chapter i

3
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Insiden klamidia trakomatis meningkat secara drastis dalam 10 tahun terakhir. Klamidia trakomatis merupakan salah satu penyebab penyakit menular seksual yang paling sering di dunia, dan mungkin merupakan penyakit menular seksual dengan prevalensi paling tinggi di Amerika Serikat. 1 Lebih kurang 4 juta kasus infeksi klamidia trakomatis dijumpai setiap tahun. Biasanya bersifat asimptomatis (60-80% menginfeksi wanita dan 10% menginfeksi pria). Pada tahun 1994 komplikasi yang disebabkan oleh infeksi klamidia trakomatis yang tidak diobati telah menelan biaya sangat besar di Amerika Serikat. Klamidia trakomatis adalah suatu mikroorganisme obligat intraseluler yang memiliki dinding sel yang sama dengan bakteri gram negatif. Klamidia trakomatis diklasifikasikan sebagai bakteri yang mengandung deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonucleic acid (RNA), mereka membelah dengan cara binary fussion, tetapi seperti virus, mereka berkembang secara intraseluler. 2 2,3 Seperti gonorrhea, penjalaran klamidia trakomatis pada saluran urogenital dimulai dari serviks ataupun uretra ke atas, dan infeksi klamidia dapat menimbulkan "cacat" (sequelle) yang serius terutama pada perempuan, karena infeksi klamidia yang ascending dari saluran genitalia dapat menyebabkan kolonisasi bakteri di endometrium dan mukosa tuba falopii. Gejala klinis dari penyakit inflamasi panggul pada wanita sering bersifat asimptomatis. Bentuk sub-klinis dari infeksi klamidia trakomatis pada saluran genital bagian atas sering timbul dengan kurangnya pendeteksian dan pengobatan dini, dan perjalanan penyakitnya menimbulkan infeksi akut maupun kronis sehingga dapat menyebabkan kehamilan ektopik dan infertilitas. Akhir-akhir ini terjadi peningkatan kejadian kehamilan ektopik di beberapa negara Eropa dan Amerika. 3,4,5 6 Selama dua dekade terakhir insiden kehamilan ektopik juga semakin bertambah di banyak negara berkembang. Dia Amerika Serikat ditemukan kehamilan ektopik sebesar 2 kasus dalam 100 kehamilan, dan lebih dari 95% kehamilan ektopik adalah kehamilan tuba, yang sering diakibatkan kerusakan tuba setelah satu atau lebih penyakit radang panggul (PID). 7 PID menyebabkan risiko terjadinya kehamilan ektopik sebanyak 5-8 kali. Salah satu kuman penyebab kehamilan ektopik adalah klamidia trakomatis. Selain klamidia trakomatis, terdapat pula beberapa mikroba lainnya yang dapat menjadi penyebab Universitas Sumatera Utara

Upload: deby-nelsya-eka-zein

Post on 04-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

fg

TRANSCRIPT

Page 1: Chapter I

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Insiden klamidia trakomatis meningkat secara drastis dalam 10 tahun terakhir.

Klamidia trakomatis merupakan salah satu penyebab penyakit menular seksual yang paling

sering di dunia, dan mungkin merupakan penyakit menular seksual dengan prevalensi paling

tinggi di Amerika Serikat.1 Lebih kurang 4 juta kasus infeksi klamidia trakomatis dijumpai

setiap tahun. Biasanya bersifat asimptomatis (60-80% menginfeksi wanita dan 10%

menginfeksi pria). Pada tahun 1994 komplikasi yang disebabkan oleh infeksi klamidia

trakomatis yang tidak diobati telah menelan biaya sangat besar di Amerika Serikat.

Klamidia trakomatis adalah suatu mikroorganisme obligat intraseluler yang memiliki

dinding sel yang sama dengan bakteri gram negatif. Klamidia trakomatis diklasifikasikan

sebagai bakteri yang mengandung deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonucleic acid (RNA),

mereka membelah dengan cara binary fussion, tetapi seperti virus, mereka berkembang

secara intraseluler.

2

2,3 Seperti gonorrhea, penjalaran klamidia trakomatis pada saluran

urogenital dimulai dari serviks ataupun uretra ke atas, dan infeksi klamidia dapat

menimbulkan "cacat" (sequelle) yang serius terutama pada perempuan, karena infeksi

klamidia yang ascending dari saluran genitalia dapat menyebabkan kolonisasi bakteri di

endometrium dan mukosa tuba falopii. Gejala klinis dari penyakit inflamasi panggul pada

wanita sering bersifat asimptomatis. Bentuk sub-klinis dari infeksi klamidia trakomatis pada

saluran genital bagian atas sering timbul dengan kurangnya pendeteksian dan pengobatan

dini, dan perjalanan penyakitnya menimbulkan infeksi akut maupun kronis sehingga dapat

menyebabkan kehamilan ektopik dan infertilitas.

Akhir-akhir ini terjadi peningkatan kejadian kehamilan ektopik di beberapa negara

Eropa dan Amerika.

3,4,5

6 Selama dua dekade terakhir insiden kehamilan ektopik juga semakin

bertambah di banyak negara berkembang. Dia Amerika Serikat ditemukan kehamilan ektopik

sebesar 2 kasus dalam 100 kehamilan, dan lebih dari 95% kehamilan ektopik adalah

kehamilan tuba, yang sering diakibatkan kerusakan tuba setelah satu atau lebih penyakit

radang panggul (PID).7 PID menyebabkan risiko terjadinya kehamilan ektopik sebanyak 5-8

kali. Salah satu kuman penyebab kehamilan ektopik adalah klamidia trakomatis. Selain

klamidia trakomatis, terdapat pula beberapa mikroba lainnya yang dapat menjadi penyebab

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Chapter I

kehamilan ektopik. Kepustakaan lain menunjukkan sebagian besar kehamilan ektopik

merupakan komplikasi jangka panjang akibat infeksi klamidia trakomatis kronik.

Angka kehamilan ektopik di Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo pada

tahun 1987 terdapat 153 kasus diantara 4007 kehamilan atau 1 diantara 26 kehamilan . Pada

tahun Juli 2006 – Juni 2007 didapatkan sebanyak 113 kasus. Belum diketahui hubungan

antara infeksi klamidia trakomatis dengan kejadian kehamilan ektopik di Indonesia. Seperti

diketahui, pemeriksaan baku emas untuk infeksi klamidia adalah dengan menggunakan PCR

(Polymerase Chain Reaction), terdapat beberapa penelitian yang melakukan deteksi infeksi

klamida dengan PCR dengan hasil yang bervariasi. Gerard dkk

8

9 menemukan 7 dari 10 pasien

kehamilan ektopik terganggu terdeteksi infeksi klamidia, Rachel dkk6 menemukan sekitar

67% pasien dengan kehamilan ektopik terinfeksi klamidia, keduanya menggunakan PCR

yang dilakukan pada jaringan tuba yang diambil melalui operasi. Namun pada penelitian

yang dilakukan oleh Lan dkk7

, dijumpainya infeksi klamidia pada serviks maupun endome-

trium, tidak selalu berkorelasi dengan adanya infeksi klamidia pada jaringan tuba. Pada

penelitian tersebut menunjukkan terjadinya infeksi klamidia merupakan suatu komplikasi

inflamasi jangka panjang dari infeksi ascending klamidia yang menyebabkan terbentuknya

jaringan parut pada tuba. Penelitian terakhir di RSCM tahun 2008 didapatkan prevalensi

infeksi klamidia trakhomatis pada kehamilan ektopik terganggu di jaringan tuba sebesar 12%

.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, perlunya diketahui data mengenai infeksi klamidia

trakomatis pada pasien kehamilan ektopik terganggu, sebagai tindakan deteksi dini. Dengan

menggunakan pemeriksaan PCR yang diambil dari sediaan serviks dan tuba maka didapatkan

angka kejadian infeksi klamidia trakomatis pada kehamilan ektopik terganggu.

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Mengetahui angka kejadian infeksi klamidia trakomatis dan karakteristiknya pada pasien

kehamilan ektopik terganggu.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Chapter I

Tujuan Khusus

1. Mengetahui angka kejadian infeksi klamidia trakomatis di serviks pada pasien

kehamilan ektopik terganggu.

2. Mengetahui angka kejadian infeksi klamidia trakomatis di tuba pada pasien kehamilan

ektopik terganggu.

3. Mengetahui karakteristik kehamilan ektopik terganggu berdasarkan usia menikah,

pendidikan, pasangan seksual, kontrasepsi, keputihan, merokok, riwayat abortus,

riwayat infeksi saluran kemih / panggul dan riwayat operasi sebelumnya.

4. Mengetahui ada tidaknya hubungan infeksi klamidia trakomatis di serviks dan tuba

pada pasien kehamilan ektopik terganggu.

I.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kejadiaan kehamilan

ektopik terganggu yang disebabkan oleh klamidia trakomatis sehingga dapat

memberikan data epidemiologi bagi jumlah kasus ginekologi di Sumatera Utara.

Penelitian ini dapat menggambarkan faktor resiko kehamilan ektopik terganggu di

RSUP H. Adam Malik Medan, RSUD Dr Pirngadi Medan, RS Haji Medan, RSU

Sundari, Rumkit Medan dan dapat sebagai bahan pengembangan keilmuan maupun

penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara