chapter i.pdf

4
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa nifas (postpartum) merupakan diawali dari proses persalinan kira- kira 6 minggu setelah masa persalinan. Dengan pengertian lainnya, masa nifas yang biasa disebut juga masa puerperium ini dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Maryunani, 2009). Di negara berkembang seperti Indonesia, masa nifas merupakan masa kritis baik bagi ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu terjadi setelah persalinan, dan 50% diantaranya terjadi dalam 24 jam pertama (Prawirardjo, 2006). Kematian ibu selama masa nifas merupakan salah satu aspek yang memberikan kontribusi dalam perhitungan Angka Kematian Ibu (AKI) dan merupakan indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan. Pencapaian tujuan dan target Millennium Development Goals (MDGs) yaitu dengan meningkatkan kesehatan dan merupakan salah satu dari 8 target yang harus dicapai. Tingginya kematian ibu nifas merupakan masalah berkepanjangan dan kompleks yang sulit diatasi. AKI merupakan tolak ukur untuk menilai keadaan pelayanan obstetri di suatu negara. Bila AKI masih tinggi berarti sistem pelayanan obstetri masih buruk, sehingga memerlukan perbaikan. Dari laporan WHO di Indonesia angka kematian ibu tergolong tinggi yaitu 420 per 100.000 kelahiran hidup bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. AKI di 1 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Upload: elvi-juwita

Post on 18-Dec-2014

30 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

SASF

TRANSCRIPT

Page 1: Chapter I.pdf

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa nifas (postpartum) merupakan diawali dari proses persalinan kira-

kira 6 minggu setelah masa persalinan. Dengan pengertian lainnya, masa nifas yang biasa disebut juga masa puerperium ini dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Maryunani, 2009). Di negara berkembang seperti Indonesia, masa nifas merupakan masa kritis baik bagi ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu terjadi setelah persalinan, dan 50% diantaranya terjadi dalam 24 jam pertama (Prawirardjo, 2006).

Kematian ibu selama masa nifas merupakan salah satu aspek yang

memberikan kontribusi dalam perhitungan Angka Kematian Ibu (AKI) dan merupakan indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan. Pencapaian tujuan dan target Millennium Development Goals (MDGs) yaitu dengan meningkatkan kesehatan dan merupakan salah satu dari 8 target yang harus dicapai. Tingginya kematian ibu nifas merupakan masalah berkepanjangan dan kompleks yang sulit diatasi. AKI merupakan tolak ukur untuk menilai keadaan pelayanan obstetri di suatu negara. Bila AKI masih tinggi berarti sistem pelayanan obstetri masih buruk, sehingga memerlukan perbaikan. Dari laporan WHO di Indonesia angka kematian ibu tergolong tinggi yaitu 420 per 100.000 kelahiran hidup bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. AKI di

1

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 2: Chapter I.pdf

2

Singapura 14, Malaysia 62, Thailand 110, Vietnam 150, Filipina 230 dan Myanmar 380 (Chapter, 2005).

Dari hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003, AKI

di Indonesia 307 per 100.000 kelahiran hidup. Sementara menurut Depkes tahun 2009, mengalami penurunan menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup. Dari data tersebut rentang penurunan AKI di Indonesia tahun 2003 - 2009, masih jauh dari target hanya mencapai 26%. Sementara target yang ingin dicapai MDGs pada tahun 2015 adalah 125 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk mencapai angka tersebut penurunan AKI yang harus dicapai adalah 59%. Upaya pemerintah dalam menurunkan AKI yaitu dengan mengadakan kerjasama pada seluruh petugas kesehatan yang terdiri dari beberapa profesi seperti dokter, perawat, bidan, farmasi, ahli gizi dan lain-lain serta peran aktif kepada seluruh masyarakat (Chapter, 2005).

Sebagaimana disebutkan bahwa kematian ibu dapat memberikan

kontribusi diatas 50%. Penyebab utama kematian ibu di Indonesia dikarenakan infeksi, perdarahan pervaginam, dan eklampsi (Prawihardjo, 2006). Dari laporan dapat dijelaskan bahwa keterlambatan dalam memperoleh pertolongan dari tenaga kesehatan merupakan kondisi yang bisa memperburuk keadaan. Hal tersebut dapat terjadi, jika ibu tidak mengetahui tanda bahaya selama masa nifas. Apabila ibu nifas mengetahui dari tanda-tanda tersebut maka kemungkinan masih bisa diatasi dan dapat dilakukan tindakan pertolongan yang tepat pada ibu nifas. Sejauh ini peran ibu yang mempunyai pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya masa nifas

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 3: Chapter I.pdf

3

masih sedikit, terutama di Labuhan Batu. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan ataupun masalah informasi yang diperoleh belum memadai.

Labuhan Batu merupakan kabupaten dengan AKI nomor 2 tertinggi di

Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah 193,4% (Dinkes, 2007). Klinik Bersalin Hj. Nani adalah salah satu dari 5 klinik bersalin yang terdapat di Labuhan Batu. Survey awal pada bulan Maret – Mei 2011 di klinik bersalin Hj. Nani Rantauprapat merupakan salah satu klinik bersalin yang mempunyai kunjungan ibu nifas sebanyak 52 orang. Sejauh ini, pengetahuan ibu nifas tentang tanda- tanda bahaya masa nifas belum pernah dilakukan penelitian.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas di Klinik Bersalin Hj. Nani Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu karena wilayah tersebut termasuk wilayah yang cukup tinggi AKI bila dibandingkan dengan kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Utara. 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang dapat dikemukakan

dalam penelitian ini adalah Bagaimana Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda- Tanda Bahaya Masa Nifas di Klinik Bersalin Hj. Nani Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu.

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 4: Chapter I.pdf

4

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana

Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas di di Klinik Bersalin Hj. Nani Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu. 1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda

bahaya masa nifas antara lain: 1.4.1 Pendidikan Keperawatan

Dapat digunakan sebagai informasi tambahan kepada keperawatan maternitas serta dapat memberikan asuhan keperawatan bagi ibu nifas.

1.4.2 Praktik Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan masukan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komperhensif serta sebagai pertimbangan dalam meningkatkan pelayanan terhadap ibu nifas.

1.4.3 Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang berharga bagi peneliti sehingga dapat menerapkan penelitian ilmiah yang diperoleh untuk penelitian dimasa mendatang dan dapat digunakan sebagai informasi awal bagi peneliti tentang pengetahuan ibu nifas tanda-tanda bahaya masa nifas di Klinik Bersalin Hj.Nani Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu.

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara