c/n rasio pada serasah daun mangrove dari jenis …repository.ub.ac.id/8156/1/robby yahya.pdf ·...

70
a C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS Avicennia alba, Sonneratia alba dan Bruguiera gymnorrhiza DI KAWASAN MANGROVE KETAPANG, KECAMATAN KADEMANGAN, KOTA PROBOLINGGO, JAWATIMUR SKRIPSI Oleh: ROBBY YAHYA NIM.135080101111014 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 03-Dec-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

a

C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS Avicennia

alba, Sonneratia alba dan Bruguiera gymnorrhiza DI KAWASAN

MANGROVE KETAPANG, KECAMATAN KADEMANGAN, KOTA

PROBOLINGGO, JAWATIMUR

SKRIPSI

Oleh: ROBBY YAHYA

NIM.135080101111014

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2017

Page 2: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

b

Page 3: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

c

IDENTITAS TIM PENGUJI

Judul : C/N Rasio pada Serasah Mangrove dari Jenis Avicennia

alba, Sonneratia alba dan Bruguiera gymnorrhiza di

Kawasan Mangrove Ketapang, Kecamatan Kademangan

Kota Probolinggo, Jawa Timur.

Nama Mahasiswa : Robby Yahya

NIM : 135080101111014

Progam Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

PENGUJI PEMBIMBING

Pembimbing 1 : Dr. Ir. Muhammad Musa, MS

Pembimbing 2 : Dr. Asus Maizar S.H., S.Pi, MP

PENGUJI BUKAN PEMBIMBING

Dosen Penguji 1 : Dr. Yuni Kilawati, S.Pi., M.Si

Tanggal Ujian : 15 Desember 2017

Page 4: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

d

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Robby Yahya

Nim : 135080101111014

Prodi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam usulan skripsi yang berjudul C/N

Rasio pada Serasah Daun Mangrove dari Jenis Avicennia alba, Sonneratia alba

dan Bruguiera gymnorrhiza di Kawasan Mangrove Ketapang, Kecamatan

Kademangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang ditulis atau diterbitkan oleh orang kecuali yang tertulis dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka

Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa laporan Skripsi

ini hasil penjiplakan (plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut, sesuai hukum yang berlaku di Indonesia

Malang, Desember 2017

Penulis

Page 5: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

e

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW yang telah berkehendak atas segala

kelancaran dan kemudahanyang diberikan dalam penyelesaian laporan Skripsi

ini.

2. Orang tua (Bapak dan Ibu), serta keluarga tercinta yang telahmemberikan doa,

dukungan dan materi sehingga laporan Skripsi ini dapat selesai dengan baik.

3. Dr. Ir. Muhammad Musa, MS dan Dr. Asus Maizar Suryanto H, S.Pi, MP selaku

dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan

pengarahan dalam penyusunan laporan.

4. Prof. Yenny Risjani, DEA, PhD dan Dr. Yuni Kilawati, S.Pi., M.Si selaku dosen

penguji atas atas kritik dan saran yang telah diberikan.

5. Pak Mukhlis , Mas Irvan dan Mas Hambali yang telah di repotkan saat

penelitian dan dukungannya dalam pelaksaan penelitian.

6. Audina Kartikasari, Wahyu Dewanti, Mochammad Irvan, Benni Pujianto,

Yuninda Pravita sebagai youngentrepreneur Ayam Suir ”Glowriche” atas atas

segala doa dan dukungannya dalam segala hal.

7. Mas Farid, Mas Hafid dan Mas Fikri yang telah mengajarkan dan membantu

dalam proses pengerjaan skripsi ini.

8. Seluruh keluarga FAM’13 yang telah membantu dan memberi dukungan untuk

menyelesaikan laporan ini.

9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang secara

langsung maupun tidak langsung dan baik sengaja maupun tidak sengaja telah

membantu hingga terselesainya skripsi ini .

Page 6: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

f

RINGKASAN

ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove Jenis Avicennia alba, Sonneratia alba dan Bruguiera gymnorrhiza di Kawasan Mangrove Ketapang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur (dibawah bimbingan Dr. Ir. Muhammad Musa, MS dan Dr. Asus Maizar Suryanto. H., S.Pi, M.P)

Hutan mangrove memegang peranan penting sebagai pemasok bahan organik sehingga dapat menyediakan makanan untuk organisme yang hidup diperairan. Komponen dasar dari rantai makanan pada ekosistem mangrove berasal dari serasah. Serasah mangrove merupakan bahan penting untuk berlangsungnya siklus bahan organik dan merupakan bahan dasar untuk kehidupan organisme yang terdapat pada ekosistem mangrove. Semakin tinggi C/N rasio semakin lambat proses dekomposisinya, hal tersebut akan berpengaruh terhadap sebaran bahan organik dan unsur hara yang tersedia. Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Hutan Mangrove Ketapang, Kota Probolinggo, Jawa Timur pada bulan Juni- Juli 2017.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui produksi seresah daun mangrove jenis Avicennia alba, Sonneratia alba dan Bruguiera gymnorrhiza dan membandingkan nilai C/N pada serasah daun mangrove dari jenis Avicennia alba, Sonneratia alba dan Bruguiera gymnorrhiza di kawasan mangove Ketapang, Kota Probolinggo. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu metode yang dilakukan dengan tujuan utama memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Lokasi pengambilan sampel pada penelitian ini ada 3 stasiun, yaitu stasiun I terdiri dari 3 jenis Mangove, stasiun II terdiri dari 3 jenis mangrove dan stasiun III terdiri dari 3 jenis mangrove. Pengambilan sampel dengan menggunakan litter trap (jaring penampung serasah) dengan ukuran 1x1 m2 dengan masing- masing stasiun 9 jaring. Faktor yang mempengaruhi yaitu iklim (suhu, cahaya, angin dan curah hujan), salinitas dan pasang surut.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa nilai produksi serasah daun mangrove di kawasan mangrove Ketapang Kota Probolinggo mempunyai hasil yang berbeda beda pada tiap jenis mangrove. Hasil produksi serasah daun mangrove yang di peroleh selama 1 minggu dari jenis mangrove Avicennia alba dengan rata – rata 60,29 gr/m2, produksi serasah daun mangrove Sonneratia alba dengan rata – rata 58,48 gr/m2 dan produksi serasah daun mangrove dari jenis Bruguiera gymnorrhiza dengan rata – rata 57,48 gr/m2. Hasil analisis data uji ANOVA produksi serasah daun didapatkan nilai P value (0,892) dengan demikian taraf nyata (0,05), jadi menerima Ho sehingga kesimpulan produksi serasah daun pada tiga jenis mangrove nyata atau tidak ada perbedaan yang signifikan. Sedangkan Kandungan C/N rasio serasah daun dari jenis mangrove Avicennia alba dengan rata – rata 53,95 , C/N rasio jenis Bruguiera gymnorrhiza memiliki nilai rata – rata 52,03 dan C/N rasio serasah daun dari jenis Sonneratia alba memiliki nilai rata – rata 42,28. Hasil analisis data uji ANOVA pada nilai C/N didapatkan nilai P value (0,097) dengan demikian taraf nyata (0,05), jadi menerima Ho sehingga kesimpulan nilai C/N pada tiga jenis mangrove nyata atau tidak ada perbedaan yang signifikan. Nilai C/N rasio serasah daun di kawasan hutan mangrove ketapang, Kota Probolinggo tergolong tinggi karena menurut Purwanto et. al., 2007 menyatakan bahwa serasah berkualitas baik apabila C/N rasio < 25 sehingga serasah cepat terdekomposisi dan sebaliknya jika serasah diatas 25 serasah lama terdekomposisi.

Page 7: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

g

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan

hidayah-Nyapenulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “C/N Rasio

pada Serasah Daun Mangrove dari Jenis Avicennia alba, Sonneratia alba dan

Bruguiera gymnorrhiza di Kawasan Mangrove Ketapang, Kecamatan

Kademangan, Kota Probolinggo”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat

untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Universitas Brawijaya.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena

itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan dalam penyusunan laporan selanjutnya sehingga tujuan yang

diharapkan dapat tercapai.

Malang, Desember 2017

Penulis

Page 8: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

h

DAFTAR ISI

Halaman RINGKASAN ........................................................................................................ f

KATA PENGANTAR ........................................................................................... g

DAFTAR ISI ........................................................................................................ h

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. j

DAFTAR TABEL ................................................................................................. k

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... l

1. PENDAHULUAN .................................................. Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang ....................................... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah .................................. Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian .................................... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan ............................................... Error! Bookmark not defined. 1.5 Tempat dan Waktu Penelitian ................. Error! Bookmark not defined.

2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................... Error! Bookmark not defined.

2.1 Ekosistem Mangrove .............................. Error! Bookmark not defined. 2.2 Deskripsi Avicennia alba ......................... Error! Bookmark not defined. 2.3 Deskripsi Sonneratia alba ....................... Error! Bookmark not defined. 2.5 Peranan Mangrove ................................. Error! Bookmark not defined. 2.6 Produksi Serasah Mangrove ................... Error! Bookmark not defined. 2.7 Bahan Oganik C/N .................................. Error! Bookmark not defined. 2.8 Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi . Error! Bookmark not defined.

2.8.1 Iklim ...................................................... Error! Bookmark not defined. 2.8.2 Salinitas ................................................ Error! Bookmark not defined. 2.8.3 Pasang Surut ........................................ Error! Bookmark not defined.

3. METODE PENELITIAN ........................................ Error! Bookmark not defined.

3.1 Materi Penelitian ..................................... Error! Bookmark not defined. 3.2 Alat dan Bahan ....................................... Error! Bookmark not defined. 3.3 Lokasi Penelitian .................................... Error! Bookmark not defined. 3.4 Metode Penelitian ................................... Error! Bookmark not defined. 3.5 Jenis Data .............................................. Error! Bookmark not defined. 3.6 Penentuan Stasiun Pengamatan ............ Error! Bookmark not defined. 3.7 Teknik Pengambilan Sampel .................. Error! Bookmark not defined.

3.7.1 Serasah ........................................... Error! Bookmark not defined. 3.7.2 Kerapatan Mangrove ....................... Error! Bookmark not defined. 3.7.3 Salinitas ........................................... Error! Bookmark not defined.

3.8 Analisis Sampel ...................................... Error! Bookmark not defined. 3.8.1 Analisis C-organik dengan Metode Walkey-Black . Error! Bookmark not defined. 3.8.2 Analisis N-total dengan Metode Kjedahl Error! Bookmark not defined.

Page 9: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

i

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................ Error! Bookmark not defined.

4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian .......... Error! Bookmark not defined. 4.2 Deskripsi Stasiun Pengamatan ............... Error! Bookmark not defined. 4.3 Produksi Serasah Daun Mangove .......... Error! Bookmark not defined. 4.4 C/N Rasio ............................................... Error! Bookmark not defined. 4.5 Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi . Error! Bookmark not defined.

4.5.1 Suhu Udara dan Kelembaban Udara .... Error! Bookmark not defined. 4.5.2 Curah Hujan dan Kecepatan Angin ....... Error! Bookmark not defined. 4.5.3 Lama Penyinaran Matahari ................... Error! Bookmark not defined. 4.5.4 Salinitas ................................................ Error! Bookmark not defined. 4.5.5 Pasang Surut ........................................ Error! Bookmark not defined.

5. KESIMPULAN DAN SARAN ................................ Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ............................................. Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ...................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ................................................. Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN ............................................................... Error! Bookmark not defined.

Page 10: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

j

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Alur masalah......................................... Error! Bookmark not defined.

2. Zonasi Mangrove ............................................. Error! Bookmark not defined.

3. (a) Bentuk daun, bunga dan ranting; (b) Bentuk buah (c) Bentuk pohon dan

akar .................................................................. Error! Bookmark not defined.

4. Sonneratia alba ................................................ Error! Bookmark not defined.

5. Bruguiera gymnorrhiza ..................................... Error! Bookmark not defined.

6. Transek Pengukuran Kerapatan Mangrove ...... Error! Bookmark not defined.

7. Lokasi Stasiun I ............................................... Error! Bookmark not defined.

8. Lokasi Stasiun II .............................................. Error! Bookmark not defined.

9. Lokasi Stasiun III ............................................. Error! Bookmark not defined.

10. Histogram Produksi Serasah Daun Mangove. Error! Bookmark not defined.

11. Rata rata C/N Rasio Serasah Daun Mangrove ............. Error! Bookmark not

defined.

Page 11: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

k

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kriteria Baku Kerusakan Mangrove .................. Error! Bookmark not defined.

2. Hasil Produksi Serasah Daun Mangrove .......... Error! Bookmark not defined.

3. Kandungan C, N, C/N rasio serasah daun mangrove ..... Error! Bookmark not

defined.

Page 12: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

l

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Alat dan Bahan ................................................ Error! Bookmark not defined.

2. Peta Kota Probolinggo ..................................... Error! Bookmark not defined.

3. Lokasi Pengambilan sampel ............................ Error! Bookmark not defined.

4. Hasil Serasah Daun Mangrove ........................ Error! Bookmark not defined.

5. Kerapatan Jenis dan Kerapatan Relatif Vegetasi Mangrove . Error! Bookmark

not defined.

6. Hasil C/N rasio pada serasah daun .................. Error! Bookmark not defined.

7. Dokumentasi pribadi ........................................ Error! Bookmark not defined.

Page 13: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

57

Page 14: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini manusia sebagian besar belum banyak mengetahui tentang apakah

sebenarnya mangrove itu. Masyarakat Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya

yang berbahasa Melayu sering menyebut hutan mangrove dengan hutan bakau.

Penggunaan istilah hutan bakau untuk hutan mangrove sebenarnya kurang tepat dan

rancu, karena bakau hanya nama lokal dari marga Rhizophora, sementara hutan

mangrove disusun dan ditumbuhi oleh banyak marga dan jenis tumbuhan lainnya.

Oleh karena itu, beberapa ahli menyarankan penyebutan hutan mangrove dengan

hutan bakau sebaiknya dihindari. Mangrove mempunyai dua arti, pertama sebagai

komunitas, yaitu komunitas atau masyarakat tumbuhan atau hutan yang tahan

terhadap salinitas (pasang surut air laut); dan kedua sebagai individu spesies. Dalam

bahasa inggris kata mangrove digunakan baik untuk komunitas tumbuhan yang

tumbuh di daerah jangkauan pasang surut maupun untuk individu individu jenis

tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut (Sulastini, 2011).

Mangrove berkembang di habitat dengan ciri-ciri seperti yang dikemukakan oleh

Bengen (2001), sebagai berikut : 1. Tumbuh pada daerah intertidal yang tanahnya

berlumpur atau berpasir. 2. Menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat

(sungai, mata air, atau air tanah) yang berfungsi untuk menurunkan salinitas,

menambah pasokan unsur hara, dan lumpur. 3. Terkena gelombang besar dan arus

pasang surut yang kuat. Air payau dengan salinitas 2-22 ppm atau asin dengan

salinitas mencapai 33 ppm.

Mangrove sebagai ekosistem produktif di pesisir menghasilkan serasah sebagai

potensi hara yang mendukung produktivitas primer tinggi di ekosistem ini. Produksi

Page 15: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

2

serasah mangrove yang tinggi secara langsung berhubungan dengan struktur

komunitas mangrove yang juga didukung oleh faktor-faktor lingkungan antara lain

musim dan suhu udara (Soenardjo 1999). Struktur komunitas yang terdiri dari banyak

jenis mangrove akan menghasilkan serasah dalam jumlah yang besar dibandingkan

dengan komunitas yang mempunyai jenis mangrove sedikit, hal ini dikarenakan

tegakan mangrove yang memiliki kerapatan tinggi akan menghasilkan produksi

serasah yang tinggi pula. Demikian juga dengan dekomposisi, hasil dekomposisi yang

berupa bahan organik tergantung pada jumlah serasah yang ada. Jumlah serasah

yang besar akan menghasilkan dekomposisi yang tinggi dan ini didukung oleh kondisi

lingkungan seperti lamanya genangan, salinitas dan temperatur air. Kerapatan

mangrove yang tinggi akan menghalangi intensitas cahaya matahari masuk ke dasar

hutan karena terhalang oleh rimbunnya tajuk daun mangrove, hal ini menyebabkan

kelembaban di permukaan tanah tinggi, sehingga meningkatkan laju dekomposisi oleh

bakteri dan jamur (Yulma, 2012).

Mangrove merupakan satu dari ekosistem produktif di dunia terutama dalam

bentuk produktivitas primer berupa produksi jatuhan serasah serta dekomposisi dan

pelepasan nutrien. Produktivitas yang tinggi ini terkait langsung dengan rantai

makanan yang bertumpu pada detritus atau jatuhan serasah. Dekomposisi

merupakan proses penting dalam fungsi ekosistem. Dekomposisi serasah mangrove,

terutama serasah daun, mempunyai kontribusi sebagian besar nutrien sedimen dan

perairan sekitar. Hanya sebagian kecil daun yang telah busuk dikonsumsi secara

langsung oleh hewan herbivora, sedangkan detritus mangrove merupakan

ketersediaan sumber bahan organik yang potensial bagi jaring makanan di estuari

(Mahmudi et.al. 2011).

Page 16: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

3

Dekomposisi serasah daun yang disertai pelepasan nutrien merupakan fungsi

yang sangat penting di perairan mangrove. Melalui proses dekomposisi, nutrien

(nitrogen dan fosfor) dilepaskan ke ekosistem estuari dan laut terbuka. Namun, waktu

pelepasan bahan organik dari ekosistem mangrove tergantung pada laju dekomposisi

serasah mangrove yang tergantung pada tingkat dan frekuensi penggenangan

pasang surut, ketersediaan oksigen, suhu, spesies mangrove, dan keberadaan hewan

yang mengkonsumsi serasah di dalam hutan (Nga et al., 2005). C/N rasio merupakan

salah satu indikator untuk melihat laju dekomposisi bahan organik yang terkandung di

dalam serasah. Dengan demikian, hutan mangrove memegang peranan yang sangat

penting dan tidak dapat digantikan oleh hutan maupun ekosistem lain, yaitu sebagai

mata rantai perputaran hara yang penting artinya bagi beberapa organisme air

(Purwanto et al.,2007).

Tingginya bahan organik di ekosistem mangrove memungkinkan sebagai

tempat pemijahan (spawning graund), pengasuhan (nursery graund) dan pembesaran

atau mencari makan (feeding graund) bagi beberapa jenis hewan air termasuk ikan

(Supriharyono, 2002 dalam Atmoko dan Sidiyasa, 2007). Kelurahan Ketapang,

kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo merupakan salah satu daerah

pertumbuhan mangrove yang diduga memberikan suplai serasah bagi kehidupan

organisme. Pemerintah Kota Probolinggo telah menetapkan sebagian kawasan

konservasi dengan tujuan untuk melindungi ekosistem mangrove termasuk satwa

endemik dalam kawasan tersebut. Menyadari pentingnya peran produksi serasah

terhadap ekosistem mangrove dan terbatasnya informasi khususnya di Kelurahan

Ketapang, Kecamatan Kademangan, Kota Probollinggo maka perlu dilakukan kajian

mengenai jumlah produksi serasah dan C/N rasio pada serasah daun mangrove dari

Page 17: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

4

Jenis Avicennia alba, Sonneratia alba dan Bruguiera gymnorrhiza di kawasan

mangrove Ketapang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo .

1.2 Rumusan Masalah

Keberadaan hutan mangrove memegang peranan penting sebagai pemasok

bahan organik sehingga dapat menyediakan makanan untuk organisme yang hidup

diperairan. Komponen dasar dari rantai makanan pada ekosistem mangrove berasal

dari serasah. Serasah mangrove merupakan bahan penting untuk berlangsungnya

siklus bahan organik dan merupakan bahan dasar untuk kehidupan organisme yang

terdapat pada ekosistem mangrove. Semakin tinggi C/N rasio semakin lambat proses

dekomposisinya, hal tersebut akan berpengaruh terhadap sebaran bahan organik dan

unsur hara yang tersedia.

Ekosistem mangrove di Ketapang Kota Probolinggo merupakan salah satu

wilayah konservasi hutan mangove. Penelitian ini dilakukan di sekitar kawasan hutan

mangrove ketapang Kota Probolinggo karena wilayah tersebut merupakan wilayah

konservasi sehingga keberadaan sampah di wilayah tersebut tidak terlalu tinggi di

bandingkan di wilayah mangrove kota Probolinggo lainnya. Jenis mangrove yang

mendominasi di lokasi penelitian terdiri dari Avicennia alba, Rhizophora mucronata,

Sonneratia alba dan Bruguiera gymnorrhiza. Penelitian ini mengenai jumlah produksi

serasah dan besarnya nilai C/N rasio pada daun mangrove dari jenis Avicennia alba,

Sonneratia alba dan Bruguiera gymnorrhiza :

Keterangan :

a. Produksi serasah daun pada mangrove jenis Avicennia alba, Rhizophora

mucronata, Sonneratia alba dan Bruguiera gymnorrhiza.

Page 18: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

5

b. Banyaknya serasah mangrove yang dihasilkan dipengaruhi oleh faktor

lingkungan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi seperti data iklim, salinitas

dan pasang surut.

c. Dilakukan evaluasi terhadap hasil C/N rasio yang dihasilkan pada serasah daun.

Apabila hasil C/N rasio tersebut tinggi maka laju dekomposisinya lambat, hal

yang menjadi faktor lambatnya laju dekomposisi yaitu faktor lingkungan.

d. Total hasil C/N rasio yang terdapat pada serasah daun dapat digunakan dalam

penelitian selanjutnya. Dilakukan evaluasi dalam perbandingan C/N rasio

dimana hasil perbandingan tersebut dipengaruhi oleh proses produksi serasah

daun dan faktor lingkungan.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka dapat diambil rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Menganalisis produksi serasah daun mangrove jenis Avicennia alba, Sonneratia

alba dan Bruguiera gymnorrhiza di kawasan mangrove Ketapang, Kecamatan

Kademangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur.

2. Menganalisis perbandingan C/N rasio yang dihasilkan serasah mangrove

Avicennia alba, Sonneratia alba dan Bruguiera gymnorrhiza di kawasan

mangrove Ketapang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur.

Bahan organik dalam tanah adalah relatif kecil yaitu kisaran 2%-6% di

bandingkan dengan bahan mineral yang berkisar 94%-98%. Melihat C/N rasio pada

mangrove Avicennia alba, Rhizophora mucronata, Sonneratia alba dan Bruguiera

gymnorrhiza dalam proses dekomposisi perlu dilakukannya penelitian ini untuk

menganalisa perbandingan besarnya jumlah C/N rasio yang dihasilkan oleh serasah

daun mangrove jenis Avicennia alba, Sonneratia alba dan Bruguiera gymnorrhiza.

Rumusan masalah yang dapat ditarik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 19: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

6

A

Gambar 1. Bagan Alur masalah

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui produksi serasah daun mangrove dari jenis Avicennia alba,

Sonneratia alba dan Bruguiera gymnorrhiza di kawasan mangrove Ketapang,

Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo.

2. Membandingkan nilai C/N pada serasah daun mangrove dari jenis Avicennia

alba, Sonneratia alba dan Bruguiera gymnorrhiza di kawasan mangrove

Ketapang, Kecamatan Kademangan, kota Probolinggo.

Mangrove

Avicennia

alba

Sonneratia

alba

Bruguiera

gymnorrhiza

Serasah

Daun

C/N

Produktifitas

Kawasan

Page 20: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

7

1.4 Kegunaan

Kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain adalah sebagai

berikut :

1. Memberikan informasi C/N Rasio pada serasah daun mangrove dari jenis

Avicennia alba, Sonneratia alba dan Bruguiera gymnorrhiza sebagai

dekomposisi bahan organik dalam tanah.

2. Data yang didapatkan nantinya sebagi sumber informasi bagi pemerintah,

perguruan tinggi, Instansi dan masyarakat dan dapat menjadi masukan lebih

lanjut.

3. Memberikan pengetahuan tentang C/N rasio yang terdapat pada serasah daun

mangrove dari jenis Avicennia alba, Sonneratia alba dan Bruguiera

gymnorrhiza.

. 1.5 Tempat dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2017 di

kawasan Mangrove Ketapang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, Provinsi

Jawa Timur dan Laboratorium Universitas Muhamaddiyah Malang, Jawa Timur.

Page 21: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

8

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ekosistem Mangrove

Ekosistem mangrove merupakan sumber daya lahan basah wilayah pesisir dan

sistem penyangga kehidupan dan kekayaan alam yang nilainya sangat tinggi, oleh

karena itu perlu upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan secara lestari

untuk kesejahteraan masyarakat. Ekosistem mangrove mempunyai berbagai fungsi

penting, di antaranya sebagai sistem penyangga kehidupan, sumber pangan,

pelindung pesisir, menjaga kekayaan keanekaragaman hayati, berkontribusi sebagai

pengendali iklim global melalui penyerapan karbon (Sosia et al., 2014)

Ekosistem mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropika yang

didominasi oleh beberapa spesies pohon bakau yang mampu tumbuh dan

berkembang pada kawasan pasang surut pantai berlumpur. Komunitas ini pada

umumnya tumbuh pada kawasan intertidal dan supertidal yang mendapat aliran air

yang mencukupi, dan terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang

kuat. Karena itu hutan mangrove banyak dijumpai di pantai-pantai teluk yang dangkal,

estuaria, delta dan kawasan-kawasan pantai yang terlindung. Untuk zonasi mangrove

dapat dilihat pada Gambar 2 (Rusdianti dan Setyawan, 2012).

Mangrove merupakan salah satu ekosistem yang mempunyai peranan penting

dalam upaya pemanfataan berkelanjutan sumberdaya pesisir dan laut, yang memiliki

fungsi penting sebagai penyambung ekologi darat dan laut, serta gejala alam yang

ditimbulkan oleh perairan, seperti abrasi, gelombang dan badai (Departemen

Kelautan dan Perikanan, 2009). Mangrove merupakan ekosistem yang menjadi

“jembatan” antara ekosistem lautan dan daratan. Mangrove menjadi ekosistem utama

pendukung kehidupan yang penting di wilayah pesisir. Ekosistem mangrove

Page 22: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

9

memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia, baik secara langsung maupun

tidak langsung. Selain memberikan manfaat ekologis sebagai penyedia nutrien bagi

biota perairan; tempat memijah, tempat mencari makan, dan tempat asuhan berbagai

biota, pengendali abrasi, intrusi air laut, dan angin kencang; penahan tsunami,

memperluas daratan. Hutan mangrove juga memberikan manfaat ekonomis antara

lain sebagai penyedia berbagai hasil hutan kayu dan non kayu, serta jasa ekowisata

(Sinaga, . 2008).

Gambar 1. Zonasi Mangrove (Sinaga, 2008)

2.2 Deskripsi Avicennia alba

Avicennia alba merupakan mangrove jenis pionir yang tersebar luas pada

berbagai tipe pasang-surut, dan salinitas yang tinggi di wilayah tropis dan sub tropis

serta memiliki akar dengan kemampuan baik dalam mengikat sedimen. Akarnya

disebut sebagai akar nafas kerana memiliki percabangan yang tumbuh secara vertikal

dan horizontal didalam sedimen ataupun tanah serta berbentuk seperti pensil yang

menonjol ke permukaan dan juga dapat membantu pengikatan sedimen dan

mempercepat proses pembentukan daratan (Noor et al. 2006). Daunnya memiliki ciri-

ciri yang khas pada warna daunya, dimana pada permukaan atas daun berwarna hijau

Page 23: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

10

mengkilap sedangkan bagian bawah daun dapat berubah warna menjadi putih sesuai

dengan bertambahnya umur pohon. Permukaan atas daun memiliki tekstur licin halus,

sedangkan permukaan bawah memiliki tekstur yang lebih kasar dengan panjang daun

sekitar 7 cm dengan lebar daun sekitar 3-4 cm. Bunganya bersifat majemuk dan

memiliki 8-18 bunga disetiap tangkainya. Buah pada jenis mangrove ini berbentuk

seperti jambu mente, berwarna hijau kekuningan dengan ukuran panjang 2,5 – 4 cm

dan lebar 1,5 – 2 cm dan permukaan berambut halus. Tumbuhan ini termasuk

golongan pohon dengan ketinggian ± 15 meter. Kulit kayu berwarna gelap kecoklatan,

beberapa tangkai terdapat tonjolan kecil, sementara yang lainya sering memiliki

permukaan yang halus.(Halidah, 2011).

Avicennia alba memiliki nama setempat yaitu api-api putih. Klasifikasi Avicennia

alba dapat diuraikan sebagai berikut ini :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoluphyta

Kelas : Magnolipsida

Ordo : Scrophulariales

Famili : Verbenaceae

Genus : Avicennia

Spesies : Avicennia alba

(a) (b)

Page 24: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

11

(c)

Gambar 2. (a) Bentuk daun, bunga dan ranting; (b) Bentuk buah (c) Bentuk pohon dan akar (Halidah, 2011)

Ekosistem mangrove jenis Avicennia alba sering ditemukan pada rawa-rawa,

tepi pantai yang berlumpur ataupun daerah pasang surut. Jenis tumbuhan ini memiliki

kelenjar garam (salt gland) di jaringan daunya sehingga toleran terhadap konsentrasi

garam atau salinitas yang tinggi. Memiliki adaptasi anatomi terhadap keadaan tanah

melalui sistem perakaran yaitu akar napas yang muncul ke permukaan tanah untuk

proses aerasi (Onrizal, 2005). Pada tumbuhan Avicennia alba memiliki banyak

manfaat, diantaranya yaitu pada buahnya dapat diolah menjadi makanan. Pada

daunya digunakan untuk mengatasi kulit yang terbakar dan obat anti fertilisasi

tradisional oleh masyarakat pantai. Manfaat lainya yaitu bisa digunakan sebagai kayu

bakar atau kayunya bisa digunakan untuk membuat tiang layar dan rusuk perahu dan

juga tanaman ini sebagai penyerap racun (Halidah, 2011).

2.3 Deskripsi Sonneratia alba

Sonneratia alba merupakan salah satu jenis tanaman mangrove yang berada

di desa Ketapang. Sonneratia alba tumbuh pada lapisan kedua setelah Rhizophora

sp, Sonneratia sp ini tumbuh pada substrat dari kombinasi antara batu, lumpur dan

pasir dengan kedalaman berkisar antara 18-22 cm (Katili, 2009). Suhu tempat hidup

Page 25: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

12

Sonneratia alba berkisar 24,4 – 27,9oC dan kelembaban udara sekitar 80 – 95 %

(Onrizal, 2005). pH tanah pada tegakan Sonneratia alba berkisar antara 6-7. Faktor

lingkungan yang mempengaruhi Sonneratia alba dalam jangka panjang adalah

fluktuasi pasang surut dan ketinggian rata-rata permukaan laut. Beberapa faktor yang

mempengaruhi ekosistem Sonneratia alba mencakup: topografi dan fisiografi pantai,

tanah, oksigen, nutrien, iklim, cahaya, suhu, curah hujan, angin dan gelombang laut,

pasang-surut laut, serta salinitas.

Kedudukan dalam taksonomi tumbuhan Sonneratia alba adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Myrtales

Famili : Sonneratiaceae

Genus : Sonneratia

Spesies : Sonneratia alba.

Gambar 3. Sonneratia alba (Tjitrosoepomo, 2009)

Menurut Tjitrosoepomo (2009), Sonneratia alba memiliki kulit kayu berwarna

putih tua hingga coklat, dengan celah longitudinal yang halus. Akar berbentuk kabel

Page 26: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

13

di bawah tanah dan muncul kepermukaan sebagai akar nafas yang berbentuk kerucut

tumpul dan tingginya mencapai 25 cm. Daun Sonneratia alba memiliki susunan

tunggal, bersilangan, bentuk oblong sampai bulat ukuran panjang 5–10 cm. Bunga

Biseksual; gagang bunga tumpul panjangnya 1 cm. Letak di ujung atau pada cabang

kecil. Buah Sonneratia alba seperti bola, ujungnya bertangkai dan bagian dasarnya

terbungkus kelopak bunga. Buah mengandung banyak biji (150-200 biji) dan tidak

akan membuka pada saat telah matang. Sonneratia alba dapat mencapai ketinggian

mencapai 20 meter dengan diameter 40 cm, memiliki system perakaran akar napas,

seperti biji, kokoh, lancip, diameter pangkal akar mencapai 5 cm. Sonneratia alba

umunnya tumbuh didaerah pertemuan sungai yang landai atau teluk berlumpur dalam.

2.4 Deskripsi Bruguiera gymnorrhiza

Bruguiera gymnorrhiza merupakan jenis yang dominan pada hutan mangrove

yang tinggi dan merupakan ciri dari perkembangan tahap akhir dari hutan pantai, serta

tahap awal dalam transisi menjadi tipe vegetasi daratan. Tumbuh di awal dengan

salinitas rendah dan kering serta tanah yang memiliki aerasi yang baik. Jenis ini

toleran terhadap daerah terlindung maupun yang mendapat sinar matahari langsung.

Bruguiera gymnorrhiza juga tumbuh pada tepi daratan dari mangrove, sepanjang

tambak serta sungai pasang surut dan payau. Ditemukan di tepi pantai hanya jika

terjadi erosi pada lahan dihadapannya. Subtratnya terdiri dari lumpur, pasir dan

kadang-kadang tanah gambut hitam, kadang-kadang juga ditemukan dipinggir sungai

yang kurang terpengaruh oleh air laut, hal tersebut dimungkinkan karena buahnya

terbawa arus air atas gelombang pasang. Bunga dan buah tumbuh sepanjang tahun.

Bunga relatif besar, memiliki kelopak bunga berwarna kemerahan, menggantung dan

dan mengundang burung untuk melakukan penyerbukan (Noor et. al, 2006)

Page 27: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

14

Kedudukan dalam taksonomi tumbuhan Bruguiera gymnorrhiza adalah sebagai

berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Angiospermae

Kelas : Eudikotil

Ordo : Malpighiales

Famili : Rhizophoraceae

Genus : Bruguiera

Spesies : Bruguiera gymnorrhiza

Gambar 4. Bruguiera gymnorrhiza (Noor et.al, 2006)

Bruguiera gymnorrhiza adalah adalah sejenis perdu atau pohon kecil penghuni

hutan bakau, anggota suku Rhizophoraceae. Pohon yang sering ditemukan di bagian

dalam zona intertidal ini menyebar luas di pantai-pantai Samudra Hindia. Bruguiera

gymnorrhiza memiliki akar tunjag dan mempunyai sejumlah akar lutut, kulit kayu

berwarna abu-abu tua samapi kecoklatan. Sedangkan daunya berkulit berwarna hijau

dibagian atasnya dan berwarna kekuningan dibagian bawahnya, daun tunggal dan

berhadapan dengan ukuran panjang 8-15 cm dan lebar 4-6 cm, bentuk daun elips

Page 28: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

15

dengan ujung meruncing. Bruguiera gymnorrhiza mempunyai ketinggian pohon

hingga 20 meter (Kitamura, 1997).

2.5 Peranan Mangrove

Menurut Karuniastuti (2010), Hutan mangrove mempunyai peranan penting

yaitu memproduksi nutrien yang dapat menyuburkan perairan laut, membantu dalam

perputaran karbon, nitrogen dan sulfur, serta perairan kaya akan nutrien baik nutrien

organik maupun anorganik. Hutan mangrove dapat menjaga keberlangsungan

populasi ikan, kerang dan lainnya. Hutan mangrove menyediakan tempat

perkembangbiakan dan pembesaran bagi beberapa spesies hewan khususnya

udang, sehingga biasa disebut tidak ada hutan mangrove tidak ada organisme .

Mangrove mempunyai manfaat ganda dan merupakan mata rantai yang sangat

penting dalam memelihara keseimbangan siklus biologi di suatu perairan. Ditinjau dari

segi potensinya maka dapat dibedakan menjadi 2 aspek yaitu ekologis dan ekonomis.

Dalam potensi ekologis maka mangove berperan penting dalam kemampuan

mendukung eksistensi lingkungan fisik dan lingkungan biota. Di lingkunagn fisik

berperan sebagai penahan ombak, penahan angin, pengendali banjir, dan penahan

insrusi air asin. Peranannya di dalam lingkungan biota adalah sebagai tempat

persembunyian, tempat berkembang biak berbagai macam biota air (termasuk ikan,

udang, kepiting, mamlia dan burung). Selain itu hutan mangove juga penyumbang zat

hara yang berguna untuk kesuburan perairan sekitarnya. Potensi ekonomi di

tunjukkan dengan kemampuan dalam menyediakan produk dari hutan mangrove yang

secara ekonomi dapat langsung diambil adalah hasil hutan dan produksi perikanan

mangove (Soeroyo, 1992).

Page 29: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

16

Peranan terpenting ekologi mangrove terhadap ekosistem perairan pantai

adalah lewat luruhan daunnya yang gugur berjatuhan ke dalam air. Luruhan daun

mangrove ini merupakan sumber bahan organik yang penting dalam rantai pakan

(food chain). Kesuburan perairan sekitar kawasan mangrove kuncinya terletak pada

masukan bahan organik yang berasal dari luruhan guguran daun ini. Sementara daun

mangrove segar merupakan pakan yang digemari kambing dan sapi/ kerbau. Daun

yang gugur ke dalam air menjadi bahan makanan bagi berbagai jenis hewan air yang

dihancurkan terlebih dahulu oleh kegiatan bakteri dan jamur (fungi). Hancuran bahan-

bahan organik (detritus) kemudian menjadi bahan makanan penting bagi cacing,

krustacea, dan hewan-hewan lain. Pada tingkat berikutnya hewan-hewan inipun

menjadi makanan bagi hewan-hewan lainnya yang lebih besar dan seterusnya. Pada

ekologi hutan mangrove yang cukup tebal dapat pula dikembangkan budidaya lebah

madu bakau yang khasiatnya sangat baik (Muharam, 2014).

2.6 Produksi Serasah Mangrove

Guguran daun, biji, batang dan bagian lainya dari mangrove sering disebut

serasah. Mangove mempunyai peran penting bagi ekologi yang didasarkan atas

produksi bahan organik yang berupa serasah, dimana bahan organik ini merupakan

dasar rantai makanan. Serasah dari tumbuhan mangove ini akan akan terdeposit pada

dasar perairan dan terakumulasi terus menerus dan akan menjadi sedimen yang kaya

akan unsur hara dan tempat yang baik untuk kelangsungan hidup fauna

makrobenthos (Mcconnaughey dan Zottoli, 1983 dalam Taqwa, 2010). Serasah

mangrove yang jatuh ke perairan sebagian akan tenggelam dan sebagian akan

terbawa arus laut ke daerah lain (Soeroyo,1990).

Page 30: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

17

Serasah adalah bahan organik dari berbagai pohon yang mati yang jatuh di

dasar hutan (daun, ranting dan alat reproduksi) sedangkan produksi serasah adalah

berat dari seluruh bagian material yang mati yang diendapkan di permukaan tanah

tanah pada suatu waktu. Kusmana et al., (2000) menyatakan bahwa besarnya

produktivitas serasah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

a. Besarnya diameter pohon

b. Produksi daun-daun baru sebagai adaptasi dari salinitas yang tinggi akibat

fluktuasi pasang surut

c. Keterbukaan dari pasang surut dimana semakin terbuka semakin optimal.

Produksi serasah merupakan bagian penting dalam tranfer bahan organik dari

vegetasi ke dalam tanah. Unsur hara yang dihasilkan dari proses dekomposisi

serasah di dalam tanah sangat penting dalam pertumbuhan mangrove, berbagai

sumber detritus ekosistem laut dan estuari dalam menyokong kehidupan berbagai

organisme akuatik (Mahmudi, 2010). Produksi serasah daun untuk setiap kawasan

mangrove adalah berbeda. Perbedaan jumlah serasah ini disebabkan oleh adanya

beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi produktivitas, kesuburan tanah,

kelembaban tanah, kerapatan, musim dan tegakan. Selain faktor-faktor tersebut

ketipisan tajuk dan morfologi daun juga ikut mempengaruhi besar kecilnya serasah.

Semakin tipis penutupan tajuk semakin berkurang produksi serasah (Lugo dan

Snedaker 1974 dalam Yulma, 2012).

2.7 Bahan Oganik C/N

Bahan organik merupakan suatu elemen yang masuk di dalam proses

kehidupan organisme. Bahan organik utama yang dibutuhkan dalam jumlah besar

adalah Karbon (C), Nitrogen (N), Fosfor (P), Oksigen (O2), Silikat (Si), Magnesium

Page 31: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

18

(Mg), Potassium (K) dan Kalsium (Ca). Sebagian besar nitrogen yang terlibat dalam

proses berasal dari atmosfir. Nitrogen dari atmosfir yang difiksasi oleh makhluk hidup

berada dalam kesetimbangan dengan nitrogen yang dilepaskan oleh mikroba pada

proses dekomposisi. Nitrogen anorganik terdiri dari ammonia (NH2) dan nitrat (NH3)

sedangkan nitrogen organik terutama dalam bentuk protein, asam amino dan urea.

Umumnya senyawa-senyawa N organik dalam bentuk terlarut maupun partikulat

adalah hasil metabolisme bahari dan hasil proses pembusukan (Effendi 2003).

Serasah yang dihasilkan oleh mangrove merupakan sumber karbon dan

nitrogen bagi hutan mangrove sendiri manupun perairan sekitarnya. Serasah

tumbuhan yang banyak kandungan nitrogen dan fosfornya akan mengalami

pelapukan dengan cepat tanpa penambahan unsur hara, terutama pada keadaan

aerobik. Berbeda halnya dengan bahan-bahan rendah kadar nitrogen seperti jerami,

tumpukan jerami dan sisa-sisa batang yang mengalami dekomposisi secara lambat

dan tidak sempurna dan kemungkinan masih tersisa 50-60% dari bobot awal setelah

3-10 bulan terdekomposisi (Moore-Landecker 1990 dalam Yulma, 2012).

C/N tinggi menyebabkan tersedianya energi yang melimpah bagi jasad renik,

sehingga dapat berkembangbiak dengan pesat. Senyawa N-anorganik yang tersedia

dalam tanah dengan cepat diubah menjadi senyawa N-organik. Pada keadaan ini laju

nitrifikasi berada pada titik terendah oleh karena kurangnya pasok N-NH4 yang sedang

ditambah oleh jasad renik. Jika jasad renik mati dan tubuhnya diurai menjadi senyawa

N-ammonium, maka nitrifikasi berlangsung intensif (Poerwowidodo, 1992 dalam

Saputro, 2013).

Page 32: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

19

2.8 Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi

2.8.1 Iklim

Menurut Badan Lingkungan Hidup (2012), iklim mempengaruhi perkembangan

tumbuhan dan perubahan faktor fisik (subtrat dan air). Pengaruh iklim terhadap

pertumbuhan mangrove melalui suhu,cahaya, angin dan curah hujan Penjelasan

mengenai faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

1. Suhu

a. Suhu berperan penting dalam proses fisiologis (fotosintesis dan respirasi).

b. Produksi daun tanaman terjadi pada suhu 18-200c dan jika suhu tinggi maka

produksi menjadi berkurang.

2. Cahaya

a. Cahaya berpengaruh terhadap pembuahan dan regenerasi (bentuk awal dari

embrio yang berkembang menjadi sesuatu yang baru yaitu tanamn anakan yang

sempurna) dimana tumbuhan yang berada di luar kelompok akan menghasilkan

lebih banyak bunga karena mendapat sinar matahari lebih banyak.

b. Cahaya berpengaruh terhadap proses fotosintesis, respirasi, fisiologi dan

struktur fisik mangrove.

3. Angin

a. Angin mempengaruhi terjadinya gelombang dan arus.

b. Angin merupakan agen polinasi dan diseminasi sehingga membantu terjadinya

proses reproduksi tumbuhan.

4. Curah hujan

a. Jumlah, lama dan distribusi hujan mempengaruhi perkembangan tumbuhan

mangrove.

Page 33: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

20

b. Curah hujan yang terjadi mempengaruhi kondisi udara, suhu air, salinitas air dan

tanah.

2.8.2 Salinitas

Salinitas menurut Boyd (1982) adalah kadar seluruh ion-ion yang terlarut dalam

air, seperti klorida, karbonat, bikarbonat, sulfat, natrium, kalsium dan magnesium.

Kondisi salinitas sangat memengaruhi komposisi mangrove. Berbagai jenis mangrove

mengatasi kadar salinitas dengan cara yang berbeda - beda. Beberapa diantaranya

selektif mampu menghindari penyerapan garam darimedia tumbuhnya, sementara

beberapa jenis yang lainnya mampu mengeluarkan garam dari kelenjar khusus pada

daunnya (Noor et al., 2006).

Pengaruh perairan air tawar dari sungai menyebabkan stratifikasi salinitas

diberbagai kedalaman baik pada waktu pasang maupun surut. Lapisan dan

permukaan cenderung memiliki salinitas lebih rendah dibandingkan dengan lapisan

tengah, dan lapisan tengah ini juga lebih rendah jika dibandingkan dengan salinitas

didasar perairan. Stratifikasi salinitas ini juga terjadi secara horizontal dimana daerah

yang jauh dari muara mempunyai salinitas lebih tinggi daripada daerah yang berada

di muara ( Trilaksani et al., 2006).

Menurut Riniatsih dan Kushartono (2009), salinitas tanah bersumber dari

masuknya air laut kedalam tanah mangrove akibat terjadinya pasang surut dimana

aliran air masuk melalui proses peresapan ke bawah tanah hingga ke lapisan kedap

air. Air yang ada dilapisan tersebut akan berkumpul sehingga kadar salinitas lebih

tinggi di bandingkan permukaan perairan. Tumbuhan mangrove memiliki daya

adaptasi dengan kondisi tanah yang terendam oleh pasang surut air laut, dengan

kondisi kadar garam yang cukup tinggi serta kondisi tanah yang berubah ubah.

Page 34: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

21

Salinitas merupakan faktor lingkungan dalam pertumbuhan mangrove di habitatnya

(Asraf dan Haris, 2004).

2.8.3 Pasang Surut

Pasang surut adalah fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut

secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik

dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari ,bumi,dan bulan. Periode pasang

surut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah

gelombang berikutnya. Waktu periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit

hingga 24 jam 50 menit .

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut berdasarkan teori

kesetimbangan adalah rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap matahari,

revolusi bumi terhadap matahari.berdasarkan teori dinamis adalah kedalaman dan

luas perairan, pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis), dan gesekan dasar. Selain itu juga

terdapat beberapa faktor lokal yang dapat mempengaruhi pasut disuatu perairan

seperti, topografi dasar laut, lebar selat, bentuk teluk, dan sebagainya, sehingga

berbagai lokasi memiliki ciri pasang surut yang berlainan (Diposaptono 2007).

2.9 Siklus C/N pada Mangrove

Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Daur nitrogen

melibatkan semua bagian biosfer. Nitrogen dalam atmosfer harus bereaksi dahulu

dengan hydrogen dan oksigen sebelum dapat di asimilasikan oleh tumbuhan, dan

tumbuhan kemudian dimakan hewan. Manusia juga ambil andil dalam daur nitrogen

melalui penanaman polong-polongan yaitu dapat menambat nitrogen. Nitrogen yang

diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan

yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu

Page 35: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

22

Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap

oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi

amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara.

Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem. Dan kemudian

nitrogen tersebut digunakan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis, nitrogen yang

terdapat dalam senyawa hasil fotosintesis tersebut, sebagai contoh vitamin dan

protein dikonsumsi oleh hewan dan manusia (Sutanto, 2005).

Hewan dan manusia melakukan ekskresi juga membuang nitrogen ke dalam

tanah, dan dekomposisinya memasukkan nitrogen ke dalam tanah. Namun yang perlu

diketahui walaupun jumlah Nitrogen di alam ini ternyata tidak mampu secara langsung

di pergunakan oleh makhlik hidup. Itu karena nitrogen yang terdiri dari berbagai

macam bantuknya seperti ammonia (NH3), molekul nitrogen (N2), Nitrogen Oksida

(NO), nitrogendioksida (NO2), asm nitrit (HNO2), asam nitrat (HNO3), dll. Perlu ada

proses nitrifikasi dulu sebelum makhluk hidup dapat memanfaatkannya (Feller et.al,

2002).

Page 36: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

23

Gambar 6. Siklus Nitrogen (Sutanto, 2005).

Menurut Yuwono (2004), nitrogen adalah komponen dengan jumlah terbesar

maka daur oksigen dan karbon dioksida adalah daur terbesar di alam ini walaupun di

atmosfer terdapat kandungan CO2 sebanyak 0.03%. Sumber-sumber CO2 di udara

berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara, dan

asap pabrik. Daur karbon merupakan daur yang paling sempurna di banding daur

lainnya. Ini dikarenakan pengembalian bahan-bahan kelingkungan berjalan secepat

pengambilannya. Pada umumnya, kecil sekali atau hamper tidak ada perubahab yang

permanen tentang penyebaran unsur-unsur dalam berbegai ekosistem. Berbagai daur

lainnya mungkin berjalan tidak sempurna, dalam arti kata bahwa sebagian bahan

hilang untuk waktu yang lama di beberapa tempat, atau bahan itu tergabung dalam

senyawa kimia lain sehingga tidak tersedia bagi organisme .

Page 37: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

24

Gambar 7. Siklus Karbon (Brown, 2002).

Menurut Brown (2002), Siklus karbon dimulai dengan penambahan karbon

dioksida di udara melalui proses fotosintesis oleh tumbuhan menghasilkan

karbohidrat. Sebagian dari karbohidrat ini dipakai oleh tumbuhan itu sendiri untuk

memperoleh energy dan sementara itu karbon dioksida dilepaskan melalui daun dan

akar (pernafasan). Sebagian lagi dari karbohidrat dimakan hewan yang juga bernafas

dan melepaskan karbon dioksidake udara.hewan dan tumbuhan yang mati kemudian

mengalami dekomposisi, dan Karbondioksida akan kembali ke atmosfer dari

penguraian juga melalui sistem respirasi.

Ekosistem air, pertukaran C02 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung.

Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai

menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang

memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain.

Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, CO2 yang mereka keluarkan menjadi

bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah C02 di air

(Tiepolo et.al, 2002).

Page 38: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

25

3. METODE PENELITIAN

3.1 Materi Penelitian

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah C/N rasio pada serasah daun

mangrove dari jenis Avicennia alba, Sonneratia alba dan Bruguiera gymnorrhiza di

kawasan mangrove Ketapang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, Provinsi

Jawa Timur. Parameter Pendukung yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

Kerapatan mangrove, data iklim, salinitas dan pasang surut.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian merupakan sarana pendukung

yang digunakan dalam pengambilan sampel. Alat dan bahan dalam penelitian ini

dapat dilihat pada Lampiran 1.

3.3 Lokasi Penelitian

Denah lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian merupakan sarana

pendukung untuk mengetahui lokasi penelitian. Denah dalam penelitian dapat dilihat

pada Lampiran 2.

3.4 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

ini digunakan untuk menggambarkan, mengumpulkan dan menganiliskondisi

mangrove dilapang. Metode deskriptif adalah suatu metode yang dilakukan dengan

tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan

secara objektif. Metode deskrptif juga berarti metode yang dimaksudkan untuk

menjelaskan fenomena atau karakteristik Individual, situasi atau kelompok tertentu

Page 39: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

26

secara akurat sesuai dengan kondisi yang sebenarnya dilapang dengan mengambil

beberapa sampel saja (Aditya, 2009).

3.5 Jenis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari

pengukuran dilapangan dan laboratorium yang berhubungan dengan produksi dan

nilai C/N rasio pada serasah daun mangrove dari jenis Avicennia alba, Sonneratia

alba dan Bruguiera gymnorrhiza. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari

instansi terkait yaitu BMKG Kota Malang untuk data iklim di lokasi penelitian.

3.6 Penentuan Stasiun Pengamatan

Stasiun pengamatan ditentukan dengan sampling purposive, merupakan teknik

pengambilan sampel dengan pertimbangan peneliti sendiri dalam menentukan titik

pengambilan sampel. Penentuan stasiun dibagi menjadi tiga berdasarkan pada

kemudahan akses dan jenis mangrove yang mendominasi di lokasi penelitian, antara

lain :

a. Stasiun 1 : Avicennia alba berada di daerah pasang surut / yang selalu

tergenang air.

b. Stasiun 2 : Sonneratia alba berada di daerah pasang surut / yang selalu

tergenang air.

c. Stasiun 3 : Bruguiera gymnorrhiza berada di daerah pasang tertinggi.

Page 40: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

27

3.7 Teknik Pengambilan Sampel

3.7.1 Serasah

Untuk pengambilan serasah dengan metode litter trap (jaring penampung

serasah). Jaring penampung serasah terbuat dari karung gula yang tidak terpakai

dengan luas (1 x 1) m2. Setiap stasiun ditetapkan 3 transek, dengan ukuran transek

10 m x 10 m. Untuk tiap transek terdapat tiga jaring dan pada setiap stasiun terdapat

9 jaring. Litter trap dibentangkan dibawah pohon mangrove dengan bantuan tali rafia

dan dibiarkan selama 7 hari. Pengambilan serasah dilakukan selama 1 minggu

sebanyak 1 kali pengambilan serasah. Serasah yang dikumpulkan berupa daun dari

jenis mangrove Avicennia alba, Sonneratia alba dan Brugueira gymnorrhiza. Serasah

yang terkumpul kemudian dimasukkan pada kantong plastik dan diberi label untuk

dibawah ke laboratorium. Kemudian di oven dengan suhu 700c selama 24 jam untuk

menghilangkan kadar air sehingga didapatkan berat konstan lalu ditimbang untuk

mengetahui produksi serasah dengan timbangan digital (ketelitian 0,01 gram).

3.7.2 Kerapatan Mangrove

Pangambilan data kerapatan mangrove dilakukan sebanyak dua kali

pengambilan pada masing masing stasiun dengan transek kuadrat ukuran 10 x 10 m2

menggunakan tali rafia pada setiap stasiun. Menetapkan petak-petak pada transek

secara acak pada masing-masing stasiun. Menghitung jumlah mangrove dengan

tingkatan pohon yaitu 10 x 10 m2 dengan diameter batang lebih besar dari 10 cm dan

tinggi pohon > 1,5 m. Transek pengukungan kerapatan mangrove dapat dilihat pada

Gambar 2.

Page 41: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

28

10 meter

Gambar 1. Transek Pengukuran Kerapatan Mangrove

Data yang diperoleh dari pengambilan sampel kerapatan mangrove di lapang

kemudian dianalisis menggunakan metode perhitungan kerapatan mangrove dan

dikategorikan menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No, 201 Tahun

2004 yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kriteria Baku Kerusakan Mangrove

Kriteria Kerapatan Pohon (ind/ha)

Baik

Padat ≥ 1.500

Sedang ≥ 1.000 - < 1.500

Rusak Jarang < 1.000

Kerapatan mangove adalah jumlah individu per satuan luas area yang

digunakan untuk vegetasi tumbuhan. Menurut Kusmana (1997) yaitu :

1. Kerapatan jenis merupakan jumlah total individu dalam satuan unit area yang

di ukur.

10 meter

Page 42: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

29

Dimana :

Ki : Kerapatan Jenis

ni : Jumlah Total Individu

A : Luas Total Area Pengambilan Sampel

2. Kerapatan relatif jenis merupakan perbandingan kerapatan jenis dan jumlah

total kerapatan seluruh jenis.

𝐾𝑅𝑖 = (𝐾𝑖

∑ 𝐾) x 100%

Dimana :

KRi : Kerapatan Reratif Jenis ∑K : Total Kerapatan Seluruh Jenis

Ki : Kerapatan Jenis

3.7.3 Salinitas

Menurut Effendi (2003), pengukuran salinitas dapat dilakukan menggunakan

refraktometer dengan cara sebagai barikut:

1). Refraktometer dikalibrasi menggunakan aquades terlebih dahulu untuk

menetapkan garis horizontal (pada lensa) dengan angka nol.

2). Penutup kaca prisma diangkat dan letakkan 1-2 tetes air yang akan diukur,

kemudian menutup kembali dengan hati-hati agar tidak muncul gelembung udara

dipermukaan kaca prisma.

3). Melihat melalui kaca pengintai, dan akan dilihat pada lensa nilai atau salinitas dari

air yang sedang diukur.

KI =ni

A

Page 43: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

30

3.8 Analisis Sampel

3.8.1 Analisis C-organik dengan Metode Walkey-Black

Prosedur C-organik menurut Fauzi (2008) adalah sebagai berikut :

a. 0,5 g serasah yang telah dihaluskan di masukkan ke dalam labu erlenmeyer 500

ml, ditambahkan 10 ml, ditambah 10 ml larutan Kalium dikromat (k2Cr207) 1 N

dengan menggunakan pipet.

b. Ditambah 20 ml larutan asam sulfat (H2SO4) pekat dan digoyang-goyang supaya

bereaksi sepenuhnya, kemudian didiamkan selama 20-30 menit.

c. Sebuah blanko (tanpa serasah) dikerjakan dengan cara yang sama.

d. Blanko di encerkan dengan ai sebanyak 200 ml.

e. Ditambah 10 ml larutan asam fosfat (H3PO4) 85 % dan indikator difenilamina.

f. Dititrasi dengan larutan fero, lihat perubahan warna, dari hijau gelap menjadi

biru kotor, pada titik terakhir warna menjadi kuning.

g. Kadar C-organik dapat dihitung dengan rumus :

3.8.2 Analisis N-total dengan Metode Kjedahl

Prosedur Nitrogen total menurut Taqwa (2010) adalah sebagai berikut :

a. 0,5 gr sampel serasah dimasukkan kedalam tabung digest, kemudian

ditambahkan 0,5 gr campuran selen dan 3 ml asam sulfat pekat, kemudian

didestruksi hingga suhu 3500c selama 3 – 4 jam. Setelah sempurna (keluar asap

putih) didinginkan lalu diencerkan dengan 25 ml air bebas ion.

b. Untuk penampung destilat disiapkan erlenmeyer 100 ml yang berisi 10 ml

larutan asam borat H3BO3 1% dan ditambahkan 3 tetes penunjuk Conway

% C − Organik =(ml blanko−ml sampel)x 3

ml blanko x 0,5 x

100+% KA (Kadar air)

100

Page 44: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

31

(warna larutan menjadi merah). Tempatkan penampung sehingga pipa tempat

keluar destilat tercelup larutan penampung.

c. Hasil destruksi dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu didih (gunakan air

bebas ion dan labu semprot) hingga didapat kurang lebih 100 ml larutan.

d. Tambahkan 20 ml NaOH 40 % secapatnya ditutup dengan sumbat penghubung

ke alat destilasi. Destilasi dilakukan sampai warna penampung menjadi hijau

dan diperoleh volume destilat sekitar 50- 75 ml. Destilat dititrasi dengan H2SO4

0,05 N hingga warna larutan menjadi merah muda.

Page 45: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

33

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Kota Probolinggo merupakan salah satu daerah kota di wilayah bagian Utara

Provinsi Jawa Timur. Kota Probolinggo memiliki 5 Kecamatan yakni Kecamatan

Mayangan, Kecamatan Kanigaran, Kecamatan Kademangan, Kecamatan Wonoasih

dan Kecamatan Kodopok. Secara geografis negara ini terletak antara 7043’410 –

7049’04” LS dan 133010’ – 113015’ BT dan terletak pada ketinggian 0 hingga kurang

dari 50 meter diatas permukaan laut. Dengan batas wilayah sebelah utara Selat

Madura, Sebelah Timur Kecamatan Drigu (Kabupaten Probolinggo), sebelah selatan

Kecamatan Leces, Wonomerto, Bantaran dan Sumberasih (Kabupaten Probolinggo)

dan sebelah Barat Kecamatan Sumberasih (Kabupaten Probolinggo). Lokasi

penelitian ini dilakukan di kawasan mangrove Kelurahan Ketapang Kecamatan

Kademangan yang secara administratif memiliki luas wilayah 205, 1 Ha (Bappeda

Kota Probolinggo, 2010).

Jenis mangrove yang berada di kawasan mangrove Kelurahan Ketapang

Kecamatan Kademangan Kota Probolinggo yakni dari genus Avicennia sp, Sonneratia

sp, Rhizophora sp dan Bruguiera sp. Dari beberapa genus tersebut, Rhizophora sp

merupakan genus yang mendominasi di wilayah Ketapang. Namun yang banyak

ditemukan yaitu pohon dengan ukuran diameter > 10 cm (tegakan jenis tiang) yakni

Avicennia alba, Sonneratia alba dan Brugueira gymnorrhiza. Keberadaan dari jenis

Avicennia dan Sonneratia yang berdampingan dan berada di sekitar bibir pantai

sehingga akan lebih sering di genangi air laut yang dapat mengakibatkan spesies dari

jenis tersebut mampu hidup dalam kondisi yang ekstrim. Dalam penelitian ini diambil

9 titik pengambilan sampel. Jarak antara spesies Avicennia alba dan sonneratia alba

Page 46: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

34

masing – masing titik tidak terlalu jauh dikarenakan keberadaan spesies ini

berdampingan, namun jarak spesies bruguiera jauh karena spesies Bruguiera

gymnorrhiza terletak pada daerah pasang tertinggi.

4.2 Deskripsi Stasiun Pengamatan

Stasiun I berada pada titik koordinat 7044’41,6” LS – 113010’46,90” BT dan

7044’39,42” LS – 113010’52,00” BT. Jenis mangrove yang dominan adalah Avicennia

alba dengan tingkatan pohon sebanyak 6700 ind/ha. Selain itu juga ditemukan jenis

lainnya seperti Sonneratia alba dengan tingkatan pohon sebanyak 4200 ind/ha dan

Bruguiera gymnorrhiza dengan tingkatan pohon sebanyak 2300 ind/ha. Keadaan

lokasi bersih, kondisi perairan keruh, terletak di daerah tempat keluar masuknya kapal

para nelayan, dipengaruhi pasang surut dan dekat dengan persawahan. Kondisi

vegetasi mangrove pada stasiun I dapat dilihat pada Gambar 7.

Page 47: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

35

Gambar 1. Lokasi Stasiun I

Stasiun II berada pada titik koordinat 7044’46,06” LS – 113010’51,75” BT dan

7044’49,90” LS dan 113010’49,99” BT. Letak petak pada stasiun ini berada di tengah,

yaitu diantara stasiun I dengan stasiun III. Kondisi pada stasiun ini sangat bersih, tidak

terdapat sampah hanya saja terdapat guguran daun, ranting, buah maupun bunga

mangrove di sekitar daerah tersebut.

Jenis mangrove yang dominan adalah Avicennia alba dengan tingkatan pohon

sebanyak 7200 ind/ha. Selain itu ditemukan jenis lainnya seperti Sonneratia alba

dengan tingkatan pohon 7300 ind/ha dan Bruguiera gymnorrhiza dengan tingkatan

pohon 3800 ind/ha. Keadaan lokasi penuh sampah, kondisi perairan keruh, sangat

dipengaruhi pasang surut dan terdapat sungai yg mengalir ke persawahan. Kondisi

vegetasi mangove pada stasiun II dapat dilihat pada Gambar 8.

Page 48: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

36

Gambar 2. Lokasi Stasiun II

Stasiun III berada pada titik Koordinat 7044’42,86” LS – 113010’57,30” BT dan

7044’46,87” LS – 113010’54,90 BT. Jenis mangrove yang dominan adalah Avecennia

alba dengan tingkatan pohon sebanyak 7800 ind/ha. Selain itu ditemukan jenis lainnya

seperti Sonneratia alba dengan tingkatan pohon 6700 ind/ha dan Bruguiera

gymnorrhiza dengan tingkatan pohon 4200 ind/ha. Keadaan lokasi penuh sampah,

kondisi perairan keruh dan sangat dipengaruhi pasang surut. Kondisi vegetasi

mangove pada stasiun III dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 3. Lokasi Stasiun III

4.3 Produksi Serasah Daun Mangove

Produksi serasah daun yang dihasilkan pada tiap stasiun memiliki nilai hasil

yang berbeda – beda selama waktu penelitian berlangsung. Hasil pengukuran

Page 49: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

37

produksi serasah daun mangrove Avicennia alba, Sonneratia alba dan Bruguiera

gymnorrhiza selama waktu pengamatan dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 7.

Tabel 1. Hasil Produksi Serasah Daun Mangrove

Produksi Serasah Daun Mangrove (gr/m2/minggu)

Stasiun Jenis Mangrove Bobot Serasah dalam BK (gr)

Rata-rata

Stasiun 1

Avicennia alba 57,44

54,51 Sonneratia alba 53,29

Bruguiera gymnorrhiza 52,81

Stasiun 2

Avicennia alba 53,48

56,45 Sonneratia alba 54,52

Bruguiera gymnorrhiza 61,36

Stasiun 3

Avicennia alba 69,95

65,28 Sonneratia alba 67,62

Bruguiera gymnorrhiza 58,27

Gambar 4. Histogram Produksi Serasah Daun Mangove

Mangrove memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menghasilkan

guguran serasah daun pada setiap stasiunnya. Dari Tabel 2 dan Gambar 10, dapat

dilihat bahwa dari penelitian yang dapat diketahui produksi serasah daun selama 1

minggu. Pada stasiun I dihasilkan produksi serasah daun sebanyak 54,51 gr/m2,

01020304050607080

Avi

cen

nia

alb

a

Son

ner

atia

alb

a

Brugu

iera…

Avi

cen

nia

alb

a

Son

ner

atia

alb

a

Brugu

iera…

Avi

cen

nia

alb

a

Son

ner

atia

alb

a

Brugu

iera…

Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

Bobot Seresahdalam BK (gr)

Page 50: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

38

produksi serasah daun dari jenis mangrove Avicennia alba dengan nilai 57,44 gr/m2

sedangkan produksi serasah dari jenis mangrove Bruguiera gymnorrhiza dengan nilai

52,81 gr/m2. Stasiun II dihasilkan serasah daun sebanyak 56,45 gr/m2, produksi

serasah daun terbesar berasal dari jenis mangrove Bruguiera gymnorrhiza dengan

nilai 61,36 gr/m2 sedangkan produksi serasah terendah berasal dari jenis mangrove

Avicennia alba dengan nilai 53,48 gr/m2. Stasiun III dihasilkan serasah daun sebanyak

65.28 gr/m2, produksi serasah daun terbesar berasal dari jenis mangrove Avicennia

alba dengan nilai 69,95 gr/m2 sedangkan produksi serasah terendah berasal dari jenis

mangrove Bruguiera gymnorrhiza dengan nilai 58,27 gr/m2. Perbedaan serasah daun

yang dihasilkan, nampaknya diakibatkan dari kerapatan tegakan. Stasiun III memiliki

kerapatan tertinggi diantara stasiun I dan stasiun II yaitu sebesar 18700 ind/ha,

sedangkan kerapatan terendah terdapat pada stasiun I yaitu sebesar 13200 ind/ha.

Kerapatan pohon dilokasi penelitian masih dalam kategori baik menurut keputusan

Mentri Negara Lingkungan Hidup No. 201 Tahun 2004. Hal ini sesuai dengan

pendapat Taqwa (2010), bahwa produksi serasah meningkat apabila kerapatan

mangrove meningkat. Tutupan kanopi yang semakin tebal menyebabkan produksi

serasah yang dihasilkan semakin tinggi. Selain itu faktor yang mempengaruhi Tinggi

rendahnya produksi serasah dipengaruhi oleh tingkat kepadatan, umur, jenis

mangrove. Komponen serasah yang dihasilkan paling banyak yaitu dari daun > 50%,

bahkan dari beberapa kasus dapat melebihi 80% dari total produksi serasah. Hal

tersebut berkaitan dengan salah satu bentuk adaptasi tumbuhan mangrove untuk

mengurangi kehilangan air agar dapat bertahan hidup pada kondisi kadar garam tinggi

( Aida, 2014).

Hasil produksi serasah daun mangrove selama 1 minggu dapat di lihat pada

Lampiran 4 didapatkan hasil bahwa produksi serasah dari jenis Avicennia alba

Page 51: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

39

dengan rata-rata sebesar 60,29 gr/m2, produksi serasah dari jenis Sonneratia alba

dengan rata-rata 58,48 gr/m2 dan produksi serasah dari jenis mangrove Bruguiera

gymnorrhiza 57,48 gr/m2. Namun berdasarkan analisis data uji ANOVA antara

produksi serasah daun didapatkan nilai P value (0,892) dengan demikian taraf nyata

(0,05), Ho = produksi serasah daun pada tiga jenis mangrove nyata atau tidak ada

perbedaan, H1 = produksi serasah pada tiga jenis mangrove ada perbedaan. Jadi

Menerima Ho, Sehingga kesimpulan produksi serasah daun pada tiga jenis mangrove

tersebut adalah nyata atau tidak ada perbedaan yang signifikan.

Menurut Handayani (2004) bahwa banyaknya serasah daun tertampung

disebabkan oleh bentuk daun yang lebar, tipis sehingga mudah digugurkan oleh angin

dan curah hujan atau dapat disebabkan oleh sifat fisiologis dari daun dalam proses

untuk membuat bahan makanan. Serasah mangrove menjadi sumber bahan organik

terutama serasah daun yang dapat digunakan sebagai tempat bakteri dan jamur

berkembang. Selanjutnya bahan-bahan organik tersebut mengalami penguraian,

serasah daun yang kaya akan protein di rombak oleh koloni bakteri sampai menjadi

detritus. Selama perombakan subtansi organik terlarut berasal dari serasah mangrove

di lepaskan yang berguna bagi pertumbuhan organisme dan penyokong rantai

makanan. Hutan mangrove dapat memproduksi serasah pada wilayah Indonesia

dapat mencapai 40,40 sampai 45,50 ha/hari (Sukardjo, 2002). Selain itu produksi

serasah juga dipengaruhi oleh tipe mangrove ( riverine, overwash, fringe, basin, dan

scrub). Dari kelima jenis tipe mangrove tersebut, tipe riverine menghasilkan serasah

lebih banyak jika dibandingkan dengan yang lainya (Aida, 2014). Jika dilihat dari hasil

pengelompokan stasiun pada penelitian ini, stasiun III cenderung masuk kedalam tipe

riverine karena berada di muara sungai dengan salinitas yang lebih rendah.

Page 52: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

40

4.4 C/N Rasio

Serasah daun dari hutan mangrove pada dasarnya mengandung unsur hara

karbon (C) dan nitrogen (N). Unsur C menyediakan energi bagi pertumbuhan tanaman

dan organisme, sedangkan unsur N penting dalam penyusunan protein. Hasil analisis

kandungan karbon (C-organik) dan nitrogen total (N-total) dan perhitungan C/N rasio

serasah dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 11.

Tabel 2. Kandungan C, N, C/N rasio serasah daun mangrove

Jenis mangrove C.organik N.total

C/N Rata-rata .....%.....

Avicennia alba

44,83 0,88 50,48

53,95 46,33 0,93 49,74

48,66 0,78 61,64

Sonneratia alba

42,68 0,99 42,7

42,28 41,5 0,98 42,02

41,83 0,99 42,12

Bruguiera gymnorrhiza

43,83 0,94 46,45

52,03 45,19 0,91 49,2

46,02 0,8 60,46

Kandungan C/N rasio pada jaringan tanaman digunakan untuk menduga laju

dekomposisi yang akan terjadi, semakin tinggi nilai C/N rasio maka semakin lama

serasah terdekomposisi. Pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa serasah daun

mangrove yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai kandungan C, N dan nilai

C/N rasio yang berbeda dan unsur C merupakan unsur terbesar penyusun serasah.

Serasah Sonneratia alba mempunyai nilai C/N rasio dengan rata – rata 42,28.

Serasah Bruguiera gymnorrhiza mempunyai nilai C/N rasio dengan rata – rata 52,03.

Serasah Avicennia alba mempunyai nilai C/N rasio dengan rata – rata 53,95. Namun

berdasarkan analisis data uji ANOVA antara rata-rata nilai C/N tiga jenis mangrove

didapatkan nilai P value (0,097) dengan demikian taraf nyata (0,05), Ho = C/N rasio

daun mangrove pada tiga jenis mangrove nyata atau tidak ada perbedaan, H1 = C/N

Page 53: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

41

rasio daun mangrove pada tiga jenis mangrove ada perbedaan. Jadi Menerima Ho

jadi menerima Ho sehingga kesimpulan nilai C/N pada tiga jenis mangrove tersebut

adalah nyata.

Gambar 5. Rata rata C/N Rasio Serasah Daun Mangrove

Dikarenakan kandungan C/N yang terdapat pada tiga jenis mangrove ini tinggi

maka saya sebagai peneliti memberi masukan kepada masyarakat atau pengelola

kawasan mangrove supaya memperhatikan kerapatan mangrove atau jarak tanam

pada tanaman mangrove supaya mendapatkan hasil c/n rasio optimal agar proses

dekomposisi yang ada di kawasan ekosistem mangrove berjalan dengan baik, karena

c/n rasio meberikan pengaruh terhadap rantai makanan dan berhubungan langsung

dengan produktivitas kawasan.

Besaran nilai C/N rasio tersebut hampir sama dengan penelitian yang dilakukan

oleh Adimara (2014), untuk jenis Bruguiera sp memiliki nilai C/N rasio 44,7 – 46 dan

jenis Avicennia sp sebesar 57. Menurut Palm dan Sanchez (1991) dalam Purwanto et

al., (2007), menyatakan bahwa serasah berkualitas tinggi apabila C/N rasio < 25,

Page 54: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

42

kandungan lignin <15% sehingga cepat terdekomposisi. Perbandingan C/N rasio

rendah, berarti bahan penyusun terurai secara sempurna dan akan membusuk lebih

lama bila dibandingkan dengan nilai C/N rasio tinggi (Novisan, 2001 dalam Adimara

2014).

Tingginya C/N rasio disebabkan oleh banyaknya kandungan lignin sehingga

sulit terdekomposisi oleh dekomposer (Yelianti et al., 2009). Berdasarkan kemudahan

perombakannya dalam proses dekomposisi, komponen jaringan organik tanaman

dibagi menjadi mudah, yaitu selulosa, hemiselulosa, pati, gula dan protein.

Sedangkan yang sukar meliputi lignin, minyak, lemak, resin (alexander, 1997 dalam

Hanafiah, 2012). Lignin sulit didegradasi karena fungsi utamanya untuk memperkuat

struktur tanaman dalam menahan terhadap serangan mikroka (yuwono dan

rosmarkam, 2002).

Menurut Sutedjo et al. (1991), proses dekomposisi bahan tumbuhan dipengaruhi

oleh kandungan lignin dan C/N rasio dalam tumbuhan, suplai nitrogen, kondisi

lingkungan, aerasi tanah, kelimpahan mikroorganisme dan suhu udara. Proses

dekomposisi dimulai dari penghancuran struktur fisik yang dilakukan oleh hewan

herbivora dan menyisakannya sebagian bahan organik mati dengan ukuran kecil.

Selama terjadinya dekomposisi juga terjadi mineralisasi unsur hara N melalui proses

amonifikasi yaitu proses mengubah N organik menjadi N ammonia. Proses

amonifikasi dari senyawa N organik pada prinsipnya merupakan reaksi penguraian

protein oleh mikroba. Secara umum proses perombakan protein dimulai dari peran

enzim yang dihasilkan mikroba sehingga menghasilkan asam amino (Indriani, 2008).

C/N rasio merupakan petunjuk untuk menjelaskan mengenai kecepatan proses

perombakan bahan organik berupa dekomposisi dan mineralisasi unsur hara yang

terikat secara kimia dalam bentuk senyawa komplek. C/N rasio juga merupakan salah

Page 55: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

43

satu variabel yang menentukan cepat atau lambatnya proses dekomposisi dan

mineralisasi bahan organik dalam membebaskan unsur hara yang terkandung

didalamnya terutama nitrogen. C/N rasio ≤ 20% bahwa perombakan berlangsung

cepat dan proses dekomposisi semakin cepat, kebalikannya jika hasil C/N rasio ≥ 20%

kecepatan perombakan akan semakin lambat ( Botanri, 2011). Menurut Hutama et al.

(2016), nilai C/N rasio lebih kecil dari 15 terjadi mineralisasi N dan C/N antara 15-30

menunjukan mineralisasi seimbang dengan immobilisasi, apabila lebih besar dari 30

maka terjadi immobilisasi N. Mineralisasi sendiri merupakan perubahan dari N-

Organik menjadi N-mineral dan Immobilisasi sendiri merupakan N-Mineral menjadi N-

Organik. Kedua proses ini sangat tergantung akan adanya aktivitas mikroorganisme.

Bahan organik akan mengalami mineralisasi apabila C/N antara 25-30 dan jika diatas

nilai tersebut C/N akan mengalami imobilisasi N.

C/N rasio merupakan salah satu indikator untuk melihat laju dekomposisi bahan

organik, karena perombakan bahan organik akan menurunkan C/N serasah tersebut.

Bahan organik baik yang berasal dari ekosistem itu sendiri (autochthonous) maupun

yang disuplai dari ekosistem lain (allochthonous) akan mengalami dekomposisi oleh

dekomposer seperti bakteri atau jamur. Hasil proses dekomposisi ini berupa nutrien

anorganik yang selanjutnya dimanfaatkan oleh tumbuhan dan dirubahnya kembali

menjadi bahan organik sebagai produksi primer, melalui proses fotosintesis. Melalui

proses jaring-jaring makanan bahan organik ini akan diubah kembali menjadi nutrien

anorganik (Raharjo, 2006). Besarnya nilai awal dan penurunannya akan berkorelasi

dengan cepat dan lambatnya proses dekomposisi karena semakin rendah nilai C/N

semakin baik kandungan unsur hara N disebabkan oleh kemampuan bakteri nitrogen

pada serasah daun untuk melakukan fiksasi nitrogen. Sedangkan jika C/N tinggi akan

Page 56: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

44

menyebabkan proses degredasi berlangsung lebih lambat karena nitrogen akan

menjadi faktor penghambat (Andrianto, 2015).

C/N rasio diatas 30, N tersedia yang ada segera dimobilisasi ke dalam sel – sel

mikroba untuk memperbanyak diri, kemudian dengan meningkatkan aktivitas mikroba

mineralisasi N juga meningkat, tetapi selaras dengan kebutuan N untuk

memperbanyak dirinya. Pada taraf akhir selaras dengan menipisnya cadangan bahan

organik yang mudah dirombak, sebagian mikroba akan mati dan N penyusun sel –

selnya segera mengalami mineralisasi melepaskan N dan hara hara lain, sehingga

ketersediaan N meningkat apabila C/N dibawah 30. Oleh karena itu, C/N rasio awal

suatu bahan organik yang akan di dekomposisikan akan mempengaruhi laju

penyediaan N dan hara lainya. Dalam proses ini pemanfaatan bahan organik terjadi

kompetisi antara tanaman dan mikroba dalam penyerapan hara - hara yang tersedia

dalam tanah (Hanafiah, 2012). Penurunan C/N rasio terjadi selama proses

dekomposisi diakibatkan adanya penggunaan karbon sebagai energi dan hilang

dalam bentuk CO2 sehingga karbon semakin berkurang (Graves et al., 2007 dalam

Saputro 2013).

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa serasah yang paling

cepat terdekomposisi jika ditinjau dari besarnya nilai C/N rasio adalah jenis Sonneratia

alba, sedangkan paling lambat terdekomposisi adalah jenis Avicennia alba.

Kecepatan dekomposisi serasah daun dan proses menyatu ke dalam tanah mineral

bergantung pada kondisi fisik dan jenis tumbuhan. Proses penghancuran ini sebagian

besar dilakukan oleh banyak hewan tanah kecil yang memakan serasah diantaranya

siput, cacing kecil, beberapa kutu, larva serangga, dan hewan-hewan tanah yang lebih

besar. Hal ini dikarenakan pada serasah daun mengalami proses dekomposisi

dengan cepat. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Darmadi (2012), bahwa nilai

Page 57: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

45

C/N rasio yang semakin besar menunjukkan bahwa bahan organik belum

terdekomposisi sempurna, sedangkan jika nilai C/N rasio yang semakin rendah

menunjukkan bahwa bahan organik sudah terdekomposisi dan hampir menjadi

humus. Lebih lanjut Satchell (1974), menyatakan dekomposisi dapat diartikan

mekanisme penghancuran atau penyederhanaan struktur tanaman mati dari tahap

masih melekat pada kehidupan tumbuhan hingga menjadi humus.

Proses penguraian erat kaitannya dengan kerapatan karena berpengaruh

terhadap banyaknya cahaya yang masuk ke lantai hutan. Kerapatan pohon stasiun III

yang tinggi mengakibatkan cahaya yang masuk ke lantai hutan rendah, sehingga

proses penguraian akan berlangsung lambat. Sebaliknya kerapatan pohon di stasiun

I yang rendah mengakibatkan cahaya yang masuk ke lantai hutan relatif tinggi,

sehingga proses penguraian lebih cepat. Hal ini sejalan dengan pendapat Yuniawati

(2013), bahwa pada kerapatan yang rendah cahaya matahari dapat masuk ke lantai

hutan akibatnya suhu tanah lantai hutan meningkat. Akibatnya dapat mempercepat

aktivitas dekomposer dalam perombakan serasah.

4.5 Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi

Proses guguran daun pada tanaman sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim. Dari

data yang diperoleh pada saat pengambilan sampel didapatkan nilai suhu udara 28,8

– 29,6 0c, curah hujan 8 – 9 mm, kelembaban udara 72 – 76 %, kecepatan angin 7,5

– 8,1 knot dan lama penyinaran 5,3 – 6,5 jam. Selain ilkim, faktor yang mempengaruhi

adalah salinitas dan pasang surut. Dilokasi penelitian didapatkan nilai salinitas 18 –

21 ppt.

Page 58: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

46

4.5.1 Suhu Udara dan Kelembaban Udara

Suhu udara dan kelembaban udara mempengaruhi jatuhan serasah pada

tumbuhan. Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang berperan penting

dalam proses fisiologis, seperti fotosintesis dan respirasi (Aksornkoae, 1993 dalam

Indriani, 2008). Naiknya suhu udara akan menyebabkan menurunnya kelembaban

udara sehingga transpirasi akan meningkat untuk menguranginya maka daun harus

segera digugurkan. Fotosintesis tumbuhan mangrove mempunyai suhu optimum

dibawah 35 0c (Onrizal, 2005). Sedikit peningkatan dalam suhu udara memberikan

pengaruh yang kurang baik terhadap struktur akar, pembentukan akar, pembentukan

semai dan proses fotosintesis (Field, 1995 dalam Hastuti, 2013). Peningkatan suhu

juga akan berpengaruh terhadap laju pembusukan serasah (Kusmana, 2010). Suhu

udara di wilayah Ketapang Kota Probolinggo masih berada di kisaran suhu optimal

untuk pertumbuhan mangrove yakni berkisar antara 28,8 – 29,6 0c.

Suhu secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman, kelembaban

tanah, aerasi, aktivitas mikroorganisme tanah dalam proses enzimatik dan

dekomposisi serasah atau sisa tanaman serta ketersediaan hara-hara tanaman.

Aktivitas ini sangat terbatas pada suhu dibawah 10 0C, laju optimum aktivitas biota

tanah yang menguntungkan terjadi pada suhu 18-30 0C, seperti bakteri pengikat N

pada tanah berdrainase baik. Pada proses kehidupan bebijian, akar tanaman dan

mikroorganisme tanah secara langsung dipengaruhi oleh suhu tanah. Laju reaksi

kimia meningkat dua kali lipat untuk setiap 100 oC kenaikan suhu (Hanafiah KA 2004).

Kelembaban tanah adalah jumlah uap air yang terdapat dalam suatu massa

tanah yang dinyatakan dalam % bobot kering atau volume (Soedarsono et al. 2006).

Kandungan air tanah dan struktur tanah memegang peranan penting dalam

menentukan aerasi tanah, potensial redoks tanah dan difusi transfer gas dalam tanah

Page 59: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

47

(Taufik M 2003). Kelembaban dan kadar air tanah mempengaruhi dominasi jenis

mikroorganisme tanah yang aktif dalam proses dekomposisi bahan organik. Pada

kelembaban dan kadar air yang tinggi, perkembangan dan aktivitas bakteri akan

maksimum. Sebaliknya akan menurun pada kondisi kering (tekanan -3 bar) dan

sangat tertekan pada kadar air titik layu permanen (tekanan -15 bar) (Hanafiah KA

2004).

Aktifitas mikroba (mikroorganisme) tersebut ditentukan oleh beberapa faktor

diantaranya suhu dan kelembaban. Pada umumnya proses pengomposan dilakukan

oleh mikroba, semakin banyak mikroba yang aktif semakin cepat proses

pengomposan. Mikroba dapat bekerja secara optimal pada suhu antara ±45˚C selama

beberapa minggu tergantung jumlah bahan yang digunakan. Apabila suhu terlalu

tinggi mikroba akan mati, sebaliknya jika suhu terlalu rendah mikroba akan berhenti

bekerja. Kelembaban ideal pada proses pengomposan ialah pada persentase ±60%.

Kelembaban yang tidak sesuai dapat menyebabkan mikroba tidak berkembang

bahkan mati (Vandra, 2017).

4.5.2 Curah Hujan dan Kecepatan Angin

Menurut Aksomkokoae (1993) dalam Gultom (2009), menyatakan bahwa jumlah

dan lama pada distribusi curah hujan yang merupakan faktor yang dapat mengatur

perkembangan dan penyebaran tumbuhan. Curah hujan sangat mempengaruhi faktor

lingkungan yang lain, contohnya suhu udara dan kadar garam pada perairan tersebut

yang dapat mepengaruhi kelangsungan hidup spesies – spesies di kawasan

mangrove tersebut. Tumbuhan mangrove dapat tumbuh dengan baik pada daerah

curah hujan dengan kisaran 1500 – 3000 mm/tahun tetapi tumbuhan mangrove juaga

dapat ditemukan dengan curah hujan 4000 mm/tahun, yang tersebar antara 8 – 10

Page 60: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

48

bulan dalam satu tahun. Sedangkan Soeroyo (1997), menyatakan bahwa dengan

bertambahnya curah hujan menyebabkan salinitas perairan di sekitarnya berkurang.

Dengan berkurangnya salinitas mungkin tumbuhan mengalami stres, sehingga

banyak daun dan organ lain pada tanaman tersebut akan mati.

Cuaca adalah yang bertanggung jawab dalam mengubah energi matahari

menjadi energi mekanik atau panas sehingga menimbulkan gerakan udara atau angin

(Hanafiah, 2012). Angin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi guguran

serasah. Terdapat hubungan positif antara kecepatan angin dengan produksi

serasah. Bila kecepatan angin tinggi maka produksi serasah akan tinggi ( Cuevas dan

Sajise 1997 dalam Wibisana, 2004).

Kecepatan angin juga berpengaruh terhadap nilai c/n karena apabila kecepatan

angin tinggi maka produksi seresah yang dihasilkan tinggi sehingga produksi seresah

berhubungan langsung dengan nilai c/n rasio. Nilai c/n rasio mempunyai pengaruh

terhadap proses dekomposisi. Kualitas serasah berhubungan erat dengan aktivitas

mikroorganisme dan fauna tanah. Semakin

baik kualitas serasah, maka pelepasan hara oleh mikroorganisme ke tanah semakin

mudah (Wijiyono, 2009).

4.5.3 Lama Penyinaran Matahari

Lama penyinaran matahari juga mempunyai pengaruh terhadap produksi

serasah. Semakin lama penyinaran matahari maka semakin banyak daun yang gugur,

karena air yang ada di dalam daun akan menguap sehingga daun akan kering dan

menggugurkan daunnya. Lama penyinaran di kawasan mangrove Ketapang Kota

Probolinggo berkisar antar 5,3 – 6,5 jam. Soeroyo (1990), berpendapat bahwa dari

salah satu faktor iklim, penyinaran matahari sangat berpengaruh terhadap produksi

Page 61: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

49

serasah di samping faktor – faktor lainya. Semakin banyak / lama penyinaran matahari

maka semakin banyak produksi serasah yang diperoleh.

Lama penyinaran matahari juga mempunyai pengaruh terhadap proses

dekomposisi pada organisme. Semakin lama penyinaran matahari maka semakin

banyak daun yang gugur sehingga produksi seresah pada daun mangrove tinggi

maka nilai c/n rasio yang dihasilkan tinggi karena semakin tinggi produksi seresah

semakin tinggi nilai c/n karena proses dekomposisi yang dilakukan oleh

mikroorganisme tidak maksimal atau belum sempurna hal ini sesuai pendapat Ullah

dan Duta (2007), bahwa semakin lama penyinaran matahari maka semakin tinggi nilai

c/n karena proses dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme belum maksimal.

Pengaruh lama penyinaran tehadap proses dekomposisi dimana penyinaran yang

dilakukan hingga 100 menit dapat berpengaruh terhadap proses dekomposisi yang

dilakukan oleh mikroorganisme.

4.5.4 Salinitas

Salinitas merupakan faktor lingkungan yang sangat menentukan perkembangan

hutan mangrove, terutama bagi laju pertumbuhan, daya tahan dan zonasi spesies

mangove (Aksomkoae, 1993 dalam Indriani, 2008). Dari hasil pengukuran salinitas

yang diperoleh pada tiap – tiap stasiun maka di dapat nilai salinitas berkisar antar 18

– 21 ppt. Besarnya nilai salinitas pada tiap stasiun tidak berbeda nyata, hal ini

disebabkan karena lokasi penelitian yang berdekatan, curah hujan dan lama

penyinaran yang diperoleh sama. Menurut Bengen (2002), mangrove hidup di daerah

yang terlindung dari gelombang besar memiliki nilai salinitas payau (2 – 22 ppt) hingga

asin (38 ppt). Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan salinitas 18 – 21 ppt mangrove

dikawasan Ketapang Kota Probolinggo dapat tumbuh dengan baik.

Page 62: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

50

4.5.5 Pasang Surut

Pasang surut merupakan fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air

laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik

menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari ,bumi dan bulan.

Periode pasang surut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak

atau lembah gelombang berikutnya. Waktu periode pasang surut bervariasi antara 12

jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit. Pasang surut adalah perubahan gerak relatif

dari materi suatu planet, bintang dan benda angkasa lainnya yang diakibatkan aksi

gravitasi benda-benda angkasa di luar materi itu berada. Sehingga pasang surut yang

terjadi di bumi terdapat dalam tiga bentuk pasang surut atmosfer (Atmospheric Tide),

Pasang surut laut (Ocean Tide), Pasang surut bumi (Boily Tide) (Setiawan, 2006).

Pasang surut merupakan salah satu gejala alam yang tampak nyata di laut yakni

suatu gerakan vertikal (naik turunnya air laut secara teratur dan berulang - ulang) dari

seluruh partikel massa air laut dari permukaan sampai bagian terdalam dari dasar laut

(Susanti, 2013). Apabila tinggi pasang surut cukup besar, volume air pasang yang

masuk ke sungai sangat besar. Air tersebut akan berakumulasi dengan air dari hulu

sungai. Pada waktu air surut, volume air yang sangat besar tersebut mengalir keluar

dalam periode waktu tertentu. Sebagian besar perairan Indonesia tinggi pasang surut

adalah kecil yaitu berkisar antara 1,0 dan 2,0 m (Saparinto, 2007). Tinggi pasang surut

di kawasan mangrove Ketapang Kota Probolinggo adalah relatif kecil antara 0,4

sampai 1,4 meter.

Page 63: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

51

Page 64: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

51

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Produksi serasah daun mangrove di kawasan mangrove Ketapang Kota

Probolinggo mempunyai hasil yang berbeda beda pada tiap jenis mangrove.

Hasil produksi serasah daun mangrove yang di peroleh selama 1 minggu dari

jenis mangrove Avicennia alba dengan rata – rata 60,29 gr/m2, produksi serasah

daun mangrove Sonneratia alba dengan rata – rata 58,48 gr/m2 dan produksi

serasah daun mangrove dari jenis Bruguiera gymnorrhiza dengan rata – rata

57,48 gr/m2. Hasil analisis data uji ANOVA produksi serasah daun didapatkan

nilai P value (0,892) dengan demikian taraf nyata (0,05) jadi menerima Ho

sehingga kesimpulan produksi serasah daun pada tiga jenis mangrove nyata

atau tidak ada perbedaan yang signifikan.

2. Kandungan C/N rasio serasah daun dari jenis mangrove Avicennia alba dengan

rata – rata 53,95 , C/N rasio jenis Bruguiera gymnorrhiza memiliki nilai rata –

rata 52,03 dan C/N rasio serasah daun dari jenis Sonneratia alba memiliki nilai

rata – rata 42,28. Hasil analisis data uji ANOVA pada nilai C/N didapatkan nilai

P value (0,097) dengan demikian taraf nyata (0,05), jadi menerima Ho sehingga

kesimpulan nilai C/N pada tiga jenis mangrove nyata atau tidak ada perbedaan

yang signifikan. Ditinjau dari nilai C/N rasio serasah daun mangrove yang paling

cepat terdekomposisi yaitu dari jenis Sonneratia alba, sedangkan yang sukar

terdekomposisi dari jenis Avicennia alba.

Page 65: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

52

5.2 Saran

Penelitian ini hanya mengkaji jumlah produksi serasah daun mangrove dan

kandungan C/N rasio pada jenis mangrove Avicennia alba, Sonneratia alba dan

Bruguiera gymnorrhiza. Pada penelitian ini didapatkan nilai c/n rasio tinggi karena

faktor yang berpengaruh terhadap tinggi rendah nya c/n rasio adalah kerapatan oleh

karena itu sebagai peneliti memberikan masukan supaya memperhatikan kerapatan

dan jarak tanam pada proses penanaman mangrove. Diharapkan ada penelitian

selanjutnya mengenai ini di tempat berbeda sehingga dapat mengetahui kondisi

mangrove tersebut dan juga perbandingan C/N nya.

Page 66: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

52

DAFTAR PUSTAKA

Adimara, L. S. 2014. Produksi dan C/N rasio Serasah Mangrove di Kawasan Mangunharjo Kota Probolinggo. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Brawijaya. Malang. Skipsi tidak Dipublikasikan.

Aditya, D. 2009. Metode Deskriptif. Metologi Reseach. Kebidanan Poltekes Surakarta. Aida,G,R., W, Yusli., A, Fahrudin. 2014. Produksi Serasah Mangrove di Pesisir

Tangerang, Banten (Litterfall Production of Mangrove in Tangerang Coastal Area, Banten). Jurnal ilmu Pertanian Indonesia.Tangerang. Vol:19 (2): 91-97.

Andrianto,F., B.Afif., B.Slamet. 2015. Produksi dan Laju Dekomposisi Serasah

Mangrove (Rhizopora sp.) Di Desa Durian Dan desa Batu menyan Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran.Jurnal Sylva Lestari. Universitas Lampung.

Ashraf, M. and P.J.C. Harris. 2004. Potential biochemical indicators of salinity

tolerance in plants. Plant Science 166:3-16. Ashraf, M. 1989. Atmoko, T dan K. Sidiyasa. 2007. Hutan Mangove dan Peranannya dalam Melindungi

Ekosistem Pantai. Prosiding Seminar Pemanfaatn HHBK dan Konservasi Biodiversitas menuju Hutan Lestari. Balikpapan. Hal 92-99.

Badan Lingkungan Hidup. 2012. Laporan Pengendalian Pencemaran Kawasan

Pesisir dan Laut. Surabaya. Bengen, D. G. 2002. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem

Mangrove. PKSPL. IPB. Bogor. Bengen, D.G., 2001. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem

Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Botanri,S., S, Dede., G, Edi., Q, Ibnul. 2011. Karakteristik Habitat Tumbuhan Sagu

(Metroxylon spp.) Di Pulau Seram, Maluku. Maluku. Vol: 34(1): 33-44. Boyd, C.E. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Elsevier Science

Pub. Co. Inc. New York. Budiman, A dan S. Prawiroatmodjo. 1992. Penelitian Hutan Mangrove di Indonesia :

Pendayagunaan dan Konservasi. Lokakarya Nasional Penyusunan Progam Penelitian Biologi Kelautan dan Proses Dinamika Pesisir. Semarang.

Darmadi., M.Wahyudi., Alexander. 2012. Struktur komunitas Vegetasi Mangrove

Berdasarkan Karakteristik Substrat Di Muara Harmin Desa Cangkring

Page 67: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

53

Kecamatan Cantigi Kabupaten Indramayu. Jurnal Perikanan dan kelautan. Universitas Padjajaran. Vol: 3(3): 347-358.

Departemen Kelautan dan Perikanan, 2009. Ekosistem Hutan Mangrove. Jakarta. Diposaptono, S. 2007. Karakteristik Laut Pada Kota Pantai. Direktorat Bina Pesisir,

Direktorat Jendral Urusan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan

Perairan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Fauzi, A. 2008. Analisa Kadar Unsur Hara Karbon Organik dan Nitrogen di dalam

Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis Riau. Tugas akhir. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatra Utara. Medan.

Gultom, I. M. 2009. Laju Dekomposisi Serasah Rhizophora Mucronata pada Berbagai

Tingkat Salinitas. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatra Utara. Medan.

Halidah. 2011. Avicennia marina (Forssk) Vierh Jenis mangrove yang Kaya Manfaat.

balai Penelitian Kehutanan Makassar. 11(1): 37-44. Hanafiah, K. A. 2012. Dasar- dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Handayani, T. 2004. Laju Dekomposisi Serasah Mangrove Rhizophora mucronata di

Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu Jakarta. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hastuti, E, D. 2013. Interaksi Struktur Komunitas Vegetasi dengan Kualitas

Lingkungan di Kawasan Sempadan Pantai Semarang-Demak. Disertasi. Paskasarjana Universitas Diponogoro. Semarang.

Hutama.Y.P., Purnomo.p.w dan Nitisupardjo.M. Studi Tentang Potensi Mangrove

Desa Tambakbulusan Berdasarkan Hubungan Antara Sebaran Tingkat Kerapatan,C/N Ratio dan Total Bakteri.Diponegoro Journal of Maquares. 5(1):1-7.

Indriani, Y. 2008. Produksi dan Laju Dekomposisi Serasah Daun Mangrove Api-api

(Avicennia marina Forssk. Vierh) di Desa Lontar Kecamatan Kemiri Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Skripsi. Fakultas perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Karuniastuti, N. 2010. Perana Hutan Mangove Bagi Lingkungan Hidup. Jurnal

Manajemen. 06(01). Katili, A.S., 2009. “Struktur an Fungsi Protein Kolagen”. Jurnal Pelangi Ilmu 2(5) : 19-

29.

Page 68: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

54

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 201 Tahun 2004 Tentang Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove.

Kitamura, S., Anwar, C., Chainago, A dan Baba S. 1997. Buku Panduan Mangrove di

Indonesia Bali dan Lombok. Jaya Abadi. Denpasar. Kusmana C, Pradyatmika P, Husin YA, Shea G, Martindale D. 2000. Mangrove litter-

fall studies at the Ajkwa Estuary, Irian Jaya, Indonesia. J of the Indonesian Tropical Animal Agriculture. 9 (3):39-47.

Kusmana, C. 1997. Metode Survei Vegetasi. PT Penerbit Institusi Pertanian Bogor.

Bogor. Kusmana, C. 2010. Respon Mangrove Terhadap Perubahan Iklim Global : Aspek

Biologi dan Ekologi Mangrove. Lokakarya Nasional Peran Mangrove dalam Mitigasi Bencana dan Perubahan Iklim. Jakarta.

Mahmudi, M. 2010. Estimasi Produksi Ikan Melalui Nutrien Serasah Daun Mangrove

di Kawasan Reboisasi Nguling, Pasuruan. Jurnal Ilmu Kelautan. 15 (4): 231-235.

Mahmudi, M. Soemarno. Marsoedi dan D. Arfiati. 2011. Prosuksi dan Dekompossi

Serasah Rhizophora mucronata serta Kontribusi terhadap Nutrien di Hutan Mangrove Reboisasi Nguling, Pasuruan. Jurnal Berk Panel. Hal 19-24.

Muharam. 2014. Penanaman Mangrove Sebagai Salah satu upaya Rehabilitasi Lahan

dan Lingkungan di Kawasan Pesisir Pantai Utara Kabupaten Karawang. Jurnal Ilmiah Solusi. 1(1) : 1-14.

Nga BT, Tinh HQ, Tam DT, Schaffer M, Roijackers R. 2005. Young mangrove stands

produce a large and high quality litter input to aquatic systems. J Wetlands Ecology and Management. 13(5): 569-576.

Noor, Y. R. Khazali, M, dan Suryadiputra, I. N. N. 2006. Panduan Pengenalan

Mangrove di Indonesia. Ditjen PHKA. Bogor. Onrizal. 2005. Adaptasi Tumbuhan Mangrove pada Lingkungan Salin dan Jenuh Air.

Kehutanan. Fakutas Pertanian. Universitas Sumatra Utara. Medan. Purwanto, H. E. Suparyogo. D dan Hairiah K. 2007. Nitrifikasi Potensial dan Nitrogen

Mineral Tanah pada Sistem Agroforesti Kopi dengan Berbagai Pohon Spesies Penaung. Pelita Perkebunan. 23(1). Hal 35-56.

Riniatsih dan Kushartono. 2009. Substrat Dasar dan Parameter Oseanografi Sebagai

Penentu Keberadaan Gastropoda dan Bivalvia di Pantai Sluke Kabupaten Rembang. Jurnal Universitas Diponegoro, Vol. 14 (1) : 50 - 59.

Rusdianti, k dan Setyawan, S. 2012. Konservasi Lahan Hutan Mangrove Serta Upaya

Penduduk Lokal dalam Merehabilitasi Ekosistem Mangrove. Departemen

Page 69: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

55

Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. IPB. 6 (1).

Saparinto, C. 2007. Pendayagunaan Ekosistem Mangrove. Effhar Offset. Semarang. Saputro, F. 2013. Rasio C/N, Nirogen (N) Total, N tersedia, Derajat Keasaman (pH)

dan Bau Kompos Hasil Pengomposan Sampah Organik Pasar dengan Starter Kotoran Ayam dalam Berbagai Dosis. Skripsi. IKIP PGRI Semarang. Semarang.

Saputro, F. 2013. Rasio C/N, Nitrogen (N) Total, N Tersedia, Derajat Keasaman (pH)

dan Bau kompos Hasil Pengomposan Sampah Organik Pasar dengan Starter Kotoran Ayam (Gallus domestica) dalam berbagai Dosis. Skripsi. IKIP PGRI Semarang. Semarang.

Satchel, J.E. 1974.Litter-Interface of Animate/Inanimate Matter.Hlm.xii-xliidalam

Biology of Plant Litter Decomposition. Volk e-1 C..Dickinson dan G. J.F. Pugh (Peny).Academic Press. London. New York.

Setiawan, M.A. 2006. Laju Dekomposisi Serasah Daun Rhizopora mucronata Pada

Berbagai Tingkat Salinitas.Jurnal Program Strata 1 Ilmu Kelautan. Universitas Padjajaran. Bandung.

Sinaga, R. 2008. Teknik Penanaman Mangrove pada Area Pasang Surut Berombak

Besar. Balai Pengelolaan Hutan Mangove Wilayah II Kementrian Kehutanan. Soenardjo N. 1999. Produksi dan laju dekomposisi serasah mangrove dan

hubungannya dengan struktur komunitas mangrove di Kaliuntu Kabupaten Rembang Jawa Tengah. [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana IPB.

Soeroyo. 1990. Perubahan Iklim dan Kaitannya Terhadap Produksi Serasah

Mangrove. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oceanografi LIPI. Jakarta. Soeroyo. 1992. Sifat Fungsi dan Peranan Hutan Mangove. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Oceanografi. LIPI. Soeroyo. 1997. Pengamatan Gugur Serasah di Hutan Mangrove Sembilang Sumatra

Selatan. Pusat Peneitian dan Pengembangan Oceanografi LIPI. Jakarta. Sosia., Priyasmoro, Y., Tyagita, R., dan Mega, N., 2014. Mangrove Siak dan

Kepulauan Meranti. Environmental and Regulatory Compliance Division Safety, Health and Environment Departement. Energi Mega Prasada. Jakarta.

Sukardjo,S. 2002. Integrated Ecoastal Zone Mangrove in Indonesia Aview from a

Mangrove Ecopologist.Southeast Asia Studies. 40 (2) :200-218. Sulastini, D. 2011. Informasi dan Potensi Mangrove Taman Nasional Alas Purwo.

Erlangga. Jakarta.

Page 70: C/N RASIO PADA SERASAH DAUN MANGROVE DARI JENIS …repository.ub.ac.id/8156/1/ROBBY YAHYA.pdf · 2020. 5. 27. · f RINGKASAN ROBBY YAHYA. Skripsi. C/N Rasio pada Serasah Daun Mangrove

56

Susanti,S., M, Samsurizal., R, Pitopang. 2013. Produksi Serasah Empat Jenis Tumbuhan Mangrove Di Desa Lalombi Kabupaten Donggala.Universita Tadulako Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu.Sulawesi Tengah. Vol: 7(1): 09-16.

Sutedjo, M. M., A. G Kartasapoetra, Rd. S. Sastroatmodjo. 1991. Mikrobiologi Tanah.

PT Rineka Cipta. Jakarta. Taqwa, A. 2010. Analisis Produktifitas Primer Fitoplankton Struktur Komunitas Fauna

Makrobenthos Berdasarkan Kerapatan Mangrove di Kawasan Konservasi Mangrove dan Berkantan Kota Tarakan, Kalimantan Timur. Tesis. Progam Paskasarjana. Universitas Diponogoro Semarang. Semarang.

Tjitrosoepomo, G. 2009. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press. Trilaksani, W., Setyaningsih, I. dan Masluha, D. (2015). Formulation of red seaweed

and Spirulina platensis based jelly drinks. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 18(1): 74-82.

Wibisana, B. T. 2004. Produksi dan Laju Dekomposisi Serasah Mangrove di Wilayah

Pesisir Kabupaten Benau Provinsi Kalimantan Timur. Skipsi. Ilmu Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor.

Yelianti, U., Kasli dan E.F. Husni. 2009. Kualitas Pupuk Organik Hasil Dekomposisi

Beberapa Bahan Organik dengan Dekomposesrnya. Jurnal Akta Agrosia. 12(1): 1-7.

Yulma, 2012. Kontibusi Bahan Organik dari Mangove Api-api (Avisennia marina)

sebagai Bahan Elaluasi Pengelolaan Ekosistem Mangove. Tesis. Intitut Pertanian Bogor. Bogor.

Yuniawati. 2013. Pengaruh Pemanenan Kayu Terhadap Potensi Karbon Tumbuhan

Bawah dan Serasah di Latihan Gambut (Studi Kasus di Area HTI Kayu Serat di PT.

RAPP Sektor Pelalawan, Provinsi Riau). Jurnal