan reward akan menambah biaya operasional yang

tidak terlalu menguntungkan organisasi.

g. Konfigurasi kelompok

Ambos (2016) telah menguji hubungan konfigurasi kelompok

dengan perilaku berbagi pengetahuan. Konfigurasi kelompok yang

dimaksud adalah peleburan kelompok dengan anggota yang berbeda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

22

secara geografis. Hasil penelitian menyatakan bahwa konfigurasi

kelompok memiliki korelasi yang negatif dengan perilaku berbagi

pengetahuan. Penelitian ini menjadi acuan organisasi untuk

meminimalisir konfigurasi kelompok agar iklim berbagi pengetahuan

dapat terjadi.

h. Teknologi

Dalam penelitian lain, Hendriks (dalam Osman et al., 2012)

mengemukakan bahwa informasi dan teknologi komunikasi pun dapat

menolong meningkatkan tingkat berbagi pengetahuan. Hal ini didukung

pula melalui penelitian yang dilakukan Osman (2012) kepada 11 persen

mahasiswa Fakultas Manajemen di UiTM Johor yang menyatakan bahwa

berbagi pengetahuan dipengaruhi pula oleh teknologi. Teknologi

dikatakan sebagai alat yang baik dalam komunikasi internal perusahaan

(Oliván, 2017). Selain itu, menurut Oliván (2017), teknologi juga dapat

meningkatkan relasi dan menciptakan rasa persatuan antar pegawai.

Akan tetapi, investasi di bidang teknologi dan infrastruktur tersebut juga

belum menjamin terjadinya perilaku berbagi pengetahuan (Razak, 2016).

Hal tersebut harus didukung oleh komitmen karyawan untuk

berpartisipasi menjadi pelaku berbagi pengetahuan (Lin, 2011; Wasko &

Faraj, 2005; Razak, 2016).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

23

i. Lingkungan yang kompetitif

Lotfi, Muktar, Ologbo, dan Chiemeke (2016) menyatakan bahwa

hubungan antara agreeableness dan berbagi pengetahuan dapat

dipengaruhi oleh lingkungan organiasi. Dalam penelitian Lotfi, et al.

(2016), hubungan kepribadian agreeableness dengan berbagi

pengetahuan tidak terbukti signifikan. Lotfi et al.(2016) menjelaskan

bahwa hal tersebut terjadi karena subjek penelitian yang merupakan 133

mahasiswa di Malaysia berada dalam keadaan yang kompetitif.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti kembali hubungan antara

variabel kepribadian, secara spesifik agreeableness dan conscientiousness

dengan berbagi pengetahuan. Penelitian ini melibatkan teknisi pesawat

terbang sebagai subjek penelitian. Oleh karena itu, ada hal yang dapat

menjadi pertimbangan lain dalam penelitian ini, seperti faktor jenis kelamin

dan lingkungan yang kompetitif yang dapat menjadi faktor tambahan dalam

penelitian ini.

B. Kepribadian Agreeableness

1. Definisi Kepribadian Agreeableness

Kepribadian adalah karakter atau kualitas yang membedakan individu

satu dengan yang lainnya (apa.org). Kepribadian telah dikonsepkan

berdasarkan sudut pandang teoretik yang sangat luas. Big-Five merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

24

kategorisasi lima besar kepribadian. Terbentuknya Big-Five, diawali ketika

Allport dan Odbert (dalam John & Srivastava, 1999) berusaha membedakan

perilaku seseorang dengan yang lain dengan memilah kata yang terkait

dengan perilaku dan kepribadian seseorang dalam kamus lengkap Bahasa

Inggris dan didapat hampir 18.000 kata.

Allport dan Odbert akhirnya mengidentifikasi kata-kata tersebut

menjadi empat kategori besar. Pertama, kategori kepribadian (seperti sifat

mudah bersosialisasi, agresif, dan takut) yang merupakan kecenderungan

seseorang yang umum dan cenderung stabil disesuaikan dengan

lingkungannya. Kedua, meliputi keadaan sementara dan suasana hati seperti

perasaan bahagia, jijik, dan takut. Ketiga, meliputi penilaian dari tingkah laki

seseorang seperti reputasi (baik, berjasa, dan menyebalkan). Keempat,

meliputi karakteristik fisik, keahlian dan bakat yang sebenarnya meragukan

untuk disebut sebagai kepribadian sehingga tidak dimasukkan ke dalam tiga

kategori sebelumnya (John & Srivastava, 1999).

Norman kemudian menguraikan pekerjaan Allport dan Odbert

sebelumnya. Dari empat kategori yang telah dirancang oleh Allport dan

Odbert menjadi tujuh kategori. Kategori tersebut meliputi sikap biofisik yang

stabil, temporary states, aktivitas, peran sosial, efek sosial, sikap evaluatif,

serta sifat anatomi dan fisik. Daftar itu juga digunakan Cattel (dalam

Goldberg, 1992) untuk menyusun kategori.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

25

Fiske (dalam John & Srivastava, 1999) menyederhanakan variabel

Cattell tersebut dan melakukan uji coba. Struktur yang diperoleh melalui

prosedur rating, baik individu, kelompok maupun dari staff psikologi

memunculkan skema yang serupa yang kemudian disebut Big-Five.

Kemudian Tupes dan Christal menganalisa kembali hasil analisa sebelumnya

dan menemukan lima dimensi yang kuat (John & Srivastava, 1999; Goldberg,

1992).

Dimensi Big-Five tersebut antara lain 1) Extraversion atau surgency,

2) Agreeableness, 3) Conscientiousness, 4) Emotional Stability versus

Neuroticsm, dan 5) Openness to Experience (Goldberg, 1992). Kelima hal ini

yang akhirnya disebut sebagai Big-Five dan agreeableness pun dikenal

sebagai dimensi dari Big Five.

Agreeableness merupakan dimensi kepribadian dalam Inventori Big-

Five. Agreeableness adalah kecenderungan seseorang untuk berperilaku

kooperatif, mudah percaya, dan menghargai orang lain (John & Srivastava,

1999; Soto, 2017). Agreeableness juga sering dikaitkan dengan kemampuan

adaptasi sosial, pribadi yang menyenangkan, dan juga pribadi yang

penyayang (John & Srivastava, 1999).

Agreeableness yang tinggi dan stabil menunjukkan kecenderungan

seseorang untuk menolong orang lain (Barrick & Mount, 1991; Matzler et al.,

2008). Individu dengan agreeableness yang tinggi tentu akan

memprioritaskan relasinya dengan rekan kerjanya dibandingkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

26

pekerjaannya (Judge, Higgins, Thoresen, & Barrick, 1999) sehingga akan

berkorelasi negatif dengan work involvement. Work involvement sering

dikaitkan dengan seberapa tertarik seseorang terhadap pekerjaannya

dibanding aspek kehidupannya yang lain (Bozionelos, 2004). Judge et al.

(1999) mengidentifikasikan adanya hubungan antara agreeableness dan

kesuksesan ekstrinsik, yaitu dari pekerjaannya. Hal ini didukung pula dengan

hasil penelitian Bozionelos (2004), yaitu bahwa agreeableness memiliki

hubungan yang signifikan dengan work involvement.

Individu dengan kepribadian agreeableness yang tinggi memiliki

karakter yang altruis, suka menolong orang, dan mengutamakan kepentingan

orang lain (Bozionelos, 2004; Agyemang, Dzandu, & Boateng, 2016; Matzler

et al., 2008). Sikap mengutamakan kepentingan orang lain, dalam organisasi

akan membuat seorang pemimpin memahami sudut pandang anggotanya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara

kepribadian agreeableness dengan kepemimpinan karismatik dan

transaksional (Hoogh, Hartog, Koopman, 2005).

Meta-analysis yang dilakukan Barrick dan Mount (1991) menyatakan

bahwa agreeableness memiliki hubungan terhadap performansi kerja.

Agreeableness terbukti valid menjadi prediktor pada pekerjaan tertentu saja.

Menurut Barrick dan Mount (1991), pekerjaan yang valid diukur

menggunakan skala agreeableness ialah subjek dengan pekerjaan yang

sistematis dan menggunakan kemampuan interpersonal seperti manajer,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

27

sales, dan organisasi finansial, namun tidak sesuai dengan jenis pekerjaan

yang teknis seperti produser dan teknisi. Pada penelitian yang sama pula,

Barrick dan Mount (1991) menunjukkan bahwa agreeableness bukan

merupakan variabel yang cukup penting untuk memprediksi performansi

kerja.

2. Aspek Kepribadian Agreeableness

Untuk mengukur agreeableness dan conscientiousness, terdapat

beberapa alternatif instrumen yang umum digunakan. Instrumen yang paling

populer adalah NEO-PI (neuroticm- extraversion- openness- personality

inventory) yang dikembangkan oleh Costa dan McCrae (1995). Costa dan

McCrae (1995) telah merancang masing-masing 6 facet untuk setiap dimensi

kepribadian. Instrumen ini yang kemudian berkembang menjadi NEO-FFI

(neuroticm- extraversion- openness- five factor inventory) dan terus

berkembang hingga saat ini.

Penelitian ini mengambil skala agreeableness dalam Transparent

Bipolar Inventory Goldberg (1992). Pada tahun 1991, Goldberg (1992)

berusaha mengembangkan alat ukur dengan struktur yang lebih kecil. Alat

ukur tersebut tidak lagi menggunakan facet. Goldberg (1992) menggunakan

pendekatan leksikal dan menetapkan 10 pasangan kata sifat (unfavorable-

favorable) yang sesuai dengan dimensi kepribadian agreeableness. Pada

tahun 1996, Mackinnon, Jorm, Jacomb, Korten, dan Christensen (1996)

menguji kembali skala Goldberg (1996). Hasilnya, skala Transparent Bipolar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

28

Inventory diterima. Kesesuaian model Goldberg (1992) menunjukkan

eksistensi dari faktor general yang penting.

Alat ukur ini diadaptasi oleh Suhartanto (2003) ke dalam Bahasa

Indonesia. 10 kata sifat untuk agreeableness adalah pribadi yang dingin –

pribadi yang hangat, tidak ramah ramah, tidak kooperatif – kooperatif, egois

– tidak egois, tidak menyenangkan – menyenangkan, tidak jujur – apa

adanya, kikir – dermawan, sulit menyesuaikan – fleksibel, tidak adil – adil,

dan kasar – sopan.

C. Kepribadian Conscientiousness

1. Definisi Kepribadian Conscientiousness

Kepribadian conscientiousness mengalami perkembangan yang sama

dengan kepribadian agreeableness karena keduanya merupakan dimensi Big-

Five. Conscientiousness merupakan kecenderungan seseorang untuk

bertanggung jawab dan tekun dalam tugasnya (Memon, 2016). Costa dan

McCrae (1995) menggolongkan 6 aspek ke dalam dimensi conscientiousness

yaitu kepandaian (competence), keteraturan (order), tanggung jawab

(dutifulness), sikap bekerja keras (achievement striving), disiplin (self-

discipline) dan penuh pertimbangan (deliberation).

Dalam inventori Big-Five, conscientiousness memiliki aspek teratur,

produktif, dan bertanggungjawab (Goldberg, 1992; Soto,2017; John &

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

29

Srivastava, 1999). Dalam penelitiannya, Jerram dan Coleman (1999)

mengungkapkan bahwa laki-laki dengan aspek kepribadian conscientiousness

yang tinggi akan memiliki kecenderungan untuk memandang dirinya lebih

sehat dan lebih baik dibandingkan dengan laki-laki dengan aspek kepribadian

conscientiousness yang rendah. Laki-laki dengan conscientiousness yang

tinggi juga akan cenderung memiliki vitalitas yang lebih baik. Akan tetapi,

hal ini dipengaruhi pula oleh faktor demografis. Jerram dan Coleman (1999)

dalam studi crossectional-nya menngungkapkan bahwa secara spontan

tingkat conscientiousness pada laki-laki menurut sejak berhenti bekerja.

Penelitian lain yang meneliti tentang hubungan aspek kepribadian

adalah penelitian yang dilakukan oleh Soldz dan Vailant (1999). Soldz dan

Vailant (1999) melakukan sebuah penelitian longitudinal mengenai aspek

kepribadian dan pejalanan hidup. Dalam penelitiannya Soldz dan Vailant

(1999) mengatakan bahwa aspek conscientiousness adalah aspek prediktor

yang kuat terhadap penilaian kehidupan pada dewasa awal. Seseorang yang

memiliki conscientiousness cenderung bersifat berhati-hati, sadar, dan

bertanggungjawab. Oleh karena itu, seseorang dengan aspek

conscientiousness yang tinggi akan cenderung untuk menghindari perilaku

maladaptif seperti merokok atau mengkonsumsi minuman beralkohol.

Barrick & Mount (1991) menyatakan bahwa conscientiousness

merupakan prediktor yang paling valid untuk mengukur subjek dari segala

profesi. Conscientiousness dicirikan dengan sifat bertanggungjawab, pekerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

30

keras, dan dapat dipercaya (Goldberg, 1992). Sifat bertanggungjawab,

pekerja keras, dan dapat dipercaya ini diperlukan pada setiap pekerja. Oleh

karena itu, conscientiousness relevan pada segala profesi. Barrick dan Mount

(1991) juga menunjukkan bahwa conscientiousness merupakan variabel yang

cukup penting untuk memprediksi performansi kerja.

Kepribadian conscientiousness berhubungan dengan kesehatan

mental dan strategi coping. Dalam Bartley dan Roesch (2011),

conscientiousness didefinisikan sebagai kecenderungan karakter seseorang

untuk menjadi teratur, tekun, berorientasi pada hasil, dapat diandalkan, dan

memiliki tekad. Individu dengan conscientiousness tinggi menunjukan

regulasi diri, gigih,dan pengendalian diri. Beberapa penelitian sebelumnya

telah membuktikan bahwa conscientiousness memiliki hubungan dengan

pengaruh positif, dimediasi dengan strategi coping tertentu.

2. Aspek Kepribadian Conscientiousness

Sama seperti kepribadian agreeableness, penelitian ini mengukur

variabel conscientiousness dengan menggunakan skala Transparent Bipolar

Inventory Goldberg (1992). Goldberg (1992) mengembangkan alat ukur

kepribadian conscientiousness tanpa menggunakan facet. Goldberg (1992)

mengidentifikasi 10 pasangan kata sifat (unfavorable-favorable) yang paling

merepresentasikan kepribadian conscientiousness. Goldberg (1992) berusaha

mengembangkan alat ukur dengan struktur yang set yang lebih sederhana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

31

Alat ukur tersebut tidak lagi menggunakan facet, melainkan langsung

memaparkan aitem dimensinya. Skala ini diuji kembali oleh Mackinnon et al.

(1996). Hasilnya, skala Transparent Bipolar Inventory diterima. Kesesuaian

model Goldberg (1992) menunjukkan eksistensi dari faktor general yang

penting, meski tidak secara impresif.

Alat ukur ini kemudian diadaptasi oleh Suhartanto (2003) ke dalam

Bahasa Indonesia. 10 kata sifat untuk conscientiousness adalah tidak

terorganisir – terorganisir, tidak bertanggungjawab – bertanggungjawab,

pelupa – sadar, tidak praktis – praktis, ceroboh – cermat/teliti, malas – kerja

keras, boros – hemat, tidak dapat dipercaya – dapat dipercaya, terburu-buru,

gegabah, dan tidak serius – serius.

D. Teknisi Mesin Pesawat Terbang

Pada tahun 1961, Konferensi Himpunan Teknisi Eropa dan Amerika

Serikat mendefinisikan teknisi profesional sebagai seseorang yang kompeten

dengan pendidikan fundamental dan terlatih untuk bisa mengaplikasikan

metode ilmiah (Christensen, Didier, Jamison, Meganck, Mitcham, &

Springer, 2015). Selain itu, teknisi profesional juga mampu memberikan

pandangan, analisis, dan solusi terhadap permasalahan teknis. Pekerjaan

teknisi sebagian besar didominasi oleh kemampuan intelektual yang selalu

berubah-ubah dan berkembang (Christensen, et al., 2015). Oleh karena itu,

teknisi selalu memerlukan pengetahuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

32

Teknisi terbagi dalam beberapa cabang berdasarkan teknologi dan

produk yang digunakan atau dihasilkan. Beberapa di antaranya adalah teknisi

pada teknik aerospace (luar angkasa), teknik arsitektur, teknik biomedis,

teknik sipil, teknik komputer, teknik mesin, teknik elektro, dan masih banyak

lagi. Dalam penelitian ini, peneliti melibatkan karyawan teknisi pada bidang

teknik mesin, khususnya yang menangani mesin pesawat terbang.

Secara umum, tugas dan tanggung jawab teknisi meliputi

mendefinisikan masalah, melakukan penelitian, menganalisis kriteria,

menemukan solusi, dan mengambil keputusan (Robinson, 2010). Oleh karena

itu, penelitian menunjukkan bahwa teknisi menghabiskan 56% waktu

kerjanya untuk menemukan informasi dan menciptakan pengetahuan. Teknisi

mesin pesawat terbang harus mampu memilih pengetahuan yang relevan

dengan apa yang sedang dikerjakan (Sobbe, Tenberg, & Mayer, 2016). Jika

teknisi menghabiskan waktu hanya untuk mencari pengetahuan, teknisi akan

kehabisan waktu mendapatkan hasil kerja yang nyata (Sobbe et al., 2016).

Pekerjaan yang dilakukan oleh teknisi pesawat terbang, secara umum

harus diketahui oleh divisi lain (Sobbe et al., 2016). Oleh karena itu,

semacam Standard Operating Procedure dibuat agar divisi lain dapat

mengetahui kondisi armada yang telah dikerjakan. Oleh karena itu, setiap

teknisi diwajibkan membuat laporan terkait dengan pekerjaan mereka terkait

kondisi pesawat dan sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

33

Selain itu, pertukaran pengetahuan dengan anggota kelompok adalah

hal yang penting untuk mendapatkan dan memberikan pengetahuan pada

teknisi pesawat tebang (Sobbe et al., 2016). Akan tetapi, struktur komunikasi

dan kerjasama harus reliabel. Pengetahuan yang relevan dengan keselamatan

kerja harus disampaikan dalam kelompok oleh orang yang berpengalaman.

Karyawan juga memerlukan dukungan agar mudah mendapat akses

pengetahuan dari lapangan kerja.

Meskipun profesi teknisi mesin pesawat terbang lebih mengutamakan

kemampuan dan keahlian intrapersonal, akan tetapi berbagi pengetahuan

tetap perlu dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini melibatkan teknisi mesin

pesawat terbang sebagai subjek.

E. Dinamika Dimensi Kepribadian Agreeableness dan Concientiousness

dengan Berbagi Pengetahuan

Matzler et al. (2008) menyatakan bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi perilaku berbagi pengetahuan. adalah kepribadian

agreeableness dan conscientiousness. Kepribadian merupakan karakter yang

membedakan inividu. Kepribadian agreeableness dicirikan dengan sifat

kooperatif, jujur, fleksibel, adil, sopan, dan senang menolong orang lain

(Goldberg, 1992). Kepribadian agreeableness dianggap penting jika dikaitkan

dengan berbagi pengetahuan karena beberapa alasan. Individu dengan

kepribadian agreeableness memiliki kecenderungan altruisme yaitu senang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

34

menolong orang lain. Selain itu, Goldberg (1992) menunjukkan seseorang

dengan agreeableness juga bersifat kooperatif dan dermawan. Sikap menolong

orang lain dapat ditunjukkan dengan membagi pengetahuan sehingga dapat

menolong orang tersebut memahami sesuatu atau memecahkan masalah.

Sampai saat ini, beberapa peneliti telah mempublikasikan penelitian

mengenai hubungan kepribadian agreeableness dan conscientiousness dengan

berbagi pengetahuan (Matzler et al., 2008; Agyemang et al., 2016; Memon,

2016). Matzler et al. (2008) menyatakan bahwa seseorang dengan dimensi

kepribadian agreeableness yang stabil, secara signifikan dapat mempengaruhi

perilaku berbagi pengetahuan. Berbagi pengetahuan merupakan bentuk lain

dari bantuan di tempat kerja, sifat kooperatif, kolaborasi yang membutuhkan

keterlibatan orang lain, maka perilaku yang mengarahkan kepada

agreeableness sesuai.

Berbagi pengetahuan dibutuhkan dalam setiap profesi atau hubungan

kerja. Memon (2016) mengatakan bahwa berbagi pengetahuan dibutuhkan

dalam hubungan atasan dan bawahan. Dalam penelitian Memon (2016),

kepribadian supervisor memegang peran penting untuk memiliki hubungan

level berbagi pengetahuan dengan muridnya.

Level agreeableness yang tinggi memiliki kecenderungan untuk berlaku

sopan, penolong, dan mudah bergaul. Hal tersebut akan menciptakan interaksi

yang baik antara supervisor dan supervisee untuk melakukan pertukaran

pengetahuan (Memon, 2016). Akan tetapi, Barrick dan Mount (1991) yang

meneliti hubungan agreeableness dengan berbagi pengetahuan pada berbagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

35

profesi, menunjukkan bahwa agreeableness hanya kuat memprediksi subjek

yang membutuhkan keahlian interpersonal seperti sales dan manajer, tetapi

tidak untuk jenis pekerjaan seperti produser dan teknisi.

Kepribadian conscientiousness dicirikan dengan sifat pekerja keras,

berorientasi pada hasil, dan dapat diandalkan (Matzler et al., 2008; Barrick &

Mount, 1991). Oleh karena itu, kepribadian conscientiousness dapat digunakan

untuk memprediksi perilaku berbagi pengetahuan. Individu dengan

conscientiousness yang tinggi cenderung akan melakukan apa yang orang lain

harapkan sekaligus memberikan performa yang baik dalam kerjanya karena

berorientasi pada hasil.

Penelitian Memon (2016) menunjukkan adanya hubungan yang

signifikan antara conscientiousness dengan berbagi pengetahuan. Penelitian

tersebut melibatkan mahasiswa doktoral dan supervisor. Individu dengan

conscientiousness yang tinggi cenderung dapat berkolaborasi dan menjalin

hubungan yang baik dengan orang lain (Memon, 2016). Individu dengan

conscientiousness yang tinggi akan menyediakan apa yang diharapkan orang

lain, seperti pengetahuannya, pengalaman, dan keahliannya Memon, 2016).

Individu dengan conscientiousness yang tinggi cenderung dapat

diandalkan, dapat dipercaya, dan teratur (Barrick & Mount, 1991; Matzler &

Mueller, 2011). Dalam penelitian Matzler dan Mueller (2011),

conscientiousness merupakan salah satu faktor yang memiliki hubungan

terhadap variabel berbagi pengetahuan. Individu dengan level

conscientiousness yang tinggi akan melakukan hal yang diharapkan orang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

36

dan bertanggungjawab untuk memenuhi kewajibannya (Matzler & Mueller,

2011). Kecenderungan tersebut mendorong individu dengan conscientiousness

yang tinggi untuk memiliki orientasi belajar dan mendorongnya menjadi

pelaku berbagi pengetahuan.

F. Hipotesis Penelitian

Kerangka penelitian hubungan antara kepribadian agreeableness dengan

berbagi pengetahuan adalah sebagai berikut:

Individu dengan agreeableness yang rendah cenderung bersikap dingin,

tidak ramah, tidak kooperatif, egois, tidak menyenangkan, tidak jujur, kikir,

sulit menyesuaikan, tidak adil, dan kasar. Sifat tersebut akan menghambat

seseorang untuk membagi pengetahuannya (berbagi pengetahuan rendah.

Individu dengan agreeableness yang tinggi dicirikan dengan sikap hangat,

ramah, kooperatif, tidak egois, menyenangkan, jujur, dermawan, fleksibel, adil,

dan sopan. Sikap-sikap tersebut dapat mendukung seseorang untuk

membagikan pengetahuannya (berbagi pengetahuan tinggi).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

37

Gambar 2.1. Hipotesis hubungan kepribadian agreeableness dengan

berbagi pengetahuan

Hipotesis untuk hubungan kepribadian agreeableness dengan berbagi

pengetahuan adalah sebagai berikut:

Kepribadian

agreeableness

Berbagi pengetahuan

tinggi

Hangat, ramah, kooperatif,

tidak egois,

menyenangkan, jujur/apa

adanya, dermawan,

fleksibel, adil, sopan

dingin, tidak ramah, tidak

kooperatif, egois, tidak

menyenangkan, tidak

jujur/apa adanya, kikir,

sulit menyesuaikan, tidak

adil, kasar

Berbagi pengetahuan

rendah

+ -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

38

H11 : Ada hubungan yang signifikan antara kepribadian agreeableness

dengan berbagi pengetahuan. Semakin tinggi skor kepribadian agreeableness,

maka semakin tinggi kecenderungan seseorang untuk membagi

pengetahuannya.

Kerangka penelitian hubungan antara kepribadian conscientiousness dengan

berbagi pengetahuan adalah sebagai berikut:

Individu dengan conscientiousness yang rendah cenderung bersikap

tidak terorganisir, tidak bertanggungjawab, pelupa, tidak praktis, ceroboh,

malas, boros, tidak dapat dipercaya, gegabah, tidak serius. Sifat tersebut akan

menghambat seseorang untuk membagi pengetahuannya (berbagi pengetahuan

rendah. Individu dengan conscientiousness yang tinggi dicirikan dengan sikap

terorganisir, bertanggungjawab, sadar, praktis, cermat/teliti, kerja keras, hemat,

dapat dipercaya, berhati-hati, serius. Sikap-sikap tersebut dapat mendukung

seseorang untuk membagikan pengetahuannya (berbagi pengetahuan tinggi).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

39

Gambar 2.2. Hipotesis hubungan kepribadian conscientiousness dengan

berbagi pengetahuan

Hipotesis untuk hubungan kepribadian conscientiousness dengan berbagi

pengetahuan adalah sebagai berikut:

H12 : Ada hubungan yang signifikan antara dimensi kepribadian

conscientiousness dengan berbagi pengetahuan. Semakin tinggi skor

Kepribadian

conscientiousness

Knowledge

Sharing tinggi

Terorganisir,

bertanggungjawab, sadar,

praktis, cermat/teliti, kerja

keras, hemat, dapat

dipercaya, berhati-hati,

serius

Knowledge

Sharing rendah

Tidak terorganisir, tidak

bertanggungjawab, pelupa,

tidak praktis, ceroboh,

malas, boros, tidak dapat

dipercaya, gegabah, tidak

serius

+ -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

40

kepribadian conscientiousness, maka semakin tinggi kecenderungan seseorang

untuk membagi pengetahuannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan pendekatannya, penelitian dapat dibedakan menjadi

penelitian kuantitatif dan kualitatif. Peneliti menggunakan jenis penelitian

kuantitatif dalam penelitian ini. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian

yang melibatkan data statistik suatu fenomena sebagai suatu proses dalam

memperoleh hasil terhadap rumusan masalah. Penelitian kuantitatif

menekankan pengukuran yang objektif dan statistikal sehingga tanpa

melibatkan pandangan golongan tertentu (Supratiknya, 2014).

Berdasarkan metodenya, penelitian dibagi menjadi penelitian

deskriptif, survei, korelasional, komparasi, penelusuran, dan evaluasi.

Penelitian korelasional merupakan tipe penelitian untuk mengetahui

hubungan antara dua variabel tanpa manipulasi variabel (Azwar, 2007).

Dalam penelitian ini, terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel independen

(dimensi kepribadian agreeableness dan conscientiousness) dan variabel

dependen (berbagi pengetahuan). Melalui penelitian ini, peneliti ingin

mengetahui korelasi masing-masing antara variabel dimensi kepribadian

agreeableness dan conscientiousness dalam kepribadian Big-Five dengan

berbagi pengetahuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

42

B. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti melibatkan beberapa variabel, yaitu:

1. Variabel terikat : Berbagi pengetahuan

2. Variabel bebas : Dimensi kepribadian agreeableness, dimensi

kepribadian conscientiousness

C. Definisi Operasional

1. Berbagi Pengetahuan

Knowledge sharing atau berbagi pengetahuan didefinisikan sebagai

kesediaan untuk menyediakan dan menerima informasi tentang tugas,

kemampuan melakukan sesuatu, dan memberikan timbal balik mengenai

suatu hal. Dalam lingkup organisasional, penelitian ini dapat ditunjukkan

kepada orang lain dalam divisi yang sama, dengan orang di divisi yang

berbeda, maupun kepada pelanggan. Seorang teknisi mesin pesawat dapat

dikatakan mampu membagi pengetahuannya apabila semakin banyak

memberikan informasi mengenai keadaan teknis suatu mesin pesawat. Dalam

penelitian ini, peneliti mengukur variabel berbagi pengetahuan dengan

melakukan adaptasi skala berbagi pengetahuan milik Cummings (2004).

Semakin tinggi skor subjek pada setiap aitem menunjukkan bahwa semakin

tinggi tingkat seseorang membagi pengetahuannya. Sebaliknya, semakin

rendah skor subjek pada setiap aitem, maka semakin rendah tingkat seseorang

membagi pengetahuannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

43

2. Kepribadian Agreeableness

Agreeableness didefinisikan sebagai kecenderungan seseorang untuk

patuh dengan orang lain dan menghindari konflik. Seseorang dengan

agreeableness yang tinggi cenderung kooperatif, dan hangat. Dalam

lingkungan organisasi, seseorang yang agreeableness cenderung akan

memberikan informasi yang sekiranya dibutuhkan meski tanpa diminta.

Sebaliknya, seseorang dengan agreeableness yang rendah cenderung tidak

ramah, dingin, dan suka menentang. Peneliti menggunakan skala adaptasi

Transparent Bipolar Inventory Goldberg (1992) yang diadaptasi oleh

Suhartanto (2003). Skala agreeableness dalam Transparent Bipolar Inventory

tidak memiliki klasifikasi facet tertentu dan langsung menggunakan kata sifat

dimensinya. Dalam penelitian ini, tidak semua dimensi Big-Five digunakan,

melainkan hanya dimensi agreeableness dan conscientiousness. Semakin

tinggi skor subjek pada setiap aitem menunjukkan bahwa semakin tinggi

agreeableness-nya. Sebaliknya, semakin rendah skor subjek pada setiap

aitem, maka semakin rendah agreeableness-nya.

3. Kepribadian Conscientiousness

Conscientiousness dapat didefinisikan sebagai kecenderungan sejauh

mana seorang teknisi mesin pesawat terbang berorientasi pada hasil, dapat

dipercaya, dan disiplin. Dalam kata lain, seseorang dengan skor

conscientiousness yang tinggi cenderung bertanggung jawab, dapat

diandalkan, tekun, dan berorientasi pada hasil. Peneliti menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

44

adaptasi skala Transparent Bipolar Inventory Goldberg (1992) bagian

dimensi kepribadian conscientiousness yang digunakan pula pada variabel

agreeableness. Semakin tinggi skor subjek pada setiap aitem menunjukkan

bahwa semakin tinggi conscientiousness-nya. Sebaliknya, semakin rendah

skor subjek pada setiap aitem, maka semakin rendah conscientiousness-nya.

D. Subjek Penelitian

Sebuah penelitian memerlukan sampel yang dapat mewakili populasi

dari tema yang diteliti. Sampel yang representatif membuat hasil penelitian

dapat digeneralisasikan pada konteks populasi. Dalam penelitian ini, sampel

yang digunakan merupakan teknisi mesin pesawat sebuah maskapai

penerbangan. Populasi dari subjek penelitian ialah sekurang-kurangnya 3.500

orang teknisi pesawat terbang. Akan tetapi, jumlah data yang diperoleh

adalah karyawan dengan level di atas officer.

Berdasarkan metodenya, cara pengambilan sampel dibedakan menjadi

probability sampling dan nonprobability samping. Teknik pengambilan

sampel dalam penelitian ini merupakan teknik nonprobability sampling.

Dengan teknik nonprobability sampling, setiap anggota populasi tidak

memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel.

Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam menentukan

sampel. Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel

berdasarkan subjek yang memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

45

bersedia menjadi responden penelitian (Supratiknya, 2014). Adapun kriteria

yang ditetapkan kepada teknisi mesin pesawat sebuah maskapai penerbangan

BUMN adalah subjek yang telah bekerja lebih dari satu tahun. Teknisi yang

sudah bekerja selama satu tahun diasumsikan telah memahami teknis

pekerjaannya dan mengenal lingkungan kerjanya sehingga lebih berpotensi

melakukan sharing.

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data diperoleh dengan cara menyebarkan skala

kuesioner kepada teknisi mesin pesawat. Peneliti menggunakan alat ukur

kepribadian dan skala untuk mengumpulkan data statistik. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan rangkaian

pertanyaan atau pernyataan untuk mendapatkan respon responden sebagai

data (Azwar, 2015). Penelitian ini menggunakan 3 variabel, yaitu

agreeableness dan conscientiosness sebagai variabel independen, serta

berbagi pengetahuan sebagai variabel dependen. Instrumen penelitian yang

digunakan adalah sebagai berikut:

a. Skala berbagi pengetahuan

Peneliti melakukan adaptasi skala berbagi pengetahuan Cummings

(2004). Cummings (2004) melakukan wawancara dengan 20 orang untuk

mengukur tipe pengetahuan apa yang biasa dibagikan dalam organisasi.

Transkrip wawancara dianalisis berdasarkan teori-teori pengetahuan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

46

sudah ada (Hansen, 1999; Szulanski, 1996; Zander dan Kogut, 1995).

Hasilnya, Cummings (2004) menglasifikasikan lima jenis pengetahuan

yang dapat dibagikan sebagai aspek. Lima jenis pengetahuan itu

meliputi: 1) general overviews (pandangan umum), 2) specific

requirement (persyaratan khusus), 3) analitycal techniques (teknik

analisis), 4) progress report (laporan kemajuan), dan 5) project results

(hasil proyek).

Setiap aitem berbagi pengetahuan merupakan representasi lima tipe

pengetahuan yang dapat dibagikan dalam lingkup organisasi. Jumlah

aitem skala berbagi pengetahuan adalah 10, lima untuk berbagi

pengetahuan intragrup dan lima untuk external sharing. Skala tersebut

merupakan skala model Likert dengan lima pilihan jawaban yaitu “Tidak

pernah” (1), “Jarang” (2), “Terkadang” (3), “Sering” (4), dan “Sangat

sering” (5). Subjek diminta memberikan tanda silang pada satu dari lima

pilihan jawaban yang menggambarkan intensitas membagikan tipe

pengetahuan baik dalam intragroup dan eksternal.

Skor diperoleh dengan menjumlahkan angka yang dipilih subjek.

Semakin besar angka, maka semakin besar kecenderungan subjek untuk

membagi pengetahuannya. Blueprint skala berbagi pengetahuan dapat

dilihat pada tabel berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

47

Tabel 3.1. Blueprint adaptasi skala Berbagi pengetahuan

Variabel Dimensi Tipe Pengetahuan Persentase

Berbagi

pengetahuan

Berbagi

pengetahuan

intragrup 1. Pandangan umum

2. Persyaratan khusus

3. Teknik analisis

4. Laporan kemajuan

5. Hasil proyek

50%

Berbagi

pengetahuan

eksternal

50%

TOTAL 100%

b. Skala kepribadian agreeableness

Agreeableness merupakan salah satu dimensi kepribadian dalam Big-

Five. Para ahli telah menyusun alat ukur Big-Five yang mencakup

dimensi agreeableness, di antaranya Big-Five Inventory, Personality

Characteristic Inventory, Abridged Big-Five Circumplex, International

Personality Item Pool, dan sebagainya.

Dalam penelitian ini, skala agreeableness yang digunakan merupakan

adaptasi skala Transparent Bipolar Inventory milik Goldberg (1992).

Model skala yang digunakan merupakan skala semantik diferensial,

yaitu skala jenis linear dengan rentang dari angka 1 hingga 9. Aitem

skala agreeableness berjumlah 10 pasangan kata unfavorable –

favorable. Dengan menggunakan skala linear, penberian skor dilakukan

dengan melihat langsung angka yang dipilih subjek. Angka 1

menyatakan sifat yang paling unfavorable dan semakin favorable

hingga angka 9. Sifat yang paling favorable ditunjukkan pada angka 9.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

48

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan modifikasi pasangan aitem

pertama skala agreeableness karena skor daya diskriminasi aitemnya di

bawah 0,30 (Azwar, 2015), tidak terpenuhi setelah dilakukan ujicoba.

Tabel 3.2. Blueprint adaptasi skala Transparent Bipolar Inventory

dimensi agreeableness

Dimensi

Sifat (Aitem) %

Favorable Unfavorable

Agreeableness

1. Hangat 1. Dingin 10%

2. Ramah 2. Tidak ramah 10%

3. Kooperatif 3. Tidak kooperatif 10%

4. Tidak egois 4. Egois/selfish 10%

5. Menyenangkan

5. Tidak

menyenangkan

10%

6. Jujur/apa

adanya

6. Tidak jujur

10%

7. Dermawan 7. Kikir 10%

8. Fleksibel

8. Sulit

menyesuaikan

10%

9. Adil 9. Tidak adil 10%

10. Sopan 10. Kasar 10%

TOTAL 50% 50% 100%

c. Skala Kepribadian Conscientiousness

Skala conscientiousness yang digunakan merupakan dimensi dari

adaptasi skala Transparent Bipolar Inventory (Goldberg, 1992). Skala

conscientiousness terdiri dari 10 pasangan kata sifat unfavorable-

favorable. Skala adaptasi Transparent Bipolar Inventory dimensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

49

conscientiousness ini tidak banyak mengalami perubahan dari versi

aslinya.

Jenis skala yang digunakan merupakan skala semantik diferensial,

yaitu skala linear dengan rentang dari angka 1 hingga 9. Aitem

merupakan kata sifat. Pengukuran skala linear tersebut dilakukan dengan

melihat langsung respon subjek dalam memilih angka. Angka 1

menyatakan sifat sangat unfavorable dan pola penilaian bergerak ke

kanan menjadi sangat favorable di angka 9.

Tabel 3.3. Blueprint adaptasi skala Transparent Bipolar Inventory

dimensi conscientiousness

Dimensi

Sifat (Aitem) %

Favorable Unfavorable

Conscientiousness

1. Terorganisir 1. Tidak

terorganisir

10%

2. Bertanggungjawab 2. Tidak

bertanggung-

jawab

10%

3. Sadar 3. Pelupa 10%

4. Praktis 4. Tidak praktis 10%

5. Cermat/teliti 5. Ceroboh 10%

6. Kerja keras 6. Malas 10%

7. Hemat 7. Boros 10%

8. Dapat dipercaya 8. Tidak dapat

dipercaya

10%

9. Berhati-hati 9. Terburu-buru,

gegabah

10%

10. Serius Tidak serius 10%

TOTAL 50% 50% 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

50

F. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan ketepatan suatu alat

ukur. Sebuah penelitian dapat dikatakan valid apabila tepat mengukur atribut

yang sedang diukur. Oleh karena itu, sebelum melakukan penelitian, skala

harus dipastikan memiliki validitas yang baik.

Atribut dalam penelitian ini menggunakan alat ukur yang telah

diujikan sebelumnya sehingga telah beberapa kali diuji validitasnya. Akan

tetapi, ketika akan melakukan adaptasi, skala atau alat ukur harus disesuaikan

kembali. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan validitas isi, yaitu

proses validitas dengan melihat aitem skala yang hendak diujikan (Periantalo,

2015). Oleh karena itu, diperlukan ahli (professional judgement) yang

memiliki pengetahuan terhadap atribut yang sedang diukur. Dalam penelitian

ini, kesesuaian aitem diuji oleh dosen pembimbing sebagai tahapan validitas

isi.

Skala yang telah melewati tahap validitas isi kemudian diuji cobakan.

Data uji coba ini kemudian dianalisis untuk mengetahui daya diskriminasi

aitemnya. Peneliti melakukan uji daya diskriminasi dengan menggunakan

Statistical Product and Service Solution for Windows (SPSS) 20.0 dan

melihat angka corrected item-total correlation masing-masing aitem.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

51

2. Uji Kesahihan Aitem

Peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba terhadap skala yang

hendak diujikan. Uji coba dilakukan untuk melihat daya diskriminasi aitem.

Reliabilitas aitem ditentukan dengan melihat daya diskriminasi aitem pada

kolom corrected item-total correlation. Nilai daya diskriminasi aitem berada

pada rentang angka 0 (nol) hingga 1,00. Kriteria yang digunakan ialah apabila

aitem memiliki nilai di atas 0,30 (Azwar, 2012). Uji coba dilaksanakan mulai

tanggal 26 Hingga 28 Maret 2018 pada karyawan procurement.

Aitem pada skala berbagi pengetahuan memiliki kisaran nilai

koefisien reliabilitas dengan nilai yang berkisar dari 0,320 hingga 0,744. Hal

ini menunjukkan bahwa keseluruhan aitem pada skala berbagi pengetahuan

dinyatakan reliabel sehingga tidak ada aitem yang direvisi atau digugurkan.

Pada skala kepribadian conscientiousness, nilai daya diskriminasi aitem

berkisar antara 0,351 hingga 0,666. Dengan demikian, pada skala kepribadian

conscientiousness tidak terdapat aitem yang direvisi atau digugurkan. Pada

skala kepribadian agreeableness aitem nomor 1, nilai daya diskriminasi aitem

sebesar 0,241. Hal ini tidak memenuhi kriteria reliabilitas aitem yang baik

karena di bawah 0,30. Oleh karena itu, peneliti merevisi aitem skala nomor 1

dari pasangan kata dingin-hangat menjadi frase pribadi yang dingin-pribadi

yang hangat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

52

3. Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi alat ukur agar

memperoleh hasil yang relatif sama meskipun dalam momentum yang

berbeda. Dalam SPSS 20.0, reliabilitas dapat dilihat dari koefisien reliabilitas

(Alpha Cronbach’s). Koefisien reliabilitas berada pada rentang angka 0

hingga 1.00. Suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila koefisien

reliabilitasnya mendekati angka 1. Kriteria koefisien reliabilitas adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.4. Kriteria Koefisien Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas Keterangan

-1,00 ≤ rxy ≤ 0,20 Reliabilitas buruk

0,20 < rxy ≤ 0,40 Reliabilitas rendah

0,40 < rxy ≤ 0,60 Reliabilitas sedang

0,60 < rxy ≤ 0,80 Reliabilitas tinggi

0,80 < rxy ≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi

Reliabilitas skala, yang dilihat melalui nilai alpha cronbach memiliki

rentang angka dari 0 (nol) hingga 1,00. Jika alpha cronbach semakin

mendekati 1,00, maka skala pengukuran semakin reliabel.

Tabel 3.5. Reliabilitas skala berbagi pengetahuan, conscientiousness, dan

agreeableness

Dimensi Cronbach’s alpha N of item

Berbagi pengetahuan 0,848 10

Conscientiousness 0,847 10

Agreeableness 0,802 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

53

Pada penelitian sebelumnya, nilai alpha cronbach skala berbagi

pengetahuan diketahui sebesar 0,78 (Cummings, 2004). Sedangkan pada

penelitian yang dilakukan Renzl (2008), nilai cronbach’s alpha yang

didapatkan sebesar α=0,90. Selain itu, dari penelitian yang dilakukan

Mooradian, Renzl, dan Matzler (2006), diperoleh nilai cronbach’s alpha

sebesar α=0,88. Setelah dilakukan uji coba, nilai cronbach alpha skala

berbagi pengetahuan sebesar α=0,848. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

skala berbagi pengetahuan memiliki reliabilitas yang tinggi sehingga skala

layak untuk digunakan.

Pada kepribadian coscientiousness, Pada penelitian yang dilakukan

Goldberg (1992), nilai alpha dimensi kepribadian conscientiousness ialah

sebesar α=0,85. Pada skala uji coba, didapati nilai cronbach’s alpha sebesar

α=0,847. Koefisien reliabilitas tersebut mendekati angka 1,00 sehingga

tergolong dalam kategori reliabilitas sangat tinggi sehingga skala layak untuk

digunakan.

Pada variabel kepribadian agreeableness, peneliti juga menggunakan

adaptasi skala Goldberg (1992). Hasil penelitian Goldberg (1992)

menunjukkan nilai cronbach’s alpha dimensi kepribadian agreeableness

ialah sebesar α=0,88. Pada skala uji coba, didapati nilai cronbach’s alpha

sebesar α=0,802. Pada kriteria yang ditetapkan oleh Guilford (1956),

koefisien reliabilitas tersebut tergolong dalam kategori reliabilitas sangat

tinggi sehingga layak untuk digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

54

G. Metode Analisis Data

Peneliti penggunakan metode analisis korelasi Pearson Product

Moment. Sarwono (2012) mengemukakan ada asumsi yang harus dipenuhi

dalam korelasi Pearson, yaitu:

1) Data memiliki hubungan yang linier antara variabel X dan Y

2) Data berdistribusi normal

3) Sampling representatif

4) Varian kedua variabel sama

5) Variabel X dan Y simetris

Oleh karena itu, sebelum melakukan uji hipotesis, sebelumnya peneliti

melakukan uji normalitas dan linearitas. Peneliti juga melakukan analisis

deskriptif untuk memudahkan pemahaman data.

1. Analisis Deskriptif

Untuk menjadikan data penelitian mudah dipahami, data penelitian

akan dianalisis secara deskriptif. Analisis deskriptif adalah proses analisis

untuk mengetahui karakteristik data agar isinya dapat dimengerti orang lain

(Suparno, 2011). Adapun data deskriptif yang terdapat dalam penelitian ini

meliputi usia dan jenis kelamin. Karakteristik dalam analisis deskriptif dapat

meliputi mean, mode, range, skewness, dan sebagainya. Dalam penelitian ini,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

55

analisis deskriptif akan menunjukan mean dan standar deviasi untuk melihat

apa subjek penelitian memiliki tingkat kepribadian agreeableness,

conscientiousness, maupun variabel berbagi pengetahuan yang tergolong

tinggi atau tergolong rendah. Karakteristik subjek juga akan terlihat dengan

rinci melalui persentase yang terdapat pada analisis deskriptif. Dengan

demikian, penelitian memiliki hasil yang lebih luas selain melibatkan

variabelnya.

2. Uji Asumsi Dasar

a. Uji Normalitas

Variabilitas (ketersebaran) menunjukkan bagaimana tersebarnya

skor dalam distribusi (Suparno, 2011). Agar hasil penelitian semakin

akurat, maka skor harus terdistribusi normal. Untuk mengetahui apa

suatu data terdistribusi secara normal atau tidak, peneliti

menggunakan uji normalitas. Pada SPSS 20.0, normalitas distribusi

data dapat diketahui dengan analisis Kormogorov-Smirnov. Data yang

dikatakan normal memiliki taraf signifikansi lebih besar dari 0,05 (p >

0,05) dan sebaliknya, data dengan signifikansi kurang dari 0,05 (p <

0,05) memiliki persebaran yang tidak normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

56

b. Uji Linearitas

Uji linearitas merupakan salah satu prasyarat sebelum

melakukan uji korelasi linear. Uji linearitas dilakukan untuk

mengetahui ada tidaknya hubungan yang linear antar variabel. Uji

linearitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melihat nilai

F dan signifikansi. Data yang dikatakan linear apabila nilai

signifikansi lebih besar dari 0,05 (p > 0,05). Selain itu, data juga harus

memiliki nilai F hitung yang lebih kecil dari F tabel. Linearitas

merupakan sifat hubungan yang linear. antar variabel, ketika satu

variabel mengalami perubahan maka akan diikuti perubahan yang

linear variabel yang lain (Sarwono, 2012).

3. Uji Hipotesis

Data yang telah memenuhi kriteria uji asumsi dasar kemudian dapat

dianalisis menggunakan uji korelasi. Terdapat dua variabel bebas dengan satu

variabel terikat. Meski demikian, pengukuran korelasi dilakukan tidak secara

simultan. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki dua hipotesis yaitu 1)

adanya hubungan yang signifikan antara kepribadian agreeableness dengan

berbagi pengetahuan, dan 2) adanya hubungan yang signifikan antara

kepribadian conscientiousness dengan berbagi pengetahuan.

Terdapat dua teknik korelasi yang paling sering digunakan, yaitu

Korelasi Product Moment Pearson dan Korelasi Rank Spearman. Kedua

model korelasi tersebut dibedakan berdasarkan jenis data yang diolah. Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

57

penelitian ini, peneliti menggunakan Korelasi Product Moment Pearson

(Sarwono, 2012).

Peneliti menggunakan model analisis regresi linear berganda dan

mengambil kolom Product Moment Pearson sekaligus data deskriptif

variabel yang berisi mean dan standar deviasi. Sarwono (2012) memberikan

kriteria kekuatan hubungan sebagai berikut:

Tabel 3.6. Kriteria Koefisien Korelasi menurut Sarwono (2012)

Koefisien Korelasi Keterangan

0 Tidak ada korelasi

>0 – 0,25 Korelasi sangat lemah

>0,25 – 0,5 Korelasi cukup

>0,5 – 0,75 Korelasi kuat

>0,75 – 0,99 Korelasi sangat kuat

1,00 Korelasi sempurna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan data dilaksanakan selama empat hari dimulai dari Senin

hingga Kamis, 21-24 Mei 2018. Penelitian ini melibatkan karyawan tetap

perusahaan maskapai penerbangan yang bertugas dalam perawatan armada.

Pengambilan data dilakukan dengan menitipkan skala kepada karyawan yang

bersedia membantu. Sebanyak 120 skala telah disebar, namun hanya 82 skala

yang kembali dan yang dapat digunakan. Selama proses analisis, peneliti

menemukan outliner sehingga harus menghapus 5 data menjadi 77 data saja

yang dapat digunakan.

B. Analisis Kuantitatif

Penelitian ini melibatkan analisis komputasi sehingga menggunakan

aplikasi SPSS sebagai alat analisis. Untuk mendapatkan pemahaman yang

tepat terkait penggunaan analisis, peneliti menggunakan panduan dari

Sarwono (2012).

Pengambilan yang dilakukan menggunakan kuesioner self-report

menghasilkan data ordinal. Pada variabel kepribadian agreeableness dan

conscientiousness, skor yang diperoleh berada pada kisaran angka 1 hingga 9,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

59

sedangkan pada variabel berbagi pengetahuan, skor yang diperoleh berada

pada kisaran angka 1 hingga 5. Kedua jenis alat ukur tersebut harus memiliki

standar yang sesuai agar hasil korelasi yang didapat representatif. Misalnya,

skor 5 pada kepribadian agreeableness tentu berbeda dengan skor 5 pada

skala berbagi pengetahuan. Oleh karena itu, data disamakan dengan

mengubahnya menjadi bentuk interval. Jenis data diubah menggunakan

prosedur MSI dengan Excel (Sarwono, 2012).

Sebanyak 82 data yang terkumpul kemudian dianalisis untuk

mengetahui ada tidaknya outlier. Setelah itu ditemukan lima buah data outlier

yang kemudian diseleksi sehingga tersisa 77 data.

1. Analisis Deskriptif

a. Deskripsi subjek penelitian

Peneliti mendeskripsikan subjek berdasarkan data demografisnya

yang meliputi jenis kelamin. Jenis kelamin memiliki pengaruh terhadap

kecenderungan seseorang berbagi pengetahuan (Chai, Das, & Rao, 2011).

Berdasarkan total 82 data penelitian, peneliti menghilangkan 5 data outlier

sehingga data yang diolah menjadi sebanyak 77 orang. Deskripsi umum

subjek penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

60

Jenis Kelamin

Tabel 4.1. Deskripsi berdasarkan jenis kelamin

Karakteristik Jumlah Persentase

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

54

23

70,1%

29,9%

Jumlah 77 100%

Dalam rangkuman tabel 4.1., subjek penelitian didominasi oleh

karyawan laki-laki. Subjek penelitian dengan jenis kelamin laki-laki

memiliki persentase sebesar 70,1% yaitu sejumlah 54 orang. Sedangkan

subjek perempuan memiliki persentase sebesar 29,9% yaitu dengan

jumlah 23 orang. Persentase responden laki-laki dan perempuan memiliki

perbedaan yang signifikan sehingga peneliti tidak dapat

mengidentifikasikan perbedaan tingkat berbagi pengetahuan antara

perempuan dan laki-laki.

b. Deskripsi data penelitian

Peneliti mendeskripsi ketiga variabel dengan menemukan mean, skor

minimal, skor maksimal, dan standar deviasi. Dalam menganalisis, mean

teoretik akan dibandingkan dengan mean empirik. Apabila mean empiris

memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan mean teoretik, maka

dapat disimpulkan bahwa subjek memiliki kecenderungan yang tinggi

terhadap variabel tersebut. Sebaliknya, apabila mean empirik lebih rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

61

dibandingkan dengan mean teoretik, maka subjek memiliki kecenderungan

yang rendah terhadap variabel. Kemudian peneliti akan melakukan uji t untuk

mengetahui signifikansi nilai mean.

Tabel 4.2. Deskripsi statistik data variabel

Empirik Teoretik

N Mean Min Max SD Mean Min Max

Berbagi

pengetahuan 77 33,32 14,84 51,53 7,09 30 10 50

Conscientiousness 77 35,13 21,00 49,01 7,26 50 10 90

Agreeableness 77 35,29 23,79 48,33 6,97 50 10 90

Berdasarkan tabel 4.2., variabel berbagi pengetahuan memiliki mean

empiris sebesar 33,32, lebih besar dari mean teoretiknya yang sebesar 30

(me>mt). Pada variabel agreeableness memiliki mean empiris sebesar 35,29,

lebih kecil dari mean teoretiknya yang sebesar 50 (me<mt). Pada variabel

conscientiousness memiliki mean empiris sebesar 35,13, lebih kecil dari

mean teoretiknya yang sebesar 50 (me<mt). Apabila mean empirik lebih besar

dari mean teoretik, maka subjek dapat dinyatakan memiliki kecenderungan

yang tinggi terhadap variabel yang diukur.

Setelah membandingkan mean empiris, peneliti melakukan uji t untuk

menyatakan signifikansinya. Berdasarkan hasil uji t, ketiga variabel yaitu

berbagi pengetahuan, kepribadian conscientiousness, dan agreeableness

memiliki signifikansi sebesar 0,00 (<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa

subjek penelitian memiliki kecenderungan untuk membagi pengetahuan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

62

tinggi. Sedangkan, subjek memiliki tingkat conscientiousness dan

agreeableness yang rendah.

2. Uji Asumsi Dasar

a. Uji Normalitas

Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas

Variabel Kolmogorov-Smirnov Keterangan

Agreeableness 0,539 Terdistribusi normal

Conscientiousness 0,676 Terdistribusi normal

Berbagi pengetahuan 0,715 Terdistribusi normal

Berdasarkan output uji normalitas (lampiran 5), ketiga variabel

memiliki distribusi data yang tergolong normal karena nilai Kolmogorov-

Smirnov lebih besar dari 0,05 (Widhiarso, 2010) yaitu 0,539 untuk variabel

agreeableness, 0,590 untuk variabel conscientiousness, dan 0,715 untuk

variabel berbagi pengetahuan.

b. Uji Linearitas

1) Dimensi agreeableness – berbagi pengetahuan

Penelitian ini menggunakan uji linearitas via ANOVA. Data yang

memenuhi uji linearitas apabila memiliki nilai signifikansi Deviation from

Linearity > 0,05 atau jika nilai signifikansi Linearity < 0,05 (Widhiarso,

2010). Akan tetapi, keduanya tidak selalu berjalan beriringan khususnya

jika data berbentuk kurva gembung. Ketika salah satu kriteria telah

terpenuhi, maka data dikatakan linear (Widhiarso, 2010). Data (lampiran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

63

7) menunjukkan bahwa signifikansi Deviation from Linearity antara

variabel agreeableness dengan berbagi pengetahuan sebesar 0,643 (F=887,

p>0,05). Maka dapat disimpulkan terdapat hubungan linear secara

signifikan antara agreeableness dengan berbagi pengetahuan (Widhiarso,

2010).

2) Dimensi conscientiousness – berbagi pengetahuan

Data uji linearitas dimensi kepribadian conscientiousness dengan

berbagi pengetahuan (lampiran 6) menunjukkan nilai signifikansi

Deviation from Linearity sebesar 0,170 (F= 3,416, p>0,05). Karena salah

satu kriteria uji linearitas telah terpenuhi, maka hal ini menunjukkan

adanya hubungan yang linear antara conscientiousness dengan berbagi

pengetahuan (Widhiarso, 2010).

3. Uji Hipotesis: Product Moment Pearson

Uji Product Moment Pearson digunakan untuk menguji hipotesis

penelitian, yaitu 1) Adanya hubungan yang signifikan antara kepribadian

agreeableness dengan berbagi pengetahuan dan 2) Adanya hubungan yang

signifikan antara kepribadian conscientiousness dengan berbagi pengetahuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

64

Tabel 4.4. Tabel Korelasi Pearson Product Moment

Correlations

Agreeableness Conscientiousness

Berbagi

pengetahuan

Agreeableness Pearson

Correlation

1 ,686**

,197

Sig. (2-tailed) ,000 ,087

N 77 77 77

Conscientiousness Pearson

Correlation

,686**

1 ,308**

Sig. (2-tailed) ,000 ,006

N 77 77 77

Berbagi

pengetahuan

Pearson

Correlation

,197 ,308**

1

Sig. (2-tailed) ,087 ,006

N 77 77 77

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel 4.5. Tabel Koefisien Determinasi

Model Summary

Model

R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

d

i

m

e

n

s

i

o

n

0

1 ,308a ,095 ,083 6,09419

a. Predictors: (Constant), Conscientiousness

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

65

Tabel korelasi di atas memberikan informasi mengenai hubungan

antar variabel. Nilai signifikansi menunjukkan probabilitas, sedangkan nilai

Pearson Correlation menunjukkan kuat lemahnya suatu hubungan.

c. Hubungan kepribadian agreeableness dengan berbagi pengetahuan

Besar hubungan antara variabel dimensi kepribadian agreeableness

terhadap berbagi pengetahuan adalah 0,197. Hal ini menunjukkan

hubungan variabel agreeableness dan berbagi pengetahuan yang sangat

lemah karena lebih rendah dari 0,25 (Sarwono, 2012). Hubungan variabel

agreeableness dan berbagi pengetahuan tidak signifikan apabila dilihat

dari angka signifikansi (sig.) sebesar 0,087 karena lebih besar dari 0,05

(Sarwono, 2012). Probabilitas antara agreeableness dengan berbagi

pengetahuan menunjukkan angka tidak signifikan, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara kepribadian agreeableness

dengan berbagi pengetahuan.

d. Hubungan kepribadian conscientiousness dengan berbagi pengetahuan

Besar hubungan antara variabel dimensi kepribadian

conscientiousness terhadap variabel berbagi pengetahuan adalah 0,308,

sehingga tergolong memiliki korelasi cukup kuat (Sarwono, 2012). Hubungan

antara variabel conscientiousness dan berbagi pengetahuan apabila dilihat

nilai signifikansi (Sig.) adalah sebesar 0,006 (0,006< 0,05). Hal ini

menunjukkan bahwa antara conscientiousness dan berbagi pengetahuan

memiliki hubungan yang signifikan karena nilai sig. lebih besar dari 0,05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

66

(Sarwono, 2012). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang positif, cukup kuat dan signifikan antara kepribadian

conscientiousness dengan berbagi pengetahuan. Angka R square sebesar

0,095. Artinya, kepribadian conscientiousness mampu memprediksi sebesar

9,5% berbagi pengetahuan sedangkan sisanya sebesar 90,5% (100-9,5%)

diprediksi oleh faktor-faktor lain.

4. Pembahasan

Berbagi pengetahuan adalah proses pertukaran pengetahuan berupa

keterampilan, pengalaman, atau pemahaman antar individu. Dalam lingkup

organisasi, seseorang dapat membagi pengetahuannya dalam kelompok divisi

yang sama atau dengan divisi yang berbeda. Adanya iklim berbagi

pengetahuan dapat menciptakan performa perusahaan yang diinginkan,

meningkatkan kelekatan anggota organsasi, menciptakan kesempatan yang

kompetitif, dan sebagainya.

Terjadinya berbagi pengetahuan dapat dipengaruhi pada beberapa

faktor yang perlu dipertimbangkan terkait dengan sifat seseorang. Menurut

Memon (2016), atribut eksternal seperti manipulasi konfigurasi kelompok,

reward, dan investasi teknologi tidak semata-mata mendorong seseorang

untuk langsung membagi pengetahuannya. Pengetahuan merupakan milik

individu, oleh karena itu atribut yang paling sesuai untuk melihat tingkat

berbagi pengetahuan adalah dari yang ada dalam individu itu sendiri:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

67

kepribadian. Penelitian ini berfokus pada aspek internal yang sering

diabaikan dalam literasi, yaitu kepribadian (Matzler et al., 2008). Penelitian

ini menggunakan dimensi dari kepribadian Big-Five, yaitu kepribadian

agreeableness dan conscientiousness.

Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat diketahui bahwa hipotesis

pertama ditolak. Ditolaknya hipotesis pertama ditunjukkan dengan koefisien

korelasi yang sebesar 0,197, dan koefisien probabilitas sebesar 0,087

(p>0,05) yang berarti korelasi tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa

kepribadian agreeableness tidak memiliki hubungan terhadap berbagi

pengetahuan. Akan tetapi, hasil berbeda diperoleh pada hipotesis kedua.

Kepribadian conscientiousness dengan berbagi pengetahuan memiliki

koefisien korelasi sebesar 0,308, dengan koefisien probabilitas sebesar 0,006

(p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa kepribadian conscientiousness

memiliki hubungan yang cukup kuat signifikan terhadap kecenderungan

seseorang untuk membagi pengetahuannya.

Profesi sebagai teknisi mesin pesawat terbang tentu memiliki

pengetahuan yang baik mengenai pekerjaannya. Karakteristik kepribadian

agreeableness (penolong, bijaksana, dan bersemangat untuk menolong orang

lain) seharusnya berhubungan dengan sikap seseorang untuk membagi

pengetahuannya. Ditolaknya hipotesis pertama sehingga kepribadian

agreeableness dan berbagi pengetahuan tidak memiliki hubungan yang

signifikan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah faktor

lingkungan yang kompetitif, jenis kelamin, dan alat ukur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

68

Hasil penelitian Matzler et al. (2008) menunjukkan bahwa

kepribadian agreeableness yang stabil, secara signifikan dapat mempengaruhi

kecenderungan seseorang dalam membagi pengetahuannya. Seseorang

dengan dimensi agreeableness yang tinggi cenderung penolong, bijaksana,

dan bersemangat untuk menolong orang lain (Barrick & Mount, 1991;

Matzler et al., 2008). Akan tetapi, hasil penelitian memiliki kesesuaian

dengan Lotfi et al. (2016) yang menyatakan bahwa hubungan antara

agreeableness dan berbagi pengetahuan secara statistik tidak terbukti

signifikan. Penelitian tersebut melibatan 133 mahasiswa di Malaysia. Hal ini

dapat terjadi apabila individu (meskipun dengan level agreeableness tinggi)

berada dalam lingkungan yang kompetitif (Lotfi et al., 2016). Tidak adanya

hubungan antara agreeableness dengan berbagi pengetahuan juga dapat

terjadi pada pekerjaaan teknisi (Barrick & Mount, 1991). Teknisi tidak terlalu

melibatkan keahlian interpersonal sehingga jarang melibatkan orang lain

dalam pekerjaannya.

Faktor lain yang memungkinkan penolakan hipotesis pertama adalah

faktor jenis kelamin. Dalam penelitian Chai, Das, dan Rao (2011) dalam

penelitiannya menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

gender dan berbagi pengetahuan. Secara empiris, penelitian (Chai et al.,

2011) menunjukkan bahwa blogger perempuan lebih memiliki respon timbal

balik (reciprocity) yang lebih besar dibanding dengan laki-laki. Hasil

berbeda ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Boateng (2015).

Hasil penelitian Boateng (2015) menunjukkan bahwa laki-laki memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

69

kecenderungan lebih tinggi untuk berbagi pengetahuan dalam konteks guru.

Tinggi rendahnya tingkat berbagi pengetahuan dapat pula dipengaruhi faktor

jenis kelamin pada waktu tertentu.

Dalam beberapa penelitian sebelumnya, skala berbagi pengetahuan

yang dirancang oleh Cummings (2004) dirancang untuk subjek dalam profesi

yang melibatkan keahlian interpersonal, misalnya kelompok organisasi

dengan basis finansial (Rutten et al., 2016), pengembang software

(Cummings, 2004), guru (Boateng, 2015), dan sebagainya. Skala Cummings

(2004) belum pernah secara spesifik diberikan kepada teknisi pesawat

terbang. Selain itu, skala Cummings (2004) memiliki dimensi yang tidak

saling berkaitan, yaitu berbagi pengetahuan intragrup dan berbagi

pengetahuan eksternal. Terdapat peluang untuk teknisi pesawat terbang

memiliki tingkat berbagi pengetahuan yang berbeda antara yang dibagikan

dengan rekan satu divisinya (berbagi pengetahuan intragrup) atau dengan

rekan di luar divisinya (berbagi pengetahuan eksternal).

Meta analisis mengenai dimensi kepribadian Big-Five yang dilakukan

oleh Barrick dan Mount (1991) menunjukkan bahwa kepribadian

agreeableness dapat menjadi prediktor kuat pada profesi yang melibatkan

kemampuan interpersonal. Profesi dengan kemampuan interpersonal

merupakan pekerjaan yang melibatkan interaksi dengan orang lain seperti

sales, dan sebagainya. Teknisi mesin pesawat terbang merupakan jenis

pekerjaan yang kurang membutuhkan kemampuan interpersonal karena lebih

banyak berhubungan dengan mesin. Meski demikian, penelitian Matzler et al.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

70

(2008), yang juga melibatkan staff teknisi yang meliputi teknisi sipil,

mekanik, dan teknisi listrik menunjukkan hasil adanya hubungan antara

kepribadian agreeableness dengan berbagi pengetahuan. Akan tetapi, pada

teknisi mesin pesawat terbang, agreeableness tidak dapat menjadi prediktor

berbagi pengetahuan.

Penerimaan hipotesis kedua mengenai hubungan kepribadian

conscientiousness dengan berbagi pengetahuan sesuai dengan beberapa

penelitian terdahulu. Barrick dan Mount (1991) serta Matzler et al. (2008)

mengidentifikasikan seseorang dengan conscientiousness yang tinggi sebagai

seseorang yang patuh, bertanggungjawab, pekerja keras, dan berfokus pada

hasil. Individu yang berorientasi pada hasil cenderung berusaha menemukan

cara untuk menyelesaikan tugasnya (Blicke, 1996; Matzler & Mueller, 2011).

Salah satu metode untuk segera menyelesaikan tugasnya adalah dengan

melakukan berbagi pengetahuan.

Memon (2016) menyatakan bahwa kepribadian conscientiousness

yang stabil memiliki hubungan yang signifikan dengan berbagi pengetahuan.

Penelitian Memon (2016) yang dilakukan kepada mahasiswa doktoral dan

supervisornya menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki

conscientiousness yang tinggi memiliki kepribadian kolaboratif dan

cenderung memiliki hubungan yang baik dengan orang lain.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif, diketahui bahwa subjek penelitian

yang merupakan teknisi mesin pesawat terbang cenderung memiliki tingkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

71

kepribadian agreeableness yang rendah (me<mt). Hal ini menunjukkan

bahwa subjek penelitian cenderung tidak kooperatif, egois dan kurang

bersemangat untuk menolong orang lain (Goldberg, 1981). Selain itu,

diketahui pula bahwa teknisi mesin pesawat terbang Garuda cenderung

memiliki tingkat berbagi pengetahuan yang tinggi (me>mt) dan memiliki

tingkat kepribadian conscientiousness yang rendah (me<mt). Individu dengan

conscientiousness yang rendah cenderung terburu-buru, tidak bertanggung

jawab, dan tidak terorganisir (Goldberg, 1981).

Rendahnya tingkat kepribadian agreeableness dan conscientiousness

tetap memungkinkan teknisi mesin pesawat terbang Garuda memiliki tingkat

berbagi pengetahuan yang tinggi. Berdasarkan standard operating procedure

(SOP), setiap teknisi memang diwajibkan untuk membagi laporan

pekerjaannya. Setiap pekerjaan akan didokumentasikan dan dilaporkan

melalui format yang sistematis agar operasional pesawat terbang berjalan

dengan baik dan tidak membahayakan penumpang pesawat. Subjek

penelitian, yaitu teknisi mesin pesawat terbang akan membagi

pengetahuannya sebagai bagian dalam pekerjaannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan uji hipotesis dan pembahasan, peneliti

mendapatkan beberapa kesimpulan dalam penelitian ini, antara lain:

1. Tidak terdapat hubungan antara kepribadian agreeableness dengan berbagi

pengetahuan,

2. Terdapat hubungan yang cukup kuat dan signifikan antara kepribadian

conscientiousness dengan berbagi pengetahuan, artinya semakin tinggi

tingkat conscientiousness seseorang maka semakin tinggi pula tingkat

karyawang berbagi pengetahuannya. Dengan kata lain, kepribadian

conscientiousness cukup mampu menjadi prediktor terhadap berbagi

pengetahuan pada teknisi mesin pesawat terbang.

3. Dalam pembahasan, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tidak

adanya hubungan antara kepribadian agreeableness dengan berbagi

pengetahuan, antara lain faktor jenis kelamin, lingkungan yang kompetitif,

dan konteks penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

73

B. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan. dan

keterbatasan dalam penelitian ini. Kekurangan dan keterbatasan tersebut

diurakan menjadi beberapa hal. Pertama, karakteristik responden kurang

mampu menggambarkan keseluruhan populasi. Karakteristik demografis

seperti jenis kelamin dan lain-lain kurang diperhitungkan dalam teknik

sampling di awal penelitian. Selain itu, subjek yang ikut serta dalam

penelitian ini relatif sedikit. Pengambilan data pada penelitian ini juga hanya

melibatkan teknisi mesin pesawat terbang dari satu perusahaan BUMN saja.

Padahal, bisa saja perusahaan swasta memiliki iklim organisasi yang berbeda

dengan BUMN. Oleh karena itu, hasil penelitian dapat dikatakan belum

optimal dan kurang dapat merepresentasikan keadaan sesungguhnya.

Pengambilan data dilakukan di perusahaan maskapai penerbangan.

Standard operating procedure (SOP) yang dimiliki perusahaan tersebut

membatasi peneliti untuk dapat mendistribusikan dan. memberikan instruksi

secara langsung. Oleh karena itu, instruksi pengerjaan hanya diberikan

melalui tulisan. Subjek penelitian juga menjadi terbatas karena peneliti tidak

dapat memilih secara langsung. Oleh karena itu, perlu ada penelitian lebih

lanjut dengan meminimalisir persoalan teknis terkait karakteristik responden

dan proses pengambilan data di atas.

Penelitian Cummings (2004) melibatkan responden dari banyak

kelompok kerja. Dalam penelitian lain, Renzl (2008) juga menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

74

adanya pengukuran berbagi pengetahuan itu sendiri dalam rupa proyek. Pada

penelitian ini, peneliti tidak mempertimbangkan adanya kelompok-kelompok

kerja lain. Selain itu, teknisi mesin pesawat terbang, relatif hanya melakukan

sharing knowledge pada hal-hal teknis dan sesuai prosedur saja.

Penggunaan kuesioner dalam bentuk self-report, memungkinkan adanya

bias pada data (Memon, 2016). Sedangkan, penelitian hanya menggunakan

kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Pengisian skala juga tidak

terpantau sehingga tidak dapat mengantisipasi masalah pada response sets

apabila ada kebingungan yang tidak terjawab.

Meski demikian, penelitian ini telah cukup baik menunjukkan bahwa

conscientiousness merupakan prediktor yang cukup baik terhadap berbagi

pengetahuan dengan level kepercayaan sebesar 99%. Selain itu, penelitian ini

juga dapat memberikan justifikasi mengapa kepribadian agreeableness tidak

mempengaruhi berbagi pengetahuan pada teknisi mesin pesawat terbang.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, peneliti dapat memberikan beberapa

saran yang berguna baik untuk subjek penelitian, organisasi, hingga

penelitian selanjutnya. Beberapa saran tersebut antara lain ialah:

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan conscientiousness

dengan berbagi pengetahuan, sedangkan tidak ada hubungan antara

agreeableness berbagi pengetahuan. Berdasarkan landasan teori di atas,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

75

berbagi pengetahuan memiliki manfaat yang menguntungkan perusahaan.

Oleh karena itu, organisasi perlu memberikan pertimbangan untuk

menggunakan alat ukur Big-Five khususnya dimensi conscientiousness

pada proses seleksi karyawan mengingat conscientiousness cukup baik

memprediksi keadaan berbagi pengetahuan karyawan.

2. Bagi teknisi pesawat terbang

Kesuksesan organisasi dapat dilihat dari adanya jaminan

‘pengetahuan’ yang bisa bebas tersalur antar karyawannya (Rutten, Blaas,

& Martin, 2016). Menurut Mooradian, Renzl, & Matzler (2006),

organisasi akan berjalan lebih baik ketika karyawannya bersedia

membagi pengetahuannya. Ketika karyawan membagi pengetahuannya,

karyawan itu sendiri memiliki kesempatan untuk meningkatkan

kemampuan dan produktivitas (Mooradian, Renzl, & Matzler, 2006).

Selain itu, dengan saling berbagi pengetahuan, karyawan dapat

menumbuhkan inovasi-inovasi yang baru (Kamaşak & Bulutlar, 2010)

dan mengembangkan potensi yang dimiliki.

Profesi teknisi mesin pesawat terbang juga perlu berbagi pengetahuan.

Pertama, hasil pekerjaan teknisi pesawat terbang harus diketahui oleh

divisi lainnya untuk mengkonfirmasi keadaan armada pesawat terbang.

Kemudian, berbagi pengetahuan perlu dilakukan dalam divisi teknisi

pesawat terbang itu sendiri agar tidak terjadi kesalahan komunikasi. Peran

teknisi pesawat terbang sangat penting untuk berbagi pengetahuan karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

76

berhubungan langsung dengan keselamatan orang lain. Tidak

tersampaikannya pengetahuan tertentu dari seorang teknisi pesawat

terbang akan berdampak kesalahan komunikasi yang mengancam

keselamatan pengguna jasa pesawat terbang. Dalam penelitian ini,

diketahui bahwa tingkat berbagi pengetahuan subjek penelitian yang

merupakan teknisi mesin pesawat terbang tergolong tinggi (me > mt).

Oleh karena itu, peneliti menyarankan agar subjek tetap mempertahankan

perilaku berbagi pengetahuan.

3. Bagi Penelitian selanjutnya

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih melengkapi keterbatasan

dalam penelitian ini. Oleh karena itu, beberapa hal yang perlu

diperhatikan pada penelitian berikutnya meliputi:

a. Menentukan kriteria subjek dengan lebih spesifik, terutama dalam

hal persebaran karakteristiknya agar dapat dengan tepat

merepresentasikan populasi.

b. Subjek penelitian yang ikut serta dalam penelitian ini tergolong

sedikit.

c. Subjek penelitian berasal dari satu perusahaan BUMN saja sehingga

kurang menjangkau populasi dari instansi swasta yang memiliki

kemungkinan memiliki dinamika organisasi berbeda.

d. Memperkaya data penelitian dengan tidak hanya menggunakan

metode kuesioner self-report saja sebagai metode pengumpulan data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

77

Akan tetapi bisa ditambahkan dengan metode others-report,

wawancara, observasi, dan sebagainya agar meminimalisir bias.

e. Memperoleh data penelitian secara langsung sehingga meminimalisir

masalah response set.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

78

Daftar Pustaka

Agyemang, F.G., Dzandu, M.D., & Boateng, H. (2016). Knowledge sharing among

teachers: the role of the Big Five personality traits. Journal of Information and

Knowledge Management System, 46(1), 64-84, doi: 10.1108/VJIKMS-12-

2014-0066

Alsharo, M., Gregg, D., & Ramirez, R. (2016). Virtual team effectiveness: the role of

knowledge sharing and trust. Journal of Information and Management,54(4),

479-490, doi: 10.1016/j.im.2016.10.005

Ambos, T.C., Ambos, B., Eich, K.J., & Puck, J. (2016). Imbalance and isolation:

how team configurations affect global knowledge sharing. Journal of

International Management, 23(21), 316-332, doi:

10.1016/j.intman.2016.03.005

Azwar, S. (2015). Penyusunan Skala Psikologi (edisi 2). Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Bakker, M., Leenders, R.T.A.J., Gabbay, S.M., Kratzer, J., & Engelen, J.M.L.V.

(2006). Is trust really social capital? Knowledge sharing in product

development project. The Learning Organization, 13(6), 594-605, doi:

10.1108/09696470610705479

Barrick, M.R. & Mount, M.K. (1991). The Big Five personality dimensions and job

performance: a –meta-analysis. Journal of Personnel Psychology, 44(1), 1-26.

Bartley, C.E. & Roesch, S.C. (2011). Coping with daily stress: the role of

conscientiousness. Personality and Individual Differences, 50, 79-83, doi:

10.1016/j.paid.2010.08.027

Bartol, K.M. & Srivastava, A. (2002). Encouraging knowledge sharing: the role of

organizational reward systems. Journal o Leadership and Organizational

Studides. Vol. 9(1), 64-77, doi: 10.1177/107179190200900105

Boateng, H., Dzigbordi, M., Franklin, D., & Agyemang, G. (2015). The effect of

demographic variables of knowledge sharing. Journal of Library Review,

64(3), 216-228, doi: 10.1108/LR-07-2014-0080

Boer, N.I., Berends, H., & Baalen, P.v. (2011). Relational models for knowledge

sharing behavior. European Management Journal, 29(2), 85-97, doi:

10.1016/j.emj.2010.10.009

Bozionelos, N. (2004). The big five of personality and work involvement. Journal of

Managerial Psychology, 19(1), 69-81, doi: 10.1108/02683940410520664

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

79

Cao, Y. & Xiang, Y. (2012). The impact of knowledge governance in knowledge

sharing. Journal of Management Decicion, 50(4), 591-610, doi:

10.1108/00251741211220147

Chai, S., Das, S., & Rao, R. (2011). Factors affecting bloggers’ knowledge sharing:

an investigation across gender. Journal of Management Information System,

28(3), 309-342, doi: 10.2753/MIS0742-1222280309

Christensen, S.H.,Didier, C., Jamison, A., Meganck, M., Mitcham, C., & Springer,

B.N. Engineering Identities, Epistemologies and Values: Engineering

Education and Practice in Context, Volume 2. Google Book: Springer

Chua, A. & Lam,, W. (2005). Why KM projects fail: A multi-case analysis. Journal

of Knowledge Management, 9(3), 6-17, doi: 10.1108/13673270510602737

Costa, P.T., McCrae, R.R. (1995). Domain and facets: hierachical personality

assessment using the revised NEO personality inventory. Journal of

Personality Assessment, 64(1), 21-50.

Cui, X. (2017). In- and extra-role knowledge sharing among information technology

professionals: The five-factor model perspective. International Journal of

Information Management, 37(1), 380-389, doi:

10.1016/j.ijinfomgt.2017.04.011

Cummings, J.N. (2004). Work groups, structural diversity, and knowledge sharing in

global organization. Journal of Management Science, 50(3), 352-364.

De Hoogh, A.H.B., Hartog, D.N., & Koopman, P.L. (2005). Linking the Big-Five

factors of personality to charismatic and transactional leadership; perceive

dynamic work environment as a moderator. Journal of Organizational

Behavior, 26(1), 839-865, doi: 10.1002/job.344

Drucker, P. (1994). The age of social transform. The Atlantic Monthly Company.

Estrada, I., Faems, D., & Faria, P. (2016). Coopetition and product innovation

performance: the role of internal knowledge sharing mechanism and formal

knowledge protection mechanism. Journal of Industrial Marketing

Management, 53, 56-65, doi: 10.1016/j.indmarman.2015.11.013

Fernandez, I.B., & Sabherwal, R. (2010). Knowledge Management: System and

Processes. M.E. Sharpe, Inc.

Fraenkel, J.R dan Wellen, N.E. 2008. How to Design and Evaluate research in

Education. New York: McGraw-Hill

Goldberg, L. R. (1995). The development of markers for the big-five factor structure.

Journal of Psychology Assessment, 4(1), 26-42.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

80

Gonzalez, R. & Griffin, D.W. (2012). APA handbook of research methods in

psychology: VOL. 3. Data analysis and research publication. USA: APA.

Hansen, M.T. (1996). The search-transfer problem: the role of weak ties in sharing

knowledge across organization subunits. Administrative Science Quarterly,

44(1), 82-111.

Jadin, T., Gnambs, T., & Batinic, B. (2013). Personality traits and knowledge sharing

in online communities. Computer in Human Behavior, 29, 210-216, doi:

10.1016/j.chb.2012.08.007

Jerram, K.L. & Coleman, P.G. (1999). The big-five personality traits and reporting of

health problems and health behavior in old age. British Journal of Health

Psychology, 4, 181-192.

John, O.P & Srivastava, S. (1999). Handbook of Personality: Theory and Research.

New York: Guilford.

Judge, T.A., Higgins, C.A., Thoresen, C.J., & Barrick, M.R. (1999). The big-five

personality traits, general mental ability, and career success across the life

span. Journal of Personnel Psychology, 52(3), 621-652, doi: 10.1111/j.1744-

6570.1999.tb00174.x

Kamaşak, R. & Bulutlar, F. (2010). The influence of knowledge sharing on

innovation. European Business Review, 22(3), 306-317, doi:

10.1108/09555341011040994

Kang, Y.J., Lee, J.Y., & Kim, H.W. (2017). A psychological empowerrment

approach to online knowledge sharing. Journal of Computer in Human

Behavior, 74, 125-187, doi: 10.1016/j.chb.2017.04.039

Lee, D.J. & Ahn, J.H. (2007). Reward system for intra-organizational knowledge

sharing. Journal of Operation Research, 180, 938-956, doi:

10.1016/j.ejor.2006.03.052

Liao, S.H., Fei, W.C., & Chen, C.C. (2007). Knowledge sharing, absorptive capacity,

and innovative capability: an empirical study of taiwan’s knowledge intensive

industries. Journal of Information science, 33(3), 340-359, doi:

10.1177/0165551506070739

Lotfi, M., Muktar, S.N.B., Ologbo, A.C., & Chiemeke, K.C. (2016). The influence of

the big five personality traits dimensions on knowledge sharing behavior.

Mediterranian Journal of Social Science, 7(1), doi:

10.5901/mjss.2016.v7n1s1p241

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

81

Mackinnon, A., Jorm, A.F., Jacomb, P.A., Korten, A.E., & Christensen, H. (1996).

Use of the Transparent Bipolar Inventory to Measure Big-Five Personality

Factor in an Epidemiological Survey of the Elderly. Britain: Pergamon

Matzler, K., Renzl, B., Mueller, J., Herting, S., & Mooradian, T.A. (2008).

Personality traits and knowledge sharing. Journal of Economic Psychology, 29,

301-313, doi: 10.1016/j.joep.2007.06.004

Matzler, K. & Mueller, J. (2011). Antecendents of knowledge sharing – examining

the influence of learning and performance orientation. Journal of Economics

Psychology, 32, 317-329, doi: 10.1016/j.joep.2010.12.006

Memon, M.A., Nor, K.M., & Salleh, R. (2016). Personality traits influencing

knowledge sharing in student-supervisor relationship: A structural equation

modelling analysis. Journal of Information and Knowledge Management,

15(2), 1-18, doi: 10.1142/S0219649216500155

Mooradian, T., Renzl, B., & Matzler, K. (2014). Who trust? Personality, trust and

knowledge sharing. Management Learning, 37(4), 523-540, doi:

10.1177/1350507606073424

Mueller, J. (2014). A specific kowledge culture: Culture antecedents for knowledge

sharing between project teams. European Management Journal, 32(2), 190-

202, doi: 10.1016/j.emj.2013.05.006

Niedergassel, B. (2009). Knowledge Sharing in Research Collaborations:

Understanding the Drivers and Barriers. Germany: Gabler Verlag

Nonaka, I., & Takeuchi, H. (1995). Knowledge creation company: How Japanesse

companies creat the dynaic of innovation? New York: Oxford University

Press.

Oliván, J.B. (2017). Communication as an element of knowledge for the company’s

human resources. Procedia Social and Behavioral Science, 237, 1533-1536.

Osman, S., Kamal, S.N.I.M., Ali, M.N., Noor, J.M.M., WahiAnuar, M.A., &

Othman, R. (2015). Mechanism of knowledge sharing among undergraduated

students in UITM Johor. Procedia Economics and Finance, 31, 903-908, doi:

10.1016/S2212-5671(15)01189-2

Putri, A. H. (2013). Evaluasi Implementasi Knowledge Management System PT

Telekomunikasi Indonesia (Skripsi). Universitas Airlangga. Malang. Indonesia.

Diunduh dari http://journal.unair..ac.id/filerPDF/jurnal%20Amalia.pdf

Razak, N.A., Pangil, F., Zin, M.L.M., Yunus, N.A.M., & Asnawi, N.H. (2016).

Theories of knowledge sharing behavior in business strategy. Procedia

Economics and Finance, 37, 545-553, doi: 10.1016/S2212-5671(16)30163-0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

82

Renzl, B. (2008). Trust in management and knowledge sharing: The mediating effect

of fear and knowledge documentation. The International Journal of

Management Science, 36, 206-220, doi: 10.1016/j.omega.2006.06.005

Robinson, M. A. (2010). An empirical analysis of engineers' information behaviors.

Journal of the American Society for Information Science and Technology, 61

(4), 640–658, doi:10.1002/asi.21290

Rutten, W.G.M.M., Blaas, J., & Martin, F.H. (2016). The impact of (low) trust on

knowledge sharing. Journal of Knowledge Management, 20(2), 199-214, doi:

10.1108/JKM-10-2015-0391

Saenz, J. (2012). Knowledge sharing and innovation in Spanish and Columbian high-

tech firms. Journal of Knowledge Management, 16(6), 919-933.

Sarwono, J. (2012). Mengenal SPSS Statistics 20: Aplikasi untuk Riset

Eksperimental. Jakarta: Elex Media

Sobbe, E., Tenberg, R., & Mayer, H. (2016). Knowledge work in aircraft

maintenance. Journal of Technical Edution, 4(1), 81-97,

Soldz, S., & Vaillant, G. E. (1999). The Big Five Personality Traits and the Life

Course A 45-Year Longitudinal Study. Journal of Research in Personality,

33(52), 208-232.

Soto, C.J. & John, O.P. (2017). Short and extra-short of the Big-Five Inventory-2:

The BFI-2-S and BFI-2-XS. Journal of Research in Personalit, 68, 69-81, doi:

10.1016/j.jrp.2017.02.004

Suhartanto, P.E. (2003). Hubungan dimensi kepribadian big-five dan karakteristik

kerja dengan performansi kerja. (Tesis). Universitas Gajah Mada, Sleman,

Indonesia

Suparno, P. (2011). Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Sanata Dharma

University Press.

Wang, S., & Noe, R.A. (2010). Knowledge sharing: A review and directions for

future research. Human Resource Management Review, 20, 115-131, doi:

10.1016/j.hrmr.2009.10.001

Wang, Z.,Wang, N., & Liang, H. (2014). Knowledge sharing, intellectual capital and

firm performance. Management Decision, 52(2), 230-258, doi: 10.1108/MD-

02-2013-0064

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

83

Wang, Z., Sharma, P.N., & Cao, J. (2016). From knowledge sharing to firm

performance: A predictive model comparison. Journal of Business Research,

69(10), 4650-4658, doi; 10.1016/j.jbusres.2016.03.055

Widhiarso, W. (2010). Catatan pada uji linearitas hubungan. Fakultas psikologi

UGM

Witherspoon, C.L., Bergner, J., Cockrell, C., & Stone, D.N. (2013). Antecedent of

organizational knowledge sharing: A meta-analysis and critiques. Journal of

Knowledge Management, 17(2), 250-277, doi: 10.1108/13673271311315204

Zhang, X., Chen, Z., Vogel, D., Yuan, M., & Guo, C. (2009). Knowledge-sharing

reward dynamics in knowledge management systems: Game theory-based

empirical validation. Human Factors and Ergonomics in Manufacturing &

Service Industries, 20, 103-122.

Zimmermman, A., Oshri, I., Lioliou, E., & Gerbasi, A. (2017). Sourcing in or out:

Implication for social capital and knowledge sharing. Journal of Strategic

Information Systems, 27(1), 82-100, doi: 10.1016/j.jsis.2017.05.001

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

84

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

85

Lampiran 1

Skala Try Out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

86

BAGIAN I (wajib diisi)

Dingin 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Hangat

Tidak ramah 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Ramah

Tidak kooperatif 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kooperatif

Egois/selfish 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Tidak Egois

Tidak menyenangkan 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Menyenangkan

Tidak jujur 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jujur/apa adanya

Kikir 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Dermawan

Sulit menyesuaikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Fleksibel

Tidak adil 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Adil

Kasar 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Sopan

Tidak terorganisir 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Terorganisir

Tidak bertanggungjawab 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Bertanggungjawab

Pelupa 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Sadar

Tidak praktis 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Praktis

Ceroboh 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Cermat/teliti

Malas 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kerja keras

Boros 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Hemat

Tidak dapat dipercaya 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Dapat dipercaya

Terburu-buru, gegabah 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Berhati-hati

Tidak serius 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Serius

-Silahkan lanjut ke bagian II-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

87

BAGIAN II

No. Pertanyaan 1 2 3 4 5

1. Seberapa sering Bapak/Ibu membagikan tipe

pengetahuan berikut dengan anggota kelompok

Bapak/Ibu?

a. Pandangan umum (mis., visi, misi,

peraturan perusahaan, tanggung jawab

anggota yang lain)

b. Persyaratan khusus (mis., budget,

prosedur administratif, permintaan

pelanggan)

c. Teknik Analisis (mis., metode

terperinci, atau prosedur pengujian)

d. Laporan kemajuan (mis., pembaruan

status, masalah sumber daya, atau

evaluasi personil)

e. Hasil proyek (mis., temuan awal, hasil

yang tidak diharapkan, atau

rekomendasi yang jelas)

2. Seberapa sering Bapak/Ibu membagikan tipe

pengetahuan berikut dengan anggota lain divisi

atau pelanggan?

a. Pandangan umum (mis., visi, misi,

peraturan perusahaan, tanggung jawab

anggota yang lain)

b. Persyaratan khusus (mis., budget,

prosedur administratif, permintaan

pelanggan)

c. Teknik Analisis (mis., metode

terperinci, atau prosedur pengujian)

d. Laporan kemajuan (mis., pembaruan

status, masalah sumber daya, atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

88

evaluasi personil)

e. Hasil proyek (mis., temuan awal, hasil

yang tidak diharapkan, atau

rekomendasi yang jelas)

Mohon periksa kembali jawaban anda agar tidak ada yang terlewati

Terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

89

Lampiran 2

Reliabilitas Skala Try Out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

90

1. Dimensi Kepribadian Agreeableness

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

.802 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

A1 65.6176 56.971 .241 .826

A2 64.4706 55.651 .604 .772

A3 64.3824 61.698 .394 .794

A4 65.3824 52.668 .623 .766

A5 64.7353 55.594 .615 .771

A6 64.2941 56.275 .502 .782

A7 64.5882 57.159 .442 .788

A8 64.8235 51.847 .508 .782

A9 64.7647 56.428 .498 .782

A10 64.4118 56.613 .561 .777

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

91

2. Dimensi Kepribadian Conscientiousness

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.847 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

C1 62.3824 86.668 .666 .821

C2 61.4118 99.522 .527 .838

C3 63.7941 85.199 .535 .837

C4 62.2059 94.714 .496 .837

C5 62.6471 91.932 .532 .834

C6 61.8824 91.501 .626 .826

C7 63.1471 77.766 .689 .819

C8 61.4706 97.408 .588 .833

C9 62.3235 88.225 .579 .829

C10 61.8529 101.766 .351 .847

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

92

3. Knowledge Sharing

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.848 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

KS1 26.4118 36.977 .320 .851

KS2 26.3235 35.074 .477 .840

KS3 26.2353 34.125 .507 .837

KS4 26.2647 33.594 .519 .836

KS5 26.1765 33.362 .574 .832

KS6 26.9706 35.908 .359 .849

KS7 27.0000 33.455 .556 .833

KS8 27.0000 32.121 .638 .825

KS9 26.6471 29.569 .732 .814

KS10 26.7353 29.898 .744 .813

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

93

Lampiran 3

Skala Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

94

SKALA PENELITIAN

Disusun oleh:

Ruth Benita Raras Winastu

(149114111)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

95

Jakarta, Mei 2018

Kepada Yth.

Bapak/Ibu/Saudara yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini

Salam sejahtera bagi kita semua,

Dengan hormat, saya Ruth Benita Raras Winastu, saat ini sedang melakukan

penelitian untuk tugas akhir saya. Oleh karena itu, saya memohon kesediaan

Bapak/Ibu/Saudara untuk membantu saya dengan mengisi skala penelitian ini.

Sebelum mengisi skala penelitian, Bapak/Ibu diminta untuk mengisi identitas diri

yang berkaitan dengan kepentingan penelitian. Selanjutnya, Bapak/Ibu diharapkan mengisi

skala penelitian sesuai dengan yang Bapak/Ibu alami, rasakan, maupun pikirkan.

Bapak/Ibu tidak perlu ragu dalam menjawab karena tidak ada jawaban benar ataupun

salah.

Apabila Bapak/Ibu bersedia untuk mengisi skala penelitian ini, silahkan memberikan

tanda tangan atau paraf Bapak/Ibu di lembar pernyataan pada halaman selanjutnya. Jawaban

Bapak/Ibu akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Oleh karena

itu, saya sangat menghargai apabila Bapak/Ibu bersedia mengisi skala ini dengan lengkap dan

sejujur-jujurnya. Terimakasih atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

96

PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia untuk terlibat dalam penelitian ini

dengan mengisi skala penelitian tanpa paksaan dari pihak manapun. Seluruh jawaban yang

saya berikan, sesuai dengan yang saya alami, rasakan, dan pikirkan sehingga bukan

berdasarkan pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga mengijinkan jawaban yang

saya berikan digunakan untuk kepentingan penelitian.

Jakarta, Mei 2018

(...................................)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

97

IDENTITAS DIRI

Nama (Inisial) :

Usia :

Jenis Kelamin : L/P (*lingkari yang sesuai)

Jabatan : Officer/Spv/Mngr (*lingkari yang sesuai)

Lama bekerja :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

98

X

PETUNJUK SKALA

(BAGIAN I)

Pada halaman berikut, Bapak/Ibu akan membaca sejumlah pasangan daftar kata sifat umum

manusia untuk menggambarkan diri Bapak/Ibu. Gambarkan diri Bapak/Ibu seperti yang

Bapak/Ibu pahami saat ini, bukan seperti yang Bapak/Ibu harapkan. Oleh karena itu, pilihan

jawaban hendaknya sesuai dengan kenyataan yang ada pada diri Bapak/Ibu dan

menggambarkan keadaan sebenarnya diri Bapak/Ibu.

Bapak/Ibu diminta memberikan tanda silang (X) pada angka yang menunjukkan seberapa

tepat/akurat sifat tersebut menggambarkan diri Bapak/Ibu. Angka tersebut bergerak dari satu

(1) sampai dengan sembilan (9).

Pada setiap pasangan kata sifat, hanya ada satu jawaban

Contoh:

Sabar 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Emosional

Pada contoh di atas,

Jika Bapak/Ibu merasa sebagai seorang yang sangat sabar, Bapak/Ibu memberi tanda silang

(X) pada angka satu (1)

Jika Bapak/Ibu merasa sebagai seorang yang sangat emosional, Bapak/Ibu memberi tanda

silang (X) pada angka sembilan (9)

Selanjutnya jika Bapak/Ibu merasa di antara rentang angka 1 dan 5 atau antara 5 dan 9,

silahkan memberikan tanda silang (X) pada angka yang Bapak/Ibu yakini.

Contoh:

Sabar 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Emosional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

99

X X

Ketika ada kesalahan dalam menjawab dan ingin mengganti jawaban, Bapak/Ibu dapat

memberikan tanda sama dengan (=) pada jawaban sebelumnya dan memberikan tanda silang

(X) pada jawaban baru yang menurut Bapak/Ibu lebih sesuai dengan diri Bapak/Ibu.

Contoh:

Sabar 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Emosional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

100

BAGIAN I (wajib diisi)

Pribadi yang dingin 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pribadi yang hangat

Tidak ramah 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Ramah

Tidak kooperatif 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kooperatif

Egois/selfish 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Tidak Egois

Tidak menyenangkan 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Menyenangkan

Tidak jujur 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jujur/apa adanya

Kikir 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Dermawan

Sulit menyesuaikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Fleksibel

Tidak adil 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Adil

Kasar 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Sopan

Tidak terorganisir 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Terorganisir

Tidak bertanggungjawab 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Bertanggungjawab

Pelupa 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Sadar

Tidak praktis 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Praktis

Ceroboh 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Cermat/teliti

Malas 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kerja keras

Boros 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Hemat

Tidak dapat dipercaya 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Dapat dipercaya

Terburu-buru, gegabah 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Berhati-hati

Tidak serius 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Serius

-Silahkan lanjut ke bagian II-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

101

PETUNJUK SKALA

(BAGIAN II)

Dalam mengisi skala ini, Bapak/Ibu diminta untuk memberikan jawaban dari pertanyaan

berikut dengan jujur, sesuai dengan kondisi diri Bapak/Ibu yang sebenarnya, dan sesuai

dengan penilaian, perasaan, dan pendapat Bapak/Ibu sendiri. Usahakan semua pernyataan

dijawab dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu dari lima alternatif jawaban di

bawah ini:

Kolom 1, jika Bapak/Ibu tidak pernah melakukan pernyataan tersebut

Kolom 2, jika Bapak/Ibu jarang melakukan pernyataan tersebut

Kolom 3, jika Bapak/Ibu terkadang melakukan pernyataan tersebut

Kolom 4, jika Bapak/Ibu sering melakukan pernyataan tersebut

Kolom 5, jika Bapak/Ibu sangat sering melakukan pernyataan tersebut

Contoh:

No. Pertanyaan 1 2 3 4 5

1. Dalam rata-rata, seberapa sering Bapak/Ibu

menampilkan emosi berikut dengan orang lain?

a. Senang, bahagia

X

Ketika ada kesalahan dalam menjawab dan ingin mengganti jawaban, Bapak/Ibu dapat

memberikan tanda sama dengan (=) pada jawaban sebelumnya dan memberikan tanda silang

(X) pada jawaban baru yang menurut Bapak/Ibu lebih sesuai dengan diri Bapak/Ibu.

Contoh:

No. Pertanyaan 1 2 3 4 5

1. Dalam rata-rata, seberapa sering Bapak/Ibu

menampilkan emosi berikut dengan orang lain?

a. Senang, bahagia

X

X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

102

BAGIAN II

No. Pertanyaan 1 2 3 4 5

1. Seberapa sering Bapak/Ibu membagikan tipe

pengetahuan berikut dengan anggota kelompok

Bapak/Ibu?

f. Pandangan umum (mis., visi, misi,

peraturan perusahaan, tanggung jawab

anggota yang lain)

g. Persyaratan khusus (mis., budget,

prosedur administratif, permintaan

pelanggan)

h. Teknik Analisis (mis., metode

terperinci, atau prosedur pengujian)

i. Laporan kemajuan (mis., pembaruan

status, masalah sumber daya, atau

evaluasi personil)

j. Hasil proyek (mis., temuan awal, hasil

yang tidak diharapkan, atau

rekomendasi yang jelas)

2. Seberapa sering Bapak/Ibu membagikan tipe

pengetahuan berikut dengan anggota lain divisi

atau pelanggan?

f. Pandangan umum (mis., visi, misi,

peraturan perusahaan, tanggung jawab

anggota yang lain)

g. Persyaratan khusus (mis., budget,

prosedur administratif, permintaan

pelanggan)

h. Teknik Analisis (mis., metode

terperinci, atau prosedur pengujian)

i. Laporan kemajuan (mis., pembaruan

status, masalah sumber daya, atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

103

evaluasi personil)

j. Hasil proyek (mis., temuan awal, hasil

yang tidak diharapkan, atau

rekomendasi yang jelas)

Mohon periksa kembali jawaban anda agar tidak ada yang terlewati

Terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

104

Lampiran 4

Daya Diskriminasi Aitem dan Reliabilitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

105

1) Knowledge sharing

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

,900 10

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

KS1 30,2484 32,340 ,694 ,887

KS2 30,1153 33,435 ,620 ,892

KS3 29,9539 32,576 ,694 ,887

KS4 29,6927 32,724 ,705 ,886

KS5 29,9494 34,602 ,555 ,896

KS6 30,2629 32,424 ,707 ,886

KS7 30,2588 33,437 ,623 ,891

KS8 29,9510 32,864 ,664 ,889

KS9 29,7104 32,855 ,676 ,888

KS10 29,7126 34,349 ,546 ,896

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

106

2) Kepribadian conscientiousness

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

,886 10

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

C1 31,7171 30,609 ,729 ,866

C2 31,4400 31,742 ,707 ,869

C3 31,8934 31,818 ,594 ,877

C4 31,4425 31,819 ,664 ,872

C5 31,4696 30,941 ,718 ,867

C6 31,7001 31,000 ,761 ,865

C7 31,9951 32,991 ,490 ,884

C8 31,4901 33,129 ,555 ,879

C9 31,7092 33,061 ,508 ,883

C10 31,4438 33,524 ,482 ,884

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

107

3) Kepribadian agreeableness

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

,868 10

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

A1 31,8964 29,286 ,592 ,855

A2 31,6365 29,343 ,638 ,851

A3 31,6417 28,900 ,691 ,847

A4 32,0712 30,617 ,430 ,868

A5 31,8931 29,179 ,631 ,851

A6 31,6613 29,127 ,656 ,849

A7 31,6530 29,342 ,602 ,854

A8 31,6588 29,483 ,593 ,854

A9 31,8864 29,828 ,573 ,856

A10 31,6491 31,074 ,439 ,866

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

108

Lampiran 5

Analisis Deskriptif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

109

1. Deskripsi statistik data variabel

Statistics

Agreeableness Conscientiousness Knowledge Sharing

N Valid 82 82 82

Missing 0 0 0

Mean 34,8149 34,2905 33,2406

Median 35,0450 35,7250 33,3700

Mode 36,95 35,71a 38,18

Std. Deviation 6,97669 7,26403 7,09157

Variance 48,674 52,766 50,290

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

2. Uji T

a) Knowledge sharing

One-Sample Test

Test Value = 30

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Knowledge

Sharing

4,575 76 ,000 3,31727 1,8730 4,7615

b) Kepribadian conscientiousness

One-Sample Test

Test Value = 50

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Conscientiou

sness

-20,867 76 ,000 -14,86558 -16,2844 -13,4467

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

110

c) Kepribadian agreeableness

One-Sample Test

Test Value = 50

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Agreeablene

ss

-21,512 76 ,000 -14,71273 -16,0749 -13,3505

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

111

Lampiran 6

Uji Normalitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

112

1. Dimensi Kepribadian Agreeableness

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Agreeableness

N 77

Normal Parametersa,b

Mean 35,2873

Std. Deviation 6,00154

Most Extreme

Differences

Absolute ,092

Positive ,092

Negative -,080

Kolmogorov-Smirnov Z ,803

Asymp. Sig. (2-tailed) ,539

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

2. Dimensi Kepribadian Conscientiousness

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Conscientiousness

N 77

Normal Parametersa,b

Mean 35,1344

Std. Deviation 6,25121

Most Extreme

Differences

Absolute ,082

Positive ,041

Negative -,082

Kolmogorov-Smirnov Z ,721

Asymp. Sig. (2-tailed) ,676

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

113

3. Knowledge Sharing

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Knowledge Sharing

N 77

Normal Parametersa,b

Mean 33,3173

Std. Deviation 6,36300

Most Extreme

Differences

Absolute ,080

Positive ,080

Negative -,076

Kolmogorov-Smirnov Z ,698

Asymp. Sig. (2-tailed) ,715

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

114

Lampiran 7

Uji Linearitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: CONSCIENTIOUSNESS DENGAN BERBAGI PENGETAHUANrepository.usd.ac.id/31697/2/149114111_full.pdf · Allah Bapa, Tuhan Yesus yang mengijinkan segala yang telah terjadi sampai saat ini Orangtua,

115

1. Uji Linearitas Dimensi Kepribadian Agreeableness terhadap Knowledge Sharing

ANOVA Table

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Knowledge

Sharing *

Agreeableness

Between

Groups

(Combined) 2769,575 69 40,139 ,914 ,623

Linearity 118,925 1 118,925 2,707 ,144

Deviation

from

Linearity

2650,649 68 38,980 ,887 ,643

Within Groups 307,500 7 43,929

Total 3077,074 76

2. Uji Linearitas Dimensi Kepribadian Conscientiousness terhadap Knowledge

Sharing

ANOVA Table

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Knowledge

Sharing *

Conscientiousness

Between

Groups

(Combined) 3043,505 73 41,692 3,726 ,152

Linearity 291,639 1 291,639 26,063 ,015

Deviation

from

Linearity

2751,865 72 38,220 3,416 ,170

Within Groups 33,569 3 11,190

Total 3077,074 76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI