demam-chikungunya 3
TRANSCRIPT
Askep Keluarga
LAPORAN PENDAHULUAN
CHIKUNGUNYA
1. A. PENGERTIAN
Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti “posisi tubuh meliuk atau melengkung” (that which contorts or bends up),mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini, menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada, terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki, persendian tangan dan kaki.1
Masih banyak anggapan di kalangan masyarakat, bahwa demam Chikungunya sebagai penyakit yang berbahaya, sehingga membuat panik. Tidak jarang pula orang meyakini bahwa penyakit ini dapat mengakibatkan kelumpuhan1 sehingga penderita tidak mampu bergerak (break-bone fever). Karena itu, penyakit Chikungunya sering disebut sebagai “flu tulang”.2 Penyakit ini memang belum begitu dikenal tapi yang menguntungkan adalah penyakit ini tidak mematikan.3
Penyakit ini diperihalkan untuk pertama kali oleh “Marion Robinson” dan “W.H.R. Lumsden” pada tahun 1955.4
Chikungunya ialah sejenis demam4 dan boleh dikatakan ‘bersaudara’ dengan demam berdarah, karena ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty maupun albopictus. Bedanya, jika virus demam berdarah menyerang pembuluh darah, sedangkan virus Chikungunya menyerang sendi dan tulang. Penyakit demam Chikungunya ini merupakan penyakit endemik.5 Wabah penyakit ini pertama kali menyerang di Tanzania, Afrika pada tahun 1952.6
1. B. ETIOLOGI
Penyakit chikungunya disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus Chikungunya. Virus ini termasuk keluarga Togaviridae, genus alphavirus atau “group A” antropho borne viruses. Virus ini telah berhasil diisolasi di berbagai daerah di Indonesia. Vektor penular utamanya adalah Aedes aegypti, namun virus ini juga dapat diisolasi dari dari nyamuk Aedes africanus, Culex fatigans dan Culex tritaeniorrhynchus.2
Akan tetapi, nyamuk yang membawa darah bervirus didalam tubuhnya akan kekal terjangkit sepanjang hayatnya. Tidak ada bukti yang menunjukkan virus Chikungunya dipindahkan oleh nyamuk betina kepada telurnya sebagaimana virus demam berdarah.5
1. C. MORFOLOGI
Virus chikungunya termasuk kelompok virus RNA yang mempunyai selubung, merupakan salah satu anggota grup A dari arbovirus, yaitu alphavirus dari famili Togaviridae. Dengan mikroskop elektron, virus ini menunjukkan gambaran virion yang sferis yang kasar atau
berbentuk poligonal dengan diameter 40-45 nm (nanometer) dengan intibidiameter 25-30 nm.2
1. D. EPIDEMIOLOGI 1. 1. SEJARAH
Penyakit yang pertama kali ditemukan di Afrika Barat ini berlaku pada tahun 1952 hingga 1953. Sejurus kemudian, epidemik berlaku di Filiphina(1954, 1956, dan 1968), Thailand, Kamboja, Vietnam, India, Myanmar, Sri Lanka, dan mulai ditemukan di Indonesia pada tahun 1973.5 Namun sekarang telah tersebar luas di Afrika daerah sebelah selatan Sahara, Asia Selatan, dan Asia Tenggara.2 Demam Chikungunya di Indonesia dilaporkan pertama kali di Samarinda, kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta, selanjutanya berkembang ke wilayah-wilayah lain. Jumlah kasus chikungunya tahun 2001 sampai bulan Februari 2003 mencapai 9318 tanpa kematian.6
Sejak tahun 2003, terdapat beberapa wabah yang berlaku di kepulauan Pasifik termasuk Madagaskar, Comoros, Mauritius dan La Reunion, dengan jumlah meningkat terlihat selepas bencana tsunami pada Desember 2004.5
1. 2. PENULARANNYA
Penularan demam Chikungunya terjadi apabila penderita yang sakit digigit oleh nyamuk penular , kemudian nyamuk penular tersebut menggigit orang lain.6 Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis (berlaku dengan kerap di suatu kawasan atau populasi dan senantiasa ada).5 Selain manusia, primata lainnya diduga dapat menjadi sumber penularan. Selain itu, pada uji hemaglutinasi inhibisi, mamalia, tikus, kelelawar, dan burung juga bisa mengandung antibodi terhadap virus Chikungunya.2
Seseorang yang telah dijangkiti penyakit ini tidak dapat menularkan penyakitnya itu kepada orang lain secara langsung. Proses penularan hanya berlaku pada nyamuk pembawa.5 Masa inkubasi dari demam Chikungunya berlaku di antara satu hingga tujuh hari, biasanya berlaku dalam waktu dua hingga empat hari. Manifestasi penyakit berlangsung tga sampai sepuluh hari.1
1. E. GEJALA
Gejala penyakit ini sangat mirip dengan demam berdarah. Hanya saja kalau Chikungunya akan membuat semua persendian terasa ngilu.6
1. Demam
Biasanya demam tinggi, timbul mendadak disertai menggigil dan muka kemerahan.6 Demam penyakit ini ditandai dengan demam tinggi mencapai 39-40 derajat C.3
2. Sakit persendian
Nyeri sendi merupakan keluhan yang sering muncul sebelum timbul demam dan dapat bermanifestasi berat, sehingga kadang penderita “merasa lumpuh” sebelum berobat. Sendi yang sering sering dikeluhkan: sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang.
3. Nyeri otot
Nyeri bisa pada seluruh otot atau pada otot bagian kepala dan daerah bahu. Kadang terjadi pembengkakan pada otot sekitar mata kaki.
4. Bercak kemerahan (ruam) pada kulit
Bercak kemerahan ini terjadi pada hari pertama demam, tetapi lebih sering pada hari ke 4-5 demam. Lokasi biasanya di daerah muka, badan, tangan, dan kaki, terutama badan dan lengan. Kadang ditemukan perdarahan pada gusi.
5. Sakit kepala
Sakit kepala merupakan keluhan yang sering ditemui, conjungtival injection dan sedikit fotophobia.
6. Kejang dan penurunan kesadaran
Kejamg biasanya pada anak karena panas yang terlalu tinggi, jadi bukan secara langsung oleh penyakitnya.
7. Gejala lain
Gejala lain yang kadang dijumpai adalah pembesaran kelenjar getah bening di bagian leher dan kolaps pembuluh darah kapiler.6
Gejala yang timbul pada anak-anak sangat berbeda seperti nyeri sendi tidak terlalu nyata dan berlangsung singkat. Ruam juga lebih jarang terjadi. Tetapi pada bayi dan anak kecil timbul:
Kemerahan pada wajah dan munculnya ruam kemerahan dalam bentuk papel-papel (maculopapular) atau erupsi seperti biduran (urtikaria).
Rasa linu di persendian tangan dan kaki serta pergelangan lutut. Demam tinggi disertai muntah-muntah, menggigil, sakit kepala, sakit perut, serta
bintik merah pada kulit seperti penderita demam berdarah. Mimisan bisa terjadi pada pasien anak-anak. Pada umumnya pada anak hanya berlangsung selama 3 hari.
Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian. Pada virus DBD akan ada produksi racun yang menyerang pembuluh darah dan menyebabkan kematian. Sedangkan pada virus penyebab chikungunya akan memproduksi virus yang menyerang tulang.5
1. F. DIAGNOSIS
Untuk memperoleh diagnosis akurat perlu beberapa uji serologik antara lain uji hambatan aglutinasi (HI), serum netralisasi, dan IgM capture ELISA. Tetapi pemeriksaan serologis ini hanya bermanfaant digunakan untuk kepentingan epidemiologis dan penelitian, tidak bermanfaat untuk kepentingan praktis klinis sehari-hari.7
Demam Chikungunya dikenal sebagai flu tulang (break-bone fever) dengan gejala mirip dengan demam dengue, tetapi lebih ringan dan jarang menimbulkan demam berdarah. Artralgia, pembuluh darah konjungtiva tampak nyata, dengan demam mendadak yang hanya berlangsung 2-4 hari. Pemeriksaan serum penderita untuk uji netralisasi menunjukkan adanya antibodi terhadap virus Chikungunya.2
1. G. PENGOBATAN
Tidak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya. Pengobatan terhadap penderita ditujukan terhadap keluhan dan gejala yang timbul.6 Perjalanan penyakit ini umumnya cukup baik, karena bersifat “self limited disease”, yaitu akan sembuh sendiri dalam waktu tertentu. Tetapi apabila kecurigaan penyakit adalah termasuk campak atau demam berdarah dengue, maka perlu kesiapsiagaan tatalaksana yang berbeda, penderita perlu segera dirujuk apabila terdapat tanda-tanda bahaya.6
Bagi penderita sangat dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein dapat meningkatkan daya tahan tubuh, serta minum air putih sebanyak mungkin untuk menghilangkan gejala demam. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar (sebaiknya minum jus buah segar). Vitamin peningkat daya tahan tubuh juga bermanfaat untuk untuk menghadapi penyakit ini, karena daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa membuat rasa ngilu pada persendian cepat hilang.1
Belum ditemukan imunisasi yang berguna sebagai tindakan preventif. Namun pada penderita yang telah terinfeksi timbul imunitas / kekebalan terhadap penyakit ini dalam jangka panjang. Pengobatan yang diberikan umumnya untuk menghilangkan atau meringankan gejala klinis yang ada saja (symptomatic therapy), seperti pemberian obat panas, obat mual/muntah, maupun analgetik untuk menghilangkan nyeri sendi.
Contoh:
Penurunan panas atau penghilang nyeri adalah obat non steroid anti inflamasi (NSAI), pilih salah satu contoh dibawah ini:
o Parasetamol, antalgin o Natrium diklofenat o Piroxicam atau ibuprofen.6
1. H. PENCEGAHAN
Satu-satunya cara mencegah penyakit ini adalah membasmi nyamuk pembawa virusnya, termasuk memusnahkan sarang pembiakan larva untuk menghentikan rantai hidup dan penularannya. Cara sederhana yang sering dilakukan masyarakat misalnya:
Menguras bak mandi, paling tidak seminggu sekali. Mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari.
Menutup tempat penyimpanan air Mengubur sampah Menaburkan larvasida. Memelihara ikan pemakan jentik
Pengasapan Pemakaian anti nyamuk Pemasangan kawat kasa di rumah.3
Selain itu, nyamuk juga menyenangi tempat yang gelap, lembab, dan pengap. Pintu dan jendela rumah dibuka setiap hari mulai dari pagi hingga sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat.1
Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya. Malation dipakai dengan cara pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini dikarenakan nyamuk Aedes aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang menggantung.1
REFERENSI
1. http://www.depkes.go.id/index.php? option=articles&task=viewarticle&artid=171&Itemid=3
dan http://kalyanamitra.or.id/web/index.php?option=com_content&task=view&id=26&Itemid=1
1. Soedarto.,2007 SINOPSIS KEDOKTERAN TROPIS, (251-252)2. http://mikrobia.wordpress.com/2007/05/17/alphavirus-penyebab-chikungunya/ 3. http://ms.wikipedia.org/wiki/Demam_Chikungunya 4. http://pmr.penerangan.gov.my/page.cfm?name=chi1 5. http://www.geocities.com/cakmoki/info_penyakit.html 6. http://www.polimalang.com/viewtopic.php?
p=259&sid=19649ab076653f201f4fafd0c8e2b6d
FORMAT PENGKAJIAN DATA KELUARGA
PENGKAJIAN
Pengkajian pada tanggal 30 Maret 2009
I. Data Dasar Keluarga
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. L
2. Usia : 42 tahun
3. Pendidikan : SLTA
4. Pekerjaan : Swasta
5. Alamat : Kalimati, RT 02
II. Susunan Anggota Keluarga
No Nama Umur L/P Hub. Dg Kelg Pendidikan Pekerjaan Agama
1. Ny. T 32 th P Istri SD IRT Islam
2. Sdr. B 7 th L Anak SD Pelajar Islam
3 Sdr. J 1 th P Anak - - Islam
6. Komposisi keluarga : Ayah, Ibu dan anak
7. Genogram
1. Tipe keluarga : Keluarga inti2. Suku bangsa : Jawa
10. Agama : Islam
11. Status sosial ekonomi keluarga :
Total pendapatan keluarga per bulan : Rp.150.000 Penghasilan keluarga mencukupi untuk biaya hidup sehari-hari. Keluarga tidak memiliki tabungan. Tidak ada anggota keluarga yang membantu keuangan keluarga. Ny. T bertugas mengelola keuangan keluarga
12. Aktivitas rekreasi keluarga :
Aktivitas rekreasi keluarga biasanya dilakukan dengan menonton TV bersama-sama setelah makan malam.
13. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Riwayat perkembangan keluarga saat ini adalah :
Tn L
Tn. L mengatakan selama ini tidak mengeluh sakit dan belum pernah masuk puskesmas atau rumah sakit
Ny. T
Ny. T mengatakan selama ini belum pernah sakit sampai saat di kaji.
An. B
Orang tua An. B mengatakan bahwa anaknya pernah menderita chikungunya dan di rawat di rumah sakit selama 4 hari
An. J
Orang tua mengatakan bahwa saat ini An. J dalam keadaan sehat
14. Riwayat keluarga inti
An. B mengalami sakit chikungunya satu bulan yang lalu dan sempat di rawat di rumah sakit selama 4 hari
15. Riwayat keluarga sebelumnya
Riwayat keluarga Tn L tidak ada riwayat penyakit menular namun pada saat satu bulan yang lalu anaknya terkena penyakit chikungunya.
III. Lingkungan
1. Perumahan
a. Jenis rumah keluarga Tn. L adalah permanent.
b. Luas bangunan : 6 x 12 m2
c. Luas penerangan : 6 x 12 m2
d. Status rumah keluarga Tn. L adalah milik pribadi.
e. Atap rumah Tn. L adalah genteng.
f. Ventilasi rumah keluarga Tn. L ada.
g. Luas ventilasi lebih > 10% luas lantai.
h. Cahaya dapat masuk rumah pada siang hari dengan pencahayaan yang kurang
i. Penerangan rumah keluarga Tn. L adalah menggunakan listrik.
j. Lantai rumah Tn. L adalah dari plester
k. Kebersihan rumah secara keseluruhan adalah cukup.
2. Denah Rumah
3. Pengelolaan sampah
Keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah dengan menggali tanah di pekarangan rumahnya
Pengolahan sampah rumah tangga dikumpulkan dan dibakar.
4. Sumber air yang digunakan adalah dari sumur gali.
5. Jamban keluarga berjenis leher angsa.
6. Keluarga Tn. L mempunyai tempat pembuangan limbah sendiri dengan kondisi cukup
7. Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan Fasilitas social dan kesehatan di masyarakat setempat adalah di puskesmas.
8. Karakteristik tetangga dan komunitas
Lingkungan masyarakat saling menghormati, saling tolong-menolong apabila ada salah satu anggota masyarakat yang mendapat musibah.
9. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga menetap dusun Kalimati Kelurahan Tirtomartani, mobilitas keluarga hanya di wilayah Sleman dan sekitarnya.
10. Perkumpulan keluarga dengan masyarakat
Keluarga biasa berkumpul pada sore hari pada waktu makan malam, sedangkan perkumpulan dengan masyarakat biasanya diadakan sebulan sekali pada acara dasa wisma dan pengjian warga.
11. Sistem pendukung keluarga
Ada 3 anggota keluarga yang sehat diantaranya Tn. L, Ny. T, An. J Sedangkan anggota keluarga yang sakit adalah An. B. Semua anggota keluarga selalu sabar dan penuh kasih sayang dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
IV. STRUKTUR PERAN
1. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi yang digunakan sehari-hari adalah bahasa jawa. Hubungan komunikasi antar anggota keluarga cukup terbuka. Tn. L selalu berdiskusi dengan Ny. T apabila ada masalah keluarga sebelum mengambil keputusan.
2. Struktur kekuatan keluarga
Tn. L dan Ny. T selalu membimbing anaknya untuk bersikap sopan santun terhadap orang lain. Anggota keluarga satu dengan yang lain saling membantu, mendukung dan mengingatkan An. B yang menderita pernah menderita chikungunya untuk berhati-hati dalam bermain.
1. Struktur peran
Tidak ada perubahan struktur peran dalam keluarga, Tn. L berperan sebagai kepala keluarga, suami, ayah, pemberi nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman dan nyaman bagi keluarganya. Sedangkan Ny. T berperan sebagai istri dan ibu yang mengurusi rumah serta pengatur ekonomi rumah tangga. An. B dan An. J berperan sebagai anak melakukan perannya sebagai anak dan belajar.
1. Nilai dan norma keluarga
Apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit, keluarga Tn. T biasanya langsung membawa ke pelayanan kesehatan setempat misalnya puskesmas.
V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Setiap keluarga saling saling menyayangi dan menghormati satu sama lain serta saling mendukung apabila ada salah satu keluarga yang mendapat masalah.
1. Fungsi sosialisasi
Interaksi antara sesama anggota keluarga maupun anggota keluarga dengan masyarakat berlangsung baik dengan mengikuti kegiatan yang dilakukan dalam masyarakat.
1. Fungsi keperawatan kesehatan
Keluarga merawat anggota keluarga yang sakit sebatas kemampuan yang dimiliki. Apabila ada anggota yang sakit keluarga membawa ke pelayanan kesehatan di lingkungan setempat.
1. Fungsi reproduksi
Jumlah anak 2 orang, laki-laki dan perempuan, keluarga menggunakan alat kontrasepsi suntik
1. Fungsi ekonomi
Pendapatan keluarga sebagai pekerja swasta cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga.
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang
An. B merasa cemas karena menderita chikungunya terus. Keluarga yang lain juga khawatir terhadap kondisi kesehatan An. B sehingga kalau An. B pergi agak lama langsung dicari oleh keluarganya.
1. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Keluarga Tn. L berusaha untuk menyelesaikan dan mengatasi masalah yang ada.
1. Strategi koping yang digunakan
Apabila ada masalah diselesaikan bersama dengan anggota keluarga yang lain.
1. Strategi adaptasi disfungsional
Semua masalah yang ada selalu dihadapi dengan sabar dan tetap berusaha untuk mengatasinya dengan dukungan anggota keluarga yang lain.
VII. PEMERIKSAAN FISIK
1. Nama : Tn. L
KU : Baik, kesadaran CM
TTV : TD : 120 / 90 mmHg, N : 76 x/menit, RR : 20 x/menit
Kulit/kepala : Bersih, simetris, tidak menggunakan kaca mata, kepala tidak ada benjolan.
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak anemis.
Hidung : Sekret tidak ada, pernapasan cuping hidung (-).
Mulut : Mukosa bibir lembab, gigi tidak berlubang.
Dada : Simetris, vesikuler.
Abdomen : Nyeri tekan (-), Peristaltik usus : 13 x/menit.
Ekstremitas : Edema (-), kelemahan (-), lesi (-).
2. Nama : Ny. T
KU : Cukup, kesadaran CM
TTV : TD : 120 / 100 mmHg, N : 72 x/menit, RR : 24 x/menit
Kulit/kepala : Bersih, simetris, tidak menggunakan kaca mata, kepala tidak ada benjolan.
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak anemis.
Hidung : Sekret tidak ada, pernapasan cuping hidung (-).
Mulut : Mukosa bibir lembab, gigi tidak berlubang.
Dada : Simetris, vesikuler.
Abdomen : Nyeri tekan (-), Peristaltik usus : 15 x/menit.
Ekstremitas : Edema (-), lesi (-), tangan kanan kurang kuat.
3. Nama : An. B.
KU : Baik, kesadaran CM
TTV : TD : tidak dikaji, N : 76 x/menit, RR : 16 x/menit
Kulit/kepala : Bersih, simetris, tidak menggunakan kaca mata, kepala tidak ada benjolan.
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak anemis.
Hidung : Sekret tidak ada, pernapasan cuping hidung (-).
Mulut : Mukosa bibir lembab, gigi tidak berlubang.
Dada : Simetris, vesikuler.
Abdomen : Nyeri tekan (-), Peristaltik usus : 17 x/menit.
Ekstremitas : Edema (-), kelemahan (-), lesi (-). Kaki terdapat bercak merah dan terdapat
nyeri persendian dan merasa ngilu tidak bisa berjalan
4. Nama : An. J.
KU : Baik, kesadaran CM
TTV : TD : tidak dikaji, N : 80 x/menit, RR : 16 x/menit
Kulit/kepala : Bersih, simetris, tidak menggunakan kaca mata, kepala tidak ada benjolan.
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak anemis.
Hidung : Sekret tidak ada, pernapasan cuping hidung (-).
Mulut : Mukosa bibir lembab, gigi tidak berlubang.
Dada : Simetris, vesikuler.
Abdomen : Nyeri tekan (-), Peristaltik usus : 17 x/menit.
Ekstremitas : Edema (-), kelemahan (-), lesi (-).
VIII. HARAPAN KELUARGA TERHADAP ASUHAN KEPERAWATAN
Harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan adalah An. B terkontrol dan penyakitnya cepat sembuh serta tidak ada yang menderita pada anggota keluarga yang lain dan masyarakat sekitar.
IX. FUNGSI KEPERAWATAN KELUARGA
Keluarga dapat mengenali penyakit anggota keluarganya yang sakit dan mampu merawatnya.
X. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Dalam keluarga tidak ada masalah gangguan jiwa.
ANALISA DATA KEPERAWATAN KELUARGA
DATAMASALAH PERAWATAN KELUARGA
DS :- Keluarga mengatakan sejak klien sakit sebulan yang lalu Keluarga menanyakan penyebab penyakit chikungunya, keluarga menanyakan apakah penyakit klien bisa bisa disembuhkan, keluarga menanyakan apakah bisa menular.
1. Ketidaktahuaan tentang proses penyakit sehubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit.
- Jendela rumah dan ventilasi kurang pencahyaanya, sehingga kamar tidur dan ruang tengah tampak gelap dan lembab
1. Keadaan fisik rumah tidak memenuhi syarat sehubungan dengan kurangnya pengetahuaan.
Menentukan Prioritasa. Kurang Pengetahuan
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah
Ancaman kesehatan
2/3 X 1 1 Ancaman kesehatan yang tidak memerlukan tindakan segera
1. Kemungkinan masalah dapat diubah
Mudah
2/2 x 2 2 Keluarga sangat ingin tahu tentang penyakit klien
1. Potensi masalah untuk 3/3 x 1 1 Keluarga ingin diberikan penyuluhan
dicegah
Tinggi
kesehatan tentang chikungunya
1. Menonjolkan masalah Masalah
Masalah berat harus segera ditangani
½ x 2 1 Masalah menyangkut cara perawatan klien di rumah
Total Score 5
b. Pencahayaan yang kurang
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah
Ancaman kesehatan
2/1 X 1 2 Masalah adalah tidak sehat/resiko
1. Kemungkinan masalah dapat diubah
Tidak dapat
0/2 x 2 0/2 x 2 Keluarga sementara tidak mau merubah ventilasi lagi dirumahnya karena biaya dan tidak punya waktu
1. Potensi masalah untuk dicegah
Tinggi
1/3 x 1 1/3 Keluarga tidak memiliki keinginan untuk merubah
1. Menonjolkan masalah Masalah
Masalah tidak dirasakan
0/2 x 2 0 Keluarga biasa dengan keadaan rumah yang gelap seperti itu bahkan sejak dulu tinggal disitu tidak ada satu anggota keluargapun yang menderita sakit karena hal itu
Total score 2 1/3
PENYUSUNAN MASALAH SESUAI DENGAN PRIORITAS
Kurang pengetahuan 5
Kekurangan sumber dalam keluarga 2 1/3
Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga
No DiagnosaTujuan Kriteria evaluasi
Rencana intervensiUmum Khusus Kriteria Standard
1. Ketidaktahuan tentang penyakit sehubungan kurangnya informasi tentang penyakitnya :
Setelah penyuluhan 30 menit, keluarga mengetahui tentang penyakit chikungunya
Keluarga tahu pengertian, penyebab, gejala dan penyebab klien terkena chikungunya
Klien mampu menjelaskan, pengertian, gejala dan penyebab chikungunya
Klien mampu menyebutkan pengertian, penyebab, 3 gelala dan 4 penyebab chikungunya
Beri penjelasan masalah kesehatan di dalam keluarga.
Diskusi tentang pengetahuan fakta.
Motivasi pada keluarga untuk memberi pengetahuan tentang penyakit chikungunya
2. Keluarga menanyakan tentang penyakit An. BTn.L Menanyakan penyaktinya apakah bisa disembuhkan.
Setelah penyuluhan 30 menit, keluarga sudah mengetahui tentang penyakit
Keluarga tahu pengertian, penyebab, gejala dan penyebab klien terkena chikungunya
Klien mampu menjelaskan, pengertian, gejala dan penyebab chikungunya
Klien mampu menyebutkan pengrtian, penyebab, 3 gelala dan 4 penyebab
Beri penyuluhan kesehatan tentang pengertian, gejala dan penyebab
chikungunya Dapat menerapkan PHBS lingkungan keluarganya
chikungunya chikungunya
Kaji tingkat pendidikan keluarga
Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga
No
Diagnosa keperawatan
Tujuan Khusus
Tanggal
Implementasi Evaluasi
1. Ketidaktahuan tentang penyakit sehubungan dengan kurangnya infomasi tentang penyakitnya.
Setelah penyuluhan 30 menit, keluarga sudah mengetahui tentang penyakit chikungunya
4 April 2009
Beri penjelasan masalah kesehatan di dalam keluarga.
Diskusikan tentang pengetahuan fakta.
Motivasi pada keluarga untuk memberi penjelasan tentang chikunguny
Keluarga mampu menjelaskan pengertian, penyebab dan gejala chikungunya
2. Keluarga menanyakan
Setelah penyuluha
7 April 2009
Beri penyuluha
Keluarga mampu
20
tentang penyakitnya.
Tn. L menanyakan kesembuhan penyakit anaknya
n 30 menit, keluarga sudah mengetahui tentang penyakit chikungunya
n kesehatan tentang pengertian, penyebab dan gejala chikungunya
Kaji tingkat pendidikan keluarga
menjelaskan pengertian, penyebab dan gejala chikungunyaKeluarga mampu merubah dan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan keluarga dan rumahnya
21
CATATAN KEPERAWATAN
No. Tanggal Pelaksanaan Evaluasi
1. 4 April 2009 1. Mengkaji fisik2. Mengkaji pengetahuan tentang
4 April 2009, jam 15.45 WIB
penyakit chikungunya3. Beri penjelasan masalah kesehatan
di dalam keluarga.4. Diskusi tentang pengetahuan fakta.5.
22
6. Motivasi pada keluarga untuk memberi pengetahuan tentang penyakit chikungunya
S :
Keluarga mengatakan belum banyak memahami dan mengetahui tentang penyakit chikungunya dan perawatannya
O :
Keluarga mampu menjelaskan sebagian tentang penyakit chikungunya dan perawatannya.
Meminta untuk mengulangi penjelasan yang lengkap kepada semua anggota keluarga
A :
Masalah teratasi sebagian
P :
Pertahankan dan lanjutkan intervensi
2. 7 April 2009 1) Menjelaskan tentang penyakit chikungunya : pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan, pencegahan dan pengambilan keputusan.2) Menjelaskan cara pencegahan agar
7 April 2009, jam 13.30 WIB
S :
Keluarga mengatakan
tidak menjadi menular.memahami dan mengetahui tentang penyakit chikungunya dan perawatannya
O :
Keluarga mampu menjelaskan sebagian tentang penyakit chikungunya dan perawatannya setelah diberi penyuluhan
A :
Masalah teratasi
P :
Pertahankan dan lanjutkan intervensi