chapter i of pendidikan motivasi
DESCRIPTION
Pengaruh Tingkat Pendidikan, Motivasi, Usia dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Perawat Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan Disusun dalam rangka mencapai gelar sarjana.TRANSCRIPT
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era pasar bebas sekarang ini, rumah sakit mempunyai peran yang
penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sebagai
usaha bidang jasa, keunggulan dalam faktor pelayanan menjadi sebuah
tuntutan. Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bentuk pelayanan
yang diberikan kepada pasien oleh sebuah tim termasuk tim keperawatan.
Kinerja keperawatan yang kurang baik disebabkan oleh kualitas
pendidikan perawat yang rendah dan kurangnya pengalaman kerja perawat.
Kepuasan pasien dapat menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan rumah sakit
tersebut dalam memberikan pelayanan. Hal ini berarti menunjukkan
keberhasilan rumah sakit dalam mengelola Sumber daya manusia (SDM).
Artinya SDM yang berkualitas serta memiliki sikap dan keterampilan yang
baik, maka pasien akan merasa puas.
Upaya memaksimalkan kualitas SDM dapat dimulai dari pemilihan
tenaga kerja yang berpengalaman dengan tingkat pendidikan yang sesuai serta
disiplin dalam bekerja. Melalui pengalaman kerja yang memadai karyawan
memiliki kompetensi untuk bersaing, terlebih lagi pada persaingan global dan
tuntutan konsumen yang semakin yang beragam. Seperti pendapat Nitisemito
(2006 : 62) bahwa manivestasi fungsi pengembangan tenaga kerja, sumber
daya manusia yang dimiliki organisasi harus memperhatikan tingkat
pendidikan dan pengalaman kerja dengan sebaik-baiknya.
Universitas Sumatera Utara
Dengan adanya SDM yang baik maka akan terciptalah kinerja yang baik
bagi suatu perusahaan atau rumah sakit. Untuk meningkatkan kinerja perlu
adanya motivasi kerja. Motivasi merupakan kekuatan pendorong yang akan
mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan kepuasan dirinya.
Praktik pelayanan keperawatan di banyak Rumah Sakit Umum Daerah
belum mencerminkan praktik pelayanan professional. Metode pemberian
asuhan keperawatan yang dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada
upaya pemenuhan kebutuhan pasien, melainkan lebih berorientasi pada
pelaksanaan tugas. Berdasarkan penelitian oleh Toyib (2005), ditemukan
banyak sekali keluhan dari pasien maupun keluarganya tentang ketidakpuasan
dalam penerimaan asuhan keperawatan, baik dari pintu masuk rumah sakit
yaitu Unit Gawat Darurat(UGD) sampai instalasi rawat inap.
Keluhan masyarakat terhadap perawat adalah administrasi yang
berbelit-belit, perawat yang kurang terampil dalam asuhan keperawatan,
kurang tanggap dan tidak menidaklanjuti keluhan dari pasien, kurangnya
koordinasi antara perawat satu dengan yang lain, dan perawat yang
memperlihatkan ekspresi wajah yang kurang ramah tamah terhadap pasien
maupun keluarganya.
Pengukuran kinerja karyawan digunakan sebagai sarana manajemen
untuk menganalisis dan mendorong efisiensi, maka peningkatan kenerja akan
memberikan kemampaun yang lebih besar bagi perusahaan untuk
memperbaiki pengupahan karyawannya, yang kemudian akan mendorong
kegairahan dan semangat kerja karyawan.
Universitas Sumatera Utara
Tingkat pendidikan, motivasi, usia dan pengalaman kerja karyawan baik
baru maupun lama merupakan sebagian faktor yang dapat mempengaruhi
kinerja dalam mengembangkan dan meningkatkan profesionalisme karyawan
dalam pekerjaannya dan menyesuaikan diri dengan perubahan dan
pengembangan yang berlangsung sekarang ini. Dengan demikian jelaslah,
bahwa tingkat pendidikan, motivasi, usia dan pengalaman kerja mempunyai
peranan yang penting bagi perusahaan karena akan mempengaruhi tingkat
kinerja karyawannya.
Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi kinerja perawat, maka
dalam penelitian ini penulis memilih judul “PENGARUH TINGKAT
PENDIDIKAN, MOTIVASI, USIA DAN PENGALAMAN KERJA
TERHADAP KINERJA PERAWAT PADA RUMAH SAKIT UMUM
Dr.PIRNGADI MEDAN”
Universitas Sumatera Utara
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Apakah tingkat pendidikan, motivasi, usia dan pengalaman kerja berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja perawat?
C. Kerangka Konseptual
Untuk mengetahui masalah yang akan dibahas, perlu adanya kerangka
pemikiran yang merupakan landasan dalam meneliti masalah untuk
menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu penelitian,
kerangka konseptual dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut :
Gambar 1.1 Kerangka pemikiran Sumber : Ahmadi, Abu dan Nur Ubbiyati (2001 ), Sunarto (2005), Syukur (2001),
Dessler (2001) (diolah peneliti)
TINGKAT PENDIDIKAN
MOTIVASI
USIA
PENGALAMAN KERJA
KINERJA PERAWAT
Universitas Sumatera Utara
Keterangan :
Variabel dalam konsep ini adalah :
1. Variabel Independent adalah variabel yang mempengaruhi yaitu tingkat
pendidikan ( X1 ), motivasi ( X2 ), usia ( X3 ) dan pengalaman kerja ( X4 ).
2. Variabel Dependent adalah variabel yang dipengaruhi yaitu kinerja
perawat ( Y ).
D. Hipotesis
Tujuan menggunakan hipotesis adalah agar fokus pada informasi atau data
yang diperlukan bagi pengujian hipotesis.
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Bahwa tingkat pendidikan, motivasi, usia dan pengalaman kerja
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perawat.
2. Bahwa tingkat pendidikan mempunyai pengaruh yang paling dominan
terhadap kinerja perawat.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
a. Untuk menganalisis pengaruh tingkat pendidikan, motivasi, usia dan
pengalaman kerja terhadap kinerja perawat.
b. Untuk menganalisis faktor mana yang lebih dominan antara tingkat
pendidikan, motivasi, usia dan pengalaman kerja terhadap kinerja
perawat.
Universitas Sumatera Utara
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
a. Bagi Perusahaan
Memberikan masukan pada pihak perusahaan dalam
menentukan kebijakan demi kemajuan rumah sakit, terutama
mengenai perekrutan tenaga kerja.
b. Bagi penulis
Menambah khasanah pengetahuan dan dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan khususnya terhadap sumber daya manusia. Sehingga dapat
mengaplikasikan ilmunya jika sudah terjun didunia kerja.
c. Bagi pihak lain
Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi yang menjadi
perbandingan dalam melakukan penelitian sejenisnya di masa yang akan
datang.
F. Metode Penelitian
1. Batasan Operasional
Pembahasan skripsi terfokus pada pokok permasalahan yang terdiri dari 4
(empat) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat. Variabel bebas
(independent) adalah variabel tingkat pendidikan, motivasi, usia dan
pengalaman kerja sedangkan variabel terikat (dependent) yaitu kinerja
perawat pada rumah sakit umun (RSU) Dr. Pirngadi Medan.
Universitas Sumatera Utara
2. Definisi Operasional Variabel
Untuk lebih jelas mengenai operasional variabel dapat dilihat pada Tabel 1.1
Tabel 1.1 Defenisi operasional variabel
Variabel Defenisi Indikator Skala
Tingkat pendidikan
(X1)
Segala usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana melalui lembaga-lembaga formal maupun non-formal untuk mengembangkan kualitas sumber daya agar memiliki pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat dimanfaatkan bagi dirinya dan lingkungannya.
a. pendidikan persekolahan/ formal
b. Pendidikan luar sekolah/ non-formal
Likert
Motivasi (X2)
Keinginan seseorang yang mendorong untuk beraktivitas karena akan membawa pada keadaan yang lebih memuaskan daripada keadaan sekarang.
a. Dorongan material b. Kesempatan untuk
mendapatkan kehormatan c. Syarat-syarat pekerjaan
yang diiginkan d. Kebanggaan akan
pekerjaan e. Kesenangan individu
dalam hubungan sosial dan organisasi
f. Keikutsertaan karyawan dalam kegiatan penting perusahaan
Likert
Usia (X3)
Penduduk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun atau lebih) yang masih sekolah, mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan lainnya.
a. Muda/Remaja b. Dewasa c. Tua Likert
Pengalaman
Kerja (X4)
Lamanya seseorang melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuannya.
a. Waktu b. Frekuensi c. Jenis Tugas d. Penerapan
Likert
Kinerja (Y)
Cara pengukuran kontribusi-kontribusi dari individu dalam instansi yang dilakukan terhadap organisasi. Nilai penting dari penilaian kinerja adalah menyangkut penentuan tingkat kontribusi individu atau kinerja yang diekspresikan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
a. Kualitas Kerja b. Kuantitas Kerja c. Tanggung jawab d. Inisiatif e. Kedisiplinan
Likert
Sumber : Ahmadi, Abu dan Nur Ubbiyati (2001), Sunarto (2005), Syukur (2001) Dessler (2001), Data diolah (2010)
Universitas Sumatera Utara
3. Skala Pengukuran Variabel
Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah
seperangkat pertanyaan tentang variabel tingkat pendidikan, motivasi, usia,
pengalaman kerja dan kinerja perawat.
Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah variabel tingkat
pendidikan, motivasi, usia, pengalaman kerja dan kinerja perawat dengan
menggunakan skala Likert. Variabel yang diukur dijabarkan dalam indikator -
indikator yang kemudian dijadikan item - item instrumen yang berupa
pernyataan (Sugiyono, 2005:86).
Tabel 1.2 Operasionalisasi pembobotan skala Likert
No. Skala pengukuran Bobot
1. Sangat tidak setuju 1
2. Tidak setuju 2
3. Kurang setuju 3
4. Setuju 4
5. Sangat setuju 5
Sumber : Sugiyono (2005:86)
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit Dr.Pirngadi Medan Jl.Prof.Dr.Hm
Yamin SH No.147 Medan, sedangkan waktu penelitian dimulai dari bulan Juli
2010 sampai Agustus 2010.
Universitas Sumatera Utara
5. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono,2005:72). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perawat Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan, Yang berjumlah 600
orang.
b. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diteliti. Apabila populasi
lebih dari 100, maka jumlah sampel dapat diambil dengan menggunakan
rumus Slovin (Umar 2008:78). Jadi, berdasarkan Rumus Slovin Jumlah
Sampel yang dapat diambil sebanyak 90 orang, Sedangkan teknik
penelitian ini menggunakan teknik random sampling, yaitu pengambilan
sampel secara acak.
n = N/1+N.e2
dimana : n = Jumlah sampel N = Ukuran populasi e = Taraf kesalahan yaitu 10% Populasi (N) berjumlah 600 0rang, sehingga jumlah sampel adalah : n= 600/1+(600 x 0,12)
= 85,71
= 90 orang
Universitas Sumatera Utara
6. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini mempergunakan 2(dua) jenis data untuk memecahkan masalah
yaitu :
a. Data primer
Data primer adalah sumber data yang diperoleh atau dikumpulkan secara
langsung dilapangan oleh seorang yang melakukan penelitian atau yang
bersangkutan yang memerlukannya (Sugiyono, 2005 :129). Dalam hal ini
data primer yang diperlukan meliputi data mengenai asas pendidikan, asas
motivasi, asas usia, asas pengalaman kerja, dan asas kinerja serta jenis
kelamin, usia, status kawin, tingkat pendidikan dan masa kerja perawat.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari
Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan dalam bentuk literatur-literatur
dibuku yang ada hubungan dengan penelitian ini.
7. Teknik pengumpulan data
a. Observasi
Yaitu pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung
pada Rumah Sakit dan melakukan pencatatan secara cermat dan
sistematik.
Universitas Sumatera Utara
b. Kuesioner
Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan seperangkat daftar
pertanyaan atau kuesioner kepada responden sampel yang dianggap
memenuhi kriteria yang telah di tentukan sebelumnya.
c. Studi dokumentasi
Yaitu pengumpulan data dan informasi dari buku-buku, jurnal, internet dan
sumber data lain yang berhubungan dengan objek penelitian, yang
nantinya data tersebut digunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan
terhadap hasil dilapangan.
8. Uji Validitas dan Realibilitas
Untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik, sudah
semestinya jika rangkaian penelitian yang dilakukan harus baik juga.
Perencanaan yang matang mutlak diperlukan, dan alat-alat yang digunakan
juga harus dalam kondisi yang baik pula. Oleh karena itu seringkali sebelum
penelitian dilakukan, alat-alat yang digunakan diuji coba terlebih dahulu.
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur data valid atau tidak valid
dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur. Pengujian pada 30 perawat
rumah sakit Dr. Pirngadi Medan Jl.Prof.Dr. Hm Yamin SH.no.147 Medan
yang bukan sampel. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Software
SPSS (Statistic Package For The Social Science) 14.0, dengan kriteria sebagai
berikut :
(1) Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid
Universitas Sumatera Utara
(2) Jika rhitung < rtabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid
b) Uji Reliabilitas
Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 14.0,
butir pertanyaan yang sudah valid dalam uji validitas ditentukan
reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :
(1) Jika ralpha > rtabel maka pertanyaan reliabel
(2) Jika ralpha < rtabel maka pertanyaan tidak reliabel
9. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik.
a. Metode Analisis deskriptif
Metode analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data
yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian
diinterpretasikan secara objektif untuk beroleh gambaran tentang masalah
yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan.
b. Metode Analisis Statistik
1) Analisis regresi linear berganda
Analisis ini untuk mengetahui pengaruh suatu variabel kinerja
dihubungkan dengan variabel tingkat pendidikan, usia dan motivasi
serta pengalaman kerja. Adapun model persamaan yang digunakan
adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Dimana :
Universitas Sumatera Utara
Y = Kinerja Perawat
a = Konstanta
b1- b4 = Koefisien Regresi berganda
X1 = Tingkat pendidikan
X2 = Motivasi
X3 = Usia
X4 = Pengalaman kerja
e = Standart error (kesalahan prediksi)
Adapun syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi
berganda sebelum data dianalisis adalah sebagai berikut :
a) Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah variabel dependen,
independen, atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau
tidak (Umar, 2008: 181). Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi
normal atau mendekati normal. Mendeteksi apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Hal ini dapat dilihat dengan menggambarkan
penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, model regresi memenuhi
asumsi normalitas. Uji kenormalan data juga dilakukan dengan Uji
Kolmogrv-Smirnov terhadap uji standar residual hasil persamaan regresi.
Apabila probabilitas hasil Uji Kolmogrov-Smirnov lebih besar dari 5 %,
maka data tersebut berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
b) Uji Multikolinearitas
Uji multikolonieritas untuk mengetahui apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Umar, 2008:177).
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari
besarnya nilai Variance Inflation Factor (VIF) dengan ketentuan :
Bila VIF > 5 maka terdapat masalah multikolinearitas yang serius.
Bila VIF < 5 maka tidak terdapat masalah multikolinearitas yang serius.
c) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah
model regresi linear terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun
negatif antar data yang ada pada variabel-variabel penelitian (Umar,
2008:182). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa autokorelasi terjadi
jika observasi yang berturut-turut sepanjang waktu mempunyai korelasi
antar satu dengan yang lainnya. Untuk menguji ada atau tidaknya
autokorelasi dalam suatu model regresi, dapat dilakukan dengan
menggunakan Runs Test. Kaidah keputusan dari metode ini adalah
menerima hipotesis nol, yaitu tidak terjadi autokorelasi jika nilai Asymp.
Sig. (2-tailed) diatas 0.05 (tingkat signifikan, α = 5%).
Cara lain untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan
melakukan Uji Breusch-Godfrey (BG). Menurut metode ini suatu data
tidak terkena autokorelasi jika koefisien parameter Auto (Lag) pada tabel
menunjukkan probabilitas signifikan diatas 0.05 (tingkat signifikan, α =
5%).
Universitas Sumatera Utara
d) Uji Heterokedasitas
Uji Heterokedasitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual dari suatu
pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut heteroskedasitas (Umar,
2008:179).
Menganalisis data dalam pengujian asumsi klasik ini, peneliti
menggunakan program software SPSS (Statistic Package for the Social
Science) 14.00 for windows.
2) Pengujian Hipotesis
Model regresi yang telah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut
akan digunakan untuk menganalisis melalui pengujian hipotesis sebagai
berikut:
a. Uji signifikan individual (uji-t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara parsial (individual)
menerangkan variasi variabel dependen.
Bentuk pengujiannya adalah:
H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0 artinya secara parsial tidak terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel tingkat
pendidikan, motivasi, usia, dan pengalaman kerja terhadap kinerja
perawat.
Universitas Sumatera Utara
Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan dari variabel tingkat pendidikan,
motivasi, usia,dan pengalaman kerja terhadap kinerja perawat.
Kriteria pengambilan keputusan :
H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5 %
Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5%
b. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Uji-F digunakan untuk menguji apakah model regresi ini
dapat digunakan untuk mengestimasi. Uji ini menunjukkan apakah
semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujiannya adalah:
H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0, artinya secara bersama-sama tidak dapat
pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel tingkat
pendidikan, motivasi, usia,dan pengalaman kerja terhadap kinerja
perawat.
Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat
pengaruh yang signifikan dari variabel tingkat pendidikan,
motivasi, usia,dan pengalaman kerja terhadap kinerja perawat.
Kriteria pengambilan keputusan :
H0 diterima jika t hitung < t tabel p ad a α = 5% dengan tingkat
keyakinan 95%.
Universitas Sumatera Utara
Ha diterima jika t hitung > t tabeel pada α = 5% dengan tingkat
keyakinan 95%.
c. Koefisien Determinan (R2) pada intinya mengukur seberapa
kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2
semakin besar (mendekati satu) maka dapat dikatakan bahwa
pengaruh variabel tingkat pendidikan, motivasi, usia,dan
pengalaman kerja terhadap kinerja perawat.
Universitas Sumatera Utara