chapter i
DESCRIPTION
rtrtrtrTRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Stres adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik
dari tubuh (kondisi penyakit, latihan, dll) atau oleh kondisi lingkungan dan sosial
yang dinilai potensial membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan
individu untuk melakukan coping. (Lazarus & Folkman, 1986). Sedangkan stresor
menurut Lazarus & Folkman (dalam Morgan, 1986) adalah kondisi fisik,
lingkungan dan sosial yang merupakan penyebab dari kondisi stres.
Fakultas kedokteran bertanggung jawab untuk memastikan lulusan-
lulusannya memiliki wawasan/pengetahuan luas, kemahiran/ketrampilan dan
sikap profesional. Untuk dapat mencapai sasaran ini, fakultas kedokteran
umumnya menggunakan kurikulum perkuliahan yang bersifat mendidik,
peragaan-peragaan, praktek yang diawasi, mentoring dan pengalaman langsung
untuh menambah hasil belajar individu. Sayangnya, beberapa aspek dari
pelatihan-pelatihan tersebut memiliki konsekuensi negatif yang tidak diharapkan
terhadap kesehatan pribadi mahasiswa. Penelitian menunjukkan adanya kejadian
stres yang tinggi pada mahasiswa kedokteran, yang memiliki konsekuensi
merugikan dalam prestasi akademik, kompetensi, profesionalitas dan kesehatan.
(Guthrie, 1995)
Universitas Sumatera Utara
Baru-baru ini stres selama pelatihan medis semakin banyak dilaporkan
dalam literatur-literatur yang dipublikasikan. Penelitian juga menunjukkan cukup
tingginya tingkat stres, yang mmengakibatkan gejala depresi dan bahkan pikiran
untuk bunuh diri pada mahasiswa medis. Selain stres, keadaan sosial, emosional,
fisik dan juga permasalahan keluarga dari mahasiswa juga dapat mempengaruhi
kemampuan belajar. Stres yang berlebihan dapat mengakibatkan permasalah
mental dan fisik dan dapat mengurangi rasa harga diri mahasiswa dan dapat
mempengaruhi prestasi akademiknya. Studi dari negara-negara berkembang
seperti Thailand, India, Malaysia dan bahkan Pakistan telah melaporkan stres di
kalangan mahasiswa kedokteran dan juga menggarisbawahi peran akademik
sebagai stresor yang potensial. Penelitian juga melaporkan bahwa kendala
akademik dan juga faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, etnisitas dan status
perkawinan juga dapat mempengaruhi tingkat keparahan stres pada mahasiswa.
(Shah, 2010)
Tingkat stres yang dilaporkan pada mahasiswa kedokteran berkisar dari
25% - 75%. (Mosley, 1994). Di Amerika Serikat, sebuah survei yang dilakukan
pada 9 fakultas kedokteran menemukan bahwa 47% dari mahasiswa yang
berpartisipasi memiliki sedikitnya 1 masalah besar yang berhubungan dengan
kesehatan mental dan penyalahgunaan zat dan juga 26% dari grup ini mengalami
stres. (Guthrie, 1995)
Universitas Sumatera Utara
Salah satu dari kesulitan-kesulitan dalam menghadapi stres di fakultas
kedokteran adalah mahasiswa biasanya tidak mencari pertolongan dan dukungan
akan masalah yang mereka hadapi. Hasil dari sebuah survey yang didapat dari
Universitas di Pennsylvannia menunjukkan dari 24% mahasiswa kedokteran
mereka yang teridentifikasi mengalami depresi, hanya 22% dari grup ini yang
menggunakan layanan kesehatan jiwa. (Chew-Graham, 2004). Halangan-halangan
untuk menggunakan layanan kesehatan brupa sedikitnya waktu, rasa takut akan
kurangnya kerahasiaan, stigma yang berhubungan dengan penggunaan dari
layanan kesehatan jiwa, biaya, rasa takut akan pendokumentasian pada catatan
akademis dan rasa takut akancampur tangan yang tidak diinginkan. Halangan-
halangan ini tampaknya tidak membaik setelah kelulusan, karena 35% dari dokter
di Amerika Serikat tidak mempunyai perawatan kesehatan yang teratur. (Gross,
2000)
Seperti yang telah diungkapkan diatas, program studi pendidikan dokter
sangat menuntut dan memiliki lingkungan yang sangat syarat dengan stres.
Terlebih lagi saat menjalani program pendidikan profesi dokter di rumah sakit
pendidikan, para mahasiswa akan menghadapi berbagai hal yang dapat
menimbulkan stres dan belum ada penelitian yang meneliti mengenai faktor-faktor
pencetus stres pada mahasiswa fakultas kedokteran USU yang sedang menjalani
program pendidikan profesi dokter di rumah sakit pendidikan. Oleh karena itu
saya sebagai peneliti ingin mengetahui faktor-faktor pencetus stres pada
mahasiswa kedokteran Universitas Sumatra Utara (USU) yang sedang menjalani
program pendidikan profesi dokter di RSUP H. Adam Malik Medan.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
Bagaimana gambaran faktor-faktor pencetus stres pada mahasiswa fakultas
kedokteran USU yang sedang melaksanakan program pendidikan profesi dokter di
RSUP H. Adam Malik Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian
1.1.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
faktor-faktor pencetus stres pada mahasiswa fakultas kedokteran USU yang
sedang menjalani program pendidikan profesi dokter di RSUP H. Adam Malik
Medan.
1.1.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran faktor-faktor pencetus stres pada mahasiswa fakultas kedokteran USU
yang sedang menjalani program pendidikan profesi dokter di RSUP H. Adam
Malik Medan pada siklus bawah dan siklus atas.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Mendapatkan gambaran faktor-faktor pencetus stres pada mahasiswa
fakultas kedokteran USU yang sedang menjalani program pendidikan
profesi dokter di RSUP H. Adam Malik Medan.
2. Menambah pengetahuan bagi mahasiswa mengenai faktor-faktor pencetus
stres mereka.
3. Memberikan informasi kepada lembaga terkait agar lembaga tersebut
dapat memperbaiki faktor-faktor pencetus stres bagi mahasiswa.
Universitas Sumatera Utara