catatan sekjend ppi belanda 2012/2013 ridwansyah yusuf achmad - semua

30
Catatan Akhir : Perjalanan Setahun Ini Oleh Administrator (3 Oktober, 2013 - 17:37) Oleh : Ridwansyah Yusuf Achmad (SekJend PPI Belanda 2012-2013; Institute of Social Studies) 6 Oktober 2012, tanggal tersebut merupakan awal langkah kami dalam menyemai sejarah baru di PPI Belanda. Tidak perlu menunggu waktu lama, hanya berselang 10-15 menit setelah pelantikan Sekretaris Jendral, kami langsung membuat sebuah video pendek berisikan dukungan PPI Belanda kepada KPK. Video ini mendapatkan apresiasi besar dari publik, sebuah institusi statistik media menilai video ini merupakan peringkat ke-2 dalam hal pengunjung situs dengan tema dukungan terhadap KPK. Saat itu saya berpikir, menarik juga pola diseminasi aktivitas dengan social-media, bisa langsung memberikan manfaat dan pengaruh luas. Pada akhir bulan Oktober 2012, tepatnya saat peringatan Sumpah Pemuda, PPI Belanda mengadakan kegiatan pertama-nya sekaligus perkenalan pengurus baru. Acara diadakan di rumah seorang mahasiswa di Utrecht, dilangsungkan dengan sangat sederhana, di isi oleh diskusi yang hidup, dan puisi yang menggetarkan hati. Pada hari itu pula pertama kali kepengurusan ini mendapat apresiasi dari rekan media berupa peliputan di radio dan pemberitaan di media online. Saat itu saya berpikir, menarik juga pola pergerakan semacam ini; sesuai dengan janji kampanye saya dulu, yaitu dengan menyelenggarakan kegiatan yang high-content, low- budget, and big-impact. Saya percaya PPI Belanda ini adalah organisasi yang bebas membangun jejaring dengan siapapun; selama itu tidak bertentangan dengan nilai yang dibawa. Bahkan lebih dari itu, PPI Belanda seharusnya dapat menjadi anchor dari berbagai jejaring yang ada di Indonesia, Belanda, bahkan Dunia. Menariknya, salah satu jejaring awal yang kami bangun adalah dengan sahabat-sahabat undocumented worker Indonesia di Belanda. Bahkan acara diskusi PPI Belanda selanjutnya mengangkat tema ‘hari pahlawan’ yang mengkhususnya kepada pahlawan devisi a.k.a migrant worker. Di Leiden, tempat acara tersebut di langsungkan, kami tersentuh dan terketuk ketika melihat perjuangan dari sahabat-sahabat undocumented worker ini. Mereka memilih jalan ini bukan karena pilihan yang mereka inginkan, tetapi karena negeri kita belum bisa menjanjikan kehidupan yang baik. Saat itu saya berpikir, bagaimana cara PPI Belanda bisa berkontribusi untuk menghadirkan kehidupan yang lebih baik bagi Indonesia. PPI Belanda kemudian mencoba melakukan tugas pokoknya sebagai ujung tombak pelajar Indonesia di Belanda, terutama dalam tiga hal; diseminasi ide dan gagasan intelektual, mengkritisi dengan bijak aktivitas pemerintahan Indonesia, dan sebagai duta Indonesia di luar negeri. Berbagai program kami coba luncurkan sebagai bentuk aktualisasi kami dalam memenuhi tugas-tugas pokok ini. Dimulai dari video penelitian mahasiswa doktoral, penggalangan dana untuk kegiatan sosial atau tanggap bencana, penyikapan isu-isu nasional dan internasional, serta menjadi penjaga nilai dari kebijakan pemerintah Republik Indonesia. Tak terasa selama satu tahun, sudah beragam isu yang kami coba diskusikan dan berikan pernyataan sikap ke

Upload: ppibelanda

Post on 29-Nov-2014

606 views

Category:

Education


2 download

DESCRIPTION

Kumpulan catatan sekjend PPI Belanda periode 2012/2013 selama setahun kepengurusan.

TRANSCRIPT

Page 1: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

Catatan Akhir : Perjalanan SetahunIniOleh Administrator (3 Oktober, 2013 - 17:37)

Oleh : Ridwansyah Yusuf Achmad (SekJend PPI Belanda 2012-2013; Institute of Social Studies)

6 Oktober 2012, tanggal tersebut merupakan awal langkah kami dalam menyemai sejarah baru di PPIBelanda. Tidak perlu menunggu waktu lama, hanya berselang 10-15 menit setelah pelantikan SekretarisJendral, kami langsung membuat sebuah video pendek berisikan dukungan PPI Belanda kepada KPK. Videoini mendapatkan apresiasi besar dari publik, sebuah institusi statistik media menilai video ini merupakanperingkat ke-2 dalam hal pengunjung situs dengan tema dukungan terhadap KPK. Saat itu saya berpikir,menarik juga pola diseminasi aktivitas dengan social-media, bisa langsung memberikan manfaat dan pengaruhluas.

Pada akhir bulan Oktober 2012, tepatnya saat peringatan Sumpah Pemuda, PPI Belanda mengadakankegiatan pertama-nya sekaligus perkenalan pengurus baru. Acara diadakan di rumah seorang mahasiswa diUtrecht, dilangsungkan dengan sangat sederhana, di isi oleh diskusi yang hidup, dan puisi yang menggetarkanhati. Pada hari itu pula pertama kali kepengurusan ini mendapat apresiasi dari rekan media berupa peliputan diradio dan pemberitaan di media online. Saat itu saya berpikir, menarik juga pola pergerakan semacam ini;sesuai dengan janji kampanye saya dulu, yaitu dengan menyelenggarakan kegiatan yang high-content, low-budget, and big-impact.

Saya percaya PPI Belanda ini adalah organisasi yang bebas membangun jejaring dengan siapapun; selama itutidak bertentangan dengan nilai yang dibawa. Bahkan lebih dari itu, PPI Belanda seharusnya dapatmenjadi anchor dari berbagai jejaring yang ada di Indonesia, Belanda, bahkan Dunia. Menariknya, salah satujejaring awal yang kami bangun adalah dengan sahabat-sahabat undocumented worker Indonesia di Belanda.Bahkan acara diskusi PPI Belanda selanjutnya mengangkat tema ‘hari pahlawan’ yang mengkhususnyakepada pahlawan devisi a.k.a migrant worker. Di Leiden, tempat acara tersebut di langsungkan, kami tersentuhdan terketuk ketika melihat perjuangan dari sahabat-sahabat undocumented worker ini. Mereka memilih jalanini bukan karena pilihan yang mereka inginkan, tetapi karena negeri kita belum bisa menjanjikan kehidupanyang baik. Saat itu saya berpikir, bagaimana cara PPI Belanda bisa berkontribusi untuk menghadirkankehidupan yang lebih baik bagi Indonesia.

PPI Belanda kemudian mencoba melakukan tugas pokoknya sebagai ujung tombak pelajar Indonesia diBelanda, terutama dalam tiga hal; diseminasi ide dan gagasan intelektual, mengkritisi dengan bijak aktivitaspemerintahan Indonesia, dan sebagai duta Indonesia di luar negeri. Berbagai program kami coba luncurkansebagai bentuk aktualisasi kami dalam memenuhi tugas-tugas pokok ini. Dimulai dari video penelitianmahasiswa doktoral, penggalangan dana untuk kegiatan sosial atau tanggap bencana, penyikapan isu-isunasional dan internasional, serta menjadi penjaga nilai dari kebijakan pemerintah Republik Indonesia.

Tak terasa selama satu tahun, sudah beragam isu yang kami coba diskusikan dan berikan pernyataan sikap ke

Page 2: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

publik. Aktivitas ini adalah bentuk tanggung jawab moral PPI Belanda kepada Indonesia atas kesempatan lebihyang didapatkan dengan berkuliah di negeri kincir angin ini. Kepemudaan, Tenaga Kerja, Teknologi, Pangan,Politik, Kedaulatan Bangsa, Keilmuan Pendidikan, Papua, Hukum, Ketahanan Bangsa, Banjir Kota, danKorupsi; itulah ragam bahasan yang pernah menjadi buah bibir dan tema diskusi antar pelajar Indonesia diBelanda dalam setahun terakhir.

Kami belajar tahun ini, bahwa media adalah kunci utama dalam menyatukan rasa kekeluargaan di dalamlingkungan PPI Belanda dan juga mempromosikan Indonesia kepada dunia. Media merupakan kekuatanutama PPI Belanda tahun ini, dengan integrasi media berupaa portal website dan sosial media; memberikanPPI Belanda kesempatan untuk secara rutin setiap harinya memberikan informasi terkini, wawasan terbaru,pandangan segar, dan cerita menarik yang harapannya bisa membuat Indonesia selalu tersenyum

Kami juga menilai bahwa peran sebagai duta bangsa di luar negeri sangat penting untuk selalu dikembangkan. Baik melalui program festival seni budaya, penelurusan jejak pendiri bangsa di Belanda, berkirimpesan surat kepada putera-puteri harapan Indonesia di pelosok negeri, atau sekedar menggunakan Batik dihari Batik Nasional. Tidak perlulah berpikir terlalu rumit untuk mengekspresikan nasionalisme, pada akhirnyasegala sikap positif kita di negeri orang ini sudah menjadi sebuah bekal yang baik untuk menunjukkan bahwakita cinta Indonesia.

Hubungan PPI Belanda dengan KBRI Den Haag bisa dikatakan mesra, banyak sekali kolaborasi egaliter yangterjadi tahun ini. Sikap saling menghargai dan menghormati adalah kunci dari hubungan baik ini. Kerjasama iniberbuah berbagai acara bersama dan berlangsung sangat sukses. Hubungan simbiosis mutualisme adalahsemangat yang perlu di jaga. Karakter PPI Belanda yang kritis, cerdas, dan santun adalah pendekatan yangselalu kami gunakan. KBRI selalu memberikan kesempatan kepada PPI Belanda untuk mengkritisi seluruhkebijakan pemerintah, termasuk memfasilitasi pertemuan dengan pejabat negeri yang hadir. Dalam berbagaipertemuan yang dilangsungkan, PPI Belanda kerap dengan bijak mengkritisi berbagai kebijakan yang ada,namun dengan kesantunan, segala kritik ini bisa dicerna pula dengan bijak. Saya sendiri melihat, ada faktorketerbukaan dan ketulusan dari Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda dan juga Atase Pendidikan danKebudayaan, Tak berlebihan bila saya mengatakan Duta Besar adalah ‘emak’ dari pelajar Indonesia diBelanda.

PPI Belanda adalah organisasi yang ditakdirkan menjadi organisasi besar. Sehingga sudah sangat wajar bilaanggota dan pemimpinnya memiliki jiwa dan pikiran yang besar. Mengelola organisasi yang telah menjadisejarah penting dalam kemerdekaan Indonesia adalah sebuah tantangan moral tersendiri, sebuah pertanyaankerap muncul dalam diri saya; ‘sejarah apa yang telah kami torehkan?’

Tahun 1926-1927, saat Bung Hatta menjaid Ketua Perhimpunan Indonesia, beliau membuat sebuah buletinbulanan bertajuk ‘Indonesie Vrij’ atau Indonesia Merdeka. Pada akhir kepengurusan beliau, kumpulan buletinini menjadi sebuah buku yang berisikan semangat Indonesia, meski saat itu Indonesia belum ada. Kamimencoba belajar dari pengalaman tersebut, dengan membuat rangkaian Lingkar Inspirasi hingga 8 serial danditutup dengan sebuah Konferensi Ilmiah Berskala International yang mengangkat tema ‘pembangunanIndonesia’.

Page 3: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

Apa yang Bung Hatta dan kawan-kawan tuliskan dan pikirkan pada 1927 ternyata berbuah nyata pada 1945.Tak sampai 20 tahun hingga gagasan dalam kertas itu berbuah menjadi sesuatu yang bisa dirasakan bersama.Kami pun percaya, 20 tahun lagi, semua ide, gagasan, tulisan, dan catatan tentang ‘pembangunan Indonesia’ini bisa dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Indonesia menjadi negara adidaya bukanlahpilihan ya atau tidak, ini hanyalah tentang pilihan waktu saja. Dan kitalah sebagai generasi pembaharu yangakan mewujudkan semua mimpi besar ini. Saya percaya, tidak ada mimpi yang terlalu tinggi, yang ada hanyausaha yang terlalu sedikit.

Terkadang, saat melihat pemberitaan kebobrokan integritas pemimpin negeri ini, saya berpikir ‘apa yang salahdari Indonesia dan apa yang perlu dilakukan untuk menyelamatkan Indonesia?’. Ketika para penegak hukumternyata adalah pelaku utama yang melakukan pencabulan hukum, lantas kemana keadilan bisa dicari? Tentukita tak aka nada habisnya bila selalu mengutuk kegelapan, sehingga marilah kita terus nyalakan api oborpembaharuan untuk menerangi gelap tak berujung ini.

Akhirnya, menjadi pelayan di PPI Belanda memberikan kami pengalaman berharga untuk selalu mencintaikawan-kawan yang kita pimpin. Tanpa cinta, tak mungkin ada ketulusan untuk selalu mendengar dengan hati.Tanpa cinta, sulit hadir energi untuk terus berkorban demi organisasi pelajar tertua ini. Tanpa cinta, sulitrasanya bisa hadir dengan senyuman diantara kawan-kawan yang penuh semangat menyelenggarakan ragamaktivitas. Tanpa cinta, saya tak yakin kita bertahan hingga akhir kepengurusan.

Kita terus nyalakan api obor PPI Belanda dan buat Indonesia selalu tersenyum

SekJend PPI Belanda 2012-2013

Ridwansyah Yusuf Achmad

Page 4: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

PPI untuk IndonesiaOleh Administrator (3 Oktober, 2013 - 17:23)Oleh : Ridwansyah Yusuf Achmad (SekJend PPI Belanda 2012-2013; Institute of Social Studies)

Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI), begitulah mereka menyebutkan istilah bagi organisasi pelajarIndonesia di luar negeri. Ada yang melihat PPI sebagai embrio harapan masa depan nusantara, adapula yang mencibir sebagai kumpulan manusia Indonesia yang terlalu nyaman tinggal di luar negeridan enggan pulang. Atau bisa jadi PPI adalah momok untuk pejabat pemerintah yang melakukankunjungan ke luar negeri. Apapun kata orang, buat saya PPI adalah sebuah kawah candradimuka parapejuang perubahan Indonesia.

Sejak sebelum kemerdekaan 1945, pergerakan pelajar di luar negeri telah menjadi salah satu kekuatanpenting dalam manuver politik serta mengkampanyekan Indonesia sebagai negara yang berhakmemiliki kedaulatan. Bermula di Belanda sejak 1908, Indische Vereeniging atau Perhimpunan Hindiadidirikan sebagai sebuah wadah perlawanan terhadap kolonialisme barat yang berkepanjangan.Gerakan perlawanan bersifat intelektual, begitulah pola gerakan yang dibangun, melalui kajianmendalam, tulisan yang tajam, kampanye terbuka, serta lobi di forum terkemuka. Ragam gerakan inibertemu dengan potensi terbaik Indonesia yang pernah mencicipi pendidikan kelas dunia di negarabarat. Sebutlah Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Achmad Subardjo, dan Ali Sastroamidjojo; nama-nama besar ini telah melakukan berbagai perlawanan intelektual yang membuat dunia semakin sadarakan keberadaan Indonesia dan peduli akan bahaya sistemik kolonialisme terhadap perdamaian dunia.Perlawanan yang dilakukan oleh pelajar Indonesia kala itu bukanlah sekedar melawan ‘belanda’, lebihbesar dari itu, mereka melawan pengukungan intelektual, penjajahan sumber daya, dan penindasankedaulatan.

Bila merujuk pada apa yang telah dilakukan oleh pendahulu di ‘PPI’, setidaknya ada 3 karakter dariperjuangan mereka, yaitu intelek, ekspresif, dan bebas. Intelek dalam artian segala aktivitas dibangundengan fondasi pemikiran yang mendalam, bukan sekedar pencitraan. Ekspresif dalam makna kreatifdalam memanfaatkan ragam media untuk mengungkap kebenaran. Bebas dalam pengertian tidak adakoptasi kepentingan tertentu, murni sebuah dedikasi untuk negeri. Sudahkan PPI menjadikan tigakarakter ini melekat dalam pengembangan organisasinya?

‘PPI’ dulu telah membuat sejarahnya sendiri, Indonesia merdeka adalah hasil nyata dari perjuangantersebut. Pertanyaan yang muncul kini adalah, apa yang bisa diperbuat oleh PPI saat ini untukIndonesia? Apakah dengan berbicara keras di depan kamera mengecam wakil rakyat ataumenghabiskan ratusan juta rupiah untuk sekedar pertemuan seremoni merupakan suatu bentukkontribusi nyata untuk Indonesia? Mungkin akan banyak perbedaan pendapat dalam menilai hal ini,tetapi jawaban saya adalah ‘tidak’.

Saya melihat setidaknya ada 3 pola gerakan yang bisa dilakukan oleh PPI untuk Indonesia saat ini,yaitu Gerakan Politik Moral, Gerakan Narasi Intelektual, dan Gerakan Diplomasi Sosial budaya.

Gerakan Politik MoralGerakan politik merupakan bagian tak terpisahkan dari aktivitas PPI. Sejarah banyak mencatatbagaimana peran PPI dalam dinamika politik Indonesia bahkan dari era sebelum kemerdekaan. Apayang dilakukan Bung Hatta dan kawan-kawannya adalah bagian dari manuver politik di tingkatinternasional, dan PPI juga pernah menjadi aktor ulung dalam menyuarakan kritikan dan sikapnya akandinamika pemerintahan Indonesia.

Politik dalam aktivitas PPI bukanlah politik praktis yang rentan ter-koptasi oleh kepentingan tertentu.Melainkan politik moral, yaitu politik yang berlandaskan sebuah tanggung jawab sosial kepada rakyatIndonesia. PPI menyampaikan argument politiknya dengan basis apa yang rakyat butuhkan, bukan apayang transaksi politik inginkan.

Politik moral ini adalah buah dari eratnya intelektualitas dan integritas seorang pelajar. Kedua nilaiyang merupakan prasyarat seorang pelajar paripurna. Pelajar berpolitik dalam rangka mengingatkanpemimpin, mencerdaskan masyarakat, dan berkontribusi dalam membangun kontribusi yang

Page 5: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

berkualitas. Berpolitik moral tidaklah perlu masuk ke arena politiknya, tetapi ia cukup berada di pinggirhingga cukup dekat untuk memberikan desakan, dan cukup memiliki ruang dalam menghimpunaspirasi rakyat.

Banyak yang kini pertanyakan apakah pelajar masih memiliki posisi sebagai penyambung lidah rakyat.Dengan kebebasan berekspresi dan mudahnya akses jejaring dunia maya, rakyat kini memiliki banyakalternatif dalam menyalurkan pendapatnya. Peran strategi politik pelajar adalah; ‘membahasakan’pendapat tersebut dalam konteks yang bisa dipahami oleh pengambil kebijakan dalam bentuk policypaper¸ atau rekomendasi perundangan. Dan yang terpenting adalah bagaimana pelajar mampumenyampaikan dan mendesak secara langsung aspirasi ini kepada pemengang kebijakan yang terkait.Lebih lanjut, tentunya ‘pesan’ yang di utarakan oleh pelajar memiliki bobot yang berbeda dan akanlebih besar gaungnya. Tentu ini semua dengan satu catatan, pelajar tersebut adalah seorang yangintelek dan integritas.

Gerakan Narasi IntelektualPercuma bila seorang pelajar yang memiliki segudang gagasan dan ide hanya menimbun dalambenaknya saja. Ide segar yang dibiarkan akan membusuk dan tidak berguna. Gagasan besar yangditunda akan hanya menjadi beban pikiran. Sudah menjadi karakternya bahwa ide dan gagasan iniperlulah di ekspresikan dalam ruang-ruang publik; baik ruang akademik maupun ruang diskusi bebas.Bentuk ekspresi narasi intelektual ini bisa dalam beragam rupa, apakah itu artikel di surat kabar, opinidi portal pribadi atau organisasi, rekomendasi kebijakan kepada pengambil kebijakan, dan makalahakademik dalam forum internasional. Memang ini bukanlah hal yang mudah, tetapi bersama dengangelar pelajar yang melekat; ini merupakan tanggung jawab moral yang perlu dijalankan.

Sebagai seorang peneliti ilmu sosial, khususnya politik ekonomi; salah satu yang membuat saya mirisadalah minimnya makalah penelitian akademik internasional dalam bidang ini yang ditulis oleh seorangIndonesia. Malu rasanya bila ternyata para guru besar dan pakar yang berasal dari luar negeri justrulebih mengerti Indonesia dalam banyak hal. Dalam beragam diskusi yang pernah saya jalani, acapkalimereka menggurui saya tentang Indonesia. Dan dalam penelitian-penelitian yang saya lakukan, sedikitsekali tulisan dari guru besar dan pakar Indonesia yang bisa saya kutip; mereka bukannya tidak punyatemuan menarik, hanya saja masih belum dituliskan dalam bentuk paper di jurnal internasional.

Menulis adalah bagian tak terpisahkan dari kaum terpelajar; sejak era Bung Hatta menjadi pelajar,kebiasaan inilah yang menjadikan efek bola salju narasi tentang Indonesia. Dari kumpulan kumpulantulisan inilah yang akhirnya berbuah kemerdekaan. Bila kita menengok sejarah Indonesia, tak terhitungsudah berapa ratus tulisan yang bergulir dan terus mengkerucut hingga menjadi konsep bernegarayang utuh.

Tahun 1927, Bung Hatta menuliskan sebuah makalah berjudul ‘Indonesia Vrij’ atau Indonesia Merdeka.Saat itu, sekelompok pelajar ini percaya dan berjuang Indonesia akan merdeka. Merdeka bukan tentangurusan ya atau tidak, melainkan hanya pilihan waktu saja kapan yang tepat. Kurang dari 20 tahun sejakmakalah tersebut di sampaikan, Indonesia akhirnya merdeka. Bila kita refleksikan dengan keadaan saatini; apa yang pelajar pikirkan dan sampaikan saat ini bisa jadi menjadi nyata 20 atau 30 mendatang. Ideyang kita gulirkan bukanlah pilihan ya atau tidak akan terjadi, tetapi bila kita terus dorong dengansemangat memperbaiki dan pembaharuan bangsa, niscaya gagasan tersebut akan hadir secara nyata.

Gerakan Diplomasi Sosial BudayaSalah satu peran pelajar Indonesia di luar negeri adalah sebagai diplomat Indonesia. Diplomat dalamartian aktif menjadi wajah Indonesia dan menebarkan nilai ke-Indonesia-an. Salah satu pendekatandiplomasi adalah melalui people to people contact. Interaksi antara manusia adalah cara yang dinilaibisa dilakukan oleh setiap pelajar. Dimulai dengan sikap positif di kelas, integritas saat diberikankepercayaan, ketekukan dan kecerdasan yang ditunjukkan di kampus, serta keramahan yangsenantiasa jadi ke-khas-an Indonesia. Masyarakat dunia akan teringat dan berkesan dengan Indonesiaapabila mereka menilai orang-orang Indonesia sendiri merupakan pribadi yang menyenangkan danterpercaya.Selain itu, bentuk diplomasi yang bisa dilakukan adalah dengan ragam aktivitas sosial budaya yangdilakukan oleh organisasi pelajar Indonesia di luar negeri. Kegiatan seperti festival seni budaya,pemutaran film tentang Indonesia, diskusi sosial budaya, atau dengan menggunakan batik di haritertentu dapat menjadi opsi menarik. Apabila di setiap kota yang memiliki basis organisasi pelajarIndonesia mengadakan sebuah ‘hari Indonesia’ satu kali setiap tahunnya, maka bisa dibayangkan

Page 6: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

berapa banyak penduduk luar negeri yang bisa semakin mengenal Indonesia dengan ragam budayadan seninya.

Soft Diplomacy adalah strategi diplomasi yang bisa diperankan oleh para pelajar Indonesia.Pendekatan manusia-ke-manusia serta aktivitas sosial budaya adalah langkah-langkah yang bisadijalankan. Dengan pola pergerakan semacam ini, setidaknya akan bermanfaat bagi dua hal;pertama, meningkatkan kecintaan dan rasa nasionalisme pelajar Indonesia di luar negeri kepadaTanah Air Indonesia; kedua, meningkatkan nama dan nilai Indonesia di mata penduduk dunia ataudalam bahasa lain mempromosikan Indonesia.

Saya bermaksud mengakhir tulisan ini dengan mengutip quote dari Rene de Clreq yang diucapkanBung Hatta dalampleidoi nya di persidangan Den Haag, ‘hanya ada satu Tanah yang dapat disebutTanah Airku, ia berkembang dengan usaha, dan usaha itu ialah usahaku..’. Indonesia adalah Tanah Airkita semua, hidup atau mati-nya Indonesia tergantung sejauh mana usaha yang telah kita lakukan.Percayalah, tidak ada mimpi yang terlalu sedikit, yang ada hanyalah usaha yang belum sempurna.

Mari kita terus nyalakan obor kebangkitan pelajar dan kita buat Indonesia selalu tersenyum

Page 7: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

Menembus Batas Dengan IntegrasiMediaOleh Administrator (3 Oktober, 2013 - 17:19)

Oleh : Ridwansyah Yusuf Achmad (SekJend PPI Belanda 2012-2013; Institute of Social Studies)

Dunia ini semakin datar, begitulah ungkapan yang dituliskan oleh Thomas Friedman untuk mengekspresikanbagaimana informasi dan komunikasi tidak lagi mengenal batas dan jarak. Perbedaan waktu pun bukan lagikendala, siang dan malam bukan jadi penghalang, diseminasi ide, kreasi, gagasan, dan inovasi bisa di lakukandengan sangat cepat. Kunci dari semua ini adalah integrasi media yang dimiliki sebuah organisasi, termasukPPI Belanda.

Saat PPI Belanda masih bernama ‘Perhimpunan Indonesia’, para aktor utama organisasi ini sering melakukankomunikasi dan perjalanan kepada para pemuda dan pembesar di Belanda maupun Eropa. Bahkan dalambeberapa kesempatan mereka menjalin pertemuan dengan tokoh di India (Jawaharlal Nehru), Rusia (Stalin)dan tokoh dunia lainnya. Salah satu puncak keberhasilan jejaring mereka adalah ketika Bung Hatta dipercayasebagai salah satu Presidium sidang Pertemuan Anti-kolonialisme dan Imperialisme. Bayangkan, ditengahketerbatasan teknologi dan juga tentunya dana, para pengiat muda ini telah menempuh ratusan mil untuk bisamempromosikan nama Indonesia.

Saat ini, semua tantangan yang dihadapi pada era 1920-an telah tiada, kemudahakan komunikasi danteknologi informasi seharusnya membuat PPI Belanda semakin gencar dan besar dalam menyampaikaninspirasi terbaiknya untuk Indonesia. Bermula dari pemikiran inilah, PPI Belanda 2012-2013 sangatmenekankan bidang media sebagai ujung tombak dalam mengusung semangat belajar membuat IndonesiaTersenyum

Kami memulai per-media-an PPI Belanda dengan sebuah website dan beberapa akun sosial media. Namunyang kami lihat, dengan infrastruktur media yang tersedia, PPI Belanda masih belum optimal dalammenyebarkan inspirasinya. Maka salah satu langkah yang kami lakukan adalah melakukan boosting secaramasif penggunaan media ini. Dimulai dengan melengkapi jejaring sosial media dengan membuat akunYouTube, dan Facebook FanPage. Kemudian kami melakukan berbagai modifikasi dalam tampilan website,terutama dalam kelengkapan isinya. Langkah selanjutnya adalah meningkatkan lingkaran pengaruh dari portalmedia yang telah ada. Seperti jumlah followers di akun twitter, jumlah likes di fanpage facebook, jumlah hits diwebsite, dan jumlah subscriber di akun YouTube.

Semua media PPI Belanda ini kami integrasikan dengan baik melalui sistem tim admin yang fokus kelolasemua media ini. Kami juga mencoba menyampaikan satu inspirasi melalui semua media yang adabersamaan. Kita melihat bahwa masyarakat dunia maya punya preferensi penggunaan sosial media tertentu,sehingga kita sebagai penyampai pesan perlu pandai-pandai dalam memilih channel yang tepat bagi mereka.Tentu cara termudah adalah menebar jala sebesar mungkin.

Page 8: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

Dunia media ini memang permainan antara strategi pemasaran terbuka dan ter-segmentasi. Pada akhirnya,karena PPI Belanda dalam fase membangun pengaruh dan eksistensi, maka strategi pemasaran terbuka lebihbanyak digunakan. Meski pada akhirnya, kita melihat bahwa penikmat informasi dari PPI Belanda adalahpelajar dan pemuda. Dari sini, kita bisa tentukan bagaimana selera segmen ini, dan kita bisakembangkan brand dan sentuhan publikasi yang telah disesuaikan.

Alhasil, selama perjalanan satu tahun terakhir telah banyak peningkatan yang sangat signifikan dalam halpemanfaatan media sebagai usaha untuk menyebarkan informasi dan inspirasi. Sosial media PPI Belandatelah mendapatkan tempat tersendiri diantara para penikmatnya. Peningkatan jumlah pengguna dan penerimamanfaat dari media PPI Belanda adalah bukti nyata bahwa banyak pemuda dan pelajar yang haus akaninformasi positif dan segar, untuk itulah PPI Belanda mengembangkan medianya.

Tantangan selanjutnya adalah bagaimana agar ide, gagasan, dan inovasi yang terserak ini bisa lebih banyakditerima di media massa, baik cetak maupun online. Tak bisa dipungkiri, meski sosial media tengahmenggeliat; media mainstream tetap menjadi senjata yang ampuh untuk menggarap lebih banyak penerimamanfaat. Untuk itu, diperlukan upaya sistemik untuk meningkatkan frekuensi tampilnya pemberitaan tentangPPI Belanda atau pelajar Indonesia di Belanda di media mainstream, baik di Indonesia maupun di luar negeri.

Pada akhirnya, rekayasa sosial adalah rekayasa opini, dan opini bisa di mainkan dengan media. Bila kitamenguasai media dalam artian mengerti cara mengoptimalkan media; maka akan lebih banyak penerimamanfaat, dan akan semakin bertambah pula kontribusi PPI Belanda untuk Indonesia.

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan darisejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” ―Pramoedya Ananta Toer

Page 9: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

Menyalakan Obor KebangkitanPemuda IndonesiaOleh Administrator (3 Oktober, 2013 - 17:15)

Oleh : Ridwansyah Yusuf Achmad (SekJend PPI Belanda 2012-2013; Institute of Social Studies)

Jika tidak ada kesukaran, tidak ada kesuksesan.Jika tidak ada sesuatu yang diperjuangkan, tidak ada yang akan dicapai-Edmund Burke-

Pada tahun 1926, Bung Hatta menyampaikan sebuah orasi politik yang terkemuka ketika beliau dilantiksebagai Ketua Perhimpunan Indonesia, orasi yang berjudul ‘The Structure of Global Economy and the Conflictof Power’ ini menekankan pentingnya kemandirian Indonesia dalam menghadapi tantangan ekonomi global.Saat itu, Bung Hatta bahkan menyampaikan sikap yang tegas tentang kemerdekaan Indonesia sebagai hargamati atas perjuangan yang beliau dan rekan-rekannya lakukan di dalam dan luar negeri. Orasi politik iniberlanjut dengan diterbitkannya majalah ‘Indonesia Merdeka’ sebagai salah satu bentuk ekspresi perjuangandan diplomasi yang dilakukan oleh pemuda.

Kurang dari 20 tahun sejak orasi tersebut, Indonesia meraih kemerdekaannya. Identitas sebagai ‘Indonesia’berhasil dibentuk dan menjadikan bangsa ini memiliki sebuah negara yang berdaulat. Apa yang diraih padatahun 1945 adalah buah dari proses panjang. Menariknya, sejarah Indonesia mencatat, peran pemuda kala itusangatlah signifikan. Kala, generasi tua lebih memilih untuk menunda kemerdekaan, hasrat besar tentangkemerdekaan memaksa pemuda melakukan manuver untuk mendesak agar kemerdekaan segeradiproklamirkan. Ketika, generasi tua berpikir hanya terbatas daerahnya, pemuda telah lebih dulu memilikiidentitas ke-Indonesia-an dan merobek semua batas kedaerahan.

Kini, 67 tahun sejak Indonesia merdeka atau 87 tahun sejak Bung Hatta menyampaikan orasi politiknya.Bentuk perjuangan berubah, namun tidak ruh dari perjuangan itu sendiri. Salah satu kunci dari keberhasilanpergerakan pemuda adalah peran kelompok terdidik. Ada sebagian dari pemuda Indonesia yangberkesempatan untuk menempuh pendidikan di Belanda. Hebatnya, mereka tidak hanya belajar dan menyerapilmu, tetapi melakukan diplomasi tingkat tinggi hingga berhasil mengibarkan nama Indonesia ke permukaandunia. Bung Hatta di Belanda dan Bung Karno di Indonesia, tanpa menepis peran dari tokoh lainnya, dua tokohini menjadi pilarpergerakan di luar dan dalam negeri.

Dari sini kita bisa belajar, bahwa sejarah kembali mencatat, separuh kekuatan pemuda berada di luar negeri.Pendiri bangsa ini telah menyalakan obor perjuangan pemuda, kini obor itu diestafetkan kepada kita, pemudaIndonesia saat ini.

"Kesadaran adalah matahari. Kesabaran adalah bumi. Keberanian menjadi cakrawalaDan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata"-W.S. Rendra-

Page 10: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

Pergiliran kepemimpinan itu sebuah keniscayaan, dan merujuk pada WS Rendra, kepemimpinan itu adalahmanifestasi dari kesadaran, kesabaran, keberanian, dan perjuangan. Sadar bahwa dirinya adalah bagian darirakyat dan berkomitmen untuk mewakafkan dirinya untuk rakyat. Sabar akan segala rintangan dalam prosesberkontribusi untuk negeri. Berani mengatakan yang benar sebagai kebenaran.Dan berjuang untuk selalumempertahankan api kemerdekaan Indonesia.

Apa kabar Indonesia?Indonesia kini tercatat sebagai salah satu negara dengan ekonomi terkuat di dunia. Produk Domestik Bruto(PDB) Indonesia pada tahun 2012 adalah sekitar 920 milliar dollar (USD) yang merupakan terbesar ke-17 didunia. Konsultan ekonomi global memproyeksikan Indonesia sebagai negara ke-7 ekonomi terkuat pada tahun2030 dengan 113 juta kebutuhan tenaga kerja terampil dan potensi 135 juta masyarakat kelas menengah.Ironisnya, statistik menunjukkan 50% rakyat Indonesia hidup dengan penghasilan kurang dari USD 2 per hari,dengan tingkat pengangguran 7% dari jumlah penduduk usia kerja dan 62,71% ekonomi Indonesia digerakkanoleh sektor informal

Apa Kabar Pemuda?Otokritik untuk pemuda Indonesia saat ini perlu disampaikan, kita harus menerima kenyataan bahwa kitaberada pada kondisi yang tidak begitu menggembirakan. Pemuda tampak ‘sedang tidur terlalu lama’. Sebagiandari Indonesia muda memiliki kecenderungan skeptis tentang negara ini, dan hanya peduli dengan belajaruntuk hidup sejahtera bagi pribadinya sendiri. Sudah saatnya pemuda berpikir lebih dari itu, kepedulian itutidak hanya untuk diri sendiri dan keluarga, tetapi juga perlu menyisihkan kepedulian kepada masyarakatsekitar. Bila individualistis dibawa ke dalam kehidupan berbangsa, maka permasalahan akan bermunculan.Pemuda perlu membuktikan kepedulian sosial mereka, terutama mereka yang terdidik, sebagaimanapendahulu kita mencontohkan.

Namun keadaan yang ada ini bukan untuk menjadikan kita pesimis tentang masa depan Indonesia.Sebagaimana judul dari tulisan ini, kita nyalakan obor kebangkitan pemuda Indonesia. Setidaknya terdapat 3potensi pemuda Indonesia saat ini, yaitu pemuda kini adalah seorang native democracy, pemuda lebihterkoneksi, dan banyaknya pemuda yang menempuh pendidikan di luar negeri.

Pemuda saat ini adalah hasil dari rahim reformasi tahun 1998, sebagian dari pegiat muda Indonesia adalahmereka yang tidak merasakan langsung otoriternya Orde Baru. Mereka tumbuh dan mengenal dunia ketikademokrasi telah menjadi bagian dari kehidupan. Sehingga, suasana represif dan anti-kebebasan tidak pernahbenar-benar dialami. Saya menggunakan istilah native democracy, untuk menggambarkan kelekatan pemudadengan demokrasi saat ini. Sebagai perbandingan, saya menggunakan istilah migrant democracy untuk paragenerasi sebelum kita. Mereka hidup dan tumbuh dalam keadaan represif dan kini dipaksa untuk menjalanidemokrasi. Sehingga banyak mereka hanya seperti ‘anggur lama di botol yang baru’.Pemuda saat ini sangat lebih mudah terkoneksi dengan sesama pemuda di dalam dan luar negeri. Keterkaitangerakan pemuda di dalam dan luar negeri perlu menjadi perhatian tersendiri.. Sebagaimana Bung Hatta danBung Karno yang secara sinergis melakukan berbagai eskalasi perjuangan menuju kemerdekaan. Kala itubelum ada jejaring dunia maya yang bisa menghubungkan antar-benua.Kini dengan perangkat teknologi dan

Page 11: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

komunikasi yang semakin muktahir, seharusnya kita mampu memberikan yang lebih baik untuk perubahannegara. Sudah saatnya pemuda tidak lagi bicara tentang ‘aku’ dan ‘kelompok aku’, melainkan ‘kita’ sesamaIndonesia Muda.

Lebih banyaknya jumlah pemuda yang menikmati pendidikan di luar negeri juga menjadi sebuah prestasitersendiri. Kemendikbud mencatat sekitar 50.000 pelajar Indonesia terpencar di berbagai belahan dunia, inibelum termasuk mereka yang bekerja atau berbisnis. Jelas, jumlah yang besar ini adalah potensi yang sangatmenjanjikan. Tantangannya adalah, potensi besar ini belumlah terkelola dengan baik. Masih banyak pemudayang lepas studi bingung akan bagaimana cara berkontribusi di Indonesia. Perhimpunan Pelajar Indonesiamemiliki peran strategis untuk menghimpun potensi yang berserak ini.

Obor yang menyala terang itu sekarang berada di tangan generasi muda. Tugas kita sebagai progressiveminority yang senantiasa bergerak untuk memastikan obor ini selalu menyala dan membangkitkan hasratperjuangan pemuda Indonesia. Kebangkitan pemuda adalah kebangkitan sebuah negeri. Bila pemuda mampusadar, sabar, berani, dan berjuang untuk bangsa, maka tinggal menunggu momentum yang tepat hinggakemandirian bangsa itu terwujud.

Bahkan, saya sangat percaya momentum bukan sesuatu yang ditunggu, melainkan sesuatu yang bisadirencanakan. Teringat rumus fisika, momentum adalah perkalian dari massa dengan kecepatan. Bila kita bisamemperbanyak jumlah pemuda yang menjadi bagian progressive group dan mendorong agar berlari lebihkencang, maka momentum itu akan hadir menghampiri perjuangan pemuda.

Kini, Indonesia dalam posisi positive demographic transition,pakar demografi bahkan melihat potensi babybooming dari Indonesia hingga mencapai 330 juta jiwa. Artinya kita akan memiliki lebih banyak generasiproduktif dalam 10-20 tahun kedepan. Jumlah penduduk yang besar jelaslah sebuah prasyarat untuk menjadinegara maju. Tantangan untuk pemuda saat ini adalah bagaimana memastikan rakyat Indonesia bisa memilikipenghidupan yang layak serta memiliki kesadaran akan tanggung jawab sosialnya.

Obor itu selalu menyala, dan Obor itu akan semakin menyala bila pemuda semakin bangkit dan berdiri tegak.Obor itu adalah kamu kawan! Pemuda Indonesia.

Page 12: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

Hasrat Intelektual : Pembelajaran,Pembaharuan, KemerdekaanOleh Administrator (3 Oktober, 2013 - 16:53)

Oleh : Ridwansyah Yusuf Achmad (SekJend PPI Belanda 2012-2013; Institute of Social Studies)

Kata hasrat intelektual pertama kali saya gunakan saat kampanye SekJend PPI Belanda setahun silam. Katayang tiba-tibatop-up dipikiran saya ini ternyata menjadi salah satu andalan yang seringkali saya gunakandalam berbicara maupun dalam menyusun rencana kerja. Tak bisa di pungkiri, kata inilah yang mengusikbenak saya sebelum maju sebagai SekJend PPI Belanda. Kenapa PPI Belanda belum banyak terdengar akankiprahnya dalam hal ekspresi intelektualnya. Sebagai seorang pelajar di Indonesia –dahulu- yang melihat PPIadalah entitas hebat dan bisa memberikan banyak solusi, saya semakin sedih apabila kenyataannya PPIkhususnya PPI Belanda belum bisa berperan banyak dalam hal ini.

Ekspresi hasrat intelektual bisa di wujudkan dalam beragam bentuk, baik itu tulisan, lisan, rekaman, maupunsebuah catatan pemikiran atau penelitian. Divisi Kajian Strategis dan Keilmuan ini dibentuk sebagai bagianstrategi mewujudkan lahirnya dinamika hasrat intelektual di lingkungan PPI Belanda. Dengan setidaknya 3pendekatan, yaitu diskusi rutin dengan judul ‘lingkar inspirasi’, dokumentasi hasil penelitian mahasiswa dalam‘bank thesis’, dan penyikapan isu atau kebijakan terkini di Indonesia maupun dunia.

Lingkar Inspirasi lahir dari pengalaman pendiri-pendiri PPI Belanda (saat itu Perhimpunan Indonesia) yanggemar berkumpul dan berdiskusi ide-gagasan untuk Indonesia merdeka. Mereka memiliki satu semangat yangmengikat saat itu, yaitu mempromosikan Indonesia. Apa yang dilakukan dalam 8 rangkaian lingkar inspirasi iniadalah bentuk usaha PPI Belanda untuk kontribusi dalam memberikan gambaran para pelajar bagaimanapembangunan Indonesia perlu dilakukan. Lingkar Inspirasi dimulai dengan sebuah diskusi sederhana yangdihadiri oleh kurang dari 30 peserta, namun animo-nya terus meningkat dan dalam beberapa serial dihadirioleh lebih dari 150 peserta yang antusias untuk duduk bersama membangun visi Indonesia kedepan.

Bank Thesis yang di launch sekitar akhir tahun 2012 pun telah mulai mendapatkan tempatnya. PPI Belandaterus berupaya mengumpulkan abstrak dari thesis dan disertasi mahasiswa Indonesia di Belanda agar bisamenjadi manfaat bagi pelajar Indonesia di berbagai belahan dunia. Tercatat, sekitar 500-an pelajar Indonesiahadir di Belanda setiap tahunnya, bila mereka konsisten mengirimkan abstraknya selepas wisuda kepada PPIBelanda; dalam 4 tahun, Bank Thesis PPI Belanda akan menjadi rujukan berharga dalam pengembangankeilmuan Indonesia.

Berbagai penyikapan secara berkala maupun reaktif diberikan oleh PPI Belanda. Dengan berpegang padaprinsip kritis, cerdas, dan santun. Saya melihat PPI Belanda telah memiliki posisi tersendiri sebagai salah saturujukan dalam penyikapan isu terkini. Bisa jadi forum diskusi yang bersifat informal dan lokal dapat ditingkatkanfrekuensinya, dengan catatan tentunya; segala diskusi tersebut perlu di dokumentasikan dalam tulisan dan dipublikasi secara luas.

Page 13: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

Pada akhir kepengurusan, PPI Belanda menyelenggarakan konferensi ilmiah berskala internasional yang kamiberi namainternational conference on Indonesia Development (ICID). Konferensi ini mendapat banyakapresiasi dari para peserta, pembicara, maupun mereka yang hanya melihat dari luar. Apa yang menjadi kuncidari konferensi ini, pertama adalah keunggulan kelas intelektual dan ilmiah-nya; 3 tahap seleksi paper yangjuga di topang oleh Scientific Committee yang berkualitas membuat banyak pelajar berminat hadir. Karenamenilai ini bukan konferensi ecek-ecek, ada bobot ilmiah yang tinggi dan menjadi daya tarik. ICID memang didesain sebagai pertemuan yang murni ilmiah, tidak banyak embel-embel kegiatan tambahan seperti acarabudaya atau pentas seni; karena kami melihat konferensi ilmiah perlu dikelola dengan cara dan budayaakademik yang bercita rasa tinggi.

Menimbang ICID 2013 telah memiliki tempat di kalangan intelektual muda, khusus nya pelajar Indonesia di luarnegeri, sudah sepantasnya, konferensi semacam ini terus di lanjutkan di tahun mendatang dengan ragam temayang disesuaikan. ICID adalah training ground yang sangat efektif bagi para sarjana muda untuk bisamengekspresikan gagasan dari penelitiannya. Dan karena djuga dikemas dalam label PPI, maka ada nuansapergerakan intelektual juga di dalamnya.

Banyak yang mengatakan generasi saat kepemimpinan Bung Hatta dan kawan-kawan adalah generasi terbaik.Kita hadir tahun ini tidak untuk ‘mengalahkan’ generasi tersebut, melainkan untuk menghadirkan kembali ruhdari generasi itu ke generasi kita saat ini. Apa saja ruh tersebut? Saya melihat setidaknya ada tiga ruh yangperlu kita hadirkan dan telah kita upayakan untuk hadir dalam satu tahun terakhir.

Pertama, Ruh Pembelajaran. Belajar untuk peduli dan peka akan tantangan bangsa, belajar mencintain

Indonesia, belajar untuk merangkai senyum Indonesia.

Kedua, Ruh Pembaharuan. Tak pernah puas akan keadaan saat ini dan selalu mencari ide baru dalam

memperbaharui pembangunan Indonesia.

Ketiga, Ruh Kemerdekaan. Merdeka dari penjajahan politik, ekonomi, dan sosial. Bila kita bisa merdeka

dari tiga hal ini secara utuh, barulah kita bisa dengan lantang mengatakan Indonesia merdeka.

Hasrat intelektual yang menggelora adalah prasyarat yang perlu di miliki oleh pelajar. Bukan bermaksudberlebihan, sebagai sebagian kecil dari rakyat Indonesia yang bisa menikmati bangku pendidikan, sudahsewajarnya kita selalu berpikir keras dan bertindak serius dalam segala upaya membuat Indonesia lebih baik.

Dimulai dari diskusi warung kopi hingga berujung pada perubahan nyata. Dimulai dari obrolan ngelantur diperjalanan kereta hingga menjadi ide berkeliaran di media massa. Dimulai dari celoteh seminar ilmiah danberbuah pada kesejahteraan rakyat. Dimulai dari bangku kuliah, kita akan bersama menggetarkan bangkuIstana Negara.

‘hanya satu tanah yang dapat disebut Tanah Airku, ia berkembang dengan usaha dan usaha itu ialahusahaku..’ Rene de Clerq – dikutip oleh Bung Hatta dalam pleodei nya di Persidangan di Den Haag

Page 14: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

Pergerakan Sosial Budaya PelajarIndonesia di Luar NegeriOleh Administrator (3 Oktober, 2013 - 13:03)

Oleh : Ridwansyah Yusuf Achmad (SekJend PPI Belanda 2012-2013; Institute of Social Studies)

PPI Belanda tahun ini memiliki sebuah bidang bernama sosial, budaya, dan olahraga. Fokus aktivitas yangkita lakukan tahun ini berada pada sosial dan budaya. Sedangkan untuk agenda festival budaya dan kompetisiolahraga; kami menyerahkan kepada PPI Kota untuk menjalankannya, dan PPI Belanda memberikandukungan agar acara berlangsung semarak.

Agenda pertama kami dalam bidang ini adalah penggalangan dana, saat itu kami mencoba mengekspresikankepedulian kami terhadap penodaan HAM dan Hak Kemerdekaan dari Palestina. Penggalangan dana punkami lakukan sebagai bentuk kepedulian ini, dan lebih dari € 1.200 terkumpul dalam penggalangan dana ini.Hal ini menunjukkan bahwa pelajar Indonesia peka dengan isu skala dunia. Kemudian berbagai penggalangandana juga dilakukan untuk keperluan bantuan dana bagi Aceh, Banjir Jakarta, dan Sinabung. Animo pelajarsangat derasa bila di sentuh dengan penggalangan bantuan semacam ini.

Salah satu program yang saya piker berkesan dan menyentuh hati dalam kepengurusan ini adalah Sahabatvan Holland; program ini sebenarnya sangat sederhana, kita hanya perlu mengirimkan kartu pos kepada adik-adik yang bersekolah di pelosok negeri. PPI Belanda dalam hal ini bekerjasama dengan Indonesia Mengajaruntuk proses penyaluran kartu posnya. Dalam beberapa kesempatan –bahkan- kita menemui ada anak-anakyang ingin membalas kartu pos tersebut dengan surat yang lebih panjang. Alhasil kami coba fasilitasi keinginantersebut dengan media scan surat lalu di email untuk mempermudah dan mengurangi biaya.

Saya membayangkan, adik-adik yang mendapat kartu pos dengan gambar kincir angina tau bunga tulip iniakan menyimpan kartu tersebut dengan baik. Hingga mereka tumbuh dewasa, bisa jadi sebagian dari merekaakan menyimpan kartu pos tersebut di meja belajarnya. Bila memang garis tangan berkehendak, sangatmungkin salah satu dari penerima kartu pos ini akan menjadi bagian dari PPI Belanda di masa mendatang, ya!Mereka berkuliah di Belanda.

Dari sebuah kartu pos dan berakhir pada mimpi besar anak bangsa. Siapa yang akan menyangka bila ternyatamodal 1-2 euro akan berbuah meningkatnya martabat sebuah keluarga di pelosok nusantara. Pola pergerakanseperti ini-lah yang saya selalu katakan sebagai kegiatan high-value¸low budget, and big-impact.

Ada sebuah kegiatan yang kami jalani, awal mula ide acara ini adalah dari semangat kita menelusuri kembaliperjalanan pendiri PPI Belanda 90 tahun silam. Kami menamani acara ini dengan HistoRun! a.k.a HistoricalRun. Sekitar 100 pelajar Indonesia berkumpul dalam rangkaian kegiatan sehari di kota Leiden ini. Selama satuhari perjalanan, kita mengunjungi beberapa titik yang memiliki sejarah dengan Indonesia seperti museumvolkenkunde, jejak rumah pendirian PPI, rumah Snouck, puisi Chairil Anwar dan Rangga Warsito, makampasukan KNIL, dan ukiran kalimat suku bugis di salah satu dindiing sungai. Di kota ini pula lah ada beberapa

Page 15: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

nama jalan yang identik dengan Indonesia seperti Sjahrir Straat, Java Straat, Madura Straat, dan sebagainya.

Buat para pelajar, tentunya media perjalanan napak tilas ini memberikan kenangan tersendiri. Kita tidak hanyabelajar tentang masa lalu, tetapi kita juga berefleksi bagaimana menajamkan masa depan. Dari diskusi danobrolan selama perjalanan, kita banyak berbincang tentang bagaimana bisa menyerap semangat yangdilakukan oleh para pendahulu. Bolehlah kita iri akan apa yang telah mereka lakukan, bila pergerakan masa ituberbuah Indonesia merdeka, lantas apa buah yang akan dihasilkan dari pergerakan kita saat ini?

PPI Belanda goes to campus! Acara ini sebenarnya agak telat lahir ide-nya, bahkan pada akhirnya telat jugapelaksanaannya karena kami sedikit meleset dalam melakukan penjajakan. Semangat dari program ini adalahuntuk mengajak sebanyak mungkin anak muda Indonesia untuk bisa berkuliah di Belanda. Namun setelahberbagai upaya publikasi, program ini menarik 10 kampus untuk bekerjasama dengan PPI Belanda. Setiapkunjungan tak kurang dari 50 peserta yang hadir, dalam beberapa kesempatan hingga 150 peserta yang turutmeramaikan diskusi dan menunjukkan antusiasnya untuk bisa terbang ke Belanda.

Peran strategis yang dimiliki oleh bidang ini sangatlah penting dalam perkembangan PPI Belanda. Sosialadalah tanggung jawab moral yang melekat pada diri setiap pelajar, sudah sewajarkanya kita sebagai insanakademis menunjukkan sikap peduli pada sesama. Budaya adalah sesuatu yang melekat pada etika diri kitasebagai bangsa Indonesia. Kita bisa mendalami budaya dengan mempelajarinya kemudianmengekspresikannya dalam ragam bentuk. Dan Olahraga adalah semangat sportifitas yang perlu selaludikembangkan oleh para pelajar, dengan kompetisi olahraga yang diadakan, para pelajar bisa saling mengenaljuga juga menyegarkan diri sejenak dari rutinitas perkuliahan yang tiada henti.

Page 16: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

Belajar Membuat IndonesiaTersenyumOleh Administrator (5 Februari, 2013 - 22:04)

Oleh : Ridwansyah Yusuf Achmad (SekJend PPI Belanda 2012-2013; Institute of Social Studies)

Indonesia negara yang besar untuk itu diperlukan pemuda dengan jiwa yang lapang untuk mampu mengelolanegeri ini. Kebesaran Indonesia ini bukan sekedar mitos atau harapan semu, melainkan sebuah fakta yangmemang telah terbukti. Berbagai proyeksi lembaga internasional memberikan harapan cerah akan masa depannegeri ini. Indonesia diprediksi akan menjadi negara ketujuh terkuat dari sisi GDP, lebih dari itu, Indonesiadinilai akan menjadi salah satu polar ekonomi dunia pada tahun 2030.

Proyeksi ini perlu kita cermati dengan bijak, bukan hanya sekedar terkagum dan lupa daratan, melainkanbersikap kritis dan melihat kembali; ‘bagaimana saya bisa menjadi bagian dari dinamika pertumbuhanIndonesia’. Sebagai pemuda yang konon akan menjadi agen perubahan serta harapan masa depan Indonesia,kita perlu memikirkan dengan baik, serta merencanakan kontribusi apa yang akan kita berikan untuk Indonesia.

Sudah saatnya kita, pemuda Indonesia dengan lantang berani mengatakan ‘Betapa inginnya kami agar bangsaini mengetahui bahwa mereka lebih kami cintai daripada diri kami sendiri’.

Bagaimanakah bentuk ‘cinta’ kita kepada Indonesia?

Pertanyaan ini perlu kita renungi dan kita jawab segera. Setidaknya kita perlu mampu memberikan beberapasikap atas pertanyaan seperti ini. Pertama, apa potensi yang akan saya berikan untuk Indonesia; Kedua, peranapa yang akan saya kerjakan untuk mendorong pertumbuhan Indonesia; Ketiga, dengan siapa saja saya akanberkolaborasi; dan Keempat, apa mimpi saya terhadap Indonesia di masa mendatang.

Prof.B.J Habibie pernah berkata ‘mulailah dari akhir, dan berakhirlah dari awal’. Kalimat ini beliau sampaikanuntuk mengekspresikan bagaimana tahapan dalam pengembangan teknologi. Namun demikian, kita cobasedikit geser pemaknaannya untuk mimpi masa depan Indonesia. Bagaimana visualisasi kita tentangIndonesia mendatang, dan bagaimana langkah-langkah kecil yang telah kita rencanakan untuk bisamewujudkan visualisasi tersebut.

Sebuah novel karya Donny Dhirgantoro berjudul ‘5 cm’ menuliskan ‘gantungkan mimpimu 5 cm di depankeningmu, biarkan dia menggantung agar dapat selalu kau lihat dan kau kejar’. Gantungkan mimpi besar kamutentang Indonesia dan jadikan itu sebagai kekuatan untuk kamu agar selalu memberikan yang terbaik untukIndonesia.

Tajuk ‘Indonesia Tersenyum’ dipilih penulis untuk menggambarkan keadaan berdaulat akan negeri ini dimasamendatang. Senyum merupakan ekspresi kebahagiaan dari dalam hati. Ia tidak melihat kaya atau miskin. Bila

Page 17: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

seorang bisa merasakan cukup dan mensyukuri apa yang dimilikinya, ia akan tersenyum dengan keadaanyang dimilikinya. Indonesia Tersenyum adalah visualisasi kesejahteraan batiniah dan sosial dari masyarakatIndonesia.

Ia yang berlimpah bisa berbagi dengan yang membutuhkan, ia yang membutuhkan tidak merasa terpinggirkanoleh yang berlimpah. Rakyat merasa cukup dalam hidup, ia mampu mengelola kehidupan keluarga dan sosialdengan berimbang, lalu ia juga mampu menjadi bagian dari tatanan masyarakat yang dinamis, produktif, dansehat.Karena pada akhirnya, membangun negeri ini bukan hanya berbicara tentang demokratisasi politik ataupertumbuhan ekonomi saja. Membangun negeri adalah tentang membangun manusianya itu sendiri. Padaakhirnya, pembangunan bisa memberikan kemampuan masyarakat untuk mampu berdaulat atas dirinyasendiri.

Sebagai bagian dari rakyat Indonesia, pemuda adalah kelompok dinamis yang diharapkan oleh banyak pihak.Berbagai pujian yang terkadang muluk menurut penulis bukan tanpa alasan. Sejarah telah membuktikanbahwa negeri ini terbangun dari perjuangan para pemuda, khususnya mereka yang terdidik.

Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Belanda merupakan organisasi pemuda dan pelajar tertua, sejarahmencatat sejak 1922 organisasi ini telah berdiri dengan nama Perhimpunan Indonesia, nama-nama besarseperti Iwa Koesoema Soemantri, Soekiman, Mohammad Hatta, Achmad Soebardjo pernah menjadi sejarahemas dari organisasi ini. Kala itu, para pemuda Indonesia ini memiliki sebuah narasi kemerdekaan yang sangatber-nas ‘Masa depan bangsa Indonesia semata-mata terletak pada adanya bentuk pemerintahan yangbertanggung jawab kepada rakyat dalam arti sebenar-benarnya. Setiap orang Indonesia haruslah berjuangdemi tujuan in. Dengan kekuatannya dan usahanya sendiri’.

Semangat yang disebarkan oleh pendiri organisasi ini sejatinya masih sangat relevan untuk kita hayati danjalani dengan kondisi saat ini. Indonesia memang telah merdeka secara hukum Internasional, namun ekonomikita masih dalam jeratan ekonomi asing yang tidak menguntungkan negeri ini. Pasal 33 UUD 45 tentang perannegara dalam pengelolaan sumber daya alam untuk kesejahteraan rakyat seakan-akan diobrak-abrik denganliar oleh ekonomi asing. Dan apa yang tersisa? Indonesia dengan manis telah dididik untuk menjadi negarakonsumen yang tak lebih sebagai pasar dari berbagai produk asing.

Daya saing sebuah bangsa tentu tidak bisa berkembang bila hanya bermodal semangat konsumerisme.Indonesia perlu dibangun dengan kekuatan ekonomi berbasis pengetahuan. Keunggulan kompetitif negeri iniperlu ditingkatkan untuk menyeimbangi keunggulan komparatif yang telah Tuhan berikan kepada Indonesia.

Dan salah satu kunci untuk mendorong keunggulan kompetitif Indonesia adalah dengan pengembangan ilmupengetahuan dan teknologi. Berkaitan dengan kebutuhan ini, sudah sewajarnya para pemuda dan pelajarIndonesia di luar negeri mengambil bagian penting dalam mengelola ilmu yang didapat di perkuliahan danpenelitian menjadi sebuah penemuan atau rekomendasi bagi pembangunan Indonesia. Cara pandang ‘dariilmu ini apa yang bisa saya berikan untuk negeri’ perlu menjadi sebuah logika berpikir dari pelajar Indonesia di

Page 18: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

luar negeri. Karena dari para pelajar inilah, proses transfer ilmu ini berproses dan berpindah. Bagaimanapelajar mampu membawa sebanyak mungkin ilmu pengetahuan dari luar negeri ke dalam negeri adalahsebuah tantangan yang perlu kita jawab bersama.

Tantangan lainnya Indonesia adalah citra positif tentang Indonesia itu sendiri. Tak bisa dipungkiri, masihbanyak masyarakat luar negeri yang tidak mengetahui ada apa di Indonesia, potensi apa yang bisadikolaborasikan, dan perubahan apa yang telah terjadi di Indonesia dalam dekader terakhir. Dunia perlumengetahui bahwa Indonesia bukan lagi negara yang dipimpin oleh Presiden otoriter dan jauh dari demokrasi.Indonesia telah menjelma menjadi negara yang prospektif dari sisi ekonomi dan politik, serta sangat siap untukmenjadi mitra konstruktif dalam berbagai kerjasama yang bisa dilakukan.

Untuk itu diperlukan ‘diplomat muda’ Indonesia yang bukan lain adalah para pemuda dan pelajar untuk mampumemperkenalkan Indonesia di pentas dunia. Sebagaimana Perhimpunan Indonesia 90 tahun silam, merekamemperkenalkan Indonesia di berbagai pertemuan internasional, dan telah berperan secara efektif untukmencari dukungan akan kemerdekaan Indonesia.

Beranjak dari berbagai situasi saat ini dan masa depan yang telah dipaparkan. Perhimpunan Pelajar Indonesiamemiliki peran yang sangat strategis untuk mempercepat proses pertumbuhan Indonesia. Peran pelajar inimeliputi berbagi dimensi dan pola gerakan, yaitu peran intelektual, peran politik, peran budaya, dan peranekonomi.

Peran intelektual pelajar dapat dilakukan melalui penyerapan ilmu pengetahuan yang didapatkan diperkuliahan untuk kemudian dibawa ke Indonesia. Tantangan yang kita hadapi adalah bagaimana mampumenghubungkan science and technological gap antara Indonesia dan luar negeri. Pelajar perlu sadar akanperan krusialnya ini dalam upaya untuk mengejar ketertinggalan ilmu pengetahuan dan mendorong daya saingnegeri dengan keunggulan kompetitif.

Peran politik pelajar dapat diekspresikan dengan berbagai diskusi, advokasi, dan pernyataan sikap atasberbagai isu yang berkembang di dalam dan di luar negeri. Pelajar tak boleh hanya diam membisu melihatdinamika sosial politik yang ada. Pelajar perlu bersikap sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai seoranginsan akademis. Sebagaimana yang dilakukan oleh pendiri negeri ini, sebuah majalah berjudul ‘IndonesiaMerdeka’ menjadi andalan para pelajar dalam mengekspresikan peran politik mereka di luar negeri.

Peran budaya sangat berkaitan erat dengan diplomasi pelajar dalam membangun citra positif,memperkenalkan Indonesia dan beragam budaya dan potensinya, serta meyakinkan dunia bahwa Indonesiaadalah salah negara berkembang yang prospektif di masa mendatang. Berbagai aktivitas pargelarankebudayaan dan pemanfaatan media komunikasi visual bisa dilakukan untuk menunjukkan kepada duniatentang Indonesia.

Peran ekonomi bisa dilakukan dengan dua pendekatan, pertama dengan membangun bisnis di luar negeri lalumenghubungkan mata rantai barang atau produksi ke dalam negeri. Dengan link ini, pelajar bisa mendoronglebih banyaknya barang atau produksi Indonesia di dunia. Kedua, melalui menjadi pekerja professional di luar

Page 19: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

negeri untuk beberapa waktu, dan kemudian kembali ke Indonesia untuk membangun perusahaan sejenis didalam negeri, tentunya dengan pengalaman yang telah didapat selama bekerja di luar negeri.

Keempat peran ini bisa dilakukan oleh pelajar Indonesia di luar negeri, setiap pelajar tentunya memiliki pilihantersendiri ingin lebih berperan dimana. Keberadaan Perhimpunan Pelajar Indonesia-lah untuk mampumengelola potensi kebaikan yang telah dimiliki oleh para pelajar. Melalui proses pembelajaran kita di luarnegeri, kita bersama belajar untuk membuat Indonesia lebih baik. Pada akhirnya, ujian terbesar kita adalahsetelah kita selesai berkuliah dan kembali membangun Indonesia. Tak lebih dari 1% pemuda Indonesia yangmampu menikmati pendidikan di luar negeri, sebuah tanggung jawab moral dan konsekuensi logis bagi pelajaruntuk bisa sadar, belajar, lalu kontribusi untuk selalu menjaga senyum Indonesia.

Bersama, kita belajar membuat Indonesia Tersenyum

Page 20: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

Budaya Pelajar, Budaya DiskusiOleh Administrator (31 Januari, 2013 - 21:56)

Oleh : Ridwansyah Yusuf Achmad (SekJend PPI Belanda 2012-2013; Institute of Social Studies)

“Aku rela dipenjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.”-Mohammad Hatta

Salah satu identitas yang melekat dari seorang pelajar adalah rasa ingin tahu yang sangat besar. Dari rasapenasaran inilah, keinginan untuk memecahkan masalah, menemukan solusi, hingga membuat perubahan.Pelajar membuat perubahan? Tidakkah itu terlalu utopis dan hanya akan berakhir pada wacana yang tertiupdebu?.Buat saya tidak, saya selalu percaya ada harapan besar dari pendiri bangsa ini, penyusun bahasa kitaterhadap pelajar. Salah satu sinonim dari pelajar adalah Mahasiswa, sebuah pilihan diksi yang menarik, karenadi berbagai bahasa dunia; tidak ada pembedaan antara siswa sekolah dan siswa perguruan tinggi. Student is astudent, there are no such word as great or big student for college student

Sedangkan kita menggunakan kata Mahasiswa, kata Maha ini identik dengan sesuatu yang bersifat ketuhanan,sesuatu yang tak terbatas. Siswa artinya mencari ilmu. Sehingga kita bisa mengambil kesimpulan sederhanakalau Mahasiswa adalah mereka yang selalu mencari ilmu dimanapun dan kapanpun.

Pertanyaan yang kerap muncul adalah, sudahkan kita menjadi mahasiswa yang benar?

Salah satu ekspresi yang gerakan pelajar bisa lakukan adalah diskursus intelektual; baik itu diskusi, seminar,paparan ilmiah, bedah film, bedah buku, orasi budaya, dan konferensi. Berawal dari sinilah, kita berharappelajar bisa belajar, sadar, dan berkontribusi untuk kebaikan bangsa.

Sebagai bagian dari keluarga besar pelajar Indonesia di luar negeri, sudah sewajarnya juga bila kita bisamelakukan hal-hal ini dengan seksama dan konsisten. Bukan hanya untuk sekedar memenuhi kewajibansebagai pelajar, melainkan juga sebagai ungkapan ‘sayang’ kita kepada Indonesia.

Malulah kita pada Indonesia, bila waktu kita di luar negeri hanya dihabiskan untuk bersenang-senang, tanpaupaya inspirasi kepada negeri. Percayalah, negeri kita ini haus akan inspirasi. Suara pelajar Indonesia di luarnegeri menjadi kerinduan tersendiri, mereka berharap ada generasi emas penuh semangat yang dapatmembimbing mereka dari kemiskinan yang sistemik.

Dalam kaitannya dengan ini, PPI Belanda beserta PPI Kota yang berada di dalamnya memiliki tanggung jawabuntuk membangun kebiasaan diskusi ini secara rutin. Bentuk diskusi bisa dalam beragam cara, sebagaimanayang telah disebutkan. Bila ke-17 PPI Kota menjalankan 1 buah diskusi saja setiap dua bulan. Maka kita bisa

Page 21: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

memiliki lebih kurang 8 diskusi setiap bulannya, dan bila setiap diskusi diteruskan ke pengambil kebijakan danjuga media, maka akan memberikan dampak yang lebih besar.

Kebiasaan diskusi ini adalah bagian dari karakter pelajar. PPI Belanda perlu selalumelakukan benchmark terhadap bagaimana Bung Hatta dan kawan-kawannya mengelola PerhimpunanIndonesia saat itu. Budaya diskusi, gerakan intelektual, semangat menulis, dan berbagai gebrakan sosial danmedia dilakukan. Apa yang dilakukan Bung Hatta saat itu sejatinya masih sangat relevan dengan apa yangbisa kita lakukan saat ini.

Bukankah kita pelajar kawan? Mari buktikan dengan ekspresi hasrat intelektualitas kamu yang besar.

Page 22: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

Insan Akademis dan HasratIntelektualOleh Administrator (21 Januari, 2013 - 14:26)

Den Haag, 21 Januari 2013

Oleh : Ridwansyah Yusuf Achmad (SekJend PPI Belanda 2012-2013; Institute of Social Studies)

Salah satu hakekat pelajar adalah memaknai proses pembelajaran yang dialaminya dan mengekspresikannyadengan karya. Sebagai pelajar, sudah sewajarnya pula, kita mencari ilmu tidak hanya dari apa yang didapat dikelas, tetapi juga di luarnya. Saya percaya, seorang pelajar yang paripurna adalah ketika ia bisa belajar ilmupengetahuan, ilmu bersosial, dan idealism. Ketiga hal ini merupakan sebuah kesatuan yang akan membentuksebuah kapasitas diri yang mumpuni.

Kesadaran kita sebagai insan akademis merupakan sebuah tantangan tersendiri. Apalagi dengan kondisinyaman serba ada di luar negeri, bisa jadi membuat kita lupa bahwa kita berada di sini, untuk belajar, padaakhirnya untuk berkontribusi untuk Indonesia. Kita perlu selalu di ingatkan bahwa segala yang dipelajari di sini,bukan lain untuk memajukan bangsa.

Setidaknya ada dua ciri yang melekat dari seorang pelajar yang bisa mendalami makna insan akademis.Pertama, ia selalu mengembangkan diri sehingga menjadi generasi yang tanggap dan mampu menghadapaitantangan masa depan. Kedua, ia senantiasa mencari dan membela kebenaran ilmiah, sesuai dengan watakilmu itu sendiri. Dengan selalu mengikuti watak ilmu, maka seorang pelajar mengemban peran untukmembentuk tatanan masyarakat yang benar dengan dasar kebenaran ilmiah.

Proklamator Indonesia yang juga pernah memimpin ‘PPI Belanda’ (dulu:perhimpunan Indonesia), Bung Hatta,mengatakan, indicator keberhasilan seorang di perguruan tinggi adalah bila ia keluar sebagai seorang manusiayang susila dan demokrat, yang mana ia memiliki keinsafan tanggung jawab atas kesejahteraanmasyarakatnya; cakap dan mandiri dalam memelihara dan memajukan ilmu pengetahuan; dan mumpunimemangku jabatan dan atau pekerjaan dalam masyarakat

Pertanyaan yang selalu saya tanyakan pada diri sendiri adalah, sudahkah saya seperti itu ?

Langkah mendasar untuk melahirkan sebanyak mungkin insan akademis dari rahim PPI Belanda adalahdengan mendorong tumbuhnya hasrat intelektual diantara kita semua. Sebagaimana Bung Hatta dan kawan-kawannya lakukan di era sebelum kemerdekaan. Mereka kerap berdiskusi, berpikir berhari-hari untukmenyusun sebuah gagasan yang tajam, bekerja siang malam untuk menelurkan sebuah publikasi yang tidak

Page 23: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

hanya sekedar menjadi coretan melainkan sebuah pengaruh bagi dunia global.

Kala saat itu belum ada jejaring internet, para pendahulu kita bisa berbuat banyak. Mereka berkumpul, bukanuntuk sekedar bersenang-senang, tetapi berpikir keras untuk memperjuangkan Indonesia Merdeka. Saat itu,dengan segala keterbatasan mereka berhasil memperkenalkan kata Indonesia kepada khalayak luas.

Apa kunci daya tahan para pendiri negeri ini? Buat saya, Hasrat Intelektualitas adalah jawabannya. Mereka takpernah berhenti untuk belajar dan mengekspresikannya dalam koridor memerdekakan Indonesia. Mereka hausakan perubahan, dan perubahan selalu melekat pada diri mereka. Mereka lapar bukan oleh makanan,melainkan dengan ilmu pengetahuan yang tak terbatas. Mereka geram melihat penjajahan fisik, lebih dari itu,mereka sadar dan menyadarkan bangsa Indonesia bahwa kita saat itu dijajah secara intelektual, dan itulahpenjajahan terburuk yang bisa dilakukan oleh umat manusia.

Kini, hampir 70 tahun Indonesia merdeka. Masihkan semangat insan akademis dan gairah hasrat intelektualpemuda kita masih sama dengan para pemuda 90 tahun silam?

Mari kita jawab bersama, belajar membuat Indonesia selalu Tersenyum.

Page 24: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

A Tribute to Reo PaembonanOleh Administrator (3 Desember, 2012 - 11:02)

Apa kesan yang Mas Reo rasakan selama beraktivitas di PPI Belanda ?

Kesan saya selama aktif berorganisasi di PPI Belanda adalah saya merasa sangat gembira bisa bergabung diorganisasi ini karena PPI Belanda adalah salah satu organisasi mahasiswa tertua yang dibentuk oleh pelajar-pelajar Indonesia di Belanda. Sebelum datang dan belajar di Belanda, saya sudah tahu bahwa PPI Belandamemiliki sejarah yang amat panjang dengan NKRI.

Selain itu PPI Belanda juga memberikan kontribusi yang besar dalam pembentukan NKRI. Saat keinginanbergabung dengan PPI Belanda terwujud, saya semakin gembira. Ada satu hal penting yang menurut sayamenjadi penglaman yang sangat berharga ketika bergabung dengan PPI Belanda yaitu kesempatan sayauntuk bertemu dengan orang-orang, anak-anak muda dengan kemampuan intelektual yang luar biasa, memilikijaringan yang luar biasa, dan memiliki keinginan yang besar untuk memperbaiki bangsa Indonesia. Merekamau membentuk jaringan, menyempatkan waktu beraktivitas di luar kegiatan kuliah, meskipun seperti diketahuikegiatan perkuliahan disini cukup padat.

Bertemu dengan orang-orang seperti ini akhirnya memotivasi saya untuk turut bergabung memajukanIndonesia menjadi lebih baik.

Pembelajaran hidup apa yang bisa Mas Reo share kita semua ?

Selama 2 tahun berada di Belanda, banyak hal yang bisa saya pelajari, saya semakin kenal dengan bangsaIndonesia. Ada banyak kekuatan yang dimiliki bangsa Indonesia yang saya pahami, namun disamping itu kitamemiliki tantangan yang sangat besar. Sebagai bangsa yang besar, suku yang beragam, pulau yang luas, itusemua bukan pekerjaan yang mudah untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang ada di Indonesia.

Disamping itu, kita tahu bahwa bangsa Indonesia memiliki generasi muda dengan intelektualitas yang tinggi,namun pertanyaan selanjutnya adalah, bersediakah mereka, kita, kembali ke Indonesia, atau dimanapunberada nantinya untuk melayani masyarakat Indonesia secara tulus. Kemarin Bapak Habibie jugamenyampaikan “jangan pulang dan mengharapkan gaji yang besar, memperoleh jabatan yang tinggi .” Menurutsaya ini adalah pesan yang sangat luar biasa untu anak-anak muda agar jangan egois dan terlalu berbanggahati, namun sebaliknya kita harus mampu menunjukkan bahwa intelektual Indonesia yang ada di luar negerijuga mau berkontribusi dalam posisi apapun.

Bagi saya hal ini juga merupakan sebuah pembelajaran yang sangat penting agar sepulang saya nanti, sayajuga bisa berkontribusi tanpa mengharapkan jabatan atau apapun itu, seperti yang telah dilakukan oleh parapelajar Indonesia di tahun 1920an

Page 25: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

Apa Mimpi Mas Reo untuk Indonesia di masa mendatang ?

Mimpi saya bagi Indonesia, saya ingin Indonesia berkembang menjadi negara yang maju dengan cara dan cirikhasnya sendiri. Kita banyak belajar disini, menimba ilmu, namun diharapkan nantinya jangan hanya copy-paste dengan apa yang telah kita dapatkan namun harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat,teknologi yang dimiliki dan kekuatan yang ada.

Di Eropa sendiri, seperti Belanda, Jerman, Perancis, mereka memiliki karekteristik masing-masing. Seperticontohnya Belanda yang kuat dengan teknologi penanggulangan banjir dan pertanian yang bagus. Begitu puladengan Jerman dengan teknologi mesin dan lainnya. Saya pikir, bangsa Indonesia juga harus bisaberkembang dengan kekuatan maritime dan agraris yang tidak dimiliki oleh negara-negara lain.

Pesan untuk pelajar Indonesia di Belanda ?

Setelah 2 tahun 2 bulan di Wageningen, Belanda dan aktif dalam kegiatan PPI Belanda sudah saatnya sayapulang. Saya ingin menitipkan pesan kepada rekan-rekan yang aktif di PPI Belanda, rekan-rekan pelajarIndonesia di Belanda, ataupun rekan-rekan yang aktif di kegiatan apapun, yang paling penting adalahmembangun jaringan.

Karena sekali lagi, kita tahu kita memiliki kekuatan, namun kekuatan-kekuatan ini harus dirangkai agar misi-misi bersama yang berserak dapat disatukan menjadi kekuatan yang lebih besar. Saya pikir dengan energiseperti itu

Negara kita akan lebih cepat mencapai visi yang diinginkan. Selain itu saya ingin mengucapkan terima kasihkepada teman-teman yang telah membuat saya merasa nyaman, teman-teman PPI Belanda, teman-temanWageningen dan masyarakat Indonesia di Belanda, juga KBRI Den Haag.

Semoga ini bukan perjumpaan yang terakhir kalinya karena kita masih dapat bertemu di kesempatan-kesempatan yang lain. Sampai jumpa.

Page 26: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

Pelajar dan PekerjaOleh Administrator (12 November, 2012 - 07:46)

Sebuah catatan tentang pekerja migran IndonesiaDen Haag, 12 November 2012Oleh : Ridwansyah Yusuf Achmad (SekJend PPI Belanda 2012-2013; Institute of Social Studies)

buruh tani mahasiswa rakyat miskin kota

bersatu padu rebut demokrasi

gegap gempita dalam satu suara

demi tugas suci yang mulia

marilah kawan mari kita kabarkan

di tangan kita tergenggam arah bangsa

marilah kawan mari kita nyanyikan

sebuah lagu tentang pembebasan

berjuta kali turun aksi

bagiku satu langkah pasti

Lirik lagu berjudul ‘buruh tani’ ini seringkali dinyanyikan oleh para pelajar dan buruh (pekerja) ketikamelangsung berbagai aksi bersama. Dalam lirik ini tergambar jelas bagaimana pelajar dan pekerjamemperjuangkan sesuatu. Mereka satu suara, mereka bersatu padu, dan mereka mengemban tugas yangmulia.

Ada masanya memang, ketika pekerja masih sangat termajinalkan dan kurang akses untuk menyampaikansuaranya. Sehingga bersatu padu dengan pelajar adalah pilihan yang ditempuh. Pelajar menjadi pendongkraksuara pekerja. Pelajar yang kerap diagungkan dengan istilah agent of change, dan middle class ini memangpernah menjadi harapan buruh, tani, dan rakyat miskin. Berjuta rakyat menanti tangan pelajar, rakyat ini lapardan bau keringat, dan mereka selau tersenyum sembari menyampaikan salam perjuangan.

Page 27: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

Memang, pernah ada masanya ketika pelajar menjadi tulang punggung pekerja.Namun, tampaknya kini parapelajar perlu bertanya pada dirinya sendiri. Masih sudikah para pelajar berangkul dengan pekerja. Untuksebuah tujuan yang masih mulia tentunya. Ataukah para pelajar kini lupa bahwa mereka pernah bersama.

Bisa jadi ada perubahan cara pandang dari para pelajar, bahwa pekerja adalah mereka yang berdasi danberaktivitas di balik meja dan komputer di dalam gedung megah bersuhu sejuk. Dan pelajar menilai kalaumereka yang bekerja di sektor informal bukanlah pekerja, lantas mereka apa ? Apakah pelajar terlalu sombongsehingga tidak mau mengakui kalau mereka jugalah pekerja, yang membutuhkan jaminan keamanan,keselamatan, dan kebebasan menyampaikan pendapat.

Tak ada bedanya mereka yang kerja di gedung tiga puluh lantai dan mereka yang bekerja di selokan bawahtanah membersihkan sampah. Mereka sama-sama diberi upah, harian maupun bulanan. Lantas, apa bedanya?

Kita di negeri Belanda ini berkuliah di kampus yang konon berkelas dunia, dengan dosen terbaik di bidangnya,dengan akses perpustakaan yang sangat lengkap, dengan fasilitas perkuliahan bintang lima, dengan rekan-rekan dari berbagai belahan dunia, dengan segala kebanggaan karena kita bisa mengatakan ‘saya jebolanBelanda’.

Cukup semua kebanggaan itu, biarkan kebanggaan itu kamu simpan, dan jadikan cerita untuk memotivasianak cucumu. Tetapi jangan jadikan itu sebagai alasan kamu lupa tanggung jawab kamu sebagai agenperubahan. Ingat juga sahabat lama kamu, para pekerja, mereka selalu menanti senyum dan sapa terbaik daripelajar.

Sahabatku, keadaan pekerja negeri kita di negeri kincir angin ini tidaklah lebih baik. Banyak dari mereka tidakberdokumen. Jangan bertanya kenapa, tetapi bertanyalah apa yang bisa kita bantu. Mereka memilih berada diBelanda bukan tanpa alasan, ketiadaan lapangan kerja di negeri kita memaksa mereka mengorbankan hartayang tersisa untuk bisa mencari kehidupan yang lebih baik.

Mereka bekerja di sektor informal; pelayan, di kebun, pekerja domestik, petugas kebersihan, loper koran,pekerja bangunan, dan berbagai lainnya. Tak sedikit yang menjalani lebih dari profesi dengan jam kerja diatasrasionalitas manusia. Tetapi, itu harus ditempuh. Pilihan ? mungkin belum ada.

Saat ini saya pun juga belum tau harus berbuat apa, tetapi setidaknya kita harus selalu ingat kalau merekaadalah bagian dari kita. Masyarakat Indonesia yang merantau ke negeri Belanda untuk kehidupan yang lebihbaik. Bukankah alasan pekerja dan pelajar merantau itu sama ?

Mari kita bersama, pelajar dan pekerja. Bersatu padu membuat Indonesia Tersenyum.

Page 28: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

Menjadi IndonesiaOleh Administrator (11 November, 2012 - 02:16)

Sebuah catatan tentang sumpah pemudaDen Haag, 11 November 2012Oleh : Ridwansyah Yusuf Achmad (SekJend PPI Belanda 2012-2013; Institute of Social Studies)

Tahun 1922, 90 tahun lalu para pemuda negeri ini telah banyak menjadi pelajar di negeri Belanda. Merekaberkuliah di berbagai bidang, utamanya adalah ilmu sosial. Para pemuda ini belajar ilmu sosial bukan tanpaalasan, mereka meyakini suatu hari negeri ini (dulu disebut Hindia-Belanda) akan merdeka. Ketikakemerdekaan itu hadir, maka berbagai rekayasa sosial pun sangat dibutuhkan.

Saat itu, teknologi komunikasi belumlah secanggih apa yang kita rasakan saat ini. Telegram masih menjadiandalan, kereta uap masih menjadi sahabat perjalanan, dan surat menyurat selalu digunakan. Tetapi, ditengahketerbatasan itu, para pemuda ini melakukan manuver yang tidak main-main. Majalah Hindia Poetra yangditulis secara konsisten dan penuh kecintaan terhadap rakyat Indonesia menjadi sebuah fenomena tersendiri diBelanda sata itu. Para pemuda sempat ditangkap dan dipenjarakan dengan tuduhan ingin melakukan gerakanilegal.

Tahun 1923, lahirlah sebuah catatan yang saya menyebutnya salah satu cetak biru pertama yang dibuatdiaspora Indonesia. Catatan ini berjudul Gedenkboek Indonesische Vereeniging, bagian-bagian dari cetak birupra-kemerdekaan ini adalah ‘kilas balik’, ‘maju mundur’, ‘rintisan-rintasan baru’, ‘Indonesia dalam masyarakatdunia’, ‘sejarah nasional’, Indonesia di tengah revolusi Asia’, hukum nasional’, ‘jalannya waktu’,’penerjemahanastabrata’, ‘kerjakanlah sendiri pendidikan dan pengajaran anak-anak kita’, ‘300 tahun penjajahan’, ‘serikatsekerja di Indonesia, ‘pengaruh komunisme di timur’.

Saya hanya tidak bisa membayangkan diskursus tentang nasional, Indonesia, hukum, pendidikan, ekonomi,budaya, dan globalisasi telah dipikirkan oleh para pemuda saat itu. Tentu bukan pemuda sembarang yangmampu memikirkan kondisi Indonesia yang bahkan namanya saja belum ada.

Adalah para pemuda yang tergabung dalam Indonesische Vereenigning (IV) yang menjadi motor dan dutaperubahan bagai negeri kita. Mereka memperjuangkan identitas ‘Indonesia’ untuk menggantikan ‘HindiaPoetra’. Bukan pekerjaan mudah tentunya, tetapi mereka melakukannya. Bukan untuk diri mereka, tetapi untukIndonesia. Bukan sekedar wacana atau ‘gaya-gaya-an’, tetapi tulus dari dalam hati mereka.

Tahun 1924, pemuda Indonesia di Belanda membuat sebuah ‘label’ baru untuk majalah yang mereka buat.Mereka dengan berani menamakannya Indonesia Merdeka. Salah satu kutipan yang membakar semangatnasionalisme dan kebanggaan kepada pemuda saat itu adalah

‘cepat atau lambat pada suatu ketika bangsa yang terjajah memgambil kembali kemerdekaannya, itu adalah

Page 29: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

hukum besi sejarah dunia. .... apakah lahirnya kemerdekaan itu sejalan dengan penumpahan darah dan airmata atau sejalan dengan proses perdamaian’

Tahun 1927, sebuah kongres antikolonial dilakukan di Brussel, Belgia. Perwakilan Indonesia tidak hanyamenjadi peserta dalam kongres tersebut, tetapi juga dipercaya sebagai presidium dari kongres tersebut. Sayatidak bisa membayangkan kemampuan lobi, negosiasi, komunikasi, dan bahasa yang dimiliki oleh pemudasaat itu. Suatu kemampuan diatas rata-rata pemuda pada umumnya. Merekalah yang kelak menjadipenggerak Indonesia meraih kemerdekaan.

Tahun 1928, sekelompok pemuda dipenjarakan oleh pemerintah Belanda dengan alasan gerakan ilegalberhasil meyakinkan pengaacara pro bono untuk bisa bersama dengan perjuangan mereka. Para pemuda initiada menunjukkan kegetiran dan keputusasaan. Mereka meyakini apa yang mereka lakukan di Belandaadalah sesuatu yang benar. Sesuatu yang baik untuk masa depan Indonesia.

Sejarah telah mencatat, para pemuda ini telah menghasilkan dan mengucapkan dengan lantang dan percayadiri sebuahpledoi di hadapan hakim dan jaksa di pengadilan Belanda.

‘kami percaya masa datang bangsa kami dan kami percaya atas kekuatan yang ada dalam jiwanya. Kami tahubahwa neraca kekuatan di Indonesia senantiasa berkisar ke arah keuntungan kami.

Sinar merah masa datang sudah mulai menyingsing sekarang. Kami menghormati itu sebagai datangnya haribaru. Pemuda Indonesia harus menolong kami mengemudi ke jurusan yang benar. Tugasnya ialahmempercepat datangnya hari baru itu.

Mudah-mudahan rakyat Indonesia merasa merdeka di bawah langitnya dan mudah-mudahan mereka menjadiTuan sendiri dalam negara yang dikaruniakan Tuhan kepada mereka.

Hanya satu tangah yang dapat disebut Tanah Airku, Ia berkembang dengan usaha, dan usaha itu adalahusahaku’

Tahun 2012, para pemuda yang dikisahkan sebelumnya telah tiada. Kisah mereka bukan sekedar menjadicatatan yang berdebu, melainkan menjadi penggelora semangat pemuda saat ini. Mereka berjuang dalamketerbatasan, saya harus akui keadaan pemuda saat ini lebih baik. Mereka bahkan tidak takut di kriminalisasi

Page 30: Catatan sekjend  PPI Belanda 2012/2013 Ridwansyah Yusuf Achmad - semua

demi memperjuangkan Indonesia.

Tantangan zaman berbeda, saya sepakat. Tetapi ruh perubahan dan perbaikan negeri tidaklah pernahberubah. Ada tiga nilai yang bisa petik dari perjuangan para pemuda ini.

Pertama, mereka jujur. Mereka jujur dan tulus dalam memperjuangkan kebenaran. Mereka jujur pada dirimereka sendiri dan rakyat Indonesia.

Kedua, mereka berani. Mereka berani mengatakan yang benar meski itu berujung pahit untuk mereka. Buatmereka bukan siapa yang mereka hadapi, tetapi apa yang mereka perjuangkan, Indonesia Merdeka.

Ketiga, mereka setia. Tiada terlintas pun pikiran untuk berhenti berjuang. Mereka setia pada tanah air, danmeyakini usaha mereka akan sampai pada sebuah hasil yang mereka perjuangkan.

Tiga ruh ini adalah fondasi bagi para pemuda Indonesia dalam berjuang. Fondasi ini lalu menjadi tempatberdirinya hasrat intelektualitas para pemuda. Ia selalu ingin tahu, selalu haus ilmu, selalu lapar akanperubahan.

Saya meyakini, bahwa perubahan itu adalah ketika potensi bertemu dengan momentum. Lantas, apakahmomentum itu selalu hadir dan kita cukup menunggu ? Tidak, momentum bisa di rekayasakan. Bila kitamerujuk pada perhitungan fisika, maka kita akan menemukan bahwa momentum adalah massa dikali dengankecepatan. Maka, untuk mempercepat momentum kita membutuhkan pemuda berkualitas dalam jumlahbanyak dan mereka berlari kencang. Maka usaha inilah yang akan menghasilkan perubahan.

Perubahan itu keniscayaan, pertanyaannya kapan perubahan itu akan hadir. Pemuda memiliki peran krusialdalam menghadirkan perubahan sesegera mungkin ke pangkuan rakyat Indonesia.

Tahun 2045, seratus tahun Indonesia merdeka. Saat itu, catatan perjuangan kitalah yang akan diceritakan olehpemuda Indonesia.