chemical of daily necessary

32
CHEMICAL DAILY OF NECCESSARY DESINFEKTAN Definisi Desinfektan adalah zat-zat yang digunakan untuk mendesinfeksi bermacam-macam permukaan dengan zat-zat kimiawi, yaitu dengan mematikan atau menghentikan pertumbuhan hama patogen yang terdapat padanya. Persyaratan ideal desinfektan sebagai berikut: Berspektrum luas Toksisitasnya rendah Baunya tidak merangsang Daya adsorbsinya rendah pada karet, zat-zat sintesis, dan bahan-bahan lain Tidak korosif (bereaksi secara kimiawi) terhadap alat yang didesinfektasi Khasiat Desinfektansia berkhasiat terhadap kuman Gram- positif maupun Gram-negatif, tetapi berbeda dalam kegiatannya. Spora kuman sukar dimatikan dan hanya beberapa jenis desinfektan memiliki sifat sporisida yang kuat, misalnya senyawa klor dan iod, aldehida, dan

Upload: indri-hadiansyah

Post on 31-Dec-2015

40 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

forensik

TRANSCRIPT

Page 1: Chemical of Daily Necessary

CHEMICAL DAILY OF NECCESSARY

DESINFEKTAN

Definisi

Desinfektan adalah zat-zat yang digunakan untuk mendesinfeksi

bermacam-macam permukaan dengan zat-zat kimiawi, yaitu dengan mematikan

atau menghentikan pertumbuhan hama patogen yang terdapat padanya.

Persyaratan ideal desinfektan sebagai berikut:

Berspektrum luas

Toksisitasnya rendah

Baunya tidak merangsang

Daya adsorbsinya rendah pada karet, zat-zat sintesis, dan bahan-bahan lain

Tidak korosif (bereaksi secara kimiawi) terhadap alat yang didesinfektasi

Khasiat

Desinfektansia berkhasiat terhadap kuman Gram-positif maupun Gram-

negatif, tetapi berbeda dalam kegiatannya. Spora kuman sukar dimatikan dan

hanya beberapa jenis desinfektan memiliki sifat sporisida yang kuat, misalnya

senyawa klor dan iod, aldehida, dan asam per (misal asam perklorat). Spora jamur

dan ragi peka bagi kebanyakan desinfektansia.

Faktor dan Pengaruh Khasiat

Pemusnahan mikroorganisme tergantung pada jenis desinfektan dan waktu

exposure-nya terhadap hama.

Waktu exposure

Page 2: Chemical of Daily Necessary

Larutan iod 4% mematikan kuman dalam waktu 1 menit sedangakan

larutan 1 % memerlukan 4 menit dan spora baru musnah setelah 2-3 jam.

Mekanisme kerja

Cara kerja desinfektansia berdasarkan proses-prosesnya adalah sebagai

berikut:

1. Denaturasi protein mikroorganisme, yakni perubahan strukturnya hingga

sifat-sifat khasnya hilang.

2. Pengendapan protein dalam protoplasma (zat-zat halogen, alkohol, dan

garam-garam logam)

3. Oksidasi protein (oksidansia)

4. Menggangu sistem dan proses enzim ( zat-zat halogen, alkohol dan garam-

garam logam)

5. Modifiksai dinding sel dan atau membran sitoplasma (desinfektansia

dengan aktivitas permukaan)

Penggolongan

Desinfektansia dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok yakni:

1. Senyawa Halogen : providon-iod, iodoform, Ca-Hipoklorit, Na-Hipoklorit

(Eusol, Dakin), toksilkloramida, klorheksidin, kliokinol, heksaklorofen,

triklokarban, klorksilenol, dan triklosan.

2. Derivat Fenol : fenol, kresol, resorsinol, dan timol.

3. Zat-zat dengan aktivitas permukaan : cetrimida,ctylpiridimium,

benzalkonium, dan dequalinium.

4. Senyawa alkohol, aldehida, dan asam : etanol dan isopropanol,

formaldehida dan glutaral, asam asetat dan borat.

5. Senyawa logam : merkuriklorida, fenilmerkurinitrat dan merbromin,

peraknitrat dan silverdiazin, seng oksida.

Page 3: Chemical of Daily Necessary

6. Oksidansia : hidrogenperoksida, sengperoksida, Na-perborat (Bocasan),

Kaliumpermanganat, dan kaliumperklorat.

7. Lainnya : Heksenidin dan heksamidin, Nitrofural, belerang, Ichtammon,

etilenoksida, oksikinolin (Superol), dan Acriflavin.

FORMALDEHID

Formaldehid berupa gas, tapi biasa tersedia sebagai larutan 40% dalam air

dengan nama formalin dan digunakan sebagai antiseptic, disinfektan, deodorant dan

sebagai larutan untuk membalsem mayat.

Bentuk polimernya yaitu trioksimetilen atau paraformaldehid, jika terkena panas

akan terurai menjadi formaldehid yang digunakan untuk fumidasi. Praformaldehid juga

digunakan untuk memberi kekuatan terhadap air pada kertas atau kain, dan juga sebagai

perekat plywood dan papan kayu yang lain. Paraformaldehid, kadang-kadang

mengandung formaldehid bebas. Batas paparan formaldehid 2 ppm, dan dosis fatal

formalin 60-90 ml.

Gejala klinis

Keracunan formaldehid melalui inhalasi menyebabkan iritasi pada saluran nafas,

selain itu juga merangsang mata. Bebrapa orang mungkin sensitive terhadap formaldehid

pada kadar 1 ppm. Gejala lain yang dapat timbul pada ppm rendah, antara lain edema

laring dan reaksi sensitifitas seperti urtikaria.

Tindakan penanggulanan

Atasi syok, anuria dan penyempitan eskofagos yang dapat terjadi.

Identifikasi formaldehid

Dapat tercium bau formaldehid dari nafas penderita. Selain itu, jika 3 ml larutan

yang diperiksa dicampur dengan 10 tetes larutan fenilhidrazin HCl 5%, 2 tetes larutan

natrium prusid 0,5%, dan 10 tetes larutan natrium hidroksida akan timbul warna biru

yang berubah menjadi hijau dan kemudia kuning-merah yang menunjukan formaldehid.

Jika warna yang timbul merah, menunjukan asetaldehid

Page 4: Chemical of Daily Necessary

ISOPROPANOL

Isopropanol atau isopropyl alcohol digunakan sebagai disinfektan dapat sampai

70%, terdapat dalam after shave lotion, cairan pembersih dan juga antifreeze. Selain itu

juga digunakan dalam sponge alcohol dan lain-lain. Isopropanol 2 kali lebih tiksik

disbanding dengan alcohol.

Didalam hati, isopropanol teroksidasi menjadi aseton terutama oleh

dihidrogenase alcohol. Sedikit sekali alcohol yang mengalami metabolisme lebih lanjut

dan asidosis bukan merupakan gejala klinis keracunan isopropanol.

Keracunanisopropanol dapt terjadi melalui mulut, inhalasi, dan absorpsi melalui

kulit. Dosis fatal per oral 250 ml, dan 15% diantaranya akan dieubah menjadi aseton yang

mempunyai efek sebagai depresan system saraf pusat. Akibat keracunana isopropanol,

antara lain trakesbronkhitis, bronchopneumonia, dan pendarahan endema paru.

Kerusakan paru terjadi karena pengelueran isopropanol melalui paru.

Gejala klinis

Gejala keracunana yang timbul seperti pada keracunana etanol, terutama mual,

muntah, gastritis berat, hemetemesis, narkosis nefrakter, arefleksia, depresi pernafasan,

oliguria diikuti diuresis. Komplikasi dapat terjadi selain, juga hipotensi, syok, hipoterni,

nafas terhambat, pneumonia aspirasi dan ketosis.

Tindakan penanggulangan:

Keracunan akut:

1. jika terjadi depresi pernapasan, berikan pernapasan buatan dengan oksigen jangan

dirangsang agar muntah.

2. berikan karbon aktif. Pengurasan lambung dengan saluran arus udara yang

dilindungi akan berguna, meskipun terlambat.

3. tekanan darah perlu mendapat perhatian.

4. berikan larutan glukosa secara IV, dan atasi dehidrasi serta ketidakseimbangan

elektrolit.

Page 5: Chemical of Daily Necessary

Identifikasi isoprofil alkohol

Campur 1 ml larutan sampel yang diperiksa dengan 5 ml larutan merkuri

sulfat, dan panaskan dengan hati-hati selama 5 menit diatas penangans air. Jika

terjadi endapan menunjukan isopropyl alcohol, aseton atau senyawa keton

lainnya. Larutan merkuti sulfat dibuat dengan cara mengaduk 2 g merkuri oksida

yang kuning dengan 16 ml air, ditambah asam sulfat pekat 8 ml dan terus diaduk.

Selanjutnya ditambah air 16 ml dan diaduk terus sampai larut

SABUN DAN DETERGENSIA

Sabun dalam arti sempit (garam alkali asam lemak tinggi), tensida aktif

anionic (misalnya alkilsulfat, alkilsulfonat, aklilbenzosulfonat), yang digunakan

dalam sabun pencuci, serta tensida aktif kationik (sabun invert) yang bermanfaat

sebagai desinfektansia dapat menyebabkan rangsangan local pada kulit dan

mukosa. Pada mata dapat terjadi bahaya konjungtivitas dan pengeruhan kornea.

Pada pemasukan secara oral, misalnya anak-anak yang secara tak sengaja

meminum larutan sabun atau tensida, dapat menyebabkan gastroenteritis disertai

muntah (bahaya aspirasi busa) dan diare. Jika masuk ke dalam darah akan terjadi

hemolisis.

Pengobatan Utama

Pemberian antibusa dalam bentuk polisiloksan (misalnya lefax),

selanjutnya dapat pula diberikan karbomedisinalis. Pada pemasukan larutan pekat,

minum banyak cairan, sebaiknya susu.

A. Larutan Sabun (Larutan sabun kalium, lisol, Lysoform)

Sering pula digunakan oleh orang awam untuk mengugurkan kandungan.

Jika larutan sabun setelah rusaknya mukosa uterus masuk ke rongga perut

dan mencapai aliran darah, terjadi bahaya keracunan yang parah :

peritonitis, kemolisis, hemoglobinuria, pembentukan methemoglobin,

Page 6: Chemical of Daily Necessary

koagulopati kelelahan, kadang-kadang kegagalan ginjal, takhikardia,

kejang, syok, koma.

Untuk menyelamatkan pasien harus segera dilakukan hemodialisis. Pada

saat bersamaan diinfus larutan natrium hidogenkarbonat, untuk

menurunkan konsentrasi hemoglobin dalam ginjal dan menjaga agar

hemoglobin tetap ada dalam larutan. Jika terjadi anuria dilakukan transfuse

penukar.

Senyawa alkali dan fosfat dalam laruran sabun

Senyawa alkali dan fosfat, banyak digunakan dalam pembuatan

sabun,sintesa bahan kimia, dan sebagai pembersih. Senyawa alkali dan

fosfat meliputi, antara lain kalium hidroksida natrium hidroksida, kalium

karbonat, natrium karbonat, dan natrium fosfat.

Senyawa alkali dengan protein akan membentuk proteinat dan dengan

lemak akan membentuk sabun. Dengan demikian jika terjadi kontak antara

senyawa alkali dengan jaringan menyebabkan jaringan menjadi lunak,

nekrotik, dan akan terjadi penetrasi yang dalam. Karena kelarutannya

dapat menyebabkan terjadi penetrsi lebih lanjut dalam beberapa hari.

Akibat stimulasi yang intensif dari senyawa alkali menyebabkan hilangnya

reflek tonus vaskuler dan hambatan kerja jantung.

Gejala Klinis :

Keracunan Akut :

1. Keracunan senyawa alkali kuat melalui mulut menyebabkan

rasa sakit, muntah, diare, dan kolaps. Jika kematian tidak

terjadi dalam waktu 24 jam, penderita akan membaik dalam

waktu 2-4 hari dengan gejala yang timbul tiba- tiba yaitu rasa

sakit, rasa kaku pada lambung, dan penurunan tekanan darah

yang disebabkan oleh perforasi pada esofagus dan saluran

cerna,yang terjadi kemudian. Meskipun penderita dapat

Page 7: Chemical of Daily Necessary

sembuh, penyempitan pangkal tenggorokan yang menyebabkan

kesukaran menelan dapat terjadi berminggu – minggu, berbulan

– bulan, bahkan bertahun – tahun. Timbulnya kanker

merupakan resiko yang dapat terjadi.

2. Keracunan melalui mulut senyawa alkali lain seperti

heksametafosfat, tripolifosfat, dan senyawa fosfat lain sebagai

detergen atau pencahar, dapat menyebabkan gejala seperti

shock, penurunan tekanan darah, sianosis, koma,dan kadang –

kadang gejala tetanus karena kekurangan kalsium.

3. Kontaminasi mata dengan larutan alkali pekat, menyebabkan

kerusakan kornea, dan edema konjungtiva. Larutan encer

senyawa amin yang bersifat alkali, juga dapat menyebabkan

kerusakan kornea.

4. Pada kontaminasi kulit terjadi penetrasi senyawa alkali secara

perlahan – lahan. Dengan demikian, kerusakan yang terjadi

akan tergantung pada lamanya terjadi kontak.

5. Senyawa dietil aminoetanol dan 2-N-dibutilaminoetanol

penghambat enzim kolinesterase.

Keracunan Kronik

Keracunan kronik pada kulit menyebabkan dermatitis kronik.

Tindakan pencegahan :

Pekerja yang berhubungan dengan senyawa alkali dan fosfat harus

mengetahui ketentuan keamanan dan keselamatan kerja, termasuk

kelengkapan peralatan. Senyawa alkali dan fosfat harus disimpan

ditempat aman dengan kemasan dan tutup.

Tindakan penanggulangan pada keracunan melalui mulut :

Page 8: Chemical of Daily Necessary

Tindakan gawat darurat :

Encerkan senyawa alkali yang tertelan dengan diberi minum air

atau susu dan biarkan muntah. Jangan dilakukan usaha untuk

muntah atau menguras lambung, karena akan meningkatkan terjadi

perforasi. Jika diduga terjadi korosi, lakukan esophaguskopi dalam

waktu 24 jam, untuk mencegah terjadinya korosi pada saluran

cerna bagian atas.

B. Tensida non ionic (Polyetilenglikol)

Mempunyai toksisitas yang kecil, hal yang sama berlaku untuk bahan

penambah pada sabun pencuci (zat pemutih, zat pelembut) dalam

konsentrasi yang biasa terdapat dalam sabun tersebut

Identifikasi Keracunan Detergen

Jika keracunan sudah agak lama, korban dibuat muntah untuk mengosongkan

lambung, dengan pemberian larutan NaCl (garam dapur) hangat. Tetapi hal ini

tidak diperbolehkan untuk korban yang masih pingsan atau keracunan detergen,

bensin, BTX (benzene, toluene, xylene), CCl4.

a. Natrium Hidroksida

NAtrium hidroksida merupakan senyawa alkali yang kuat. Keracunan

yang terjadi untuk maksud bunuh diri atau merupakan suatu kecelakaan.

Seperti identifikasi kalium hidroksida, kecuali tes nyala api memberikan

warna kuning dari natrium.

b. Kalium karbonat

Kalium karbonat tidak digunakan sebagai obat sistemik karena sifat

iritasinya yang kuat. Larutan kalium karbonat membuat kertas lakmus

menjadi biru.

Page 9: Chemical of Daily Necessary

Tes nyala api Kalium memberikan warna ungu atau violet. Warna

kuning menunjukkan natrium

Pada bahan padat yang diperiksa ditambahkan 1 mL larutan asam

klorida encer. Gas yang timbul mungkin karbon dioksida. Tetesan

larutan kalsium klorida yang ditahan diatas campuran akan menjadi

susu.

c. Kalium hidroksida

Larutan Kalium hidroksida dapat membakar jaringan tubuh 2,5 gram

kalium hidroksida dapat mengakibatkan kematian pada orang dewasa.

Kalium hidroksida padat jika dibiarkan pada udara terbuka, akan menjadi

basah. Larutan kalium hidroksida membuat kertas lakmus menjadi biru,

dan pada kulit tersa seperti sabun. Pada tes nyala api memberikan warna

ungu-violet.

FLUOR, HIDROGEN FLUOR dan TURUNANNYA

Garam Fluorida digunakan untuk pencegahan karies yang ditambahkan dalam

pasta gigi dan digunakan juga sebagai rodentisida. Satu yube pasta gigi dapat

mengandung sampai 67 mg garam fluoride.

Metil sulfonil fluoride digunakan sebagai fumigan, natrium sulfonil fluoride atau

kreolit digunakan untuk mereduksi alumunium dan dalam banyak proses industri lain.

Fluor, hydrogen fluoride dan turunannya, bersifat korosif terhadap jaringan,

karena merupakan racun sel langsung dengan efek mempengaruhi metabolisme kalsium

dan mekanisme enzim. Selain itu, fluoride dengan kalsium akan mengendap, sehingga

menurunkan kadar kalsium dalam plasma. Jika kulit dan selaput lendir terkena hydrogen

fluoride akan terjadi penetrasi yang dalam, dan ulserasi nekrotik.

Larutan netral fluoride dengan kadar 1-2% akan menyebabkan radang dan

nekrosis selaput lender. Pada kematian yang disebabkan oleh absopsi fluoride yang

Page 10: Chemical of Daily Necessary

berkeanjangan akan menyebabkan enebalan struktur tulang dengan klasifikasi, sehingga

ruang sumsum tulang berkurang. Akibat keracunan flour dan flourida, umumnya kerena

terjadi korosi. Gejala keracunan fluor, hydrogen fluoride dan turunannya melalui inhalasi.

Gejala klinis:

Keracunan akut:

Melalui mulut

Keracunan melalui mulut senyawa fliorida yang netral seoerti natrium fluoride atau

natrium silikofluorida akan menyebabkan salvias, mual, muntah, diare, dan sakit perut.

Selanjutnya badan lemah, tremor, pernapasan dalam, dan konflusi. Kematian diakibatka

oleh kelumpuhan pernafasan. Jika tidak segera terjadi kematian akan timbul oliguria dan

ikterus.

Kontaminasi kulit:

Kontaminasi larutan hydrogen fluoride ada kulit atau selaput lender, menyababkan

kerusakan yang tergantung pada kadarnya. Kadar diatas 60% menyababkan timbul rasa

terbakar yang sangat sakit. Sedangkan jika kadar kurang dari 50%, hanya menimbulkan

iritasi atau tidak memberikan efek apa-apa.

Keracunan kronik:

Keracunan kronik fluor, hidrogenfluorida dan turunannya, dapat terjadi melalui milut dan

inhalasi. Lebih dari 6 mg fluor perhari akan menyebabkan timbul “fluorosis” dengan

gejala kehilangan berat badan, tulang rapuh, anemia, badan lemah, kesehatan secara

umum terganggu, sendi kaku, dan gigi berwarna hitan jika keracunana terjadi dalam

waktu pertumbuhan.

Tindakan penanggulangan:

Keracunan melalui mulut :

1. jika terjadi keracunan hidrogenfluorida melalui mulut, lakukan tindakan

penanggulangan seperti pada keracunan asam.

2. pada keracunan fluoride yang netral:

tindakan gawat darurat:

Page 11: Chemical of Daily Necessary

berikan larutan senyawa kalsium, seperti kalsium glukonat, kalsium laktat, atau susu.

Kadar garam kalsium 10 g/250 ml air. Berikan 10 g kalsium glukonat dan 30 g

magnesium sulfa dalam 250 ml air/oral, untuk mengeluarkan fluoride dari usus

dengan cara mengendapkan.

GAS KLOR (Bahan Pemutih Pakaian)

Adalah suatu senyawa yang melepaskan klor antara lain digunakan

sebagai desinfektan air minum dan pemutih pakaian misalnya natrium hipoklorit.

Keracunan gas klor ini dapat terjadi melalui inhalasi.

Bahan Pemutih Pakaian

Bahan pemutih pakaian digunakan dalam rumah tangga, biasanya

mengandung natrium hipoklorit 5%. Keracunan dapat terjadi melalui

inhalasi.

a. Gejala Klinis :

Iritasi dan rasa terbakar pada jaringan yang terkena, batuk, muntah, dan

bau mulut yang khas. Kontaminasi pada mata akan menyebabkan

konjungtivitas, tanpa kerusakan kornea yang serius. Keracunan melalui

inhalasi menyebabkan iritasi, batuk, dispnea, dan radang paru.

b. Tindakan Penanggulangan :

1. Usahakan untuk tetap hidup

2. Jika keracunan melalui inhalasi, pindahkan segera penderita untuk

menghindari kontak lebih lanjut.

3. Lakukan tindakan suportif, dan berikan obat yang bersifat

simptomatik.

Identifikasi Keracunan Gas Klor (Bahan Pemutih Pakaian)

Batas paparan gas klor 1 ppm, dan kadar 0,1 % sudah dapat mengakibatkan

kematian dalam beberapa menit. Dari muntahan dan nafas penderita keracunan,

Page 12: Chemical of Daily Necessary

tercium bau gas klor. Selain itu, gas klor akan memutihkan warna pakaian atau

kain yang basah.

1. Masukkan kertas pati iodide yang basah ke dalam mulut penderita

keracunan, atau celupkan kedalam muntahan. Warna biru menunjukkan

klor atau brom.

2. Pada 2 ml larutan bahan yang diperiksa, ditambahkan beberapa tetes

larutan perak nitrat dan 1 ml larutan asam nitrat encer. Endapan putih

(perak nitrat) yang terjadi akan larut dengan penambahan larutan

ammonium hidroksida berlebih (setiap penambahan 1 tetes terus dikocok),

menunjukkan klor.

Analisis Keracunan Klor (Bahan Pemutih Pakaian)

Sampel, ditambahkan 2 ml asam sufat pekat memberikan warna jingga merah

yang berubah menjadi cokelat jika ditambahkan beberapa tetes formalin dan jika

ditambahkan beberapa tetes kalium dikromat maka akan memberikan warna hijau

cokelat.

INSEKTISIDA

Insektisida secara umum adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh

serangga pengganggu (hama serangga). Insektisida dapat membunuh serangga

dengan dua mekanisme, yaitu dengan meracuni makanannya (tanaman) dan

Page 13: Chemical of Daily Necessary

dengan langsung meracuni si serangga tersebut. Oleh karena itu, akan dijelaskan

mengenai beberapa hal pokok tentang mekanisme insektisida dalam

mengendalikan serangga.

Menurut cara kerja atau distribusinya didalam tanaman dibedakan menjadi

tiga macam sebagai berikut:

a. Insektisida Sistemik

Insektisida sistemik diserap oleh bagian-bagian tanaman melalui stomata,

meristem akar, lentisel batang dan celah-celah alami. Selanjutnya insektisida akan

melewati sel-sel menuju ke jaringan pengangkut baik xylem maupun floem.

Insektisida akan meninggalkan residunya pada sel-sel yang telah dilewatinya.

Melalui pembuluh angkut inilah insektisida ditranslokasikan ke bagian-bagian

tanaman lainnya baik kearah atas (akropetal) atau ke bawah (basipetal), termasuk

ke tunas yang baru tumbuh. Serangga akan mati apabila memakan bagian tanaman

yang mengandung residu insektisida.

b. Insektisida Non-sistemik

Insektisida non sistemik tidak dapat diserap oleh jaringan tanaman, tetapi hanya

menempel pada bagian luar tanaman. Lamanya residu insektisida yang menempel

pada permukaan tanaman tergantung jenis bahan aktif (berhubungan dengan

presistensinya), teknologi bahan dan aplikasi. Serangga akan mati apabila

memakan bagian tanaman yang permukaannya terkena insektisida. Residu

insektisida pada permukaan tanaman akan mudah tercuci oleh hujan dan siraman,

oleh karena itu dalam aplikasinya harus memperhatikan cuaca dan jadwal

penyiraman.

c. Insektisida Sistemik Lokal

Insektisida ini hanya mampu diserap oleh jaringan daun, akan tetapi tidak dapat

ditranslokasikan ke bagian tanaman lainnya (efek translaminar). Insektisida yang

jatuh ke permukaan atas daun akan menembus epidermis atas kemudian masuk ke

jaringan parenkim pada mesofil (daging daun) dan menyebar ke seluruh mefosil

Page 14: Chemical of Daily Necessary

daun (daging daun) hingga mampu masuk kedalam sel pada lapisan epidermis

daun bagian bawah (permukaan daun bagian bawah).

Menurut cara masuknya insektisida kedalam tubuh serangga dibedakan

menjadi 3 kelompok sebagai berikut:

a. Racun Lambung (racun perut)

Racun lambung atau perut adalah insektisida yang membunuh serangga sasaran

dengan cara masuk ke pencernaan melalui makanan yang mereka makan.

Insektisida akan masuk ke organ pencernaan serangga dan diserap oleh dinding

usus kemudian ditranslokasikan ke tempat sasaran yang mematikan sesuai dengan

jenis bahan aktif insektisida. Misalkan menuju ke pusat syaraf serangga, menuju

ke organ-organ respirasi, meracuni sel-sel lambung dan sebagainya. Oleh karena

itu, serangga harus memakan tanaman yang sudah disemprot insektisida yang

mengandung residu dalam jumlah yang cukup untuk membunuh.

b. Racun Kontak

Racun kontak adalah insektisida yang masuk kedalam tubuh serangga melalui

kulit, celah/lubang alami pada tubuh (trachea) atau langsung mengenai mulut si

serangga. Serangga akan mati apabila bersinggungan langsung (kontak) dengan

insektisida tersebut. Kebanyakan racun kontak juga berperan sebagai racun perut.

c. Racun Pernafasan

Racun pernafasan adalah insektisida yang masuk melalui trachea serangga dalam

bentuk partikel mikro yang melayang di udara. Serangga akan mati bila

menghirup partikel mikro insektisida dalam jumlah yang cukup. Kebanyakan

racun pernafasan berupa gas, asap, maupun uap dari insektisida cair.

Keracunan Insektisida

Pada umumnya insektisida yang ada dipasaran berupa racun serangga

organofosfat. Racun serangga ini sering dicampur dengan bahan pelarut minyak

Page 15: Chemical of Daily Necessary

tanah sehingga pada keracunan organofosfat harus pula diperhatikan tanda-tanda

dan penatalaksanaan keracunan minyak tanah selain organofosfatnya sendiri.

Farmakologi Insektisida

Organofosfat menyebabkan fosforilasi dari ester asetilkolin esterase (sebagai kolin

esterase inhibitor) yang bersifat irrevisible sehingga enzim ini menjadi inaktif

akibat penumpukkan asetilkolin. Efek klinik yang terjadi adalah stimulasi yang

berlebihan oleh asetilkolin.

Identifikasi Insektisida

Identifikasi Insektisida dapat dilihat dari gejala-gejala berikut :

1. Salivasi

2. Lakrimasi

3. Urinasi

4. Diare

5. Emesis miosis

6. Bronkokonstriksi dengan sekresi lanjutan

Ciri-cirinya :

Penderita akan mengeluarkan lender dan mulut berbusa dan

bau organofosfat yang tertelan.

Penanggulangan Keracunan Insektisida

Dicuci dengan sabun dan air yang mengalir

Pemberian norit dan cathartic

Pemberian Atropin

Page 16: Chemical of Daily Necessary

Atropin berfungsi untuk menghentikan efek asetilkolin pada

reseptor muskarinik tapi tidak dapat menghentikan efek nikotinik.

Pemberian pralidoksin

Bekerja sebagai reaktivator dari kolin esterase pada neuromuscular

junction dan tidak mempengaruhi fungsi CNS karena tidak dapat

melewati sawar otak.

Naftalen

Naftalen atau ynag sehari-hari kita kenal sebagai kamfer, dihasilkan dari

terbatubara yang digunakan sebaga senyawa antara dalam sintesa bahan kimia dan dalam

rumah tangga digunakan sebagai anti-ngngat dalam lemari pakaian.

Naftalen dapat menyebabkan hemolisis, selanjutnya terjadi blockade tubula ginjal

disebabkan oleh pengendapan hemoglobin. Hemolisis hanya terjadi pada penderita yang

karena faktor keturunan kekurangan glukosa 6-fosfat dehidrogenasi dalam sel darah

merah, sehingga kadar butation tereduksi menjadi rendah dan meningkatkan

kepekaanterjadinya hemolisis terhadapt metabolit naftalen. Selain itu, naftalen sangat

berbahaya bagi anak-anak sampai umur 6 tahun karena dengan cepak akan terabsorpsi.

Akibat keracunan naftalen, terutama hemolisis, ikterus, oliguria, dan komvulsi. Dosis

fatal peroral kira –kira 2 g dan batas paparan 10 ppm.

Gejala klinis:

Keracunan akut

Melalui mulut:mual, muntah, diare, hematoria, anemia, ikterus, rasa sakit pada

waktu kencing sampai oliguria atau anuria. Pada keracunan yang lebih parah dapat

menyebabkan kegelisahan yang berlebihan, dan komvulsi.

Melalui inhalasi:Gejala yang timbul, kebingungan mental dan gangguan penglihatan.

Dosis tinggi uap naftalen dapat mengakibatkan lensa mata menjadi bulat.

Page 17: Chemical of Daily Necessary

Keracunan kronik

1. keracunan kronik melalui mulut berkali-kali dapat menyebabkan timbul

gejala seperti keracunan akut

2. kontaminasi kulit terus-menerus dapat menimbulkan dermatitis dengan

gejala rasa gatal, kulit merah dan terkelupas.

3. kontaminasi mata akan menimbulkan iritasi mata

Tindakan pencegahan:

Perlu ventilasi ruangan yang cukup, jika pekerja dengan naftalen.pekerja yang

berhubungan dengan naftalen, secara periodik harus diperiksa mata, darah dan urinnya.

Tindakan gawat darurat:

Keluarkan naftalen yang tertelan dengan upaya muntah atau pengurasan lambung

Tindakan umum:

1. berikat natrium bikarbonat 5 g peroral, setiap 4 jam atau sesuai dengan kebutuhan

agar urin menjadi alkali

2. berikan cairan sampai 15 mL/ kg/gram dengan ditambah foresemid 1 mg/ kg

adagr pengeluaran urin maksimumuntuk mencegah perusakan ginjal karena

endapan hemoglobin.

3. berikat tranfusi darah berulang-ulang, sampai hemoglonin 60-80% dari normal.

4. hemolisis atau eprtukaran tranfusi, dapat dilakukan jika timbul gejala karena efek

keracunan yang berat pada sistem syarat pusat.

Identifikasi Naftalen

Naftalen bukan racun yang meatikan, tapi keacunan melalui mulut akan

mengakibatkan gangguan serius. Naftalen mempunyai bau yang spesifik.

KARBON MONOKSIDA

Gas karbon monoksida dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna

bahan-bahan yang mengandung karbon dari mesin dan kendaraan bermotor dan

Page 18: Chemical of Daily Necessary

dapat merupakan emisi dari alat seperti pembakar sate. Selain itu, metilen klorida

yang digunakan sebagai pelarut, dalam tubuh dikonversi menjadi karbon

monoksida. Karbon monoksida juga digunakan untuk memadamkan kebakaran,

pembuatan baja, dan juga terdapat dalam lorong-lorong pertambangan. BP atau

batas paparan dalam lingkungan industri 35 ppm.

Identifikasi Karbon monoksida

Karbon monosida mempunyai afinitas 200-300 kali lebih besar terhadap

hemoglobin dibandingkan dengan oksigen, sehingga mmmudah terbentuk

methemoglobin.

Pada 2 tetes darah penderita keracunan dilempeng porselen, ditambahkan

2 tetes larutan natrium hidroksida encer. Jika perlahan-lahan terbentuk

endapan merah muda, enunjukkan karbon monoksida. Endapan coklar,

tidak menunjukkan karbon monoksida (Tes Kunkel). Untuk perbandingan

juga dilakukan tes yang sama, pada darah orang normal.

Celupkan kertas saring kedalam larutan palladium klorida 2 %. Keringkan

dan lindungi kedua bidang kertas dengan pita celophan karena sangat

sensitif terhadap hydrogen sulfide dan gas hydrogen. Untuk memeriksa

gas monoksida, buka sebelah bidang kertas sebelum digunakan. Warna

abu-abu menunjukkan karbon monoksida, bandingkan dengan kertas yang

tidak terkena karbon monoksida.

OBAT ANTISEPTIKA

Obat antiseptic adalah obat yang menghambat pertumbuhan dan perkmbangan

mikroba, sehingga tidak terjadi septis.

Obat antiseptic dapat dikelompokan dalam golongan :

1. Asam Borat dan turunan boron

Page 19: Chemical of Daily Necessary

2. Halogen dan sanyawa halogen

3. Fenol dan turunan fenol

4. Detergen kationik

5. Logam berat

Asam Borat dan turunan boron

Termasuk dalam golongan ini asam borat, natrium borat atau boraks, dan natrium

perborat. Selain itu, senyawa boron oksida banyak digunakan dalam industrin.

Sedangkan pentaboran, dekaboran, dan diboran, digunakan sebagai propelan.

Asam borat umumnya digunakan sebagai antiseptic dan sebagai bahan pelican

dalam bedak. Boraks digunakan sebagai bahan pembersih, sedangkan natrium

perborat digunakan dalam pasta gigi dan obat kumur.

Asam borat dan senyawa borat lain merupakan racun bagi semua sel dan efeknya

terhadap organ tubuh tergantung pada kosentrasi yang dicapai dalam organ

tersebut. Karena kadar tertinggi dicapai pada waktu ekskresi maka ginjal

merupakan organ paling terpengaruh dibangdingkan organ yang lainnya. Dosis

fatal borat, boraks, dan natrium perborat, antara 0,1-0,5 g/kg berat badan.

Keracunan dapat terjadi melalui mulut, absorpsi melalui kulit, selaput lender, dan

lubang tubuh lainnya. Akibat keracunan asam borat dan turunan boron, terutama

demam, anuria,dan ekskoriasi kulit.

Gejala klinis :

Jika terjadi keracunan melalui mulut, gejala yang timbul antara lain muntah,

letargi, hiperpireksia, ikterus, kerusakan ginjal, sianosis, tekanan darah turun,

pingsan dan kematian. Keracunan kronik dapat disebabkan oleh absorbs dalam

waktu lama akan menyebabkan anoreksia, berat badan turun, ruam kulit, alopesia,

anemia dan konvulsi.

Page 20: Chemical of Daily Necessary

Tindakan pencegahan

Hindari penggunaan yang berlebihan, selain itu dapat digunakan bahan atau

senyawa lain dengan daya kerja yang sama, tapi tidak atau kurang toksik.

Tindakan penanggulangan;

Keracunan akut ;

Tindakan gawat darurat :

1. Buat saluran arus udara, dan perhatikan pernafasan penderita

2. Jika keracunan melalui mulut, usahakan untuk muntah dan diberi

karbon aktif. Mungkin diperlukan pengurasan lambung.

Tindakan umum :

1. Berikan caira secara oral, agar pengeluaran urin lancar. Jika penderita

muntah-muntah, berikan larutan dekstrosa 5% secara IV, 10

mlkg/hari. Jika perlu ditambahkan elektrolit untuk menggantikan yang

hilan.

2. Atasi konvulsi dengan pemberian diazepam 0,1 mg/kg secara IV

dengan hati-hati.

3. Keluarkan asam borat dalam sirkulasi dengan cara dialisa peritoneal

atau hemodialisa, atau pada bayi dengan transfuse sebagai pengganti.

Pemberian obat diuretika berbahaya, jika fungsi ginjal terganggu.

4. Atasi anuria, dan atasi infeksi kulit dengan obat kemoterapi yang

spesifik.

Keracunan kronik ;

Selanjutnya hentikan penggunaan asam borat atau boraks.

Page 21: Chemical of Daily Necessary

Fenol dan Turunan Fenol

Golongan fenol dan turunan fenol meliputi fenol, kreosol, kresol, heksilresorsinol,

resorsinol, mentol, dan timol. Karbol mengandung fenol, sedangkan lisol

mengandung kresol. Fenol bekerja dengan cara mengendapkan protein sel.

Keracunan fenol dan turunan fenol dapat terjadi secara sistemik dan/atau local.

Secara local dapat mennyebabkan kulit terbakar, atau dapat terjadi tukak selapur

lender.

Gejala klinis :

Jika terjadi keracunan melalui mulut, gejala yang timbul adalah mual, muntah,

diare darah, bibir dan mulut bewarna putih, rasa sakit ditenggorokan dan perut,

pusing, depresi, napas dalam, sianosis dan koma. Kontaminasi dengan kulit

menyebabkan kulit tebakar.

Tindakan pencegahan;

Keracunan akut

Tindakan gawat darurat :

1. Atasi gangguan pernafasan jika perlu dibuat saluran arus udara.

2. Jika tidak terjadi luka pada esophagus, usahakan untuk muntah,

dan lakukan pengosongan lambung

3. Jika terkena kulit atau selaput lendir siram dan cuci selama 15

menit, kemudian dioleskan dengan minyak kastroli.

Tindakan umum :

1. Jika kabar bikarbonat di dalam darah dibawah 20 mEq/liter,

lakukan tindakan seperti keracunan golongan salisilat.

2. Konvulsi yang terjadi diatasi dengan hati-hati dengan diazepam 0,1

mg/kg secara IV perlahan-lahan.

Page 22: Chemical of Daily Necessary

3. Atasi anuria dan kerusakan hati yang dapat terjadi.

Keracunan kronik ;

Hentikan penggunaan obat dan barang yang mengandung fenol atau

turunannya dan lakukan tindakan seperti keracunan akut.