catatan dalam benak...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan...

130
Dee_Rias hiLda Tobing Catatan Dalam Benak Dee_Rias CATATAN DALAM BENAK

Upload: others

Post on 04-Oct-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Dee_Rias

hiLda Tobing

Catatan Dalam Benak

Dee_Rias

CATATAN DALAM BENAK

Page 2: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

kamu tau ney, ketika cinta dengan lembut menyapa siang-malammu penuh kasih Ia tak minta persetujuan. sebaliknya Ia membunuh kata mustahil menghilangkan keraguan-keraguan yang kita takutkan, membutakan mata agar tak menodai kesuciannya, mengubur logika-logika pesimis, dan memupuk harapan yang mulai redup karna langkah tak terhenti pada satu dekade. itulah cinta ney, Ia merasakan, menyentuh, memandang, berjalan dan berbicara dengan kelembutan hati (dan hati tak pernah berbohong).

===================&&&&&======================

orang bijak berkata ―cinta itu seperti hujan mengguyur semua ruang tanpa memilih dan pilih kasih‖ ia tak mengenal kadaluwarsa apalagi kasta. ketika ia bicara ia tak ingin melewati sedetikpun tanpa kehadiran sang pujaan dalam benak dan senyumannya.

===================&&&&&======================

Page 3: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

katakan pada seorang yang kini rebahkan kepalanya di bahumu, betapa ia sungguh beruntung karena seseorang di belahan bumi sini mendamba sekali ingin melakukan hal yang sama sepertinya~

===================&&&&&======================

jika seseorang menyayat dan membelah dadaku, tuan, ia akan melihat utuh hatiku yang separuh kupersembahkan untuk lelaki di sampingku dan sisanya terhempas dan kau biarkan teronggok memenuhi ruang gelap hatimu–

===================&&&&&======================

jika sesak rindumu mulai tak sanggup kau sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~

===================&&&&&======================

coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan daun-daun menjelang rintik hujan menyetubuhi mereka? adalah

Page 4: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

pikiran yang sama yang dirasakan bibirku ketika tak sabar menanti ciumanmu–

===================&&&&&======================

aku, ingin mengirimkan tiga ratus enam puluh lima pasang titik dua dan kurung tutup untukmu, agar kau tak pernah kehabisan senyum untuk kau sematkan di bibirmu setiap hari~

===================&&&&&======================

jika kita dipertemukan lagi suatu hari nanti, bisakah kita sepakat, tuan, untuk menghabiskan sebuah malam dengan pelukan?

===================&&&&&======================

tuan, sampai kapan tubuhmu bertahan terus memunggungi rinduku?

===================&&&&&======================

Page 5: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

bibirmu, tempat dimana dulu aku pernah menitipkan kecup dan membisikan desah, apa kini masih sering kau gunakan untuk membisikan namaku, tuan?

===================&&&&&======================

Jika seorang pelukis bisa masuk dan melihat alam pikirku, tuan, pasti dia akan menggambarkannya di atas kanvas sebagai sebuah padang rumput penuh bunga dengan engkau satu-satunya pejalan kaki yang hilir mudik di dalamnya–

===================&&&&&======================

secangkir kopi pekat, roti bakar dan keroncong sapu lidi dinikmati menjelang senja di kotamu, lagi-lagi bikin orgasme di tempat dua kali!

===================&&&&&======================

Tak hanya matahari, tuan, bahkan beethoven, mozart dan chopin murka ketika kubilang jika suaramu di ujung telepon saat bertanya kabarku, adalah

Page 6: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

merupakan melodi paling indah yang ingin selalu kudengar–

===================&&&&&======================

singkirkan pedang dan tombak dari kedua tanganmu, tuan,

kau lumat bibirku sebagai salam perpisahan, itu saja sudah cukup membunuhku–

===================&&&&&======================

tuan, mantra apa yang kau rapal disana untuk sebuah lupa? sementara kau tau, dalam denyutmu yang terbata, seseorang masih terus ada dan hidup–

===================&&&&&======================

kutulis namamu di di jantungku, tuan, kelak jika rentang waktu membuatku melupakanmu, degupku masih terus melafalkan namamu–

===================&&&&&======================

Page 7: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

selimut bertanya iba padaku, tentang sebuah nama yang kupanggil dan hujan yang tiba-tiba membasahinya sebelum huruf terakhir namamu selesai terucap–

===================&&&&&======================

kau tau yang diceritakan guling padaku? tentang rintihan pelan dan dekap erat yang kuperlakukan padanya saban malam–

===================&&&&&======================

baru saja bantal berbisik di telingaku sesaat setelah aku rebah, tentang sebuah nama yang kerap aku gumamkan dalam nyenyakku setiap malam–

===================&&&&&======================

seorang penyair patah hati ia bersedih karena tak diakui puisinya sendiri–

===================&&&&&======================

Page 8: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

aku percaya jika rindu tak pernah berbelati, tapi entah mengapa aku selalu terluka saat memelukmu kala merindu– bisa kau jelaskan padaku, tuan?

===================&&&&&======================

selalu ada engkau, tuan, hidup dalam puisi-puisiku, maka pahamkah kau, sesedih apa seorang penyair jika dipaksa mematikan kekasihnya dalam angan?

===================&&&&&======================

lalu apa kabarnya namaku?

yang pernah menetap di sudut kiri dadamu dan mengalir dalam denyutmu namun enggan kau nafasi–

===================&&&&&======================

kini, untuk mengusir sepi, aku kerap menulis ribuan puisi di atas jantungku sendiri, tentu saja! sambil menunggumu kembali–

===================&&&&&======================

Page 9: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

tidakkah di setiap malam ingatan2 tentang aku menggelitik puncak kepalamu, tuan?

===================&&&&&======================

akan kah ada hari dimana kau menemukanku berserak memenuhi pikirmu dan tersangkut di tiap kedip matamu?

===================&&&&&======================

aku rindu sebuah malam dingin yang kau bakar dengan ciuman2 tanpa henti~

===================&&&&&======================

tak perlu peluru untuk menjatuhkanku, segenap penolakanmu itu, tuan, adalah ribuan anak panah yang dibidikan tepat di jantungku–

===================&&&&&======================

Page 10: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

siang tengah berangin, sayang,

desaunya meniupkan sayup suaramu,

apa itu namaku yang kau sebut, tuan? seperti aku tengah mendo‘akanmu?

===================&&&&&======================

Entah bagaimana kau melakukannya,

Hingga kenangan itu tak pernah hilang dalam benakku..

===================&&&&&======================

tidak ada yang lebih indah daripada terbangun dengan ingatan telah terpuasi mencium bibirmu semalam—

===================&&&&&======================

sepertinya kamu masuk saat aku menguap karena ngantuk semalam, soalnya begitu aku bangun tadi pagi kamu sudah ada di hatiku–

===================&&&&&======================

Page 11: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

selamat pagi, tuan, semoga segala inginmu dikabulkan Tuhan, aminku akan selalu menyertaimu dari kejauhan~

===================&&&&&======================

ada yang ingin dihilangkan perempuan kemarau dari ingatannya, tuan, yaitu satu hari ketika malam membekukan dada dan sebuah perpisahan yang penuh uraian air mata tanpa sempat saling mengucapkan selamat tinggal–

===================&&&&&======================

karena tlah kukirimkan debar2 yang mewakili rinduku lewat beribu puisi untukmu, tapi kau tak pernah sempat mengeja katanya, bahkan sebagian besar lembar2 yang menguning tepinya dan pudar goresan penanya itu kembali lagi padaku lewat tiupan angin–

===================&&&&&======================

rasa rindu untukmu yang kutitipkan lewat awan ternyata tak pernah tiba di tujuan– rinduku jatuh berserak ditengah jalan~

===================&&&&&======================

Page 12: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

aku begitu merindukan setiap kau memanggilku dengan sebutan―pujanggaku‖ tapi aku lebih merindukan bila kau panggil aku ―perempuanku‖~

===================&&&&&======================

saya masih berharap kelak akan ada malam2 hangat yang bukan berasal dari perapian namun karena kita saling memeluk, saling mendekap, menggenapkan degub, melunaskan rindu~

===================&&&&&======================

nanti, saat langit mulai temaram dan kau lelap dipeluk malam, aku dan rindu boleh ya, datang bertandang di mimpimu? tak perlu kau ragu, aku dan rindu akan bergegas pulang sebelum matahari siang datang~

===================&&&&&======================

apa yang kau ingat tentang aku setiap malam menjelang? hangat yang kuhantarkan lewat pelukan atau senyum yang kulekatkan di bibirmu?

===================&&&&&======================

Page 13: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

sesungguhnya misteri apa yang hendak Kau sampaikan, Tuhan, atas dua hati yang saling menyayangi namun tak Kau takdirkan untuk saling memiliki?

===================&&&&&======================

selamat siang, sayang

boleh kupinjam punggung tangan kananmu? ada kecup bibirku yang ingin bertamu disitu~

===================&&&&&======================

terlalu banyak rindu yang tak dapat kuungkap dengan kata2 kemudian kutelan kembali hingga memenuhi dada– rasanya sungguh perih, Cinta! serupa menelan pecahan kaca~

===================&&&&&======================

selamat siang, sayang

boleh kupinjam punggung tangan kananmu? ada kecup bibirku yang ingin bertamu disitu~

===================&&&&&======================

Page 14: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

sebenernya sudah lama pengen bilang gini ke kamu; ―selamat pagi, sayang, pakai baju apa hari ini?‖ trus kamu jawab; ―kebetulan gak pake baju…‖ lalu saya tersenyum simpul disini :)

===================&&&&&======================

pasti Tuhan sengaja memberi saya rasa rindu yang tak terhingga, karena Tuhan ingin kerap mendengar saya mengadu dan bersujud padaNya~

===================&&&&&======================

Page 15: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Tuhan, mengapa rindu ini begitu candu dan enggan berlalu dari hidupku? Berkali2 aku coba memahami rindu ini, tapi berkali2 juga aku harus menyerah pada rasa rindu yang lebih berkuasa.

Mengapa Kau ciptakan rindu ini begitu menyiksa?

Setiap kali rindu bertandang, betapa ingin aku bisa memeluknya, Tuhan. Seketika bisa menghadirkan ketiadaannya lalu memeluknya lama2, kemudian. Bisa memeluknya secara utuh, bukan dalam percakapan, apalagi kuungkap dalam sebuah tulisan.

Namun nyatanya, tak ada yang bisa aku lakukan ketika rindu itu datang dan mendera. Yang kubisa hanya menahannya di dalan hati. Mencoba tabah dan berharap kelak rasa rindu ini akan terbalas. Tapi, ternyata aku tak pernah benar2 setabah itu, Tuhan. Rindu itu seolah menghujam hatiku berkali2 hingga menimbulkan rasa nyeri.

Sakitnya. Oh, sakitnya, Tuhan.

Lalu, sakit merindu ini kemudian menyadarkanku. Biarlah hanya aku yang merindu.

Page 16: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Untuk segala rasa yang belum tentu dia rasakan, dan untuk segala rindu yang tak pernah dia tau, aku meminta; jangan dia, Tuhan! jangan dia. Tak mengapa jika dia tak punya rasa rindu yang sama sepertiku. Cukup aku yang merindunya. Karena aku tak mau lelaki itu merasakan ngilu tersebab menanggung rindu dalam hatinya seperti aku~

===================&&&&&======================

aku tidak ingin melihat dia menangis lagi, meskipun itu berarti aku tak lagi ada di dalam hatinya~

===================&&&&&======================

maaf jika ketukanku di pintu hatimu membangunkan tidurmu, aku tak bermaksud mengganggu, aku hanya ingin bilang rindu~

===================&&&&&======================

tak ada yang bisa kulakukan kala rindu ini semakin terasa ngilu, hanya bisa mengadu saat sujud diatas sajadahku ~

===================&&&&&======================

Page 17: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

adalah mengabaikan luka, menikmati ngilu di hati namun tetap membiarkan namamu terus menerus berdetak– begitulah tabahku, sayang, dalam mencintaimu~

===================&&&&&======================

entah rasa apa yang tiba2 hadir siang ini hingga tangisku mengambang di kelopak mata dan bergegas kuseka dengan ujung kemeja–

===================&&&&&======================

Tuhan, apakah Kau ciptakan rindu setajam belati? rasanya seperti tersayat ketika aku merasakannya di dalam hati~

===================&&&&&======================

bisakah kita, sebentaaaarr saja, bicara berdua, meski bukan lagi bercerita tentang kita, bisakah?

===================&&&&&======================

Page 18: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

kalau rasa rindu itu serupa kayu, mungkin melupakanmu semudah membakar rindu hingga menjadi abu–

===================&&&&&======================

nanti malam, sebelum memejam, coba kau letakkan kepala di atas telapak tanganmu, lalu dengarkanlah!

…kau dengarkan, betapa ia sangat merindukan kedua tangan kita saling menggenggam, iya kan, sayang?

===================&&&&&======================

ucapanmu; ―aku, akan mengingatmu selalu‖ kerap ngiang ditelingaku, bahkan terdengar lebih jelas saat separuh hatiku mulai meyakini jika kau tlah melupakanku~

===================&&&&&======================

Page 19: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

lihatlah!

lihatlah, kasih! coba kau baca baik2, resapi dalam2, semua bagian terindah dari larik2 puisiku adalah saat aku melukiskan kau– hanya engkau!

===================&&&&&======================

coba kalian katakan! sekarang saya bisa apa?! tak ada yang bisa saya lakukan saat ini, kecuali hanya bisa rentangkan lengan– pasrah, menanggung tusukan panah2 rindu~

===================&&&&&======================

jika kau ada disini, kau dapat melihat jejak basah yang tertinggal di reranting bulu mataku, tapi kau tak kan bisa membaca sesak di dada ini yang saling beradu dengan bait2 sajak, mereka ingin ungkapkan rindu dan berharap terbalas dilain waktu~

===================&&&&&======================

Page 20: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

sayang, sajak2 ini bukan melulu hanya untuk mengungkapkan betapa rindunya hatiku

tapi juga agar semua orang bisa melihat bahwa aku amat sangat mencintaimu–

===================&&&&&======================

kuhela untaian rinduku dalam gelembung2 balon sabun, berharap dibawa angin sampai depan rumahmu rinduku pecah! tepat baru sejengkal di depanku~

===================&&&&&======================

jika kelak aku tak pernah kembali, atau mati, taburkan sekeranjang bunga pada sajak ini ya, rindu–

===================&&&&&======================

andai jarak bagi kita hanya serupa kaca tipis tembus pandang yang memisahkan antara kamu dan saya, mungkin kita masih bisa saling tatap meski tak bercakap–

===================&&&&&======================

Page 21: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

mendapatkan kembali hatimu ibarat mencari jarum di tumpukan jerami, tetap kucari meskipun melukai ujung2 jemari–

===================&&&&&======================

aku tak ingin ada telinga yang mendengar rahasiaku, termasuk telingamu aku bisikkan langsung ke bibirmu saja ya, rindu?!

===================&&&&&======================

baiklah! mungkin kau butuh waktu untuk bilang rindu, aku akan tabah menunggu, meski kelak, saat kau katakan rindu di hadapanku, kau bahkan bisa menghitung jumlah keriput di ujung mataku–

===================&&&&&======================

bahkan saya sudah tak mampu mengingat lagi, berapa banyak kau berhutang pelukan sejak kau pergi~

===================&&&&&======================

Page 22: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

tak ada alasan tertentu mengapa saya suka sekali menyentuh apapun yang pernah kau sentuh– entahlah, rasanya ada kebahagian tersendiri, seperti menyentuh bibir dengan jemari saya sore ini, misalnya~

===================&&&&&======================

pelangiku, mengapa enggan kau katakan rindu padahal kau merasakannya di sudut hatimu–

===================&&&&&======================

sampai maut mengecupku, aku pastikan telapak tanganku masih menyimpan debar dadamu~

===================&&&&&======================

tak beriak dan bergelombang air di lautan samudera jika tak ada kekuatan yang menggerakkannya, mustahil tak ada kuasa Tuhan kala cintaku

memilih jatuh padamu~

===================&&&&&======================

Page 23: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

tiba2 aku cemburu pada cangkir kopimu, selalu dapat merasakan bibirmu setiap pagi tanpa diminta–

===================&&&&&======================

kasihku, tangisku di tiap pagi itu, semata supaya aku tetap ingat bagaimana rasanya bahagia bersamamu~

===================&&&&&======================

kastengel buatan saya, asinnya saya pinjam dari tetes air mata yang selama ini jatuh~

===================&&&&&======================

puisiku, tepat malam ini, entah telah berapa purnama sudah, namun kerinduan masih begitu fasih terucap dari bibirku~

===================&&&&&======================

tiba2 ingin menciummu di bawah hujan, agar tak hanya diriku yang basah… ah!

===================&&&&&======================

Page 24: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

ketika kukatakan rindu, itulah caraku mengakui aku rapuh tanpamu~

===================&&&&&======================

masihkah bisa cintaku disebut sederhana jika rindu sudah berlebihan begini?

===================&&&&&======================

lagi, kau bilang tak suka melihatku menangis bagaimana tidak, belum kau cabut duri pedih dalam hatiku yang terlontar dan lukai hati sejak kepergianmu~

===================&&&&&======================

akulah kupu2 yang kehilangan jalan pulang

karena terlalu lelah mencari cinta yang hilang~

===================&&&&&======================

Page 25: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

seorang perempuan meletakkan cintanya di atas altar keabadian dan menunggu hingga Tuhan mengambilnya sebagai puisi karena tak tahan menanggung sakitnya patah hati~

===================&&&&&======================

di pekat kopimu, kasih, dapatkah kau rasakan kerinduanku? yang pahitnya bahkan mampu menitikan air matamu~

===================&&&&&======================

kelak aku akan bercerita tentang kisah cinta kita pada anak dan cucu, aku tak hanya bercerita tentang kisah yang kutulis tapi juga kan kuceritakan tentang bersama siapa kutulis kisah itu~

===================&&&&&======================

Page 26: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

ajari aku terbang peter pan! ajak aku mengitari duniamu tempat dimana tak pernah ada rasa kecewa dan sakit hati– kenalkan juga aku pada si mungil tinkerbell! kan kuminta ia mengajariku lagu yang indah hingga terlupa pada pedihnya merindu~

===================&&&&&======================

aku kuyup disiram bahagia saat kau bertanya tentang kabarku kemarin– basahnya masih belum kering hingga detik ini~

===================&&&&&======================

saat ini, aku hanya bisa berikan kamu cinta bukan raga– kubiarkan rasa bicara untuk merentas jarak yang membentang, dan masih, rindu ini untukmu~

===================&&&&&======================

Tuhan, dosakah hamba, bersajadahkan perih dan berkiblat pada cinta

jika godaan kenangan terus bertamu?

Page 27: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

===================&&&&&======================

meskipun kita urung mengunjungi tempat ini di suatu masa dulu

meski kini ku hanya bisa memandangnya sendiri tanpamu di sampingku

namun tak lupa kuhadirkan lewat mataku agar kau tetap dapat menikmati

indahnya rindu, meski dari tempatmu berpijak–

===================&&&&&======================

merindukan orang yang tak merindukan saya, rasanya seperti memeluk kaktus, semakin dipeluk semakin saya merasa sakit–

===================&&&&&======================

disaat aku tak bisa memelukmu seperti saat ini, aku selalu meminta Tuhan memelukmu untuk aku melalui untaian do‘a~

===================&&&&&======================

siang ini, aku sedang berusaha keras membayangkan tidak membayangkanmu

Page 28: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

ah, susahnya!

===================&&&&&======================

aku bangun pagi ini dengan mengenakan senyum manis yang kupetik dari mimpi indah saat bertemu denganmu semalam

===================&&&&&======================

jika suatu ketika kau datang nyatakan rindu, aku janji akan menghapus garis horizontal cakrawala hingga matahari tak dapat kembali keperaduannya supaya kita terperangkap dalam hari yang sama selamanya~

namun jika kau datang bilang tak rindu lagi, aku janji akan pergi dengan langkah kaki perlahan agar kau punya kesempatan berubah pikiran~

===================&&&&&======================

andai kau udara, aku adalah paru2 yang menggeliat terbakar jika kau tak menyebar penuhi rongga dadaku~

===================&&&&&======================

Page 29: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

andai kau bumi, jadi apa sajalah aku! agar grafitasi selalu menarikku jatuh ke pelukmu tanpa rasa malu~

===================&&&&&======================

karena selepas senja, aku hanyalah seorang yang suka dibelenggu kenangan dan memenjarakan diri pada sepi~

===================&&&&&======================

selamat pagi, tuan?

mau minum apa pagi ini? secangkir hangat mentari atau… ah, ya! kau tak hendak apa-apa, hanya ingin singgah sejenak bukan?

===================&&&&&======================

tiap malam, setelah lampu kamar kupadamkan, dengan sengaja kemudian aku merindukanmu dalam diam–

===================&&&&&======================

Page 30: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

barangkali, doaku hanya gumam lirih yang seringkali disalaharahkan angin,

hilang sebelum ia sempat mampir di kotak surat Tuhan–

===================&&&&&======================

duhai, hatiku dan pikiranku yang hingga jam segini masih memikirkan seseorang, istirahatlah… selamat tidur kalian~

===================&&&&&======================

tidakkah di setiap malam ingatan2 tentang aku menggelitik puncak kepalamu, tuan?

===================&&&&&======================

akan kah ada hari dimana kau menemukanku berserak memenuhi pikirmu dan tersangkut di tiap kedip matamu?

===================&&&&&======================

baru saja memandangi foto lama kita berdua kiriman seorang teman, entah kenapa tiba2 rasa cinta dan rindu saya jadi berkali2 lipat lebih kuat setelahnya~

===================&&&&&======================

Page 31: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

setelah seumur tunggu menanti, kini rinduku tak lagi banyak meminta, sekarang ia hanya merapal namamu berulang2 seperti sebuah do‘a~

===================&&&&&======================

coba kemarikan bibirmu, puan! biar aku tau serindu apa dirimu padaku‖ ujar lelaki hujan pada perempuan kemarau–

===================&&&&&======================

jika rindu adalah penjara, mengapa aku masih sanggup mendekam di dalamnya?

===================&&&&&======================

adakalanya saya ingin bisa kembali ke masa itu, dimana saya hanyalah seorang gadis dungu yang hanya tau cara mencintaimu–

===================&&&&&======================

matikan saja lampu kamarmu sebelum matamu mengatup malam nanti

Page 32: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

dalam gelap, cukup rasai keberadaanku, namun kau tak perlu tau betapa remuk hatiku disini merindukanmu–

===================&&&&&======================

aku selalu ingin bertanya padamu, daun, apa yang bumi bisikkan padamu hingga kau rela jatuh mencium kening tanah?

===================&&&&&======================

barangkali rinduku umpama surat cinta yang dimasukan dalam botol, sesering apapun aku melarungnya di pantai, ombak menghantarkannya kembali ke ujung kakiku–

===================&&&&&======================

jika takdir yang tertulis di garis tanganmu bukan namaku, apa kau akan mengguggat Tuhan karena membiarkan aku mencintaimu?

===================&&&&&======================

Page 33: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

apakah dengan menghela napas panjang sesak ini bisa berkurang?

===================&&&&&======================

selamat malam, tuan, selamat memejam

tidur lelaplah malam ini, semoga kau tak terjaga oleh riuh celoteh huruf2 dari sajak2 perih yang tak pernah rampung kutulis–

===================&&&&&======================

separuh dari saya masih menempati tubuh seseorang namun tak lagi pernah lagi ia detakkan–

===================&&&&&======================

Page 34: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

bila kau memintaku untuk pergi menjauhimu,

tentu aku akan memulainya dengan berjalan mundur, selangkah demi selangkah sambil menatap tanganmu melambai, hingga tak terasa jika kemudian pipiku basah, mulai menangis tanpa suara hingga terisak begitu sosokmu mengecil direntang jarak,

bila kau memintaku untuk pergi menjauhimu, diam2 aku selalu menyimpan harap, jika sesungguhnya, sepuluh langkah mundurku, kau kurangi dengan selangkah maju kakimu~

===================&&&&&======================

Page 35: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

apa kau membenciku? seingatku, kau pernah bilang jika kau mencintaiku

apa kau kini tak lagi merindukanku? kau pasti ingat, kau dulu pernah begitu merinduku

apa saat ini kau sedang lari dariku? padahal dulu kau pernah mengejarku

apa kau rela aku menitikkan air mata? Setahuku, bahkan kau tak rela melihatku bersedih

apa kau berniat mengacuhkan aku? tentu kau lebih tau bagaimana rasanya tidak diperhatikan

apa kau ingin melupakan aku? bahkan dulu hari2mu selalu dihiasi aku

itu hanya enam tanyaku untukmu, dan bila kau masih lupa pada apa2 saja yang pernah kau ingat tentang aku, kau boleh tanyakan padaku

–aku pemilik ingatan yang baik tentangmu–

===================&&&&&======================

Page 36: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

tidak, kalian tidak salah! jika disebut ‗pujangga yang tersalib ayatayatnya sendiri‘ lalu kalian serentak menoleh kearahku–

===================&&&&&======================

…ternyata benar, selama ini sajak saya tak bertuan!

barangkali kau enggan, karena liriknya terlampau lirih, serupa isak dan erangan tertahan–

===================&&&&&======================

Selamat ulang tahun, lelaki puisi

maaf, tidak ada kado istimewa untukmu, hanya ada barisan do‘a dan puisi sederhana di kotak yang berpita jingga~

===================&&&&&======================

dadu telah digulirkan Tuhan untuk kau dan aku, kini kita mengerti siapa yang harus pergi dan siapa yang harus meninggalkan–

===================&&&&&======================

Page 37: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

tidaklah mengapa, kan kusebut namamu selalu dalam tiap do‘a meski seribu do‘a yang kupanjatkan takkan pernah cukup membuatku bahagia karena aku tak pernah mungkin menjadi takdirmu~

===================&&&&&======================

jika memang sudah tak cinta, jangan kau lupa bahwa dulu kita pernah berusaha ada~

===================&&&&&======================

saya tak pernah keberatan jika kau memenuhi kepala saya setiap hari, tapi tolong bergeser agak ke kiri sedikit, sayang, biar kepala saya rasanya gak berat sebelah–

===================&&&&&======================

…lantas, jika kau pilih sunyi sebagai bahasamu, lalu bagaimana bisa kuterjemahkan rasa di balik dadamu?

apa aku harus terus menerka?

===================&&&&&======================

Page 38: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

jika kau mulai menyangsikanku dan menganggap aku mulai melupakanmu, coba sekarang kau katakan,

di bait yang mana aku tak menyertakan namamu dalam puisiku? bahkan setidaknya lima kali aku melafazkanmu dalam setiap lima waktuku~

===================&&&&&======================

kau tau apa inginku, sayang? bisa mengintipmu dan mencuri dengar semua permohonanmu pada Tuhan tiap malam~

===================&&&&&======================

bagaimana kau bisa membunuh mati kenangan, tuan? sementara aku, tlah menikamnya berkali2, tapi ia hidup lagi dan lagi–

===================&&&&&======================

aku rindu sebuah malam dingin yang kau bakar dengan ciuman2 tanpa henti~

===================&&&&&======================

Page 39: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

sesungguhnya aku tak pernah takut kau tinggalkan, yang aku takuti, tuan, aku tak pernah kau cintai–

===================&&&&&======================

setidaknya kau paham akan isyarat hujan, tuan, lalu melayangkan tanya;

―senja yang gerimis di kotaku, kau tak sedang menangis kan, puan?‖

bukan justru merutukinya–

===================&&&&&======================

pada hujan yang belakangan kerap turun di kotamu, tidakkah kau dengar celoteh kaki2 mereka yang tak pernah selesai membicarakan rinduku?

===================&&&&&======================

kau ingat, saat aku memintamu untuk tetap setia hingga aku kembali untuk menemukan cinta kita yang hilang? semua berakhir menyedihkan, dan cinta itu, tak pernah lagi aku temukan

===================&&&&&======================

Page 40: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

setelah sekian lama, masihkah sesekali kau mengingat aku, tuan, seperti yang kerap aku lakukan?

seperti malam ini, misalnya, dimana aku teringat masa2 kita masih saling mengirimkan ucapan selamat malam–

===================&&&&&======================

pada bab terakhir buku kenangan,

di halaman kesekian, tepat di lembar yang tepinya mulai menguning,

kita adalah sepasang masa lalu dari do‘a2 yang tak dikabulkan Tuhan–

===================&&&&&======================barangkali, kita berdua hanyalah 2 pengunjung kedai kopi yang harus berbagi meja yang sama, menanti hujan reda sambil meneguk kopi tanpa saling bicara, meski sebelah tangan kita yang lain mencari hangat dengan saling menggenggam dibawah meja–

===================&&&&&======================maafkan, tuan, bukan tak hendak aku membicarakan tentang musim yang tak jelas, tapi saat ini hatiku benar2 terlalu nyeri untuk bersuara,

Page 41: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

ia sedang ingin memendam sakit dalam diam–

===================&&&&&====================== ―begitulah, sayang, rasa sakitnya dilupakan oleh seseorang yang tak bisa kau lupakan‖

―puan, masih ada waktu untuk melupakan sebelum kau benar2 dilupakan‖

demikan suara yang riuh menyeru berulang2 tanpa jemu dalam kepalaku–

===================&&&&&======================kau tau apa yang sering kutakutkan, tuan?

akan datang hari dimana kau tak lagi merindukanku dan meninggalkan namaku tertulis di atas pasir menanti ombak datang menyapunya hingga tak berbekas–

===================&&&&&======================

mendekatlah cinta.. dengan keromantisan yang maha sempurna coba kuucap lewat sajak seperti biasa namun tak cukup kata menjelaskannya.. rasa ini..entah apa.. mendekatlah cinta

Page 42: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

dan kaupun akan merasakan getar yang sama.. September '13

===================&&&&&======================

Cinta itu adalah ketika kita sanggup merelakan seluruh kesempatan kita untuk berbahagia demi melihat kebahagiaannya meskipun pada akhirnya yang tersisa untuk kita hanya kepedihan dan luka yang dalam untuk waktu yang sangat lama..

===================&&&&&======================

untuk laki-laki terbaik ciptaan Tuhan yang dikaruiakanNya untuk hidupku, Panjangnya waktu yang kita lalui, banyak rasa berganti yang menyertai kita, membuat aku semakin mengerti, tidak pernah ada gunanya mencoba membandingkan kamu dengan siapapun di muka bumi ini, karena sejauh apapun aku melangkah, semakin aku menyadari, bahwa yang terbaik telah menjadi milikku..

===================&&&&&======================

Dalam hidup ini akan selalu ada orang yang tak akan pernah berhenti mengecewakanmu. Namun tetaplah

Page 43: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

berbahagia, belajarlah memaafkan dan melupakannya..

===================&&&&&======================

Pernahkah sempat terpikirkan..betapa kau telah meninjuku dengan jutaan kepedihan, bahkan sebelum aku sempat menyelesaikan satu ciuman..

===================&&&&&======================

Kemanakah puisimu-wahai penyair? Tentang setangkai lili yg kau petik dan membiarkannya layu.. Tentang dawai kecapi yang mengalun tanpa bunyi.. Tentang gadis kecil yang terlena dengan rayu.. Kemanakah kau-penyair? Setelah rinduku ruah dengan cinta.. Ragaku lunglai menghamba.. Jiwaku membuncah harap cinta.. Mati perlahan..memendam dalam diam..

===================&&&&&======================

Perhatikan aQ, tuan!!!teLah kuGenggaM aPi..membeNamkan diri daLam duRi..meMuntahkan nanaH berkaLi-kaLi..kuMatikan fungsi mata, teLinga daN raGa..

Page 44: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

PeRhatikan aQ tuan...teLah menjaDi serPih..terPuruk daLam iLusi ciNtamu Ÿª♌g giLa..Lalu dihaNtam eGo mu Ÿª♌g taK berupa..meLepas napas seKaLiLagi...untuk pasRah menunggu mati..

===================&&&&&======================

Setenang sumsum dalam tulang, berdiamlah; menjaga rahasia katakata. Kebahagiaan terasa lebih nyata tanpa dilafazkan oleh lidah..

===================&&&&&======================

Malam begitu tenang, saat semesta tak dihiasi bintang. Rindu menjelma kunang-kunang, gemerlap di langit yang lengang.

===================&&&&&======================

Hanya sebutir debu..Ÿª♌g tak perlu mendapat perhatian apapun dr ku..

===================&&&&&======================

Sekecup saja!!!LaLu jaNtungQ terACuni oLeh biSa dR bibirMu..meNgaLiRkan birU kedLm hatiQ..mEnjadiKanku kAku..mEnggeLepar dLm siKsa rINdu..

Page 45: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

===================&&&&&======================

kM tuh emang KONtraktor yG heBAt..saLuuuttt bAnget...cuKup deNGan tErsenyum sAja kM nya uDAh beRhasil memBangun IStana ciNta dihatiQu...(i Luv u...)

===================&&&&&======================

ketika cinta sejati pergi hingga tak kembali..dan satu masa kemudian menemukan seseorang yang dapat menerangi jalan dalam kegelapan..sesungguhnya hanyalah itu...'Dia hanya mampu sebatas itu bagi hati dan jiwa yang ditinggal cinta'...Tak kan mampu mengembalikan sayap-sayap yang telah patah..tak kan mampu menyinari jiwa... Tak kan bisa memberi bahagia...dan lalu yang tersisa hanya lara dan rasa nelangsa

===================&&&&&======================

Wahai pesona nan memikat jiwa tiap titik yang menyatukanmu begitu sempurna hingga bersinmu mampu membuatku ternganga.. Indahnya

===================&&&&&======================

Page 46: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Membiarkan Aku 9 Agustus 2012 pukul 12:48

Saat aku menggelepar dalam rindu

Kau mungkin bahkan tak tau

Berusaha untuk tak melihatku

Membiarkan Aku..

Saat aku menggigil dalam desah rindu

Kau justru berlalu

berlari jauh dari hadapanku

Membiarkan Aku...

Saat aku berteriak histeris dalam rindu

Kau menutup kedua kupingmu

Dan membalasku dengan syair bahagiamu

Dan Membiarkan Aku..

Page 47: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Saat aku sakarat dalam palung rindu

Kau menutup matamu

Hingga aku hilang tenggelam dalam ratapku

Kau tega..Membiarkan aku..

Mengapa tidak ambil saja belatimu..

Hujamkan tepat kejantungku..

Aku tidak akan melawan...

aku akan MEMBIARKANMU...

Tapi hanya untuk itu...

"BUNUH SAJA AKU.."

===================&&&&&======================

sejatinya, kau dan aku sama2 punya kelemahan, tuan

dimana kelemahan aku ialah tidak bisa cepat melupakan,

Page 48: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

sementara kelemahanmu, tak terlalu dapat lama mengingat–

===================&&&&&======================bukan!

bukan karena aku mengunci ucapku, apalagi menjahit bibir dengan diamku, kelak jika kau dengar ada lengang yang panjang saat kau meneleponku, barangkali itu karena aku sedang tersipu, atau bahkan aku sedang sibuk menyeka air mataku–

===================&&&&&======================jangan pernah menjawab rinduku dengan isyarat, tuan,

perempuanmu ini, bahkan tak pandai menerka gelagat yang dibawa cuaca,

kecuali membaca awan gelap yang kerap menjatuhkan tangis di jendela matanya saat rindu menikam dada kirinya berkali2–

===================&&&&&======================…lantas perempuan itu menunggu kekasihnya melepas balon yang tinggal empat untuk kemudian memegang tangannya erat2–

Page 49: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

===================&&&&&======================di tiap bulan celurit, aku masih sering mengaitkan rindu pada sabit, tapi, tetap saja isyaratku tak kau lihat hingga rembulan pamit–

===================&&&&&======================

aku membayangkan saat ini wajah kita sedang tidak berjarak, dan bibirmu, tuan, hanya sejarak satu lumatan–

===================&&&&&======================

Saat rindu sudah keterlaluan begini, aku suka membayangkan memiliki dua sayap agar bisa sejenak pergi menemuimu, sesaat kemudian bisa kembali lagi–

===================&&&&&======================

tuan, disini, di dada kiriku, ada rindu luar biasa yang tak lagi mampu kutahan, padamu, kau simpan di dadamu sebelah mana rasa seperti itu?

===================&&&&&======================

boleh aku bertanya, tuan? kau apakan dadamu saat terbakar rindu seperti yang

Page 50: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

kurasakan sore ini? kau kubur dalam2 atau kau larung dan hanyutkan?

===================&&&&&======================

begini saja, anggaplah saya mencintaimu adalah suatu kesalahan, agar saya punya alasan untuk minta maaf ke kamu, bagaimana, hm?

===================&&&&&======================

barangkali, tuan, kesepian diciptakan Tuhan sebagai ruang lengang tempat segala kenangan datang bertandang–

===================&&&&&======================

coba kau menoleh ke arahku sebentar, tuan, tidak! aku tak hendak apa2, hanya ingin sekedar menitipkan rindu di sudut kiri dadamu–

===================&&&&&======================

gerimis semalam, menghantarkan rindu yang kedinginan pagi ini,

sudikah kau peluk sejenak, tuan?

===================&&&&&======================

Page 51: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

barusan dapat pesan singkat dari kotamu lewat semilir angin sore yang masuk melalui jendela yang menghadap ke barat; ―kapan kemari? aku kangen‖ gitu katanya~

===================&&&&&======================

risau itu, tuan, ketika kau tetap memilih diam sepanjang masa, sementara aku sekarat ditikam rindu berkali2–

===================&&&&&======================

kau tau, sayang,

andai memutar waktu semudah aku mengaduk secangkir teh dari kanan ke kiri,

aku ingin kita dipertemukan kembali sebagai sepasang kekasih yang saling meneriakkan rindu~

===================&&&&&======================

kau tau bagaimana sepi yang aku rasa, tuan? sepi yang paling sunyi melebihi kesepian yang dikisahkan si tua Yunus ketika ia berdiam di perut paus–

===================&&&&&======================selamat pagi kanda, sesubuhan tadi rinduku tlah berceloteh riuh, meluap2 tak lagi tertampung hati,

Page 52: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

sudahkah ia bertemu dan menyapamu pagi ini?

===================&&&&&======================

Aq selalu berpikir bahwa aq adalah perempuan Ÿª♌g cukup sabar dan Gåªk akan pernah maraah atau emosi membabibuta,,ternyata situasi memanaskan hatiku juga,, Aq belum sesabar itu ternyata...astagfirullah...astagfirullah...astagfirullah,, Aq berlindung pada-Mu Ɣªª َالّلَه dari segala keburukan dunia,,

===================&&&&&======================

Jika seorang wanita bertanya tentang suatu hal kepadamu, jujurlah; besar kemungkinan dia bertanya karena dia sudah tahu jawabannya..

===================&&&&&======================

Aku tak pernah berniat untuk menyembah berhala cinta lalu berdoa dan berharap semoga ia dapat menyembuh segala luka (seperti Hawa tercipta untuk Adam, seperti itu pula

Page 53: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

aku membutuhkanmu; agar aku tak merasa sendirian dan kesepian.)

===================&&&&&======================

Entah bagaimana dan mengapa..aq hanya akan terlelap ketika tidur dalam ruang. Penuh aroma keringatmu....

===================&&&&&======================

Aku ingin bermalam pada ruang hitam di bola matamu. sebab gelapmu, sayang, mampu lelapkan lelahku....

===================&&&&&======================

semestinya kau beri aku peringatan di awal, tuan, sebelum aku memutuskan singgah di hatimu, hingga aku tak tersesat dan lupa jalan pulang–

===================&&&&&======================langit mendung siang ini, saya tebak serupa tangis perempuan yang tak jadi pecah namun hanya mengantung di tenggorokan –tercekik–

Page 54: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

===================&&&&&======================maaf aku tak menemanimu terlelap hingga terlihat mataku masih sembab saat kau menatap,

semalaman aku asik berbincang dengan Tuhan, memohon agar Ia tetap merahasiakan segala do‘a dan air mata yang selama ini kucurah untukmu–

===================&&&&&======================aku sungguh paham, puan, kau rindu aku, sama seperti aku rindu padamu, tapi ada beberapa hal yang memang lebih baik tidak diteruskan…‖ bisik lelaki hujan–

===================&&&&&======================

barangkali rinduku akan kotamu seperti sebuah bangku taman di tengah kebun tandus, yang setiap saat mencoba mengingat wangi aroma musim semi–

===================&&&&&======================apa kau masih ingat hangat mentari yang pernah kita rasakan di suatu pagi di tepian sebuah danau? tau kah kau, sayang, jika hangat itu dibuat dari rajutan peluh yang kita lenguhkan semalaman?

===================&&&&&======================diamlah, puan! bukankah untuk mencintai kau tak

Page 55: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

perlu tau apa2? lagi pula walau rinduku diam, tapi aku dengar saat hatimu meneriakkan aku berulang2″

―baiklah, tuan, aku akan diam– dan jika suatu saat rindu yang kau sembunyikan disitu kau rasakan semakin menyakiti dadamu, kau tau kemana mencari aku…‖

===================&&&&&======================kau tau yang dilakukan embun dan hujan padaku subuh tadi, tuan? mereka bersekongkol menghampar dingin hinga gigil memaksaku ingat akan hangatmu–

===================&&&&&======================Selamat siang,

Sudah mengingatku berapa kali hari ini, tuan?

Siang ini, aku sedang duduk di beranda dan membuka ingatan tentangmu. Tentang kita.

Seperti yang kau tau, aku gemar sekali mengingatmu. Jika ada waktu, aku selalu menyempatkan diri untuk mengingatmu walau sedetik saja. Mengingatmu, entah mengapa, selalu saja mendatangkan rasa bahagia tersendiri bagiku.

Dan siang ini, ada ingatan yang hendak aku putar kembali tentang kita di sini. Tak apa ya, aku

Page 56: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

menuliskannya langsung pada bagian yang aku suka? karena aku begitu senang mengingat bagian ini yaitu pada saat pertemuan kita. Ya, semoga kau tak keberatan.

Tentu kau masih ingat, betapa kita berdua kemudian serupa adam dan hawa yang baru dipertemukan kembali oleh Tuhan setelah dipisahkan dari firdaus selama beribu2 tahun. Saling berbagi cerita tentang dunia yang kita arungi sebelum akhirnya kita bertemu. Meski obrolan kita terasa canggung diawal pertemuan, tapi jelas, baik aku maupun kau, tak ada yang ingin berpisah. Entahlah, bersamamu, membuat dada ini merasakan lagi hangat cinta. Aku betah dan tak ingin pergi menjauh. Barangkali begitu juga denganmu. Seolah aku besi dan kau magnet.

Tapi ada alasan kuat yang mengharuskan kita untuk kembali berpisah. Kita, eemm… maksudku, kau kemudian menyadari sepenuhnya jika pertemuan ini tak boleh terjadi. Kemudian kau meminta agar kita berusaha saling berlari menjauh dan mulai saling melupakan. Baiklah, kuturuti maumu. Aku berusaha berlari menjauh sekuat tenaga seperti maumu, meski tetap aku rasakan ada rantai pemberat di kaki yang membuatku sia2 berusaha melarikan diri darimu.

Page 57: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Dan setelah sekian lama berusaha, aku tau, kau berhasil melakukannya. Kulihat kau baik2 saja setelah perpisahan itu. Sementara aku, masih terseok2 menjalani hari2 menyiksa perpisahan kita. Termangu. Meringkuk mengasihani nasib sambil membiarkan hujan jatuh dan memburamkan kedua jendela mataku.

Berbeda denganku, kau rupanya berusaha lebih baik dari aku. Kau memilih menyingkirkan kenangan, menghapusnya meski dulu kau pernah memahatnya demikian indah di dinding hatimu.

Tak pernah sedikit pun kau mengatakan perasaanmu tentang cinta atau pun rindu seperti yang masih demikian nyeri aku rasakan ketika kenangan2 tentang kita melintasi ingatan.

Tapi jika kau menyangka tak ada lagi cinta yang aku rasakan, tak pernah ada luka yang tercipta karena perpisahan, dan menyangka waktu telah menyembuhkan segalanya, kau keliru, tuan.

Aku tak pernah bisa sepertimu. Adalah aku, yang berpura2 jika selama ini aku baik2 saja. Adalah aku, yang berpura2 tak pernah ada luka dan seolah waktu telah menyembuhkan segalanya. Itu kulakukan agar kau bahagia. Agar kau tak lagi merentangkan jarak

Page 58: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

terlalu lebar di antara kita. Agar tegur sapa yang selama ini tlah terjalin, lama2 tak pupus oleh satu kata yang kita sebut perpisahan.

Berkali2 tanya singgah di hatiku, apa kau memiliki rasa yang sama seperti aku? Apa kau sering membohongi diri sendiri dan diam saja ditusuk2 sepi? Apa kau tetap memilih tak mempercayai cinta yang diam2 masih mencengkram di hatimu erat2? Entahlah–

Tuan, demikianlah aku mengingatmu. Dan tau kah kau, apa yang aku pikirkan sekarang? Dalam tiga tahun terakhir sejak aku terakhir kali melihatmu, dan kau melihatku, pernah kah kau mengingat aku?

===================&&&&&======================tersebab kita tak mungkin bisa bersama maka saya selalu menuliskan puisi, dunia dimana kehidupan bisa diatur sesuai mau saya–

===================&&&&&======================tidak, hujan sudah cukup membasahi jalan2 sore ini, tuan, tak akan kugenapi lagi dengan airmataku–

===================&&&&&======================nanti malam sempatkan mengunjungi aku ya, sayang,

Page 59: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

sebab jika sedang demam tinggi begini, bibirku terlihat lebih merah dari biasa–

===================&&&&&======================seperti halnya aku, mau kah kau bertahan, tuan, untuk saling mencinta meskipun kita ditakdirkan untuk tidak saling memiliki?

===================&&&&&======================selamat siang, tuan

selamat menikmati hari rabu

saya? …jangan khawatir, getting better and bette

===================&&&&&======================…karena tidur adalah cara paling mudah untuk bertemu denganmu, maka izinkan saya memejam dulu ya, sayang… semoga nyeri ini seketika hilang begitu saya terbangun nanti. do‘akan ya!

===================&&&&&======================pelukan, sayang, membuatku sadar betapa ajaibnya sepasang lengan, bisa menghangatkan sesuatu yang tak terlihat, meski hanya aku bayangkan–

===================&&&&&======================rasanya pengen banget nelepon, trus denger kamu

Page 60: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

bilang, ―besok sembuh ya!‖ hah! tapi kaya‘nya cuma bisa dibayangin aja deh, karena percuma juga nelepon kalo hatimu sudah gak aktif (˘_˘‖)

===================&&&&&======================aku bermimpi, tuan. kulihat cintaku terengah2 saat berlari mengejar cintamu, seperti selembar daun yang bertahan memeluk dahan saat musim gugur–

===================&&&&&======================betapa pun saya bilang cantik, kotaku ini, bagimu hanya sebuah etalase kusam di sebuah toko tua, tak memajang satu pun yang indah selain ingatan yang pedih–

===================&&&&&======================singgahlah di pagiku, tuan, mari kita bicarakan pelukan dan hal2 lain yang hilang setelah lenganmu melepas–

===================&&&&&======================tuan, aku sungguh bosan disetubuhi puisi, dalam diam yang tanpa aduh, kulihat kenangan telah demikian sekarat–

Page 61: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

===================&&&&&======================tetes rindu yang kupungut dari sisa genangan tiap kali hujan turun, kini perlahan mulai menipis, persediaan rinduku sudah mulai habis–

===================&&&&&======================sudah sore, sebentar lagi senja, jika kau berkenan, jangan lupa mengambil peluk yang sempat kutitipkan pada bayang sebelum senja hilang–

===================&&&&&======================cukup aku mencintaimu saja dalam diam, lalu mematikan seluruh harap dalam dada, begitukan maumu, tuan?

===================&&&&&======================tentu kau bisa membayangkan betapa menderitanya aku akhir2 ini, bila mana musim hujan tiba, sejak itu pula rinduku lebih lebat dari biasanya–

===================&&&&&======================/

―puan, tlah lebih dari tiga tahun, namun mengapa rindumu masih tetap ada?‖

―tuan, bisakah kau jawab, tersebab apa hujan turun bukan pada musimnya? serupa engkau, demikianlah aku tak mampu menjawabnya‖

Page 62: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

===================&&&&&======================sebenarnya saya paham sekali jika perbuatan saya membuka email setiap hari ini sesungguhnya merupakan perbuatan sia2, sama, sama seperti menuliskan tentang rindu yang tak pernah kau tau (˘_˘‖)

===================&&&&&======================seperti secangkir kopi yang pernah kita nikmati

bersama;

ada bayangan wajah kita berdua dalam kepulan asapnya,

ada manis kenangan yang ikut larut dalam tiap tegukkannya,

ada rasa hangat yang pas sehangat genggaman tangan kita,

…dan, ada pahit kenyataan di pangkal lidah sesudahnya–

===================&&&&&======================kau tau, tuan, bagaimana caranya bunuh diri tanpa harus menyayat pergelangan tangan?

cintailah orang yang salah–

Page 63: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

===================&&&&&======================aih, lihatlah! rindu yang cerewet ini asik bermonolog dalam kepala–

===================&&&&&======================tuan, aku sungguh lelah dicumbui puisi yang selalu menyajikan kesemuan,

sekali waktu, aku ingin nyata ciuman–

===================&&&&&======================tanpa kau tau, sesungguhnya yang membuatmu terjaga di setiap subuh itu adalah karena aku memanggil namamu pelan2 dalam tiap do‘a pagiku~

===================&&&&&======================tuan, bukankah ini lucu? bagaimana tidak, mencintaimu membuat saya merasakan kehilangan sesuatu yang sama sekali bukan milik saya~

===================&&&&&======================bila kau izinkan aku berpuisi dengan ciuman, tuan, maka kau bacalah dengan penuh kepasrahan~

Page 64: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

===================&&&&&======================aku mencintaimu secara rahasia tanpa ciuman tanpa sentuhan tapi tatap mataku membelai tubuhmu selalu bagai belaian seorang kekasih yang sedang mencinta

aku mencintaimu secara rahasia tanpa rayuan apalagi cumbuan tapi khayalku melayang memelukmu erat seperti pelukan kekasih dalam gairah yg bergelora

aku mencintaimu secara rahasia cintaku panas menyengat bagai kilatan api menjilati sebatang kayu kini dan selamanya hingga jiwaku lepas dari raga

===================&&&&&======================

Selamat siang,

Sudah mengingatku berapa kali hari ini, tuan?

Siang ini, aku sedang duduk di beranda dan membuka ingatan tentangmu. Tentang kita.

Page 65: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Seperti yang kau tau, aku gemar sekali mengingatmu. Jika ada waktu, aku selalu menyempatkan diri untuk mengingatmu walau sedetik saja. Mengingatmu, entah mengapa, selalu saja mendatangkan rasa bahagia tersendiri bagiku.

Dan siang ini, ada ingatan yang hendak aku putar kembali tentang kita di sini. Tak apa ya, aku menuliskannya langsung pada bagian yang aku suka? karena aku begitu senang mengingat bagian ini yaitu pada saat pertemuan kita. Ya, semoga kau tak keberatan.

Tentu kau masih ingat, betapa kita berdua kemudian serupa adam dan hawa yang baru dipertemukan kembali oleh Tuhan setelah dipisahkan dari firdaus selama beribu2 tahun. Saling berbagi cerita tentang dunia yang kita arungi sebelum akhirnya kita bertemu. Meski obrolan kita terasa canggung diawal pertemuan, tapi jelas, baik aku maupun kau, tak ada yang ingin berpisah. Entahlah, bersamamu, membuat dada ini merasakan lagi hangat cinta. Aku betah dan tak ingin pergi menjauh. Barangkali begitu juga denganmu. Seolah aku besi dan kau magnet.

Page 66: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Tapi ada alasan kuat yang mengharuskan kita untuk kembali berpisah. Kita, eemm… maksudku, kau kemudian menyadari sepenuhnya jika pertemuan ini tak boleh terjadi. Kemudian kau meminta agar kita berusaha saling berlari menjauh dan mulai saling melupakan. Baiklah, kuturuti maumu. Aku berusaha berlari menjauh sekuat tenaga seperti maumu, meski tetap aku rasakan ada rantai pemberat di kaki yang membuatku sia2 berusaha melarikan diri darimu.

Dan setelah sekian lama berusaha, aku tau, kau berhasil melakukannya. Kulihat kau baik2 saja setelah perpisahan itu. Sementara aku, masih terseok2 menjalani hari2 menyiksa perpisahan kita. Termangu. Meringkuk mengasihani nasib sambil membiarkan hujan jatuh dan memburamkan kedua jendela mataku.

Berbeda denganku, kau rupanya berusaha lebih baik dari aku. Kau memilih menyingkirkan kenangan, menghapusnya meski dulu kau pernah memahatnya demikian indah di dinding hatimu.

Tak pernah sedikit pun kau mengatakan perasaanmu tentang cinta atau pun rindu seperti yang masih demikian nyeri aku rasakan ketika kenangan2 tentang kita melintasi ingatan.

Page 67: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Tapi jika kau menyangka tak ada lagi cinta yang aku rasakan, tak pernah ada luka yang tercipta karena perpisahan, dan menyangka waktu telah menyembuhkan segalanya, kau keliru, tuan.

Aku tak pernah bisa sepertimu. Adalah aku, yang berpura2 jika selama ini aku baik2 saja. Adalah aku, yang berpura2 tak pernah ada luka dan seolah waktu telah menyembuhkan segalanya. Itu kulakukan agar kau bahagia. Agar kau tak lagi merentangkan jarak terlalu lebar di antara kita. Agar tegur sapa yang selama ini tlah terjalin, lama2 tak pupus oleh satu kata yang kita sebut perpisahan.

Berkali2 tanya singgah di hatiku, apa kau memiliki rasa yang sama seperti aku? Apa kau sering membohongi diri sendiri dan diam saja ditusuk2 sepi? Apa kau tetap memilih tak mempercayai cinta yang diam2 masih mencengkram di hatimu erat2? Entahlah–

Tuan, demikianlah aku mengingatmu. Dan tau kah kau, apa yang aku pikirkan sekarang? Dalam tiga tahun terakhir sejak aku terakhir kali melihatmu, dan kau melihatku, pernah kah kau mengingat aku?

===================&&&&&======================bisakah kau mendengarnya, tuan? mendengar yang

Page 68: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

aku teriakan dalam diam? apa kau bisa lihat aku? apakah yang kau lihat tentang aku, serupa dengan apa yang aku pandang tentangmu dari sini? kau terlihat indah dari sini, tuan, walau jarak terentang memisahkan dan tembok tinggi menghalangi pandangan. tapi, sampai kapan aku harus begini, tuan?‖

―puan, kau boleh bilang aku pengecut karena terus lari darimu, namun sesungguhnya aku bukan lari, aku hanya memilih untuk tetap berdiri disini dan mencintaimu dalam diam. kau tau bagaimana rasanya diam dan menahan segalanya di dada tanpa ada yang membekap? begitulah aku disini, puan. hening tak bersuara, meski ingin kumenjawab saat kau teriakan cinta. sampai kapan? entah‖

percakapan kita yang sempat kuingat dalam mimpi indah di tidurku semalam–

Page 69: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

===================&&&&&======================usai rintik2 yang turun dari awan reda, biasanya pada kaca jendela yang berembun, aku kerap menuliskan namamu dengan menyeret ujung telunjukku perlahan2.

tak cuma itu, aku juga sering kali menuliskan namamu dengan susu kental manis coklat di selembar roti sarapan pagiku.

melingkari bibir cangkir kopiku yang isinya tinggal separuh dengan ujung jari tengahku sambil anganku melayang membayangkanmu.

dan di malam2 sebelum terpejam, diam2 dari bawah bantal, jari manis tangan kananku menggerakan huruf demi huruf dari susunan namamu sambil meneriakkan ―aku rindu‖ dalam hati.

entahlah, sepeninggalmu, aku jadi gemar melakukan hal2 yang sekiranya bisa terus mengingatkanku padamu–

Page 70: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

===================&&&&&======================duhai Tuhan sang maha cinta, yang menghembuskan kasih pada hati setiap manusia di dunia, tolong pegangi hati hamba.

Tuhan, saya hendak mengadu tentang hati padaMu. hati yang senantiasa menangis dan menangis tiap malam dikala orang2 telah lelap tertidur. hati yang bilamana merasakan rindu, maka bayangan wajahnya mampu membuat saya menitikan airmata. selalu membuat saya sedih tiap kali mengingat namanya.

duhai Tuhan yang menguasai hati2 kami,

bukan hendak lancang padaMu, tapi saya ingin mengembalikan rasa sayang yang pernah Engkau hembuskan pada sekeping hati saya, karena rupanya saya tak sanggup lagi menahannya.

memang sudah semestinya saya bersyukur padaMu, Tuhan, karena masih diizinkan untuk mengecap rasa cintai di usia yang sudah tak lagi belia. kendati lelaki yang saya cintai tak pernah tau betapa besar cinta saya padanya.

duhai Tuhan yang menggenggam hati,

Page 71: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

puluhan tahun lalu Kau pernah tanamkan cinta di hati ini padanya. ternyata, sampai kini cinta itu masih tumbuh, padahal baik saya dan lelaki yang saya cintai itu tak lagi mungkin saling mengikat cinta. cinta itu telah lama tertanam hingga akarnya begitu dalam menghujam. cinta itu kerap kali melontarkan diri saya ke masa lalu saat pertama bertemu. karena itu, jika cinta ini hanya mendatangkan kemudharatan bagi saya dan dirinya, hapuskanlah cinta ini dari hati kami saat ini juga. hapuskanlah, agar saya berhenti mendzalimi diri saya sendiri dengan mengharapkan cintanya.

duhai Tuhan yang Maha Kasih,

tentu Kau mengerti kesedihan yang saat ini saya rasakan. kesedihan hati yang entah kapan akan pergi. bahkan Kau bisa melihat, seolah seseorang telah dengan sengaja menyiramkan seember air di kedua mata saya ketika akhirnya hati saya memutuskan untuk memintaMu untuk mengakhirnya.

Page 72: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

dulu, saya masih mengira jika rasa ini kelak akan pupus seiring masa. tapi rupanya saya salah. kini sudah memasuki tahun keempat, Tuhan. dan dalam kurun waktu yang demikian panjang, bukankah semestinya semua sudah terjawab?

duhai Tuhan,

ketika saya dijatuhcintakan pada lelaki itu, hati saya tak kuasa menolak. Menekuklututkan hati saya pada hati lelaki itu sesungguhnya adalah kehendakMu, Tuhan. maka, jika Engkau menghendaki saya tetap mencintainya untuk seratus tahun lagi, berikanlah saya kesabaran dan keikhlasan dalam mencintainya.

ajari saya, Tuhan, untuk belajar mencintai lelaki itu dalam diam, mencintainya dari kejauhan, mencintainya dalam kesederhanaan hati dan keikhlasan. jadikan diam saya ini sebagai salah satu bukti cinta dan kesetiaan saya padanya.

Page 73: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

sepanjang saya mencintai dalam diam, barangkali saja Engkau berkenan membuat harapan itu menjadi nyata suatu masa. akan tetapi bila Kau tak memberi kesempatan, berikan saya kekuatan untuk tetap mencintainya dalam diam. biarkan ia menjadi kenangan tersendiri dalam hati saya dan tetap menjadi rahasia kita berdua, antara saya dan Engkau, Tuhan.

===================&&&&&======================dear kanda,

boleh aku minta waktumu sebentar? ada beberapa tanya yang hendak aku sampaikan padamu.

tidak, tidak… aku tak akan menyita waktumu terlalu lama. mungkin hanya akan menunda waktu kerjamu lima menit saja. oia, sudah juga kuseduhkan dua cangkir kopi untukku dan untukmu yang bisa kau nikmati sembari aku bertanya.

begini, kanda…

jika aku nanti menggenggam tanganmu saat kita bertemu lagi entah kapanpun itu, sekedar untuk mengulur waktu karena aku masih rindu,

Page 74: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

kira2 kau suka atau marah?

apabila namamu yang kusebut sebelum aku lelap tertidur setiap malam dan namamu juga yang aku ucapkan tiap kali aku membuka mata,

kau suka atau marah?

kemudian jika aku ingin memelukmu dalam temu nanti untuk redakan debar dan tawarkan semua duka yang selama ini tertunda dalam dada,

kira2 kau suka atau marah?

lalu jika aku rebah sejenak di dadamu karena ingin mendengar apakah namaku masih kau denyutkan ditiap degub jantungmu,

kau suka atau marah?

jika aku suka melekatkan namamu tepat di belakang namaku pada sehelai kertas buram,

apa kau berkenan atau tidak?

jika suatu pagi aku mendapati bibirku lebih merah dari biasanya lalu aku mengira pasti kau yang datang dan melumatnya dalam mimpiku semalam,

Page 75: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

apa kau suka atau marah?

bila tiap pagi aku selalu membahasakanmu lewat kata2 yang terangkai hingga menjadi puisi lalu menikmatinya sambil ditemani secangkir kopi,

kau suka atau marah?

andai aku selalu berharap kau bisa mencintaiku seperti kau mencintainya,

kira2 kau mau lakukan itu atau tidak?

ketika hujan mulai sering datang berkunjung dan mendinginkan buku2 jemariku, lantas tiba2 aku begitu merindukan hangat genggaman tanganmu,

kira2 kau suka atau marah?

kalau aku berterus terang padamu jika aku masih terjebak dalam kemarau rindu yang tak berujung,

kiranya kau suka atau marah?

bila tiap senja aku membayangkan kita berdua duduk berdampingan ditemani dua cangkir teh yang telah aku siapkan sambil memandang senja dan berbincang tentang cinta,

Page 76: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

kau suka atau marah?

jika kubilang aku cemburu pada guling yang kau peluk tiap malam dan cermin yang kau tatap tiap pagi,

kiranya kau suka atau marah?

jika pada punggung tangan kananmu selalu ada dambaku untuk bisa menciumnya tiap pagi dan senja,

apa kau akan mengangsurkan tanganmu padaku atau kau akan marah lalu memintaku agar menghapus inginku itu?

ketika aku memohon pada Tuhan agar tiap kali do‘a yang kau panjatkan adalah namaku yang selalu kau pinta,

kira2 apa Tuhan akan meng-iya-kan mohonku?

ketika aku mensomasi Tuhan karena tak juga menuliskan nama kita berdua bersanding dalam buku takdirNya, lalu kemudian akhirnya Tuhan berkenan mengabulkan pintaku,

kira2 apakah kau akan marah padaku dan Tuhan?

Page 77: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

demikianlah beberapa pertanyaan yang kuharap kau berkenan menjawabnya meskispun sebenarnya masih banyak tanya yang ingin kusampaikan padamu, kanda, tapi melihat isi cangkirmu yang telah habis kau sesap dan kini hanya tinggal menyisakan ampas kopi di dasarnya, maka kucukupkan saja tanyaku sampai sini dulu.

Sebenarnya aku mau menyeduhkanmu secangkir lagi, agar kau bisa lebih lama duduk disini bersamaku sambil bercerita tentang segala rasa yang kini tak pernah lagi kita bicarakan bersama, tapi sayangnya, aku takut menyita waktu kerjamu lebih lama.

kanda, tak perlu kau menjawabnya sekarang karena kutau kau pasti sedang diburu waktu, tapi kau janji pasti akan menjawab tanyaku ini kan? nah! ini, telah kutuliskan semua pertanyaanku tadi pada secarik kertas agar kau tak lupa. simpanlah baik2 dalam sakumu, barangkali kau nanti ingin membaca ulang pertanyaanku lagi di waktu2 luangmu sebelum kau menjawabnya nanti.

baiklah, aku tunggu jawabanmu

Page 78: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

===================&&&&&======================Dear S,

Kau pasti bertanya2 dalam hati mengapa tiba2 aku mengirimkan surat ini. Begitu kan? Dan aku bisa membayangkan bagaimana keningmu berkerut dan alis tebalmu bertaut ketika membacanya. Tapi jangan! Jangan kau buru2 menutup surat ini kemudian mendeletenya. Kau pasti bisa membayangkan bagaimana aku selama berhari2 merancang setiap kalimatnya. Kau pasti bisa membayangkan bagaimana jemariku bergetar ketika mengetikan huruf demi huruf pada papan qwerty ini untuk memilih tiap kata yang tepat agar kau bisa sedikit tersenyum ketika membacanya. Aku yakin kau juga pasti bisa membayangkan bagaimana aku tidak bisa tidur tenang selama surat ini belum selesai kutulis kemudian terkirim ke kotak emailmu. Maka aku ingin kau membacanya hingga selesai. Bisa kan, S?

Pagi ini S, sambil menuliskan surat yang kini sedang kau baca, aku sengaja memutar sejumlah lagu untuk menemaniku. Oia, aku juga melampirkan kumpulan lagu2 yang kususun tersebut di surat ini untukmu. Jika kau berkenan, kau bisa menyimpannya dan memutarnya untuk kau nikmati di sembarang waktu.

Page 79: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Bila kutuliskan judul2 lagu itu disini, kau pasti tak asing dengan judul lagu tersebut. Karena Lagu2 ini dahulu pernah mewarnai hari2 kita. Kumpulan lagu ini berisi lagu2 yang pernah kau berikan padaku dan sebaliknya.

Tentu kamu tak lupa dengan lagu Tak Lekang oleh Waktu. Lagu ini yang seolah menjadi pertanda pertemuan kembali setelah belasan tahun yang menengahi kita. Lagu yang liriknya sempat menjadi perbincangan kita berdua. Lagu yang seketika saja membuat aku suka mendengarkannya. Lagu yang membuat aku kemudian lebih memilih mendengarkannya dari pada menikmati lagu2 jazz yang selama ini sudah akrab di telingaku. Melalui liriknya seolah kamu bilang,

"…cintaku kepadamu tak lekang oleh waktu meski kau bukan milikku…"

Entahlah, S, entahlah… tetiba saja aku bisa mengingat kembali masa itu, masa dimana kita berdua masih saling menautkan jemari ketika dengan sengaja aku memutar sejumlah lagu2 kita. Lagu itu seolah ibarat mesin waktu. Dengan mendengarnya aku seolah diajak kembali ke belasan tahun silam, kala kita berdua masih dilingkari cintai.

Page 80: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Iya, aku sengaja menghimpun lagu You Make My World So Solourful nya Daniel Sahuleka dan Together Forever yang dibawakan oleh Rico J Puno disini. Kenapa? Karena kedua lagu itu adalah lagu yang pernah sengaja kau tautkan pada wall di akun muka bukumu. Kau ingat kan, S?

Dan untuk alasan yang tak bisa aku jelaskan, entah kenapa kedua lagu itu kemudian buat hatiku tiba2 seolah ditumbuhi bunga2 bermekaran beraneka warna. Dulu, begitu melihat tautan lagu tersebut di dindingmu, mendadak aku meyakini bila kedua lagu itu kau tujukan untuk aku. Yah, aku memang gampang sekali ke-geer-an kala itu, padahal bisa saja kedua lagu itu bukan kau tujukan untuk aku. Tuh kan, saat menuliskan ini saja aku merasakan wajahku tiba2 memanas. Ah, pasti kedua pipiku memerah sekarang.

Aku yakin kamu pasti mengingat kedua lagu ini. Karena seingatku, selang beberapa menit kemudian, wallmu lantas dibanjiri komentar para perempuan. Seharusnya aku sadar, seperti laron yang mengerubungi cahaya sebuah lampu usai hujan, begitulah kamu. Sosok arsitek muda, pemilik usaha

Page 81: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

kontraktor sendiri, kharismatik dan mapan, tak heran jika selalu menjadi incaran para wanita meski jelas2 sebuah cincin tlah mengikat di jari manismu.

Dan demikianlah kau menganggap aku. Hanya satu dari sekian laron yang berebut mencari cahayamu. Tentu kau masih ingat, kita berdua kemudian mendiskusikan hal ini berkali2 hingga kita lelah. Kau mengakui pada awalnya sempat menganggap aku sebagai salah satu laron yang mengerubungimu. Sementara itu, keperempuananku seolah tertoreh mendengar pengakuanmu.

"aku bukan perempuan seperti itu!" demikian tulisku pada surel yang aku layangkan padamu. Tapi sudahlah. Kita anggap saja kisah laron itu sebagai kenangan paling indah. Dan aku harap kau mau memaafkan sikapku waktu itu dan mau memahami bagaimana susahnya aku menerima tuduhan semacam itu.

Lagu berbahasa spanyol No Me Ames kemudian aku kirimkan untukmu. Kau ingat kan, S? Lagu yang video clipnya menurutku sangat romantis itu. Dimana JLo dan Marc Anthony adalah sepasang kekasih pada saat mereka membawakan lagu tersebut.

Page 82: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

―Tapi sekarang mereka telah menikah kemudian bercerai‖ kataku seolah memberitakan kisah sedih padamu.

Lalu selanjutnya kau balas mengirimkan lagu berbahasa yang sama berjudul Yo Te Amo untukku.

―Tau lagu ini kan?‖ katamu padaku waktu itu.

Jujur S, aku tak pernah mendengar lagu itu sebelumnya dan aku pun tak tau jika lagu tersebut merupakan soundtrack dari drama Meteor Garden yang pernah digandrungi banyak orang pada jamannya. Tentu kau ingat, jika aku bukanlah penikmat sinetron dan drama bersambung yang kerap diputar di televisi. Aku lebih betah berlama2 menikmati Meteor Garden dalam bentuk komik yang berseri2.

―Tapi aku tau artinya‖ jawabku ―artinya, aku mencintaimu…‖ kataku kemudian.

Mari S, kuartikan beberapa bait dari lagu Yo Te Amo untukmu.

Page 83: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

kata2ku hanya sederhana

engkau adalah hidupku

dan aku sangat mencintaimu

cintaku, kau selalu ada dalam larik2 puisiku

kau ada dalam setiap sentuhanku

kau semangat hidupku

karena dalam dirimu, aku menemukan kedamaian

===================&&&&&======================

Bagus ya, S, maknanya?

Jika No Me Ames berarti jangan cintai aku, justru Yo Te Amo yang kau berikan padaku itu waktu itu bermakna aku mencintaimu.

Mendengar dua lagu cinta itu membuat aku makin menyadari betapa dulu kita berdua pernah benar2 saling mencinta. Tapi saat ini mungkin kondisinya sudah berbeda, lebih tepat jika aku bilang Yo Te Amo padamu, lalu kau jawab No Me Ames kemudian.

Page 84: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Pagi ini saya juga mendengarkan lagu Trully dan Still yang dibawakan dengan begitu romantis oleh Lionel Richie. Menikmati dua lagu ini, mengingatkan saya pada hari2 dimana kamu banyak menghabiskan waktu di rumah sakit demi menunggui ayahmu yang terbaring sakit kala itu.

Kamu bilang, kamu menyukai kedua lagu itu. "sesuai dengan kondisi hatiku saat ini" demikian tulismu dalam reply atas surel yang saya kirimkan padamu.

Apa kamu bisa membayangkan S, bagaimana senangnya aku kala itu? Mampu membuatmu sedikit bahagia diantara letih, lelah dan kecemasan selama menunggui ayahmu yang sakit merupakan suatu rasa yang tidak dapat aku ungkapkan. Meski sebenarnya, sebuah pelukan agar kau dapat menyandarkan penatmu saat itu, sesungguhnya lebih ingin dapat aku lakukan. Akan tetapi jarak yang memisahkan kita membuat aku tidak bisa berbuat banyak, maka kukirimlah dua lagu untukmu itu.

Oia, pagi ini dua lagu terakhir yang kudengar adalah dua lagu pemberianmu. Dua lagu itu adalah Kenanglah Aku serta Lagu Rindu. Ya, ya… aku paham jika kedua lagu itu sebenarnya tidak cocok

Page 85: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

kudengar di hari yang gerimis seperti pagi ini. Aku jadi ingat, dulu kau pernah bilang agar aku tidak memdengar lagu2 bernuansa sedih pagi2. Ternyata benar ya, S, bikin mood aku mellow seharian.

Aku ingat sekali, S, suatu hari kau mengirimkan sebuah lirik lagu padaku. Ternyata itu adalah lirik lagu berjudul Kenanglah Aku. Lagu yang sama sekali belum pernah aku dengar sebelumnya. Lalu aku coba mencari dan langsung mendownloadnya saat itu juga.

"Saat ini aku sedang mendengarkannya…" ketikku dalam sebuah chat.

Lalu kamu katakan,

"Aku juga sedang mendengarkan dan menyanyikannya dalam hati" yang lantas menerbitkan senyum di wajah saya seusai membacanya.

karamnya cinta ini

tenggelamkanku di duka yang terdalam

hampa hati terasakau tinggalkanku meski ku tak rela

salahkah diriku hingga saat ini

Page 86: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

ku masih mengharap kau tuk kembali

mungkin suatu saat nanti

kau temukan bahagia meski tak bersamaku

bila nanti kau tak kembali

kenanglah aku sepanjang hidupmu

mungkin suatu saat nanti

kau temukan bahagia meski tak bersamaku

bila nanti kau tak kembali

kenanglah aku sepanjang hidupmu

Jujur, S, saya bahagia sekali waktu itu. Saya senang karena kita bisa mendengar lagu yang sama di tempat berbeda yang ribuan kilometer jaraknya.

Dan layaknya lagu yang dapat memunculkan kenangan seseorang, maka hanya mendengarkan lagu ini mendadak ingatan aku seolah kembali ke tahun dimana kita berdua belum lagi lulus SMA dan pertemuan kembali setelah terpisah belasan tahun juga masih berupa mimpi.

Page 87: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Mungkin memang itulah yang dilakukan lagu2 tertentu terhadap setiap orang, memunculkan kenangan. Seperti Lagu Rindu yang merupakan lagu yang paling akhir aku dengar kemudian.

―Boleh aku tanya? pernahkah kau merindukan aku seperti aku merindukanmu?‖ tanyaku dalam sebuah chat yang kini jarang sekali bisa kita lakukan.

Tapi tanyaku, justru kau jawab lagi dengan pertanyaan,

―Masih ingat dengan Lagu Rindu yang pernah aku kirimkan padamu?‖

―Ya…‖ aku menjawab singkat

―Jadi kurasa pertanyaanmu tak perlu kujawab…‖ ujarmu mengakhiri pembicaraan.

Sungguh, S, aku sama sekali tak mengerti atas jawabanmu. Bukankah itu bisa berarti apa saja?

―…walau hanya nada sederhana, ijinkan kuungkap segenap rasa kerinduan‖

Atau… apakah itu bermakna bahwa kau punya rasa rindu yang sama denganku?

Page 88: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Kau tau, S? hingga kini lagu itu masih sering aku dengar di malam2 menjelang tidur. Terlebih ketika dirundung rindu yang begitu hebat. Memutarnya berkali2 hingga aku tak lagi merasakan indahnya lirik dan irama lagunya. Justru sesuatu yang lain di dalam hati yang tiba2 saja aku rasakan perih seolah tertusuk sesuatu. Namun begitu, lagu itu mengendap dalam kenangan kemudian membuat rindu ingin mendengarkan kembali. Demikian berkali2.

S, tiap kali mendengarkannya, seolah ada peluk rindumu yang kau dekapkan ke tubuhku. Rasa hangat yang kemudian mejalar dari hati kemudian ke pipi— ya, pasti kedua mataku kemudian basah oleh air mata yang berlinang kalau sudah begini sebelum akhirnya aku jatuh tertidur.

Kau sedang mendengar lagu apa pagi ini, S? Apa kamu juga masih suka mendengar lagu2 kita itu?

Mungkin kau tak tau, jika ada kebahagiaan sendiri ketika aku bisa mengetahui lagu apa yang sedang kau dengar saat ini. Maka aku jadi begitu ingin mendengarkan lagu2 yang sedang kau dengar. Aku ingin ikut merasakan apa yang kau rasakan saat kau mendengar lagu2 yang kau putar untuk mewakili

Page 89: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

perasaanmu tersebut. Aku ingin menghapus rasa penasaranku tentang lagu apa yang kau dengar dengan volume yang kau pasang diatas batas wajar. Aku juga ingin tau, lagu apa yang biasanya menemanimu menyetir sendirian kala melintasi jalan lengang di tengah malam.

Jadi, lagu apa yang saat ini kau dengar? Balaslah surat ini dan ceritakan lagu apa yang selalu menemani hari2mu. Lagi pula sudah lama kan kita tidak berbalas surat kan? Sungguh, S, saya rindu membaca surat2mu lagi seperti dulu.

Peluk cium jauh dariku,

aku, yang mencintaimu~

Page 90: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

===================&&&&&======================

Mungkin kau tak pernah tau bagaimana saya di sini selalu menghadirkan bayangmu dalam angan saya tiap waktu, agar rasa saya tetap mencinta dan merindu seperti dulu.

Kau tak pernah tau, bagaimana saya mengurai satu per satu kenangan kita dalam tiap tulisan saya semata agar kau tetap tumbuh dalam benak saya. Agar namamu selalu berdetak dalam sudut hati saya. Begitulah alasan saya menuliskan tiap kalimat dan kata yang saya rangkai di sini untukmu setiap hari.

Kau tak pernah tau, jika seuntai kata singkat yang kaurangkai lalu kau kirimkan untuk saya, tanpa kau sadar, mampu menjadi penyemangat bagi saya. Untuk sementara, mampu membuat saya seolah bisa merasakan sosok kehadiranmu di hati saya setelah membacanya.

Ya, itu.

Page 91: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Tanpa kau tau, Ucapan2mu, pertanyaan singkat; ―apa kabarmu?‖ mampu membuat saya yakin bahwa seseorang yang saya cinta dan saya rindu di belahan bumi sana, sesungguhnya ada, dan bukan hanya sekedar bayang imajinasi saya semata. Tersebab itulah, saya begitu menantikan tiap ucapan2 yang kau kirimkan pada saya.

Kau mungkin tak bisa membayangkan rasa kecewa yang saya rasakan ketika tak menemukan sebaris kata ucapan darimu untuk saya kemarin.

Bukan, saya bukan ingin menyalahkanmu! Bukan sama sekali. Saya menyadari, kau tak punya cukup banyak waktu untuk melakukan itu. Lagi pula, kau pun tak punya keharusan untuk itu. Karena bagimu, saya bukanlah seseorang yang berarti dalam hidupmu. Bukan seseorang yang menjadi sebab untuk apa selama ini kau berkerja keras.

Karena memang kau tak pernah tau. Dan kau tak pernah melihat bagaimana saya terengah2 saat meraih rindumu~

Page 92: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

===================&&&&&======================hari ini, sayang, rinduku kian menggebu, mengingat di hari ulang tahunmu, aku tak lagi bersamamu~

Sesuai janji, tepat di hari ulang tahunmu ini, dengan segenap perasaan dan hati, pada akhirya saya berikan semua tulisan2 yang terdapat dalam blog ini untukmu. Sejujurnya saya malu. Malu memberikan semua tulisan2 ini padamu sebagai hadiah ulang tahun. Karena saya sadar, tak ada yang istimewa dari tulisan2 ini. Sebuah blog yang hanya berisikan tulisan2 yang membentuk sebuah prosa. Blog yang berisi sekedar kumpulan beberapa cerita fiksi yang saya coba belajar tuliskan. Blog yang berisi tulisan2 singkat yang entah pantas atau tidak disebut sebagai puisi.

Page 93: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Terselip rasa rendah hati, apa pantas blog ini dijadikan sebagai kado diantara benda2 seperti kemeja, arloji, sebuah cincin, ponsel ataupun ipod yang lebih patut diberikan sebagai bingkisan ulang tahun, bukan cuma sekedar sebuah blog kaya gini. [apalagi sebotol parfum!]. Tapi apapun itu, terlepas pantas atau tidak, saya tetap ingin memberikannya untukmu. Dan saya juga telah siap dengan konsekuensinya. Ya, resiko jika kemudian kamu meminta saya untuk menghapus beberapa tulisan yang ada di sini nantinya setelah kamu baca. Seperti beberapa postingan di blog pribadi saya yang sudah2.

Page 94: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Dulu, ketika hampir tiap hari, saya bisa menulis surat untukmu. Menceritakan banyak hal yang terjadi dan saya alami hari itu. Atau, sekedar hanya menyapamu. Malah, terkadang hanya karena iseng aja, mengirimkan sebuah puisi, misalnya. Ah, saya jadi senyum sendiri ketika menuliskan kalimat terakhir ini. Karena biasanya kamu langsung ngambek waktu saya bilang saya mengirimkannya cuma karena iseng. Saya bisa maklum kok, karena kamu tak pernah ingin menjadi obyek keisengan saya saja waktu itu. Namun kini, seiring waktu kamu bisa menilai sendiri, apakah saya memang hanya sekedar iseng sama kamu.

Page 95: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Tak seperti dulu. Biasanya lewat surat2, saya seolah belajar terbuka denganmu. Berbagi denganmu. Atas segala kekesalan saya, kejujuran, kekuatan, hingga kesabaran. Namun sejak saya tak pernah lagi menuliskan surat untukmu, mungkin kamu tak pernah tau, bagaimana saya begitu kehilangan akan sosokmu waktu itu. Kehilangan seseorang sebagai tempat bercerita. Rasanya ada sebuah kekuatan yang entah bagaimana sanggup membuat kepala saya tegak kembali seberat apapun masalah yang saya hadapi setelah saya bercerita padamu.

Page 96: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Semenjak kita tak lagi bebas bercerita, saya kemudian mencatat seluruh cerita dalam kesendirian. Kamu tau kan, saya selalu butuh teman untuk bercerita, dan tak ada seorang pun yang bisa menggantikan posisimu sebagai pendengar yang baik. Maka kemudian saya membuat blog ini seolah sebagai penggantimu. Semata2 hanya untuk menuliskan dan mengalirkan semua yang saya rasakan setelah sejak lama kita tak lagi bisa saling bercerita. Sekedar menebus rasa rindu saya pada kenangan2 dan cerita2 tentang kita. Sekedar menandai lagi titik2 peristiwa yang pernah kita lalui bersama. Sekedar memanggil kembali ingatan2 yang seiring waktu bisa saja memudar bahkan menghilang.

Page 97: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Dengan alasan itu, kemudian saya putuskan untuk membuat sebuah tempat tersendiri. Tempat yang saya khususkan untuk ‗pertemuan2′ kecil kita, dalam imajinasi yang saya rangkai sendiri. Biasanya, saya bisa berlama2 berdiam di sini. Menguncinya rapat2 agar tak seorangpun bisa masuk dan mengganggu ‗pertemuan‘ kita. Karena saya hanya ingin mengenang semuanya. Mengenang kata2mu, mengulang peristiwa2 kecil yang mungkin dulu tak berarti sama sekali bagi kita.

Setelah menemukan tempat yang tepat untuk menuliskan semua perasaan saya, hal itu membuat saya selalu tak sabar untuk menuliskannya berlembar2 di sini, seolah saya sedang bercerita padamu. Jadi, bacalah semua tulisanku ini baik2. Saya menuliskannya dengan sangat hati2 layaknya saya menuliskannya untukmu. Bacalah! bacalah, seperti ketika kamu pernah membaca surat2 saya dulu.

Sekali lagi, selamat ulang tahun, ya, sayang… tak ada yang bisa saya lakukan dari sini, kecuali mengamini bagi semua do‘a2mu~ ===================&&&&&======================

Page 98: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Malam ini, kau sedang apa, puisiku? Menatap bulan? atau sedang berusaha memetik bintang?

Saat ini kamu sedang ada dimana, sayang? Masih bergulat dengan pekerjaanmu? yang katamu demi seliter beras itu? Atau asyik bercengkrama dengan ketiga buah hatimu? Atau malah, mungkin saat ini kau sedang berkumpul dengan teman2 gerejamu dimana kau aktif sebagai pengurus di dalamnya?

Yah, apapun yang saat ini sedang kamu lakukan, kuharap kamu menikmatinya. Melebur di dalamnya hingga mendatangkan rasa bahagia di hatimu kemudian. Disini, aku hanya bisa membayangkanmu, rindu. Menerka2 apa yang sedang kamu lakukan saat ini. Di sana, di kotamu. Begitulah aku setiap malam, sayang. Yang kemudian mengakhirinya dengan jatuh tertidur, meringkuk mendekap perasaan sedih karena hanya bisa berharap tanpa pernah terjawab.

Page 99: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Oia, sebentar lagi kamu berulang tahun, cinta. Tiga hari besok, usiamu tiga puluh sembilan. Menyusul usiaku yang sudah lebih dulu tiba di angka itu. Maret memang menengahi bulan kelahiran kita. Aku lebih dulu menghirup udara dunia empat puluh enam hari lebih dulu dari pada kamu.

Rindu, aku jadi membayangkan, masa dimana kita berdua masih dalam perut ibu kita masing2. Pastinya saat itu mereka bahagia sekali saat mengandung kita dulu. Menjaga makanan demi memenuhi asupan untuk kita dalam perut mereka dengan makanan2 yang penuh gizi dengan harapan agar kita terlahir sebagai anak yang cerdas kelak. Dan nampaknya ibumu lebih pandai menjaga makanannya ketika itu, ini terbukti dengan kamu terlahir dengan kepintaran yang lebih dari aku. Mengenai itu, tak bisa disangkal lagi, iya kan?

Page 100: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Dan pada akhirnya, ibuku lebih dahulu mengecap kebahagiaan ketika melahirkan aku pada februari lalu. Sedang ibumu, masih harus bersabar menanti satu setengah bulan lagi untuk menunggu kehadiranmu di dunia. Aku yakin, saat itu pasti ibu sedang kepayahan membawa perut buncitnya yang semakin berat dan besar hingga membuatnya tak dapat tidur nyenyak seperti yang dirasakan kebanyakan para ibu ketika hamil tua.

Ah, bagaimana aku bisa lupa! sudah pasti kamu bosan mendengarkan kisah terkaan aku itu. ―Kau terlalu banyak berkhayal‖ pasti kamu akan berkata seperti itu padaku. Baiklah, lebih baik aku mengganti topik pembicaraan sebelum kamu memintanya.

Page 101: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Puisiku, beberapa hari menjelang hari ulang tahunmu, apa kamu telah memiliki keinginan dan harapan? Keinginan dan harapan2 yang mungkin biasa kamu ucapkan tepat pada saat usiamu resmi berganti? Persis seperti keinginan dan harapan yang diam2 aku ucapkan diantara harapan2ku yang lain. Keinginan yang lebih tepatnya kusebut do‘a. Keinginan yang lirih aku ucapkan dalam hati dan berharap malaikat mengamini sesaat setelah lilin ulang tahunku padam.

Bisa kah kamu menebak apa mauku, rindu?

Page 102: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Mauku sederhana saja. Saat itu, aku hanya meminta tambahan waktu lima menit. Tambahan waktu lima menit saja dari waktu yang telah Tuhan berikan kepada kita saat kita berdua bertemu malam itu untuk terakhir kalinya sebelum aku pindah ke Jakarta. Tambahan waktu lima menit sebelum akhirnya kamu pulang malam itu. Malam dua puluh tahun yang lalu. Apa kamu masih ingat malam itu? Saat kita berada di beranda rumahku. Kamu dan aku. Malam terakhir kamu datang ke rumahku. Malam terakhir sebelum esoknya, pagi2 sekali, aku dan keluargaku harus pergi meninggalkan kotamu setelah menetap sekian tahun disana. Malam dimana kamu kemudian melepas kemejamu lalu memberikannya padaku sebagai kenang2an hingga kemudian kamu hanya mengenakan t-shirt yang sebelumnya kamu pakai di balik kemeja saat kamu pulang kembali ke rumahmu malam itu. Masih ingat?

Page 103: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Waktu berlalu cepat ya? Dua puluh tahun telah lewat. Yang aku ingat, kala itu malam cukup terang. Entah apa yang kamu rasakan malam itu. Sedihkah harus berpisah denganku? Kalau aku, jujur aku sudah tak ingat apa yang berkecamuk dalam dadaku malam itu. Yang pasti, ada rasa sedih karena harus berpisah denganmu. Lagi2 pasti kamu tak percaya. Kamu pernah bilang kalau aku tak terlihat sedih saat harus berpisah denganmu waktu itu. Begitu kan?

Page 104: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Memang kuakui ketika hendak meninggalkan kotamu, aku tak begitu larut dalam kesedihan. Tapi kamu tak pernah tahu, bagaimana rasa sedih dan kehilangan kemudian aku rasakan setelahnya. Kamu mungkin tak pernah membayangkan bagaimana aku harus melalui tahun terakhir di sekolah yang baru. Ditengah lingkungan baru dengan teman2 yang rata2 dari mereka telah memiliki kelompok masing2. Kemudian disaat yang bersamaan, aku juga merasa kehilangan teman2ku yang dulu. Merasa begitu kehilanganmu. Kehilangan lingkungan yang telah membesarkan aku. Semua itu teramat berat untuk aku lalui. Saat itulah aku baru merasakan sedihnya kehilangan.

Cinta, lima menit yang kupinta itu adalah agar aku dapat memelukmu. Mendekapmu lebih lama sebelum akhirnya jarak memisahkan kita. Tapi tak cuma itu. Aku ingin memanfaatkan lima menit tersebut denganmendekatkan bibirku, membisikan kalimat ini di telingamu. ―Kelak, cari aku di Jakarta. Aku tunggu!‖

Page 105: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Itulah alasan aku ingin Tuhan bisa mengulur waktu perpisahan kita paling tidak lima menit saja. Ya, agar aku bisa membisikanmu kata2 itu di telingamu. Kata2 yang mungkin saja jika aku ucapkan dulu, dapat merubah kehidupan kita saat ini. Kamu akan mencariku di Jakarta dan aku, akan menunggu cintamu datang menemuiku.

Itulah keinginanku, sayang. Lima menit saja, malam itu, dua puluh tahun yang lalu. Ketika akhirnya kamu pergi meninggalkan aku di beranda dan aku memalingkan muka menyimpan tangis–

===================&&&&&======================Selamat pagi, Puisiku.

Pagi ini, sekali lagi aku terbangun dengan kebimbangan di hati. Kau tau, kebimbangan ini bagai lingkaran yang mengurungku demikian rupa. Aku pun tak tau tersebab apakah semua ini. Entah bagaimana aku harus menjelaskannya padamu.

Page 106: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Rindu, aku rasakan jarak kita semakin jauh. Waktu yang terentang diantara kita pun kurasakan semakin panjang. Namun selama rentang jarak itu, aku masih juga merinduimu. Bahkan banyak hal yang kusimpan sendiri disini, di hatiku, yang rasanya tak bisa tersampaikan padamu, meskipun jika kutuangkan dalam kata2.

Saat ini, sering kali aku kesepian sendiri. Berkali2 aku hanya mampu menghadirkan bayanganmu dalam anganku. Aku berusaha menguraikan satu persatu kenangan seperti yang aku lakukan saat ini disini. Dalam setiap tulisan2ku. Mengurai kenangan kita dan berharap mampu menjawab tiap kali aku merindu. Awalnya, sempat kukira dapat membunuh sepi di hatiku. Dapat memenuhi relug kosong di sudut hatiku. Nyatanya tidak. Hatiku tetap sepi. Malah semakin merobek2 dan menambah pedih hati ini.

Page 107: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Selama ini, aku menganggap kau selalu ada di sini. Di dekatku. Kurasa seakan tanganmu erat menggenggam jemariku. Aku merasa kau seakan menemaniku tiap kali aku menulis. Hingga aku merasa benar2 bahagia saat menuliskankannya untukmu. Seolah tiap kalimat yang kutulis dan kurangkai untukmu selama ini, layaknya seperti aku langsung berkata padamu. Di hadapanmu. Jika sudah begitu, untuk sejenak aku seolah dapat merasakan hangat bersamamu. Seolah, aku berada dalam pelukanmu. Aku dapat merasakan debar jantungmu, meski sebentar saja.

Rindu, selama penantianku ini, aku tak pernah bisa merindukan orang lain. Tak pernah bisa memimpikan selain dirimu. Karena kuakui, kau pernah memberi rasa tentram dalam hatiku. Kehilanganmu, bagiku sudah sungguh menyakitkan. Membuat segalanya menjadi mudah saat ini, sungguh sesuatu yang sulit buatku.

Page 108: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Cinta, aku masih di sini. Berdiri menantimu. Namun kau tak juga meraih jemariku yang menantimu dengan penuh harap. Meski hanya untuk kau genggam, Sayang. Betapa ingin aku mendengar kau katakan rindumu padaku. Dengan demikian aku bisa merasa tak pernah sendiri menanggung semua ini. Hingga aku dapat berbagi rindu ini denganmu.

Kau memang tak pernah melihat bagaimana aku terengah2 meraih rindumu. Namun tak tergetarkah hatimu mendengar jeritan isyaratku? Tak terdengarkah pekikan dan tangisku yang tanpa suara yang senyapnya melebihi sunyinya malam?

Itulah yang kulakukan, Rindu, hanya bisa berteriak2 memanggil namamu dalam hati dan berusaha meyakinkanmu bahwa aku tetap ada disini, menantimu. Tapi kau tetap diam. Kau seolah hanya menatapku dan tak berkata apapun. Namun begitu, aku bisa membaca sedikit makna yang tersirat disana. Sedikit, hanya sedikit. Dan itu bisa berarti apapun. Bisa saja bukan rindu seperti yang kuharap selama ini darimu.

Page 109: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Berkali2 aku ingin berusaha beranjak dari kebimbangan ini. Meninggalkan kehidupanku selama ini. Menjalani kehidupan seorang diri tanpa siapapun. Aku merasa mungkin dengan demikian aku tak lagi bisa menyakiti hati siapapun. Mungkin dengan begitu aku bisa menebus segala salahku.

Aku sadar, cintaku yang terpendam tetap tak dapat meluluhkan keras hatimu. Kau tetap tak akan memilih. Kau tetap tak akan menjadikan aku seseorang yang berarti dalam hidupmu. Kau tak kan pernah menjadikan aku sebab untuk apa selama ini kau bekerja keras. Bahkan keberadaanku mungkin tak pernah kau sertakan dalam setiap mimpi2 kehidupanmu. Dan juga, tak kan pernah ada bayi2 mungil yang kau titipkan akan lahir dari rahimku.

Meski terluka, namun karena rasa cintaku yang terlalu besar padamu, aku akan mengalah. Namun izinkan aku sampai detik ini tetap merindumu. Maaf jika aku tetap menjadikanmu sebagai sosok orang yang aku cintai dan begitu mencintaiku dalam malam2 menjelang tidur malamku. Juga dalam tiap2 mimpiku.

Puisiku, aku mencintaimu. Sangat. Andai kau tau itu.

Page 110: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

===================&&&&&======================beberapa hari kemarin saya bermimpi. bermimpi tentangmu. mimpi yang datang saat hari masih petang. bahkan bulan belum lagi menjelang. mimpi yang menghias tidur sore saya setelah saya membaca suratmu beberapa hari yang lalu. mimpi yang menghadirkan engkau tepat di hadapan saya dan bicara. mimpi yang membuat saya terkesima saat mendapati mimpi itu. mimpi yang hingga sekarang membuat saya masih bertanya2 tentang benang merah kata2mu dengan mention yang dikirimkan seorang sahabat. seolah kau hendak membenarkan kata2 sahabat saya itu dengan mengatakannya dalam mimpi. kata2 yang persis sama seperti yang tertulis dalam mentionnya–

seketika hati saya damai begitu usai bermimpi. terima kasih, rindu~

===================&&&&&======================hei, kamu! kukirimkan pelukan ini untukmu…

Page 111: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

lewat hawa dingin yang tak sempat mengembun pagi ini, lewat angin sejuk yang bertiup membawa tetesan air, lewat awan yang mulai terlihat kelabu di kaki langit, lewat keciap burung yang tak seramai biasanya, lewat tetes air yang mulai menitik jarang2, lewat udara yang menghantarkan aroma tanah basah.

kukirimkan untukmu, cinta. ya, untukmu! semoga sampai sesegera mungkin padamu dimana pun saat ini kamu berada. kuharap pelukanku ini benar2 bisa kau rasakan, semoga~

dari aku, yang merindukan pelukmu

===================&&&&&======================Pernahkah kau tau bagaimana rasanya saat aliran darah naik hingga ke kepala? seketika memberi semburat merah di kedua pipimu hingga kau tampak seperti seseorang yang tersipu2 karena jatuh cinta?

Pernahkah, Sayang, kau tau rasanya saat adrenalinmu menyebar ke seluruh urat darah di sekujur tubuhmu sehalus apapun dia, hingga mampu memacu jantungmu berdebar dua kali lebih cepat dari biasa?

Page 112: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Pernahkah kau tau bagaimana rasanya saat bahagia yang tak terhingga itu hinggap di hati, hingga tanpa sadar menerbitkan genangan kecil di sudut matamu lalu kemudian meluncur perlahan turun dan tak mampu kau tahan lagi?

Pernahkah hingga tanpa kau sadar, napasmu semakin cepat memburu seiring perasaanmu yang bersemangat untuk bisa segera membalas surat itu?

Pernahkah kau rasakan kedua jemarimu tremor hingga tak mampu kau gerakan, meski hanya untuk menekan barisan huruf qwerty di papan keyboardmu agar tersusun kata2 untuk membentuk sebuah kalimat?

Page 113: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Meski tak ada lagi kata sayang, kata cinta ataupun panggilan mesra seperti yang pernah kau lakukan pada saya dulu, tidak juga seperti yang saya harapan hingga sekarang, setidaknya kehadiran suratmu telah mampu membuat saya merasakan semua perasaan yang tak terbatas jumlahnya jika diungkapkan dalam kata2 itu. Terlebih lagi saat kau bertanya kabar, Rindu…. Meski singkat, namun pertanyaan itu mampu membuat perasaan saya bercampur aduk. Dan bahkan tanpa kau tau, kau mampu membuat saya jatuh cinta berkali2 tiap kau menanyakan kabar pada saya. Demikianlah hebatnya pertanyaan kabar itu bagi saya.

Pernahkah kau merasakan seperti yang saya rasakan, Sayang? Rasa yang seperti diawal tadi saya katakan?

Pernahkah?

Saya baru saja! saat mendapati balasan surat darimu~

===================&&&&&======================ingat lagu beautiful girl ini, rindu?

bukan bermaksud ke ge-er an lalu mendeklarasikan diri sebagai wanita paling cantik sejagat, bukan.

Page 114: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

aku sadar diri kok!

aku ingat, malah pernah suatu kali kamu bilang padaku bahwa aku sama sekali tidak cantik.

jadi kupasang lagu itu disini bukan bermaksud memintamu memanggilku dengan sebutan itu.

aku semata hanya ingin membuatmu tersenyum saat mendengarnya~

from me, the ugly girl

Page 115: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

===================&&&&&======================kau yang tlah pergi♥saat-saat terakhirku♥teringat dengan mu♥yang terbayang kini♥dalam genggaman tanganmu♥dalam dekapan tubuhmu♥kurasakan saat-saat bersamamu♥hanya tangis sedih♥tak tertahankan♥tetesan air mata yang jatuh♥saat engkau pergi♥dalam isak tangismu♥dalam desah nafasmu♥bersamamu tinggal sebuah kenangan♥kau tlah pergi♥tinggalkan maaf yang tak terucap♥dan takkan kembali♥tersimpan kini janjiku di hati♥

kau yang tlah pergi♥saat-saat yang terindah♥kurasa takkan pernah ada lagi♥hanya tatapan matamu♥hanya senyuman manismu♥di wajahmu♥yang tak akan terlupakan♥kau tlah pergi♥tinggalkan maaf yang tak terucap♥dan takkan kembali♥tersimpan kini janjiku di hati♥kau tlah pergi♥tinggalkan maaf yang tak terucap♥dan takkan kembali♥tersimpan kini janjiku di hati♥

♥♥♥

Page 116: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Tau lagu diatas, Rindu? Aku yakin, pasti kamu tau. Pengetahuanmu tentang lagu yang enak didengar, memang tak perlu diragukan lagi. Aku yakin itu. meski untuk lagu2 berjenis jazz, kesukaanku, kamu bilang gak begitu suka mendengarnya.

Pernah dengar lagu diatas kan, Rindu? Atau kamu sering menyanyikannya? atau pernah menjadi salah satu lagu yang kalian mainkan dulu saat grup band kalian masih eksis? hhmmm… atau jangan2 lagu ini pernah menjadi saksi bisu saat patah hati dengan salah seorang mantanmu saat kuliah dulu?

Page 117: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Terus terang, aku baru dengar lagu ini. Aku sedang menyusuri lorong2 diantara rak di supermarket dengan keranjang bawaanku, kala mendengarnya. Lalu aku jatuh hati begitu mendengar dan meresapi lirik lagunya. Seketika membuat aku bisa merasakan jeritan hati sang penyanyi, Rindu. Bagaimana dia meratapi kekasihnya yang pergi. Bagaimana saat kebersamaan mereka membuat dia terkenang selalu. Bagaimana pedihnya saat takdir memisahkan mereka sebelum maaf terucap. Pedih, Rindu. Sedih mendengarnya.

Page 118: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Di luar supermarket, gerimis kecil turun perlahan. Aku mendapati diriku masih berdiri mematung di pojok supermarket. Menatap keluar, memandang hujan dari balik kaca. Aku masih belum ingin beranjak dari sana. Lebih tepatnya tak mau pulang. Aku masih ingin mendengar lagu sampai selesai. Rasa yang terwakili, hingga begitu inginnya kuteriakkan bersama sang penyanyi. Bait2 yang menyisakan damai di hati setelahnya. Sederhana. Tidak cengeng. Namun mampu membuat kedua mataku tergenang tetesan air hujan yang saat itu turun di luar sana.

**Boleh aku minta sesuatu, Rindu? Tolong nyanyikan lagu ini malam nanti dari teras rumahmu. Biarkan angin sepoi yang merambat lembut menghadirkan petikan gitar dan senandungmu sampai di depan rumahku. Mau kan, Rindu? Aku tunggu~

===================&&&&&======================ada persoalan yang belum tuntas diantara kita

bukan, bukan dendam

hanya tanda tanya besar mengapa kau tega meninggalkanku disaat aku paling

Page 119: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

membutuhkanmu

kuakui,

aku sempat marah, kesal dan kecewa padamu

namun semua itu tertutupi oleh cintaku padamu yang masih menyala2

dalam hatiku

setiap malam aku berdoa,

berdoa jika suatu saat nanti bisa mendengar suara mu lagi

kau tau rindu,

jika malam datang,

sering kali ku mendongakkan kepalaku ke langit

berharap kau disana juga melihat rembulan yang sama denganku

namun kemudian aku menutup mata

aku takut, seiring waktu nanti akan membuatku melupakan raut wajahmu

aku tak sanggup jika hal itu terjadi padaku, sayang

Page 120: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

sebut aku sentimentil, aku tak peduli

tapi sungguh,

aku sangat merindukanmu

===================&&&&&======================atanglah malam ini

aku rindu bercinta denganmu

merangkulmu erat penuh gelora

menghirupi aroma tubuhmu

menciummu tak putus

buat sampai aku menjerit

menjeritkan namamu

menjeritkan kepedihan

menjeritkan kenangan

namun

jika sepi yang datang

maka kuajak ia bercinta malam ini

agar jeritku sampai

Page 121: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

pada ruang sepi yang paling dalam

…di hatimu

aku rindu bercinta denganmu~

===================&&&&&======================Untukmu yang selalu ada di hatiku.

Hujan siang ini membuatku ingin menyampaikan tiga hal yang ingin kau tau. Duduklah di teras rumahmu sejenak dan mulailah membaca.

Ada tiga hal yang aku ingin kau tau.

Pertama, aku masih mencintaimu. Huh! Sebenarnya aku gak suka dengan kata ‗masih‘ yang ada ditengah2 kalimat itu. Aku lebih suka jika menulisnya dengan ‗aku mencintaimu‘ tanpa ‗masih‘, pasti akan terdengar lebih tulus. Tapi terpaksa aku menggunakan kata ‗masih‘ karena kata tersebut sesuai dengan kondisiku saat ini. Ketika suatu rasa harus dihilangkan namun tanpa disadari tetap ada dalam hati, bukankah kata ‗masih‘ yang akan kita pakai, ya kan? Jadi sekali lagi, aku mencintaimu tanpa ‗masih‘, entah sampai kapan.

Kedua, aku takut kehilanganmu. Jangankan kehilangan, menyadari bahwa suatu saat kau akan melupakanku, itu saja sudah membuat diriku cemas.

Page 122: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Karenanya bila waktu bisa diulang, aku ingin sekali menggenggam tanganmu saat kita jalan berdampingan, biar aku tak kehilangan dirimu lagi. Ketahuilah sayang, aku bahkan rela membuang airmataku saat aku merasa takut kehilanganmu.

Ketiga, aku ingin menjadi milikmu. Sudah pasti akupun ingin memiliki dirimu. Betapa diam2 aku selalu mengkhayalkan tentang kita, kau, aku dan anak2 kita. Dan betapa aku merindukan bisa mendengar cerita2mu setiap hari, bisa memasakkan makanan terlezat untukmu, mencium tanganmu sesaat sebelum kau pergi dan setibamu di rumah, bahkan aku ingin sekali menyandang namamu dibelakang namaku.

Itulah tiga hal yang ingin kusampaikan padamu. Memang begitu sederhana dan aku tak berharap matamu berkaca2. Aku hanya ingin kau tersenyum ketika membacanya, paling tidak kau akan merindukanku.

Baiklah sayang, aku selalu menyayangimu, tak akan pupus. Jika suatu saat kau rindu padaku, ingatlah tiga hal yang kutuliskan diatas dan percayalah, akupun merindukan dirimu.

Dari aku, yang masih mencintaimu…

Page 123: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

===================&&&&&======================

Aku yang membuangmu Bukan kamu yang mencampakkanku Aku yang menepikanmu Bukan kamu yang menepisku Aku yang mengusirmu Bukan kamu yang memilih pergi Aku yang mengurai ikatan itu Bukan kamu yang melepasku Dan sekarang Aku yang memintamu datang

Page 124: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Bukan kamu yang ingin kembali Aku yang merindu Bukan kamu yang mendamba masa lalu Aku yang menggenggam tanganmu Bukan kamu yang ingin tinggal Aku yang memandangimu Bukan kamu yang ingin menatapku Aku serupa dalang Tapi selalu merasa seorang wayang ===================&&&&&======================

Page 125: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

===================&&&&&======================

Matinya Perempuan Puisi

Aku telah mati saat memilih mencintaimu

seperti kata-kata dalam puisi

di mana kau singgah dan lalu terbang

menebar sesak melati, sepanjang waktu

Aku telah mati saat memilih mencintaimu

seperti lidahku penuh anyir gading

di mana kau bernyanyi pura-pura lugu

menyapa jingga lukisan diseberang jendela

Aku telah mati saat memilih mencintaimu

seperti secuil sore di muka rumah

saat kuhela dengan sahdu

Page 126: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

delapan lagu persenggamaan

bersama bayangan

bagaimana mungkin aku bisa melupakanmu, sedang dirimu adalah pengecup pertama setangkup bibirku di sudut kampus malam itu jika kau bertanya tentang cinta yang memenuhiku kanda,,

benar, cintaku membuta...

bahkan aku mampu mengeja setiap kata menjadi aksara pemujaanku yang menggila..

dengarlah...ucapanku masih sama " i love you, kanda"

bahkan meskipun ada perempuan secantik monalisa,

bersumpahlah tuan...

bahwa dada kirimu tetap hanya akan melafalkan namaku..

serupa aku, yang merindu dialtar tunggu

mendenyutkanmu ditiap detak nadiku..

perempuanmu ini punya keahlian menakjubkan tuan..

kau tau??

bermonolog tentangmu dengan sedikit kata saja mampu membanjiri mataku...

hai cermin ajaib...

aku tidak akan bertanya padamu untuk memantulkan perempuan paling cantik dari balikmu...

Tapi bisakah kau hadirkan wajah kekasihku disana???

setidaknya aku ingin melihatnya menjelang lelap malam ini..

Page 127: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

mantra apa yang harus ku lafalkan pada hatimu tuan

hingga aku bisa mengutukmu untuk mencintaiku selamanya

apa perlu sambil menikam hatimu hingga mendetakkanku berulangkali??

di lima waktu setiap hari, ada seorang perempuan mendoakanmu sepanjang sunyi, tuan,

dengan bibir gemetar dan sembilan patah kata yang selalu menjadi rahasia antara ia dan Tuhannya~

di malam yang mampir selesai, seorang perempuan masih berharap dikunjungi kekasihnya yang rela

menempuh ribuan kilometer meski cuma untuk mengucapkan "selamat tidur sayang, mimpi yang

indah"–

barangkali...beberapa hari ini kau begitu kesepian tuan, tersebab tidak bersua dengan kata-kata paling

sajak yang kuhaturkan dihalaman..

barangkali saja...

ahh, kau tau mengapa aku menahan untuk tak menuliskannya??

karena kata-kata itu kini tengah bergemuruh didalam kepalaku,

bukankah lebih baik aku langsung menuliskannya dibirmu tuan??

perempuanmu ini tengah melelang duka, tuan

dan selalu saja puisiku menjadi penawar dengan harga tertinggi...

lagi...jari-jariku kembali menuliskanmu dilariknya yang sepi..

Katakan pada jari jari tangan ini untuk berhenti menuliskanmu di tiap larik sajakku, tuan

Karena jari-jari ini bahkan sudah tak bertuan lagi padaku..

Mungkin ia akan lebih mematuhimu???

Page 128: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Hujàn adalah tetesan rindu yang tak pernah berani kulafalkan tuan...

Cukupkah rinainya menggambarkan betapa rindu didada kiriku demikian menghujam??? Ia menusuk

jantungku hampir ditiap detik jam...

aku akan menyerupa hujan kanda..

Yang tak pernah berhenti untuk kembali,

Meski ia berkali kali merasakan sakitnya jatuh kebumi...

Aku hanyalah pengrajin kata..

Kuhambakan diriku kanda

Pada setiap larik yang menyerupamu didalamnya.

Rasakanlah!!!!

Bukankah ada sebagian orang yang tertawa dengan sakit yang melingkupinya??

Semoga aku sekuat itu..

Semoga saja..

Perempuanmu ini tuan, tengah membuai angannya..

Menapaki satu persatu rumah impiannya,

Ah tuan, sungguhkah hanya impian???

Serupa pungguk yang merindu...

Sedang Aq hanya ingin tuan membawaku kerumah kecil yang hanya ada aku, kau dan cinta

...sungguh berlebihankan mimpi itu kanda???

Serupa laila yang mencintai majnun hingga akhir hayatnya..

Tak bisakah kau lihat,

Cinta serupa itu membias ditatap ku rindu..

Selalu mendenyutkanmu dalam hela kepedihanku..

Hey tuan puisi,

Yang namanya kudayukan berkian hari..

Sudikah melepaskan penat pikirku tuan,

Hingga kerap kehilangan senyuman tersebab merindukanmu berulang- ulang...

Page 129: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

Sepagi ini, rindu menghentak hentak hayalku tuan

Adakah getarannya dapat kau rasakan?

Atau seperti biasanya,

Rindu ini bertepuk tanpa tangannya yang kanan..

Hey, tuan puisi..

Rindu yang tengah berhari-hari mati suri,

Kini meneriakkan mu kembali..

Dengarlah..

Walau untuk sekali ini saja..

Terimakasih kanda,

Atas cinta yang begitu ruah...

Setelah denganmu,

Bumi terbelahpun takkan berasa...

Terimakasihku juga pada wanita yang mewariskan senyum itu..

Bagiku, cukup denganmu,!!

Lalu perempuan luka itu tersenyum dalam perihnya Sambil berkata: "Dengan cara apa lagi kanda, Agar takdir kita serupa?" ??????

di malam yang mampir selesai, seorang perempuan masih berharap dikunjungi kekasihnya yang

rela menempuh ribuan kilometer meski cuma untuk mengucapkan "selamat tidur sayang, mimpi

yang indah"–

barangkali...beberapa hari ini kau begitu kesepian tuan, tersebab tidak bersua dengan kata-kata

paling sajak yang kuhaturkan dihalaman..

barangkali saja...

ahh, kau tau mengapa aku menahan untuk tak menuliskannya??

karena kata-kata itu kini tengah bergemuruh didalam kepalaku,

bukankah lebih baik aku langsung menuliskannya dibirmu tuan??

Page 130: CATATAN DALAM BENAK...sembunyikan di dada kiri, tak usah kau titipkan pada senja, tuan, titipkan langsung di bibirku saja~ =====&&&&&===== coba kau tebak, tuan, apa yang dipikirkan

perempuanmu ini tengah melelang duka, tuan

dan selalu saja puisiku menjadi penawar dengan harga tertinggi...

lagi...jari-jariku kembali menuliskanmu dilariknya yang sepi..

perempuanmu ini tengah melelang duka, tuan

dan selalu saja puisiku menjadi penawar dengan harga tertinggi...

lagi...jari-jariku kembali menuliskanmu dilariknya yang sepi..

Hujàn adalah tetesan rindu yang tak pernah berani kulafalkan tuan...

Cukupkah rinainya menggambarkan betapa rindu didada kiriku demikian menghujam??? Ia

menusuk jantungku hampir ditiap detik jam...

aku akan menyerupa hujan kanda..

Yang tak pernah berhenti untuk kembali,

Meski ia berkali kali merasakan sakitnya jatuh kebumi...

Bukankah ada sebagian orang yang tertawa dengan sakit yang melingkupinya??

Semoga aku sekuat itu..

Semoga saja..