ciclopiroxolamine

6
b. Ciclopiroxolamine Dalam percobaan yang membandingkan sampo ciclopiroxolamine yang digunakan satu atau dua kali seminggu dengan placebo pada 949 penderita dengan lesi – lesi skuama pada kulit kepala, dengan tingkat keberhasilan membersihkan skuama dan lesi - lesi lewat periode 4 minggu, mendapatkan hasil yaitu 45% dengan penggunaan sekali seminggu dan 58% penggunaan dua kali seminggu dalam perawatan yang aktif, sedangkan tingkat kebehasilan dengan menggunakan placebo mendapatkan hasil 32%. c. Terbinafine Terbinafine solution 1% juga efektif dalam beberapa kasus dermatitis seboroik. Krustanya dapat diperbaiki dengan pemberian glucocorticosteroid pada malam hari, atau asam salisilat dalam larutan air. d. Kortikosteroid Pada orang dewasa dengan dermatitis seboroik dalam keadaan tertentu menggunakan steroid topical satu atau dua kali seminggu. Bentuk yang akut dari dermatitis seboroik pada wajah biasanya sensitive terhadap salep steroid yang ringan. Salep hidrokortison 0,5% sering efektif, terutama jika dikombinasikan dengan sulfur 0,5%. Pada kasus dengan inflamasi yang berat, dapat dipakai kortikosteroid yang lebih kuat, misalnya betametason valerat,asalkan jangan dipakai terlalu lama karena efek sampingnya. Pada banyak kasus, perubahan inflamasi yang bersifat akut dapat ditekan dengan krim kortikosteroid ringan secara topical atau imidazole yang telah dikombinasikan, yang mana pada

Upload: liliani-tjikoe

Post on 02-Aug-2015

12 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ciclopiroxolamine

b. Ciclopiroxolamine

Dalam percobaan yang membandingkan sampo ciclopiroxolamine yang digunakan satu atau dua

kali seminggu dengan placebo pada 949 penderita dengan lesi – lesi skuama pada kulit kepala,

dengan tingkat keberhasilan membersihkan skuama dan lesi - lesi lewat periode 4 minggu,

mendapatkan hasil yaitu 45% dengan penggunaan sekali seminggu dan 58% penggunaan dua kali

seminggu dalam perawatan yang aktif, sedangkan tingkat kebehasilan dengan menggunakan

placebo mendapatkan hasil 32%.

c. Terbinafine

Terbinafine solution 1% juga efektif dalam beberapa kasus dermatitis seboroik. Krustanya dapat

diperbaiki dengan pemberian glucocorticosteroid pada malam hari, atau asam salisilat dalam

larutan air.

d. Kortikosteroid

Pada orang dewasa dengan dermatitis seboroik dalam keadaan tertentu menggunakan steroid

topical satu atau dua kali seminggu. Bentuk yang akut dari dermatitis seboroik pada wajah

biasanya sensitive terhadap salep steroid yang ringan. Salep hidrokortison 0,5% sering efektif,

terutama jika dikombinasikan dengan sulfur 0,5%. Pada kasus dengan inflamasi yang berat, dapat

dipakai kortikosteroid yang lebih kuat, misalnya betametason valerat,asalkan jangan dipakai

terlalu lama karena efek sampingnya. Pada banyak kasus, perubahan inflamasi yang bersifat akut

dapat ditekan dengan krim kortikosteroid ringan secara topical atau imidazole yang telah

dikombinasikan, yang mana pada penatalaksanaan yang selanjutnya dapat digantikan oleh krim

ketoconazole untuk tatalaksana jangka panjang.

e. Keratolitik

Penatalaksanaan lain untuk dermatitis seboroik dengan menggunakan keratolitik. Keratolitik yang

secara luas dipakai untuk dermatitis seboroik adalah tar, asam salisilat dan sampo zinc pirition.

Zinc pirition memiliki efek keratolitik non spesifik dan anti fungi, dapat diberikan dua atau tiga

kali per minggu. Penderita sebaiknya membiarkan rambutnya dengan shampo tersebut selama

lima menit agar shampo mencapai kulit kepala. Penderita dapat menggunakannya juga untuk

tempat lain yang terkena seperti wajah. Pada kasus ketombe yang berat dengan skuama dan

krusta yang tetap atau susah dihilangkan, salep yang mengandung asam salisilat 5% dapat

berguna dalam tatalaksana.

Page 2: Ciclopiroxolamine

Menurut lokasinya,penatalaksanaan dermatitis seboroik dilakukan pada kulit kepala, wajah, dan

badan.

a. Kulit Kepala

Preparat gel. Krim, sampo, tincture (diberikan kalau tidak ada erosi/ekskoriasi dan

inflamasi tidak terlalu berat), dan salep yang diberikan jika disertai skuama yang tebal.

Contohnya, obat topical (anti fungal, kortikosteroid,anti seboroik) diberi

semalaman/bebrapa jam sebelum sampo,sesudah itu sampo dan obat topical dapat langsung

dipakai lagi sesudahnya bila perlu.

Pengobatan teratur tiap hari atau berkala disusul dengan perawatan yang sama untuk

profilaksis dalam jangka panjang.

Sisik yang tebal perlu diberikan emolien yang ditambah keratolitik untuk melunakkan

skuama atau krusta agar mudah dilepaskan.

Hair tonik dan larutan yang mengandung alkohol dan produk sejenis biasanya memicu

terjadinya inflamasi dan harus dihindari

Seboroik pada otitis eksterna dapat diterapi dengan krim glukokortikoid potensi

rendah.banyak preparat khusus telinga (solusio) yang mengandung neomisin dan antibiotic

lain, biasanya dalam kombinasi, dapat merupakan sensitasi yang kuat sebaiknya dihindari.

Saat dermatitis menjadi tidak terkontrol, penggunaan glukokortikoid harus dihentikan dan

solusio yang mengandung aluminium asetat harus diaplikasikan 1-2 per hari untuk

pemeliharaan. Tindakan ini bertujuan untuk mengeringkan dan mengurangi mikroba. Salep

dasar atau petroleum gel tanpa campuran dapat diaplikasikan pada liang telinga (tanpa

menggunakan ujung kapas) dan biasanya cukup membantu untuk menjaga kenyamanan

pasien.

b. Wajah

Diberikan krim atau gel yang mengandung anti fungal atau kortikosteroid potensi lemah

atau sedang, untuk daerah yang bersisik tebal digunakan kortikosteroid dalam bentuk salep.

Obat imunosupresi topical (misalnya tacrolimus, pimecrolimus) juga termasuk

pengobatan yang efektif pada wajah, jika ada kekhawatiran akan penggunaan steroid secara

topikal yang berlebihan.

Page 3: Ciclopiroxolamine

c. Badan

Untuk pelaksanaan pada bagian badan hampir sama dengan wajah. Preparat obat yang

terbaik adalah dalam bentuk gel ditambah anti perspiran, karena bentuk krim dapat

merangsang keringat.

2.Penatalaksanaan secara sistemik

a. Kortikosteroid

Kortikosteroid digunakan pada bentuk inflamasi yang berat, dosis prednisone 20 – 30mg sehari.

Jika telah ada perbaikan, dosis diturunkan perlahan – lahan. Kalau disertai infeksi sekunder diberi

antibiotic.

b. Isotretinoin

isotretinoin oral dapat digunakan pada kasus yang rekalsitran. Efeknya mengurangi produksi

sebum (aktivitas kelenjar sebasea), kekeringan dan eritema. Ukuran kelenjar tersebut dapat dikurangi

sampai 90%, akibatnya terjadi pengurangan produksi sebum. Dosisnya 0,1 – 0,3 mg per kg berat badan

per hari, perbaikan tampat setelah 4 minggu. Sesudah itu diberikan dosis pemeliharaan 5-10 mg per hari

selama beberapa tahun yang ternyata efektif untuk mengontrol penyakitnya.

c. antifungal

anti fungal oral seperti ketoconazole, itrakonazole, atau flukonazol durasi singkat dapat dicoba

pada kasus inflamasi yang sedang dan berat.

Ketoconazole 200mg selama 14 hari dengan efek samping hepatotoksik, itrakonazole 100 mg selama 21

hari.

d. Antibiotika

antibiotika dapat digunakan terutama untuk komplikasi infeksi kuman gram positif :

staphylococcus aureus, diberikan eritromisin,kloksasilin,linkomisin.

Page 4: Ciclopiroxolamine

3. Terapi alternative

Pada dermatitis seboroik yang parah juga dapat diobati dengan fototerapi narrow band UVB (TL-

01) yang cukup aman dan efektif. Setelah pemberian terapi tiga kali seminggu selama 8minggu, sebagian

besar penderita mengalami perbaikan .

Ekstrak daun kangkung dapat menanggulangi ketombe. Pada penelitian yang dilakukan oleh

Puspita di Universitas Diponegoro tahun 2010 dilakukan perbandingan efektifitas ekstrak daun kangkung

(ipomea reptans) dengan ketoconazole 1% secara in vitro terhadap pertumbuhan pytorosporum ovale

pada ketombe, didapatkan kesimpulan yaitu ekstrak daun kangkung memiliki efektifitas yang sama

dengan ketoconazole 1% secara in vitro.

4. Edukasi dan pencegahan

Penderita harus diberitahu bahwa dermatitis seboroik adalah penyakit kambuhan kronis yang

tidak dapat disembuhkan secara menyuluruh, sehingga memerlukan kesabaran dalam perawatan dan

pengobatan.

Ditekankan kepada penderita tentang pentingnya membiarkan sampo medikasi sedikitnya 5 – 10

menit sebelum membilas. Penderita diajarkan tentang penggunaan kortikosteroid topikal seperlunya untuk

mengendalikan eritema,skuama,atau rasa gatal.

Penderita dianjurkan untuk menghindari factor resiko yang dapat mencetus dermatitis seboroik,

seperti rajin olahraga dan diet seimbang untuk mengontrol produksi minyak yang berlebihan,

menghindari hawa yang terlalu panas dan juga menghindari stes yang berlebihan dan juga dianjurkan

untuk tidak memakai sampo yang mengandung minyak atau alkohol karena dapat memperparah gejala

dari dermatitis seboroik