cntoh skripsi bab 1

Upload: puti-ranti-rahmiani

Post on 16-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

contoh skripsi bab 1

TRANSCRIPT

7

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang MasalahKomunikasi politik merupakan suatu gejala sosial yang banyak memperoleh perhatian para ilmuwan sosial terutama para ahli komunikasi, ilmu politik, dan sosiologi. Komunikasi politik dapat dipahami menurut berbagai cara. Menurut McQuail yang dikutip Parwito mengatakan :All processes of information (including facts, opinions, beliefs, etc.) transmission, exchange and search engaged in by participants in the course of institutionalized political activitiesPandangan demikian membersitkan beberapa hal penting, komunikasi politik menandai keberadaan dan aktualisasi lembaga-lembaga politik, komunikasi politik merupakan fungsi dari sistem politik, dan komunikasi politik berlangsung dalam suatu sistem politik tertentu.Dalam sistem politik Indonesia yang demokrasi terlihat bahwa komunikasi politik sudah menjadi konsumsi publik, komunikasi politik disadari atau tidak sudah banyak digunakan dalam kehidupan aktifitas sehari-hari. Dalam mewujudkan keinginannya masyarakat Indonesia seringkali menggunakan beragam bentuk komunikasi politik, mulai dari urusan bisnis, pekerjaan sampai sekolah. Sistem politik Indonesia yang demokrasi juga membentuk media massa menjadi lebih bebas dalam memuat dan menyiarkan beritanya, hal ini dapat dilihat dari cara media mengemas sebuah berita yang cendrung tidak mengindahkan arti dari media yang seharusnya. Dalam konteks komunikasi politik media massa tidak hanya menjadi alat untuk menyampaikan berita-berita politik, lebih dari itu media massa saat ini memiliki posisi yang sentral dalam dunia politik.Posisi sentral media massa dapat membentuk persepsi, pendapat, sikap dan akhirnya tindakan publik. Dalam kata lain, publik menggantungkan pemenuhan kebutuhan informasi politik pada media massa. Lebih dari itu, setidaknnya sampai tingkat tertentu, publik juga menjadikan informasi yang diperoleh dari media massa sebagai rujukan bagi pemahaman dan interpretasi terhadap peristiwa-peristiwa penting.Salah satu cara media massa dalam membentuk opini masyarakat adalah bagaimana media mengkonstruksi sebuah realita. Konsturksi realita tersebut dapat dibentuk dari siapa narasumber yang dipilih dan terlebih dari penggunaan bahasa yang di lontarkan dalam media tersebut.Seperti yang dikemukakan oleh Sapir Whorf dalam Parwito (2009, h. 33) Bahwa bahasa menentukan cara berpikir, dan cara berpikir pada gilirannya menentukan cara bersikap dan bertindak.Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa penggunaan kata dan gaya bahasa memiliki peran yang cukup penting dalam membentuk opini publik. Hal yang sama juga disampaikan oleh Dan Nimmo dalam Jalaluddin Rakhmat (2005, h. 87) bahwa bahasa tidak sekedar menyajikan alat untuk menyatakan gagasan, tetapi lebih-lebih bahwa kata-kata yang digunakan orang itu membentuk gagasan-gagasan. Bahasa menguasai persepsi atas segala sesuatu, dengan demikian mempengaruhi apa yang dilihat orang maupun bagaimana orang mengkonseptualkan realitas itu.Di Indonesia banyak aktor politik yang menggunakan kata dan bahasa plesetan, akronim, dan singkatan yang bernuansa canda dalam menyampaikan pernyataan nya, bahkan tak jarang mereka menggunakan bahasa yang bersifat sarkatis. Perbedaan tersebut lahir berdasarkan latar belakang social cultural sampai kepentingan yang ingin diperoleh.Jadi dalam menyampaikan pendapatnya pengunaan kata dan gaya bahasa yang digunakan oleh aktor politik menjadi hal yang penting dalam membentuk opini publik. Hal ini tidak bermaksud untuk membongkar makna dari penggunaan bahasa yang disampaikan para aktor politik, tetapi untuk melihat kecendrungan bahwa kata dan gaya bahasa memiliki peran dalam menentukan tindakan publik.Dan sebagai salah satu isu yang menjadi perbincangan media, kasus Wisma Atlet yang melibatkan beberapa kader partai Demokrat dapat menjadi berita yang bisa penulis teliti. Tentu saja mengenai pernyataan beragam yang muncul di media massa utamanya surat kabar. Pemberitaan mengenai kasus tersebut juga banyak dimuat oleh harian Media Indonesia. Media tersebut cukup intens dalam memuat berita tersebut, terbukti dengan beberapa pemberitaan yang ada dalam headline surat kabar. Selain itu Media Indonesia menurut penulis cukup ktiris dalam menanggapi berbagai kebijakan pemerintah, hal tersebut karena Media Indonesia dimiliki atau dekat dengan penguasa dan berpengaruh pada dunia perpolitikan Indonesia.Dengan demikian penulis ingin mengetahui bagaimana realitas yang ingin disampaikan oleh aktor politik Indonesia malalui harian Media Indonesia terhadap pemberitaan sidang kasus Wisma Atlet yang melibatkan beberapa kader partai Demokrat dalam membentuk citra dirinya dan menjadi salah satu cara atau strategi untuk melakukan pemasaran politik. Karena dalam permasalahan ini terdapat dominasi dan upaya kekuatan sosial media massa, hal ini sangat erat kaitannya antara hubungan kekuasaan dengan proses-proses ideologis media massa.

1.2 PermasalahanDalam menyampaikan pernyataan nya para aktor politik menggunakan beragam kata dan bahasa sesuai dengan perbedaan individual mereka sampai pada motif yang mendorong mereka. Penggunaan kata dan gaya bahasa itu kelak akan membentuk opini sampai tindakan publik yang diharapkan akan mempengaruhi keberadaan para aktor politik dalam dunia perpolitikan nantinya.Dari uraian latar belakang masalah di atas timbul pernyataan dalam diri penulis, antara lain sebagai berikut:1. Bagaimana pilihan kata yang digunakan para aktor politik dalam pemberitaan sidang kasus Wisma Atlet?2. Bagaimana gaya bahasa yang digunakan para aktor politik dalam pemberitaan sidang kasus Wisma Atlet?Dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan di atas, penulis merangkumnya di dalam rumusan masalah pokok penelitian sebagai berikut:Bagaimana Penggunaan Kata Dan Gaya Bahasa Aktor Politik Dalam Pemberitaan Sidang Kasus Wisma Atlet Sebagai Salah Satu Strategi Marketing Politik (Analisis Isi Terhadap Pemberitaan Sidang Kasus Wisma Atlet dalam Surat Kabar Media Indonesia Edisi Maret 2012)?Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis menetapkan judul skripsi ini sebagai berikut:PENGGUNAAN KATA DAN GAYA BAHASA AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN SIDANG KASUS WISMA ATLET SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI MARKETING POLITIK (ANALISIS ISI TERHADAP PEMBERITAAN SIDANG KASUS WISMA ATLET DALAM SURATKABAR MEDIA INDONESIA EDISI MARET 2012)

1.3 Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini, penulis ingin mengetahui bagaimana pemggunaan kata dan gaya bahasa aktor politik Indonesia melalui analisis isi pemberitaan wacana sidang kasus Wisma Atlet dalam surat kabar Media Indonesia edisi Maret 2012 sebagai salah satu strategi marketing politik.

1.4 Kegunaan PenelitianKegunaan penelitian ini terbagai atas dua, yaitu kegunaan secara teoritis dan kegunaan secara praktis. Berikut adalah penjelasan dua kegunaan penelitian ini:a. Kegunaan TeoritisSecara teoritis ingin ikut serta dalam usaha pengembangan dibidang ilmu komunikasi khususnya dalam ilmu manajemen komunikasi untuk mengetahui penggunaan kata dan gaya bahasa aktor politik Indonesia dalam pemberitaan sidang kasus Wisma Atlet sebagai salah satu strategi marketing politik.b. Kegunaan PraktisSedangkan secara praktis untuk memberikan informasi mengenai penggunaan kata dan gaya bahasa aktor politik Indonesia dalam pemberitaan sidang kasus Wisma Atlet sebagai salah satu strategi marketing politik.

1.5 Sistematika PenulisanBAB I PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang Masalah1.2. Permasalahan1.3. Tujuan Penelitian1.4. Kegunaan Penelitian1.5. Sistematika Penulisan

BAB II KERANGKA TEORI2.1. Tinjauan Pustaka2.2. Kerangka PemikiranBAB III METODOLOGI PENELITIAN3.1. Desain Penelitian 1.1.1. Paradigma Penelitian1.1.2. Pemdekatan Penelitian1.1.3. Metode Penelitian1.1.4. Sifat Penelitian1.1.5. Bahan Penelitian dan Unit Analisis1.1.6. Populasi dan Sampel1.1.7. Definisi Kategori1.1.8. Realibilitas Koding3.2. Teknik Pengumpulan Data3.3. Teknik Analisis DataBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1. Subyek Penelitian4.2. Hasil Penelitian4.3. PembahasanBAB V PENUTUP5.1. Kesimpulan5.2. Saran

1