chapter i.pdf

3
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemutih kulit adalah produk yang mengandung bahan aktif yang dapat menekan atau menghambat melamin yang sudah terbentuk, sehingga akan memberikan warna kulit yang lebih putih. Banyak iklan kecantikan yang menawarkan produk pemutihkan kulit, yang membuat masyarakat merasa bahwa kecantikan identik dengan kulit putih. Dengan demikian saat ini ada anggapan bahwa putih berarti lebih cantik atau lebih tampan. Tampil cantik menjadi segala-galanya bagi kebanyakan kaum perempuan, dan keinginan itu kini kian mudah, seiring kemajuan teknologi yang menawarkan berbagai cara mempercantik diri, mulai dari perawatan sendiri hingga perawatan di klinik perawatan kecantikan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa 55% dari 85% wanita Indonesia yang berkulit gelap ingin agar kulitnya menjadi lebih putih. Bagi yang berkulit hitam atau sawo matang kini dapat lebih putih. Namun setiap pilihan ada risikonya, karena berbagai bahan untuk kecantikan itu, justru dibuat dari bahan kimia yang mengandung racun (BPOM, 2007). Terbukti dari hasil penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terhadap berbagai produk kosmetik di Indonesia, baik yang terdaftar maupun tidak, di Departemen Kesehatan. Berdasarkan investigasi BPOM di berbagai daerah, dari Sabang sampai Merauke, paling tidak terdapat 51 produk kosmetik yang mengandung bahan berbahaya, yang dilarang penggunaannya pada sediaan kosmetik, termasuk krim pemutih kulit (Arief, 2007). Berdasarkan hasil penelitian Badan POM RI pada tahun 2005 dan 2006 lalu, merek kosmetik yang mengandung bahan yang dilarang digunakan dalam kosmetik, antara lain merkuri, hidroquinone, retinoic Acid/tretinin, zat warna rhodamin, dan diethylene glycol . Menggunakan produk yang mengandung bahan kimia tersebut dapat menyebabkan kanker kulit. Tapi beberapa bulan berikutnya kulit wajah mulai menghitam dan tampak bercak, berjerawat dan kulit menipis, serta perih bila terkena matahari (Yasmin, 2008). Universitas Sumatera Utara

Upload: ardhana-galih

Post on 11-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Pemutih kulit adalah produk yang mengandung bahan aktif yang dapat menekan

    atau menghambat melamin yang sudah terbentuk, sehingga akan memberikan warna kulit

    yang lebih putih. Banyak iklan kecantikan yang menawarkan produk pemutihkan kulit,

    yang membuat masyarakat merasa bahwa kecantikan identik dengan kulit putih. Dengan

    demikian saat ini ada anggapan bahwa putih berarti lebih cantik atau lebih tampan.

    Tampil cantik menjadi segala-galanya bagi kebanyakan kaum perempuan, dan keinginan

    itu kini kian mudah, seiring kemajuan teknologi yang menawarkan berbagai cara

    mempercantik diri, mulai dari perawatan sendiri hingga perawatan di klinik perawatan

    kecantikan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa 55% dari 85% wanita Indonesia

    yang berkulit gelap ingin agar kulitnya menjadi lebih putih. Bagi yang berkulit hitam atau

    sawo matang kini dapat lebih putih. Namun setiap pilihan ada risikonya, karena berbagai

    bahan untuk kecantikan itu, justru dibuat dari bahan kimia yang mengandung racun

    (BPOM, 2007).

    Terbukti dari hasil penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)

    terhadap berbagai produk kosmetik di Indonesia, baik yang terdaftar maupun tidak, di

    Departemen Kesehatan. Berdasarkan investigasi BPOM di berbagai daerah, dari Sabang

    sampai Merauke, paling tidak terdapat 51 produk kosmetik yang mengandung bahan

    berbahaya, yang dilarang penggunaannya pada sediaan kosmetik, termasuk krim pemutih

    kulit (Arief, 2007).

    Berdasarkan hasil penelitian Badan POM RI pada tahun 2005 dan 2006 lalu,

    merek kosmetik yang mengandung bahan yang dilarang digunakan dalam kosmetik,

    antara lain merkuri, hidroquinone, retinoic Acid/tretinin, zat warna rhodamin, dan

    diethylene glycol. Menggunakan produk yang mengandung bahan kimia tersebut dapat

    menyebabkan kanker kulit. Tapi beberapa bulan berikutnya kulit wajah mulai menghitam

    dan tampak bercak, berjerawat dan kulit menipis, serta perih bila terkena matahari

    (Yasmin, 2008).

    Universitas Sumatera Utara

  • Penelitian lain yang menunjukkan di salah satu pusat kebugaran kota Medan

    menunjukkan sebanyak 46,31% responden ternyata menggunakan kosmetik pemutih

    yang mengandung bahan berbahaya yaitu merkuri. Dan sebesar 75,79% responden yang

    menggunakan kosmetik pemutih adalah perempuan (Purnawati, 2009).

    Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) pusat, menyatakan bahwa

    tidak semua pemutih kulit wajah mencantumkan bahan kandungannya,sehingga

    penggunaan pemutih kulit wajah harus diwaspadai (BPOM, 2008).

    Dengan adanya pernyataan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor

    yang mempengaruhi penggunaan pemutih kulit wajah (skin bleaching) pada pengunjung

    salon kecantikan di kota Medan.

    1.2. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang dari makalah diatas, rumusan masalah dalam penelitian

    ini adalah :

    Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan pemutih kulit wajah

    ( skin bleaching) pada pengunjung salon kecantikan di kota Medan.

    1.3. Tujuan Penelitian

    1.3.1 Tujuan Umum

    Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan

    pemutih kulit wajah (skin bleaching) pada pengunjung salon kecantikan di kota Medan.

    1.3.2. Tujuan Khusus

    Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

    1. Untuk mengetahui gambaran distribusi penggunaan pemutih kulit wajah berdasarkan

    usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan konsumen dan pengaruhnya terhadap

    pemutih kulit wajah.

    2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat tentang pemutih

    wajah.

    3. Untuk mengetahui tingkat pendidikan mana yang lebih mengetahui tentang pemutih

    kulit wajah.

    Universitas Sumatera Utara

  • 4. Untuk mengetahui media iklan produk pemutih kulit wajah mana yang sering dilihat

    oleh masyarakat.

    5. Untuk dapat mengetahui iklan produk pemutih wajah mana yang dapat

    mempengaruhi masyarakat.

    1.4. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

    1. Memberi masukan kepada BPOM agar dapat membatasi peredaran produk pemutih

    kulit yang berbahaya kepada masyarakat untuk pemilihan produk kosmetik yang

    aman.

    2. Memberi masukan kepada pengguna/konsumen khususnya dan masyarakat pada

    umumnya tentang kosmetik pemutih kulit wajah.

    3. Menambah khasanah keilmuan tentang zat pemutih wajah dan faktor apa saja yang

    mempengaruhi penggunaan pemutih kulit untuk mengembangkan produk pemutih

    wajah yang aman.

    Universitas Sumatera Utara