community health analysis
DESCRIPTION
bab 1 community health analysisTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang termasuk dalam sepuluh besar
penyakit terbanyak yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Oleh karena itu, kesehatan
gigi dan mulut pada masyarakat Indonesia perlu diperhatikan (Mikail, B., Candra, A., 2011).
Kebersihan gigi dan mulut merupakan hal yang sangat penting dalam mencegah dari
terjadinya penyakit-penyakit rongga mulut. Jika ditinjau dari segi fungsinya, gigi dan mulut
mempunyai peran yang besar dalam mempersiapkan makanan sebelum melalui proses
pencernaan yang selanjutnya. Oleh karena gigi dan mulut merupakan salah satu kesatuan dari
anggota tubuh yang lain, kerusakan pada gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh
secara langsung atau tidak langsung. Selain itu, kebersihan gigi dan mulut juga berperan
penting dalam menentukan gambaran dan penampilan diri seseorang tersebut, sekaligus
berkaitan dengan kepercayaan atau keyakinan terhadap dirinya (Pratiwi, 2007).
Karies gigi dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dan merupakan penyakit gigi
yang paling banyak diderita oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Dilihat dari kelompok
umur, golongan umur muda lebih banyak menderita karies gigi dibanding umur 45 tahun
keatas. Umur 10-24 tahun karies giginya adalah 66,8-69,5% umur 45 tahun keatas 53,3% dan
umur 65 tahun keatas sebesar 43,8% (Depkes, 2000).
Menurut World Health Organization (WHO), penyakit rongga mulut yang sering
dihadapi oleh anak umumnya merupakan penyakit gigi berlubang (dental cavity) atau karies
gigi, 60-90% anak –anak sekolah di seluruh dunia mengalami karies gigi walaupun angkanya
berbeda setiap kawasan geografi yang berbeda (WHO, 2010). Hasil penelitian Siagian and
Barus (2008) menemukan bahwa 95% anak sekolah dasar mempunyai kesehatan gigi dan
mulut yang buruk sehingga menderita karies gigi.
Prevalensi kejadian karies pada penduduk Indonesia pada tahun 1995 sebesar 63%
meningkat pada tahun 2011 menjadi 90% (Dirjen Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan
Gigi, 2011). Prevalensi karies di Indonesia menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
tahun 2004 mencapai 90,05%. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 memperlihatkan,
terdapat 72,1% masyarakat Indonesia memiliki masalah gigi berlubang dan 46,5% di
antaranya adalah karies aktif yang belum dirawat. Depkes RI (2006) menunjukkan prevalensi
karies gigi di Indonesia sekitar 90% dari 238 juta penduduk Indonesia dan jumlah anak-anak
usia 15 tahun ke bawah yang menderita karies gigi mencapai 76,5%.
Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut serta pembinaan kesehatan gigi terutama
pada kelompok anak sekolah perlu mendapat perhatian khusus karena pada usia ini anak
sedang menjalani proses tumbuh kembang. Keadaan gigi sebelumnya akan berpengaruh
terhadap perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa nanti. (Wahyuningrum, 2002).
Notoatmodjo (2004), juga menjelaskan bahwa penyebab timbulnya masalah kesehatan
gigi dan mulut pada masyarakat salah satunya adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan
kebersihan gigi dan mulut. Perkara ini dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan anak-
anak tentang perawatan gigi dan mulut yang sebenarnya.
Kejadian karies gigi pada anak di Tahun 2014 berjumlah 51 anak, namun jumlah inI
bukan merupakan jumlah kejadian yang sesungguhnya, karena masih ada penderita karies gigi
yang berobat ke pelayanan dokter gigi pribadi maupun anak-anak yang tidak pernah
memeriksakan gigi ke Puskesmas dan data ini tidak terpantau oleh Puskesmas.
B. Tujuan
1) Tujuan Umum
Melakukan analisis kesehatan komunitas (Community Health Analysis) di wilayah kerja
Puskesmas I Wangon Kabupaten Banyumas
2) Tujuan Khusus
a. Menentukan prevalensi karies gigi pada anak di wilayah kerja Puskesmas I Wangon
b. Menentukan perilaku perawatan gigi yang ada di wilayah kerja Puskesmas I Wangon
c. Mencari alternatif pemecahan masalah karies gigi pada anak di wilayah kerja
Puskesmas I Wangon
d. Melakukan intervensi terhadap penyebab karies gigi pada anak untuk mengatasi
masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas I Wangon.
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Menjadi dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang permasalahan kesehatan
yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas I Wangon
2. Manfaat Praktis
a. Bagi mahasiswa
Menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai masalah kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas Tambak II.
b. Bagi masyarakat
Memberikan informasi kesehatan (promotif, preventif, dan rehabilitatif) kepada
masyarakat yang terpilih untuk penelitian khususnya berkaitan dengan karies gigi
pada anak.
c. Bagi instansi terkait
Membantu program enam dasar pelayanan kesehatan puskesmas berkaitan dengan
promosi kesehatan terutama masalah karies gigi pada anak sehingga dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan menentukan kebijakan yang harus diambil untuk
menyelesaikan masalah.
d. Bagi Fakultas Kedokteran UNSOED
Untuk menambah bahan referensi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
penelitian selanjutnya.