chikungunya indonesia

9
Virus Chikungunya adalah virus golongan alpha virus yang ditularkan oleh nyamuk. Istilah tersebut datang dari bahasa akonde yang berarti postur tubuh yang kaku yang disebabkan oleh nyeri sendi yang hebat, dimana hal tersebut adalah tanda tanda dari demam chikungunya. Penyakit ini disebabkan oleh virus. Virus chikungunya di isolaso pertama kali di tahun 1952-1953 di Tanzania, dan menyebar ke asia tahun 1960.dan bisa ditemukan juga di Australia dan amerika selatan. Virus chikungunya menyebabkan demam akut dan umumnya disertai dengan nyeri sendi hebat.alpha virus bersifat single-stranded dan positive sense RNA. Dan memiliki empat jenis protein dan 3 protein structural.capsid dan dua macam envelope glikoprotein , E1 dan E2 berwujud seperti spikes di permukaan virion. E2 berikatan dengan reseptor sel untuk dapat masuk kedalam sel.E1 dapat menggabungkan peptide yang menginisiasi pelepasan nucleocapsids ke dalam sel host. Sejarah dan asal virus chikungunya Chikungunya adalah virus yang hidup di daerah hutan di afrika. Dengan host primate bukan manusia dan dengan vector nyamuk arboreal.beberapa studi mengatakan bahwa siklus transmisi terjadi beberapa waktu dan bersirkulasi di afrika timur dalam host hewan primate. Insiden ini berkembang di afrika di abad 18. Dan disebarkan oleh pelaut yang terjangkit virus chikungunya dan nyamuk aedes aegypti dengan jumlah yang cukup besar di dalam kapal.

Upload: ainunzamira

Post on 30-Jan-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

koas

TRANSCRIPT

Page 1: Chikungunya Indonesia

Virus Chikungunya adalah virus golongan alpha virus yang ditularkan oleh nyamuk. Istilah

tersebut datang dari bahasa akonde yang berarti postur tubuh yang kaku yang disebabkan oleh

nyeri sendi yang hebat, dimana hal tersebut adalah tanda tanda dari demam chikungunya.

Penyakit ini disebabkan oleh virus. Virus chikungunya di isolaso pertama kali di tahun 1952-

1953 di Tanzania, dan menyebar ke asia tahun 1960.dan bisa ditemukan juga di Australia dan

amerika selatan. Virus chikungunya menyebabkan demam akut dan umumnya disertai dengan

nyeri sendi hebat.alpha virus bersifat single-stranded dan positive sense RNA. Dan memiliki

empat jenis protein dan 3 protein structural.capsid dan dua macam envelope glikoprotein , E1

dan E2 berwujud seperti spikes di permukaan virion. E2 berikatan dengan reseptor sel untuk

dapat masuk kedalam sel.E1 dapat menggabungkan peptide yang menginisiasi pelepasan

nucleocapsids ke dalam sel host.

Sejarah dan asal virus chikungunya

Chikungunya adalah virus yang hidup di daerah hutan di afrika. Dengan host primate bukan

manusia dan dengan vector nyamuk arboreal.beberapa studi mengatakan bahwa siklus transmisi

terjadi beberapa waktu dan bersirkulasi di afrika timur dalam host hewan primate. Insiden ini

berkembang di afrika di abad 18. Dan disebarkan oleh pelaut yang terjangkit virus chikungunya

dan nyamuk aedes aegypti dengan jumlah yang cukup besar di dalam kapal. Dan berkembang di

tempat penyimpanan air. Dan paling banyak angka penularannya antara tahun 1879-1956.

Di tahun 2004 terjadi penyebaran ke sejumlah Negara lain seperti Negara-negara di amerika, asia

dan italia dan Negara-negara asia dan asia tenggara. Penyebaran tersebut disebabkan oleh

beberapa factor seperti meningkatnya perjalanan via udara, dimana memudahkan penyebaran

secara massal. Urbanisasi di Negara-negara tropis dengan jumlah nyamuk yang cukup banyak.

Sejak invasi nyamuk Aedes albopictus yang sekarang menjadi vector selain aedes aegypti yang

ada di asie menambah jumlah orang yang terjangkit secara global.di jalur penyebaran india-

oceania virus chikungunya yang juga penularannya di mediasi oleh Aedes albopictus. Namun

nyamuk tersebut bukanlah vector utama di epidemic di asia sebelumnya. Dan di jalur penularan

di asia virus tersebut dapat beradaptasi dengan vector baru secara genetika.

Page 2: Chikungunya Indonesia

Epidemiologi dan penyebaran

Awal mulainya demam chikungunya banyak menginfeksi orang di afrika selatan, Zimbabwe,

cameeroon, Uganda dan Senegal. Selain peyebaran dari nyamuk vector ke manusia, didapatkan

juga penyebaran antara manusia oleh aedes albopictus. Namun untuk penyebaran oleh aedes

aegypti paling banyak terjadi di Tanzania, Senegal dan Kenya. Di afrika penyebaran

chikungunya masih belum terlalu bida dimengerti, namun setelah terjadi penularan ke jalur

indian-oseania dan asia melalui penyebaran udara, pola penyebaran chikungunya mulai di

pelajari. Urbanisasi juga mengambil amdil dalam penularan virus tersebut melalui aedes aegypti.

Meskipun keduanya spesies yang berbeda namun keduanya bisa menjadi vector virus

chikungunya.

Tanda dan gejala

Chikungunya ditandai dengan demam mendadak, kelemahan, nyeri sendi dan otot, nyeri kepala

dan rash. Virus tersebut memiliki masa inkubasi 3 hari. Umumnya suhu badan pasien

chikungunya lebih dari 39 derajat celcius. Dan hanya 15% pasien yang asymptomatic. Dan

apabila berat jumlah virus di dalam darah bisa mencapai 108 di detiap mm darah. Intensitas dari

infeksi akut berhubungan dengan viremia. Dan infeksi akut umumnya bertahan hingga 1 minggu

setelah viremia dan IgM muncul dalam darah.polyartharlgia adalah tanda dari chikungunya

viremia sebesar 80%. Nyeri persendian yang simetris dan terlokalisir di tangan dan kaki adalah

tanda chikungunya.. radang sendi dan edema sendi mungkin juga bisa terjadi. Dan juga bisa

terjadi di sendi2 kecil.

Rash muncul di sekitar 20% sampai 80% kasus. Namun tidak spesifik karena hal tersebut juga

bisa dilihat di infeksi arboviral lainnya seperti dengue fever.umumnya muncul di punggung,

tangan, kaki. Bisa menjadi seperti menggelembung pada anak anak. Dau telinga yang memerah

juga harus dilihat Karena apar menandakan chondritis. Selain itu tanda-tanda nonspesifik lain

antara lain limphadenopati, gatal dan maslah pencernaan dimana umumnya muncul setelah vase

viremia. Perasaan lelah, bingung, gangguan pemusatan atensi dapat terjadi. Selain itu

conjunctivitis, uveitis, iridocylititis, retinitis dapat terjadi karena komplikasi. Pasien dengan

chikungunya berat harus di rawat di rumah sakit dengan memperhatikan kondisi cardiovaskuler,

respirasi, atau diabetes. Dimana system tersebut juga merupakan factor risiko untukpenyakit

yang berat. Chikungunya berat juga dapat menyebabkan ensepalopati atau ensefalitis,

Page 3: Chikungunya Indonesia

myocarditis, hepatitis dan multi organ failure (MOF). Bahkan bisa terjadi komlpikasi berupa

perdarahan namun cukup jarang.

Neonatus adalah kelompok yang juga memiliki risiko infeksi. Terutama virus tersebut

menyerang system saraf pusat. Walaupun infeksi pada bayi sangat jarang namun tidak menutup

kemungkinan bayi tersebut dilahirkan dari ibu yang terinfeksi. Umumnya gejala pada bayi

mengarah ke gejala ensefalopati dan menghasilkan sequel neurologi jangka panjang.disamping

itu anak-anak juga memiliki risiko gejala berat yang tinggi.

Sampai saat ini juga tidak ada obat yang berlisensi untuk membatasi replikasi virus chikungunya.

Umumnya hanya diterapi dengan antipiretik dan analgetik. Favipirapir, ribavirin plus interferon

terkadang dipakai namun keamanan dan efikasinya masih dipertanyakan.

Selain itu nyeri sendi juga dapat dihasilka oleh arthralgia yang persisten atau relaps yang sering

terdapat pada sendi distal. Bisa berhubungan denga arthritis atau Rheumatoid arthritis yang lain.

Arthralgia yang kronik dapat menyebabkan penggunaan obat NSAID dan obat-obatan yang

ersifat immunosupresive seperti metrotrexate.

Diagnosis

Umumnya diagnosis demam chikungunya ditegakan secara klinis. Karena demam mendadask

disertai nyeri sendi, dan terjadi di daerah endemis merupaka ciri-ciri yang kuat dari chikungunya.

Penemuan lab yang paling sering adalah lhympopenia. Suatu keadaan dimana jumlah limfosit

kurang dari 1000 per cubic/mm . selain itu ditemukan trombositopenia dan peningkatan level

AST, ALT dan hypokalemia. Dan secara definitive bisa ditegakan melalui PT-PCR. Dan bisa

mendeteksi beberapa jenis arbovirus seperti aedes aegypti. Pemeriksaan serologi IgM dapat

didiagnosis di hari ke 5 sampai beberapa bulan pasca onset. Untuk fase kronik masih belum ada

pemeriksaan penunjang yang secara spesifik menunjang diagnosa.

Patofisiologi

Virus chikungunya dapat secara mudah diisolasi dari nyamuk dan mamalia. Sel in vivo sudah

dapat diinvestigasi di dalam tikus atau hewan primate lain. Di percobaan yang dilakukan dalam

Page 4: Chikungunya Indonesia

tikus, didapatkan bahwa virus menyerang sel fibroblast di dalam kulit di sekitar tempat suntikan

dandengan cepat di kendalikan oleh interferon tipe 1. Dan secara sistemik dapat menyebabkan

viremia dan berkembang dengan cepat didalam hati, otot, sendi, dan kulit. Di fase akut

chikungunya gejala-gejala tersebut muncul dikarenakan adanya proses infeksi di temoat tertentu

sehingga menimbulkan keluhan seperti otot tulang, tendon dan joint capsules.

Pada binatang virus tersebut juga menyerang system saraf pusat. Umumnya menginfeksu plexus

choroidalis. Bercampur dengan LCS dan menyebabkan meningitis. Infeksi pada hewan yang

sedang hamil dan percobaan pada plasenta manusia yang berasal dari ibu yang terinfeksi, dapat

disimpulkan bahwa sel virus dapat masuk lewat pertukaran darah di plasenta.

Kontribusi dari virus chikungunya terhadap sel myeloid baik pada fase akut atau kronik,

patogenesisnya masih belum dapat dimengerti sepenuhnya. Interaksi antara virus dan monosit

dan makrofag merupakan proses penting dari respon imun. Dan juga replikasi virus juga

membutuhkaninterferon tipe 1 yang juga dapat mendeteksi sel non myeloid. Dan juga terlibat

dalam mekanisme pembersihan sel-sel yang terinfeksi. Dimana proses pembersihan tersebut juga

mencetus respon mediator radang yang juga berhubungan dengan nyeri sendi yang kronik.

Mengendalikan gejala dan penyebaran penyakit

Obat antiradang dapat diberikan untuk mengendalikan gejala yang ada dan peradangan pada

sendi. Sampai saat ini belum ada terapi yang spesifik untuk mengatasi infeksi chikungunya. Dan

belum ada vaksin untuk chikungunya. Pada hewan sudah ada percobaan dan dapat mencegah dan

menyembuhkan chikungunya, namun belum diujicobakan pada manusia.

Keadaan tersebut sama dengan keadaan yang dialami oleh dengue fever. Yaitu sama sama belum

memiliki vaksin dan terapi yang spesifik. Sampai saat ini yang bisa dilakukan adalah

menjauhkan manusia dari vector yang berupa nyamuk. Usaha yang dapat dilakukan diantaranya

adalah mengurangi genangan air dan menjaga kebersihan air. Termasuk mencegah adanya

sampah yang berpotensi menjadi tempat penampungan air yang memungkinkan nyamuk bertelur

disana. Dan juga memberikan zat larvasida untuk menngendalikan populasi nyamuk. Namun

Page 5: Chikungunya Indonesia

cara tersebut belum ada yang spesifik untuk mencegah nyamuk betina masuk dan berkeliaran

dilingkungan. Karena hanya nyamuk betina yang bisa mengigit dan menyebarkan virus. Cara

lain untuk mencegah gigitan nyamuk adalah menggunakan pakaian yang melindungi,

menyemprotkan obat nyamuk, mengoleskan lotion anti nyamuk, dan juga edukasi mengenai

nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus harus sering dilakukan, terutama kebiasaan mereka

mengigit pada siang hari.

Masa depan chikungunya dan prioritas penelitian

Meskipun sudah didapatkan aspek biologis dan pathogenesis chikungunya sudah diketahui,

masih banyak pertanyaan yang perlu dijawab untuk dapat menemukan terapi dan cara

pencegahan yang masih belum dapat ditemukan.struktur Kristal dan kompleks protein virus itu

tersendiri sudah dapat digambarkan. Namun reseptor dan mekanisme biomolekuler untuk virus

masuk bisa masuk ke tubuh manusia masih dipertanyakan.dan cara virus bereplikasi juga masih

belum diketahui secara spesifik.dan untuk mempelajari replikasi virus chikungunya masih

menggunakan pendekatan biomolekuler virus yang lama. Dan patofisiologi dari arthralgia juga

masih belum dapat diketahui. Untukmengetahui hal tersebut diatas masih diperlukan banyak data

data penelitian.

Selain itu juga dibutuhkan untuk mengetahui evolusi virus chikungunya dan adaptasi virus

dengan vector nyamuk, sehingga bisa menentukan strattegi yang lebih baik untuk pencegahan.

Pencegahan dan pengendalian

Sayangnya prospek untuk mengendalikan chikungunya masih rendah. Bisa dilihat dari tingginya

angka dengue fever beberapa waktu belakangan ini. Dan juga produksi anti serangga yang

banyak juga membantu pengendalian vector nyamuk dan cukup mudah di temukan.

Chikungunya juga membutuhkan vaksin yang lebih simple dari dengue. Karena lebih memiliki

keanekaragaman antigen yang sedikit. Beberapa macam vaksin chikungunya sudah memasuki uji

klinis tahap 1. Untuk mencapai uji tahap akhir dibutuhkan investasi yang besar. Menghilangkan

Page 6: Chikungunya Indonesia

dan mengendalikan virus chikungunya dan dengue itu cukup penting karena bisa mencegah

terjadinya demam berdarahyang membuutuhkan perawatan di rumah sakit dan harus berhati-hati