cerita kebijaksanaan buddhis

6
AKAN DILAHIRKAN SEBAGAI SEEKOR ANJING Fengching adalah sebuah desa kecil yang menyenangkan, kebanyakan penduduk yang hidup disana adalah petani. Mereka jujur dan suka bekerja keras. Mereka hidup harmonis dengan yang lainnya dan segala sesuatu berjalan dengan baik disana. Dari semua penduduk tersebut. Ada seorang laki-laki yang jahat di desa itu, yang bernama Shen 2. Karena dia merupakan anak laki-laki yang kedua. Dia mempunyai sebuah took kecil dan usahanya sangat bagus maka secara berangsur-angsur dia telah memperoleh uang yang banyak. Shen 2 suka minuman keras dan daging anjing. Bila dia mendapat keuntungan, dia akan membeli arak dan memasak seekor anjing lalu menikmati pesta kecil itu. Dia memberitahukan orang-orang. “Daging anjing rasanya enak! Betapa enaknya daging anjing kalau dimasak dengan benar dan dimakan sambil minum arak!” Dia akan mengundang teman-teman di pestanya, maka selama masa 1 tahun, dia telah membunuh banyak anjing. Pada tahun 1756, Shen mulai merasa lemah. Pada suatu hari, dia jatuh pingsan dan tidak dapat bangkit dari tempat tidur, bahkan dokter pun tidak dapat mendiagnosa jenis penyakit apa yang dideritanya. Istrinya menemaninya dengan setia di samping tempat tidur, saat dia mendapatkan serangan dan pingsan. Tengah malam, Shen gelisah dalam tidurnya dan mulai mengigau. Istrinya tidak dapat berbuat apa-apa padanya. Kemudian dia mendengar Shen mengatakan sesuatu. Dia berusaha mendengar dan tubuhnya menggigil ketakutan setelah mendengar apa yang dikatakannya. “Anjing hitam yang lain! Anjing yang jahat!” “Ada seekor anjing belang sedang menyerang saya!”

Upload: agnes-tanujaya

Post on 13-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Cerita Buddhis

TRANSCRIPT

Page 1: Cerita Kebijaksanaan Buddhis

AKAN DILAHIRKAN SEBAGAI SEEKOR ANJING

Fengching adalah sebuah desa kecil yang menyenangkan, kebanyakan penduduk yang hidup disana adalah petani. Mereka jujur dan suka bekerja keras. Mereka hidup harmonis dengan yang lainnya dan segala sesuatu berjalan dengan baik disana.

Dari semua penduduk tersebut. Ada seorang laki-laki yang jahat di desa itu, yang bernama Shen 2. Karena dia merupakan anak laki-laki yang kedua. Dia mempunyai sebuah took kecil dan usahanya sangat bagus maka secara berangsur-angsur dia telah memperoleh uang yang banyak.

Shen 2 suka minuman keras dan daging anjing. Bila dia mendapat keuntungan, dia akan membeli arak dan memasak seekor anjing lalu menikmati pesta kecil itu.

Dia memberitahukan orang-orang. “Daging anjing rasanya enak! Betapa enaknya daging anjing kalau dimasak dengan benar dan dimakan sambil minum arak!” Dia akan mengundang teman-teman di pestanya, maka selama masa 1 tahun, dia telah membunuh banyak anjing.

Pada tahun 1756, Shen mulai merasa lemah. Pada suatu hari, dia jatuh pingsan dan tidak dapat bangkit dari tempat tidur, bahkan dokter pun tidak dapat mendiagnosa jenis penyakit apa yang dideritanya.

Istrinya menemaninya dengan setia di samping tempat tidur, saat dia mendapatkan serangan dan pingsan. Tengah malam, Shen gelisah dalam tidurnya dan mulai mengigau. Istrinya tidak dapat berbuat apa-apa padanya. Kemudian dia mendengar Shen mengatakan sesuatu. Dia berusaha mendengar dan tubuhnya menggigil ketakutan setelah mendengar apa yang dikatakannya.

“Anjing hitam yang lain! Anjing yang jahat!”

“Ada seekor anjing belang sedang menyerang saya!”

“Anjing, 2, 3, 4 dari mereka, saya tidak dapat menghitung jumlahnya, jauhkan mereka dari saya, tolonglah, jauhkan mereka dari saya!”.

Lama-kelamaan dia berteriak cukup keras membangunkan seisi rumah. “Tolong! Tolong! Hei! Tolonglah saya!”. Setiap orang dapat mendengarnya, tetapi tidak seorangpun dapat melihat satu ekor anjing pun. Semua yang mereka lihat adalah Shen 2 yang mengigau dalam tidurnya, dengan kedua matanya yang mendelik ketakutan.

Page 2: Cerita Kebijaksanaan Buddhis

“Dia tentu sudah gila!” Kerabatnya berkata dengan sedih sambil menggeleng-geleng kepalanya.

Sebelum Shen 2 meninggal, dia merangkak di bawah tempat tidurnya. Dia berdiri dengan 4 kaki, mengeram dan menggonggong seperti anjing sampai akhirnya dia meninggal.

Biasanya, sebelum seseorang meninggal, ada indikasi dimana dia akan lahir setelah menninggal. Manusia yang akan lahir di surga, meninggal dengan damai bahkan gembira. Manusia yang lahir di neraka mengetahui hal ini. Penderitaan mereka di mulai sebelum mereka mati dan mereka mati dengan menyedihkan.

Shen 2 harus menjalani hidupnya yang baru sebagai seekor anjing. Dan hidupnya akan berakhir di belanga yang dimasak oleh seseorang.

AKHIR 46

Page 3: Cerita Kebijaksanaan Buddhis

Kita melihat bahwa beberapa masyarakat China menggunakan angka untuk nama mereka. Beberapa diantaranya adalah nama julukan, tetapi, ada beberapa juga adalah nama asli. Pada awalnya, kita membaca tentang si tukang jagal babi yang keras kepala, Hsuan 4. Mungkin dia adalah anak ke-empat dari keluarganya.

Sekarang kita akan menceritakan padamu tentang seorang tukang kebun yang bernama Chio 46. Apa? Anak ke empat puluh enam? Mungkin. Atau mungkin ayahnya menyukai angka-angka.

Walaupun begitu, 46 adalah seorang yang berhati-hati, seorang tukang kebun yang sangat terampil. Dia berpendidikan tidak begitu tinggi, tetapi dia mempunyai banyak pengalaman berkebun. Semua orang memuji kemampuannya, tetapi dia ada satu masalah. Dai tidak begitu baik hati. Tentu saja tidak semua tukang kebun bisa menghindari pembunuhan serangga-serangga tersebut, tetapi 46 kelihatannya menikmati hal tersebut, walalupun mereka belum tentu mengancam tanamannya.

Suatu ketika dia mengerjakan perawatan bunga-bunganya, dan melihat sebuah lubang semut. Kelihatannya cukup dalam. Sarang tersebut dirayapi oleh semut-semut, berlari kian kemari dalam menjalankan tugas mereka masing-masing.

“Waktunya tepat sekali!” seru 46. Dia mempunyai sepanci penuh air mendidih di dapur. Dia sedang menyeduh teh, tetapi dia berpikir hal tersebut lebih baik. Dia berlari ke dapur dan mengambil panci tersebut dan menuangkan seluruh isinya ke lubang itu. Hampir semua semut-semut mati melepuh, 46 berpikir hal tersebut sangat menyenangkan.

Berlari kian kemari dengan air mendidih sangat melelahkan, apalagi saat hari-hari musim panas. 46 melepaskan bajunya dan pergi bekerja, mendendangkan irama-irama yang riang.

Sunggu hari yang indah! Cuaca begitu sempurna, dan dia baru saja membersihkan seluruh sarang semut.. kebunnya sangat bagus, jadi dia akan dapat menghasilkan sayuran dan bunga yang banyak untuk dijual ke pasar. Dia sudah menyimpan cukup uang untuk menikah, dan tiba saatnya juga! Dia telah berumur 30, dan kebanyakkan teman-temannya telah mempunyai sepasukan anak-anak.

“Nona Chang 2 adalah gadis yang cocok untukku. Dia mempunyai wajah yang menarik dan paling manis, sepasang tangan yang terhalus yang

Page 4: Cerita Kebijaksanaan Buddhis

pernah saya lihat. Jika saya menikahinya, kita akan mempunyai beberapa anak. Bukankah hal itu indah sekali?

“Ayahnya adalah sahabat baik dari ayahku. Saya mempunyai cukup uang sekarang untuk menghidupi keluarga, jadi saya akan meminta ayah untuk mengatur perjodohan.”

Makin banyak 46 memikirkannya, dia makin gembira. Semua sempurna – hanya satu kekurangan dari hari-hari sempurna ini adalah dia mempunyai sebuah bintik merah yang gatal di pundaknya. Dia menggaruknya, tetapi malah menjadi makin gatal.

Dia meneruskan kerjanya, tetapi malah makin gatal, dan kelihatannya makin menyebar. Sesaat kemudian, dia mempunyai bintik-bintik merah disekujur tubuh atasnya, dan sangat gatal sampai dia meletakkan alat-alat pertukangannnya dan mulai menggaruk punggungnya.

Makin banyak dia menggaruk, makin gatal jadinya, dan makin banyak bintik merahnya. Dia menggosokkan punggungnya di pohon, sementara itu dia menggaruk dadanya dan lengan dengan tangannya dan kakinya dengan telapak kakinya.

Sangat gatal sampai dia menggores kulitnya, dan dari setiap bintik-bintik tersebut keluar seekor semut!

Saat hal ini terjadi, 46 menjadi gila oleh rasa gatal, dan beberapa hari kemudian dia mati dalam siksaan.

Page 5: Cerita Kebijaksanaan Buddhis

AKIBAT DARI KEKEJAMAN

Pada masa Dinasti T’ang, ada seorang petani yang sangat kejam. Pada suatu siang, saat dia pergi memeriksa ladangnya, dia melihat seekor sapi jantan milik tetangganya yang biasa digunakan untuk membajak sawah, telah masuk ke ladangnya. Si sapi sedang makan padi dan telah menginjak-injak tanamannya.

Si petani marah sekali, “Saya telah bersusah payah menanam tanaman-tanaman ini, sekarang kamu datang untuk mencuri dan menginjak-injaknya! Kamu pasti sudah bosan hidup!” Jadi, dikeluarkan pisaunya dan sambil berkata, “Saya tidak akan membunuhmu, berhubung kamu telah makan tanaman-tanamanku, maka kamu harus meninggalkan lidahmu disini. Cobalah kalau kamu berani menghabiskan dan merusak tanaman ku lagi!”

Si sapi jantan mungkin tahu dia telah berbuat salah, karena itu dia menundukkan kepalanya dan terlihat menyesal. Petani yang kejam itu menarik tanduknya dan memotong lidahnya. Walalupun sakit, si sapi jantan tidak berteriak kesakitan.

Selang beberapa tahun kemudian, petani yang kejam itu menikah dan dikaruniai tiga anak. Setiap anaknya kehilangan kemampuan berbicara kira-kira setengah tahun sejak mereka mulai bisa berbicara.

Si petani tidak mengerti mengapa anak-anaknya jadi bisu. Dia membawa anak-anaknya ke dokter yang terkenal, tetapi tidak ada satupun obat yang mereka berikan dapat membuat mereka kembali bisa berbicara.

Kemudian si petani teringat dengan lidah sapi yang dia potong tahun-tahun sebelumnya. Akhirnya dia menyadari apa yang terjadi dengan anak-anaknya. Kekejamannya menimpa kembali kepada keluarganya.

Kisah nyata diatas, inti ceritanya mirip dengan isi dari Dhammapada:

Barangsiapa berbuat jahat terhadap orang baik, orang suci, dan orang yang tidak bersalah, maka kejahatan akan berbalik menimpa orang bodoh itu,