statda bjm 2014
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

STATISTIK DAERAH
KOTA BANJARMASIN
2014
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

DAFTAR ISI
1. Geografi dan Iklim 1 12. Konstruksi 13
2. Pemerintahan
2 13. Hotel dan Pariwisata 15
3. Penduduk
3 14. Transportasi dan Komunikasi 16
4. Ketenagakerjaan
4 15. Perbankan dan Investasi 17
5. Pendidikan
5 16. Harga-harga 18
6. Kesehatan
6 17. Pengeluaran Penduduk 19
7. Perumahan
7 18. Perdagangan 20
8. Pembangunan Manusia
8 19. Pendapatan Regional 21
9. Pertanian 9 20. Perbandingan Regional 22
10. Pertambangan dan Energi 10 21. Hasil Survei Biaya Hidup 2012 23
11. Industri Pengolahan 11 22. Hasil Sensus Pertanian 2013 24
Lampiran Tabel
25
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

GEOGRAFI DAN IKLIM
Kota Banjarmasin nyaris di tengah-tengah Indonesia.
Luas wilayah Banjarmasin hanya 0,26% dari luas provinsi Kalimantan Selatan
Banjarmasin sebagai ibukota provinsi
Kalimantan Selatan letaknya diapit oleh dua kabupaten besar, yaitu kabupaten Barito Kua-la dan Kabupaten Banjar. Letak astrono-misnya antara 3
o16’46”-3o
22’54”Lintang Se-latan dan 114
o31’40”-114
o39’55”Bujur Timur.
Letak astronomis ini menyebabkan posisi Kota Banjarmasin hampir di tengah-tengah Indone-sia. Kota Banjarmasin memliki luas wilayah sebesar 98,46 km
2. Luas wilayah ini hanya
sekitar seperlimapuluh luas wilayah provinsi Kalimantan Selatan.
Kondisi tanah sebagian terdiri dari rawa-
rawa tergenang air. Berada pada ketinggian rata-rata 0,16 m di bawah permukaan laut dengan kondisi daerah relatif datar. Pada wak-tu air pasang hampir seluruh wilayah dige-nangi air.
Curah hujan tertinggi tercatat 505 mm
pada bulan Desember dengan hari hujan sebanyak 25 hari pada bulan tersebut. Curah hujan rata-rata sepanjang tahun selama tiga tahun terakhir menunjukkan trend fluktuatif. Selama tiga tahun terakhir, curah hujan di Banjarmasin rata-rata sepanjang tahun 2011, 2012, dan 2013 masing-masing adalah 277,9 mm, 189,35 mm, dan 267 mm. Curah hujan juga menunjukkan pola serupa dengan pola hari hujan. Hari hujan paling banyak di tahun 2011 ada di bulan Januari, pada tahun 2012 paling banyak di bulan Desember, sedangkan tahun 2013 paling banyak bulan Februari.
Kota Banjarmasin terletak dekat dengan
muara Sungai Barito, dan wilayahnya dibagi dua oleh Sungai Martapura. Sesuai dengan sebutan Kota Seribu Sungai, Kota Banjarmasin memiliki banyak anak sungai yang dimanfaatkan masyarakat untuk sarana transportasi selain jalan darat. Selain itu, masih ada sebagian masyarakat yang memanfaatkan sungai untuk untuk kebutuhan MCK (mandi, cuci, kakus) sehari-hari.
Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014 1
Banyaknya Hari Hujan Tahun 2011 - 2013
Peta Kota Banjarmasin
Sumber: Banjarmasin Dalam Angka 2014
Bulan Banyaknya Hari Hujan
2011 2012 2013
Januari 21 23 24
Pebruari 17 20 28
Maret 19 19 21
April 17 15 16
Mei 11 9 19
Juni 7 4 8
Juli 3 10 15
Agustus 4 4 11
September 11 4 10
Oktober 9 12 10
Nopember 16 23 25
Desember 15 27 25
Rata –rata 13 14 17
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014
Kota Banjarmasin terbentuk berdasarkan Undang-undang No 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Da-rurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pemben-tukan Daerah Tingkat II di Kalimantan sebagai undang-undang. Keputusan Walikota Banjarmasin Nomor 93 Tahun 2000 yang dikuatkan dengan Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 2 tahun 2001 tentang Pe-nataan Daerah Kota Banjarmasin. Kota Banjarmasin terdiri atas 5 Kecamatan, yaitu Banjarmasin Selatan, Banjarmasin Timur, Banjarmasin Barat, Banjarmasin Tengah, Banjarmasin Utara, 52 Kelurahan, 118 Rukun Warga (RW) dan 1.552 Rukun Tetangga (RT). Selama tahun 2010 sampai 2013, jumlah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Banjarmasin mengalami penurunan sebesar 11,49 persen. Dilihat berdasarkan komposisi pegawai menurut jenis kelamin, selama empat tahun terakhir jumlah pegawai perempuan lebih besar daripada jumlah pegawai laki-laki. Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Banjarmasin terbanyak berada pada unit kerja Guru dan TU Sekolah. Selama tahun 2013, ada sebanyak 297 sidang/rapat yang di laksanakan oleh DPRD Kota Banjarmasin. Dari sidang/rapat tersebut, jumlah produk yang dihasilkan oleh DPRD tercatat sebanyak 75 produk yang terdiri dari 65 surat Keputusan Dewan dan 10 Peraturan Daerah Kota Banjarmasin. Jika dilihat dari jenis kelamin, jumlah anggota DPRD Kota Banjarmasin terdiri dari 71,11 persen laki-laki dan 28,89 persen perempuan. Pada tahun 2013, realisasi belanja atau pengeluaran pemerintah daerah meningkat menjadi 1,25 trilyun rupiah dari 967 milliar rupiah pada tahun 2012. Dari total APBD sebesar 1,3 trilyun, PAD hanya menyumbang sebesar 167,3 miliar atau sekitar 11,5%, sementara DAU menyumbangkan sekitar 758 miliar rupiah atau sekitar 63,3%. Komposisi ini sedikit berbeda dengan komposisi tahun 2012 dimana PAD menyumbang sekitar 13,02%, kontribusi Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar 49,11% dan Dana Alokasi Khusus (DAK) hanya sebesar 3,66% saja.
2
8.519
8.173
7.810
7.540
7.000
7.200
7.400
7.600
7.800
8.000
8.200
8.400
8.600
2010 2011 2012 2013
Jenis Kelamin 2010 2011 2012 2013
Laki-laki 3.409 3.191 2.993 2.876
Perempuan 5.110 4.982 4.817 4.664
Jumlah PNS Kota Banjarmasin menurut Jenis Kelamin
Jumlah PNS Pemerintah Kota Banjarmasin
PEMERINTAHAN
Partai Demokrat cukup dominan di Banjarmasin
Pada pemilu 2009, Partai Demokrat menjadi pemenang pemilu dan menempatkan 11 orang anggotanya untuk duduk di DPRD Kota Banjarmasin.
Persentase PNS Kota Banjarmasin menurut Unit Kerja
Sumber: Banjarmasin Dalam Angka 2014
Sumber: Banjarmasin Dalam Angka 2014
Sumber: Banjarmasin Dalam Angka 2014
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

PENDUDUK
Kota Banjarmasin memiliki jumlah penduduk terbesar se Kalsel
Meskipun luas wilayah Kota Banjarmasin hanya 0,26% dari luas Provinsi Kalsel, Banjarmasin memiliki jumlah penduduk terbanyak se Kalsel yaitu sebesar 17,04%
Dengan kepadatan penduduk sebesar 6.671 jiwa/km2,Kota Banjarmasin merupakan yang terpadat.
Berdasarkan data statistik BPS Kota
Banjarmasin, jumlah rumah tangga pada tahun 2013 mencapai 173.390 rumah tangga, dengan populasi penduduknya 656.778 orang yang terdiri dari 328.367 laki-laki dan 328.411 perempuan.
Jika dilihat dari sebaran penduduk Kota Banjarmasin, dapat diketahui bahwa penduduk Kota Banjarmasin terbanyak berada di Kecamatan Banjarmasin Selatan yaitu sekitar 23,33 persen. Kemudian disusul oleh Kecamatan Banjarmasin Barat dengan jumlah penduduk mencapai 22,46 persen dan Kecamatan Banjarmasin Utara sebesar 22,18 persen. Sedangkan jumlah penduduk terendah berada di Kecamatan Banjarmasin Tengah yaitu sebesar 14,26 persen.
Tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Banjarmasin Tengah yaitu 14.063 orang per km
2. Kemudian diikuti
oleh Kecamatan Banjarmasin Barat dengan tingkat kepadatan penduduk 11.232 orang per km
2. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk
terendah terdapat di Kecamatan Banjarmasin Selatan yaitu sebesar 4.004 orang per km
2.
Jika dilihat berdasarkan kelompok umurnya, diketahui bahwa penduduk Kota Banjarmasin merupakan penduduk muda/produktif, artinya penduduk Kota Banjarmasin sebagian besar terdiri dari penduduk dengan usia muda.
Secara umum jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit dibandingkan jumlah perempuan. Hal ini dapat ditunjukkan oleh sex ratio yang nilainya kurang dari 100. Pada tahun 2013, untuk setiap 100 penduduk perempuan ter-dapat 99 penduduk laki-laki.
Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014 3
Indikator Kependudukan Banjarmasin
Uraian 2011 2012 2013
Jumlah Penduduk 637.873 647.403 656.778
Pertumbuhan Penduduk (%) 1,54 1,49 1,45
Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) 6.478 6.575 6.671
Sex Ratio (L/P) (%) 99,88 99,95 99,99
Jumlah Rumah Tangga 168.313 170.827 173.390
Penduduk menurut kelompok umur 2011 2012 2013
0-14 tahun 174.835 177.421 179.972
15-64 tahun 441.578 448.187 454.693
> 65 tahun 21.460 21.795 22.113
Sumber: Data Revisi BPS Provinsi Kalimantan Selatan
Sumber: Banjarmasin Dalam Angka 2014
Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
*** Tahukah Anda Kepadatan penduduk Kota Banjarmasin enam kali kepadatan penduduk Kota Balikpapan dan enam puluh lima kali kepadatan penduduk di Kota Palangkaraya.
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014
KETENAGAKERJAAN
Pencari kerja di Banjarmasin terbanyak berpendidikan SLTA.
Penduduk usia lima belas tahun ke atas yang bekerja terbanyak adalah yang berpendidikan SMU/SMK, dan sekitar 36,16% nya adalah wanita.
4
Uraian 2007 2008 2009
TPAK (%)
Tingkat Pengangguran (%)
Bekerja (000)
Statistik Ketenagakerjaan Banjarmasin
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013
Pada tahun 2013, jumlah pencari ker-ja yang terdaftar di Dinas Sosial dan Tena-ga Kerja Kota Banjarmasin sebanyak 11.582 orang, tersebar dengan berbagai tingkat pendidikan mulai dari SD sampai Sarjana S2. Jumlah terbanyak berada pa-da tingkat pendidikan SLTA 38,98%, disusul tingkat pendidikan Sarjana S1 37,54%. Walaupun pencari kerja dengan tingkat pendidikan Sarjana cukup besar, ternyata masih ada pencari kerja terdaftar dengan tingkat pendidikan SD dan tidak tamat SD 0,35%.
Jumlah lowongan kerja yang tersedia selalu lebih kecil daripada jumlah pencari kerja. Pada tahun 2013, lowongan kerja yang terdaftar hanyar 18,15% dari jumlah pencari kerja terdaftar. Lowongan kerja terbanyak adalah untuk pencari kerja dengan tingkat pendidikan SLTA yaitu 31,30% dari pencari kerja pada tingkat pendidikan yang sama. Tidak tersedianya lowongan kerja yang cukup untuk para pencari kerja menyebabkan masalah pengangguran. Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional, diperoleh angka pengangguran sebesar 5,24%.
Di antara penduduk yang sudah bekerja, terbanyak adalah yang berpendidikan SMU/SMK yaitu sekitar 37,62%. Sektor yang paling banyak dimi-nati adalah sektor perdagangan (33,04%). Pekerja laki-laki lebih banyak dibanding pekerja perempuan dengan perbandingan 36,16% perempuan dan 63,84% laki-laki.
Pengangguran di Kota Banjarmasin mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 yang ditunjukkan dari angka Tingkat Pengangguran Terbuka pada tahun 2013 sebesar 5,04 persen (menurun sebesar 1,97 persen dari tahun 2012). Disamping itu, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2012. Hal ini sejalan dengan meningkatnya Angka Partisipasi Sekolah usia 13-15 tahun dan usia 16-18 tahun pada tahun 2013 sehingga penduduk usia kerja (15 tahun keatas) pada usia tersebut sebagian masih bersekolah.
Uraian 2011 2012 2013
TPAK (%) 65,22 66,96 62,77
Tingkat Pengangguran (%) 10,79 7,01 5,04
Bekerja (000 orang) 270,1 293,3 284,7
Persentase Penduduk 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2013
Sumber: IPM Kota Banjarmasin Tahun 2013
Sumber: IPM Kota Banjarmasin Tahun 2013
Sumber: Angka Revisi BPS Provinsi Kalimantan Selatan (Data Backcasting)
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

PENDIDIKAN
Tahun 2013 penduduk rata-rata menyelesaikan pendidikan kelas 1 SLTA Lamanya penduduk Banjarmasin bersekolah rata-rata 10,06 tahun
atau menginjak kelas 1 SLTA
Dibandingkan kabupaten/kota lainnya di
Kalimantan Selatan, penduduk di Banjarmasin bersekolah paling lama kedua setelah Kota Banjarbaru. Indikatornya ditunjukkan oleh rata-rata lama sekolah 10,06 tahun pada tahun 2013. Artinya rata-rata penduduk Banjarmasin memutuskan untuk berhenti sekolah ketika kelas 1 SLTA. Angka Partisipasi Murni (APM) untuk perempuan pada jenjang pendidikan SD dan SLTP lebih tinggi daripada laki-laki. Pada jenjang pendidikan SLTA, APM perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki yaitu 52,26 untuk perempuan dan 59,01 untuk laki-laki.
Capaian di bidang pendidikan terkait
erat dengan ketersediaan fasilitas pendidikan. Pada jenjang pendidikan SD di Kota Banjarmasin untuk tahun ajaran 2013/2014 seorang guru harus mengajar rata–rata 17 murid SD. Semakin tinggi jenjang pendidikan maka beban seorang guru semakin sedikit, dimana untuk jenjang pendidikan SLTP rata-rata seorang guru harus mengajar 14 murid dan di jenjang SLTA beban seorang guru hanya mengajar 11 murid.
Untuk pendidikan tinggi, selama dua
tahun terakhir jumlah lulusan dari Universitas Lambung Mangkurat mengalami peningkatan (dari 2.587 mahasiswa menjadi 3.939 mahasiswa). Kendati demikian, hal ini tetap harus menjadi perhatian pemerintah dalam hal keterkaitannya dengan ketersediaan lapangan pekerjaan yang sesuai.
Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014 5
Jumlah Murid, Guru, dan Sekolah di Kota Banjarmasin,
Indikator Pendidikan Banjarmasin
Uraian 2011 2012 2013
Angka Melek Huruf 98,72 98,80 98,91
Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 9,57 9,88 10,06
Angka Partisipasi Sekolah
7-12 98,53 98,66 98,99
13-15 92,93 92,57 93,51
16-18 63,49 65,86 70,89
Daya Tampung Mahasiswa pada Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
Sumber: IPM Kota Banjarmasin 2013
Sumber: IPM Kota Banjarmasin 2013
Sumber: Banjarmasin Dalam Angka 2014
*** Tahukah Anda Pada tahun 2013 di Banjarmasin ter-dapat 8 Pondok Pesantren dan 16 Mad-rasah Diniyah dengan total santri sebanyak 5.171 orang yang terdiri dari 3.055 laki-laki dan 2.116 perempuan.
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

Sebagai salah satu indikator kesehatan, umur harapan hidup digunakan untuk mengukur pencapaian pembangunan di bidang kesehatan. Angka harapan hidup diartikan sebagai umur yang mungkin dicapai seseorang yang lahir pada tahun tertentu. Tahun 2013 umur harapan hidup di Kota Banjarmasin tercatat 66,66 tahun, yang berarti rata-rata umur yang mungkin dicapai dari sejak lahir sampai meninggal dunia penduduk Kota Banjarmasin sebesar 66 tahun. Rata-rata angka harapan hidup penduduk Kota Banjarmasin pada tahun 2013, sedikit lebih panjang dibanding umur harapan hidup tahun 2012 yang tercatat 66,58 tahun.
Peningkatan angka harapan hidup tentu
tidak lepas dari ketersediaan fasilitas kesehatan yang ada di Kota Banjarmasin. Pada tahun 2013, tercatat di Banjarmasin ada 11 rumah sakit, 61 puskesmas, 387 posyandu, ditambah 136 apotik dan 7 klinik. Selain itu, tenaga medis yang tersedia juga turut memberikan andil terhadap peningkatan angka harapan hidup penduduk Kota Banjarmasin. Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin mencatat ada 654 dokter, bidan, tenaga medis lainnya yang tersebar di semua kecamatan.
Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas), dapat diketahui bahwa persentase masyarakat yang Berobat Sendiri apabila mengalami keluhan kesehatan pada tahun 2013 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2012. Hal ini menunjukkan adanya indikasi bahwa penduduk Banjarmasin yang mempunyai keluhan sakit semakin banyak memanfaatkan sarana dan prasarana kesehatan modern untuk mengobati keluhan kesehatannya. Pada tahun 2012 dan 2013, masing-masing persentase penduduk yang Berobat Sendiri adalah 64,38% dan 61,01%.
Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014 6
Indikator 2011 2012 2013
Keluhan Kesehatan (%) 34,35 34,67 30,17
Rata-rata Lama Sakit (Hari) 4,94 3,79 5,11
Angka Kesakitan/Morbiditas 11,80 17,91 8,36
Angka Kesakitan dan Rata-Rata Lama Sakit
Persentase Persalinan Bayi yang Ditolong Tenaga Medis
KESEHATAN
Angka Harapan Hidup Penduduk Kota Banjarmasin meningkat
Angka harapan hidup meningkat selama lima tahun terakhir karena didukung oleh sarana dan prasarana kesehatan serta pola hidup bersih dan sehat masyarakat cenderung membaik
Persentase Jumlah Dokter pada Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di Kota Banjarmasin
Menurut Kecamatan Tahun 2013
Sumber: IPM Kota Banjarmasin 2013
Sumber: IPM Kota Banjarmasin 2013
Sumber: Banjarmasin Dalam Angka 2014
95,5
94,55
97,8496
97,05
97,84
92
93
94
95
96
97
98
99
2011 2012 2013
Persalinan Awal Persalinan Akhir
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

PERUMAHAN
Di Kota Banjarmasin tidak ada yang menempati rumah berlantai tanah. Meskipun tidak ada rumah tangga yang rumahnya berlantai tanah,
namun hampir seperlima rumah tangga di Banjarmasin yang menempati rumah dengan luas lantai kurang dari 9 m
2 perkapita.
Pada tahun 2013, sekitar 22,53% ru-
mah tangga di Kota Banjarmasin tinggal di rumah yang luas lantai per kapitanya kurang dari 9 m
2. Hal ini perlu mendapat perhatian
karena menurut standard kesehatan dari World Health Organization (WHO), salah satu syarat rumah sehat adalah rumah yang mem-iliki luas lantai perkapita minimal 10 m
2.
Kondisi perumahan di Banjarmasin
secara fisik bisa digambarkan dengan tiga variabel yaitu lantai, atap, dan dinding. Dilihat dari kondisi lantai, seluruh perumahan di Kota Banjarmasin berlantai bukan tanah. Pada umumnya, perumahan di Kota Banjarmasin ber atap seng/asbes dan berdinding kayu.
Tempat tinggal yang sehat dan nyaman
juga perlu didukung oleh akses terhadap air minum yang bersih dan sehat. Air minum yang bersih bersumber dari air dalam kemasan dan air leding (PDAM). Di Kota Banjarmasin, seba-gian besar rumah tangga (99,38%) menggunakan air minum yang bersumber dari air kemasan dan air minum layak.
Listrik merupakan sumber penerangan
yang mempunyai nilai paling baik dibanding-kan dengan sumber penerangan listrik non PLN. Untuk sumber penerangan, hampir 100% rumah tangga di Kota Banjarmasin menggunakan listrik PLN. Sejalan dengan hal tersebut, Rasio Elektrifikasi Kota Banjarmasin pada tahun 2013 juga hampir mencapai 100%.
Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014 7
Aksesibilitas Air Minum Layak di Kota Banjarmasin Tahun 2013
Persentase Rumah tangga dengan Beberapa Variabel perumahan Tahun 2013
Sumber: Susenas 2013 Hasil Backcasting
Sumber: IPM Kota Banjarmasin 2013
Uraian %
Lantai
Bukan Tanah 100,00
Tanah 0,00
Dinding
Tembok 25,67
Kayu 72,64
Bambu / Lainnya 1,69
Atap
Beton/Genteng 3,32
Sirap 19,19
Seng/Asbes 76,41
Ijuk / Daun / Lainnya 1,08
*** Tahukah Anda *** Sekitar 77,48% rumah tangga di Kota Banjarmasin sudah memiliki fasilitas tempat buang air besar sendiri.
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014
Catatan:
Penduduk miskin adalah penduduk
yang memi l ik i rata - rata pengeluaran per kapi ta per bulan d i bawah Gar is Kemiskinan.
Garis Kemiskinan adalah n i la i pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 k i lokalor i per kapi ta perhar i d i tambah kebutuhan minimum non -makanan yang mencakup perumahan, sandang, pendid ikan, dan kesehatan.
Kemajuan pembangunan manusia secara umum ditunjukkan dengan melihat perkembangan indeks pembangunan manusia (IPM) yang mencerminkan capaian kemajuan di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Komponen yang dibutuhkan untuk perhitungan IPM adalah angka harapan hidup waktu lahir, pencapaian pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah, serta pengeluaran konsumsi per kapita yang disesuaikan (Purchasing Power Parity). Dengan melihat perkembangan angka IPM tiap tahun, terlihat bahwa IPM Kota Banjarmasin selalu men-galami peningkatan selama lima tahun terakhir. Kenaikan IPM ini disebabkan karena komponen-komponen penyusun IPM terus mengalami per-baikan selama lima tahun terakhir. Di antara seluruh kabupaten/kota yang ada di Kalimantan Selatan, IPM KotaBanjarmasin be-rada pada posisi kedua setelah Kota Banjarbaru. Semua komponen penyusun IPM Kota Banjarba-ru seperti Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf, Rata-rata Lama Sekolah dan Pengeluaran Riil Per Kapita lebih tinggi dibanding Kota Banjar-masin. Sedangkan nilai reduksi shortfall-nya berada pada peringkat ke-8 se Kalimantan Se-latan. Peningkatan angka IPM dari tahun ke tahun diiringi penurunan persentase penduduk miskin. Jika pada tahun 2012 tercatat 4,51% atau sekitar 29.312 penduduk di Banjarmasin tergolong se-bagai penduduk miskin maka tahun 2013 persen-tasenya turun menjadi 4,21% atau 27.777 penduduk. Hal ini juga menunjukkan bahwa dengan pertumbuhan ekonomi selama 2009-2013 yang mencapai 6,73% ternyata mampu meningkatkan kualitas SDM Kota Banjarmasin yang salah satunya dapat dilihat dari menurunnya angka kesakitan sebesar 9,55 persen dibanding-kan tahun 2012.
8
Uraian 2011 2012 2013
Garis Kemiskinan (Rp)
291.231 318.135 346.466
Jumlah Penduduk Miskin (jiwa)
30.555 29.312 27.777
Penduduk Miskin (%) 4,77 4,51 4,21
Statistik Kemiskinan Banjarmasin
Capaian IPM Kota Banjarmasin, 2009-2013
PEMBANGUNAN MANUSIA
Indeks Pembangunan Manusia mengalami peningkatan
IPM Kota Banjarmasin meningkat selama lima tahun terakhir, jumlah penduduk miskin juga berkurang selama 3 tahun terakhir
Sumber: IPM Kota Banjarmasin 2013
Sumber: Indikator Ekonomi Kota Banjarmasin 2013
*** Tahukah Anda Jumlah keluarga pra sejahtera berdasarkan kriteria BKKBN pada tahun 2013 mencapai 4,34%, atau sekitar 7.665 keluarga.
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

PERTANIAN
Kota Banjarmasin merupakan satu-satunya daerah penghasil jamur Meskipun Banjarmasin merupakan Kota penghasil padi terendah, namun merupakan sa-
tu-satunya penghasil jamur di Kalimantan Selatan sejak 2004.
Berbicara masalah pertanian, Banjarmasin merupakan kota dengan potensi tanaman pangan, dalam hal ini padi sawah yang paling rendah se Kalimantan Selatan. Produksi padi Kota Banjarmasin hanya 6.112 ton (sekitar 0,30 % dari produksi padi di Kalimantan Selatan). Meskipun demikian, Banjarmasin memiliki komoditas unggulan hortikultura yang tidak dimiliki oleh daerah lain di Kalimantan Selatan, yaitu jamur. Jamur yang diproduksi adalah jamur tiram putih. Banjarmasin memproduksi jamur ini sejak tahun 2004. Untuk tahun 2013, produksi jamur mencapai 864,8 kg dan mengalami penurunan dibanding 2012. Komoditas hortikultura yang lain yaitu bayam, kangkung, tomat, dan terung produksinya relatif kecil. Untuk komoditas buah-buahan yaitu rambutan, jeruk, dan pisang juga relatif kecil produksinya.
Selain komoditas jamur, Banjarmasin juga potensi dengan produksi sarang burung walet. Selama tahun 2013 tercatat sebanyak 253 pengusaha sarang burung walet di kota Banjarmasin. Realisasi retribusi yang diterima selama tahun 2013 mencapai Rp 384.326.400 atau 57,00% dari target retribusi yang ditetapkan pemerintah . Lokasi petani sarang burung walet di Kota Banjarmasin tersebar di lima kecamatan. Titik lokasi sarang burung walet terbanyak di Banjarmasin Tengah.
Beranjak ke subsektor perikanan, ternyata budidaya perikanan darat yaitu patin, nila, ikan mas, dan bawal mengalami pertumbuhan meningkat di bandingkan tahun 2012. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah rumah tangga budidaya perikanan yang tercatat di Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin.
Untuk subsektor pertanian lainnya yaitu perkebunan, komoditas yang dihasilkan di Banjarmasin adalah kelapa, sagu dan ke-nanga. Namun jumlah produksinya juga relatif kecil. Kelapa pada tahun 2013 diproduksi mencapai 68 ton dan mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 71 ton. Konsumsi kelapa, baik yang digunakan untuk bahan masakan seperti nasi kuning yang menjadi ciri khas kota Banjarmasin, maupun sebagai bahan minuman.
Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014 9
Jumlah Rumah tangga Budidaya Perikanan di Banjarmasin
Statistik Tanaman Hortikultura (Jamur) Banjarmasin
Uraian 2012 2013
Produktivitas (Kg/M2) 6,54 0,93
Luas Panen (M2) 769 934
Produksi (Kg) 5.030 864,8
Titik Lokasi Sarang Burung Walet Tahun 2013
Sumber: Produksi Tanaman Sayur dan Buah-buahan Kalsel 2014
Sumber: Banjarmasin Dalam Angka 2014
Sumber: Banjarmasin Dalam Angka 2014
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014
Kota Banjarmasin tidak memiliki daerah pertambangan. Namun, banyak kantor-kantor administrasi perusahaan pertambangan yang bertempat di Banjarmasin, seperti PT.Adaro, PT.Arutmin, PT.Mantimin, PT.Bumi Rantau Energi, PT.Kalimantan Energi Utama, dan lain-lain. Sekitar 1,19% penduduk usia 15 ta-hun keatas Kota Banjarmasin bekerja di sektor pertambangan.
Sebagai sumber penerangan dan energi, baik di sektor rumahtangga maupun industri, listrik memegang peranan yang sangat vital. Produksi listrik di Banjarmasin selama 2012-2013 mengalami kenaikan yaitu dari 1.075.943.387 Kwh menjadi 1.199.319.694 Kwh (naik 11,47 %).
Peningkatan jumlah pelanggan listrik PLN terjadi hampir di semua jenis tarif dalam dua tahun terakhir. Jumlah pelanggan ditahun 2013 meningkat 8,06% dibandingkan dengan tahun 2012. Jenis tarif pelanggan terbanyak adalah jenis R-1 yaitu sebanyak 352.415 pelanggan atau sebesar 73,20 persen dari total seluruh pelanggan listrik PLN
Sumber energi lainnya yaitu air minum. Berdasarkan data yang tercatat di PDAM Bandarmasih, jumlah air minum yang terjual (m
3) mengalami kenaikan dalam tiga tahun
terakhir. Seiring peningkatan jumlah air minum yang terjual, nilai penjualannya juga mengalami peningkatan dalam kurun waktu tersebut. Kalau dilihat menurut jenis konsumen, jenis konsumen Non Niaga yang selalu terbanyak mengkonsumsi produksi air minum dari PDAM Bandarmasih (tahun 2013 sebesar 82.62%).
10
Perkembangan Kwh Terjual Per Tahun
Jumlah Air Minum terjual (juta m3)
PERTAMBANGAN DAN ENERGI
Kota Banjarmasin tidak memiliki areal pertambangan
Penggunaan sumber daya energi listrik meningkat dari tahun ke tahun.
Jenis Pelanggan
2011 2012 2013
Umum 409.115 442.228 477.822
ABRI 995 1.002 1.030
Non ABRI 646 651 678
Pemko 1.245 1.330 1.559
BUMN 286 307 328
Jumlah Pelanggan PLN Menurut Jenis Pelanggan
Sumber: Banjarmasin Dalam Angka 2014
Sumber: Banjarmasin Dalam Angka 2014
Sumber: Banjarmasin Dalam Angka 2014
942,208,472
1,075,943,3871,199,319,694
0
200,000,00 0
400,000,00 0
600,000,00 0
800,000,00 0
1,000,000, 000
1,200,000, 000
1,400,000, 000
2011 2012 2013
***Tahukah Anda*** Jenis pembayaran baru yang cukup diminati pelanggan PLN adalah Listrik Prabayar, dengan daya terpasang sebesar 102,23 juta VA tahun 2013 jumlah pelanggan jenis pembayaran ini mencapai 98.175 pelanggan atau sebesar 20.39 persen dari total seluruh pelang-gan listrik PLN.
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

INDUSTRI PENGOLAHAN
Nilai tambah paling besar dibentuk oleh industri kayu dan karet. Kontribusi industri besar dan sedang terhadap nilai tambah industri selalu di atas 90%,
namun beberapa tahun terakhir sedikit di bawah 90%.
Berdasarkan hasil Sensus Ekonomi
Tahun 2006, data menunjukkan bahwa jumlah usaha industri yang ada di Kota Banjarmasin sebanyak 3.718 usaha. Jika dirinci menurut klasifikasi banyaknya tenaga kerja, banyaknya industri besar dan menengah di Kota Banjarmasin sebanyak 35 usaha dan industri kecil dan rumah tangga sebanyak 3.683 usaha. Untuk Industri Besar, nilai tambah paling besar ada pada industri Kayu (Kayu log) dan industri karet (SIR 20).
Nilai Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) di Kota Banjarmasin atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, yakni dari 2,79 trilyun rupiah pada tahun 2011 menjadi 3,21 trilyun rupiah di tahun 2012 dan 3,82 trilyun di tahun 2013.
Tahun 2011, peranan sektor industri terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Banjarmasin be-rada di posisi ketiga. Mulai tahun 2011 dan 2012 posisinya turun ke posisi empat, kemudi-an pada tahun 2013 turun lagi ke posisi kelima dengan kontribusi sebesar 13,49 persen.
Pertumbuhan ekonomi di sektor industri selalu bernilai negatif sebelum tahun 2009, tepatnya mulai tahun 2003. Pertumbuhan yang negatif ini disebabkan oleh ketergantungan yang sangat besar dari sektor industri besar dan sedang terhadap bahan baku kayu. Namun sejak 2009 pertumbuhan sektor ini sudah bergerak ke nilai positif, hal ini dikarenakan mulai tumbuhnya industri kecil diiringi dengan besarnya kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada industri kecil.
Nilai tambah Sektor industri di Kota Banjarmasin sampai dengan tahun 2006 masih didominasi oleh industri besar dan menengah dengan kontribusi di atas 90% terhadap nilai tambah sektor industri. Akan tetapi mulai tahun 2007, kontribusi dari industri kecil terus meningkat sehingga mendominasi nilai tambah industri. Hal ini menyebabkan pertumbuhan sektor industri pada tahun 2013 bisa bernilai positif.
11
Kontribusi Industri Besar/Menengah dan Industri Kecil & Rumah tangga terhadap Nilai Tambah Sektor Industri
Kontribusi Sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB Kota Banjarmasin
Uraian 2010 2011 2012 2013
Kontribusi terhadap PDRB 16,42 15,29 14,27 13,49
Posisi sektor industri dibanding sektor lain terhadap pemben-tukan PDRB
3 4 4 5
Sumber: PDRB Kota Banjarmasin 2011-2013
Sumber: PDRB Kota Banjarmasin 2011-2013
Sumber: PDRB Kota Banjarmasin 2011-2013
Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri Tahun 2005-2013
-1.86
-3.89
-5.91
-0.73
2.691.87 1.86
2.93
3.35
-8
-6
-4
-2
0
2
4
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014
Industri kecil dan rumah tangga yang
sampai saat ini merupakan ciri khas kota
Banjarmasin adalah industri sasirangan.
Bermacam corak dan motif khas tradisional
menjadi daya tarik tersendiri. Di Kota
Banjarmasin ada satu daerah yang menjadi
sentra pengrajin kain sasirangan, yaitu di
Kampung Sasirangan yang terletak di
Kelurahan Seberang Mesjid. Beberapa
pengusaha yang terdapat di dalamnya antara
lain IRMA SASIRANGAN, AMAY
SASIRANGAN, YAYA SASIRANGAN, ZAI-
DAN SASIRANGAN, LINA SASIRANGAN,
AZZA SASIRANGAN, dan SUSI
SASIRANGAN. Pemerintah Kota Banjarmasin
melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan
sertaDinas Koperasi dan UKM turut memban-
tumengembangkan para pengusaha
sasirangan di daerah ini dengan memberikan
bantuan dan bimbingan agar berkembang
lebih maju. Sampai saat ini, terbukti bahwa
industri ini masih tetap eksis meskipun terjadi
krisis perekonomian global.
12
INDUSTRI PENGOLAHAN
Industri Sasirangan di Banjarmasin tak terpengaruh krisis global.
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

KONSTRUKSI
Nilai tambah konstruksi meningkat tajam selama 4 tahun terakhir Realisasi pembangunan rumah melalui KPR-BTN mengalami peningkatan.baik dari
realisasi pembangunan rumah melalui KPR-BTN mengalami peningkatan.baik dari segi jumlah maupun nilai.
Dari tahun ke tahun, usaha konstruksi di Kota Banjarmasin selalu mengalami pening-katan. Hal ini tergambar dari semakin marak-nya kegiatan pembangunan sarana dan prasarana fisik. Secara statistik, peningkatan kegiatan konstruksi ini terekam secara makro lewat nilai tambah sektor konstruksi. Nilai tam-bah sektor konstruksi di Kota Banjarmasin selama empat tahun terakhir (2010-2013) mengalami kenaikan sekitar 46,00%. Jumlah perusahaan konstruksi yang ter-gabung dalam GAPENSI berfluktuatif dengan kecenderungan menurun dari tahun 2010-2013. Mulai tahun 2010, jumlah perusahaan konstruksi yang tergabung dalam GAPENSI sebanyak 280, 246, 203 dan 174 perusahaan. Menurunnya jumlah perusahaan yang ter-gabung dalam GAPENSI salah satunya diaki-batkan oleh munculnya asosiasi lain seperti GAPEKNAS, ASPEKINDO dan asosiasi lainnya. Secara persentase, banyaknya penduduk Banjarmasin yang bekerja di sektor konstruksi pada tahun 2013 adalah 8,72%. Khusus untuk perumahan, realisasi pem-abangunan rumah melalui KPR-BTN pada tahun 2013 mengalami penurunan di banding tahun 2012 yaitu sebesar 47,91 persen dari 2.634 unit menjadi 1.372 unit pada tahun 2013. Apabila dilihat dari tabel di samping, dari total realisasi pembangunan rumah melalui dukungan KPR-BTN, Banjarmasin Utara merupakan yang terbanyak. Hal ini bisa dipa-hami mengingat Kecamatan Banjarmasin Utara masih terdapat wilayah yang berkem-bang dan memungkinkan untuk membangun perumahan dan pemukiman.
Banjarmasin Timur dan Banjarmasin Tengah memiliki realisasi pembangunan yang lebih kecil yaitu masing-masing 16 dan 25 unit. Hal ini dikarenakan wilayah tersebut merupakan pusat kegiatan ekonomi Kota Banjarmasin sehingga bangunan di wilayah ini lebih meni-tikberatkan pada bangunan untuk kegiatan usaha.
Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014 13
963
1.065 1.228 1.406
900
1.000
2010 2011 2012 2013
Kecamatan RSH Jumlah (Unit)
KGU
Banjarmasin Selatan 226 350 124
Banjarmasin Timur 0 16 16
Banjarmasin Barat 0 25 25
Banjarmasin Tengah 0 28 28
Banjarmasin Utara 789 1.372 164
Penyaluran Kredit BTN Konvensional Per Kecamatan Tahun 2013
Nilai Tambah Sektor Konstruksi Kota Banjarmasin (dalam milyar rupiah) ADHB
Sumber: PDRB Kota Banjarmasin, 2011-2013
Sumber: Banjarmasin Dalam Angka 2014
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014
Kota Banjarmasin dikenal sebagai Kota bisnis/dagang. Para pelaku bisnis maupun wisatawan di Banjarmasin memerlukan sarana akomodasi yang memadai untuk kelancaran aktivitas mereka. Dari tahun ke tahun, jumlah akomodasi baik hotel berbintang maupun non-bintang terus berkembang di Banjarmasin. Pa-da tahun 2013, jumlah hotel non bintang masih sama disbanding tahun sebelumnya dan hotel berbintang meningkat 3,7% dibanding ta-hun sebelumnya.
Hotel-hotel berbintang maupun non bin-tang tersebar di semua kecamatan. Sebarannya paling banyak berada di Kecamatan Banjarma-sin Tengah (53,57% untuk hotel bintang dan 78,26% untuk hotel non bintang).
Perkembangan jumlah usaha akomodasi di Banjarmasin sejalan dengan meningkatnya jumlah tamu pada usaha-usaha akomodasi ter-sebut. Secara umum, jumlah tamu yang menginap di hotel bintang mengalami pening-katan sebesar 29,98%. Tamu-tamu yang menginap ini sebagian besar adalah tamu nusantara. Tamu nusantara mengalami pening-katan sebesar 30,44%. Indikator lain yang menunjukkan marak-nya kegiatan ekonomi di bidang perhotelan di Kota Banjarmasin adalah tingkat penghunian kamar. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) ada-lah persentase banyaknya malam kamar yang terjual dibagi dengan banyaknya malam kamar yang tersedia. Pada tahun 2013, Tingkat Penghunian Kamar untuk hotel berbintang cenderung lebih baik daripada hotel non bintang. Untuk hotel bintang, TPK adalah 52,52% dan untuk hotel non bintang adalah 40,92%. Angka TPK di atas 40% adalah angka yang cukup tinggi. Hal ini memberikan gam-baran bahwa usaha akomodasi di Kota Ban-jarmasin sangat berkembang..
14
Banyaknya Akomodasi di Banjarmasin
Persentase Sebaran Hotel Bintang dan Non Bintang di Kota Banjarmasin
HOTEL DAN PARIWISATA
Jumlah Hotel di Kota Banjarmasin terus bertambah
Makin maraknya aktivitas perdagangan dan pariwisata di Banjarmasin makin meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Banjarmasin.
Jumlah Tamu Menginap Hotel Bintang
Sumber: Indikator Ekonomi Kota Banjarmasin 2013
Sumber: Indikator Ekonomi Kota Banjarmasin 2013
Sumber: Indikator Ekonomi Kota Banjarmasin 2013
Uraian 2011 2012 2013
Tamu Mancanegara 6.119 5.057 5.303
Tamu Nusantara 232.835 273.959 357.351
Jumlah 238.954 279.016 362.654
14%
18%
11%
53%
4%
4%
9%
3%
78%
6%
Lingkaran Luar : Hotel Non BintangLingkaran Dalam : Hotel Bintang
BanjarmasinSelatan
BanjarmasinTimur
BanjarmasinBarat
BanjarmasinTengah
BanjarmasinUtara
*** Tahukah Anda Dari seluruh usaha akomodasi di Kaliman-tan Selatan, sekitar 35% berada di Kota Banjarmasin.
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

HOTEL DAN PARIWISATA
Banjarmasin memiliki objek wisata religius.
15
Pasar Terapung Muara Kuin
Beberapa Objek Wisata di Kota Banjarmasin
Salah satu ikon pariwisata di Banjarmasin adalah pasar terapung. Pasar terapung merupakan pasar tradisional bagi masyarakat yang bermukim di daerah aliran sungai. Di saat ramai, jumlah pedagang dan pembeli di pasar terapung bisa mencapai sekitar 400 jukung. Aktivitas transaksi pedagang di pasar terapung dimulai saat subuh pukul 04.30 Wita dan baru berakhir sekitar pukul 08.00 Wita. Pasar terapung Muara Kuin dapat ditempuh dengan angkutan sungai dan angkutan darat. Dengan angkutan darat atau angkutan perkotaan, pasar terapung dapat ditempuh sekitar 15 menit dari pusat Kota Banjarmasin menuju Kelurahan Kuin Selatan. Selanjutnya perjalanan ditempuh dengan klotok (perahu bermesin).
Rumah makan perahu menawarkan aneka makanan khas Banjar seperti Soto Banjar, Nasi Sop dan Nasi Kuning dengan lauk ikan gabus, papuyu, dan lain-lain. Pasar terapung juga menawarkan jajanan pasar berupa kue-kue khas Banjar. Di sini pembeli jajanan pasar menggunakan kayu yang ujungnya berpaku, untuk mengambil kue belanjaannya.
Objek wisata yang bernuansa religius juga ada di Kota Banjarmasin. Salah satunya adalah Masjid Sultan Suriansyah. Masjid ini merupakan masjid tertua di Kalimantan Selatan. Dibangun pada tahun 1526 pada masa pemerintahan Sultan Suriansyah. Beliau adalah Raja Banjar pertama yang memeluk agama Islam.
Objek wisata lain yang cukup digemari oleh masyarakat Kota Banjarmasin terutama anak muda adalah Siring Sungai Martapura yang terletak di depan Masjid Raya sabilal Muhtadin. Tempat ini sangat cocok dijadikan sebagai tempat untuk menikmati pemandangan sungai Martapura yang masih dijadikan sebagai alat transportasi bagi sebagiana masyarakat. Selain itu, letaknya yang di tepi jalan raya Jenderal Sudirman sehingga akses menuju tempat ini sangat mudah.
Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014
Masjid Sultan Suriansyah
Siring Sungai Martapura
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014
*** Tahukah Anda Pengiriman Surat dengan Kilat Khusus mengalami peningkatan sekitar 34,22% selama tiga tahun terakhir.
Sarana penunjang transportasi yang memiliki peran sangat penting khususnya untuk transportasi darat adalah jalan. Untuk mendukung transportasi darat, pemerintah telah membangun jalan sepanjang 719,08 km. 90,67% dari total panjang jalan tersebut ber-jenis permukaan aspal dan pengerasan, si-sanya masih berupa tanah. Jalan Kota masih ada yang rusak sekitar 167,36 km (23,27%). Di Kota Banjarmasin sudah tidak ada lagi jalan yang rusak berat sejak 2008. Pada tahun 2013, jumlah kendaraan yang keluar dan masuk di terminal Km 6 mengalami peningkatan yang signifikan khusus untuk tray-ek AKDP yaitu sebesar 108,54%. Sedangkan untuk trayek AKAP mengalami penurunan sebesar 25,02% dibandingkan tahun 2012. Di samping angkutan darat, sebagai Kota yang berjuluk “Kota Seribu Sungai”, sebagian warga kota Banjarmasin masih bergantung pada angkutan sungai. Sepanjang 2013 jumlah sarana yang terdaftar juga mengalami fluk-tuasi. Beberapa jenis angkutan sungai men-galami peningkatan dari segi jumlah walaupun dengan besaran yang tidak terlalu signifikan. Pada tahun 2013, jumlah Klotok yang terdaftar mencapai 65 buah. Jenis Kapal Motor, Speed Boat dan Tongkang jumlahnya masing-masing 12, 18, dan 25 buah. Banjarmasin memiliki beberapa sungai yang dapat dilewati oleh alat transportasi. Sungai-sungai ini ada di semua kecamatan. Di Kecamatan Banjarmasin Selatan mengalir Sungai Martapura dan Sungai Kelayan. Keca-matan Banjarmasin Timur dilalui oleh Sungai Pengambangan. Kecamatan Banjarmasin Bar-at dilalui oleh Sungai Barito. Kecamatan Ban-jarmasin Tengah dilalui oleh Sungai Martapura. Kecamatan Banjarmasin Utara dilalui oleh Sungai Kuin, Sungai Miai, Sungai Awang, dan Sungai Alalak. Arus kapal penumpang dan kapal lainnya mengalami peningkatan dari tahun sebe-lumnya yaitu masing-masing sebesar 29,74% dan 23,03%. Sebaliknya, arus kapal peti ke-mas mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar 2,39%.
16
Arus Kapal Peti Kemas, Kapal Penumpang, dan Kapal Lainnya 2011- 2013 (Unit)
Jumlah Kendaraan Keluar dan Masuk Trayek AKAP dan AKDP di terminal Km 6 Banjarmasin
TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Banjarmasin dikenal dengan sebutan Kota Seribu Sungai
Tiap kecamatan di Kota Banjarmasin dialiri oleh sungai-sungai yang dapat dilewati oleh alat transportasi.
Sumber: Banjarmasin Dalam Angka 2014
Sumber: Banjarmasin Dalam Angka 2014
Jenis Kapal 2011 2012 2013
Kapal Peti Kemas 1.053 1.087 1.061
Kapal Penumpang 654 380 493
Kapal Lainnya 12.689 14.578 17.935
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

PERBANKAN DAN INVESTASI
Posisi Kredit dan Simpanan tiap tahun meningkat. Posisi kredit meningkat 41,86% dan posisi simpanan meningkat 25,48%.
Kegiatan perbankan di Kota Banjarmasin mengalami pertumbuhan yang positif. Hal ini ditandai dengan meningkatnya kegiatan perkreditan maupun simpanan dana dari masyarakat di perbankan. Pada tahun 2013, kegiatan perkreditan mengalami peningkatan sekitar 20,48% dan dana simpanan meningkat sekitar 7,50%. Kredit atau pinjaman dari perbankan disalurkan kepada modal kerja, investasi, maupun untuk tujuan konsumsi dengan persentase hampir berimbang. Dana kredit dari Bank Umum dan BPR yang disalurkan dengan tujuan untuk modal kerja mencapai persentase terbesar (34,44%) dibanding untuk investasi (31,93%) dan konsumsi (33,63%). Kredit ini disalurkan dalam bentuk Rupiah dan Valuta Asing. Kredit dalam bentuk Rupiah mencapai Rp21.480.306.000.000 jauh lebih besar dibandingkan nilai kredit dalam bentuk Valuta Asing yang mencapai Rp553.006.000.000. Kredit yang disalurkan telah digunakan di tiap sektor ekonomi mulai dari sektor pertanian sampai dengan sektor Jasa-jasa. Penyaluran kredit terbesar digunakan di sektor Lainnya (33,63%), sektor Perdagangan (23,56%) dan sektor Pertanian (13,49%). Un-tuk sektor-sektor yang lain persentasenya be-rada pada kisaran 0,92% - 8,52%. Bank Indonesia membagi Kredit yang disalurkan ke masyarakat ke dalam tiga plafond, yaitu Kredit Mikro (≤ Rp 50juta), Kecil (< Rp 50juta - Rp 500 juta), dan Menengah ( > Rp 500juta - Rp 5 miliar). Posisi Kredit Kecil pada tahun 2013 mengalami pening-katan yaitu sebesar 0,94%. Kredit Mikro dan Menengah juga mengalami kenaikan masing-masing sebesar 24,23% dan 7,42%. Apabila kita melihat dengan dua arah yaitu menurut penggunaan dan bentuknya, dapat diketahui bahwa penggunaan kredit atau pinjaman menurut Rupiah dan Valuta Asing memiliki struktur yang berbeda. Dalam bentuk Rupiah, pinjaman paling banyak digunakan untuk Konsumsi. Dalam bentuk Valuta Asing, pinjaman paling banyak digunakan untuk Modal Kerja.
Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014 17
Sumber: Banjarmasin Dalam Angka 2014
Uraian 2012 2013
Posisi Kredit 18.287.716 22.033.312
Posisi Simpanan 21.105.537 22.687.893
Persentase Penggunaan Kredit dalam Rupiah dan Valuta Asing
Posisi Kredit dan Simpanan pada Bank Umum dan BPR (Juta Rp)
Sumber: Banjarmasin Dalam Angka 2014
Sumber: Banjarmasin Dalam Angka 2014
Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah Tahun 2012 dan 2013
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014
Menurut komponen (1.Barang & jasa yang harganya diatur pemerintah, 2. Barang & jasa yang harganya bergejolak, 3. Barang & jasa tergolong inti). Inflasi tahunan pada kelompok komponen yang diatur pemerintah sebesar 15,61 persen pada tahun 2013, jauh lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2012 yang hanya 4,02 persen. Penyebab utama tingginya inflasi pada komponen ini adalah kenaikan harga BBM yang terpaksa dilakukan oleh pemerintah pada tanggal 22 Juli 2013. Sementara untuk barang yang bergejolak, mengalami inflasi sebesar 8,17 persen lebih rendah dibandingkan pada tahun 2012 yang mencapai 10,56 persen. Sedangkan untuk komponen inti inflasi tahunan sebesar 3,88 persen, lebih rendah dari tahun sebe-lumnya yaitu 4,46 persen.
Inflasi tahun 2013 tercatat sebesar 6,98%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi selama tahun 2012 yang tercatat sebesar 5,96%. Penyebab utama tingginya inflasi tahun 2013 ini adalah kenaikan harga BBM yang dilakukan oleh pemerintah tanggal 22 Juli 2013. Inflasi Kota Ban-jarmasin tahun 2013 lebih rendah dibanding inflasi nasional yang mencapai 8,38%.
Selama periode Januari sampai dengan Desember 2013, kota Banjarmasin mengalami 3 kali deflasi, yakni pada periode Mei, September dan Oktober. Untuk tingkat nasional nasional juga terjadi hal yang sama. Deflasi tertinggi pada bulan Mei sebesar 0,64% dan terendah bulan Oktober sebesar 0,22%. Inflasi tertinggi tercatat pada Juli yang mencapai 2,24% dan terendah pada bulan April sebesar 0,04%
Indeks Harga Konsumen (IHK) Banjarmasin pada bulan Desember 2013 telah mencapai 153,49 persen dengan tahun dasar 2007=100. Artinya secara umum dapat dikatakan bahwa terjadi kenaikan harga kebutuhan masyarakat mencapai 1,53 kali lipat dibanding tahun 2007.
IHK kelompok bahan makanan pada tahun 2013 sebesar 190,74, ini berarti secara umum ter-jadi kenaikan harga barang pada kelompok ini sebesar 90,74% dibandingkan harga pada tahun 2007. Kelompok makanan jadi, minuman dan rokok mengalami kenaikan harga barang sebesar 62,56% dibandingkan tahun 2007. Kelompok lainnya yang kenaikan harga barang dan jasa secara umum melebihi 40% adalah kelompok san-dang yaitu sebesar 44,41%.
18
Indeks Harga Konsumen Menurut Kelompok
Fluktuasi Inflasi Kota Banjarmasin Tahun 2004-2013
HARGA - HARGA
Banjarmasin mengalami Inflasi terendah tahun 2009
Selama sepuluh tahun terakhir, baru pada tahun 2009 inflasi Kota Banjarmasin mencapai angka terendah yaitu hanya 3,86%.
Perbandingan IHK Beberapa Kota di Pulau Kalimantan Tahun 2013
Sumber: Indikator Ekonomi Kota Banjarmasin 2013
Sumber: Indikator Ekonomi Kota Banjarmasin 2013
Kelompok Komoditas
2011 2012 2013
Bahan Makanan 159,43 173,50 190,74
Makanan Jadi, Minu-man, Rokok, dan Tembakau
142,80 154,01 162,56
Perumahan 128,62 135,96 144,37
Sandang 142,18 147,74 144,41
Kesehatan 119,80 124,73 128,82
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga
121,15 124,64 127,58
Transportasi dan Komunikasi
108,72 109,26 122,76
Umum 135,40 143,47 153,49
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

PENGELUARAN PENDUDUK
Kesejahteraan penduduk makin meningkat Tingkat pendapatan penduduk Banjarmasin yang didekati dengan ukuran pengeluaran
menunjukkan adanya peningkatan .
Konsumsi riil perkapita menggambarkan tingkat daya beli masyarakat. Tingkat kesejahteraan dikatakan meningkat jika terjadi peningkatan konsumsi riil per kapita, yaitu peningkatan nominal pengeluaran rumah tangga lebih tinggi dari tingkat inflasi pada periode yang sama. Tahun 2013, konsumsi riil per kapita di Kota Banjarmasin sebesar 654.790 rupiah per bulan. Dibandingkan pada tahun 2012 yang sebesar 651.440 rupiah
maka terjadi kenaikan sebesar 0,51 persen. Selain kuantitas pengeluaran perkapita sebagai salah satu ukuran standar hidup lay-ak, perlu juga diperhatikan pola pengeluaran rumah tangga dalam suatu wilayah. Pola pengeluaran tersebut dapat dilihat dari pro-porsi pengeluaran untuk makanan dan non makanan. Umumnya pada negara berkem-bang pola pengeluaran rumah tangga masih terkonsentrasi pada kelompok makanan. Masyarakat dengan tingkat kesejahteraan yang baik biasanya menggunakan pendapa-tannya untuk konsumsi makanan proporsinya lebih rendah daripada non makanan.
Pada tahun 2005 sebanyak 52,88 persen pendapatan yang diperoleh rumah tangga di Kota Banjarmasin habis digunakan hanya untuk pengeluaran kelompok makanan. Besarnya angka ini mengindikasikan masih sangat terbatasnya pendapatan/pengeluaran masyarakat yang dialokasikan untuk peningkatan kualitas hidup seperti pendidikan, kesehatan dan lain-lain Mulai tahun 2006, pola ini bergeser hingga tahun 2013. Kota Banjarmasin pada tahun 2012 untuk pertama kalinya menurut kriteria Bank Dunia masuk dalam kriteria ketimpangan sedang (Moderate Inequality). Namun pada tahun 2013, Banjarmasin termasuk dalam kriteria ketimpangan rendah (Low Inequality). Hal ini didasarkan pada Koefisien Gini, tercatat bah-wa Banjarmasin memiliki nilai 0,36. Gambaran ini juga didukung oleh pendistribusian penda-patan terhadap 40% masyarakat berpenghasi-lan rendah. Kelompok masyarakat ini sudah menikmati sekitar 19,06% dari total pendapa-tan seluruh masyarakat.
Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014 19
Konsumsi Riil Perkapita / Purchasing Power Parity (rupiah)
Ganti ginian
Persentase Pengeluaran Rumah tangga Menurut Jenis Pengeluaran
Koefisien Gini dan Distribusi Pendapatan
Sumber: IPM Kota Banjarmasin 2013
Sumber: IPM Kota Banjarmasin 2013
Sumber: IPM Kota Banjarmasin 2013
Tahun Koefisien Gini 40% masyarakat penghasi-lan rendah menikmati pen-
dapatan sebesar
2008 0,23 23,36
2009 0,23 23,23
2011 0,38 17,65
2012 0,41 16,34
2013 0,36 19,06
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014
Kota Banjarmasin sejak dulu dikenal se-bagai kota pusat perdagangan di Kalimantan Selatan. Posisi yang strategis ini membuat Kota Banjarmasin menjadi pintu keluar masuk barang yang sangat padat. Barang-barang yang diperdagangkan di Kota Banjarmasin sebagian besar berasal dari luar Banjarmasin. Pelabuhan Trisakti memegang peranan yang sangat penting dalam hal ini. Pada tahun 2009, di areal pelabuhan ini dibangun Termi-nal Peti Kemas untuk mendukung kelancaran aktivitas ekspor dan impor melalui kapal laut. Pasar merupakan sarana vital bagi aktivi-tas perdagangan, baik pasar tradisional mau-pun pasar modern. Sampai saat ini, Kota Banjarmasin memiliki 60 pasar tradisonal dan 5 buah pasar modern. Pasar-pasar ini terse-bar di seluruh kecamatan. Pasar tradisional terbanyak (76,67%) berada di Kecamatan Banjarmasin Tengah. Kemudian masing-masing 4 buah pasar tradisional berada di Kecamatan Banjarmasin Timur, 5 di Kecama-tan Banjarmasin Barat. Sisanya berada di Kecamatan Banjarmasin Selatan sebanyak 3 buah dan di Kecamatan Banjarmasin Utara sebanyak 2 buah. Kecamatan Banjarmasin Tengah selain memiliki pasar tradisional pal-ing banyak juga memiliki 3 buah pasar modern dan Banjarmasin Timur sebanyak 2 buah pasar modern. Berdasarkan data PDRB Kota Banjarma-sin, pertumbuhan ekonomi tahun 2013 untuk subsektor Perdagangan Besar dan Eceran mengalami pertumbuhan sebesar 5,97 per-sen. Penerbitan SIUP oleh Dinas Perindustri-an dan Perdagangan Kota Banjarmasin juga memperlihatkan pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun. Peningkatan ini terjadi di ting-kat pedagang menengah dan kecil, se-dangkan untuk pedagang besar mengalami penurunan pada tahun 2013. Beberapa komoditas industri dari Kota Banjarmasin yang menjadi komoditas ekspor di antaranya adalah produk kayu, produk karet, dan produk perikanan. Ekspor produk kayu maupun karet menunjukkan yang positif dimana semua komoditas tersebut mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2012.
20
Jenis Produk 2011 2012 2013
Produk Kayu 139.499 208.364 209.602
Produk Karet 231.420 207.432 293.686
Produk Perikanan 5.314 6.500 9.319
Perkembangan Nilai Ekspor Beberapa Komoditas(Ribuan$)
Perkembangan Penerbitan SIUP di Kota
PERDAGANGAN
Banjarmasin dikenal sebagai kota dagang
Aktivitas perdagangan di Kota Banjarmasin sangat didukung oleh strategisnya posisi Ko-ta Banjarmasin dan keberadaan pasar-pasar baik tradisional maupun modern.
Sumber: Banjarmasin Dalam Angka 2014
Pasar Modern di Kota Banjarmasin
Duta Mall
Mitra Plaza Pasar Antasari
Sumber: Banjarmasin Dalam Angka 2014
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Tak memiliki banyak sumber daya alam, PDRB Banjarmasin paling besar Kota Banjarmasin tidak memiliki daerah pertambangan dan hasil-hasil pertaniannya juga
tidak terlalu banyak, tapi PDRB nya paling besar se Kalimantan Selatan.
Produk Domestik Regional Bruto sebagai ukuran produktivitas mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah dalam satu tahun. Kota Banjarmasin sama sekali tidak memiliki daerah pertambangan dan potensi pertaniannya pun tidak terlalu besar. Namun demikian, PDRB nya merupakan yang terbesar se Kalimantan Selatan. PDRB Kota Banjarmasin paling banyak dibentuk oleh sec-tor pengangkutan dan komunikasi. Selain itu, sektor perdagangan, restoran, dan hotel juga memberikan kontribusi yang besar. Meskipun PDRB Kota Banjarmasin terbesar se Kalimantan Selatan, namun kare-na jumlah penduduk Banjarmasin juga paling besar, maka apabila dihitung perkapita tern-yata Banjarmasin menempati posisi ke lima. Selama sepuluh tahun terakhir, PDRB perkapita Banjarmasin mengalami kenaikan sekitar 13,44% dibandingkan tahun 2012. Selama empat tahun terakhir, sektor pengangkutan dan komunikasi memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan nominal PDRB Kota Banjarmasin. Besarnya kontribusi ini tentu sangat berpengaruh ter-hadap pertumbuhan ekonomi Kota Banjarma-sin. Sehingga dinamika output atau nilai tam-bah sektor ini akan berpengaruh secara berar-ti pada pertumbuhan ekonomi Kota Banjarma-sin.
Kontributor terbesar kedua adalah sektor Perdagangan, restoran, dan perhotelan. Perekonomian Kota Banjarmasin yang di-topang oleh sektor perdagangan, restoran, dan perhotelan ini terlihat dari dampak posi-tifnya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sampai akhir 2013, realisasi Hasil Pa-jak Daerah untuk Hotel dan Restoran masing-masing mencapai 85,97% dan 115,59%.
Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014 21
Distribusi Persentase PDRB Kota Banjarmasin Tahun 2013
Perkembangan PDRB Banjarmasin
Uraian 2011 2012 2013
PDRB ADHK (2000=100) (Trilyun Rp)
5,26 5,59 5,99
PDRB ADHB (Trilyun Rp) 11,26 12,70 14,41
PDRB/ Kapita ADHK (Juta Rp) 8,24 8,63 9,12
PDRB/ Kapita ADHB (Juta Rp) 17,65 19,62 21,94
Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,97 6,31 7,17
*** Tahukah Anda Sekitar 25,40 % dari total PDRB Kota Banjar-masin berasal dari sektor pengangkutan dan komunikasi
Sumber: Publikasi PDRB Kota Banjarmasin 2011- 2013
Sumber: Banjarmasin Dalam Angka 2013
Pertumbuhan Ekonomi Kota Banjarmasin 2004-2013
Sumber: PDRB Kota Banjarmasin 2011-2013
4.52 4.355.08
6.406.01
7.076.47
6.976.31
7.17http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014
PERBANDINGAN REGIONAL
PDRB perkapita Banjarmasin hampir setengah dari Tanah Bumbu
Meskipun PDRB atas dasar harga berlaku Banjarmasin terbesar se Kalimantan Se-latan, namun PDRB per kapitanya menempati urutan ke lima.
22
Perbandingan PDRB Banjarmasin dengan Kabupaten/Kota lainnya
Perbandingan Beberapa Indikator Terpilih
Perbandingan antar kabupaten/kota
untuk indikator seperti PDRB dan PDRB perkapita memperlihatkan adanya variasi yang cukup signifikan. Jika dibandingkan dengan semua kabupaten/kota di provinsi Kalimantan Selatan, PDRB atas dasar harga berlaku untuk Kota Banjarmasin hampir tiap tahun menunjukkan angka yang paling besar. Akan tetapi, nilai tambah yang ter-bentuk di Kota Banjarmasin ini harus dibagi dengan jumlah penduduk yang juga paling banyak berada di Kota Banjarmasin.
Perbandingan antara PDRB dengan jumlah penduduk pada tahun yang ber-sangkutan disebut PDRB perkapita. PDRB perkapita Banjarmasin ternyata menempati urutan terbesar ke lima se Kalimantan Se-latan. Jika dibandingkan dengan wilayah terdekat yaitu Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, dan Kabupaten Barito Kuala, PDRB perkapita Kota Banjarmasin masih lebih be-sar daripada ketiga kabupaten/kota tersebut. Namun apabila dibandingkan dengan Kabu-paten Tanah Bumbu, PDRB perkapita Kota Banjarmasin lebih kecil dibandingkan PDRB perkapita Kabupaten Tanah Bumbu. Bahkan apabila dibandingkan dengan Kabupaten Kotabaru, PDRB perkapita Kota Banjarma-sin cuma setengahnya saja dibandingkan PDRB perkapita Kabupaten Kotabaru.
Perbandingan beberapa indikator ter-pilih lain seperti laju pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, persentase penduduk miskin, dan IPM juga memperlihatkan bah-wa Kota Banjarmasin sebagai Kota yang memperoleh capaian cukup bagus. Pertum-buhan ekonomi Kota Banjarmasin hampir sama dengan pertumbuhan ekonomi kabu-paten/kota yang lain. Persentase penduduk miskin di Kota Banjarmasin hampir men-capai lima persen, hampir sama dengan Ko-ta Banjarbaru. Tingkat pengangguran di Ko-ta Banjarmasin lebih tinggi daripada Kabu-paten Banjar dan Barito Kuala namun sedikit lebih rendah daripada Kota Banjarbaru. IPM Kota Banjarmasin menempati posisi kedua setelah Kota Banjarbaru.
Uraian 2011 2012 2013
PDRB atas dasar harga berlaku (trilyun rupiah)
Banjarmasin 11,218 12,702 14,409
Banjarbaru 2,115 2,367 2,666
Banjar 7,715 8,580 9,333
Barito Kuala 3,997 4,476 4,915
Kotabaru 10,932 12,108 13,284
Tanah Bumbu 7,315 8,171 8,948
PDRB atas dasar harga berlaku / kapita (juta Rp)
Banjarmasin 17,65 19,62 21,94
Banjarbaru 10,20 11,06 12,08
Banjar 14,89 16,27 17,40
Barito Kuala 14,20 15,67 16,95
Kotabaru 36,77 39,96 43,03
Tanah Bumbu 25,90 27,70 29,22
Sumber: PDRB Hasil Rekonsiliasi
Sumber: Publikasi IPM, Indikator Ekonomi, dan Berita Resmi statistik
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

HASIL SURVEI BIAYA HIDUP 2012
Nilai Konsumsi Dasar atau Rata-Rata Biaya Hidup Rumah Tangga untuk Kelompok Pengeluaran Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Merupakan Kelompok yang
Nilai Konsumsi Dasar Per Bulannya Terbesar di Kota Banjarmasin
Untuk melihat kemampuan finansial rumah tangga dalam membiayai hidupnya idealnya menggunakan pendekatan dari sisi pendapatan. Pada kenyataannya sangat sulit untuk dapat memperoleh data pendapatan penduduk secara akurat. Beberapa alasan yang sering dikemukakan adalah faktor lupa karena pendapatan yang tidak menentu disamping perasaan malu atau bahkan takut dikaitkan dengan pajak apabila menjelaskan pendapatannya secara apa adanya. Dengan asumsi pengeluaran sama dengan pendapatan maka kemampuan finasial penduduk dalam membiayai hidupnya dapat didekati dari sisi pengeluaran Nilai konsumsi dasar (rata-rata biaya hidup rumahtangga per bulan) secara umum di kota Banjarmasin pada tahun 2007 sebesar Rp. 2.444.223,43, meningkat 97,19 persen pada tahun 2012 yai-tu sebesar Rp. 4.819.849,55 (hasil SBH 2012), secara nominal semua kelompok pengeluaran mengalami peningkatan sekitar 66,59 persen sampai 148,58 persen.
Tempat biasa masyarakat untuk berbelanja kebutuhan hidup cukup bervariasi pada masing-masing kelompok barang dan jasa. Persentase tempat berbelanja untuk ke-lompok bahan makanan terbesar belanja di pasar tradisional (83,79%). Untuk kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, masyarakat lebih dominan berbelanja di toko/warung (75,57%). kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, terbesar ber-belanja di tempat lainnya (51,42%). Pasar tradisonal masih menjadi tempat favorit bagi masyarakat untuk berbenja kelompok san-dang (59,81%). Namun untuk kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan masyarakat cenderung menggunakan tempat lainnya (80,39%) untuk berbelanja.
Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014 23
Distribusi Persentase Nilai Komsumsi Dasar Menurut Kelompok Pengeluaran Kota Banjarmasin Hasil SBH2012
Nilai Konsumsi (Rata-Rata Biaya Hidup Rumah Tangga Per Bulan Kota Banjarmasin Hasil SBH 2012
Uraian Nilai Konsumsi Dasar (Rupiah)
Bahan Makanan 923.124,38
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 1.131.115,82
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 1.091.578,53
Sandang 341.026,08
Kesehatan 244.072,37
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 294.069,36
Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 794.863,01
Jumlah 4.819.849,55
*** Tahukah Anda Nilai Konsumsi Dasar atau Rata-Rata Biaya Hidup Rumah Tangga Per Bulan Kota Banjarmasin Tahun 2012 adalah sebesar 4,82 Juta Rupiah
Sumber: Indikator Ekonomi Kota Banjarmasin 2013
Sumber: Indikator Ekonomi Kota Banjarmasin 2013
Nilai Konsumsi Dasar (Rata-Rata Biaya Hidup Rumah Tangga) Beberapa Kota di Kalimantan Hasil SBH2012
Sumber: Indikator Ekonomi Kota Banjarmasin 2013
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014
HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ST2013)
Rumah Tangga Usaha Pertanian Terbanyak Terdapat di Kecamatan Banjarmasin Selatan Yaitu Sebesar 46 Persen dari Total Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kota Banjarmasin
24
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kecamatan dan Subsektor Hasil ST2003 & ST2013
Perbandingan Rumah Tangga Pertanian Pengguna Lahan dan Petani Gurem, ST2013
Subsektor Tanaman Pangan terlihat
mendominasi usaha pertanian di Kota Banjarmasin. ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak di Kota Banjarmasin adalah di Subsektor Tanaman Pangan dan Subsektor Peternakan. Hampir semua subsektor men-galami penurunan jumlah usaha rumah tangga pertanian kecuali subsektor kehu-tanan yang mengalami peningkatan sebesar 68,42 persen.
Rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan ternyata mendominasi ru-mah tangga usaha pertanian di Kota Banjar-masin. Dari sebanyak 5.614 rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarmasin, sebe-sar 96,67 persen merupakan rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan (5.427 ru-mah tangga). Sedangkan rumah tangga usaha pertanian bukan pengguna lahan hanya sebesar 3,33 persen, atau sebanyak 187 rumah tangga.
Rumah tangga pertanian pengguna lahan dapat digolongkan ke dalam dua ke-lompok besar, yaitu rumah tangga petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan ku-rang dari 0,50 hektar) dan rumah tangga bukan petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan 0,50 hektar atau lebih). Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebesar 96,67 persen rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan, sebesar 45,35 persennya (2.546 rumah tangga) merupakan rumah tangga petani gurem, sedangkan rumah tangga bukan petani gurem sebesar 51,32 persen (2.881 rumah tangga).
Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebanyak 5.634 orang petani di Kota Banjarmasin, petani masih didominasi oleh petani laki-laki, yaitu sebanyak 5.105 orang (90,61 persen). Sedangkan jumlah petani perempuan hanya sebanyak 529 orang atau sebesar 9,39 persen. Dominasi petani laki-laki di Sektor Pertanian juga terjadi di seluruh Subsektor Pertanian.
Kecamatan ST2003 ST2013 % Peru-bahan
Rumah Tangga Usaha Pertanian
Banjarmasin Selatan 8.038 2.579 -67,91
Banjarmasin Timur 2.144 712 -66,79
Banjarmasin Barat 796 893 12,19
Banjarmasin Tengah 616 170 -72,40
Banjarmasin Utara 2.052 1.260 -38,60
Kota Banjarmasin 13.646 5.614 -58,86
Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Subsektor
Tanaman Pangan 9.827 4.605 -53,14
Hortikultura 3.295 670 -79,67
Perkebunan 2.135 435 -79,63
Peternakan 2.180 691 -68,30
Perikanan 1.008 659 -34,62
Kehutanan 38 64 68,42
Jasa Pertanian 954 121 -87,32
Sumber: Booklet ST2013 Subsektor
Sumber: Booklet ST2013 Subsektor
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

LAMPIRAN TABEL
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014
Tabel 3.1. Luas WIlayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kota Banjarmasin Tahun 2013
26
Lapangan Usaha Luas Wila-yah (Km
2)
Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk Per Km
2
(1) (2) (3) (4)
Banjarmasin Selatan 38,27 153.254 4.004,55
Banjarmasin Timur 23,86 116.726 4.892,12
Banjarmasin Barat 13,13 147.482 11.232,44
Banjarmasin Tengah 6,66 93.660 14.063,06
Banjarmasin Utara 16,54 145.656 8.806,29
Jumlah 98,46 656.778 6.670,51
Sumber: Banjarmasin Dalam Angka 2014
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014
Tabel 3.2. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2013
27
Sumber: Banjarmasin Dalam Angka 2014
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4)
0-4 34.646 32.581 67.227
5-9 30.278 28.734 59.012
10-14 27.435 26.298 53.733
15-19 27.618 28.696 56.314
20-24 30.867 31.920 62.787
25-29 29.642 29.031 58.673
30-34 28.645 28.959 57.604
35-39 27.192 27.505 54.697
40-44 24.975 24.899 49.874
45-49 20.498 20.872 41.370
50-54 16.767 16.456 33.223
55-59 13.238 12.340 25.578
60-64 7.307 7.266 14.573
65-69 4.740 5.391 10.131
70-74 2.529 3.557 6.086
75+ 1.990 3.906 5.896
Jumlah 328.367 328.411 656.778 http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014
Tabel 6.1. Jumlah Sarana Kesehatan Kota Banjarmasin Tahun 2011- 2013
28
Sumber: Banjarmasin Dalam Angka 2014
Jenis Sarana 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4)
01 R S Umum 9 9 9
02 R S Jiwa / Umum 0 0 0
03 R S Bersalin 2 2 2
04 R S THT 0 0 0
05 Puskesmas 26 26 26
06 Puskesmas Pembantu 34 34 35
07 Puskesmas Keliling 26 26 26
08 BKIA 1 1 1
09 Posyandu 380 383 387
10 Apotik 129 136 136
11 Klinik 7 7 7
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014
Tabel 8.1. Komponen Indeks Pembangunan Manusia 2011-2013
29
Komponen Satuan 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) Angka Harapan Hidup Tahun 66,36 66,58 66,66
Angka Melek Huruf Persen 98,72 98,80 98,91
Rata-rata Lama Sekolah Tahun 9,57 9,88 10,06
Pengeluaran perkapita Disesuaikan (PPP)
Rupiah 648,6 651,4 654,8
IPM - 74,24 74,83 75,28
Sumber: IPM Kota Banjarmasin 2013
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014
Tabel 10.1. Nilai Penjualan Air Minum menurut Jenis Konsumen Tahun 2013 (Rupiah)
30
Sumber: Banjarmasin Dalam Angka 2011
Jenis
Konsumen 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4)
Sosial Khusus 943.656.630 1.113.211.380 1.308.509.647.
Sosial Umum 3.018.370.730 787.380.940 849.944.638.
Non Niaga 125.159.142.271 151.974.276.696 144.757.585.077.
Niaga Kecil 9.471.321.620 11.229.959.260 10.527.701.024.
Niaga Menen-gah
10.613.081.110 12.683.812.950 11.872.930.411.
Niaga Besar 11.473.205.010 14.802.199.790 16.555.699.161.
Industri Kecil 136.704.510 157.681.980 209.366.330.
Industri Besar 1.441.196.790 1.750.314.020 1.775.677.240.
Air Curah 395.521.000 1.770.496.380 4.068.796.670.
Jumlah 162.652.200.671 196.269.333.396 191.926.210.198
Sumber: Banjarmasin Dalam Angka 2014 htt
p://ba
njarm
asink
ota.bp
s.go.i
d

Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014
Tabel 20.1. Perbandingan Beberapa Indikator Terpilih Tahun 2013
31
Indikator Terpilih Banjar-masin
Banjarbaru Banjar Barito Kuala
(1) (2) (3) (4) (5)
Pertumbuhan Ekonomi 7,17 6,27 4,80 4,89
Tingkat Pengangguran 5,24 5,65 2,62 3,40
Persentase Penduduk Miskin
4,21 4,50 2,84 5,12
IPM 75,28 76,86 72,30 69,31
Sumber: Banjarmasin Dalam Angka 2014, PDRB Kota Banjarmasin, 2011-2013, IPM Kota Banjarmasin 2013, Indikator Ekonomi Kota Banjarmasin 2013
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

Statistik Daerah Kota Banjarmasin 2014
http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id

http:/
/banja
rmas
inkota
.bps.g
o.id