hubungan persepsi ibu hamil dengan perilaku deteksi...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL DENGAN PERILAKU
DETEKSI DINI DIABETES MELLITUS GESTASIONAL DI
PUSKESMAS PAMULANG TANGERANG SELATAN TAHUN
2019
SKRIPSI
Oleh :
Kesuma Lintang Pakasi
11151010000085
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M / 1441 H
HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL DENGAN PERILAKU
DETEKSI DINI DIABETES MELLITUS GESTASIONAL DI
PUSKESMAS PAMULANG TANGERANG SELATAN TAHUN
2019
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
Oleh :
Kesuma Lintang Pakasi
11151010000085
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M / 1441 H
i
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
Skripsi, November 2019
Kesuma Lintang Pakasi, NIM: 11151010000085
Hubungan Persepsi Ibu Hamil Dengan Perilaku Diabetes Mellitus Gestasional
Di Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun 2019
xviii + 85 halaman, 23 tabel, 2 gambar, dan 5 lampiran
ABSTRAK
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) adalah suatu kumpulan gejala yang
timbul pada seorang ibu hamil yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan
kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif. Prevalensi
Diabetes Mellitus Gestasional di Indonesia masih tergolong kecil yaitu sekitar 3-5%
tetapi angka ini bisa jadi lebih besar dikarenakan kasus DMG yang jarang terdeteksi.
Di Indonesia semua ibu hamil dianjurkan untuk melakukan skrining DMG. Akan
tetapi, belum banyak ibu hamil yang melakukannya. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi ibu hamil dengan perilaku deteksi
dini diabetes mellitus gestasional di puskesmas Pamulang Tangerang Selatan tahun
2019.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross
sectional. Responden dalam penelitian ini adalah 69 ibu hamil yang tinggal di
wilayah kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan dan menggunakan pelayanan
kesehatan di puskesmas tersebut tahun 2019. Pengumpulan data dilakukan pada bulan
September-Oktober 2019. Sampel diambil menggunakan teknik simple random
sampling dan data dianalisis secara univariat dan bivariat.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian ibu hamil melakukan deteksi
dini diabetes mellitus gestasional (53,6%). Terdapat hubungan antara persepsi
hambatan (p-value = 0,000) dan dorongan untuk bertindak (p-value = 0,012) dengan
perilaku ibu hamil dalam melakukan deteksi dini diabetes mellitus gestasional.
Sedangkan faktor yang tidak berhubungan secara signifikan yaitu usia, pengetahuan,
persepsi kerentanan, persepsi keseriusan dan persepsi manfaat. Diharapkan
puskesmas memeriksa secara rutin kunjungan antenatal ibu hamil untuk mengetahui
deteksi dini apa saja yang belum dilakukan. Selain itu, ketersediaan reagen harus
disesuaikan dengan jumlah dan kebutuhan yang diperlukan ibu hamil di wilayah kerja
puseksmas.
Kata Kunci: Diabetes Mellitus Gestasional, Deteksi Dini, Health Belief Models
Daftar Bacaan : 71 (1988-2019)
ii
FACULTY OF HEALTH SCIENCES
DEPARTEMENT OF PUBLIC HEALTH
MAJOR OF EPIDEMIOLOGY
Undergraduated Thesis, November 2019
Kesuma Lintang Pakasi, NIM: 11151010000085
Relationship between Perception of Pregnant Women and Early Detection of
Gestational Diabetes Mellitus at Pamulang Community Health Center, South
Tangerang in 2019
xviii + 85 pages, 23 table ,2 charts, and 5 attachments
ABSTRACT
Gestational Diabetes Mellitus (GDM) is a condition in pregnant women that
recognizedby an increasing of insulin levels because of the progressive decreasing of
insulin secretion. The prevalence of Gestational Diabetes Mellitus in Indonesia is
relatively low which is about 3-5%, but this prevalencemight be higher because DMG
cases are rarely detected. In Indonesia all pregnant women are required to have
screening for gestational diabetes mellitus. However, the percentage of pregnant
women that have performed the screening is relatively low. Therefore, this study aims
to determine the relationship betweenperceptions of pregnant women and early
detection of gestational diabetes mellitus in Pamulang Community Health Center,
South Tangerang in 2019.
This research is a quantitative study with cross sectional study design.
Respondents in this study were 69 pregnant women who live in the working area of
Pamulang Community Health Center and use the health service in the center in 2019.
Data were collected during September-October 2019. Samples were recruited by
using simple random sampling technique and then the data were analyzed using
univariate and bivariate analysis.
The results showed that some pregnant women did early detection of
gestational diabetes mellitus (53.6%). There was a relationship between perceived
barriers (p-value=0,000) and cues to action (p-value=0,012) with the early detection
of gestational diabetes mellitus among pregnant women. Whereas factors that had no
significant relationship were age, knowledge, perceived susceptibility, perceived
severity, and perceived benefit. It is expected that the community health center do
routine check of antenatal care visits for pregnant women so that early detection can
be identified. In addition, the availability of reagents for DMG detection should be
suitable with the number of pregnant women in the working area.
Keyword: Gestational Diabetes Mellitus, Early Detection,Health Belief Models
Reading List: 71 (1988-2019)
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini Saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini adalah hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) di
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 24 September 2019
Silvia Rosyiana Majid
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMILDENGAN PERILAKU DETEKSI DINI
DIABETES MELLITUS GESTASIONAL DI PUSKESMAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN TAHUN 2019
Telah disetujui dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Jakarta, 27 November 2019
Oleh
Kesuma Lintang Pakasi
NIM: 11151010000085
Mengetahui,
Pembimbing Skripsi
Ketua Program Studi
Narila Mutia Nasir.,M.KM.,Ph.D
NIP. 19800604 2003 12 2 017
Catur Rosidati, M.KM
NIP. 19750210 200801 2018
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H / 2019
v
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMILDENGAN PERILAKU DETEKSI DINI
DIABETES MELLITUS GESTASIONAL DI PUSKESMAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN TAHUN 2019
Kesuma Lintang Pakasi
11151010000085
Jakarta,27 November 2019
Tim Penguji Sidang Skripsi
Ketua,
Dela Aristi., M.K.M
NIP. 2009088802
Anggota
Dr. Laily Hanifah, M.Kes
NUP. 9920113352
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
Nama : Kesuma Lintang Pakasi
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat,Tangal Lahir : Bogor, 14 Juni 1997
Agama : Islam
Alamat : Jl.Banjaran Pucung RT 05 RW 016 No.14, Cilangkap,
Tapos, Depok, Jawa Barat
No. Handphone : 0857-2164-7430
Email : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
2002-2003 : TK Tritura
2003-2009 : SD Negeri Cilangkap 04
2009-2012 : SMP Negeri 12 Depok
2012-2015 : SMA YAPEMRI Depok
2015-sekarang : Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
C. Organisasi dan Pengalaman Kerja
2013-2014
: Anggota Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMA YAPEMRI
Depok
2015-2016 : Anggota Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia
(PSDM) Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
vii
Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2018-2019 : Anggota Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia
(PSDM) Epidemiology Student Association ( ESA )
Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2018 : Pengalaman Belajar Lapangan I dan II di wilayah kerja
Puskesmas Pondok Kacang Timur, Tangerang Selatan
2019 Magang di Dinas Kesehatan Kota Bogor
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, Segala Puji Bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang atas limpahan berkah, rahmat dan karunia-NYA sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Persepsi Ibu Hamil Dengan
Perilaku Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional Di Puskesmas Pamulang
Tangerang Selatan Tahun 2019”. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari beberapa pihak
yang membantu. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan ridho, rahmat dan keberkahan kepada Penulis
2. Orang tua penulis, yaitu Bapak Turiman dan Ibu Daryati yang selalu mendoakan
dan memberikan dukungan tanpa henti kepada penulis dalam menyelesaikan
studi. Serta kakak dan adik, yaitu Kesuma Pelita Hari dan Kesuma Jagad
Dirgantara yang senantiasa mendukung dan menjadi tempat motivasi dan
semangat penulis agar menyegerakan menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Zilhadia, MSi., Apt selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Catur Rosidati, M.K.M selaku kepala Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Ibu Narila Mutia Nasir, Ph.D selaku pembimbing skripsi. Terima kasih atas waktu
dan arahan yang diberikan setiap bimbingan, serta semangat dan motivasi yang
diberikan kepada penulis hingga skripsi ini selesai.
6. Ibu Dela Aristi M.KM dan Ibu Laily Hanifah M.Kes selaku penguji skripsi.
Terimakasih atas waktu dan dan masukannya dalam perbaikan skripsi ini.
ix
7. Para dosen Peminatan Epidemiologi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu kepada penulis
8. Puskesmas Pamulang yang telah memberikan izin melakukan penelitian di
wilayah kerja puskesmas.
9. Silvia Rosyiana, Dilla Rostanti, Selvi Audina, Nurlisna Fauziah, Fieki Amalia,
Uum Umayah, Tri Utami, Elsa Jafril, Dyah Aini, Viqha Septi, Husnia Zuhra,
Ayu Putri, Hasnah Aghnia yang telah saling memberikan motivasi dalam
penyusunan skripsi ini.
10. Andhika Andyaguna, Thasia Anjani, Juwita Amelia, Merry Natastha, Megawati
Putri, Nur Latifah, Dhika Prameswara, Harris Susetyo yang telah menghibur
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
11. Teman-teman seperjuangan Epidemiologi 2015 yang selalu memberikan
semangat dalam penyelesaian skripsi.
x
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................ i
ABSTRACT ............................................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xvii
DAFTAR SINGKATAN/ISTILAH ..................................................................... xviii
BAB I ....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
C. Pertanyaan Penelitian .................................................................................. 6
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7
1. Tujuan Umum ......................................................................................... 7
2. Tujuan Khusus ........................................................................................ 7
E. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8
1. Bagi Puskesmas Pamulang ............................................................................ 8
2. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat ............................................. 8
3. Bagi Peneliti Lain .................................................................................... 8
F. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 8
BAB II ...................................................................................................................... 9
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................ 9
A. Diabetes Mellitus Gestasional ..................................................................... 9
xi
1. Definisi Diabetes Mellitus Gestasional .................................................... 9
2. Penyebab Diabetes Mellitus Gestasional................................................ 10
3. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus Gestasional ................................... 11
4. Faktor Resiko Diabetes Mellitus Gestasional ......................................... 12
B. Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional ............................................... 14
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil Melakukan Deteksi Dini
Diabetes Mellitus Gestasional berdasarkan Teori Health Belief Models ..... 18
D. Kerangka Teori ......................................................................................... 24
BAB III................................................................................................................... 25
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL .................................... 25
A. Kerangka Konsep ...................................................................................... 25
B. Definisi Operasional .................................................................................. 27
C. Hipotesis ................................................................................................... 30
BAB IV .................................................................................................................. 31
METODE PENELITIAN ........................................................................................ 31
A. Desain Penelitian ....................................................................................... 31
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ..................................................................... 31
C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 31
1. Populasi ................................................................................................ 31
2. Sampel .................................................................................................. 32
D. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ................................ 35
E. Manajemen Data ....................................................................................... 37
1. Editing Data .......................................................................................... 37
2. Coding Data .......................................................................................... 37
3. Entry Data ............................................................................................ 39
4. Cleaning Data ....................................................................................... 39
5. Saving Data ........................................................................................... 39
F. Analisis Data ............................................................................................. 39
1. Analisis Univariat.................................................................................. 39
2. Analisis Bivariat .................................................................................... 40
xii
3. Uji Validitas ................................................................................................ 40
4. Uji Reliabilitas ............................................................................................ 42
G. Etik Penelitian ........................................................................................... 43
BAB V .................................................................................................................... 44
HASIL PENELITIAN............................................................................................. 44
A. Gambaran Tempat Penelitian..................................................................... 44
B. Gambaran Perilaku Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional Pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun
2019 .......................................................................................................... 45
C. Gambaran Usia Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang
Tangerang Selatan Tahun 2019 ................................................................. 46
D. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Diabetes Mellitus Gestasional di
Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan tahun 2019 ........ 47
E. Gambaran Persepsi Kerentanan Diabetes Mellitus Gestasional pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan tahun
2019 .......................................................................................................... 49
F. Gambaran Persepsi Keseriusan Diabetes Mellitus Gestasional pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan tahun
2019 .......................................................................................................... 51
G. Gambaran Persepsi Manfaat Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional
pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan
tahun 2019 ................................................................................................ 53
H. Gambaran Persepsi Hambatan Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional pada
Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan tahun
2019 .......................................................................................................... 55
I. Gambaran Dorongan Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan tahun
2019 .......................................................................................................... 57
J. Hubungan usia dengan Perilaku Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional pada
Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan tahun
2019 .......................................................................................................... 59
K. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Deteksi Dini Diabetes Mellitus
Gestasional pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang,
Tangerang Selatan tahun 2019 ................................................................... 60
xiii
L. Hubungan Persepsi Kerentanan dengan Perilaku Deteksi Dini Diabetes Mellitus
Gestasional pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang,
Tangerang Selatan tahun 2019 ................................................................... 61
M. Hubungan Persepsi Keseriusan dengan Perilaku Deteksi Dini Diabetes Mellitus
Gestasional pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang,
Tangerang Selatan tahun 2019 ................................................................... 62
N. Hubungan Persepsi Manfaat dengan Perilaku Deteksi Dini Diabetes Mellitus
Gestasional pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang,
Tangerang Selatan tahun 2019 ................................................................... 63
O. Hubungan Persepsi Hambatan dengan Perilaku Deteksi Dini Diabetes Mellitus
Gestasional pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang,
Tangerang Selatan tahun 2019 ................................................................... 64
P. Hubungan Dorongan Untuk Bertindak dengan Perilaku Deteksi Dini Diabetes
Mellitus Gestasional pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Pamulang, Tangerang Selatan tahun 2019 ................................................. 65
BAB VI .................................................................................................................. 67
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 67
A. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 67
B. Gambaran Perilaku Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional Pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan tahun
2019 .......................................................................................................... 67
C. Gambaran Usia Ibu Hamil dan Hubungannya Dengan Perilaku Deteksi Dini
Diabetes Mellitus Gestasional di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang,
Tangerang Selatan tahun 2019 ................................................................... 70
D. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Diabetes Mellitus Gestasional
dan Hubungannya Dengan Perilaku Deteksi Dini Diabetes Mellitus
Gestasional di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan
tahun 2019 ................................................................................................ 72
E. Gambaran Persepsi Kerentanan dan Hubungannya Dengan Perilaku Deteksi
Dini Diabetes Mellitus Gestasional di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang,
Tangerang Selatan tahun 2019 ................................................................... 74
F. Gambaran Persepsi Keseriusan dan Hubungannya Dengan Perilaku Deteksi
Dini Diabetes Mellitus Gestasional di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang,
Tangerang Selatan tahun 2019 ................................................................... 75
xiv
G. Gambaran Persepsi Manfaat dan Hubungannya Dengan Perilaku Deteksi
Dini Diabetes Mellitus Gestasional di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang,
Tangerang Selatan tahun 2019 ................................................................... 77
H. Gambaran Persepsi Hambatan dan Hubungannya Dengan Perilaku Deteksi
Dini Diabetes Mellitus Gestasional di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang,
Tangerang Selatan tahun 2019 ................................................................... 79
I. Gambaran Dorongan Untuk Bertindak dan Hubungannya Dengan Perilaku
Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional di Wilayah Kerja Puskesmas
Pamulang, Tangerang Selatan tahun 2019 ................................................. 81
BAB VII ................................................................................................................. 84
SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................... 84
A. Simpulan ................................................................................................... 84
B. Saran ......................................................................................................... 85
Daftar Pustaka ........................................................................................................ 86
Lampiran ................................................................................................................ 91
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................................ 27
Tabel 4.12Proporsi Sampel Penelitian ..................................................................... 34
Tabel 5.13Gambaran Perilaku Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional Pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun 2019 ....... 46
Tabel 5.24Gambaran Usia Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang
Tangerang Selatan Tahun 2019 ............................................................................... 46
Tabel 5.3 Gambaran Kategori Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Diabetes Mellitus
Gestasional di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun 2019
............................................................................................................................... 47
Tabel 5.46Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Diabetes MellitusGestasional
di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun 2019 ................. 48
Tabel 5.57Gambaran Kategori Persepsi Kerentanan Diabetas Mellitus Gesttasional
pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2019 ...................... 50
Tabel 5.68Gambaran Persepsi Kerentanan Diabetes Mellitus Gestasional Pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun 2019 ....... 50
Tabel 5.79Gambaran Kategori Persepsi Keseriusan Diabetes Mellitus Gestasional
Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun
2019........................................................................................................................ 51
Tabel 5.810Gambaran Persepsi Keseriusan Diabetes Mellitus Gestasional Pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun 2019 ....... 52
Tabel 5.911Gambaran Kategori Persepsi ManfaatDeteksi Dini Diabetes Mellitus
Gestasional Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang
Selatan Tahun 2019 ................................................................................................ 53
Tabel 5.1012Gambaran Persepsi Manfaat Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional
Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun
2019........................................................................................................................ 54
Tabel 5.113Gambaran Kategori Persepsi Hambatan Deteksi Dini Diabetes Mellitus
Gestasional Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang
Selatan Tahun 2019 ................................................................................................ 55
xvi
Tabel 5.124Gambaran Persepsi Hambatan Deteksi Dini Diabetes Mellitus
Gestasional Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang
Selatan Tahun 2019 ................................................................................................ 56
Tabel 5.135Gambaran Kategori Dorongan Deteksi Dini Diabetes Mellitus
Gestasional Pada Ibu Hamil di Wilyah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang
Selatan Tahun 2019 ................................................................................................ 57
Tabel 5.146Gambaran Dorongan Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional Pada
Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun 2019 . 58
Tabel 5.157Hubungan Usia dengan Perilaku Deteksi Dini Diabetes Mellitus
Gestasional Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang
Selatan Tahun 2019 ................................................................................................ 59
Tabel 5.168Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Deteksi Dini Diabetes Mellitus
Gestasional di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun 2019
............................................................................................................................... 60
Tabel 5.179Hubungan Persepsi Kerentanan Dengan Perilaku Deteksi Dini Diabetes
Mellitus Gestasional Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang
Tangerang Selatan Tahun 2019 ............................................................................... 61
Tabel 5.1820Hubungan Persepsi Keseriusan Dengan Perilaku Deteksi Dini Diabetes
Mellitus Gestasional Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang
Tangerang Selatan Tahun 2019 ............................................................................... 62
Tabel 5.1921Hubungan Persepsi Manfaat Dengan Perilaku Deteksi Dini Diabetes
Mellitus Gestasional Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang
Tangerang Selatan Tahun 2019 ............................................................................... 63
Tabel 5.202Hubungan Persepsi Hambatan dengan Perilaku Deteksi Dini Diabetes
Mellitus Gestasional pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang
Tangerang Selatan Tahun 2019 ............................................................................... 64
Tabel 5.213Hubungan Dorongan Untuk Bertindak dengan Perilaku Deteksi Dini
Diabetes Mellitus Gestasional Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Pamulang Tangerang Selatan Tahun 2019 ............................................................... 65
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori .................................................................................... 24
Gambar 3.12Kerangka Konsep ............................................................................... 25
xviii
DAFTAR SINGKATAN/ISTILAH
ADA American Diabetes Association
AKI Angka Kematian Ibu
ANC Antenatal Care
BPS Badan Pusat Statistik
DM Diabetes Mellitus
DMG Diabetes Mellitus Gestasional
GDM Gestational Diabetes Mellitus
GDS Gula Darah Sewaktu
GDP Gula Darah Puasa
HBM Health Belief Models
IDF International Diabetes Federation
Kemenkes Kementrian Kesehatan
KIA Kesehatan Ibu dan Anak
PERKENI Persatuan Endokrinologi Indonesia
RDS Respiratory Distress Syndrome
SDG’s Sustainable Development Goals
SDKI Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
TTGO Tes Toleransi Glukosa Oral
WHO World Health Organisation
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu dan Angka Kesakitan ibu merupakan salah
satu faktor penentu derajat kesehatan masyarakat dan masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang, salah satunya
Indonesia. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah kematian ibu
selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh
kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan
karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh per 100.000
kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2017). Sekitar 303.000 wanita di dunia
meninggal selama dan setelah kehamilan atau sebanyak 830 kematian
setiap harinya pada tahun 2015 (WHO,2015).
Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) angka kematian ibu terus mengalami penurunan dari tahun 1991
dengan 390 kasus menjadi 228 kasus di tahun 2007. Hasil survei
penduduk antar sensus 2015 menunjukkan bahwa di Indonesia pada
tahun 2012 mengalami peningkatan AKI yaitu 359 kematian ibu per
100.000 kelahiran hidup dan kemudian menujukkan penurunan pada
tahun 2015 menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup
(Kemenkes RI, 2017). Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari tahun
1991 hingga tahun 2015 angka kematian ibu mengalami fluktuasi.
Namun penurunan angka kematian ibu ini masih belum mencapai target
2
Sustainable Development Goals (SDG’s )yaitu dengan mengurangi AKI
hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup.
Komplikasi pada kehamilan memiliki kontribusi akan penyebab
terjadinya kematian ibu. Penelitian multivariat yang dilakukan oleh
Fibrina (2007) menunjukkan bahwa komplikasi kehamilan menjadi
faktor yang berhubungan dengan kematian ibu. Terdapat berbagai macam
komplikasi pada kehamilan yang terjadi antara lain anemia, pendarahan,
hipertensi, diabetes mellitus, infeksi. Diabetes Mellitus yang terjadi
selama kehamilan atau disebut dengan Diabetes Mellitus Gestasional
(DMG) merupakan masalah kesehatan yang serius karena tidak hanya
menimbulkan komplikasi maternal dan neonatal (makrosomia, distosia
bahu, cedera lahir, hipoglikemia, sindrom gangguan pernapasan), tetapi
juga meningkatkan risiko diabetes tipe 2 di masa depan ibu dan bayinya
(Lakshmi et al., 2018).
Deteksi dini dilakukan sebagai pencegahan dan antisipasi terkait
penyakit yang dapat terjadi pada ibu hamil. Pada penyakit diabetes
mellitus gestasional, waktu dan jenis deteksi dini bergantung pada ada
atau tidaknya faktor risiko yang dimiliki ibu. Pemeriksaan pada trimester
pertama dilakukan hanya ketika ibu hamil memiliki faktor risiko diabetes
mellitus. Diagnosis DMG ditegakkan bila kadar glukosa darah sewaktu
>200 mg/dl (disertai gejala klasik hiperglikemia) atau kadar glukosa
darah puasa >126 mg/dl atau kadar glukosa 2 jam setelah Tes Toleransi
Glukosa Oral (TTGO) >200 mg/dl atau kadar HbA1C >6,5%. Jika hasil
rendah maka perlu dikonfirmasi dengan melakukan pemeriksaan TTGO
3
di usia kehamilan antara 24-28 minggu. Pemeriksaan konfirmasi dan
pemeriksaan untuk ibu hamil tanpa faktor risiko dilakukan pada usia
kehamilan 24-28 minggu dengan kadar gula darah puasa > 92 mg/dl,
kadar gula darah setelah 1 jam > 180 mg/dl, kadar gula darah setelah 2
jam > 153 mg/dl. Diabetes mellitus yang terjadi selama kehamilan
dinamakan Diabetes Mellitus Gestasional (DMG). Intoleransi glukosa
dimulai atau teridentifikasi hanya pada saat kehamilan berlangsung.
Kondisi kehamilan merupakan suatu kondisi diabetogenic karena
plasenta mensekresi hormon seperti progesteron, kortisol, laktogen,
plasenta, prolaktin dan hormon pertumbuhan, yang menjadi penyumbang
utama terjadinya resistensi insulin yang terlihat dalam kehamilan.
Prevalensi DMG 7% hingga 11,6% di seluruh dunia dengan
insidens lebih tinggi pada turunan Asia dan kepulauan Pasifik, insidens
meningkat seiring meningkatnya kasus obesitas (Kurniawan, 2016).
Prevalensi DMG di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 1,9%-3,6%
(Soewandono dan Pramono, 2011). Namun angka ini bisa menjadi lebih
besar, karena kasus DMG jarang terdeteksi. Pada tahun 2011 di
Indonesia sekitar 135.000 wanita hamil mengalami DMG setiap tahunnya
dengan presentase sebesar 3-5% (Ganatiphan, 2011). Dampak yang
ditimbulkan oleh ibu penderita DMG yaitu ibu berisiko tinggi terjadi
penambahan berat badan berlebih, terjadinya preklampsia, eklampsia,
bedah sesar, dan komplikasi kardiovaskuler hingga kematian. Selain itu,
setelah melahirkan maka penderita berisiko terkena diabetes tipe 2 atau
terjadi DMG berulang pada kehamilan selanjutnya. Sedangkan bayi yang
4
lahir dari ibu yang mengalami DMG berisiko tinggi untuk terkena
makrosomia, trauma kelahiran, hipoglikemia, hipokalsemia,
hiperbilirubinemia, sindrom gangguan pernapasan, polisitemia, obesitas
dan diabetes mellitus tipe 2. Ibu hamil membutuhkan deteksi dini agar
penyakit diketahui lebih awal sehingga tidak terjadi dampak yang lebih
buruk pada bayi maupun ibu.
Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud et al (2018) di Rumah
Sakit Bersalin El-Shatby, Mesir diketahui bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara persepsi kerentanan yang dirasakan, persepsi keparahan
yang dirasakan, manfaat dan penghalang dalam kepatuhan melakukan
pemeriksaan gula darah. Pada penelitian Grispen et al (2011) yang
dilakukan di Belanda diketahui bahwa terdapat hubungan antara persepsi
manfaat dengan perilaku pengecekan gula darah. Penelitian yang
dilakukan oleh Izadirad et al (2017) di Iran menunjukkan bahwa variabel
manfaat yang dirasakan, dan dukungan sosial berhubungan dengan
perilaku ibu hamil dalam menjaga kehamilannya. Faktor usia juga dapat
menentukan perilaku deteksi dini diabetes mellitus. Kajian sistematik
yang dilakukan oleh Nielsen et al (2014) menemukan bahwa 3 dari 6
penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
usia dengan perilaku skrining diabetes mellitus gestasional.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Adejoh (2014) di Nigeria
diketahui bahwa pengetahuan tentang diabetes berhubungan signifikan
dengan perilaku manajemen diabetes. Ibu yang berpengetahuan baik akan
lebih peduli dengan kesehatan dan kehamilannya. Selain itu, penelitian
5
yang dilakukan oleh Sumarni (2014) menunjukkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya
kehamilan, persalinan dan nifas terhadap perilaku ANC di Puskesmas
Latambaga,Sulawesi Tenggara.
Jumlah ibu hamil di Provinsi Banten selalu meningkat setiap
tahunnya dari tahun 2014 sebanyak 247.901 ibu hamil, tahun 2015
sebanyak 254.369 ibu hamil dan sebanyak 256.065 ibu hamil di tahun
2016 (BPS, 2017). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tangerang
Selatan jumlah ibu hamil di Kota Tangerang Selatan tahun 2018
sebanyak 32.549 dengan jumlah ibu hamil yang diperiksa gula darah
sebanyak 11.121 (34%) dengan hasil gula darah >140g/dl sebanyak 574
(5,16%) ibu hamil . Wilayah puskesmas Pamulang merupakan wilayah
dengan jumlah ibu hamil tertinggi pertama yaitu sebanyak 2.042 ibu
hamil dengan jumlah ibu hamil yang diperiksa gula darah sebanyak 1.678
ibu hamil atau sebesar 82 % dari jumlah seluruh ibu hamil yang diperiksa
gula darah pada trimester satu dan trimester tiga. Salah satu cara untuk
meningkatkan kesehatan ibu terutama pada ibu hamil yaitu dengan
dilakukannya deteksi dini.
B. Rumusan Masalah
Komplikasi pada ibu hamil merupakan hal yang berbahaya bagi ibu
hamil dan bayi. Prevalensi Diabetes Mellitus Gestasional di Indonesia
masih tergolong kecil yaitu sekitar 3-5% tetapi angka ini bisa jadi lebih
besar dikarenakan kasus DMG yang jarang terdeteksi. Deteksi dini
diabetes mellitus pada ibu hamil masih belum menjadi perhatian bagi
6
fasilitas pelayanan kesehatan. Padahal di Indonesia telah dianjurkan semua
ibu hamil untuk melakukan skrining diabetes mellitus gestasional dengan
waktu dan jenis yang telah ditetapkan. Meskipun presentase kejadian
DMG tergolong kecil, namun dampak dari DMG itu sendiri bisa menjadi
fatal dan menyebabkan timbulnya masalah kesehatan lainnya seperti
obesitas,preklampsia, eklampsia, bedah sesar, makrosomia, trauma
kelahiran, hipoglikemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, sindrom
gangguan pernapasan, polisitemia, obesitas dan diabetes mellitus tipe 2.
Untuk mendorong data yang relevan perlu dilakukan deteksi dini atau
skrining sehingga dapat menurunkan dampak dari komplikasi pada
kehamilan lebih awal. Di Indonesia masih minimnya penelitian terkait
bagaimana persepsi dan pengetahuan ibu hamil dalam melakukan deteksi
dini diabetes mellitus gestasional, sehingga peneliti tertarik untuk melihat
hubungan persepsi ibu hamil dengan perilaku deteksi dini diabetes mellitus
gestasional yang ada pada Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran deteksi dini Diabetes Mellitus Gestasional di
Puskesmas PamulangTangerang Selatan tahun 2019?
2. Bagaimana gambaran usia, pengetahuan, kerentanan yang dirasakan,
keseriusan yang dirasakan, manfaat yang dirasakan, dorongan untuk
bertindak, dan hambatan yang dirasakan ibu hamil terhadap Deteksi Dini
Diabetes Mellitus Gestasional di Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan
tahun 2019?
7
3. Bagaimana hubungan usia, pengetahuan,kerentanan yang dirasakan,
keseriusan yang dirasakan, manfaat yang dirasakan, dorongan untuk
bertindak, dan hambatan yang dirasakan ibu hamil terhadap Deteksi Dini
Diabetes Mellitus Gestasional di Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan
tahun 2019?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya Hubungan Persepsi Ibu Hamil Dengan Perilaku
Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional Di Puskesmas
PamulangTangerang Selatan Tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran deteksi dini Diabetes Mellitus Gestasional
di Puskesmas Pamulang,Tangerang Selatantahun 2019.
b. Diketahuinya gambaran usia, pengetahuan,kerentanan yang
dirasakan, keseriusan yang dirasakan, manfaat yang dirasakan,
dorongan untuk bertindak, dan hambatan yang dirasakan ibu hamil
terhadap Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional di Puskesmas
Pamulang, Tangerang Selatan tahun 2019.
c. Diketahuinya hubungan usia, pengetahuan, kerentanan yang
dirasakan, keseriusan yang dirasakan, manfaat yang dirasakan,
dorongan untuk bertindak, dan hambatan yang dirasakan ibu hamil
terhadap Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional di Puskesmas
Pamulang, Tangerang Selatan tahun 2019.
8
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas Pamulang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan
informasi bagi pihak puskesmas guna meningkatkan pelayanan
kesehatan dalam deteksi dini diabetes mellitus gestasional.
2. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keilmuan
program studi kesehatan masyarakat terkait deteksi dini diabetes
mellitus gestasional.
3. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi
terkait faktor yang mempengaruhi ibu hamil melakukan deteksi dini
diabetes mellitus gestasional
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Oktober tahun
2019. Penelitian ini memenggunakan desain cross sectional. Peneliti
menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan persepsi ibu hamil dengan perilaku deteksi dini diabetes
mellitus gestasional di Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan tahun
2019. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang
berkunjung ke Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun 2019.
Sedangkan sampel penelitian merupakan ibu hamil dengan kriteria inklusi
dan eksklusi yang telah ditetapkan.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetes Mellitus Gestasional
1. Definisi Diabetes Mellitus Gestasional
Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit pengganggu
metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup
insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang
diproduksi secara efektif sehingga terjadi peningkatan konsentrasi
glukosa didalam darah (Kemenkes RI, 2014). Diabetes Melitus
(DM) adalah kelainan endokrin yang ditandai dengan
hiperglikemia akibat defisiensi insulin (Sobrevia et al., 2013). DM
diklasifikasikan menjadi 4 tipe oleh American Diabetes
Association (ADA, 2010) yang pertama DM tipe 1 yang terjadi
karena rusaknya sel beta pankreas dan gangguan sistem imun, DM
tipe 2 disebabkan karena resistensi insulin, DM tipe lain terjadi
karena kelainan genetik baik pada kerja insulin maupun sel beta
selain itu juga dikarenakan penyakit endrokinopati pankreas karena
obat/ zat kimia infeksi, yang terakhir Diabetes Mellitus Gestasional
(DMG) yaitu intoleransi glukosa yang terjadi selama kehamilan
berlangsung .
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) adalah penyakit yang
terjadi selama kehamilan ditandai dengan peningkatan kadar
glukosa (hiperglikemia) dan dapat menyebabkan makrosomia,
hipoglikemia janin, kebutuhan perawatan intensif neonatal dan
kematian neonatal (Sobrevia et al., 2013). Sedangkan menurut
10
Persatuan Endokrinologi Indonesia (PERKENI, 2015) Diabetes
Mellitus Gestasional (DMG) adalah suatu kumpulan gejala yang
timbul pada seseorang ibu hamil yang disebabkan oleh karena
adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi
insulin yang progresif. Wanita dengan diabetes gestational
memiliki peningkatan risiko komplikasi selama kehamilan dan saat
melahirkan, serta memiliki risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi
di masa depan (IDF, 2014).
2. Penyebab Diabetes Mellitus Gestasional
Faktor yang menyebabkan terjadinya resistensi insulin
selama kehamilan antara lain perubahan hormon pertumbuhan,
hormon antagonis insulin yang berlebihan, sekresi laktogen
plasenta (yang diproduksi oleh plasenta dan mempengaruhi asam
lemak dan metabolisme glukosa, meningkatkan lipolisis, dan
mengurangi pengambilan glukosa), dan sekresi insulinase (yang
diproduksi oleh plasenta dan memfasilitasi metabolisme insulin)
(Gilmartin et al 2009). Pada trimester kedua dan ketiga selama
kehamilan berlangsung, pertumbuhan dan perkembangan janin
membutuhkan lebih banyak glukosa sehingga resistensi insulin
terjadi karena efek desentisisasi insulin dari hormon plasenta dan
jaringan adiposa ibu. Fungsi insulin untuk menstransfer glukosa
darah kedalam sel terhambat oleh hormon plasenta dan jaringan
adiposa. Hal ini menyebabkan akumulasi kadar glukosa darah
tinggi dalam aliran darah.
11
Sel beta pankreas mengkompensasi resistensi insulin
dengan meningkatkan produksi insulin, akan tetapi pada kasus
diabetes mellitus gestasional sel beta pankreas tidak mampu
mengimbangi resistensi insulin sehingga terjadi peningkatan kadar
glukosa darah atau hiperglikemia. Diabetes mellitus yang tidak
terkontrol selama kehamilan mengakibatkan peningkatan resiko
keguguran pada trimester pertama, kelainan bawaan khususnya
kelainan jantung dan kelainan susunan syaraf pusat, peningkatan
kematian janin, persalinan prematur, preeklamsia, ketoasidosis,
polihidramnion, makrosomia, trauma persalinan khususnya
kerusakan nervus brakhialis, terlambatnya pematangan paru,
Respiratory Distress Syndrome (RDS), ikterus, hipoglikemia,
hipokalsemia, dan peningkatan kematian perinatal (Pudjo, 2017).
3. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus Gestasional
Tanda dan gejala penyakit diabetes mellitus gestasional
sama dengan tanda dan gejala pada penyakit diabetes mellitus tipe
2. Ibu hamil akan sering buang air kecil, sering haus, mudah lapar
selain itu ibu hamil juga akan merasakan mudah lelah, mata buram,
mual, luka sulit sembuh dan kesemutan (Kemenkes RI, 2013).
Akan tetapi wanita hamil dengan DMG seringkali tidak merasakan
gejala apapun (Rahmawati et al, 2016). Sehingga perlu dilakukan
deteksi dini untuk mengetahui ada atau tidaknya psenyakit diabetes
mellitus gestasional pada ibu hamil tersebut.
12
4. Faktor Resiko Diabetes Mellitus Gestasional
Faktor risiko diabetes melitus gestasional menurut Kemenkes RI
(2013) meliputi umur, paritas, adanya riwayat diabetes melitus
gestasional sebelumya, adanya riwayat keluarga dengan diabetes,
adanya riwayat melahirkan bayi >4000 gram (maksrosomia).
a. Umur Ibu
Umur ibu pada saat hamil merupakan salah satu faktor
risiko diabetes mellitus gestasional. Semakin bertambah usia
semakin besar resiko terjadi hiper-glikemia akibat penurunan kerja
pankreas dalam memproduksi insulin (Sirait et al., 2015)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati et al (2016)
menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur
dengan kejadian DMG pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Simpang Timbangan. Kehamilan dengan usia yang terlalu muda
(<20 tahun) dan terlalu tua (>35tahun) merupakan kriteria kehamilan
resiko tinggi yang akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas
pada ibu maupun janin. Sehingga usia reproduksi merupakan usia
yang aman untuk kehamilan. Untuk diabetes mellitus gestasional,
berdasarkan konferensi Internasional di Chicago (1998) ditetapkan
bahwa usia beresiko yaitu usia lebih dari 25 tahun.
b. Paritas
Paritas merupakan banyaknya kelahiran hidup yang
dimiliki oleh seorang wanita. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Nora dan Mursyidah (2015) dijelaskan bahwa responden yang
13
memiliki paritas multipara pada kelompok kasus lebih besar
proporsinya mengalami diabetes melitus gestasional yaitu sebanyak
68,7% dibandingkan dengan responden yang memiliki paritas
multipara pada kelompok kontrol yaitu 49,3%. Makin tinggi paritas
ibu maka makin kurang baik endometriumnya, hal ini diakibatkan
oleh vaskularisasi yang berkurang ataupun perubahan atrofi pada
desidua akibat persalinan yang lampau sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya komplikasi persalinan.
c. Riwayat DM dan DMG pada kehamilan sebelumnya
Adanya riwayat diabetes mellitus gestasional dikehamilan
sebelumnya dan riwayat diabetes mellitus pada keluarga merupakan
salah satu faktor risiko terjadinya diabetes mellitus gestasional.
Menurut global diabetes community (2016) jika salah satu dari
orangtua menderita DM maka resiko untuk menderita DM pada
anaknya adalah sebesar 15%, namun jika kedua orangtua memiliki
DM maka resiko untuk menderita DM meningkat menjadi 75%.
Penelitian yang dilakukan oleh Santosa (2017) risiko untuk
mendapatkan DM dari ibu lebih besar 10-30% daripada ayah dengan
DM. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Pamolango et al (2013) tidak terdapat hubungan riwayat diabetes
mellitus pada keluarga dengan kejadian diabetes mellitus gestasional
pada ibu hamil di PKM Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado.
14
d. Makrosomia
Ibu yang memiliki riwayat melahirkan bayi >4000 gram
beresiko terkena diabetes mellitus gestasional pada kehamilan
berikutnya. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Rukiyah dan Yulianti (2015) bahwa penyebab bayi lahir besar adalah
diabetes mellitus (DM). DM mengakibatkan ibu melahirkan bayi
besar (makrosomia) dengan berat badan lahir mencapai 4000-5000
gr atau lebih. Dampak parah yang akan terjadi yaitu janin meninggal
dalam kandungan.
B. Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional
Deteksi dini adalah identifikasi dugaan penyakit yang tidak dikenal
atau cacat dengan melakukan tes, pemeriksaan atau prosedur lain yang
dapat diterapkan dengan cepat (Cavanaugh, 2014). Deteksi dini
merupakan upaya deteksi dini untuk mengidentifikasi penyakit atau
kelainan yang secara klinis belum jelas dengan menggunakan tes,
pemeriksaan atau prosedur tertentu, upaya ini dapat digunakan secara
cepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat tetapi
sesungguhnya menderita suatu kelainan (Kemenkes RI, 2015).Deteksi
dini baik dilakukan oleh orang-orang yang memiliki faktor resiko
suatu penyakit. Namun terkadang orang-orang yang mengetahui
memiliki riwayat penyakit tertentu justru takut untuk melakukan
deteksi dini dikarenakan tidak ingin menerima kenyataan buruk.
Padahal deteksi dini merupakan salah satu cara mencegah penyakit
agar tidak bertambah buruk.
15
Jika suatu penyakit terdeteksi lebih awal, penyakit tersebut akan
lebih cepat ditangani dan akan mengurangi dampak buruk yang akan
diterima penderita. Ibu hamil merupakan salah satu populasi yang
rentan dan beresiko terkena komplikasi penyakit. Pada ibu hamil
terdapat beberapa deteksi dini yang harus dilakukan. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui apakah ibu hamil memiliki resiko penyakit tertentu
sehingga dapat dilakukan penanganan lebih awal dan menghindari
dampak buruk yang akan terjadi pada ibu dan bayi. Deteksi dini yang
harus dilakukan oleh ibu hamil tergabung dalam pelayanan antenatal
care dengan kunjungan K1 sampai K4.
Deteksi dini diabetes mellitus gestasional merupakan salah satu
upaya untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit diabetes mellitus
pada ibu yang sedang hamil. Terdapat beberapa standar penetapan
diagnosis DMG, yaitu menurut World Health Organization (WHO) ,
American Diabetes Asociation (ADA), O’Sullivan-Mahan, dan
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni). Menurut WHO
skrining dan diagnosis yang direkomendasikan adalah satu tahap (One
Step Approach) yakni dengan TTGO (Test Toleransi Glukosa Oral)
dengan memberikan beban 75 gram glukosa anhidrus setelah berpuasa
selama 8–14 jam (WHO, 2011). Menurut American Diabetes
Association (ADA) yakni dilakukan untuk setiap ibu hamil dimulai
sejak kunjungan pertama (trimester 1 untuk menapis DM Pragestasi
(DMpG), bila negatif diulangi pada kehamilan 24-28 minggu untuk
menapis DM Gestasi (ADA, 2009). Menurut O’Sullivan-Mahan
16
(1992) pemeriksaan kadar gula darah melalui tahapan Tes Tantangan
Glukosa (TTG) dan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO). Menurut
Perkeni (2002), penapisan DMG dianjurkan pada semua ibu hamil
pada pertemuan pertama dengan petugas kesehatan. Bila hasilnya
negatif, pemeriksaan diulang pada masa kehamilan 24-28 minggu.
Menurut Kemenkes RI (2013) deteksi dini diabetes mellitus
gestasional dibedakan menjadi dua yaitu ibu hamil yang memiliki
faktor risiko DMG dan ibu hamil yang tidak memiliki faktor risiko
DMG. Pada penyakit diabetes mellitus gestasional, waktu dan jenis
deteksi dini bergantung pada ada atau tidaknya faktor risiko yang
dimiliki ibu. Pemeriksaan pada trimester pertama dilakukan hanya
ketika ibu hamil memiliki faktor risiko seperti obesitas, riwayat DMG,
glukosuria, riwayat keluarga dengan dm, abortus berulang,
makrosomia, dan riwayat preeklamsia.
Diagnosis diabetes melitus ditegakkan pada trimester pertama bila
kadar glukosa darah sewaktu >200 mg/dl (disertai gejala klasik
hiperglikemia) atau kadar glukosa darah puasa >126 mg/dl atau kadar
glukosa 2 jam setelah TTGO >200 mg/dl ATAU kadar HbA1C
>6,5%. Jika hasil rendah maka perlu dikonfirmasi dengan melakukan
pemeriksaan TTGO di usia kehamilan antara 24-28 minggu.
Pemeriksaan konfirmasi dan pemeriksaan untuk ibu hamil tanpa faktor
risiko dilakukan pada usia kehamilan 24-28 minggu dengan kadar
gula darah puasa > 92 mg/dl, kadar gula darah setelah 1 jam > 180
mg/dl, kadar gula darah setelah 2 jam > 153 mg/dl. Ibu hamil yang
17
memiliki diabetes mellitus gestasional harus melakukan skrining
diabetes kembali pada 6-12 minggu setelah ibu tersebut melahirkan
dan setiap 3 tahun seumur hidupnya. Hal ini dikarenakan diabetes
mellitus gestasional akan hilang ketika ibu tersebut melahirkan,
namun akan berpotensi terkena diabetes mellitus gestasional pada
kehamilan selanjutnya. Selain itu, ibu hamil dengan diabetes mellitus
gestasional juga beresiko terkena diabetes mellitus tipe 2 dimasa
tuanya. Adapun ketentuan ketika melakukan Tes Toleransi Glukosa
Oral (TTGO) menurut WHO sebagai berikut (Purnamasari et al.,
2013) :
-Tiga hari sebelum dilakukan pemeriksaan, tidak ada perubahan dalam
konsumsi makanan (dengan karbohidrat yang cukup) dan dalam
aktivitas fisik yang normal.
- Puasa setidaknya selama delapan jam (mulai malam hari) sebelum
tes, namun minum air putih masih diperbolehkan
- Pengambilan sampel untuk konsentrasi glukosa darah puasa
- Minumlah 75 gram glukosa anhidrat dalam 250 mL air dalam 5
menit
- Puasa selama dua jam ke depan
- Periksa konsentrasi glukosa darah dua jam setelah beban glukosa
- Selama pemeriksaan, subjek harus tetap duduk dan tidak
diperbolehkan merokok
18
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil Melakukan Deteksi
Dini Diabetes Mellitus Gestasional berdasarkan Teori Health
Belief Models
Teori Health Belief Model (HBM) merupakan salah satu teori
perilaku. HBM merupakan model kognitif yang digunakan untuk
meramalkan perilaku seseorang dalam melakukan tindakan
pencegahan (Maulana, 2009). Persepsi yang positif akan
mempengaruhi seseorang dalam melakukan berbagai upaya
pencegahan diabetes. Sedangkan seseorang yang memiliki persepsi
yang negatif, cenderung tidak peduli akan keadaan kesehatannya
(Lestari et al., 2018).
Komponen pada teori HBM dalam perilaku deteksi dini terdiri
dari kerentanan yang dirasakan, keseriusan yang dirasakan, manfaat
yang dirasakan, hambatan yang dirasakan, dorongan untuk melakukan
tindakan. Keseriusan yang dirasakan merupakan perasaan tentang
keseriusan dari tertular penyakit atau meninggalkan penyakit yang
tidak diobati, termasuk dalam konsekuensi medis dan klinis
(kematian, cacat, dan rasa sakit) dan konsekuensi sosial (efek terhadap
pekerjaan, keluarga, dan hubungan sosial) (Glanz et al, 2008).
Semakin banyak konsekuensi yang dipercaya maka semakin besar
persepsi bahwa masalah tersebut merupakan ancaman, sehingga
mengambil tindakan. Seorang ibu hamil yang memiliki keseriusan
dalam menjaga kehamilannya akan melakukan apapun untuk
kesehatan janin yang ada dalam kandungannya.
19
Kerentanan yang dirasakan merupakan perasaan atau
keyakinan berdasarkan kondisi untuk mendapatkkan suatu penyakit.
Menurut Belcher (2005) risiko atau kerentanan seseorang adalah salah
satu persepsi yang lebih kuat dalam mendorong orang untuk
mengadopsi perilaku sehat. Semakin besar risiko yang dirasakan,
semakin besar kemungkinan dalam perilaku untuk melakukan
pencegahan. Ibu hamil yang memiliki riwayat melahirkan bayi
makrosimia atau bayi dengan berat >4000 gram lebih rentan untuk
terkena penyakit diabetes mellitus gestasional dari pada ibu hamil
yang tidak memiliki riwayat melahirkan bayi makrosomia
Manfaat yang dirasakan merupakan keyakinan seseorang
tentang manfaat atau dampak positif dari tindakan pencegahan.
Menurut Rosenstock et al., (1988) sikap perubahan perilaku kesehatan
bergantung pada pandangan seseorang tentang manfaat kesehatan
untuk melakukan tindakan kesehatan. Seseorang pasti akan melakukan
suatu tindakan yang memiliki manfaat bagi dirinya. Semakin banyak
manfaat, maka semakin ingin seseorang melakukan tindakan. Oleh
sebab itu, semakin banyak manfaat yang didapatkan seorang ibu hamil
dari deteksi dini diabetes mellitus gestasional maka semakin ingin ibu
hamil melakukan deteksi dini diabetes mellitus gestasional.
Hambatan yang dirasakan merupakan keyakinan seseorang
bahwa akan ada sesuatu yang tidak menyenangkan jika melakukan
tindakan tersebut. Hambatan tersebut dapat berupa analisis biaya dan
manfaat terhadap efeketivitas dari tindakan kesehatan, berbahaya
20
(memiliki efek samping negatif dan iatrogenik), tidak menyenangkan
(menyakitkan, sulit, menjengkelkan), tidak nyaman, memakan waktu,
dan lainnya (Glanz, 1990). Semakin banyak hambatan yang terjadi
maka semakin sulit seseorang untuk melakukan tindakan. Ibu hamil
yang memiliki hambatan seperti persepsi bahwa deteksi dini akan
menyakiti dirinya dan janinnya, deteksi dini akan membuang waktu,
dan berpikir bahwa deteksi dini akan menghabiskan cukup banyak
uang sehingga mereka tidak akan melakukan deteksi dini. Penelitian
yang dilakukan oleh Buckley et al., (2012) menunjukkan bahwa
kurangnya bukti terkait keefektifan skrining untuk mencegah dan
meningkatkan kesehatan ibu dan anak selain itu sifat asimptomatis
dari diabetes gestasional dan keengganan untuk menyebut wanita
hamil sebagai sakit juga dapat memengaruhi sikap terhadap deteksi
dan diagnosisnya.
Dorongan untuk bertindak merupakan sesuatu yang membuat
penderita mendapatkan dorongan untuk melakukan suatu tindakan.
Menurut Hochbaum dalam Glanz et al (2008) kesiapan untuk
mengambil tindakan (persepsi kerentanan dan manfaat yang
dirasakan) hanya dapat diperkuat oleh faktor-faktor lain terutama
dengan isyarat untuk melakukan tindakan. Isyarat atau dorongan
tersebut dapat berupa pesan pada media massa, nasehat atau anjuran
kawan-kawan anggota keluarga lainnya dari si sakit dan sebagainya.
Seorang ibu yang sedang hamil harus memiliki dukungan maupun
dorongan dari keluarga, orang terdekat maupun ibu hamil lainnya
21
untuk melakukan deteksi dini. Selain dari orang terdekat peran media
massa juga dapat mempengaruhi ibu untuk melakukan deteksi dini.
Semakin banyak dukungan yang diterima maka akan semakin kuat
tindakan yang akan dilakukan.
Pengetahuan adalah kumpulan informasi yang dimiliki oleh
seseorang atau kelompok, atau budaya tertentu (Reber, 2010).
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan
merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu hal. Penginderaan terjadi melalui
pancaindera manusia yakni: indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2007) .Pengetahuan yang
memadai tentang penyebab dan faktor risiko diabetes mellitus
gestasional akan mempengaruhi tindakan untuk melakukan deteksi
dini diabetes mellitus gestasional. Kurangnya pengetahuan mengenai
diabetes mellitus gestasional akan dapat mempengaruhi perilaku ibu
hamil, sehingga gejala-gejala yang dirasakan tidak di konsultasikan
pada tenaga kesehatan dan mengatasinya (Masruroh, 2016). Menurut
Notoatmodjo (2007) terdapat 6 tingkatan pengetahuan :
a. Tahu (know)
Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, hal ini
disebabkan karena tahu hanya mengingat materi yang telah dipelajari.
Untuk mengukur seseorang tahu dengan apa yang dia pelajari adalah
22
dengan menggunakan kata kata kerja menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
Salah satu ciri orang yang telah memahami suatu pengetahuan
adalah orang tersebut dapat menjelaskan dan menginterpretasikan
materi. Selain itu, juga dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap materi yang
telah dipelajari.
c. Aplikasi (Application)
Orang yang telah tahu dan memahami suatu materi akan lebih baik
mengaplikasikannya di kehidupan sehari hari. Penerapan pengetahuan
yang telah diketahui dan dipahami ini akan mempengaruhi perilaku
dan kehidupan orang tersebut.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen – komponen, tetapi masih di dalam
suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama
lain.
23
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (evaluation)
Seseorang yang dapat melakukan evaluasi, berarti orang
tersebut telah dapat melakukan penilaian terhadap suatu materi atau
suatu objek
24
D. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Determinan penentu pemeriksaan deteksi dini
Health Belief Models (HBM) merupakan teori yang berisi tentang
beberapa konsep utama untuk memprediksi mengapa orang akan mengambil
tindakan untuk mencegah, skrining, atau mengendalikan kondisi penyakit dengan
mengidentifikasi persepsi terkait kerentanan, keseriusan, manfaat dan hambatan
terhadap perilaku serta isyarat atau dorongan untuk bertindak (Glanz et al, 2008).
Sehingga perilaku ibu hamil dalam melakukan deteksi dini DMG dapat diteliti
menggunakan teori HBM. Faktor modifikasi yang meliputi pengetahuan dan
sosiodemografi dapat mempengaruhi persepsi kesehatan. Persepsi kesehatan
dalam teori ini yaitu terkait kerentanan, keseriusan, hambatan, manfaat serta
isyarat atau dorongan untuk bertindak. Persepsi kerentanan dan keseriusan dapat
dikombinasikan untuk mengidentifikasi ancaman. Semua persepsi tersebut akan
menimbulkan atau mendorong terjadinya suatu perilaku individu.
25
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori Health Belief Models dalam
Glanz et al (2008) maka dapat dibuat sebuah kerangka konsep
persepsi ibu hamil dalam melakukan deteksi dini diabetes mellitus
gestasional adalah usia, pengetahuan, kerentanan yang dirasakan,
keseriusan yang dirasakan, manfaat yang dirasakan, hambatan
yang dirasakan serta dorongan untuk bertindak. Deteksi dini
diabetes mellitus gestasional pada ibu hamil sebagai variabel
dependen.
Gambar 3.12Kerangka Konsep
Teori HBM mengidentifikasi variabel yang mengarah pada
perilaku hasil, namun hubungan antara dan di antara variabel ini
tidak didefinisikan sehingga menyebabkan variasi dalam aplikasi
HBM. Dalam penelitian ini variabel jenis kelamin tidak
dimasukkan dalam kerangka konsep penelitian karena sasaran
26
penelitian ini merupakan semua wanita hamil. Variabel sosial
ekonomi tidak dimasukkan dalam kerangka konsep dikarenakan
deteksi dini diabetes mellitus gestasional dapat dilakukan secara
gratis di puskesmas. Berdasarkan penelitian terdahulu, variabel
usia dan pengetahuan dapat mempengaruhi secara langsung
terhadap perilaku. Oleh sebab itu peneliti memasukkan variabel
usia dan pengetahuan kedalam variabel langsung.
27
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Variabel Dependen
Deteksi Dini
Diabetes
Mellitus
Gestasional
Bentuk tindakan yang dilakukan oleh ibu
hamil untuk mengetahui ada tidaknya
resiko diabetes mellitus pada saat
kehamilan dengan melakukan deteksi
dini pada usia kehamilan maksimal 28
minggu
Kuesioner Wawancara 0= tidak deteksi dini
1= deteksi dini
ordinal
Variabel Independen
Kerentanan
yang
dirasakan
Persepsi ibu hamil tentang ancaman
diabetes mellitus gestasional
Kuesioner Wawancara 0 = rendah (<median)
1= tinggi (≥median)
(Mahmoud et al,
2018)
Median : 16
ordinal
28
Keseriusan
yang
dirasakan
Persepsi ibu hamil terkait tingkat
keparahan yang disebabkan diabetes
mellitus gestasional
Kuesioner Wawancara 0 = rendah (<median)
1= tinggi (≥median)
(Mahmoud et al,
2018)
Median : 17
ordinal
Manfaat
yang
dirasakan
Persepsi ibu hamil terkait keuntungan
atau manfaat yang diperoleh jika
dilakukan deteksi dini diabetes mellitus
gestasional
Kuesioner Wawancara 0 = rendah (<median)
1= tinggi (≥median)
(Mahmoud et al,
2018)
Median : 15
Ordinal
Hambatan
yang
dirasakan
Pernyataan ibu hamil terkait halangan
atau gangguan yang diperoleh dalam
melakukan deteksi dini diabetes mellitus
gestasional
Kuesioner Wawancara 0 = tinggi (≥median)
1= rendah (<median)
(Mahmoud et al,
2018)
Median : 11
ordinal
29
Dorongan
untuk
bertindak
Sesuatu yang dapat memotivasi ibu hamil
untuk melakukan deteksi dini diabetes
mellitus gestasional
Kuesioner Wawancara 0 = rendah (<median)
1= tinggi (≥median)
(Mahmoud et al,
2018)
Median : 21,50
Ordinal
Usia Usia responden yang terhitung sejak
dilahirkan sampai dengan saat
wawancara dilakukan
kuesioner wawancara 0. Tidak Beresiko :
<25 tahun
1. Beresiko:
≥25 tahun
(Kemenkes RI,2015)
ordinal
Pengetahuan Pemahaman / segala sesuatu mengenai
diabetes mellitus gestasional seperti
faktor risiko,diagnosis, penanganan dan
komplikasi yang terjadi jika ibu hamil
menderita diabetes mellitus gestasional
Kuesioner Wawancara 1. Rendah : skor 0-4
2. Tinggi : skor 5-11
(Alharthi et al,
2018)
ordinal
30
C. Hipotesis
1. Ada hubungan antara kerentanan yang dirasakan ibu hamil terhadap Deteksi
Dini Diabetes Mellitus gestasional di Puskesmas Pamulang,Tangerang Selatan
tahun 2019.
2. Ada hubungankeseriusan yang dirasakan ibu hamil terhadap Deteksi Dini
Diabetes Mellitus Gestasional di Puskesmas Pamulang,Tangerang Selatan
tahun 2019.
3. Ada hubungan manfaatyang dirasakan ibu hamil terhadap Deteksi Dini
Diabetes Mellitus Gestasional di Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan
tahun 2019.
4. Ada hubungan hambatan yang dirasakan ibu hamil terhadap Deteksi Dini
Diabetes Mellitus Gestasional di Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan
tahun 2019.
5. Ada hubungan dorongan untuk bertindak terhadap Deteksi Dini Diabetes
Mellitus Gestasional di Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan tahun 2019
6. Ada hubungan usia terhadap Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional di
Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan tahun 2019
7. Ada pengetahuan terhadap Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional di
Puskesmas Pamulang,Tangerang Selatan tahun 2019.
31
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional (potong
lintang) dengan pendekatan kuantitatif analitik. Peneliti ingin melihat
hubungan antara dua atau lebih variabel yaitu Hubungan Persepsi Ibu
Hamil Dengan Perilaku Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional Di
Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun 2019. Pengumpulan data
pada desain ini dilakukan pada satu titik waktu yang sama. Variabel
dependen yang diteliti dalam penelitian ini adalah deteksi dini diabetes
mellitus gestasional, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini
meliputi usia, pengetahuan,kerentanan yang dirasakan, keseriusan yang
dirasakan, manfaat yang dirasakan, hambatan yang dirasakan, dorongan
untuk bertindak.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pamulang, Tangerang
Selatan tahun 2019 pada bulan Agustus-Oktober 2019
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari unit di dalam penelitian yang
diteliti sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang nilai atau
32
karakteristiknya peneliti ukur untuk memperkirakan karakteristik dari
populasi (Hastono dan Sabri, 2010). Populasi yang dimaksud pada
penelitian ini adalah semua ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas
Pamulang, Tangerang Selatan bulan Januari-September tahun 2019.
Populasi pada penelitian ini sebanyak 192 ibu hamil.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari elemen populasi dengan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi diperoleh dari proses
sampling yang dapat mewakili suatu populasi, dimana proses sampling
merupakan strategi yang digunakan untuk memilih elemen atau bagian
dari populasi untuk diteliti (Swarjana, 2015). Peneliti menentukan
kriteria inklusi dan eksklusi untuk dijadikan sampel. Adapun kriteria
inklusi sebagai berikut:
a. Ibu hamil yang tinggal menetap di wilayah penelitian
b. Bersedia menjadi responden
c. Ibu hamil dengan usia kehamilan ≥ 28 minggu
Sedangkan kriteria eklsklusi dari sampel penelitian adalah sebagai
berikut:
a. Ibu hamil yang telah terkena diabetes mellitus sebelum hamil.
b. Pindah
33
Jumlah sampel minimal pada penelitian ini dihitung dengan
menggunakan rumus uji hipotesis beda dua proporsi. Rumus
perhitungan besar sampel yang digunakan adalah :
Keterangan:
N = besar sampel minimum yang dibutuhkan
Z1-α/2 = Derajat kepercayaa 95% = 1,96
Z1-β = kekuatan uji 90% = 1,28
P1 = proporsi faktor yang berhubungan dengan deteksi
dini diabetes mellitus pada penelitian sebelumnya.
P2 = proporsi faktor yang tidak berhubungan dalam
melakukan deteksi dini diabetes mellitus pada penelitian sebelumnya.
2
21
22121111122/1
PP
PPPPZPPZn
34
Tabel 4.12Proporsi Sampel Penelitian
Variabel P1 P2 Jumlah
Sampel
Sumber
Persepsi
Kerentanan
0.25 0.75 19 Izadirad H, Niknami Sh,
Zareban I, Hidarnia AR
(2017)
Persepsi
Keseriusan
0.4 0.96 13 Izadirad H, Niknami Sh,
Zareban I, Hidarnia AR
(2017)
0.9 0.40 17 Ayele et al (2012)
0.73 0.17 15 Adejoh (2014)
Persepsi Manfaat 0.06 0.94 31 Izadirad H, Niknami Sh,
Zareban I, Hidarnia AR
(2017)
Hambatan yang
dirasakan
0.23 0.77 13 Mahmoud et al, 2018
Dorongan untuk
bertindak
0.80 0.20 13 Izadirad H, Niknami Sh,
Zareban I, Hidarnia AR
(2017)
Pengetahuan 0.06 0.94 31 Ketema Ayele, Bisrat Tesfa,
Lakew Abebe, Tizta Tilahun,
Eshetu Girma (2012)
Usia 0.7 0.08 11 Laila Mufidah el al (2010)
35
Dari perhitungan sampel menggunakan uji beda dua proporsi
didapatkan jumlah minimal responden 31 kemudian besar sampel dikali 2
menjadi 62. Untuk mengantisipasi hilang atau rusaknya kuesioner maka besar
sampel ditambah 10% sehingga total sampel yang dibutuhkan adalah 69 ibu
hamil.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini ditentukan dengan
menggunakan teknik pengambilan sampel simple random sampling yaitu
dengan cara membuat kerangka sample dari populasi dengan melihat data
kunjungan ibu hamil di Puskesmas Pamulang bulan Januari- September tahun
2019. Kemudian diambil secara acak menggunakan aplikasi microsoft excel
untuk menentukan ibu hamil yang akan menjadi sampel penelitian hingga
memenuhi jumlah sampel yang ditentukan. Selanjutnya jika jumlah sampel
telah terpenuhi maka peneliti akan melakukan wawancara dengan mendatangi
rumah responden sesuai dengan alamat yang tertera pada data kunjungan ibu
hamil. Peneliti memilih menggunakan teknik simple random sampling dalam
pengambilan sample dikarenakan telah tersedianya frame sampling yaitu data
kunjungan ibu hamil di puskesmas.
D. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Cara
pengumpulan data untuk data primer dengan dengan cara menggunakan
kuesioner. Data primer yang dikumpulkan terdiri dari karakteristik
responden, perilaku deteksi dini diabetes mellitus pada kehamilan,
36
persepsi kerentanan, persepsi keseriusan, manfaat, hambatan, dorongan
untuk bertindak, pengetahuan serta usia responden. Data sekunder dari
dari buku KIA ibu hamil untuk melihat hasil cek pemeriksaan gula darah.
Dalam proses pengumpulan data peneliti melakukan beberapa tahapan
yaitu:
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis dan
kuesioner yang berisi pernyataan untuk mengukur variabel dependen
deteksi dini diabetes mellitus pada kehamilan dan variabel independen
yaitu persepsi kerentanan, persepsi keseriusan, manfaat, hambatan,
dorongan untuk bertindak, pengetahuan serta usia responden. Kuesioner
yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner Health
Belief Models (HBM) yang telah digunakan dalam penelitian yang
dilakukan oleh Nijhof et al (2008) dengan judul Determinants of the Use
of a Diabetes Risk-Screening Test dan untuk kuesioner pengetahuan
merupakan kuesioner yang telah digunakan dalam penelitian yang
dilakukan oleh Alharthi et al (2018) dengan judul Gestational Diabetes
Mellitus Knowledge Assessment among Saudi Women. Kuesioner Health
Belief Models pada penelitian ini meliputi pernyataan persepsi
menggunakan skala likert dengan 4 pernyataan unfavorable dan 26
pernyataan favorable. Setiap pernyataan favorable memiliki bobot nilai
SS = 4, S = 3, TS = 2, dan STS = 1 dan setiap pernyataan unfavorable,
memiliki bobot nilai SS = 1, S = 2, TS=3, dan STS=4. Sedangkan pada
37
variabel pengetahuan setiap pertanyaan benar akan mendapatkan point 1
dan setiap pertanyaan salah akan mendapatkan point 0.
E. Manajemen Data
Penelitian ini menggunakan software untuk membantu pengolahan
atau manajemen data penelitian. Terdapat beberapa tahap yang harus
dilakukan yaitu:
1. Editing Data
Editing Data dilakukan untuk memeriksa kelengkapan dan
kebenaran data seperti kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian,
konsistensi pengisian setiap jawaban kuesioner. Editing Data dilakukan
di tempat pengambilan data.
2. Coding Data
Coding data merupakan proses mengubah data kalimat atau huruf
menjadi angka atau bilangan. Tahapan ini bertujuan untuk
mempermuda peneliti saat melakukan dan menganalisa data. Pada
tahapan ini peneliti melakukan pemberiaan kode terhadap semua
pilihan jawaban di dalam kuesioner. Dalam penelitian ini untuk
variabel yang memiliki perilaku tidak melakukan deteksi dini peneliti
memberi coding 0 dan untuk variabel yang memiliki perilaku
melakukan deteksi dini diberi coding 1. Untuk coding pada variabel
persepsi dengan perilaku ibu hamil melakukan deteksi dini diabetes
38
mellitus gestasional sudah sesuai dengan ketentuan pada tabel definisi
operasional.Berikut adalah pengkodean data pada kuesioner:
Tabel 4.2 Koding
Variabel Kode
Deteksi Dini Diabetes
Mellitus Gestasional
0= tidak deteksi dini
1= deteksi dini
Kerentanan yang dirasakan 0 = rendah (<median)
1= tinggi (≥median)
Keseriusan yang dirasakan 0 = rendah (<median)
1= tinggi (≥median)
Manfaat yang dirasakan 0 = rendah (<median)
1= tinggi (≥median)
Hambatan yang dirasakan 0 = tinggi (≥median)
1= rendah (<median)
Dorongan untuk bertindak 0 = rendah (<median)
1= tinggi (≥median)
Usia 0. Tidak Beresiko : < 25 tahun
1. Beresiko : ≥ 25 tahun
Pengetahuan 0. Rendah : skor 0-4
1. Tinggi : skor 5-11
39
3. Entry Data
Entry data merupakan proses memasukansemua data dalam bentuk kode
ke dalam program software komputer.
4. Cleaning Data
Cleaning data merupakan proses pengecekan kembali data yang telah
dimasukan untuk melihat kemungkinan adanya kesalah kode,
ketidaklengkapan, untuk kemudian dilakukan koreksi.
5. Saving Data
Data yang telah dipastikan benar kemudian disimpan untuk tujuan
analisis atau perhitungan selanjutnya
F. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat merupakan analisis terhadap satu variabel.
Analisis ini bertujuan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan setiap
variabel penelitian. Analisa univariat dalam penelitian ini bertujuan untuk
menampilkan gambaran deteksi dini diabetes mellitus kehamilan,
kerentanan yang dirasakan, keseriusan yang dirasakan, manfaat yang
dirasakan, dorongan untuk bertindak, dan hambatan yang dirasakan ibu
hamil terhadap Deteksi Dini Diabetes Mellitus Pada Kehamilan di
Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan tahun 2019
40
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis terhadap dua variabel atau lebih.
Analisis bivariat digunakan untuk menguji hubungan variabel independen
dan variabel dependen. Analisis bivariat dalam penelitian ini menguji
hubungan antara persepsi ibu hamil dalam melakukan deteksi dini
diabetes mellitus gestasional di Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan
tahun 2019. Analisa bivariat yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan pengujian statistik uji Chi Square. Uji Chi Square
dilakukan untuk melihat adanya asosiasi antara dua data kategorik. Dalam
uji ini, variabel independen dikatakan memiliki hubungan bermakna
dengan variabel dependen apabila P-value <0,05 dan tidak ada hubungan
bermakna apabila P-value>0,05. Berikut adalah rumus Chi-Square yang
digunakan:
𝑋2 = ∑(0 − 𝐸)2
𝐸
Keterangan:
X2 = chi square
0 = frekuensi yang diobservasi
E = frekuensi yang diharapkan
3. Uji Validitas
Uji validitas ini dilakukan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner dengan validitas pengukuran yaitu ketepatan variabel pengukur.
41
Validitas ini dilakukan dengan membandingkan angka r hitung dengan r
tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka item tersebut dikatakan
valid. Untuk r hitung didapat dengan menggunakan program SPSS
sedangkan r tabel dicari dengan melihat tabel r (Sugiyono, 2011).
Terdapat 44 pertanyaan dalam kuesioner penelitian ini yang
meliputi 7 pertanyaan tentang persepsi kerentanan, 6 pertanyaan tentang
persepsi keseriusan, 6 pertanyaan tentang persepsi manfaat, 5 pertanyaan
tentang persepsi hambatan, 8 pertanyaan tentang dorongan untuk bertindak
dan 12 pertanyaan tentang apengetahuan mengenai diabetes mellitus
gestasional. Pertanyaan dalam kuesioner ini dilakukan uji validitas pada 30
responden dengan tingkat kepercayaan 95% dan nilai r tabel untuk tingkat
kemaknaan 5% yaitu 0,3610. Sehingga kuesioner ini dikatakan valid jika r
hitung lebih besar dari 0,361.
Pada kuesioner variabel persepsi kerentanan dan persepsi
manfaat , pertanyaan terkait untuk memperhatikan kesehatan dan motivasi
untuk melakukan deteksi dini tidak valid dengan r hitung masing-masing
sebesar 0,210.dan -0.119 sehingga peneliti memutuskan untuk
mengeliminasi pertanyaan tersebut. Pada variabel pengetahuan dengan
pertanyaan modifikasi gaya hidup bagian dari manajemen DMG
menunjukkan konsistensi jawaban yaitu semua 30 responden menjawab ya.
Untuk pertanyaan pada kuesioner seluruhnya dikatakan valid karena r
hitung lebih besar dari 0,361.
42
4. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur tingkat konsistensi jawaban
responden sehingga menghasilkan data yang sama dan dapat digunakan
untuk mengukur secara berkali-kali. Untuk menguji realibilitas instrumen
digunakan reliability Alpha Cronbach dengan menggunakan program
aplikasi SPSS. Menurut Noor (2012) kriteria penilaian uji realibilitas
sebagai berikut:
Koefiesien realibilitas Kriteria
0,00 < r ≤ 0,20 Sangat Rendah
0,21< r ≤ 0,40 Rendah
0,41< r ≤ 0,60 Cukup
0,61 < r ≤ 0,80 Tinggi
0,81 < r ≤ 1,00 Sangat Tinggi
Hasil uji reliabilitas pada kuesioner variabel kerentanan
menghasilkan nilai alpha cronbach sebesar 0,793 sehingga dapat dikatakan
bahwa instrumen dapat melakukan pengukuran dengan baik. Pada
kuesioner variabel keseriusan dan hambatan menunjukan hasil yang cukup
dengan nilai alpha cronbach masing-masing sebesar 0,559 dan 0,432.
43
Selain itu pada variabel hambatan, dorongan untuk bertindak dan
pengetahuan menunjukan hasil yang baik dengan nilai alpha cronbach
masing-masing sebesar 0,731 untuk variabel hambatan, nilai 0.678 untuk
variabel dorongan dan 0,706 untuk variabel pengetahuan.
G. Etik Penelitian
Penelitian ini telah diajukan ethical clearance-nya kepada Komisi Etik
penelitian Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dan disetujui dengan nomor surat
Un.01/F10/KP.01.1/KE.SP/10.00.003/2019
44
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Tempat Penelitian
Puskesmas Pamulang merupakan salah satu fasilitas pelayanan
kesehatan yang berada di daerah Tangerang Selatan. Puskesmas ini terletak
disebelah timur kota Tangerang Selatan tepatnya di Jl. Surya Kencana No. 01
Kecamatan Pamulang. Luas wilayah kerja Puskesmas Pamulang adalah 6,75
km2 , dengan batas wilayah sebaga berikut :
- Sebelah Utara : Kecamatan Ciputat
- Sebelah Barat : Kelurahan Pondok Benda
- Sebelah Selatan : Kabupaten Bogor
- Sebelah Timur : Kelurahan Pondok Cabe Udik
Pelayanan antenatal care terletak di lantai 2 puskesmas pamulang
bagian Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Pelayanan ini dilakukan setiap hari
kecuali hari rabu dan jumat.Untuk melakukan pemeriksaan kehamilan, ibu
hamil melakukan pendaftaran pada lantai dasar setelah itu akan mendapat
nomer antrian dan mengantri untuk melakukan pemeriksaan di lantai 2.
Tersedia lift untuk menuju lantai 2 sehingga memudahkan mobilisasi ibu
hamil. Dilantai dasar maupun di bagian KIA terdapat tempat duduk yang
memadai sehingga ibu hamil nyaman menunggu antrian pemeriksaan. Selain
itu, dibagian KIA juga terdapat area bermain anak, loker, WC dan sarana cuci
tangan. Kondisi lantai 2 bagian KIA bersih, nyaman, terdapat ventilasi yang
cukup untuk sinar matahari dan udara. Ruang pemeriksaan ibu hamil memiliki
pintu yang dapat ditutup sehingga dapat memberi privasi pada ibu hamil.
45
Pelayanan antenatal care dilakukan hingga trimester tiga dengan
indikator pelayanan minimal satu kali pada trimester pertama (K1), minimal
satu kali pada trimester kedua (K2) dan minimal dua kali pada trimester ketiga
(K3 dan K4). Pada kunjungan pertama petugas kesehatan menanyakan
identitas ibu hamil beserta riwayat maupun keluhan-keluhan yang dirasakan
oleh ibu hamil. Selain itu, pada trimester pertama juga dilakukan pemeriksaan
seperti ukur lingkar lengan atas, pemberian imunisasi Tetanus Toksoid,
pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan,
pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan golongan darah, pemeriksaan
kadar hemoglobin, pemeriksaan kadar gula darah, pemeriksaan darah HIV,
hepatitis, dan sifilis. Pada trimester kedua dilakukan pemeriksaan protein
dalam urin. Akhir trimester dua mulai dilakukan penentuan presentasi janin
untuk mengetahui letak janin. Ketika usia kehamilan mulai memasuki
trimester tiga akan dilakukan kembali pemeriksaan kadar hemoglobin dan
pemeriksaan kadar gula darah. Tiap kali kunjungan antenatal care ibu hamil
akan dilakukan penimbang berat badan, tekanan darah, ukur tinggi fundus
uteri, hitung denyut jantung janin.
B. Gambaran Perilaku Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional Pada
Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan
Tahun 2019
Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan
tahun 2019 memiliki perilaku yang berbeda-beda dalam melakukan
pemeriksaan Diabetes Mellitus saat hamil, ada yang melakukan pemeriksaan
dan ada pula yang tidak melakukan. Berikut hasil penelitian terkait gambaran
46
perilaku deteksi dini diabetes mellitus gestasional pada ibu hamil di wilayah
kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan tahun 2019
Tabel 5.13Gambaran Perilaku Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional Pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun 2019
Perilaku Deteksi
Dini
n %
Tidak 32 46,4
Ya 37 53,6
Total 69 100,0
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 69 ibu hamil sebanyak
53,6% melakukan deteksi dini diabetes mellitus gestasional dan 46,4 % tidak
melakukan deteksi dini diabetes mellitus gestasional.
C. Gambaran Usia Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang
Tangerang Selatan Tahun 2019
Tabel dibawah ini menunjukkan distribusi usia ibu hamil beresiko dan
tidak beresiko di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan
Tahun 2019 sebagai berikut.
Tabel 5.24Gambaran Usia Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang
Tangerang Selatan Tahun 2019
Usia n %
Tidak Beresiko 18 26,1
Beresiko 51 73,9
Total 69 100
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa sebanyak 18 (26,1%) ibu hamil
memiliki usia tidak beresiko yaitu usia <25 tahun dan sebanyak 51 (73,9%)
ibu hamil memiliki usia beresiko yaitu usia ≥25 tahun.
47
D. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Diabetes Mellitus
Gestasional di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang, Tangerang
Selatan tahun 2019
Penelitian ini meneliti pengetahuan ibu hamil tentanang segala sesuatu
mengenai diabetes mellitus gestasional seperti faktor risiko,diagnosis,
penanganan dan komplikasi yang terjadi jika ibu hamil menderita diabetes
mellitus gestasional. Berikut merupakan tabel gambaran pengetahuan ibu
hamil tentang diabetes mellitus gestasional di wilayah kerja Puskesmas
Pamulang Tangerang Selatan Tahun 2019.
Tabel 5.3 Gambaran Kategori Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Diabetes Mellitus
Gestasional di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun 2019
Pengetahuan n %
Rendah 22 31,9
Tinggi 47 68,1
Total 69 100,0
Berdasarkan tabel 5.3 diatas, diketahui bahwa sebagian besar ibu
hamil memiliki pengetahuan tentang diabetes mellitus gestasional yang tinggi
yaitu sebanyak 68,1 % dan 31,9 % diantaranya memiliki pengetahuan rendah
terkait diabetes mellitus gestasional.
48
Tabel 5.46Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Diabetes MellitusGestasional
di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun 2019
Pertanyaan
Tentang DMG
Benar Salah Total
Paritas (jumlah kehamilan)
meningkatkan risiko terkena
diabetes kehamilan
29 (42%) 40 (58%) 69 (100%)
Ibu hamil yang memiliki riwayat
diabetes kehamilan saat hamil
dapat meningkatkn resiko diabetes
kehamilan di kehamilan berikutnya
49 (71%) 20 (29%) 69 (100%)
Kenaikan berat badan
meningkatkan resiko diabetes
mellitus kehamilan
51 (73.9%) 18 (26,1%) 69 (100%)
Riwayat keluarga dengan diabetes
mellitus kehamilan meningkatkan
resiko diabetes kehamilan pada ibu
hamil
49 (71%) 20 (29%) 69 (100%)
Peningkatan berat badan y ang
berlebihan pada kehamilan
meningkatkan resiko diabetes
kehamilan di masa depan
52 (75,4%) 17 (24,6%) 69 (100%)
Tes toleransi glukosa oral adalah
uji standar untuk menyaring
diabetes mellitus kehamlan
21 (30,4%) 48 (69,6%) 69 (100%)
Waktu optimal untuk melakukan
cek gula darah pada ibu hamil
adalah pada usia kehamilan 24-28
33 (47,8) 36 (52,2%) 69 (100%)
49
minggu
Insulin adalah salah satu rencana
manajemen Diabetes saat hamil
yang tepat
29 (42%) 40 (58%) 69 (100%)
Diabetes mellitus saat hamil
biasanya menghilang setelah
melahirkan
35 (50,7%) 34 (49,3%) 69 (100%)
Diabetes mellitus saat hamil yang
tidak diobaati meningkatkan resiko
komplikasi neonatal
52 (75,4%) 17 (24,6%) 69 (100%)
Diabetes mellitus saat hamil
meningkatkan diabetes tipe 2
dimasa depan
48 (69,6%) 21 (30,4%) 69 (100%)
Berdasarkan tabel diatas, diketahui dari 69 ibu hamil terdapat 69,6%
ibu hamil tidak mengetahui bahwa Tes Toleransi Glukosa Oral sebagai uji
standar untuk deteksi dini diabetes mellitus gestasional dan sebanyak 52,2 %
ibu hamil tidak mengetahui kapan waktu optimal untuk mengecek gula darah.
E. Gambaran Persepsi Kerentanan Diabetes Mellitus Gestasional pada
Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang, Tangerang
Selatan tahun 2019
Persepsi kerentanan dalam penelitian ini meliputi pernyataan terkait
peluang,ancaman kesehatan, kekhawatiran, potensi terkena penyakit,
kecemasan,serta kerentanan untuk terkena penyakit diabetes mellitus
gestasional.
50
Tabel 5.57Gambaran Kategori Persepsi Kerentanan Diabetas Mellitus Gesttasional
pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2019
Persepsi Kerentanan n %
Rendah 31 44,9
Tinggi 38 55,1
Total 69 100,0
Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa sebanyak 55,1 % ibu hamil
merasakan kerentan yang tinggi terhadap penyakit diabetes mellitus
gestasional. Sedangkan sebanyak 44,9% merasa tidak terlalu rentan terhadap
penyakit diabetes mellitus gestasional.
Tabel 5.68Gambaran Persepsi Kerentanan Diabetes Mellitus Gestasional Pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun 2019
Persepsi Kerentanan Tidak setuju Setuju Total
Saya memiliki peluang lebih
kecil untuk terkena diabetes
mellitus kehamilan
dibanding ibu hamil lain
47 (68,1%) 22 (31,9%) 69 (100%)
Saya sering takut ada yang
salah dengan kesehatan saya
15 (21,7%) 54 (78,3%) 69 (100%)
Karena ada begitu banyak
hal yang dapat terjadi pada
saya, saya merasa berlebihan
untuk khawatir terkena
diabetes mellitus kehamilan
30 (43,5%) 39 (56,5%) 69 (100%)
Ketika saya mendengar
bahwa seseorang yang saya
kenal menderita diabetes
mellitus kehamilan, saya
pikir saya juga berpotensi
menderita penyakit tersebut
34 (49,3%) 35 (50,7%) 69 (100%)
51
Saya menjadi cemas ketika
mendengar ada ibu hamil
yang terkena diabetes
mellitus kehamilan
17 (24,6%) 52 (75,4%) 69 (100%)
Semakin tua usia saya, saya
semakin berpikir lebih rentan
terkena diabetes mellitus
kehamilan
25 (36,2%) 44 (63,8%) 69 (100%)
Berdasarkan tabel diatas diketahui dari 69 ibu hamil terdapat 49,3%
ibu hamil merasa dirinya tidak berpotensi terkena diabetes mellitus
gestasional dan sebanyak 31,9% ibu hamil merasa memiliki peluang lebih
kecil terkena DMG dibanding ibu hamil lainnya.
F. Gambaran Persepsi Keseriusan Diabetes Mellitus Gestasional pada
Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang, Tangerang
Selatan tahun 2019
Pada penelitian ini persepsi keseriusan diukur melalui pernyataan terkait
pengaruh maupun dampak buruk dari diabetes mellitus gestasional yang
terjadi.
Tabel 5.79Gambaran Kategori Persepsi Keseriusan Diabetes Mellitus Gestasional
Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun
2019
Persepsi
Keseriusan
n %
Rendah 24 34,8
Tinggi 45 65,2
Total 69 100,0
52
Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa dari 69 ibu hamil sebanyak
65,2 % menilai bahwa penyakit diabetes mellitus gestasional merupakan
penyakit yang serius. Sedangkan sebanyak 34,8% ibu hamil menilai bahwa
diabetes mellitus gestasional penyakit yang tidak terlalu serius.
Tabel 5.810Gambaran Persepsi Keseriusan Diabetes Mellitus Gestasional Pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun 2019
Persepsi Keseriusan Tidak setuju Setuju Total
Diabetes mellitus saat hamil
adalah penyakit yang tidak
memiliki banyak pengaruh
buruk dalam hubungan saya
dengan orang lain
30 (43,5%) 39 (56,5%) 69 (100%)
Diabetes mellitus saat hamil
adalah penyakit yang bisa
sangat menyakitkan
19 (27,5%) 50 (72,5%) 69 (100%)
Efek diabetes mellitus saat
hamil sangat berbahaya
sehingga saya ingin
mencegahnya
5 (7,2%) 64 (92,8%) 69 (100%)
Setelah saya menderita
diabetes saat hamil, saya akan
mengalami lebih banyak
masalah di masa depan
21 (30,4%) 48 (69,6%) 69 (100%)
Diabetes mellitus saat hamil
dapat mempengaruhi
kesehatan secara serius
8 (11,6%) 61 (88,4%) 69 (100%)
Diabetes mellitus saat hamil
bisa menjadi penghambat
kegiatan sehari-hari saya
18 (26,1%) 51 (73,9%) 69 (100%)
Berdasarkan table diatas diketahui dari 69 ibu hamil sebanyak 92,8%
ibu hamil ingin melakukan pencegahan DMG karena efek DMG yang sangat
berbahaya dan sebanyak 56,5% ibu hamil merasa bahwa DMG adalah
53
penyakit yang tidak memiliki banyak pengaruh buruk dalam hubungan saya
dengan orang lain
G. Gambaran Persepsi Manfaat Deteksi Dini Diabetes Mellitus
Gestasional pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang,
Tangerang Selatan tahun 2019
Pada penelitian ini persepsi manfaat deteksi dini dinilai melalui
pernyataan manfaat dan dampak yang terjadi jika melakukan deteksi dini
diabetes mellitus gestasional.
Tabel 5.911Gambaran Kategori Persepsi ManfaatDeteksi Dini Diabetes Mellitus
Gestasional Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang
Selatan Tahun 2019
Persepsi Manfaat n %
Rendah 33 47,8
Tinggi 36 52,2
Total 69 100,0
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa dari 69 ibu hamil sebanyak
52,2% menyatakan bahwa deteksi dini diabetes mellitus gestasional memiliki
manfaat yang tinggi. Sedangkan sebanyak 47,8% ibu hamil menyatakan
bahwa deteksi dini diabetes mellitus gestasional tidak terlalu memiliki
manfaat.
54
Tabel 5.1012Gambaran Persepsi Manfaat Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional
Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun
2019
Persepsi Manfaat Tidak setuju Setuju Total
Jika hasil deteksi dini
menunjukkan bahwa ada
sedikit resiko diabetes maka
saya tidak akan terlalu
khawatir
30 (43,5%) 39 (56,5%) 69 (100%)
Jika lebih banyak ibu hamil
melakukan deteksi dini
diabetes mellitus kehamilan,
lebih sedikit orang akan
meninggal karena diabetes
mellitus kehamilan
14 (20,3%) 55 (79,7%) 69 (100%)
Semakin awal diabetes
mellitus kehamilan di
diagnosis, maka penanganan
akan semakin cepat
dilakukan
9 (13%) 60 (87%) 69 (100%)
Saya ingin tahu lebih awal
apakah saya menderita
diabetes kehamilan atau
tidak
15 (21,7%) 54 (78,3%) 69 (100%)
Jika saya melakukan deteksi
dini diabetes mellitus
kehamilan, diabetes akan
diketahui lebih cepat
daripada saya menunggu
gejalanya
5 (7,2%) 64 (92,8%) 69 (100%)
Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa dari 69 ibu hamil
sebanyak 92,8% ibu hamil merasa bahwa DMG akan diketahui lebih cepat
jika melakukan deteksi dini dan sebanyak 43,5% ibu hamil tidak merasa
terlalu khawatir jika hasil deteksi dini menunjukkan bahwa ada sedikit resiko
diabetes.
55
H. Gambaran Persepsi Hambatan Deteksi Dini Diabetes Mellitus
Gestasional pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang,
Tangerang Selatan tahun 2019
Persepsi hambatan dalam penelitian ini dinilai melalui pernyataan
terkait waktu untuk melakukan deteksi dini, ketakutan dalam melakukan
deteksi dini, ketakutan dalam mengetahui penyakit, ketakutan dalam
perawatan yang akan dilakukan jika terkena diabetes mellitus gestasional.
Tabel 5.13Gambaran Kategori Persepsi Hambatan Deteksi Dini Diabetes Mellitus
Gestasional Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang
Selatan Tahun 2019
Persepsi
Hambatan
n %
Tinggi 38 55,1
Rendah 31 44,9
Total 69 100,0
Berdasarkan tabel 5.11 diketahui sebanyak 55,1% ibu hamil menyatakan
bahwa adanya hambatan yang tinggi untuk melakukan deteksi dini diabetes mellitus .
Sedangkan sebanyak 44,9% ibu hamil menyatakan bahwa tidak terlalu ada hambatan
untuk melakukan deteksi dini diabetes mellitus gestasional
56
Tabel 5.14Gambaran Persepsi Hambatan Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional
Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun
2019
Persepsi Hambatan Tidak setuju Setuju Total
Butuh terlalu banyak waktu
untuk melakukan deteksi dini
diabetes mellitus kehamilan
56 (81,2%) 13 (18,8%) 69 (100%)
Saya takut untuk melakukan
deteksi dini diabetes mellitus
kehamilan
52 (75,4%) 17 (24,6%) 69 (100%)
Jika deteksi dini
menunjukkan bahwa saya
menderita diabetes mellitus
kehamilan, saya tidak tahu
dari dokter atau institusi
mana saya dapat mencari
saran lebih lanjut
33 (47,8%) 36 (52,2%) 69 (100%)
Hasil deteksi dini dapat
menunjukkan bahwa saya
mungkin menderita diabetes
mellitus kehamilan dan saya
lebih suka tidak
mengetahuinya
54 (78,3%) 15 (21,7%) 69 (100%)
Jika deteksi dini
menunjukkan bahwa saya
menderita diabetes, saya akan
takut dengan perawatannya
50 (72,5%) 19 (27,5%) 69 (100%)
Berdasarkan table diatas diketahui dari 69 ibu hamil sebanyak 81,2%
ibu hamil dalam penelitian ini merasa bahwa butuh terlalu banyak waktu
untuk melakukan deteksi dini DMG dan sebanyak 78,9% ibu hamil memilih
untuk tidak mengetahui bahwa dirinya terkena DMG.
57
I. Gambaran Dorongan Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional pada
Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang, Tangerang
Selatan tahun 2019
Pada penelitian ini, dorongan untuk melakukan deteksi dini diukur dengan
pernyataan terkait informasi umum yang didapatkan, gejala yang dirasakan,
banyaknya perilaku deteksi dini oleh ibu hamil lainnya, dukungan suami, orang tua,
dan teman baik.
Tabel 5.15Gambaran Kategori Dorongan Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional
Pada Ibu Hamil di Wilyah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun
2019
Dorongan untuk
bertindak
n %
Rendah 34 49,3
Tinggi 35 50,7
Total 69 100,0
Berdasarkan diatas menunjukkan bahwa sebanyak 50,7 % ibu hamil
menyatakan ada dorongan yang tinggi untuk melakukan deteksi dini diabetes mellitus
gestasional dari keluarga, teman, maupun dari informasi yang didapat. Sedangkan
sebanyak 49,3% ibu hamil menyatakan bahwa rendahnya dorongan untuk melakukan
deteksi dini diabetes mellitus gestasional.
58
Tabel 5.16Gambaran Dorongan Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional Pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun 2019
Dorongan Untuk Bertindak Tidak setuju Setuju Total
Banyak informasi umum
diberikan di media tentang
penyakit diabetes mellitus
kehamilan
37 (57,6%) 32 (46,4%) 69 (100%)
Jika saya memiliki gejala
tertentu yang mirip dengan
diabetes, saya ingin melakukan
deteksi dini
9 (13%) 60 (87%) 69 (100%)
Selama sekolah saya tidak
pernah mengetahui informasi
tentang diabetes mellitus
kehamilan
36 (52,2%) 33 (47,8%) 69 (100%)
Dengan melakukan deteksi
dini diabetes mellitus
kehamilan, saya pikir saya bisa
membuat kesan dan pengaruh
yang baik pada ibu hamil lain
16 (23,2%) 53 (76,8%) 69 (100%)
Banyak ibu hamil di daerah
saya yang melakukan deteksi
dini diabetes mellitus
kehamilan
36 (52,2%) 33 (47,8%) 69 (100%)
Suami saya ingin saya
melakukan deteksi dini
diabetes mellitus kehamilan
22 (31,9%) 47 (68,1%) 69 (100%)
Orang tua saya ingin saya
melakukan deteksi dini
diabetes mellitus kehamilan
23(33,3%) 46 (66,7%) 69 (100%)
Teman baik saya ingin saya
melakukan deteksi dini
diabetes mellitus kehamilan
35 (50,7%) 34 (49,3%) 69 (100%)
Berdasarkan table diatas diketahui dari 69 ibu hamil sebanyak 87% ibu
hamil akan melakukan deteksi dini jika memiliki gejala tertentu yang mirip
59
dengan diabetes dan 68,1% ibu hamil merasa bahwa dorongan dari suami
mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan deteksi dini diabetes mellitus
gestasional.
J. Hubungan usia dengan Perilaku Deteksi Dini Diabetes Mellitus
Gestasional pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang,
Tangerang Selatan tahun 2019
Hasil analisis hubungan usia dengan perilaku deteksi dini diabetes
mellitus gestasional pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pamulang
Tangerang Selatan tahun 2019 dapat ditunjukan sebagai berikut.
Tabel 5.17Hubungan Usia dengan Perilaku Deteksi Dini Diabetes Mellitus
Gestasional Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang
Selatan Tahun 2019
Usia
Perilaku Deteksi Dini Total p-
value
OR CI
95%
Tidak Ya
n % N % n %
Tidak
Beresiko
6 33,3 12 66,7 18 100,0 0,197 0,481(0,
156-
1,478) Beresiko 26 51,0 25 49,0 51 100,0
Total 32 46,4 37 53,6 69 100,0
Berdasarkan tabel 5.15 diketahui bahwa, ibu hamil dengan usia
beresiko dan melakukan deteksi dini ada sebanyak 25(49,0%) orang dari 51
orang Sedangkan ibu hamil dengan usia yang tidak beresiko dan tidak
melakukan deteksi dini ada sebanyak 6 (33,3%) orang dari 18 orang. Hasil uji
statistik menunjukan nilai probabilitas sebesar 0,197. Artinya pada alpha 5%
diketahui tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan perilaku
60
deteksi dini diabetes mellitus gestasional pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun 2019.
K. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Deteksi Dini Diabetes
Mellitus Gestasional pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Pamulang, Tangerang Selatan tahun 2019
Hasil analisis hubungan pengetahuan dengan perilaku deteksi dini
diabetes mellitus gestasional pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas
pamulang, tangerang selatan tahun 2019 dapat ditunjukan sebagai berikut.
Tabel 5.18Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Deteksi Dini Diabetes Mellitus
Gestasional di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun 2019
Pengetahuan
Perilaku Deteksi Dini Total p-value
OR CI
95%
Tidak Ya
n % N % n %
Rendah 9 40,9 13 59,1 22 100,0 0,533 0,722
(0,259-
2,012) Tinggi 23 48,9 24 51,1 47 100,0
Total 32 46,4 37 53,6 69 100,0
Berdasarkan tabel 5.16 diketahui bahwa ibu hamil dengan
pengetahuan yang tinggi dan melakukan deteksi dini ada sebanyak 24 orang
dari 47 orang (51,1%). Sedangkan ibu hamil dengan pengetahuan yang rendah
dan tidak melakukan deteksi dini ada sebanyak 9 orang dari 22 orang (40,9%).
Hasil uji statistik menunjukan nilai probabilitas sebesar 0,533. Artinya pada
alpha 5% diketahui tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dengan perilaku deteksi dini diabetes mellitus gestasional pada
61
ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun
2019.
L. Hubungan Persepsi Kerentanan dengan Perilaku Deteksi Dini
Diabetes Mellitus Gestasional pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan tahun 2019
Hasil analisis hubungan persepsi kerentanan dengan perilaku deteksi
dini diabetes mellitus gestasional pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas
pamulang, tangerang selatan tahun 2019 dapat ditunjukan sebagai berikut.
Tabel 5.19Hubungan Persepsi Kerentanan Dengan Perilaku Deteksi Dini Diabetes
Mellitus Gestasional Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang
Tangerang Selatan Tahun 2019
Persepsi
Kerentanan
Perilaku Deteksi Dini Total p-
value
OR
CI
95%
Tidak Ya
n % N % n %
Rendah 14 45,2 17 54,8 31 100,0 0,855 0,915
(0,353
-
2,370)
Tinggi 18 47,4 20 52,6 38 100,0
Total 32 46,4 37 53,6 69 100,0
Berdasarkan tabel 5.17 diketahui bahwa ibu hamil yang merasakan
kerentanan yang tinggi dan melakukan deteksi dini ada sebanyak 20 orang
dari 38 orang (52,6%). Sedangkan ibu hamil yang merasakan tidak terlalu
rentan dan tidak melakukan deteksi dini ada sebanyak 14 orang dari 31 orang
(45,2%). Hasil uji statistik menunjukan nilai probabilitas sebesar 0,855.
Artinya pada alpha 5% diketahui tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara persepsi kerentanan dengan perilaku deteksi dini diabetes mellitus
62
gestasional pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pamulang, Tangerang
Selatan Tahun 2019.
M. Hubungan Persepsi Keseriusan dengan Perilaku Deteksi Dini
Diabetes Mellitus Gestasional pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan tahun 2019
Hasil anilisis hubungan persepsi keseriusan dengan perilaku deteksi
dini diabetes mellitus gestasional pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas
pamulang, tangerang selatan tahun 2019 dapat ditunjukan sebagai berikut.\
Tabel 5.1820Hubungan Persepsi Keseriusan Dengan Perilaku Deteksi Dini Diabetes
Mellitus Gestasional Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang
Tangerang Selatan Tahun 2019
Persepsi
Keseriusan
Perilaku Deteksi Dini Total p-
value
OR CI
95%
Tidak Ya
n % N % n %
Rendah 11 45,8 13 54,2 24 100,0 0,947 0,967
(0,358-
2,613) Tinggi 21 46,7 24 53,3 45 100,0
Total 32 46,4 37 53,6 69 100,0
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa ibu hamil yang menilai bahwa
penyakit diabetes mellitus gestasional merupakan penyakit yang serius dan
melakukan deteksi dini ada sebanyak 24 orang dari 45 orang (53,3%). Sedangkan
ibu hamil yang menilai bahwa penyakit diabetes mellitus gestasional adalah
penyakit yamg tidak terlalu serius dan tidak melakukan deteksi dini ada sebanyak
11 orang dari 24 orang (45,8%). Hasil uji statistik menunjukan nilai probabilitas
sebesar 0,947. Artinya pada alpha 5% diketahui tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara persepsi keseriusan dengan perilaku deteksi dini diabetes
63
mellitus gestasional pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pamulang
Tangerang Selatan Tahun 2019.
N. Hubungan Persepsi Manfaat dengan Perilaku Deteksi Dini Diabetes
Mellitus Gestasional pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Pamulang, Tangerang Selatan tahun 2019
Hasil analisis hubungan persepsi manfaat dengan perilaku deteksi dini
diabetes mellitus gestasional pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas
pamulang, Tangerang Selatan tahun 2019 dapat ditunjukan sebagai berikut.
Tabel 5.1921Hubungan Persepsi Manfaat Dengan Perilaku Deteksi Dini Diabetes
Mellitus Gestasional Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang
Tangerang Selatan Tahun 2019
Persepsi
Manfaat
Perilaku Deteksi Dini Total p-
value
OR CI
95%
Tidak Ya
n % N % n %
Rendah 18 54,5 15 45,5 33 100,0 0,193 1,886
(0,723-
4,917) Tinggi 14 38,9 22 61,1 36 100,0
Total 32 46,4 37 53,6 69 100,0
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa ibu hamil yang menilai bahwa
deteksi dini diabetes mellitus gestasional memiliki manfaat yang tinggi dan
melakukan deteksi dini ada sebanyak 22 orang dari 36 orang (61,1%). Sedangkan
ibu hamil yang menilai bahwa deteksi dini diabetes mellitus gestaional tidak
terlalu memiliki manfaat dan tidak melakukan deteksi dini ada sebanyak 18 orang
dari 33 orang (54,5%). Hasil uji statistik menunjukan nilai probabilitas sebesar
0,193. Artinya pada alpha 5% diketahui tidak terdapat hubungan yang signifikan
64
antara persepsi manfaat dengan perilaku deteksi dini diabetes mellitus gestasional
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun
2019.
O. Hubungan Persepsi Hambatan dengan Perilaku Deteksi Dini Diabetes
Mellitus Gestasional pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Pamulang, Tangerang Selatan tahun 2019
Hasil analisis hubungan persepsi hambatan dengan perilaku deteksi
dini diabetes mellitus gestasional pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas
pamulang, tangerang selatan tahun 2019 dapat ditunjukan sebagai berikut.
Tabel 5.22Hubungan Persepsi Hambatan dengan Perilaku Deteksi Dini Diabetes
Mellitus Gestasional pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang
Tangerang Selatan Tahun 2019
Persepsi
Hambatan
Perilaku Deteksi Dini Total p-
value
OR CI
95%
Tidak Ya
n % N % n %
Tinggi 26 68,4 12 31,6 31 100,0 0,000 9,028
(2,936-
27,760) Rendah 6 19,4 25 80,6 38 100,0
Total 32 46,4 37 53,6 69 100,0
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa ibu hamil dengan hambatan
yang tinggi dan melakukan deteksi dini ada sebanyak 12 orang dari 31 orang
(31,6%). Sedangkan ibu hamil dengan persepsi hambatan rendah dan tidak
melakukan deteksi dini ada sebanyak 6 orang dari 38 orang (19,4%). Hasil uji
statistik menunjukan nilai probabilitas sebesar 0,000. Artinya pada alpha 5%
diketahui terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi hambatan dengan
65
perilaku deteksi dini diabetes mellitus gestasional pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun 2019. Adapun nilai OR yang
diperoleh pada CI 95% adalah sebesar 9,028 (2,936-27,760) artinya ibu hamil
dengan hambatan yang rendah mempunyai peluang sebesar 9,028 kali untuk
memiliki perilaku deteksi dini diabetes mellitus gestasional.
P. Hubungan Dorongan Untuk Bertindak dengan Perilaku Deteksi Dini
Diabetes Mellitus Gestasional pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan tahun 2019
Hasil analisis hubungan dorongan untuk bertindak dengan perilaku
deteksi dini diabetes mellitus gestasional pada ibu hamil di wilayah kerja
puskesmas pamulang, tangerang selatan tahun 2019 dapat ditunjukan sebagai
berikut.
Tabel 5.23Hubungan Dorongan Untuk Bertindak dengan Perilaku Deteksi Dini
Diabetes Mellitus Gestasional Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Pamulang Tangerang Selatan Tahun 2019
Dorongan
untuk
bertindak
Perilaku Deteksi Dini Total p-
value
OR CI
95%
Tidak Ya
n % N % n %
Rendah 21 61,8 13 38,2 34 100,0 0,012 3,524
(1,305-
9,522) Tinggi 11 31,4 24 68,6 35 100,0
Total 32 46,4 37 53,6 69 100,0
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa ibu hamil dengan dorongan
untuk bertindak yang tinggi dan melakukan deteksi dini ada sebanyak 24 orang
dari 35 orang (68,6%). Sedangkan ibu hamil dengan dorongan untuk bertindak
yang rendah dan tidak melakukan deteksi dini ada sebanyak 21 orang dari 34
66
orang (61,8%). Hasil uji statistik menunjukan nilai probabilitas sebesar 0,012.
Artinya pada alpha 5% diketahui terdapat hubungan yang signifikan antara
dorongan untuk bertindak dengan perilaku deteksi dini diabetes mellitus
gestasional pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pamulang Tangerang
Selatan Tahun 2019. Adapun nilai OR yang diperoleh pada CI 95% adalah
sebesar 3,524 (1,305-9,522) artinya ibu hamil dengan dorongan untuk bertindak
yang tinggi mempunyai peluang sebesar 3,524 kali untuk memiliki perilaku
deteksi dini diabetes mellitus gestasional.
67
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan sehingga membutuhkan adanya pengembangan
dan perbaikan, diantaranya:
1. Peneliti ini tidak menanyakan kepada ibu hamil terkait dorongan dari tenaga
kesehatan untuk melakukan deteksi dini DMG sehingga tidak dapat menggambarkan
pelayanan dari puskesmas berdasarkan informasi dari ibu hamil.
2. Peneliti tidak menanyakan terkait tindakan lanjutan yang akan dilakukan setelah ibu
hamil terdiagnosis DMG kepada dokter umum.
3. Peneliti tidak melakukan wawancara mendalam terhadap perilaku ibu hamil sehingga
tidak dapat menggali informasi lebih mendalam terkait persepsi ibu hamil.
B. Gambaran Perilaku Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional Pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan tahun
2019
Diabetes mellitus gestasional merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul
pada seorang ibu hamil yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar
glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif (PERKENI, 2015).
Ibu hamil yang menderita diabetes mellitus gestasional akan menimbulkan
dampak buruk untuk dirinya maupun bayinya. Komplikasi kehamilan akan
meningkat pada ibu dengan diabetes mellitus gestasional. Selain pada fase
kehamilan, juga berdampak buruk ketika fase melahirkan bahkan setelah
melahirkan. Tatalaksana diabetes mellitus gestasional tidak hanya berfokus pada
pengendalian dan penanganan akan tetapi juga harus terfokus pada pencegahan.
68
Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh ibu hamil dapat mendeteksi kelainan
atau penyakit yang ada pada ibu hamil sehingga dapat diketahui dan dilakukan
penanganan dan komplikasi kehamilan dapat dicegah. Diabetes mellitus
gestasional lebih sering tidak memiliki tanda maupun gejala yang dirasakan. Oleh
sebab itu diperlukannya deteksi dini diabetes mellitus gestasional agar penyakit
diketahui lebih awal dan dapat ditangani secara cepat. Berdasarkan wawancara
yang dilakukan pada 69 ibu hamil terdapat 9 ibu hamil yang memiliki riwayat
diabetes mellitus pada keluarga, 48 ibu hamil tidak memiliki riwayat diabetes
mellitus pada keluarga dan 12 ibu hamil tidak bersedia untuk menjawab
pertanyaan tersebut.
Hasil analisis univariat penelitian ini menunjukkan bahwa dari 69 ibu hamil
sebanyak 53.6% ibu hamil di wilayah kerja Puseksmas Pamulang melakukan
deteksi dini diabetes mellitus gestasional dan sebanyak 46,4% ibu hamil tidak
melakukan deteksi dini diabetes mellitus gestasional. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Bhavadharini et al (2017) kepada wanita hamil
didaerah perkotaan yang diberikan pertanyaan terkait perlunya skrining diabetes
mellitus gestasional. Pada penelitian tersebut lebih dari 50% wanita hamil
didaerah perkotaan percaya bahwa skrining diabetes mellitus gestasional
diperlukan selama kehamilan.
Deteksi dini diabetes mellitus gestasional merupakan hal yang penting
untuk membantu meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. Penelitian yang
dilakukan oleh Landon et al (2010) menunjukkan bahwa manajemen dan kontrol
glikemik yang dilakukan sejak dini pada ibu hamil dapat mengurangi dampak
dari kehamilan dengan diabetes mellitus gestasional. Di Indonesia deteksi dini
diabetes mellitus gestasional pada ibu hamil yang memiliki faktor resiko DMG
69
dilakukan dua kali yaitu pada trimester pertama dan pada minggu ke 24-28 atau
trimester ketiga. Sedangkan pada ibu hamil yang tidak memiliki resiko DMG
deteksi dini hanya dilakukan pada minggu ke 24-28 atau trimester ketiga
(Kemenkes,2013). Di Puskesmas Pamulang deteksi dini DMG dilakukan pada
semua ibu hamil baik yang beresiko maupun yang tidak beresiko pada trimester
pertama. Penetapan diagnosis DMG di Puskesmas ini ditegakkan pada trimester
pertama bila kadar glukosa darah sewaktu >180 mg/dl. Jika hasilnya negatif,
maka akan dilakukan deteksi dini ulang pada trimester ketiga atau usia kehamilan
32 minggu dengan penetapan diagnosis bila kadar glukosa darah sewaktu >180
mg/dl. Jika hasilnya positif maka ibu hamil akan dirujuk ke bagian dokter umum
di puskesmas Pamulang. Namun dalam pemberian deteksi dini belum optimal
karena hanya menggunakan Gula Darah Sewaktu (GDS), dan belum
menggunakan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) yang merupakan gold
standar.
Pada penelitian ini tidak semua ibu hamil melakukan deteksi dini DMG.
Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti hal ini disebabkan karena tidak
teraturnya riwayat antenatal care, terdapat ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya di berbagai tempat pelayanan kesehatan. Hasil wawancara dengan
petugas kesehatan salah satu penyebab adanya ibu hamil yang tidak melakukan
deteksi dini dikarenakan keterbatasan ketersediaan reagen yang ada di
Puskesmas. Selain itu sikap atau keyakinan mengenai pelayanan kehamilan juga
mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2010). Biasanya
seseorang pergi ke puskesmas jika merasakan sakit, padahal fungsi puskesmas
bukan hanya kuratif tetapi justru pada promotif dan preventif. Diabetes Mellitus
Gestasional kebanyakan tidak memiliki gejala, sehingga ibu hamil merasa sehat
70
dan tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan. Ibu hamil yang memiliki
sikap/keyakinan yang positif mengenai pelayanan antenatal akan memanfaatkan
pelayanan tersebut dan sebaliknya, ibu hamil dengan sikap/keyakinan yang
negatif atau tidak yakin mengenai manfaat pelayanan antenatal tidak akan
memanfaatkan pelayanan tersebut (Surniati et al, 2013).
C. Gambaran Usia Ibu Hamil dan Hubungannya Dengan Perilaku Deteksi Dini
Diabetes Mellitus Gestasional di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang,
Tangerang Selatan tahun 2019
Variabel usia yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usia responden
yang terhitung sejak dilahirkan sampai dengan saat wawancara dilakukan.
Menurut Kemenkes RI (2015) usia ibu hamil dikategorikan menjadi dua, yaitu
usia beresiko dan usia tidak beresiko. Usia beresiko yaitu usia terlalu muda dan
terlalu tua dengan kisaran usia ibu hamil terlalu muda kurang dari 20 tahun dan
terlalu tua lebih dari 35 tahun. Sedangkan usia tidak beresiko atau usia
reproduktif yaitu usia ibu hamil antara 20-35 tahun. Untuk diabetes mellitus
gestasional, berdasarkan konferensi Internasional di Chicago (1998) ditetapkan
bahwa usia ibu hamil yang beresiko untuk terkena diabetes mellitus gestasional
yaitu usia lebih dari 25 tahun. Penelitian yang dilakukan oleh Shanti (2013)
menyatakan bahwa usia ibu hamil diatas 25 tahun merupakan salah satu faktor
resiko DMG. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Budi et al (2013)
menyatakkan bahwa dari 21 orang ibu yang yang diteliti 71,42% ibu dengan
DMG berusia sekitar 25-35 tahun.
Hasil analisis univariat pada penelitian ini menunjukan bahwa ibu hamil
di wilayah kerja Puskesmas Pamulang sebanyak 51 (73,9%) ibu hamil memiliki
usia beresiko yaitu usia ≥25 tahun dan sebanyak 18 (26,1%) ibu hamil memiliki
71
usia tidak beresiko yaitu usia <25 tahun. Pada hasil analisis bivariat diketahui
bahwa ibu hamil dengan usia beresiko dan melakukan deteksi dini ada sebanyak
25(49,0%) orang dari 51 orang Sedangkan ibu hamil dengan usia yang tidak
beresiko dan tidak melakukan deteksi dini ada sebanyak 6 (33,3%) orang dari 18
orang. Hasil uji statistik menunjukan nilai probabilitas sebesar 0,197. Artinya
pada alpha 5% diketahui tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia
dengan perilaku deteksi dini diabetes mellitus gestasional pada ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun 2019.
Penelitian yang dilakukan oleh Dwi et al (2017) menunjukan hal yang
relevan yaitu menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan
manajemen diri diabetes tipe 2 di Kota Malang dengan hasil uji statistik
menunjukan nilai pvalue sebesar 0,791. Namun penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Blatt (2011) dimana terdapat hubungan
antara usia dengan perilaku skrining diabetes mellitus gestasional di Amerika
Serikat. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Cullinan et al (2012) juga
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara usia dengan perilaku skrining
diabetes mellitus gestasional di Ireland. Hasil uji statistik pada penelitian tersebut
menunjukkan nilai pvalue sebesar 0,000. Perbedaan hasil penelitian dapat terjadi
dikarenakan terdapat perbedaan cut of point usia beresiko dari setiap negara.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Makgoba (2011) pada ibu hamil kulit
putih di Eropa, ibu hamil kulit hitam di Afrika dan ibu hamil di Asia Selatan
menunjukkan bahwa perkembangan DMG pada ibu hamil kulit putih di Eropa
lebih tinggi pada usia diatas 30 tahun sedangkan di Asia Selatan dan Afrika lebih
tinggi pada usia lebih dari 20 tahun dan 25 tahun.
72
D. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Diabetes Mellitus Gestasional
dan Hubungannya Dengan Perilaku Deteksi Dini Diabetes Mellitus
Gestasional di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan
tahun 2019
Pengetahuan merupakan domain yang penting dalam terbentuknya
perilaku terbuka atau open behavior (Donsu, 2017). Pengetahuan yang dimaksud
dalam penelitian ini meliputi pengetahuan mengenai faktor risiko, diagnosis,
penanganan dan komplikasi yang terjadi jika ibu hamil menderita diabetes
mellitus gestasional. Kurangnya pengetahuan mengenai diabetes mellitus
gestasional akan dapat mempengaruhi perilaku ibu hamil, sehingga gejala-gejala
yang dirasakan tidak di konsultasikan pada tenaga kesehatan dan mengatasinya
(Masruroh, 2016).
Hasil analisis univariat pada penelitian ini menunjukan bahwa sebanyak
68,1% ibu hamil memiliki pengetahuan yang tinggi dan 31,9% ibu hamil
memiliki pengetahuan yang rendah tentang diabetes mellitus gestasional.
Penelitian ini menunjukan bahwa masih sekitar 69,6% ibu hamil belum
mengetahui uji standar untuk skrinning diabetes mellitus gestasional. Selain itu
sebanyak 52,2% ibu hamil juga belum mengetahui waktu optimal untuk
melakukan skrining Diabetes Mellitus Gestasional. Hasil analisis bivariat pada
penelitian ini didapatkan bahwa ibu hamil dengan pengetahuan yang tinggi dan
melakukan deteksi dini ada sebanyak 24 orang dari 47 orang (51,1%). Sedangkan
ibu hamil dengan pengetahuan yang rendah dan tidak melakukan deteksi dini ada
sebanyak 9 orang dari 22 orang (40,9%). Hasil uji statistik menunjukan nilai
probabilitas sebesar 0,533. Artinya pada alpha 5% diketahui tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan deng.an perilaku deteksi dini
73
diabetes mellitus gestasional pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Pamulang Tangerang Selatan Tahun 2019
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lakshmi et al
(2018) yang menyatakan bahwa lebih dari 50% ibu hamil memiliki pengetahuan
yang baik dan pengetahuan yang sedang. Pengetahuan tersebut didapat dari
keluarga, teman, maupun dari berbagai media informasi baik media elektronik
maupun media cetak. Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Johncyrani et al (2018) di India yang menunjukkan bahwa 91% ibu hamil
tidak memiliki cukup pengetahuan dan 9% ibu hamil pemiliki pengetahuan yang
cukup tentang diabetes mellitus gestasional. Penelitian yang dilakukan oleh
Khiyali et al (2017) dengan desain studi analitik intervensi yang menyatakan
hasil yang relevan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil
sebelum dilakukan intervensi dengan perilaku pencegahan diabetes mellitus
gestasional di Iran. Hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil pvalue sebesar
0.76.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Türky
et al (2016) dimana terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu
hamil di Turki dalam melakukan tes toleransi glukosa. Hasil penelitian tersebut
menunjukan hasil pvalue sebesar 0,024. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi et al
(2017) juga menunjukkan hasil yang sama bahwa terdapat hubungan antara
pengetahuan diabetes dengan manajemen diri diabetes tipe 2 di Kota Malang
dengan hasil uji statistik menunjukan nilai pvalue sebesar 0,003.
Deteksi dini diabetes mellitus gestasional merupakan salah satu dari
pelayanan kesehatan ibu hamil. Menurut Andersen (2005) selain pengetahuan
banyak faktor lain yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan.
74
Beberapa diantaranya adalah tingkat kebutuhan yang dirasakan atau sikap dan
keyakinan menyangkut pelayanan kesehatan (Andersen, 2005).
E. Gambaran Persepsi Kerentanan dan Hubungannya Dengan Perilaku Deteksi
Dini Diabetes Mellitus Gestasional di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang,
Tangerang Selatan tahun 2019
Persepsi kerentanan dalam penelitian ini merupakan persepsi ibu hamil
tentang ancaman penyakit diabetes mellitus gestasional. Berdasarkan teori Health
Belief Models, semakin tinggi persepsi seseorang terkait kerentanan yang
dirasakan maka semakin besar pula ancaman yang dirasakan sehingga semakin
besar kemungkinan untuk berperilaku untuk mengatasi atau mencegah masalah
tersebut timbul.
Pada penelitian ini ibu hamil memiliki persepsi kerentanan yang tinggi
terhadap dirinya terkait dengan penyakit diabetes mellitus gestasional sebesar
55.1% dan memiliki persepsi kerentanan yang rendah terkait dengan penyakit
diabetes mellitus gestasional sebesar 44,9%. Hasil analisis bivariat menunjukan
bahwa ibu hamil yang merasakan kerentanan yang tinggi dan melakukan deteksi
dini ada sebanyak 20 orang dari 38 orang (52,6%). Sedangkan ibu hamil yang
merasakan tidak terlalu rentan dan tidak melakukan deteksi dini ada sebanyak 14
orang dari 31 orang (45,2%). Diketahui hasil pvalue sebesar 0,855 menunjukan
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi kerentanan dengan
perilaku deteksi dini diabetes mellitus gestasional. Dari penelitian ini didapatkan
bahwa sebesar 49,3% ibu hamil menjawab pertanyaan tentang dirinya tidak
berpotensi terkena diabetes mellitus gestasional. Hasil analisis tabel silang antara
pengetahuan dengan persepsi kerentanan didapatkan bahwa ibu hamil dengan
pengetahuan tinggi dan persepsi kerentanan tinggi ada sebesar 55,3%, sedangkan
75
ibu hamil dengan pengetahuan rendah dan persepsi kerentanan tinggi ada sebesar
54,5%.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Parsa et al (2015) pada
wanita hamil terhadap penggunaan layanan perawatan prenatal di pusat layanan
kesehatan Tuyserkan, Provinsi Hamadan, Iran. Dalam penelitian tersebut
menunjukan hasil pvalue pada analisis bivariat sebesar 0,504 yang berarti tidak
ada hubungan yang signifikan. Namun berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Liu et al (2019) pada ibu di China yang pernah mengalami
diabetes mellitus gestasional. Hasil uji statistik menunjukan nilai pvalue dalam
penelitin tersebut sebesar 0,031 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan terkait persepsi kerentanan yang dirasakan oleh ibu
yang pernah mengalami diabetes mellitus gestasional dengan skrining gula darah
setelah 6 bulan pasca melahirkan.
Temuan Barati (2015) dalam penelitian yang dilakukan di Iran
menunjukkan hasil yang berbeda dimana pada penelitian tersebut diketahui nilai
pvalue sebesar 0,040 yang artinya terdapat hubungan antara persepsi kerentanan
dengan perilaku perawatan diri pasien diabetes mellitus tipe 2. Menurut Prayitno,
(2014) semakin besar resiko yang dirasakan semakin besar kemungkinan terlibat
dalam perilaku untuk mengurangi resiko. Oleh sebab itu diperlukan dorongan
untuk merubah perilaku kesehatan dengan persepsi kerentanan yang dirasakan.
F. Gambaran Persepsi Keseriusan dan Hubungannya Dengan Perilaku Deteksi
Dini Diabetes Mellitus Gestasional di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang,
Tangerang Selatan tahun 2019
Persepsi keseriusan dalam penelitian ini merupakan persepsi ibu hamil
terkait tingkat keparahan yang disebabkan oleh penyakit diabetes mellitus
76
gestasional. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 69 ibu hamil 65,2%
diantaranya memiliki persepsi keseriusan yang tinggi terhadap penyakit diabetes
mellitus gestasional dan sebesar 34,8% memiliki persepsi keseriusan yang rendah
terhadap penyakit diabetes mellitus gestasional. Pada analisis bivariat diketahui
bahwa ibu hamil yang menilai bahwa penyakit diabetes mellitus gestasional
merupakan penyakit yang serius dan melakukan deteksi dini ada sebanyak 24
orang dari 45 orang (53,3%). Sedangkan ibu hamil yang menilai bahwa penyakit
diabetes mellitus gestasional adalah penyakit yang tidak terlalu serius dan tidak
melakukan deteksi dini ada sebanyak 11 orang dari 24 orang (45,8%). Nilai
pvalue pada analisis bivariat diketahui sebesar 0,947 sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi keseriusan dengan
perilaku deteksi dini diabetes mellitus gestasional. Sebanyak 98,2% ibu hamil
dalam penelitian ini memiliki keinginan melakukan pencegahan DMG, karena
efek DMG yang sangat berbahaya, namun hanya 53,65% ibu hamil yang
melakukan deteksi dini. Pada penelitian ini keinginan dalam diri ibu hamil untuk
melakukan pencegahan diabetes mellitus gestasional cukup tinggi namun banyak
ibu hamil yang belum merealisasikan untuk mengubah keinginan tersebut
menjadi sebuah tindakan.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adejoh
(2014) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
persepsi keseriusan dengan manajemen diabetes di Nigeria. Hasil yang sama juga
terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud et al (2018) bahwa terdapat
hubungan antara persepsi keseriusan dengan perilaku kepatuhan dalam
melakukan rejimen terapi diabetes. Hasil penelitian tersebut menunjukan nilai
pvalue sebesar 0,020. Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan
77
oleh Izadirad et al (2017) dimana tidak terdapat hubungan antara persepsi
keseriusan dengan perilaku perawatan saat kehamilan di Negara Iran. Hasil uji
statistik dalam penelitian tersebut menunjukan nilai pvalue sebesar 0,141.
Persepsi keseriusan sering didasarkan pada informasi medis atau pengetahuan,
juga dapat berasal dari keyakinan seseorang bahwa ia akan mendapat kesulitan
akibat penyakit dan akan membuat atau berefek pada hidupnya secara umum
(Priyoto, 2014).
G. Gambaran Persepsi Manfaat dan Hubungannya Dengan Perilaku Deteksi
Dini Diabetes Mellitus Gestasional di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang,
Tangerang Selatan tahun 2019
Persepsi manfaat dalam penelitian ini merupakan persepsi ibu hamil
terkait keuntungan atau manfaat yang diperoleh jika dilakukan deteksi dini
diabetes mellitus gestasional. Menurut Prayitno (2014) persepsi manfaat
merupakan persepsi seseorang tentang nilai atau kegunaan dari suatu perilaku
baru dalam mengurangi resiko terkena penyakit. Rosenstock et al (1988)
menyatakkan bahwa sikap perubahan perilaku kesehatan bergantung pada
pandangan seseorang tentang manfaat kesehatan untuk melakukan tindakan
kesehatan. Seseorang pasti akan melakukan suatu tindakan yang memiliki
manfaat bagi dirinya. Semakin banyak manfaat, maka semakin ingin seseorang
melakukan tindakan.
Hasil univariat dalam penelitian ini menunjukan bahwa dari 69 ibu
hamil terdapat 36 (52,2% ) ibu hamil memiliki persepsi manfaat tinggi dan
sebesar 33 (47,8%) ibu hamil memiliki persepsi manfaat rendah. Dalam
penelitian ini ibu hamil yang menilai bahwa deteksi dini diabetes mellitus
gestasional memiliki manfaat yang tinggi dan melakukan deteksi dini ada
78
sebanyak 22 orang dari 36 orang (61,1%). Sedangkan ibu hamil yang menilai
bahwa deteksi dini diabetes mellitus gestaional tidak terlalu memiliki manfaat dan
tidak melakukan deteksi dini ada sebanyak 18 orang dari 33 orang (54,5%).
Diketahui nilai pvalue pada uji statistik sebesar 0,193 menunjukan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi manfaat dengan perilaku
deteksi dini diabetes mellitus gestasional. Dalam penelitian ini diketahui bahwa
98,2% ibu hamil menjawab pertanyaan bahwa DMG akan diketahui lebih cepat
jika melakukan deteksi dini. Hasil analisis tabel silang antara pengetahuan
dengan persepsi manfaat didapatkan bahwa ibu hamil dengan pengetahuan tinggi
dan persepsi manfaat tinggi ada sebesar 53,2%, sedangkan ibu hamil dengan
pengetahuan rendah dan persepsi manfaat tinggi ada sebesar 50%.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Liu
et al (2019) pada ibu di China yang pernah mengalami diabetes mellitus
gestasional. Dalam penelitian ini menghasilkan nilai pvalue sebesar 0,001
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan terkait
persepsi kerentanan yang dirasakan oleh ibu yang pernah mengalami diabetes
mellitus gestasional dengan skrining gula darah setelah 6 bulan pasca melahirkan.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Grispen et al
(2011) di Belanda yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara manfaat
dengan perilaku tes gula darah. Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud et al
(2018) juga menyatakan bahwa terdapat hubungan antara persepsi manfaat
dengan perilaku kepatuhan dalam melakukan rejimen terapi diabetes. Hasil
penelitian tersebut menunjukan nilai pvalue sebesar 0,002
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khiyali et
al (2017) dengan desain studi analitik intervensi yang menyatakan bahwa tidak
79
terdapat hubungan antara persepsi manfaat ibu hamil sebelum dilakukan
intervensi dengan perilaku pencegahan diabetes mellitus gestasional di Iran. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan hasil pvalue sebesar 0,59. Orang-orang
cenderung mengadopsi perilaku yang lebih sehat ketika mereka percaya bahwa
perilaku yang baru tersebut akan mengurangi resiko mereka terserang sebuah
penyakit (Hayden, 2009). Dalam penelitian ini, ibu hamil yang memiliki persepsi
manfaat yang tinggi hanya sekitar 47,3% dapat disimpulkan bahwa ibu hamil
dalam penelitian ini belum percaya bahwa deteksi dini diabetes mellitus
gestasional memiliki manfaat atau keuntungan jika dilakukan.
H. Gambaran Persepsi Hambatan dan Hubungannya Dengan Perilaku Deteksi
Dini Diabetes Mellitus Gestasional di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang,
Tangerang Selatan tahun 2019
Persepsi hambatan dalam penelitian ini merupakan pernyataan ibu hamil
terkait halangan atau gangguan yang diperoleh dalam melakukan deteksi dini
diabetes mellitus gestasional. Orang yang merasakan hambatan yang tinggi,
biasanya akan cenderung memiliki pencegahan penyakit dan manajemen diri
yang buruk (Hartzler et al., 2014). Begitupula sebaliknya, orang yang merasakan
hambatan yang rendah akan cenderung memiliki perilaku pencegahan penyakit
dan manajemen diri yang baik. Hambatan yang dirasakan dapat menjadi suatu
kendala pada ibu hamil dalam upaya pencegahan diabetes mellitus gestasional
serta menghambat ibu hamil dalam melakukan perilaku sehat.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ibu hamil dengan persepsi hambatan
yang tinggi sebesar 44,9% dan sebesar 55,1% dengan persepsi hambatan yang
rendah. Dalam penelitian ini ibu hamil dengan hambatan yang tinggi dan
80
melakukan deteksi dini ada sebanyak 12 orang dari 31 orang (31,6%). Sedangkan
ibu hamil dengan persepsi hambatan rendah dan tidak melakukan deteksi dini ada
sebanyak 6 orang dari 38 orang (19,4%). Hasil uji statistik diketahui sebesar
0,000 menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi hambata
dengan perilaku deteksi dini diabetes mellitus gestasional di wilayah Kerja
Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan tahun 2019.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nijhof et al
(2008) dengan nilai pvalue <0,05 sehingga menyatakan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara hambatan dengan penggunaan tes diabetes mellitus di
Belanda. Serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Buckley et al (2012)
bahwa terdapat hambatan berupa persepsi ibu hamil tentang kurangnya bukti
terkait keberhasilan skrining sebagai strategi yang efektif untuk mencegah
diabetes mellitus gestasional, selain itu juga ketakutan ibu hamil jika dirinya
mengetahui bahwa terkena suatu penyakit juga menjadi penghambat dalam
melakukan skrining pada penelitian tersebut. Penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Khiyali et al (2017) dengan desain studi analitik
intervensi yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara persepsi
hambatan ibu hamil sebelum dilakukan intervensi dengan perilaku pencegahan
diabetes mellitus gestasional di Iran. Hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil
pvalue sebesar 0.40.
Dalam hal ini kesulitan ibu hamil dalam melakukan deteksi dini berupa
hambatan seperti sebanyak 81,2% ibu hamil dalam penelitian ini merasa bahwa
butuh terlalu banyak waktu untuk melakukan deteksi dini DMG dan sebanyak
78,9% ibu hamil memilih untuk tidak mengetahui bahwa dirinya terkena DMG.
81
Walaupun terdapat hambatan dan kesulitan dalam melakukan deteksi dini, akan
tetapi jika dijalani kesulitan tersebut akan berbuah kemudahan. Semakin cepat
penyakit diketahui maka semakin mudah pula penanganannya.
I. Gambaran Dorongan Untuk Bertindak dan Hubungannya Dengan Perilaku
Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional di Wilayah Kerja Puskesmas
Pamulang, Tangerang Selatan tahun 2019
Variabel dorongan untuk bertindak dalam penelitian ini merupakan sesuatu
yang dapat memotivasi ibu hamil untuk melakukan deteksi dini diabetes mellitus
gestasional. Dorongan untuk bertindak adalah peristiwa-peristiwa, orang atau hal-
hal yang menggerakkan orang untuk mengubah perilaku mereka (Priyoto,2014).
Dorongan dalam bertindak didapatkan dalam beberapa cara. Dalam penelitian ini
dorongan dalam bertindak didapat dari informasi umum, didapat dari sekolah,
suami, orang tua, teman baik, maupun dari sesama ibu hamil. Dukungan yang
diberikan oleh keluarga dan orang-orang terdekat dapat mendorong seseorang
untuk melakukan pencegahan Diabetes Mellitus (Dehghani-tafti et al., 2015).
Isyarat ini nantinya akan menghasilkan sebuah tindakan nyata jika seseorang yakin
dan benar-benar ingin melakukan perubahan atau pencegahan Diabetes Mellitus
(Lestari et al., 2018). Dukungan dari keluarga dan masyarakat membuat perubahan
positif dalam perilaku dan dapat secara efektif meningkatkan perilaku perawatan
kehamilan dan memberdayakan wanita (Wallace et al., 2009)
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Pamulang Tangerang Selatan tahun 2019 memiliki dorongan untuk bertindak yang
tinggi sebesar 50,7 % dan sebesar 49,3% memiliki dorongan untuk bertindak yang
rendah. Dalam penelitian ini ibu hamil dengan dorongan untuk bertindak yang
tinggi dan melakukan deteksi dini ada sebanyak 24 orang dari 35 orang (68,6%).
82
Sedangkan ibu hamil dengan dorongan untuk bertindak yang rendah dan tidak
melakukan deteksi dini ada sebanyak 21 orang dari 34 orang (61,8%). Hasil uji
statistik diketahui sebesar 0,012 menunjukan terdapat hubungan yang signifikan
antara dorongan untuk bertindak dengan perilaku deteksi dini diabetes mellitus
gestasional di wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan tahun 2019.
Dalam penelitian ini, sebanyak 53,6 % ibu hamil merasa bahwa tidak banyak
informasi umum di media tentang Diabetes mellitus gestasional. Terdapat
dorongan dari tenaga kesehatan puskesmas pamulang untuk ibu hamil melakukan
deteksi dini DMG, namun karena terbatasnya reagen sehingga tidak semua ibu
hamil melakukan pengecekan gula darah. Jika hasil deteksi dini pada trimester
pertama negatif maka tenaga kesehatan di puskesmas pamulang akan melakukan
deteksi dini pada trimester ketiga. Namun jika hasil deteksi dini positif maka ibu
hamil akan dirujuk dari poli KIA ke poli dokter umum di puskesmas Pamulang.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Grispen et al
(2011) di Belanda yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara dorongan
untuk bertindak dengan perilaku tes gula darah. Namun penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Mohebbi et al (2019) sebelum dilakukan
intervensi pada ibu hamil dengan diabetes mellitus gestasional di Iran menunjukan
bahwa nilai pvalue sebesar 0,75 hal ini tidak terdapat hubungan antara dorongan
untuk bertindak dengan managemen diri pada ibu hamil dengan diabetes mellitus
gestasional.
Dukungan suami sangat penting dalam hal ini karena masih adanya budaya
patriarki, di mana suami merupakan kepala keluarga dan pengambil keputusan
dalam keluarganya (Kemenkes,2014). Dalam perilaku untuk melakukan kunjungan
ANC dukungan suami yang paling besar adalah dalam bentuk memberikan izin
83
pada istrinya untuk melakukan pemeriksaan antenatal care , karena dalam hal ini
izin suami sangat penting bagi ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan antenatal
care (PurnamaSari, 2013). Selain dorongan dari suami, dorongan dari orang
sekitar seperti orang tua, teman dekat dan sesama ibu hamil juga memiliki peran
penting. Dalam penelitian ini sebanyak 66,7% ibu hamil menyatakan bahwa orang
tua ikut berperan dalam mendorong ibu hamil tersebut melakukan suatu tindakan,
selain itu teman baik sebesar 49,3% dan sesama ibu hamil sebesar 47,8%.
Dalam Islam telah dijelaskan bahwa terdapat dua jenis orang dekat yaitu yang
memotivasi untuk berbuat kebaikan dan yang memotivasi untuk berbuat
keburukan. Dari Abu Said al Khudri, Nabi bersabda:
Artinya : “Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi atau mengangkat seorang
khalifah melainkan pasti memiliki dua jenis orang dekat. Ada yang mengajak dan
memotivasi untuk berbuat kebaikan. Sebaliknya yang kedua malah mengajak dan
memotivasi untuk mengerjakan keburukan. Orang yang terjaga adalah orang yang
benar-benar Allah jaga.” (HR. Bukhari dan Nasai).
Dalam hal ini deteksi dini DMG merupakan salah satu rangkaian pemeriksaan
kehamilan yang harus dilakukan oleh ibu hamil. Melakukan deteksi dini berarti
sama juga dengan melakukan kebaikan, tidak hanya kebaikan untuk ibu hamil itu
sendiri tetapi juga kebaikan untuk bayi yang ada didalam kandungan ibu hamil.
Orang-orang terdekat ibu hamil hendaknya memotivasi dan tidak menghalangi ibu
hamil dalam melakukan deteksi dini DMG.
84
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Sebanyak 53,6% ibu hamil di wilayah Kerja Puskesmas Pamulang melakukan
deteksi dini diabetes mellitus gestasional dan 46,4 % tidak melakukan deteksi
dini diabetes mellitus gestasional.
2. Ibu hamil di wilayah Kerja Puskesmas Pamulang sebagian besar memiliki usia
beresiko terkena penyakit diabetes mellitus gestasional dengan presentase
73,9%, memiliki pengetahuan yang tinggi tentang diabetes mellitus gestasional
sebesar 68,1%, memiliki persepsi kerentanan yang tinggi terhadap diabetes
mellitus gestasional sebesar 55,1%, memiliki persepsi keseriusan yang tinggi
terhadap diabetes mellitus gestasional sebesar 65,2%, memiliki persepsi
manfaat yang tinggi terhadap diabetes mellitus gestasional sebesar 52,2%,
memiliki persepsi hambatan yang tinggi sebesar 55,1 %, memiliki dorongan
untuk bertindak yang tinggi sebesar 50,7%.
3. Variabel usia, pengetahuan, persepsi kerentanan, persepsi keseriusan, persepsi
manfaat pada ibu hamil menunjukkan tidak memiliki hubungan signifikan
dengan perilaku deteksi dini diabetes mellitus gestasional di Puskesmas
Pamulang Tangerang Selatan tahun 2019
4. Variabel hambatan dan dorongan untuk bertindak pada ibu hamil menunjukan
hubungan yang signifikan dengan perilaku deteksi dini diabetes mellitus
gestasional di Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun 2019 dengan
OR sebesar 9,028 (95%CI 2,936-27,760)) dan 3,524 (95% CI 1,305-9,522))
85
B. Saran
1. Bagi Ibu Hamil
Ibu hamil diharapkan melakukan pemeriksaan kehamilan atau
antenatal care secara rutin sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Selain itu ibu
hamil juga harus lebih sadar dan peduli terhadap kesehatannya dengan
mengimplementasikan pengetahuan yang dimiliki kedalam perilaku,
khususnya perilaku deteksi dini. Ibu hamil bisa melakukan sharing atau
diskusi dengan ibu hamil lainnya melalui kelas hamil tentang deteksi dini.
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan puskesmas dapat memberikan edukasi terhadap ibu hamil
terkait diabetes mellitus gestasional khususnya tentang TTGO dan waktu
optimal untuk melakukan deteksi dini agar ibu hamil tidak takut melakukan
deteksi dini. Selain itu diharapkan pula puskesmas memeriksa secara rutin
kunjungan antenatal ibu hamil sehingga dapat diketahui bahwa deteksi dini
apa saja yang belum dilakukan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti lain dapat melakukan penelitian terkait persepsi deteksi dini
diabetes mellitus gestasional dengan menggunakan desain studi mix methode
sehingga dapat menggali informasi lebih mendalam terkait persepsi ibu hamil
dengan deteksi dini diabetes mellitus gestasional.
86
Daftar Pustaka
ADA (2010) ‘Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus’.
Adejoh (2014) ‘Diabetes Knowledge , Health Belief , and Diabetes Management Among the
Igala , Nigeria’. doi: 10.1177/2158244014539966.
Alharthi et al (2018) ‘Gestational Diabetes Mellitus Knowledge Assessment among Saudi
Women’, 6(8), pp. 1522–1526.
Andersen, R. & J. F. N. (2005) ‘Societal and Individual Determinants of Medical Care
Utilization in the United States’, The Milbank Quarterly, 83 No. 4, pp. 1–28.
Ayele, K. (2012) ‘Self Care Behavior among Patients with Diabetes in Harari , Eastern
Ethiopia : The Health Belief Model Perspective’, 7(4). doi:
10.1371/journal.pone.0035515.
Barati, M. (2015) ‘The Health Belief Model and Self-Care Behaviors among Type 2 Diabetic
Patients’, (August).
Bhavadharini, B. et al. (2017) ‘Knowledge about Gestational Diabetes Mellitus amongst
Pregnant Women in South Tamil Nadu’, (May). doi: 10.4103/jod.jod.
Blatt, A. J. (2011) ‘Gaps in Diabetes Screening During Pregnancy and Postpartum’, 117(1),
pp. 61–68. doi: 10.1097/AOG.0b013e3181fe424b.
BPS (2017) ‘Banten Dalam Angka 2017’.
Buckley, B. S. et al. (2012) ‘Gestational diabetes mellitus in Europe: Prevalence, current
screening practice and barriers to screening. A review’, Diabetic Medicine, 29(7), pp.
844–854. doi: 10.1111/j.1464-5491.2011.03541.x.
Budi, G., Sriami and Fauziyah, R. (2013) ‘IBU DIABETES MELLITUS GESTATIONAL (
DMG ) DENGAN HIPOGLIKEMIA NEONATORUM’, Penelitian Kesehatan, 5, pp.
130–136.
Cavanaugh, J. (2014) Handbook of Epidemiology Second Edition, Journal of the American
Statistical Association. doi: 10.1198/jasa.2006.s89.
Community, G. D. (2016) Diabetes and Genetics. Available at:
http://www.diabetes.co.uk/diabetes-and- genetics.html.
Cullinan, J. et al. (2012) ‘Health & Place Accessibility and screening uptake rates for
gestational diabetes mellitus in Ireland’, Health & Place. Elsevier, 18(2), pp. 339–
348. doi: 10.1016/j.healthplace.2011.11.001.
Dehghani-tafti, A. et al. (2015) ‘Determinants of Self-Care in Diabetic Patients Based on
Health Belief Model’, 7(5), pp. 33–42. doi: 10.5539/gjhs.v7n5p33.
Donsu, T. D. . (2017) Psikologi Keperawatan, Aspek-Aspek Psikologi, Konsep Dasar
Psikologi, Teori Perilaku Manusia. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Dwi, A., Amatayakul, A. and Karuncharernpanit, S. (2017) ‘International Journal of Nursing
87
Sciences Predictors of diabetes self-management among type 2 diabetics in
Indonesia : Application theory of the health promotion model’, International Journal
of Nursing Sciences. Elsevier Taiwan LLC, 4(3), pp. 260–265. doi:
10.1016/j.ijnss.2017.06.010.
Fibrina, A. I. (2007) ‘Faktor-Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kematian Maternal’.
Ganatiphan, B. (2011) ‘Profil Tingkat Pengetahuan Mahasiswa FK USU Stambuk 2008
Tentang Diabetes Gestasional.’, 17.
Gilmartin, A. B. H., Ural, S. H. and Repke, J. T. (2009) ‘Gestational Diabetes Mellitus’, 1(3),
pp. 129–134.
Glanz, K., Rimer, B. K. and Viswanath, K. (2008) Health Behavior And Health
Education:4th edition. Jossey Bass.
Grispen, J. E. J. et al. (2011) ‘To test or not to test : A cross-sectional survey of the
psychosocial determinants of self-testing for cholesterol , glucose , and HIV’. doi:
10.1186/1471-2458-11-112.
Hartzler, M. L. et al. (2014) ‘Evaluation of Jamaican Knowledge of Diabetes and Health
Beliefs’, 1(2), pp. 19–28.
Hastono and Sabri (2010) Statistik Kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Hayden, J. (2009) Introduction to Health Behavior. Canada: Jones and Bartlett.
IDF (2014) International Diabetes Federation Diabetes Atlas.
Izadirad, H. et al. (2017) ‘Investigating Women â€TM s Pregnancy Care Behaviors Based on
the Health Belief Model and Social Support Patterns in Pregnant Women Referring to
Health Centers Covered affiliated by Iranshahr-Iran faculty of medical science’, 7(1),
pp. 58–66.
Johncyrani, R. and Arulappan, J. (2018) ‘Assessment of Knowledge of Antenatal Mothers
Regarding Selected Health Problems of Complicated Pregnancy- A Cross Sectional
Study’, 15(September), pp. 561–566.
Kemenkes RI (2013) ‘Diabetes Mellitus Gestasional’.
Kemenkes RI (2014) ‘Infodatin Diabetes’.
Kemenkes RI (2015) ‘Buletin Kanker:Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI
2015’. doi: 10.1007/s13398-014-0173-7.2.
Kemenkes RI (2017) ‘Profil Kesehatan Indonesia’.
Khiyali, Z. et al. (2017) ‘Educational Intervention on Preventive Behaviors on Gestational
Diabetes in Pregnant Women : Application of Health Belief Model’, 5(41), pp. 4821–
4831. doi: 10.22038/ijp.2016.7750.
Kurniawan, L. B. (2016) ‘Patofisiologi , Skrining , dan Diagnosis Laboratorium Diabetes
Melitus Gestasional’, 43(11), pp. 811–813.
Lakshmi, D. et al. (2018) ‘Study on knowledge about gestational diabetes mellitus and its
88
risk factors among antenatal mothers attending care , urban Chidambaram’, 5(10), pp.
4388–4392.
Landon, M. B. et al. (2010) ‘NIH Public Access’, 361(14), pp. 1339–1348. doi:
10.1056/NEJMoa0902430.A.
Lestari, R. A. et al. (2018) ‘Gambaran Persepsi Mahasiswa terhadap Perilaku Pencegahan
Diabetes Mellitus di Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran’, pp. 68–76. doi:
10.17509/jpki.v4i1.12345.
Liu, Z. et al. (2019) ‘Glucose screening within six months postpartum among Chinese
mothers with a history of gestational diabetes mellitus : a prospective cohort study’.
BMC Pregnancy and Childbirth, pp. 1–10.
Mahmoud et al (2018) ‘The Relationship between Health Belief Model and Compliance with
Therapeutic Regimen Among Diabetic Pregnant Women’, (2), pp. 40–63.
Makgoba, M. and Steer, P. J. (2011) ‘An analysis of the interrelationship between maternal
age , body mass index and racial origin in the development of gestational diabetes
mellitus’, pp. 276–282. doi: 10.1111/j.1471-0528.2011.03156.x.
Masruroh (2016) Buku Ajar Kegawatdaruratan Maternal & Neonatal. Yogyakarta: Parama
Publishing.
Maulana, H. (2009) Promosi Kesehatan. Surabaya: EGC.
Mohebbi, B. et al. (2019) ‘IRANIAN Self-management Intervention Program Based on the
Health Belief Model ( HBM ) among Women with Gestational Diabetes Mellitus : A
Quazi-Experimental Study’, 22(April), pp. 168–173.
Nielsen et al (2014) ‘From screening to postpartum follow-up – the determinants and barriers
for gestational diabetes mellitus ( GDM ) services , a systematic review’.
Nijhof, N., Claartje, Æ. L. and Jong, M. D. T. De (2008) ‘Determinants of the Use of a
Diabetes Risk-Screening Test’, pp. 313–317. doi: 10.1007/s10900-008-9099-3.
Noor, J. (2012) Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Nora, W. S. and Mursyidah, E. (2015) ‘Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Dalam
Kehamilan Pada Ibu Hamil Di Rumah Sakit Ibu dan Anak tahun 2014’, 67.
Notoatmodjo (2010) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Pamolango, M. A., Wantouw, B. and Sambeka, J. (2013) ‘Hubungan Riwayat Diabetes
Mellitus pada Keluarga Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Gestasional Pada Ibu
Hamil di PKM Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado’, 1.
Parsa, P. et al. (2015) ‘Factors influencing the behavior of pregnant women towards using
prenatal care services in Iranian healthcare centers’, 2015(7). doi:
10.22038/jmrh.2017.9972.
PERKENI (2015) Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Indonesia, PB PERKENI. PB PERKENI.
89
Prayitno (2014) Kesehatan Organ Reproduksi Wanita. Yogyakarta: Nuha Medika.
Priyoto (2014) Teori Sikap dan Perilaku dalam Kesehatan Dilengkapi dengan Contoh
Kuesioner. Yogyakarta: Nuha Medika.
Pudjo, H., Nurshanty, A. and Sasiarini, L. (2017) ‘Keterlambatan Diagnosis Diabetes
Mellitus pada Kehamilan’, 29(3), pp. 281–285.
Purnamasari, D. et al. (2013) ‘Feature Article Indonesian Clinical Practice Guidelines for
Diabetes in Pregnancy’, 28(1), pp. 9–13.
Rahmawati, F., Natosba, J. and Jaji (2016) ‘Skrining Diabetes Mellitus Gestasional dan
Faktor Risiko’, 3(2355), pp. 33–43. doi: · DOI: 10.1037/a0032982.
Reber (2010) Kamus Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rosenstock et al. (1988) Social Learning Theory And The Health Belief Model. Available at:
http://deepblue.lib.unich.edu/bitsream/handle/2027.42/67783/10.1177?sequence=2.
Rukiyah and Yulianti (2015) Asuhan Kebidanan 4 Patologi Kebidanan. Jakarta: Trans Info
Media.
Santosa, A., Trijayanto, P. A. and Endiyono (2017) ‘Hubungan Riwayat Garis Keturunan
dengan Usia Terdiagnosis Diabetes Melitus Tipe II’, pp. 1–6.
Shanti, S. (2013) ‘Mencegah dan Merawat Ibu dan Bayi dari Gangguan Diabetes Kehamilan’,
kata hati.
Sirait, A. M. et al. (2015) ‘INSIDEN DAN FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS
PADA ORANG PENYAKIT TIDAK MENULAR ( Incident and Risk Factor of
Diabetes Mellitus in Adults at Bogor . Prospective Cohort Study Risk Factors Non
Comunicable Diseases )’, pp. 151–160.
Sobrevia, L. et al. (2013) GESTATIONAL DIABETES - CAUSES , DIAGNOSIS AND
TREATMENT Edited by Luis Sobrevia. InTech.
Soewandono, P. and Pramono, L. A. (2011) ‘Prevalence , Characteristics , and Predictors of
Pre-diabetes in Indonesia’, 20(4), pp. 283–294.
Sugiyono (2011) ‘Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D’.
Sumarni (2014) ‘The Relationship Between Knowledge and Attitude of Pregnant Women
Towards ANC Behavior’.
Surniati, Nurhayani and Arifin, M. A. (2013) ‘PUSKESMAS MAMASA FACTORS
RELATED TO THE REGULARITY OF ANTENATAL CARE UTILIZATION’, pp.
1–10.
Swarjana, I. K. (2015) Metodologi Penelitian Kesehatan : Tuntutan Praktik Pembuatan
Proposal Penelitian untuk Mahasiswa Keperawatan, Kebidanan dan Profesi Bidang
Kesehatan Lainnya. Edisi Revi. Edited by M. Bendatu. Yogyakarta: CV. ANDI
OFFSET.
Türky, E. et al. (2016) ‘Knowledge Level, Attitude and Behaviours About Glucose Challenge
Test Among Turkish Pregnant Women Türk Populasyonundaki Gebelerin Gli koz
90
Yükleme Testi Hakkındaki Bilgi Düzeyleri, Tutum ve Davranışları’, 16(2). doi:
10.17098/amj.34510.
Wallace, D. A. et al. (2009) ‘R ESEARCH A Pregnancy Wellness Guide to’, pp. 134–147.
doi: 10.1111/j.1552-6909.2009.01008.x.
91
Lampiran
LAMPIRAN
92
Lampiran 1
Output SPSS Hasil Kategori Analisis Univariat
1. Perilaku deteksi dini
perilaku_cek_glukosa
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
tidak 32 46,4 46,4 46,4
ya 37 53,6 53,6 100,0
Total 69 100,0 100,0
2. Variabel Usia
katnewbgt_usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
tidak beresiko 18 26,1 26,1 26,1
beresiko 51 73,9 73,9 100,0
Total 69 100,0 100,0
3. Variabel Kategori Pengetahuan
kategori_pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
rendah 22 31,9 31,9 31,9
tinggi 47 68,1 68,1 100,0
Total 69 100,0 100,0
4. Variabel Kategori Kerentanan
kategori_rentan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Rendah 31 44,9 44,9 44,9
tinggi 38 55,1 55,1 100,0
Total 69 100,0 100,0
93
5. Variabel Kategori Keseriusan
kategori serius
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Rendah 24 34,8 34,8 34,8
Tinggi 45 65,2 65,2 100,0
Total 69 100,0 100,0
6. Variabel Kategori Manfaat
kategori manfaat
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
rendah 33 47,8 47,8 47,8
tinggi 36 52,2 52,2 100,0
Total 69 100,0 100,0
7. Variabel Kategori Hambatan
katnew_hamb
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
tinggi 38 55,1 55,1 55,1
rendah 31 44,9 44,9 100,0
Total 69 100,0 100,0
8. Variabel Kategori Dorongan
kategori dorongan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
rendah 34 49,3 49,3 49,3
tinggi 35 50,7 50,7 100,0
Total 69 100,0 100,0
94
Lampiran Output SPSS Hasil Analisis Bivariat
1. Hubungan usia dengan perilaku deteksi dini
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
katnewbgt_usia *
perilaku_cek_glukosa 69 100,0% 0 0,0% 69 100,0%
katnewbgt_usia * perilaku_cek_glukosa Crosstabulation
perilaku_cek_glukosa Total
tidak ya
katnewbgt_usia
tidak beresiko Count 6 12 18
% within katnewbgt_usia 33,3% 66,7% 100,0%
beresiko Count 26 25 51
% within katnewbgt_usia 51,0% 49,0% 100,0%
Total Count 32 37 69
% within katnewbgt_usia 46,4% 53,6% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1,666a 1 ,197
Continuity Correctionb 1,032 1 ,310
Likelihood Ratio 1,696 1 ,193
Fisher's Exact Test ,273 ,155
Linear-by-Linear
Association 1,642 1 ,200
N of Valid Cases 69
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,35.
b. Computed only for a 2x2 table
95
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
katnewbgt_usia (tidak
beresiko / beresiko)
,481 ,156 1,478
For cohort
perilaku_cek_glukosa =
tidak
,654 ,323 1,325
For cohort
perilaku_cek_glukosa = ya 1,360 ,885 2,091
N of Valid Cases 69
2. Hubungan Pengetahuan dengan deteksi dini
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kategori_pengetahuan *
perilaku_cek_glukosa 69 100,0% 0 0,0% 69 100,0%
kategori_pengetahuan * perilaku_cek_glukosa Crosstabulation
perilaku_cek_glukosa Total
tidak ya
kategori_pengetahuan
rendah
Count 9 13 22
% within
kategori_pengetahuan 40,9% 59,1% 100,0%
tinggi
Count 23 24 47
% within
kategori_pengetahuan 48,9% 51,1% 100,0%
Total
Count 32 37 69
% within
kategori_pengetahuan 46,4% 53,6% 100,0%
96
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square ,388a 1 ,533
Continuity Correctionb ,133 1 ,716
Likelihood Ratio ,390 1 ,532
Fisher's Exact Test ,610 ,359
Linear-by-Linear
Association ,383 1 ,536
N of Valid Cases 69
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,20.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
kategori_pengetahuan
(rendah / tinggi)
,722 ,259 2,012
For cohort
perilaku_cek_glukosa =
tidak
,836 ,468 1,494
For cohort
perilaku_cek_glukosa = ya 1,157 ,741 1,808
N of Valid Cases 69
3. Hubungan Kerentanan dengan deteksi dini
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kategori_rentan *
perilaku_cek_glukosa 69 100,0% 0 0,0% 69 100,0%
97
kategori_rentan * perilaku_cek_glukosa Crosstabulation
perilaku_cek_glukosa Total
tidak ya
kategori_rentan
Rendah Count 14 17 31
% within kategori_rentan 45,2% 54,8% 100,0%
tinggi Count 18 20 38
% within kategori_rentan 47,4% 52,6% 100,0%
Total Count 32 37 69
% within kategori_rentan 46,4% 53,6% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square ,033a 1 ,855
Continuity Correctionb ,000 1 1,000
Likelihood Ratio ,033 1 ,855
Fisher's Exact Test 1,000 ,524
Linear-by-Linear
Association ,033 1 ,856
N of Valid Cases 69
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14,38.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
kategori_rentan (Rendah /
tinggi)
,915 ,353 2,370
For cohort
perilaku_cek_glukosa =
tidak
,953 ,571 1,592
For cohort
perilaku_cek_glukosa = ya 1,042 ,671 1,617
N of Valid Cases 69
98
4. Hubungan Keseriusan dengan Deteksi Dini
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kategori serius *
perilaku_cek_glukosa 69 100,0% 0 0,0% 69 100,0%
kategori serius * perilaku_cek_glukosa Crosstabulation
perilaku_cek_glukosa Total
tidak ya
kategori serius
Rendah Count 11 13 24
% within kategori serius 45,8% 54,2% 100,0%
Tinggi Count 21 24 45
% within kategori serius 46,7% 53,3% 100,0%
Total Count 32 37 69
% within kategori serius 46,4% 53,6% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square ,004a 1 ,947
Continuity Correctionb ,000 1 1,000
Likelihood Ratio ,004 1 ,947
Fisher's Exact Test 1,000 ,575
Linear-by-Linear
Association ,004 1 ,948
N of Valid Cases 69
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,13.
b. Computed only for a 2x2 table
99
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for kategori
serius (Rendah / Tinggi) ,967 ,358 2,613
For cohort
perilaku_cek_glukosa =
tidak
,982 ,575 1,678
For cohort
perilaku_cek_glukosa = ya 1,016 ,642 1,606
N of Valid Cases 69
5. Hubungan Manfaat Dengan Deteksi Dini
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kategori manfaat *
perilaku_cek_glukosa 69 100,0% 0 0,0% 69 100,0%
kategori manfaat * perilaku_cek_glukosa Crosstabulation
perilaku_cek_glukosa Total
tidak ya
kategori manfaat
rendah Count 18 15 33
% within kategori manfaat 54,5% 45,5% 100,0%
tinggi Count 14 22 36
% within kategori manfaat 38,9% 61,1% 100,0%
Total Count 32 37 69
% within kategori manfaat 46,4% 53,6% 100,0%
100
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1,697a 1 ,193
Continuity Correctionb 1,126 1 ,289
Likelihood Ratio 1,703 1 ,192
Fisher's Exact Test ,232 ,144
Linear-by-Linear
Association 1,673 1 ,196
N of Valid Cases 69
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15,30.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for kategori
manfaat (rendah / tinggi) 1,886 ,723 4,917
For cohort
perilaku_cek_glukosa =
tidak
1,403 ,838 2,346
For cohort
perilaku_cek_glukosa = ya ,744 ,472 1,173
N of Valid Cases 69
6. Hubungan Hambatan Dengan Deteksi Dini
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
katnew_hamb *
perilaku_cek_glukosa 69 100,0% 0 0,0% 69 100,0%
101
katnew_hamb * perilaku_cek_glukosa Crosstabulation
perilaku_cek_glukosa Total
tidak ya
katnew_hamb
tinggi Count 26 12 38
% within katnew_hamb 68,4% 31,6% 100,0%
rendah Count 6 25 31
% within katnew_hamb 19,4% 80,6% 100,0%
Total Count 32 37 69
% within katnew_hamb 46,4% 53,6% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 16,528a 1 ,000
Continuity Correctionb 14,613 1 ,000
Likelihood Ratio 17,432 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear
Association 16,288 1 ,000
N of Valid Cases 69
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14,38.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
katnew_hamb (tinggi /
rendah)
9,028 2,936 27,760
For cohort
perilaku_cek_glukosa =
tidak
3,535 1,669 7,486
For cohort
perilaku_cek_glukosa = ya ,392 ,238 ,645
N of Valid Cases 69
102
7. Hubungan Dorongan Dengan Deteksi Dini
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kategori dorongan *
perilaku_cek_glukosa 69 100,0% 0 0,0% 69 100,0%
kategori dorongan * perilaku_cek_glukosa Crosstabulation
perilaku_cek_glukosa Total
tidak ya
kategori dorongan
rendah Count 21 13 34
% within kategori dorongan 61,8% 38,2% 100,0%
tinggi Count 11 24 35
% within kategori dorongan 31,4% 68,6% 100,0%
Total Count 32 37 69
% within kategori dorongan 46,4% 53,6% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 6,382a 1 ,012
Continuity Correctionb 5,221 1 ,022
Likelihood Ratio 6,484 1 ,011
Fisher's Exact Test ,016 ,011
Linear-by-Linear
Association 6,290 1 ,012
N of Valid Cases 69
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15,77.
b. Computed only for a 2x2 table
103
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for kategori
dorongan (rendah / tinggi) 3,524 1,305 9,522
For cohort
perilaku_cek_glukosa =
tidak
1,965 1,127 3,428
For cohort
perilaku_cek_glukosa = ya ,558 ,344 ,903
N of Valid Cases 69
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kategori_pengetahuan *
kategori_rentan 69 100,0% 0 0,0% 69 100,0%
kategori_pengetahuan * kategori_rentan Crosstabulation
kategori_rentan Total
Rendah tinggi
kategori_pengetahuan
rendah
Count 10 12 22
% within
kategori_pengetahuan 45,5% 54,5% 100,0%
tinggi
Count 21 26 47
% within
kategori_pengetahuan 44,7% 55,3% 100,0%
Total
Count 31 38 69
% within
kategori_pengetahuan 44,9% 55,1% 100,0%
104
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square ,004a 1 ,952
Continuity Correctionb ,000 1 1,000
Likelihood Ratio ,004 1 ,952
Fisher's Exact Test 1,000 ,578
Linear-by-Linear
Association ,004 1 ,952
N of Valid Cases 69
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,88.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
kategori_pengetahuan
(rendah / tinggi)
1,032 ,373 2,854
For cohort kategori_rentan
= Rendah 1,017 ,583 1,776
For cohort kategori_rentan
= tinggi ,986 ,623 1,562
N of Valid Cases 69
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kategori_pengetahuan *
kategori manfaat 69 100,0% 0 0,0% 69 100,0%
105
kategori_pengetahuan * kategori manfaat Crosstabulation
kategori manfaat Total
rendah tinggi
kategori_pengetahuan
rendah
Count 11 11 22
% within
kategori_pengetahuan 50,0% 50,0% 100,0%
tinggi
Count 22 25 47
% within
kategori_pengetahuan 46,8% 53,2% 100,0%
Total
Count 33 36 69
% within
kategori_pengetahuan 47,8% 52,2% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square ,061a 1 ,805
Continuity Correctionb ,000 1 1,000
Likelihood Ratio ,061 1 ,805
Fisher's Exact Test 1,000 ,504
Linear-by-Linear
Association ,060 1 ,806
N of Valid Cases 69
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,52.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
kategori_pengetahuan
(rendah / tinggi)
1,136 ,413 3,130
For cohort kategori manfaat
= rendah 1,068 ,637 1,792
For cohort kategori manfaat
= tinggi ,940 ,572 1,544
N of Valid Cases 69
106
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Perkenalkan saya Kesuma Lintang Pakasi, mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Peminatan Epidemiologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015. Saya sedang melakukan
penelitian mengenai Hubungan Persepsi Ibu Hamil Dengan Perilaku Deteksi Dini Diabetes
Mellitus Gestasional Di Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Tahun 2019. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui persepsi ibu hamil untuk melakukan deteksi dini diabetes
mellitus gestasional di Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan tahun 2019. Peneliti
berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk ibu hamil maupun masyarakat
secara umum.
Peneliti mengharapkan Ibu untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini dengan cara
mengisi kuesioner yang peneliti berikan secara lengkap dan sejujur-jujurnya. Semua
informasi yang anda berikan akan dijaga kerahasian dan hanya akan digunakan untuk tujuan
penelitian saja.
Atas partisipasinya dan kesediaan anda, saya ucapkan terima kasih.
Wassalamuallaikum wr.wb
Dengan ini, saya BERSEDIA ikut serta dalam penelitian ini
Tangerang Selatan, …………………….. 2019
Peneliti Responden
Kesuma Lintang Pakasi _____________________
107
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL DENGAN PERILAKU DETEKSI DINI
DIABETES MELLITUS GESTASIONAL DI PUSKESMAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN TAHUN 2019
A. Karakteristik Responden Koding (diisi
peneliti)
A1. Nama :
A2. Alamat Lengkap :
A3. No Hp :
A4. Tempat, Tanggal Lahir
A5 Usia Kehamilan /HPHT
A6. Suku
A6. Pendidikan Terakhir : 0. Tidak Sekolah
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. Perguruan Tinggi
A7. Pekerjaan : 0. Tidak Bekerja
1. Wiraswasta
2. Karyawan
3. PNS
4. Lainnya……….
A8. Tingkat Pendapatan a.) < UMR = Rp. 3.555.000
b.) ≥ UMR = Rp. 3.555.000
108
B. Perilaku Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional
No PERTANYAAN JAWABAN Koding
(diisi
peneliti)
1. Apakah anda memiliki riwayat
keluarga denga diabetes mellitus?
2. Apakah anda melakukan deteksi dini
diabetes mellitus saat kehamilan ?
1. Ya
2. Tidak (jika tidak
langsung ke
pertanyaan C)
3. Berapa hasil cek pemeriksaan gula
darah anda?
(Lihat Buku KIA)
..................
4. Pada usia kehamilan berapa minggu
anda melakukan pemeriksaan gula
darah?
1. ≥24 minggu
2. < 24 minggu
109
Petunjuk: Berilah tanda checklist (V) pada salah satu jawaban yang sesuai
dengan persepsi anda dengan kriteria sebagai berikut:
STS: Sangat Tidak Setuju S : Setuju
TS : Tidak Setuju SS: Sangat Setuju
C. Persepsi Kerentanan Diabetes Mellitus Gestasional terhadap Deteksi Dini DMG
No Pernyataan STS TS S SS Koding(dii
si peneliti)
1. Saya memiliki peluang lebih kecil untuk
terkena diabetes mellitus kehamilan
dibanding ibu hamil lain.
2. Saya sering takut ada yang salah dengan
kesehatan saya
3. Karena ada begitu banyak hal yang
dapat terjadi pada saya, saya merasa
berlebihan untuk khawatir terkena
diabetes mellitus kehamilan
4. Ketika saya mendengar bahwa
seseorang yang saya kenal menderita
diabetes mellitus kehamilan, saya pikir
saya juga berpotensi menderita penyakit
tersebut
5. Saya menjadi cemas ketika mendengar
ada ibu hamil yang terkena diabetes
mellitus kehamilan
6. Semakin tua usia saya, saya semakin
berpikir lebih rentan terkena diabetes
mellitus kehamilan
110
D. Persepsi Keseriusan Diabetes Mellitus Gestasional terhadap Deteksi Dini DMG
No Pernyataan STS TS S SS Koding
(diisi
peneliti)
1. Diabetes mellitus saat hamil adalah
penyakit yang tidak memiliki banyak
pengaruh buruk dalam hubungan saya
dengan orang lain
2. Diabetes mellitus saat hamil adalah
penyakit yang bisa sangat menyakitkan
3. Efek diabetes mellitus saat hamil sangat
berbahaya sehingga saya ingin
mencegahnya
4. Setelah saya menderita diabetes saat
hamil, saya akan mengalami lebih
banyak masalah di masa depan
5. Diabetes mellitus saat hamil dapat
mempengaruhi kesehatan secara serius
6. Diabetes mellitus saat hamil bisa
menjadi penghambat kegiatan sehari-
hari saya
E. Persepsi Manfaat Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional (DMG)
No Pernyataan STS TS S SS Koding
(diisi
peneliti)
1. Jika hasil deteksi dini menunjukkan
bahwa ada sedikit resiko diabetes maka
saya tidak akan terlalu khawatir
2. Jika lebih banyak ibu hamil melakukan
deteksi dini diabetes mellitus
kehamilan, lebih sedikit orang akan
111
meninggal karena diabetes mellitus
kehamilan
3. Semakin awal diabetes mellitus
kehamilan di diagnosis, maka
penanganan akan semakin cepat
dilakukan
4. Saya ingin tahu lebih awal apakah saya
menderita diabetes kehamilan atau tidak
5. Jika saya melakukan deteksi dini
diabetes mellitus kehamilan, diabetes
akan diketahui lebih cepat daripada saya
menunggu gejalanya.
F. Persepsi Hambatan Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional
No Pernyataan STS TS S SS Kodi
ng
(pen
eliti)
1. Butuh terlalu banyak waktu untuk
melakukan deteksi dini diabetes
mellitus kehamilan
2. Saya takut untuk melakukan deteksi
dini diabetes mellitus kehamilan
3. Jika deteksi dini menunjukkan bahwa
saya menderita diabetes mellitus
kehamilan, saya tidak tahu dari dokter
atau institusi mana saya dapat mencari
saran lebih lanjut
4. Hasil deteksi dini dapat menunjukkan
bahwa saya mungkin menderita diabetes
mellitus kehamilan dan saya lebih suka
112
tidak mengetahuinya
5. Jika deteksi dini menunjukkan bahwa
saya menderita diabetes, saya akan takut
dengan perawatannya
G. Dorongan Untuk Melakukan Deteksi Dini Diabetes Mellitus Gestasional
No Pernyataan STS TS S SS Koding
(diisi
peneliti)
1. Banyak informasi umum diberikan di
media tentang penyakit diabetes
mellitus kehamilan
2. Jika saya memiliki gejala tertentu yang
mirip dengan diabetes, saya ingin
melakukan deteksi dini
3. Selama sekolah saya tidak pernah
mengetahui informasi tentang diabetes
mellitus kehamilan
4. Dengan melakukan deteksi dini diabetes
mellitus kehamilan, saya pikir saya bisa
membuat kesan dan pengaruh yang baik
pada ibu hamil lain
5. Banyak ibu hamil di daerah saya yang
melakukan deteksi dini diabetes
mellitus kehamilan
6. Suami saya ingin saya mengambil tes
risiko diabetes
7. Orang tua saya ingin saya mengambil
tes risiko diabetes
8. Teman baik saya ingin saya mengambil
tes risiko diabetes
113
H. Pengetahuan
1. Paritas (jumlah kehamilan)
meningkatkan risiko terkena Diabetes
Mellitus Kehamilan (DMG)
a. ya
b. tidak
c. tidak tahu
2. Riwayat sebelumnya dari DMG
meningkatkan risiko DMG di masa
depan
a. ya
b. tidak
c. tidak tahu
3. Kenaikan berat badan meningkatkan
risiko DMG
a. ya
b. tidak
c. tidak tahu
4. Riwayat keluarga DMG meningkatkan
risiko DMG di masa depan
a. ya
b. tidak
c. tidak tahu
5. Peningkatan berat badan yang
berlebihan pada kehamilan
meningkatkan risiko DMG di masa
depan
a. ya
b. tidak
c. tidak tahu
6. Tes Toleransi Glukosa Oral adalah uji
standar untuk menyaring DMG
a. Ya
b. tidak
c. tidak tahu
7. Waktu optimal untuk melakukan
TTGO/ deteksi dini adalah 24-28
minggu
a. ya
b. tidak
c. tidak tahu
8. insulin adalah salah satu rencana
manajemen DMG yang tepat
a. ya
b. tidak
c. tidak tahu
9. DMG biasanya menghilang setelah
melahirkan
a. ya
b. tidak
c. tidak tahu
10. DMG yang tidak diobati meningkatkan
risiko komplikasi neonatal
a. ya
b. tidak
c. tidak tahu
11. DMG meningkatkan risiko diabetes
tipe 2 di masa depan
a. ya
b. tidak
c. tidak tahu
114
Lampiran 3
Surat Izin Penelitian
115
Lampiran 4
Persetujuan Etik
116
Lampiran 5
Data Jumlah Ibu Hamil