cmv

3
Terapi Pilihan terapi terbaik dan pencegahan penyakit CMV yaitu ganciclovir dan valganciclovir. Pilihan lainnya merupakan lini kedua antara lain foscarnet dan cidofovir . Konsensus yang menyatakan hal yang lebih baik antara profilaksis dengan terapi preemptive yang lebih baik untuk pencegahan infeksi CMV pada penerima organ transplan solid (Schleiss, 2010). Non Medika Mentosa Terapi operatif Terapi operatif yang dibutuhkan seperti pada kejadian dengan cerebral palsy yaitu dengan operasi ortopedik dan Gastrotomy Gastrotomy dilakukan untuk mengganti nutrisi untuk ke enteral (Schleiss, 2010). Medika Mentosa Pemberian terapi anti-cytomegalovirus hanya setelah konsultasi dengan ahli yang mengerti dengan dosis dan efek berat. Agen antiviral dapat diberikan pada terapi penyakir cytomegalovirus yang sudah ditegakan atau sebagai profilaksis (seperti terapi preemptive) jika risiko perkembangan penyakit ini tinggi (seperti pada penerima transplan) (Schleiss, 2010). Antivirus Nukleosida adalah agen antivirus yang sesungguhnya aktif melawan cytomegalovirus, meskipun immunoglobulin dapat menyediakan efek antivirus, yang sebagian besar dikombinasikan dengan obat-obat ini. Obat- obat ini bekerja pada target molekuler yang umum yang dinamakan DNA polimerase virus. Ganciclovir adalah sebuah analog nukleosida asiklik, sedangkan cidofovir adalah fosfanat nukleosid asiklik. Setiap bahan harus difosforilasi ke dalam bentuk trifosfat sebelum dapat dihambat oleh polimerase cytomegalovirus. Prduk gen virus, UL97 fosfotranferase memediasi langkah untuk monofosforilasi untuk ganciclovir. Foscarnet bukan merupakan analog nukleosida sejati, tetapi dapat juga secara langsung menghambat polimerase virus (Schleiss, 2010). Ganciclovir umumnya digunakan sebagai terapi preemptive pada penerima transplan yang berisiko tinggi mengalami perkembangan penyakit (seperti penerima transplan yang seronegatif terhadap organ transplan dari donor seropositif). Acyclovir per oral dan pernteral juga telah sukses digunakan untuk profilaksis organ padat transplantasi (penerima

Upload: adibestara

Post on 24-Jun-2015

250 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: CMV

Terapi

Pilihan terapi terbaik dan pencegahan penyakit CMV yaitu ganciclovir dan valganciclovir. Pilihan

lainnya merupakan lini kedua antara lain foscarnet dan cidofovir . Konsensus yang menyatakan hal

yang lebih baik antara profilaksis dengan terapi preemptive yang lebih baik untuk pencegahan

infeksi CMV pada penerima organ transplan solid (Schleiss, 2010).

Non Medika Mentosa

Terapi operatif

Terapi operatif yang dibutuhkan seperti pada kejadian dengan cerebral palsy yaitu dengan operasi

ortopedik dan

Gastrotomy

Gastrotomy dilakukan untuk mengganti nutrisi untuk ke enteral (Schleiss, 2010).

Medika Mentosa

Pemberian terapi anti-cytomegalovirus hanya setelah konsultasi dengan ahli yang mengerti dengan

dosis dan efek berat. Agen antiviral dapat diberikan pada terapi penyakir cytomegalovirus yang

sudah ditegakan atau sebagai profilaksis (seperti terapi preemptive) jika risiko perkembangan

penyakit ini tinggi (seperti pada penerima transplan) (Schleiss, 2010).

Antivirus

Nukleosida adalah agen antivirus yang sesungguhnya aktif melawan cytomegalovirus, meskipun

immunoglobulin dapat menyediakan efek antivirus, yang sebagian besar dikombinasikan dengan

obat-obat ini. Obat-obat ini bekerja pada target molekuler yang umum yang dinamakan DNA

polimerase virus. Ganciclovir adalah sebuah analog nukleosida asiklik, sedangkan cidofovir adalah

fosfanat nukleosid asiklik. Setiap bahan harus difosforilasi ke dalam bentuk trifosfat sebelum dapat

dihambat oleh polimerase cytomegalovirus. Prduk gen virus, UL97 fosfotranferase memediasi

langkah untuk monofosforilasi untuk ganciclovir. Foscarnet bukan merupakan analog nukleosida

sejati, tetapi dapat juga secara langsung menghambat polimerase virus (Schleiss, 2010).

Ganciclovir umumnya digunakan sebagai terapi preemptive pada penerima transplan yang berisiko

tinggi mengalami perkembangan penyakit (seperti penerima transplan yang seronegatif terhadap

organ transplan dari donor seropositif). Acyclovir per oral dan pernteral juga telah sukses digunakan

untuk profilaksis organ padat transplantasi (penerima seronegatif). Meskipun demikian, aCyclovir

tidak pernah digunakan untuk terapi penyakit cytomegalovirus yang aktif. Formulasi oral dibuktikan

untuk digunakan pada pasien HIV dewasa yang mengalami retinitis cytomegalovirus. Meskipun

demikian bioavailabilitasnya kurang dan tidak ada data yang mendukung pada anak-anak

(Schleiss, 2010).

Sekuel neurologi dari Cytomegalovirus kongenital umumnya tuli sensorineural, berkembang pada

posnatal, kemunculan hasilnya dari percobaan terminasi kolaborasi bangsa-bangsa masih menarik

diteliti. Ganciclovir intravena membawa perkembangan atau stabilisasi pendengaran pada sejumlah

balita usia 6 bulan. Laporan kasus menyarankan efikasi ganciclovir untuk penyakit neonatus akut

dengan pengancaman jiwa penyakit cytomegalovirus (seperti pneumonia) (Schleiss, 2010).

Alternatif ganciclovir meliputi trisodium fosformat (PFA) dan cidofovir. Pengalaman dokter anak

dengan obat ini terbatas. Meskipun berpotensi digunakan dalam latar belakang resisten ganciclovir,

toksisitas antivirus ini cukup besar. Penggunaan obat-obatan ini pada pasien pediatrik hanya pada

kondisi perkecualian. Meskipun obat ini memiliki aktivitas perlawanan terhadap virus ini tingkat

sedang, dosis tinggi acyclovir oral dan valacyclovir telah digunakan untuk profilaksis penyakit ini

dengan individu risiko tinggi seperti yang telah disebutkan, tetapi tidak sesuai pada terapi penyakit

Page 2: CMV

aktif. Terapi oral dengan valganciclovir dipertimbangkan untuk diinvestigasi pada anak (Schleiss,

2010).

Ganciclovir

Obat ini terlisensi untuk terapi infeksi CMV. Nukleotida asiklik sintetik secara struktural serupa

dengan guanin. Struktur tersebut serupa pada acyclovir yang membutuhkan fosforilasi aktivitas

antiviral. Enzim yang bertanggung jawab untuk fosforilasi adalah produk gen UL97 virus, sebuah

protein kinase. Resistensi dapat terjadi pada penggunaan jangka panjang, secara umum terjadi

karena mutasi gen ini. Indikasi obat ini utnuk anak immunocompromised seperti infeksi HIV,

postransplan, dan lain-lain jika secara klinis dan virologis membuktikan penyakit spesifik

berakhirnya organ yang spesifik (Schleiss, 2010).

Pada balita, terapi antiviral dengan ganciclovir mugnkin berguna menurunkan prevalensi sekuel

perkembangan neural, umumnya tuli sensorineural. Sebuah penelitian mengenai penyakit alergi

dan infeksiinstitusi nasional di negara peneliti menunjukkan perbaikan relatif pada pendengaran

pada tuli simtomatik kongenital CMV yang diterapi dengan ganciclovir. Meskipun demikian, terapi

pada neonatus harus dikonsultasikan oleh ahlinya (Schleiss, 2010).

Immunoglobulin

Imunoglobulin digunakan sebagai imunisasi pasif untuk mencegah penyakit Cytomegalovirus

simtomatik. Strategi ini telah digunakan pada kontrol penyakit cytomegalovirus pada pasien

immunocompromised pada era aantivirus prenuklosida. Bukti pada kehamilan menyarankan infus

Ig CMV pada wanita dengan infeksi primer dapat mencegah transmisi dan memeperbaiki kondisi

kelahiran (Schleiss, 2010).

Insidensi penyakit CMV mengalami penurunan pada penerima organ transplan dengan pemberian

antiviral spesifik.

Valganciclovir (VGCV) adalah sebuah prodrug turunan valyl dari ganciclovir. Setelah absorbsi di

intestinum, moase valine cepat diurai oleh hepar menghasilkan GCV. Zat ini inaktif dan

membutuhkan trifosforilasi untuk aktivitas virostatis.