chapter i_4
DESCRIPTION
MMTRANSCRIPT
-
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia sedang mengalami transisi epidemiologi yaitu beban ganda
penyakit dimana terjadi peningkatan pennyakit tidak menular yang dipicu oleh
perubahan pola penduduk, gaya hidup dan sosial ekonomi.1 Penyakit hati merupakan
salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan baik di negara maju
maupun di negara yang sedang berkembang.3 Salah satunya ialah sirosis hati yang
merupakan penyakit hati kronis dan tidak diketahui sebab-sebabnya dengan pasti.
Telah diketahui bahwa penyakit ini merupakan stadium akhir dari penyakit hati
kronis dan terjadinya pengerasan pada hati.
Sirosis hati dijumpai di seluruh negara termasuk Indonesia. Penderita sirosis
hati lebih banyak dijumpai pada kaum laki-laki dibandingkan dengan kaum wanita.
4
4
Insidensi penyakit ini sangat meningkat sejak Perang Dunia II, sehingga sirosis
menjadi salah satu penyebab kematian yang paling menonjol. Peningkatan ini
sebagian disebabkan oleh insidensi hepatitis virus, namun yang lebih bermakna
adalah karena asupan alkohol yang sangat meningkat.
Penyakit hati kronis dan sirosis hati mengakibatkan sekitar 35.000 kematian
setiap tahun di Amerika Serikat dan bertanggung jawab atas 1,2% dari semua
kematian.
18
5 Di Skotlandia pada tahun 2002 angka kematian akibat sirosis hati
berdasarkan jenis kelamin pada laki-laki yaitu 45,2 per 100.000 penduduk dan pada
perempuan 19,9 per 100.000 penduduk .7 Pada tahun 2004, sirosis hati merupakan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
-
urutan ke 12 dari 15 penyebab kematian terutama di Amerika Serikat dengan
Proportionate Mortality Rate (PMR) 1,1% dan Cause Specific Death Rate (CSDR)
9,2 per 100.000 penduduk.8
Berdasarkan Sistem Statistik Kesehatan Nasional Meksiko pada tahun 2005,
kematian akibat sirosis hati dan penyakit hati kronis lainnya berada pada urutan
ketiga penyebab seluruh kematian setelah penyakit jantung dan Diabetes Mellitus
(DM) type 2 dengan CSDR 25,9 per 100.000 penduduk.
7 Berdasarkan National Vital
Statistics Reports, CDC, angka kematian akibat sirosis hati (CSDR) di Amerika
Serikat pada tahun 2005 yaitu 9,3 per 100.000 penduduk, tahun 2006 yaitu 9,2 per
100.000 penduduk.29 Kemudian pada tahun 2007 yaitu 9,7 per 100.000 penduduk,
tahun 2008 yaitu 5,0 per 100.000 penduduk dan tahun 2009 yaitu 5,0 per 100.000
penduduk.30 Pada tahun 2007, prevalens sirosis hati di Australia yaitu 2 % dan di
Jepang yaitu 2,7 %.
Konsumsi alkohol yang berlebihan dalam jangka panjang merupakan satu-
satunya penyebab penyakit hati yang paling penting di Amerika Serikat dan beberapa
Negara Barat. Sirosis alkoholik merupakan bentuk sirosis yang paling lazim di
Amerika Utara dan Eropa, dan frekuensinya juga meningkat dengan cepat.
42
28 Menurut
NIAAA (National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholisme) tahun 1998 dalam
Wilson alkoholisme merupakan satu-satunya penyebab terpenting sirosis. Sirosis
akibat alkohol merupakan penyebab kematian nomor sembilan pada tahun 1998 di
Amerika Serikat dengan jumlah hingga 28.000 kematian,18 dan pada tahun 2007
menjadi urutan ke-12 kematian dengan jumlah kematian 29.925, dimana 48,1%
kematian adalah akibat dari alkohol.43 Pada tahun 2000, CSDR per 100.000 penduduk
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
-
tertinggi di Eropa adalah di Austria yaitu 19,7 dimana 11,1% kematian pada sirosis
hati disebabkan oleh alkohol.44 Di Skotlandia pada periode tahun 2004/2005 terdapat
6.027 penderita penyakit hati akibat alkohol dan 18,5% menderita sirosis hati.38
Hasil penelitian Coon dkk. (2008) di Nottingham dengan desain cohort, RR pada
peminum alkohol 2,34 untuk terkena kanker hati, RR HBV yaitu 6,41 dan RR HCV
yaitu 1,39.
Infeksi Hepatitis Virus B (HBV) merupakan penyebab utama hepatitis akut,
hepatitis kronis, sirosis hati, dan kanker hati di seluruh dunia. Perkiraan jumlah karier
di Amerika Serikat adalah sekitar 800.000 hingga 1 juta orang. Sekitar 25% dari
karier ini berkembang menjadi hepatitis kronik aktif, yang seringkali berlanjut
menjadi sirosis. Diperkirakan 25 hingga 40% penderita HBV akut sangat berisiko
mengalami sirosis dan karsinoma hepatoseluler. Hepatitis kronis terjadi pada sekitar
80% dari semua orang yang terinfeksi HCV, dan sekitar 70% berkembang menjadi
sirosis hati.
39
18 Dari hasil pemantauan berkala, sejak timbulnya Hepatitis C akut
menjadi sirosis hati rata- rata memakan waktu sekitar 17 tahun.4 Menurut hasil
penelitian Soeliadi di RS Dr. Sardjito dan RS Panti Rapih pada tahun 1992
menemukan bahwa dari 172 penderita penyakit hati terdapat 25,58% penderita
dengan HbsAg positif dan anti hepatitis virus C positif sebesar 41,27%.36
Berdasarkan data profil esehatan Indonesia, pada tahun 2003 Insiden hepatitis B di
Indonesia yaitu 14 per 100.000 penduduk.40 Pada tahun 2008, prevalens hepatitis C di
Indonesia 3 per 100.000 penduduk, dengan prevalens tertinggi di provinsi DKI
Jakarta yaitu 31 per 100.000 penduduk.37 Menurut hasil penelitian Nur Aisyah di
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
-
RSU Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2002-2006 terdapat 669 penderita sirosis hati.
Dari 251 penderita terdapat 56,6% penderita yang memiliki riwayat hepatitis.10 Hasil
penelitian Karina (2007) di RSUP Dr. Kariadi Semarang menemukan dari 36
penderita sirosis hati, 52,8% memiliki riwayat Hepatitis B dan 25% dengan riwayat
Hepatitis C.
Berdasarkan data mengenai distribusi penyakit sistem cerna pasien rawat inap
Indonesia tahun 2004, sirosis hati merupakan penyebab kematian pertama dengan
Case Fatality Rate (CFR) tertinggi yaitu 14,1% dengan sex ratio antara laki-laki
penderita sirosis hati dan perempuan penderita sirosis hati yaitu 1,9:1.
33
9 Berdasarkan
data Depkes RI (2005) di Indonesia pada tahun 2004 terdapat 9.441 penderita sirosis
hati dengan proporsi 0,4% dan merupakan penyebab kematian ke-21 dari 50
penyebab kematian dengan jumlah kematian 1.336 orang (PMR 1,2%).
Menurut hasil penelitian Durrotul Djanah tahun 2003 di RSUP Dr. Kariadi
Semarang diketahui dari 56 pasien sirosis hati proporsi berdasarkan jenis kelamin
pada laki-laki 36 orang (64,3%) dan perempuan 20 orang (35,7%), dan proporsi
berdasarkan umur tertinggi pada umur 41-50 yaitu 42 orang (76,8%).
31,32
26 Menurut hasil
penelitian Mariadi & I Dewa tahun 2006 di RS Sanglah Denpasar diketahui dari 52
pasien sirosis hati proporsi berdasarkan jenis kelamin pada laki-laki yaitu 39 orang
(75%) dan perempuan 13 orang (25%).
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di RSUD Sidikalang tahun
2007-2011 diketahui bahwa jumlah pasien rawat inap sirosis hati terdapat 115
penderita dengan rincian 25 penderita (21,7%) tahun 2007, 22 penderita (19,1%)
tahun 2008, 23 penderita (20%) tahun 2009, 24 penderita (20,9%) tahun 2010, 21
34
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
-
penderita (18,3%) tahun 2011. Di Sidikalang, mayoritas penduduk adalah suku Batak
yang memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol yang merupakan salah satu dari
faktor risiko sirosis hati. Berdasarkan data diatas, maka perlu dilakukan penelitian
tentang karakteristik penderita sirosis hati di RSUD Sidikalang tahun 2007-2011.
1.2. Perumusan Masalah
Belum diketahuinya karakteristik penderita sirosis hati yang dirawat inap di
RSUD Sidikalang Tahun 2007-2011.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik penderita sirosis hati yang dirawat inap di
RSUD Sidikalang tahun 2007-2011
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita sirosis hati berdasarkan
sosiodemografi antara lain, jenis kelamin, umur, suku, agama, pendidikan,
pekerjaan, sumber biaya dan tempat tinggal.
b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita sirosis hati berdasarkan keluhan
utama.
c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita sirosis hati berdasarkan jenis
komplikasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
-
d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita sirosis hati berdasarkan lama
rawatan
f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita sirosis hati berdasarkan keadaan
sewaktu pulang.
g. Untuk mengetahui distribusi proporsi jenis kelamin penderita sirosis hati
berdasarkan umur
h. Untuk mengetahui distribusi proporsi umur penderita sirosis hati berdasarkan jenis
komplikasi.
i. Untuk mengetahui distribusi proporsi jenis komplikasi penderita sirosis hati
berdasarkan keluhan utama.
j. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita sirosis hati berdasarkan keluhan
utama
k. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita sirosis hati berdasarkan jenis
komplikasi
l. Untuk mengetahui distribusi proporsi jenis komplikasi berdasarkan keadaan
sewaktu pulang
m. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita sirosis hati berdasarkan
keadaan sewaktu pulang
1.4. Manfaat Penelitian
a. Sebagai bahan masukan bagi pihak RSUD Sidikalang dalam usaha peningkatan
pelayanan kesehatan bagi penderita sirosis hati
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
-
b. Sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan penulis tentang sirosis hati
sekaligus untu menerapkan ilmu yang diperoleh penulis selama perkuliahan di
FKM USU.
c. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang membutuhkan data penelitian ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA