chapter i_2.pdf
DESCRIPTION
Chapter I_2.pdfTRANSCRIPT
-
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Operasi Caesar atau Sectio Caesaria adalah proses persalinan yang
dilakukan dengan cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding
uterus melalui dinding depan perut atau vagina atau seksio caesaria adalah suatu
histerektomi untuk melahirkan janin dari dalam mulut rahim. Operasi ini
dilakukan ketika proses persalinan normal melalui jalan lahir tidak
memungkinkan dikarenakan komplikasi medis (Depkes RI, 2007).
Badan Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa angka persalinan
dengan bedah caesar adalah sekitar 10% sampai 15%, dari semua proses
persalinan di negara-negara berkembang. Pada tahun 2003, di Kanada memiliki
angka 21%, Britania Raya 20% dan Amerika Serikat 23%, dengan berbagai
pertimbangan seringkali proses bedah caesar dilakukan bukan karena komplikasi
medis saja, melainkan permintaan dari beberapa pasien dikarenakan tidak ingin
mengalami nyeri waktu persalinan normal (Wikipedia, 2009). Angka kejadian
seksio caesaria di RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta, tahun 1999-2000,
menyebutkan bahwa 30% dari 404 persalinan perbulan merupakan persalinan
seksio caesaria (Kasdu, 2003).
Dari hasil penelitian Bensons dan Pernolls, yang dikutip oleh Safitri
(2008), menjelaskan dimana angka kesakitan dan kematian ibu pada tindakan
operasi seksio caesaria labih tinggi dibandingkan persalinan normal, dimana
angka kematian pada operasi seksio caesaria adalah 40-80 tiap 100.000 kelahiran
Universitas Sumatera Utara
-
hidup, angka ini menunjukkan risiko 25 kali lebih besar dibandingkan persalinan
normal.
Nyeri yang dirasakan ibu pasca seksio caesaria berasal dari luka yang
terdapat dari perut (Kasdu, 2003). Nyeri adalah pengalaman sensori dan
emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual
atau potensial. Tingkat dan keparahan nyeri pasca operatif terganggu pada
fisiologis dan psikologis individu dan toleransi yang ditimbulkan nyeri
(Brunner & Suddart, 2002).
Rasa nyeri berbeda pada setiap individu. Melalui pengalaman nyeri,
manusia mengembangkan beraneka mekanisme untuk mengatasi nyeri.
Kemungkinan nyeri dapat menginduksi ketakutan, sehingga timbul kecemasan
yang berakhir dengan kepanikan, maupun keletihan dan kurang tidur dapat
memperberat nyeri selama persalinan (Bobak, 2004).
Fenomena yang terjadi di lapangan bahwa perawat perlu melakukan
pendekatan penatalaksanakan nyeri sehingga dapat memahami nyeri yang klien
rasakan dan dapat memberikan terapi yang sesuai. Scott (1994) yang dikutip oleh
Potter & Perry (2005) menjelaskan bahwa pengkajian rasa tidak nyaman klien dan
evaluasi terapi untuk menghilangkan rasa nyeri menggunakan skala nyeri yang
merupakan metode efektif dalam fungsi keperawatan yaitu untuk penatalaksanaan
pasca operatif, mengevaluasi respons klien terhadap pemberian analgesik dan
mendokumentasikan beratnya nyeri secara objektif.
Penatalaksanaan nyeri efektif tidak hanya mengurangi
ketidaknyamanan fisik tetapi juga meningkatkan mobilisasi lebih awal dan
membantu klien kembali bekerja lebih dini, mengurangi kunjungan klinik,
Universitas Sumatera Utara
-
memperpendek masa hospitalisasi dan mengurangi biaya peralatan kesehatan
(Potter & Perry, 2005).
Menurut Simpson (2001), keahlian perawat dalam berbagai strategi
penanganan rasa nyeri adalah hal yang sangat penting, tapi tidak semua perawat
meyakini atau menggunakan pendekatan non farmakologis untuk menghilangkan
rasa nyeri ketika merawat wanita yang menjalani persalinan karena kurangnya
pengenalan teknik non farmakologis, maka perawat harus mengembangkan
keahlian dalam berbagai strategi dalam penanganan rasa nyeri.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti pada tanggal
05 Juni 2009, penatalaksanaan nyeri yang dilakukan oleh perawat dan bidan
di Rumah Sakit Umum Sundari, yaitu dengan pemberian analgetika untuk
mengurangi nyeri setelah pasca operasi seksio caesaria dan memberikan
perawatan pasca operasi yang efisien yaitu anjuran melakukan mobilisasi segera
mungkin, mengatur posisi yang nyaman, mengajarkan teknik relaksasi pernapasan
perawatan luka operasi dan melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
terapi.
Berdasarkan rincian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang pengetahuan perawat dan bidan dalam penatalaksanaan nyeri
pasien pasca operasi seksio caesaria.
1.2. Pertanyaan Penelitian.
Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan perawat dan
bidan dalam penatalaksanaan nyeri pasien pasca operasi seksio caesaria di Rumah
Sakit Umum Sundari Medan.
Universitas Sumatera Utara
-
1.3. Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang
pengetahuan perawat dan bidan dalam penatalaksanaan nyeri pasien pasca operasi
seksio caesaria di Rumah Sakit Umum Sundari Medan.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil yang diharapkan penelitian ini adalah:
1.4.1. Praktek Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan informasi pada
perawat dan tenaga kesehatan lainnya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
tentang penatalaksanaan nyeri pasien pasca operasi seksio caesaria.
1.4.2. Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau
sumber informasi yang berguna bagi mahasiswa keperawatan maupun kebidanan
dan bahan pengajaran dalam mata kuliah keperawatan maternitas, khususnya
tentang pengetahuan perawat dan bidan dalam penatalaksanaan nyeri pasien pasca
operasi seksio caesaria.
1.4.3. Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan informasi dan
data dasar untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara