cetak statda banten 2014
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
1/50
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN
Katalog BPS : 1101002.36ISSN : 2088-4974
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
2/50
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
3/50
STATISTIK DAERAH
PROVINSI BANTEN
2014
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
4/50
STATISTIK DAERAHPROVINSI BANTEN2014
ISSN : 2088-4974No. Publikasi : 36000.1430
Katalog BPS : 1101002.36
Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cmJumlah Halaman : 42 Halaman + iv
Naskah :Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Gambar Kulit :Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Diterbitkan oleh :BPS Provinsi Banten
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
Sumber gambar sampul buku :1. Gambar sampul depan : Banten Ujung Kulon di Padang Rumput Cidaon,
Taman Nasional Ujung Kulon, Kabupaten Pandeglang(foto-hutan-konservasi.blogspot.com, oleh Agus Sartono)Gambar sampul belakang : Situs Peninggalan Keraton Kaibon - Banten, Kota Serang(bantenculturetourism.com / Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Banten)
2. Gambar sisipan :(bantenculturetourism.com / Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Banten)1. Kesenian Angklung Buhun, kesenian khas Kabupaten Lebak2. Pantai Tanjung Layar - Sawarna, Kabupaten Lebak3. Industri Kimia PT Chandra Asri Petrochemical, Kota Cilegon (www.chandra-asri.com)4. Masjid Agung Banten Lama, Kota Serang5. Wisata Bawah Laut Pantai Pulau Panaitan, Kabupaten Pandeglang6. Pelabuhan Penyeberangan Merak, Kota Cilegon
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
5/50
Publikasi Statistik Daerah Provinsi Banten 2014 diterbitkan oleh
BPS Provinsi Banten, berisi berbagai data dan informasi terpilihseputar Provinsi Banten yang dianalisis secara sederhana untukmembantu pengguna data dalam memahami perkembanganpembangunan serta potensi yang ada di Provinsi Banten.
Publikasi Statistik Daerah Provinsi Banten 2014 diterbitkanuntuk melengkapi beberapa publikasi statistik yang sudah terbitsecara rutin setiap tahun. Berbeda dengan publikasi yang sudahada, publikasi ini lebih menekankan pada analisis.
Materi yang disajikan pada Publikasi Statistik Daerah Provinsi Banten 2013 memuatberbagai informasi/indikator yang terkait dengan hasil pembangunan dari berbagaisektor di wilayah Provinsi Banten dan diharapkan dapat digunakan untuk bahan kajian,perencanaan, dan evaluasi berbagai macam program yang telah dijalankan.
Akhirnya kami sampaikan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepadasemua pihak yang telah membantu dalam pembuatan publikasi ini, sehingga penerbitanpublikasi ini dapat terlaksana. Kritik dan saran sangat kami hargai guna penyempurnaanpublikasi di masa mendatang.
Serang, September 2014
BPS Provinsi BantenKepala,
Dr. Syech Suhaimi, SE., MSi.NIP. 19620108 198703 1 002
Kata Pengantar
Statistik Daerah Provinsi Banten 2014 iii
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
6/50
1. Geografi dan Iklim ... 1
2. Pemerintahan ... 2
3. Penduduk ... 4
4. Ketenagakerjaan ... 6
5. Pendidikan ... 86. Kesehatan ... 9
7. Perumahan ... 10
8. Pembangunan Manusia ... 11
9. Pertanian ... 13
10. Energi Listrik ... 15
11. Industri Pengolahan ... 16
12. Konstruksi ... 17
13. Hotel dan Pariwisata ... 18
14. Transportasi dan Komunikasi ... 19
15. Perbankan dan Investasi ... 2116. Harga-harga ... 22
17. Pengeluaran Penduduk ... 24
18. Perdagangan ... 26
19. Pendapatan Regional ... 28
20. Perbandingan Regional ... 30
Lampiran Tabel 33
DAFTAR ISI
Statistik Daerah Provinsi Banten 2014iv
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
7/50
GEOGRAFI DAN IKLIM
Lebih sejuk, lebih lembab dan lebih sering hujan
Suhu udara di Banten lebih sejuk, lebih lembab dan lebih sering hujandibanding tahun sebelumnya. Ditandai oleh suhu yang lebih rendah,
kelembaban yang lebih tinggi dan hari hujan yang lebih banyak. 1
Provinsi Banten terletak di ujung baratPulau Jawa dan berbatasan langsung denganDKI Jakarta, Jawa Barat, Laut Jawa, SamudraHindia dan Selat Sunda. Letak astronomisnyaantara 5 0750 - 7011 LS dan 105 0111 -106 0712 BT. Luas wilayah Banten mencapai9.662,92 km2 atau sekitar 0,51 persen dari luasdaratan Indonesia. Berarti, Banten adalahprovinsi dengan luas wilayah terkecil kelima di
Indonesia setelah Kepulauan Riau (0,43 per-sen), Bali (0,30 persen), DI Yogyakarta (0,16persen) dan DKI Jakarta (0,03 persen).
Kondisi topografi wilayah Banten padaumumnya merupakan dataran rendah denganketinggian antara 0 200 m dpl yang terletakdi daerah Kota Cilegon, Kota Tangerang,Kabupaten Tangerang, Kota TangerangSelatan, Kabupaten Pandeglang dan sebagianbesar wilayah Kabupaten Serang. Adapundaerah Lebak Tengah, sebagian kecilKabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglangmemiliki ketinggian berkisar 201 2.000 m dpl.Sedangkan daerah Lebak Timur memilikiketinggian 501 2.000 m dpl yang terdapat disekitar Puncak Gunung Sanggabuana danGunung Halimun.
Iklim wilayah Banten dipengaruhi oleh AnginMonson dan gelombang La Nina. Cuacadidominasi oleh Angin Barat dari SamudraHindia dan Angin Asia di musim penghujanserta Angin Timur pada musim kemarau. Suhuudara rata-rata di Banten selama tahun 2013mencapai 27.0 0C, dengan kelembaban udararata-rata 83%. Hujan turun setiap bulannya,dengan jumlah hari dan curah hujan dalamsetahun masing-masing sebanyak 206 hari dan3.573 mm. Dengan demikian, dibandingkantahun sebelumnya suhu udara di Bantenselama tahun 2013 ini terasa lebih sejuk, lebih
lembab dan lebih sering hujan, bahkan denganintensitas yang lebih tinggi alias lebih lebat.
Peta Wilayah Provinsi Banten
Statistik Daerah Provinsi Banten 2014 1
Data Geografis dan Iklim Banten
Keadaan Geografis Satuan Nilai
a. Luas wilayah km 2 9 662,92
b. Ketinggian m dpl 0 - 2 000
c. Jumlah pulau kecil buah 61
d. Sungai terpanjang(S. Cisadane) km 414,3
e. Danau terluas(Cipondoh) ha 126
f. Gunung tertinggi(G. Halimun) m dpl 1 925
Kondisi Iklim Satuan 2012 2013
a. Suhu rata-rata oC 27,1 27,0
b. Kelembaban rata-rata % 81 83
c. Hari hujan hari 171 206
d. Curah hujan mm 1 197 3 573
Sumber : Banten Dalam Angka 2014
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
8/50
PEMERINTAHANLegislator perempuan bertambah, keterwakilan masih kurang
Pileg 2014 menghasilkan penambahan jumlah legislator perempuandi DPRD Banten. Namun jumlahnya masih di bawah angka 30 persenketerwakilan perempuan dalam legislatif sesuai UU No. 10/2008.
Sama seperti tahun sebelumnya, wilayahProvinsi Banten pada tahun 2013 ini secaraadministratif masih terbagi dalam 4 kabupatenyaitu Pandeglang, Lebak, Tangerang danSerang, serta 4 kota yakni Tangerang, Cilegon,Serang dan Tangerang Selatan. Adapun jumlahkecamatan, desa dan kelurahan sama sepertitahun sebelumnya tidak ada perubahan, baik
karena pemekaran wilayah maupun karenaperubahan status dari desa menjadi kelurahan.
Dilihat dari sisi personil, jumlah PNS diBanten selama periode 2011-2013 terusmenurun dari 98 ribu orang menjadi 95 ribu orang. PNS laki-laki dan perempuan sama-sama berkurang, namun jumlah PNS laki-lakiyang berkurang jauh lebih besar dibandingkanPNS perempuan. Akibatnya, proporsi pegawai
perempuan meningkat hingga mencapai 47persen. Sebaliknya, proporsi pegawai laki-lakimenurun menjadi 53 persen.
Pemilu Legislatif 2014 telah berhasilmenghantarkan 16 orang perempuan sebagailegislator di DPRD Banten. Jumlah inibertambah dibandingkan pemilu sebelumnyayang hanya menghasilkan 14 orang legislatorperempuan. Hanya saja, jumlah legislator
perempuan ini masih tetap di bawah angka 30persen keterwakilan perempuan dalamlembaga legislatif sesuai amanat UU No. 10Tahun 2008.
*** TAHUKAH ANDA Jumlah calon legislator perempuan dalamPemilu Legislatif 2014, yang diusung oleh 10
partai politik yang memperoleh kursi di DPRD
Banten mencapai 295 orang, atau sekitar 36 persen dari seluruh calon legislator.
2
Statistik Daerah Provinsi Banten 20142
WilayahAdministrasi 2011 2012 2013
1. Kabupaten 4 4 4
2. Kota 4 4 4
2. Kecamatan 155 155 155
4. Desa 1 267 1 267 1 267
5. Kelurahan 278 278 278
Jumlah PNS 2011 2012 2013
Laki-laki 53 242(54,21%)51 693
(53,75%)50 545
(53,34%)
Perempuan 44 965(45,79%)44 472
(46,25%)44 213
(46,66%)
Jumlah Total 98 207(100,00%)96 165
(100,00%)94 758
(100,00%)
Statistik Pemerintahan di Banten
Sumber : Banten Dalam Angka 2014
Jumlah Anggota DPRD BantenHasil Pemilu Legislatif
Sumber : KPU Banten (data diolah)
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
9/50
PEMERINTAHAN
Tingkat kemandirian keuangan daerah berkurang
Porsi PAD Banten terhadap pendapatan daerah bertambah, karenalebih tingginya pertumbuhan PAD. Akibatnya, tingkat kemandirian
keuangan daerah Benten pun menjadi bertambah.
Sebagai salah satu instrumen kebijakanfiskal yang dapat digunakan untuk memacuperkembangan ekonomi daerah, realisasibelanja daerah Banten selama periode 2011-2013 menunjukkan perkembangan yang kurangmenggembirakan. Level belanja daerah padaperiode tersebut memang meningkat pesat,yaitu dari 3,9 triliun rupiah menjadi 5,3 triliun
rupiah, atau rata-rata tumbuh 16,5 persen pertahun. Namun, belanja modal yaitu komponenbelanja daerah yang paling berperan dalammemacu pertumbuhan ekonomi, pada periodeyang sama rata-rata hanya tumbuh 6,5 persenper tahun. Artinya, peningkatan belanja daerahBanten pada periode tersebut, ternyata lebihbanyak digunakan untuk keperluan belanjapegawai dan belanja barang dan jasa, yangkurang berperan dalam pertumbuhan ekonomi.
.Pendapatan daerah (PD) adalah sumberdana utama bagi pembiayaan pembangunanatau belanja daerah. Salah satu komponenpendapatan daerah yaitu pendapatan aslidaerah (PAD) merupakan besaran yang dapatdigunakan untuk menggambarkan tingkatkemandirian keuangan daerah. Semakin besarporsi PAD suatu daerah terhadap PD, semakintinggi pula tingkat kemandirian keuangan
daerah tersebut. Tercatat, total pendapatandaerah Banten pada tahun 2013 tumbuhmencapai 15,1 persen hingga menjadi 6,2triliun rupiah. Padahal, realisasi PAD padaperiode yang sama tumbuh mencapai 21,3persen. Akibatnya, proporsi PAD Bantenterhadap PD naik dari 62,7 persen menjadi 66,1persen. Karena itu, tingkat kemandiriankeuangan daerah pun semakin bertambah.Implikasinya, Banten lebih leluasa untukmengatur belanja daerahnya, karena kendalaketerbatasan fiskal berkurang.
2
Statistik Daerah Provinsi Banten 2014 3
Porsi dan Pertumbuhan PADProvinsi Banten
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014 (data diolah)
Uraian 2011 2012 2013
A. Belanja Daerah : 3 901 5 318 5 295
1. Belanja Langsung 1 820 2 017 1 979
- Belanja Pegawai 130 148 182
- Belanja Barang & jasa 973 951 984- Belanja Modal 717 918 813
2. Belanja Tidak Langsung 2 081 3 301 3 316
- Belanja Pegawai 320 385 423
- Belanja Lainnya 1 761 2 916 2 893
B. Pendapatan Daerah : 3 756 5 414 6 230
Realisasi APBD Provinsi Banten(miliar rupiah)
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
10/50
Hasil proyeksi penduduk menunjukkanbahwa jumlah penduduk Banten pada Juni2014 sudah mencapai 11,7 juta orang.Penduduk laki-laki berjumlah 6,0 juta orang,lebih banyak dibandingkan dengan pendudukperempuan yang hanya 5,7 juta orang. Dengandemikian, rasio jenis kelamin ( sex ratio ) nya sebesar 104, 1 atau terdapat 1.04 1 penduduk
laki-laki di antara 1.000 penduduk perempuan.
Dibandingkan empat tahun sebelumnya,penduduk Banten tumbuh sangat pesat hinggamencapai 2,3 persen per tahun. Padahal,penduduk Indonesia pada periode yang samarata-rata hanya tumbuh 1,4 persen per tahun.
Akibatnya, proporsi penduduk Banten terhadaptotal penduduk Indonesia meningkat dari 4,5persen menjadi 4,6 persen. Karena itu, Banten
berhasil mempertahankan posisinya sebagaiprovinsi dengan populasi terbanyak kelima diIndonesia setelah Jawa Barat (18,2 persen),Jawa Timur (15,3 persen), Jawa Tengah (13,3persen) dan Sumatera Utara (5,5 persen).
Dibandingkan dengan luas wilayah nya yang hanya sekitar 10 ribu kilometer persegi,Banten pada tahun 2014 terasa lebih sempit. Inidibuktikan dengan menjadi provinsi ketiga
terpadat penduduk nya se Indonesia setelahDKI Jakarta (15.173 penduduk per km 2) danJawa Barat (1.301 penduduk per km 2). Tingkatkepadatan penduduk Banten sendiri mencapai1.211 penduduk per km 2. Dengan kata lain,untuk setiap satu kilometer persegi, wilayahBanten dihuni oleh 1.211 penduduk.
*** TAHUKAH ANDA Penduduk Banten setiap jam bertambah 29 orang.
3
Statistik Daerah Provinsi Banten 20144
Indikator KependudukanBanten dan Nasional
Sumber : BPS Provinsi Banten
Uraian 2010 2014
BANTEN
Penduduk (juta orang) 10,6 11, 7
- Laki-laki 5,4 6,0
- Perempuan 5,2 5,7
Rasio Jenis Kelamin 104,7 104, 1
Pertumbuhan Penduduk (persen) 2,78 2, 30
Kepadatan Penduduk (orang/km 2) 1 100 1 211
INDONESIA
Penduduk (juta orang) 237,6 2 52,2
- Laki-laki 119,6 12 6,7
- Perempuan 118,0 12 5,5
Rasio Jenis Kelamin 101,4 101,0
Pertumbuhan Penduduk (persen) 1,49 1, 40
Kepadatan Penduduk (orang/km 2) 124 1 32
PENDUDUKTerbanyak kelima dan terpadat ketiga di Indonesia
Penduduk Banten tahun 2014 berjumlah 11,7 juta orang. Dibandingkanprovinsi lain, Banten merupakan provinsi dengan populasi terbanyakkelima dan terpadat ketiga di Indonesia .
Perkembangan Penduduk Banten,Tahun 1971-2014
Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
11/50
Dilihat menurut distribusi spasial penduduk,tampak bahwa Kabupaten Tangerang menjadi daerah dengan jumlah penduduk terbanyakdi Banten, yakni dengan persentase mencapai27,9 persen (3, 4 juta orang). Sebaliknya, KotaCilegon dengan persentase hanya 3,5 persen(0,4 juta orang) menjadi daerah yang palingsedikit penduduknya.
Dilihat menurut rasio jenis kelamin, proporsipenduduk laki-laki terbesar terdapat diKabupaten Lebak , dimana terdapat 1.05 2 penduduk laki-laki untuk setiap 1.000 pendudukperempuan. Sedangkan proporsi yang terkecildi Kota Serang , dengan perbandingan 1.000penduduk perempuan untuk setiap 1.016 penduduk laki-laki.
Dilihat menurut tingkat perkembanganpenduduk, Kota Tangerang, KabupatenTangerang dan Kota Tangerang Selatan yangwilayahnya terletak di bagian utara Bantenmenjadi daerah dengan tingkat pertumbuhanpenduduk paling pesat, yaitu masing-masingmencapai 2,6 persen, 3, 4 persen dan 3,6persen. Disamping itu, ketiga daerah tersebut
juga menjadi daerah yang terpadatpenduduknya, dengan tingkat kepadatanmasing-masing sebanyak 12.992 , 3. 227 dan10.143 penduduk per kilometer persegi.Sebaliknya, Kabupaten Pandeglang danKabupaten Lebak yang wilayahnya berada dibagian selatan Banten selain sebagai daerah dengan tingkat pertumbuhan pendudukterendah, juga menjadi daerah yang paling
jarang penduduknya yakni dengan tingkat
kepadatan masing-masing hanya sebanyak433 dan 36 8 penduduk per kilometer persegi.
3
Statistik Daerah Provinsi Banten 2014 5
Indikator Kependudukan BantenMenurut Kabupaten/Kota Tahun 2014
Sumber : BPS Provinsi Banten
Kabupaten/Kota
RasioJenis
Kelamin
PertumbuhanPenduduk(persen)
KepadatanPenduduk
(orang/km 2)
1. Pandeglang 104, 5 0,7 3 433
2. Lebak 105, 2 1,02 368
3. Tangerang 104,9 3,44 3 227
4. Serang 103,0 0,9 5 844
5. Kota Tangerang 104,4 2,5 5 12 992
6. Kota Cilegon 104, 4 1,87 2 309
7. Kota Serang 101,6 2,10 2 366
8. Kota Tangsel 104,1 3,5 5 10 143
PENDUDUKTerbanyak penduduknya, tapi bukan yang terpadat
Kabupaten Tangerang adalah kabupaten terbanyak penduduknya.Akan tetapi yang terpadat penduduknya adalah Kota Tangerang,
dengan tingkat kepadatan mencapai 12.992 penduduk per km persegi.
Komposisi Penduduk Banten Tahun 2014
Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
12/50
4
Statistik Daerah Provinsi Banten 20146
Setiap tahun selama periode 2012-2014,antara enam sampai tujuh orang dari sepuluhorang penduduk usia kerja (penduduk usia 15tahun ke atas) Banten, telah memasuki pasarkerja. Hal ini terlihat dari indikator TingkatPartisipasi Angkatan Kerja (TPAK), yangmemberikan gambaran mengenai besarnyapersentase penduduk usia kerja yang termasuk
dalam angkatan kerja. Jumlah angkatan kerjaBanten sendiri bertambah dari 5,2 juta orangmenjadi 5,5 juta orang.
Sementara itu persentase penduduk usiakerja yang bekerja sepanjang Agustus 2012hingga Februari 2014 mengalami penurunandari 90,2 persen menjadi 90,1 persen. Iniberarti bahwa tingkat kesempatan kerja jugaberkurang, yang berakibat pada naiknya
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Bantenhingga menjadi 9,9 persen. Bahkan angka TPTyang dihasilkan tersebut menjadi yang tertinggise Indonesia.
*** TAHUKAH ANDA TPT Banten pada Agustus 2013 masih beradadi urutan tertinggi kedua se Indonesia setelahProvinsi Aceh.
Diamati menurut komposisi lapanganpekerjaan, dari seratus penduduk usia kerjaBanten yang telah bekerja pada Februari 2014,81 orang diantaranya pasti bekerja pada sektorperdagangan, hotel, dan restoran, sektor jasa-
jasa, sektor pertanian dan sektor industripengolahan. Sisanya, bekerja pada sektorpertambangan dan penggalian, sektor listrik,gas dan air bersih, sektor konstruksi, sektorpengangkutan dan komunikasi dan sektorkeuangan, persewaan dan jasa perusahaan.
Statistik Ketenagakerjaan Banten
Uraian Agustus2013Agustus
2013Februari
2014
Penduduk Usia Kerja (juta orang) 7,97 8,15 8,24
Angkatan Kerja (juta orang) 5,20 5,18 5,48
- Penduduk Bekerja 4,69 4,69 4,94
- Penganggur 0,51 0,49 0,54
TPAK (persen) 65,21 63,55 66,47
Penduduk Bekerja (persen) 90,17 90,46 90,13
TPT (persen) 9,83 9,54 9,87
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
KETENAGAKERJAANKesempatan kerja berkurang, pengangguran terbuka naik
Tingkat kesempatan kerja berkurang ditandai oleh turunnyapersentase penduduk usia kerja yang bekerja.Akibatnya, tingkatpengangguran terbuka Banten naik menjadi 9,9 persen.
Komposisi Lapangan PekerjaanPenduduk Usia Kerja Yang Bekerja,
Februari 2014
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014 (data diolah)
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
13/50
4Diamati menurut kabupaten/kota, terdapat
empat daerah yang pada Agustus 2013memiliki angka pengangguran di atas Bantenyaitu Kota Serang, Kabupaten Tangerang,Kabupaten Pandeglang, dan KabupatenSerang. Keempat daerah tersebut, bersamaKabupaten Lebak, merupakan daerah denganproporsi pertanian terbesar di Provinsi Banten.
Karena itu, ada kemungkinan tingginya angkapenganguran pada empat daerah ini lebihdipengaruhi oleh rendahnya kinerja sektorpertanian. Dimana, kegiatan pertaniankhususnya pertanian tanaman padi padaTriwulan III-2013 sedang berkurang karenapanen raya biasanya terjadi pada bulanFebruari-Maret . Padahal, sektor ekonomi nonpertanian pun sedang mengalami kelesuan,yang ditandai oleh melambatnya pertumbuhan
ekonomi y on y Triwulan III-2013 dibandingkanTriwulan III-2012. Akibatnya, limpahan tenagakerja dari sektor pertanian tidak dapatditampung pada sektor ekonomi non pertanian.
Perbaikan tingkat kesejahteraan pekerjasetidaknya dapat diketahui dari besaran dankenaikan upah yang diterima setiap tahunnya.Upah minimum provinsi (UMP) di Bantenselama periode 2011-2013 secara nominal
terus mengalami kenaikan. Pada periode yangsama, UMP riil (dibanding laju inflasi) jugameningkat, karena kenaikan upahnya bernilaipositif. Peningkatan upah riil ini menjadipenanda bahwa daya beli pekerja di Bantenselama periode tersebut telah bertambah.
Akibatnya, tingkat kesejahteraan pekerja jugasemakin membaik. UMP Banten sendiri padatahun 2013 telah mencapai 1,2 juta rupiah.Namun besaran upah tersebut masih lebihrendah dibandingkan dengan rata-rata UMPNasional yang sebesar 1,3 juta rupiah.
KETENAGAKERJAANAngka pengangguran tinggi, terkait kinerja sektor pertanian
Tingginya angka pengangguran lebih banyak terjadi di daerahdengan proporsi pertanian terbesar di Banten. Ada kemungkinan hal
ini terkait dengan rendahnya kinerja sektor pertanian.
Statistik Daerah Provinsi Banten 2014 7
Statistik Upah Minimum Provinsi (UMP)Banten
Uraian 2011 2012 2013
UMP (rupiah) 1 000 000 1 042 000 1 170 000
Kenaikan UMP (persen) 4,68 4,20 12,28
Kenaikan UMP riil (persen) 1,23 -0,17 3,63
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
TPT Banten Menurut Kabupaten/Kota,Agustus 2013
Sumber : Indikator Ekonomi 2014 (data diolah)
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
14/50
Perbaikan tingkat kesejahteraan pendudukdi suatu daerah tidak terlepas dari pendidikanyang merupakan penentu kualitas penduduk.Kualitas penduduk Banten sepanjang periode2011-2013 meningkat cukup pesat. Hal inidapat dilihat dari meningkatnya kuantitaspenduduk yang memiliki kemampuan membacadan menulis (AMH) serta rata-rata lama
sekolah (RLS) penduduk hingga masing-masing mencapai 96,9 persen dan 8,6 tahunpada tahun 2013. Bahkan, kualitas pendudukBanten secara rata-rata ternyata lebih tinggidibandingkan Nasional karena AMH dan RLSNasional hanya 94,1 persen dan 8,1 tahun .
Kualitas penduduk Banten yang meningkatdidorong oleh semakin bertambahnya aksespenduduk terhadap pendidikan, yang dapat
diukur dengan angka partisipasi sekolah (APS).Sepanjang periode 2011-2013. Kecuali untukkelompok usia 13-15 tahun, APS kelompokumur lainnya terus meningkat. Meskipundemikian, masih rendahnya APS kelompokumur 16-18 tahun patut mendapat perhatiansemua pihak. Karena dengan nilai APS yanghanya 62,3 persen, berarti sekitar empat darisepuluh penduduk usia 16-18 tahun pada tahun2013 tidak lagi bersekolah.
Kualitas pendidikan berkaitan erat denganketersediaan fasilitas, dimana salah satuindikatornya adalah rasio murid-guru, yaiturasio yang menggambarkan beban seorangguru dalam mengajar sekelompok murid. DiBanten, rasio murid-guru untuk tingkat SD/MI,SMP/MTS, SMA/SMK/MA masih dibawah 25.Berarti, proses belajar mengajar pada ketiga
jenjang pendidikan tersebut masih berlangsungsecara optimal karena rasio yang maksimalsebanyak 25 murid untuk seorang guru.
5PENDIDIKANAkses pendidikan bertambah, kualitas penduduk meningkat
Kualitas penduduk Banten meningkat cukup pesat, terlihat darimeningkatnya AMH dan RLS. Peningkatan kualitas ini terjadikarena akses penduduk terhadap pendidikan semakin bertambah.
Statistik Daerah Provinsi Banten 20148
Indikator Pendidikan Banten
Uraian 2011 2012 2013
Kualitas Pendidikan Penduduk
- Angka Melek Huruf (persen) 96,25 96,51 96,87
- Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 8,41 8,61 8,61
Angka Partisipasi Sekolah (persen)
- Usia 7-12 Tahun 98,23 98,29 98,60
- Usia 13-15 Tahun 88,36 90,97 90,90
- Usia 16-18 Tahun 56,16 58,58 62,31
Sumber : Banten dalam Angka 2014
Rasio Murid-Guru di Banten Tahun 2013
Sumber : Banten dalam Angka 2014 (data diolah)
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
15/50
6Capaian Banten dalam bidang kesehatan
selama periode 2011-2013 telah menunjukkanperbaikan yang signifikan. Hal ini terlihat dari
Angka harapan hidup (AHH) yang terusmeningkat hingga mencapai 65,5 tahun. Selainitu, angka kesakitan yang diukur denganpersentase penduduk yang mengalami keluhankesehatan, pada periode yang sama menurun
hingga menjadi 28,6 persen. Hanya saja, rata-rata lama sakit penduduk yang mengalamikeluhan kesehatan justru naik dari 5,0 harimenjadi 5,2 hari.
Perbaikan capaian dalam bidang kesehatanini disebabkan oleh bertambahnya pemahamanpenduduk akan arti penting kesehatan. Hal inidapat diketahui dengan melihat bahwa dokterpraktik dan puskemas masih menjadi tempat
rujukan kesehatan paling sering didatangi olehpenduduk yang mengalami keluhan kesehatanuntuk berobat jalan. Persentase kunjungan kekedua tempat rujukan tersebut masing-masingmencapai 40,7 persen dan 22,9 persen.Disamping itu, jumlah persalinan bayi yangditolong oleh dokter pada tahun 2013meningkat menjadi 19,40 persen, padahal padatahun 2011 masih sebesar 16,3 persen.
Tingginya pemahaman penduduk Bantenakan arti penting kesehatan, terutama karenamereka sering berinteraksi dengan petugaskesehatan dan difasilitasi oleh berbagai saranakesehatan yang semakin bertambah banyak. Tercatat, jumlah sarana kesehatan beruparumah sakit dan puskesmas pada tahun 2013masing-masing sebanyak 78 buah dan 232unit. Dimana kedua sarana kesehatan tersebutsecara total didukung oleh 2.812 dokter umum.dokter gigi dan dokter spesialis, dan 6.380perawat serta 3.282 bidan.
KESEHATANPemahaman bertambah, capaian bidang kesehatan membaik
Capaian bidang kesehatan membaik, antara lain terlihat dari AHH yangterus meningkat. Perbaikan ini disebabkan oleh bertambahnya
pemahaman kesehatan penduduk dan banyaknya fasilitas kesehatan.
Statistik Daerah Provinsi Banten 2014 9
Statistik Kesehatan Banten
Sumber : BPS Provinsi Banten
Uraian 2011 2012 2013
AHH (tahun) 65,05 65,23 65,47
Angka Kesakitan (persen) 34,02 30,40 28,57
Rata-rata Lama Sakit (hari) 5,00 4,87 5,22
Tempat Berobat (%)
Rumah Sakit 9,05 9.89 9,48
Praktek Dokter 36,87 39,49 40,74
Puskesmas 26,56 24,10 22,93
Petugas Kesehatan 22,27 22,07 21,94
Lainnya 5,24 4,45 4,90
Penolong Kelahiran Terakhir (%)
Dokter 16,25 17,60 19,48
Bidan 55,52 59,23 59,05
Lainnya 28,23 23,17 21,47
Fasilitas dan Tenaga Kesehatan di BantenTahun 2013
Sumber : Banten dalam Angka 2014 (data diolah)
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
16/50
Rumah atau hunian tempat tinggal adalahsalah satu kebutuhan dasar manusia yangmutlak harus dimiliki. Berdasarkan data yangada, rumahtangga di Banten pada tahun 2013umumnya sudah menempati rumah miliksendiri, dengan persentase kepemilikanmencapai 76,70 persen. Sisanya, menempatirumah antara lain dengan cara sewa/kontrak.
Dibandingkan tahun 2012 , terjadi penurunanproporsi kepemilikan rumah oleh rumahtangga . Namun luas rumah yang ditempati olehrumahtangga kebanyakan bertambah luasnya.Kondisi demikian tercermin dari naiknyapersentase rumahtangga yang menempatirumah dengan luas lantai per kapita minimaldelapan meter persegi.
Kualitas rumah yang ditempati baik dari
bentuk fisik maupun fasilitas yang tersedia ,dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan danstatus sosial penghuninya. Kondisi fisik rumahyang ditempati pada tahun 2013 terlihatmengalami perbaikan. Hal ini diketahui dari bertambahnya persentase rumahtangga yangmenempati rumah dengan dinding tembok.Hanya saja, persentase rumahtangga yangmenempati rumah berlantai bukan tanah danberatap beton/genteng justru menurun bila
dibandingkan tahun 2012.
Sementara itu fasilitas perumahan sepertisumber air minum bersih masih menjadimasalah yang cukup serius bagi pendudukBanten. Sampai tahun 2013 ini, setidaknyaterdapat satu dari tiga rumahtangga yangbelum mempunyai akses terhadap sumber airminum bersih. Sebaliknya, sumber peneranganlistrik bahkan sudah dinikmati oleh hampirseluruh rumahtangga, dengan persentasemencapai 99,5 persen.
Statistik Perumahan Banten (persen)
7Uraian 2012 2013
Rumahtangga menempatirumah milik sendiri
76,98 76,70
Rumahtangga menempati rumahdengan luas lantai per kapita 8 m 2
80,62 81,81
Rumahtangga menempati rumahdengan lantai terluas bukan tanah 95,03 94,98
Rumahtangga menempati rumahdengan atap dari beton/genteng
85,83 83,63
Rumahtangga menempati rumahdengan dinding terluas dari tembok
82,76 83,45
Sumber : Banten Dalam Angka 2014
PERUMAHANKepemilikan rumah menurun, luas rumah bertambah
Persentase rumah tangga yang menempati rumah milik sendirimenurun. Namun luas rumah yang ditempati oleh rumahtanggakebanyakan bertambah luasnya.
Sumber : Data Sosekmas Banten 2014 (data diolah)
Persentase Rumahtangga di BantenMenurut Sumber Air Minum Bersih dan
Penerangan Listrik
Statistik Daerah Provinsi Banten 201410
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
17/50
8Pembangunan manusia merupakan sebuah
proses perubahan kualitas manusia menujukehidupan yang lebih baik. Kemajuanpembangunan manusia secara umum dapatditunjukkan dengan melihat perkembanganindeks pembangunan manusia (IPM). IPMsendiri adalah ukuran yang mencerminkancapaian kemajuan pada tiga dimensi pokok
pembangunan manusia, yaitu dalam bidangpendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Capaian pembangunan manusia di Bantenselama periode 2011-2013 secara umummenunjukkan adanya peningkatan. Hanya sajakecepatan peningkatannya mulai melambat .Kondisi yang demikian itu dapat diketahui dariangka IPM yang terus meningkat, namundisertai oleh reduksi shortfall yang semakin
mengecil . Implikasi dari me ngecilnya reduksishortfall ini adalah sasaran menuju IPM ideal(IPM ideal=100 ), akan semakin lambat didekati.IPM Banten tahun 2013 sendiri baru mencapai71,9 atau jaraknya dari IPM ideal masih kurang28,1 persen.
Diamati secara spasial, capaian dari prosespembangunan manusia di seluruh wilayahBanten selama periode 2012-2013 sudah
berlangsung dengan baik, dalam arti angka IPMseluruh kabupaten/kota meningkat . Sayangnya ,terdapat empat daerah yang reduksi shortfallnya melambat , yaitu Kabupaten Pandeglang,Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang,dan KotaSerang . Disamping itu, kesenjangan IPM antarwilayah juga semakin membesar . Dimana jarakantara IPM terendah (Kabupaten Lebak) dantertinggi (Kota Tangerang Selatan) pada tahun2013 mencapai 8,3 poin. Padahal pada tahunsebelumnya, jarak tersebut hanya 8,2 poin.
PEMBANGUNAN MANUSIACapaian meningkat, kecepatannya melambat
Capaian pembangunan manusia di Banten meningkat, namunpeningkatannya melambat. Kondisi ini ditandai oleh IPM yang men-
ingkat, namun disertai oleh reduksi shortfall yang mengecil.
Perkembangan IPM BantenMenurut Kabupaten/Kota
Sumber : Banten Dalam Angka 2014
IPM Reduksi ShortfallKabupaten/Kota
2012 2013 2012 2013
Kab. Pandeglang 69,22 69,64 1,43 1,36
Kab. Lebak 68,43 68,82 1,41 1,25
Kab. Tangerang 72,36 72,82 1,10 1,66
Kab. Serang 69,83 70,25 1,64 1,38
Kota Tangerang 75,72 76,05 1,13 1,34
Kota Cilegon 75,89 76,31 1,21 1,75
Kota Serang 72,30 73,12 2,98 2,95
Kota Tangerang Selatan 76,61 77,13 2,52 2,21
Statistik Daerah Provinsi Banten 2014 11
Perkembangan IPM Banten
Sumber : Banten Dalam Angka 2014 (data diolah)
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
18/50
8
Statistik Daerah Provinsi Banten 201412
Program pengentasan kemiskinan di Bantenselama periode 2012-2014 secara umum dapatdikatakan berjalan sukses. Penilaian inididasarkan pada jumlah dan persentasependuduk miskin yang masing-masing turundari 643 ribu orang dan 5,7 persen di tahun2012 menjadi 623 ribu orang dan 5,4 persenpada Maret 2014. Padahal garis kemiskinan
pada periode tersebut meningkat dari 251 ribuper kapita per bulan menjadi 305 ribu per kapitaper bulan.
Disamping itu pada periode 2012-2014 ,indeks kedalaman kemiskinan dan indekskeparahan kemiskinan semakin mengecil.Berarti, pengeluaran penduduk miskin Bantensecara rata-rata meningkat hingga semakinmendekati garis kemiskinannya. Adapun tingkat
ketimpangan pengeluaran antara sesamapenduduk miskin juga semakin menyempit .Kedua kondisi ini membawa implikasi bahwapengentasan kemiskinan ke depannya akansemakin mudah untuk dilaksanakan. Ini karenapemerintah dapat melakukan programintervensi yang lebih terarah dan dengan biayayang lebih rendah.
Dilihat menurut kabupaten/kota, program
pengentasan kemiskinan di Banten belumseratus persen berhasil, karena sepertinyamasih bersifat parsial. Penilaian ini didasarkanpada insiden kemiskinan tertinggi yang secarahistoris selalu terdapat di Kabupaten Lebak danPandeglang. Kedua daerah ini adalah sentrapertanian di Banten, sehingga kemiskinannyapasti terkait dengan sektor pertanian. Untukmempercepat penurunan angka kemiskinan,dibutuhkan program yang terintegrasi dan lintassektor, termasuk pelibatan secara penuh sektorpertanian dalam program tersebut.
PEMBANGUNAN MANUSIABanten sukses dalam program pengentasan kemiskinan
Banten sukses dalam program pengentasan kemiskinan, ditandai olehmenurunnya jumlah dan persentase penduduk miskin, dan semakinkecilnya indeks kedalaman dan indeks keparahan kemiskinan.
Statistik Kemiskinan Banten
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
Uraian Sep2012Sep2013
Maret2014
Garis kemiskinan (rupiah) 251 161 288 733 304 636
Jumlah penduduk miskin (ribuan orang) 642,9 677,5 622,8
Persentase penduduk miskin (P 0) 5,71 5,89 5,35
Indeks kedalaman kemiskinan (P1) 0,95 1,02 0,83
Indeks keparahan kemiskinan (P 2) 0,28 0,29 0,19
Persentase Penduduk Miskin BantenMenurut Kabupaten/Kota September 2013
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014 (data diolah)
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
19/50
Sebagai produsen padi terbesar kesebelasdi Indonesia, padi menjadi tanaman yangditanam di setiap wilayah se Banten. Akantetapi, sentra produksinya hanya terletak padaempat wilayah kabupaten yaitu KabupatenPandeglang, Lebak, Tangerang dan Serang.Produksi padi Banten sendiri selama periode2013-2014 menurun dari 2,08 juta ton gabah
kering giling (GKG) menjadi 1,96 juta ton GKG.Penurunan produksi ini, disebabkan oleh luaspanen yang berkurang, akibat bergesernya polatanam. Namun demikian, tingkat produktivitasnya meningkat hingga mencapai 53,3 kw/ha.Peningkatan produktivitas ini selain dipengaruhioleh kondisi iklim, juga disebabkan oleh adanyabantuan benih unggul melalui berbagai programyang dilaksanakan oleh pemerintah.
*** TAHUKAH ANDA Produksi beras Banten pada tahun 2013
mencapai 1,17 juta ton. Dibandingkan tingkatkonsumsi yang hanya 1,12 juta ton, tersediasurplus beras sebanyak 56 ribu ton.
Selain padi, tanaman palawija juga ditanamdi seluruh wilayah se Banten, dengan sentraproduksi terutama di Kabupaten Serang danPandeglang. Kecuali ubi jalar, produksi
tanaman palawija yang lain selama periode2013-2014 menurun seiring dengan penurunanluas panen. Produksi tanaman palawija tertinggimasih dipegang oleh tanaman ubi kayu,dengan tingkat produksi sebanyak 85 ribu ton.Sebaliknya, produksi terendah tetap untuktanaman kacang hijau dengan jumlah produksitujuh ratus ton. Adapun produktivitas tanamanpalawija tertinggi dan terendah juga dipegangoleh tanaman ubi kayu dan kacang hijau,dengan tingkat produktivitas masing-masing152,7 kw/ha dan 8,3 kw/ha.
9
Statistik Daerah Provinsi Banten 2014 13
PERTANIANProduksi menurun, produktivitas meningkat
Produksi padi Banten turun menjadi 1,96 juta ton, akibat luas panenyang berkurang. Namun produktivitas padi meningkat mencapai
53,3 kw/ha karena benih padi unggul dan iklim mendukung.
Statistik Tanaman Pangan Banten
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
Jenis Tanaman 2012 2013 ARAM I2014
PADI
- Luas Panen (000 hektar) 362,6 393,7 367,6- Produksi (000 ton) 1 865,9 2 083,6 1 959,6
JAGUNG- Luas Panen (000 hektar) 3,0 3,6 3,3- Produksi (000 ton) 9,8 12,0 11,0
KEDELAI- Luas Panen (000 hektar) 5,2 7,9 6,7- Produksi (000 ton) 5,8 10,3 9,0
KACANG TANAH- Luas Panen (000 hektar) 10,7 9,3 9,1- Produksi (000 ton) 11,7 12,8 12,7
KACANG HIJAU- Luas Panen (000 hektar) 1,0 0,8 0,8- Produksi (000 ton) 0,9 0,7 0,7
UBI KAYU- Luas Panen (000 hektar) 5,7 6,4 6,2- Produksi (000 ton) 82,8 97,8 94,7
UBI JALAR- Luas Panen (000 hektar) 2,6 2,1 2,3- Produksi (000 ton) 32,8 28,0 30,6
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014 (data diolah)
Produktivitas Tanaman Pangan Banten(kw/ha)
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
20/50
9
Statistik Daerah Provinsi Banten 201414
Selain padi, Provinsi Banten juga memilikikomoditas tanaman unggulan lain, antara lainadalah tanaman anggrek dengan tingkatproduksi tertinggi keempat di Indonesia. Sentraproduksi nya terdapat di Kota TangerangSelatan dan menjadi salah satu obyek wisatadi Banten. Emping melinjo yang sudah dieksporhingga ke Timur Tengah, dengan sentra
produksi terdapat di Kabupaten Pandeglangdan Kota Cilegon. Gula aren yang dapatdigunakan sebagai panganan dengan sentraproduksi di Kabupaten Lebak dan buah melondengan kualitas ekspor yang terkonsentrasidi Kota Cilegon serta buah durian asalKabupaten Pandeglang dan Serang yangkelezatannya sudah terkenal dimana-mana.Produksi kelima komoditas unggulan ini padatahun 2013 masing-masing sebanyak 6,4 juta
tangkai; 48 ribu ton; 2 ribu ton; seribu ton dan41 ribu ton.
Selain buah-buahan, Banten juga menjadiprodusen daging sapi terbesar kelima danprodusen daging kerbau terbesar keduadi Indonesia, dengan tingkat produksi padatahun 2013 masing-masing sebanyak 37 ributon dan 8 ribu ton. Sentra produksi untuk kedua
jenis daging ini terletak di Kabupaten Serang,
Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang danKota Tangerang Selatan. Disamping itu, Banten
juga menjadi produsen daging ayam rasterbesar kelima dan produsen telur ayam rasterbesar kesepuluh di Indonesia. Tingkatproduksi daging dan telur ayam ras ini masing-masing sebanyak 109 ribu ton dan 48 ribu ton,dengan sentra produksi terdapat di KabupatenSerang, Kabupaten Tangerang, Kota Serang,Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.
PERTANIANProdusen daging sapi terbesar kelima, kerbau terbesar keduaBanten menjadi produsen daging sapi terbesar kelima dan produsen dagingkerbau terbesar kedua di Indonesia, dengan tingkat produksimasing-masing sebanyak 37 ribu ton dan 8 ribu ton.
Statistik Komoditas TanamanUnggulan Banten
Sumber : Banten Dalam Angka 2014
Tanaman Satuan 2012 2013
Anggrek tangkai 5 628 179 6 406 732
Melinjo ton 37 413 48 090
Aren ton 1 704 1 714
Melon ton 942 942
Durian ton 47 465 40 822
Sumber : Banten Dalam Angka 2014 (data diolah)
Perkembangan Produksi Daging dan Telurdi Banten (ribu ton)
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
21/50
Sektor energi listrik Banten menjadi salahsatu sektor yang strategis bukan saja untukBanten, tapi juga bagi Indonesia terutama untukwilayah Jawa-Bali. Hal ini terjadi karena darisisi supply , Banten memiliki pembangkit listrikyang masuk dalam jaringan listrik interkoneksiJawa-Bali. Pembangkit listrik tersebut adalahPTLU Suralaya dan PT Krakatau Daya Listrik di
Kota Cilegon, PLTGU Bojonegara di KabupatenSerang, PLTU Labuan di KabupatenPandeglang dan PLTU Lontar di KabupatenTangerang. Namun seiring dengan denganberkurangnya jumlah unit pembangkit,kapasitas terpasang dan jumlah energi listrikyang dibangkitkan juga mengalami penurunan.Dimana selama periode 2010-2012, kapasitasterpasang menurun dari 11 ribu MW menjadi10 ribu MW. Sedangkan jumlah energi listrik
yang dibangkitkan pada periode yang sama juga menurun hingga menjadi 46 ribu GWh.
Dari sisi demand , distribusi atau penjualanlistrik PLN di Banten sangat unik karenadilakukan oleh dua distributor, yaitu PT PLNDistribusi Jakarta Raya dan Tangerang sertaPT PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten.Tingkat efisiensi distribusi listrik PLN di Bantensemakin membaik, karena persentase energi
listrik yang susut selama proses distribusimengalami penurunan dari 2,98 persen padatahun 2012 menjadi 2,81 persen pada tahun2013. Adapun jumlah energi listrik yang terjualdi Banten pada tahun 2013 mencapai 9,37 jutaMWh, dengan tiga per empat nya dibeli olehpelanggan kalangan industri. Pelangganrumahtangga meskipun jumlahnya jauh lebihbanyak tapi mengkonsumsi energi listrik hanyasekitar seperlima dari total energi listrik yangterjual.
10
Statistik Daerah Provinsi Banten 2014 15
ENERGI LISTRIKIndustri menyerap energi listrik terbanyak
Tiga per empat dari total 9,37 juta MWh listrik yang terjualdi Banten, dikonsumsi oleh industri. Adapaun pelanggan
rumahtangga hanya mengkonsumsi sekitar seperlimanya.
Perkembangan Kapasitas dan ProduksiListrik di Banten
Sumber : BPS RI, Statistik Listirik 2013
Tahun KapasitasTerpasang (MW)Produksi Listrik
(GWh)
2010 10 688 55 654
2011 10 422 55 229
2012 10 324 46 317
Sumber : Banten dalam Angka 2014
Neraca Energi Listrik di Banten (MWh)
Uraian 2012 2013
Energi listrik yang tersedia (juta MWh) 8,08 9,37
Energi listrik yang terjual (juta MWh) 7,83 9,36
Energi listrik yang terpakaioleh sistem distribusi (juta MWh) 0,01 0,01
Energi listrik yang susut (juta MWh) 0,24 0,26
Persentase listrik yang susut 2,98 2,81
Distribusi Persentase Energi Listrik Terjualdi Banten, Tahun 2013
Sumber : Banten dalam Angka 2014 (data diolah)
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
22/50
Jumlah angkatan kerja cukup banyak, tapi kesempatan kerjarendah.11
Statistik Daerah Provinsi Banten 201416
Sektor industri pengolahan merupakan satu-satunya sektor ekonomi yang setiap tahunselalu mendominasi perekonomian Banten.Hanya saja, jumlah perusahaan industri besardan sedang (IBS) di Banten sepanjang periode2010-2012 justru terus menurun hinggamenjadi sebanyak 1.570 unit. Penyerapantenaga kerja juga menurun dari 477 ribu orang
di tahun 2010 menjadi 4 68 ribu orang padatahun 2012 . Sebaliknya, nilai tambah bruto(NTB) yang diciptakan pada periode yang samameningkat hingga menjadi 115 triliun rupiah.
Akibatnya, NTB per tenaga kerja jugameningkat dari 196 juta rupiah rupiah menjadi245 juta rupiah .
Secara spasial, IBS Banten terkonsentrasiantara lain di Kabupaten Tangerang, Kota
Tangerang dan bagian timur Kabupaten Serangdengan teknologi produksi kebanyakan padattenaga kerja. Kemudian, Kota Cilegon danbagian barat Kabupaten Serang yangcenderung menjadi daerah konsentrasi industripadat modal. Secara keseluruhan persentase
jumlah perusahaan, tenaga kerja dan NTBuntuk keempat kabupaten/kota tersebutterhadap total Banten mencapai 93,31 persen,93,82 persen dan 9 6,33 persen. Adapun
perbedaan teknologi produksi antar IBS dikabupaten/kota tersebut dapat dilihat daritingkat produktivitas tenaga kerja yang dalamhal ini diukur dengan NTB per tenaga kerja,dengan tingkat produktivitas tenaga kerja IBSpadat modal lebih tinggi dibandingkan denganIBS padat tenaga kerja. Tingkat produktivitastenaga kerja untuk Kabupaten Tangerang, KotaTangerang, Kabupaten Serang dan KotaCilegon masing-masing mencapai 159 jutarupiah, 207 juta rupiah, 2 52 juta rupiah dan1.312 juta rupiah per tenaga kerja.
Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS)di Banten
INDUSTRI PENGOLAHANTenaga kerja menurun, NTB per tenaga kerja meningkatTenaga kerja industri besar sedang turun menjadi 468 ribu orang.Sebaliknya NTB yang diciptakan naik mencapai 115 triliun rupiah.Akibatnya, NTB per tenaga kerja meningkat hingga menjadi 245 juta .
Uraian 2010 2011 2012
Perusahaan (unit) 1 620 1 583 1 570
Tenaga Kerja (orang) 477 102 473 361 467 543
Nilai Tambah Bruto (NTB, Milyar Rp) 93 813 89 661 114 713
NTB per Tenaga Kerja (Juta Rp) 196,63 189,94 245,35
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
Uraian Perusahaan Tenaga Kerja NTB
Kabupaten Tangerang 42,99 35,52 23,60
Kota Tangerang 35, 73 37, 68 32,65
Kabupaten Serang 9,68 16,47 17,31
Kota Cilegon 4,90 4,1 5 22,77
Kabupaten/Kota Lainnya 6,69 6,18 3,67
Distribusi IBS Banten Tahun 201 2 (persen)
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
NTB per Tenaga Kerja di BantenTahun 2012 (juta rupiah)
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014 (data diolah)
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
23/50
Sektor konstruksi merupakan sektor yangmemiliki peranan sangat penting dalam prosespembangunan ekonomi, terutama untukmendukung terciptanya sarana prasaranaekonomi dan sosial yang lebih baik sehinggadapat memacu pertumbuhan sektor ekonomilainnya. Jumlah perusahaan konstruksi yangada di Banten selama periode 2012-2013 turun
dari 2.426 unit menjadi 2.4 13 unit. Hanya saja,penurunan ini tidak diikuti oleh ber kurangnya jumlah pekerja tetap, yang pada periodetersebut justru bertambah dari 24.798 orangmenjadi 25.415 orang.
Nilai konstruksi yang diselesaikan selamasetahun oleh perusahaan konstruksi di Bantenpada periode 2012-2013 terus meningkathingga mencapai 11,1 triliun rupiah. Dilihat dari
jenis pekerjaan, hampir 60 perse n dari nilaikonstruksi tersebut merupakan hasil daripekerjaan-pekerjaan konstruksi bangunan sipilseperti pembangunan/perbaikan jalan dan
jembatan. Adapun sisanya adalah hasil dari pekerjaan-pekerjaan konstruksi bangunangedung dan konstruksi khusus denganpersentase masing-masing sebesar 17,9persen dan 19,3 persen.
Perusahan konstruksi di Banten selamaperiode 2012-2013 , kebanyakan mengerjakanberbagai proyek yang didanai oleh pemerintahdaerah, baik pemerintah provinsi maupunpemerintah kabupaten/kota . Kondisi ini dapatditunjukkan dengan masih dominannya sumberdana pembiayaan pekerjaan konstruksi yangberasal dari dana APBD . Dimana persentasepembiayaan yang berasal dari dana APBDselama periode tersebut, berkisar antara 62,6 persen sampai dengan 70 ,5 persen dari totalnilai pekerjaan yang diselesaikannya.
12
Statistik Daerah Provinsi Banten 2014 17
KONSTRUKSIProyek yang didanai oleh pemerintah daerah masih dominan
Antara 62,6 persen sampai 70,5 persen dari nilai pekerjaankonstruksi yang diselesaikan oleh perusahaan kontruksi di Banten,
pembiayaannya berasal dari dana APBD.
Statistik Konstruksi Banten
Sumber : Statistik Indonesia 2014
Uraian 2012 2013
1. Jumlah Perusahaan Konstruksi 2 426 2 413
2. Jumlah pekerja Kerja tetap 24 798 25 415
3. Nilai Konstruksi (miliar rupiah) 9 744 11 072
Sumber : Statistik Indonesia 2014
Komposisi Sumber Dana PembiayaanPekerjaan Konstruksi (persen)
Sumber Dana 2012 2013
APBN 6,60 6,53
APBD 70,52 62,60
Dana Luar Negeri 1,77 1,27
BUMN 3,76 2,31
Lainnya 17,34 27,39
Distribusi Persentase Nilai Konstruksi Yang Diselesaikan Tahun 2013
Sumber : Statistik Indonesia 2014 (data diolah)
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
24/50
13
Statistik Daerah Provinsi Banten 201418
Banten merupakan salah satu provinsi yangberpotensi besar untuk menjadi daerah utamatujuan wisata di Indonesia, karena memilikiberagam obyek dan daya tarik wisata terutamawisata pantai, alam dan budaya serta ditunjangoleh sarana dan prasarana akomodasi yangmemadai. Pada tahun 2013 di Banten terdapat283 usaha akomodasi dengan 8.298 kamar dan
13.382 tempat tidur. Dari seluruh usahaakomodasi tersebut, 42 unit diantaranyamerupakan hotel berbintang dengan tingkatpenghunian kamar (TPK) mencapai 37 ,8 persen, lebih tinggi dibandingkan TPK hotel nonbintang yang hanya 26 ,7 persen.
Jumlah tamu yang menginap di hotel padatahun 2013 mencapai 3,34 juta orang, terdiridari wisman sebanyak 0,36 juta orang dan 1,34
juta wisnus . Dilihat dari komposisinya, hampirsemua wisman menginap di hotel berbintangdengan persentase mencapai 99,4 persen.Sedangkan persentase wisnus yang menginapdi hotel berbintang hanya 47,5 persen. Dilihatdari lama menginap, di hotel berbintang tidakada perbedaan berarti antara wisman danwisnus, yaitu masing-masing menginapmaksimal selama dua malam. Namun di hotelnon bintang, secara rata-rata wisman menginap
antara dua sampai tiga malam, adapun wisnusmaksimal hanya tiga malam.
*** TAHUKAH ANDATanjung Lesung merupakan salah satuKawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nasionalyang terletak di Kabupaten Pandeglang-Provinsi Banten, dengan luas mencapai 1.500Ha. KEK Tanjung Lesung ditetapkan melaluiPeraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2012 dandiharapkan mulai beroperasi pada tahun 2015..
HOTEL DAN PARIWISATAWisman lebih senang menginap di hotel berbintang0, 36 juta wisatawan mancanegara datang dan menginapdi hotel-hotel yang ada di Banten, dengan 99,4 persen diantaranyamemilih bermalam di hotel berbintang.
Statistik Perhotelan di Banten
Uraian 2011 2012 2013
Akomodasi (unit)
- Hotel Berbintang 46 42 43
- Hotel Non Bintang 200 217 240Jumlah Kamar (unit)
- Hotel Berbintang 3 428 3 514 3 943- Hotel Non Bintang 3 505 4 262 4 355
Jumlah Tempat Tidur (unit)
- Hotel Berbintang 5 131 5 510 5 998- Hotel Non Bintang 5 767 7 147 7 384
Tingkat Hunian Kamar (persen)
- Hotel Berbintang 37,88 39,36 37,83- Hotel Non Bintang 25,72 27,40 26,68
Jumlah Tamu Menginap (ribu orang)- Wisatawan mancanegara 78 101 360- Wisatawan Nusantara 1 431 1 340 2 977
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
Rata-rata Lama Menginap Tamu Hoteldi Banten (malam)
Uraian 2011 2012 2013
Wisman Hotel Berbintang 1,37 1,25 1,52
Wisman Hotel Non Bintang 1,03 1,32 2,90
Wisnus Hotel Berbintang 1,29 1,21 1,40
Wisnus Hotel Non Bintang 1,14 1,07 1,19
Komposisi Tamu Hotel di BantenTahun 2013
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014 (data diolah)
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
25/50
Banten merupakan jalur penghubung daratyang menghubungkan Pulau Jawa denganSumatera, sehingga ketersediaan jalan menjadifaktor yang sangat strategis. Di Provinsi Bantenpada tahun 2013 ini tersedia jalan utamasepanjang 1.329 km yang terdiri dari 476 km
jalan nasional dan 853 km jalan provinsi.Kondisi jalannya, sekitar 62,3 persen dariseluruh panjang jalan nasional berkondisi baik.Sementara panjang jalan provinsi yang dalamkondisi baik mencapai 26,9 persennya. Dengandemikian jalan berkondisi baik yang tersediahanya 39,6 perser dari panjang jalan utama.
Tidak ada penambahan panjang jalan utamadi Banten selama tahun 201 3. Namun berbagai
jenis kendaraan bermotor setiap tahun jumlahnya bertambah banyak . Tercatat, jumlah seluruh kendaraan bermotor sebanyak 3,50 jutaunit, padahal tahun 2012 hanya 3,46 juta unit.
Akibatnya, tingkat kepadatan kendaraanbermotor di jalan-jalan utama juga bertambahdari 2.606 unit per km menjadi 2.633 unit perkm. Bertambahnya tingkat kepadatan initerutama disebabkan kenaikan jumlah sepedamotor dari 2,99 juta unit menjadi 3,02 juta unit.
Di Banten secara keseluruhan terdapat 21stasiun kereta api yang menghubungkanStasiun Merak dengan Stasiun Tanah Abangdan Stasiun Jakarta Kota. Jumlah penumpangdan barang yang diangkut di beberapa stasiunKA yaitu Stasiun Merak, Cilegon, Cigading,Serang, Rangkasbitung dan Serpong padatahun 2013 sebanyak 4,2 juta orang dan 452ribu ton barang, atau menurun dibandingkantahun sebelumnya yang masing-masingmencapai 4,4 juta orang dan 498 ribu ton
barang.
14
Statistik Daerah Provinsi Banten 2014 19
TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASIPanjang jalan dalam kondisi baik masih sedikit
Di Banten tersedia jalan nasional sepanjang 476 km, dengan 62,3persennya berkondisi baik. Sementara jalan provinsi dalam kondisi
baik mencapai 26,9 persen dari 853 km total panjang jalannya.
Sumber : Banten dalam Angka 2014
Statistik Transportasi Daratdi Banten
Uraian 2012 2013
Panjang Jalan (km)
- Jalan Negara 476,49 476,49
- Jalan Provinsi 852,89 852,89
Jumlah Kendaraan (unit)
- Mobil Penumpang 82 833 83 451
- Mobil Barang 293 209 297 422
- Mobil Bus 100 223 101 714
- Sepeda Motor 2 987 834 3 018 213
Angkutan Kereta Api
- Penumpang (orang) 4 420 608 4 162 035
- Barang (tribu on) 498 452
Kondisi Jalan Provinsi dan Nasionaldi Banten Tahun 2013
Sumber : Banten dalam Angka 2014 (data diolah)
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
26/50
14
Statistik Daerah Provinsi Banten 201420
Bandara Soekarno-Hatta adalah bandaraterbesar di Indonesia dan menjadi pintu utamakeluar-masuk internasional bagi Indonesia.Sepanjang periode 2011-2013, intensitaskegiatan transportasi udara pada bandara initerus meningkat. Hal ini dapat terlihat dari terusbertambahnya jumlah penerbangan danpenumpang yang diangkut baik untuk tujuan
domestik maupun internasional. Sedangkantotal jumlah kargo domestik dan internasionalpada periode yang sama meningkat dari 373ribu ton menjadi 390 ribu ton.
Pelabuhan Merak merupakan pelabuhanpenyeberangan yang menghubungkan duapulau besar yaitu Jawa dan Sumatera,sehingga menjadi pelabuhan penyeberangantersibuk di Indonesia. Pada tahun 2013, Jumlah
trip angkutan penyeberangan di pelabuhanMerak mencapai 31,8 ribu trip, meningkatdibandingkan tahun 2011 yang hanya sebanyak 31,5 ribu trip. Hanya saja, peningkatan jumlahtrip sepertinya lebih banyak digunakan untukkebutuhan angkutan penumpang lintas pulau.Hal ini setidaknya terlihat dari bertambahnya
jumlah penumpang yang diangkut, namun padasaat yang sama jumlah barang justru menurun.
Akses terhadap sarana telekomunikasi daninternet merupakan salah satu indikator yangdapat mengukur kemajuan suatu daerah. Aksespenduduk Banten sendiri terhadap saranakomunikasi dan internet pada periode 2012-201 3 meningkat pesat. Hal ini ditunjukkan oleh bertambahnya persentase rumahtanggapengguna handphone, laptop dan pengaksesinternet, yaitu masing-masing dari 88 persen,14 persen, dan 18 persen menjadi 90 persen,15 persen, dan 20 persen.
TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASIIntensitas kegiatan transportasi udara terus meningkatIntensitas kegiatan transportasi udara di Bandara Soekarno-Hatta terusmeningkat. Ditunjukkan oleh terus bertambahnya jumlah penerbangandan penumpang yang diangkut baik domestik maupun internasional.
Statistik Angkutan Penyeberangan Banten
Uraian 2011 2012 2013
Jumlah Penerbangan (pesawat)
- Domestik 137 359 150 967 156 41`2
- Internasional 33 595 36 960 40 282
Jumlah Penumpang (juta orang)
- Domestik 17,59 19,79 20,57
- Internasional 5,40 5,90 6,41Jumlah Kargo (ribu ton)
- Domestik 230,95 219,31 219,98
- Internasional 142,39 148,84 170,35
Statistik Transportasi Udara Banten
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
Uraian 2011 2012 2013
Jumlah Trip 31 523 31 523 31 849
Jumlah Penumpang (orang) 1 398 765 1 398 765 1 459 120
Jumlah Kendaraan (unit) 2 045 952 2 045 952 2 009 351
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
Sumber : Banten dalam Angka 2014 (data diolah)
Persentase RumahtanggaPengguna Telepon dan Internet
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
27/50
Peranan sektor perbankan dalam suatuperekonomian sangat krusial, terutama sebagaipenyedia dana bagi pembiayaan kegiatanproyek pembangunan. Semakin maju tingkatperekonomian suatu wilayah, akan semakinbesar pula peranan sektor perbankannya.Selama periode 2012-2013 , peranan sektorperbankan Banten baik konvensional maupun
syariah meningkat pesat. Hal ini terlihat denganbertambahnya pangsa pasar perbankan,dimana jumlah kantor bank dan nasabahsecara total masing-masing meningkat menjadi1.497 unit dan 6,5 juta nasabah. Selain itu, total
jumlah dana masyarakat yang berhasildihimpun juga meningkat hingga mencapai110,0 triliun rupiah. Adapun total pinjaman yangdisalurkan oleh kalangan perbankan untuklokasi proyek di Banten sampai akhir tahun
201 3 mencapai 248,6 triliun rupiah, lebih tinggidibandingkan tahun sebelumnya yang hanyasebesar 205,8 triliun rupiah.
Selain sebagai daerah penyangga bagiIbukota DKI Jakarta, Banten juga memilikiberbagai infrastruktur strategis sepertipelabuhan Merak dan Cigading, BandaraSoekarno-Hatta dan Jalan Tol Jakarta-Merakserta memiliki akses yang sangat mudah
menuju Pelabuhan Tanjung Priok. Karena itu,Banten menjadi salah satu daerah utama tujuaninvestasi di Indonesia, dengan nilai investasitotal yang terus bertambah. Realisasi nilaipenanaman modal dalam negeri (PMDN)di Banten sendiri pada tahun 2013 mendudukiperingkat ketujuh di Indonesia dengan nilaiinvestasi sebesar 4 ,0 triliun rupiah. Adapunrealisasi nilai penanaman modal asing (PMA)pada tahun yang sama mencapai 3 ,7 miliarUS$, sehingga menduduki peringkat keduatertinggi se Indonesia.
15
Statistik Daerah Provinsi Banten 2014 21
PERBANKAN DAN INVESTASIBanten salah satu daerah utama tujuan investasi
Banten menjadi salah satu daerah utama tujuan investasidi Indonesia dengan nilai investasi yang masuk menduduki
peringkat tertinggi kesembilan untuk PMDN dan ke dua untuk PMA.
Statistik Perbankan Banten
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
Uraian 2012 2013
Perbankan Konvensional
- Kantor bank 1 197 1 288
- Nasabah (juta unit) 4,79 6,07
- Dana Perbankan (triliun rupiah) 90,95 104,19
- Jumlah Pinjaman (triliun rupiah) 200,78 242,36
Perbankan Syariah
- Kantor bank 147 209
- Nasabah (juta unit) 0,38 0,46
- Dana Perbankan (triliun rupiah) 5,89 5,84
- Jumlah Pinjaman (triliun rupiah) 5,04 6,23
Sumber : BKPM RI (data diolah)
Realisasi Nilai Investasi di Banten
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
28/50
Volatilitas atau fluktuasi harga di Bantenselama periode 2012-Juni 2014 semakin tinggi.Hal ini ditandai oleh naiknya laju inflasi selamaperiode tersebut. Tercatat, laju inflasi sampaiJuni 2014 mencapai 8,5 persen ( y on y ), jauhlebih tinggi dibandingkan tahun 2012 yanghanya sebesar 4,8 persen. Bahkan, tingkatvolatilitas harga di Banten selama tahun 2014
juga masih lebih tinggi dibandingkan Nasional,karena pada periode yang sama laju inflasiNasional hanya 6,7 persen.
Bila diperhatikan menurut kota inflasi,tingginya volatilitas harga pada periode 2012-Juni 2014 ternyata terjadi pada semua kota.Volatiltas harga tertinggi terjadi pada KotaTangerang yang mengalami kenaikan lajuinflasi sangat signifikan, yaitu dari 4,4 persen
menjadi 9,1 persen. Adapun volatilitas harga diKota Cilegon dan Kota Serang relatif lebihrendah, karena pada periode yang sama lajuinflasinya hanya meningkat masing-masing dari3,9 persen dan 4,4 persen menjadi 6,4 persendan 7,7 persen.
Bila diperhatikan menurut kelompokpengeluaran, terlihat bahwa semua kelompokpengeluaran turut ambil bagian dalam
meningkatkan volatilitas harga selama Juni2013-Juni 2014 . Namun tidak dapat dipungkiribila komoditas bahan makanan, makanan jadi,dan transpor memberikan andil terbesar , karena laju inflasinya paling besar. Tingginyalaju inflasi komoditas transportasi dipengaruhioleh Bulan Puasa dan Hari Raya Idul Fitri tahun2013 pada Juli-Agustus 2013. Adapun lajuinflasi komoditas bahan makan dan makanan
jadi, selain dipengaruhi oleh kedua peristiwatersebut, juga disebabkan oleh tingginyapermintaan pada awal tahun 2014.
16HARGA-HARGAVolatilitas harga semakin tinggiVolatilitas harga di Banten semakin tinggi. Ditandai oleh laju inflasiyang semakin meningkat. Volatilitas harga tertinggi di KotaTangerang, terendah di Kota Serang dan Kota Cilegon.
Laju Inflasi Perkotaan Banten (persen)
Kota 2012 2013 Juni 2014
Serang 4,41 9,16 7,69
Tangerang 4,44 10,02 9,08
Cilegon 3,91 7,98 6,38
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
Perkembangan Laju Inflasi Tahunandi Banten (persen)
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014 (data diolah)
Statistik Daerah Provinsi Banten 201422
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014 (data diolah)
Laju Inflasi Menurut Kelompok PengeluaranJuni 2014 di Banten ( y on y , persen)
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
29/50
16Nilai Tukar Petani (NTP) di Banten selama
periode Januari-Juni 2014 rata-rata mencapai105,01. Berarti, perubahan harga yang dibayarpetani secara rata-rata lebih kecil dibandingkanyang diterima petani dari usaha pertaniannya.Dengan kata lain, kenaikan pendapatan petanidari usaha pertaniannya pada periode Januari-Juni 2014, secara umum lebih dari cukup untuk
menutupi kenaikan biaya produksi danpenambahan barang modal (BPPBM) sertakenaikan biaya hidup. Disamping itu, tingkatkesejahteraan petani Banten pada periodetersebut juga lebih baik bila dibandingkansebelumnya, karena NTP tahun 2012 dan 2013rata-rata hanya sebesar 102,07 dan 103,70.
Bila diperhatikan menurut klasifikasisubsektor pertanian, selama periode Januari-
Juni 2014 ini hampir semua jenis usahapertanian memberikan kenaikan pendapatanyang berlebih kepada petani (NTP>100). Satu-satunya subsektor pertanian yang kenaikanpendapatan dari usaha pertanian tidak dapatmemenuhi kenaikan BPPBM dan kenaikanbiaya hidup adalah usaha subsektor tanamanhortikultura (NTP100, NTP Januari-Juni 2014
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
30/50
Perkembangan tingkat kesejahteraanpenduduk dapat diukur melalui perkembangantingkat pendapatan, yang tercermin padabesaran dan pola pengeluaran konsumsinya .Semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi pulatingkat pengeluarannya. Selain itu bila tidak adaperubahan selera, menurut hukum Engel,proporsi pengeluaran untuk konsumsi makananakan cenderung menurun, seiring dengan
meningkatnya pendapatan.
Tingkat kesejahteraan penduduk selamaperiode 2009-2013 secara umum mengalamipeningkatan. Hal ini dapat ditunjukkan denganbertambahnya tingkat pengeluaran pendudukper kapita, baik secara nominal maupun secarariil. Pengeluaran nominal per kapita pendudukbertambah dari 519 ribu rupiah pada tahun2007, menjadi 719 ribu rupiah di tahun 2012dan 800 ribu rupiah pada tahun 2013. Adapunsecara riil, pengeluaran penduduk per kapitapada periode yang sama juga bertambah dari519 ribu rupiah menjadi 613 ribu rupiah danterakhir menjadi 756 ribu rupiah.
Bila diperhatikan pola pengeluarannya,peningkatan pengeluaran penduduk selamasetahun terakhir ini lebih banyak digunakanbagi keperluan konsumsi makanan daripadauntuk konsumsi bukan makanan. Tercatat,Pengeluaran konsumsi makanan meningkat13,6 persen, sedangkan konsumsi bukanmakanan hanya 8,6 persen. Akibatnya proporsipengeluaran untuk konsumsi makananbertambah 1,1 persen, sebaliknya proporsipengeluaran bukan makanan justru mengalamipenurunan hingga menjadi 47,1 persen.Meningkatnya proporsi pengeluaran untukkonsumsi makanan ini hanya menandakanbahwa telah terjadi perubahan seleramengkonsumsi dalam masyarakat. Adapunkesejahteraan masyarakat sendiri memangtelah meningkat dengan ditandai oleh naiknyapengeluaran untuk konsumsi bukan makanan.
17PENGELUARAN PENDUDUKPengeluaran penduduk bertambah, kesejahteraan meningkatTingkat kesejahteraan penduduk Banten meningkat, yangditunjukkan oleh bertambahnya pengeluaran penduduk per kapita,baik secara nominal maupun secara riil.
Komposisi Rata-rata Pengeluaranper Kapita Penduduk Banten
Uraian 2012 2013
Makanan
- Nilai (rupiah) 370 084 420 415
- Proporsi (persen) 51,44 52,56
Bukan Makanan
- Nilai (rupiah) 349 363 379 461
- Proporsi (persen) 48,56 47,44
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
Statistik Daerah Provinsi Banten 201424
PerkembanganRata-rata Pengeluaran per Kapita
Penduduk Banten
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014 (data diolah)
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
31/50
Tingkat kecukupan gizi yang mencakupkonsumsi kalori dan protein merupakan salahsatu indikator yang dapat digunakan untukmengukur perkembangan tingkat kesejahteraanpenduduk. Angka kecukupan kalori dan proteinuntuk konsumsi sehari-hari dihitung menuruthasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi ke-8 tahun 2004 yang masing-masing mencapai2.000 kkal dan 52 gram protein.
Rata-rata konsumsi kalori per kapita per haripenduduk Banten selama periode 2009-2013 menurun, yaitu dari 1 .980 kkal menjadi 1.9 56 kkal. Akibatnya, konsumsi kalori per kapitasehari penduduk Banten masih berada dibawahsyarat kecukupan gizi yang telah ditetapkan.Namun kondisi yang demikian itu tidaklahmenggambarkan terjadinya penurunan tingkatkesejahteraan penduduk. Melainkan hanyamencerminkan adanya tren perubahan gayahidup yang tidak lagi terlalu mementingkankonsumsi kalori. Hal ini setidaknya dapatdikonfirmasi dengan melihat rata-rata konsumsiprotein per kapita per hari penduduk Bantenselama periode tersebut yang tetap berada diatas batas kecukupan gizi yang dianjurkan.Disamping itu, dengan melihat bertambahnyarata-rata tingkat konsumsi protein hewani perkapita per hari selama periode 2012-2013 terutama untuk komoditas ikan dan daging,dapat dikatakan bahwa tingkat kesejahteraanpenduduk Banten pada tahun 2013 lebih baikdari tahun sebelumnya.
*** TAHUKAH ANDA
Tingkat konsumsi daging per kapita pendudukBanten tahun 2013 lebih tinggi dibandingkanNasional. Hal ini tergambar dari tingginyakonsumsi protein daging per kapita per hari
penduduk Banten yang mencapai 2,81 gram, padahal konsumsi Nasional hanya 2,19 gram per kapita per hari.
17
Statistik Daerah Provinsi Banten 2014 25
PENGELUARAN PENDUDUKKesejahteraan meningkat, konsumsi protein hewani bertambah
Tingkat kesejahteraan penduduk Banten meningkat, dikonfirmasi olehbertambahnya tata-rata tingkat konsumsi protein hewani per kapitaper hari terutama untuk protein yang berasal dari ikan dan daging.
Sumber : Banten dalam Angka 2014
Rata-rata Konsumsi Protein Hewani Sehari
per Kapita Penduduk Banten (gram)
Uraian 2012 2013
- Ikan 7,80 7,87
- Daging 2,75 2,81
- Telur 2,13 2,05
- Susu 0,98 1,32
Jumlah 13,66 14,05
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014 (data diolah)
Rata-rata Konsumsi Kalori dan ProteinSehari per Kapita Penduduk Banten
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
32/50
18
Statistik Daerah Provinsi Banten 201426
PERDAGANGANKinerja perdagangan luar negeri semakin melemahMelemahnya kinerja perdagangan luar negeri Banten tergambarpada neraca perdagangan luar negeri yang terus defisit, terutamaakibat pelemahan ekspor dan lonjakan impor dari negara mitra FTA.
Defisit Neraca Perdagangan Luar NegeriBanten Menurut Negara dan Kawasan
(miliar US$)
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
Negara 2012 2013
A. Mitra FTA -1,21 -1,67
1. ASEAN -1,37 -1,67
2. India -0,67 -0,39
3. China 0,49 0,84
4. Lainnya 0,34 -0,45
B. Non Mitra FTA -0,82 -0,78
1. Amerika Serikat 1,01 1,18
2. Uni Eropa 1,35 1,20
3. Lainnya -3,18 -3,16
C. Jumlah -2,03 -2,45
Sebagai wilayah dengan perekonomianterbuka dan didominasi oleh sektor industripengolahan yang berorientasi ekspor, ekonomiBanten sangat dipengaruhi oleh kinerjaperdagangan luar negeri. Selama periode201 2-2014 , kinerja perdagangan luar negeriBanten mengalami pelemahan . Kondisi initergambar pada neraca perdagangan luar
negeri yang terus mengalami defisit. Tercatat,pada periode 2012-2013 , defisit neracaperdagangan luar negeri Banten membengkakdari 2 ,03 miliar US$ menjadi 2, 45 miliar US$.Namun tahun 2014 sepertinya akan berkurang ,karena defisit neraca perdagangan luar negeriBanten sampai Semester I-2014 baru mencapai0,76 miliar US$ atau sekitar 31,20 persen daridefisit tahun sebelumnya.
Dilihat dari komposisi negara-negara mitradagang, defisit neraca perdagangan luar negeriBanten selama periode 2012-2013 terutamadisebabkan oleh pelemahan ekspor danlonjakan kenaikan impor dari negara-negaraanggota ASEAN. Lonjakan kenaikan impor inisepertinya terjadi karena faktor transhipment dari negara-negara di luar mitra FTA Indonesiayang memanfaatkan negara-negara anggota
ASEAN untuk mengekspor barang ke
Indonesia. Akibatnya, defisit neracaperdagangan luar negeri dari kawasan ASEANmeningkat hingga mencapai 1,67 miliar US$pada tahun 2013 . Adapun defisit neracaperdagangan luar negeri yang berasal darinegara-negara non mitra FTA Indonesia,sepertinya disebabkan oleh lonjakan kenaikanimpor bahan kimia organik dan bahan bakarmineral. Impor jenis barang ini biasanya berasaldari Saudi Arabia, Qatar, Kuwait dan Uni Emirat
Arab yang merupakan negara-negara non mitraFTA Indonesia.
Perkembangan Nilai PerdaganganLuar Negeri Banten (miliar US$)
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014 (data diolah)
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
33/50
18PERDAGANGAN
Impor bahan baku/penolong, ekspor barang industri
Sekitar 10,89 miliar US$ dari total impor sebesar 11,73 miliar US$adalah impor bahan baku/penolong. Adapun ekspor barang industrimencapai 9,46 miliar US$ dari total ekspor sebesar 9,70 miliar US$.
Statistik Perdagangan Luar Negeri BantenMenurut Pelabuhan (miliar US$)
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2013
Pelabuhan 2012 2013
Ekspor : 9,70 9,88
- Tanjung Priok 8,12 8,23
- Merak 0,62 0,82
- Tanjung Leneng 0,67 0,49
- Lainnya 0,29 0,34
Impor : 11,73 12,33
- Merak 6,46 6,63
- Cigading 3,96 4,06
- Lainnya 1,31 1,64
Nilai ekspor Banten selama tahun 2013 mencapai 9,88 miliar US$, naik 1,88 persendibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar9,70 miliar US$. Dilihat menurut pelabuhanmuat, ekspor Banten lebih banyak dimuatmelalui pelabuhan di luar Banten, terutamamelalui Pelabuhan Tanjung Priok dengan nilaimencapai 8,23 miliar US$. Dilihat dari
komposisi jenis produk, ekspor Bantenkebanyakan atau tepatnya 9,41 miliar US$adalah produk industri pengolahan, sisanyamerupakan barang migas 0,32 miliar US$ danproduk lainnya 0,15 miliar US$.
*** TAHUKAH ANDA
Produk industri alas kaki Banten selalumendominasi ekspor alas kaki Nasional dengan
pangsa pasar pada tahun mencapai 59,91 persen. Nilai ekspor alas kaki Banten sendiri pada tahun yang sama sebesar 2,2 miliar US$atau lebih dari seperlima total ekspor Banten.
Nilai impor Banten pada tahun 2013 mencapai 12,33 miliar US$, lebih tinggidibandingkan tahun sebelumnya yang hanya101,73 miliar US$. Dilihat menurut komposisigolongan penggunaan barang, sekitar 11,47 miliar US$ dan 0,52 miliar US$ merupakanimpor bahan baku/penolong dan barang modalyang masing-masing akan digunakan untukkeperluan produksi dan peningkatan kapasitasproduksi barang dan jasa oleh berbagaiperusahaan/usaha yang ada di Banten.Sisanya, 0,34 miliar rupiah adalah impor barangkonsumsi untuk keperluan konsumen akhir
di Banten.
Komposisi Ekspor dan Impor Banten
Tahun 2013 (miliar US$)
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014 (data diolah)
Statistik Daerah Provinsi Banten 2014 27
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
34/50
Meskipun terus tumbuh melambat akibatterpengaruh oleh melemahnya neracaperdagangan negeri, namun masih kuatnyapermintaan domestik dan Nasional membuatekonomi Banten mampu tumbuh 5,86 persenpada tahun 2013 dan 5,26 persen padaTriwulan II-2014. Padahal, ekonomi Nasionalsendiri pada periode yang sama hanya tumbuh
5,78 persen dan 5,12 persen. Akibatnya, share ekonomi Banten terhadap Nasional terusmeningkat dari 2,59 persen pada tahun 2012menjadi 2,95 persen pada Triwulan II-2014.Level ekonomi Banten sendiri bertambah dari213 triliun rupiah di tahun 2012 menjadi 245triliun rupiah pada tahun 2013. Sementara padaTriwulan II-2014 sudah lebih dari seperempatlevel tahun 2013.
Dilihat secara spasial, ekonomi Bantentahun 2013 ini masih ditopang oleh KotaTangerang, Kabupaten Tangerang dan KotaCilegon, dengan share masing-masing sebesar33,12 persen, 21,06 persen dan 18,26 persen.Hal ini dapat dipahami, karena struktur ekonomiBanten selama ini didominasi oleh sektorindustri pengolahan yang terkonsentrasi padaketiga daerah tersebut. Hanya saja,pertumbuhan ekonomi tertinggi dipegang oleh
Kota Tangerang Selatan, dengan tingkatpertumbuhan mencapai 8,48 persen. Adapun,Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang danKota Cilegon masing-masing hanya tumbuh5,91 persen; 6,11 persen dan 5,93 persen.Namun demikian, andil terbesar bagipertumbuhan ekonomi Banten masih tetapberasal dari Kota Tangerang, KabupatenTangerang, dan Kota Cilegon, dengankontribusi mencapai 1,96 persen; 1,26 persendan 1,14 persen dari total pertumbuhanekonomi Banten yang sebesar 5,86 persen.
19PENDAPATAN REGIONALTumbuh melambat, share bertambahMeskipun terus tumbuh melambat, namun di atas Nasional.Akibatnya, share ekonomi Banten terhadap Nasional bertambahhingga menjadi 2,95 persen pada Triwulan II-2014.
Statistik PDRB Kabupaten/Kota di BantenTahun 2013 (persen)
Kabupaten/KotaShareADHB
Pertum-buhan
Ekonomi
AndilPertum-buhan
Kabupaten :
Pandeglang 4,92 4,31 0,20
Lebak 4,76 5,73 0,26
Tangerang 21,06 6,11 1,26
Serang 7,49 5,56 0,44
Kota :
Tangerang 33,12 5,91 1,96
Cilegon 18,26 5,93 1,14
Serang 3,33 6,91 0,23
Tangerang Selatan 7,08 8,48 0,54
Provinsi Banten 100,00 5,86 5,86
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014 (data diolah)
Indikator TurunanPDRB Banten dan PDB Nasional
Statistik Daerah Provinsi Banten 201428
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
35/50
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)dari sisi supply mencerminkan besaran nilaitambah bruto yang tercipta sebagai akibatproses produksi barang dan jasa yangdilakukan oleh berbagai unit produksi yang adadi suatu wilayah. Dalam jangka pendek, supply ini ada untuk memenuhi demand . Karena itudari sisi demand , PDRB adalah jumlah
permintaan akhir yang dilakukan oleh berbagaipelaku ekonomi yang ada di suatu wilayah, baikuntuk kepentingan konsumsi rumahtangga daninvestasi swasta maupun belanja pemerintah.Bila supply berlebih, kelebihannya digunakanuntuk memenuhi permintaan luar daerah/luarnegeri. Sebaliknya bila kurang, dipenuni melaluiimpor dari luar daerah/luar negeri.
Dilihat menurut struktur ekonomi, PDRB
Banten pada Triwulan II-2014 , dari sisi supply didominasi oleh sektor industri pengolahan dansektor perdagangan, hotel dan restoran denganpersentase sebesar 44,49 persen dan 19, 61 persen. Sedangkan dari sisi demand , konsumsirumahtangga dan pengeluaran investasiberperan besar dalam pembentukan PDRBBanten, dengan persentase masing-masingmencapai 45,02 persen dan 3 8,44 persen.
Dilihat menurut sumber pertumbuhan,pertumbuhan ekonomi Banten pada Triwulan II-2014 yang mencapai 5,28 persen ini, dari sisisupply terutama didukung oleh pertumbuhanpada sektor perdagangan, hotel dan restorandan sektor industri pengolahan, dengan andilmasing-masing mencapai 1,47 persen dan 0,96 persen. Adapun dari sisi demand , pertumbuhanekonomi Banten terutama didorong olehmeningkatnya investasi dan konsumsirumahtangga domestik, dengan andil sebesar2,30 persen dan 2,0 3 persen.
19
Statistik Daerah Provinsi Banten 2014 29
PENDAPATAN REGIONALDidukung oleh sektor perdagangan, didorong oleh investasi
Pertumbuhan ekonomi Banten dari sisi supply didukung oleh sektorperdagangan dengan andil mencapai 1,47 persen. Dari sisi demand
didorong oleh konsumsi rumahtangga dengan andil 2,30 persen.
Indikator PDRB Banten Triwulan II-2014Menurut Lapangan Usaha
(persen)
Lapangan Usaha ShareADHBLPE
(y on y )Andil
(y on y )
Pertanian 7,99 9,30 0,66
Pertambangan danPenggalian 0,11 3,67 0,00
Industri Pengolahan 44,49 2,00 0,96
Listrik, Gas dan Air Bersih 4,02 9,77 0,35
Konstruksi 3,97 15,37 0,44
Perdagangan, Hotel danRestoran 19,61 7,22 1,47
Pengangkutan danKomunikasi 9,72 7,42 0,71
Keuangan, Persewaan
dan Jasa Perusahaan3,84 5,41 0,21
Jasa-Jasa 6,24 10,77 0,49
PDRB 100,00 5,28 5,28
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
Indikator PDRB Banten Triwulan II-2014Menurut Penggunaan (persen)
Jenis Penggunaan Share
ADHB
LPE
(y on y )
Andil
(y on y )
Konsumsi Rumahtangga 45,02 6,20 2,30
Investasi 38,44 9,84 2,03
Pengeluaran Pemerintah 4,49 4,12 0,12
Ekspor Neto 12,05 2,13 0,84
- Ekspor 91,64 7,11 8,48
- Impor 79,59 9,58 7,64
PDRB 100,00 5,28 5,28
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
36/50
.
,
Perbandingan regional antar provinsise Jawa dilakukan pada beberapa indikatorekonomi dan sosial terpilih. Tujuanperbandingan adalah untuk melihat bagaimanacapaian pembangunan ekonomi dan sosialBanten selama setahun terakhir, dibandingkandengan provinsi lainnya.
Dalam bidang ekonomi, selama periode2013-2014 ini ekonomi Banten menunjukkankinerja yang lebih baik dibandingkan beberapaprovinsi lain di Jawa. Dimana secara riil terlihatmeskipun sama-sama melambat, namunekonomi Banten pada Triwulan II-2014 mamputumbuh 5,28 persen, lebih tinggi dibandingkanJawa Tengah dan DI Yogyakarta. Demikianpula dilihat dari sisi pendapatan, pendapatanper kapita Banten tahun 2013 yang di proxy
dengan PDRB per Kapita mencapai 21 jutarupiah per kapita per tahun, juga lebih besardibandingkan pendapatan per kapita keduaprovinsi tersebut
Dalam bidang ketenagakerjaan, capaianpembangunan Banten selama setahun terakhirini juga relatif lebih baik dibandingkan beberapaprovinsi lain di Jawa. Kondisi demikian terlihatdari jumlah pengangguran terbuka Banten yang
meskipun bertambah sekitar 7 ribu orang,namun penambahannya terkecil ketiga se Jawasetelah DI Yogyakarta dan Jawa Tengah.Selain itu penambahan angka pengangguran(TPT) Banten sebesar 0,24 persen, juga lebihsedikit dibandingkan DKI Jakarta yangbertambah 0,38 persen. Hanya saja, angkaTPT Banten selama periode 2013-2014 adalahyang tertinggi se Jawa. Adapun jumlahpengangguran terbuka nya, pada periode yangsama berada pada urutan ketiga setelahDI Yogyakarta dan DKI Jakarta.
20PERBANDINGAN REGIONALBidang ekonomi dan ketenagakerjaan relatif lebih baikCapaian bidang ekonomi dan ketenagakerjaan Banten relatif lebihbaik dibandingkan provinsi lain di Jawa . Kondisi ini dapat dilihatdari LPE, pendapatan per kapita dan angka pengangguran terbuka.
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
Statistik Pendapatan Regionalse Pulau Jawa
ProvinsiPDRB per
Kapita 2013(juta rupiah)
LPE (persen)
2013 Tri II-2014 ( y on y )
DKI Jakarta 126,1 6,11 6,11
Jawa Barat 23,6 6,06 5,63
Banten 21,4 5,86 5,28
Jawa Tengah 18,8 5,81 5,21DI Yogyakarta 18,0 5,40 5,00
Jawa Timur 29,6 6,55 5,94
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
Jumlah Pengangguran TerbukaSe Pulau Jawa (ribu orang)
Provinsi Feb 2013 Feb 2014 Penambahan
DKI Jakarta 484,0 510,4 26,4
Jawa Barat 1 833,6 1 843,6 10,0
Banten 534,2 541,0 6,8
Jawa Tengah 962,6 965,4 2,6
DI Yogyakarta 73,0 44,0 -33,0
Jawa Timur 808,4 832,4 24,0
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)se Pulau Jawa
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014 (data diolah)
Statistik Daerah Provinsi Banten 201430
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
37/50
Dalam bidang penanganan kemiskinan,program pengentasan kemiskinan Bantensecara umum jauh lebih sukses dibandingkanyang dijalankan oleh mayoritas provinsi lainnyadi Jawa. Tercatat, persentase penduduk miskin(P 0) Banten pada Maret 2014 hanya 5,35persen, atau berada pada peringkat kedua dibawah DKI Jakarta yang mencapai 3,92
persen. Indeks kedalaman kemiskinan (P 1) danindeks keparahan kemiskinan (P 2) Bantenternyata juga menempati urutan kedua setelahDKI Jakarta. Hanya saja dibandingkan keadaanMaret 2013, program pengentasan kemiskinanBanten jelas menjadi yang tersukses di Jawa.Kondisi demikian dapat diketahui dari turunnyapersentase penduduk miskin Banten selamaMaret 2013-2014, padahal pada periode yangbersamaan di DKI Jakarta justru meningkat.
Terakhir, dalam bidang pembangunanmanusia, capaian pembangunan manusiaBanten merupakan yang terendah se Jawa.Level pembangunan manusia Banten sendirisampai tahun 2013 secara kumulatif hanya71,90 persen dari nilai IPM ideal yang bernilai100. Sangat kurang berkualitas dibandingkanDKI Jakarta yang mencapai 78,59 persen (IPMtertinggi) dan Jawa Timur yang sebesar 73,54
persen (IPM terendah). Namun bila diamatimenurut kondisi selama setahun terakhir inisaja, capaian pembangunan manusia Bantenmasih lebih baik dibandingkan DKI Jakarta. Halini dapat diketahui dari nilai reduksi shortfallnyayang mencapai 1,45 persen, berbanding 1,21persen. Artinya, kualitas manusia Bantenselama tahun 2013 meningkat lebih cepatdibandingkan DKI Jakarta. Implikasi lain yangmuncul bila besaran reduksi shortfall ini terusbertahan adalah IPM Banten suatu saat akanmelewati DKI Jakarta.
20
Statistik Daerah Provinsi Banten 2014 31
PERBANDINGAN REGIONALProgram pengentasan kemiskinan Banten lebih suksesProgram pengentasan kemiskinan Banten jauh lebih sukses
dibandingkan mayoritas provinsi lainnya di Jawa. Hal ini dapatdiketahui dari nilai P 0, P 1 dan P 2 yang hanya kalah dari DKI Jakarta.
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
Indikator Kemiskinanse Pulau Jawa
Uraian P 0 P 1 P 2
Kondisi Maret 2013
DKI Jakarta 3,55 0,63 0,17
Jawa Barat 9,52 1,32 0,30
Banten 5,74 0,70 0,16
Jawa Tengah 14,56 2,21 0,54DI Yogyakarta 15,43 2,40 0,55
Jawa Timur 12,55 1,32 0,43
Kondisi Maret 2014
DKI Jakarta 3,92 0,39 0,07
Jawa Barat 9,44 1,52 0,38
Banten 5,35 0,83 0,19
Jawa Tengah 14,46 2,25 0.57
DI Yogyakarta 15,00 2,19 0,48
Jawa Timur 12,42 1,85 0,44
Indikator Pembangunan Manusia (IPM)se Pulau Jawa, 2013
Sumber : Banten Dalam Angka 2014
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
38/50
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
39/50
LAMPIRANTABEL
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
40/50
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
41/50
Tabel 1 :Luas Daerah Menurut Kabupaten/Kotadi Provinsi Banten, 2013
Kabupaten/Kota Luas (km) Persentase Terhadap Luas Provinsi Banten
Kabupaten :
1. Pandeglang 2 746,89 28,43
2. Lebak 3 426,56 35,46
3. Tangerang 1 011,86 10,47
4. Serang 1 734,28 17,95
Kota :
5. Kota Tangerang 153,93 1,59
6. Kota Cilegon 175,50 1,82
7. Kota Serang 266,71 2,76
8. Kota Tangsel 147,19 1,52
Provinsi Banten 9 662,92 100,00
Sumber : Banten Dalam Angka 2014
Statistik Daerah Provinsi Banten 2014 35
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
42/50
Statistik Daerah Provinsi Banten 201436
Tabel 2 :Jumlah Kecamatan, Desa dan KelurahanMenurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2012-2013
Kabupaten/KotaKecamatan Desa Kelurahan
2012 2013 2012 2013 2012 2013
Kabupaten :
1. Pandeglang 35 35 326 326 13 13
2. Lebak 28 28 340 340 5 5
3. Tangerang 29 29 246 246 28 28
4. Serang 29 29 320 320 - -
Kota :
5. Kota Tangerang 13 13 - - 104 104
6. Kota Cilegon 8 8 - - 43 43
7. Kota Serang 6 6 30 30 36 36
8. Kota Tangsel 7 7 5 5 49 49
Provinsi Banten 155 155 1 267 1 267 278 278
Sumber : Banten Dalam Angka 2014
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
43/50
Statistik Daerah Provinsi Banten 2014 37
Tabel 3 :Rekapitulasi Realisasi Pendapatan dan BelanjaPemerintah Provinsi Banten (miliar rupiah), 2011-2013
Kabupaten/Kota 2011 2012 2013
1. Pendapatan Daerah 3 755,61 5 413,71 6 230,23
A. Pendapatan Asli Daerah 2 895,57 3 395,88 4 118,55
B. Dana Perimbangan 849,49 1 015,11 1 126,00
C. Lain-lain Pendapatan DaerahYang Sah 10,55 1 002,72 985,68
2. Belanja Daerah 3 901,22 5 317,81 5 295,14
A. Belanja Langsung 2 081,52 3 300,65 3 316,07
B. Belanja Tidak Langsung 1 819,70 2 017,16 1 979,07
3. Surplus (Defisit) 145,60 95,90 935,09
4. Pembiayaan Daerah 520,45 354,84 134,71
A. Penerimaan Pembiayaan Daerah 535,85 374,84 450,81
B. Pengeluaran Pembiayaan Daerah 15,40 20,00 316,10
5. Sisa Lebih Penghitungan Anggaran(SILPA) Tahun Berkenan 374,84 450,74 1 069,80
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
44/50
Statistik Daerah Provinsi Banten 201438
Tabel 4 :Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kotadi Provinsi Banten (orang), 2010 dan 2012
Kabupaten/Kota 2010 2014
Kabupaten :
1. Pandeglang 1 149 610 1 188 405
2. Lebak 1 204 095 1 259 305
3. Tangerang 2 834 376 3 264 776
4. Serang 1 402 818 1 463 094
Kota :
5. Kota Tangerang 1 798 601 1 999 894
6. Kota Cilegon 374 559 405 303
7. Kota Serang 577 785 631 101
8. Kota Tangsel 1 290 322 1 492 999
Provinsi Banten 10 632 166 11 704 877
Sumber : Banten Dalam Angka 2014
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
45/50
Statistik Daerah Provinsi Banten 2014 39
Tabel 5 :Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kotadi Provinsi Banten (orang), 2011-2013
Kabupaten/Kota 2011 20132012
Kabupaten :
1. Pandeglang 117 644 121 100109 100
2. Lebak 115 160 118 600106 900
3. Tangerang 1) 188 653 183 900176 000
4. Serang 2) 82 047 72 80076 100
Kota :
5. Kota Tangerang 114 333 103 100106 500
6. Kota Cilegon 15 453 15 90015 000
7. Kota Serang 37 436 36 70034 700
8. Kota Tangsel 20 144 25 40018 700
Provinsi Banten 690 870 677 500642 900
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
46/50
Statistik Daerah Provinsi Banten 201440
Tabel 6 :Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kotadi Provinsi Banten, 2009-2011
Kabupaten/Kota 2011 20132012
Kabupaten :
1. Pandeglang 9,80 10,259,28
2. Lebak 9,20 9,508,63
3. Tangerang 1) 6,42 5,785,71
4. Serang 2) 5,63 5,025,28
Kota :
5. Kota Tangerang 3,98 5,265,56
6. Kota Cilegon 6,25 3,993,82
7. Kota Serang 1,50 5,925,70
8. Kota Tangsel 1,67 1,751,33
Provinsi Banten 6,26 8,319,74
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
Catatan : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2009
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
47/50
Statistik Daerah Provinsi Banten 2014 41
Tabel 7 :Indeks Pembangunan Manusia (IPM)Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten,2011-2013
Kabupaten/Kota 2011 20132012
Kabupaten :
1. Pandeglang 68,77 69,6469,22
2. Lebak 67,98 68,8268,43
3. Tangerang 1) 72,05 72,8272,36
4. Serang 69,33 70,2569,83
Kota :
5. Kota Tangerang 75,44 76,0575,72
6. Kota Cilegon 75,60 76,3175,89
7. Kota Serang 71,45 72,1272,30
8. Kota Tangsel 76,01 77,1376,61
Provinsi Banten 70,95 71,9071,49
Sumber : Banten Dalam Angka 2014
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
48/50
Statistik Daerah Provinsi Banten 201442
Tabel 8 :Luas Panen, Produktivitas dan Produksi PadiMenurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2012-2013
Kabupaten/Kota
2012 2013
LuasPanen(ha)
Produk-tivitas(kw/ha)
Produksi(ton)
LuasPanen(ha)
Produk-tivitas(kw/ha)
Produksi(ton)
Kabupaten :
1. Pandeglang 115 033 50,13 576 662 130 371 51 ,59 672 559
2. Lebak 89 572 50,61 453 363 99 083 52 ,43 519 443
3. Tangerang 64 059 53,13 340 327 67 170 54 ,17 363 848
4. Serang 75 152 52,81 396 897 79 879 54 ,30 433 733
Kota :
5. Kota Tangerang 1 214 52,77 6 407 938 53 ,84 5 051
6. Kota Cilegon 1 985 54,13 10 745 2 076 56 ,04 11 633
7. Kota Serang 15 316 52,17 79 897 13 997 54 ,51 76 293
8. Kota Tangsel 305 52,39 1 598 190 55 ,29 1 051
Provinsi Banten 362 636 51,45 1 865 894 3693 704 52,92 2 083 608
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
49/50
-
7/24/2019 Cetak Statda Banten 2014
50/50