chrysanthemum virus b

3
Chrysanthemum virus B (CVB) Chrysanthemum virus B (CVB) merupakan salah satu agens utama penyebab penyakit virus pada tanaman krisan. CVB termasuk dalam genus Carlavirus yang anggotanya dicirikan dengan tipe Carnation latent virus (CLV). Anggota Carlavirus memiliki partikel bentuk batang agak lentur dengan ukuran panjang 610-700 nm dan diameter 12-15 nm. Virion mengandung molekul RNA tunggal linier dalam bentuk positive-sense utas tunggal (positive-sense ssRNA), panjangnya 7,4-8,5 nm, dan memiliki polyadenilate (poly-A) pada ujung 3’. Asam nukleatnya diselubungi oleh protein selubung tunggal dengan berat 31-36 kDa (Lee et al., 2003; Zavriev et al., 1991; Lawrence et al., 1995; Fauquet et al., 2005; Temaja dkk., 2008). Temaja dkk, (2008) melaporkan bahwa hasil pengematan dengan mikroskop elektron murni menunjukkan adanya partikel virus yang memiliki ukuran panjang sebesar 685 nm dan lebar 12 nm. CVB memiliki Partikel lebih lurus dan kelihatan kurang lentur dibandingkan CLV, dan cenderung terputus-putus bila dilakukan pengecatan dengan phosphotungstate (Hollings & Stone, 1972; Suastika et al., 1997; Verma et al., 2003; Temaja dkk., 2008).

Upload: iskhawatunamanah

Post on 22-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

nnnnnjjjj

TRANSCRIPT

Page 1: Chrysanthemum Virus B

Chrysanthemum virus B (CVB)

Chrysanthemum virus B (CVB) merupakan salah satu agens utama penyebab penyakit

virus pada tanaman krisan. CVB termasuk dalam genus Carlavirus yang anggotanya dicirikan

dengan tipe Carnation latent virus (CLV). Anggota Carlavirus memiliki partikel bentuk

batang agak lentur dengan ukuran panjang 610-700 nm dan diameter 12-15 nm. Virion

mengandung molekul RNA tunggal linier dalam bentuk positive-sense utas tunggal (positive-

sense ssRNA), panjangnya 7,4-8,5 nm, dan memiliki polyadenilate (poly-A) pada ujung 3’.

Asam nukleatnya diselubungi oleh protein selubung tunggal dengan berat 31-36 kDa (Lee et

al., 2003; Zavriev et al., 1991; Lawrence et al., 1995; Fauquet et al., 2005; Temaja dkk.,

2008).

Temaja dkk, (2008) melaporkan bahwa hasil pengematan dengan mikroskop elektron

murni menunjukkan adanya partikel virus yang memiliki ukuran panjang sebesar 685 nm dan

lebar 12 nm. CVB memiliki Partikel lebih lurus dan kelihatan kurang lentur dibandingkan

CLV, dan cenderung terputus-putus bila dilakukan pengecatan dengan phosphotungstate

(Hollings & Stone, 1972; Suastika et al., 1997; Verma et al., 2003; Temaja dkk., 2008).

Gambar 1. Bentuk partikel CVB pada mikroskop elektron (pembesaran 40.000 kali) yang

preparasinya berupa sap tanaman terifeksi CVB (A) dan virus murni (B).

CVB menyebabkan berbagai manifestasi gejala pada tanaman krisan. Motling daun atau

vein-clearing yang sangat mild adalah gejala yang paling umum (Hollings, 1957; Hollings &

Stones, 1972; Moran, 1987; Temaja dkk., 2007). Beberapa varietas terinfeksi menunjukkan

penurunan kualitas bunga dibandingkan dengan tanaman yang bebas virus. Penurunan

A B

Page 2: Chrysanthemum Virus B

kualitas bunga terutama karena pada tanaman terinfeksi warna mahkota bunga terputus-putus

(flower breaks), mengalami distorsi dan kerdil. Kadang-kadang pada krisan terinfeksi CVB

berkembang necrotic streaks coklat pada floret, dan sering kali tanaman terinfeksi tidak

menunjukkan gejala (symptomless). Tanaman krisan yang diserang CVB menunjukkan gejala

vein banding, mosaic, mottling, dan vein clearing yang lemah. Pada tanaman dengan daun

menunjukkan gejala mosaic yang keras, bunganya juga mengalami malformasi. Sedangkan

pengamatan Suastika et al. (1997) pada tanaman Gymnaster savatieri menemukan CVB

menyebabkan gejala mild mottle pada daun dan colour breaking pada bunga.

CVB dapat ditularkan melalui inokulasi mekanik dan grafting, di lapang virus ini dapat

ditularkan secara non persisten oleh kutudaun Myzus persicae, Macrosiphum euphorbiae,

Aulacorthum solani, Coloradoa rufomaculata dan Macrosiphoniella sanborni (Suastika et al.

1997; Moran, 1987; Hollings & Stones, 1972; Temaja dkk., 2008). Sedangkan penyebaran

jarak jauh CVB terutama terjadi melalui bahan perbanyakan vegetatif tanaman. Di sentra

pertanaman krisan di Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali ditemukan gejala

penyakit mild motling dan vein-clearing pada daun, mirip gejala yang disebabkan oleh infeksi

CVB. Penyakit ini diduga disebabkan oleh virus.

Gambar 2. Gejala infeksi CVB pada tanaman krisan: mild mosaic dan malformasi pada daun

(A), dan color breaking pada bunga (B), dibandingkan dengan tanaman sehat (C).

DAFTAR PUSTAKA

Temaja IRM., Suastika G., Hidayati SH, dan Kartosuwondo U, 2007. Deteksi Chrysanthemum

B Carlavirus (CVB) pada Tanaman Krisan di Indonesia. Jurnal Agritrop. Vol

28(1):6-12. ISSN : 02158820.

Temaja IRM., Suastika G., Hidayati SH, dan Kartosuwondo U, 2008. Karakter Molekuler

Chrysanthemum B Carlavirus (CVB) Isolat Krisan (Dendrathema grandiflora

Kitam) di Indonesia. Jurnal HPT Tropika. Vol 8(2): 138-145. ISSN 1411-7525.