chapter 1 paper setting the stage.doc

38
SETTING THE STAGE “COUNSELING PROCESS” Tugas Mata Kuliah Psikologi Konseling Disusun oleh : KELOMPOK 4 Kelas A 2012 Program Studi Psikologi 1 Irvan Hadi Anindya Dwi Novitasari (1125121019) Ariq Jaka Ramadhanu (1125121003) Masya Rezkita (1125120011) Nissa Amalia (1125121014) Nisrina Dwi Pramara Putri (1125121032)

Upload: ratna-negara

Post on 03-Feb-2016

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: CHAPTER 1 PAPER SETTING THE STAGE.doc

SETTING THE STAGE“COUNSELING PROCESS”

Tugas Mata Kuliah Psikologi Konseling

Disusun oleh :

KELOMPOK 4

Kelas A 2012

Program Studi Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Jakarta

2015

1

Irvan Hadi

Anindya Dwi Novitasari (1125121019)

Ariq Jaka Ramadhanu (1125121003)

Masya Rezkita (1125120011)

Nissa Amalia (1125121014)

Nisrina Dwi Pramara Putri (1125121032)

Novi Putriana (1125120013)

Novrita Tunggal Dewi (1125121060)

Page 2: CHAPTER 1 PAPER SETTING THE STAGE.doc

SETTING THE STAGE“COUNSELING PROCESS”

Proses mempengaruhi hasil. Proses konseling merupakan apa yang

konselor dan klien lakukan dalam pertemuan, mempengaruhi keberhasilan

konseling. Untuk menguasai proses, dimulai dengan konselor harus

mengembangkan sebuah sandiwara membantu keterampilan serta teori konseling

yang mengarahkan pada aplikasi mereka.

Bagaimana Anda mengembangkan sebuah pendekatan untuk proses? Itu

bukanlah tugas yang mudah: perkiraan terbaru yang ditempatkan jumlah

pendekatan konseling ( seperti psikoanalitik, perilaku dan rasional/emotif)

berbeda lebih dari 400 (Kazdin, 1994; Perez, 1999), Penelitian pada hasil

psikoterapi menunjukan tidak ada yang lebih kuat untuk sebuah pendekatan

( Lambert & Cattani – Thompson, 1996; M.Smith & Glass, 1977 ) dan tidak ada

konsensus teoritis yang telah dinegosiasikan antara sekolah besar.

Penting untuk dikatakan, konselor kontemporer banyak menggambarkan

diri mereka sebagai Integratif dan eklektik. Eklektik konseling melibatkan

melakukan pekerjaan tersebut. Diberikan pelatihan kepada mereka dalam

berbagai pendekatan konseling, konselor eklektik rasional dan intuitif memilih

sebuah pendekatan berdasarkan kebutuhan individu klien mereka. Dalam

beberapa kasus, proses penilaian ini sangatlah mudah. Sebagai contoh, jika

seorang klien muncul di kantor Anda dengan fobia sederhana, Anda bisa

menggunakan sistematis desensitiasi dengan harapan yang kuat untuk sukses.

Perdebatan antara klien dan pendekatan namun, seringkali tidak jelas, dan dalam

hal ini, kelemahan terkait mendalami eklektisisme . Paling buruk dikemudian

yakni eklektik konseling melibatkan menebak.

Dalam bab ini, kami menggambarkan 13 jenis pendekatan konseling yang

kita telah temukan untuk menjadi penting, didasarkan pada campuran penelitian

dan praktek konseling. Konselor menggunakan pendekatan ini untuk memulai dan

1

Page 3: CHAPTER 1 PAPER SETTING THE STAGE.doc

memperkuat hubungan membantu, serta siswa yang belajar dengan langkah-

langkah tersebut akan memperoleh bantuan dasar ketrampilan bersandiwara.

1. Make Personal Contact

Dasar konseling adalah hubungan antara konselor dan klien. Pendekatan

yang berbeda menekankan hubungan konseling untuk berbagai derajat, tetapi

semua praktisi mengerti bahwa klien dan konselor harus terlebih dahulu membuat

kontak.

Karena konselor tidak memiliki metode yang tepat untuk menggambarkan

hubungan antara orang-orang, membuat kontak pribadi sulit untuk dijelaskan.

Kita harus bicara di sekitar topik: membuat kontak berarti bersama dengan klien,

menyentuh seseorang secara emosional, berkomunikasi. Ini tidak berarti klien

harus segera mengembangkan hubungan intens dengan konselor. Pada

kenyataannya, kontak mungkin perlu menjadi moderat untuk klien yang takut

keintiman dan kontak pribadi.

Memberi perhatian khusus terhadap klien dengan membuat kontak selama

sesi pertama. Terbuka untuk memimpin klien. Jika mereka memulai berbicara,

berbicaralah sebentar, dan kemudian kembali ke urusan konseling

Konselor : Hai, saya Susan. Saya konselor anda.

Klien :Halo, saya Bill. Pasti turun salju keras diluar sana.

Konselor : Ya, itu benar. Apakah Anda memiliki masalah untuk dapat

kesini ?

(Kontak!)

Konselor : Mari kita bicara tentang masalah Anda, bukan salju.

(terlampau langsung)

Izinkan klien Anda untuk memimpin dalam tahap awal konseling akan

mendorong pengembangan kepercayaan (Adams, Piercy, & Jurich, 1991;

Gunzburger, Henggler, & Watson, 1985; Odell & Quinn, 1998; B. Pope, 1979;

Sullivan, 1970). Hal ini juga menyediakan informasi tentang agenda mereka dan

gaya interpersonal mereka.

Apa yang bisa menghentikan Anda dari membuat kontak pribadi? Sebagai

contoh, kita mulai merasa tergesa-gesa jika kita melihat terlalu banyak klien

2

Page 4: CHAPTER 1 PAPER SETTING THE STAGE.doc

berturut-turut. Untuk menghindari hal ini, kita menyisihkan 10 sampai 15 menit

antara klien untuk mengambil catatan dari sesi sebelumnya dan meninjau catatan

dalam persiapan untuk jam berikutnya. Beristirahat antara sesi memungkinkan

kita untuk melayani setiap klien sebagai individu yang unik.

2. Develop A Working Alliance

Membuat kontak personal adalah langkah pertama dalam mengembangkan

aliansi kerja, sebuah faktor yang sering dikaitkan dengan melanjutkan konseling

dan hasil yang baik (Greenson, 1965; Jennings & Skovholt, 1999; Samstag,

Batchelder, Muran, Safran,& Whiston, 1998; Sexton & Whiston, 1994 ; Stiles,

Agnew-Davies, Hardy, Barkham, & Shapiro, 1998; Zetzel, 1965) . Tugas konselor

akan melibatkan klien sedemikian rupa bahwa keduanya bekerja bersama untuk

mengatasi isu-isu yang membawa klien ke konseling. Seperti aliansi yang tidak

terjadi , misalnya, ketika konselor berupaya untuk memaksa klien untuk suatu

perubahan atau ketika klien tidak termotivasi.

Konselor mengundang klien mereka ke dalam persekutuan ini bekerja

dengan memperluas pemahaman, rasa hormat, dan kehangatan. Dengan demikian,

konselor harus terampil interpersonal.

Klien : Saya berada di penghujung tali saya. Saya sangat frustasi.

Konselor : Ini adalah benar-benar waktu yang sulit untuk Anda.

Klien : Rasanya senang mendengar apa yang Anda katakan.

Tidak ada teman saya mengerti apa yang akan aku lalui.

Konselor adalah pendengar yang terampil. Dengan mempelajari tentang

klien melalui penuh perhatian mendengarkan dan menawarkan klien sebagai diri

mereka, konselor mengembangkan ikatan kepercayaan dan dukungan. Tanpa

aliansi ini, banyak klien tidak mampu untuk berubah.

3. Explain Counseling To The Client

Peneliti menyebut ini dengan role indoction. Klien sering kali memandang

dengan anggapan yang kurang tepat terhadap proses konseling. Sebagai contoh,

mereka mengira konseling seperti mengunjungi dokter di rumah sakit: layaknya

3

Page 5: CHAPTER 1 PAPER SETTING THE STAGE.doc

diagnosa, pandangan sementara dan obat-obat. Jika terdapat harapan yang tidak

diperkirakan, klien akan gagal untuk membuat suatu peningkatan.

Klien : dok, kenapa Anda tidak menanyakan banyak pertanyaan

penyakit mental saya?

Konselor : John, saya lihat konseling akan banyak membantu ketika

kamu banyak bercerita mengenai perasaan kamu terhdap

saya. Itu adalah jalan terbaik untuk kita berdua mengenai

apa saja yang sedang terjadi dengan mu.

Klien : Baiklah.

Contoh ini menggambarkan bahwa klien berharap pada konseler untuk

membimbingnya pada sesi konseling untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan.

Konselor menjelaskan bahwa pekerjaan klien lebih kepada berbicara mengenai

apa yang dirasakannya sekarang. Selain itu, untuk beberapa masalah klien Anda

mungkin dapat memberikan perkiraan seperti apa konseling yang efektif.

Pertama konselor harus menghindari memberikan penjelasan sampai klien

mereka nyaman dan cukup mengetahui masalahnya. Praktik pertama dalam

memainkan peran. Apa yang harus dijelaskan tergantung faktor-faktor seperti

menjelaskan masalahnya. Klien mungkin akan merasa terbantu, misalnya untuk

mengetahui bahwa (a) mereka akan banyak berbicara, (b) mereka mungkin

mengalami perasaan yang menyakitkan sebelum mereka mulai merasa lebih baik,

(c) pengecualian jika mengenai kerahasiaan konseling, (d) seseorang dalam

konseling tidak memiliki inheren yang lemah, and (e) sebagian besar individu

dalam konseling adalah normal.

Klien juga mungkin merasa perlu untuk mengetahui bahwa mereka dapat

mengambil beberapa waktu untuk menemukan jalan keluar untuk masalah

mereka. Banyak klien mengharapkan sesi pertama untuk menemukan solusi

segera.

Klien : Saya senang kita dapat bertemu hari ini. Saya akan

pulang minggu ini dan ayah saya ingin tahu apa jurusan

saya dan apa jenis pekerjaan yang aan saya dapatkan

ketika lulus.

4

Page 6: CHAPTER 1 PAPER SETTING THE STAGE.doc

Konselor : Kedengarannya Anda seperti berada dibawah tekanan

untuk membuat pilihan yang cepat.

Klien : Semacam itu, ayah saya terus meminta saya tentang hal

itu dan saya hanya ingin bisa membantu dia sesuatu.

Konselor : Kami mungkin akan lebih baik menghabskan waktu 50

menit untuk memutuskan jurusan dan pekerjaan Anda.

Sangat penting untuk mengetahui kemampuan dan minat

Anda.

Klien : Saya rasa begitu.

Konselor : Ini mungkin juga masuk untuk berbicara kepada ayahmu

tentang reaksinya ketika mendengar keputusanmu.

Klien : Itu benar

Dalam contoh ini, konselor meminta izin kepada klien untuk mengambil

banyak waktu serta pemikiran mengapa waktu tambahan berguna.

J.S. Abramowitz (2002) mencatat bahwa memberikan penjelasan dan

alasan untuk proses dan prosedur konseling munkin sangat penting bagi klien

yang akan menyelesaikan perawatan yang sulit.

Role Induction mungkin menjadi bagian dari satu set prosedur yang

dirancang untuk meningkatkan harapan untuk terapi (J. Frank, 1971). Klien dan

terapis percaya ekeftivitas konseling akan mempengaruhi hasilnya. Bagian dari

pekerjaan konselor adalah untuk membimbing klien dengan harapan yang realistis

untuk yang lebih baik.

Klien : Saya sangat takut terhadap ular dan saya tidak ingin

meningkatkan rumah saya lagi.

Konselor : Kita akan menggunakan pendekatan desensitization yaitu

pendekatakan yang terbukti efektif untuk menghilangkan

fobia seperti ketakutan Anda terhadap ular.

Klien : Baiklah, apa yang akan kita lakukan?

Dalam contoh ini, konselor menjelaskan prosedur dan efektifitas

konseling. Namun, setelah Anda menjadi terampul menjelaskan konseling kepada

klien Anda. Anda mungkin tergoda untuk menjelaskan semuanya. Ini

menempatkan pasien bersembunyi dibalik konselor.

5

Page 7: CHAPTER 1 PAPER SETTING THE STAGE.doc

Klien : Setelah saya pulang, saya menendang anjing. Apakah itu

bentuk dari reaksi atau displacement?

Konselor : Displacement. Karena Anda tidak dapat

mengekspresikan kekesalan Anda kepada atasan Anda,

Anda melampiaskannya pada anjing Anda.

Klien : Benar, saya pikir itu displacement tapi saya tidak yakin.

Disini konselor telah mengambil posisi sebagai ahli dan memungkinkan

klien untuk menghapus fokus terhadap dirinya sendiri.

Konselor juga berkewajiban untuk meminta dan menjelaskan informed

consent (lembar persetujuan) ketika memulai dengan klien baru. Konselor sering

meminta klien untuk menandatangani menjelaskan informed consent (lembar

persetujuan) yang menjelaskan unsur-unsur seperti pasrtisipasi dan psikoterapi

(misalnya, setiap sesi adalah 50 menit), pembayaran biaya konselor, dan hak klien

untuk mengakhiri konseling.

Konselor juga dapat menggunakan menjelaskan informed consent (lembar

persetujuan) untuk menjelaskan tanggung jawab mereka. Sebagai contoh,

konselor dapat menjelaskan tentang hukum dan tanggung jawabnya untuk

menjaga kerahasiaan klien dan menyediakan konseling dengan kualitas yang baik.

Konselor dapat menggambarkan batas kerahasiaan (misalnya, dalam situasi yang

mengancam jiwa atau ketika ada kebutuhan untuk berkonsultasi dengan konselor

lain) dan kemungkinan efek dari proses konseling bagi klien.

Bebagai prosesi dan lembaga mungkin memiliki kebutuhan yang berbeda

tentang apa yang harus dijelaskan kepada klien. informed consent (lembar

persetujuan) berarti klien meiliki:

1. Kapasitas mental yang baik untuk memberikan persetujuan.

2. Memperoleh pengetahuan yang cukup untuk mengetahui prosedur.

3. Tidak memiliki paksaan atau tekanan, baik secara langsung maupun

tidak langsung, selama proses pengambilan keputusan.

4. Dokumentasi keputusan (misalnya, dengan menandatangani informed

consent (lembar persetujuan)).

4. Pace and Lead The Client

6

Page 8: CHAPTER 1 PAPER SETTING THE STAGE.doc

Pacing and Leading adalah suatu bentuk bimbingan yang menjelaskan

berapa besar bimbingan atau arahan dari konselor berpengaruh dan menekan

klien. Saat membimbing klien, seorang konselor harus mengikuti ekspresi klien

sepanjang dirinya berkonsultasi untuk mengetahui konten dan perasaan klien

tersebut.

Salah satu cara untuk menunjukkan bahwa konsultan memerhatikan

sepanjang klien bercerita agar mengetahui konten dan perasaannya adalah dengan

mengulang kembali topik utama yang telah di ceritakan oleh klien. Tidak ada

yang di tambahkan pada makna yang klien jelaskan, tidak ada direksi, maka itu

leading di berikan. Sedangkan pacing adalah suatu tindakan yang mengantarkan

klien untuk mengetahu bahwa konselor memerhatikan dan mengerti. Menurut

Egan,2001 ada dua metode efektif dalam pacing klien yaitu refleksi perasaan dan

mengulang kembali konten yang telah di bicarakan.

Refleksi perasaan dan mengulang kembali konten akan membangun

hubungan awal yang baik antara konselor dank lien karena membangun consensus

mengenai apa yang klien pikirkan dan rasakan. Untuk banyak orang, memiliki

orang lain yang mendengarkan dengan seksama membuat segala tindakan lebih

nyata. Pada kenyataannya beberapa klien terlihat tidak menyadari apa yang

mereka lakukan sampai mereka mendengan suatu pengulangan konten atau

kalimat. Contohnya adalah saat klien mengatakan sangat membenci temannya,

maka konselor akan memberikan pengulangan kata seperti kamu sangat

membenci temanmu namun dengan intonasi berbeda.

Pacing dan Leading adalah cara lain untuk berdiskusi, setelah konselor

memerhatikan dengan seksama reaksi dari klien, konselor membangun sebuah

perasaan untuk lebih mengerti kapan mereka harus memberikan arahan atau

sebuah kepastian langsung pada proses konseling.

Pada proses pacing, pacing terdapat pada kebanyakan hal-hal yang natural

seperti kehidupan sosial, harga diri, latar belakang kultur, dan apa yang telah

dilakukan seseorang selama hidupnya. Secara sama mengerti hal-hal tersebut

berdasarkan intuisi kedalam eskpresi seseorang. Ke efektifan peer konseling

7

Page 9: CHAPTER 1 PAPER SETTING THE STAGE.doc

menrut Christensen dan Jacobson pada tahun 1994 memungkinkan untuk secara

parsial berada dalam seting kesamaan hal. Status dari keprofesionalisan trainer

konselor bisa menambah kredibilitas namun pada sesuatu yang memungkinkan

membayar kapasitas mereka untuk menentukan dan meninggalkan klien.

Hal yang terpentung dalam kontradiksi pada proses leading adalah pusat

stress yang ada pada diri konselor karena tingkat ke-stressan dari konselor akan

sangat berpengaruh dan beresiko terhadap klien mereka. (Brady, Healy,Norcross,

dan Guy,1995;Freudenberger,1974). Secara general, saat konselor lead klien

terlalu banyak mereka akan kehilangan klien mereka secara figural maupun literal.

Memperkenalkan tiga atau empat insight utama selama satu sesi mungkin strategi

konselor yang brilian namun klien hanya akan mengingat satu atau dua tema.

Leading klien ke dalam sensitive area juga akan sangat berbahaya. Permulaan

utama konselor terasa sia-sia terhadap gelar klien dan bulai untuk membagi

interpretasi mereka selama sesi pertama. Konselor berasumsi bahwa klien akan

mengingat kenyataan dari insight-insight yang telah di berikan dan berubah,

padahal klien hanya akan menjadi kaget dan keluar dari proses konseling.

5. Speak Briefly

Secara general, konselor harus berbicara sedikit dibandingkan klien

mereka kecuali saat memberikan kesimpulan harus berkomunikasi dengan satu

atau dua kalimat. Konselor pemula secara tipikal akan susah untuk berbicara

dengan singkat dengan klien yang berbicara secara interaktif. Salah satu teknik

konseling memperlihatkan bahwa mereka mendengarkan dan tidak keluar dari

konteks klien adalah dengan cara mendesak yang minimal (Egan,2011). Dorongan

atau mendesak yang minimal tersebut dapat di sampaikan dengan cara

mengatakan “hu-uh” serta nonverbal gesture seperti memanggutkan kepala.

6. When You Don’t Know What To Say, Say Nothing

Dalam dunia konseling, ‚’diam’ dapat berarti banyak hal. Diam dapat

mengindikasikan simptom-simptom permasalahan maupun sesuatu yang

dirasakan tidak nyaman bagi seorang klien saat berbagi dengan konselornya, dan

seorang konselor diharuskan untuk peka terhadap perilaku yang muncul tersebut.

8

Page 10: CHAPTER 1 PAPER SETTING THE STAGE.doc

Levit (2002) mengindikasikan tiga bentuk diam:

a. Perasaan emosional mendalam terhadap sesuatu yang disampaikan.

b. Ekspresi. Biasanya ditunjukkan seseorang untuk memikirkan istilah/kata

atas sesuatu yang ingin disampaikannya.

c. Refleksi. Biasanya digunakan seseorang saat mencari keterkaitan atas

beberapa hal yang ingin mereka sampaikan/alami.

Sikap diam yang ditunjukkan seorang klien dalam suatu konseling dapat

menjadi klimaks dari terapi untuk mereka, oleh karena itu seorang konselor harus

berhati-hati dalam melakukan tindakan yang akan diambil.

Disisi lain, Levitt dan Rennie (2004) juga berpendapat bahwa ada dua tipe

diam yang tidak menolong bagi klien, yaitu diam untuk mencegah orang lain

membahas hal tersebut dikarenakan klien tidak ingin membahasnya. Yang kedua

yakni diam karena merasa kebingungan terhadap instruksi yang diperintahkan

atau terapi yang dijalaninya.

Dalam hal ini, kalimat yang seringkali diucapkan para klien adalah, “saya

tidak tahu.“

Suatu proses konseling yang baik yakni dimana konselor mengetahui kapan ia

hanya mengambil sikap mendengarkan dan memahami permasalahan klien, dan

kapan saatnya konselor harus memancing klien untuk menceritakan lebih

mendalam tentang kebenaran permasalahannya.

7. You May Confront As Much As You’Ve Supported

Didalam konseling, ada tantangan sendiri saat anda telah memperkirakan

atau memetakan permasalahan klien anda, namun sikap yang ditunjukkan klien

setelahnya bertentangan dengan apa yang anda pikirkan.

Seorang konselor dapat saja mengambil sikap untuk melakukan konfrontasi

terhadap klien dan menanyakan kepada mereka tentang perbedaan sikap mereka

saat ini.

8. If You Want Change Something, Process It

9

Page 11: CHAPTER 1 PAPER SETTING THE STAGE.doc

Di awal bab ini,kami menggambarkan seperti apa beberapa proses dalam

sesi konseling. Konselor juga menggunakan kata untuk menggambarkan sesuatu

tindakan yang terjadi di suatu sesi konseling. Proses konseling mengacu pada

diskusi tentang perasaan klien tentang suatu peristiwa dan konselor dapat

merasakan apa yang dirasakan klien, dengan demikian proses konseling dapat

berjalan.

Klien : Semua masalah yang terjadi adalah kesalahan istri saya

Konselor : Dia ...

Klien : Ya, berawal dari pekerjaan. Dia tidak memiliki waktu

bersama saya dan anak-anak lagi

Contoh ini memperlihatkan keyakinan klien bahwa istrinya merupakan

penyebab dari masalah. Sebaliknya, percakapan ini berfokus pada pencarian

penyelesaian masalah, itulah yang klien dan konselor lakukan pada saat itu.

Klien : Saya tidak tahu lagi apa yang harus saya katakan

Konselor : Tampaknya sulit bagi anda untuk berbicara dengan saya

Klien : Ya, tetapi istri saya bilang saya harus bertemu dengan anda

Konselor : Jadi anda berada disini bukan karena kehendak anda

Klien : Ya, kita telah berjuang banyak. Aku merasa cemas

dengan apa yang akan terjadi

Konselor : Ceritakan lebih banyak kepada saya tentang kecemasan

anda

Klien : Saya tidak mengerti. Saya mencintainya, tetapi saya

benar-benar marah dengan hal ini

Konselor : Apakah anda merasa cemas sekarang?

Klien :Ya, saya tidak tahu lagi apa yang harus saya lakukan

untuk membuat dia berubah.

10

Page 12: CHAPTER 1 PAPER SETTING THE STAGE.doc

Pada contoh ini, konselor lebih aktif dalam sesi ini:klien tidak banyak

berbicara. Secara terbuka klien memperlihatkan ketidaknyamanannya, tetapi

konselor berhasil membuat klien lebih santai dan lebih terbuka.

Jika anda ingin menjalin kedekatan kepada klien, anda harus memberikan

waktu agar proses itu terjadi. Proses kedekatan dan kenyamanan tidak dapat

dipaksakan, proses ini dapat terjadi ketika konselor memberikan kebebasan atau

ruang kepada klien. Setelah proses ini terjadi, konselor dan klien biasanya

mengalami kedekatan emosional yang lebih besar yang memungkinan konselor

untuk lebih dapat mengeksplorasi lebih lanjut masalah dari klien.

9. Individualize Your Counseling

Setiap konselor biasanya memiliki gaya konselingnya masing-masing. Gaya ini

mungkin didasarkan pada pendekatan teoritis tertentu atau pengalaman yang

diperoleh dalam lingkungan kerja tertentu. Ingat, bahwa bagaimanapun Anda

harus dapat beradaptasi dengan aturan-aturan umum dan memiliki teknik yang

khusus untuk setiap klien. Konselor cenderung untuk membangun kerangka kerja

pribadi untuk memastikan probing terbaik untuk memodifikasi pendekatan

konseling mereka. Beberapa konselor menggunakan pendekatan psikologis dan

motivasi untuk klien mereka; sebagian lagi mengamati kedewasaan sosial dan

kecerdasan. Jika klien pernah menjalani konseling sebelumnya, Anda dapat

menyesuaikan pendekatan yang berhasil digunakan sebelumnya.

Konselor dapat mengamati penggunaan bahasa klien dalam upaya untuk

melakukan sesi pada tingkat konseptual yang cocok. Hati-hati untuk menghindari

kata-kata yang akan membingungkan klien.

Klien : Aku sudah benar-benar putus asa akhir-akhir ini

Konselor : Sedang merasa sedih

Klien : Ya... itu menyedihkan.

Tidak

11

Page 13: CHAPTER 1 PAPER SETTING THE STAGE.doc

Konselor : Saya menduga tingkat penurunan motivasi secara

langsung berhubungan dengan perasaan depresi Anda.

Konselor harus memilki pendekatan-pendekatan yang khusus dan unik

karena klien yang mengikuti konseling menunjukkan perilaku yang tidak

fleksibel. Sebagai penasihat, Anda dapat mengubah bahasa Anda, postur tubuh

Anda, bahkan pendekatan yang anda gunakan dalam proses konseling. Dengan

demikian, Anda akan membuat aplikasi yang unik dari gaya konseling Anda

untuk setiap klien. Ingat, Anda harus berbicara dengan klien Anda, bukan untuk

mereka.

10. Notice Resisteance

Resistensi mengacu pada kendala - disajikan oleh klien - yang

mempengaruhi proses konseling. resistensi dapat menjadi indikator kunci

kesiapan klien untuk perubahan dan jenis intervensi konselor harus

mempekerjakan.

Teori-teori konseling menafsirkan resistensi berbeda dan sebagian besar

mengakui kehadiran tak terelakkan perlawanan. konselor psikodinamik misalnya,

melihat resistensi sebagai upaya untuk menjaga kecemasan - memprovokasi bahan

dari kesadaran. untuk beberapa klien dengan kejadian traumatik atau situasi yang

sulit, diskusi tentang topik menyedihkan dapat dianalogikan membuka pintu ke

ruangan yang penuh dengan api. konselor pembelajaran sosial melihat resistensi

sebagai berasal dari takut akan konsekuensi dari perubahan perilaku. Mahoney

menunjukkan resistensi terhadap perubahan "adalah ekspresi alami dari

perlindungan diri" ketika cara klien berpikir, merasa dan berperilaku ditantang.

Semua ide-ide ini berhubungan dengan pengalaman klien keamanan

psikologis. dalam konteks ini, resistensi adalah sesuatu yang harus dihormati,

dipahami dan bila perlu, dieksplorasi.

Konselor : Gloria, minggu lalu kami sepakat Anda akan berbicara

dengan ibu Anda tentang beberapa masalah yang kita bahas.

tetapi Anda belum disebutkan apa-apa hingga hari ini

tentang itu.

12

Page 14: CHAPTER 1 PAPER SETTING THE STAGE.doc

Klien : Oh. Apakah saya tetap saya akan berbicara dengan dia?

saya kira saya lupa.

Untuk beberapa klien, itu hanya membutuhkan beberapa waktu sebelum

mereka siap untuk berbicara tentang pengalaman yang sulit dengan orang tua

mereka, keluarga atau teman-teman. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa klien

remaja dapat mengecilkan, pada awal konseling, seperti perilaku yang tidak

diinginkan sosial seperti merokok, kecurangan dan gagal untuk mengikuti

petunjuk dari orang dewasa. Penelitian ini menemukan bahwa remaja

meningkatkan laporan mereka perilaku yang tidak diinginkan konseling

berkembang, menunjukkan bahwa klien ini memberikan informasi yang lebih

jujur karena mereka mengembangkan aliansi bekerja dengan konselor mereka dari

waktu ke waktu.

Contoh lain dari resistensi termasuk perubahan tiba-tiba topik dan

melupakan materi yang penting. jika klien terus membuat kemajuan meskipun

perilaku seperti itu, hanya membuat catatan mental perlawanan dan pergi. Namun,

jika Anda temui berulang resistensi, proses dengan klien pada waktu yang

tampaknya tepat untuk Anda dan pada intensitas emosional yang sesuai klien.

Diskusi ini mungkin semua yang diperlukan untuk klien untuk bergerak maju.

Klien : Oh. Apakah saya mengatakan saya akan berbicara dengan

dia? saya kira saya lupa.

Konselor : Itu aneh - saya tahu Anda benar-benar ingin berbicara

dengan dia pada akhir sesi pekan lalu.

Klien : Saya kira saya lakukan.

Konselor : Bagaimana Anda jika kita berbicara tentang hal itu

sekarang?

Klien : Baik. takut, benar-benar. saya menyadari betapa marahnya

dia jika mereka mengetahui saya menyalahgunakan,

sementara aku masih kecil.

13

Page 15: CHAPTER 1 PAPER SETTING THE STAGE.doc

Konseling : Anda takut untuk menghadapinya.

Klien : Ya. tetapi saya ingin melakukannya. yang tampaknya

seperti satu-satunya cara bagi saya untuk mengatasinya.

Dengan resistensi yang ekstrim, konselor kembali ke mondar-mandir di

klien dengan mengurangi intensitas emosional sesi atau dengan mengubah topik.

pada dasarnya, konselor memberikan izin klien untuk menangani bahan intens

ketika klien lebih mampu melakukannya.

11. When in Boubt, Focus On Feeling

Tidak peduli apa orientasi teoretis mereka, konselor sering fokus pada

perasaan klien. konselor percaya perasaan klien - terutama seperti yang

diungkapkan pada tingkat nonverbal - sebagai indikator masalah yang menonjol.

Konselor : Saya punya perasaan bahwa itu benar-benar penting bagi

orang untuk menyukai Anda.

Klien : Ya - bukan untuk semua orang?

(menegang)

Klien ini menanggapi membela diri, menafsirkan pernyataan konselor

berarti bahwa kebutuhan tersebut tidak normal atau tidak. konselor mungkin

menindaklanjuti dengan meminta klien apa yang dia rasakan ketika dia ingin

orang seperti dia.

Belajar bagaimana mengenali dan mengekspresikan perasaan tantangan

banyak klien. pada satu ekstrim adalah klien yang memperlakukan perasaan

mereka diseluruh situatuins sulit atau trauma seolah-olah perasaan itu adalah

ruangan yang penuh dengan api siap untuk melompat keluar kedua seseorang

membuka pintu. klien lain mungkin mulai konseling tidak dapat mengenali

perasaan mereka atau untuk menggambarkan mereka dalam lebih dari satu cara

sepintas.

14

Page 16: CHAPTER 1 PAPER SETTING THE STAGE.doc

Konselor : Bagaimana perasaan Anda tentang kehilangan pekerjaan

Anda?

Klien : Buruk. aku sangat marah.

Meskipun klien ini dapat label intensitas dan arah perasaan, deskripsi

seperti "buruk / baik" memberikan sedikit detil. ketika klien menggunakan kata-

kata mencolok seperti yang buruk, baik atau marah, meminta mereka untuk

menjelaskan. klien dalam contoh sebelumnya mungkin merasa marah karena dia

harus mencari pekerjaan - proses berburu lagi atau sedih karena dia percaya

bahwa kehilangan pekerjaan menunjukkan kegagalan di pihaknya.

Konselor biasanya mencari empat besar kata-kata perasaan - (1) marah, (2)

kesedihan, (3) rasa takut dan (4) sukacita - yang beberapa penelitian menunjukkan

secara biologis berbasis dan evolusi berasal. konselor mulai sering diajarkan

untuk membantu klien mengenali perasaan ini dan alasan bagi mereka, misalnya

saya merasa marah karena saya tidak mendapatkan pekerjaan. kemampuan untuk

mengenali perasaan ini dalam klien adalah tanda kemajuan dalam konselor awal.

Konselor juga hadir untuk perasaan karena klien mencari konseling

terutama untuk mengurangi rasa sakit psikologis. membantu klien membayar

atention perasaan mereka dapat meningkatkan motivasi mereka untuk berubah.

beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat moderat rangsangan emosional

yang paling bermanfaat untuk memotivasi klien yang hadir dengan sedikit stres

emosional. di samping itu, meskipun penelitian menunjukkan bahwa penekanan

emosional dapat menghasilkan efek kognitif dan fisiologis negatif, sangat umum

bagi klien untuk menekan apa yang mereka alami sebagai perasaan yang luar

biasa. sepenuhnya perasaan mengalami dapat membawa wawasan dan lega.

beberapa konselor bekerja untuk menciptakan pengalaman emosional korektif di

mana tujuan utama adalah untuk menyediakan klien dengan meneguhkan, aman

dan terapi dekat dalam hubungan sebelumnya.

Konselor yang berpengalaman dapat menentukan perasaan klien dengan

memperhatikan apa yang mereka rasakan sebagai klien bicara. dengan berbagi

15

Page 17: CHAPTER 1 PAPER SETTING THE STAGE.doc

reaksi mereka kepada klien 'situasi, konselor dapat meningkatkan klien experince

perasaan mereka di sini dan sekarang.

Klien :Meskipun sudah setahun sejak ayah saya meninggal, saya

masih merasa lubang dalam hidup saya.

Konselor : Anda berbicara tentang ayahmu, aku merasa sedih.

Teknik ini dapat membantu klien yang mengalami kesulitan mengalami

atau mengenali perasaan. model konselor perasaan dan meyakinkan klien bahwa

perasaan seperti itu tidak apa-apa.

Beberapa klien melihat ekspresi perasaan sebagai semua - atau - tidak ada

proposisi. klien-klien ini mengikuti teori gunung berapi emosi. ekspres tidak

berpengaruh sampai perasaan mereka membangun dan meledak.

Klien : Jim, rekan kerja saya terus menggoda saya sampai saya

tidak tahan lagi dan aku berteriak padanya.

Konselor : Anda merasa sangat marah. bagaimana dia bereaksi ketika

Anda berteriak kepadanya?

Klien : Dia terkejut.

Pelatihan ketegasan, di mana klien belajar bagaimana mengekspresikan

perasaan kepada orang lain, mungkin cocok untuk klien tersebut. klien juga dapat

belajar untuk mengekspresikan emosi pada tingkat dimoderatori oleh berlatih

ekspresi seperti dalam konseling.

12. Plan For Termination At The Beginning Of Counseling

Pemutusan mengacu pada proses yang terjadi di akhir konseling (Anthony

&pagano). Pada awal konseling , klien, dan konselor harus mencapai setidaknya

pemahaman tentatif tentang kapan dan bagaimana konseling akan selesai.

Rencana untuk pemutusan berarti tujuan eksplisit sudah di tetapkan,

meskipun melakukan ini belum tentu berarti klien dan konselor sudah membuat

daftar pengganti tujuan. Tujuan akan menjadi lebih jelas dan mungkin direvisi

16

Page 18: CHAPTER 1 PAPER SETTING THE STAGE.doc

(bersama dengan pemutusan rencana) bergerak lebih dalam ke eksplorasi diri.

Sebuah rencana akan untuk pemutusan bisa menjadi bagian dari rencana

pengobatan, tahapan konselor dan klien akan mengambil arah suksesnya resolusi

dari masalah klien.

Klien : Saya tidak ingin menjadi independen emosi dari keluarga

saya – saya ingin mempunyai apartemen saya sendiri.

Konselor : Keluar akan menjadi langkah nyata yang signifikan membuat

kamu mandiri.

Klien : Ya. Saya akan lakukan itu. saya puas.

Pemutusan yang sudah terencana , tidak tiba-tiba; kenyamanan mu dengan

pemutusan akan mempengaruhi proses ini. Untuk beberapa konselor pemula,

pemutusan bisa menakutkan ketika mereka menyadari konseling akan

menyimpulkan dan klien diarahkan pada jalan mereka sendiri. Menjadi

mahasiswa pasca sarjana menyadari meletakkannya.

Dengan pemutusan cepat mendekati, saya menemukan bahwa setiap kali

saya mengingatkan klien saya berapa banyak sesi yang tersisa, saya di rasa yang

mengingatkan diri sendiri bahwa saya harus menghadapi semua ketakutan klinis

saya di kepala. menakutkan seperti itu mulai dengan klien, bahkan lebih

menakutkan untuk menyelesaikan hubungan dan mengirim mereka dalam

perjalanan mereka. saya merasa seolah-olah saya harus menghadapi kekurangan

saya melalui pekerjaan kami selama penghentian dan harus merasa cukup kuat

untuk menjaga sesi penghentian dalam kendali.

Sehingga konselor pemula mungkin takut bahwa kesalahan mereka dan

kekurangan akan sangat nyata selama proses pemutusan. Jika kamu mempunyai

perasaan yang sama, pengawasan adalah tempat terbaik untuk mengatasinya.

Secara keseluruhan, ingatlah bahwa yang terpenting adalah mengatakan

selamat tinggal, mengkonsolidasikan pengalaman konseling, menemukan bahwa

konseling berarti pada klien, dan mendiskusikan situasi selanjutnya.

17

Page 19: CHAPTER 1 PAPER SETTING THE STAGE.doc

Masalah klien mungkin juga muncul atau terulang selama proses

pemutusan. Kesedihan masa lalu mungkin muncul atau klien membesarkan suatu

kejadian besar yang tidak pernah disebutkan sebelumnya (contoh: pelecehan

seksual). Tetapi pemutusan juga muncul di kesempatan tertentu.klien atau

konselor mungkin menggunakan waktu ini untuk menyimpulkan kemajuan dan

prestasi untuk mendeskripsikan apa yang bisa dikerjakan di masa yang akan

mendatang dan untuk mendiskusikan kemungkinan arah. Mengenai poin terakhir,

dalam aturan di sekolah dan kampus pusat konseling diakhir tahun ajaran atau

kelulusan mungkin berarti akhir dari pekerjaan konselor dengan klien tertentu,

tetapi bukan akhir dari kebutuhan akan konseling untuk klien.

Klien mengatakan selamat tinggal dengan berbagai cara. Beberapa orang

melekat untuk berhubungan dan mencoba untuk menghindari perpisahan;

beberapa menyangkal perasaannya; beberapa membatalkan sesi terakhir. Dengan

klien yang memutuskan sebelum waktunya – meskipun mereka mungkin puas

dengan konseling – pemutusan tidak resmi mungkin bisa. Berbicara dengan klien

tentang bagaimana mereka merasakan tentang pemutusan. Semua ini bisa dibuat

mudah dengan membangun pada awal konseling kondisi di mana konseling akan

berakhir. konselor sering menjadwalkan beberapa sesi untuk mengakhiri. dengan

beberapa klien mereka mungkin menjadwalkan pertemuan bulanan untuk

mempertahankan kemajuan.

13. Arrange The Psysical Setting Appropriately

Konseling dipengaruhi oleh karakteristik fisik konselor dan setting

konseling

a. Berpakaian secara tepat

Berpakaian untuk kesuksesan mungkin lebih diperlukan dalam

bisnis dari pada dalam konseling tetapi beberapa klien menilai konselor

dengan pakaian mereka. Berpakaian akan menjadi masalah ketika

konselor memberikan perhatian melalui pakaian mereka sendiri.

b. Hadir untuk memberikan ruangan

18

Page 20: CHAPTER 1 PAPER SETTING THE STAGE.doc

Observasi bagaimana klien menggunakan ruangan. Beberapa klien

mungkin lebih suka bahwa tidak adaobjek fisik diantara mereka,

sedangkan mereka mungkin merasa lebih aman dengan pembatas seperti

meja. Kita lebih suka untuk duduk berhadapan klien, meskipun beberapa

konselor mempunyai saran bahwa duduk di sudut menigkatkan

kenyamanan klien. Jika mungkin menyediakan kursi yang nyaman untuk

konselor dan klien. Ini mempermudah keduanya untuk konsentrasi

selama keseluruhan sesi.

c. Melakukan konseling dalam setting yang tenang

Jika kamu bisa mendengarkan percakapan yang lain selama sesi

konseling, kemungkinan seseorang dapat mendengarkan diskusi (rahasia)

anda. Menghormati privasi klien dan kenyamanan berarti konseling harus

terjadi dalam keadaan tenang, dan tertutup.

d. Melarang iterupsi dan medistraksi

Jangan menerima panggilan telepon; jangan membaca email;

jangan selesaiakan makan siang; perhatian dalam sesi konseling eksklusif

untuk klien, kecuali dalam keadaan darurat.

e. Dengan cepat

Jika klien tiba terlambat atau pergi lebih awal, itu berarti masalah

untuk diatasi dalam konseling. Dalam beberapa kejadian klien tidak

boleh bertanya mengenai keberadaan konselor dari konselor mereka 10

menit setelah jadwal dimulai. Biasanya untuk memulai atau mengakhiri

sesi konseling sinyal bahwa klien bisa mempercayai hubungan ini.

f. Menyediakan box tisu

Kadang kadang klien menangis. Itu bukan ide yang bagus, akan

tetapi bagi konselor untuk memberikan tisu pada klien. Itu mungkin

menyiratkan untuk beberapa klien, bahwa waktu untuk berhenti bersedih.

Biarkan klien menggunakan tisu ketika mereka siap.

g. Ingat kerahasiaan

19

Page 21: CHAPTER 1 PAPER SETTING THE STAGE.doc

Membatasi komunikasi kamu tentang klien untuk teman seprofesi

dalam aturan profesional. Konselor mungkin tergoda untuk

mendiskusikan klien dalam tempat umum seperti restoran, ruang guru,

atau pertemuan tidak resmi. Khususnya di kota kecil dan tempat lain

dimana orang bisa mendengar percakapan harus tahu individu yang

terlibat, berbicara tentang klien dalam umum mempunyai potensi

masalah serius. Kebanyakan organisasi profesional mendiskusikan

kerahasiaan dan masalah etis padawebsite mereka (contoh www.apa.org,

www.aamfit.org).

SUMMMARY AND DISCUSSION

Percakapan antara konselor dan klien berbeda dengan yang biasa kita

miliki dengan keluarga dan teman-teman kita. Percakapan konselor - klien yang

niat terapi, bertujuan untuk membantu perubahan klien, dan progresif di sifatnya.

Proses komentar dengan konselor juga membedakan konseling dari percakapan

normal.

Bab ini dijelaskan tahap pertama konseling dalam hal apa konselor dapat

lakukan untuk membantu klien memulai proses konseling. Hubungan ini dimulai

dalam sebuah ikatan yang berkembang, sering ditandai dengan kedekatan

emosional. Klien mulai mendapatkan apa yang dirasakan tentang konseling dan

konselor ini mulai merasakan dan bagaimana cepat dia dapat berkembang.

Cara lain percakapan konselor-klien berbeda dari wacana biasa adalah

disiplinnya konselor membawa dalam interaksi. Umumnya, konselor melekatkan

keterampilan dasar mendengarkan mereka sampai keterampilan-keterampilan

menjadi berubah-ubah dan otomatis. Setelah menguasai, konselor membuat

pengecualian untuk bentuk dasar hanya ketika dia berpikir melalui situasi dengan

hati-hati. Sebagai contoh, konselor biasanya tidak akan berbaginya atau reaksi

pribadinya untuk klien tanpa memikirkan dampak yang mungkin dari

pengungkapan tersebut dalam klien tertentu. Kita tahu dari sejumlah konselor

yang telah belajar dari pelajaran ini secara keras. Satu, bekerja sebagai konselor

karir di sekolah tinggi, mewawancarai mahasiswa baru tentang aspirasi karir

20

Page 22: CHAPTER 1 PAPER SETTING THE STAGE.doc

mereka. Karena siswa muda ini datang ke kantornya secara individual, konselor

mendengar berbagai karir sampai seorang gadis menjawab, "Saya ingin menjadi

presiden." Konselor itu sedikit bingung dan bertanya "Presiden apa? Sebuah

perusahaan? "Tidak, gadis itu menjawab," Presiden Amerika Serikat. " Konselor

tertawa terbahak-bahak, tapi melihat bahwa gadis itu terluka. Tiga tahun

kemudian, konselor mengetahui bahwa dampak dari acara ini masih ada. Di

sekolah ini semua siswa menyelesaikan survei selama tahun senior mereka untuk

mengevaluasi pengalaman mereka, termasuk konseling apapun. Konselor yang

bersangkutan sedang membaca melalui survei ini ketika ia menemukan salah satu

yang mengatakan, "Terima kasih untuk menertawakanku Mr. X." Semua

keterampilan yang diuraikan dalam bab ini berkaitan dengan kemampuan konselor

untuk mendengarkan dengan baik. Konselor berusaha untuk mendengarkan

dengan baik (sering berbicara sebentar atau tidak sama sekali) dan untuk

membantu klien hadir untuk apa yang dia alami dan rasakan saat ini. Hal ini

kebetulan bahwa banyak program pelatihan yang baik dimulai dengan kursus

keterampilan mendengarkan. Seperti yang telah dibahas dalam bab ini dan

berikutnya, mendengarkan dengan baik membuat terapi percakapan dan tahap

untuk intervensi terapi selanjutnya. Mendengarkan membangun hubungan,

bahkan antara individu dengan latar belakang yang sangat berbeda (Bruner, 2004).

Untuk membantu Anda memahami dan menerapkan informasi dalam bab

ini, pertimbangkan pertanyaan-pertanyaan ini:

Bagaimana isi dan proses yang berbeda?

Apa yang mempengaruhi hasil dalam konseling, dari proses konseling

independen?

Apa mungkin salah dalam proses mengembangkan aliansi kerja?

Apa karakteristik pribadi yang mungkin meningkatkan kemampuan klien

untuk membuat kemajuan dalam konseling?

Apa perilaku konselor dapat meningkatkan kemajuan klien?

21

Page 23: CHAPTER 1 PAPER SETTING THE STAGE.doc

Apa perilaku konselor dapat menghambat kemajuan klien?

Memberikan contoh bagaimana Anda memiliki individual konseling

dengan klien tertentu.

22

Page 24: CHAPTER 1 PAPER SETTING THE STAGE.doc

JOBDESC KELOMPOK 4

1. Anindya Dwi Novitasari : Bagian Awal,

Sub bab 1 dan 2, mengedit power point.

2. Nisrina Dwi Pramara Putri : Sub bab 3

dan mengedit paper.

3. Marsya Rezkita : Sub bab 4 dan 5,

membuat ringkasan kelompok.

4. Ariq Jaka Ramadhanu : Sub bab 6 dan 7

5. Novi Putriana : Sub bab 8 dan 9

6. Novrita Tunggal Dewi : Sub bab 10 dan 11,

mencetak paper dan power point.

7. Nissa Amalia : Sub bab 12 dan 13,

membuat ringkasan kelompok.

8. Irvan Hadi : Summary and Discussion.

Catatan : Setiap anggota kelompok membuat paper dan power point bagian

sub babnya masing-masing.

23