ced+mt+docstoc

Upload: e-mank-apologize

Post on 10-Apr-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/8/2019 ced+mt+docstoc

    1/26

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Cedera membran timpani terdiri dari perforasi membran timpani, barotrauma,

    infeksi membran timpani. Perforasi membran timpani disebabkan peradangan akut

    pada telinga tengah. Angka kejadian pada anak-anak, dua pertiga dari semua anak-

    anak Amerika memiliki setidaknya satu episode infeksi telinga tengah akut sebelum

    usia 1 tahun, dan 80% memiliki satu episode dalam 3 tahun. Dari statistik, infeksi

    telinga tengah masih lazim terjadi pada populasi dunia, khususnya di Amerika Serikat

    telah meningkat selama 10-20 tahun terakhir.1

    Sebuah penelitian lain, delapan puluh

    (29,5 persen) dari 271 anak-anak dengan otitis media akut mengalami perforasi

    membran timpani.2

    Kejadian peningkatan perforasi dikaitkan dengan riwayat otitis media

    sebelumnya. Semua perforasi kecil dan terbatas secara eksklusif pada pars tensa.

    Pada 85 persen pasien, perforasi terletak di kuadran anterior-inferior. Margin halus

    perforasi memungkinkan drainase bebas dari nanah. Dalam sisa 15 persen dari kasus,

    perforasi terletak di kuadran posterior-superior.3 Itu memiliki bentuk seperti puting

    dengan lubang kecil yang tidak memungkinkan untuk mengalirkan cukup nanah dari

    telinga bagian tengah. Perforasi menutup di 94 persen dari pasien dalam waktu satu

    bulan.3

    Ras yang terkena, otitis media yang dapat mengakibatkan perforasi lebih

    sering pada kelompok ras tertentu (misalnya, Inuit dan Indian Amerika).Dari usia,

    infeksi telinga tengah dengan tendensi perforasi terjadi pada semua kelompok usia,

    tetapi mereka jauh lebih sering terjadi pada anak-anak, khususnya yang antara usia 6

    bulan sampai 3 tahun dibandingkan dengan orang dewasa. Distribusi umur ini diduga

    karena faktor kekebalan (misalnya, kurangnya antibodi pneumokokus) dan faktor

    anatomi (misalnya, sudut rendah tabung estachius dengan nasofaring).3

    Anak-anak dengan faktor predisposisi signifikan (misalnya, langit-langit

    terbelah, sindrom Down) sering mendapatkan infeksi sehingga sering bahwa

  • 8/8/2019 ced+mt+docstoc

    2/26

    2

    beberapa penulis menganjurkan rutin penempatan tabung polietilen dalam membran

    timpani mereka untuk mempertahankan aerasi telinga tengah.3

    Pada tahun 2006, 9 juta anak usia 0-17 tahun dilaporkan infeksi telinga tengah

    akut. Dari mereka, 8 juta anak melaporkan mengunjungi dokter atau mendapatkan

    terapi untuk mengatasi kondisi tersebut. Mayoritas perforasi spontan akhirnya

    sembuh, tapi beberapa persisten. Pembentukan kolesteatoma dengan penghancuran

    osikula merupakan komplikasi serius.3

  • 8/8/2019 ced+mt+docstoc

    3/26

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 ANATOMI MEMBRAN TIMPANI

    Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang

    telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut pars

    flaksida (membran Shrapnell), sedangkan bagian bawah pars tensa (membran

    propria). Pars flaksida hanya berlapis dua, yaitu bagian luar ialah lanjutan epitel kulit

    liang telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, seperti epitel mukosa

    saluran nafas. Pars tensa mempunyai satu lapis di tengah, yaitu lapisan yang terdiri

    dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan secara radier di bagian luar

    dan sirkuler di bagian dalam.1

    Gambar 1. Anatomi Membran Timpani5

    Bayangan penonjolan bagian bawah maleus pada membran timpani disebutsebagai umbo. Dari umbo bermula suatu refleks cahaya (cone of light) ke arah bawah

    yaitu pada pukul 7 untuk membran timpani kiri dan pada pukul 5 untuk membran

    timpani kanan. Refleks cahaya ialah yang dari luar yang dipantulkan membran

    timpani. Di membran timpani terdapat 2 macam serabut, sirkuler dan radier. Serabut

  • 8/8/2019 ced+mt+docstoc

    4/26

    4

    inilah yang menyebabkan timbulnya refleks cahaya yang berupa kerucut itu. Secara

    klinis refleks cahaya ini dinilai, misalnya bila letak reflek cahaya mendatar, berarti

    terdapat gangguan pada tuba eustachius.1

    Membran timpani dibagi dalam 4 kuadran, dengan menarik garis searah

    dengan prosesus longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu di umbo,

    sehingga didapatkan bagian atas depan, atas belakang, bawah depan, dan bawah

    belakang, untuk menyatakan letak perforasi membran timpani.1

    Bila melakukan miringotomi atau parasentesis, dibuat insisi di bagian bawah

    belakang membran timpani, sesuai dengan arah serabut membran timpani. Di daerah

    ini tidak terdapat tulang pendengaran.1

    Pada pars flaksida terdapat daerah yang disebut atik. Di tempat ini terdapat

    aditus ad antrum, yaitu lubang yang menghubungkan telinga tengah dengan antrum

    mastoid. Perforasi daerah pars flasida sering dideskripsikan sebagai komplikasi.

    Perforasi membran timpani termasuk depresi membran timpani ke telinga tengah,

    membentuk kantong retraksi. Kantong yang terbentuk lebih sering berkaitan dengan

    pembentukan kolesteatom.1

    2.2 PERFORASI MEMBRAN TIMPANI

    Perforasi membran timpani adalah kondisi yang dapat terjadi pada semua

    usia. Membran timpani, juga disebut gendang telinga, adalah membran yang cukup

    luas (namun fleksibel), translusen, memiliki struktur seperti diafragma. Membran

    timpani bergerak secara sinkron sebagai respon dari perubahan tekanan udara telinga,

    yang sesuai dengan gelombang suara yang datang. Getaran membran timpani

    ditransmisikan melalui rantai osikular sampai ke koklea. Dalam koklea, energi

    mekanik getaran berubah ke energi elektrokimia dan menyebar melalui kedelapan

    nervus craniales menuju otak. Membran timpani dan osikular yang saling berlekatan

    berperan sebagai transduser, merubah suatu bentuk energi ke bentuk energi lain.2

    Perforasi membran timpani bisa terjadi karena penyakit (biasanya infeksi),

    trauma, atau tindakan medik. Perforasi bisa bersifat temporer atau persisten. Akibat

  • 8/8/2019 ced+mt+docstoc

    5/26

    5

    perforasi tergantung ukuran, lokasi, pada permukaan, dan kondisi patologis yang

    menyertai.2

    Frekuensi

    Angka kejadian perforasi membran timpani pada populasi dunia tidak

    diketahui. Ditemukan bahwa 4% populasi anak-anak Amerika asli menderita

    perforasi membran timpani. Sebanyak 3% anak-anak yang diterapi dengan pipa

    ventilasi menderita perforasi membran timpan. Angka kejadian pada penduduk pada

    umumnya belum diketahui. Angka pasti perbaikan perforasi membran timpani

    dengan tindakan bedah pada populasi dunia belum diketahui. Analisis statistik

    mengindikasikan bahwa ada 150.000 timpanoplasti yang dilakukan per tahun dalam

    jumlah populasi 280 juta jiwa.2

    Etiologi

    Infeksi adalah sebab utama perforasi membran timpani. Infeksi akut dari

    telinga tengah dapat mengakibatkan iskemik relatif pada membran timpani

    bersamaan dengan tekanan yang meningkat dalam ruang telinga tengah. Pada kondisi

    ini, air mata keluar atau ruptur membran timpani didahului nyeri hebat pada telinga.

    Jika perforasi tidak sembuh, meninggalkan perforasi persisten. Pada penggunaan

    antibiotik agresif, perlu diketahui bahwa banyak episode otitis media disebabkan

    virus dan akan sembuh spontan. Peningkatan angka kejadian perforasi dan

    komplikasi otitis media seperti abses otak, meningitis, dan thrombosis sinus sigmoid

    septik, akan terjadi bila lebih sedikit pasien menerima antibiotik pada stadium awal

    otitis media. Infeksi liang telinga jarang mengakibatkan perforasi membran timpani.

    Jika terjadi, sering berkaitan dengan infeksi Aspergillus niger.2

    Perforasi traumatik dapat terjadi dari benda asing yang masuk ke liang telinga

    (missal dipukul dengan tangan, jatuh ke air dengan kepala lebih dulu masuk ke air,

    termasuk telinga). Paparan tekanan tinggi dari sebuah ledakan dapat merobek

    membran timpani. Perforasi membran timpani yang terjadi dari tekanan air, pada

    olahraga yang menerjunkan kepala terlebih dahulu ke dalam air, dapat terjadi pada

  • 8/8/2019 ced+mt+docstoc

    6/26

    6

    membran timpani atrofi karena panyakit sebelumnya. Objek yang digunakan untuk

    membersihkan liang telinga dapat mengakibatkan perforasi.2

    Irigasi serumen yang tidak baik dari liang telinga dapat mengakibatkan

    perforasi. Pada praktik, irigasi serumen yang dilakukan asisten medis, ahli

    otolaringologi dapat menemukan 10-20 pasien per tahun dengan cedera membran

    timpani. Perforasi sering terjadi ketika ahli bedah membuat insisi pada membran

    timpani (miringotomi). Ketika tekanan negatif yang menyamai tekanan tuba (ventilasi

    tuba) dilakukan, perforasi dapat terjadi. Kegagalan penyembuhan dari tindakan bedah

    berakibat perforasi membran timpani kronik.2

    Patofisiologi

    Membran timpani bertendensi untuk menutup bila terjadi perforasi. Bila

    perforasi sering terjadi, perforasi sembuh dengan membran tipis yang mengandung

    hanya mukosa dan lapisan epitel skuamosa tanpa lapisan tengah fibrosa. Ini seperti

    membran baru yang mungkin sangat tipis, yang dapat disalahartikan sebagai

    perforasi. Membran yang baru dapat retraksi ke dalam telinga tengah, kadang-kadang

    lebih sulit dibedakan dengan perforasi yang baru terjadi. Pemeriksaan otomikroskopi

    kadang masih sulit membedakan hal ini. Retraksi dalam, kuadran posterior superior,

    merupakan tanda pembentukan kolesteatoma.2

    Dengan adanya perforasi, membuat telinga lebih mungkin terkena infeksi jika

    air masuk ke liang telinga. Jika air yang terkontaminasi bakteri masuk melewati

    perforasi, terjadi infeksi. Tegangan permukaan air dapat melindungi telinga dari

    penetrasi melalui perforasi yang sangat kecil. Ini menjelaskan rata-rata infeksi yang

    tinggi saat aktifitas mandi daripada berenang (karena tegangan permukaan sabun

    lebih rendah sehingga air dapat melewati telinga tengah). Adanya perforasi dan

    riwayat perforasi adalah kontraindikasi irigasi untuk pembuangan serumen.2

    Gejala Klinik

    Gejala perforasi dapat termasuk suara peluit selama bersin dan bernapas

    melalui hidung, pendengaran berkurang, dan tendensi infeksi selama pilek dan ketika

  • 8/8/2019 ced+mt+docstoc

    7/26

    7

    air melewati liang telinga. Drainase cairan purulen yang bermanfaat pada perforasi

    akut dan kronik, dapat mengkonfirmasi adanya perforasi dan infeksi. Infeksi liang

    telinga juga dapat membutuhkan drainase cairan purulen, dalam jumlah yang lebih

    sedikit. Perforasi tanpa komplikasi infeksi atau kolesteatoma tidak terasa nyeri.

    Perforasi disertai otore atau kolesteatoma tidak disertai nyeri hebat.2

    Pada perforasi yang tidak menimbulkan gejala klinis, perbaikan lesi tidak

    diindikasikan. Perforasi mungkin berkaitan dengan infeksi berulang ketika kontak

    dengan air. Pada perenang, penyelam, atau olahraga air, perbaikan membran timpani

    dapat diindikasikan untuk dapat melakukan aktivitas tersebut. Tuli dapat terjadi,

    dengan perforasi yang lebih besar. Karena risiko pendengaran berkurang permanen

    ada pada tindakan bedah membran timpani, analisis rugi-untung dibutuhkan. Sebagai

    contoh, penawaran alat bantu dengar dapat dipertimbangkan.2

    Kontraindikasi

    Perforasi membran timpani dapat unilateral atau bilateral. Pada perbaikan

    membran timpani bilateral, dipilih telinga dengan pendengaran paling menurun. Jika

    komplikasi tuli meningkat, telinga dengan pendengaran yang lebih baik tidak

    dilakukan menipulasi. Untuk alasan yang sama, pada perforasi dengan satu telinga

    dengan pendengaran normal, hanya komplikasi yang mengancam nyawa yang

    merupakan indikasi perbaikan perforasi.2

    Pemeriksaan penunjang

    Radiografi dan MRI tidak bermanfaat, kecuali gambaran klinis menunjukkan

    destruksi osikular dan/atau kolesteatoma. Perforasi tanpa gejala tidak membutuhkan

    pemeriksaan pencitraan.2

    Tes lain

    Mayoritas perforasi membran timpani didiagnosis menggunakan otoskopi

    rutin. Perforasi kecil butuh otomikroskopi untuk identifikasi. Beberapa program

    skrining pendengaran termasuk tes impedansi telinga tengah Timpanometri skrining

  • 8/8/2019 ced+mt+docstoc

    8/26

    8

    menunjukkan abnormalitas dengan perforasi. Untuk konfirmasi, butuh pemeriksaan

    lagi.2

    Dianjurkan untuk selalu lakukan audiometrik setelah diagnosis perforasi

    membran timpani awal dan lakukan lagi sebelum perbaikan membran timpani.

    Audiografi sebelum dan sesudah operasi harus selalu dilakukan. Tuli konduksi tidak

    hanya merupakan kemungkinan lesi osikular, tapi dokumentasi dari kehilangan

    pendengaran sensorineural dapat memproteksi pembedah. Tindakan bedah dapat

    mengakibatkan kehilangan pendengaran. Audiometri sering menunjukkan

    pendengaran normal. Adanya tuli konduksi ringan merupakan tanda perforasi dan

    komponen konduksi paling sedikit 30 dB mengindikasikan diskontinuitas osikular

    atau kondisi patologis lain.2

    Prosedur Diagnostik

    Dapat terjadi, otomikroskopi dan studi impedansi masih meninggalkan

    diagnosis perforasi membran timpani yang masih dipertanyakan. Untuk melihat

    kejadian perforasi (membran timpani dalam bentuk gelembung berisi cairan), isi liang

    telinga dengan air destilasi atau salin steril untuk menutupi membran timpani dan

    suruh pasien melakukan manuver Valsava, hasil tes positif disebabkan hanya oleh

    perforasi membran timpani.2

    Gambaran Histologik

    Pada perforasi membran timpani kronik, epitel skuamousa ditemukan dekat

    dengan mukosa telinga tengah dan menciptakan batas perforasi, tanpa permukaan

    yang tidak sembuh. Penyembuhan batas perforasi dipastikan sebagai faktor yang

    berperan dalam apakah perforasi menetap atau tidak.2

    Terapi Medis

    Terapi perforasi langsung mengobati otore. Pertimbangkan risiko ototoksis

    dari tetes telinga topikal ketika mengobati infeksi telinga bersamaan dengan perforasi

    membran timpani. Infeksi dapat menyebabkan tuli sensorineural. Ototoksisitas tetes

  • 8/8/2019 ced+mt+docstoc

    9/26

    9

    telinga mengakibatkan tuli sensorineural. Cegah tetes telinga yang mengandung

    gentamisin, neomisin sulfat, tobramisin pada perforasi membran timpani. Ketika

    sudah digunakan, ganti dengan obat tetes dengan toksisitas lebih rendah, segera

    setelah edema mukosa dan drainase mulai berkurang. Pencegahan kontaminasi

    telinga tengah dengan air penting untuk meminimalisasi otore.2

    Antibiotik sistemik digunakan ketika mengontrol otore dari perforasi.

    Antibiotik (trimetropin-sulfametoksazol, amoksisilin) untuk flora saluran napas

    tipikal. Pertumbuhan berlebih pseudomonas aeruginosa, staphylococcus aureus

    resisten dapat terjadi. Kegagalan drainase selesai setelah beberapa hari terapi.

    Perubahan terapi dilakukan dengan kultur dan tes sensitivitas. Tendensi pertumbuhan

    pseudomonas mengindikasikan tes paling akurat dengan mengambil spesimen kultur

    (dengan mikroskop) langsung dari telinga tengah melalui perforasi.2

    Terapi Bedah

    Terapi perforasi membran timpani dibagi menjadi 3 kategori. Tidak ada terapi

    untuk pasien yang tidak melakukan aktivitas dalam air dengan pendengaran menurun

    ringan dan tidak ada riwayat infeksi telinga berulang. Alat bantu dengar merupakan

    terapi penting untuk pasien tuli simtomatik dengan tidak ada infeksi atau riwayat

    aktivitas di air. Masih ada 2 pilihan untuk pasien yang tidak termasuk 1 kategori ini.2

    Terapi rawat jalan

    Pilihan pertama adalah terapi rawat jalan. Terapi ini punya kesempatan untuk

    berhasil ketika perforasi kecil dan melibatkan umbo dan annulus. Paling sederhana,

    efektif, adalah kauterisasi batas perforasi dengan kaustik, seperti asam trikloroasetat

    10% dan masukkan potongan kertas timah untuk menutupnya. Teknik ini

    dikembangkan tahun 1980. Pembersihan mekanik batas perforasi (dengan atau tanpa

    anestesi topikal) sebelum memasukkan penyumbat meningkatkan angka keberhasilan

    metode ini.2

    Sebuah timpanoplasti lemak dapat dilakukan. Meletakkan potongan lemak

    dari sulkus post-aurikular dengan anestesi lokal. Anestesi batas perforasi dengan

  • 8/8/2019 ced+mt+docstoc

    10/26

    10

    larutan fenol. Kemudian, bersihkan cairan pada batas perforasi dengan forsep mikro.

    Lemak diletakkan di perforasi, menutup liang telinga dan telinga tengah.2

    Terapi rawat jalan yang berhasil membutuhkan 6-10 minggufollow-up setelah

    pembedahan, adalah metode minyak iritan. Dalam metode ini, usap batas perforasi

    dengan forsep mikro. Dapat dilakukan tanpa anestesi. Jika perlu, dapat digunakan

    larutan fenol untuk anestesi. Gunakan kapas 1-2 mm lebih besar dari diameter

    perforasi. Masukkan larutan iritan dan minyak aromatik setiap hari ke dalam telinga.

    Larutan didispensikan dalam botol 30 mL tetes telinga, diracik dengan formula 2 ml

    eukaliptol; 1,1 ml metil salisilat; 0,39 g timol; 0,455 g mentol; 1,2 ml minyak jeruk;

    20,25 g bubuk sodium borat; 20,25 g bubuk asam borat; 60 ml etil alcohol 50%;

    saffron untuk pewarna; ditambah air hingga 5000 ml. Ganti kapas sekali seminggu.

    Ulang bersihkan batas perforasi jika tidak terlihat batas penyembuhan. Angka

    keberhasilan 70% untuk metode ini jika luas perforasi kurang dari 25%.2

    Terapi lain menggunakan lem fibrin atau gumpalan yang terdiri dari ester

    asam hialuronat dan bahan pakaian. Digunakan faktor pertumbuhan fibroblas sebagai

    dasar dengan penyumbat yang mengadung lapisan silikon dan atekolagen, angka

    keberhasilan kecil.2

    Timpanoplasti

    Pilihan kedua adalah untuk melakukan timpanoplasti dengan anestesi lokal

    atau umum. Insisi dapat dibuat dibelakang telinga atau melalui liang telinga,

    tergantung lokasi dan ukuran perforasi. Perbaikan perforasi membutuhkan persiapan

    berupa tempat berbaring untuk penempatangraft. Sejauh ini, bahan yang digunakan

    adalah fascia retroaurikular. membran timpani allograftdiambil dari kadaver, sempat

    tidak digunakan karena kemungkinan transmisi virus, sekarang sedang digunakan.

    Graftdapat diletakkan medial atau lateral dari perforasi.2

    Timpanoplasti berhasil menutup perforasi membran timpani pada 90-95%

    pasien. Untungnya operasi kedua dan ketiga sukses di lebih dari 90% pasien dari

    yang tidak berhasil di operasi pertama. Hasilnya, 1 per 1000 pasien masih memiliki

    perforasi setelah 3 kali menjalani operasi.2

  • 8/8/2019 ced+mt+docstoc

    11/26

    11

    Preoperatif: persiapan preoperasi telinga untuk pembedahan terdiri dari

    menyingkirkan infeksi jika mungkin. Termasuk menghentikan kebiasaan merokok

    pasien sesudah operasi.2

    Intraoperatif: insiden kesalahan timpanoplasti dilakukan pada telinga yang

    salah, pertama kali dilaporkan tahun 2004. Ahli bedah disarankan untuk menandai

    telinga yang akan dilakukan operasi dengan tinta, ketika pasien sadar penuh, dan

    dapat menentukan telinga yang akan dilakukan tindakan.2

    Post-operatif: perawatan post-operasi sama dengan terapi rawat jalan.

    Instruksikan pasien untuk menjaga agar telinga tidak masuk air. Ketika insisi dan

    penutupan liang telinga dilakukan, gunakan pakaian pelindung atau kapas penyumbat

    kedap air dengan sedikit jel petroleum.2

    Follow-up

    Risiko pembentukan kolesteatoma, dapat melalui proses perjalanan penyakit

    atau dari epithelium skuamousa yang terperangkap selama terapi, membutuhkan

    kontrol teratur post-operasi. Konsultasi ulang jika pendengaran berkurang atau

    terdapat drainase persisten telinga. Lokasi perforasi menentukan waktu dan frekuensi

    follow up. Perforasi pars tensa (bagian keras dari membran timpani) jarang

    menimbulkan komplikasi. Pengecualian adalah perforasi pars tensa berlokasi di

    annulus atau membran timpani. Perforasi di lokasi ini merupakan risiko

    berkembangnya kolesteatoma di telinga tengah. Perforasi dalam pars flasida (bagian

    tanpa lapisan tengah fibrosa) lebih sering berkaitan dengan komplikasi dan butuh

    perawatanfollow up lebih.2

    Komplikasi

    Tiap tindakan bedah memiliki risiko eksaserbasi tuli. Angka kejadian pasti

    tuli akibat tindakan bedah tidak jelas. Dalam satu laporan, 1 dari 500 operasi

    berakibat pendengaran menurun. Sumber lain, rata-rata 2% tindakan bedah

    mengakibatkan tuli. Dari 1000 pasien, diperkirakan satu yang mengalami perforasi

    dan 4 mengalami tuli. Sejumlah kecil pasien mengalami disfungsi tuba eustachius

  • 8/8/2019 ced+mt+docstoc

    12/26

    12

    persisten, mengarah ke komplikasi, seperti kolesteatoma, perforasi ulang, otitis media

    efusi.2

    Prognosis

    Perforasi membran timpani tanpa komplikasi tidak membutuhkan terapi. Jika

    tanpa komplikasi, perforasi menjadi stabil, dan prognosis untuk ketiadaan morbiditas

    baik. Perbaikan membran timpani yang mengalami perforasi ulang sebanyak 10%.

    Potensi untuk perforasi dalam jangka waktu lama dan potensi untuk terjadi

    kolesteatoma membutuhkan perawatanfollow up rutin beberapa tahun setelah operasi

    berhasil.2

    2.3 INFEKSI MEMBRAN TIMPANI

    Membran timpani yang tipis adalah komponen pertama sistem konduksi

    telinga tengah. Membran timpani mudah mengalamai trauma, dan penyakit membran

    timpani mengganggu activity of daily living. Miringitis atau inflamasi membran

    timpani ditandai dengan penurunan pendengaran dan rasa tersumbat dan nyeri

    telinga. Setelah 3 minggu, miringitis akut menjadi subakut dan dalam 3 bulan, kronik.

    Membran timpani terletak di batas akhir dari liang telinga luar (kanalis auditorius

    eksterna) dan terlihat seperti kerucut yang rata dengan apeks mengarah ke medial.

    Diameter membran timpani adalah 8-10 mm. Permukaan lateral konkaf. Batas

    membran tebal dan melekat pada sulkus pada cincin tulang inkomplit, anulus

    timpanikus, yang hampir membentuk lingkaran dan menahan membran timpani pada

    tempatnya.2

    Pada bayi baru lahir, sudut inklinasi membran timpani lebih dari 300

    relatif

    terhadap bidang horizontal. Membran timpani pada bayi baru lahir lebih tebal dari

    orang dewasa, sehingga lebih sulit diperiksa.2

    Sebagian kecil bagian atas membran, dimana bagian cincin terbuka, tidak

    bertekanan; bagian ini diketahui sebagai pars flasida. Sebagian besar membran

    teregang; ini disebut pars tensa. Bagian membran timpani yang hilang atau pars

  • 8/8/2019 ced+mt+docstoc

    13/26

    13

    flasida berbatasan dengan pars tensa dari atas dan lebih kecil, sekitar 1/8 ukuran pars

    tensa.2

    Gambar 2. MT normal. Pars tensa, pars flasida, refleks cahaya, cincin fibrosa, umbo, ujung

    maleus, prosesus lateralis maleus, plika anterior, plika posterior.2

    Gambar 3. Tampilan "cermin" dari permukaan membran timpani pada polymeric masc dari

    meatus akustikus eksternus telinga normal. permukaan membran timpani.2

    Fungsi fisiologis membran timpani termasuk konduksi suara dari telinga

    tengah melalui sistem tulang-tulang kecil, osikula. Permukaan membran timpani kira-

    kira 25 kali lebih besar dari lempengan bawah stapes, yang menghasilkan amplifikasi

    bunyi 45 dB. Pada waktu yang sama, membran timpani membentuk lapisan dengan

    jumlah jendela berbentuk bundar yakni labirin untuk melawan gelombang suara

  • 8/8/2019 ced+mt+docstoc

    14/26

    14

    langsung. Jendela ini penting untuk pergerakan liquid dalam koklea, menyediakan

    transmisi suara ke reseptor akustik dalam organ korti. Sebagai tambahan, membran

    timpani melindungi mukosa telinga tengah dari lingkungan luar.2

    Patofisiologi

    Miringitis dapat berkembang sebagai penyakit primer yang sembuh sendiri

    dari membran timpani (miringitis primer) atau sebagai sebuah proses inflamasi dari

    jaringan yang berdekatan dari telinga luar atau tengah (miringitis sekunder). Etiologi

    dan patogenesis dan terapi miringitis primer dan sekunder berbeda.2

    Etiologi Miringitis Primer

    Miringitis akut dapat terjadi karena trauma langsung membran timpani

    melalui penetrasi benda asing. Miringitis primer dapat disebabkan pembersihan yang

    tidak berhasil dari benda asing, seperti serangga. Sebuah ledakan, perubahan tekanan

    dalam kabin pesawat dapat menyebabkan trauma membran timpani.2

    Miringitis bulosa akut dapat terjadi akibat infeksi bakteri seperti streptococus

    pneumoniae atau infeksi virus seperti influenza, herpes zoster, atau yang lainnya.

    Miringitis hemoragik akut dapat terjadi karena infeksi bakteri atau virus. Miringitis

    fungal dapat karena infeksi jamur dari epidermis membran timpani. Miringitis

    eksematosa dapat terjadi pada eksema dermal dari epidermis membran timpani

    Miringitis granulosa terjadi ketika membran timpani diselubungi jaringan granulasi.

    Sebab destruksi ini dari epidermis membran timpani jarang diketahui. Kecuali kasus

    yang sama diperlihatkan selama miringoplasti, ketika epidermis rusak atau ketika

    mukosa yang berasal dari perforasi membran timpani, menggantikan lapisan

    epidermis.2

    Etiologi Miringitis Sekunder

    Terjadi pada miringitis akut dengan otitis media akut. Di sini, membran

    timpani berada dalam stadium awal otitis media akut, stadium dimana tekanan negatif

    dibentuk di telinga tengah. Selama stadium ini, ujung maleus, prosesus lateralis

  • 8/8/2019 ced+mt+docstoc

    15/26

    15

    maleus, dan membran timpani menonjol ke arah lateral. Pars flasida juga ikut

    menonjol ke lateral. Dengan adanya keluarnya cairan di telinga tengah, cairan dapat

    diperiksa.2

    Proses inflamasi dari infeksi saluran napas atas mempengaruhi membran

    timpani dengan terjadinya miringitis. Membran timpani menjadi merah dan menebal,

    refleks cahaya tidak ada. Inflamasi pada telinga tengah berakibat penonjolan

    membran timpani dengan kemungkinan perforasi. Ini ditandai dengan nyeri telinga

    terus-menerus dan manifestasi klinis tipikal otitis media akut lainnya.2

    Pada miringitis akut dengan otitis eksterna akut, miringitis akut dapat terjadi

    pada kasus otitis eksterna akut post-trauma. Miringitis dapat terjadi karena otitis

    eksterna bakterial, otitis eksterna viral. Miringitis fungal dapat terjadi pada otitis

    eksterna yang disebabkan jamur. Miringitis eksematousa dapat terjadi karena eksema

    dermal dari liang telinga. Miringitis akut dapat terjadi pada kasus eksaserbasi

    inflamasi kronis meatus akustkus eksternus.2

    Perforasi membran timpani

    Bila tidak diterapi dan terdapat peningkatan tekanan telinga tengah, membran

    timpani kadang-kadang perforasi, nyeri berkurang, cairan mukopurulen bercampur

    darah terdapat di kanalis auditorius eksterna.2

    Pada otitis media akut stadium akhir, proses inflamasi secara bertahap

    menurun dengan perbaikan membran timpani dan pendengaran normal. Fenomena

    yang sama terjadi pada kasus miringitis viral (influenza). Dengan miringitis viral,

    seperti miringitis bulosa akut, dimana gelembung yang diisi oleh darah pada

    permukaan membran timpani pecah dan pecah dengan efusi darah.2

    Miringitis Kronis dengan Otitis Media Kronik

    Pada kasus proses inflamasi berulang, perforasi membran timpani menetap.

    Perforasi menetap merupakan salah satu karakteristik otitis media kronik.2

    Infamasi kronik membran timpani menandakan inflamasi kronik telinga

    tengah. Pada permukaan membran timpani, epidermis secara aktif berpindah ke liang

  • 8/8/2019 ced+mt+docstoc

    16/26

    16

    telinga, dan 25% kasus, epidermis berpenetrasi melalui perforasi kecil membran

    timpani. Akibatnya, telinga tengah terisolasi, pengurangan pendengaran dalam jangka

    waktu lama. Ini terjadi jika kecepatan perpindahan mukosa dan perpindahan

    epidermis sama. Jika perforasi membran timpani ada, epidermis dan membran mukus

    bertemu pada batas perforasi.2

    Perpindahan epidermis dan mukosa

    Jika kecepatan perpindahan epidermis dan perpindahan mukosa berbeda tanda

    tipkal miringitis kronik. Ketika membran mukosa yang terlepas berpenetrasi ke

    perforasi dan bertambah banyak pada batas dermis, pertumbuhan epitelium berhenti.

    Pengelupasan dermis dan tendensi dermis untuk bertumbuh ke dalam jaringan luka

    menjadi sumber utama inflamasi. Karena kekurangan nutrisi, membran mukosa

    membentuk jaringan granulasi dan polip. Ketika jaringan sisa sudah terbentuk dalam

    mukosa telinga tengah, epitel berpenetrasi ke dalam telinga tengah melalui perforasi

    membran timpani dan menumpuk disana, terjadi deskuamasi, dan kolesteatoma

    terbentuk. Semua tipe dermatitis telinga luar mempengaruhi membran timpani,

    membran timpani berinflamasi.2

    Miringitis kronik dengan Otitis Eksterna Kronik

    Miringitis kronik seringditandai dengan inflamasi bakteri kronik di kanalis

    auditorius eksterna. Miringitis kronik dapat terjadi akibat otitis eksterna kronik viral.

    Miringitis fungal kronik dapat terjadi pada kasus otitis eksterna fungal kronik.

    Miringitis eksematosa kronis dapat terjadi pada eksema dermal kronik kanalis

    auditorius eksterna.2

    Frekuensi

    Di Amerika Serikat kira-kira 8% anak-anak berumur 6 bulan s.d. 12 tahun

    dengan otitis media akut punya miringitis bulosa akut.2

  • 8/8/2019 ced+mt+docstoc

    17/26

    17

    Mortalitas/Morbiditas

    Morbiditas miringitis berhubungan dengan morbiditas pada kasus otitis

    media, otitis eksterna, dan benda asing di telinga.2

    Ras

    Data distribusi penyakit membrana timpani belum diketahui.2

    Jenis kelamin

    Laki-laki dan perempuan dapat terkena penyakit membran timpani dengan

    frekuensi yang sama.2

    Umur

    Semua umur dapat terkena.2

    Klinis

    Riwayat Perjalanan Penyakit

    Pasien datang dengan 2-3 hari riwayat telinga tersumbat dan pendengaran

    berkurang. Pasien punya riwayat mengorek liang telnga, trauma, atau penetrasi air ke

    kanalis auditorius eksterna. Sensasi berat dan nyeri ringan telinga dikeluhkan.

    Kadang-kadang rasa gatal ada di liang telinga atau keluar cairan dari liang telinga.2

    Pemeriksaan Fisik

    Membran timpani sebagai cermin telinga tengah, dengan perubahan yang

    terjadi terlihat pada permukaan membran timpani. Pada otitis media akut, diperiksa

    perubahan pada semua stadium inflamasi pada permukaan membran timpani. Melalui

    otoskopi dapat dilihat membran biru abu-abu yang teregang dengan reflek cahaya di

    bagian anterior inferior. Melalui otoskopi, dapat dilihat refleks cahaya, umbo, ujung

    maleus, prosesus lateralis maleus, prosesus lentikularis inkus, dan plika anterior dan

    posterior membrana timpani.2

  • 8/8/2019 ced+mt+docstoc

    18/26

    18

    Dari pemeriksaan otoskopi tipikal didapatkan hal-hal sebagai berikut: pada

    miringitis akut, membran timpani secara tiba-tiba diubah oleh proses inflamasi,

    menjadi merah dan berubah bentuk, refleks cahaya kecil dan tidak ada sama sekali;

    miringitis hemoragik akut dapat terjadi akibat infeksi bakteri seperti streptococcus

    pneumoniae atau infeksi virus. Diferensial diagnosis untuk membran timpani merah

    sangat banyak termasuk malformasi, trauma, infeksi, tumor, dan keadaan degeneratif

    lainnya; miringitis bulosa akut dapat terjadi karena infeksi bakteri atau virus;

    granulosa akibat miringitis ketika membran timpani diselubungi jaringan granulasi

    dapat dilihat mealui otoskopi; ketika otitis akut terjadi, perforasi membran timpani

    dapat terjadi. Perforasi ini ditandai dengan pembentukan skar (miringosklerosis) dan

    area kalsifikasi; pada kasus miringitis kronis, membran timpani mengalami perforasi,

    batas mengalami inflamasi, dan jaringan granulasi; tuli dapat terjadi; cairan keluar

    dari kanalis auditorius eksterna.2

    Sebab

    Menentukan sebab inflamasi membran timpani penting untuk menterapi

    inflamasi dan menentukan tanda-tanda otitis media dan otitis eksterna. Penyebab

    dapat berupa hal berikut.

    Pertama, infeksi bakteri, terdiri dari Staphylococcus pyogenes dan

    staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Klebsiella sp, S. aureus,streptococus

    epidermidis, Haemophilus influenzae, Streptococus peneumoniae, Moraxella

    cattarhalis (70% kasus), Bacillus fragilis dan peptostreptococussp, Pseudomonas

    aeruginosa, Proteus mirabilis, dan S. Aureus, Mycobacterium pneumoniae

    (Miringitis bulosa), Tricophyton rubrum pada meatus akustikus eksterna,

    Mycobacterium tuberkulosis. Kedua, Infeksi jamur. Ketiga, Infeksi virus (contoh

    herpes zoster, influenza). Keempat, otitis eksterna eksematosa, yang dapat

    mengakibatkan miringitis eksematosa. Kelima, jaringan granulasi yang menyelubungi

    membrana timpani. Keenam, miringitis kronis, sering ditandai inflamasi kronik

    telinga tengah/ kanalis auditorius eksterna (miringitis kronik sering salah didiagnosis

    dengan otitis media kronik) keraguan tersebut memperpanjang inisiasi terapi dan

  • 8/8/2019 ced+mt+docstoc

    19/26

    19

    kadang-kadang mengarah ke tindakan bedah timpanomastoid. Terakhir, inflamasi

    kronik perforasi dan yang dapat terjadi pada daerah antara kulit dan membran mukosa

    (retraksi membran timpani secara klinis penting karena bila tidak terjadi retraksi,

    dapat terjadi atelektasis, erosi osikular, kolesteatoma.2

    Studi laboratorium

    Tidak ada tes laboratorium untuk menegakkan diagnosis miringitis. Dapat

    dilakukan studi pencitraan. Pemeriksaan lain berupa otomikroskopi dengan

    mikroskop atau otoendoskopi dengan tayangan pencitraan; otoskopi pneumatik

    menyediakan informasi pada tampilan dan mobiitas membran timpani dan merupakan

    metode yang baik untuk penegakan diagnosis; CT-scan resolusi tinggi untuk tulang

    temporal; MRI menggunakan gelombang radio yang dihasilkan dari stimulasi nukleus

    dan relaksasi yang terjadi sesudahnya, menciptakan sinyal yang berhubungan ke

    berbagai jaringan; otoskopi akustik-metode mutakhir untuk memeriksa membran

    timpani, menggunakan otoskopi dan timpanometri bersamaan dan khusus untuk anak-

    anak.2

    Tes lain

    Tes lain yang dapat dilakukan antara lain: audometri nada murni: ini terdiri

    dari osilator, generator sinyal, amplifier, dan atenuator, yang mengontrol dan

    mengkhususkan intensitas nada yang diproduksi. Bentuk audiogram untuk individu

    dengan tuli dapat ditangani ahli otologi atau audiologi untuk mengetahui perjalanan

    penyakit dan sebab penurunan pendengaran. Konfigurasi audiogram tuli konduksi

    dapat digunakan sebagai tes tambahan untuk diagnosis miringitis; timpanometri yang

    dapat mendeteksi adanya cairan di belakang gendang telinga, ketika audiometri

    multifrekuensi sudah menjadi metode objektif yang dapat diterima untuk

    membedakan status telinga tengah, terutama untuk diagnosis efusi; termometri

    timpanik deteksi emisi infra merah.2

  • 8/8/2019 ced+mt+docstoc

    20/26

    20

    Prosedur

    Prosedur penatalaksanaan miringitis sebagai berikut: pertama, pembersihan

    kanalis auditorius eksterna; kedua, irigasi liang telinga untuk membuang debris

    (kontraindikasi bila status membran timpani tidak diketahui); ketiga, timpanosintesis,

    yaitu pungsi kecil yang dibuat di membran timpani dengan sebuah jarum untuk jalan

    masuk ke telinga tengah. Prosedur ini dapat memungkinkan dilakukan kultur dan

    identifikasi penyebab inflamasi; keempat, miringotomi, dimana pada otitis media

    akut, miringotomi dan pembuangan cairan mencegah terjadinya pecahnya membran

    timpani setelah bulging . Tindakan ini menyembuhkan gejala lebih cepat, dan insisi

    sembuh dalam waktu lebih cepat; kelima, timpanostomi dengan insersi pipa ke

    telinga tengah memungkinkan drainase. Perforasi permanen dapat terjadi.2

    Perawatan

    Beberapa hal penting dalam perawatan miringitis; pertama, departemen

    emergensi atau layanan primer ketika pasien datang dengan miringitis akut, suspek

    otitis media, otitis eksterna, dan benda asing di telinga. Kedua, analgesik,

    antiinflamasi, antipruritus, antihistamin. Ketiga, pada komplikasi supuratif perforasi

    membran timpani, atau mastoiditis, konsul ke spesialis THT. Keempat, saran dari

    spesialis THT penting untuk medikasi miringitis kronik yang diatandai perforasi.

    Kelima, pengobatan spesifik perforasi membran timpani, mencakup larutan alkohol

    yang mengandung asam salisilat menstimulasi pertumbuhan epitelium, yang sangat

    berguna jika rata-rata pertumbuhan epithelium menurun. Ketika kontak dengan

    mukosa telinga tengah, alcohol menimbulkan nyeri telinga dan iritasi berat mukosa

    dengan dilanjutkan sekresi mucus meningkat; serta larutan akuades dapat menolong

    mengeliminasi inflamasi mukosa telinga tengah, tapi menyebabkan pelepasan

    epidermis di liang telinga. Jaringan granulasi atau polip harus disingkirkan.2

    Perawatan Bedah

    Perforasi kronik yang tidak terobati berakibat eksaserbasi otitis media kronik

    dan miringitis. Penutupan perforasi diindikasikan pada pasien dengan aktivitas dalam

  • 8/8/2019 ced+mt+docstoc

    21/26

    21

    air. Penutupan dengan tindakan bedah perforasi disebut miringoplasti. Tingkat

    keberhasilan mencapai 70-90%.2

    Metode penutupan sebagian perforasi membran timpani sedang dalam

    rencana. Metode ini terdiri atas mengeluarkan epithelium dari batas perforasi,

    menutup batas dengan film/kertas dimana epidermis dan mukosa dapat tumbuh dan

    menghentikan perforasi. Film sangat tipis dan bisa rusak bila pasien bersin. Prosedur

    ini digunakan bila perforasi kurang dari 10%. Metode yang bermanfaat dari

    miringoplasti menggunakan kerangka kartilago. Membran timpani disokong oleh

    jaringan kartilago tanpa mempengaruhi mobilitas.

    Preoperasi: kondisi dasar persiapan membran timpani untuk miringoplasti

    adalah tidak ada infeksi.

    Intraoperatif: berhubungan dengan anatomi kanalis auditorius eksterna,

    abnormalitas telinga tengah, dan metode miringoplasti yang dipilih ahli bedah.

    Post-operatif: telinga harus tetap kering. Pasien harus menghindari posisi dan

    aktivitas yang menimbulkan tekanan pada graft. Antibiotik topikal diletakkan di

    kanalis auditorius eksterna selama 7-14 hari. Dikeluarkan saat follow up dan diganti

    dengan tetes telinga selama 7-10 hari.

    Pada miringitis, diresepkan analgesik asetaminofen dengan kodein. Hasil yang

    baik didapat dari penggunaan larutan asam asetil salisilat.2

    Pencegahan

    Nasihati pasien untuk melindungi telinga dari air dan menghindari trauma

    kanalis auditorius eksterna. Pasien dengan miringoplasti berulang harus

    menggunakan tetes telinga yang bersifat asam setelah air masuk telinga.2

    Komplikasi

    Setiap intervensi bedah mengakibatkan inflamasi post-operasi dan dapat

    mengakibatkan eksaserbasi pada pusat inflamasi kronis di telinga dan dapat mengarah

    ke perkembangan otitis media akut/otitis eksterna bersamaan dengan destruksi

    membran timpani yang baru.

  • 8/8/2019 ced+mt+docstoc

    22/26

    22

    Penurunan proteksi, contoh penggunaan bahan plastik dalam miringoplasti,

    dapat mengakibatkan mudah rusak dan destruksi membran timpani baru.

    Tuli konduksi dari kekakuan yang meningkat/erosi osikular merupakan komplikasi

    potensial.2

    Prognosis

    Prognosis mayoritas pasien dengan miringitis memiliki prognosis bonam.

    Pada destruksi membran timpani yang baru, ahli bedah dapat mencari sebab

    miringoplasti ulang, dengan perbaikan perforasi.2

    2.4 BAROTRAUMA

    Barotrauma adalah kerusakan fisik pada jaringan tubuh yang disebabkan oleh

    perbedaan tekanan antara ruang udara di dalam atau di sekitar tubuh dan cairan

    sekitar.3

    Barotrauma telinga adalah ketidaknyamanan dan kerusakan yang dapat terjadi

    di telinga karena perbedaan tekanan antara bagian dalam dan luar membran timpani.3

    Barotrauma telinga luar dapat terjadi pada pendakian jika udara tekanan tinggi

    terperangkap dalam meatus akustikus eksternus walaupun menggunakan alat scuba

    diving atau lilin telinga. Barotrauma telinga dalam (IEBT) meskipun kurang lazim

    dari MEBT memiliki mekanisme yang serupa. Trauma mekanis ke telinga bagian

    dalam dapat mengakibatkan berbagai tingkat tuli konduktif dan sensorineural serta

    vertigo.3,4

    Penyebab

    Barotrauma dapat mempengaruhi telinga luar, tengah, atau dalam. Barotrauma

    telinga tengah (MEBT) adalah yang paling umum yang dialami oleh antara 10% dan

    30% dari penyelam dan karena ketidakseimbangan tekanan udara telinga bagian

    tengah. Tekanan udara di telinga tengah biasanya sama dengan tekanan udara di luar

    tubuh. Tuba eustachius adalah sambungan antara telinga tengah dan bagian belakang

    hidung dan tenggorokan bagian atas. Menelan atau menguap membuka tuba estachius

  • 8/8/2019 ced+mt+docstoc

    23/26

    23

    dan memungkinkan udara mengalir masuk atau keluar dari telinga tengah, menjaga

    tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga sama. Jika tuba estachius diblokir,

    tekanan udara di telinga tengah berbeda daripada tekanan di luar gendang telinga. Hal

    ini menyebabkan barotrauma.4,5

    Barotrauma biasanya terjadi dengan perubahan ketinggian, seperti terbang,

    scuba diving, atau mengemudi di pegunungan. Hidung tersumbat karena alergi, pilek,

    atau infeksi saluran pernafasan atas, lebih mungkin untuk terkena barotrauma.

    Penyumbatan tuba estachius juga bisa ada sebelum lahir (bawaan), atau mungkin

    terjadi karena pembengkakan di tenggorokan.3,4

    Gejala

    Gejala barotrauma telinga antara lain dizziness, rasa tidak nyaman di telinga

    atau sakit pada satu atau kedua telinga, pendengaran berkurang (ringan), sensasi

    penuh di telinga. Jika kondisi parah atau berkepanjangan, gejala berupa nyeri telinga,

    merasa ada tekanan di telinga (seperti di air), pendengaran berkurang sedang sampai

    berat, mimisan.4

    Pemeriksaan dan Tes

    Selama pemeriksaan telinga, dokter mungkin melihat tonjolan ke luar

    (bulging) ringan atau ke dalam gendang telinga. Jika kondisi parah, ada darah di

    belakang gendang telinga. Barotrauma berat mungkin sulit untuk dibedakan dari

    infeksi telinga.3,4

    Penatalaksanaan

    Untuk menghilangkan rasa sakit telinga atau rasa tidak nyaman di telinga,

    pertama kali coba untuk membuka tuba estachius dan kurangi tekanan. Dengan cara

    mengunyah permen karet; tarik napas, kemudian buang napas dengan lembut sambil

    menutup lubang hidung dan mulut; mengecap permen; menguap.4,5

    Pengobatan yang disarankan mungkin termasuk: antihistamin, dekongestan

    oral atau nasal, steroid.4,5

  • 8/8/2019 ced+mt+docstoc

    24/26

    24

    Obat-obat ini mungkin dapat melegakan hidung tersumbat dan

    memungkinkan tuba estachius untuk membuka. Antibiotik dapat mencegah infeksi

    telinga jika barotrauma parah. Jika tabung tidak akan terbuka dengan perawatan lain,

    pembedahan mungkin diperlukan. Sebuah sayatan dibuat di gendang telinga untuk

    memungkinkan tekanan untuk menjadi yang sama dan fluida dikeluarkan

    (miringotomi). Namun, operasi jarang diperlukan. Sering melakukan perubahan

    ketinggian, semakin rentan seseorang terhadap barotrauma, diperlukan tindakan

    bedah berupa penempatan pipa di membran timpani.4

    Prognosis

    Barotrauma dapat diatasi bila seseorang dapat menjaga telinga dari keadaaan

    yang menimbulkan barotrauma. Tuli yang ditimbulkan hampir selalu sementara.4

    Komplikasi

    Komplikasi barotrauma telinga antara lain infeksi telinga akut, tuli, ruptur

    atau perforasi membran timpani.4

    Pencegahan

    Dengan menggunakan nasal dekongestan atau antihistamin sebelum

    perubahan ketinggian. Hindari perubahan ketinggian saat terkena infeksi saluran

    pernapasan atas atau serangan alergi.4

  • 8/8/2019 ced+mt+docstoc

    25/26

    25

    BAB III

    KESIMPULAN

    Dengan penyebab cedera membran timpani, dapat dilakukan pencegahan.

    Pada barotrauma dengan mengunyah makanan saat berada dalam kabin pesawat

    yang lepas landas maupun mendarat untuk untuk membuka tuba eustachius sehingga

    tekanan udara luar dan dalam telinga tengah sama. Pada infeksi, dapat diterapi sedini

    mungkin untuk mencegah infeksi primer dan sekunder sehingga mencegah perforasi.

    Barotrauma dicegah dengan menggunakan nasal dekongestan atau antihistamin

    sebelum perubahan ketinggian, menghindari perubahan ketinggian saat terkena

    infeksi saluran pernapasan atas atau serangan alergi. Komplikasi akibat tindakan

    bedah pada perforasi dapat berupa disfungsi tuba eustachius persisten, kolesteatoma,

    perforasi ulang, otitis media efusi. Pada barotrauma, komplikasi berupa infeksi

    telinga akut, tuli, perforasi membran timpani.

    Gejala klinis perforasi terdiri dari suara peluit selama bersin dan bernapas

    melalui hidung, pendengaran berkurang, dan tendensi infeksi selama pilek dan ketika

    air melewati liang telinga. Pada infeksi membran timpani, didapatkan keluhan telinga

    tersumbat 2-3 hari dan pendengaran berkurang. Ada riwayat mengorek liang telinga,

    trauma, penetrasi air ke kanalis auditorius eksterna, sensasi berat dan nyeri ringan

    telinga, rasa gatal di liang telinga atau keluar cairan dari liang telinga.

    Pada infeksi membran timpani, dapat dilakukan irigasi kanalis auditorius

    eksterna untuk membuang debris, timpanosintesis untuk mengetahui etiologi,

    miringotomi untuk mencegah perforasi, mengatasi otalgia, dan penyembuhan

    membran timpani lebih cepat, timpanostomi pada perforasi permanen. Miringoplasti

    diindikasikan pada pasien dengan aktivitas dalam air, dan dengan menyingkirkan

    adanya infeksi. Komplikasi miringoplasti berupa tuli konduksi, otitis media akut, dan

    otitis eksterna bersamaan dengan destruksi membran timpani.

  • 8/8/2019 ced+mt+docstoc

    26/26

    DAFTAR PUSTAKA

    1.Lipkin, Alan. 2008. Ear barotrauma. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/008903.htm. Diakses 21 Juni 2010.2.L., Matthew. 2008. Tympanic Membrane Perforation. http://www.emedicine.com/ent/topic206.htm. Diakses 18 Juni 2010.

    3.L., Berger. 1996. Sifat spontan perforasi membran timpani. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001064.htm. Diakses 21 Juni 2010.

    4.Anonim, 2009.Ear barotrauma. http://en.wikipedia.org/wiki/Barotrauma#Ear_barotrauma. Diakses 21 Juni 2010.

    5. Iskandar, Nurbaiti. 2008. Trauma Kepala dan Leher. Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga, Hidung, Tenggorok, Kepala, dan Leher. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.