ciri ciri hikayat

18
Pengertian dan Ciri-Ciri Hikayat Hikayat? Pengertian tentang hikayat erat kaitannya dengan dongeng, ceritera (rakyat), fiksi yang disampaikan baik secara formal maupun non formal, resmi ataupun tidak resmi. Kita dapat menggambarkan hikayat itu adalah sebuah perjalanan hidup orang seorang, suatu tempat dan atau menggambarkan situasi keadaan alam yang hidup di masa lampau. Dalam dunia sastra, hikayat adalah salah satu cerita yang banyak digemari oleh banyak orang. biasanya cerita hikayat banyak sekali memberikan pesan-pesan moral di dalamnya. Hikayat adalah cerita pelipur lara yang sulit diterima akal dan merupakan cerita rekaan, tetapi memiliki pesan dan amanat bagi pembacanya.Terutama dalam bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama. Salah satu hikayat yang populer di Riau adalah Yong Dolah. Sebuah hikayat dibacakan sebagai hiburan, pelipur lara atau untuk membangkitkan semangat juang. Hikayat dapat dibagi kedalam 4 golongan besar, antara lain: 1. Hikayat melayu asli (Cth : Hikayat si miskin) 2. Hikayat Jawa (Cth : Hkayat panji sumirang) 3. Hikayat India (Cth : Hikayat Ramayana) 4. Hikayat Arab (Cth : Hikayat Amir Hamzah) Ciri – ciri hikayat: 1. Berisi kisah – kisah kehidupan lingkungan istana (istana sentris) 2. Banyak peristiwa yang berhubungan dengan nilai – nilai Islam 3. Nama nama tokoh dipengaruhi oleh nama – nama Arab 4. Ditemukan tokoh dengan karakter diluar batas kewajaran karakter manusia pada umumnya

Upload: masitah-nasution

Post on 13-Sep-2015

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hikayat

TRANSCRIPT

Pengertian dan Ciri-Ciri HikayatHikayat? Pengertian tentang hikayat erat kaitannya dengan dongeng, ceritera (rakyat), fiksi yang disampaikan baik secara formal maupun non formal, resmi ataupun tidak resmi. Kita dapat menggambarkan hikayat itu adalah sebuah perjalanan hidup orang seorang, suatu tempat dan atau menggambarkan situasi keadaan alam yang hidup di masa lampau.

Dalam dunia sastra, hikayat adalah salah satu cerita yang banyak digemari oleh banyak orang. biasanya cerita hikayat banyak sekali memberikan pesan-pesan moral di dalamnya.

Hikayat adalah cerita pelipur lara yang sulit diterima akal dan merupakan cerita rekaan, tetapi memiliki pesan dan amanat bagi pembacanya.Terutama dalam bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.

Salah satu hikayat yang populer di Riau adalah Yong Dolah. Sebuah hikayat dibacakan sebagai hiburan, pelipur lara atau untuk membangkitkan semangat juang.

Hikayat dapat dibagi kedalam 4 golongan besar, antara lain:

1. Hikayat melayu asli (Cth : Hikayat si miskin)2. Hikayat Jawa (Cth : Hkayat panji sumirang)3. Hikayat India (Cth : Hikayat Ramayana)4. Hikayat Arab (Cth : Hikayat Amir Hamzah)

Ciri ciri hikayat:

1. Berisi kisah kisah kehidupan lingkungan istana (istana sentris)2. Banyak peristiwa yang berhubungan dengan nilai nilai Islam3. Nama nama tokoh dipengaruhi oleh nama nama Arab4. Ditemukan tokoh dengan karakter diluar batas kewajaran karakter manusia pada umumnya5. Tidak ada`pembagian bab atau judul6. Juru cerita tidak pernah disebuntak secara eksplisit (anonim)7. Sulit membedakan peristiwa yang nyata dan peristiwa yang imajinatif8. Banyak menggunaka kosakata yang kini tidak lazim digunakan dalam komunikasi sehari hari9. Seringkali menggunakan pernyataan yang berulang ulang10. Peristiwa seringkali tidak logis11. Sulit memahami jalan ceritanya12.Bersifat istana centris13.anonim(nama pengarang tidak di cantumkan)14.berkembang secara stetis15.bersifat imajinatif,hanya bersifat khayal16.Lisan,karena di sebarkan lewat mulut ke mulut17.berbahasa klise,meniru bahasa penutur sebelumnya18.bersifat logis,menggunakan logika sendiri tidak sesuai dengan logika sendiri

Bagaimana Menganalisis Unsur Hikayat ?

Apa yang menarik dari sejarah karya sastra kita? Salah satunya adalah kehadiran hikayat. Mungkin Anda telah mengenal beragam hikayat. Namun, apakah sesungguhnya manfaat hikayat bagi manusia zaman dahulu? Hikayat adalah karya sastra Melayu lama berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, silsilah raja-raja, agama, sejarah, biografi, atau gabungan dari semuanya.

Pada zaman dahulu, hikayat dibaca untuk melipur lara, membangkitkan semangat juang, atau sekadar meramaikan pesta. Sebagai prosa lama, hikayat memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan prosa baru atau prosa modern, di antaranya:1. isi ceritanya berkisar pada tokoh raja dan keluarganya (istana sentris);2. bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika tersendiri yang tidak sama dengan logika umum, ada juga yang menyebutnya fantastis;3. mempergunakan banyak kata arkais (klise). Misalnya, hatta, syahdan, sahibul hikayat, menurut empunya cerita, konon, dan tersebutlah perkataan; 4. nama pengarang biasanya tidak disebutkan (anonim). Tema dominan dalam hikayat adalah petualangan. Biasanya, di akhir kisah, tokoh utamanya berhasil menjadi raja atau orang yang mulia. Oleh karena itu, alurnya pun cenderung monoton.

Penokohan dalam hikayat bersifat hitam putih. Artinya, tokoh yang baik biasanya selalu baik dari awal hingga akhir kisah. Ia pun dilengkapi dengan wajah dan tubuh yang sempurna. Begitu pula sebaliknya, tokoh jahat selalu jahat walaupun tidak semuanya berwajah buruk. Contoh-contoh hikayat di antaranya Hikayat Bayan Budiman, Hikayat Hang Tuah. Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Panji Semirang, serta Hikayat Kalila dan Dimna.

Hikayat Sastra Melayu

Sastra Melayu Klasik bermula pada abad ke-16 Masehi. Semenjak itu sampai sekarang gaya bahasanya tidak banyak berubah. Dokumen pertama yang ditulis dalam bahasa Melayu klasik adalah sepucuk surat dari raja Ternate, Sultan Abu Hayat kepada raja Joo III di Portugal dan bertarikhkan tahun 1521 Masehi.

Unsur-Unsur Intrinsik dalam Hikayat :

- Alur : tahapan cerita yang bersambungan.- Tema : gagasan/ide/dasar cerita. (Alur maju, alur mundur, alur gabungan atau alur sorot balik)- Penokohan : pemain/orng yang berperan di dalam cerita.

Unsur Ekstrinsik dalam Hikayat :

- Nilai moral- Nilai agama

Berikut ini adalah daftar hikayat dalam bahasa Melayu:

Hikayat AcehHikayat AbdullahHikayat Abu NawasHikayat Abu SamahHikayat Amir HamzahHikayat BanjarHikayat BakhtiarHikayat Bayan BudimanHikayat Muda Cik LemanHikayat Hang TuahHikayat IblisHikayat IndraputraHikayat Iskandar ZulkarnainHikayat Isma YatimHikayat Jaya LengkaraHikayat Kalila dan DaminahHikayat Kerajaan SikkaHikayat Malim DewaHikayat Musang BerjanggutHikayat Merong MahawangsaHikayat Muhammad HanafiahHikayat Nakhoda AsikHikayat Nakhoda MudaHikayat Negeri RiauHikayat Negeri JohorHikayat PahangHikayat Panca TanderanHikayat Pandawa JayaHikayat Panji Kuda SemirangHikayat PataniHikayat Pelanduk JenakaHikayat PurasaraHikayat Putera Jaya PatiHikayat Raja AkilHikayat Raja BudimanHikayat Raja JumjumahHikayat Raja MudaHikayat Raja-raja PasaiHikayat SamaunHikayat Sang BomaHikayat Sang BimaHikayat Seri RamaHikayat Si MiskinHikayat SiakHikayat Sultan IbrahimHikayat Syah MardanHikayat Tanah Hitu

Hikayat Sri Rama

Rama bersemayam dalam setiap insan. Beliau adalah Atma-Rama, Rama sumber kebahagian dalam setiap pribadi. Rahmat Beliau yang timbul meluap dari sumber suci di dalam batin manusia dapat memberikan kedamaian dan kebahagian. Beliau adalah pengejawantahan dharma semua system moralitas yang menyatukan umat manusia dalam kasih dan persaudaraan.

Ramayana, kisah Sri Rama, mengandung dua pelajaran: pentingnya ketidakterikatan, dan perlunya menyadari adanya ketuhanan dalam setiap mahluk. Keimanan kepada Tuhan dan sifat tidak mengejar keduniawian merupakan kunci untuk mencapai kebebasan(dari lingkaran kelahiran dan kematian). Buanglah segala objek indra, maka engkaku akan mendapatkan Rama. Sita meninggalkan kemewahan Ayodhya, karena itu dia dapat bersama dengan Rama dalam masa pengasingan. Ketika ia melihat kijang emas dan ingin memilikinya, ia kehilangan kehadiran Sri Rama. Ketidakterikatan terhadap keduniawian member kebahagiaan; keterikatan membawa sengsara. Beradalah di dunia, namun tidak terikat. Saudara, rekan, teman, dan mitra Rama, semuanya adalah teladan pribadi yang dijiwai oleh dharma. Dasharatha merupakan symbol badan jasmani belaka yang memiliki dasa-indra. Tiga permaisuri melambangkan tiga sifat: Sattva, rajas, dan tamas. Empat tujuan hidup, purushartha, dilambangkan oleh empat putra. Lakshmana adalah budi; Sugriva adalah wiweka atau kemampuan menimbang. Vali adalah keputusasaan. Hanuman merupakan perwujudan keberanian. Jembatan dibangun diatas lautan kekaburan batin. Tiga pemimpin raksasa melambangkan pribadi yang bersifat rajas (Ravana), sifat tamas (Kumbhakarna), dan sifat sattva ( Vibhisana). Sita merupakan Brahmajnana atau kesadaran Tuhan yang universal dan mutlak yang harus dicapai setiap individu melalui pahit getirnya kehidupan dunia. Sucikan dan kuatkan hatimu dengan merenungkan kemuliaan Ramayana. Yakinilah Rama adalah jati dirimu.

Hikayat Raja-Raja Pasai

Pemberian Nama Samudera Maka tersebutlah perkataan Merah Silu (diam) di Rimba Jerau itu. Sekali peristiwa pada suatu hari Merah Silu pergi berburu. Ada seekor anjing dibawanya akan perburuan Merah Silu itu, bernama si Pasai. Dilepaskannya anjing itu. Lalu, ia menyalak di atas tanah tinggi itu. Dilihatnya ada seekor semut, besarnya seperti kucing. Ditangkapnya oleh Merah Silu semut itu, lalu dimakannya. Tanah tinggi itupun disuruh Merah Silu tebas pada segala orang yang sertanya itu.

Setelah itu, diperbuatnya akan istananya. Setelah itu, Merah Silu pun duduklah ia di sana; dengan segala hulubalangnya dan segala rakyatnya diam ia di sana. Dinamai oleh Merah Silu negeri itu Samudera, artinya semut yang amat besar (= raja); di sanalah ia diam raja itu. Kata sahib al-hikayat: Pada suatu hari, Sultan Malik as-Saleh pergi bermain-main berburu dengan segala laskarnya ke tepi laut. Dibawanya seekor anjing perburuan bernama si Pasai itu. Tatkala sampailah Baginda itu ke tepi laut, disuruhnya lepaskan anjing perburuan itu.

Lalu, ia masuklah ke dalam hutan yang di tepi laut itu. Bertemu ia dengan seekor pelanduk duduk di atas pada suatu tanah yang tinggi. Disalaknya oleh anjing itu, hendak ditangkapnya. Tatkala dilihat oleh pelanduk anjing itu mendapatkan dia, disalaknya anjing itu oleh pelanduk. Anjing itupun undurlah. Tatkala dilihat pelanduk, anjing itu undur, lalu pelanduk kembali pula pada tempatnya. Dilihat oleh anjing, pelanduk itu kembali pada tempatnya.

Didapatkannya pelanduk itu oleh anjing, lalu ia berdakap-dakapan kira-kira tujuh kali. Heranlah Baginda melihat hal kelakuan anjing dengan pelanduk itu. Masuklah Baginda sendirinya hendak menangkap pelanduk itu ke atas tanah tinggi itu. Pelanduk pun lari; didakapnya juga oleh anjing itu. Sabda Baginda kepada segala orang yang ada bersama-sama dengan dia itu: Adakah pernahnya kamu melihat pelanduk yang gagah sebagai ini? Pada bicaraku sebab karena ia diam pada tempat ini, itulah rupanya, maka pelanduk itu menjadi gagah.

Sembah mereka itu sekalian: Sebenarnyalah seperti sabda Yang Maha Mulia itu. Pikirlah Baginda itu: Baik tempat ini kuperbuat negeri anakku Sultan Malik at-Tahir kerajaan. Sultan Malik as- Salehpun kembalilah ke istananya. Pada keesokan harinya Bagindapun memberi titah kepada segala menteri dan hulubalang rakyat tentera, sekalian menyuruh menebas tanah akan tempat negeri, masing-masing pada kuasanya dan disuruh Baginda perbuat istana pada tempat tanah tinggi itu.

Sultan Malik as-Salehpun pikir di dalam hatinya, hendak berbuat negeri tempat ananda Baginda. Titah Sultan Malik as-Saleh pada segala orang besar: Esok hari kita hendak pergi berburu. Telah pagi-pagi hari, Sultan Malik as-Salehpun berangkat naik gajah yang bernama Perma Dewana. Lalu berjalan ke seberang datang ke pantai. Anjing yang bernama si Pasai itupun menyalak. Sultan Malik as-Salehpun segera mendapatkan anjing itu. Dilihatnya, yang disalaknya itu tanah tinggi, sekira-kira seluas tempat istana dengan kelengkapan, terlalu amat baik, seperti tempat ditambak rupanya.

Oleh Sultan Malik as-Saleh tanah tinggi itu disuruh oleh Baginda tebas. Diperbuatnya negeri kepada tempat itu dan diperbuatnya istana. Dinamainya Pasai menurut nama anjing itu. Ananda Baginda Sultan Malik at-Tahir dirayakan oleh Baginda di Pasai itu.Peminangan Seorang Sultan dan Perkawinannya Kemudian dari itu, Sultan Malik as-Saleh menyuruhkan Sidi Ali Ghijas ad-Din ke negeri Perlak meminang anak Raja Perlak. Adapun Raja Perlak itu beranak tiga orang perempuan, dan yang dua orang itu anak gehara, dan seorang anak gundik, Puteri Ganggang namanya.

Telah Sidi Ali Ghijas ad-Din datang ke Perlak, ketiga ananda itu ditunjukkannya kepada Sidi Ali Ghijas ad- Din. Adapun Puteri yang dua bersaudara itu duduk di bawah, anaknya Puteri Ganggang itu didudukkan di atas tempat yang tinggi, disuruhnya mengupas pinang. Dan akan saudaranya kedua itu berkain warna bunga air mawar dan berbaju warna bunga jambu, bersubang lontar muda, terlalu baik parasnya. Sembah Sidi Ali Ghijas ad-Din kepada Raja Perlak: Ananda yang duduk di atas, itulah pohonkan akan paduka ananda itu.

Tetapi Sidi Ali Ghijas ad-Din tiada tahu akan Puteri Ganggang itu anak gundik Raja Perlak. Maka Raja Perlakpun tertawa gelak-gelak, seraya katanya: Baiklah, yang mana kehendak anakku. Sumber: Bunga Rampai Melayu Kuno, 1952 (dengan penyesuaian ejaan)

Dari isi hikayat tersebut, Anda dapat menganalisis unsur intrinsik hikayat. Tema dalam hikayat tersebut berhubungan dengan kisah sebuah kerajaan dari mulai pemberian nama, pembangunan negeri, sampai hal-hal yang terjadi di negeri tersebut. Selanjutnya, tokoh tokoh yang ada dalam cerita tersebut adalah Sultan Malik as- Saleh, Merah Silu, si Pasai (seekor anjing), Perma Dewana (seekor gajah), Sidi Ali Ghijas ad-Din, dan tokoh tambahan lainnya.

Seperti halnya ciri hikayat, hikayat ini mengandung unsur perwatakan tokoh yang mempunyai kemampuan sempurna sebagai manusia. Ia adalah orang-orang istana yang berbeda dengan kehidupan orang banyak. Adapun latarnya adalah di Rimba Jerau dan Kerajaan Perlak. Alur cerita dalam hikayat tersebut merupakan alur standar hikayat, yaitu alur maju.

Dalam hal ini, Anda dapat mengamati bahwa ada pembabakan cerita dari mulai penamaan kerajaan sampai peminangan seorang putri raja. Dalam hikayat ini seakan tidak ada konflik yang menonjol antara pertentangan satu tokoh dengan tokoh lainnya. Sebagai karya tradisional, karya hikayat mempunyai sudut penceritaan orang ketiga (dia atau nama tokoh).

Hikayat Muda Cik Leman

Hikayat Muda Cik Leman memaparkan keagungan cinta anak manusia, antara Muda Cik Leman dengan gadis Cik Inam yang mengharukan. Cinta tulus yang diawali pertemuan dalam mimpi, harus diwarnai dengan peperangan dahsyat yang menguras air mata dan memakan beribu-ribu nyawa. Ramalan bahwa maut telah menghadang karena menikahi Gadis Cik Inam selalu membayangi dalam kehidupan Cik Leman.

Hikayat Hang Tuah

Tersebutlah perkataan Hang Tuah, anak Hang Mahmud, tempat duduknya di Sungai Duyung. Setiap orang yang berada di sana mendengar kabar raja di Bintan berbudi pekerti dan tutur katanya sangat menawan.

Hang Mahmud yang mendengar kabar itu berkata kepada istrinya, Dang Merdu. Baiklah kita pergi ke Bintan. Kita ini keluarga miskin. Pindah ke Bintan dengan harapan supaya mudah mencari penghidupan yang layak.

Dang Merdu berkata, Setuju apa yang dikatakan tadi!

Maka pada malam itu, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh di atas kepala anaknya, Hang Tuah. Maka Hang Mahmud pun terkejut atas mimpinya tadi. Kemudian, bangun dari tidurnya dan diusapnya Hang Tuah itu sambil menciumnya dengan penuh kasih sayang.

Setelah hari siang, semua mimpi Hang Mahmud diceritakan kepada pada anak dan istrinya. Setelah mendengar cerita mimpi itu, Dang Mahmud memandikan Hang Tuah. Kemudian, diberinya kain dan baju serba putih. Setelah itu, diberinya makan nasi kunyit dan telur ayam. Tetua yang di sana mendoakan agar Hang Tuah selamat dan dijauhkan dari segala bala. Anak itu kembali dipeluk dan diciumi dengan penuh kasih.

Hang Mahmud berkata kepada istrinya, Anak kita ini harus dijaga baik-baik. Jangan dibiarkan bermain jauh-jauh dari kita sebab ia sangat nakal. Kita usahakan pindah ke Bintan sebab di sana banyakguru mengaji.Kalau begitu, kita harus menyiapkan segalanya.Maka Hang Mahmud pun bersiap-siap. Mereka akan berlayar ke Bintan. Setibanya di sana, Hang Mahmud tinggal di dekat kampung bendahara Paduka Raja. Hang Mahmud berjualan makanan di kedainya.

Setelah Hang Tuah besar, dia bekerja membantu kedua orang tuanya, mencari kayu bakar. Dia pula yang memotong kayu-kayu itu dengan kapak. Ibunya memerhatikan Hang Tuah yang sedang bekerja sambil duduk-duduk di kedainya.

Apabila Hang Mahmud tiba dari mencari rezeki, Hang Tuah menyambutnya. Jika hendak pergi ke manapun, Hang Tuah selalu minta izin kedua orang tuanya. Dengan begitu, Hang Tuah sudah paham budi pekerti. Pada usianya yang sepuluh tahun, dia sudah pandai bergaul dengan sesamanya. Dia bersahabat dengan Hang Jebat, Hang Kasturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Hang Tuah menyayangi sahabatnya itu. Jika bermain dengan mereka ke mana pun, selalu bersama-sama. Begitu pula ketika makan. Mereka seperti saudara kandung.

Pada suatu hari, Hang Tuah berkata kepada sahabatnya, Hai, saudaraku! Mampukah kita melayarkan sebuah perahu agar kita dapat merantau ke tempat lain untuk mencari makan?

Hang Jebat dan Hang Kasturi menjawab, Pakai perahu siapa?

Baiklah kalau begitu, aku akan meminjam perahu ayahku.

Setelah bersepakat, Hang Jebat dan Hang Kasturi pulang untuk menyiapkan perbekalan.

Orang tua mereka masing-masing mengizinkan anak-anaknya merantau.

Setelah perlengkapan disiapkan, Hang Tuah diberi sebilah keris oleh ayahnya. Begitu pula sahabat Hang Tuah lainnya dibekali persenjataan oleh orang tua masing-masing. Mereka berpamitan dan segera berlayar menuju Pulau Tinggi.

Di tengah samudra yang diarungi, mereka melihat perahu lain yang menuju Pulau Tinggi. Rupanya perahu itu adalah perahu musuh. Hang Tuah dan sahabatnya berembuk sambil berkata, Bagaimana kita menghadapi musuh yang banyak itu?

Dengan tenang, Hang Tuah berkata lagi, Hai, saudaraku! Tidak ada jalan lain, kita harus berusaha mempertahankan diri. Kita harus berbuat sesuatu. Tidak mungkin rasanya kita menghadapi musuh dengan kapal yang banyak dan besar. Hang Tuah membelokkan perahunya menuju pulau itu. Setelah sampai di darat, perahu musuh mendekat pula ke pulau itu. Rombongan dari perahu besar itu memerhatikan kelima anak sebaya itu dan dinilainya baik-baik.

Dengan senang hati, orang di perahu besar itu ingin menjadikan mereka budaknya. Sambil menanti orang di perahu besar itu sampai ke daratan, Hang Tuah dan sahabatnya berdiri di tepi daratan. Rombongan orang di perahu besar itu hendak menangkap mereka. Namun, Hang Tuah dan sahabatnya waspada sambil memegang senjatanya masing-masing.

Ketika orang itu hendak menangkap mereka, Hang Tuah menikam orang itu. Paha orang itu terluka parah. Hang Jebat juga menghadang musuh lainnya dengan senjatanya. Akan tetapi, musuh lainnya menghujani Hang Tuah dan kawan-kawannya dengan senjata sumpit.

Semua orang di perahu besar itu berteriak, Bunuhlah budak-budak celaka ini. Jangan dikasihani!

Salah seorang di kapal besar itu melarang membunuh anak-anak itu sambil berkata, Hai, budak-budak! Lebih baik menyerah daripada kami bunuh.

Hang Jebat malah menjawab, Cuih, kami tidak sudi menuruti keinginanmu! Hang Jebat dan sahabat lainnya kembali menyerang orang itu dengan senjatanya.

Keterlaluan budak-budak ini. Bunuhlah budakbudak celaka ini! seru orang di kapal besar sambil menghujani Hang Tuah dan sahabatnya dengan senjata sumpit.

Hang Tuah siaga dengan keris terhunusnya. Begitu pula sahabat lainnya bersiap dengan senjatanya. Mereka balas menyerang dan berhasil melumpuhkan beberapa orang. Orang di perahu besar itu merasa kalah dan pergi meninggalkan pulau itu.

Setelah musuh itu lari, Hang Tuah dan sahabatnya merampas salah satu perahu musuh. Hang Tuah kemudian berlayar menuju Singapura. Musuh yang melarikan diri itu melaporkan kejadian tersebut kepada penghulunya. Di perahu besar, penghulu itu merasa terhina dan marah besar. Dari kapal besar itu, sang penghulu melihat perahu yang dikemudikan Hang Tuah berlayar menuju Singapura. Maka penghulu musuh itu pun berdiri di tiang besar sambil berkata, Segeralah kita berlayar dan hadanglah perahu Hang Tuah itu.

Sumber: Bunga Rampai Melayu Kuno, 1952, denganpenyesuaian ejaan.

Hikayat Gurindam

Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.

Hikayat Gurindam Lama

Contoh Hikayat gurindam:

Pabila banyak mencela orangItulah tanda dirinya kurang

Dengan ibu hendaknya hormatSupaya badan dapat selamat

Hikayat Gurindam Dua Belas

Kumpulan gurindam yang dikarang oleh Raja Ali Haji dari Kepulauan Riau. Dinamakan Gurindam Dua Belas oleh karena berisi 12 pasal, antara lain tentang ibadah, kewajiban raja, kewajiban anak terhadap orang tua, tugas orang tua kepada anak, budi pekerti dan hidup bermasyarakat.

Hikayat Karmina

Karmina atau dikenal dengan nama pantun kilat adalah pantun yang terdiri dari dua baris. Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua adalah isi. Memiliki pola sajak lurus (a-a). Biasanya digunakan untuk menyampaikan sindiran ataupun ungkapan secara langsung.

Contoh Hikayat karmina:

Sudah gaharu cendana pula. Sudah tahu masih bertanya pula.

Hikayat Pantun

Pantun merupakan sejenis puisi yang terdiri atas 4 baris bersajak a-b-a-b, a-b-b-a, a-a-b-b. Dua baris pertama merupakan sampiran, yang umumnya tentang alam (flora dan fauna); dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. 1 baris terdiri dari 4-5 kata, 8-12 suku kata. Pantun berasal dari melayu.

Contoh Hikayat Pantun:

Kayu cendana diatas batuSudah diikat dibawa pulangAdat dunia memang begituBenda yang buruk memang terbuang

Hikayat Seloka

Seloka merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepetah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan. Biasanya ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, terkadang dapat juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris.

Contoh Hikayat seloka 4 baris:

anak pak dolah makan lepat,makan lepat sambil melompat,nak hantar kad raya dah tak sempat,pakai sms pun ok wat ?

Contoh Hikayat seloka lebih dari 4 baris:

Baik budi emak si RandangDagang lalu ditanakkanTiada berkayu rumah diruntuhkanAnak pulang kelaparanAnak dipangku diletakkanKera dihutan disusui

Hikayat Syair

Syair adalah puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama sajak. Biasanya terdiri dari 4 baris, berirama aaaa, keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair (pada pantun, 2 baris terakhir yang mengandung maksud). Syair berasal dari Arab.

Hikayat Talibun

Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya.

Contoh Hikayat Talibun :

Kalau anak pergi ke pekanYu beli belanak beliIkan panjang beli dahuluKalau anak pergi berjalanIbu cari sanakpun cariInduk semang cari dahulu

Tentang Hikayat

Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.

Sebuah hikayat dibacakan sebagai hiburan, pelipur lara atau untuk membangkitkan semangat juang.

Contoh Hikayat

Hikayat termasuk dalam kesusastraan lama. Hikayat mempunyai 2 fungsi utama, yaitu sebagai media (sarana) pengajaran moral, budi pekerti, atau sopan santun secara turun menurun dari nenek moyang dan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat.

Berikut ini adalah salah satu contoh dari hikayat:

Judul: Hikayat Pancatantra

Ringkasan cerita:

Seorang raja di Paduli Parum bernama Sugadarma (Agmarasakti) mempunyai 4 putra yang bodoh dan malas. Dipanggilnya seorang brahma bernama Sumasanma (Wisnu Sarma) untuk mendidik putra raja dengan cara bercerita) ada 5 certita tentang binatang yang disampaikan. Cerita itu berisi ibarat dan kiasan terhadap kehidupan manusia, yang akhirnya mampu menyadarkan putra raja hingga menjadi baik, rajin, dan cerdik.

kelima cerita tersebut adalah sebagai berikut:

# 1. Hikayat Orang yang memutuskan persahabatan

Lembu Sanjiwaka yang patah kaki tertinggal dalam hutan. Setelah sembuh ia bersahabat dengan singa bernama Pinggalaka. Atas hasutan srigala, keduanya berkelahi hingga tewas. Dalam cerita ini disisipkan pelajaran tentang ketatanegaraan, politik, dan pemerintahan

# 2. Hikayat Perang yang menjadi persahabatan

Beberapa ekor burung terkena jerat pemburu, tikus membantu melepaskannya, lalu jerat diterbangkan bersama-sama. Seekor burung gagak yang melihat kejadian itu bergabung, juga labi-labi dan rusa. ketika rusa kena jerat, mereka membantunya. Cerita ini mengandung pelajaran tentang persatuan dari yang lemah dapat mengalahkan yang kuat.

# 3. Hikayat Perkelahian burung gagak dan burung hantu

Perkelahian ini bermula dari pemilihan raja burung. Bagian ini mengandung nasihat kepada menteri tentang kewajiban, hubungan dengan raja, taktik perang, tipu muslihat, dan keberanian. Atau mengandung pelajaran politik tentang perang dan damai

# 4. Hikayat Seorang yang kehilangan benda yang diberikan orang lain

Seekor buaya yang melepas kera tangkapannya karena kera akan mengambil hatinya yang tertinggal di atas pohon. Pelajaran yang diberikan adalah kekecewaan seseorang karena terlalu percaya kepada orang lain yang pandai berbohong

# 5. Hikayat Orang yang mengerjakan sesuatu tanpa selidik

Seekor tupai ditugasi menjaga anak tuannya. Ketika tuannya pulang, mulut tupai berdarah. Tuannya mengira ia telah membunuh anak yang dijaga. Tanpa pikir panjang, tupai tersebut dibunuh. Ternyata tupai tersebut baru saja berkelahi dengan ular untuk membela anak tuannya