chapter i susanto

7
PENDAHULUAN Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang paling penting bagi Bangsa Indonesia. Pertanian merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat Indonesia. Sampai saat ini sektor pertanian sebagai salah satu sektor andalan bagi perekonomian negara kita. Namun, pada umumnya usaha pertanian masih dilakukan secara tradisional, dikerjakan pada lahan-lahan yang sempit dan pemanfaatan lahannya tidak optimal, sehingga hasilnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya itu sendiri, bahkan kadang-kadang tidak mencukupi (Ekstensi, 2003). Sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan penting karena bertujuan selain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, juga merupakan sektor andalan penyumbang devisa negara dari sektor non migas. Besarnya kesempatan kerja yang dapat diserap dan besarnya jumlah penduduk yang masih bergantung pada sektor ini masih perlu terus ditumbuh kembangkan. Dibalik peranan sektor pertanian yang semakin penting, keadaan sumber daya manusia yang berada disektor ini masih memprihatinkan karena sebagian besar masih tergolong berkualitas rendah. Sekitar 69% penduduk yang berada di sektor ini tergolong miskin, diantaranya 82% berada di pedesaan (Noor, 1996). Sektor pertanian dengan produksi berbagai komoditas bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan nasional, telah mnunjukkan kontribusi yang UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

Upload: susanto-diningrat

Post on 17-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

penelitian

TRANSCRIPT

  • PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Pertanian merupakan sektor yang paling penting bagi Bangsa

    Indonesia. Pertanian merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat

    Indonesia. Sampai saat ini sektor pertanian sebagai salah satu sektor andalan

    bagi perekonomian negara kita. Namun, pada umumnya usaha pertanian

    masih dilakukan secara tradisional, dikerjakan pada lahan-lahan yang sempit

    dan pemanfaatan lahannya tidak optimal, sehingga hasilnya hanya cukup

    untuk memenuhi kebutuhan keluarganya itu sendiri, bahkan kadang-kadang

    tidak mencukupi (Ekstensi, 2003).

    Sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang

    peranan penting karena bertujuan selain menyediakan pangan bagi seluruh

    penduduk, juga merupakan sektor andalan penyumbang devisa negara dari

    sektor non migas. Besarnya kesempatan kerja yang dapat diserap dan besarnya

    jumlah penduduk yang masih bergantung pada sektor ini masih perlu terus

    ditumbuh kembangkan. Dibalik peranan sektor pertanian yang semakin

    penting, keadaan sumber daya manusia yang berada disektor ini masih

    memprihatinkan karena sebagian besar masih tergolong berkualitas rendah.

    Sekitar 69% penduduk yang berada di sektor ini tergolong miskin, diantaranya

    82% berada di pedesaan (Noor, 1996).

    Sektor pertanian dengan produksi berbagai komoditas bahan pangan

    untuk memenuhi kebutuhan nasional, telah mnunjukkan kontribusi yang

    UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

  • sangat signifikan. Kebutuhan pangan akan terus meningkat dalam jumlah,

    keragaman, dan mutunya, seiring dengan perkembangan populasi kualitas

    hidup masyarakat. Jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar, sekitar 204

    jiwa dan terus bertambah 1,6% per tahun, membutuhkan ketersediaan pangan

    yang cukup besar, yang tentunya akan memerlukan upaya dan sumber daya

    yang besar untuk memenuhinya (Suryana, 2003).

    Untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi pedesaan, strategi

    pembangunan pedesaan haruslah berbasiskan pertanian. Agar kesempatan

    berusaha, kesempatan kerja, dan penciptaan nilai tambah di pedesaan dapt

    ditingkatkan. Basis pembangunan pertanian pedesaan diperluas pada kegiatan-

    kegiatan yang mempunyai keterkaitan yang erat dengan pertanian. Strategi

    pembangunan pedesaan ini dapat disebut dengan pendekatan pembangunan

    sistem agribisnis. Tampaknya pendekatan ini merupakan salah satu alternatif

    yang mendapat banyak dukungan, baik dari para akademisi dan praktisi

    (Mubyarto, 1984).

    Pembangunan pertanian pada dasarnya adalah suatu upaya untuk

    meningkatkan kualitas hidup petani. Peningkatan ini dapat dicapai melalui

    strategi investasi dan kebijakan pengembangan profesional dan produktivitas

    tenaga kerja pertanian, selain itu pengembangan pertanian dapat dilakukan

    dengan upaya pengembangan sarana dan prasarana ekonomi, pengembangan

    IPTEK disertai dengan penataan dan pengembangan kelembagaan pedesaan

    secara konseptual maupun empiris. Dengan upaya ini maka, sektor pertanian

    layak dijadikan sumber sektor andalan ekonomi secara nasional termasuk dala

    UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

  • m meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani (Badan Penelitian dan

    Pengembangan Pertanian, 2000).

    Adanya perkembangan terus menerus dibidang ilmu pengetahuan dan

    teknologi pangan yang begitu pesat, memungkinkan meningkatnya produksi

    baik dalam hal kualitas maupun kuantitas. Walaupun demikian, peningkatan

    produksi ini masih terus diimbangi oleh laju pertumbuhan jumlah penduduk

    yang cukup tinggi. Inilah yang menjadi permasalahan yang khususnya bagi

    para petani yang mengusahakan tanaman padi (AAK,1990).

    Salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha peningkatan

    produksi pertanian melalui panca usahatani adalah pengairan. Air adalah salah

    satu syarat mutlak bagi kehidupan dan pertumbuhan tanaman. Air dapat dari

    hujan atau mendapatkan air secukupnya, tidak kurang tetapi juga tidak terlalu

    banyak. Pengairan meliputi pengaturan kebutuhan air bagi tanaman di

    dalamnya juga termasuk drainase. Pengairan sering disebut irigasi yang terdiri

    dari irigasi teknis, setengah teknis, dan irigasi sederahana (Mubyarto, 1985).

    Pengairan (irigasi) adalah pemberian air secara sengaja dan teratur

    pada sebidang lahan tanaman. Tujuan utama pengairan adalah menyediakan

    air bagi tanaman. Dengan pengairan, tersedia air yang cukup dalam suatu

    priode apabila curah hujan alami berkurang. Dalam kondisi kekurangan air,

    pengairan berbasis menambah unsur air dalam tingkat siklus air sehingga

    menjadi tersedia bagi pertumbuhan tanaman. Dalam kondisi jumlah air

    tersebut berlebihan, kelebihan air dapat dibuang sehingga tidak terjadi

    genangan yang akan merugikan pertumbuahan tanaman. Pembuangan air

    UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

  • tersebut drainase. Cadangan air yang berjumlah banyak akan dipergunakan

    untuk pertubuhan tanaman dalam waktu lama untuk masa mendatang, dan

    disimpan dalam simpanan cadangan air. Sumber cadangan air tersebut perlu

    mendapat perlindungan atau konservasi (Supradjo, 1993).

    Pengertian irigasi secara umun yaitu pemberian air kepada tanah

    dengan maksud untuk memasok lengas esensial bagi pertumbuhan tanaman

    (Hansen, dkk, 1990). Tujuan irigasi kemudian dirinci lebih lanjut, yaitu;

    (1) menjamin keberhassilan produksi tanaman dalam mengahdapi kekeringan

    jangka pendek, (2) mendinginkan tanah dan atmosfir sehingga akrab untuk

    pertumbuhan tanaman, (3) mengurangi bahaya kekeringan, (4) mencuci atau

    melarutkan garam dalam tanah, (5) mengurangi bahaya penimpaan tanah,

    (6) melunakkan lapisan olah dan gumpalan-gumpalan tanah, dan (7) menunda

    pertunasan dengan cara pendinginan lewat evaporasi. Tujuan umum irigasi

    tersebut secara implisit mencakup pula drainase pertanian, terutama yang

    berkaitan dengan tujuan mencuci dan melarutkan garam dalam tanah

    (Pusposutardjo, 2001).

    Disamping sawah irigasi terdapat juga sawah tadah hujan yaitu sawah

    yang hanya mendapatkan air dari air hujan. Sawah tadah hujan biasanya

    diusahakan untuk tanaman padi hanya pada musim hujan. Pada sawah tadah

    hujan pengembangahan lahan dimulai dengan pembukaan areal hutan atau

    semak belukar menjadi lahan yang siap ditanami., kemudian usaha perataan

    tanah dan pembuatan pematang untuk memungkinkan air hujan dapat

    ditampung lebih lama untuk tujuan budidaya tanaman padi. Sedangkan sawah

    irigasi, penyediaan air tidak mencukupi dan tidak menentu, menyebabkan

    UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

  • manusia mengembangkan irigasi untuk tujuan memberikan air irigasi kepada

    sawah lahan tadah hujan (Pasandaraan, 1991).

    Air untuk tanaman padi di lahan tadah hujan sangatlah sulit diatur

    karena sumber air berasal dari air hujan yang datangnya tidak tentu,

    tergantung keadaan cuaca. Pada saat musim hujan, sering air berlimpah,

    sedangkan pada musim kemarau, sering kali kekurangan air bahkan tidak ada

    air. Keadaan air di lahan tadah hujan dapat dikendalikan dengan teknologi

    embung. Embung merupakan tempat untuk menampung air pada musim

    hujan. Air tersebut kemudian didistribusikaan pada saat diperlukan. Dari segi

    fungsi, embung merupakan danau-danau air yang besar karena tidak saja

    merupakan sumber air bagi tanaman, tetapi bagi manusia dan juga ternak.

    Namun, perbedaannya dengan danau atau bendungan terletak pada sumber

    airnya. Sumber air danau berasal dari mata air yang keluar dari dalam tanah,

    Sedangkan sumber air embung dari hujan. Embung juga dapat berfungsi

    sebagai penahan banjir dan tempat pemeliharaan ikan (Suprayono, 1997).

    Disamping banyak hal yang menggembirakan dari hasil pembangunan

    irigasi namun masih banyak pula hal-hal yang harus disempurnakan agar

    investasi tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal oleh petani pemakai air

    khususnya, maupun negara pada umumnya. Kalau ditinjau bahwa irigasi yang

    dikembangkan merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan pelayanan

    pada masyarakat guna meningkatkan kemampuan berusahatani (Kaslan,

    1991).

    UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

  • Berdasarkan survey dilapangan bahwa produksi usahatani padi sawah

    irigasi lebih tinggi dari pada usahatani padi sawah tadah hujan. Sehubungan

    dengan penjelasan diatas peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian

    secara ilmiah tentang perbandingan usahatani padi sawah irigasi dan tadah

    hujan di Kelurahan Paluh Kemiri dan Desa Bakaran Batu Kecamatan Lubuk

    Pakam Kabupaten Deli Serdang.

    Identifikasi Masalah

    Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat diidentifikasi

    beberapa masalah sebagai berikut: Bagaimana pengelolaan usahatani padi

    sawah sistem irigasi dengan padi sawah sistem tadah hujan, apakah ada

    perbedaan biaya usahatani padi sawah sistem irigasi dengan padi sawah sistem

    tadah hujan, apakah ada perbedaan produksi, produktivitas

    usahatani, penerimaan dan pendapatan, antara usahatani padi sawah sistem

    irigasi dengan padi sawah sistem tadah hujan, apakah ada masalah-masalah

    yang dihadapi dalam mengelola usahatani padi sawah sistem irigasi dengan

    padi sawah sistem tadah hujan, apa upaya-upaya yang dilakukan untuk

    mengatasi masalah-masalah yang dihadapi petani padi sawah sistem irigasi

    dengan padi sawah sistem tadah hujan di daerah penelitian.

    Tujuan penelitian

    Sesuai dengan identifikasi masalah maka tujuan penelitian adalah

    untuk mengetahui bagaimana pengelolaan uasahtani padi sawah sistem irigasi

    dengan padi sawah sistem tadah hujan, untuk mengetahui apakah ada

    perbedaan biaya usahatani padi sawah sistem irigasi dengan padi sawah sistem

    UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

  • tadah hujan, untuk mengetahui apakah ada perbedaan produksi, produksi,

    prodiktivitas usahatani,penerimaan dan pendapatan antara usahatani padi

    sawah sistem irigasi dengan padi sawah sistem tadah hujan, untuk mengetahui

    apakah ada masalah-masalah yang dihadapi dalam mengelola usahatani padi

    sawah sistem irigasi dengan padi sawah sistem tadah hujan,untuk mengetahui

    apa upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang

    dihadapai petani padi sawah sistem irigasi dengan padi sawah sistem tadah

    hujan di daerah penelitian.

    Kegunaan Penelitian

    Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan

    bagi para pengambil keputusan dan kebijakan dalam peningkatan usahatani

    padi sawah sistem irigasi dan padi sawak sistem tadah hujan, sebagai bahan

    masukan bagi para petani yang mengusahakan usahatani padi sawah sistem

    irigasi dan padi sawah sistem tadah hujan di daerah penelitian, dan sebagai

    bahan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

    UNIVERSITAS SUMATRA UTARA