chapter 7 - positive accounting theory

4
1 TEORI AKUNTANSI POSITIF Perbedaan Teori Positif dengan Teori Normatif Teori positif Teori normatif Isi deskriptif dan prediksi Prescription, decision usefulness Pandangan Setiap individu oportunistik dan akan memaksimalkan kekayaannya melalui pemilihan metode akuntansi Laporan keuangan adalah informasi tentang entitas, kemampuannya untuk adaptasi di berbagai situasi Jenis Penelitian empiris Praktik Pendekatan Induktif, priori Deduktif, apriori Asal Mula Teori Akuntansi Positif Teori akuntansi positif mulai dikenal pada pertengahan tahun 1960-an yang tertuang dalam Journal Accounting Review. Publikasi dengan teori akuntansi positif pun mulai terkenal sejak diterbitkannya tulisan Ball dan Brown (1968) di Journal Accounting Research. Pergeseran ini terjadi karena mulai berkembangnya komputer dan perubahan sekolah bisnis di US sehingga menyebabkan penelitian empiris menjadi lebih mudah. Hipotesis pertama yang berkembang adalah Efficient Market Hypothesis. Hipotesis ini memandang harga sekuritas merefleksikan informasi akuntansi yang yang tersedia untuk publik dan kemudian pasar pun akan secara efisien mengevaluasi informasi tersebut. Pasar merupakan tempat berkompetisi untuk informasi tentang arus kas masa depan dakan sangat cepat merespon perubahan atas informasi baru yang diterbitkan. Manager pun harus memilih metode akuntansi yang mempengaruhi arus kas serta memberikan pengungkapan yang benar. Sehingga, pada hipotesis ini tidak mengharap adanya regulasi. Regulasi/intervensi pemerintah dapat melarang penggunaan metode akuntansi tertentu yang dapat mengakibatkan inefisiensi. Namun, menurut penelitian Ball dan Brown (1968) dan Beaver (1968) akan terjadi abnormal return yang disebabkan adanya informasi yang tidak diekspektasi. Abnormal return tersebut didefinisikan sebagai perbedaan antara expected return dan pengembalian aktual. Selain itu, dalam EMH, dapat diperhatikan bahwa pada dasarnya pemilihan metode akuntansi tidak memiliki pengaruh terhadap reaksi pasar karena pasar akan mengetahui perubahan itu dengan baik. Namun, pemilihan metode akuntansi menjadi berpengaruh karena adanya agency theory yang memberikan dampak pada informasi yang asimetris. Agency theory

Upload: noe153

Post on 29-May-2017

224 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Chapter 7 - Positive Accounting Theory

1

TEORI AKUNTANSI POSITIF

Perbedaan Teori Positif dengan Teori Normatif

Teori positif Teori normatif

Isi deskriptif dan prediksi Prescription, decision usefulness

Pandangan Setiap individu oportunistik dan akan

memaksimalkan kekayaannya

melalui pemilihan metode akuntansi

Laporan keuangan adalah informasi

tentang entitas, kemampuannya

untuk adaptasi di berbagai situasi

Jenis Penelitian empiris Praktik

Pendekatan Induktif, priori Deduktif, apriori

Asal Mula Teori Akuntansi Positif

Teori akuntansi positif mulai dikenal pada pertengahan tahun 1960-an yang tertuang

dalam Journal Accounting Review. Publikasi dengan teori akuntansi positif pun mulai terkenal

sejak diterbitkannya tulisan Ball dan Brown (1968) di Journal Accounting Research. Pergeseran

ini terjadi karena mulai berkembangnya komputer dan perubahan sekolah bisnis di US

sehingga menyebabkan penelitian empiris menjadi lebih mudah.

Hipotesis pertama yang berkembang adalah Efficient Market Hypothesis. Hipotesis ini

memandang harga sekuritas merefleksikan informasi akuntansi yang yang tersedia untuk

publik dan kemudian pasar pun akan secara efisien mengevaluasi informasi tersebut. Pasar

merupakan tempat berkompetisi untuk informasi tentang arus kas masa depan dakan sangat

cepat merespon perubahan atas informasi baru yang diterbitkan. Manager pun harus memilih

metode akuntansi yang mempengaruhi arus kas serta memberikan pengungkapan yang benar.

Sehingga, pada hipotesis ini tidak mengharap adanya regulasi. Regulasi/intervensi pemerintah

dapat melarang penggunaan metode akuntansi tertentu yang dapat mengakibatkan inefisiensi.

Namun, menurut penelitian Ball dan Brown (1968) dan Beaver (1968) akan terjadi

abnormal return yang disebabkan adanya informasi yang tidak diekspektasi. Abnormal return

tersebut didefinisikan sebagai perbedaan antara expected return dan pengembalian aktual.

Selain itu, dalam EMH, dapat diperhatikan bahwa pada dasarnya pemilihan metode akuntansi

tidak memiliki pengaruh terhadap reaksi pasar karena pasar akan mengetahui perubahan itu

dengan baik. Namun, pemilihan metode akuntansi menjadi berpengaruh karena adanya

agency theory yang memberikan dampak pada informasi yang asimetris. Agency theory

Page 2: Chapter 7 - Positive Accounting Theory

2

merupakan konflik kepentingan antara manager (agen) dan pemilik (prinsipal). Adanya konflik

agen ini menimbulkan biaya transaksi dan informasi.

Peran Akuntan dalam Meminimalkan Biaya Transaksi Organisasi

Dalam teori agensi, perusahaan dianggap berada dalam nexus of contracts. Kontrak ini

berisi bahwa semua golongan yang mempunyai klaim atas output tidak akan melakukan

tindakan lain yang merugikan. Hal ini disebabkan asumsi mekanisme internal yaitu

menguntungkan individu = menguntungkan organisasi serta asumsi adanya mekanisme pasar.

Di masa depan, saat pasar menjadi inefisien, perusahaan pun muncul sebagai contracting-cost-

efficient melalui alatnya yaitu akuntansi. Akuntansi pun akan mengontrol sistem melalui

pemilihan metode yang dapat mengurangi konflik kepentingan dan meningkatkan nilai

perusahaan. Pemilihan metode ini menunjukkan bahwa manajer bekerja untuk pemilik

sehingga adanya regulasi pun dapat membatasi pemilihan metode.

Dalam meminimalkan agency dan contracting cost dikenal dua macam perspektif,

EMH dan oportunistik. EMH merupakan bentuk dari tindakan ex ante (apa yang dilakukan

sebelum), contohnya laba yang sudah diaudit membuat perusahaan mendapat dana dengan

biaya yang lebih rendah karena pihak eksternal tidak perlu mencari informasi lagi. Informasi

tersebut menjelaskan kinerja perusahaan sesungguhnya dan memahami perbedaan metode

yang diadopsi karena perbedaan sifat perusahaan.

Perspektif oportunistik merupakan tindakan ex post (apa yang dilakukan sesudah).

Perspektif ini ditunjukkan dengan manajer yang memilih metode tertentu karena adanya

bonus berdasar kontrak. Prinsipal mengantisipasi dengan meminta manajer menggunakan

metode akuntansi tertentu yang dapat mengurangi agency cost. Namun, tidak mungkin

menulis semua metode yang dilarang karena terlalu costly, maka timbullah celah. Manager

pun bertindak oportunistik dengan memanfaatkan celah tersebut untuk memperkaya diri.

Maka dari itu, perspektif ini terkadang menjadi alasan kegagalan perusahaan.

Accounting Based Agreements dengan Kelompok Tertentu Memberikan Insentif pada

Manajer untuk Memanipulasi Angka Akuntansi

Watts and Zimmerman (1990) mengeluarkan The Accounting Review yang berisi :

a. Owner/manager contracting

Dengan adanya kemungkinan konflik agensi, maka pemilik pun membuat suatu

kontrak yang berisi tentang skema bonus untuk manajer. Bonus tersebut bisa tergantung

Page 3: Chapter 7 - Positive Accounting Theory

3

pada laba ataupun nilai perusahaan yang tercermin dari nilai sekuritas. Laba mengukur

secara pasti kinerja manajer. Pemilik pun berpikir (jangka pendek) manajer tidak

bertindak oportunistik karena dapat merubah arus kas yang berakibat berubahnya nilai

perusahaan dan berdampak pada perubahan insentif manajer.

Namun, jika insentif berdasarkan pada output akuntansi maka kemungkinan

manipulasi pun akan semakin besar dan laporan keuangan menjadi bias walaupun telah

diaudit. Manajer tetap memiliki celah, pada kasus laba tidak dapat diekspektasi, dengan

mengecilkan laba saat ini untuk membuat laba yang akan datang terlihat lebih besar

(Healy, 1985). Muncullah skema bonus berdasarkan nilai pasar.

Skema bonus berdasar nilai pasar ini berisi bahwa bonus dipengaruhi oleh

ekspektasi NPV dan arus kas masa depan. Oleh karena itu, biasanya manajer diberikan

bonus berupa saham atau opsi yang membuat manajer akan bekerja keras untuk

meningkatkan nilai sahamnya. Manajer akan meningkatkan melakukan manajerial jangka

panjang dan pengungkapan yang luas karena dianggap meningkatkan private control

benefits (Nagar, 2003). Dalam skema ini, konflik agensi dapat diminimalisir karena

manajer bertindak untuk kepentingan pemilik. Namun, skema ini memiliki kekurangan

yaitu hanya dapat dilaksanakan manajer senior karena dipengaruhi oleh faktor eksternal.

Skema ini cocok digunakan untuk perusahaan yang labanya mempengaruhi nilai saham

dan sangat sensitif terhadap pergerakan pasar. Untuk menjembatani manipulasi yang

mungkin terjadi, Cheng (2004) pun menyarankan untuk memberi insentif pada output

akuntansi yang mungkin dimanipulasi.

b. Debt contracting

Kontrak hutang ini muncul karena adanya divergent behaviour yaitu perilaku

menghindar dari membayar hutang (ex : membayar deviden yang besar, terlibat dalam

proyek berisiko tinggi) yang menimbulkan agency cost of debt. Cotter (1998)

mengemukakan bahwa debtholders kemudian mengantisipasi dengan menyusun kontrak

hutang demi mengurangi agency cost of debt dengan mengenakan bunga lebih tinggi

serta membatasi, biasanya, dalam hal : 1) Revaluasi. Perusahaan diharuskan tidak sering

melakukan revaluasi serta mengeluarkan nilai revaluasi dari perhitungan rasio debt to

asset, 2) menjaga rasio-rasio tertentu seperti rasio hutang terhadao aset berwujud,

current ratio dan interest coverage. Karena akan menimbulkan biaya yang besar dengan

menuliskan peraturan yang detail, maka celah untuk manajer pun muncul. Perusahaan

pun memilih strategi degan memilih metode akuntansi yang dapat menaikkan laba dan

Page 4: Chapter 7 - Positive Accounting Theory

4

mengadopsi standar baru yang mendukung hal tersebut lebih cepat (Sweeney, 1994).

Dalam hal ini, auditor pun dibutuhkan sebagai arbitrator

Cara lain yang yang adalah performance pricing yang diusulkan oleh Beatty dan

Weber (2003). Suku bunga diubah menurut kinerja perusahaan yang terukur melalui

rasio-rasio. Cara ini menjembatani insentif manajer untuk meningkatkan laba walaupun

tetap batasan metode akuntansi yang dapat digunakan. Walaupun perusahaan setuju

terhadap kontrak, Beatty dan Weber (2003) menemukan bahwa perusahaan rela

membayar lebih untuk bisa lebih fleksibel dalam pemilihan metode.

c. Political Costs

Perusahaan menyadari bahwa ia adalah political scrutiny. Hal ini berarti perusahaan

yang memiliki laba besar dianggap tidak membayar bagian komunitas lain secara adil.

Perusahaan kemudian cenderung melaporkan laba yang rendah untuk mengurangi atensi

media yang dapat membuat perusahaan sebagai sasaran politik pemerintah dan

komunitas lain. Laba yang kecil ini juga dapat membuat masyarakat tidak membongkar

metode akuntansi yang digunakan (rationality uninform) karena biaya yang tinggi kecuali

pada kelompok berkepentingan yang dapat membagi biaya yang besar tersebut. Salah

satu cara untuk menjembatani adalah dengan mengungkapkan laporan

pertanggungjawaban sosial yang juga dapat meminimalkan terjadinya cash outflow dari

perusahaan.

Kritik Teori Akuntansi Positif

- Tidak menyajikan apa yang seharusnya, padahal permasalahan terus berkembang

- Terlalu membuat simpel perilaku manusia dan pengukuran akuntansi

- Mempengaruhi pelajar bahwa boleh meletakkan kepentingan pribadi saat bekerja

- Tidak berkembang, hanya diuji coba di berbagai kondisi dan tempat (Sterling, 1990)

- Hanya terkonsentrasi pada cara perusahaan memilih satu metode akuntansi padahal

banyak motivasi memilih metode sehingga mengabaikan trade off antar tujuan

pemilihan metode (Fields et al., 2001)

- TAP tidak dapat digunakan secara general (pada semua manusia) dan multi period

- Individu hanya membuat keputusan tapi belum tentu melaksanakan