case report present angga

41
Case report Angga Ario Mutari H1A009003

Upload: anugerah

Post on 02-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

iiii

TRANSCRIPT

  • Case report Angga Ario MutariH1A009003

  • Abses Peritonsilar Konsulen Dr. Afif Rahmawan, Sp. THT

    SMF-TELINGA HIDUNG TENGGOROK RS M.YUNUSFKIK UNIVERSITAS BENGKULU

  • IDENTITAS PASIENNama: Tn. TUmur: 36 tahunJenisKelamin: Laki Laki Alamat: Desa Paluwah TerapSuku Bangsa: Indonesia

  • ANAMNESISKeluhan Utama:Nyeri saat menelan 5 hari SMRS

    Riwayat Penyakit Sekarang :Lima hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh nyeri saat menelan, awalnya pasien merasakan sakit tenggorokan disertai dengan sulit untuk menelan. Satu hari sebelum masuk rumah sakit suara pasien berubah menjadi agak sengau, tenggorokan dirasakan semakin sakit sehingga sulit untuk menelan, demam (-), batuk (-). Riwayat tertusuk tulang ikan sebelumnya disangkal oleh pasien.

  • Riwayat Penyakit DahuluPasien belum pernah mengalami hal serupa sebelumnya. Riwayat alergi (-) Riwayat Penyakit KeluargaKeluarga pasien belum pernah mengalami hal serupa sebelumnya. Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi dan Kebiasaan Pasien sebagai burumah tangga, makan teratur 3x sehari dengan porsi sedang, riwayat merokok (-), riwayat minum kopi (-).

  • PEMERIKSAAN FISIKStatus GeneralisKeadaan Umum: Tampak sakit ringanKesadaran: Compos MentisNadi: 85x/menit, regulerSuhu: Afebris

    Pemeriksaan SistemikKepala: DBNMata: KA (-/-), SI (-/-)Toraks: DBNAbdomen: DBNEkstremitas: DBN

  • STATUS LOKALIS THT

    PemeriksaanKelainan Dekstra Sinistra Telinga Daun telingaKelainan kongenital Tidak ada Tidak adaTraumaTidak ada Tidak ada RadangTidak ada Tidak ada Kel. MetabolicTidak ada Tidak ada Nyeri tekanNyeri pergerakan aurikular (-), nyeri tekan tragus (-)Nyeri pergerakan aurikular (-), nyeri tekan tragus (-)

  • PemeriksaanKelainan Dekstra Sinistra Liang & dinding telingaSempitLapangLapang HiperemisTidak hiperemisTidak hiperemis EdemaTidak adaTidak adaMassaTidak ada Tidak ada Secret/serumen Secret (-), serumen (-)Secret (-), serumen (+)Bau+ (N)+ (N)WarnaCoklat CoklatJumlahSedikit SedikitJenisLunak Lunak

  • PemeriksaanKelainan Dekstra Sinistra Membrane timpaniUtuhWarnaAbu-abuAbu-abuReflek cahayaCone of ligh (+)Cone of light (+) RetraksiTidak adaTidak ada AtrofiTidak adaTidak ada PerforasiTidak adaTidak ada MastoidNyeri tekanNyeri (-)Nyeri (-)Tanda radangTidak ada Tidak adaNyeri ketokTidak ada Tidak ada Tes garputalaRinne++SchwabachNNWeberLateralisasi (-)Lateralisasi (-)

  • PemeriksaanKelainan Dekstra Sinistra HidungHidung luarDeformitasTidak ada Tidak ada Kelainan congenitalTidak ada Tidak ada TraumaTidak ada Tidak ada RadangHiperemis (-)Hiperemis (-)Sinus paranasalNyeri ketokTidak ada Tidak adaNyeri tekanTidak adaTidak ada Rinoskopi anteriorVestibulumVibrise--RadangTidak ada Tidak ada Cavum nasiCukup lapangLapang, hipermis (-)Lapang, hiperemis (-)Sempit--

  • PemeriksaanKelainan Dekstra Sinistra SecretLokasi-- Jenis--JumlahTidak ada Tidak ada Bau--UkuranEutropi Eutropi Konkha inferiorWarnaNormal NormalPermukaanLicin Licin EdemaTidak ada Tidak ada UkuranEutrofiEutrofi Konkha mediaWarnaNormal Normal PermukaanLicin Licin EdemaTidak ada Tidak ada

  • PemeriksaanKelainan Dekstra Sinistra Septumlurus/deviasiDeviasi (-)Deviasi (-)PermukaanNormal Normal WarnaHiperemis (-)Hiperemis (-)AbsesTidak ada Tidak ada PerforasiTidak ada Tidak ada MassaLokasiTidak ada Tidak ada Bentuk--Ukuran--Permukaan--Warna--Konsistensi--Rinoskopi posterior (tidak dilakukan)

  • PemeriksaanKelainan Dekstra Sinistra Orofaring dan mulutPalatummole dan arkus faringSimetris/tidakSimetrisSimetrisWarnaHiperemis (+)Normal, hiperemis (-)Edema +-Nyeri tekan+-Eksudat+, Berwarna kuning-Dinding faringWarnaHiperemis (+)Normal, hiperemis (-)PermukaanLicinLicinTonsilUkuranT2T2WarnaNormal, hiperemis (-)Normal, hiperemis (-)PermukaanLicinLicinMuara kriptiTidak ada Tidak ada DetritusTidak ada Tidak adaEksudatTidak ada Tidak ada KGBDBN

  • DIAGNOSISDiagnosisAbses Peritonsilar

    TerapiMeloxicam 2 x 7,5 mg selama 5 hariCiprofloxacin 2 x 500 mg selama 5 hari Metronidazole 3 x 500 mg selama 5 hariBetadin kumur

  • AnjuranMakan makanan yang cair Menjaga kebersihan mulut

    PrognosisQuo ad vitam: bonamQuo ad sanam: bonam

  • TINJAUAN PUSTAKAAnatomi

  • Tonsil palatina adalah suatu masa jaringan limfoid yang terletak di dalam fosa tonsil pada kedua sudut orofaring dan dibatasi oleh pilar anterior (otot palatoglosus) dan pilar posterior (otot palatofaringeus). Tonsil berbentuk oval dengan panjang 2-5 cm, masingmasing tonsil mempunyai 10-30 kriptus yang meluas ke dalam jaringan tonsil

  • Tonsil terletak di lateral orofaring, dibatasi oleh: Lateral : m.konstriktor faring superiorAnterior : m.palatoglosusPosterior : m.palatofaringeusSuperior : palatum moleInferior : tonsil lingual

  • Pendarahan tonsil

  • Persarafan tonsil

  • Ruang PeritonsilRuang peritonsil digolongkan sebagai ruang intrafaring walaupun secara anatomi terletak di antara fasia leher dalam. Ruang peritonsil merupakan salah satu dari ruang leher dalam, Scott B.A membagi ruang leher dalam menjadi :

  • EtiopatogenesisAbses peritonsil atau Quinsy adalah suatu infeksi akut dan berat di daerah orofaring. Abses peritonsil merupakan kumpulan pus yang terlokalisir pada jaringan peritonsil yang umumnya merupakan komplikasi dari tonsilitis akut berulang atau bentuk abses dari kelenjar Weber pada kutub atas tonsil. Infeksi yang terjadi akan menembus kapsul tonsil (umumnya pada kutub atas tonsil) dan meluas ke dalam ruang jaringan ikat di antara kapsul dan dinding posterior fosa tonsil.

  • LanjutanPerluasan infeksi dan abses ke daerah parafaring, sehingga terjadi abses parafaring , mengatakan lokasi infeksi abses peritonsil terjadi di jaringan peritonsil dan dapat menembus kapsul tonsil. Hal ini kemudian akan menyebabkan penumpukan pus atau pus meluas ke arah otot konstriktor faring superior menuju ruang parafaring dan retrofaring terdekat.

  • Lanjutan Beberapa penelitian dengan mengisolasi bakteri menunjukkan Streptococcus viridians merupakan penyebab terbanyak infeksi abses peritonsil, diikuti oleh Streptococcus beta hemolyticus grup A. Bakteri anaerob dan Streptococcus gram positif telah diidentifikasi sebagai agen etiologi umum.

  • Gejala KlinisEdema pada palatum mole sebelah atas tonsilNyeri tenggorokanSulit untuk menelan Sulit berbicara dan suara gumam (hot potato voice)Hipersalivasi (banyak ludah)Trismus (sulit membuka mulut)Demam Mual dan muntah

  • Diagnosis Menegakkan diagnosis penderita dengan abses peritonsil dapat dilakukan berdasarkan anamnesis tentang riwayat penyakit, gejala klinis dan pemeriksaan fisik penderita.Aspirasi dengan jarum pada daerah yang paling fluktuatif, atau punksi merupakan tindakan diagnosis yang akurat untuk memastikan abses peritonsil.Pemeriksaan laboratorium darah berupa faal hemostasis, terutama adanya leukositosis sangat membantu diagnosis. Pemeriksaan radiologi berupa foto rontgen polos, ultrasonografi dan tomografi komputer.

  • Diagnosis BandingPenonjolan satu atau kedua tonsil, atau setiap pembengkakan pada daerah peritonsilar harus dipertimbangkan penyakit lain selain abses peritonsil sebagai diagnosis banding. Contohnya adalah infeksi mononukleosis, benda asing, tumor / keganasan / limfoma, penyakit Hodgkin leukemia, adenitis servikal, aneurisma arteri karotis interna dan infeksi gigi. Kelainan-kelainan ini dapat dibedakan dari abses peritonsil melalui pemeriksaan darah, biopsi dan pemeriksaan diagnostik lain.

  • Komplikasi Komplikasi segera yang dapat terjadi berupa dehidrasi karena masukan makanan yang kurang. Pecahnya abses secara spontan dengan aspirasi darah atau pus dapat menyebabkan pneumonitis atau abses paru. Pecahnya abses juga dapat menyebabkan penyebaran infeksi ke ruang leher dalam, dengan kemungkinan sampai ke mediastinum dan dasar tengkorak.

  • Tatalaksana Terapi antibiotikInsisi dan drainaseTeknik aspirasi

  • PEMBAHASAN

    Analisis kasus Pasien laki - laki berusia 36 tahun datang kepoliklinik THT dengan keluhan lima hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh nyeri saat menelan, awalnya pasien merasakan sakit tenggorokan disertai dengan sulit untuk menelan. Satu hari sebelum masuk rumah sakit suara pasien berubah menjadi agak sengau, tenggorokan dirasakan semakin sakit sehingga sulit untuk menelan, demam (-), batuk (-). Riwayat tertusuk tulang ikan sebelumnya disangkal oleh pasien. Dari pemeriksaan fisik orofaring ditemukan terdapat benjolan didaerah peritonsilar dengan ukuran kira kira sebesar kelereng, hiperemis (+), nyeri tekan (+), tosil T2 T2, Pembesaran KGB (-).

  • DiagnosisAbses peritonsilar

  • Terapi

    Meloxicam tablet 2 x 7,5mgMeloxicam yang tergolong dalam generasi terbaru obat-obatan Non Steroid Anti-Inflamatory Drug (NSAID) efektif bisa mengobati nyeri dan inflamasi atau rematik (osteoarthritis dan rheumatoid arthritis).FarmakokinetikKadar puncak dalam plasma dicapai dalam 3 jam setelah pemberian per oral. Bila diberi bersama makanan yang kaya lemak, kadar puncak dalam plasma tertunda 1-2 jam. Kadarnya akan menurun sebanyak 37% bila diberikan bersama antasid yang mengandung alumunium dan magnesium. Celecoxib dimetabolisme oleh sitokrom P450 2C9 dan menghasilkan metabolit yang tidak aktif dan diekskresikan melalui feses sebanyak 57% dan 27% melalui urine. Cara kerja obat :Artrilox adalah obat NSAI (Non Steroid Anti Inflammatory) baru dari golongan asam enolat. Mekanisme kerja meloxicam sebagai efek anti-inflamasi, analgesik, dan antipiretik melalui penghambatan biosintesa prostaglandin yang diketahui berfungsi sebagai mediator peradangan. Proses penghambatan oleh meloxicam lebih selektif pada COX2 daripada COX1. Penghambatan COX2 menentukan efek terapi NSAI, sedang penghambatan COX1 menunjukan efek samping pada lambung dan ginjal.

  • Efek samping :Saluran cerna : dispepsia, rasa mual, muntah-muntah, rasa sakit di perut,konstipasi, rasa kembung, diare, bersendawa, esofagitis, ulkus gastro- duodenal, pendarahan gastro-intestinal makroskopik, jarang terjadi kolitis.- Fungsi hati menjadi abnormal untuk sementara waktu dengan peningkatan kadar transaminase dan btlirubin.- Fungsi ginjal menjadi abnormal dengan peningkatan kadar serum kreatinin dan/atau serum urea.- Pada kulit : pruritus, ruam kulit, stomatitis, urtikaria, jarang terjadi fotosensitisasi.- Anemia, gangguan jumlah sel darah : lekosit, lekopenia dan trombosito penia. Bila diberikan bersama-sama dengan obat mielotoksik yang potent, terutama methotrexate, akan menyebabkan terjadinya sitopenia.- Kardiovaskuler: edema, peningkatan tekanan darah, palpitasi, muka kemerahan.- Pernafasan : jarang terjadi timbulnya asma akut setelah pemberian aspirin atau obat-obat NSAI lainnya termasuk meloxicam. Sistem susunan saraf pusat : kepala terasa ringan, pusing, vertigo, tinitus, ngantuk.Interaksi obatSecara umum berinteraksi dengan obat yang menghambat sitokrom P450 2C9.Potensial berinteraksi dengan flukonazol, litium,furosemid, dan inhibitor ace.Tidak ada interaksi yang secara klinis bermakna dengan gliburid, ketokonazol, metotreksat, fenitoin, dan tolbutamid.

  • CiprofloxacinFarmakologiMerupakan derivat quinolon. Mekanisme kerja menghambat aktivitas DNA gyrase bakteri, bersifat bakterisida dngan spektrum luas terhadap bakteri gram positif maupun gram negatif. Ciprofloxacin diabsorbsi secara cepat dan baik melalui saluran cerna, bioavaibilitas absolut antara 69-86%, kira-kira 14-16% terikat pada protein plasma dan didistribusikan ke berbagai jaringan serta cairan tubuh. Metabolisme dihati dan dieksresikan melalui urin. IndikasiUntuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh kuman patogen yang peka terhadap ciprofloxacin.

  • Kontraindikasi Penderita hipersensitivitas pada ciprofloxacin, wanita hamil/menyusui, anak-anak pada masa pertumbuhan karena menghambat pertumbuhan tulang rawan dan pada usia lanjut hati-hati. Dosis : Ringan s/d sedang 2x250 mg Berat 2x500 mg

  • Metronidazole FarmakologiMetronidazole adalah antibakteri dan antiprotozoa sintetik derivat nitroimidazoi yang mempunyai aktifitas bakterisid, amebisid dan trikomonosid.Dalam sel atau mikroorganisme metronidazole mengalami reduksi menjadi produk polar. Hasil reduksi ini mempunyai aksi antibakteri dengan jalan menghambat sintesa asam nukleat.Metronidazole efektif terhadap Trichomonas vaginalis, Entamoeba histolytica, Gierdia lamblia. Metronidazole bekerja efektif baik lokal maupun sistemik.

  • Indikasi Infeksi bakteri anaerob, termasuk radang gigi (gingivitis) dan infeksi mulut lainnya, penyakit radang panggul (inflammatory pelvic disease), tetanus, abses otak, peritonitis, pneumonia nekrotikans, colitis berhubungan dengan antibiotic, ulkus kaki dan dekubitus dan profilaksis bedah, bacterial vaginosis, infeksi kulit jaringan lunak, gigitan binatang, infeksi nematode jaringan, vaginitis trikomonas, amubiasis dan giardiasis. KontraindikasiPasien dengan hipersensitifitas terhadap metronidazole atau devirat nitromidazol lainnya, ketergantungan alkohol kronik, dan kehamilan trimester pertama.

  • Komposisi:Tiap tablet mengandung metronidazol 250 mg.Tiap tablet salut selaput mengandung metronldazol 500 mg.

  • Anjuran:Makan makanan yang cair Menjaga kebersihan mulut

    PrognosisQuo ad vitam: bonamQuo ad sanam: bonam

  • TERIMA KASIH